EVALUASI DAN PENGEMBANGAN MODEL RENCANA STRATEGIS SMK NEGERI 1 BATAM
ANDI MASAKIM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
EVALUASI DAN PENGEMBANGAN MODEL RENCANA STRATEGIS SMK NEGERI 1 BATAM
ANDI MASAKIM
Artikel ini disusun berdasarkan tesis Andi Masakim untuk persyaratan wisuda periode September 2012 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing
Padang, 6 September 2012
EVALUASI DAN PENGEMBANGAN MODEL RENCANA STRATEGIS SMK NEGERI 1 BATAM Andi Masakim1, Nizwardi Jalinus2, Fahmi Rizal3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT Universitas Negeri Padang Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan merumuskan model hipotetik Rencana Strategis (Renstra) SMKN 1 Batam. Untuk memenuhi tujuan itu diperlukan tujuan antara guna menjelaskan: (1) proses penyusunan Renstra; (2) proses implementasi Renstra; (3) faktor-faktor yang berpengaruh didalam implementasi Renstra. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengembangan model dikaji melalui studi kepustakaan yang relevan, sehingga penelitian ini tergolong Research and Development. Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, Keabsahan data verifikasi melalui kriteria; (1) kepercayaan (observasi dan triangulasi; (2) kebergantungan dan (3) kepastian. Hasil penelitian merekomendasikan rumusan model hipotetik Renstra di SMKN 1 Batam yang lebih menyeluruh dan seimbang. Rumusan model hipotetik yang dimaksud adalah rumusan Renstra yang dapat menjadi; (a) pedoman dalam mewujudkan visi dan misi sekolah; (b) dasar kebijakan bagi program opearasional; (c) memudahkan sekolah membuat program tahunan dan program yang berkelanjutan; (d) menentukan target capaian sesuai dengan potensi sumber daya; (e) pedoman sekolah dalam menjalankan manajemen berbasis sekolah; (f) melibatkan partisipasi masyarakat dalam mengakses informasi agar transparan dan akuntabel.
Abstract This research were aimed to recommend a hypothetical strategic plan model at SMKN 1 Batam. To meet the goal of objective required of this research to clarify: (1) the process of arranging strategic plan, (2) the implementation of the Strategic Plan, (3) factors that were effected the implementation of Strategic Plan.This research used the descriptive analytical method using a qualitative approach. Model development is assessed through the study of relevant literature, so the study is classified as Research and Development. Data obtained
1
2
through observation, interviews and documentary study. Data were analyzed through data reduction, data presentation and conclusion, validity verification of data through criteria: (1) belief (observation and triangulation, (2) reliance, and (3) assurance. The results of this research were are recommending the formulation of a hypothetical models in SMKN 1 Batam more comprehensive and balanced. The Hypothetical model which formulated for the school strategic plan could be: (a) The guidance in realizing the school vision and mission, (b) the basic policy for operational program lower policy; (c) to allows school to make an annual program and continuously program, (d) define a performance target in accordance with the potential resource, (e) school guidelines for in implementation of School-Based Management, (f) to involve public participation in accessing information for transparency and accountability Keywords: Strategic Planning, Effectiveness, Development Model
Pendahuluan Permasalahan dalam dunia pendididkan sangatlah komplek, terutama tantangan pendidikan di Provensi Kepulauan Riau masih dihadapkan pada rendahnya kualitas sumber daya manusia. Sebagai illustrasi, hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya angka keterserapan lulusan SMK Negeri 1 Batam oleh dunia usaha dan dunia industri. Pada tiga tahun terakhir keterserapan lulusan hanya rata-rata 30%, Tabel 1. Data lulusan dan Keterserapan Dunia Usaha SMK Negeri 1 Batam. (Sumber: Data Ka Humas SMKN 1 Batam) Tahun Ajaran Jumlah lulusan 2008/2009 277
Keterserapan 85
Persentase 30
2009/2010
485
170
35
2010/2011
285
77
27
Data ini diperkuat oleh pernyataan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Propinsi Kepulauan Riau (Batamtoday, 18 Mei 2011) yang menyatakan bahwa angka pengangguran di Propinsi Kepulauan Riau hingga caturwulan pertama
3
