EVALUASI EFEKTIVITAS PROGRAM PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWAN PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK DIVISI BOGASARI
YUHANNA AFTIKA
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2013
Yuhanna Aftika NIM H24090040
ABSTRAK Yuhanna Aftika. H24090040. Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Dibimbing oleh ERLIN TRISYULIANTI. Sumber daya manusia yang berkompeten merupakan aspek penting untuk mencapai tujuan, visi dan misi perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari. Tujuan dilaksanakan penelitian yaitu untuk mempelajari evaluasi program pelatihan dan tingkat kompetensi yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan berdasarkan penilaian karyawan, serta menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kompetensi karyawan dengan cara melakukan uji F dan uji t. Hasil Uji F dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel reaksi, pembelajaran dan perilaku memiliki pengaruh nyata secara bersama-sama terhadap kompetensi karyawan.menyatakan bahwa variabel reaksi, pembelajaran dan perilaku memiliki pengaruh nyata secara bersama-sama terhadap kompetensi karyawan. Hasil analisis uji t pada tingkat signifikansi sebesar 0.05 pada pelaksanaan program pelatihan dinilai bahwa variabel pembelajaran yang diberikan pada saat pelatihan tidak berpengaruh nyata terhadap kompetensi karyawan. Indikator yang paling berpengaruh dalam peningkatan kompetensi karyawan adalah variabel reaksi dan perilaku. Kata kunci: Sumber Daya Manusia, Evaluasi Pelatihan, Kompetensi
ABSTRACT Yuhanna Aftika. H24090040. Evaluation of Effectiveness Training Program for Increasing Employee Competency in the PT Indofood Sukses Makmur Tbk division of Bogasari. Supervised by ERLIN TRISYULIANTI. Competent human resources is an important aspect to reach company goals, vision and mission.This research is conducted at PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi of Bogasari. The purpose of this research is to learn evaluation of training program and the level of competency of the employee after attending the training program based on employee assessment, and also to analyze the influence of training for employee competency by using F-test and t-test. The result of Ftest with the significant 0,05 stated that reaction variable, learning and behavior, have a real influence jointly for employee competency. T-test analyze results, the study assessed the implementation of training programs provided during the training did not significantly affect the competence of employees. The indicator of the most influential to increase employee competency is behavior and reaction. Keywords: Human Resource, Training Evaluation, Competency
Perkembangan industri pangan di dunia saat ini semakin meningkat menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat dalam mengonsumsi bahan pokok pangan seperti makanan alternatif pengganti beras yang meningkat pula. PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari merupakan perusahaan bergerak di bidang industri makanan terkemuka di Indonesia. Meningkatnya minat masyarakat dan besarnya peluang pasar menjadi salah satu alasan bagi PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usahanya baik dari segi produk ataupun jasa yang ditawarkan. Untuk itu, perusahaan sangat menyadari bahwa kemampuan dalam pengembangan usaha tidak hanya semata-mata dari faktor kinerja bisnis, namun juga dari tingkat kompetensi para sumber daya manusianya. PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari saat ini sedang menggalakan program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawannya. Dengan pelaksanaan program pelatihan yang tepat, baik perusahaan maupun karyawan akan mendapatkan manfaat dan keuntungan yang optimal. Program pelatihan tersebut akan dikatakan berhasil dengan efektif apabila di evaluasi dengan mengukur kepuasan peserta pelatihan, pembelajaran, perubahan perilaku serta hasil pelatihan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan judul evaluasi program pelatihan terhadap peningkatan kompetensi karyawan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari. Persepsi karyawan mengenai evaluasi program pelatihan yaitu terdiri dari reaksi, pembelajaran, dan perilaku merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. Melalui pengumpulan data yang didapat dari pengisian kuesioner para responden, data dianalisis menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Dari hasil analisis inilah diketahui bagaimana pengaruh program pelatihan terhadap peningkatan kompetensi karyawan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode stratified design dimana sampel adalah karyawan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari yang telah mengikuti pelatihan pada tahun 2012. Berdasarkan analisis regresi linier berganda analisis secara parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel pembelajaran tidak berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi karyawan, sedangkan variabel yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi karyawan adalah variabel reaksi dan variabel perilaku. Hal ini dikarenakan tingkat kepuasan atau reaksi karyawan terhadap metode pelatihan, materi pelatihan, instruktur, fasilitas dan waktu sudah dirasakan tepat sesuai dengan kondisi karyawan dan perusahaan. Pada nilai regresi variabel perilaku yaitu sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku bekerja orang-orang yang dilatih mengalami perubahan karena program pelatihan yang dilakukan, sehingga dapat menghasilkan karyawan yang produktif yang dapat menetapkan dan mengkomunikasikan harapan kinerja yang tinggi untuk perusahaan. Semakin besar perubahan perilaku yang didapat melalui pelatihan maka akan semakin meningkatkan kompetensi karyawan. Disamping itu, dari hasil analisis secara keseluruhan, dikatakan bahwa efektivitas pelatihan dilihat dari level reaksi, pembelajaran dan perilaku, secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi karyawan.
EVALUASI EFEKTIVITAS PROGRAM PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWAN PADA PT INDOFOODSUKSES MAKMUR TBK DIVISI BOGASARI
YUHANNA AFTIKA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Nama : Yuhanna Aftika NIM : H24090040
Disetujui oleh
Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si Dosen Pembimbing Skripsi
Diketahui oleh
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Manajemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kemudahan dalam penyusunan karya ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di Departemen Manajemen. Karya ilmiah ini berjudul Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari. Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penelitian dan penyusunan karya ilmiah. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si dan bapak Prof. Dr. W. H Limbong, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan saran maupun masukan untuk karya tulis ini. Terima kasih juga kepada Bapak Anwar Agus selaku pembimbing materi di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari, Bapak Gomesh, Bapak Edi beserta staff bagian Public relation di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari , serta Bapak Josept Sihombing, yang telah banyak membantu dalam teknis pelaksanaan penelitian ini dan selama pengumpulan data. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu atas segala doa dan dukungannya. Ungkapan terima kasih juga penulis berikan kepada Wo Laily, Dedy Anggara, Kharunnisa, Ronal Yaki, Desil, Inna Shofa, Ayatusyifa, Anisa, Wilda, dan teman-teman Manajemen 46, atas dukungan doa dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Bogor, Mei 2013 Yuhanna Aftika
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
Konsep Pelatihan Konsep Kompetensi
3 4
METODOLOGI PENELITIAN
5
Kerangka Pemikiran Penelitian
5
Lokasi dan Waktu Penelitian
7
Jenis dan Sumber Data
7
Metode Penarikan Sampel Pengolahan dan Analisis Data
7 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Gambaran Perusahaan
11
Sekilas Tentang Program Pelatihan
12
Karakteristik Responden
13
Analisis Deskriptif Efektivitas Program Pelatihan
15
Analisis Deskriptif Terhadap Peningkatan Kompetensi
17
Analisis Deskriptif Terhadap Efektivitas Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Setelah Mengikuti Pelatihan
20
Analisis Regresi Linear Berganda
20
IMPLIKASI MANAJERIAL
23
SIMPULAN DAN SARAN
24
Simpulan
24
Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
26
RIWAYAT HIDUP
33
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pangsa pasar tepung terigu nasional tahun 2009 Jumlah proporsi sampel penelitian Posisi keputusan penilaian Hasil uji multikolinearitas Jenis pelatihan Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada level reaksi Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada level pembelajaran Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada level perilaku Total skor rataan setiap variabel kompetensi Total skor rataan variabel evaluasi pelatihan Total skor rataan variabel kompetensi Analisis regresi linear berganda Hasil uji t (analisis parsial)
2 8 9 10 12 16 17 17 19 20 20 20 22
DAFTAR GAMBAR
14 15 16 17 18
Kerangka pemikiran konseptual Kerangka pemikiran operasional Plot peluang normal dengan sisaan uji normalitas Scatterplot uji heteroskedastisitas Karakteristik responden
5 6 9 10 13
DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner penelitian 2 Struktur organisasi perusahaan 3 Contoh perhitungan skor untuk analisis deskriptif
26 32 32
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri pangan di dunia saat ini semakin meningkat menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat dalam mengonsumsi bahan pokok pangan seperti makanan alternatif pengganti beras yang meningkat pula. Salah satunya adalah tepung terigu yang merupakan bahan pokok makanan dengan olahan nya yang menghasilkan berbagai macam produk untuk memenuhi kebutuhan pangan konsumen. Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini berdampak positif terhadap industri tepung terigu yaitu dengan meningkatnya permintaan terhadap berbagai produk tepung terigu yang dihasilkan. Permintaan yang semakin meningkat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan terhadap perusahaan lain. Kondisi tersebut menuntut produsen tepung terigu untuk selalu meningkatkan kualitas produk dan mencermati kondisi pasar yang cenderung dinamis dengan cara mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang heterogen. Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu cara dilakukan perusahaan agar dalam peningkatan daya saing suatu organisasi dapat berhasil dengan sukses. Peningkatan daya saing organisasi dikatakan berhasil apabila pelaku usaha dituntut untuk menerapkan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi ditempat kerjanya. Karena diyakini kompetensi berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Irianto (2011) menyebutkan bahwa ada tiga kelemahan yang mendasar yang melekat pada kompetensi tenaga kerja Indonesia yaitu rendahnya keterampilan, sempitnya pengetahuan dan wawasan, serta perilaku dalam mengatasi setiap masalah. Salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai upaya pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan kompetensi yaitu dengan melaksanakan kegiatan pelatihan. Pelatihan merupakan media untuk membangun sumber daya manusia yang lebih baik agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik untuk perusahaan. Dengan adanya pelatihan, perusahaan berharap akan adanya peningkatan kompetensi karyawan agar mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kompetensi berhubungan erat dengan kinerja karyawan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Keberadaan karyawan menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena dengan adanya karyawan yang berkualitas akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut dan pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan. PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari merupakan perusahaan bergerak di bidang industri makanan terkemuka di Indonesia. Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa pangsa pasar tepung terigu PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari tetap berada pada urutan pertama dengan menguasai sekitar 57,3 % pangsa pasar tepung terigu terbesar di Indonesia pada tahun 2009 dengan berbagai produk andalannya dan kegiatan operasi nya yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia dipasar. Meningkatnya minat masyarakat dan besarnya peluang pasar menjadi salah satu alasan bagi PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari untuk lebih kreatif dan inovatif
