JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 75–96
EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN Oleh Iriyadi Dosen Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
ABSTRAK
Dengan semakin kompleks kegiatan penjualan maka setiap perusahaan harus memiliki pengendalian intern penjualan yang efektif. Dengan adanya pengendalian intern untuk kegiatan penjualan maka dapat terlihat dengan jelas kebijakan dan prosedur penjualan serta tugas dan tanggung jawab dari masing-masing pihak dalam kegiatan penjualan. Untuk mengetahui bahwa pengendalian intern penjualan telah berjalan secara efektif maka secara rutin harus dilakukan pemeriksaan, pemeriksaan ini disebut dengan pemeriksaan intern yang pelaksanaannya dilakukan oleh Auditor Intern perusahaan yang bersangkutan. Keywords : Manajemen Pemasaran; Pengendalian Intern; Prosedur Penjualan.
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam suatu organisasi yang dikendalikan dengan efektif terletak pada sikap manajemen. Apabila manajemen puncak merasa bahwa pengendalian itu penting, orang lain didalam organisasi akan merasakan hal itu dan bereaksi dengan sungguh-sungguh untuk mematuhi kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Dilain pihak mungkin bagi anggota organisasi, bahwa pengendalian tidak menjadi kepentingan utama manajemen puncak dan hanya sekedar lip service daripada dukungan yang berarti, sangat
pasti bahwa tujuan pengendalian tidak dapat dicapai dengan efektif. Sistem pengendalian intern berperan untuk melindungi kekayaan perusahaan dan menjamin kecermatan serta keandalan segala catatan keuangan. Sistem pengendalian intern pada perusahaan yang diaudit besar sekali pengaruhnya atas kelayakan laporan keuangan yang disajikan, sehingga dengan adanya sistem pengendalian intern tersebut akan tercipta suatu alat yang cocok untuk mengorganisir atau menyusun, mengumpulkan dan mengihktisarkan keterangan-keterangan yang menyangkut seluruh transaksi perusahaan, dimana seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat disatupadukan sedemikian rupa sehingga 75
pengawasan baik oleh pimpinan perusahaan langsung maupun oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan secara tidak langsung dapat dijalankan sebaik-baiknya. Tetapi dengan sistem pengendalian yang baik belum cukup untuk memastikan bahwa kegiatan penjualan pada khususnya telah berjalan secara efektif, oleh karena itu perlu adanya orang atau bagian yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan intern khususnya pemeriksaan operasional yang disebut dengan Auditor Intern. Informasi mengenai struktur pengendalian intern merupakan dasar bagi pemecahan audit, dalam pemahaman struktur pengendalian intern dalam setiap audit diperlukan untuk menentukan luasnya skop pemeriksaan intern paling tidak mencukupi untuk merencanakan pemeriksaan intern yang memadai. Pemeriksaan intern berkewajiban untuk menyediakan informasi tentang kelengkapan dan efektivitas sistem pengendalian intern organisasi dan kualitas suatu pelaksanaan tanggung jawab yang ditugaskan. Informasi yang diberikan mungkin akan berbeda bentuk dan perinciannya tergantung pada persyaratan dan permintaan manajemen yang bersangkutan.
