Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
ISSN 1410-8542
EVALUASI BIOLOGIS SENYAWA KOMPLEKS RENIUM-186 FOSFONAT SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI PALIATIF KANKER TULANG Adang H.G., Sri Aguswarini, Abidin, Karyadi, Sri Bagiawati Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) – BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten
ABSTRAK EVALUASI BIOLOGIS SENYAWA KOMPLEKS RENIUM-186 FOSFONAT SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI PALIATIF KANKER TULANG. Senyawa kompleks renium-186 fosfonat, 186Re-HEDP (hydroxyethylidienediphosphonate) dan 186Re-EDTMP (ethylenediaminetetramethylphosphonate), dewasa ini telah luas digunakan sebagai penghilang rasa nyeri tulang yang disebabkan oleh metastasis kanker prostat, payudara, paru-paru dan ginjal ke tulang. Penggunaan radiofarmaka tersebut merupakan pengganti penggunaan analgesik, hormon, kemoterapi, dan narkotik yang diketahui memberikan efek samping yang tidak diinginkan. Metode preparasi dan uji kualitas senyawa kompleks 186Re-HEDP dan 186Re-EDTMP telah dikembangkan untuk tujuan produksi komersial. Penentuan kemurnian radiokimia dengan kromatografi kertas dalam berbagai kepolaran pelarut menunjukkan kemurnian radiokimia diatas 90% sampai hari ketiga setelah proses penandaan dilakukan. Disamping itu hasil pengujian menunjukkan pula bahwa larutan senyawa kompleks bebas pirogen dan steril. Hasil uji pada binatang percobaan tikus putih menunjukkan kandungan senyawa kompleks di dalam darah mencapai puncaknya pada 5 menit setelah penyuntikan. Sedangkan ekskresi radiofarmaka kedua kompleks di dalam urin menunjukkan adanya keradioaktifan sekitar 41% dan 38,5 % dalam bentuk perenat, 186ReO4-, setelah 20 jam penyuntikan. Hasil biodistribusi dan pencitraan (imaging) menggunakan kamera gamma terhadap mencit dan tukus putih normal menunjukkan bahwa senyawa kompleks 186ReHEDP dan 186Re-EDTMP terakumulasi cukup nyata di tulang. Kata Kunci : 186Re-HEDP , 186Re-EDTMP, kanker tulang, kemurnian radiokimia, biodistribusi.
ABSTRACT BIOLOGIC EVALUATION OF PHOSPHONATES COMPLEX LABELLED WITH RHENIUM-186 AS A BONE CANCER PALLIATIVE THEURAPEUTIC RADIOPHARMACEUTICAL. Currently, rhenium-186 phosphonate complexes are widely used as pain palliative agents due to bone metastasis caused by prostate , breast , lung and kidney cancers. Either 186Re-HEDP or 186Re-EDTMP has been used for replacing analgesic therapy, hormone therapy, chemotherapy and narcotic therapy . Preparation and quality control of 186ReHEDP and 186Re-EDTMP complexes have been developed for commercial production purposes. Radiochemical purity was determined using paper chromatography and afforded maximum yielded for more than 90 % . Both complexes were stable for 3 days. Sterility and pirogenicity tests indicated that these compounds were sterile and pyrogen free. Rhenium-186 HEDP and 186ReEDTMP complexes contents in the blood achieved optimum activity after 5 minutes post injection. Both complexes showed major renal clearance up to 41 % and 38,5 % as perrhenate ion within 20 hours post injection. Biodistribution pattern and gamma camera image of the injected complexes in rats were accumulated in the bone. Keywords : 186Re-HEDP, 186Re-EDTMP ,bone cancer, radiochemical purity, biodistribution.