2 dalam mengembangkan usahanya baik dari segi produk ataupun jasa yang ditawarkan. Untuk itu, perusahaan sangat menyadari bahwa kemampuan dalam pengembangan usaha tidak hanya semata-mata dari faktor kinerja bisnis, namun juga dari tingkat kompetensi para sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang berkompeten merupakan aspek penting untuk mencapai tujuan, visi, misi perusahaan, sehingga pengembangan sumber daya manusia sangat dibutuhkan oleh perusahaan agar pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki karyawan selalu menjadi pilar perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif dan tetap dapat bertahan dalam bersaing terhadap perusahaan lain. Pangsa pasar tepung terigu terbesar di Indonesia pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pangsa pasar tepung terigu nasional tahun 2009 Pangsa pasar tepung terigu nasional pada 2009 Perusahaan Pangsa (%) Bogasari 57,3 Eastern 10,3 Sriboga 5,5 Pangan Mas 3,2 Pundi Kencana 0,4 Perusahaan lain 7,8 Impor 15,5
Sumber: (www.aptindo.com) PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari saat ini sedang menggalakan program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawannya. Pelatihan yang diberikan sangatlah beragam. Dengan pelaksanaan program pelatihan yang tepat, baik perusahaan maupun karyawan akan mendapatkan manfaat dan keuntungan yang optimal. Program pelatihan tersebut akan dikatakan berhasil dengan efektif apabila di evaluasi dengan mengukur kepuasan peserta pelatihan, pembelajaran, perubahan perilaku serta hasil pelatihan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan judul evaluasi program pelatihan terhadap peningkatan kompetensi karyawan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang diteliti yaitu (1) bagaimana penilaian karyawan terhadap pelaksanaan program pelatihan pada PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari?, (2) bagaimana penilaian karyawan terhadap tingkat kompetensi yang dimilikinya setelah mengikuti program pelatihan pada PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari?, (3) bagaimana pengaruh program pelatihan terhadap kompetensi karyawan pada PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari? Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut (1) mengkaji pelaksanaan program pelatihan yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur
3 tbk divisi Bogasari berdasarkan penilaian karyawan, (2) mengkaji tingkat kompetensi karyawan setelah mengikuti program pelatihan yang diterapkan oleh PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari berdasarkan penilaian karyawan, (3) menganalisis pengaruh program pelatihan terhadap kompetensi karyawan serta memberikan rekomendasi kepada perusahaan. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan dan memberikan informasi dalam menentukan sasaran, metode, dan materi pelatihan yang tepat untuk meningkatkan efektifitas pelatihan, meningkatkan kompetensi karyawan, dan menghindari keusangan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan dalam menghadapi persaingan saat ini dan masa yang akan datang. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada aspek-aspek diantaranya, (1) evaluasi penilaian karyawan terhadap program pelatihan sampai dengan tiga level evaluasi pelatihan yaitu reaksi, pembelajaran, dan perilaku (2) evaluasi penilaian karyawan terhadap kompetensi karyawan setelah mengikuti pelatihan dengan lima tipe kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, konsep diri, karakteristik pribadi, dan motif, (3) responden penelitian ini adalah karyawan PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari yang telah mengikuti program pelatihan pada tahun 2012 dengan jumlah sampel 92 orang di departemen manufacturing, human resources,dan commercial.
TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pelatihan Pelatihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasi. Pelatihan penting karena merupakan cara yang digunakan oleh organisasi untuk mempertahankan , menjaga, memelihara pegawai public dalam organisasi dan sekaligus meningkatkan keahlian para pegawai untuk kemudian dapat meningkatkan produktivitasnya (Sulistiyani dan Rosidah, 2009). Tujuan pelatihan ditinjau dari sisi individu karyawan menurut Mangkuprawira (2004), yaitu perubahan dalam peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan dan pengembangan karir. Sedangkan tujuan pelatihan ditinjau dari kepentingan perusahaan adalah tercapainya kinerja perusahaan yang maksimum sebagai buah dari hasil pelatihan yang terjadi pada karyawan. Seperti kegiatan lainnya dalam suatu perusahaan atau organisasi maka kegiatan pelatihan pun perlu dievaluasi untuk melihat sejauh mana program pelatihan yang telah dilaksanakan memiliki kontribusi pada kemajuan perusahaan. Kirkpatrick (2006) merekomendasikan bahwa efektivitas program pelatihan dapat dievaluasi dalam empat jenjang ditambah dengan 3 level lagi yaitu return on investment (ROI). Pengukuran ROI
4 terhadap penyelenggaraan pelatihan sering disebut juga dengan return on training investment (ROTI), Sustainable, dan impact. Evaluasi pada masing-masing level sifatnya penting dilakukan dan evaluasi setiap level memiliki dampak pada level berikutnya. Kelima level tersebut adalah sebagai berikut: (1) Reaction, evaluasi pada level ini mengukur bagaimana reaksi (tanggapan, penilaian) peserta pelatihan baik terhadap instruktur pelatihan, materi pelatihan, fasilitas-fasilitas lain yang diberikan untuk menunjang pelatihan. Dalam menyusun dan menyelenggarakan program pelatihan adalah penting untuk mengetahui tanggapan peserta terhadap program pelatihan yang diberikan. (2) Learning, pengukuran terhadap hasil pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting sebab tidak mungkin mengharapkan terjadinya perubahan perilaku. Walaupun demikian, terjadinya perubahan perilaku juga perlu didukung oleh lingkungannya. Pengukuran hasil belajar lebih sulit dan memakan waktu dibandingkan dengan mengukur reaksi. Oleh karena itu, perlu disusun alat ukur yang dapat mengukur pengetahuan, keterampilan, atau sikap sebelum dan sesudah pelatihan, (3) Behavior, evaluasi level ini menelusuri sejauh mana perubahan perilaku terjadi yang disebabkan oleh kehadiran peserta dalam pelatihan. Caranya dengan menanyakan apakah perilaku peserta dalam pekerjaan berubah karena program pelatihan, (4) Result, merupakan hasil akhir yang muncul karena peserta pelatihan telah mengikuti suatu program pelatihan, diantaranya peningkatan produksi, peningkatan kualitas, penurunan biaya, penurunan turnover, dan kenaikan laba, (5) Return of Training Investment (ROTI), evaluasi pada level ini untuk mengetahui dampak finansial dari program pelatihan yang telah dilaksanakan, (6) Sustainable merupakan keberlanjutan dari penilaian dampak finansial yang mencakup teknik untuk mengisolasi dampak dari solusi pelatihan dan juga menyediakan ukuran data untuk manfaat yang belum di konversi ke nilai moneter seperti peningkatan moral, peningkatan kinerja, tim atau penigkatan kepuasan kerja, (7) impact pelatihan, tujuan dari pengumpulan informasi pada level ini adalah untuk menguji dampak pelatihan terhadap organisasi secara keseluruhan. Konsep Kompetensi Palan (2007) mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul (superior performer) di tempat kerja. Berdasarkan definisi tersebut ada lima karakterisktik kompetensi yaitu : (1) Pengetahuan, merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran, seperti pengetahuan seorang ahli bedah tentang anatomi manusia. (2) Keterampilan, merujuk pada kemampuan sesorang untuk melakukan suatu kegiatan, seperti keahlian ahli bedah untuk melakukan operasi. (3) Konsep diri dan nilai-nilai, merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang, (4) Karakteristik pribadi merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi, (5) Motif merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau dorongan-dorongan lain yang memicu tindakan.
5
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran konseptual PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari memiliki visi untuk menjadi perusahaan total food solution dalam melaksanakan visinya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk divisi Bogasari memiliki beberapa misi, salah satunya adalah senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan. Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan untuk mencapai sebuah tujuan. Tujuan perusahaan yaitu untuk menigkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini menjadi tugas bagi perusahaan yang dikelola oleh MSDM dalam melakukan pengembangan SDM dengan cara memberikan program pelatihan. Kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 1. Visi, Misi dan Tujuan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melakukan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Evaluasi Pelatihan 3 level: 1. Reaksi 2. Pembelajaran 3. Perilaku
Lima Tipe Kompetensi: 1. Pengetahuan 2. keterampilan 3. konsep diri 4. karakteristik pribadi 5. motif
Pengaruh Evaluasi Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi
Implikasi Manajerial
Gambar 1.Kerangka pemikiran konseptual Program pelatihan tersebut dikatakan berhasil dengan efektif apabila dilakukan evaluasi. Selanjutnya akan dilihat pengaruh evaluasi pelatihan terhadap peningkatan kompetensi karyawan dan dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan kompetensi karyawan. Hasil tersebut dapat dituangkan dalam implikasi manajerial berupa masukan atau saran untuk perusahaan. Kerangka pemikiran operasional Peubah tak bebas (Y) yang berasal dari kompetensi karyawan antara lain pengetahuan, keterampilan, konsep diri, karakteristik pribadi, dan motif.
