ANALISIS KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) (studi pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: Yoshida Murry 208046100019
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, April 2014
Yoshida Murry
iii
ABSTRAK Yoshida Murry, 208046100019. Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1435 H / 2014 M. Judul Skripsi: Analisis Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tentang kebijakan dan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh Dinas Koperasi Kota Tangerang Selatan dan KJKS dalam rangka pengembangan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dinas Koperasi dan UKM didalam Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan UKM yaitu Penyusunan, perumusan, program kerja strategis dan teknis dalam pemberian bimbingan dibidang perkoperasian dan usaha mikro kecil serta memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha. Penelitian ini menggunakan dua metode: pertama, studi pustaka (library research) yang bersumber dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, majalah surat kabar, internet serta beberapa artikel yang relevan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini. Kedua, studi lapangan (field research) dengan mengadakan pengamatan langsung ke Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dan KJKS dengan teknik wawancara dan studi dokumenter. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembinaan dan pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM dalam mengembangkan Koperasi jasa Keuangan Syariah adalah dengan cara melakukan kegiatan dan program baik jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu dengan cara bekerja sama dengan lembaga lain, berbagai pihak, antar daerah dan dengan cara melakukan sosialisasi, pelatihan, pembinaan serta pendataan KJKS. Kata Kunci: Kebijakan, Pembinaan, Pengembangan.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-NYA, shalawat dan salam semoga senantiasa Allah SWT limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu tugas akhir memenuhi syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “ANALISIS KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH.” Dengan selesainya penulisan skripsi ini, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang talah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak akan mendekati kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada: 1. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak kesempatan kepada penulis dapat belajar dan menggali ilmu pada Fakultas yang beliau pimpin. 2. Kepada Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Kepada Ibu Mufidah, SHI Sekretaris Non Reguler yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis. 4. Kepada Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH. Dosen pembimbing penulis yang telah memberikan banyak arahan, saran dan masukan dalam penulisan skripsi. 5. Kepada Bapak Nurdin, Ibu Hj. Ratna Nuri Aryanti, Bapak Ahmad Nur Al Pija dan staff Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, yang telah memberikan banyak waktu kepada penulis dalam wawancara maupun pemberian data dan dokumen. v
6. Kepada KJKS Al-Jibal, Al-Hurriyah, Al-Ittihad di Kota Tangerang Selatan, yang telah banyak memberikan waktu kepada penulis untuk wawancara. 7. Kepada seluruh Dosen pada Konsentrasi Perbankan Syariah atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalamannya yang menjadikan penulis percaya diri akan prinsip-prinsip syariah khususnya dibidang ekonomi. Serta staff Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Kepada orang tua tercinta Almarhum Bapak (H. Syarifuddin), Ibu Titin hartini, yang telah memberikan seluruh jiwa raga untuk mendidik, membesarkan, dan menyayangi penulis. Serta sodara Akiki-ka ika, ka adeteh oce dan nanda, keluarga besar dan Nandi Hermawan yang selalu membantu dan memberikan semangat kepada penulis. 9. Kepada Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan. Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi pembaca. Amin Ya Rabbal Alaamin.
Tangerang Selatan, April 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................
i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................
iii
ABSTRAK ............................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..........................................................................
v
DAFTAR ISI .........................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................
5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..........................
6
D. Metode Penelitian ................................................................
8
E. Teknik Pedoman Penulisan .................................................
10
F. Tinjauan Pustaka .................................................................
11
G. Sistematika Penulisan ..........................................................
13
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pembinaan .........................................................
15
B. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) ...........................
17
a. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah ........
17
vii
b. Landasan Hukum Koperasi syariah ......................
18
c. Tujuan Koperasi Syariah .......................................
19
d. Fungsi Koperasi Syariah .......................................
19
e. Hukum Pendirian Koperasi ...................................
22
f. Landasan Kerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah ...........................
23
g. Tujuan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah .............
24
h. Prinsip Operasional Koperasi Syariah ..................
25
i. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah ..................................................................
28
BAB III DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG SELATAN A. Sejarah Singkat Dinas Koperasi dan UKM .........................
30
B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM ............................
30
C. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi dan UKM ..........
33
D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM ...................
35
E. Data Perkembangan Koperasi .............................................
35
F. Kebijakan pada Urusan Koperasi dan UKM ........................
35
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) A. Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan .................................................................................
viii
38
B. Pola Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah ...............................................................
44
C. Analisis SWOT Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan ................................................................
48
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................
55
B. Saran-saran ..........................................................................
56
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
58
LAMPIRAN - LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi Berbadan Hukum ....................
35
Tabel 2. Kebijakan Urusan Koperasi dan UKM ...................................
36
Tabel 3. Matriks SWOT Dinas Koperasi dan UKM ............................
51
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Prinsip Operasional Koperasi Syariah ...............................
26
Gambar 2. Struktur Organisasi Syariah ...............................................
28
Gambar 3. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan .................................................................................
xi
35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pertumbuhan dan perkembangan tidak sedikit koperasi yang mengalami situasi yang tidak kondusif dalam pelaksanaannya. Banyak koperasi yang mempunyai modal cukup tetapi selanjutnya merosot ke tingkat kehancuran yang berakhir dengan pembubaran atau tidak sedikit pula yang namanya tetap ada tetapi tidak berfungsi sama sekali. Menurut beberapa pengamatan hal ini terjadi dikarenakan pengurus kurang memiliki kecakapan dan kemampuan dalam mengelola koperasi dan selain itu kurangnya peran serta para anggotanya didalamnya.1 Pemerintah dalam
membina dan
mengembangkan koperasi
terkadang kurang menyadari bahwa hakekat sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi pasar. Koperasi harus dikembangkan dalam kerangka dan ruang lingkup ekonomi pasar tanpa komando dan monopoli. Koperasi tidak dapat dipaksa beroperasi sebagai alat kebijaksanaan pemerintah, tetapi sebaliknya Koperasi juga tidak bisa berkembang bila diberi monopolidan hak-hak istimewa yang mematikan mekanisme ekonomi pasar. Koperasi adalah sokoguru atau tiang-tiang pokok penyangga ekonomi rakyat banyak,
1
Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1994), Cet 3,
h. 16.
1
2
dan sokoguru hanya akan kuat apabila peran serta anggotanya benar-benar berjalan secara aktif dan efektif.2 Di Indonesia kehadiran Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) sangat membantu akan peningkatan ekonomi nasional, dimana kehadiran KJKS bertujuan untuk memperkokoh perekonomian syariah sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya, membangun dan mengembangkan potensi ekonomi masyarakat serta meningkatkkan kesejahteraan ekonomi dan sosial memberikan modal kepada pedagang-pedagang kecil. Dalam GBHN 2004, tertulis bahwa upaya
pembinaan dan
pengembangan UKM merupakan suatu keharusan agar industri kecil dapat tumbuh sebagai bagian dari dunia usaha yang kuat, tangguh, efisien, dan mandiri. Sehingga diharapkan pengoptimalan dan pengembangan KJKS dapat dilaksanakan secara simultan dalam kerangka kerja yang komperhensif dengan berbagai upaya lain seperti pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pembangunan sosial, dan penyediaan berbagai infrastruktur pendukung lainnya. Dalam kegiatan KJKS terdapat kendala-kendala yang mempengaruhi perkembangan KJKS seperti kurangnya pemahaman pengururs terhadap KJKS, kurangnya pembinaan terhadap usaha mereka, baik itu dari lembagalembaga terkait terhadap berdirinya KJKS maupun pihak lain, legalitas hukum, akses ke lembaga terkait dikarenakan kehadiran KJKS yang masih
2
Mubyarto., sistem dan moral ekonomi Indonesia, (Jakarta : LP3ES, 1988), Cet. I, h. 76.
3
baru,
menyebabkan
sulitnya
pemberian
modal3,
kebijaksanaan
dan
penanaman modal dirasa kurang menunjang usaha peningkatan modal koperasi, yang umumnya dimiliki dan dikelola oleh masyarakat penghasilan rendah.4 KJKS dikembangkan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi yang antara lain, terjelma dalam pemerataan pendapatan dimasyarakat melaluli pertumbuhan koperasi-koperasi yang sehat. KJKS digerakkan agar distribusi dari pemilikan asset (kekayaan) dan kesempatan berusaha dalam masyarakat diperbaiki secara fungsional dan terus-menerus. Bahkan sementara para ahli mengatakan koperasi sebagai gerakan yang beperan untuk turut mempercepat proses capital ownership reform. Karena koperasi muncul sebagai countervailing power atau balance wheel (roda pengimbang) terhadap kapitalisme yang tak terbendung. Rasanya untuk indonesia akan lebih dari itu, koperasi akan berperan sebagai subtantive power (kekuatan subtantif) dalam sistem perekonomian.5 Untuk mengatasi masalah yang dihadapi KJKS dibutuhkan kehadiran suatu
lembaga
yang
dapat
membantu
mengembangkan,
membina,
mengayomi dan memajukan usaha mereka, sehingga KJKS dapat bertahan dan berkembang pesat. Dimana lembaga tersebut bertugas sebagai motivator, komunikator,
dinamisator,
dan
fasilitator
yang
merupakan
peran
pengembangan koperasi melalui kelembagaan sehingga para pelaku KJKS 3
Wawancara pribadi dengan Husen Ketua KJKS Hijrah Usaha Mikro, Ciputat Oktober
2012. 4
Ahmad Dimyati, Dkk., Islam dan Koperasi : Telaah peran serta umat islam dalam pengembangan koperasi, (Jakarta, 1989), Cet. I, h. 199. 5 Thoby Mutis, Pengembangan Koperasi, (Jakarta, 1992), Cet. 1, h. Ix.
