Evaluasi Fasilitas Jembatan Timbang di PT. Kr.lloltau 8andar Samudra (KDS)
Dengan Menggunakan Simulasi Arena
1. Pendahuluan PT. Krakatau Bandar San1Udera (KBS) yang merupakan salah satu pelabuhan laut yang mengkhususkan pada barang curah (bulk cargo) yang menunjukkan kegiatan yang meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian makro di Indonesia Sebagai pelabuhan bongkar-muat yang mempunyai kegiatan inti yaitu sebagai beril.'Ut: I. Kegiatan Bongkar-Muat (loading - unloadmg) di derrnaga 2. Kegiatan transportasi dari derrnaga ke gudang penyimpanail pelabuhan (intermediate) 3. Kegiatan transportasi dari gudang pcnyimpanan pelabuhan (intermediate) ke gudang penyimpanan akhir (final) di konsumen. 4. Kegiatan Pembongkaran melalui conveyor line ke gudang pe:iyimpangan akhir di konsumen. Setelah memperhatikan kegiatan-kegiatan utarna di atas, jelas lerlihat bahwa dengan adanya interaksi antara elt~men kegiatan tersebul maka perrnasalahan yang muncul aclalah pengelolaan Ialu lintas barang maupun inf'ormasi (goods and injormalion tratJic.I). Seperti kila ketahui bersama bahwa pada seliap aklivilas blu linlus akan menghasilkan antrian jika terjadi kelidakseimbangan antar elemen sistem. Ketidakseimbangan inleraksi anlar elemen dalam sislem akan menyebabkan penumpukan kegiatan yang belum dapat dilayani oleh server dalam sistem tersebul, hal inilah yang menyebabkan leIjadinya anlrian dalam sualu sistem. FasiJilas pendukung yang ada di Iingkungan PT. KBS adalah ~ebagai berikut: I. Lahan Dermaga 2. Fasililas Jembatan Timbang 3. Fasililas Parkir 4. Fasililas Akses atau Jalan Masuk dan KeJuar lokasi 5 . . Fasililas Tempat Penyimpanan Sementara (Gudang) Setiap fasilitas pendulmng lersebut mempunyai kapasilas masing-masing yang harus dip~rhatikan dan dijaga ke:;eimbangannya. Unluk lebih jelasnya dapat kita lihat gambar di bawah ini:
----,llllItlllll""r--~ ANTRIAN JEMBATAN TIMBANG
... =:: ....
--
Gil] Kegiatan Tran.:p~1 Dar1 Gudang l="eny;mp."Ul k.. Gud"'g AkI"\iI'
~ab ....h'"
Gambar 1. : Sistem 80llgkar Muat PT. KBS
Pada gambur-I di alas terlihat kelerkailan antura elemen sistem yang mellyebabkan terjadinya anlrian dalan1 sistem Pada gambar-I tcrdapalliga elemen utmna yang akan menjadi titik permasalahan, yailu sebagai berikut: I. · Pelayanan di Dermaga 2. Pc1ayanan di Gudang Penyimpanan 3. Jembatall Timbang Keliga elemen tersebut merupakan swnbcr dari munculnya antrian dalam sistem pelayanan kepelabuhanan di PT. KBS. Tetapi jika kila perhatikan lebih detail, maka scbenamya komponen lainnya adalah akibat dari adanya elemen penyebab utarna antrian, yaitu Jembatan Timbang. Oleh karena ituJah di dalam paper ini lebih ditekankan pada pendayagunaan dan pengkajian elemen dalam sistem yaitu Jembatan Timbang .
SEMlNAR NASIONAL " TEKNOLOGI SIMULASI DAN APLIKASINYA UNTIJK OPTIMASI INDUSTRl" 1-2 Juni 2005. KPTU FaJ<.Tekni..k UGM
156
2. Pemodelan Simulasi Secara garis besar permasalahan yang timbul akibat terjadinya antrian di PT. KBS dapat diisola~ikan menjadi dua permasalahan yang ditimbulkan akibat peranan fasilitas pendukung utama yaitu Jembatan Timbang, yaitu • I. Pota Transportasi-B I: adalah pola transportasi pelayanan kepelabuhanan di PT. KBS dimana pernbongkaran (unloading) kargo dari kapal ke gudang penyimpanan (intermediate) atau gudang akhir (final) melewati jalan utama (akses utarna) dan menggunikan JembatUl Timbang. p..,.bOO"lglcarlon ka'VO m.--U jembMall fioTIbllOgk.glXS..... g ~"""
~ -
xc; ... m_ -
j.J-.I..,\I\";;:.[ -
- - - ..