6 Peubah bebas (X) yang berasal dari evaluasi pelatihan yaitu terdiri dari reaksi, pembelajaran, dan perilaku. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa evaluasi pada level hasil belum dapat dilakukan diantaranya adalah terdapat masalah yang dihadapi dalam mengukur evaluasi pada level hasil adalah cara untuk mengukur seberapa besar peran pelatihan terhadap perubahan atau peningkatan kinerja yang terjadi. Selain itu ketersediaan data yang diberikan oleh perusahaan juga tidak cukup bagi peneliti untuk mengukur sampai dengan level evaluasi yang keempat begitu pula dengan ROTI, sustainable dan impact. Pelaksanaan evaluasi pelatihan sebelumnya dilakukan pengumpulan data lapangan terlebih dahulu dan di uji dengan uji validitas dan reliabilitas. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2. Visi, Misi dan Tujuan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melakukan Pengembangan Sumber Daya Manusia Program Pelatihan
Evaluasi terhadap Pelatihan 1. Reaksi 2. Pembelajaran 3. Perilaku
Analisis tingkat kompetensi karyawan setelah mengikuti pelatihan 1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. konsep diri 4. karakteristik pribadi 5. motif
Pengaruh evaluasi pelatihan terhadap peningkatan kompetensi Pengumpulan Data Lapangan: 1. Data Primer 2. Data Sekunder
Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengolahan dan Analisis Data 1. Evaluasi program pelatihan dan analisis tingkat kompetensi karyawan setelah mengikuti pelatihan menggunakan analisis deskriptif dengan rataan skor 2. Analisis pengaruh program pelatihan terhadap kompetensi menggunakan analisis regresi linear berganda Implikasi Manajerial
Gambar 2.Kerangka pemikiran operasional Evaluasi program pelatihan dan tingkat kompetensi karyawan menurut persepsi karyawan dapat dilihat melalui analisis deskriptif. Setelah melakukan analisis deskriptif atas pelaksanaan program pelatihan, maka untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap kompetensi karyawan di
7 analisis menggunakan alat analisis regresi linear berganda dan selanjutnya dapat dibuat implikasi manajerial. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Indofood Sukses Makmur tbk divisi Bogasari, yang berlokasi di Jalan Raya Cilincing No 1 Tanjung Priok Jakarta Utara.Waktu Penelitian tersebut dilakukan selama tiga bulan yang dilaksanakan pada bulan Februari – April 2013. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer melalui wawancara dan menggunakan kuesioner (Lampiran 1). Selain data primer, peneliti juga menggunakan data sekunder, yaitu data yang berasal dari sumber lainnya. Data sekunder dapat diperoleh melalui literatur yang berkaitan dengan penelitian seperti buku, jurnal, dan pustaka lainnya yang bersumber dari internet. Metode Penarikan Sampel Tujuan dari penarikan sampel adalah untuk membuat penarikan sampel lebih efesien dan lebih cepat dibandingkan menggunakan populasi. Untuk mendapatkan sampel yang dapat mencitrakan populasi, penelitian ini menggunakan metode Slovin dalam penentuan jumlah karyawan yang dijadikan responden. Dengan rumus sebagai berikut : Rumus : ………………………………………………………… (1) Dimana : n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir. Dengan populasi sebanyak 1032 orang dan dengan kesalahan yang dapat ditolerir 10% maka didapat sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 92 orang. n=
= 92 orang
Responden yang akan dijadikan sampel tersebar di setiap divisi dengan jumlah yang proporsional. Penyebaran jumlah responden yang akan dijadikan sampel pada setiap divisi dapat dilihat pada Tabel 2.
8 Tabel 2. Jumlah dan Proporsi Sampel Penelitian PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari No Departemen 1 Commercial 2 Manufacturing 3 Human Resources Total
Jumlah Karyawan 242 685 105 1032
Persentase 0,23% 0,67% 0,10% 100 %
Jumlah Sampel 21 61 10 92
Sumber: Bagian HRD PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Proportionate Stratified Design karena unsur populasi berkarakteristik heterogen dan melibatkan proses stratifikasi yang diikuti dengan pemilihan subjek dari setiap strata. Agar dapat menguji dugaan tersebut maka sampelnya harus mewakili keterwakilan diseluruh elemen jenjang manajemen yang ada. Sampel setiap stratum tersebut dipilih sampel secara Convinience. Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti menentukan secara proporsional. Yang dimaksud dengan proporsional adalah jumlah sampel dalam statum sebanding dengan jumlah unsure populasi dalam stratum tersebut. Pengolahan dan Analisis Data Untuk mengetahui seberapa valid kuesioner yang digunakan dalam penelitian, maka dilakukan uji kuesioner. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara tersebut di olah untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan regresi berganda. Uji Validitas dan Reliabilitas Jumlah karyawan yang telah mengikuti pelatihan pada tahun 2012 pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari adalah 1034 orang. Uji validitas dilakukan pada 30 orang karyawan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing setiap variabel indikator dengan skor totalnya. Pengolahan dengan menggunakan software SPSS 16 Ver. 16.0. Setelah melakukan pengujian terhadap 30 kuesioner, sebanyak 30 responden dan pernyataan sebanyak 83 butir terbukti valid, dimana korelasi diantara pendapat atas pernyataan yang ada lebih besar dari 0,361. Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan Teknik Cronbach dibantu software SPSS 16 Ver 16.0, diperoleh alpha hitung untuk variabel evaluasi pelatihan sebesar 0,974 dari 58 butir pernyataan yang valid, dan variabel kompetensi sebesar 0,974 dari 25 butir pernyataan. Nilai alpha hitung lebih besar dari batas minimal 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrument penelitian tersebut reliabel. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan data secara umum dengan menggunakan persentase dan rataan yang disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian di interpretasikan. Menurut Umar (2006), dari hasil rata-rata tertimbang kemudian ditentukan rentang skala tiap komponen dengan menggunakan rumus, yaitu:
9 ………………………………………. ………………………......... (2) Rs = Keterangan: Rs = Rentang skala atau rentang kriteria m = Jumlah alternatif jawaban tiap item n = Jumlah responden Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Posisi Keputusan Penilaian Kriteria Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju
Rentang Skala 1,00<x≤1,75 1.75<x≤2,5 2.50<x≤3,25 3.25<x≤4
Interpretasi Hasil Sangat Tidak Baik/Efektif Tidak Baik/Efektif Baik/Efektif Sangat Baik/Efektif
Sumber: (Istijanto,2005) Dalam penelitian ini, analisis deskriptif ditujukan untuk mengetahui tanggapan karyawan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari terhadap efektivitas pelatihan yang sudah dilakukan dan sejauh mana peningkatan kompetensi yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan. Pada penelitian ini analisis deskriptif dilakukan dengan melihat nilai jawaban dengan skor rataan. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah sampel diambil dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Uji normalitas data Dari Gambar 3 terlihat bahwa titik-titik yang digambarkan pada grafik berada di sekitar garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi memiliki distribusi normal.
10 Uji Multikolinearitas Uji ini digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik adalah apabila tidak terjadi multikolinearitas di dalamnya. Ada tidaknya mulitikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF tiap variabel bebas yang lebih kecil dari sepuluh. Hasil Uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil uji multikolinearitas Variabel
Tolerance
VIF
Keterangan
X1
0.618
1.618
Bebas Multikolinear
X2
0.511
1.955
Bebas Multikolinear
X3
0.553
1.809
Bebas Multikolinear
Dari Tabel 4 terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai VIF < 10. Ini memperlihatkan bahwa dalam model regresi tidak mengandung multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah apabila model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah tetap. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik Uji Normalitas Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas, yang berarti bahwa tidak ada gangguan yang berarti dalam model regresi ini. Analisis Regresi Linear Berganda Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear berganda. Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh tersebut dilakukan Uji F dan Uji t. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama peubah independen terhadap peubah dependen. Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh peubah independen secara individual terhadap peubah dependen. Jika disesuaikan dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi varibel bebas (X) dalam
11 penelitian ini adalah variable-variabel yang menyusun evaluasi pelatihan dalam tiga level yaitu, reaksi , pembelajaran , dan perilaku . Sedangkan variable terikat (Y) adalah kompetensi, tidak hanya kompetensi secara keseluruhan, namun penelitian ini juga akan melihat pengaruh efektivitas pelatihan terhadap lima tipe kompetensi yaitu, pengetahuan, keterampilan, konsep diri dan nilai-nilai, karakteristik pribadi, serta motif. Dikarenakan memiliki lebih dari satu variabel bebas, maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Dikatakan linear karena setiap estimasi atau nilai diharapkan mengalami peningkatan atau penurunan mengikuti garis lurus, sehingga persamaan regresi berganda untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut : Rumus: Y=a+b1X1+ b2X2 + b3X3 ……………………………………………. (3) Y = Kompetensi A = Nilai Konstanta b1, b2, b3= Nilai Koefisien regresi variabel X1, X2, X3 X1 = Reaksi = Pembelajaran X2 X3 = Perilaku