1
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
ISSN 1410-8542
digunakan
PENDAHULUAN Pemakaian
radiasi
dalam
Radioisotop
sebagai
keperluan medis dalam bentuk radiofarmaka keberhasilan
186
seperti
penjuru dunia. Pemakaian radionuklida untuk
menunjukkan
sakit
untuk
[5,6].
telah
berhasil menolong banyak orang di berbagai
telah
rumah
menghilangkan rasa sakit pada kanker tulang
penelitian
medik, perawatan, maupun terapi
di
pemancar
beta
lainnya,
Re, diharapkan dapat juga berperan diagnostic
agent
selama
terapi
berlangsung. Hal ini dimungkinkan karena
yang
186
menakjubkan, terutama dalam diagnosa atau
Re selain memancarkan partikel β (Eβ =
studi faal maupun fungsi berbagai organ dan
1,07 MeV) yang berperan untuk terapi, juga
jaringan baik pada hewan maupun manusia
memancarkan sinar γ (Eγ = 137 KeV ) untuk
[1].
diagnosis menggunakan kamera gamma [1,7] Di dalam
sistem berkala, renium
berada
radiofarmaka paling banyak digunakan untuk
dalam satu kelompok yang sama
dengan
tujuan diagnosa dan biasanya diberikan hanya
teknesium (grup VIIA), karenanya kedua
sekali,
unsur tersebut memiliki sifat kimia yang mirip
Dari segi penggunaannya di rumah sakit,
sewaktu-waktu atau dalam keadaan
tertentu
.
dan hanya mengandung sejumlah
186
Penandaan
Re
pada
ligan
fosfonat
kecil senyawa dengan radionuklida yang
diharapkan dapat dilakukan seperti halnya
terikat padanya. Radiofarmaka
penandaan
untuk terapi
99m
Tc dan
153
Sm pada HEDP dan
EDTMP yang merupakan
harus mengandung radionuklida pemancar
186
turunan fosfonat.
partikel, misalnya partikel alfa atau beta
Renium-186 HEDP dan
negatif yang berperan untuk menghancurkan
kimia telah berhasil dikembangkan dengan
atau menghambat pertumbuhan sel-sel tidak
hasil yang baik dan senyawanya cukup stabil
normal. Radionuklida yang digunakan untuk
selama 3 hari setelah penandaan [2,3].
Re-EDTMP secara
Re,
Sebagaimana obat umumya, radiofarmaka
Y [2,3,4]. Beberapa
yang masuk ke dalam tubuh secara parenteral,
senyawa golongan fosfonat dengan struktur
selain akan mengalami fase farmakokinetika
berbeda
melalui
keperluan ini diantaranya adalah 188
Re,
177
Lu,
166
90
Ho dan
(HEDP,
MDP,
berhasil ditandai dengan
153
Sm,
EDTMP),
186
telah
proses
absorpsi,
distribusi,
metabolisme dan eliminasi , juga mengalami
99m
Tc dan digunakan
dalam penyidikan tulang. Penandaan senyawa
fase
golongan
interaksi radiofarmaka dengan target tertentu
difosfonat
pemancar β seperti
153
dengan
radionuklida
seperti
Sm menjadi senyawa
farmakodinamika
reseptor,
sebagainya [5,7,8].
153
Sm-EDTMP sudah rutin dilakukan dan
2
yang
transporter,
melibatkan
enzim
dan
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
Dalam
makalah ini
ISSN 1410-8542
dipaparkan hasil
evaluasi biologis radiofarmaka
186
pencacah radioaktivitas kertas kromatografi
Re-HEDP
Whatman -1 dan Dose calibrator ( Capintec ) .
seperti lipofilisitas,
Peralatan lain yang digunakan adalah kamera
pengikatan dengan protein, pelepasan atau
gamma yang dibuat oleh BARC (Babha
pembersihan kompleks dari darah, kompleks
Atomic Research Center) India.
dan
186
Re-EDTMP
dari ginjal yang berupa ekskresi dalam urin, Penentuan lipofilisitas (koefisien partisi)
ekskresi bersama feces, biodistribusi dan penampakan Persyaratan
dengan sebagai
kamera
gamma
radiofarmaka
kompleks
.