Gambar 2• .: Pola Transportasl-81: Melewatl Jembatan TlmtuUlg
2. Pola Transportasi-B2. adalah pola transportasi pelayanan kepelabuhanan dimana PT. KBS melakukan kegiatan distribusi barang dal; gudang penyimpanan (intermediate) ke gudang akhir (final) melewati jalan utama (akses utama) dan menggunakan Jembatan Timbang.
x,_.
ot~
••
(J"."Vlem_z-
,..... bOoC1'!IWIIII -'-00
~
~ .
_fi_
0- ..
m • ......-
J.",t.." ....
nmb..-.o
kit o..f1~g ~'l"knp.n...,
...-rom-
J ....... ...,.t1n'1b~
.
~
t)1..,lt"... lIl-.rQ"
m"_..
Ut
J_,hoof..., """ha,.g k.
O lttlang p..,.,ylmOIttl,,"
Gambar 3. : Pola Transportru.i 82: Melewati Jembatan Timbang
Setelah melihat pola-pola transportasi yang ada di PT. KBS, maka dalam paper ini akan dicoba mengkaji-ulang utilisasi penggunaan jenbatan tim bang saat ini. 2.1 Inpllt Model Input model adalah data yang akan dimasukkan ke daJam simulasi komputer seperti distribusi dan waktu antar kedatangan truk, waktu pelayanan jembatan timbang da'1 wak-ru pelayanan crane alau ship unloader di dermaga. Data-data tersebut merupakan hasil dari pengujian keseuaian distribusi dengan menggunakan Chi-Sq/lare Goodness of Fit Test yang tersedia pada software ARENA. Adapun input model yang utama adaJah sebagai berikut • T a beII Data nput M od eI Item Data Parameter
Exponensial(2. 41) Jembatan Timbang ~k1u Pdayanan
Waktu antar kedatangan Poisson(90) Truk Schedule Down Time 5 menit setiap 480 menit
Dermaga Normal(3.42 1.06) ~aktu Pelavanan
-(Crane/Ship Unloader) Schedule Down Time 5 menit seti~ 480 menit
Kapal
Kapasitas Muatan Masing-masing kapal 60000 ton JUll11ah Kupul Bongkar 3 Kapal bersandar dipelabuhan ._-_. -- -- . -.. . . ._-- ------- Muat . .. - -- _. ... - - - - - -_ ._--- - Truk KajJasitas Truk 20 30 dan 40 ton .- ~ -
-.-- -
-~ - -
SEMlNAR NASIONAL « lEKNOLOGI SIMULASI DAN APLIKASINY A UNTUK OPTIMA.S! INDUS1RI" 1-2 Junl2005, Kl'TU FAr..T
157
2.2 Output Model. . Benkut ini ukuran kinerja yang merupakan hasil dari running simulasi berupa nilai statistik pada aktifitas penimbangan: • Panjang Antrian
Utilisasi Jembatan Timbang
2.3
Skenario Simu/asi
Perancangan beberapa model ini didasarkan pada jwnlah Jemhatan Timbang aktif yar g menjadi titik pokok penelitian, kapasitas (jwnlah (otal) barang curah yang di-/oad Wltuk masing-masing kapal dan panjang antrian maksimal yang terjadi di buffer tempat park.ir sebelum melakukan load di dermaga Sedangkan jwnlah crane yang digtmakan untuk keseluruhan simulasi berjumlah tetap yaitu 4 buah. Selanjutnya berdasarkan penganghltan barang yang menggunakan fasilitas jembatan timbang, yaitu : Truk yang menganghlt barang dari gudang dengan (ujuan keluar KBS • Truk yang mengangkut barang curah observasi dari dermaga dengan tujuan keluar KBS
Truk yang mengangkut barang curah non-observasi da:-i dermaga dengan tujuan keluar KBS
Rancangan model simulasi dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Jumlah TimbuIl2an Aktif
T abel I. Rancallgall Model-model Simulasi Kapasitas l(apal Panjlung Mukslmum Antrian Truk dl Burrer Klipal 1 KJlpal2 lUpall Dennal!a .