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Perusahaan Bogasari didirikan secara notarial oleh “Empat sekawan” yaitu Soedono Salim, Djuhar Sutanto, Sudwikatmono, dan Ibrahim Rasjid pada tahun 1970 dengan nama PT Bogasari. Pada tahun1991 Bogasari diakuisisi dan menjadi divisi PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Perubahan kembali terjadi pada tahun 1995 yakni Bogasari kembali diakuisisi sehingga menjadi PT Indofood Sukses Makmur hingga kini. PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari memiliki visi untuk menjadi perusahaan “TOTAL FOOD SOLUTIONS”. Dalam mencapai visi tersebut, perusahaan memiliki misi dengan senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi; menyediakan produk berkualitas, inovatif sesuai pilihan pelanggan, dengan harga terjangkau; memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional; memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia khususnya dalam bidang nutrisi serta meningkatkan stakeholders value secara berkesinambungan. Struktur Organisasi Perusahaan Pimpinan tertinggi di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk divisi Bogasari yaitu dipimpin oleh Kepala Operation Profile Unit (Deputy OPU Head), kemudian Deputy OPU Head membawahi 4 Departemen, yaitu Commercial, Manufacturing, Human Resources, dan Finance dimana keempat departemen ini dikepalai oleh Senior Vice President (SVP). Setiap Senior Vice President (SVP) membawahi beberapa seksi yang dipimpin oleh Vice President dan
12 setiap Vice President membawahi sub-sub seksi yang dipimpin oleh Manager.Struktur organisasi perusahaan dapat di lihat pada Lampiran. 2 Sekilas Tentang Program Pelatihan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari telah menyelenggarakan program pelatihan yang dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1. Pelatihan Internal Pelatihan yang dilakukan secara formal oleh perusahaan untuk memfasilitasi peningkatan kompetensi dan kinerja karyawan. Metode dan materi pelatihan ditentukan sendiri oleh perusahaan. Hasil dari wawancara dengan perusahaan didapat bahwa PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari menggunakan metode On The Job Training. Metode On The Job Training yang ditujukan adalah untuk memberikan secara langsung petunjuk pekerjaan dan digunakan terutama untuk melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan (Triton, 2010). Trainer pada jenis pelatihan ini pada umumnya merupakan karyawan-karyawan ahli atau senior yang dianggap memiliki kemampuan untuk berbagi wawasan, keterampilan, maupun pengalaman kepada karyawan lainya. Berbagai pelatihan yang telah diberikan sangatlah beragam, diantaranya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jenis pelatihan JOB CLASS 1 Pengendalian Vektor Hama Bagi Teknisi Sertifikasi Operator Skid Loader Water Rescue Sertifikasi Operator Forklift Sertifikasi Operator K3 Rigging Sertifikasi Petugas P3K Refresh Sikap Kerja Produktif Seminar Edukasi (Pola Hidup Sehat) Sosialisasi Penanggulangan &Pencegahan HIV/AIDS 10. Silo Entry & Vertical Rescue 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
JOB CLASS 2 Sertifikasi Operator Skid Loader Sertifikasi Operator Forklift Sertifikasi Operator Hoist & Crane Sertifikasi Operator K3 Rigging Sertifikasi Petugas P3K Sertifikasi Supervisor K3 Perancah Seminar Edukasi (Pola Hidup Sehat) Program Induksi Presentation Processing MS Power Point 10. Selling Skills 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Sumber: Bagian HRD PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Jenis-jenis pelatihan tersebut diberikan kepada karyawan yang mempunyai jabatan Operator (job class 1) dan jabatan Foreman (job class 2) yang telah dilaksanakan dan dievaluasi dalam enam bulan sekali dan diukur pada level pembelajaran yaitu pretest dan post test. Dengan pengalaman pelatihan yang diberikan, karyawan akan lebih mengetahui tugas dan lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. 2. Pelatihan Eksternal Pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi atau lembaga diluar perusahaan dikarenakan perusahaan tidak dapat memfasilitasi suatu jenis pelatihan tertentu baik dari segi trainer , materi, maupun sarana dan prasarana. Karyawan tertentu ditunjuk oleh perusahaan untuk merepresentasikan perusahaan untuk menggali ilmu dan informasi yang kemudian dapat diajarkan kembali kepada karyawan lainnya melalui pelatihan internal karyawan.
13 Karakteristik Responden Berdasarkan dari hasil kuesioner, diperoleh hal-hal yang mencakup dalam karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, masa kerja, serta jabatan responden di perusahaan. Karakteristik responden selengkapnya dapat dilihat dibawah ini. Jenis Kelamin Dari hasil jawaban kuesioner diketahui bahwa jumlah karyawan berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah karyawan berjenis perempuan. Sebanyak 95 % atau 87 orang karyawan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan karyawan berjenis kelamin perempuan hanya sebanyak 5% atau 5 orang saja. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5. 5%
laki-laki perempuan
95%
Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Perbedaan antara keduanya sangat signifikan karena PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari lebih banyak membutuhkan tenaga karyawan yang berjenis kelamin laki-laki dalam memproduksi pangan (tepung terigu), serta kurangnya ketertarikan wanita akan bidang tersebut dikarenakan pada jam kerja para karyawan kebanyakan sampai dengan larut malam, sehingga tenaga kerja wanita lebih sedikit dibandingkan tenaga kerja pria. Karakteristik Usia Karakteristik usia merupakan hal yang penting untuk dikaji dari responden karena berdasarkan usia dapat diketahui bagaimana penyerapan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, sikap dan pengalaman kerja dari karyawan PT Indofood Sukses Makmur Divisi Bogasari. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, mayoritas responden berusia 31-40 tahun, yaitu sebesar 55% atau 51 orang karyawan. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6. Usia 22%
8%
15% 55%
<31 thn 31-40 thn 41-50 thn
Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan usia
14 Karakteristik usia yang diperoleh dari responden ini menggambarkan kematangan pribadi masing-masing karyawan di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari. Pengalaman kehidupan telah dirasakan oleh karyawan pada rentang usia tersebut. Selain itu juga semakin banyaknya pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan bagaimana sikap dari karyawan saat menerima dan menjalankan peraturan perusahaan yang diperoleh dari suatu program pelatihan pada rentang usia tersebut. Karakteristik Tingkat Pendidikan Karakteristik tingkat pendidikan pada PT ISM Tbk Divisi Bogasari sebagian besar didominasi oleh karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebesar 82% atau 75 orang. Karyawan dengan tingkat pendidikan S1 sebesar 9% atau 8 orang. Diposisi terakhir ditempati oleh karyawan dengan tingkat pendidikan Diploma sebesar 5% atau 5 orang. Serta berikut dengan lainnya yang meliputi tingkat pendidikan SMP sebesar 4% atau 4 orang. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 7.
Pendidikan Terakhir 5%
9%
4%
SMA DIPLOMA 82%
S1 Lainnya
Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Karakteristik Masa Kerja Pada karakteristik masa kerja, mayoritas karyawan yang mejadi responden memiliki masa kerja dari 16-20 tahun yaitu sebesar 36% atau 33 orang. Karyawan dengan masa kerja 11-15 tahun sebesar 35% atau 32 orang. Karyawan dengan masa kerja >20 tahun sebesar 11% atau 10 orang, sedangkan karyawan dengan masa kerja <6 tahun yaitu sebesar10% atau 9 orang dan karyawan dengan masa kerja 6-10 tahun sebesar 10% atau 8 orang. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Gambar 8.
11% 36%
Masa Kerja 10% 35%
8%
<6 thn 6-10 thn 11-15 thn 16-20 thn > 20 thn
Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja
15 Secara umum, lama masa kerja tersebut menggambarkan tingkat pengalaman dan pengetahuan yang baik dalam bekerja. Pada rentang masa kerja tersebut, karyawan telah memiliki pengetahuan yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman pada saat mereka bekerja. Karakteristik Jabatan Pada karakteristik jabatan, mayoritas responden pada penelitian ini menjabat sebagai Operator yaitu sebesar 51% atau 47 orang. Posisi kedua di duduki oleh responden yang menjabat sebagai Foreman yaitu sebesar 49% atau 45 orang. Karakteristik jabatan ini menggambarkan bahwa pelaksanaan program pelatihan untuk karyawan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari diberikan tergantung dari kebutuhan jabatan masing-masing responden. Menurut Moeheriono (2009), Apabila seseorang memegang posisi jabatan tertentu, maka harus mampu memiliki kompetensi yang dipersyaratkan pada posisinya, sehingga ia diprediksikan akan sukses dan berhasil dalam mengemban tugas pekerjaannya. Karakteristik responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Gambar 9.
Jabatan 51%
49%
Foreman Operator
Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan jabatan Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryo (2011) dalam skripsinya yang berjudul Evaluasi Pelatihan WISE Leadership Terhadap Kompetensi Karyawan pada PT Tirta Investama Depo Kawasan Jakarta Timur, dimana responden yang mengikuti pelatihan adalah manajer lini dalam perusahaan. Pada penelitian ini peserta adalah karyawan yang berada di divisi Commercial, Manufacturing, dan Human Resources. Hal ini dikarenakan perusahaan ingin menerapkan pelatihan dengan lebih baik agar dapat meningkatkan efektivitas dan produktifitas perusahaan. Analisis Deskriptif Efektifitas Program Pelatihan Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi karyawan dalam menilai efektivitas program pelatihan. Contoh hasil perhitungan skor untuk analisis deskriptif dapat dilihat pada Lampiran 6. Penilaian efektivitas pelatihan merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah program pelatihan. Efektivitas pelatihan dalam penelitian ini di ukur berdasarkan tiga level evaluasi yaitu level reaksi, pembelajaran, dan perilaku. Persepsi Karyawan Terhadap Penilaian Program Pelatihan Pada Level Reaksi Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, karyawan sudah merasa puas terhadap pelaksanaan program pelatihan. Hal ini terlihat bahwa pada Tabel 6, banyaknya responden yang memilih jawaban setuju dan sangat setuju.