METODOLOGI PENELITIAN Dalam pengumpulan dan penganalisaan data yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini, ada beberapa hal penting yang berhubungan dengan metodologi penelitian yang dilakukan penulis pada PT. KHI Pipe Industries antara lain 1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. 2. Teknik Pengambilan Data yang dilakukan dengan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan dan meninjau langsung proses kerja dalam perusahaan. 3. Alat dan Teknik Pengumpulan Data Dengan melakukan penelitian kepustakaan, penelitian lapangan dan melakukan analisis. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu dengan Observasidan Interview. Dan Penelitian Kepustakaan (Library Research)
76
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengendalian Intern Penjualan Sistem pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu: keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan efektivitas dan efisiensi operasi. Prosedur Penjualan Urutan prosedur dalam penjualan pipa yang diterapkan oleh PT. KHI Pipe Industries adalah sebagai berikut : a. Prosedur Order Penjualan Prosedur order penjualan dimulai dengan adanya pesanan dari konsumen atau calon konsumen, dimana konsumen atau calon konsumen tersebut menyerahkan Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) kepada Divisi Penjualan PT. KHI Pipe Industries. b. Prosedur Persetujuan Kredit Pada PT. KHI Pipe Industries masalah kredit diberikan kebebasan kepada konsumen yang dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen tapi Divisi Penjualan tetap harus memperhatikan segi baik dan buruknya dari persyaratan pembayaran yang dibuat atau diinginkan oleh konsumen. c. Prosedur Memproduksi Pesanan Pelaksanaan produksi atas barang yang dipesan oleh konsumen dapat dilaksanakan setelah ada surat perintah memproduksi (manufacturing atau production order) dari Direktur Komersil atau General Manager d. Prosedur Pengiriman Dalam prosedur pengiriman, yang memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengiriman adalah Divisi PHP&M. e. Prosedur Penagihan Yang bertanggung jawab untuk melakukan penagihan atas sisa pembayaran pipa yang dipesan dari konsumen adalah Sub. Direktorat Keuangan yang pelaksanaannya lebih difokuskan pada Divisi Perbendaharaan. f.. Prosedur Pencatatan Dalam prosedur pencatatan, Divisi Akuntansi Keuangan mencatat tembusan faktur penjualan
yang dibuat oleh Divisi Perbendaharaan ke dalam kartu piutang dan mencatatnya dalam bentuk jurnal . Dokumen-Dokumen Yang Terkait Dalam Penjualan Dokumen merupakan salah satu sarana penting dalam meningkatkan pengendalian intern di perusahaan. Dengan penggunaan dokumen sesuai dengan fungsinya dan setiap dokumen yang diterbitkan diotorisasi terlebih dahulu oleh pihak yang berwenang maka diyakinkan bahwa pengendalian intern perusahaan dapat berjalan secara efektif. Dokumen-dokumen yang terkait dalam kegiatan penjualan adalah sbb : - Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) atau Quotation - Surat Perjanjian Jual Beli (Sales Contract) - Production Order - Release Order - Packing List - Shipping Advice - Acceptance Report - Faktur - Laporan Penjualan B. Pemeriksaan Operasional Penjualan Pemeriksaan intern khususnya pemeriksaan operasional pada kegiatan penjualan bertujuan untuk menilai ketaatan pada kebijakan atau prosedur penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan, mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas dalam mengelola kegiatan penjualan, untuk mengetahui hambatan-hambatan dan kelemahan-kelemahan yang ditemui pada kegiatan penjualan serta untuk mengetahui hasil dan dampak dari pemeriksaan operasional dan memberikan masukan serta saran guna meningkatkan efektivitas kegiatan penjualan. Tahap-Tahap Penjualan
Pemeriksaan
Operasional
1. Tahap persiapan pemeriksaan Ada beberapa tahap yang dilakukan oleh Tim Pelaksana Pemeriksaan yaitu : - Membuat Surat Tugas Pemeriksaan yang diotorisasi oleh Kepala Divisi SPI.
-