2 Buah
60000
60000
60000
. 4 Buah
60000
60000
60000
30 50 30 50
Setiap model itu nanti akan diterapkan untuk masing-masing skenario yang digunakan. Skenario-skenario yang akan digunakan dalarn simulasi adalah sebagai berikut :
Skellario Skehario I Skenario 11 Skenario 2 Skenario 21
Tabel III Skcnario Simulasi Jumlah Jembatan Timbang Preferensi Jembatan Timbang 2 pe:nggunaan antarajembatan timbang adalah sarna 2 Tanpa oreferensi 4 penggunaan antarajembatan timbang adalah sarna Tanpa preferensi . - -4
2.4 Slmulasi Selanjutnya dibuat model simulasi berdasarkan aJitan informN>; dan material proses bongkar muat di KBS dengan menggunakan software Arena 1.2. I. Model simulasi dirullt dengan memisahknn antara modul-modu l tingkat tinggi seperti server, advance server yang menyediakall [asiJitas animasi simuhsi (gam bar 4) dengan modul tingkat rendah yang menyediakan pengendaJian simulasi berdasarkan prosedur yang ada di KBS (garnbar 5). Simulasi dilakukan untuk skenario I, II, 2 dru! 21 dengan pemberhentian simulasi jika salah satu kapal dnri tiga kapal dengan muatan masing-masing (,(J kilo ton tclah habis di bongkar muat.
SEMINAR NAS[ONAL " TEKNOLOGI SlMULASI DAN APLIKASlNY A UNTUK OPTIMASIlNDUSTRr ' 1-2 Junl2005, KPTU FaILT.knik UGM
158
~--=-.·• -1
,i f
fll=====1.
i
l
Gam bar 4. Animasi Simulasi Skenario I dan II "'--
Gambar 5. Modul-modul Simlliasi ARENA 3. AnaJlsis Slmlllasi 3.1 Anlllisis Pada Waktu dan Panjang Alltrian Skenario 1 dan 11 Analisis ini dila1:ukan pada parameter lama truk menunggu baik pada timbangan I mauplll1 pada timbangan 2 sebelum melakukan proses timbang kosong maupun timbang isi dan jumlah truk yang menunggu pada antrian sebelum melakukan proses timbang isi atau timbang kosong. Pada tabel berikut ini dilampilkan waktu tunggu pada masing-masing timbangan dan panjang anlrian truk sebelum timbangan untuk skenario 1 dan skenruio 11, sebagai beriJ..:ut ini :
Tabel N. Waktu dan Panjang Antrian Skenario 1 dan 11 Skenario Model Identifier Average Variation Skenario Modell I
Model 2
Skenario I1
Model I
Timbanganl R Q Queue T Timhangan2 R Q Queue T
Timbangan IRQ _________
Queue T ______ Timbangan2 R Q Queue T -~ . ~~
8.9R96
.78829
12.096
,59206
!\ ,52ll(i
,73R
12,271
.59799
~----~L-----~
=~~----~~----~--~--~
,Pahj itngAntri~ ~ebt!l tun
:.rlfulJanj ,
~:
;'. .' ~~:"
, 468::9.~
0
):-4;:;. ,$,\~,9~~,.
:··;Ci • ....,-;;" . -:~\; !~, _'f":~;
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~, SEMINAR NIISIONAL .. TEKNOLOGI SIMULII SI DA.N APLIKIISINY A UNf1JK OPTIMASI INDUSTRI" 1-2 JarJ 2005, KPTl' Fak. Teknlk UCM
159
Model 2
.59770 Timbanganl_R_Q Queue T ----+-----~-------~ Timballgan2_R_Q Queue T
panjangit.ntri/iil'BeQeilitn,
L..-_ _--I.._ _ _
-'-'..:Tc.::Un:.::;'~ban"""'·JOI.g'_._ ,.~ ;:~ ~;-. ::~. \. ' •.