tahun 2011 masih tergolong tinggi yaitu berkisar 8%. Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan sekolah kejuruan juga disampaikan oleh Direktur HRD PT. Infineon Bapak Wisnu Djatmika Dwintara bahwa lulusan SMK masih belum bisa menduduki posisi teknisi di perusahaan, mereka umumnya ditempatkan pada posisi operator dan sebagian kecil pada posisi junior teknisi. Tantangan ini perlu dijawab dengan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan sekolah menengah kejuruan. Dalam rangka mewujudkan peningkatan mutu dan relevansi lembaga pendidikan, diperlukan suatu acuan dasar yang meliputi kriteria minimal berbagai aspek dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Rencana Strategis (Renstra) sekolah adalah salah satu bagian manajemen pengelolaan pendidikan yang sangat penting bagi sekolah dan merupakan road map yang jelas sebagai pedoman bersama bagi seluruh stakeholder untuk kemajuan sekolah di masa depan. Renstra didasarkan pada skala prioritas yang mengakomodir kebutuhan penyelenggaraan proses pembelajaran di sekolah, yang meliputi kebutuhan layanan belajar mengajar yang kondusif, sarana dan prasaran yang memadai, kualitas sumberdaya manusia yang mumpuni, dan kurikulum yang dinamis, sehingga penempatan sumber daya pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien. Melihat konteks ini, pada hakekatnya sekolah dituntut memiliki Renstra dengan merumuskan hal-hal penting yang meliputi: (1) formulasi strategis memuat visi, misi, tujuan dan rumusan program strategis empat tahunan dalam bentuk rencana kerja jangka
menengah; (2) implementasi rencana strategis
memuat program strategis tahunan berupa rencana k egiatan dan rencana
4
anggaran berdasarkan rencana kerja menengah. Selain rumusan visi dan misi, sekolah melakukan analisis lingkungan strategis yang komprehensif, merumuskan isu-isu strategis, dan memiliki tujuan tahunan, strategi jangka pendek dan jangka panjang yang telah ditentukan, implementasikan rencana strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang dianggarkan, dan mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan pengambilan keputusan di masa datang. Kesemuanya merupakan tahapan implementasi rencana strategis yang menuntun sekolah akan dapat menjawab tantangan perubahan yang begitu cepat dan kompleks dalam persaingan yang semakin ketat. Perencanaan strategis ditemukan banyak definisi, menurut Salusu (2005:48) intinya semua menjawab satu pertanyaan pokok, yaitu “apakah
yang akan
diperbuat”. Perencanaan strategis adalah instrumen kepemimpinan dan suatu proses. Sebagai suatu proses, ia menentukan apa yang dikehendaki suatu organisasi dimasa depan dan bagaimana usaha mencapainya, suatu proses yang menjelaskan sasaran-sasaran. Seperti juga ditegaskan oleh Steiss (Salusu, 2005:50) bahwa perencanaan
strategis sebagai komponen dari manajemen
strategis bertugas untuk memperjelas tujuan dan sasaran, memilih berbagai kebijaksanaan, terutama dalam memperoleh dan mengalokasikan sumber daya serta menciptakan suatu pedoman dalam menerjemahkan kebijaksanaan organisasi. Ada delapan tahapan dalam proses perencanaan strategis model Bryson (2000:36). Delapan langkah yang dimaksud adalah: 1) Memrakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis; 2) Mengidentifikasi mandat
5
organisasi; 3) Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi; 4) Menilai lingkungan eksternal: peluang dan ancaman; 5) Menilai lingkungan internal: kekuatan dan kelemahan; 6) Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi. 7) Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu; 8) Menciptakan visi organisasi yang efektif bagi masa depan. Secara skematis Rohiat menjelaskan, penyusunan Renstra dengan gambar berikut: Harapan 5
Kesenjangan
Kondisi saat
Lingkungan
Visi
Misi
Tujuan
Program
Monitoring
Rencana
Indikator
Pelaksanaan
Gambar 3. Langkah-langkah Penyusunan Renstra Dalam RPS (Sumber: Rohiat, 2009;102)
Langkah ini pada prinsipnya sama dengan analisis lingkungan strategis. Perbedaannya
adalah
analisis
lingkungan
operasional
sekolah
lebih
menitikberatkan kepada lingkungan sekolah yang cakupannya lebih sempit dan berpengaruh langsung kepada operasional sekolah, yaitu menganalisis kebutuhan masyarakat/daerah setempat, potensi daerah, sekolah, masyarakat sekitar, kondisi geografis sekitar sekolah, ekonomi masyarakat sekitar sekolah, dan potensi lainnya, termasuk di dalamnya regulasi atau kebijakan daerah dan peta perpolitikan daerah setempat. Ditegaskan Rohiat (2009:102) bahwa Rencana operasional disusun berdasarkan Renstra dan tidak boleh menyimpang dari Renstra. Pada penelitian pendahuluan dilapangan, wawancara dilakukan dengan
