ESTIMASI DAMPAK EKONOMI KAWASAN TAMAN WISATA MATAHARI CILEMBER, KABUPATEN BOGOR TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR
NURUL WULAN SEPTIANTI
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Februari 2013
Nurul Wulan Septianti H44080106
i
RINGKASAN NURUL WULAN SEPTIANTI. Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar. Dibimbing oleh METI EKAYANI dan NUVA. Aktivitas sektor pariwisata memiliki kontribusi terhadap perkembangan ekonomi daerah-daerah yang ada di Indonesia. Pengembangan suatu obyek wisata yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat (Fritgen,1996). Adanya sektor pariwisata dapat mengasilkan pendapatan lanjutan yang berasal dari pengeluaran pengunjung. Kawasan Taman Wisata Matahari (TWM) dulunya adalah sawah masyarakat yang digunakan sebagai sumber kebutuhan sehari-hari masyarakat, kemudian dibeli oleh pengelola dan dijadikan tempat wisata yang memberdayakan masyarakat sekitar. Konversi tersebut menyebabkan hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat sekitar. Namun menurut info dari pengelola hal tersebut tidak terjadi karena masyarakat sekitar telah diberi ganti rugi sesuai kesepakatan dan masyarakat juga dilibatkan dalam kegiatan wisata sebagai tenaga kerja di TWM. Oleh karena itu, perlu dikaji berapa besar dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar yaitu dengan menghitung dampak ekonomi langsung, dampak ekonomi tidak langsung, dampak ekonomi lanjutan, dan nilai multiplier effect. Selain itu dampak lingkungan juga pentinguntuk diketahui. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata Taman Matahari, Puncak, Cilember, Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada wisatawan, pemilik unit usaha, tenaga kerja dan masyarakat dengan panduan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang relevan, diantaranya dari pengelola Taman Wisata Matahari, buku referensi, internet, studi pustaka dari penelitianpenelitian terdahulu yang terkait dengan dampak ekonomi wisata. Lebih dari 80% persepsi responden pengunjung mengenai kondisi kawasan Taman Wisata Matahari adalah baik sehingga perlu dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut agar semakin baik dan tetap terjaga. Terdapat tiga faktor yang berpengaruh negatif terhadap permintaan di kawasan Taman Wisata Matahari, yakni biaya perjalanan, jarak dan jumlah tanggungan. Faktor yang berpengaruh positif hanya lama mengetahui. Dampak ekonomi dari kegiatan wisata berupa dampak ekonomi langsung (Rp 488.850.471,00), dampak ekonomi tidak langsung (Rp 673.111.010,00) dan dampak lanjutan (Rp 207.337.424,00). Nilai keynesian income multiplier sebesar 1,00 artinya adanya kegiatan wisata di TWM memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar, ratio income multiplier tipe I adalah 1,73, dan ratio income multiplier tipe II sebesar 2,80. Selain dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar, juga ada kebocoran yang berasal dari pengeluaran pengunjung berupa biaya transportasi dan konsumsi yang dibawa dari rumah. Kebocoran pertahun yang terjadi di TWM adalah sebesar Rp
ii
27.927.067.995,00. Adanya TWM juga memberikan dampak berupa penyerapan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar dan memiliki proporsi kurang lebih 90% dengan jumlah 386 orang. Aktivitas wisata di kawasan TWM menurut stakeholder terkait menyatakan bahwa hampir 80% responden menyatakan tidak merasakan dampak negatif lingkungan dengan adanya TWM. Kata Kunci : Dampak Ekonomi, Multiplier Effect, Taman Wisata Matahari Theme Park,
iii
ESTIMASI DAMPAK EKONOMI KAWASAN TAMAN WISATA MATAHARI CILEMBER, KABUPATEN BOGOR TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR
NURUL WULAN SEPTIANTI H44080106
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
iv
Judul Skripsi :
Nama NIM
: :
Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar Nurul Wulan Septianti H44080106
Disetujui Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc
Nuva, SP, M.Sc
NIP. 19690917 200604 2011
Diketahui, Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP. 19660717 199203 1 003
Tanggal Lulus:
v
UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji bagi Allah SWT atas karunia yang diberikan sehingga memberikan
kelancaran
dalam
proses
pengerjaan
skripsi
ini.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak terutama kepada: 1.
Mama tercinta (Dwi Suryanti), Papa (Agustian Akhmad), dan adik (Harits Tryan Akhmad) serta keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, dan perhatian tiada henti kepada penulis selama dalam pengerjaan skripsi.
2.
Dr. Meti Ekayani S.Hut, M.Sc dan Nuva S.P, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3.
Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku Dosen Penguji Utama dan Bapak Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku Dosen Penguji Wakil Departemen yang telah memberikan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.
4.
Pengelola Taman Wisata Matahari atas bantuan dan kerjasamanya selama pengerjaan skripsi serta seluruh responden yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5.
Rekan sebimbingan Dyah Puspitaloka, Evy Nurfiana, Erwan Prayoga, Mirza Maulana, Novalita, Nur Elok, dan Shinta Margaretta.
6.
Sahabat penulis Anneke Puspasari, Nabila, Fadhila Izzaty, Evy, Pradipta, Dwipanca, Erwan,
Andri, Ade, Vicky, Mafia, Ratu Aqila atas
kebersamaan, kekeluargaan, dan dukungannya. 7.
Teman-teman ESL 45 atas kebersamaan dan dukungannya.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi dengan judul “Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisaya Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari skripsi ini adalah menganalisis persepsi wisatawan mengenai kawasan wisata Taman Matahari untuk pengembangan lebih lanjut kawasan tersebut, Mmngidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di kawasan Taman Matahari agar dapat mengendalikan jumlah kunjungan apabila melebihi daya tampung, menghitung dampak ekonomi dan mengidentifikasi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan wisata Taman Matahari terhadap masyarakat sekitar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap skripsi ini juga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
vii
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xiii
I.
II.
PENDAHULUAN ...............................................................................
1
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Latar Belakang ............................................................................. Perumusan Masalah ..................................................................... Tujuan Penelitian ......................................................................... Manfaat Penelitian ....................................................................... Batasan Penelitian .......................................................................
1 4 6 6 7
TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
8
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
Konsep Pariwisata ........................................................................ Theme Park Berbasis Alam .......................................................... Wisatawan .................................................................................... Persepsi ........................................................................................ Ekonomi Wisata .......................................................................... 2.5.1 Permintaan Wisata ............................................................ 2.5.2 Dampak Ekonomi .............................................................. 2.5.2.1 Prinsip Multiplier Effect ...................................... 2.5.2.2 Faktor Kebocoran ................................................ 2.5.3 Industri Wisata .................................................................. 2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................... 2.6.1 Penelitian Persepsi Kawasan Wisata ................................. 2.6.2 Penelitian Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Permintaan Wisata ............................................................. 2.6.3 Penelitian Dampak Ekonomi ............................................
8 9 10 11 12 12 13 14 15 15 16 16
III. KERANGKA PEMIKIRAN ..............................................................
19
IV. METODE PENELITIAN ..................................................................
22
4.1 4.2 4.3 4.4
Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... Jenis dan Sumber Data ................................................................. Metode Pengumpulan Data .......................................................... Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 4.4.1 Persepsi Pengunjung ......................................................... 4.4.2 Permintaan Wisata ............................................................ 4.4.2.1 Pemenuhan Asumsi Linear Berganda .................. 4.4.3 Dampak Ekonomi dan Dampak Lingkungan Taman Wisata Matahari Terhadap Masyarakat Sekitar ................ 4.4.3.1 Dampak Ekonomi ................................................ 4.4.3.2 Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan .........................................................
17 17
22 22 22 23 24 26 27 30 30 33
viii
V.
GAMBARAN UMUM .......................................................................
34
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 5.2 Gambaran Umum Responden ...................................................... 5.2.1 Karakteristik Responden Pengunjung ............................... 5.2.2 Karakteristik Responden Tenaga Kerja ............................ 5.2.3 Karakteristik Responden Unit Usaha ................................ 5.2.4 Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Masyarakat Sekitar ................................................................................
34 35 35 38 40
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................
44
6.1 Persepsi Responden Pengunjung ................................................. 6.1.1 Persepsi Terhadap Sarana dan Prasarana ......................... 6.1.2 Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Kebersihan, Keamanan, Aksesibilitas dan Pelayanan Pengelola .................................................. 6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata .............. 6.2.1 Uji Normalitas ................................................................... 6.2.2 Uji Autokorelasi ................................................................ 6.2.3 Uji Multikolinearitas ......................................................... 6.2.4 Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 6.2.5 Uji t ................................................................................... 6.2.6 Uji F .................................................................................. 6.3 Variabel yang Berpengaruh Nyata Terhadap Permintaan Wisata Taman Wisata Matahari .................................................. 6.4 Variabel yang Tidak Berpengaruh Nyata Terhadap Permintaan Wisata Taman Wisata Matahari .................................................. 6.5 Dampak Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Wisata Taman Wisata Matahari .......................................................................... 6.5.1 Dampak Ekonomi ............................................................. 6.5.1.1 Dampak Ekonomi Langsung ............................... 6.5.1.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung ..................... 6.5.1.3 Dampak Ekonomi Lanjutan ................................. 6.5.2 Nilai Efek Pengganda ....................................................... 6.5.3 Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan
44 44
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
67
7.1 Kesimpulan .................................................................................. 7.2 Saran .............................................................................................
67 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
69
LAMPIRAN ..................................................................................................
72
RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
88
41
45 47 48 49 49 49 49 50 50 51 52 53 56 59 61 63 64
ix
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Rangking Devisa Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya 2006-2011 ............................................................................
1
2. Perkembangan Wisatawan Nusantara 2006-2011 ..............................
3
3. Penelitian Mengenai Persepsi Kawasan Wisata ................................
16
4. Penelitian Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata ............................................................................
17
5. Penelitian Dampak Ekonomi ............................................................
18
6. Metode Analisis Data ........................................................................
24
7. Kriteria Persepsi Responden Pengunjung Mengenai Kondisi TWM Pada Tahun 2012 .....................................................................
25
8. Indikator Dampak Negatif Kegiatan WisataTerhadap Lingkungan ..
33
9. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Pengunjung Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ............................................................
36
10. Karakteristik Berwisata Responden Pengunjung Taman Wisata Matahati Tahun 2012 ........................................................................
38
11. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Tenaga Kerja di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ............................................................
39
12. Karakteristik Responden Unit Usaha di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 .......................................................................................
40
13. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Masyarakat Sekitar Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ................................................
42
14. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Sarana dan Prasarana Di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ...........................................
44
15. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Kebersihan di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ............................................................
45
16. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Keamanan di Taman Wisata Matahari 2012 ........................................................................
46
17. Persepsi Responden Pengunjung Mengenai Aksesibilitas ke Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ................................................
46
18. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Pelayanan Pengelola Taman Wisata Matahari 2012 ...........................................................
47
19. Fungsi Permintaan Wisata Kawasan Taman Wisata Matahari x
Tahun 2012 .......................................................................................
48
20. Penyerapan Tenaga Kerja dari Masyarakat Sekitar dengan Keberadaan Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ............................
53
21. Proporsi Pengeluaran Pengunjung dan Kebocoran yang Terjadi Di Kawasan Taman Wisata Matahari 2012 ......................................
55
22. Proporsi Pendapatan Pemilik Unit Usaha di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ........................................................................
57
23. Dampak Ekonomi Langsung di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ...................................................................................................
58
24. Total Pengeluaran Unit Usaha di Dalam dan Luar Daerah Tujuan Wisata Tahun 2012 ............................................................................
59
25. Dampak Ekonomi Tidak Langsung di Taman Wisata Matahari Tahun 2102 .......................................................................................
60
26. Proporsi Pengeluaran Responden Tenaga Kerja Taman Wisata Matahari Tahun 2012 .........................................................................
61
27. Dampak Ekonomi Lanjutan di Taman Wisata Mataharu Tahun 2012 ...................................................................................................
62
28. Nilai Efek Pengganda dari Pengeluaran Wisatawan di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ............................................................
63
29. Persepsi Masyarakat Sekitar, Tenaga Kerja, dan Unit Usaha yang Merasakan Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 .......................
64
xi
DAFTAR GAMBAR Nomor 1. Kerangka pemikiran ……………….……………………..
Halaman 21
xii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Hasil Regresi Berganda dengan Minitab 15 ……………
73
2. Residual Plot Hasil Regresi ……………………………
74
……………………………
75
4. Proporsi Pengeluaran Pengunjung
……………………
76
5. Proporsi Pengeluaran Unit Usaha
……………………
81
6. Rata-rata Pendapatan Tenaga Kerja Perbulan……………
83
……………………………
84
8. Perhitungan Efek Pengganda ……………………………
86
9. Sarana dan Prasarana .……………………………………
87
3. Uji Klomorgof Smirnov
7. Pengeluaran Tenaga Kerja
xiii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Februari 2013
Nurul Wulan Septianti H44080106
i
RINGKASAN NURUL WULAN SEPTIANTI. Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar. Dibimbing oleh METI EKAYANI dan NUVA. Aktivitas sektor pariwisata memiliki kontribusi terhadap perkembangan ekonomi daerah-daerah yang ada di Indonesia. Pengembangan suatu obyek wisata yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat (Fritgen,1996). Adanya sektor pariwisata dapat mengasilkan pendapatan lanjutan yang berasal dari pengeluaran pengunjung. Kawasan Taman Wisata Matahari (TWM) dulunya adalah sawah masyarakat yang digunakan sebagai sumber kebutuhan sehari-hari masyarakat, kemudian dibeli oleh pengelola dan dijadikan tempat wisata yang memberdayakan masyarakat sekitar. Konversi tersebut menyebabkan hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat sekitar. Namun menurut info dari pengelola hal tersebut tidak terjadi karena masyarakat sekitar telah diberi ganti rugi sesuai kesepakatan dan masyarakat juga dilibatkan dalam kegiatan wisata sebagai tenaga kerja di TWM. Oleh karena itu, perlu dikaji berapa besar dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar yaitu dengan menghitung dampak ekonomi langsung, dampak ekonomi tidak langsung, dampak ekonomi lanjutan, dan nilai multiplier effect. Selain itu dampak lingkungan juga pentinguntuk diketahui. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata Taman Matahari, Puncak, Cilember, Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada wisatawan, pemilik unit usaha, tenaga kerja dan masyarakat dengan panduan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang relevan, diantaranya dari pengelola Taman Wisata Matahari, buku referensi, internet, studi pustaka dari penelitianpenelitian terdahulu yang terkait dengan dampak ekonomi wisata. Lebih dari 80% persepsi responden pengunjung mengenai kondisi kawasan Taman Wisata Matahari adalah baik sehingga perlu dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut agar semakin baik dan tetap terjaga. Terdapat tiga faktor yang berpengaruh negatif terhadap permintaan di kawasan Taman Wisata Matahari, yakni biaya perjalanan, jarak dan jumlah tanggungan. Faktor yang berpengaruh positif hanya lama mengetahui. Dampak ekonomi dari kegiatan wisata berupa dampak ekonomi langsung (Rp 488.850.471,00), dampak ekonomi tidak langsung (Rp 673.111.010,00) dan dampak lanjutan (Rp 207.337.424,00). Nilai keynesian income multiplier sebesar 1,00 artinya adanya kegiatan wisata di TWM memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar, ratio income multiplier tipe I adalah 1,73, dan ratio income multiplier tipe II sebesar 2,80. Selain dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar, juga ada kebocoran yang berasal dari pengeluaran pengunjung berupa biaya transportasi dan konsumsi yang dibawa dari rumah. Kebocoran pertahun yang terjadi di TWM adalah sebesar Rp
ii
27.927.067.995,00. Adanya TWM juga memberikan dampak berupa penyerapan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar dan memiliki proporsi kurang lebih 90% dengan jumlah 386 orang. Aktivitas wisata di kawasan TWM menurut stakeholder terkait menyatakan bahwa hampir 80% responden menyatakan tidak merasakan dampak negatif lingkungan dengan adanya TWM. Kata Kunci : Dampak Ekonomi, Multiplier Effect, Taman Wisata Matahari Theme Park,
iii
ESTIMASI DAMPAK EKONOMI KAWASAN TAMAN WISATA MATAHARI CILEMBER, KABUPATEN BOGOR TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR
NURUL WULAN SEPTIANTI H44080106
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
iv
Judul Skripsi :
Nama NIM
: :
Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisata Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar Nurul Wulan Septianti H44080106
Disetujui Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Nuva, SP, M.Sc
Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc NIP. 19690917 200604 2011
Diketahui, Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP. 19660717 199203 1 003
Tanggal Lulus:
v
UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji bagi Allah SWT atas karunia yang diberikan sehingga memberikan
kelancaran
dalam
proses
pengerjaan
skripsi
ini.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak terutama kepada: 1.