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa, penggunaan 2 jembatan timbang menyebabkan wak-ru antri pada jembatan adalah 9,5946 menit. Kemudian panjang antrian truk sebelum m~lakukan proses timbangan sebesar 451,61 truk. Hal ini menyebabkan traffic yang tinggi jika te~adi kegiatan unloading 3 kapal dengan kapasitas minimum masing-masing 60000 ton (dalarn simulasi 3 kapal bersandar). Fa\..."tor buffer truk setelah tim bang kosong yang diharapkan dapat mengurangi jumlah antrian pada timbangan temyata dapat mcnurunkan waktu antrian. Tetapi disisi lainmeningkatkan panjang antrian. Hat ini dapat dilihat pada parameter waktu antri di timbangdJ1 skenario I mo,del 1 jika dibandingkan dengan model 2. Demikian pula dengan skenario II.
3.2 Analisis Pada Waktu dan Panjang Antrian Skenario 1 dan 21 Pada tabel di bawah bahwa penggunaan 4 timbangan pada prose3 bongkar muat di PT. KBS dapat menurunkan waktu antri sebelum timbangan sampai. dengan 75% serta membuat tidak ada antrian sebelwn timbang. Hal ini dapat dilihat pada panjang antrian dari masing-masing model di bawah ini.
Model 2
Skenario 21
Model J
Model 2
3.3 Analisis Tingkat Kesibukan Skenario 1 dan 11 Pada tabel di bawah ini ditampilkan persentase jembatan tim bang dalam keadaan sibuk atas kctersediaan Jembatan timbang. Adapun ketersediaan jembatan tim bang pada simulasi ini sebesar 0,99 tersedia dan 0,0 j (Schedule downtime setiap 480 menit 5 menit tida~ tersedia) tidak tersedia karena penggantian shift. ::
SElvfINAR NASIONAL " TEKNOl.OGl SrM1J1.ASI DAN APUKASlNY A UNTlJK OPTIMASllNDUS'TIU' 1-2 Jwli 2005, KI'TU 'Fwk.Tcknll< UGM
160
---
------
Baik pada skenario I dan skenario II, tingkat kesibukan rata-rata dari timbangan di atas 90%. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan tim bang an (2 buah jembatan timbang) sudah maksimal. Hal yang menari!, adalah dengan tidak adanya preferensi penggunaan jembatan timbang, tingkat kesibukan sedikit menurun. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesibukan pada skenario II dan skenario I.
SKENARIO Skenario I
T a beI VI T'm21ka t K eSJ'b u kan Skenano Id an 11 AVERAGE VARlATION MODEL IDENTIFIER
Modell Model 2
Skenario 2
Modell
Timbanganl_R Busy
0.92993
0.27449
Tirnbangan2_R Busy
0.92022
0.29444
Timbangan I ...R Busy
0.92<)14
0.27<117
Timbangan2_R Busy
O.945M
0.23976
Timbanganl_R Busy ~
Model 2
0.89322
,
0.34575
Tlmbangan2_R Busy
0.()2851
Til nbnngan I_R Busy
0.()415()
0.24907
Timbangnn2_R Busy
O.c)1575
0.30332
0.27749
3.4 Analisis Tingkat Kesibukan Skenario 2 dan 21
Penggunaan 4 buah jembatan timbang dalarn simulasi menunjukkan hasil bahwa tingkat kesibukan masing
masing timbangan baik dengan atau tanpa prcferensi sekitar 50% dan sisanya jembatan timbang mengangl,'Uf
Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Skenario Skenario 1
Skenario 2
, 2 tf an 21 T a bel VII T'm elk a t K eSJ'b U kan Skenano Model Identifier Average 0.75924 Modell Timbangan I R Busy Timbangan2 R Busy 0.33371 TimbanganJ R Busy 0.57065 Timbangan4 R Busy 0.56411 Model 2 0.79846 Tim bangan 1 R Busy . Timbangan2 R Busy 0.32784 Timbangan3 R Busy 0.57104 Timbangan4 R Busy 0.55115 0.51994 Modell Timbanganl R Busy 0.51926 Timbangan2 R Busy Timbangall3 RBusy 0.51823 0.519 Timbangan4 RBusy Model 2 Timbanganl R Busy 0.53682 Timbangan2 R Busy 0.55648 Timbangan3 R Busy 0.55131 Timbangan4 R Busy 0.55329
Variation 0.56312 14.13 0.8674 0.87904 0.5024 14.318 0.86671 0.90243 0.96089 0.9622 0.96418 0.9627 0.92888 0.89276 0.90214 0.89854
Setelah melakukan allalisa pada waktu antri dllf, panjang antrian timbangan serta tingkat kesibukan dari masing masing jembatan timbang., dapat dilihat bahwa jika menggunakan 2 bUah jembatan timbang maka panjnng antrian besar tetapi utilitasnya tinggi, sedangkan jika menggunakan 4 buah jembatan timbang maku ant/ian harnpir tidak ada tetapi tingkat utilitas dari masing-masing timbangan rr.ndah. Hal ini menyebabkan dibuatnya skenario barn dlmgan menggunaJcan 3 buah jembatan timbang dengan truk tanpa preferensi dalam pemilihan jembatan timbang yang hasilnya adalah sebagai berikue
SEMINAR NASIONAL " TEKNOLOO[ SIMUI.ASl DAN 1\P1.IKASINY 1\ lINTIIK OI'llMASl lNDUsnu'~ )·2 .lUI'.