6
kepala sekolah dan terungkap bahwa SMK Negeri 1 Batam telah memiliki rencana strategis (Renstra) yang dikenal dengan istilah School Bussines Plan (SBP) yang didalamnya memuat rencana kerja baik skala menengah maupun skala tahunan. Namun demikian, terungkap juga bahwa pelaksanaan rencana strategis SMK Negeri 1 Batam belum berjalan optimal. Pada tingkat unit-unit kerja maupun pada personil yang ada di sekolah belum sepenuhnya memahami dan menjadikan rencana strategis sebagai panduan kerja. Rencana strategis masih lebih banyak dijadikan faktor pelengkap saja, sehingga sering kali tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai secara maksimal. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah merumuskan model hipotetik Rencana Strategis
(Renstra)
SMK Negeri 1 Batam yang menyeluruh dan
seimbang. Untuk itu diperlukan tujuan antara dalam penelitian guna menjelaskan proses penyusunan, proses implementasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Renstra SMKN 1 Batam.
Metodologi Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Konsep teoritik kearah pengembangan model dikaji melalui studi kepustakaan yang relevan, sehingga penelitian ini tergolong Research and Development (R&D). Sumber data berasal dari responden dan keterangan dokumentatif, yang dijelaskan sebagai berikut:
7
Tabel 2. Jenis Data Pejabat Yang Dituju dan Instrumen Penelitian JENIS DATA
SUMBER DATA ATAU INFORMASI
INSTRUMEN
1. Keadaan Umum SMK N 1 Batam.
Kepala Sekolah, Wa kasek
Observasi dan Wawancara
2. Data Rumusan Rencana Strategis SMK Negeri 1 Batam.
Kepala Sekolah, Wakasek
Dokumen
3. Proses Penyusunan Rencana Strategis SMK Negeri 1 Batam.
Kepala Sekolah, Wakasek, Ketua Team Penyusun, Guru, Staff Non Guru
Wawancara
4. Implementasi Rencana Strategis SMK Negeri 1 Batam.
Kepala Sekolah, Wakasek, Guru, Staf Non Guru, Komite Sekolah, Siswa
Dokumen dan Wawancara
5. Data Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan SMK Negeri 1 Batam.
Kepala Sekolah,Wakasek, Satgas Renstra
Dokumen
Untuk menjamin keabsahan data digunakan teknik validasi dan reliabilitas. Menurut versi positivisme, konsep validitas dan reliabilitas adalah hal yang sanagat penting untuk menentukan keabsahan sebuah penelitian. Validitas akan membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sudah sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi dilapangan (S.Nasution, 1988:105). Sedangkan dengan reliabilitas akan membuktikan adanya ke-taat-asasan pengukuran dan ukuran yang digunakan (Moleong, 1996:172). Keabsahan data dalam penelitian kualitatif ditetapkan dengan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah pemeriksaan (Moleong 1996:173). Kreteria pemeriksaan yang dimaksud adalah kreterian Derajat kpercayaan, ketergantungan dan kepastian. Data yang berhasil dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif. Dalam model analisis ini, terdapat tiga komponen analisisnya, yaitu reduksi data, sajian
8
data, dan verifikasi data. Ketiganya dilaksanakan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data dalam bentuk interaktif melalui proses siklus. Proses pengambilan kesimpulan dirumuskan lebih awal guna menemukan pola, tema, hubungan, persamaan, hal yang sering timbul, dan hal-hal penting lainnya. Kesimpulan tersebut masih selalu terbuka dilakukan perubahan atau diperbaharui bila ada data-data baru yang ditemukan (S.Nasution, 1996:130). Bersamaan dengan itu dilakukan juga verifikasi guna menguji kebenaran, kekokohan, kecocokan data yang ditemukan dilapangan sehingga diperoleh kesimpulan yang dapat dipercaya. Verifikasi data menggunakan trianggulasi sumber, trianggulasi metode dan trianggulasi teori. Renstra merupakan objek penelitian, sedangkan SMKN 1 Batam yang dijadikan kasus merupakan subjek penelitian. penelitian ini dimulai diadakah pada bulan Januari 2012 hingga bulan Juli 2012. Secara keseluruhan waktu yang digunakan dibagi dalam beberapa tahapan penelitian yaitu: (1) tahap persiapan; (2) tahap orientasi; (3) tahap pelaksanaan; (4) dan tahap penyususnan laporan.