Mama tercinta (Dwi Suryanti), Papa (Agustian Akhmad), dan adik (Harits Tryan Akhmad) serta keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, dan perhatian tiada henti kepada penulis selama dalam pengerjaan skripsi.
2.
Dr. Meti Ekayani S.Hut, M.Sc dan Nuva S.P, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3.
Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku Dosen Penguji Utama dan Bapak Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku Dosen Penguji Wakil Departemen yang telah memberikan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.
4.
Pengelola Taman Wisata Matahari atas bantuan dan kerjasamanya selama pengerjaan skripsi serta seluruh responden yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5.
Rekan sebimbingan Dyah Puspitaloka, Evy Nurfiana, Erwan Prayoga, Mirza Maulana, Novalita, Nur Elok, dan Shinta Margaretta.
6.
Sahabat penulis Anneke Puspasari, Nabila, Fadhila Izzaty, Evy, Pradipta, Dwipanca, Erwan,
Andri, Ade, Vicky, Mafia, Ratu Aqila atas
kebersamaan, kekeluargaan, dan dukungannya. 7.
Teman-teman ESL 45 atas kebersamaan dan dukungannya.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi dengan judul “Estimasi Dampak Ekonomi Kawasan Taman Wisaya Matahari Cilember, Kabupaten Bogor Terhadap Masyarakat Sekitar” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari skripsi ini adalah menganalisis persepsi wisatawan mengenai kawasan wisata Taman Matahari untuk pengembangan lebih lanjut kawasan tersebut, Mmngidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di kawasan Taman Matahari agar dapat mengendalikan jumlah kunjungan apabila melebihi daya tampung, menghitung dampak ekonomi dan mengidentifikasi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan wisata Taman Matahari terhadap masyarakat sekitar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap skripsi ini juga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
vii
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xiii
I.
II.
PENDAHULUAN ...............................................................................
1
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Latar Belakang ............................................................................. Perumusan Masalah ..................................................................... Tujuan Penelitian ......................................................................... Manfaat Penelitian ....................................................................... Batasan Penelitian .......................................................................
1 4 6 6 7
TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
8
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
Konsep Pariwisata ........................................................................ Theme Park Berbasis Alam .......................................................... Wisatawan .................................................................................... Persepsi ........................................................................................ Ekonomi Wisata .......................................................................... 2.5.1 Permintaan Wisata ............................................................ 2.5.2 Dampak Ekonomi .............................................................. 2.5.2.1 Prinsip Multiplier Effect ...................................... 2.5.2.2 Faktor Kebocoran ................................................ 2.5.3 Industri Wisata .................................................................. 2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................... 2.6.1 Penelitian Persepsi Kawasan Wisata ................................. 2.6.2 Penelitian Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Permintaan Wisata ............................................................. 2.6.3 Penelitian Dampak Ekonomi ............................................
8 9 10 11 12 12 13 14 15 15 16 16
III. KERANGKA PEMIKIRAN ..............................................................
19
IV. METODE PENELITIAN ..................................................................
22
4.1 4.2 4.3 4.4
Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... Jenis dan Sumber Data ................................................................. Metode Pengumpulan Data .......................................................... Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 4.4.1 Persepsi Pengunjung ......................................................... 4.4.2 Permintaan Wisata ............................................................ 4.4.2.1 Pemenuhan Asumsi Linear Berganda .................. 4.4.3 Dampak Ekonomi dan Dampak Lingkungan Taman Wisata Matahari Terhadap Masyarakat Sekitar ................ 4.4.3.1 Dampak Ekonomi ................................................ 4.4.3.2 Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan .........................................................
17 17
22 22 22 23 24 26 27 30 30 33
viii
V.
GAMBARAN UMUM .......................................................................
34
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 5.2 Gambaran Umum Responden ...................................................... 5.2.1 Karakteristik Responden Pengunjung ............................... 5.2.2 Karakteristik Responden Tenaga Kerja ............................ 5.2.3 Karakteristik Responden Unit Usaha ................................ 5.2.4 Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Masyarakat Sekitar ................................................................................
34 35 35 38 40
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................
44
6.1 Persepsi Responden Pengunjung ................................................. 6.1.1 Persepsi Terhadap Sarana dan Prasarana ......................... 6.1.2 Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Kebersihan, Keamanan, Aksesibilitas dan Pelayanan Pengelola .................................................. 6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata .............. 6.2.1 Uji Normalitas ................................................................... 6.2.2 Uji Autokorelasi ................................................................ 6.2.3 Uji Multikolinearitas ......................................................... 6.2.4 Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 6.2.5 Uji t ................................................................................... 6.2.6 Uji F .................................................................................. 6.3 Variabel yang Berpengaruh Nyata Terhadap Permintaan Wisata Taman Wisata Matahari .................................................. 6.4 Variabel yang Tidak Berpengaruh Nyata Terhadap Permintaan Wisata Taman Wisata Matahari .................................................. 6.5 Dampak Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Wisata Taman Wisata Matahari .......................................................................... 6.5.1 Dampak Ekonomi ............................................................. 6.5.1.1 Dampak Ekonomi Langsung ............................... 6.5.1.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung ..................... 6.5.1.3 Dampak Ekonomi Lanjutan ................................. 6.5.2 Nilai Efek Pengganda ....................................................... 6.5.3 Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan
44 44
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
67
7.1 Kesimpulan .................................................................................. 7.2 Saran .............................................................................................
67 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
69
LAMPIRAN ..................................................................................................
72
RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
88
41
45 47 48 49 49 49 49 50 50 51 52 53 56 59 61 63 64
ix
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Rangking Devisa Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya 2006-2011 ............................................................................
1
2. Perkembangan Wisatawan Nusantara 2006-2011 ..............................
3
3. Penelitian Mengenai Persepsi Kawasan Wisata ................................
16
4. Penelitian Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata ............................................................................
17
5. Penelitian Dampak Ekonomi ............................................................
18
6. Metode Analisis Data ........................................................................
24
7. Kriteria Persepsi Responden Pengunjung Mengenai Kondisi TWM Pada Tahun 2012 .....................................................................
25
8. Indikator Dampak Negatif Kegiatan WisataTerhadap Lingkungan ..
33
9. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Pengunjung Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ............................................................
36
10. Karakteristik Berwisata Responden Pengunjung Taman Wisata Matahati Tahun 2012 ........................................................................
38
11. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Tenaga Kerja di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ............................................................
39
12. Karakteristik Responden Unit Usaha di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 .......................................................................................
40
13. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Masyarakat Sekitar Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ................................................
42
14. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Sarana dan Prasarana Di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ...........................................
44
15. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Kebersihan di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ............................................................
45
16. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Keamanan di Taman Wisata Matahari 2012 ........................................................................
46
17. Persepsi Responden Pengunjung Mengenai Aksesibilitas ke Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ................................................
46
18. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Pelayanan Pengelola Taman Wisata Matahari 2012 ...........................................................
47
19. Fungsi Permintaan Wisata Kawasan Taman Wisata Matahari x
Tahun 2012 .......................................................................................
48
20. Penyerapan Tenaga Kerja dari Masyarakat Sekitar dengan Keberadaan Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ............................
53
21. Proporsi Pengeluaran Pengunjung dan Kebocoran yang Terjadi Di Kawasan Taman Wisata Matahari 2012 ......................................
55
22. Proporsi Pendapatan Pemilik Unit Usaha di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ........................................................................
57
23. Dampak Ekonomi Langsung di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ...................................................................................................
58
24. Total Pengeluaran Unit Usaha di Dalam dan Luar Daerah Tujuan Wisata Tahun 2012 ............................................................................
59
25. Dampak Ekonomi Tidak Langsung di Taman Wisata Matahari Tahun 2102 .......................................................................................
60
26. Proporsi Pengeluaran Responden Tenaga Kerja Taman Wisata Matahari Tahun 2012 .........................................................................
61
27. Dampak Ekonomi Lanjutan di Taman Wisata Mataharu Tahun 2012 ...................................................................................................
62
28. Nilai Efek Pengganda dari Pengeluaran Wisatawan di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 ............................................................
63
29. Persepsi Masyarakat Sekitar, Tenaga Kerja, dan Unit Usaha yang Merasakan Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 .......................
64
xi
DAFTAR GAMBAR Nomor 1. Kerangka pemikiran ……………….……………………..
Halaman 21
xii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Hasil Regresi Berganda dengan Minitab 15 ……………
73
2. Residual Plot Hasil Regresi ……………………………
74
……………………………
75
4. Proporsi Pengeluaran Pengunjung
……………………
76
5. Proporsi Pengeluaran Unit Usaha
……………………
81
6. Rata-rata Pendapatan Tenaga Kerja Perbulan……………
83
……………………………
84
8. Perhitungan Efek Pengganda ……………………………
86
9. Sarana dan Prasarana .……………………………………
87
3. Uji Klomorgof Smirnov
7. Pengeluaran Tenaga Kerja
xiii
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam berlimpah beserta keindahan alam dan
keragaman budaya yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan dan dikelola baik dalam sektor perkebunan, pertanian, industri, maupun pariwisata sebagai faktor penunjang ekonomi negara. Salah satunya
yang cukup potensial adalah sektor pariwisata dengan
memanfaatkan keindahan alam serta keragaman budaya agar dapat menarik perhatian wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia sehingga dapat menghasilkan devisa bagi negara. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sektor
pariwisata
sebagai
komoditas
ekspor
penyumbang
devisa
bagi
perekonomian negara. Kondisi ini dapat dilihat dari nilai devisa yang cenderung meningkat dari tahun 2006-2010. Sektor pariwisata sebagai penyumbang devisa sebagai komoditas ekspor bagi Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Ranking Devisa Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya Tahun 2006 - 2010 No
Jenis Komoditas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Minyak&gas bumi Pakaian jadi Karet Olahan Minyak sawit Alat listrik Pariwisata Tekstil Kayu olahan Kertas Bahan kimia Makanan olahan
2006 Nilai (juta USD) 21.209,50 5.608,16 5.465,14 4.817,64 4.448,74 4.447,97 3.908,76 3.324,97 2.859,22 2.697,38 1.965,56
2007 Nilai (juta USD) 22.088,60 5.712,87 6.179,88 7.868,64 4.835,87 5.345,98 4.177,97 3.076,88 3.374,84 3.402,58 2.264,00
2008 Nilai (juta USD) 29.126,30 6.092,06 7.579,66 12.375,57 5.253,74 7.377,00 4.127,97 2.821,34 3.796,91 2.754,30 2.997,17
2009 Nilai (juta USD) 19.018,30 5.735,60 4.870,68 10.367,62 4.580,18 6.298,02 3.602,78 2.275,32 3.405,01 2.155,41 2.960,73
2010 Nilai (juta USD) 28.039,60 6.598,11 9.314,97 13.468,97 6.337,50 7.603,45 4.721,77 2.870,49 4.241,79 3.381,85 3.620,86
Sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2012)
1
Pariwisata selain sebagai sumber devisa juga dapat membuka peluang kesempatan kerja baru untuk masyarakat sekitar tempat wisata dan mengurangi angka pengangguran. Semenjak diberlakukannya UU No.32 Tahun 2004 mengenai otonomi daerah, masing-masing daerah terus berusaha mengembangkan potensi yang ada di daerahnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor pariwisata, devisa yang dihasilkan dari sektor pariwisata akan dialokasikan untuk daerah otonomi tersebut (Nirwandar, 2005). Menurut Wahab (2003) dengan adanya pariwisata dapat mempercepat sirkulasi ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dari wisatawan dalam menciptakan dampak lanjutan sehingga memperbesar efek pengganda (multiplier effect). Pendapatan lanjutan tersebut misalnya dengan pembangunan suatu kawasan wisata pada suatu daerah akan muncul fasilitas pendukung seperti restoran, tempat penginapan maupun tempat penjualan kerajinan tangan khas daerah tersebut. Perkembangan wisatawan nusantara (wisnus) sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 berfluktuasi setiap tahunnya, pada tahun 2006 jumlah wisnus berjumlah 114.270.000 orang dengan rata-rata pengeluaran sebanyak Rp 431.240.000,00 terus meningkat sampai tahun 2010 yakni dengan jumlah wisatawan nusantara sebanyak 122.312.000 orang dengan rata-rata pengeluaran perjalanan sebesar Rp 641.760.000,00. Pada triwulan I-III tahun 2011 jumlah wisatawan nusantara mencapai 89.112.000 orang dengan pengeluaran perjalanan sebesar Rp 662.680.000,00. Data mengenai perkembangan wisatawan nusantara dapat dilihat pada Tabel 2.