2~.
KPTlJ Folk. Trknlk U(;M
161
SIMAN V - License #9610168 Systems Modeling Corporation Summary for Replication I of I ---dipotong-- Replication ended at time
: 4500.0
T ALLY VARJABLES Identifier
Average Variation Minimum
Timbangan[_R_Q Queue T 2.3%2 TimbanganZ_R_Q Queue T 2.lW)5 Timbangan3_R_Q Queue T 2.5035 -----di potong--
1.1337 1.158 [ 1. 1238
Ma.ximum Observations
.00000
14.4<) I
.00000 .00000
[K .On
[5.631
2937 2952 2951
DISCRETE-CHANGE VARJABLES Identifier Average Variation Minimum Maximum Final Value Timbanganl_RAvailable .99000 .10050 .00000 1.0000 1.0000 Timbanganl~R Busy .744K4 .5K530 .00000 1.0000 1.0000 1.3703 .00000 14.000 1.0000 # in Timbanganl_R_Q 1.5641 TimbanganZ_R Available .<)<)000 .10050 .00000 1.0000 1.0000 TimbanganZ_R Busy .7475[ .5K119 .00000 1.0000 00000 # in Timbangan2_R_Q 1.8692 1.3865 .00000 17.000 .00000 ----di potong----Dengan menggunakan 3 buah jembatan timbang maka panj ang antrian rnaksimum mencapai 17 truk dan rata rata waktu antrian 2.K menit tetapi tingkat kesibukan sekitar 74 % sampai 990lojika dibandingkan dengan penggunaan 4 buahjembatan tim bang . 4. AnaJisis Kelayakan Finansial Penambahan Jembatan Timbang Barn Berdasarkan hasil running simulasi pada pengolaha.,1 data maka dapat diambil ~ .esimpulan bahwa untuk mendapatkan utiJisasi yang tinggi dari jembatan timb,ng dibutuhk an penambahan satu buah jembatan timbang baru. Penambahan jembatan tim bang merupakan suatu illvestasi yang membutuhkan analisis yang tepat agar keputusan berinvestasi memberikan hasi[ yang menguntungkan bagi perusahaan. Untuk mengetahui aspek kelayakannya maka dibutuhkan suatu alat atau metode analisis yang dapat dipakai sehingga dari segi aspek keuangannnya dapat dikatalkan layak. Berikut ini adalal1 aspek-aspek kelayakan finansial yang dapat dikaj i pada penambahan jembatan timbang: Estimasi Biaya Investasi Biaya investasi awal yang dibutuhkan dalam investasi penambahan satu unit jembatan timbang meliputi : >- Biaya 1 unitjembatan timbang kapasitas 80 ton Rp . 5.000.000.000,00. >- Biaya pembangunan 1 unit ruangan kelja untuk operator timbangan Rp. 30.000.000,00. > Biaya lain-lain (perlengkapan ruangan kerja, seragam pegawai, dll) Rp. 5.000.000,00. Total biaya investasi untuk penambal1an satu buah jembatan timbang adalal1 Rp. 5.035.000.000,00 Estimasi Oiaya OperasionaJ Biaya operasional untuk penambal1an satu buah jembatAn tim bang adalah sebagai berikut: ';- Biaya gaji operator timbangan per tahun Rp. 1.500.000,00 X 12 bulan = Rp. 18.000.000,00. >- Biaya kalibrasi jembatan timbang Rp. 100.000.000,00 TOlal biaya operasional adalah Rp. lIK .OOO.OOO,OO
SEMrNAR NAS tONAL " TEKNOLOGI SIMULASI DAN APLlKASlNY A UN1UK OPTlMASI [NDUSTRr ' 1-2 Jun12005,KPTV Fa.k.Teknik VGM
162
-
--
-
-
-
-
-