16 Isi program pelatihan yang diadakan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam menjawab tuntutan pekerjaan. Instruktur secara umum juga dinilai karyawan mampu mengkomunikasikan materi dengan baik dan melibatkan diskusi/ partisipasi aktif peserta untuk lebih mendalami materi yang diberikan khususnya berhubungan dengan topik pelatihan. Dari segi waktu karyawan pada umumnya merasa pelaksanaan pelatihan tidak mengganggu kelancaran kegiatan kerja. Pelatihan juga berlangsung tepat sesuai dengan jadwal, fasilitas, alat peraga, modul dan ruangan yang nyaman membuat karyawan lebih fokus saat mengikuti pelatihan. Persepsi karyawan tentang program pelatihan pada level reaksi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada level reaksi Indikator Reaksi Program Pelatihan Metode Pelatihan Instruktur Pelatihan Fasilitas Materi Pelatihan Waktu Pelatihan TOTAL RATAAN
Nilai Skor rataan 3.19 3.12 3.18 3.14 3.13 3.07 3.14
Keterangan Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif Efektif
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pineda (2010) dalam jurnalnya yang berjudul Evaluation of training in organizations: a proposal for an integrated model, dimana reaksi pelatihan dievaluasi dengan kesesuaian pelatihan mengenai kebutuhan dan harapan peserta pelatihan, kualitas metode dan teknik pelatihan yang digunakan, serta pelatih harus berkomunikasi dengan peserta pelatihannya. Sedangkan menurut Wang dan Wilcox (2006), dalam jurnalnya yang berjudul Training Evaluation: Knowing More Than Is Practiced, terdapat enam faktor yang dihasilkan dalam mengevaluasi pelatihan dari segi reaksi yaitu kejelasan pelatih, fasilitas, tempat pelatihan, makanan yang disajikan, aplikasi yang praktis,dan komunikasi pelatih. Persepsi Karyawan Terhadap Penilaian Program Pelatihan Pada Level Pembelajaran Tujuan evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengukur peningkatan pengetahuan dan keterampilan oleh peserta pelatihan karena partisipasi dalam mengikuti program pelatihan (Gosh, 2011). Akibatnya, evaluasi tersebut umumnya didasarkan pada penilaian dan pengukuran belajar yang telah dilakukan setelah pelaksanaan pelatihan. Pada Tabel ditunjukkan bahwa setelah mengikuti pelatihan, persepsi karyawan bahwa indikator pembelajaran pada perubahan dalam keahlian memiliki skor rataan yang paling banyak yaitu sebesar 3,18. Hal ini berarti bahwa karyawan semakin mengerti dan memahami bagaimana cara mengurangi kesalahan dalam bekerja sehingga pencapaian target sesuai dengan perencanaan pekerjaan. Mulai dari awal pekerjaan didapatkan sampai pekerjaan tersebut diselesaikan. Pada indikator kedua, perubahan dalam pengetahuan membuat karyawan mampu berpikir dan bertindak melalui pendekatan system yang komprehensif, begitu juga dengan indikator perubahan dalam sikap. Setiap karyawan menjadi lebih
17 percaya diri dan mampu mendengarkan instruksi yang diberikan seseorang dalam melakukan tugas pekerjaan dengan baik. Persepsi karyawan terhadap level pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada pembelajaran Indikator Pembelajaran Perubahan Dalam Pengetahuan Perubahan Dalam Keahlian Perubahan Dalam Sikap TOTAL RATAAN
Total Skor Rataan 3.12 3.18 3.09 3.13
Keterangan Efektif Efektif Efektif Efektif
Persepsi Karyawan Terhadap Penilaian Program Pelatihan Pada Level Perilaku Berdasarkan Tabel 8, karyawan lebih banyak memilih setuju dan sangat setuju pada indikator peduli pada keunggulan karena setelah mengikuti pelatihan, karyawan dapat menetapkan dan mengkomunikasikan harapan kinerja yang tinggi untuk perusahaan. Hal tersebut dirasa sangat tepat karena sasaran utama dari penyelenggaraan program pelatihan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari adalah meningkatkan kompetensi karyawan juga menanamkan nilai-nilai budaya kerja yang terdapat dalam unsur program pelatihan yaitu integritas, keunggulan, kepedulian, kebersamaan dan keterbukaan dimana sebagai karyawan harus melakukan hal yang tepat dengan etos kerja yang baik serta membuat keputusan dengan memikirkan aspek sebelum mengambil keputusan. Selain itu karyawan juga memiliki kepekaan dengan kebutuhan orang lain, dan memiliki kemampuan dalam memotivasi diri sendiri untuk melakukan peningkatan kompetensi, melihat peluang dibandingkan dengan kesulitan dalam bekerja dengan baik. Karyawan juga selalu ingin mempraktekkan ilmu yang sudah didapatkan dari hasil pelatihan, hal ini didukung karena perubahan perilaku dapat terjadi diluar pengalaman dari peserta pelatihan, (Al-Athari dan Zairi, 2002). Persepsi karyawan terhadap level perilaku dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Persepsi karyawan terhadap program pelatihan pada perilaku Indikator Perilaku Perilaku Dalam Keunggulan Kepekaan Dengan Kebutuhan Orang Lain Motivasi TOTAL RATAAN
Total Skor Rataan 3.23 3.18 3.09 3.16
Keterangan Efektif Efektif Efektif Efektif
Analisis deskriptif karyawan terhadap peningkatan kompetensi setelah mengikuti program pelatihan Program pelatihan yang efektif dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. Persepsi karyawan tentang peningkatan kompetensi dalam lima karakteristik yaitu pengetahuan, keterampilan, konsep diri, karakteristik pribadi, serta motif. Hal ini dapat di interpretasikan bahwa tingkat kompetensi setelah mengikuti pelatihan sudah efektif. Nilai rataan skor dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini.
18 Persepsi Karyawan Terhadap Peningkatan Pengetahuan setelah mengikuti program pelatihan Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengikuti program pelatihan, sebagian besar karyawan dapat melakukan estimasi pekerjaan dengan lebih cepat dan lebih baik, semakin mengerti dengan prosedur dan peraturan metode kerja yang diterapkan dalam unit kerja. Karyawan juga semakin memahami skala prioritas pekerjaan yang harus didahulukan dan dilakukan ketika terjadi perubahan diluar cakupan pekerjaan yang telah ditetapkan. Peningkatan kompetensi yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan yang didukung dengan data diperoleh rataan skor sebesar 3,17. Dengan pengetahuan tersebut penerapan metode kerja di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari akan semakin baik. Persepsi Karyawan terhadap peningkatan kompetensi pada level pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 9. Persepsi Karyawan Terhadap Peningkatan Keterampilan setelah mengikuti program pelatihan Peningkatan keterampilan yang menonjol dirasakan oleh karyawan setelah mengikuti pelatihan adalah kemampuan mengkomunikasikan informasi terkait permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan, membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas. Selain itu, kemampuan karyawan juga mampu menjalani tugas tanpa harus menunggu perintah dan memiliki hasrat mendengar yang lebih kuat terkait dengan permasalahan pekerjaan, dikarenakan karyawan mempunyai kemauan untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh usulan, masukan dan feedback yang berhubungan dengan pekerjaan. Banyaknya frekuensi jawaban setuju dan sangat setuju dengan rataan skor sebesar 3,15 menunjukkan bahwa karyawan yang mengikuti pelatihan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kompetensi tipe keterampilan. Persepsi Karyawan terhadap peningkatan kompetensi pada level keterampilan dapat dilihat pada Tabel 9. Persepsi Karyawan Terhadap Peningkatan Konsep Diri setelah mengikuti program pelatihan Pada konsep diri digambarkan bahwa setelah mengikuti pelatihan, sikap karyawan menjadi lebih percaya diri untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan baik dengan sendiri maupun dalam tim, lebih teliti, dan lebih sistematis dalam mempraktekkan prosedur kerja. Karyawan juga menjadi lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaan serta semakin disiplin dalam mengerjakan tugas yang diberikan dengan waktu kerja yang telah ditetapkan. Peningkatan kompetensi dalam level ini sudah sangat efektif, karena dilihat dari banyaknya frekuensi jawaban setuju dan sangat setuju dengan rataan skor sebesar 3,26. Hal ini karena karyawan merasa ada nilai-nilai yang bertambah dalam dirinya sebagai seorang pimpinan. Persepsi karyawan terhadap peningkatan konsep diri setelah mengikuti pelatihan dapat dilihat pada Tabel 9. Persepsi Karyawan Terhadap Peningkatan Karakteristik Pribadi setelah mengikuti program pelatihan Karakteristik pribadi menggambarkan respon konsisten dari seseorang terhadap situasi dan informasi. Setelah mengikuti pelatihan, karyawan menjadi lebih komunikatif baik dengan rekan satu tim, dengan atasan, serta klien. Memiliki kontrol diri atas emosi dan sikap egoisme sehingga dapat bekerja dengan efektif meskipun dengan jumlah tim yang kecil. Peningkatan
19 kompetensi dalam level karakteristik pribadi ini sudah baik, hal ini terlihat banyaknya frekuensi jawaban setuju dan sangat setuju dengan rataan skor sebesar 3,16. Persepsi karyawan terhadap peningkatan karakteristik pribadi setelah mengikuti pelatihan dapat dilihat pada Tabel 9. Persepsi Karyawan Terhadap Peningkatan Motif setelah mengikuti program pelatihan Motif merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau dorongandorongan lain yang memicu untuk melakukan suatu tindakan. Setelah mengikuti pelatihan, karyawan semakin tertantang untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar dalam pekerjaan sehingga karyawan lebih berinisiatif, penuh teliti, konsentrasi dan bersemangat untuk mengantisipasi kesalahan dalam bekerja yang mungkin terjadi. Karyawan juga merasa semakin termotivasi untuk membangun hubungan yang positif antara atasan dengan bawahan dalam unit kerja. Peningkatan kompetensi dalam level motif ini sudah sangat efektif, hal ini terlihat banyaknya frekuensi jawaban setuju dan sangat setuju dengan rataan skor sebesar 3,27. Persepsi karyawan terhadap peningkatan kompetensi pada level motif dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Total Skor Rataan Setiap Variabel Kompetensi Indikator Kompetensi Pengetahuan Keterampilan Konsep Diri Karakteristik Pribadi Motif TOTAL RATAAN