4
dapat memberi kemaslahatan bagi masyarakat khususnya masyarakat muslim. Dinas koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan mempunyai peran penting dalam pengembangan KJKS, karena dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kecil, terutama kalangan menengah kebawah, serta koperasi di Indonesia makin berkembang. Latar belakang berdirinya Dinas Koperasi dan UKM ini berlandaskan pada banyaknya koperasi dan para pelaku usaha kecil dan menengah yang belum terbina terdiri 294 unit koperasi aktif dan 77 unit koperasi tidak aktif, modal sendiri 153.493,26 modal luar 64.793,55 volume usaha 131.699,13 dan 1700 UKM.6 Dan dari data ditahun terakhir terdapat KJKS di Kota tangerang Selatan sebanyak 27 KJKS yang diantaranya KJKS Al-Ittihad, Al7 Hurriyah dan Al-Jibal. Jika dirata-ratakan, satu koperasi beranggota 20 orang
maka 7120 orang atau sekitar 15 % warga tangsel adalah anggota koperasi.8 Pada Dinas Koperasi Usaha kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan, struktur organisasi tertinggi dikepalai oleh seorang Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Sekretaris dan 3 (tiga) kepala bidang yaitu bidang koperasi, bidang UMKM dan bidang fasilitasi dan pembiayaan, yang masing-masing membawahkan 3 kepala seksi / kasubag.9
6
Data Koperasi berdasarkan Kab atau Kota Provinsi Banten Husen http://www.himkopsyahtangsel.blogspot.com/, diakses pada 8 Oktober 2012. 8 Abdul biya http://dekopindatangsel.com/berita/38-utama/56-airin-ajak-mahasiswakembangkan-koperasi.htm diakses pada Oktober 2012 9 Wawancara pribadi dengan Hj. Ratna Nuri Aryatni Ketua Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan pada 8 Oktober 2012 7
5
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sebagai lembaga yang bergerak dibidang ekonomi tentunya tidak lepas dari masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalanjakan roda organisasinya yang dipengaruhi perkembangan,
pertumbuhan
dan
pola
hidup
masyarakat.
Untuk
mengatisipasi kondisi tersebut tentunya pengelola Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan KJKS, perlu pengembangan dan pembinaan yang tepat sehingga Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dapat bertahan dan terus mengambangkan perekonomian rakyat, khususnya diwilayah Tangerang Selatan. Berdasarkan uraian diatas, maka untuk mengetahui lebih jauh mengenai pembinaan dan pengembangan KJKS pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan kedalam skripsi dengan judul “Analisis Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, topik yang dibahas pada analisa kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel dalam pembinaan dan pengembangan KJKS, maka analisis penulis dari aspek internal dan eksternal. 1. Pembatasan Masalah
6
Masalah yang diteliti Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel dan pelaksana KJKS. Masalah yang diteliti pembinaan dan pengembangan KJKS di Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan. 2.
Perumusan Masalah Dengan membatasi pembahasan, penulis merumuskan pokok masalah dalam skripsi ini sebagai berikut : a. Kebijakan apa yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel dalam membina dan mengembangkan KJKS? b. Bagaimana pola Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel untuk membina dan mengembangkan KJKS? c. Analisis hambatan (tantangan) yang dihadapi Dinas Koperasi dan UKM dalam melakukan pembinaan dan pengembangan KJKS?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan beberapa permasalahan sebagai berikut: a.
Mengetahui kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam pembinaan dan pengembangan KJKS
7
b.
Untuk mengetahui pola apa saja yang mempengaruhi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel dalam upaya pembinaan dan pengembangan KJKS
c.
Menganalisa hambatan dan tantangan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel dalam pembinaan dan pengembangan KJKS.
2. Manfaat Penelitian Sejalan dengan tujuan penelitian maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, civitas akademika, dan para praktisi koperasi jasa keuangan syariah. 1.
Bagi peneliti, mendapat pengetahuan dan pemahaman tentang koperasi dan UKM, memperoleh bukti yang signifikan terhadap masalah yang diteliti
2.
Bagi Program Studi Muamalat, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi yang berharga mengenai pembinaan koperasi dan usaha kecil menengah.
3.
Bagi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pembinaan dan pengembangan KJKS.
8
D. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan ditempat : a. Dinas Koperasi dan UKM Tangsel Komplek Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Jl. Raya Serpong KM. 12 Villa Serpong BSD Serpong Utara Kota Tangerang Selatan 15323. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari lapangan.10 Penelitian ini menganalisa kebijakan dalam pembinaan dan pengembangan Koperasi Jasa keuangan Syariah (KJKS) pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan yang ditinjau dari internal dan eksternal. 3. Jenis Data a.
Data Primer yaitu data yang terkait dengan kebijakan pembinaan dan pengembangan pada Dinas Koperasi dan UKM berupa observasi lapangan terbatas (dialog dan berwawancara dengan pihak DINKOP yang terlibat langsung dalam pembinaan terhadap KJKS yang menjadi binaannya) melalui wawancara kepada KJKS setelah dibina oleh Dinas Koperasi dan UKM.
10
h. 35
Irwan Soehartono, Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), Cet 1,
9
b.
Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari berbagai literature dan referensi lain seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, serta setiap artikel yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, duhimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs internet.
4. Pengumpulan Data a.
Kajian pustaka yang dilakukan untuk mencapai pemehaman yang komperhensif tentang konsep-konsep yang akan dikaji. Bahan yang digunakan untuk kajian pustaka ini yaitu buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, majalah surat kabar, serta beberapa artikel yang relevan yang berkaitan dengan masalah yang penulis angkat, yaitu yang berkaitan dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
b.
Studi lapangan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan tentang pembinaan dan pengembangan KJKS pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel. Untuk memperoleh data yang ada di lapangan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1) Wawancara Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari responden (baik dari pejabat DINKOP dan UKM Kota Tangerang Selatan maupun pelaksana KJKS) atau metode pengumpulan data
10
dengan tanya jawab yang dikerjakan berlandaskan pada tujuan penelitian
dengan
menggunakan
panduan
wawancara.11
Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.12 2) Studi Dokumenter Dilakukan
dengan
mempelajari
dokumen-dokumen
yang
sehubungan dengan aktifitas yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan mengenai pembinaan dan pengembangan KJKS. 5. Teknik Analisis Data Dalam melakukan analisa data, data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana penulis terlebih dahulu mengumpulkan dan memaparkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan berbagai pihak. E. Teknik Pedoman Penulisan Pada penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 yang merupakan pedoman penulisan karya ilmiah mahasiswa UIN Jakarta, khususnya Fakultas Syariah dan Hukum.13
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2012), Cet 12, h. 235 12 Sutrisno Hadi, Metodologi Research: Jilid 2, (Yogyakarta: Andi 2004), Cet 10, h. 218 13 Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta 2012).
11
F. Tinjauan Pustaka No 1.
Peneliti
Judul
Herni Murniasih Peran (Skripsi UIN 2003)
FSH Syari’ah
Hasil
Perbankan Pola penyaluran pembiayaan dalam secara
syariah
Jakarta, Membangun Usaha pengusaha Kecil dan Menengah
menengah
kepada
kecil
dan memiliki
kekhususan, mengingat setiap jenis
bidang
usaha
atau
proyek yang akan dibiayai memerlukan skema fiqih yang spesifik. Pola penyaluran dana syari’ah memiliki keunggulan komperatif dibandingkan pola konvensional, pembiayaan
karena berkaitan
langsung dengan sektor rill dan ditunjukan kepada usaha yang halal, tidak ada peluang melipatgandakan serta lebih adil
dalam
keuntungan
mendapatkan dan
menananggung resiko sesuai
12
dengan prinsip bagi hasil. 2.
Najibul (Skripsi UIN
Millah Strategi FSH Koperasi Jakarta, dalam
2008)
Pusat Strategi
dilakukan
Syariah Puskopsyah kepada koperasiupaya koperasi
Pengembangan Koperasi
yang
sebagai
primer
syariah
mitranya
adalah
Syariah dengan melakukan sosialisasi
primer
dalam
bentuk
manajer
pengajian,
oprasional
dan
keuangan melakukan analisa kelayakan
pembiayaan,
koperasi
primer
permohonan Usaha
membuat pembiayaan
Ekonomi
Rumah
Tangga. 3.
Sentot
Harman Pembinaan
dan Pembinaan
Glendoh (Jurnal Pengembangan
pengembangan
FE
dilaksanakan
Universitas Usaha Kecil
Kristen 2001)
Petra,
dan usaha
kecil dengan
memperhatikan klasifikasi dan tingkat perkembangan usaha kecil.
Ruang
lingkup
pembinaan pengembangan
dan usaha
kecil
13
meliputi
bidang
pengolahan,
produksi,
sumber
daya,
manusia dan teknologi.
G. Sistematika Penulisan Hasil akhir dari penelitian ini akan dituangkan dalam laporan tertulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
Pada bab ini membahas latar belakang masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, metode penelitian, teknik penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan
teoritis
tentang
pengertian
kebijakan
dan
pembinaan, tujuan, serta pengertian KJKS, tujuan, peran dan fungsi, hukum pendirian, landasan kerja, tujuan, prinsip operasional dan struktur organisasi. BAB III
Tinjauan umum tentang sejarah singkat Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi.
BAB IV
Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, analisis pembinaan dan pengembangan KJKS, analisis faktor internal Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dan eksternal pelaksana KJKS.
14
BAB V
Penutup yang terdiri dari kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan saran-saran. Bab ini juga dilengkapi dengan Daftar Pustaka.
15
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembinaan dan Kebijakan Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program dan kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, visi dan misi instansi pemerintah, kebijakan merupakan arah tindakan yang diambil untuk menentukan program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran pelayanan SKPD. Pengertian Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Kata membina berarti membangun, mendirikan atau mengusahakan supaya lebih baik (maju, sempurna dan sebagainya). Sedangkan pembinaan berarti proses, cara perbuatan membina atau usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang baik.14 Menurut Peraturan Mentri nomor 21/Per/M.KUKM/XI/2008 pasal 10 objek pemeriksaan KSP dan USP Koperasi meliputi : aspek organisasi, aspek pengelolaan, aspek keuangan, produk dan layanan dan aspek pembinaan anggota, pengurus, pengelola, pengawas dan karyawan.15
14
Kementrian Pendidikan Nasional RI, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. di akses pada 8 April 2013 15 Kementrian Koperasi dan UKM RI, Pengembangan dan Pengawasan Serta Pemeriksaan KSP/KJKS (2012) h.15
16
Pasal 15 Aspek Pembinaan anggota, pengurus, pengelola, pengawas dan karyawan KSP dan USP Koperasi meliputi kebijakan tertulis mengenai pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia KSP dan USP Koperasi yang meliputi : program pembinaan, tujuan pembinaan, kelompok sasaran, jadwal dan anggaran biaya pembinaan. Evaluasi pelaksanaan kebijakan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia KSP dan USP Koperasi. Konfirmasi dan pengecekan ulang dengan melakukan uji petik terhadap bukti-bukti pendukung laporan pembinaan maupun memperoleh informasi langsung dari beberapa kelompok sasaran pembinaan.16 Tujuan
pembinaan
adalah
mengamalkan
hukum-hukum
Islam,
melaksanakan system syariah Islam, memproklamasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai islam dan menyampaikan dakwah islamiyah dengan bijaksana kepada seluruh umat manusia. Jadi, lembaga pemberdayaan dan pembinaan berarti suatu badan atau organisasi yang melakukan usaha, tindakan atau kegiatan dalam bentuk penumbuhan iklim usaha, pemberian bimbingan dan bantuan peningkatan kemampuan yang dilakukan secara efektif dan efisien Koperasi dan UKM agar mamapu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
16
Ibid
17
B. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) 1. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah Berdasarkan ketentuan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah
menerbitkan
Surat
Keputusan
Nomor
91/Kep/MKUKM/IX/2004 disebutkan bahwa Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).17 Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prrinsip-prinsip
Islam.
Membentuk
koperasi
memang
diperlukan
keberanian dan kesamaan visi dan misi didalam intern pendiri. Menddirikan koperasi syariah memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti ditengah jalan. Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat (thayib) serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil, dan tidak riba, perjudian (maysir) serta ketidak jelasan (gharar). Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha sebagai mana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dinyatakan sah berdasarkan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Usaha17
Menteri Negara Koperasi dan UKM, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan KJKS, Surat Keputusan No. 91/Kep/MKUKM/IX/2004
18
usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.18
2. Landasan Hukum Koperasi Syariah Landasan didirikannya pembinaan ini antara lain : a. Koperasi syariah berlandasakan syariah islam yaitu Al-Qur’an dan AsSunnah dengan saling tolong menolong (ta’awun) dan saling menguatkan (takaful) b. Berlandaskan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi d. Keputusan Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah e. Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992
tentang
Perkoperasian f. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 21/Per/M.KUKM/XI/2008
tentang Pedoman
Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi
18
M Shodiq Mustika, “Koperasi Syariah apa dan bagaimana”, artikel diakses pada 8 April 2013 dari http://muhshodiq.wordpress.com/2009/08/12/koperasi-syariah-apa-bagaimana
19
g. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 35.2/Per/M.KUKM/X/2007
tentang Pedoman
Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah
3. Tujuan Koperasi Syariah Tujuan sistem koperasi syariah yaitu Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral Islam, menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota, pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota berdasarkan kontribusinya, kebebasan pribadi dalam kemaslahatan social yang didasarkan pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah, meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsipprinsip Islam.19
4. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah Dalam
koperasi
konvensional
lebih
mengutamakan
mencari
keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau membungakan uang yang ada pada anggota. Para anggota yang meminjam tidak dilihat dari sudut pandang penggunanya hanya melihat uang pinjaman kembali ditambah dengan bunga yang tidak didasarkan kepada kondisi hasil usaha atas penggunaan uang tadi. Bahkan bisa terjadi jika ada anggota yang
19
Nur S Buchori, Koperasi Syariah, (Jawa Timur: Mashun, 2009), Cet. 1, h. 18.
20
meminjam untuk kebutuhan sehari-hari (makan dan minum), maka pihak koperasi memberlakukannya untuk usaha yang produktif dengan mematok bunga sebagai jasa koperasi. Pada koperasi syariah hal ini tidak dibenarkan, karena setiap transaksi (tasharuf) di dasarkan atas penggunaan yang efektif apakah untuk pembiayaan atau kebutuhan sehari-hari. Kedua hal tersebut diperlukan secara berbeda. Untuk usaha produktif, misalnya anggota akan berdagang maka dapat menggunakan prinsip bagi hasil (Musyarakah atau Mudharabah) sedangkan untuk pembelian alat transportasi atau alat-alat lainnya dapat menggunakan prinsip jual beli (Murabahah). Berdasarkan peran dan fungsinya maka, Koperasi Syariah memiliki fungsi sebagai berikut: a. Sebagai Manajer Investasi Manajer investasi yang dimaksud adalah, koperasi syariah dapat memainkan perannya sebagai agen atau sebagai penghubung bagi para pemilik dana. Koperasi syariah akan menyalurkan kepada calon atau anggota yang berhak mendapatkan dana atau bisa juga kepada calon atau anggota yang sudah ditunjuk oleh pemilik dana. Umumnya, apabila pemilihan penerima dana (anggota atau calon anggota) di dasarkan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik dana, maka koperasi syariah hanya mendapatkan pendapatan atas jasa agennya.
21
Misalnya jasa atas proses seleksi anggota penerima dana atau biaya administrasi yang dikeluarkan koperasi atau biaya monitoring termasuk reporting. Kemudian apabila terjadi wanprestasi yang bersifat force major yakni bukan kesalahan koperasi atau bukan kesalahan anggota, maka sumber dana tadi (pokok) dapat dijadikan beban untuk resiko yang terjadi. Akad yang tepat untuk seperti ini adalah Mudharabah Muqayyadah. b. Sebagai Investor Peran sebagai investor (Shahibul Maal) bagi koperasi syariah adalah jika sumber dana yang diperoleh dari anggota maupun pinjaman dari pihak lain yang kemudian dikelola secara professional dan efektif tanpa persyaratan khusus dari pemilik dana dan koperasi syariah memiliki hal untuk terbuka dikelolanya berdasarkan
program-program
yang
dimilikinya.
Prinsip
pengelolaan dana ini dapat disebut sebagai Mudharabah Mutlaqah, yaitu investasi dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah. c. Fungsi Sosial Konsep koperasi
syariah mengharuskan
memberikan
pelayanan social baik kepada anggota yang membutuhkannya maupun kepada masyarakat dhuafa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat (emergency loan) dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok (Al Qard) yang
22
sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun. Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti koperasi konvensional. Sementara bagi anggota masyarakat dhuafa dapat
diberikan
pinjaman
kebajikan
dengan
atau
tanpa
pengembalian pokok (Qardhul Hasan) yang sumber dananya dari dana ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqoh). Pinjaman Qardhul Hasan ini diutamakan sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin agar usahanya menjadi besar, jika usahanya mengalami kemacetan, ia tidak perlu dibebani dengan pengembalian pokoknya. Fungsi ini juga membedakan antara koperasi konvensional dengan koperasi syariah dimana konsep tolong menolong begitu kentalnya sesuai dengan ajaran Islam. 5. Hukum Pendirian Koperasi Di dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 2 Allah SWT. Berfirman : َوَ تَعَا وَنُوا عَلَي الْبِّرِ وَالّتَقْوى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَي اإلِثْمِ وَالعُ ْدوَا وَاتَقُوااهللَ إِّنَ اهلل ِشَ ِديْدُ العِقَاب “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kamu tolong menolong dalam permusuhan dan perbuatan dosa.” Berdasarkan pada ayat Alquran di atas kiranya dapat dipahami bahwa tolong-menolong dalam kebajikan dan dalam ketakwaan dianjurkan oleh Allah. Koperasi merupakan salah satu bentuk tolong-menolong, kerja sama dan saling menutupi kebutuhan. Menutupi kebutuhan tolongmenolong kebajikan adalah salah satu wasilah untuk mencapai ketakwaan yang sempurna (haaq tauqatih).
23
Di dalam salah satu hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Ahmad dari Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda : Rasul
saw
bersabda:
“Tolonglah
saudaramu
yang
menganiaya dan yang aniaya dan yang dianiaya, sahabat bertanya : ya Rasulullah aku dapat menolong orang yang dianiaya, tapi bagaimana menolong yang menganiaya? Rasul menjawab : kamu tahan dan mencegahnya dari menganiaya itulah arti menolong daripadanya.”
Hadis tersebut dapat dipahami lebih jauh (luas), yaitu umat Islam dianjurkan untuk menolong orang-orang yang ekonominya lemah (miskin) dengan cara berkoperasi dan menolong orang-orang kaya jangan sampai mengisap darah orang-orang miskin, seperti dengan cara mempermainkan harga, menimbun barang, membungakan uang dan cara yang lainnya.20
6. Landasan Kerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Landasan kerja KJKS dan UJKS adalah sebagai berikut : a. KJKS dan UJKS Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan nilai-nilai, norma dan prinsip Koperasi sehingga dapat dengan jelas menunjukkan perilaku koperasi. KJKS dan UJKS Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan fatwa Dewan Syariah Nasional.
20
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta; 2010), h.295
24
b. KJKS dan UJKS Koperasi adalah alat dari rumah tangga anggota untuk mandiri dalam mengatasi masalah kekurangan modal (bagi anggota pengusaha) atau kekurangan likuiditas (bagi anggota rumah tangga) sehingga berlaku asas self help. c. Maju mundurnya KJKS dan UJKS Koperasi menjadi tanggung jawab seluruh anggota sehingga berlaku asas self responsibility. d. Anggota pada KJKS dan UJKS Koperasi berada dalam satu kesatuan sistem kerja Koperasi, diatur menurut norma-norma yang terdapat di dalam AD dan ART KJKS atau Koperasi yang menyelenggarakan UJKS. e. KJKS dan UJKS Koperasi wajib dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada anggotanya jika dibandingkan dengan manfaat yang diberikan oleh lembaga keuangan lainnya. f. KJKS dan UJKS Koperasi berfungsi sebagai lembaga intermediasi dalam hal ini KJKS dan UJKS Koperasi bertugas untuk melaksanakan penghimpunan dana dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya serta pembiayaan kepada pihak-pihak tersebut.21
7. Tujuan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Adapun tujuannya, yaitu :
21
Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI, Pedoman Standar Operasional Manajemen KJKS/UJKS, 2008.h.5
25
a. Meningkatkan
program
pemberdayaan
ekonomi,
khususnya
dikalangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui sistem syariah. b. Mendukung kehidupan ekonomi syariah dalam usaha mikro, kecil, menengah dan khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya. c. Meningkatkan semangat dan peran seta anggota masyarakat dalam kegiatan KJKS.22
8. Prinsip Operasional Koperasi Syariah Koperasi syariah memiliki keluwesan dalam menerapkan akadakad muamalah, yang umumnya sulit dipraktekan pada perbankan syariah karena adanya keterbatasan peraturan dari Bank Indonesia – PBI (Peraturan Bank Indonesia). Prinsip dasar oprasional koperasi syariah tersebut dapat digambarkan berikut.23 Dari bagan diatas digambarkan bahwa sumber dana koperasi syariah diperoleh dari simpanan sukarela seperti simpanan wadiah dan simpanan berjangka Mudharaba, investasi pihak lain, dana zakat infaq dan shodaqoh dan dari modal koperasi seperti simpanan pokok, simpanan wajib, dana hibah dan laba rugi sisa hasil usaha berjalan. Dari sumber dana koperasi syariah tersebut kemudian disalurkan untuk pembiayaan seperti 22
Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kepuasan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI No.91/KEP/M/KUKM/IX/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah, 2005. 23 Aan Afrianti, Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam menekan tingkat Non Performing Financing (NPF), (skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 21
26
26 Jasa-jasa 1. 2. 3. 4. Sumber Dana Koperasi Syariah 1. Simpanan Sukarela - Simp Wadiah - Simp Berjangka (mudharabah) 2. Investasi Pihak Lain - Investasi Terkait - Investasi Tidak Terkait 3. Dana ZIS - Zakat - Infaq dan Shodaqoh 4. Model Koperasi - Simpanan Pokok + Wajib - Dana Hibah - L/R SHU berjalan
Wakalah Kafalah Hawalah Ijaroh
Jual Beli
Porsi Koperasi Syariah L/R SHU Berjalan
FEE
55%
Margin
1. Murabahah 2. Salam 3. Istishna
45%
Investasi Pembiayaan 1. Mudharabah 2. Musyarakah
45 Bagi Hasil
Penempatan Lainnya Bagi Hasil 1. Bank Syariah 2. Koperasi Syariah
Bank / Kep
Penempatan Lainnya 1. Bank Syariah 2. Koperasi Syariah
Porsi
Revenue Distribution
Bagi Hasil
1. Simp. Berjangka 2. Investasi Pihak Lain Bagi Hasil
27
dalam bentuk jasa dengan akad pembiayaan Wakalah, Kafalah, Hawalah dan Ijaroh yang kemudian akan mendapatkan fee. Dalam bentuk jual-beli dengan akad pembiyaan Murabahah, Salam dan Istishna yang kemudian akan memperoleh margin. Dalam bentuk investasi pembiayaan dengan akad Mudharabah dan Musyarakah dengan porsi bagi hasil, dan penempatan lainnya seperti penempatan pada bank syariah dan koperasi syariah dengan mendapatkan bagi hasil dari bank syariah dan koperasi syariah. Dari hasil yang diperoleh seperti fee, margin dan bagi hasil maka distribusi pembagiannya 55% porsi koperasi syariah untuk laba rugi SHU berjalan dan 45% untuk bagi hasil simpanan berjangka dan investasi pihak lain dan bonus untuk penempatan pada bank syariah dan koperasi syariah.24
24
Aan Afrianti, Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam menekan tingkat Non Performing Financing (NPF), (skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 23
28
9. Struktur Organisasi Koperasi Syariah
29
Dalam struktur organisasi koperasi syariah terdiri dari rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mencapai mufakat dimana tiap-tiap anggota mempunyai hak suara yang sama. Kepengurusan koperasi syariah seperti pengurus dipilih oleh anggota koperasi syariah dalam rapat anggota dimana untuk pertama kalinya susunan dan nama-nama pengurus dicatat dalam akta pendirian dan masa jabatanya paling lama 5 (lima) tahun. Pengurus minimal terdiri dari ketua yang sejajar dengan dewan syariah dan dewan pengawas, sekretaris dan bendahara. Dalam mengelola koperasi syariah, pengurus dapat menunjuk pengelola yang dianggap cakap dan professional dengan jabatan manager atau jika memungkinkan dan memiliki cakupan usaha yang luas maupun system organisasinya yang besar maka manager tersebut dapat disertarakan sebagai direktur dan dibawahnya boleh disebut manager. Koperasi syariah dapat dikelola oleh seorang direktur yang dibantu oleh para manager seperti manager unit jasa keuangan syariah yang membawahi bagian operasional dan marketing. Dan manager sektor rill yang membawahi bagian perdagangan, produksi dan jasa.
BAB III DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG SELATAN A. Sejarah Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Mengacu pada pembentukan Tangerang Selatan berdasarkan UU No 51 tahun 2008, maka pada 29 Mei 2009 berdirilah Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan yang pada awalnya digabung dengan Diperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Koperasi dan UKM. Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan terbentuk berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Nomor 07 tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan. Pada tahun 2011 kembali dilakukan penyempurnaan terbitnya Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 06).30
B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Sebagai suatu lembaga maka dinas koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
30
Wawancara pribadi dengan Bpk Ahmad Nur Alpija Kepala Seksi Pemberdayaan Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang selatan pada 3 Juli 2013
30
31
1. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai
keadaan
yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan (Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang SPPN). Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun mendatang, serta penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka visi Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2016 yaitu : “Terwujudnya Kota Tangerang Selatan yang Mandiri, Damai dan Asri (MaDaNi)”. Dalam rangka mendukung terwujudnya visi daerah tersebut dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan menetapkan Visi yaitu :31
“Terwujudnya Koperasi dan UMKM Kota Tangerang Selatan sebagai penggerak perekonomian daerah yang mandiri
dan
berdaya
saing
berlandaskan
ekonomi
kerakyatan” .
Yang mendukung makna bahwa Kota Tangerang Selatan Sebagai sentra perdagangan dan jasa dengan elemen gerakan koperasi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang mandiri dalam arti peran gerakan koperasi dan UMKM yang didasarkan pada penguasaan 31
2011-2016
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan
32
knowledge system (kualitas IPTEK) dan symbolic system (ketinggian karsa dan karya suatu urban society).
2. Misi Dalam rangka mewujudkan Visi maka perlu disusun Misi yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan bayangan kondisi tentang masa depan. Sejalan dengan pembahasan terdahulu bahwa Kota Tangerang Selatan telah memiliki Walikota dan Wakil Walikota Definitif 2011 – 2016 dimana Visi tersebut dijabarkan dalam Misi sebagai berikut:32 a. Meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat b. Meningkatkan
keharmonisan
fungsi
ruang
kota
yang
berwawasan lingkungan c. Menata system sarana dan prasarana dasar pendidikan dan kesehatan masyarakat d. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan masyarakat e. Meningkatkan
fungsi
dan
peran
kota
sebagai
sentra
perdagangan dan jasa f. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih
32
Wawancara pribadi dengan Bpk Ahmad Nur Alpija Kepala Seksi Pemberdayaan Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang selatan pada 3 Juli 2013
33
Berdasarkan Visi dan Misi Kota Tangerang Selatan diatas serta Visi dari Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan dengan, berpedoman pada Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan UKM serta masukan dari pihak yang berkepentingan (stakeholders), ditetapkan Misi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan sebagai berikut: a. Meningkatkan
kapasitas
sumber
daya
manusia
dan
kelembagaan dan manajemen koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah b. Menciptakan iklim yang kondusif dalam pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah c. Mengembangkan jiwa kewirausahaan (enterpreneurship) tangguh, mandiri dan berdaya saing tinggi dan berwawasan lingkungan d. Meningkatkan kemitraan dan jaringan usaha yang saling menguntungkan bagi koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah C. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah, dalam melaksanakan urusan koperasi, mikro, kecil dan menengah.
34
Adapun Tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Koperasi diatur melalui Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 14 Tahun 2011. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Dinas Koperasi mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil, dan Menengah; b. Pemberian rekomendasi yang berkaitan dengan kegiatan di bidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil, dan Menengah; c. Pelaksanaan kegiatan koordinasi dalam rangka penyusunan program, pengelolaan data dan informasi di bidang perkoperasian dan usaha mikro kecil, dan memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha; d. Penyusunan, perumusan, dan penjabaran kebijakan strategis dan teknis dalam pemberian bimbingan di bidang perkoperasian dan usaha mikro kecil serta memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha; e. Pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis dalam pemberian bimbingan di bidang perkoperasian dan usaha mikro kecil serta memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha; f. Pelaksanaan,
pengawasan,
dan
pengendalian
teknis
atas
penyelenggaraan bimbingan di bidang perkoperasian dan usaha mikro kecil serta memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha;
35
D. STRUKTUR ORGANISASI DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA TANGERANG SELATAN KEPALA DINAS SEKRETARIS DINAS
KASUBAG
KASUBAG
Umum dan Kepegawaian
Keuangan
KABID Fasilitasi KABID KOPERASI
KABID UMKM
Pembiayaan, Pengendalian dan Evaluasi
KASIE
KASIE Pengembangan
KASIE
Kelembagaan Koperasi
dan Pembinaan UMKM
Monitoring dan Evaluasi
KASIE Pemberdzayaan
KASIE
UMKM
Analisa Data
KASIE
KASIE
KASIE
Penilaian Koperasi
Promosi
Fasilitasi pembiayan
KASIE Pemberdayaan Koperasi
KASUBAG Program dan Pelaporan
35
g. Pelaksanaan
pelayanan
fasilitator
dengan
pihak-pihak
instansi
pemerintah terkait, BUMN dan swasta dalam rangka peningkatan dan pertumbuhan koperasi, usaha mikro kecil, dan menengah; h. Pelaksanaan pengelolaan urusan perencanaan, umum, dan administrasi kepegawaian serta keuangan.
D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Struktur organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:33
E. Data koperasi Data Perkembangan Koperasi Berbadan Hukum di Kota Tangerang Selatan. Koperasi
Jumlah
Penerbitan Badan
Koperasi
Hukum Koperasi
Aktif
Tidak Aktif
Yang RAT
2011
407
18
177
230
85
2012
432
25
219
231
92
2013
462
30
261
201
110
Tahun
Tabel. 1 F. Kebijakan Pada Urusan Koperasi dan UKM Kebijakan pada urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dijabarkan dalam beberapa program prioritas yang bersifat strategis yang akan dilaksanakan, yaitu34 :
33
Lampiran Perda Nomor 06 Tahun 2011
36
No
1
Usulan Urusan dan
Indikator
Rumusan
Program
Program
Indikator
Capaian Kinerja 2011
Penciptaan Iklim
Persentase
∑ Usaha Mikro 14
Usaha Kecil
Usaha Mikro
& Kecil ... x
Menengah yang
dan Kecil yang
100% Jumlah
Kondusif
difasilitasi Oleh
Seluruh UKM
2012
2013
16%
31%
unit
Pemda Jumlah Usaha
411
75
75
Mikro Kecil
unit
unit
unit
Terfasilitasinya
1
1
Pengembangan
sentra
sentra
2-3%
2-3%
atau Sektor Informal (K5, asongan) yang memperoleh bantuan
Sentra-sentra Potensial UMKM 2
Pengembangan
Jumlah UKM
∑ Usaha Mikro
Kewirausahaan
aktif non
& Kecil
dan Keunggulan
BPR/LKM
...x100%
Kompetitif Usaha
UKM
Jumlah
34
2011-2016
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan
37
Kecil Menengah 3
Peningkatan
Seluruh UKM Koperasi Aktif
∑ Koperasi
Kualitas
Aktif ...x100%
Kelembagaan
Seluruh
Koperasi
Koperasi
Tabel. 2
5%
5%
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
A. Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Tahun 20112016 dalam rangka mengarahkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, yaitu:1 1) Peningkatan kapabilitas kelembagaan dan ketatalaksanaan Dinas Koperasi dan UKM, kebijakan: a. Meningkatkan pelayanan dan ketersediaan sarana administrasi b. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana aparatur c. Meningkatnya sistem perencanaan dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah d. Meningkatkan kapasitas SDM aparatur Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan 2) Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif, kebijakan: a. Perbaikan iklim usaha dan daya saing koperasi dan UMKM b. Meningkatnya
jumlah
dan
peran
koperasi
dan
UMKM
dalam
perekonomian Kota Tangerang Selatan
1
Wawancara pribadi dengan Moh. Budi Dharma PEP Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, BSD pada 18 November 2013.
38
39
3) Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Koperasi dan UMKM, kebijakan: a. Meningkatnya pemberdayaan Koperasi dan UMKM b. Berkembangnya kewirausahaan 4) Peningkatan akses Koperasi dan UMKM ke sumberdaya produktif, kebijakan: a. Penyediaan akses pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM b. Berkembangnya kerja sama usaha yang saling menguntungkan bagi Koperasi dan UMKM c. Meningkatnya pemasaran produk Koperasi dan UMKM
Dilihat dari kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan bahwa kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat atau Daerah untuk mencapai tujuan. Program jangka panjang dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:2 a. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan perkoperasian b. Pembangunan sistem informasi perencanaan pengembangan perkoperasian c. Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian d. Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi e. Peningkatan dan pengembangan jaringan kerja sama usaha koperasi 2
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Nur Alpija Kepala Seksi Pemberdayan Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, BSD 28 November 2013
40
f. Penyebaran model-model pola pengembangan koperasi g. Rintisan penerapan teknologi sederhana atau manajemen modern pada jenis-jenis koperasi Program jangka pendek dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:3 a. Peningkatan pemahaman prinsip-prinsip koperasi b. Peningkatan kompetensi pembina koperasi c. Peningkatan pembinaan koperasi dalam monitoring dan mengevaluasi d. Pengembangan koperasi e. Peningkatan kemampuan pengurus dalam pembuatan neraca dan perhitungan hasil usaha koperasi f. Peningkatan pengurus dalam manajemen koperasi. Dilihat dari program jangka panjang dan jangka pendek yang dijalankan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan maka dapat disimpulkan bahwa Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan mempunyai manfaat dan peran penting dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan para pelaku KJKS dan UKM dalam menjalankan usahanya, terutama dalam membina dan mengembangkan usaha mereka menjadi lebih baik, khususnya dalam penyediaan sarana dan prasarana, sehingga usaha mereka dapat bertahan. Dalam upaya mengembangkan KJKS Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan merancang beberapa strategi kedepan dan kebijakan yang meliputi lima ruang lingkup yaitu:4
3
Ibid
41
a) Meningkatkan SDM Dalam upaya meningkatkan SDM kinerja para anggota, pengurus, pengelola, pengawas dan karyawan KJKS, maka pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan melakukan beberapa program diantaranya melakukan pembinaan, sosialisasi, penilaian koperasi dan pelatihan seperti akuntansi, auditing, perpajakan, pembuatan AD ART, serta marketing dalam pemasaran produk. Sebagaimana program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja SDM KJKS agar lebih memiliki potensi, keterampilan dan kompetensi dalam menjalankan usahanya. b) Financing (keuangan dan modal) Untuk menjadikan Koperasi Jasa Keuangan Syariah lebih berkembang terutama dalam hal modal dan financing Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan melakukan kerjasama dengan instansi lain Bank milik BUMN dan BUMD yang ada di Kota Tangerang Selatan, dimana Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sebagai fasilitator dengan adanya draft kerjasama. hal ini dilakukan untuk menunjang permodalan Koperasi dan UKM, serta menjauhkan lembaga ekonomi masyarakat jatuh ke tangan rentenir. c) Regulasi Dalam upaya mengembangkan keberadaan Koperasi dan UKM, maka Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan membuat 4
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Nur Alpija Kepala Seksi Pemberdayan Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, BSD 28 November 2013
42
payung hukum yaitu Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Perkoprasian, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. d) Teknologi Untuk membantu para pelaku KJKS dalam perkembangan teknologi, maka pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang selatan selalu berusaha mengikuti perkembangan teknologi yang kian pesat dengan cara melakukan pelatihan program aplikasi Jasa Koperasi kepada para Koperasi binaanya. e) Manajemen Dalam mengembangkan manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah, maka pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan melakukan pemantauan, evaluasi dan monitoring dalam hal keuangan, laporan tahunan, kinerja pembina KJKS dan kegiatan dari KJKS. Tujuan adalah akhir perjalanan yang dicari organisasi untuk dicapai melalui eksistensi dan operasinya serta merupakan sasaran yang lebih nyata dari pernyataan misi.5 a. Terwujudnya lembaga Dinas Koperasi dan UKM yang akuntable dan profesional b. Terciptanya iklim usaha kondusif bagi pengembangan Koperasi dan UMKM
5
Ismail Yusanto dan M Kerebet Widjajakusum, Manajemen Strategi dalam Persfektif Syariah., h, 60
43
c. Berkembangnya kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Koperasi dan UMKM d. Meningkatnya akses informasi promosi dan pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM e. Berkembangnya promosi dan pemasaran produk Koperasi dan UMKM Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan, artinya bahwa tujuan akan tercapai atau berhasil apabila sasaran tercapai atau dengan adanya sasaran maka tujuan akan tercapai. Dinas
Koperasi
dan
UKM
Kota
Tangerang
Selatan
dalam
mengembangkan KJKS adalah seluruh Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Kota Tangerang Selatan.6 Jumlah Koperasi tahun 2012 adalah 432 Koperasi aktif 219 Koperasi tidak aktif 231 dan Koperasi yang mengikuti RAT 92. Maka untuk mencapai kegiatan-kegiatan serta program yang telah dirancang, agar dapat terlaksana dengan baik Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan melakukan sasaran sebagai berikut: a. Meningkatnya kapabilitas kelembagaan dan ketatalaksanaan Dinas Koperasi dan UKM b. Berkembangnya lingkungan usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM c. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM d. Peningkatan akses informasi promosi Koperasi dan UMKM ke sumberdaya produktif 6
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Nur Alpija Kepala Seksi Pemberdayan Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, BSD 28 November 2013
44
e. Tersediannya kesempatan dan sarana promosi dan pemasaran produk. Dan dilihat dari sasaran yang dirancang, menurut penulis telah sesuai dan sejalan dengan program-program yang telah direncanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, baik itu program jangka panjang maupun jangka pendek.
B. Pola Pembinaan dan Pengembangan pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah a. Keberhasilan program pembinaan keberhasilan program Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan KJKS adanya peningkatan pendapatan usaha dan peningkatan anggota, terjadinya pengembangan usaha serta terwujudnya kemandirian berusaha. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan program pembinaan dan pengembangan yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan baik, karena adanya penambahan anggota koperasi pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah secara fluktuatif jumlah anggota tahun 2012 sebanyak 3920 dan tahun 2013 sebanyak 4200. 7 b. Pertemuan evaluasi berkala Pertemuan secara berkala dengan pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan. Pertemuan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk membahas berbagai persoalan yang muncul untuk kemudian 7
2014.
Wawancara pribadi dengan Rosad Ketua KJKS Al-Ittihad, Ciputat pada 11 Januari
45
dicarikan jalan keluarnya secara bersama. Dengan adanya pertemuan secara berkala tersebut diharapkan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan mendapatkan masukan secara spesifik mengenai suatu persoalan yang khas kemudian dapat memberi arahan dan petunjuk dengan tepat sehingga KJKS binaanya teraspirasikan. Hasil dari penelitian dilapangan adanya pertemuan secara berkala dan komunikasi yang baik, dalam setahun bisa beberapa kali bertemu bahkan adanya kunjungan dari pegawai lapangan Dinas Koperasi dan UKM ke KJKS yang ada di Kota Tangerang Selatan.8 c. Tingkat partisipasi KJKS Partisipasi KJKS terlihat dari apresiasi mereka dalam berpatisipasi dan terlibat pada program yang diberikan tapi bila sebaliknya maka muncul sikap apatis, sehingga program pembinaan dan pengembangan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan menjadi sia-sia. Apabila KJKS apresiatif, maka KJKS akan mengerahkan segala kemampuan dan sumber dayanya untuk mewujudkan program dan menjadi mitra kerja yang baik untuk Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan. Penelitian dilapangan menujukkan baik karena meraka sering diundang melalui telephone, surat dan datang langsung ke KJKS untuk mengikuti kegiatan dalam mengembangkan KJKS seperti pembinaan, sosialisasi, penilaian koperasi dan pelatihan seperti akuntansi, auditing, 8
Wawancara pribadi dengan Mushawwir ketua KJKS Al-Hurriyah, Ciputat pada 9 Januari 2014.
46
perpajakan, pembuatan AD ART, serta marketing dalam pemasaran produk.9 d. Hubungan personal antara KJKS dan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Salah
satu
faktor
yang cukup
penting
dalam
menunjang
keberhasilan program adalah kerja sama yang baik antara Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dengan KJKS binaannya. Kerja sama akan muncul bila ditopang oleh hubungan personal seluruh tim yang terlibat dalam merealisasikan program yang ada. Hubungan personal yang baik akan mendorong kedua belah pihak untuk bekerjasama mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam program. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan hubungan personal Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dengan pengurus, pengelola dan pengawas baik.10 e. Kesesuaian program pembinaan dengan kebutuhan KJKS Setiap usaha tentu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung kondisi lingkungan usaha KJKS masingmasing. Perbedaan karakteristik ini tentu memunculkan pola kebutuhan usaha yang berbeda pula. Keberhasilan program pebinaan akan banyak ditemukan oleh tingkat kesesuaian program yang diberikan dengan kondisi dan kebutuhan KJKS.
9
Wawancara pribadi dengan Rosad Ketua KJKS Al-Ittihad, Ciputat pada 11 Januari
2014. 10
Wawancara pribadi dengan Abdul Biya ketua KJKS Al-Jibal, Ciputat Timur pada 10 Desember 2013
47
Hasil penelitian dilapangan tingkat kesesuaian pembinaan dan pengembangan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dengan kebutuhan KJKS cukup, karena belum adanya pengklasifikasian dan pembinaan masih secara makro.11 f. Bentuk kerjasama kemitraan Kerjasama yang saling menguntungkan akan menghasilkan hak dan kewajiban masing-masing dengan senang hati tanpa merasa terpaksa dan dirugikan. Bila kerjasama ini terwujud, maka program pembinaan akan terlaksana dengan baik dan saling menguntungkan tanpa ada yang merasa tereksploitasi dan dizhalimi. Hasil dari penelitian menunjukkan menyatakan cukup baik tetapi harus ada tindak lanjut dari pembinaan yang diberikan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan jangan samapai berhenti dan tidak ada kejelasan diakhir.12 g. Kemampuan persolan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Keberadaan personal Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam melakukan proses pembinaan, monitoring dan pengawasan menentukan keberhasilan program pembinaan dilapangan. Program yang baik tanpa didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang mampu menerjemahkan sekaligus mengaplikasikan program tersebut dilapangan akan menjadi sia-sia serta tidak memberi hasil kepada KJKS yang
11
Wawancara pribadi dengan Mushawwir ketua KJKS Al-Hurriyah, Ciputat pada 9 Januari 2014. 12 Wawancara pribadi dengan Rosad Ketua KJKS Al-Ittihad, Ciputat pada 11 Januari 2014.
48
diberdayakan. Kualitas itu dapat berupa kemampuan dan skill dibidang yang sedang menjadi sektor usaha, pengetahuan dan wawasan yang luas dibidang
teknis
usaha
KJKS
maupun
bidang
sosial
ekonomi,
kemasyarakatan dan yang terpenting dibidang keagamaan khususnya ekonomi syariah. Data dilapangan menunjukkan kurangnya tenaga ahli disektor rill ekonomi, jasa keuangan yang memahami dan menguasai nampaknya menjadi salah satu sebab kurangnya kemampuan SDM.13
C. Analisis SWOT Pembinaan dan Pengembangan SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manager mengembangkan empat jenis strategi, strategi SO (kekuatan – peluang), strategi WO (kelemahan – peluang), strategi ST (kekuatan – ancaman), dan strategi WT (kelemahan – ancaman). Mencocokkan faktorfaktor eksternal dan internal utama merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan tidak ada satupun paduan yang paling benar.14 1. Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) a. Kekuatan 1) Adanya tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Koperasi dan UKM
13
Wawancara pribadi dengan Mushawwir ketua KJKS Al-Hurriyah, Ciputat pada 9 Januari 2014. 14 Fred R. David. Strategic Management, (Jakarta: 2012), h.327
49
2) Adanya komitmen bagi pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UMKM 3) Jumlah Koperasi dan UMKM yang terus berkembang 4) Telah terjalinnya kerjasama pengembangan dengan berbagai pihak 5) Memiliki daya dukung wilayah yang baik untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi
b. Kelemahan 1) Terbatasnya jumlah SDM yang menguasai permasalahan KJKS secara profesional 2) Kegiatan pembinaan secara Makro belum adanya pengklasifikasian pembinaan 3) Data dan informasi penunjang masih terbatas 4) Metode yang dilakukan kurang menarik
2. Faktor Eksternal (Kelemahan dan Ancaman) a. Peluang 1) Adanya komitmen dari Pemerintah Pusat, Kabupaten dan Kota dalam upaya pembinaan dan pengambangan KJKS 2) Tersedianya peluang usaha dan tingginya minat investor 3) Adanya kerjasama antar daerah 4) Letak strategis dan aksesibilitas Kota Tangerang Selatan. 5) Globalisasi ekonomi dan informasi.
50
b. Tantangan 1) Belum tersedianya regulasi lokal yang mengatur
pemberdayaan
UMKM 2) Globalisasi dengan masuknya produk yang mengancam eksistensi UMKM 3) Kerja sama kemitraan yang belum optimal dan menguntungkan Koperasi dan UMKM 4) Masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap peran KJKS
3. Matrik SWOT Alat
yang dipakai
untuk
menyusun
faktor-faktor
strategi
perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinnya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi.15
15
Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT : Cara Perhitungan Bobot, Rating dan OCAI. (jakarta: 2013) h. 83
51
IFAS
EFAS OPPORTUNIES (O) 1. Adanya komitmen dari Pemerintah Pusat, Kabupaten dan Kota dalam upaya pembinaan dan pengambangan KJKS 2. Adanya kerjasama antar daerah 3. Tersedianya peluang usaha dan tingginya minat investor 4. Globalisasi ekonomi dan informasi TREATHS (T) 1. Belum tersedianya regulasi lokal yang mengatur pemberdayaan UMKM 2. Globalisasi dengan masuknya produk yang mengancam eksistensi UMKM 3. Kerja sama kemitraan yang belum optimal dan menguntungkan Koperasi dan UMKM
STRENGTHS (S) 1. Adanya tugas, fungsi dan tata kerja Dinas 2. Memiliki daya dukung wilayah yang baik untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi 3. Adanya komitmen bagi pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UMKM 4. Bekerja sama dengan isntansi lain baik pemerintah maupun swasta. STRATEGI SO 1. Optimalkan tugas fungsi dan komitmen tinggi agar tercipta pelayanan prima bagi masyarakat 2. Mengembangkan pola pembinaan KJKS dalam SDM, finansial, teknologi, manajemen kearah pemanfaatan peluang yang dimiliki. 3. Mendorong terciptanya KJKS yang sehat
STRATEGI ST 1. Optimalkan peran berbagai pihak untuk menghasilkan produk peraturan yang komprehensif dan melindungi eksistensi UMKM 2. Kembangkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan jaringan pemasaran, permodalan dan promosi. 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan KJKS
WEAKNESSES (W) 1. Terbatasnya jumlah SDM yang menguasai permasalahan KJKS secara profesional 2. Terbatasnya kemampuan sumber pendanaan atau finansial pemerintah Kota 3. Kegiatan pembinaan masih secara Makro 4. Data dan informasi penunjang masih terbatas
STRATEGI WO 1. Meningkatkan SDM KJKS melalui pendidikan yang terarah dan berkesinambungan 2. Meningkatkan kerjasama antar para pengusaha, perbankan lokal dan lembaga keuangan lainnya dalam rangka meningkatkan daya saing Koperasi dan UKM 3. Meningkatkan motivasi SDM untuk lebih kreatif dan inovatif. STRATEGI WT 1. Meningkatkan kompetensi SDM pembina KJKS untuk menghadapi globalisasi ekonomi 2. Optimalkan data dan informasi bagi penyusunan kebijakan pengembangan Koperasi dan UKM 3. Mengikuti perkembangan teknologi dan informasi.
52
4. Masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap peran KJKS
Dilihat dari analisa faktor internal dan eksternal, penulis menyarankan strategi yang harus dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: a. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang
sebesar-besarnya,
maka
penulis
menyimpulkan strategi SO yang harus dijalankanoleh Dinas Koperasi dan UKM adalah sebagai berikut: 1) Optimalkan tugas fungsi dan komitmen tinggi agar tercipta pelayanan prima bagi masyarakat 2) Mengembangkan pola pembinaan KJKS dalam SDM, finansial, teknologi, manajemen kearah pemanfaatan peluang yang dimiliki. 3) Mendorong terciptanya KJKS yang sehat
b. Strategi ST Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman, maka penulis merumuskan
53
strategi ST yang harus dilakukan oleh Dinas Koperasin dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: 1) Optimalkan peran berbagai pihak untuk menghasilkan produk peraturan yang komprehensif dan melindungi eksistensi UMKM 2) Kembangkan
kerjasama
dengan
berbagai
pihak
untuk
mengembangkan jaringan pemasaran, permodalan dan promosi. 3) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan KJKS
c. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada, maka menurut penulis strategi WO yang harus dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan SDM KJKS melalui pendidikan yang terarah dan berkesinambungan 2) Meningkatkan kerjasama antar para pengusaha, perbankan lokal dan lembaga keuangan lainnya dalam rangka meningkatkan daya saing Koperasi dan UKM 3) Meningkatkan motivasi SDM untuk lebih kreatif dan inovatif.
d. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensi dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
54
ancaman, maka penulis merumuskan strategi ST yang harus dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kompetensi SDM pembina KJKS untuk menghadapi globalisasi ekonomi 2) Optimalkan data dan informasi bagi penyusunan kebijakan pengembangan Koperasi dan UKM 3) Mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Analisis ini diperlukan untuk mengukur efisiensi manajemen Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam melakukan program pembinaan terhadap pelaksana KJKS. Selain itu analisis ini juga bermanfaat untuk sedini mungkin mengetahui efek kekuatan maupun kelemahan agar nantinya baik dalam menyusun rencana strategis baik jangka pendek dan jangka panjang.16
16
Wawancara pribadi dengan Moh. Budi Dharma PEP Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, BSD pada 18 November 2013.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil analisis yang berhubungan dengan kebijakan pembinaan dan pengembangan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Penulis menyimpulkan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Kebijakan yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan bahwa kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat atau Daerah untuk mencapai tujuan yaitu Peningkatan kapabilitas kelembagaan dan ketatalaksanaan Dinas Koperasi dan UKM, Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif, Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Koperasi dan UMKM, Peningkatan akses Koperasi dan UMKM ke sumberdaya produktif. 2. Pola yang dilakukan untuk membina dan mengembangkan para anggota, pengurus, pengelola, pengawas dan karyawan KJKS dengan lima ruang lingkup yaitu meningkatkan SDM, financing, regulasi, teknologi dan manajemen yang dilakukan dalam bentuk pembinaan, sosialisasi, penilaian koperasi dan pelatihan seperti akuntansi, auditing, perpajakan, pembuatan AD ART, serta marketing dalam pemasaran produk, 1) Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan memiliki beberapa kekuatan diantaranya yaitu, Adanya tugas, fungsi dan tata
55
56
kerja Dinas Koperasi dan UKM, Adanya komitmen bagi pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UMKM. Sedangkan kelemahan yang dimiliki yaitu, Terbatasnya jumlah SDM yang menguasai permasalahan KJKS secara profesional, Kegiatan pembinaan secara Makro belum adanya pengklasifikasian pembinaan. Adapun peluangnya adalah Letak strategis dan aksesibilitas Kota Tangerang Selatan, Adanya komitmen dari Pemerintah Pusat, Kabupaten dan Kota dalam upaya pembinaan dan pengambangan KJKS. Tantangan yang dihadapi adalah Globalisasi dengan masuknya produk yang mengancam eksistensi UMKM, Kerja sama kemitraan belum optimal dan menguntungkan Koperasi dan UMKM.
B. Saran-saran Keberadaan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu lembaga pemerintah dalam bidang ekonomi telah sesuai dengan konsep yang ada yaitu berusaha mengembangkan usaha-usaha produktif. Berdasarkan hasil analisis kebijakan pembinaan Dinas Koperasi dan UKM Kota tangerang selatan dalam upaya mengembangkan KJKS dapat diambil beberapa saran pikiran berikut: 1. Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dapat terus mengembangkan dan meningkatkan
program-program yang berjalan
secara berkesinabungan dan konsisten, tidak hanya temporer dan sesat. Untuk itu diperlukan upaya pembinaan, monitoring dan pengawasan
57
secara terus menerus untuk memastikan bahwa program berjalan sasaran dan tujuan yang disepakati. Sebagai Organisasi Pemerintah Daerah untuk mempelajari, mempertahankan serta mengembangkan agar dapat membantu Pemerintah dalam membangun sistem perekonomian Nasional dan memberikan manfaat yang lebih besar kepada para pelaku KJKS dan UKM di Kota Tangerang Selatan. 2.
Diharapkan selalu berupaya meningkatkan mutu pelayanan pembinaan terutama dalam pelatihan, sarana dan prasarana, regulasi dan permodalan agar para pelaku KJKS dan UKM terus dapat mempertahankan serta mengembangkan usahanya dan adanya tindak lanjut dari pembinaan yang diberikan.
3. Alternatif yang harus dijalankan menurut penulis adalah dengan cara mengembangkan sistem informasi, bekerjasama dengan masyarakat maupun pelaku KJKS dan UKM dalam rangka pengembangannya. Maka demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis utarakan, semoga bisa meningkatkan kinerja Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan kearah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Hadits Mubyarto, Sistem dan moral ekonomi Indonesia, Jakarta: LP3ES, 1988. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994. Yusanto, Ismail, M Kerebet
Widjajakusuma, Manajemen Strategi dalam
Persfektif Syariah. Dimyati, Ahmad. Islam dan Koperasi Telaah Peran Serta Umat Islam dalam Pengembangan Koperasi. Jakarta: Koperasi jasa informasi,1989. Mutis, Thoby. Pengembangan Koperasi, Jakarta: PT Grasindo, 1992. Partomo, Titik Sartika, Ekonomi Skala Kecil atau Menengah & Koperasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, Cet. 2. Buchori, Nur S. Koperasi Syariah, Jawa Timur: Mashun, 2009. Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo, 2010, Cet. 5. Kusnadi, Hendra. Ekonomi Koperasi, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2005. David, Fred R. Strategi Management, Jakarta: Salemba Empat, 2012. Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013. Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Pengembangan dan Pengawasan Serta Pemeriksaan KSP/KJKS, 2012. Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI, Pedoman Standar Operasional Manajemen KJKS/UJKS, Jakarta: 2008. Data Dokumen dari Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Keputusan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI No.91/KEP/M/KUKM/IX/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syaria, Jakarta: 2005. Data Dokumen dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Rencana Strategis Kementrian Koperasi dan UKM 2012-2014, Jakarta: 2012.
58
59
Data Dokumen dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan. Rencana Strategis Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan 2011-2016, Tangerang Selatan. Data dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan. Daftar Koperasi pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Per Kec. Data Dokumen dari Kota Tangerang Selatan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan 2011-2016. Data Dokumen dari BAPEDA Kota Tangerang Selatan, Profil Kota Tangerang Selatan dalam Bahasa indonesia, Tangerang Selatan: 2011 Soehartono, Iwan. Penelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kulalitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012, Cet. 12. Sutrisno, Hadi. Metodologi Research: Jilid 2, Yogyakarta: Andi 2004. Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum. Buku Pedoman Penulisan Skripsi FSH UIN Syarif Hidayatullah, (Jakarta: Press, 2009). Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Wawancara pribadi dengan Hj. Ratna Nuri Aryatni Ketua Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, BSD pada 8 Oktober 2012. Wawancara pribadi dengan Husein Ketua KJKS Hijrah Usaha Mikro, Ciputat Oktober 2012. Wawancara pribadi dengan Ahmad Nur Alpija Kepala Seksi Pemberdayaan Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang selatan pada 3 Juli 2013 Wawancara pribadi dengan Moh. Budi Dharma PEP Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, BSD pada 18 November 2013
60
Wawancara pribadi dengan Abdul Biya Manager BMT Al-Jibal, Ciputat Timur pada 10 Desember 2013. Wawancara pribadi dengan Mushawir Manager BMT Al-Hurriyah, Ciputat Timur pada 9 Januari 2014. Wawancara pribadi dengan Rosad ketua KJKS Al-Ittihad, Ciputat pada 11 Januari 2014 . Aan Afrianti, “Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam menekan tingkat Non
Performing Financing (NPF)”,skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010.
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. http://www.himkopsyahtangsel.blogspot.com/ http://dekopindatangsel.com/berita/38-utama/56-airin-ajak-mahasiswakembangkan-
koperasi.html
M Shodiq Mustika, “Koperasi Syariah apa dan bagaimana”, http://muhshodiq.wordpress.com/2009/08/12/koperasi-syariah-apa-bagaimana/. www.koperasisyariah.com
Nama
: Rosad, S.Ag
Nama unit usaha / lembaga
: BMT Al-Ittihad
Jabatan / pekerjaan
: Manager
Mohon diisi pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat dan keadaan yang bapak/ibu tahu mengenai program pembinaan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang selatan pada KJKS. 1. T: Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai tingkat keberhasilan program pembinaan DINKOP dan UKM terhadap peningkatan kinerja usaha/KJKS? J: Alhamdulillah, programnya baik. 2. T: Bagaimana penilaian Bapak/Ibu terhadap pertemuan evaluasi secara rutin dengan pihak DINKOP dan UKM? J: Penilaiannya baik, karena dalam setahun 1-6 kali adanya pertemuan. 3. T: Bagaimana tingkat partisipasi KJKS terhadap program pembinaan KJKS yang dikembangkan oleh DINKOP dan UKM ? J: Partisipasinya dengan mengikuti dan menjalankan usaha yg sesuai program DINKOP dan UKM 4. T: Bagaimana hubungan personal pembinaan DINKOP dan UKM terhadap kinerja KJKS anda? J: Hubungannya baik, kami juga sering diundang dalam kegiatan DINKOP melalui telephone, surat dan didatangi langsung. 5. T: Apakah program yang ditawarkan pembinaan DINKOP dan UKM sesuai/pas dengan kebutuhan pengembangan KJKS anda? J: Sudah sesuai, karena adanya bimbingan dan pelatihan akuntansi, administrasi dan manajemen yang menggunakan pola syariah
6. T: Apakah bentuk kerja sama / kemitraan antara KJKS dengan pihak DINKOP dan UKM memuaskan? J: ya, cukup tp harusnya ada tindak lanjut lagi dari pembinaan yang diberikan. 7. T: Bagaimana penilaian Bapak/Ibu terhadap kemampuan personal SDM pembinaan DINKOP dan UKM? J: kurang harus ditingkatkan lagi.
Nama
: Mushawwir
Nama unit usaha / lembaga
: BMT Al-Hurriyah
Jabatan / pekerjaan
: Manager
Mohon diisi pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat dan keadaan yang bapak/ibu tahu mengenai program pembinaan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang selatan pada KJKS. 1. T: Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai tingkat keberhasilan program pembinaan DINKOP dan UKM terhadap peningkatan kinerja usaha/KJKS? J: Baik. 2. T: Bagaimana penilaian Bapak/Ibu terhadap pertemuan evaluasi secara rutin dengan pihak DINKOP dan UKM? J: Cukup, karena sekarang sudah ada komunikasi. 3. T: Bagaimana tingkat partisipasi KJKS terhadap program pembinaan KJKS yang dikembangkan oleh DINKOP dan UKM ? J: Partisipasi kami dengan mengikuti kegiatan karena ada undangan dari DINKOP. 4. T: Bagaimana hubungan personal pembinaan DINKOP dan UKM terhadap kinerja KJKS anda? J: Hubungannya baik, kami juga sering datang dan berkomunikasi dengan DINKOP. 5. T: Apakah program yang ditawarkan pembinaan DINKOP dan UKM sesuai/pas dengan kebutuhan pengembangan KJKS anda? J: Belum sesuai, karena pembinaan yang dilakukan secara makro belum ada pengklasifikasian.
6. T: Apakah bentuk kerja sama / kemitraan antara KJKS dengan pihak DINKOP dan UKM memuaskan? J: ya, cukup memuaskan. 7. T: Bagaimana penilaian Bapak/Ibu terhadap kemampuan personal SDM pembinaan DINKOP dan UKM? J: kemampuan SDM yang kurang dibidang sektor rill dan jasa keuangan.
Nama
: Abdul Biya
Nama unit usaha / lembaga
: BMT Al-Jibal
Jabatan / pekerjaan
: Manager
Mohon diisi pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat dan keadaan yang bapak/ibu tahu mengenai program pembinaan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang selatan pada KJKS. 1. T: Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai tingkat keberhasilan program pembinaan DINKOP dan UKM terhadap peningkatan kinerja usaha/KJKS? J: Alhamdulillah sudah baik. 2. T: Bagaimana penilaian Bapak/Ibu terhadap pertemuan evaluasi secara rutin dengan pihak DINKOP dan UKM? J: Baik, tapi jarang ada koordinasinya. 3. T: Bagaimana tingkat partisipasi KJKS terhadap program pembinaan KJKS yang dikembangkan oleh DINKOP dan UKM ? J: ya, kami mengikuti pelatihan, sosialisasi dan rapat anggota tahunan. 4. T: Bagaimana hubungan personal pembinaan DINKOP dan UKM terhadap kinerja KJKS anda? J: Alhamdulillah hubungannya baik. 5. T: Apakah program yang ditawarkan pembinaan DINKOP dan UKM sesuai/pas dengan kebutuhan pengembangan KJKS anda? J: Produknya sudah bagus tapi bisa lebih ditingkatkan dengan analisis akad-akad dan produk-produk syariah, supaya tidak monoton. 6. T: Apakah bentuk kerja sama / kemitraan antara KJKS dengan pihak DINKOP dan UKM memuaskan? J: ya, cukup memuaskan. 7. T: Bagaimana penilaian Bapak/Ibu terhadap kemampuan personal SDM pembinaan DINKOP dan UKM? J: kemampuan SDM yang masih kurang memahami KJKS.