EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PINJAMAN KREDIT MODAL TERHADAP PENGEMBANGAN UMKM PADA KOPERASI UKM DI KOTA BATU Libertus1, Risnaningsih2, Ahmad Mukoffi3 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
[email protected]
ABSTRAK Kebijakan program pinjaman kredit modal yang dihadapi oleh pihak koperasi UKM ini bertujuan untuk melastarikan tingkat pendapatan perekonomian masyarakat maupun negara yang selalu berkembang sampai saat ini. Apakah Kebijakan program pinjaman kredit modal koperasi UKM ini membantu pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Kebijakan program pinjaman kredit modal koperasi UKM ini membantu pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif (descriptive research). Hasil penelitian adalah kebijakan Program Pinjaman kredit modal untuk UMKM yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Kota Batu, secara aplikatif cukup efektif, kebijakan Program Pinjaman kredit modal untuk UMKM dapat memberikan nilai manfaat, berdasarkan hasil temuan faktor pendukung atas program pinjaman kredit modal dapat membangun. Kata kunci : Evaluasi Kebijakan, Modal, UMKM dan Koperasi
ABSTRACT Capital loan program policies faced by SME cooperative aims to melastarikan income levels of society and the economy of the developing countries that are always up to date. Is the policy of cooperative capital loan program helps the development of SME Micro Small and Medium Enterprises ( SMES ) . The purpose of this study was to determine whether the policy of cooperative capital loan program is to help the development of SMES Micro Small Medium Enterprises ( SMES ) . This type of research that will be used in this research using descriptive (descriptive research) . Results of the study is the policy of capital credit loan program for SMEs conducted by the Department of Cooperatives Batu , applicative quite effective , policy loans Loan Program can provide capital to SMEs benefit value , based on the findings of the supporting factors on capital loan program can build. Keywords : Evaluation of Policy , Capital , SMES and Cooperatives
PENDAHULUAN Dilihat dari permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini mengenai pengembangan modal usaha yang masih relatif rendah, Diharapkan kepada Koperasi UKM dapat memperhatikan kemajuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena UMKM merupakan salah satu tulang punggung Indonesia untuk meningkatkan, kemajuan dan perkembangan pendapatan ekonomi Indonesia. Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) sudah menjadi salah satu usaha yang sangat berkembang pesat di Indonesia, dan banyaknya persaingan usaha ini yang sangat ketat. Berdasarkan pernyataan kepala kementerian koperasi bahwa jumlah UKM di Indonesia mencapai 56,5 juta, dimana 99,8 persennya berasal dari sektor UMKM. Jumlah tersebut meningkat dari tahun ke tahun bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Besarnya pengaruh UMKM
terhadap pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia, sudah selayaknya pemerintah berperan dalam pembiayaan dan pengembangan sektor ekonomi ini, terutama dalam hal pembiayaan modal kepada UMKM. Menurut Susanta dan Sayamsuddin (2009:109) bahwa permasalahan modal sering dianggap sebagai hambatan terbesar dalam suatu usaha. Masyarakat memandang bahwa modal merupakan hal penting yang diperlakukan dalam usaha, tetapi bukan yang utama. Hal itu dikarenakan saat ini adanya program kredit modal koperasi yang dapat memberikan atau membantu pihak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam pengembangan usaha rakyat. Kebijakan program pinjaman kredit modal yang dihadapi oleh pihak koperasi UKM ini bertujuan untuk melastarikan tingkat pendapatan perekonomian masyarakat maupun negara yang selalu berkembang sampai saat ini. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul:
Evaluasi Kebijakan Program Kredit Modal Terhadap Pengembanggan UMKM Pada Koperasi UKM. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu : Apakah Kebijakan program pinjaman kredit modal koperasi UKM ini membantu pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui apakah Kebijakan program pinjaman kredit modal koperasi UKM ini membantu pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) . TINJAUAN PUSTAKA Evaluasi kebijakan merupakan perspektif alur proses/siklus kebijakan program pinjaman kredit modal terhadap pengembangan UMKM, yang menempati yang paling terakhir setelah adanya implementasi kebijakan, sudah sewajarnya jika program yang telah dibuat dan dilaksanakan lalu dievaluasi. Dilihat dari penilayan antara teori (kebijakan) maupun prakteknya yang berdampak atas kebijakan, bagaimana jika dampak tersebut tidak sesuai apa yang diperkirakan. Menurut Undang – Undang tentang Perbankan No. 10 tahun 1998 bahwa penyediaan modal maupun tagihan agar dapat disesuaikan oleh karena itu berdasarkan ketetapan atas kesepakatan pinjam maupun meminjam antara koperasi maupun pihak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang mengajukan pihak peminjam melunasi setelah jangka waktu yang dibatasi dan dengan pemberian pembayaran bunga.