Penentuan lipofilisitas senyawa komplek
seperti 186
kemurnian
radiokimia,
sterilitas
dan
Re-HEDP dan
186
Re-EDTMP didasarkan
atas pengukuran koefisien distribusi senyawa
pirogenitas juga dibahas dalam makalah ini.
komplek tersebut di fasa air dan fasa noktanol. Radioaktifitas dari tiap fasa dicacah
BAHAN DAN TATA KERJA
dan
Bahan utama yang digunakan dalam
acid
(HEDP)
Uji pencucian dari darah (blood clearance)
(EDTMP) dari hasil sintesis yang dilakukan di 186
Besarnya perubahan aktivitas komplek di
Re O4 - ,
dalam darah per satuan waktu
disiapkan di P2RR. Bahan kimia lainnya seperti SnCl2.2H2O, HCl, asam askorbat, buatan
Merck
dan
dari darah terhadap radiofarmaka
( semuanya
digunakan
dan
tanpa
dicacah kemudian di plot dalam bentuk grafik
FTG (Fluid Thioglycolic) dari Oxoid. Hewan
antara % aktivitas komplek di dalam darah
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
terhadap waktu.
mencit, tikus putih dan kelinci. Peralatan yang
(Bioscan)
Radiochromatography digunakan
dengan
penyuntikan. Darah tersebut masing-masing
menggunakan TSB (Trypton Soy Broth) dan
scanner
dilakukan
1, 5, 10, 30, 60 menit dan 24 jam setelah
dari IPHA dan IGI . Media untuk uji sterilitas
adalah
Re-EDTMP
Re-HEDP
tubuh kelinci, kemudian darah diambil setelah
gas nitrogen masing-masing diperoleh
digunakan
186
186
menyuntikkan 0,1 ml sediaan ( ± 200 µCi) ke
pemurnian), Air suling, larutan NaCl 0,9 % dan
menyatakan
laju blood clearance. Penentuan uji pencucian
NaOH, metanol,
HNO3, aseton
sebagai
terhadap cacahan dalam fasa air.
dan
ethylenediaminetetramethylphosphonate
P2RR BATAN. Perenat radioaktif,
dihitung
perbandingan cacahan dalam fasa oktanol
penelitian ini adalah 1-hidroxy ethylidene diphosphonic
lipofilisitasnya
sebagai
3
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
ISSN 1410-8542
Uji biodistribusi sediaan
Uji pencucian dari ginjal
186
Re-HEDP dan
186
Re-EDTMP
Besarnya perubahan aktivitas komplek
Sebanyak 0,1 ml dengan aktivitas 200 µCi
dalam urin per satuan waktu merupakan laju renal clearance.
186
ginjal dari radiofarmaka 186
sediaan
Penentuan uji pencucian
Re-EDTMP
setelah
dengan
µCi
kepada
tikus.
Tikus
persentase
aktivitas
yang
Penyidikan dengan menggunakan kamera gamma Sebanyak 0,2 ml sediaan 186Re-HEDP dan
Penentuan kemurnian radiokimia hasil 186
ekskresi (urin dan feces)
Selang waktu tertentu tikus disidik dengan
Whatman I. Setelah dikeringkan, kertas dielusi
kamera gamma setelah terlebih dahulu tikus
dengan aseton dan salin sebagai fasa gerak. dengan
Re-EDTMP dengan aktivitas 400 µCi
disuntikkan melalui vena ekor tikus putih .
Sebanyak 5 µl urin ditotolkan pada kertas
dicacah
dan hati.
radioaktivitas tiap gram organ atau tiap organ.
dikeluarkan setelah selang waktu tertentu.
Kertas
mencit
gamma dan dihitung persentase kumulatif
Aktivitas setiap tabung dicacah dan dihitung
diketahui
masing-masing
Setiap organ dicacah dengan alat pencacah
dengan tabung reaksi yang sudah ditimbang.
dapat
berat
halus, lambung, kandung kemih
selang waktu tertentu urinnya ditampung
sehingga
Re-EDTMP
tulang, darah, ginjal, limpa, jantung, paru, usus
dimasukkan kedalam metabolic cage . Setelah
aktivitasnya,
186
waktu tertentu dan diambil organ-organ otot,
tersebut
persentase
dan
ditimbang. Mencit dibedah setelah interval
menyuntikkan 0,2 ml sediaan dengan aktivitas 400
Re-HEDP
disuntikkan melalui vena ekor mencit (3 ekor)
Re-HEDP dan
dilakukan
186
dibius dengan menggunakan pentotal (dosis 30
alat
mg/kg berat badan).