Total Skor Rataan 3.17 3.15 3.26 3.16 3.27 3.20
Keterangan Efektif Efektif Sangat Efektif Efektif Sangat Efektif Efektif
Analisis Deskriptif Terhadap Efektivitas Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Setelah Mengikuti Program Pelatihan Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui penilaian karyawan tentang efektivitas program pelatihan yang telah dilaksanakan. Didalam penilaian efektivitas pelatihan ini merupakan tolak ukur dari keberhasilan sebuah program pelatihan yang dilakukan. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa program pelatihan sudah berjalan dengan baik dan efektif, hal ini dikarenakan jumlah persentase karyawan yang menjawab setuju dan sangat setuju lebih besar dibandingkan dengan jawaban kurang setuju dan tidak setuju oleh karyawan. Bila dilihat dari Tabel total skor rataan pada evaluasi pelatihan, variabel yang paling mempengaruhi efektifitas berjalannya pelaksanaan pelatihan adalah variabel perilaku sebesar 3,16. Hal ini dikarenakan setelah pelaksanakan program pelatihan, setiap karyawan mengalami perubahan berperilaku seperti kepekaan dengan kebutuhan orang lain dengan menyediakan waktu untuk membantu rekan kerja yang menemui kesulitan dalam pekerjaan, selalu termotivasi untuk melihat peluang dibandingkan dengan kesulitan dalam bekerja. Variabel yang mempengaruhi efektivitas pelatihan selanjutnya yaitu reaksi sebesar 3,14 dan pembelajaran sebesar 3,13. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap elemen pendukung program pelatihan seperti metode pelatihan, instruktur
20 pelatihan, fasilitas, dan lainnya sudah cukup baik menurut karyawan. Sehingga karyawan dapat fokus kepada proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan nantinya akan membawa perubahan setelah mengikuti pelatihan sehingga dapat memberikan hasil akhir yang baik. Total skor rataan variabel evaluasi pelatihan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Total skor rataan variabel evaluasi pelatihan Variabel Evaluasi Pelatihan Perilaku Reaksi Pembelajaran
Total Skor Rataan 3.16 3.14 3.13
Interpretasi Efektif Efektif Efektif
Kompetensi dapat didefinisikan sebagai karakteristik dasar seseorang yang memiliki hubungan kausal dengan kriteria referensi efektifitas atau keunggulan dalam pekerjaan maupun situasi tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengikuti program pelatihan, karyawan merasa terjadi peningkatan kompetensi. Peningkatan kompetensi tertinggi ditunjukkan pada pernyataan karyawan yang memilih setuju dan sangat setuju yang terjadi pada tipe kompetensi motif dengan skor rataan sebesar 3,27. Kemudian konsep diri sebesar 3,26, pengetahuan sebesar 3,17, karakteristik pribadi sebesar 3,16 dan yang terakhir adalah kompetensi tipe keterampilan sebesar 3,15. Terlihat dari target utama dari pelatihan tersebut adalah agar karyawan semakin mengerti dan memahami metode kerja dalam melakukan pekerjaan, sehingga metode kerja tersebut dapat diterapkan dengan semakin baik di perusahaan. Selain itu perusahaan juga mengharapkan dengan pemahaman akan fungsi masing-masing dalam metode kerja, karyawan dapat menjadi individu yang mandiri dan dapat memberikan kinerja yang lebih baik dalam menghasilkan produktivitas maupun proyek yang dikerjakan. Total skor rataan variabel kompetensi dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Total skor rataan variabel kompetensi Variabel Kompetensi Motif Konsep Diri Pengetahuan Karakteristik Pribadi Keterampilan
Total Skor Rataan 3,27 3,26 3,17 3,16 3,15
Interpretasi Sangat Efektif Sangat Efektif Efektif Efektif Efektif
Analisis Regresi Linear Berganda Hasil analisis regresi berganda dalam menganalisis pengaruh program pelatihan terhadap peningkatan kompetensi karyawan, menghasilkan nilai yang dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Analisis parsial regresi linear berganda Variabel Konstanta Reaksi ( ) Pembelajaran ( Perilaku ( )
Koefisien Arah Regresi
)
0.518 0.235 0.088 1.152
t 0.094 3.082 0.827 10.028
Sig. 0.925 0.003 0.411 0.000
21 Dari Tabel tersebut, persamaan regresi yang dapat dituliskan dalam model regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y= 0.518 + 0.235 +1.152 Keterangan: Y = Kompetensi = Reaksi = Perilaku Persamaan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa nilai kompetensi yang diperoleh jika segala sesuatu pada variabel pelatihan dianggap konstan adalah 0,518. Nilai koefisien dari reaksi pelatihan ( ) sebesar 0,235. Hal ini menggambarkan bahwa reaksi pelatihan mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi karyawan (Y), artinya dengan semakin tingginya reaksi pelatihan maka kompetensi karyawan semakin meningkat. Setiap kenaikan reaksi pelatihan sebanyak 1 persen maka variabel kompetensi karyawan akan naik sebesar 0.235 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Nilai koefisien dari variabel perilaku ( ) sebesar 1,152. Hal ini menggambarkan bahwa variabel perilaku mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi karyawan (Y), artinya dengan semakin tingginya variabel perilaku, maka kompetensi karyawan semakin meningkat. Setiap kenaikan variabel perilaku sebanyak 1 persen maka variabel kompetensi karyawan akan naik sebesar 1,152 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Dari ketiga variabel (reaksi, pembelajaran, perilaku) tersebut, yang lebih berpengaruh secara nyata adalah variabel reaksi, pengaruh variabel reaksi bersifat signifikan sebesar 0,003 Hal ini dikarenakan tingkat kepuasan atau reaksi karyawan terhadap metode pelatihan, materi pelatihan, instruktur, fasilitas dan waktu sudah dirasakan tepat sesuai dengan kondisi karyawan dan perusahaan. Pada nilai regresi variabel perilaku yaitu sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku bekerja orang-orang yang dilatih mengalami perubahan karena program pelatihan yang dilakukan, sehingga dapat menghasilkan karyawan yang produktif yang dapat menetapkan dan mengkomunikasikan harapan kinerja yang tinggi untuk perusahaan. Semakin besar perubahan perilaku yang didapat melalui pelatihan maka akan semakin meningkatkan kompetensi karyawan. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa evaluasi pada level hasil belum dapat dilakukan diantaranya adalah terdapat masalah yang dihadapi dalam mengukur evaluasi pada level hasil adalah cara untuk mengukur seberapa besar peran pelatihan terhadap perubahan atau peningkatan kinerja yang terjadi. Disadari bahwa peningkatan kinerja seorang pegawai tidak hanya disebabkan oleh pelatihan semata, melainkan dapat pula akibat factor-faktor lainnya, seperti adanya lingkungan kerja yang mendukung, perbaikan system dan metode kerja, peningkatan teknologi yang digunakan, dan sebagainya. Terkait dengan hal tersebut maka perlu dilakukan pemilihan atas peningkatan kinerja atau hasil yang benar-benar merupakan dampak pelatihan atas peningkatan kinerja atau hasil yang benar-benar merupakan dampak pelatihan dan bukannya disebabkan oleh factor-factor lainnya. Selain itu ketersediaan data yang diberikan oleh perusahaan juga tidak cukup bagi peneliti untuk mengukur
22 sampai dengan level evaluasi yang keempat begitu pula dengan ROTI. Meskipun dilakukan dengan mengukur tiga level evaluasi, secara keseluruhan dari hasil penelitian mulai dari level reaksi, pembelajaran dan level perilaku diketahui bahwa program pelatihan telah memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kompetensi yang dimiliki karyawan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari. Nilai koefisien determinasi (R-square) dalam uji ini sangat tinggi yaitu 0,761 sehingga dapat dikatakan bahwa 76,1 persen kompetensi karyawan ditentukan oleh indikator reaksi ( ) dan perilaku ( ), jadi dapat dikatakan bahwa model tersebut baik digunakan. Diketahui bahwa tidak semua variabel pendukung evaluasi pelatihan berpengaruh pada kompetensi karyawan. Yang memiliki pengaruh nyata hanya variabel reaksi dan variabel perilaku dengan tingkat signifikansi dibawah 0,05 yaitu untuk variabel reaksi sebesar 0,003 dan variabel perilaku sebesar 0,000. Sedangkan tingkat signifikansi untuk variabel pembelajaran sebesar 0,411. Dapat disimpulkan bahwa variabel pembelajaran tidak memiliki pengaruh nyata karena tingkat signifikansi lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran karyawan setelah mengikuti pelatihan, dinyatakan kurang berhasil karena seberapa jauh para peserta pelatihan menguasai konsep-konsep, pengetahuan, dan keterampilan yang diberikan belum sepenuhnya dapat diimplementasikan kepada perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gosh (2011) yang berjudul Evaluating Effectiveness of a Training Programme with Trainee Reaction, mengemukakan bahwa program pelatihan yang gagal untuk memenuhi kebutuhan belajar tidak selalu berhasil diperoleh karena pelatihan yang diadakan dalam kenyataan nya tidak selalu dalam keadaan yang benar. Oleh karena itu, cara yang mudah untuk mengevaluasi dalam konteks pembelajaran adalah dengan memberikan motivasi dan perhatian kepada karyawan. Pembelajaran memberikan karyawan mampu berpikir dan bertindak melalui pendekatan system yang komprehensif sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya untuk kemajuan perusahaan. Pembelajaran harus dapat menjadi tolak ukur pencapaian tujuan perusahaan. Hasil pengujian ini dapat dilihat dari hasil uji t pada Tabel 13. Tabel 13. Uji t (Analisis Parsial) Variabel Konstanta Reaksi (X1) Pembelajaran (X2) Perilaku (X3)