Setelah informasi atau data terkumpul, Tim Pelaksana Pemeriksaan menyiapkan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP) dan Program Kerja Persiapan Pemeriksaan (PKPP). - RKP dan PKPP yang telah direview diserahkan kepada Ketua Tim Pelaksana Pemeriksaan yang kemudian disampaikan kepada Kepala Divisi SPI selaku Pengawas dan Penanggung Jawab Pelaksana Pemeriksaan. 2. Tahap Pemeriksaan Pendahuluan Dalam tahap ini Tim Pelaksana Pemeriksaan secara aktif membahas setiap temuan yang diperoleh dari Objek Pemeriksaan (Divisi Penjualan). Tahap ini dilaksanakan setelah seluruh dokumen yang dibutuhkan telah terpenuhi dalam tahap persiapan pemeriksaan. 3. Tahap Pemeriksaan Lanjutan Dalam tahap ini terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh Tim Pelaksana Pemeriksaan, yaitu : - Menyiapkan Program Kerja yang berbeda dengan Program Kerja yang disusun pada tahap pemeriksaan pendahuluan dan direview Pengawas Pelaksana Pemeriksaan (Kepala Divisi SPI). - Melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan program kerja pemeriksaan lanjutan yang telah disusun dan membahas setiap temuan yang diperoleh dari Objek Pemeriksaan (Divisi Penjualan) dan Unit lain yang terkait dalam kegiatan penjualan pipa PT. KHI Pipe Industries. - Membuat kesimpulan atau ikhtisar hasil pemeriksaan lanjutan dan konsep temuan (LOR Sheet) dan dilakukan pembahasan antara Anggota Tim Pelaksana Pemeriksaan dengan objek pemeriksaan (Divisi Penjualan). - Hasil pemeriksaan lanjutan dan konsep temuan (LOR Sheet) diserahkan kepada Ketua Tim Pelaksana Pemeriksaan untuk direview., - Menyiapkan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). 4. Tahap Finalisasi Hasil Pemeriksaan Tahap ini merupakan tahap akhir bagi Tim Pelaksana Pemeriksaan dalam melakukan pemeriksaan. 77
Tehnik Pemeriksaan Operasional Penjualan Tehnik audit merupakan metode atau rincian dari prosedur yang penting sehubungan dengan keahlian dan pelaksanaan audit. Dibawah ini akan dijelaskan tehnik pemeriksaan intern yang sering digunakan oleh Divisi SPI dalam melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan penjualan pipa PT. KHI Pipe Industries. Tehnik pemeriksaan intern penjualan pipa atas kegiatan penjualan pipa pada Divisi Penjualan selaku objek pemeriksaan dapat dilakukan dengan : 1. Dapatkan sistem dan prosedur penjualan yang berlaku dan bandingkan dengan pelaksanaannya. 2. Dapatkan dan pelajari ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan kegiatan penjualan pipa. 3. Menyusun Internal Control Quesionaries (ICQ) untuk kegiatan penjualan pipa. 4. Dapatkan dan pelajari pertimbangan yang mendasari dijalankannya kebijakan lain diluar kebijakan yang telah ada. 5. Teliti apakah kebijakan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku. 6. Teliti sebab-sebab terjadinya penyimpangan tersebut. 7. Telusuri jumlah dan spesifikasi barang dalam kontrak penjualan apakah telah sesuai dengan inqury dari konsumen. 8. Pastikan bahwa penerbitan kontrak penjualan tersebut telah didukung oleh rekomendasi penerbitan kontrak Kadiv. Perbendaharaan. 9. Teliti apakah penerbitan Purchase Order telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 10. Teliti apakah jumlah dan spesifikasi yang tercantum dalam Purchase Order telah sesuai dengan jumlah dan spesifikasi yang tercantum dalam Kontrak Penjualan. 11. Teliti apakah Purchase Order telah mendapatkan pengesahan dari pejabat yang berwenang. 12. Teliti apakah Purchase Order telah di informasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tepat pada waktunya. 13. Teliti apakah ada penerbitan Acceptance Order yang tidak didasarkan rekomendasi dari bagian Penagihan. 78
14. Teliti apakah informasi lainnya yang tercantum dalam dokumen Acceptance Order telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 15. Yakinkan apakah laporan yang disusun tentang penjualan pipa dapat digunakan sebagai dasar bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. 16. Telusuri apakah harga jual pipa telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang sehingga harga jual yang ditentukan betulbetul hasil yang optimal. 17. Telusuri apakah perhitungan dalam menentukan harga jual pipa dengan melakukan analisa terhadap unsure harga pokok dan unsure keuntungan. C. Evaluasi atas Pemeriksaan Operasional Penjualan Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Penjualan Pelaksanaan Pemeriksaan atas Pengendalian Intern Penjualan Auditor Intern merupakan salah satu bagian dari organisasi perusahaan secara keseluruhan, karena ruang lingkupnya demikian luas yaitu meliputi seluruh kegiatan perusahaan maka Auditor Intern harus menyusun rencana tentang seluruh kegiatan yang akan dilakukan selama jangka waktu tertentu. Setiap akhir tahun anggaran Auditor Intern (Divisi SPI) selalu menyiapkan rencana kerja untuk satu tahun anggaran yang akan datang dalam suatu Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT). Secara umum PKPT tersebut telah cukup memadai sebagai suatu rencana kerja dan telah disusun sesuai dengan petunjuk didalam pedoman penyusunan PKPT. Setelah disusun PKPT maka agar pelaksanaan setiap pemeriksaan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan suatu program kerja pemeriksaan. Program kerja pemeriksaan tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga menjadi lengkap, menyeluruh dan terpadu agar dapat mengarahkan jalannya pemeriksaan oleh para pelaksana pemeriksaan, program kerja pemeriksaan harus di periksa oleh Ketua Tim Pemeriksa dan disetujui oleh Tim Pengawas Pemeriksaan (Kepala Divisi SPI). Pada proses pelaksanaan pemeriksaan perlu adanya suatu tahapan pemeriksaan sehingga
pemeriksaan dapat mencapai sasaran, karena tahapan pemeriksaan ini berguna sebagai pedoman dalam pelaksanaan pemeriksaan. Setiap tahap dalam pemeriksaan merupakan koordinasi terpadu dari pengumpulan informasi, evaluasi dan pengumpulan rekomendasi. Adapun tahap-tahap pemeriksaan pada Divisi SPI atas kegiatan penjualan pipa yang secara umum berlaku di PT. KHI Pipe Industries adalah 1. Tahap Persiapan Pemeriksaan 2. Tahap Pemeriksaan Pendahuluan 3. Tahap Pemeriksaan Lanjutan 4. Tahap Finalisasi Hasil Pemeriksaan Dalam pelaksanaan pemeriksaan, Tim pelaksana pemeriksaan harus berdasarkan tahaptahap tersebut yang telah disebutkan diatas agar sasaran pemeriksaan dapat tercapai dan pelaksanaan pemeriksaan dapat berjalan secara efektif. Pemahaman terhadap sistem pengendalian intern di PT. KHI Pipe Industries adalah dengan mengunakan daftar pertanyaan pengendalian intern atau yang disebut dengan Internal Control Questionaries (ICQ) yang dalam hal ini adalah ICQ kegiatan penjualan pipa PT. KHI Pipe Industries. ICQ tersebut digunakan untuk mengevaluai sistem pengendalian intern penjualan pipa yang selama ini dipergunakan oleh perusahaan. Untuk dapat mengumpulkan bukti pemeriksaan yang kuat dan dapat diandalkan maka pemeriksaan yang dilakukan harus memenuhi standar pemeriksaan yang telah ditetapkan. Bukti yang didapat dari pemeriksaan merupakan bukti yang berkaitan erat dengan masalah yang dipersoalkan dan diperlukan untuk menguatkan kebenaran masalah yang dihadapi dan seluruh kegiatan pemeriksaan akan didokumentasikan dalam bentuk Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP). Dari penelitian yang dilaksanakan bahwa rekomendasi yang diberikan terhadap temuan hasil pemeriksaan atas kegiatan penjualan (Divisi Penjualan) tidak dikelompokan. Rekomendasi tersebut dimuat secara keseluruhan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) tanpa adanya pengelompokan antara rekomendasi perbaikan terhadap kelemahan dan rekomendasi untuk penyempurnaan. Dan dapat disimpulkan bahwa laporan temuan serta rekomendasi yang diberikan telah mengikuti
prosedur yang memadai. Hal ini terlihat dari pernyataan Divisi SPI bahwa setiap rekomendasi telah dilengkapi dengan catatan bukti-bukti, kondisi, kriteria, sebab dan akibat terjadinya penyimpangan pada kegiatan penjualan pipa PT.KHI Pipe Industries. Evaluasi atas Pengaruh Pemeriksaan Operasional Terhadap Peningkatan Efektivitas Pengendalian Intern Penjualan Finalisasi dari pelaksanaan pemeriksaan adalah penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Auditor Intern selaku pelaksana pemeriksaan diwajibkan untuk melaporkan secara tertulis segala hasil yang diperoleh dari pemeriksaan intern. Berdasarkan kkp, Tim Pelaksana Pemeriksaan akan menyimpulkan hasil pemeriksaan mereka dengan menyusun LHP. Untuk dapat menyusun LHP diperlukan konsep yaitu Konsep LHP. Konsep LHP perlu disusun karena untuk LHP yang sah harus disepakati oleh kedua belah pihak (Divisi SPI dan Kasubdit Penjualan). Konsep LHP yang telah tersusun tidak dapat langsung dijadikan sebagai LHP, tetapi perlu adanya pembahasan terlebih dahulu antara Divisi SPI dengan Divisi Penjualan. Dengan diadakan pembahasan maka bila terdapat koreksi dapat diperbaiki sehingga akan mendapatkan LHP yang memadai. LHP merupakan sarana komunikasi resmi bagi pemeriksaan intern yang harus segera disampaikan kepada pihak manajemen yang berhak menerima LHP untuk menginformasikan kesimpulan dan temuan pemeriksaan serta rekomendasi yang diberikan. Disamping itu, LHP para Tim Pelaksana Pemeriksaan ditujukan kepada manajemen khususnya Direktur Utama atas hasil-hasil yang telah dicapai, yang mewujudkan pelaksanaan tanggung jawab mereka sebagai alat manajemen demi tercapainya tujuan perusahaan. LHP Auditor Intern dapat dibuat dalam bentuk bab atau surat. Bentuk bab dipergunakan apabila informasi yang disampaikan cukup banyak dan dikehendaki bentuk yang lebih formal, sedangkan bentuk surat digunakan dalam hal informasi yang dimuat relatif singkat dan harus disampaikan dengan segera. 79