Pembahasan Sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan yang telah bertaraf international, rencana strategis (Renstra) SMK Negeri 1 Batam yang dikenal dengan istilah SBP (School Bussines Plan) yang dibuat untuk jangka waktu lima tahun. Dokumen SBP yang peneliti dapatkan yaitu: (1) Pendahuluan, meliputi latar belakang, Tujuan dan Saran dan Visi dan Misi, (2) Evaluasi Diri meliputi Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) dan Analisis Lingkungan Internal (ALI);
9
(3) Program Pengembangan (4) Lokasi Anggaran, dan (5) Kesimpulan dan Saran 1. Proses Penyusunan Rencana Stratgis di SMK Negeri 1 Batam Proses perencanaan strategis seperti yang dimaksud dalam penelitian ini diartikan sebagai langkah-langkah atau cara-cara yang ditempuh sekolah dalam menyusun perencanaan strategis di sekolah. Di SMK Negeri 1 Batam berdasarkan hasil temuan penelitian, langkah yang ditempuh dalam menyusun perencanaan strategis adalah dengan melalui beberapa tahap, yaitu: pertama, tahap perumusan visi, misi dan tujuan sekolah; kedua, tahap pembentukan satgas penyusun perencanaan strategis; ketiga, proses perumusan; dan keempat, penetapan perencanaan strategis tersebut. Sebagaimana disebutkan oleh Ahmad
Djunaedi (2000:28) bahwa
perencanaan strategis tidak mengenal standar baku, dan prosesnya mempunyai variasi yang tidak terbatas. Tiap penerapan perlu merancang variasinya sendiri sesuai
kebutuhan,
situasi
dan
kondisi
setempat.
Meskipun
demikian,
dikatakannya secara umum proses perencanaan strategis memuat unsur-unsur: (1) perumusan visi dan misi, (2) pengkajian lingkungan eksternal, (3) pengkajian lingkungan internal, (4) perumusan isu-isu strategis, dan (5) penyusunan strategi pengembangan.
Setelah
rencana
strategis
selesai
disusun,
maka
diimplementasikan dengan terlebih dahulu menyusun rencana-rencana kerja lainnya. Dikatakan oleh Husain Umar
(2001:22)
untuk
membahas suatu
perencanaan strategis hendaknya kita mengacu pada model manajemen strategis
10
agar pembahasannya terfokus. Dalam penelitian ini model Bryson (2000:57) dijadikan sebagai ajuan dalam merumuskan model hipotetik Renstra. Diagram proses perencanaan strategis yang digunakan saat ini di SMK Negeri 1 Batam seperti gambar berikut:
Steakholder
Merumuskan Visi dan Misi Sekolah
Melakukan Analisis Lingkungan Tim Penyusun Renstra
Strategis
Merumuskan Program Strategis Visi dan Misi
Formulasi Renstra
Menyusun PKS Rumusan Renstra Sekolah
Menyusun RAPBS KebijakanKebijakan Lainnya
Implemtasi Renstra
Gambar 7: Proses Penyusunan Perencanaan Strategis SMKN 1 Batam
2. Analisis Yang Digunakan Dalam Penyusunan Renstra SMKN 1 Batam Berdasarkan pada hasil wawancara dan dokumen yang ditemukan dalam penelitian ini, analisis yang digunakan dalam penyusunan rencana strategis di SMK Negeri 1 Batam adalah dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Treats). Istilah yang digunakan adalah analisis lingkungan strategis yang dibagi menjadi dua yaitu, analisis lingkungan
11
internal dan analisis lingkungan eksternal. Analisis lingkungan internal yang pertama adalah menganalisis kekuatan organisasi/sekolah yang menghasilkan lima belas kekuatan strategis. Analisis eksternal adalah peluang sekolah yang terdapat di dalamnya lima poin. Dari rincian hasil analisis SWOT di SMK Negeri 1 Batam peneliti melihat adanya usaha untuk melihat lingkungan strategis secara seimbang, baik internal maupun eksternal. Namun demikian proses yang dilalui dalam menganalisis tidak terdokumentasi secara utuh. Hal ini bisa diketahui dari tidak dimasukkannya paparan
lingkungan
strategis
yang
terjadi
secara
keseluruhan
yang
mempengaruhi sekolah. Lingkungan eksternal misalnya bisa dieksplorasi walaupun singkat yang menggambarkan pengaruhnya terhadap sekolah.