Koefisien Arah Regresi 0.518 0.235 0.088 1.152
t 0.094 3.082 0.827 10.028
Sig. 0.925 0.003 0.411 0.000
Keterangan Berpengaruh Tidak Berpengaruh Berpengaruh
Uji Anova bertujuan untuk menjelaskan secara keseluruhan ada atau tidaknya pengaruh indikator-indikator evaluasi pelatihan terhadap kompetensi karyawan dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan hasil Uji F menyatakan bahwa pelatihan yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari memiliki pengaruh secara simultan terhadap kompetensi karyawan. Hasil uji F memiliki pengaruh signifikan apabila P Value < level significant dimana dalam penelitian ini P Value sebesar 0,00 sedangkan tingkat signifikansi
23 sebesar 0,05. Dan nilai F hitung harus lebih besar dari nilai . Nilai sebesar 93.390 sedangkan adalah sebesar 2,708 maka dapat disimpulkan bahwa variabel reaksi, pembelajaran dan perilaku memiliki pengaruh nyata secara bersama-sama terhadap kompetensi karyawan. Implikasi Manajerial Implikasi manajerial yang disarankan dalam meningkatkan efektivitas pelatihan dan kompetensi kepada para pengambil kebijakan strategis di PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari berdasarkan hasil evaluasi pengaruh efektivitas pelatihan terhadap kompetensi karyawan adalah 1. Sebaiknya PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari lebih komprehensif dalam melakukan evaluasi terhadap program pelatihan, salah satunya dengan menggunakan model Kirkpatrick yaitu berdasarkan level reaksi, level pembelajaran, level perilaku, dan level hasil. Dengan keempat level tersebut bertujuan agar penyelenggara pelatihan dapat mengidentifikasi area perbaikan atau peningkatan dilihat dari segi kepuasan karyawan terhadap pelaksanaan pelatihan, nilai tambah apa yang didapat karyawan, bagaimana perubahan perilaku yang terjadi, dan pencapaian sasaran pelatihan. Hal ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa pencapaian organisasi secara keseluruhan disebabkan oleh pelatihan yang berjalan efektif. PT Indofood Sukses Makmur Tbk perlu meningkatkan kualitas pelatihan 2. pada level reaksi dan level perilaku. Berdasarkan hasil penelitian tingginya tingkat reaksi karyawan terhadap penyelenggaraan pelatihan akan meningkatkan program pelatihan, instruktur pelatihan, dan fasilitas dalam mengikuti pelatihan. Pada level perilaku terkait dengan meningkatnya peduli dalam keunggulan yang secara aktif karyawan selalu terdorong untuk mengeluarkan ide-ide baru, menetapkan dan mengkomunikasikan harapan kinerja yang tinggi untuk perusahaan. Sedangkan yang paling dipengaruhi tingkat kompetensi adalah variabel motif dan konsep diri. Motif meningkat karena karyawan semakin terdorong untuk meningkatkan keahlian agar dapat menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan lebih baik. Sehingga untuk pelatihan selanjutnya apabila ingin produktivitas karyawan meningkat maka motif dan konsep diri dari karyawan pun ikut di tingkatkan pula. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh efektivitas 3. pelatihan terhadap kompetensi karyawan dari sisi karakteristik responden bahwa segi pendidikan peserta pelatihan didominasi oleh karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMA, dari segi usia kebanyakan di dominasi pada usia 31-40 tahun, kemudian dari segi masa kerja yang mengikuti pelatihan di dominasi oleh karyawan dengan masa kerja 16-20 tahun. Karyawan yang memiliki masa kerja tersebut didominasi oleh karyawan yang mempunyai jabatan operator, sehingga untuk program selanjutnya diberikan pelatihan sertifikasi operator seperti pelatihan Forklif, pelatihan K3 rigging, dan pelatihan skid loader bertujuan agar karyawan semakin kompeten dalam menjalankan fungsi-fungsi pekerjaannya seperti mengurangi kesalahan dalam melakukan pekerjaan.
24
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hal yang dapat disimpulkan adalah 1. Efektivitas pelatihan diukur berdasarkan tiga variabel yaitu reaksi, pembelajaran, dan perilaku. Pelaksanaan program pelatihan yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari berdasarkan penilaian karyawan pada hasil analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelatihan sudah efektif. 2. Tingkat kompetensi karyawan setelah mengikuti program pelatihan yang diterapkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari berdasarkan penilaian karyawan mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar yang dirasakan karyawan adalah tipe kompetensi motif dan konsep diri. 3. Berdasarkan hasil analisis secara parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel pembelajaran tidak berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi karyawan, sedangkan variabel yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi karyawan adalah variabel reaksi dan variabel perilaku. Disamping itu, dari hasil analisis secara keseluruhan, dikatakan bahwa efektivitas pelatihan dilihat dari level reaksi, pembelajaran dan perilaku, secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi karyawan. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian yang diperoleh, saran yang dapat direkomendasikan terkait dengan efektivitas pelatihan dan tingkat kompetensi karyawan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari yaitu 1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari lebih komperehensif dalam mengukur efektivitas sebuah pelatihan, yaitu berdasarkan level reaksi, level pembelajaran, level perilaku, dan level hasil. 2. Perlu adanya peningkatan kualitas pelatihan dari level reaksi dan level perilaku yang terkait dengan program pelatihan yang diberikan, strategi penyampaian materi yang digunakan oleh instruktur pelatihan, dan fasilitas pelatihan. Sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan produktivitas kerja karyawan serta tercapainya tujuan pelatihan. 3. Dari hasil karakteristik responden dapat disarankan bahwa karyawan yang mengikuti pelatihan didominasi oleh usia 31-40 tahun yang mempunyai jabatan operator, sehingga untuk program selanjutnya diberikan pelatihan sertifikasi operator seperti pelatihan Forklif, pelatihan K3 rigging, dan pelatihan skid loader bertujuan agar karyawan semakin kompeten dalam menjalankan fungsi-fungsi pekerjaannya seperti mengurangi kesalahan dalam melakukan pekerjaan.
25
DAFTAR PUSTAKA Al-Athari, Ahmad dan Zairi, Mohamed. 2002.Training Evaluation: an empirical study in Kuwait. (TR): Journal of European Industrial Training. Ghosh, Piyali et.al. 2011. Evaluating Effectiveness of a Training Programme with Trainee Reation. Guilsborough: Emerald Group Publishing, Limited. Haryo, 2011. Evaluasi Pelatihan WISE Leadership Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Tirta Investama Depo Kawasan Jakarta Timur. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Irianto, Jusuf. 2001. Isu-Isu Strategis Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jawa Timur (ID): Insan Cendekia. Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Kirkpatrick, DL. Dan Kirkpatrick JD. 2006. Evaluating Training Programs. Third Edition. San Fransisco (Inc): Barret Koehler Publisher. Mangkuprawira, Tb. S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. Palan, R. 2008. Competency Management (Terjemahan). Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Daya Saing Organisasi. Jakarta Pusat (ID): PPM. Pineda, Pilar. 2010. Evaluation of Training in Organisations: a proposal for an integrated model. Turki (TR): Journal of European Industrial Training. Suryana, Agus. 2004. Kiat dan Teknik Evaluasi Pelatihan. Jakarta (ID): Progress. Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta (ID) : PT Raja Grafindo Persada. Wang, Greg G dan Wilcox, Diane. 2006. Training Evaluation:Knowing More Than Is Practiced. San Fransisco (Inc) : International Development Research Center.
26 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN
Kuesioner ini digunakan dalam rangka penyusunan bahan penelitian untuk skripsi yang berjudul “Evaluasi Efektifitas Program Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Karyawan Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari” oleh Yuhanna Aftika (H24090040), mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Kuesioner ini berisi tentang berbagai pernyataan yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian saya. Untuk itu, diharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pengisian kuesioner ini tidak ada kaitannya dengan penilaian prestasi Anda. Kerahasiaan jawaban Anda saya jamin. Atas partisipasi dan bantuan Anda, saya ucapkan terima kasih. I. IDENTITAS RESPONDEN Petunjuk Pengisian : Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda Jika terdapat uraian pada pilihan jawaban, mohon diisi dengan jelas Keterangan
:
SS = Sangat Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
1. Jenis Kelamin
:
Laki-laki
2. Usia
:
Tahun
3. Pendidikan Terakhir
:
4. Departemen / Bagian
:
5. Jabatan 6. Masa Kerja
: :
Perempuan
SMU
Diploma
S1
S2
Lainnya …………………….