Ditinjau dari bentuknya LHP Divisi SPI untuk Divisi Penjualan pada umumnya disusun dalam bentuk bab dan surat, karena terdiri dari banyak hal yang dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama berisi intisari hasil pemeriksaan dan bagian kedua berisi uraian hasil pemeriksaan. Mengenai isinya LHP Divisi SPI untuk Divisi Penjualan telah mencantumkan landasan pemeriksaan yaitu Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang diperiksa, temuan hasil pemeriksaan serta opini dan rekomendasi. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaporan hasil pemeriksaan pada Divisi Penjualan PT. KHI Pipe Industries sudah cukup memadai. Ternyata tugas pemeriksaan Auditor Intern belum berakhir hanya sampai dengan diterbitkan dan disampaikannya LHP kepada pihak yang berhak menerimanya. Auditor Intern masih harus memantau apakah temuan dan rekomendasi yang disampaikan telah mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari manajemen objek yang diperiksa serta apakah tindak lanjut atas rekomendasi telah dilaksanakan dengan tepat. Yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut pemeriksaan adalah manajemen dari objek yang diperiksa. Kewajiban Auditor Intern adalah meyakinkan apakah tindak lanjut tersebut telah dilakukan atau tidak, untuk itu diperlukan dukungan dari Dewan Komisaris perusahaan yang bersangkutan. Dukungan tersebut dapat berupa ketentuan tertulis kepada para penanggung jawab kegiatan yang diperiksa untuk melakukan dan melaporkan tindak lanjut atas LHP Kepada Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Auditor Intern. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa hasil pemeriksaan pada Divisi Penjualan telah diikuti dengan tindak lanjut, berupa ketentuan dari Direktur Utama PT. KHI Pipe Industries yang memerintahkan kepada pihak manajemen Divisi Penjualan untuk segera melaksanakan saran dan rekomendasi yang disampaikan oleh Divisi SPI dan melaporkannya kepada Direktur Utama PT. KHI Pipe Industries dan tembusannya kepada Divisi SPI untuk dievaluasi, laporan tersebut dalam bentuk 80
pernyataan tertulis mengenai tindak lanjut yang diambil. Pemantauan terhadap pelaksanaan ketentuan dari Direktur Utama PT. KHI Pipe Industries telah dilaksanakan dengan baik oleh Divisi SPI sesuai dengan kewenangan yang dimiliki untuk mengetahui apakah tindakan yang diambil telah sesuai dengan yang disarankan. Untuk memudahkan dalam memantau pelaksanan tindak lanjut, Direktur Utama PT. KHI Pipe Industries menunjuk satu orang dari tiap-tiap divisi yang ada diperusahaan untuk membantu dalam pemantauan pelaksanaan tindak lanjut di divisi masing– masing, hal tersebut disertai pula dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Direksi PT. KHI Pipe Industries tentang Sub. Koordinator atau Divisi untuk Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan. Laporan tindak lanjut yang diperoleh dari Divisi Penjualan di evaluasi setiap triwulan secara berkesinambungan guna mengetahui status tindak lanjut (selesai atau dalam proses atau dilaksanakan). Hal ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa setiap rekomendasi dan saran dari Divisi SPI dilaksanakan oleh Divisi Penjualan dan jika diketahui bahwa rekomendasi tersebut tidak dilaksanakan maka Divisi SPI harus mencari tahu penyebabnya dan segera mencari solusi dari masalah tersebut. Menurut Divisi SPI, rekomendasi yang tidak dilaksanakan oleh objek yang diperiksa biasanya dikarenakan objek yang diperiksa tersebut melakukan perubahan-perubahan sendiri berdasarkan hasil temuan pemeriksaan pada divisinya dengan mengabaikan rekomendasi yang diberikan oleh Divisi SPI . Hasil dari pelaksanaan evaluasi atas tindak lanjut pada Divisi Penjualan oleh Divisi SPI dituangkan dalam suatu laporan yaitu Laporan Evaluasi Tindak Lanjut (LETL).
KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di lapangan maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Divisi SPI PT. KHI Pipe Industries telah ditempatkan pada kedudukan yang tepat sebagai aparatur pengawasan intern, yang terpisah dan berdiri sendiri dari unit lain. Dimana Divisi SPI bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama PT. KHI Pipe Industries, kedudukan tersebut menjamin independensi Divisi SPI dengan bagian-bagian lain yang ada di perusahaan. 2. Dalam menjalankan tugasnya Divisi Penjualan PT. KHI Pipe Industries telah memiliki buku pedoman yang memadai untuk mendukung tercapainya sasaran dan tujuan penjualan. Buku pedoman tersebut memuat prosedur penjualan yang diterapkan pada PT. KHI Pipe Industries, sehingga dalam menjalankan tugasnya Divisi Penjualan akan selalu mengacu pada prosedur penjualan tersebut. Buku pedoman tersebut setiap tahunnya dilakukan revisi yang disesuaikan dengan perkembangan dunia usaha dan perusahaan itu sendiri. 3. Pelaksanaan pemeriksaan khususnya pemeriksaan operasional oleh Divisi SPI PT. KHI Pipe Industries dilakukan secara rutin setiap tahunnya. Pemeriksaan operasional sangatlah penting dilakukan guna mengetahui adanya kelemahan-kelemahan atau penyimpangan yang ada didalam setiap fungsi kegiatan operasional, dalam hal ini adalah setiap fungsi yang terkait dalam kegiatan penjualan pipa. Hasil dari pemeriksaan operasional dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pihak manajemen untuk memperbaiki pengendalian intern penjualan yang kurang efektif menjadi pengendalian intern yang lebih baik dan kuat sehingga diharapakan dengan pengendalian intern yang kuat tersebut PT. KHI Pipe Industries dapat mencapai tujuan organisasinya yaitu efisiensi, efektivitas dan ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA Agoes
Sukrisno, Auditing : Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik, Jilid Kesatu, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996.
Englewood Cliff, New Jersey, 1994. Diadaptasi oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Dua, Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 1999. Alvin A. Arens, Randal J. Elder and Mark S. Beasley, Auditing and Assurance Service : An Integrated Approach, Ninth Edition, Prientice Hall Inc. Englewood Cliff, New Jersey, 2003. Bodnar H. George and William S. Hopwood, Accounting an Information System, Prientice Hall Inc. Englewood Cliff, New Jersey, 1995. Diadaptasi oleh Amir Abadi Yusuf dan Rudi M. Tambunan, Buku Satu, Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 1996. Courtemanche Gill, The New Internal Auditing, Editor Hiro Tugiman, Penerbit Kanisius, 1997. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, Cetakan Kesatu, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 1994. Kotler Philip, Marketing Management 9e : Analisis, Perencanaa, Implementasi dan Kontrol, Ninth Edition, Prientice Hall Inc. Englewood Cliff, New Jersey, 1997. Dialih bahasa oleh Hendra Teguh dan Ronny Antonius Rusli, Jilid Kedua, Edisi Indonesia, Penerbit Prenhallindo, Jakarta, 1997. Mulyadi, Auditing, Buku Kesatu, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2002. Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, Auditing, Buku Kesatu, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 1998. Saladin Djaslim, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Edisi Ketiga, Penerbit Linda Karya, Bandung, 2001. Tunggal Widjaja Amin, Internal Auditing : Suatu Pengantar, Penerbit Harvarindo, Jakarta, 2001.
______, Auditing : An Integrated Approach, Forth Edition, Prientice Hall Inc. 81