3. Implementasi Rencana Strategis SMK Negeri 1 Batam Hasil wawancara dan observasi peneliti, ditemukan bahwa implementasi perencanaan strategis berjalan efektif. Hal ini bisa dilihat dari pencapaian keberhasilan program kerja sekolah sesuai dengan indikator keberhasilannya. Hal ini disebabkan bahwa implementasi perencanaan strategis di SMK Negeri 1 Batam diwujudkan dalam bentuk Program Kerja Sekolah (PKS) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Kepala SMK Negeri 1 Batam, Deden Suryana mengatakan bahwa implementasi perencanaan strategis di sekolah yang beliau pimpin adalah menjadi program tahunan (PKS) dan hampir 100% dapat dilaksanakan sehingga dikatakan efektif. Renstra itu implementasinya kan menjadi program tahunan itu. Kalau kita
12
lihat dari situ hampir keseluruhan atau katakanlah hampir 100 % target-target yang ada itu tercapai. Hasil analisis keberhasilan sekolah dalam Program Kerja Sekolah SMK Negeri 1 Batam tahun pelajaran 2009/2010 yang ada, diperoleh 83% indikator keberhasilan pada tiap-tiap sub komponen program yang ada telah tercapi dan berjalan efektif dan efisien.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Renstra SMKN 1 Batam Secara
garis
besar
faktor-faktor
yang
memengaruhi
efektivitas
implementasi perencanaan strategis di SMK Negeri 1 Batam adalah meliputi beberapa hal. Menurut kepala sekolah Bapak Drs. Deden Suryana, M.Pd paling tidak ada lima faktor yaitu; (1) faktor dukungan pemerintah; (2) faktor persepsi masyarakat; (3) faktor kepemimpinan kepala sekolah; (4) faktor pemahaman guru dan staf dan (5) faktor monitoring dan evaluasi. Kemudian apabila kita membahas pada tiap bidang tugas wakil kepala sekolah memiliki karakter yang berbeda-beda dalam hal efektivitas implementasi perencanaan strategis. Faktor yang mempengaruhi implementasinya berbedabeda. Pada bidang kurikulum faktor utama yang memengaruhi adalah adanya kerja tim yang baik. Kerjasama yang baik menjadikan program kurikulum berjalan efektif. Iinformasi dan komunikasi yang baik antara guru, staf dan siswa. Artinya
jika
program-program
bidang
kurikulum
diinformasikan
dan
dikomunikasikan dengan baik pada semua fihak, maka diyakini akan berjalan
13
efektif. Pada bidang kesiswaan, faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi perencanaan strategis adalah keteladanan, kekompakan dan tanggung jawab. Artinya dari sisi kesiswaan keteladanan sangat penting pengaruhnya, keberhasilan siswa dalam hal pengetahuan, kepribadian dan ketrampilan sangat dipengaruhi oleh bagaimana para guru memberikan keteladanan kepada siswa. Pada bidang sarana dan prasarana faktor utama adalah dana, dikatakan oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana bahwa jika dananya sudah tersedia, program bisa dilaksanakan tepat waktu. Sedangkan pada bidang humas
faktor
utama
yang
memengaruhi
implementasi rencana strategis adalah menjaga hubungan yang baik dengan semua pihak, khususnya pihak luar yang memengaruhi kemajuan sekolah. Strategi yang digunakan adalah dengan menjaga komunikasi dan koordinasi terutama dengan mitra sekolah.