Radiochromatography Scanner dan dihitung persen komplek dan pengotornya. Untuk feces,
Pengikatan pada kristal hidroksiapatit [9]
sampel terlebih dahulu ditambah larutan salin , digerus,
Kedalam masing-masing 2 mL suspensi
kemudian diambil filtratnya dan
25 % hidroksiapatit dalam dapar fosfat pH 7,0,
ditotolkan pada kertas kromatografi. Kertas
dimasukkan
kemudian dielusi dengan aseton dan salin sebagai
fasa
dikeringkan
gerak, dan
kemudian dicacah
50
µL
komplek
(186Re-
kertas
HEDP/186Re-EDTMP) dengan aktivitas ± 100
dengan
µCi, diaduk dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama waktu tertentu (10, 20, 40, 60 menit, 24
Radiochromatography scanner.
jam dan 48 jam) . Setelah inkubasi masing-
4
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
ISSN 1410-8542
masing tabung reaksi disentrifugal dengan
186
kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Fraksi
reaksi (pH 2,5) ataupun pH 5,0, tidak terjadi
filtrat dan endapan dipisahkan dan masing-
perubahan (> 95 %) dan senyawa komplek
masing
tersebut
diukur
aktivitasnya
dengan
alat
pencacah gamma. Fraksi yang terdapat pada
Re-EDTMP hasil penandaan baik pada pH
digunakan
untuk
melakukan
pengujian berikutnya.
endapan merupakan komplek yang terikat Pengujian
pada kristal hidroksiapatit.
komplek
Uji sterilitas terhadap sediaan dan
186
Re-EDTMP
186
sediaan
Re-
dan
FTG.
sehingga
. Rendahnya
menunjukkan bahwa kompleks sulit larut dalam lemak atau pelarut non polar, tetapi
Pengamatan
mudah sekali larut dalam air (hidrofil), karena
dilakukan sampai 2 minggu setelah inkubasi.
itu
ke 2 kompleks tersebut mempunyai
clearance yang cenderung ke sistem renal.
Uji pirogenitas[8] Uji pirogenitas terhadap sediaan 186
oktanol/air,
lipofilisitas kedua senyawa kompleks tersebut
aktivitas ± 300 µCi dimasukkan ke dalam TSB
dalam
Poct = -1.1295 (P = 0,07421)
flow hood, sebanyak 0,5 ml kompleks dengan
186
Re-
dilakukan
100
menggunakan prosedur yang tercantum dalam
80
dan
Re-EDTMP
atau log Po/w = -1,1237 (P = 0,0752) dan Log
Farmakope Indonesia [8]. Di dalam laminair
HEDP
186
dan
diperoleh masing-masing koefisien distribusi
dilakukan
berdasarkan prosedur yang tercantum dalam
perbenihan
Re-HEDP
senyawa
dengan cara menentukan koefisien distribusi
Uji sterilitas [8]
HEDP
186
lipofilisitas
Re-EDTMP
Re-186-HEDP
% akt.darah total
Re-186-EDTMP
Farmakope Indonesia [8] yaitu menggunakan kelinci (3 ekor) dengan berat kelinci 2,5 - 3 kg. Pengamatan dilakukan dengan mengukur perubahan suhu tubuh kelinci sampai dengan 3
60 40 20 0 0.1
jam setelah penyuntikan.