Kredit merupakan salah satu jenis kewajiban untuk melakukan pembayaran tepat pada waktu yang disepakati di waktu yang akan datang, (Thomas, 2003). Tulus (2002) mengatakan bahwa modal merupakan salah satu faktor utama dalam pengembangan usaha baik yang bersekala kecil, menengah maupun bersekala besar. Menurut pengertiannya Neti (2009) menyampaikan bahwa didalam mengawali suatu usaha yang sangat dipermasalahkan mengenai tentang modal, Karena modal merupakan salah satu faktor utama diantara factor-faktor yang lain. Artinya, bahwa usaha tidak akan pernah berjalan tanpa adanya modal. Hal ini menyatakan bahwa modal merupakan faktor yang utama dan penentu dari suatu kegiatan pengembangan usaha. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pengertian usaha mikro adalah usaha yang produktif yang terdiri orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi ciri-ciri Usaha Mikro sebagaimana yang diatur oleh UndangUndang. Ciri-ciri Usaha Mikro dalam Undang-undang tersebut yaitu: a. Mempunyai kekayaan bersih sebanyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah maupun bangunan usaha. b. Mempunyai penjualan tahunan sebanyak Rp.300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). Adapun yang dimaksud Usaha Mikro yang dapat diberikan oleh pihak lembaga lainya.
Dilihat dari Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2005 yaitu: 1. Kedudukan yang paling utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor. 2. Tersedianya atas lapangan kerja. 3. Penting dalam pengembangan ekonomi lokal maupun pemberdayaan masyarakat. 4. Terciptanya pasar baru maupun sumber inovasi. Menurut Tambunan (2002), menyatakan bahwa ada beberapa permasalahan yang sering dihadapi UMKM, antara lain: 1. Kesulitan pemasaran Salah satu aspek dalam pemasaran ialah kurangnya impormasi dari pasar domestik atas produk inpor, maupun ekspor. 2. Keterbatasan keuangan Permasalahan utama yang dihadapi UMKM di Indonesia ialah aspek keuangan seperti: mobilisasi modal awal (start-up capital) dan ases modal kerja. 3. Terbatasnya teknoloni Keterbatasan jaringan teknologi untuk pengembangan usaha rumah tangga (mikro) disebabkan oleh banyak factor diantaranya, yaitu keterbatasan modal investasi untuk membeli teknologi baru atau untuk memudahkan proses produksi, terbatasan informasi dalam perkembangan usaha teknologi atau alat-alat produksi baru, terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM), yang dapat mengopermasikan mesin-mesin baru untuk inovasi-inovasi dalam produk maupun proses produksi. 4. Terbatasnya sumber daya manusia (SDM)
Terbatasnya sumber daya manusia (SDM) UMKM di Indonesia terutama dalam aspek manajemen, produksi, pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis, teknik pemasaran dan penelitian pasar. 5. Masalah bahan baku Masalah bahan baku dan bahan pembantu lainya sering menjadi salah satu kendala bagi pertumbuhan produk yang dihasilkan atau kelangsungan produksi bagi banyak usaha mikro karena ketersediaan jumlah bahan baku yang sangat terbatas. Koperasi merupakan salah satu jenis perusahaan yang beranggotakan orang ataupun badan hukum yang berlandaskan asas kekeluargaan demokrasi ekonomi. Koperasi merupakan penjabaran dari UndangUndang Dasar tahun 1945 yang mempunyai pasal 33 ayat (1). Sebagaimana koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian Indonesia. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah tempat dimana penelitian melakukan kegiatan penelitian untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, pada penelitian ini peneliti memilih lokasi di Koperasi UKM Jl. Raya Oro-Oro Ombo No.09 Kota Batu, Jawa Timur. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif (descriptive research) adalah dengan mengumpulkan, menganalisis, menyajikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kredit modal terhadap