Estimasi Pendapatan Dalam satu tnhun diperkirakan ada beberapa kapal yang bersandar didermaga dan mempunyni kapnsilns total ± 5.8 juta ton kargo. Diperkirakan dalam satu hari kapasitas yang dapa! diangkut oleh truk. adalah !L500 ton sedangkan kapasitas rata-rata bak truk mampl! menampung 30 ton per truk. Jadi dalam satu hari terdapal sekilar 8.500/30 = 284 truk yang beroperasi melakukan penimbangan di 2 jembatan timbang. Masing-masing jembatan timbang akm mampu menampung sekitar 284/2 = 142 truk per hari untuk timbang isi dan timbang kosong. Tarif yang dikenakan pada truk yang melakllkan penimbangan dijembatan timbang untuk timbang kosong dan timbang isi adalah Rp.40.000/satu kali penimbangan truk. Perkiraan ['enerimaan perusahaan yang diperoleh dari tarif yang dikenakan pada truk yang timbang isi dan timbang kosong per hari untuk satu buah jembatan timbang adalah 142 x 40.000 = Rp. 5.680.000,00. Perkiraan pendapatan per bulan adalah 30 x 5.680.000,00 = Rp. 170.000.000,00. dan perkiraan pendapatan dari satu buah jembatan tirnbang per tahun adalah 12 x 170.000.000,00 == /tp. 2.044.800.000,00. Depresiasilpenyusutan
} Umur ekonomis jembatan timbang ini diperkil akan selama 10 tahun.
} Salvage value atau nilai akhir jembatan timbang adalah sebesar 10 % dari harga beli yaitu sebesar Rp.
500.000.000,00 } Depresiasi untuk jembatan timbang dihiung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line depreciation) yaitu sebagai berikut: D
Nilai Investasi - Nilai Akhir
Periode Depresiasi
Rp. 5.035.000.000,00 - Rp. 500.000.000,00
10
D = Rp.453.500.000,00
=
Pajak Tarif pajak yang dibebankan pada penambahar jembatan timbang ini adalah pajak penghasilan yaitu sebcsar 16 %. Sehingga perhitungan pajaknya adalah sebagai berikut: Pajak = Pendapatan Kena Pajak x TarifPajak Pajak = (Penerimaan - Biaya - Depresiasi) x (Tarif Pajak) = (Rp.2.044.800.000,00. - Rp.118.000.000,00 - Rp.453.500.000,00) x 16%
= Rp. 235.728.000,00
4.1
Metode Penilaian Investasi dengan Payback Period Payback Period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya wak.'1U yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi diperoleh kembali seluruhnya Berikut ini perhitungan Payback Period untl.lk investasi jembatan timbang: } Jumlah investasi Rp. 5.035.000.000,('0
} Jumlah proceeds/aliran kas tahunar, (keuntungan neto sesudah pajak dan depresiasi) adalah Rp.
1. 241. 072. 000, 00
Jumlah investasi Aliran kas tahun ke-l Aliran kas tahun ke-2 Aliran kas tahun ke-3 Aliran kas tal. un ke-4 Investasi yang belum tertutup sesudah akhir tahur ke-4
Rp. Rp. Rp. Rp Rp.
5.035.000.000,00 1.237.572.000,00 3.797.428.000,00 I 237 572 000 00 2.559.856.000,00 BJ2 1.237.572.000,00 Rp. l.322.2114.000,00 Rp 1 237572 000 00 Rp. 84712.000,00
Aliran kas pada tahun ke-5 sebesar Rp. 1.237.572.000,00 sedangkan dana yang dibutuhkan untuk rnenutup kekurangan investasi sebesar Rp. 84.712.000,00. Ini berani bahwa waktu yang diperlukan unluk memperoleh 84.712.000,00 dalam tahun ke-5 adalah: dana sebesar Rp.