27 Lanjutan Lampiran 1. II. Evaluasi Pelatihan Level Reaksi No
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13
14
15
16 17 18 19
Pernyataan Program Pelatihan Program pelatihan yang diadakan sesuai dengan yang dibutuhkan Program pelatihan disusun dengan sistematis berdasarkan perencanaan pelaksanaan pelatihan Program pelatihan yang diberikan telah berbasis kompetensi yang saya butuhkan Program pelatihan yang diberikan sesuai dengan kondisi terkini Isi program pelatihan sesuai dengan menjawab tuntutan pekerjaan Metode Pelatihan Metode pelatihan membantu saya dalam pemahaman pelaksanaan pekerjaan Metode pelatihan yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan pelatihan Metode pelatihan menarik dan menujang pemecahan masalah dalam pekerjaan-pekerjaan saya Metode pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan saya Metode pelatihan yang diberikan sesuai dengan jumlah peserta Trainer/ Instruktur Pelatihan Instruktur/pengajar mampu mengkomunikasikan materi kepada peserta dengan baik Instruktur/pengajar melibatkan diskusi/partisipasi aktif peserta dalam penyampaian materi Instruktur/pengajar bersedia memberi bantuan/solusi permasalahan pekerjaan yang terkait dengan materi pelatihan Penampilan Instruktur/ pengajar menambah semangat dalam pelatihan Fasilitas Alat bantu (over head, infocus. Microphone, whiteboard/ papan tulis, dsb) dalam pelaksanaaan pelatihan membantu kelancaran pelatihan Modul/handout pelatihan membantu peserta dalam memahami setiap materi yang disampaikan Fasilitas ruangan kondisinya dingin dan nyaman membuat fokus saat mengikuti pelatihan Fasilitas seminar kit membantu kelancaran pelatihan Konsumsi dan gizi yang disediakan sudah memadai untuk menjaga stamina selama menjalani pelatihan
Alternatif Jawaban SS S TS STS
28 Lanjutan Lampiran 1. II. Evaluasi Pelatihan Level Reaksi 20 21
22 23 24
25 26 27 28
Materi Pelatihan Materi pada pelatihan berhubungan dengan tugas yang saya kerjakan Materi pelatihan yang diberikan bermanfaat untuk saya mengatasi dalam menghadapi permasalahan pekerjaan di masa yang akan dating Materi persuasive communication sudah membantu saya meningkatkan cara berkomunikasi dengan baik Materi pelatihan mengenai kegiatan kedisplinan sudah membangun kepercayaan diri saya dalam bekerja Materi yang diberikan sudah sesuai dengan tujuan program pelatihan Waktu Pelatihan Lamanya waktu yang digunakan untuk pelatihan tidak mengganggu kelancaran tugas/ pekerjaan Jadwal pelaksanaan dari awal sampai selesai sesuai dengan time schedule Waktu untuk istirahat yang diberikan sesuai sehingga peserta pelatihan tidak jenuh Alokasi waktu yang sudah tersedia sudah efektif
II. Evaluasi Pelatihan Level Pembelajaran No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
29
30
31
32
33
34
35
36
Perubahan Dalam Pengetahuan Setelah mengikuti pelatihan, saya melihat pembelajaran secara berkelanjutan oleh seluruh karyawan sebagai sebuah prioritas bisnis yang tinggi Setelah mengikuti pelatihan, setiap karyawan menghindari penyimpangan dan penghalangan saluran komunikasi dengan mendengarkan orang lain secara aktif dan memberi umpan balik yang efektif Setelah mengikuti pelatihan, saya dapat menggunakan macam-macam metode kerja untuk mempercepat proses kerja yang efektif dan efisien Setelah mengikuti pelatihan, tim/ kelompok menerima pelatihan tentang bagaimana bekerja dan belajar dalam grup Setelah mengikuti pelatihan, setiap karyawan mampu berpikir dan bertindak melalui pendekatan system yang komprehensif Perubahan Dalam Keahlian Setelah mengikuti pelatihan, saya dapat mengidentifikasi urutan langkah tugas yang harus diselesaikan dengan segera Setelah mengikuti pelatihan, saya dapat memodifikasi rencana/ tugas rutin yang diberikan untuk memenuhi perubahan dalam lingkungan Setelah mengikuti pelatihan, keahlian yang saya miliki
S
TS
STS
29
37 38
39
40 41
42 43
semakin bertambah sehingga dapat menyelesaikan pencapaian target sesuai dengan perencanaan kerja saya Setelah mengikuti pelatihan, kesalahan saya dalam bekerja semakin berkurang Saya dapat mengaplikasikan secara baik materi yang saya dapatkan dari pelatihan Perubahan Dalam Sikap Setelah mengikuti pelatihan, saya menjadi tertarik dengan topik yang sedang dipelajari dan dalam beberapa kasus tertentu yang diberikan Setelah mengikuti pelatihan, saya menjadi lebih percaya diri untuk melakukan tugas pekerjaan saya Setelah mengikuti pelatihan, saya menjadi lebih yakin bahwa organisasi tempat saya bekerja memperhatikan pengembangan dan pertumbuhan pribadi setiap karyawan Saya mampu mendengarkan instruksi yang diberikan seseorang dalam melakukan pekerjaan Setelah mengikuti pelatihan, saya mampu hanya dengan melihat orang lain melakukan langkahlangkah kerja sebelum saya melakukannya sendiri
II. Evaluasi Pelatihan Level Perilaku No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
44
45
46
47 48
49
Peduli Pada Keunggulan Setelah mengikuti pelatihan, saya dapat menetapkan dan mengkomunikasikan harapan kinerja yang tinggi untuk perusahaan Secara aktif, saya selalu terdorong untuk mengeluarkan ide-ide baru dan melakukan bagaimana cara mencapainya Saya bekerja dengan mengedepankan dan mengutamakan kepentingan perusahaan daripada kepentingan pribadi saya Setelah mengikuti pelatihan, saya menjadi orang yang bertanggung jawab dalam melakukan suatu pekerjaan Setelah mengikuti pelatihan, tingkat kedisplinan saya semakin meningkat Kepekaan Dengan Kebutuhan Orang Lain Saya selalu menyediakan waktu untuk membantu rekan kerja saya dalam pekerjaan yang sulit
50
Saya menunjukkan kesabaran dan toleran jika rekan sekerja saya menemui kesulitan
51
Saya mempunyai hubungan yang baik dengan rekan sekerja dan atasan saya
52
Saya selalu meminta masukan dengan rekan kerja saya dalam pengambilan keputusan yang akan saya ambil Saya selalu memberikan pengarahan dan informasi tentang issu terkini yang berkaitan dengan pekerjaan
53
S
TS
STS
30 Lanjutan Lampiran 1. II. Evaluasi Pelatihan Level Perilaku 54
Motivasi Saya selalu menunjukkan antusiasme jika ada masalah yang timbul dalam pekerjaan saya
55
Saya selalu termotivasi untuk melihat peluang di bandingkan dengan kesulitan dalam bekerja
56
Saya dapat bertahan pada saat orang lain menyerah dalam melakukan pekerjaan yang mendesak
57
Saya yakin dengan tingkat energi yang tinggi, bisa mengatasi volume kerja yang banyak Saya selalu membuat perencanaan kerja Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan untuk mencapai kinerja saya yang lebih baik
58
I III. KOMPETENSI KARYAWAN SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN No
1 2 3
4
5
6 7 8 9 10
11 12 13
Pernyataan Pengetahuan Saya semakin mengerti dengan prosedur metode kerja yang diterapkan dalam unit kerja saya Saya semakin paham skala prioritas pekerjaan yang harus didahulukan dalam situasi apapun Saya semakin mengerti peraturan metode kerja yang saya lakukan dalam menyelesaikan hambatan di pekerjaan Saya semakin mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi perubahan diluar cakupan pekerjaan yang telah ditetapkan Saya semakin bisa melakukan estimasi pekerjaan dengan lebih cepat dan lebih baik Keterampilan Saya mampu menjalani tugas tanpa harus menunggu perintah Saya dapat membantu jika rekan kerja mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas Saya mampu mengkomunikasikan informasi terkait permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan Saya mampu mengidentifikasi masalah lebih awal dan mendokumentasikan masalah tersebut Saya memiliki hasrat mendengar lebih kuat dengan permasalahan pekerjaan Konsep Diri Saya menjadi lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaan, klien dan rekan dalam satu tim Saya yakin bahwa kerja sama dalam tim sangat penting untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan Saya semakin disiplin dalam mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan waktu kerja yang telah ditetapkan
Alternatif Jawaban SS S TS STS
31 14
15
16 17 18 19
20
21 22
23
24 25
Saya selalu melakukan pengecekkan setiap terjadi perubahan yang saya kerjakan untuk menghindari kesalahan kerja Saya menjadi lebih sistematis dalam mempraktekkan prosedur kerja Karakteristik Pribadi Saya dapat bekerja dengan efektif meskipun dengan jumlah tim yang kecil Saya menjadi lebih komunikatif baik dengan rekan satu tim, dengan atasan, serta klien Saya memiliki kendali atas proses pekerjaan dan bukan sebaliknya Saya dan tim memiliki kebebasan untuk berpikir dan menentukan cara yang terbaik untuk menghasilkan produk yang diminta Saya dapat dengan cepat mendapatkan umpan balik dari klien, kontrol yang jelas, memiliki respon yang cepat terhadap perubahan, dan berorientasi objek Motif Saya semakin tertantang untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar dalam pekerjaan Saya terdorong untuk meningkatkan keahlian agar dapat menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan lebih baik lagi Saya semakin termotivasi untuk membangun hubungan yang positif antara atasan dengan bawahan dalam unit kerja saya Saya terdorong untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik, penuh teliti, konsentrasi dan bersemangat Setelah mengikuti pelatihan, saya lebih berinisiatif untuk mengantisipasi kesalahan kerja yang mungkin terjadi
IV. TANGGAPAN DAN HARAPAN KARYAWAN 1.
2.
3.
Menurut Bapak/ Ibu, apakah program pelatihan yang telah dilaksanakan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills sudah efektif ? Alasannya? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………….. Apakah program pelatihan yang telah dilaksanakan tersebut sangat membantu Bapak/ Ibu dalam menyelesaikan pekerjaan? Mengapa? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………… Apabila ada pelatihan sejenis yang akan dilaksanakan, apakah saran Bapak/ Ibu untuk pelatihan tersebut? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………….……………………… …………………………………………………………………
TERIMA KASIH
32 Lampiran 2. Struktur Organisasi Perusahaan
Lampiran 3. Contoh perhitungan skor untuk analisis deskriptif INDIKATOR
SS
S
TS
Total Skor Rataan
STS
Program Pelatihan A1
28
63
1
0
A2
15
76
1
0
A3
17
73
2
0
A4
24
64
4
0
A5
22
63
7
0
106
339
15
0
4
3
2
1
424
1017
30
0
Total Frekuensi Bobot (Frekuensi x Bobot)
Keterangan: Total skor rataan =
3.19 460
1471
33
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Krui pada tanggal 2 Juni 1991 dari ayah Drs. Usman dan ibu Ermarita. Tahun 2009, penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat dan pada tahun yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). PENULIS DITERIMA DI Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai Mayor dan Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia sebagai Minor. Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis aktif di Himpunan Profesi Centre of Manajemen (Com@) sebagai anggota. Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti panitia dalam acara 1st Just 2012 menjadi staff humas , Risk Management Seminar Business Continuity Management (BCM), Leadership and Entrepreneurship Forum, The 10th Economics Contest “Enhancing The Creativity of Indonesian Young Economist”, Stock Day “ Let Money Works for You Through Online Trading.