pengembangan UMKM. Penelitian jenis ini dapat dilakukan pada taraf atau kadar kajian dan analisis yang mengungkapkan suatu gejala /pertanda dan keadaan sebagaimana adanya. Hasil penelitian dan kesimpulan yang diambil menggambarkan suatu gejala/persitiwa seperti apa adanya yang terjadi (Supardi,2005:27). Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dan lapangan (case and field study). Menurut pendapatnya Indriantoro (1999:26), yaitu dimana studi kasus dan lapangan merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer Data primer merupakan suatu data yang diperoleh langsung dari pihak perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. 2. Data sekunder Data sekunder yaitu data yang merupakan suatu bentuk data yang diperoleh dari sumbersumber lain yang berkaitan atau berhubungan dengan penelitian dan menyangkut tentang masalah-masalah yang diteliti dalam penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah evaluasi kebijakan program pinjaman kredit modal terhadap pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu: 1. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara
langsung dengan pihak yang terkait oleh permasalahan penelitian. 2. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari, mencatat dan membawa fotocopy dokumen atau catatan yang berhubungan dengan prosedur kebijakan program pinjaman kredit modal terhadap pengembangan UMKM di koperasi UKM, di kota BATU. 3. Observasi Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian, guna mendapatkan informasi yang akurat tentang masalah yang ada. Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah : 1. Mengumpulkan data-data yang diperoleh. 2. Mendeskripsikan data yang diperoleh sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan. 3. Mengevaluasi data yang ada untuk menemukan hubungan antara data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dengan landasan teori yang digunakan. 4. Menarik kesimpulan dan saran HASIL PENELITIAN Capaian dan Kegagalan Kinerja Beberapa capaian yang diperoleh yaitu sebagai berikut : 1. Gebyar Kuliner Nusantara silahturami walikota batu dengan gerakann koperasi dan pelaku umkm, lomba bagi siswa tk dan sd bertemakan koperasi. 2. Pengembangan jaringan usaha antar koperasi di kota batu dengan koperasi Warga semen gresik. 3. Revitalisasi koperasi agar mampu menjalankan usahanya Koperasi
Aneka Riman Abadi, Koperasi Sinar Surya dan Koperasi Apel Hotel Kartika Wijaya. 4. Penyelenggaraan Batu Saturday Night yang bertujuan untuk mempromosikan produk produk UMKM yang berkualitas dan sebagai alternatif pusat kuliner Kota Wisata Batu pada akhir pecan. 5. Pelatihan pada 40 calon wirausaha batu berupa keterampilan Glasspainting dan ketrampilan membatik menggunakan pewarna tekstil. 6. Pameran Jatim Fair tanggal 9 s/d 19 Oktober 2014. 7. Pameran dalam rangka HUT Koperasi tingkat Propinsi Jawa Timur di Magetan tanggal 21 s/d 24 Junii 2014. 8. Pameran Pameran Nasional Inacraf JHCC Jakarta yang diikuti Batu Sora Art, Sanggar Semar dan Aris Kaligrafi, . 9. Pameran Batik Bordir aksesoris Fair 2014 Grand City Surabaya yang diikuti Olive Batik da Raden Wijaya dan Pameran Apeksi Komwil Jatim di Madiun yang diikuti IKM Olahan Susu, Kripik Buah, Sari Apel dan Makanan berbahan Apel . 10. Pameran Smes’co di Jakarta Convention Centre dan talk show entrepreneur. 11. Penyaluran bantuan subsidi sembako murah terhadap 5.439 Keluarga miskin. 12. Sosialisasi UU No 17 Tahun 2012 pada 75 Koperasi yang ada di Kota Batu. 13. Penilaian analisis tingkat Kesehatan Koperasi sebanyak 54 Koperasi Dari 54 Koperasi yang telah dianalisa terdapat penilaian kategori sehat 1 Koperasi Kartika wikan Vyata Lemjiantek Arhanud,