5. Model Hipotetik Rencana Strategis SMK Negeri 1 Batam Model hipotetik rencana strategis SMK negeri 1 Batam adalah rumusan rencana strategis yang lebih menyeluruh dan dan seimbang. Rumusan hipotetik yang dimaksud adalah rumusan Renstra sekolah yang memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dunia usaha. Dari model hipotetik ini indikator relevansi dan mutu pendidikan berawal dari tuntutan dunia usaha/industri, sehingga fokus pengembangan mestinya diarahkan pemenuhan kebutuhan dunia kerja.
14
Dari sini terlihat bahwa kualitas Resntra akan tercermin dari mutu lulusan yang dihasilkannya. Orientasi pendidikan tidak boleh lagi pada pasokan, tetapi harus berorientasi pada permintaan. Guna mendapatkan standar mutu hasil yang sesuai denga ukuran dunia usaha diperlukan proses yang sesuai dengan cara kerja industri sehingga keikut sertaan dunia usaha/industri harus dimulai dari penyusunan program, pelaksanaan maupun evaluasi. Untuk memahami harapan dan kebutuhan pelanggan diperlukan pendekatan yang proaktif, tidak hanya sebatas menampung keluhan tetapi lebih jauh yaitu menjaring informasi dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Hal mana tidak terlihat mendapat porsi yang besar pada model Renstra yang ada saat ini. Selanjutnya harapan dan kebutuhan dunia usaha serta memperhatikan lingkungan strategis dan sumber daya yang dimiliki sekolah yang tercermin dalam visi dan misinya, kemudian dianalisis oleh satgas dan dikonsultasikan dengan ahli kependidikan sesuai dengan bidangnya untuk dapat dituangkan didalam rencana strategis sekolah. Proses Belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan disekolah. Dimana didalamnya terdapat kepemimpinan guru, kurikulum, sumber belajar dan fasilitas belajar. Pemberdayaan partisipasi masyarakat merupakan konsekuensi dari pendidkan yang berbasis masyarakat. Hal ini juga belum terlihat banyak disentuh dalam Renstra saat ini. Senada dengan Bryson (2000:37) bahwa
perencanaan strategis dapat
membantu suatu organisasi atau sekolah: 1) Berpikir secara strategis dan mengembangkan strategi-strategi yang efektif; 2) Memperjelas arah masa depan; 3) Menciptakan prioritas; 4) Membuat keputusan sekarang dengan mengingat
15
konsekuensi masa depan; Konsultan Pendidikan
Visi dan Misi Sekolah Satgas Renstra
Profil Sekolah
Renstra Sekolah
Strategi Peningkatan Mutu
Isu-Isu Utama Pendidikan
Penetapan Standar Indikator
Setting Renstra Sesuai Dengan Visi dan Misi Sekolah
Partisipasi Masyarakat
Program Kegiatan Pendidikan
Dukungan Anggaran
Program Layanan Belajar
Lulusan Bermutu
Kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri
Gambar 1. Rekomendasi Model Hipotetik Renstra SMKN 1 Batam
16
5) Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan keputusan; 6) Menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-bidang yang berada di bawah kontrol organisasi; 7) Membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi; 8) Memecahkan masalah utama organisasi; 9) Memperbaiki kinerja organisasi; 10) Menangani keadaan yang berubah dengan cepat serta efektif; 11) Membangun kerja kelompok dan keahlian. Dapat disimpulkan bahwa rekomendasi model hipotetik Renstra SMKN 1 Batam dimana mutu lulusan merupakan orientasi utama dari proses pembelajaran. Mutu lulusan merupakan gambaran wujud kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja (dunia usaha/industri) dan untuk mewujudkannya diharapkan Renstra memberikan porsi yang besar yang meliputi; (1) kepemimpinan kepala sekolah agar mampu menjamin penyelenggaran pendidikan berjalan efektif dan efisien. (2) pemberdayaan partisipasi masyarakat dan dukungan pemerintah baik dana maupun kebijakan guna memastikan program kegiatan pendidikan dapat tereliasasi; (3) Sistim komunikasi dan informasi antara sekolah, masyarakat dan dunia kerja harus tercipta dengan baik sebagai modal manajemn berbasis sekolah yang transparan dan akun tabel. Untuk
melihat
keunggulan
dari
model
hipotetik
Renstra
yang
direkomendasikan. Ringkasan Rencana Strategis SMK Negeri 1 Batam saat ini, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Perumusan Visi dan Misi Sekolah dengan melibatkan Steakholder. b. Analisis Lingkungan strategis, meliputi internal dan external dengan metode