0.2
0.5
1
24
Waktu, jam
Gambar 1. Grafik hasil pengujian aktivitas HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan dilaporkan
formula
sebelumnya
[9],
dalam darah komplek yang
telah
186
Re-HEDP dan
EDTMP dalam hewan tikus putih.
kemurnian
radiokimia senyawa komplek 186Re-HEDP dan 5
186
Re-
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
ISSN 1410-8542
Penentuan aktivitas senyawa kompleks 186
Re-HEDP dan
186
selang waktu penampungan 2, 20, 24 dan 48
Re-EDTMP dalam darah
jam setelah penyuntikan (Gambar 2). Hasil
yang dilakukan menggunakan hewan tikus
yang dicapai
dengan variasi waktu pengambilan sampel
dengan 20 jam setelah penyuntikan sekitar 41
darah,
%
menunjukkan
konsentrasi
tertinggi
186
menunjukkan bahwa sampai 186
Re-HEDP dan 38,5 %
Re-EDTMP
masing-masing komplek dicapai 5 menit
dari total aktifitas diekskresikan lewat urin.
setelah penyuntikan (98,65 % dan 99,35 %)
Analisis hasil ekskresi tersebut
dengan
dan persen aktivitas
kromatografi
bahwa
menurun drastis mulai
kertas
menunjukkan
pada menit ke 30 (4,3 % dan 4,7 %), pada 24
bentuk
jam setelah penyuntikan hanya 0,8 % dan 0,9
perenat (± 80 %) sedangkan sisanya sebagai
% aktivitas yang tersisa dalam darah (Gambar
kompleks yang masih belum diketahui. Hasil
1). Penurunan kadar kompleks dalam darah ini
ekskresi senyawa kompleks
disebabkan karena sebagian besar kompleks
186
sudah terekskresikan (41 % dan 38,5 %) lewat
jam setelah penyuntikan
ginjal (Gambar 2) dan sebagian lainnya
diperoleh 1,2 % dan 1,4 % dari aktivitas total
terdistribusi ke organ
seperti hati, paru,
dengan bentuk metabolit yang diekskresikan
ginjal, lambung dan jaringan lain termasuk
sebagai perenat bebas. Adanya ekskresi lewat
juga ke organ target (tulang).
feces ini kemungkinan bukan dari
metabolit yang terdeteksi adalah
Re-HEDP dan
Re-EDTMP lewat feces sampai dengan 48
penguraian
50
186
senyawa
masing-masing
kompleks,
tetapi
merupaka perenat bebas sebagai pengotor
40
radiokimia. Senyawa kompleks % akt.urin total
hasil
186
Re-HEDP
30
dan 186Re-EDTMP pada umumnya mengalami 20
penguraian selama
10
tubuh terutama ketika masuk ke hati yang
Re-186-HEDP Re-186-EDTMP
beperan
0 0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Waktu, jam
186
Re-HEDP dan
186
perenat.
Penentuan aktivitas yang diekskresikan ginjal
menggunakan
melalui
urin
menguraiakan
senyawa
diekskresikan, dalam hal ini dalam bentuk
Re-
EDTMP dalam hewan tikus putih.
lewat
untuk
kompleks menjadi metabolit yang mudah
Gambar 2. Grafik hasil pengujian aktivitas dalam urin kompleks
metabolisme di dalam
dilakukan
alat Metabolic Cage pada
6
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
ISSN 1410-8542
HEDP 2J EDT 2 j 4
senyawa kompleks
HEDP 24J
186
Re-HEDP dan
186
Re-
EDT 24 j
EDTMP melewati organ tersebut.
% akt./g organ
3
Penyidikan untuk melihat penimbunan
2
1
radiofarmaka
EDT 24 j HEDP 24J
186
Re-HEDP dan
186
Re-EDTMP
EDT 2 j HEDP 2J
to t O
Ha ti
in ja l
ng
G
un g
m bu
dilakukan menggunakan hewan tikus putih dengan alat
La
Ja nt
ah Da r
Tu la ng
0
Nama organ
kamera gamma
setelah penyuntikan Gambar 3. Biodistribusi radiofarmaka HEDP dan
186
186
penyidikan pada 2 jam setelah penyuntikan memberikan gambaran rangka hewan yang belum begitu baik, karena pada saat tersebut aktivitas pada organ lain (ginjal, hati, paru-
Re-HEDP dan
186
Re-EDTMP
paru, usus dan sebagainya) masih tinggi dan
dilakukan
akumulasi aktivitas pada tulang masih belum
menggunakan hewan mencit putih dengan
maksimal (sekitar 1 %/g tulang) . Gambaran
berat 30 - 40 g dan waktu pembedahan 2 dan
rangka hewan terlihat jelas setelah aktivitas di
24 setelah penyuntikan . Aktivitas pada organ target (tulang) yang tinggi dicapai
organ lainnya menjadi kecil dan perbandingan
24 jam
aktivitas pada tulang/otot mencapai harga
setelah penyuntikan, yaitu masing-masing 3,18
maksimum
% (186Re-HEDP) dan 3,96 % (186Re-EDTMP)
penyuntikan.