SEMINAR NASIONAL" TEKNOLOOI SIMULASI DAN APLlKASlNY A IJNTUK OPTlMASI INDUSTRf' 1-2 .hm12005, KJ'Tl' Fak. T.knlk UGM
163
Rp. 84.712.000,00
x I tahun == I bulan
Rp. 1.237.572.000,00
Dengan demikian maka Payback Period dari investasi yang diusulkan itu adalah 4 talmn I bulan. 5. KesimpuJan
Setelah mencoba menganalisis berdasarkan simulasi yang telab dijaJankan dengan menggunalan perangkat
lunak Arena 1.21 maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkenaan dengan keberadaan dari
lembatan Timbang yang ada yaitu sebagai berikut:
I. Penggunaan 2 buah lembatan Timbang pada beban puncak mengakibatkan traffic antrian sangat tinggi yaitu sekitar 469 truk sampai 643 truk dengan rata-rata wak1u antrian sebesar 8.53 menit sanpai 12.17 menit pada timbangan 1 dan 9.10 menit sampai 12.27 menit pada timbangan 2. 2. lumlah truk pada buffer setelah timbang kosong tidak berpengaruh secara signifikan pada pengurangan panjang antrian. Dengan selisih sebesar 46 sampai 175 truk. 3. Penggunaan jembatan timbang dengan preferensi (timbang kosong lembatan Timbang I, maka timbang isi di lembatan Timbang 1 juga) dan tanpa preferensi tidak terlalu berpengaruh pada penurunan panjang antrian. Hanya memiliki selisih antara 16 sampai 146 truk 4. Tingkat kesibukan pada penggunaan 2 buahjembatan timban~ tinggi yaitu sekitar 89% sampai 95% sedangkan pada penggunaan 4 buahjembatan timbang rendah yaitu sekitar 33% sampai 80%. 5. Dengan menggunakan 3 bUaJl jembutan timbang mula panJang antrian lebih kecil dan waktu antrian kecil tctllpi tingkut kesibukun mcningkut yaitu sckilar 74 % sumpai 99% jika dibundingkan deng!U1 penggunO!U1 4 buah jembatan timbang. Penanlbahan satu buah jembatan timbang merupakan hal yang tt'pat karena jib dili~(al dan perhitungan secara
teknis melalui simulasi dinilai lebih baik terutama duri segi u~ilisasi jembatart timbang yang alan semakin
meningkat dan waktu antrian yang semakin menUfun. Sedangkbn jika inveslasi untuk penambahan satu buah
jernbalan timbang ini dilakukan maka dapat dilihat dari segi kelayakan finansialnya bahwa investasi 1111
lllenguntungkan dan Jayak untuk dilll1plementas ikan kaH~ na pengembalian investasi 4 tahun I bulan.
6. Daftar Pus taka
A M. Law, W. D. Kelton, 2000, "Simulation Modeling and Annly:;is', McGraw-HilI, New York.
e. D. Pegden, R E. Shannon, RP. Sadov.·ski, 1995 , "Introduction 10 Siml~lation Using SIMAN", McGraw-HiJ!. D.R. Anderson, DJ. Sweeney and T. A William, 19S" 6, "StatL-rics for Bussiness and Economics", West Publishing Company. SL Paul. Dr. Suad Husnan, MBA, 1994, "Studi Kelayaknn Proyek", UPP AMP YKPN , Yogyakarta. Hamdy A Taha, 2000, "Operation Research", McGraw-Hill , New York.. R. 1. Thierauf, Robert e. KJekamp, 1975, 'DeCision Making Through Operations Research", 10hn Wiley & Sons. W. David Kelton, R P Sadowski, Deboarah A S. ,200::, "Simulation with Arena"; McGraw-HilI, New York. Dr. Suad Husnan, MBA, 1994, "Studi Kelayakan Proyek"; UPP AMP YKPN, Yogyakarta
SEMINAR NASIONAL " TE KN( lLOG I SrMULASI DAN APLIKAS INY A UNTUK OPTIMASI WDUSTRf' 1-2 Juni 2005, KPTlJ FalL T e lmlk UGM
164