cukup sehat 34 Koperasi, kurang sehat 18 Koperasi dan tidak sehat 1 koperasi. 14. Pelatihan penggunaan alat dan pendampingan usaha untuk pada mengaplikasin teknologi tepat guna berupa bantuan alat pasteurisasi susu menggunakan listrik KUB Sekar duto Toyomerto Desa Pesanggrahan, KUB Margo Makmur Mandiri Brau Desa Gunungsari dan KUB Sumber Makmur Desa Beji . 15. Pelatihan dan bantuan alat serta pendampingan bagi sumber daya lokal bagi Sumber daya lokal bambo di desa Sumberrejo kepada KUB Bambu Rejo dan Pengolahan Kulit Kelinci di desa Bulukerto kepada KUB Kerta Jaya. 16. Fasilitasi forum kerjasama dan studi banding ke Daerah Istimewa Jogyakarta sebagai daerah sentra industri kerajinan dan olahan makanan untuk 40 IKM Kota Batu. 17. Penerapan SNI untuk meningkatkan daya saing industri sebanyak 10 IKM yang telah memiliki ijin usaha dan belum memiliki Paten Merk Dagang dan IKM Olahan Makanan yang belum memiliki label Sertifikat Halal. 18. Pelatihan, bantuan alat dan pendampingan usaha Nugget sayur sehingga tumbuh menjadi wirausaha baru. untuk memumbuhkan wirausaha baru memalui pemberdayaan perempuan dan Alumni Siswa SMK di Kota. Untuk mencapai tujuan visi, misi dan tujuan Dinas Koperasi dan UKM, terdapat beberapa kendala yang ada disebabkan karena kurang perencanaan yang lebih baik sehingga pelaksanaan program tidak
tepat waktu. Oleh karena itu ke depan membutuhkan manajemen waktu yang lebih baik. Kendala capaian kinerja tentunya akan mendorong kantor dinas untuk menentukan strategi pemecahan masalah pada kinerja hendaklah didasarkan dengan adanya pengetahuan yang mendalam akan tugas pokok dan fungsinya sehingga fungsi dapat berjalan dengan baik. Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa pemahaman pelaksana kebijakan terhadap program pinjaman sudah efektif. Namun yang perlu ditingkatkan adalah pemahaman terhadap kebijakan pinjaman kredit dari sudut pandang UMKM. Pemahaman yang perlu di tingkatkan mengenai mekanisme, proses, hingga konsekuensi yang harus ditanggung UMKM sebagai timbal balik atas modal yang di pinjamnya. Pinjaman kredit modal yang di laksanakan oleh koperasi UMKM tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan nilai investasi, tetapi juga memberikan nilai tambah barang yang akan diproduksi, yang dapat memperkuat permodalan bagi bagi UMKM. Dengan pemberian pinjaman kredit modal mempunyai nilai manfaat yang dapat mendukung UMKM agar berkembang di Kota Batu. Di samping itu juga dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang mandiri dan tangguh yang akan menjadi usaha yang besar. Hal lain yang juga dirasakan oleh UMKM adalah meningkatkan kelompok usaha bersama yang memiliki kompetensi sehingga mampu meningkatkan daya saing di segment pasar dan memberikan dampak peningkatan nilai tambah dan perluasan kesempatan kerja. Untuk mendukung terealisasinya program pinjaman kredit modal kepada UMKM terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu, sebagai berikut : 1. Undang-Undang No. 32 dan 33 Tahun 2004 tentang peraturan
Pemerintahan Daerah dan pemerintah pusat untuk mengatur keuangan dalam rumah tangga sendiri, dengan kewenangan tersebut dapat mendorong kemandirian daerah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat daerahnya. 2. Tersedianya dana pinjaman baik dari pemerintah maupun lembaga keuangan lainnya. 3. Perkembangan pasar yang semakin meningkat sehingga menunjukkan berkembangnya UMKM atas dana pinjaman kredit modal. 4. Semakin bertambahnya UMKM yang dapat memacu masyarakat untuk mengembangkan usaha yang telah berjalan dan membangun usaha baru. Faktor-Faktor yang Menghambat Program Pinjaman Kredit. Program pinjaman kredit modal dapat membantu UMKM dalam mengembangkan usahanya. Namun, terdapat juga faktor yang menghambat kelancaran realisasi program pinjaman kredit modal, yaitu : 1. Masih banyak sumber daya manusia UMKM yang memiliki mental rendah, artinya jiwa wirausaha yang sangat rendah baik ilmu pengetahuan maupun pengalaman. 2. Masih lemahnya akses terhadap modal yang dimiliki UMKM secara mandiri. 3. Banyak masyarakat yang tidak memiliki jaminan untuk melakukan pinjaman modal kredit.