dengan perbandingan tulang/otot sebesar 53 dan 27 kali, sedangkan pada 2 jam setelah penyuntikan % aktivitas
186
Re-HEDP dan
Re-EDTMP masing-masing 1,03 % dan
0,52 % dengan perbandingan tulang/otot 3 dan 2.
Pada
24
jam
setelah
penyuntikan
penimbunan aktivitas pada organ lain sudah sangat kecil sehingga gambaran rangka yang diperoleh
(Gambar 4) . Hasil
Re-EDTMP pada 2 dan 24 jam
Uji biodistribusi senyawa komplek
186
24
Re-
setelah penyuntikan pada mencit putih.
186
2 dan
lebih
jelas
dibanding
waktu
sebelumnya (Gambar 4 : 24 jam). Konsentrasi aktivitas dalam ginjal sampai dengan 24 jam setelah penyuntikan tidak terrlalu drastis penurunannya
karena
ekskresi kedua
7
yaitu pada 24
jam setelah
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
ISSN 1410-8542
186
Re-EDTMP
hidroksiapatit
186
ReHEDP
komplek
186
terikat
sangat
dibanding
kuat
dengan
pada
senyawa
Re-HEDP . Beberapa peneliti
sebelumnya juga pernah melaporkan bahwa EDTMP dalam tulang terikat kuat pada kristal hidroksi apatit dan mineral-mineral tulang 186
ReEDTMP
seperti Ca, Mg dan fosfor [10].
80
60
24 jam p.i.
Gambar 4. Hasil penyidikan
186
% aktivitas
2 jam p.i.
40
Re-HEDP
dan 186Re-EDTMP dengan kamera gamma
20 % E.EDT % E.HED
pada 2 dan 24 jam setelah penyuntikan.
0 0
10
20
30
40
50
Waktu, jam
Uji pengikatan senyawa komplek 186
HEDP dan hidroksiapatit
186
Re-
Gambar 5. Uji pengikatan (in vitro) komplek
Re-EDTMP pada kristal
dilakukan
186
menggunakan
Re-HEDP dan 186Re-EDTMP pada kristal
hidroksiapatit
suspensi hidoksiapatit 25 % dalam dapar fosfat pH
7.0
dengan
memvariasikan
waktu
Hasil pengujian
pengukuran aktivitas yang terdapat pada filtrat
186
dan endapan [9]. Hasil yang diperoleh
bahwa sediaan tersebut steril dibuktikan
(Gambar 5) menunjukkan bahwa mulai 1 jam
dengan tidak terjadinya pertumbuhan bakteri
setelah reaksi terjadi perbedaan jumlah yang
dan jamur pada media TSB dan FTG sampai
cukup besar dari senyawa komplek
186
Re-HEDP dan
186
sterilitas dari sediaan
Re-EDTMP menunjukkan
Re-
dengan waktu pengamatan 14 hari. Hasil uji
Re-EDTMP yang terikat pada
pirogenitas juga menunjukkan kenaikan suhu
kristal hidroksiapatit (60 % dan 70 %) dan
pada ke 3 ekor kelinci yang disuntik dengan
sampai dengan 48 jam setelah pencampuran,
sediaan
HEDP dan
186
perbedaan senyawa komplek 186
186
186
Re-HEDP dan
186
Re-EDTMP lebih
kecil dari 1,4 °C ( masing-masing 0,1 , 0,1
Re-HEDP dan
Re-EDTMP yang terdapat pada endapan
dan 0,2 °C)
hidroksiapatit sekitar 24 % (43 % dan 67 %).
dan ini menunjukkan
radiofarmaka tersebut bebas pirogen.