17
SWOT analisis dilakukan oleh Team penyusun dengan masukan dari staff admin, dewan guru. c. Merumuskan fokus Pengembangan dengan melihat kondisi saat ini dan merumuskan kondisi yang diharapkan, dengan berpedoman petunjuk dari Dinas Pendidikan minimal empat fokus. d. Merumuskan program strategis berupa indikator kinerja serta target periode awal, tengah dan akhir. e. Merumuskan jadwal pelaksanaan setiap program berbasis tahunan dan evaluasi diakhir tahun dalam rumusan PKS dan RAPBS. f. Alokasi anggaran tahuanan, manajemen monitoring dan controlling. Ringkasan model hipotetik Rencana Strategis SMK Negeri 1 Batam yang direkomendasikan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Perumusan Visi dan Misi Sekolah dengan melibatkan seluruh Steakholder dikonsultasikan dengan konsultan pendidikan profesional. b. Analisis Lingkungan strategis, meliputi internal dan external dengan metode SWOT analisis dilakukan oleh team penyusun dengan masukan dari staf administrasi, dewan guru, dan mengkonsultasikan dengan ahli kependidikan di bidangnya. c. Merumuskan fokus Pengembangan dengan melihat kondisi saat ini dan mengembangkan lebih banyak fokus lainnya dengan menelaah analisis lingkungan. d. Merumuskan program strategis berupa program kegiatan pendidikan dan indikator kinerja serta target periode awal, tengah dan akhir, sehingga setting
18
Renstra sama dengan visi dan misi sekolah. e. Merumuskan jadwal pelaksanaan setiap program tahunan dan mensosialisakan target kepada setiap warga sekolah agar tumbuh kepedulian dan tanggung jwab untuk mensukseskannya. setiap proses pelaksanaan berjalan menyatu dengan evaluasi. f. Alokasi anggaran tahuanan, evaluasi dan monitoring dilakukan dengan transparan dan akuntabel sebagai konsekuensi peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan.
Simpulan, Implikasi dan Saran 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pokok-pokok temuan penelitian tentang rencana strategis SMK Negeri 1 Batam, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Proses penyusunan rencana strategis di SMK Negeri 1 Batam telah menerapkan beberapa langkah, yaitu: pertama, merumuskan visi dan misi sekolah; kedua, membentuk satgas penyusun rencana strategis; ketiga, proses perumusan rencana strategis; dan keempat, penetapan rencana strategis. Dimana analisis SWOT (strength, weaknesses, opportunities, treats) yang digunakan dalam perumusan rencana strategis berguna untuk memahami kekuatan dan kelemahan internal dan memahami peluang dan tantangan eksternal. b. Implementasi rencana strategis di SMK Negeri 1 Batam berjalan efektif.
19
Meskipun belum dapat dikatakan memuaskan. Hal ini bisa dilihat dari pencapaian 36 item indikator kerja tahun 2010/2011 dari empat fokus pengembangan berhasil dilaksanakan sebanyak 30 item (83%), item yang belum tercapai akan dievaluasi dan dicarikan pemecahan masalahnya untuk diagendakan pada tahun berikutnya, diharapakan pada akhir masa berlakunya Renstra ini pada tahun 2013 dapat tercapai 100%. c. Faktor yang memengaruhi efektivitas implementasi rencana strategis di SMK Negeri 1 Batam antara lain; (1) faktor dukungan pemerintah baik dana maupun kebijakan; (2) faktor persepsi masyarakat dan dunia kerja; (3) faktor kepemimpinan kepala sekolah; (4) faktor pemahaman guru, staff dan siswa, dan (5) faktor monitoring dan evaluasi. d. Model hipotetik Rencana Strategis (Renstra) SMK Negeri 1 Batam yang direkomendasikan adalah Renstra yang lebih menyeluruh dan seimbang. Rumusan hipotetik yang dimaksud adalah rumusan Renstra sekolah yang memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Rekomendasi model hipotetik Renstra SMKN 1 Batam dimana mutu lulusan merupakan orientasi utama dari proses pembelajaran. Komponen-komponen proses didalamnya, dimana dalam implementasinya harus memperhatiakan halhal yaitu: (1) kepemimpinan kepala sekolah agar mampu menjamin penyelenggaran pendidikan berjalan efektif dan efisien; (2)
pemberdayaan
partisipasi masyarakat dan dukungan pemerintah baik dana maupun kebijakan guna memastikan program kegiatan pendidikan dapat tereliasasi; (3) Sistim komunikasi dan informasi sekolah, masyarakat dan dunia kerja harus tercipta
20
dengan baik.