2
Tabel 2. Perkembangan Wisatawan Nusantara 2006-2011 TAHUN
WISNUS (ribuan orang)
PERJALANAN (ribuan)
RATA - RATA PERJALANAN (kali)
PENGELUARAN PER PERJALANAN (ribu Rp)
TOTAL PENGELUARAN (triliun Rp)
2006
114.270,00
204.553,00
1,79
431.240,00
88,21
2007
115.335,00
222.389,00
1,93
489.950,00
108,96
2008
117.213,00
225.041,00
1,92
547.330,00
123,17
2009
119.944,00
229.731,00
1,92
600.300,00
137,91
2010
122.312,00
234.377,00
1,92
641.760,00
150,41
2011 *)
89.112,00
172.917,00
1,94
662.680,00
114,59
Sumber : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif & BPS (2012) *) Angka Sementara Triwulan I - III
Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki banyak potensi tempat wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan baik mancanegara maupun nusantara, selain itu letaknya yang bersebelahan dengan Ibukota Jakarta sehingga memudahkan akses dari wisatawan untuk mengunjungi berbagai tempat wisata yang ada di Bogor. Kawasan wisata di Kabupaten Bogor umumnya berbasis wisata alam yang berpotensiuntuk dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat meningkatan pendapatan daerah. Salah satu daerah di Kabupaten Bogor adalah kawasan Puncak yang dikenal sebagai tempat yang dingin dan segar dan penuh dengan wilayah pegunungan yang alami, sehingga menjadi salah satu tujuan wisata di Jawa Barat. Salah satu daerah kawasan Puncak yang menjadi tujuan wisata adalah Taman Wisata Matahari (TWM) yang berlokasi di Jalan Raya Puncak Bogor. TWM memiliki luas sekitar 30 hektar menawarkan suasana wisata pegunungan dengan fasilitas wisata untuk keluarga yang seperti villa, kolam renang, wisata air, ATV, wisata agro, wisata edukasi, flying fox, dan taman bermain anak-anak. Taman Wisata Matahari merupakan salah satu tempat favorit para wisatawan terutama dari daerah Jabodetabek karena letaknya yang strategis dan menawarkan paket
3
wisata yang lengkap. Potensi kawasan tersebut apabila dikembangkan secara lebih lanjut dan tetap menjaga lingkungan sekitar dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. 1.2
Perumusan Masalah Kegiatan wisata di kawasan Puncak, Bogor selain dapat meningkatkan
pendapatan daerah, juga merupakan salah satu alternatif pendukung kegiatan wisata dan rekreasi bagi masyarakat di daerah Jabodetabek. Umumnya wisatawan yang berasal dari kota tersebut jenuh dengan aktivitas di Ibukota dan menginginkan kegiatan wisata dengan udara yang sejuk serta pemandangan yang indah dan asri. Salah satu alternatif kawasan wisata yang letaknya tidak jauh dari kota Jakarta adalah Taman Wisata Matahari (TWM) yang didirikan sejak April 2007. Wisatawan yang berkunjung ke TWM umumnya datang dengan keluarga atau rombongan pada hari libur. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor pada tahun 2007 jumlah wisatawan yang datang ke kawasan ini sebanyak 12.900 orang, kemudian pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 110.504 orang. Jumlah tersebut terus mengalami peningkatan, tercatat selama tahun 2009 jumlah wisatawan yang berkunjung ke TWM sebanyak 234.691 orang, kemudian pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 700.772 orang. Tercatat sampai dengan Juni 2011 jumlah wisatawan yang berkunjung mencapai 453.284 orang. Apabila hari libur atau hari-hari besar seperti lebaran, kawasan ini ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah. Taman Wisata Matahari merupakan wisata massal yang memiliki konsep “theme park” berbasis alam. Pengelola memanfaatkan kontur alam yang ada
4
seperti sungai, danau untuk kegiatan wisata. Wisatawan dapat melakukan atraksi wisata seperti arung jeram, perahu kano, dan berbagai wahana yang tersedia dengan suasana alami yang masih segar, sehingga daya tarik tersebut dapat menarik minat pengunjung. Selain untuk income pengelola, konsep theme park ini membutuhkan tenaga kerja banyak seperti sebagai petugas kebersihan, keamanan, penjaga permainan sehingga dapat menciptakan peluang lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar. Awalnya areal TWM yang hanya seluas 10 Ha adalah rumah tinggal pemilik, kemudian dikembangkan menjadi taman wisata matahari dengan membeli lahan persawahan masyarakat. Masyarakat sekitar sempat khawatir dengan adanya pembangunan TWM dapat menghilangkan mata pencahariaan mereka sebagai petani. Berdasarkan info dari pihak pengelola TWM, menyatakan bahwa memberikan ganti rugi yang sesuai dengan kesepakatan dengan masyarakat, dan meyakinkan masyarakat bahwa dengan adanya TWM dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, khususnya masyarakat yang dulunya hanya bertani dan tidak memiliki penghasilan tetap. Permintaan terhadap kawasan wisata ini akan berpengaruh terhadap pendapatan baik untuk pengelola setempat maupun bagi masyarakat sekitar. Pembangunan TWM ini seharusnya dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar berupa peningkatan pendapatan, peluang penyerapan tenaga kerja sebagai kompensasi terhadap konversi lahan sawah tempat mereka bekerja, sesuai dengan janji pengelola kepada masyarakat sekitar. Oleh karena, itu perlu dikaji seberapa besar dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar dengan adanya TWM.
5
Berdasarkan uraian tersebut, beberapa masalah yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana kondisi wisata di kawasan Taman Wisata Matahari ? 2) Bagaimanakah permintaan wisata terhadap kawasan Taman Wisata Matahari? 3) Bagaimana dampak ekonomi dan dampak lingkungan ditimbulkan
oleh
kawasan
wisata
Taman
Matahari
yang terhadap
masyarakat sekitar? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah: 1) Menganalisis persepsi wisatawan mengenai kawasan wisata Taman Wisata Matahari untuk pengembangan lebih lanjut kawasan tersebut. 2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di kawasan Taman Wisata Matahari. 3) Menghitung
dampak
ekonomi
dan
mengidentifikasi
dampak
lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan Taman Wisata Matahari terhadap masyarakat sekitar. 1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan dan sebagai syarat kelulusan.
6
2. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan untuk pengawasan sekitar kawasan wisata dan pengembangan sektor pariwisata. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan penjelasan mengenai dampak ekonomi Kawasan Taman Wisata Matahari 1.5
Batasan Penelitian Batasan penelitian ini antara lain adalah wisatawan yang dijadikan
responden hanya wisatawan lokal, unit usaha yang dijadikan responden hanya yang berada disekitar kawasan TWM saja yang dimiliki oleh masyarakat sekitar dan umumnya berskala kecil, masyarakat yang dijadikan responden berasal dari Desa Leuwimalang dan Desa Cilember. Kondisi TWM yang dimaksud pada tujuan penelitian adalah kondisi TWM berdasarkan persepsi pengunjung. Kawasan sekitar TWM yang dimaksud adalah Desa Cilember dan Desa Leuwi Malang. Data jumlah pengunjung yang dijadikan acuan untuk perhitungan dampak ekonomi rata-rata kunjungan dari tahun 2007-2010. Dampak ekonomi hanya dihitung sampai rantai tingkat tenaga kerja.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Pariwisata Pariwisata menurut Wahab (2003), dapat dipandang sebagai suatu yang
abstrak, misalnya sebagai suatu gejala yang melukiskan kepergian orang-orang didalam negaranya sendiri (pariwisata domestik) atau penyeberangan orang-orang pada tapal batas suatu negara (pariwisata internasional). Proses bepergian ini mengakibatkan terjadinya interaksi dan hubungan-hubungan, saling pengertian insani, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, motivasi, tekanan-tekanan, kepuasan, kenikmatan dan lain-lain diantara sesama pribadi atau antar kelompok. Pariwisata mengandung tiga unsur, yakni: manusia (sebagai pelaku kegiatan pariwisata), tempat (unsur fisik yang tercakup oleh kegiatan itu sendiri), dan waktu (unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan). Menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan ada berbagai istilah mengenai pariwisata, yaitu wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sesorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Selanjutnya pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Menurut Damanik dan Weber (2006), pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana.
8
Sebagai suatu aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang. 2.2
Theme Park Berbasis Alam Menurut Soewantoro (1997), obyek wisata alam adalah sumber daya yang
berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun pembudidayaan. Sementara itu, bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan dan tata lingkungannya disebut wisata alam. Pada umumnya yang menjadi daya tarik utama wisatawan alam adalah kondisi alamnya, sedangkan fasilitas seperti makanan bersih, pelayanan sopan dan sarana akomodasi adalah hanya faktor pendukung bagi wisatawan alam untuk melakukan kegiatan wisata alam. Menurut Marpaung (2002), terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam sistem klasifikasi. Secara garis besar daya tarik wisata dibagi menjadi tiga yaitu daya tarik alam, daya tarik budaya, dan daya tarik buatan manusia. Salah satu daya tarik buatan manusia adalah konsep theme park, yang merupakan atraksi yang ditujukan untuk rekreasi ditekankan pada fantasi dan imajinasi yang dibuat dengan pertimbangan khusus, seperti Disney World (skala besar), Water Activity Park (skala kecil). Definisi theme park menurut Michael Sorkin (1992), Ralluca dan Gina (2005) adalah sebuah atraksi yang dibuat secara permanen dengan sumberdaya yang dapat dikendalikan dan dikelola untuk hiburan dan pendidikan dari kunjungan wisatawan. Komponen supply wisata salah satunya adalah atraksi wisata, atraksi wisata dibagi mejadi tiga yakni primary natural attractions, primary man-made
9
attractions, dan purpose-built attractions (Vanhove, 2005). Taman Wisata Matahari termasuk ke jenis atraksi wisata purpose-built attractions yakni sengaja dibangun untuk wisata. TWM merupakan perpaduan antara theme park dan wisata alam karena menggunakan sungai dan danau yang ada sebagai salah satu atraksi wisata, disamping fasilitas wahana wisata lainnya. 2.3
Wisatawan Suatu tempat wisata pasti akan dikunjungi oleh wisatawan, menurut Cohen
(1974) dalam Pitana (2005) seorang wisatawan adalah seorang pelancong yang melakukan perjalanan atas kemauan sendiri dan untuk waktu sementara saja, dengan harapan mendapatkan kenikmatan dari hal-hal baru dan perubahan yang dialami selama dalam perjalana yang relatif lama dan tidak berulang. Menurut Yoeti (2008), wisatawan terbagi menjadi dua jenis berdasarkan asal daerahnya, yaitu wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman). Wisatawan nusantara adalah orang yang berdiam dan bertempat tinggal pada suatu negara yang melakukan wisata di negara dimana tempat wisatawan tersebut tinggal. Wisatawan mancanegara adalah orang yang melakukan perjalanan wisata yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan tempat wisatawan tersebut tinggal. Menurut Wahab (2003) motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata. Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal, motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar sebagai berikut:
10
a) Physical or physiological motivation yaitu motivasi yang bersifat fisik atau fisologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai dan sebagainya. b) Cultural Motivation yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan budaya. c) Social or interpersonal motivation yaitu motivasi yang bersifat sosial, seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang dianggap mendatangkan gengsi, melakukan ziarah, pelarian dari situasi yang membosankan dan seterusnya. d) Fantasy Motivation yaitu adanya motivasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan yang memberikan kepuasan psikologis. 2.4
Persepsi Menurut Koentjaraningrat (1990), menyatakan bahwa persepsi merupakan
proses fisik, fisiologi dan psikologis yang menyebabkan berbagai macam getaran atau tekanan yang diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh individu menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan. Selanjutnya, penggambaran tentang lingkungan dengan fokus yang paling menarik perhatian seorang individu seringkali juga diolah dalam suatu proses dengan akal yang menghubungkan penggambaran tadi dengan penggambaran lain yang sejenis yang pernah diterimanya dan diproyeksikan oleh akal di masa lalu dan ditimbulkan kembali sebagai kenangan atau penggambaran lama dalam kesadaran sehingga menghasilkan suatu penggambaran baru (apresiasi).
11
Persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakkan indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera (Chaplin, 1997). Persepsi wisatawan dapat diperoleh setelah melihat dan menggunakan sarana dan prasarana yang ada pada suatu kawasan wisata. 2.5
Ekonomi Wisata Dari sisi ekonomi, pariwisata muncul dari empat unsur pokok yang saling
terkait erat atau menjalin hubungan dalam suatu system, yakni a) permintaan atau kebutuhan; b) penawaran atau pemenuhan kebutuuhan berwisata itu sendiri; c) pasar dan kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi keduanya; dan d) pelaku atau aktor yang menggerakkan ketiga elemen tadi (Steck, et.al, 1999) dalam Yoeti (2008). Menurut Yoeti (2008) ekonomi wisata adalah sebuah pendekatan pariwisata yang dilakukan dari sudut pandang ekonomi, sehingga dalam penerapannya ekonomi wisata menggunakan prinsip-prinsip ekonomi yang dijelaskan sebagai berikut 2.5.1
Permintaan Wisata Menurut Yoeti (2008) permintaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi
ekonomi dan sisi sosial psikologis. Sisi ekonomi menyangkut gejala-gejala permintaan dalam hubungannya dengan keseluruhan faktor-faktor ekonomi, sedangkan sisi sosial psikologis meninjau persoalan dari sisi manusia sebagai konsumen dalam menentukan pilihannya untuk membeli sesuatu barang kebutuhannya. Permintaan dalam kepariwisataan menurut Yoeti (2008) dibagi atas dua,
12
yaitu potential demand dan actual demand. Yang dimaksud dengan potential demand adalah sejumlah orang yang berpotensi untuk melakukan perjalanan wisata karena memiliki waktu luang dan punya tabungan yang relatif cukup. Sedangkan yang dimaksud dengan actual demand adalah orang-orang yang sedang melakukan perjalanan wisata pada suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) tertentu. Morley (1990) menyatakan bahwa permintaan akan pariwisata tergantung pada ciri-ciri wisatawan, seperti penghasilan, umur, motivasi, dan watak. Ciri-ciri ini masing-masing akan mempengaruhi kecenderungan orang untuk bepergian mencari kesenangan, kemampuannya untuk bepergian dan pilihan tempat tujuan perjalanannya. 2.5.2 Dampak Ekonomi Dampak ekonomi yang terjadi karena kegiatan pariwisata menurut Marine Ecoturism for Atlantic Area (META) (2001), terdiri dari Efek Langsung (Direct Effects), Efek Tidak Langsung (Indirect Effects) dan Efek Induksi (Induced Effects). Sementara itu, Efek Tidak Langsung dan Efek Induksi kadang-kadang disebutnya sebagai Efek Sekunder (Secondary Effects) yang menyertai Efek Langsung selaku Efek Primer (Primary Effect). Dampak ekonomi pariwisata alam adalah manfaat atau kontribusi produk wisata berbasis alam terhadap ekonomi suatu wilayah. Dampak tersebut dapat berupa: (1) penerimaan dari penjualan produk wisata (tiket masuk taman nasional, hotel,
campground,
restoran,
atraksi,
transportasi
dan
retail),
(2)
pendapatanmasyarakat, (3) peluang pekerjaan dan (4) penerimaan pemerintah dari pajak dan retribusi (Frechtling, 1987). Pariwisata menjadi faktor penting dalam pembangunan ekonomi suatu daerah karena mendorong perkembangan beberapa
13
sektor perekonomian. Menurut Wahab (1976) pentingnya wisata dalam perekonomian karena dapat meningkatkan industri-industri baru yang erat kaitannya dengan pariwisata, meningkatkan permintaan tehadap handicrafts, souvenir goods yang berasal dari daerah sekitar tempat wisata. 2.5.2.1 Prinsip Multiplier Effect Clement dalam Yoeti (2008), menyatakan bahwa setelah wisatawan datang pada suatau negara atau DTW, mereka pasti akan membelanjakan dollarnya pada perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) selama mereka tinggal di negara atau DTW tersebut. Uang yang dibelanjakan wisatawan itu, setelah dibelanjakan tidak berhenti beredar akan tetapi berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain atau dari perusahaan satu ke perusahaan yang lain (yang berkaitan dengan pariwisata). Efek pengganda (Multiplier effect) memiliki beberapa prinsip seperti yang dijelaskan oleh Yoeti (2008) yaitu: uang yang dibelanjakan wisatawan tidak pernah berhenti beredar dalamkegiatan ekonomi dimana uang itu dibelanjakan, uang itu selalu berpindah tangan dari orang satu ke orang yang lain, semakin cepat uang berpindah tangan, semakin besar pengaruh uang itu dalam perekonomian setempat dan semakin besar nilai koefisien multiplier, uang itu akan hilang dari peredaran, apabila uang itu tidak lagi berpindah tangan tetapi berhenti dari peredaran karena sudah tidak memberikan pengaruh terhadap perekonomian setempat, pengukuran terhadap besar kecilnya uang yang dibelanjakan wisatawan itu dilakukan setelah melalui beberapa kali transaksi dalam periode tetentu.
14
2.5.2.2 Faktor Kebocoran Uang yang dibelanjakan oleh para wisatawan selalu bepindah dari satu orang ke orang yang lainnya. Menurut Murphy (1987) dalam Milasari (2010). Kebocoran ekonomi dari pengeluaran wisatawan dimulai sebelum wisatawan mencapai daerah tujuan. Kebocoran ekonomi dari pariwisata mungkin digambarkan sebagai jumlah pendapatan yang gagal didapat di sistem ekonomi daerah tujuan wisata, dari total pengeluaran wisatawan. Faktor-faktor yang mungkin meningkatkan tingkat kebocoran ekonomi, dan mengurangi keuntungan ekonomi dari pariwisata untuk masyarakat lokal diantaranya termasuk tingkat kepemilikan asing dari industri pariwisata serta pembagian hasil kepada pemegang saham yang tinggal di luar daerah tersebut, makanan dan minuman yang berasal dari luar daerah tujuan wisata. Menurut Yoeti (2008) pada prinsipnya semakin kecil kebocoran yang terjadi maka semakin baik bagi perekonomian di suatu kawasan wisata, sebaliknya apabila semakin besar kebocoran yang terjadi maka semakin kecil dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan wisata. Kebocoran dalam sektor pariwisata dapat dicegah dengan mengurangi bahan baku yang menggunakan import contents sehingga dampaknya terhadap perekonomian tidak banyak. 2.5.3
Industri Wisata Kegiatan wisata erat kaitannya dengan produk wisata yang terdapat di
lokasi wisata tersebut misalnya penyedia jasa atau sering disebut industri pariwisata. Industri pariwisata artinya semua usaha yang menghasilkan barang dan jasa bagi pariwisata menurut Freyer (1993) dalam Damanik dan Weber
15
(2006). Menurut Christie Mill (1990) dalam Yoeti (2008), industri pariwisata lebih bersifat tidak berwujud (intangible) sehingga para pakar menyebutnya sebagai industri tanpa cerobong asap. Industri ini juga tidak dapat diukur karena tidak memiliki standar nomor klasifikasi. Menurut Yoeti (2008) keberadaan pariwisata sebagai suatu industri sukar dijelaskan. Akan tetapi, keberadaannya dapat dijelaskan dengan adanya sekelompok perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung dengan kunjungan wisatawan. Hal tersebut berarti bila tidak ada wisatawan, maka dapat dikatakan kelompok perusahaan ini tidak eksis, karena tidak ada orang yang akan dilayani. Penelitian Terdahulu
2.6
Beberapa penelitian yang dijadikan referensi yaitu penelitian tentang persepsi mengenai kawasan wisata, faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan di kawasan wisata, dan dampak ekonomi serta dampak lingkungan dengan adanya kawasan wisata. 2.6.1
Penelitian Persepsi Kawasan Wisata Adapun penelitian yang dilakukan untuk mengetahui persepsi terhadap
kawasan wisata dilakukan oleh Hermalinda (2010). Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penelitian Mengenai Persepsi Kawasan Wisata No 1
Peneliti Hermalinda
Judul Penelitian Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Wana Wisata Curug Cilember Terhadap Masyarakat Lokal
Hasil Penelitian Penelitian ini salah satu hasilnya adalah mengenai persepsi mengenai kawasan Kawasan Wisata Curug Cilember yang secara keseluruhan wisatawan menilai baik sarana dan prasarana, panorama alam, kebersihan, aksesibilitas serta pengelolaan yang disediakan oleh wana wisata.
16
2.6.2
Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Penelitian yang bertujuan memgetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan wisata telah dilakukan oleh Milasari (2010) dan Adiyath (2011).Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata No 1.
Peneliti Milasari
Judul Penelitian Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor)
2.
Adiyath
Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang
2.6.3
Hasil Penelitian Salah satu tujuan dari penenlitian ini adalh mengetahui faktor-faktir yang mempengaruhi permintaan wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam faktor yang berpengaruh terhadap fungsi permintaan reakreasi Taman Wisata Tirta Sanita. Keenam faktor tersebut adalah biaya perjalanan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jarak tempuh, jumlah rombongan dan pengetahuan pengunjung terhadap keberadaan objek wisata Salah satu tujuan dari penenlitian ini adalh mengetahui faktor-faktir yang mempengaruhi permintaan wisata. Menurut hasil penelitian dengan ,menggunakan regresi poisson, ada empat faktor sosial-ekonomi yang dapat mempengaruhi fungsi permintaan wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang yaitu lama kunjungan, jumlah tanggunggan keluarga, pengetahuan pengunjung, serta taraf pendidikan pengunjung.
Penelitian Dampak Ekonomi Penelitian terdahulu yang bertujuan untuk mengetahui dampak ekonomi
dilakukan oleh Hermalinda (2010), Milasari (2010), dapat dilihat pada Tabel 5.
17
Tabel 5. Penelitian Mengenai Dampak Ekonomi No
Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian Dampak langsung Wana Wisata Curug Cilember yang diterima oleh pemilik unit usaha sebesar 21,41%, dampak tidak langsung diterima oleh tenaga kerja lokal adalah 4,96%, dan dampak lanjutan yang merupakan pengeluaran untuk kebutuhan pangan tenaga kerja sebesar 83,58%. Nilai Keynesian Income Multiplier sebesar 0,51, Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 1,36. Estimasi total dampak ekonomi yang dirasakan adalah sebesar Rp 4.201.933.082 Berdasarkan hasil penelitian, keberadaan Taman Wisata Tirta Sanita ini memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal sekitar. Dampak ekonomi langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha yaitu sebesar 54%. Sedangkan dampak tidak lansung yang berupa pendapatan tenaga kerja masih sangat rendah yaitu sebesar 2%. Dampak induced yang berupa pengeluaran tenaga kerja sebesar 59% digunakan untuk kebutuhan pangan. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1,07, Ratio Income Multiplier Tipe 1 adalah 1,22 dan Ratio Income Multiplier 2 adalah 1,37.
1.
Hermalinda
Penelitian Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Wana Wisata Curug Cilember Terhadap Masyarakat Lokal
2.
Milasari
Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor)
Penelitian dampak ekonomi pada kawasan Taman Wisata Matahari ini berbeda dengan penelitian mengenai dampak ekonomi yang terdahulu karena umumnya penelitian terdahulu dilakukan di kawasan wisata berbasis alam seperti pada Taman Nasional, cagar alam yang memiliki kawasan konservasi. TWM merupakan wisata massal dengan konsep theme park yang berbasis alam yang merupakan purpose-built attractions yang tidak memiliki fungsi utama terkait konservasi alam.
18
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Taman Wisata Matahari (TWM) merupakan salah satu wisata alam yang terletak di Desa Cilember, Kabupaten Bogor. Lokasi wisata ini memiliki luas sekitar 30 hektar menawarkan suasana wisata pegunungan yang menyegarkan dengan menyediakan fasilitas rekreasi yang lengkap dengan harga yang cukup terjangkau. Kawasan ini dibangun sejak tahun 2007 dengan pengelolaan dipegang oleh perusahaan swasta, dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan mulai dari villa, kolam renang, wisata air, ATV, flying fox, taman bermain anak-anak, dan berbagai atraksi wisata lainnya. Pembangunan TWM sempat dikhawatirkan sebagian masyarakat karena mengkonversi sawah produktif milik masyarakat menjadi tempat wisata. Selain itu dengan pembangunan kawasan tersebut juga dikhawatirkan dapat memberikan dampak lingkungan sekitar1. Keberadaan TWM seharusnya dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar khususnya berupa peluang peningkatan pendapatan seperti membuka lapangan pekerjaan maupun membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar, terutama bagi masyarakat yang dulunya memiliki pekerjaan sebagai petani. Oleh karena itu dampak ekonomi kawasan TWM kepada masyarakat sekitar perlu dikaji. Jumlah wisatawan
yang berkunjung ke suatu kawasan wisata sangat
penting bagi pengembangan serta penjagaan kawasan wisata, begitu juga dengan kawasan TWM. Selain menguntungkan secara finansial bagi pemilik juga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar sehingga persepsi dari pengunjung sangat
1
http://news.okezone.com/read/2010/09/15/340/372182/redirect. Diakses pada Januari 2013.
19
diperlukan, sehingga dapat menjadi masukan kepada pihak pengelola untuk memberikan kebijakan layanan yang lebih baik. Fungsi permintaan dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi permintaan wisata penting untuk diketahui karena dengan meningkatnya jumlah pengunjung dan pengeluaran yang dilakukan pengunjung selama melakukan kegiatan wisata dapat memberikan dampak langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat sekitar kawasan wisata tersebut, sepreti meningkatnya pendapatan dan menciptakan lapangan kerja baru sehingga dapat melihat peluang peningkatan dampak ekonomi kepada masyarakat sekitar. Gambar 1 menyajikan kerangka pemikiran operasional penelitian.
20
Kawasan Taman Wisata Matahari,Cilember, Bogor
Tren Peningkatan Kunjungan Taman Wisata Matahari
Keterlibatan Masyarakat Sekitar pada Berbagai Aktifitas Wisata di Kawasan TWM
Pengelolaan di Kawasan Taman Wisata Matahari
Wisatawan
Persepsi Wisatawan
Masyarakat Sekitar
Lingkungan
Dampak Ekonomi bagi Masyarakat Sekitar
Permintaan Wisata
Langsung (Direct)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata
Tidak Langsung (Indirect)
Dampak Negatif Lingkungan yang dihasilkan
Lanjutan (Induced)
Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif dan Kualitatif
Multiplier Effect Analisis Regresi Berganda Manfaat Ekonomi
Optimalisasi Dampak Ekonomi Dari Kegiatan Wisata di TWM
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Unit Usaha
Tenaga Kerja
Masyarakat
21
IV. METODE PENELITIAN
4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata Taman Wisata Matahari,
Puncak, Desa Cilember, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ini dipilih dengan pertimbangan bahwa kawasan ini memiliki perkembangan jumlah pengunjung yang terus meningkat selama 5 tahun terakhir, selain itu pembangunan TWM pada awalnya sempat mengkhawatirkan masyarakat sekitar dapat menghilangkan mata pencahariaan mereka. Kondisi ini menyebabkan TWM berpotensi untuk lebih dikembangkan namun dengan memperhatikan keterlibatan masyarakat sekitar agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar. Pelaksanaan kegiatan pengambilan data dilaksanakan pada pada April– Mei 2012. 4.2
Jenis dan Sumber Data Berdasarkan sumber data, data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden, kuisioner, survei, dan observasi langsung di lokasi penelitian. Data Sekunder diperoleh dari instansi pemerintah seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, pengelola Taman Wisata Matahari dan studi literatur lain yang terkait dengan dampak ekonomi wisata. Data yang diperoleh tersebut diolah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif, kemudian di interpretasikan secara deskriptif. 4.3
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapang, wawancara serta
studi literatur. Responden ditentukan dengan menggunakan metode purposive
22
sampling dengan pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti untuk responden pengunjung dengan usia minimal 17 tahun, responden tenaga kerja yang berasal dari masyarakat desa Cilember dan Leuwi Malang, masyarakat sekitar yang dijadikan responden adalah adalah yang merasakan dampak lingkungan dengan adanya TWM, unit usaha yang dijadikan responden berasal dari masyarakat sekitar dan mewakili jenis unit usaha yang ada di TWM seperti kios, asongan, dan warung tenda serta pemiliknya adalah masyarakat sekitar.
. Menurut Neuman (1997) terdapat tiga situasi yang memungkinkan
penggunaan teknik purposive sampling. Pertama, untuk memilih sampel-sampel yang sangat informatif yakni dari responden masyarakat sekitar yang benar-benar merasakan dampak lingkungan. Kedua, untuk memilih sampel dari populasi yang anggotanya sulit dijangkau, yakni responden pengunjung yang tidak diketahui populasinya dan masyarakat sekitar yang merasakan dampak lingkungan tidak diketahui jumlah populasinya. Ketiga, untuk mengidentifikasi tipe-tipe tertentu dari sejumlah sampel untuk kepentingan in-depth investigation, yakni responden unit usaha yang hanya berasal dari masyarakat sekitar TWM. Penentuan sampel responden pada penelitian ini dibagi menjadi empat kelompok, yakni kelompok wisatawan dengan jumlah responden 100 orang, unit usaha sebanyak 30 orang, tenaga kerja lokal sebanyak 30 orang, dan masyarakat lokal sebanyak 30 orang. 4.4
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan
dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer. Setelah data diolah kemudian akan dianalisis secara deskriptif serta disajikan dalam
23
bentuk gambar, tabel, dan perhitungan matematika. Metode analisis yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 . Metode Analisis Data No 1.
Tujuan Penelitian Menganalisis persepsi wisatawan mengenai kondisi Taman Wisata Matahari
-
2.
Menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan wisata di kawasan Taman Matahari
3.
Menduga dampak ekonomi dan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan Taman Wisata Matahari terhadap masyarakat sekitar
-
-
4.4.1
Jenis Data yang Diperlukan Persepsi Sarana dan Parasarana Persepsi mengenai kebersihan Persepsi keamanan Persepsi aksesibilitas Persepsi pelayanan pengelola Biaya perjalanan, penghasilan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, jarak tempuh, waktu di lokasi, lama mengetahui TWM, jenis kendaraan Pengeluaran pengunjung, pendapatan unit usaha, pendapatan tenaga kerja, persepsi masyarakat sekitar mengenai dampak lingkungan Data jumlah kunjungan ke TWM
Sumber Data
Analisis Data
Wawancara dengan pengunjung
Analilis Deskriptif kualitatif dan kuantitatif
Wawancara dengan Pengunjung
Model regresi berganda
-
Multiplier Effect dan analisis deskriptiif
-
Wawancara dengan Pengunjung , tenaga kerja, pemilik unit usaha dan masyarakat sekitar\ Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor
Persepsi Pengunjung Wisatawan biasanya berekreasi untuk menghilangkan penat dan stress dari
kesibukan bekerja. Pengembangan kawasan wisata sangat erat hubungannya dengan persepsi pengunjung kawasan wisata sehinggan informasi tersebut sangat bermanfaat bagi pengelola TWM. Persepsi adalah penginderaan terhadap kesan yang timbul dari lingkungannya. Adapun kriteria dari persepsi tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
24
Tabel 7. Kriteria Persepsi Responden Pengunjung Mengenai Kondisi TWM Pada Tahun 2012 No Komponen 1 Musholla
-
Kriteria Memadai
-
Tidak memadai
-
Tidak Tersedia Memadai
Tidak ada sama sekali Jumlahnya banyak, kebersihan terjaga
-
Tidak memadai
Jumlahnya terbatas, kebersihan tidak terjaga
-
Tidak Tersedia
-
Memadai Tidak memadai Tidak Tersedia
Tidak ada sama sekali Jumlahnya banyak, terawat Jumlahnya sedikit, tidak terawat
-
Memadai Tidak memadai
Tidak ada sama sekali Jumlahnya banyak, terawat Jumlahnya sedikit dan tidak terawatt
-
Tidak Tersedia
Tidak ada sama sekali
-
Memadai
Jumlahnya banyak dan keamanan terjaga
-
Tidak memadai
Jumlah sedikit dan keamanan kurang terjaga
-
Tidak Tersedia
Tidak ada sama sekali
6 Kebersihan
-
Bersih
7 Keamanan
-
Tidak bersih Aman
Sampah tidak berserakan Banyak sampah yang berserakan
-
Tidak aman
Rawan tindak kejahatan dan jumlah petugas keamanan kurang
-
Mudah
Jalannya tidak rusak, letak yang strategis
-
Sulit Memadai
Jalan rusak, letak yang strategis
-
Tidak memadai
Pos informasi tidak tersedia, sikap pihak pengelola tidak melayani dengan baik.
2 Toilet
3 Tempat Sampah 4 Saung
5 Sarana Permainan
8 Aksesibilitas
9 Pelayanan Pengelola
Indikator Jumlahnya banyak, kebersihannya terjaga, mukena dan sarung tersedia. Jumlahnya terbatas, kebersihan tidak terjaga, mukena dan sarung tidak tersedia
Bebas dari tindak kejahatan dan jumlah petugas keamanan memadai
Pos informasi tersedia, pihak pengelola yang melayani dengan baik
25
Analisis persepsi dilakukan pada sembilan kategori sarana dan prasarana, fasilitas, serta pengelolaan kawasan wisata. Sembilan kategori tersebut adalah mushola, toilet, tempat sampah, saung, sarana permainan, kebersihan kawasan wisata, keamanan, aksesibilitas, pelayanan pengelola wisata. Kemudian data tersebut diolah dan kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif. 4.4.2
Permintaan Wisata Morley (1990) menyatakan bahwa permintaan akan pariwisata tergantung
pada ciri wisatawan seperti penghasilan, umur, motivasi, dan watak. Ciri-ciri ini mempengaruhi
sesorang
untuk
bepergian
mencari
kesenangannya,
kemampuannya untuk bepergian dan pilihan tempat tujuan perjalanannya. Metode yang digunakan dalam pengolahan data adalah metode regresi linier berganda. Menurut Juanda (2009), Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas (independent variabel) terhadap variabel terikat (dependent variabel). Pengolahan dari data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan Minitab 15. Pendugaan fungsi permintaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di TWM dilihat berdasarkan faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya, yaitu : Y =b0 - b1X1 -b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 - b6X6 + ei
...............................(1)
Dimana : bi
=
Koefisien regresi untuk faktor Xi, dimana i = 1,2,3,…..,11
Y
=
Jumlah kunjungan ke objek wisata (per tahun)
X1
=
Biaya perjalanan individu ke objek wisata (Rupiah per kunjungan)
X2
=
Jarak tempuh responden ke objek wisata (km)
26
X3
=
Lama mengetahui keberadaan objek wisata (tahun)
X4
=
Pendapatan responden (Rupiah per tahun)
X5
=
Umur responden (tahun)
X6
=
Jumlah Tanggungan (orang)
ei
=
Error Term
Adapun langkah-langkah dalam membangun model permintaan wisata dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memeriksa hubungan antar variabel predictor 2. Memeriksa kasus over/under dispersion 3. Menentukan jenis model regresi yang digunakan : regresi linear berganda 4. Pengujian signifikasi parameter regresi 5. Mendapatkan model terbaik 4.4.2.1 Pemenuhan Asumsi Linear Berganda Kegunaannya uji regresi ganda yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Uji regresi ganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih (X1, X2, X3,….,Xn) dengan satu variabel terikat. Adapun asumsi-asumsi yang harus dipenuhi adalah: 1.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah error term dari data
observasi mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Uji tersebut dapat dilakukan dengan “normality test” pada residual hasil persamaan model. Jika dalam grafik hasil uji tersebut keberadaan titik-titik pada garis
27
berbentuk linier dan didapat P-value lebih besar dari taraf nyata (α) , maka asumsi kenormalan dapat terpenuhi (Firdaus, 2004). 2.
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam
model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah adalah koefisien korelasi variabel tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga. Salah satu metode uji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai tolerance dan inflantion factor (VIF) pada model regresi. Variabel yangmenyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil daripada 0,1 atau nilai VIF yang lebih besar daripada nilai 10 (Hair et al, 1992) 3.
Uji F ANOVA atau analisis varian merupakan uji koefisien regresi secara
bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen (Priyatno, 2009). Adapun langkahlangkah Uji F adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis H0 :β1=β2= 0
………………………………. (2)
H1 :β1≠β2≠β3=β4= 0
………………………………. (3)
2. Menentukan F hitung dan signifikansi 3. Menentukan F tabel
28
F tabel dapat dilihat pada tabel statistik (terlampir) pada tingkat signifikansi 0,15 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df=(nk) dan (k-1) dimana n adalah jumlah variable termasuk konstanta. 4. Kriteria Pengujian Bila F Hitung
F Tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti semua variable independen secara simultan mempunyai hubungan linear yang signifikan terhadap variable dependen. 4.
Uji T Uji t digunakan untuk menguji apakah koefisien regresi yang diperoleh
dari hasil perhitungan dengan metode OLS berbeda secara signifikan dengan nilai 28 parameter tertentu atau tidak (Firdaus, 2004). Prosedur pengujiannya sebagai berikut : 1.
H0 : bi = 0 artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). H1 : bi ≠ 0 artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi).
2. Kriterianya: Jika t hitung > t tabel, maka terima H0, artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). Jika t hitung < t tabel, maka tolak H0, artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi).
29
5.
Uji Autokolerasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun
menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Model regresi dikatakan tidak terdapat autokorelasi apabila nilai Durbin-Watson berkisar 1,55 sampai 2,46 (Firdaus, 2004). 6.
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua
pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.Salah satu uji heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola titik-titik pada grafik regresi. Heteroskedastisitas juga dapat dilihat dengan melakukan uji Park, uji Glejser, Uji Breusch-Pagan, Uji Goldfield-Quadnt dan white test. 4.4.3
Dampak Ekonomi dan Dampak Lingkungan Taman Wisata Matahari terhadap Masyarakat Sekitar Keberadaan Taman Wisata Matahari di sekita kawasan Desa Cilember dan
Leuwi Malang tentu akan menimbulkan dampak yang positif maupun negatif, adapun dampak tersebut dapat berupa dampak ekonomi dan dampak lingkungan 4.4.3.1 Dampak Ekonomi Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Masyarakat dalam lingkungan suatu objek wisata sangatlah penting dalam kehidupan suatu obyek wisata karena mereka memiliki kultur yang dapat menjadi daya tarik wisata. Dukungan masyarakat terhadap tempat wisata berupa sarana kebutuhan pokok untuk tempat obyek wisata, tenaga kerja yang memadai dimana pihak pengelola obyek wisata memerlukannya untuk menunjang
30
keberlangsungan hidup obyek wisata dan memuaskan masyarakat yang memerlukan pekerjaan dimana membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Menurut Fritgen (1996) dalam Sari (2007), pengembangan suatu obyek wisata yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat. Menurut Crabtee et al. (1994) ukuran yang sering digunakan untuk mengukur dampak dari pengeluaran wisatawan dalam ekonomi lokal adalah multiplier effect. Menurut Lienberg (1996), dampak ekonomi wisata dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu manfaat langsung (direct), tidak langsung (indirect), dan lanjutan (induced). Ketiga dampak ekonomi tersebut diperoleh dari: -
Dampak Ekonomi Langsung (D)
: Pendapatan bersih pemilik unit usaha
-
Dampak Ekonomi Tidak Langsung (N) : Pendapatan tenaga kerja dan biaya operasional unit usaha di lokasi wisata
-
Dampak Ekonomi Lanjutan (U)
: Pengeluaran tenaga kerja di sekitar lokasi wisata
Manfaat langsung yang ditimbulkan dari pengeluaran wisatawan yang langsung, seperti pengeluaran pada restoran, penginapan, transportasi lokal dan lainnya. Unit usaha yang menerima manfaat lansung tersebut akan membutuhkan input (bahan bakudan tenaga kerja) dari sektor lain dan hal ini akan menimbulkan manfaat tidak langsung. Jika sektor tersebut memperkerjakan tenaga kerja lokal,
31
pengeluaran dari tenaga kerja lokal akan menimbulkan manfaat lanjutan di lokasi tersebut. Dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal dapat diukur menggunakan dua tipe pengganda, berdasarkan Marine Ecoturism for Atlantic Area (META) (2001) dibedakan menjadi: 1. Keynesian Local Income Multiplier Effect, yaitu nilai yang menunjukan berapa besar pengeluaran pengunjung berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal. 2. Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan. Secara sistematis dirumuskan: Keynesian Income Multiplier
=
…………...
(4)
Ratio Income Multiplier, Tipe1
=
……………
(5)
Ratio Income Multiplier, Tipe2
=
……
(6)
dimana: E
: Tambahan pengeluaran pengunjung (Rupiah)
D
: Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (Rupiah)
N
: Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (Rupiah)
U
: Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (Rupiah) Setelah mengidentifikasi dampak ekonomi yang dihasilkan dari kawasan
wisata Taman Matahari maka dapat diketahui manfaat dari adanya kawasan ini terhadap masyarakat sekitar kawasan wisata sehingga pengelola maupun 32
masyarakat dapat meminimalisasikan kebocoran dan meningkatkan dampak ekonomi. 4.4.3.2 Dampak Negatif Wisata Terhadap Lingkungan Dampak Lingkungan yang ditimbulkan dari adanya kawasan TWM dilakukan dengan analisis deskriptif, yakni dengan menanyakan langsung kepada masyarakat sekitar, pengunjung, tenaga kerja di kawasan TWM mengenai keadaan lingkungan yang ditimbulkan akibat dari adanya kegiatan wisata.Sampah yang berserakan, kemacetan, kebisingan, dan polusi udara yang ditimbulkan menjadi indikator penilaian. Indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Indikator Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan No. Komponen Indikator 1.
Polusi Udara
-
2.
Sampah
-
3.
Kebisingan
-
Asap dari kendaraan pengunjung yang menyebabkan tercemarnya udara Bau menyengat dari sampah hasil kegiatan wisata Menumpuknya sampah yang mengganggu lingkungan sekitar Kebisingan yang berasal dari kendaraan wisatawan yang lalu lalang.
33
V. GAMBARAN UMUM
5.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Taman Wisata Matahari (TWM) adalah objek wisata yang terletak di
kawasan puncak, tepatnya di Jalan Raya Puncak Km. 77 Cilember, Kabupaten Bogor. Secara administratif TWM terletak di Desa Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan TWM memiliki luasan sebesar ± 40 ha dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung
Sebelah Barat
:Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung
Sebelah Selatan
: Desa Leuwimalang, Kecamatan Cisarua
Sebelah Timur
: Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua
Menurut informasi dari pengelola, Taman Wisata Matahari awalnya sebuah tempat tinggal pribadi yang berdiri pada tahun 1980, kemudian pada tahun 2005 beralih fungsi menjadi Camp Matahari yang bergerak pada jasa sumberdaya manusia. Pada tahun 2006 terjadi pengalihan pengelolaan oleh pihak PT. Mentari Indonesia menjadi Taman Wisata Megamendung, kemudian pada 27 Mei 2007 terjadi perombakan manajemen dan beralih nama menjadi PT. Taman Wisata Matahari. Aksesibilitas menuju kawasan TWM relatif mudah karena tempat wisata ini tidak terlalu jauh dari jalan raya puncak, selain itu infrastruktur jalannya juga baik sehingga pengunjung dapat masuk dengan menggunakan mobil pribadi, motor, maupun bis pariwisata. Apabila wisatawan yang berasal dari Bogor dapat naik kendaraan umum 01 dari Baranang Siang sampai ke Ciawi kemudian
34
dilanjutkan dengan kendaraan umum dengan tujuan Cisarua. Wisatawan yang akan berkunjung ke TWM harus menghindari jam buka tutup untuk naik menuju puncak pada saat hari sabtu dan minggu karena biasanya pada hari libur tersebut kemacetan terjadi pada daerah Gadog, Ciawi. Taman Wisata Matahari adalah taman rekreasi sekaligus pendidikan yang mempunyai berbagai macam aktivitas yang cocok untuk aktivitas individu, keluarga ataupun kelompok. TWM juga mempunyai fasilitas wisata yang lengkap, seperti lapangan, saung, gazebo, aula dan penginapan/hotel. Didukung pula oleh berbagai fasilitas umum seperti toilet yang bersih, mushola yang nyaman, tempat parkir yang luas dan area hijau yang asri. TWM mempunyai lebih dari 40 macam wahana permainan yang cocok bagi anak – anak maupun dewasa. Selain wahana permainan, TWM juga mempunyai wahana pendidikan yang mampu memberikan pembelajaran mengenai alam dengan cara yang menarik dan menyenangkan. 5.2
Gambaran Umum Responden Karakteristik responden pada skripsi ini terdiri dari empat kelompok yakni
wisatawan, tenaga kerja, unit usaha, dan masyarakat sekitar kawasan TWM. Gambaran umum mengenai karakteristik masing-masing responden dapat dijelaskan sebagai berikut: 5.2.1
Karakteristik Responden Pengunjung Karakteristik pengunjung yang datang ke TWM dapat dibagi menjadi dua
yakni karakteristik sosial ekonomi (demografi) dan karakteristik berwisata yang dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10.
35
Tabel 9. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Pengunjung Taman Wisata Matahari Tahun 2012 No 1
2
3
4
5
6
7
Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Usia (tahun) 20-29 30-39 40-49 50-59 Jumlah Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Jumlah Jenis Pekerjaan BUMN/PNS Buruh IRT Karyawan Swasta Mahasiswa Wiraswasta Jumlah Pendapatan (Rupiah) 500.000,00-1.500.000,00 1.500.001,00-2.500.000,00 2.500.001,00-3.500.000,00 3.500.001,00-4.500.000,00 > 4.500.000,00 Jumlah Daerah Asal Jabodetabek Banten Cirebon Jumlah Jumlah Tanggungan Tidak ada 1-2 orang 3-4 orang >5 orang Jumlah
Frekuensi
Presentase (%)
35 65 100
35 65 100
21 36 29 14 100
21 36 29 14 100
3 3 41 53 100
3 3 41 53 100
17 4 25 40 4 10 100
17 4 25 40 4 10 100
13 31 23 10 23 100
13 31 23 10 23 100
97 2 1 100
97 2 1 100
5 56 27 12 100
5 56 27 12 100
Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
Pengunjung yang melakukan kegiatan wisata di TWM umumnya berasal dari berbagai golongan, daerah dan profesi. Karakteristik pengunjung Taman Wisata Matahari diperoleh dari hasil survei terhadap pengunjung yang diperoleh dari hasil menyebarkan kuisioner kepada 100 orang sampel. Umumnya wisatawan yang berekreasi di TWM memiliki usia berkisar antara 30-39 tahun. Hal tersebut sesuai dengan atraksi wisata yang ditawarkan 36
TWM, yakni cocok dengan keluarga yang memiliki anak kecil karena umumnya atraksi wisata yang ditawarkan berupa outbound dan paket-paket wisata anakanak. Tingkat pendidikan responden berdasarkan pendidikan formal terakhir yang dijalani memiliki proporsi yang bervariasi. Sebanyak 53% responden memiliki pendidikan terakhir di Perguruan Tinggi. Berdasarkan Tabel 9 paling banyak responden bekerja sebagai karyawan swasta (40%), dan paling sedikit responden memiliki pekerjaan sebagai IRT (25%), sisanya memiliki pekerjaan lainnya. Pendapatan dari responden juga bervariasi, mayoritas tingkat pendapatan responden berkisar antara Rp 1.500.001,00 sampai dengan Rp 2.500.000,00 yaitu sebesar 31%. Daerah asal pengunjung yang dijadikan responden dibagi atas beberapa daerah yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Banten, dan Cirebon. Berdasarkan Tabel 9 proporsi terbesar asal daerah responden adalah berasal dari Jabodetabek yakni sebesar 97%. Hal tersebut karena lokasi TWM yang letaknya tidak terlalu jauh dari daerah Jabodetabek. Karakteristik berwisata dari responden pengunjung TWM dapat dibagi menjadi dua aspek yakni frekuensi kunjungan ke lokasi selama satu tahun terakhir dan jenis kendaraan yang digunakan dalam berwisata. Karakteristik tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.
37
Tabel 10. Karakteristik Berwisata Responden Pengunjung Taman Wisata Matahari Tahun 2012 No 1
2
Karakteristik Frekuensi Kunjungan 1- 2 kali
Frekuensi
Presentase (%)
80
80
3-4 kali
19
19
5-6 kali
1
1
Jumlah
100
100
Jenis Kendaraan Motor
12
12
Mobil Pribadi
54
54
Kendaraan Umum
34
34
100
100
Jumlah
Sumber : Data Primer, Diolah (2012) .Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa umumnya wisatawan
mengunjungi kawasan wisata satu sampai dua kali dalam satu tahun terakhir ini, dan jenis kendaraan yang digunakan oleh wisatawan untuk menuju TWM adalah kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi umum digunakan karena lokasi TWM relatif mudah aksesibilitas dan fasilitas pendukung seperti areal parkir yang luas dan memadai. 5.2.2
Karakteristik Responden Tenaga Kerja Keberadaan Taman Wisata Matahari dapat memberikan dampak terhadap
masyarakat sekitar kawasan, salah satunya dengan terciptanya lapangan pekerjaan baru. Masyarakat sekitar dapat dipekerjakan sebagai tenaga kerja dalam pengelolaan Taman Wisata Matahari sehingga dapat memberikan manfaat secara langsung. Adapun karakteristik dari Tenaga Kerja dapat dilihat pada Tabel 11.
38
Tabel 11 . Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Tenaga Kerja di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 No 1
2
3
4
5
Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Usia 17-26 27-36 37-46 47-56 Jumlah Pendidikan SD SMP SMA Diploma Jumlah Pendapatan < 500.000,00 500.001,00 - 1.000.000,00 1.000.001 - 1.500.00,00 Jumlah Lama Bekerja <1 tahun 1-2 tahun ≥3 tahun Jumlah
Frekuensi
Presentase (%)
14 16 30
47 53 100
13 8 6 3 30
43 27 20 10 100
13 7 8 2 30
43 23 27 7 100
1 27 2 30
3 90 7 100
1 19 10 30
3 64 33 100
Sumber : Data primer, Diolah (2012)
Jumlah responden tenaga kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Tingkat usia dari responden tenaga kerja dibagi menjadi empat kategori dengan mayoritas responden berusia 17 sampai 26 tahun dengan proporsi sebesar 43%, hal ini disebabkan karena umumnya tenaga kerja muda yang dibutuhkan karena agar lebih cekatan dalam melaksanakan tugas lapang. Tingkat pendidikan formal yang terakhir ditempuh oleh responden tenaga kerja mayoritas Sekolah Dasar (SD) dengan proporsi sebesar 43%. Tingkat pendapatan tenaga kerja yang mayoritas berkisar antara Rp 500.001,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00 dengan proporsi sebesar 90%. Lama bekerja responden rata-rata berkisar antara satu sampai dua tahun dengan proporsi sebesar 64%.
39
5.2.3
Karakteristik Responden Unit Usaha Sektor unit usaha merupaka sektor pendukung yang sangat penting dalam
kegiatan pariwisata, terutama sebagai menyediakan kebutuhan dari pengunjung yang sedang berwisata. Pendapatan yang diperoleh oleh unit usaha umumnya bervariasi sesuai dengan jenis barang yang dijual dan skala usahanya, proporsi tertinggi dari pendapatan responden berkisar kurang dari Rp 1.000.000 dengan presentase sebesar 37%. Unit usaha yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 30 unit usaha, karakteristik unit usaha dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Karakteristik Responden Unit Usaha di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 No
Karakteristik
1
Pendapatan < 1.000.000,00
11
37
1.000.000,00-3.000.000,00
10
33
3.000.0001,00-5.000.000,00
1
3
5.000.001,00-7.000.000,00
5
17
>7.000.000,00
3
10
30
100
Jenis Usaha Kios souvenir
3
10
Kios makanan
5
17
P.asongan
6
20
Tenda makanan
3
10
Kios oleh-oleh
12
40
Toilet
1
3
Jumlah
30
100
Jumlah 2
3
Lama Menjalankan Usaha < 1 tahun
Frekuensi
Presentase (%)
2
7
1-3 tahun
23
77
>4 tahun
7
16
30
100
Jumlah Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
Jenis usaha yang memiliki presentase tertinggi adalah kios oleh-oleh yakni sebesar 40%, kios oleh-oleh menyediakan makanan khas seperti ubi bakar, alpukat, keripik bayam, dan panganan khas lainnya sehingga lebih banyak
40
diminati oleh pengunjung. Lama menjalankan unit usaha umumnya berkisar antara satu sampai tiga tahun dengan proprsi sebesar 77%, hal ini dikarenakan Taman Wisata Matahari yang baru berdiri selama lima tahun. 5.2.4
Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Masyarakat Sekitar Masyarakat sekitar terutama penduduk asli merupakan salah satu yang
memiliki peran penting dalam pariwisata, karena masyarakat yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menetukan kualitas tempat wisata. Masyarakat yang dijadikan responden merupakan masyarakat yang berasal dari desa yang paling dekat dengan Taman Wisata Matahari, yakni Desa Leuwi Malang dan Desa Cilember. Masyarakat yang dijadikan responden pada penelitian kali ini berjumlah 30 orang yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dengan masyarakat yang tinggal di dua desa tersebut. Tidak seluruhnya masyarakat yang dijadikan responden merupakan penduduk asli dari desa tersebut, umumnya mereka pendatang yang menetap sudah lebih dari 10 tahun. Karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 13.
41
Tabel 13. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Masyarakat Sekitar Taman Wisata Matahari Tahun 2012 No 1
2
3
4
5
6
7
Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Usia 17-25 26-34 35-43 > 44 Jumlah Pendidikan SD SMP SMA/SMEA PTN Jumlah Pendapatan (Rupiah) < 500.000,00 500.000,00-1.500.000,00 1.500.001,00-2.500.000,00 > 2.500.000,00 Jumlah Pekerjaan Buruh IRT Karyawan Penjaga warung
Frekuensi
Presentase (%)
7 23 30
23 77 100
5 8 9 8 30
16 27 30 27 100
16 6 6 2 30
54 20 20 6 100
2 22 3 3 30
7 73 10 10 100
5 9 4 1
17 30 13 3
Wirausaha Jumlah
11 30
37 100
Lama Tinggal Penduduk Asli
19
64
1-5 tahun
1
3
6-10 tahun
1
3
>10 tahun Jumlah
9 30
30 100
4
13
1-2 orang
11
37
3-4orang
11
37
Jumlah tanggungan Tidak ada
>4 orang Jumlah
4
13
30
100
Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
Adapun karakteristik dari masyarakat sekitar kawasan TWM yang dijadikan tingkat usia masyarakat dikategorikan dalam empat jenis, dengan proporsi terbesar ada pada tingkat usia 35-43 tahun yakni sebesar 30 %.
42
Pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh masyarakat sekitar memiliki proporsi terbesar pada tamatan Sekolah Dasar (SD) yakni sebanyak 54 %, hal ini berkaitan dengan pekerjaan yang dimiliki oleh masyarakat sekiar yang mayoritas bekerja sebagai wirausaha skala kecil di sekitar kawasan TWM. Masyarakat yang bekerja sebagai wirausaha skala kecil memiliki proporsi terbesar yakni 37% dibandingkan dengan pekerjaan yang lainnya, hal ini disebabkan karena pengetahuan yang mereka miliki terbatas sehingga tidak dapat bersaing pada dunia pekerjaan. Tingkat pendapatan masyarakat sekitar dibagi menjadi empat kategori, umumnya pendapatan masyarakat berkisar antara Rp 500.000,00 sampai dengan Rp 1.500.000,00. Kisaran pendapatan tersebut sesuai dengan rata-rata pekerjaan masyarakat sekitar yang mayoritas bekerja sebagai wirausaha kecil disekitar kawasan TWM. Masyarakat sekitar yang dijadikan responden rata-rata merupakan penduduk asli dengan proporsi sebesar 64%, sisanya warga pendatang yang sudah tinggal di sekitar kawasan TWM lebih dari sepuluh tahun. Jumlah tanggungan rata-rata masyarakat sekitar 1 sampai 2 orang dan 3 sampai 4 orang dengan masing-masing proporsi 37%
43
VI.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persepsi Responden Pengunjung
6.1
Persepsi pengunjung merupakan penilaian atau pendapat yang diberikan oleh pengunjung/wisatawan mengenai keadaan Taman Wisata Matahari baik sarana dan prasarana yang ada di dalam kawasan tersebut maupun kebersihan, keamanan, aksesibiltas, dan pelayanan pengelola yang tersedia. Persepsi dari pengunjung ini dapat dijadikan masukan untuk pengembangan lebih lanjut Taman Wisata Matahari di masa yang akan datang. 6.1.1
Persepsi Terhadap Sarana dan Prasarana Berdasarkan Tabel 14, perserpsi pengunjung terhadap sarana dan
prasarana yang ada dikawasan tersebut mayoritas menyatakan fasilitas sarana dan prasarana yang ada dalam kategori baik. Adapun kategori penilaian adalah musholla, toilet, tempat sampah, saung, dan sarana permainan. Mayoritas wisatawan menyatakan sarana dan prasarana dalam kondisi baik, hal tersebut dapat dilihat dengan presentasi yang menyatakan kondisi baik rata-rata diatas 80%, dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Sarana dan Prasarana di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 No 1 2 3 4 5
Sarana dan Prasarana Musholla Toilet Tempat sampah Saung Sarana Permainan
Memadai ∑ 88 98 94 92 89
% 88,00 98,00 94,00 92,00 89,00
Tidak Memadai ∑ 12 2 6 8 11
% 12,00 2,00 6,00 8,00 11,00
Tidak Tersedia ∑ 0 0 0 0 0
% 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
44
Kondisi sarana dan prasarana yang umumnya dinilai memadai oleh pengunjung. Beberapa pengunjung yang menyatakan kondisi sarana dan prasarana tidak memadai umumnya dengan alsan jumlah yang dirasa kurang memadai dan perlu ditambah. Salah satu usaha pengelola untuk menjaga sarana dan prasarana yang ada dengan berusaha segara memperbaiki apabila ada sarana prasarana yang rusak, sehingga membuat nyaman dan aman bagi wisatawan yang berkunjung. 6.1.2
Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Kebersihan, Keamanan, Aksesibilitas, Pelayanan Pengelola Persepsi pengunjung terhadap TMW tidak hanya dapat dilihat dari
persepsi mengenai sarana dan prasarana yang terdapat di dalam lokasi saja, akan tetapi juga terhadap kondisi sekitar Taman Wisata Matahari antara lain kebersihan, keamanan, aksesibilitas, dan pelayanan pengelola. Persepsi mengenai kebersihan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Kebersihan di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 Kebersihan di TWM Bersih Tidak Bersih Total Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
Frekuensi 99 1 100
Presentase 99,00 1,00 100,00
Kebersihan merupakan faktor yang sangat penting dalam penilaian kondisi yang ada karena Taman Wisata Matahari merupakan objek wisata yang ramai dikunjungi oleh pengunjung, salah satu dampak negatif yang dihasilkan adalah banyaknya sampah yang ditinggalkan. Berdasarkan Tabel 15, sebanyak 99,00% menyatakan bahwa kebersihan di TWM sudah bersih. Meskipun mayoritas pengunjung menyatakan bahwa kebersihannya sudah baik namun harus tetap ditingkatkan dan dipertahankan agar kebersihan tetap terjaga.
45
Taman Wisata Matahari merupakan objek wisata yang ramai dikunjungi oleh pengunjung oleh karena itu aspek keaman harus sangat diperhatikan sehingga pengunjung yang sedang berekreasi merasa aman dan nyaman. Persepsi mengenai keamana di TWM dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Keamanan di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 Keamanan di TWM Aman Tidak Aman Total Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
Frekuensi 99 1 100
Presentase 99,00 1,00 100,00
Berdasarkan Tabel 16, sebanyak 99% pengunjung menyatakan bahwa keamanan di Taman Wisata Matahari sudah baik dan sisanya sebanyak 1% menyatakan bahwa keamanan di lokasi buruk. Persepsi pengunjung mengenai aksesibilitas ke TWM dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Persepsi Responden Pengunjung Mengenai Aksesibilitas Ke Taman Wisata Matahari Tahun 2012 Aksesibilitas ke TWM Mudah Sulit Total Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
Frekuensi 100 0 100
Presentase 100,00 0,00 100,00
Berdasarkan Tabel 17, diperoleh data bahwa proporsi mengenai aksesibilitas dengan presentase sebesar 100% menyatakan aksesibilitas ke TWM mudah. Aksesibilitas ke Taman Wisata Matahari baik karena lokasinya sendiri yang strategis tidak jauh dari jalan raya Puncak sehingga wisatawan tidak terkena kemacetan yang terjadi di Puncak terlalu lama seperti ke objek wisata lainnya yang letaknya cukup jauh dari jalan raya puncak. Pelayanan pengelola merupakan salah satu penilaian terhadap kondisi TWM. Persepsi tersebut dapat dilihat pada Tabel 18.
46
Tabel 18. Persepsi Responden Pengunjung Terhadap Pelayanan Pengelola Taman Wisata Matahari Tahun 2012 Pelayanan Pengelola TWM Memadai Tidak Memadai Total Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
Frekuensi 99 1 100
Presentase 99,00 1,00 100,00
Sebanyak 99% pengunjung menyatakan bahwa pelayanan pengelola terhadap pengunjung sudah memadai dan sisanya sebanyak 1% pengunjung menyatakan bahwa pelayanan pengelola belum memadai pada beberapa tempat tidak tersedia layanan informasi. Mayoritas responden menyatakan bahwa pelayanan pengelola sudah baik sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena pelayanan pengelola ini sangat penting bagi kenyaman pengunjung. 6.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Berdasarkan hasil regresi berganda dengan menggunakan Minitab 15,
maka diperoleh fungsi permintaan sebagai berikut : Y =
2,61 - 0.0000058 X1 - 0.007573 X2 + 0.292 X3 - 0.00000002 X4 + ………………………………………….. (1) 0.00295 X5 - 0.06 X6
Keterangan: Y =
Jumlah kunjungan/trip tahunan ke Taman Wisata Matahari (jumlah kunjungan pertahun)
X1
=
Biaya perjalanan individu ke objek wisata (Rupiah per kunjungan)
X2
=
Jarak tempuh responden ke objek wisata (km)
X3
=
Lama mengetahui keberadaan objek wisata (tahun)
X4
=
Pendapatan responden (Rupiah per tahun)
X5
=
Umur responden (tahun)
X6
=
Jumlah Tanggungan (orang)
Adapun hasil regresi faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan di Taman Wisata Matahari dapat dilihat pada Tabel 19. 47
Tabel 19. Fungsi Permintaan Wisata Kawasan Taman Matahari Tahun 2012 Predictor Coef SE Coef Constant 2,61 0,3988 X1 -0,00000588 0,00000169 X2 -0,00757 0,003017 X3 0,29183 0,06853 X4 -0,00000002 0,00000003 X5 0,002954 0,008172 X6 -0,06484 0,03448 R² = 68,00 % R ² (adj) = 65,9% Sumber : Data Primer, Diolah (2012) *) a = nyata pada selang kepercayaan 85% *) b = nyata pada selang kepercayaan 90% *) c = nyata pada selang kepercayaan 95% *) c = nyata pada selang kepercayaan 99%
T P VIF 6,56 0,000 -3,47 2,383 0,001b a -2,51 2,676 0.,014 4,26 1,711 0,000d 0,78 0,437 1,226 0,36 0,719 1,620 -1,88 1,547 0.063b
Berdasarkan hasil regresi diperoleh hasil bahwa R-sq sebesar 68,00% artinya sebesar 65,9% keragaman permintaan wisata Taman Wisata Matahari dapat
dijelaskan
oleh
variabel-variabel
bebas
yang
terdapat
dalam
model,sedangkan sisanya yaitu sebesar 32,00 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model. 6.2.1
Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data residual
dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian, untuk menguji apakah sisaan menyebar normal dapat dilakukan melalui dua cara. Cara pertama adalah secara eksploratif dengan melihat normal probability plot dan histogram (Lampiran 2), berdasarkan grafik normal probability plot titik-titik mengumpul dan terletak di garis linier menunjukkan bahwa menyebar normal, sedangkan dengan melihat histogram membentuk kurva normal. Cara kedua dengan meilhat Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov (Lampiran 3) diperoleh bahwa nilai
48
p-value lebih besar dari taraf nyata sehingga dapat disimpulkan data yang dimiliki telah menyebar normal. 6.2.2
Uji Autokorelasi Salah satu asumsi yang perlu dipenuhi dalam regresi linear berganda
adalah tidak terjadinya masalah autokorelasi. Untuk memastikan tidak adanya autokorelasi dapat dilakukan uji secara formal yaitu melalui uji Durbin Watson. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai uji Durbin Watson adalah sebesar 2,12, nilai ini berada diantara 1,5 dan 2,46 sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan saling bebas atau tidak terjadinya autokorelasi ( Lampiran 1) 6.2.3
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas dapat dilihat pada nilai VIF. Pada Lampiran 1
menunjukkan nilai VIF masing-masing variabel bebas memiliki nilai kurang dari sepuluh (VIF<10). Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi masalah multikolineritas 6.2.4
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedisitisas dapat dilihat dari gambar yang terdapat pada Lampiran
2. Salah satu uji heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola titik-titik pada grafik regresi. Sebaran pada gambar tersebut terlihat menyebar dan tidak mengumpul pada satu titik 6.2.5
Uji t Berdasarkan data pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa ada empat variabel
yang signifikan dengan taraf 15% yakni biaya perjalanan, lama mengetahui, jarak tempuh, dan jumlah tanggungan. Hal ini menunjukan variabel tersebut 85% secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi kunjungan. Setelah
49
melakukan analisis hasil uji t, terdapat dua variabel bebas yang ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat variabel tersebut adalah variabel jarak pendapatan dan usia. Hal tersebut dikarenakan nilai P dari variabel tersebut lebih besar dari 15%, sehingga tidak memenuhi syarat signifikan. 6.2.6
Uji F Uji F dapat dilihat dari tabel Analysis of Variancepada Lampiran 1,
menunjukkan bahwa p nya sebesar 0.000 atau lebih kecil dari α, yang berarti bahwa semua variabel bebas dalam model regresi ini secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. 6.3
Variabel yang Berpengaruh Nyata Terhadap Permintaan Wisata Taman Wisata Matahari Berdasarkan uji t yang dilakukan tedapat 4 variabel yang berpengaruh
terhadap permintaan wisata di TWM pada Tabel 18, yaitu: 1.
Biaya Perjalanan Variabel biaya perjalanan signifikan pada taraf 5% dengan tanda negatif,
ini berarti setiap kenaikan biaya perjalanan sebesar Rp 1.000.000,00 akan menurunkan peluang rata-rata kunjungan individu untuk mengunjungi kawasan TWM sebanyak enam kali, ceteris paribus. Biaya perjalanan mempengaruhi keputusan individu untuk melakukan kegiatan berwisata, semakin besar biaya yang dikeluarkan maka semakin kecil kemungkinan untuk berwisata ke temapat tersebut. 2.
Jarak Tempuh Variabel uh jarak temsignifikan pada taraf 15% dengan tanda negatif, ini
menunjukan keofisien negatif yang berarti semakin jauh jarak kawasan wisata maka akan mengurangi frekuensi rata-rata individu, yaitu setiap peningkatan
50
jarak sebesar 100 km maka diduga akan mengurangi jumlah kunjungan sebanyak 1 kali. Hal ini disebabkan semakin jauh jarak ke suatu kawasan wisata maka seseorang cenderung enggan untuk melakukan kegiatan rekreasi, terkait juga dengan biaya perjalanan. 3.
Lama Mengetahui Variabel lama mengetahui signifikan pada taraf 1% dengan tanda positif,
ini berarti bahwa semakin lama mengetahui menuju kawasan wisata maka akan meningkatkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan individu, yaitu setiap peningkatan lima tahun lama mengetahui objek wisata TWM akan meningkatkan peluang kunjungan sebanyak satu kali. Hal ini disebabkan karena dengan semakin lama mengetahui kawasan maka individu akan tertarik untuk datang kembali ke kawasan wisata tersebut. 4.
Jumlah Tanggungan Variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh secara signifikan pada
taraf nyata 10 % dan memiliki koefisien negatif. Hal ini menunjukan bahwa setiap peningkatan sepuluh orang tanggungan keluarga yang dimiliki responden akan menurunkan peluang rata-rata ke TWM sebanyak satu kali kunjungan, cateris paribus. Hal tersebut karena semakin banyak jumlah tanggungan maka akan semakin besar juga biaya perjalanan yang akan dikeluarkan, sehingga mempengaruhi keputusan untuk melakukan perjalanan wisata. 6.4
Variabel yang Tidak Berpengaruh Nyata terhadap Permintaan Wisata di Taman Wisata Matahari Berdasarkan uji t, dari enam variabel terdapat dua variabel yang tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan wisata, yaitu :
51
1.
Pendapatan Variabel pendapatan tidak berpengaruh secara signifikan pada taraf nyata
15% dan bertanda negatif, artinya setiap peningkatan pendapatan akan menurunkan frekuensi kunjungan ke kawasan wisata. Namun berdasarkan analisis regresi berganda variabel ini tidak berpengaruh nyata. Hal tersebut karena semakin tinggi pendapatan, maka semakin besar peluang mereka untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk melakukan kegiatan rekreasi. Jadi, responden yang memiliki pendapatan lebih tinggi memungkinkan memiliki kesempatan rekresi yang lebih tinggi dibandingkanresponden yang berpendapatan rendah. 2.
Umur Koefisien umur bernilai negatif artinya semakin meningkat umur maka
semakin menurun frekuensi kunjungan ke kawasan wisata. Kegiatan wisata merupakan kebutuhan setiap manusia dan tidak berpengaruh terhadap semakin bertambahnya umur maka akan mengurangi frekuensi wisata, secara statistik variabel umur juga tidak signifikan pada taraf 15%. 6.5
Dampak Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Wisata Taman Wisata Matahari Keberadaan kawasan wisata pada suatu daerah tentu akan memberikan
dampak terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan tersebut, baik dampak yang ekonomi maupun dampak lingkungan yang dirasakan. Dampak positif yang dirasakan dapat berbentuk dampak secara ekonomi dengan terciptanya lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat sekitar. Dampak lingkungan yang dirasakan dapat berupa polusi udara dan kebisingan akibat dari
52
banyaknya kendaraan yang masuk ke kawasan wisata, banyaknya sampah yang ditimbulkan. 6.5.1
Dampak Ekonomi Kegiatan ekonomi di sekitar kawasan wisata dapat meberikan dampak
ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Menurut Vanhove (2005) dampak ekonomi yang dirasakan akibat adanya kegiatan wisata ada 3 jenis, yakni dampak langsung (direct impact), dampak tidak langsung (indirect impact) dan dampak lanjutan (induce impact). Dampak ekonomi dengan adanya kawasan TWM juga dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja baru dan penciptaan lapangan kerja baru. Jumlah tenaga kerja yang dapat terserap dengan adanya kawasan ini dapat dilihat secara deskriptif pada Tabel 20. Tabel 20. Penyerapan Tenaga Kerja dari Masyarakat Sekitar dengan Keberadaan Taman Wisata Matahari pada Tahun 2012 Jenis Tenaga Kerja (TK)
Rata-rata TK/ Unit * (a)
Kios 1 Warung tenda 1 Parkir 24 Toilet 1 Kebersihan 60 Keamanan 31 Gardener 18 Ticketing 28 Penjaga permainan 36 Front office 8 Fotografer 5 Total 213 Sumber :* Data Primer, Diolah (2012) ** Data dari pengelola TWM (2012)
Jumlah Unit ** (c)
Total TK ( d=a*c)
150 20 1 6 1 1 1 1 1 1 1 184
150 20 24 6 60 31 18 28 36 8 5 386
Penyerapan tenaga kerja dengan keberadaan TWM adalah sebesar 386 orang, berasal dari unit usaha yang ada di lokasi, petugas kebersihan, keamanan, gardener, ticketing, penjaga permainan (outbound), front office, dan fotografer.
53
Umumnya tenaga kerja berasal dari masyarakat sekitar yang sebelum adanya lokasi ini bekerja di daerah lain yang relatif jauh dari tempat tinggal mereka. Penyerapan tenaga kerja dapat terus ditingkatkan apabila kios yang berada di TWM beroperasi seluruhnya, kurang lebih 70 kios lagi yang belum beroperasi secara maksimal. Selain itu masyarakat sekitar perlu diberikan pelatihan agar dapat menjadi tenaga kerja tetap dan ditempatkan pada bagian tertentu yang diperlukan keahlian khusus sehingga dapat meningkatkan peluang masyarakat sekitar untuk menjadi tenaga kerja di TWM. Pelatihan juga perlu dilakukan pada unit usaha yang ada di TWM agar dapat meningkatkan kualitas usaha agar menarik dan memenuhi selera sesuai kebutuhan pengunjung sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Perhitungan dampak ekonomi dapat dilihat dari pengeluaran pengunjung di lokasi wisata, presentase dari pengeluaran diperoleh dari hasil wawancara dengan 100 orang responden pengunjung TWM (Lampiran 4). Data mengenai presentase pengeluaran pengunjung dapat dilihat pada Tabel 21.
54
Tabel 21. Proporsi Pengeluaran Pengunjung dan Kebocoran yang Terjadi di Kawasan Taman Wisata Matahari Tahun 2012 Biaya
Rata-rata Pengeluaran(1) (Rp)
Proporsi (%) (2=1/c x100)
Pengeluaran di luar lokasi Biaya transportasi + tol
76.030.,00
41,62
Konsumsi dari rumah
29.475,00
19,03
Total Kebocoran (a)
105.505,00
60,65
27.190,00
16,95
Pengeluaran di Lokasi Konsumsi (di lokasi) Penginapan
0,00
0,00
Pembelian souvenir/oleh2
2.400,00
1,12
Penyewaan alat/jasa
2.350,00
1,13
Dokumentasi
6.450,00
3,86
Biaya parkir
1.830,00
1,18
13.480,00
9,82
6.37,00
3,93
2.100,00
1,37
62.170,00
39,36
167.675,00
100,00
Toilet Tiket masuk kawasan TWM Tiiket masuk objek wisata Total Pengeluaran di Lokasi (b) Total Pengeluaran pengunjung (c = a +b) Total Kunjungan Pertahun (2007-2010) (d)* Total Kebocoran /Tahun(e= c x proporsi a x d)
264.699 kunjungan 27.927.067.995,00
Sumber : Data Primer, Diolah (2012) * Data Sekunder, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (2012)
Berdasarkan Tabel 21 yang berasal dari wawancara pengunjung dan pengolahan data diperoleh bahwa proporsi terbesar dalam pengeluaran wisatawan di kawasan Taman Wisata Matahari adalah proporsi biaya transportasi yakni sebesar 41,62 % dan biaya konsumsi dari rumah sebesar 19,03%. Hal ini disebabkan sebagian besar pengunjung berasal dari luar Puncak, tepatnya kota Jakarta dan rata-rata pengunjung menggunakan mobil pribadi sehingga biaya transportasi memiliki proporsi terbesar dalam pengeluaran wisatawan. Biaya transportasi merupakan biaya yang paling besar dikeluarkan oleh pengunjung, yaitu dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp 76.030,00/orang/kunjungan. Kebocoran yang berasal dari konsumsi yang dibawa oleh pengunjung jumlahnya
55
lebih besar dibanding dengan konsumsi yang dilakukan di lokasi TWM, kios yang terdapat di TWM jumlahnya banyak akan tetapi tidak semuanya beroperasi setiap hari, selain itu harga yang ditawarkan relatif tidak sesuai dengan kualitas makanan yang ditawarkan sehingga pengunjung lebih senang membawa konsumsi dari rumah. Faktor lainnya yaitu rata-rata pengunjung datang dengan rombongan sehingga untuk meminimalisir pengeluaran, pengunjung membawa konsumsi dari rumah. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor rata-rata
jumlah kunjungan ke TWM perbulan dari tahun 2007-2010 adalah
22.058 kunjungan dengan proporsi pengeluaran di lokasi wisata sebesar 39,36%, sehingga total pengeluaran yang dilakukan di kawasan wisata adalah Rp 1.371.345.860,00. Kebocoran yang terjadi cukup besar karena proporsinya lebih dari 50%, kebocoran tersebut berasal dari biaya transportasi dan konsumsi yang dibawa dari luar lokasi dengan proporsi 60,65%. Total kebocoran pertahun yang terjadi adalah sebesar Rp 27.927.067.995,00 pertahun diperoleh dari mengalikan rata-rata pengeluaran pengunjung dengan proporsi kebocoran dan total kunjungan pertahun. Kebocoran ini dapat diminimalisir dengan meningkatkan kualitas dan menyesuaikan harga dari barang-barang yang biasanya dikonsumsi oleh wisatawan sehingga lebih meningkatkan pengeluaran pengunjung di lokasi wisata. 6.5.1.1 Dampak Ekonomi Langsung Dampak ekonomi langsung merupakan dampak yang langsung diperoleh dari pengeluaran wisatawan pada saat melakukan kegiatan wisata. Pada kawasan Taman Wisata Matahari ini terjadi antara wisatawan dengan unit usaha yang ada di kawasan tersebut. Unit usaha membantu wisatawan menyediakan kebutuhan
56
yang diperlukan oleh wisatawan pada saat melakukan kegiatan wisata seperti kios makanan, cinderamata, toilet, kios oleh-oleh. Dampak ekonomi secara langsung berasal dari transaksi antara pengunjung dengan unit usaha, apabila unit usaha berasal dari masyarakat lokal maka dampak ekonomi dapat langsung dirasakan oleh masyarakat lokal. Apabila unit usaha dapat memenuhi kebutuhan pengunjung selama di lokasi wisata maka keuntungan akan diperoleh oleh unit usaha. Unit usaha yang terdapat di Taman Wisata Matahari jumlahnya sangat banyak, rata-rata hanya ramai apabila akhir pekan, namun pada saat hari biasa sebagian besar unit usaha ini tetap buka karena hampir setiap hari biasa ada pengunjung yang umumnya rombongan dari sekolah. Dampak ekonomi langsung dapat dilihat dari proporsi pendapatan pemilik, manfaat yang dirasakan oleh unit usaha yang dapat dilihat dari pendapatan bersih dari pemilik unit usaha berbeda-beda sesuai dengan jenis unit usaha. Data mengenai presentase pendapatan pemilik unit usaha dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Proporsi Pendapatan Pemilik Unit Usaha di Taman Wisata Matahari 2012 No
Jenis Unit Usaha
1 Kios 2 Asongan 3 Warung Tenda Rata-Rata Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
Pendapatan Pemilik ∑
2.727.667,00 480.972,00 1.977.917,00 1.728.852,00
% 51,81 53,09 41,60 48,84
Manfaat yang dirasakan oleh unit usaha yang dapat dilihat dari pendapatan bersih dari pemilik unit usaha berbeda-beda sesuai dengan jenis unit usaha. Asongan memiliki presentase lebih besar dibanding unit usaha kios dan warung tenda, yaitu sebesar 53,09%. Proporsi pendapatan pemilik pada unit asongan lebih besar dibanding unit usaha kios dan warung tenda karena umumnya pedagang
57
asongan tidak memperkerjakan tenaga kerja sehingga keuntungan hasil berdagang langsung dirasakan oleh pemilik unit usaha. Dampak ekonomi langsung dapat dilihat dari pendapatan bersih pemilik unit usaha dapat dilihat perhitungan rincinya pada Lampiran 5. Adapun perhitungan dampak langsung yang dirasakan oleh unit usaha dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Dampak Ekonomi Langsung di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 Jenis Unit Usaha (a)
RespondenUnit Usaha (b)
Jumlah Unit Usaha Total (c)
RataRataPendapatan Perbulan/ Rp (d)
Dampak Ekonomi Langsung/Rp (e=c*d)
Kios
20
150
2.727.667,00
409.150.050,00
Asongan
6
30
480.972,00
14.429.160,00
Tenda
4
33
1.977.917.00
65.271.261,00
Total
30
213
5.186.556,00
488.850.471,00
Sumber : Data Primer dan Sekunder,Diolah (2012) Keterangan : - Data Primer : 1 dan 3, berdasarkan hasil wawancara responen - Data Sekunder :2 dan 4 , data dari pengelola TWM (2012)
Dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh unit usaha berupa pendapatan pemilik berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha. Unit usaha kios memiliki dampak langsung paling besar diantara unit usaha lainnya, yaitu sebesar Rp 409.150.050,00. Dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh warung tenda sebesar Rp 65.271.261,00 dan pedagang asongan sebesar Rp 14.429.160,00. Total dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh unit usaha di TWM adalah sebesar Rp 488.850.471,00. Selain itu dampak langsung berupa penyerapan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar adalah sebesar 386 orang. Jumlah tenaga kerja ini dapat terus bertambah apabila unit usaha yang ada dan belum beroperasi dapat beroperasi sehingga dapat menambah penyerapan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar.