Hal ini menunjukkan bahwa senyawa komplek
8
kedua
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
ISSN 1410-8542
Dari hasil yang diperoleh diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
radiofarmaka sudah memenuhi persyaratan untuk dilanjutkan ke tahap
1. H. V. RUIZ, Radiopharmaceuticals as
uji klinik yang
Therapeutic Agents in Medical Care and
dilakukan melalui kerjasama dengan rumah
Treatment, IAEA Bulletin, 1, (1993).
sakit atau klinik yang mempunyai fasilitas
2. ADANG H.G.,
kedokteran nuklir.
A. MUTALIB, SRI
BAGIAWATI, DJOHARLY C., MAYA G., ABIDIN, Preparasi dan Uji Stabilitas
KESIMPULAN
ditunjukkan
bahwa
Puslitbang
lipofilisitas,
HEDP dan
186
186
3. A.H
Re-
komplek
dalam
hidroksiapatit dimana komplek
186
dengan
kamera
menunjukkan pula kesesuaian
Teknologi
Potensi
perlu
rhenium-186-
Nuklir
Peran
Sains
dan
Nasional,
Puslitbang
Teknik
272-280.
dengan hasil
dilakukan
radiofarmaka
Nuklir-BATAN, Bandung (2000), hal.
gamma
4. A.
OWUNWANNE,
SADEK,
Untuk lebih mendukung hasil yang diperoleh,
MUTALIB.,
Teknologi Nuklir dalam Pemberdayaan
yang diperoleh melalui uji biodistribusi.
sudah
A.
EDTMP, Prosiding Seminar Sains dan
Re-EDTMP
percobaan yang telah disuntik radiofarmaka diamati
Nuklir-BATAN,
GUNAWAN,
stabilitas
kristal
Re-HEDP. Hasil pengujian dengan hewan
dan
Teknik
KARYADI, ABIDIN, Preparasi dan uji
lebih terikat kuat dibanding dengan komplek 186
Teknologi Nuklir,
DJOHARLY, HERLINA, E. SARMINI,
Re-EDTMP sangat mirip.
Perbedaan yang cukup jelas terjadi pada pengikatan
Prosiding
Bandung (2001) : 136-142
pencucian dari ginjal, pencucian dari darah dan pola distribusi senyawa kompleks
Re-HEDP,
Seminar Sains dan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
186
Radiofarmaka
“The
M.
PATEL,
Handbook
S. of
Radiopharma-ceuticals, Chapman & Hall
pula
Medical”, London, (1995) : 29-38.
beberapa pengujian klinis yang dilakukan di
5. B. MAZIERE, Physical and Chemical
rumahsakit yang memiliki fasilitas gamma
Requirements for a Radiopharmaceutical,
kamera.
European Radiopharmacy Course, Paris – France, (2000). 6. S.
BANERJEE,
G.
SAMUEL,
K.
KOTHARI, P.R. UNNI, H.D. SARMA, M.R.A. PILLAI, Tc-99m and Re-186
9
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
ISSN 1410-8542
Complexes of Tetra-phosphonate Ligands and their
Biodistribution Pattern in
Animal Models, Nuclear Medicine and Biology, 28 (2001), 205-213. 7. A.N. SERAFINI, Therapy of Metastatic Bone Pain, J. Nucl. Med., 42 (2001), 895904. 8. DEPARTEMEN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA, “Farmakope Indonesia” , Edisi IV , (1995): 855-909. 9. S.R
TAMAT,
Y.
MUSDJA,
PURWADI,
PURWOKO,
GUNAWAN,
S.
HASTINI,
B. A.H. P.
WIDAYATI., LINDAWATI, S. ZAIDAN, Preparation of Samarium-153 Ethylene Diamine Tetramethylene Phosphonate and its biodistribution studies in mice, Hasil Penelitian Pusat Produksi Radioisotop, No. 2, (1995) :107-132.
10