PENUTUP Kesimpulan 1. Kebijakan Program Pinjaman kredit modal untuk UMKM
yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Kota Batu, secara aplikatif cukup efektif, hal ini dapat diketahui dari hasil temuan pada objek penelitian secara aplikatif pendistribusian pinjaman modal kredit masih di hadapkan pada persoalan administratif, sehingga pinjaman yang diberikan kepada UMKM belum sepenuhnya terealisasi sepenuhnya. 2. Kebijakan Program Pinjaman kredit modal untuk UMKM dapat memberikan nilai manfaat, hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil temuan pada objek penelitian bahwa program pinjaman dapat mempermudah UMKM dalam mengembangkan usahanya. 3. Berdasarkan hasil temuan faktor pendukung atas program pinjaman kredit modal dapat membangun perekonomian kerakyatan. Saran 1. Membekali sumber daya manusia UMKM agar memiliki mental wirausaha yang tinggi. 2. Meningkatkan akses terhadap modal pinjaman bagi UMKM. 3. Mempermudah administrasi pinjaman modal bagi UMKM. Daftar Pustaka Anwari, 2001, Praktek Perbankan di Indonesia, Balai Aksara, Cetakan Pertama: Jakarta. Badan Pusat Statistik, 2009, Kalinyamatan dalam Angka, Jepara. Davidsson, et. Al, 2002, Empirical of Business Growth Factors Using Swedish Data. Journal of Small Business Management. Volume 40 (4). (hal 332-349) (diunduh 25 Desember 2013)
Haryadi, Kamal, 2010, Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM. Studi Potensi Pembinaan UMKM Prov. Jambi. Jambi:Universitas Negeri Jambi. ( 19 Desember 2013) Ife, Jim dan Tesoriero, Frank, 2008, Community Development, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Kasmir, 2007, Bank dan Lembaga Keuangan. RajaGrafindo, Jakarta. Kasmir, 2011, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), Menurut badan Pusat Statistik (BPS), dan Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni Tahun 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008. Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2009. Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2007-2008. Diakses tanggal 4 Februari 2010, dari http://www.depkop.go.id. Kementrian Sosial. Republik Indonesia, 2008. Undang-Undang Nomor 10 tahun 28 Pasal Tentang Perbankan: Jakarta. Kriteria UMKM, 2013, http:/www.etalasekediri.com/2012 /10/kriteria-usaha-mikro-kecildan-menengah.html (diunduh 26 Septembet 2013) Mardiyantmo, 2008, Kewirausahaan untuk SMK kelas XI. Jakarta: Yudistira. McNamara, Carter, 1997-2010, Basic Guide to Program Evaluation. Authenticity Consulting, LLC
Nuryana, Mu’man, 2009, Program Evaluation. Departemen Sosial RI. Pusdatin Kesos Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Riyanto,Bambang, 2001, Dasar-dasar pembelajaran perusahaan. Edisi keempat Yogyakarta: BPFE. Sinungun, Muchdarsyah, 2000, DasarDasar dan Teknik Manajemen Kredit, PT Bumi Aksara: Jakarta. Supardi, 2005, Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis.UU Press.Yogya. Susanta, Gatut dan M. Azrin Syamsuddin, 2010, Cara Mudah Mendirikan UMKM dan Mengelola UMKM. Jakarta: Raih Asa Sukses. Suyatno, (2000), Dasar-Dasar Perkreditan, PT Gramedia Utama: Jakarta Tambunan, T.H, 2002, Ekonomi Usaha Kecil Menengah. Jakarta: Salemba Empat. Tulus Tambunan, 2002, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba.