SWAKARSA GROUP DI BUTUHKAN SEGERA Kami adalah perusahaan yang bergerak di bidang Perkebunan Kelapa Sawit dengan produk berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) yang berkantor pusat di Jakarta. Areal perkebunan kami berada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Kami sudah berkecimpung selama lebih dari 15 tahun dan sedang berkembang pesat. Membutuhkan tenaga kerja yang dinamis dan menyukai tantangan untuk posisi : TRAINEE ASISTEN INFRASTRUKTUR Kualifikasi: 1. 2. 3. 4.
S1 Jurusan Teknik Sipil IPK min 2.75 Freshgraduate Diutamakan mempunyai pengalaman PKL di Perkebunan Kelapa Sawit
5. Usia maksimal 30 tahun 6. Bersedia ditempatkan di areal perkebunan Kaltim dan Kalteng
Kirimkan CV beserta lamaran ke:
[email protected] Lamaran paling lambat diterima 2 minggu sejak iklan ini dimuat Cantumkan kode jabatan pada bagian subject email
EVALUASI GEOMETRIK RUAS JALAN KARANGKATES – BRONGKOS PADA KILOMETER SBY 131+000 SAMPAI SBY 134+000 KABUPATEN BLITAR Gusti Ngurah Merta, Teguh Yuko Prasetyo, Ir. Ludfi Djakfar MSCE,Ph.D, Hendi
Bowoputro, ST, MT. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail:
[email protected] ABSTRAK Kabupaten Blitar menyimpan banyak potensi dari berbagai sektor, namun akses transportasi sebagai penunjang potensi-potensi tersebut cukup buruk, terutama pada ruas jalan Karangkates – Brongkos sebagai pintu masuk Kabupaten Blitar dari arah Kabupaten Malang. Salah satu yang menjadi indikasi hal tersebut adalah banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi di sepanjang Ruas Jalan Karangkates – Brongkos, khususnya pada kilometer Sby 131+000 sampai Sby 134+000. Oleh karena diperlukan studi untuk mengevaluasi geometrik ruas jalan tersebut untuk mengetahui apakah kondisi geometrik eksisiting ruas jalan sudah sesuai dengan standart perencanaan dan juga memberikan usulan perbaikan untuk kondisi geometrik eksisting ruas jalan tersebut. Diharapkan dari studi ini akan mengurangi jumlah kecelakaan di lokasi tersebut dan mempermudah akses perjalanan dari dan menuju Kabupaten Blitar sehingga potensi-potensi di daerah Kabupaten Blitar dapat berkembang lebih baik dan mampu bersaing dengan kabupaten lainnya Dalam studi ini terdapat beberapa tahapan pengerjaan, yang pertama adalah mengetahui kondisi eksisting Ruas Jalan Karangkates – Brongkos pada kilometer Sby 131+000 sampai Sby 134+000, baik kondisi geometrik maupun kondisi lalu lintas. Setelah diketehui kondisi eksisiting ruas jalan, maka tahapan selanjutnya adalah mengevaluasi kondisi geometrik eksisiting sesuai dengan standart perencanaan geometrik. Jika pada hasil evaluasi didapatkan banyak ketidaksesuaian, maka tahapan selanjutnya adalah menentukan usulan perbaikan untuk kondisi eksisting ruas jalan tersebut. Dalam analisa kondisi lalu lintas eksisting didapatkan nilai derajat kejenuhan ruas jalan pada jam puncak sebesar 0.452 dan kecepatan rata-rata kendaraan yang melintasi lokasi studi hanya berkisar antara 35-40 km/jam. Hasil analisa tersebut semakin memperkuat indikasi bahwa pengendara kesulitan melewati lokasi studi dikarenakan kondisi geometrik ruas jalan yang buruk. Sedangkan dari analisa kondisi geometrik eksisting pada lokasi studi didapatkan 22 tikungan, dan 12 lengkung vertikal.Dari hasil evaluasi kondisi geometrik eksisting sesuai dengan standart perencanaan jalan antar kota yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, didapatkan 20 tikungan, 2 lengkung vertikal dan 2 kondisi kelandaian memanjang yang tidak sesuai dengan standart perencanaan. Karena dalam hasil evaluasi geometrik ditemukan banyak ketidaksesuaian, maka diperlukan usulan perbaikan. Usulan perbaikan yang pertama dilakukan adalah dengan menurunkan kecepatan rencana. Dengan menurunkan kecepatan rencana sebesar 20 km/jam, jumlah tikungan yang tidak sesuai turun menjadi 12 tikungan, sedangkan keseluruhan alinyemen vertikal jalan sudah memenuhi. Karena masih cukup banyak tikungan yang masih belum sesuai dengan standart perencanaan, maka usulan perbaikan selanjutnya adalah merubah bentuk geometrik jalan dengan memeperbesar jari-jari tikungan, menambah panjang lengkung peralihan,dan juga pelurusan jalan
untuk segmen yang jarak antar tikungannya saling berdekatan. Dengan demikian, kondisi geometrik ruas jalan pada lokasi studi menjadi sesuai dengan standart perencanaan geometrik. Kata Kunci :Standart Perencanaan, Alinyemen Horizontal, Alinyemen Vertikal, Kecepatan
STUDI EVALUASI TINGKAT PELAYANAN RUAS DAN PERSIMPANGAN JALAN OROORO OMBO DI KAWASAN KOTA BATU Agung Prasetia, Almiszan Abdillah, Achmad Wicaksono, Amelia Kusuma Indriastuti Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Email:
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Kota Batu merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang mengalami perkembangan pesat di bidang sosial, ekonomi, dan pariwisata. Hal ini menjadikan Kota Batu sebagai pusat bangkitan pergerakan. Peningkatan volume kendaraan akibat bangkitan pergerakan di Kota Batu belum diimbangi dengan peningkatan fasilitas transportasi. Salah satu kawasan dengan bangkitan pergerakan tinggi adalah Kawasan Oro-oro Ombo dengan dua tempat wisata utama, yaitu Batu Night Spectacular (BNS) dan Museum Satwa (Jatim Park 2). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pelayanan ruas jalan dan persimpangan di Oro-oro Ombo saat ini dan masa mendatang, serta membuat usulan peningkatan tingkat pelayanan ruas dan simpang tersebut apabila dibutuhkan. Pada penelitian ini, kecepatan kendaraan didapatkan dengan menggunakan metode Spot Speed, volume lalu lintas didapatkan dengan cara survai pencacahan kendaraan yang dibagi dalam dua segmen waktu yaitu siang dan malam. Survai dilakukan selama masing-masing enam jam pada tiap segmen pada hari Sabtu dan Minggu dengan tujuan mewakili hari libur. Analisis pelayanan jalan dengan MKJI. Metode peramalan digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan per tahun ruas jalan yang ditinjau dalam proyeksi lima dan sepuluh tahun ke depan. Nilai LOS ruas jalan Oro-oro Ombo pada hari libur normal adalah C dan pada puncak hari libur adalah C. Simpang Tlekung adalah simpang dengan tiga lengan tak bersinyal. Nilai LOS Simpang Tlekung pada hari libur normal adalah B dan pada puncak libur adalah B. Simpang Dewi Sartika adalah simpang dengan empat lengan tak bersinyal. Nilai LOS Simpang Dewi Sartika pada hari libur
normal adalah B dan pada puncak hari libur adalah B. Pada ruas jalan Oro-oro Ombo prediksi tingkat pelayanan pada lima dan sepuluh tahun mendatang adalah F, sedangkan pada Simpang Tlekung prediksi tingkat pelayanan pada lima dan sepuluh tahun mendatang adalah B, pada simpang empat Dewi Sartika prediksi tingkat pelayanan pada lima tahun mendatang adalah D dan F untuk sepuluh tahun mendatang. Pada Simpang Tlekung tidak terjadi permasalahan karena tingkat pelayanan Simpang Tlekung sampai sepuluh tahun mendatang masih B. Permasalahan terjadi pada ruas jalan Raya Oro-oro Ombo dan simpang Dewi Sartika yaitu tingkat pelayanan pada ruas dan simpang tersebut sudah sangat tidak nyaman sehingga diperlukan perbaikan pada ruas dan simpang tersebut. Perbaikan yang dilakukan adalah pelebaran pada geometri ruas jalan Raya Oro-oro Ombo dan Simpang Dewi Sartika sehingga kapasitas jalan dari ruas dan simpang tersebut bertambah. Kata kunci : Tingkat Pelayanan, Ruas Jalan, Persimpangan, Oro-oro Ombo
PENGARUH PROPORSI DAN RASIO KENDARAAN TIDAK BERMOTOR TERHADAP KECEPATAN LALU LINTAS (STUDI KASUS KOTA MALANG) Ferry Tobing, M. Zainul Arifin, A. Wicaksono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Kendaraan tidak bermotor dalam kondisi Lalu Lintas campuran pada 2 lajur 2 arah tanpa median berpotensi memberikan pengaruh pada kinerja Lalu Lintas khususnya kecepatan Lalu Lintas. Di Kota Malang di daerah selatan masih banyak pengguna jalan yang mengendarai kendaraan tidak bermotor. Studi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kendaraan tidak bermotor terhadap kecepatan Lalu Lintas dan mengetahui nilai emp kendaraan tidak bermotor sebagai bagian dari Lalu Lintas dengan berbasis kapasitas dan kecepatan. Studi dilakukan di jalan S. Supriyadi dan Satsuit Tubun dengan mengambil 3 lokasi, yaitu di depan
Universitas Kanjuruhan, di perbatasan Kota Malang dan jalan Satsuit Tubun. Ketiga lokasi tersebut terdapat perbedaan karakteristik lingkungan maupun volume Lalu Lintas. Survei dilakukan hari selasa dan sabtu pada jam sibuk pagi, jam diluar sibuk siang hari dan jam sibuk sore dengan menggunakan peralatan survei dan surveyor. Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh proporsi dan rasio kendaraan tidak bermotor digunakan model regresi linier. Dari analisa diketahui bahwa keberadaan kendaraan tidak bermotor memberi pengaruh pada kecepatan Lalu Lintas pada ketiga titik lokasi studi. Di lokasi pertama yaitu Jalan Satsuit Tubun, pada saat volume Lalu Lintas > 2719 kendaraan/jam setiap kenaikan proporsi kendaraan tidak bermotor sebesar 1% akan berakibat pada penurunan kecepatan sebesar 2,6 km/jam, sedangkan setiap kenaikan 1% rasio kendaraan tidak bermotor terhadap kendaraan bermotor menyebabkan penurunan kecepatan sebesar 2,5 km/jam. Di lokasi kedua yaitu Jalan S. Supriyadi di depan Kampus Kanjuruhan dengan volume Lalu Lintas > 4579 kendaraan/jam, setiap kenaikan proporsi dan rasio kendaraan tidak bermotor sebesar 1% menyebabkan penurunan kecepatan berturut-turut sebesar 5 km/jam dan 4,5 km/jam. Sementara itu di lokasi ketiga yaitu Jalan S. Supriyadi di perbatasan Kota Malang pada volume > 3373 kendaraan/jam setiap kenaikan proporsi dan rasio kendaraan tidak bermotor sebesar 1% menyebabkan penurunan kecepatan berturut-turut sebesar 4 km/jam dan 4 km/jam. Dari hasil analisis didapatkan nilai emp untuk ketiga lokasi adalah MC = 0,453–0,750 ; LV = 1 ; HV = 1,681–1,989 ; Sepeda = 5,334–5,802 ; Becak = 6,606–11,153 . Terdapat perbedaan nilai emp bila dibandingkan dengan MKJI, yaitu : MC = 0,4 ; LV = 1 ; HV = 1,3 Dari hasil analisis disarankan untuk jalan yang belum difasilitasi lajur khusus kendaraan lambat, sebaiknya ditinjau pengaruh proporsi dan rasio kendaraan tidak bermotornya, Perlu adanya penelitian terhadap pengadaan jalur kendaraan tidak bermotor untuk memisahkan kendaraan tidak bermotor dan bermotor sehingga kecepatan Lalu Lintas pada jalan tersebut dapat mendekati kecepatan rencana sesuai dengan klasifikasi jalan yang ada, Perlu ada studi lebih lanjut yang mendalam dan spesesifik mengenai pengaruh kendaraan tidak bermotor terhadap kecepatan Lalu Lintas untuk mencari nilai emp dari kendaraan tidak bermotor tersebut, dan Perlu adanya perhitungan emp dengan menggunakan metode basis kecepatan agar didapatkan pembanding nilai emp yang menggunakan basis kapasitas.
Kata Kunci : Ekivalen mobil penumpang (emp), kecepatan Lalu Lintas, kendaraan tidak bermotor, proporsi,rasio
BEASISWA DJARUM PLUS TAHUN 2012/2013 PERSYARATAN PENGAJUAN DJARUM BEASISWA PLUS TAHUN 2012/2013
PERSYARATAN UMUM: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sedang menempuh tingkat pendidikan Strata 1 (S1) pada semester IV dari semua disiplin ilmu IPK minimal 3.00 pada semester III Dapat mempertahankan IPK minimal 3.00 hingga akhir semester IV Aktif mengikuti kegiatan organisasi baik di dalam maupun di luar kampus Tidak sedang menerima beasiswa dari pihak lain Wajib memiliki email dan blog UB
ADMINISTRASI 1. Mengisi Form Pendaftaran yang tersedia di Bagian Kemahasiswaan Fakultas masing-masing, atau dapat didownload di http://www.djarumbeasiswaplus.org 2. Fotocopy Kartu Hasil Studi semester III 3. Fotocopy sertifikat kegiatan organisasi/surat keterangan aktif berorganisasi 4. Surat Keterangan dari Kampus tidak sedang menerima beasiswa dari pihak lain 5. Satu lembar foto ukuran 4 x 6 cm berwarna memakai jas almamater TES SELEKSI Tes Potensi Akademik (TPA) dan Wawancara VERIFIKASI Memastikan kandidat yang lolos tes seleksi dapat mempertahankan IPK minimum 3.00 pada akhir semester IV PENGUMUMAN Dapat dilihat di http://www.djarumbeasiswaplus.org dan juga tersedia di Bagian Kemahasiswaan Kampus Tanggal – Tanggal Penting : Penyerahan Berkas di Universitas paling lambat : 23 Mei 2012 Seleksi Verifikasi
: 1 Juni – 18 Juli 2012 : 21 – 30 Agustus 2012
Pengumuman
: 31 Agustus 2012
Periode Aktif
: 1 September 2012 s/d
31 Agustus 2013 NB* : Penyerahan Berkas di Bagian Kemahasiswaan Lt. 5 FTUB Tanggal 23 Mei 2012
PENGARUH VARIASI TEBAL SELIMUT BETON BERTULANG TERHADAP TEGANGAN AKIBAT SUHU TINGGI Anton, Prof. Dr. Ir. Agoes SMD, MS, Ir. Edhi Wahyuni Setyowati, MT Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail:
[email protected] ABSTRAK Musibah kebakaran pada struktur bangunan gedung di bebarapa kota besar masih sering terjadi. Akibat yang ditimbulkan oleh kebakaran merupakan salah satu bentuk kegagalan struktur yang memiliki resiko tinggi. Kebakaran dapat dianggap suatu bentuk pembebanan termal yang tidak diinginkan atau diharapkan pada bangunan gedung, suhunya cenderung tinggi dan berlangsung relatif singkat. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh variasi tebal selimut beton terhadap tegangan yang dihasilkan baja dan beton akibat peningkatan suhu serta mensimulasikannya menggunakan software ansys. Penelitian ini menggunakan benda uji balok beton bertulang dengan variasi tebal selimut yaitu 1 cm. 1,5 cm dan 2 cm serta suhu pembakaran adalah 200˚C,300˚C, dan 400˚C. Pembakaran menggunakan kompor signora households dan pengukuran pertambahan panjang menggunakan dial gauge. Untuk data pengujian didapat dari hasil pembacaan dial gauge yang telah dipasang pada sisi masing-masing penampang untuk mengetahui berapa nilai perpanjangan baja dan beton ketika dibakar sampai suhu yang direncanakan. Simulasi menggunakan ansys diasumsikan balok beton bertulang tidak mengalami komposit, sehingga terdapat perbedaan tegangan baja dan beton. Dari hasil penelitian didapat paada tebal selimut 2 cm dengan suhu pembakaran dengan suhu 400˚C terjadi pertambahan panjang paling besar yakni 0,201 mm pada baja dan 0,211 mm pada beton. Dalam analisa tegangan yang dilakukan, tegangan paling besar terjadi pada tebal selimut 2 cm
dengan suhu pembakaran 400˚C yakni untuk baja 3042,59 kg/cm 2 dan beton 278,35 kg/cm 2 . Berdasarkan simulasi menggunakan ansys, semakin besar selimut beton dan suhu pembakaran maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan. Tegangan maksimum juga terjadi pada tebal selimut 2 cm dengan suhu pembakaran 400˚C. Hal ini terjadi dikarenakan waktu pembakaran yang dibutuhkan untuk tebal selimut 2 cm lebih lama dibanding tebal selimut 1 cm dan 1,5 cm untuk mencapai suhu yang sama sehingga mempengaruhi perpanjangan yang terjadi. Kata kunci : Beton Bertulang, Pasca Bakar, Tegangan, ANSYS
PENGARUH PENGGUNAAN PIROPILIT SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP LEBAR DAN POLA RETAK BETON BERTULANG Ulung Prabowo, Pembimbing: Ir. Siti Nurlina, MT, Ir. Ristinah S, MT Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail:
[email protected]
ABSTRAK
Piropilit merupakan bahan galian yang banyak terdapat di Indonesia. Penggunaan piropilit hingga saat ini terbatas sebagai bahan pembuatan keramik dan bahan baku kertas. Beton merupakan bahan bangunan utama di masa kini yang paling sering digunakan. Piropilit yang bisa dihancurkan dan mencapai butiran yang diinginkan dirasa mampu untuk dijadikan sebagai pengganti agregat halus beton. Pola retak dan lebar retak balok yang dibahas di sini adalah pola dan lebar retak untuk balok akibat adanya beban terpusat di tengah bentang. Pola retak yang dihasilkan dapat berupa retak lentur, retak geser, atau retak geser-web. Sedangkan nilai lebar retak maksimum didapatkan dari lebar retak terbesar di tiap tahapan pembebanan. Penelitian ini menggunakan benda uji balok dengan dimensi 10 x 15 x 75 cm, balok tersebut
dibebani alat hidraulic jack hingga runtuh. Benda uji silinder juga digunakan untuk menguji kuat tekannya. Retak yang dianalisa adalah retak pada balok saat 70% beban maksimum terjadi. Pengamatan lebar retak dilakukan dengan menggunakan crack detector microscope. Pengamatan pola retak menggunakan kotak referensi (grid reference) pada balok tersebut. Hasil penelitian menunjukkan nilai kuat tekan dan nilai kuat lentur beton piropilit lebih rendah daripada beton normal. Lebar retak yang telah ditabelkan diolah melalui statistika Uji ANOVA satu arah dan hasil yang didapat adalah tidak ada perpedaan antara lebar retak balok normal dan balok piropilit. Melalui analisis deskriptif terhadap pola retak beton, diperoleh bahwa terdapat perbedaan pola retak beton di tiap-tiap variasi persentase piropilit. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah, piropilit mempengaruhi pola retak beton, tetapi tidak mempengaruhi lebar retaknya.
PENGARUH PIROPILIT SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP LENDUTAN BALOK BETON BERTULANG Faried Novianto Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya ABSTRAK Piropilit (Pyrophyllite) merupakan salah satu jenis bahan galian golongan C. Sumber daya mineral piropilit di Indonesia cukup banyak dan tersebar pada kawasan yang luas. Piropilit biasa digunakan dalam industri keramik, pembuatan barang tahan api, dan industri kertas. Pada bidang konstruksi piropilit dapat digunakan sebagai bahan penyusun beton. Butiran piropilit dapat dibentuk menyerupai susunan gradasi pasir sehingga bisa dijadikan sebagai pengganti sebagian agregat halus pada beton. Lendutan merupakan fungsi dari pembebanan dan kekakuannya. Perilaku hubungan beban dan defleksi pada balok beton bertulang pada dasarnya dapat diidealisasikan menjadi bentuk trilinier. Bentuk trinlinier tersebut membagi kondisi lendutan menjadi tiga bagian yaitu daerah I sebagai kondisi elastis, daerah II sebagai kondisi kemampuan layan/serviceability, dan daerah III sebagai kondisi plastis. Daerah serviceability merupakan daerah yang dibatasi dengan terjadinya retak pertama pada beton hingga pada pembebanan 70% beban maksimum yang mampu ditahan balok. Pada penelitian lendutan balok digunakan benda uji balok beton tulangan tunggal dengan dimensi 100x150x750mm, dan benda uji silinder 150x300mm untuk uji kuat tekan. Benda uji balok dan silinder dibuat dengan variasi piropilit sebagai pengganti agregat halus sebesar 0%, 5%, 10%, 15%,
dan 20%. Data lendutan diperoleh dengan pembacaan dial gauge pada setiap pembebanan. Pembebanan balok dilakukan dengan sistem 4 point bending test. Hasil lendutan balok secara eksperimental dibandingkan dengan hasil perhitungan lendutan secara teoritis. Berdasar penelitian didapatkan nilai kuat tekan beton piropilit lebih rendah dibanding kuat tekan beton normal. Menurunnya kuat tekan beton berpengaruh pada lendutan yang terjadi. Untuk nilai beban yang sama lendutan balok beton piropilit sedikit lebih besar dibanding balok beton normal. Menurut uji ANOVA terhadap lendutan maksimum serviceability eksperimental, didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara lendutan balok beton piropilit dan balok beton normal. Pada uji ANOVA terhadap lendutan untuk nilai beban yang sama pada daerah serviceability, juga menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan lendutan yang signifikan diantara variasi piropilit yang ada. Lendutan hasil eksperimen mempunyai nilai lebih besar bila dibanding dengan lendutan hasil perhitungan secara teoritis.
Kata kunci: piropilit, agregat halus, lendutan, serviceability, balok