2. Implikasi Secara umum implikasi dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Proses penyusunan Renstra diyakini akan lebih komprehensif dan menyeluruh dengan tidak hanya melibatkan satgas dengan masukan dari staf admin dan dewan guru tetapi melibatkan ahli kependidikan dibidangya dan pihak dunia usaha dan industri. b. Efektifitas implementasi rencana strategis membutuhkan pemahaman dan kepedulian serta kerja sama dari semua komponen disekolah dan pihak luar yang terkait, sehingga Renstra berjalan efektif dan efisien. c. Harus dirumuskan upaya-upaya untuk memimalkan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas implementasi Renstra antara lain; (1) dukungan pemerintah daerah; (2)
persepsi masyarakat (3)
kepemimpinan kepala
sekolah; (4) pemahaman guru dan staff dan siswa; (5) monitoring dan evaluasi. d. Sekolah dalam menyusun Renstranya tidak hanya terfokus pada petunjuk penyusunan dari pemerintah harus berani melakukan inisiatif dan inovasi guna menemukan rumusan yang lebih komprehensif dan menyeluruh.
3. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka disampaikan beberapa saran terhadap pemanfaatan hasil temuan penelitian sebagai berikut:
21
a. Sekolah dalam proses penyusunan Renstra, hendaknya tidak hanya dengan satgas, juga melibatkan ahli kependidikan dibidangya dan dunia industri. b. Dalam upaya efektifitas implementasi rencana strategis hendaknya dilakukan sosialisasi terus menerus sehingga seluruh komponen sekolah merasa bertanggung jawab agar berjalan efektif dan efisien. c. Guna
memimalkan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
efektifitas
implementasi Renstra, agar sekolah melakukan peningkatan sumber daya manusia untuk mendukung manajemen berbasis sekolah yang transparan dan akuntable. d. Sekolah dalam menyusun Renstranya melakukan inisiatif dan inovasi guna menemukan rumusan yang lebih komprehensif dan menyeluruh serta berkelanjutan. Rekomendasi model hipotetik Renstra dari penelitian ini diyakini lebih baik, sehingga bisa dijadikan model buat penyusunan Renstra pada masa datang.
Daftar Rujukan Achmad Djunaedi, “Keragaman Pilihan Corak Perencanaan (Planning Styles) untuk Mendukung Kebijakan Otonomi Daerah”. Makalah dipresentasikan dalam Seminar & Temu Alumni MPKD 2000, di Werdhapura, Sanur, Bali, 27-30 Agustus 2000. Bryson, John M. 2000. (Alih Bahasa oleh M. Miftahuddin). Perencanaan StrategisBagi Organisasi Sosial Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Husein Umar. 2001. Strategic Managemen in Action, Konsep, Teori, dan Teknik Mneganalisismanajemen Strategis Strategic Business Unit berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan WheelenHunger. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
22
Moleong, Lexy J. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rohiat. 2009. Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik dilengkapi dengan Contoh Renstra dan Rencana Operasional. Bandung: Refika Aditama. S. Nasution. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nawawi, Hadari. 1989. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. Salusu, J. 2005. Pengambilan Keputusan Strategik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Jakarta: Gramedia.
Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Andi Masakim dengan judul Evaluasi dan Pengembangan Model Rencana Strategis SMK Negeri 1 Batam. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Dr. Nizwardi Jalinus, M.Ed dan Pembimbing II Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, MT yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian artikel ini.