58
6.5.1.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung Dampak ekonomi tidak langsung dapat dilihat dari pengeluaran unit usaha di dalam kawasan TWM dan pendapatan tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha yang berada di kawasan TWM. Pihak pengelola sendiri telah melibatkan masyarakat lokal untuk menjadi tenaga kerja dalam Taman Wisata Matahari, sehingga dapat menimbulkan dampak ekonomi secara tidak langsung berupa upah yang diterima oleh tenaga kerja yang bekerja di unit usaha yang berhubungan dengan kegiatan wisata. Adapun perhitungan rinci mengenai pengeluaran unit usaha di dalam dan di luar lokasi wisata dapat dilihat pada Lampiran 5. Data mengenai pengeluaran unit usaha di dalam dan di luar lokasi wisata dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Total Pengeluaran Unit Usaha di Dalam dan di Luar Daerah Tujuan Wisata Tahun 2012 Jenis Keterangan Pengeluaran di lokasi wisata Biaya Pembelian Input Bahan Baku Biaya Pemeliharaan Alat Biaya Sewa Jumlah (a) Jumlah Unit Usaha (b) Total Pengeluaran di Dalam Lokasi (c=a*b) Pengeluaran di luar lokasi wisata Transportasi lokal Retribusi dan pajak Biaya operasional (listrik) Jumlah (d) Total Pengeluaran di luar Lokasi (e=d*b)
Kios (1)
Jenis Unit Usaha Asongan (2) Warung Tenda (3)
1.760.000,00 0,00 599.000,00 2.359.000,00 150
416.667,00 0,00 0,00 416.667,00 30
1.750.000,00 0,00 850.000,00 2.600.000,00 20
353.850.000,00
12.500.010,00
52.000.000,00
105.000,00 100,00 14.100,00 119.200,00 17.880.000,00
8.333,00 0,00 0,00 8.333,00 249.990,00
60.000,00 000, 3750,00 63.750,00 1.275.000,00
Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
Biaya-biaya yang dikeluarkan di dalam Daerah Tujuan Wisata (DTW) berupa biaya pembelian input bahan baku, pemeliharaan alat dan biaya sewa. Unit usaha kios memiliki total pengeluaran di dalam DTW lebih besar dibanding unit usaha asongan dan warung tenda yakni sebesar Rp 353.850.000,00 karena jumlah kios lebih banyak dibanding unit usaha lain. Dampak ekonomi tidak langsung
59
juga diperoleh dengan melihat pendapatan tenaga kerja, data rata-rata perhitungan pendapatan perbulan tenaga kerja dapat dilihat pada Lampiran 6, adapun dampak tidak langsung yang dirasakan tenaga kerja berupa pendapatan yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Dampak Ekonomi Tidak Langsung di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 Jenis Unit Usaha
Ratarata TK/ Unit*
∑ Unit Usaha* * (b)
∑ TK * (c=a *b)
Pendapatan Tenaga Kerja/Rp * (d)
Total Pendapatan Tenaga Kerja/Rp * (e=c*d)
Total Pengeluaran Unit Usaha di Dalam Lokasi/Rp * (f)
Total Dampak Ekonomi Tidak Langsung * (g=e+f)
585.000,00 450.000,00
87.750.000,00 14.850.000,00
0,00
0,00
353.850.000,00 52.000.000,00 12.500.010,00
441.600.000,00 668.500.000,00 12.500.010,00
(a) Kios W.Tenda
1 1
150 33
150 33
Asongan
0
30
0
Pengelola Parkir Toilet Kebersihan Keamanan Gardener Ticketing Outbound FO Fotografer
24 1 60 31 18 28 36 8 5
1 6 1 1 1 1 1 1 1
24 6 60 31 18 28 36 8 5
585.000,00 600.000,00 584.000,00 1.325.000,00 775.000,00 520.000,00 536.000,00 825.000,00 800.000,00
14.040.000,00 3.600.000,00 35.040.000,00 41.075.000,00 13.950.000,00 14.560.000,00 19.296.000,00 6.600.000,00 4.000.000,00
0 0 0 0 0 0 0 0 0
14.040.000,00 3.600.000,00 35.040.000,00 41.075.000,00 13.950.000,00 14.560.000,00 19.296.000,00 6.600.000,00 4.000.000,00
Total
213
214
386
7.585.000,00
257.878.000,00
418.350.010,00
673.111.010,00
Sumber :* Data Primer, Diolah (2012) ** Data dari pengelola TWM (2012)
Proporsi pendapatan tenaga kerja dengan adanya kawasan wisata TWM memiliki jumlah yang berbeda sesuai dengan unit usaha tempat mereka bekerja. Dampak tidak langsung yang dirasakan paling besar dari tenaga kerja pada unit usaha kios dengan rata-rata pendapatan per tenaga kerja Rp 585.000,00 perbulan dikalikan dengan tenaga kerja total sehingga total pendapatan dari seluruh tenaga kerja yaitu sebesar Rp 87.750.000,00, kemudian setelah ditambahkan dengan pengeluaran unit usaha kios di lokasi dalam TMW total dampak ekonomi tidak langsung yang dirasakan oleh kios sebesar Rp 441.600.000,00. Hal tersebut karena jumlah kios yang berada di kawasan TWM jumlahnya lebih banyak
60
dibanding unit usaha yang lainnya. Dampak tidak langsung yang jumlahnya paling kecil berasal dari tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha toilet dengan rata-rata pendapatan perbulan Rp 600.000,00 sehingga total income nya sebesar Rp 3.600.000,00 hal tersebut dikarenakan jumlah tenaga kerja pada unit usaha toilet jumlahnya tidak sebanyak unit usaha yang lain. Total dampak ekonomi tidak langsung yang dirasakan adalah sebesar Rp 673.111.010,00. 6.5.1.3 Dampak Ekonomi Lanjutan
Kegiatan yang dilakukan dalam wisata tidak hanya berdampak secara langsung dan tidak langsung, tetapi juga bedampak lanjutan. Dampak ekonomi lanjutan dilihat dari pengeluaran tenaga kerja seperti kebutuhan pangan, biaya transportasi, retribusi, biaya listrik, biaya sekolah anak dan biaya lainnya. Dampak ekonomi lanjutan dilihat dari proporsi pengeluaran dari tenaga kerja untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Pengeluaran dari tenaga kerja dibagi menjadi pengeluaran di dalam lokasi wisata dan pengeluaran di luar lokasi wisata. Adapun pembagian proporsi pengeluaran tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Proporsi Pengeluaran Responden Tenaga Kerja Taman Wisata Matahari Tahun 2012 Tenaga Kerja
Kios Warung tenda Parkir Toilet Kebersihan Keamanan Gardener Ticketing Outbound Front office Fotografer Rata-rata
Proporsi Pengeluaran Di Sekitar DTW Biaya Konsumsi 85,71% 67,42% 69,26% 70,83% 71,56% 78,37% 69,31% 77,96% 77,89% 55,70% 75,95% 72,85%
Biaya Transportasi 1,43% 5,62% 8,66% 3,75% 0,72% 5,81% 7,58% 1,61% 3,58% 11,50% 1,90% 4,70%
Biaya sekolah anak 9,52% 13,48% 19,48% 14,58% 7,16% 12,77% 5,28% 0,00% 0,00% 0,00% 18,99% 12,66%
Total 96,66% 86,52% 91,34% 89,16% 79,44% 96,95% 74,59% 79,57% 81,47% 67,20% 96,84% 86,65%
Proporsi Pengeluaran di Luar DTW Biaya Biaya Total Listrik lainnya 3,34% 0,00% 3,34% 4,49% 8,99% 13,48% 8,66% 0,00% 8,66% 8,34% 2,50% 10,84% 8,93% 11,63% 20,56% 3,05% 0,00% 3,05% 4,95% 20,46% 25,41% 9,68% 10,75% 20,43% 1,69% 16,84% 18,53% 16,40% 16,40% 32,80% 3,16% 0,00% 3,16% 6,57% 12,45% 14,49%
Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
61
Berdasarkan perhitungan mengenai rata-rata pengeluaran masing-masing responden tenaga kerja pada Lampiran 7, maka diperoleh proporsi pengeluaran tenaga untuk biaya konsumsi rata-rata sebesar 72,85%. Biaya konsumsi digunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari yang umumnya dibeli disekitar DTW, sedangkan biaya transportasi digunakan untuk akomodasi dari rumah ke kawasan TWM umumnya menggunakan ojek yang berada disekitar kawasan. Proporsi pengeluaran tenaga kerja di dalam lokasi wisata adalah sebesar 86,65%. Pengeluaran dari tenaga kerja di dalam lokasi wisata menjadi dampak ekonomi lanjutan dari kegiatan wisata di TWM. Dampak lanjutan dari keberadaan kawasan TWM dapat dilihat dari jumlah dari pengeluaran tenaga kerja yang dilakukan di dalam kawasan wisata. Data mengenai dampak lanjutan dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Dampak Ekonomi Lanjutan di Taman Wisata Matahari Tahun 2012 Tenaga Kerja
Kios Tenda Parkir Toilet Kebersihan Keamanan Gardener Ticketing Outbound front office Fotografer Total
Jumlah TK Total (a)
150 33 24 6 60 31 18 28 36 8 5 386
Total Pengeluaran TK /Bulan (Rp) (b)
525.000,00 445.000,00 552.500,00 600.000,00 539.000,00 1.148.333,00 757.500,00 495.000,00 475.000,00 750.000,00 790.000,00 7.077.333,00
Proporsi Pengeluaran di Sekitar DTW (%) ( c)
96,66% 86,52% 91,34% 89,16% 79,44% 96,95% 74,59% 79,57% 81,47% 67,20% 96,84%
Dampak Ekonomi Lanjutan (d=a*b*c)
76.119.750,00 12.705.462,00 12.111.684,00 3.209.760,00 25.690.896,00 34.512.574,00 10.170.346,00 11.028.402,00 13.931.370,00 4.032.000,00 3.825.180,00 207.337.424,00
Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
Perhitungan rata-rata pengeluaran perbulan dapat dilihat pada Lampiran 7 dampak ekonomi lanjutan secara keseluruhan dari keberadaan TWM adalah sebesar Rp 207.337.424,00. Dampak ekonomi lanjutan tersebut berasal dari biayabiaya yang dikeluarkan oleh tenaga kerja di sekitar DTW, yakni biaya kebutuhan pangan, biaya sekolah anak, dan biaya transportasi.
62
6.5.2
Nilai Efek Pengganda Nilai dari efek pengganda digunakan untuk mengukur seberapa besar
dampak ekonomi terhadap masyarakat sekita kawasan wisata. Dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal dapat diukur menggunakan dua tipe pengganda, berdasarkan Marine Ecoturism for Atlantic Area (META) (2001) dibedakan menjadi (1) Keynesian Local Income Multiplier Effect, yaitu nilai yang menunjukan berapa besar pengeluaran pengunjung berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal, (2) Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan. Perhitungan mengenai nilai efek pengganda dapat dilihat pada Lampiran 8. Data mengenai nilai efek pengganda dari pengeluaran wisatawan dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 . Nilai Efek Pengganda dari Pengeluaran Wisata Matahari pada Tahun 2012 Multiplier Keynesian Income Multiplier Ratio Income Multiplier tipe 1 Ratio Income Multiplier tipe 2
Wisatawan di Taman Nilai 1,00 1,73 2,80
Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
Berdasarkan Tabel 28 dapat dilihat bahwa Keynesian Income Multiplier sebesar 1,00 artinya setiap peningkatan satu rupiah pengeluaran wisatawan akan memiliki dampak terhadap ekonomi lokal sebesar 1,00 rupiah. Nilai Ratio Income Multiplier tipe I sebesar 1,73 artinya setiap peningkatan satu rupiah pada penerimaan unit usaha mengakibatkan peningkatan sebesar 1,73 rupiah terhadap pendapatan pemilik usaha dan tenaga kerja. Nilai ratio income multiplier tipe II sebesar 2,80 artinya setiap kenaikan satu rupiah penerimaan unit usaha maka akan
63
berpengaruh meningkatkan sebesar 2,80 rupiah pada pendapatan unit usaha, pemilik usaha, pendapatan tenaga kerja dan pengeluaran konsumsi tenaga kerja di ekonomi lokal yang akan berputar pada masyarakat lokal.Apabila nilai Keynesian Multiplier tersebut diantara nol dan satu (0 < x < 1), maka lokasi wisata tersebut memiliki nilai dampak ekonomi yang rendah (META,2001), sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Taman Wisata Matahari memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar. 6.5.3
Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan Keberadaan TWM selain menimbulkan dampak ekonomi juga dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, misalnya polusi udara, kebisingan, dan sampah hasil dari kegiatan wisata. Dampak negatif lingkungan yang terjadi dapat dilihat berdasarkan persepsi dari responden masyarakat sekitar, tenaga kerja, dan unit usaha yang berada di sekitar kawasan TWM. Berdasarkan hasil wawancara dengan multi stakeholder kawasan Taman Matahari mengenai dampak negatif kegiatan wisata terhadap lingkungan yang dirasakan, yakni masyarakat yang berasal dari Desa Leuwi Malang dan Desa Cilember dengan total responden sebanyak 30 orang, responden tenaga kerja 30 orang, dan responden unit usaha 30 orang. Tidak semua responden menyatakan bahwa aktifitas wisata dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Persepsi Masyarakat Sekitar, Tenaga Kerja, dan Unit Usaha yang Merasakan Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan di Taman Wisata Matahari pada Tahun 2012 Dampak Lingkungan Polusi udara Sampah Kebisingan
Masyarakat Sekitar ∑ % 3 10,00 5 16,67 5 16,67
Tenaga Kerja ∑ % 2 6,67 4 13,33 5 16,67
Unit Usaha ∑ % 3 10,00 5 16,67 3 10,00
Sumber : Data Primer, Diolah (2012)
64
Berdasarkan Tabel 29, diperoleh data bahwa menurut masyarakat dampak lingkungan yang bersifat negatif berupa polusi udara dengan adanya kawasan TWM hanya dirasakan oleh 10 % dari masyarakat yang menjadi responden saja, rata-rata dari mereka yang merasakan adanya polusi udara berasal dari bau sampah yang menumpuk di dekat Desa Leuwi Malang, namun pengelola Taman Wisata Matahari sendiri telah memiliki manajemen untuk menanggulangi sampah tersebut dengan diolah menjadi pupuk kompos. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya kawasan wisata tentu akan menimbulkan sampah yang berasal dari pengunjung, berdasarkan hasil wawancara dengan responden hanya 16,67% dari masyarakat yang merasa terganggu dengan adanya sampah. Pengelola menyiapkan pengolahan sampah dari hasil wisata untuk diolah menjadi pupuk, tempat pengumpulan sampah itu sendiri terletak tidak jauh dari kawasan TWM sehingga permasalahan sampah hasil limbah pengunjung tidak terlalu menjadi masalah bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diperoleh hasil bahwa hanya sekitar 16,67% responden yang merasakan adanya kebisingan yang ditimbulkan dari kawasan TWM yang berasal dari kendaraan yang digunakan pengunjung, Berdasarkan Tabel 29, dampak lingkungan yang dengan keberadaan TWM berupa polusi udara dirasakan oleh 6,67% dari responden, umumnya responden merasakan dampak polusi udara berupa asap kendaraan dari wisatawan yang datang terutama asap bus. Dampak lingkungan berupa sampah hanya dirasakan oleh responden sebesar 13,33%, sampah tersebut dirasakan umumnya di luar pintu masuk kawasan wisata seperti di parkiran bus dan kios bagian luar sehingga mengganggu keindahan dan juga kesehatan. Kebisingan dirasakan oleh
65
16,67% responden, umumnya kebisingan terjadi karena kendaraan yang digunakan wisatawan, umumnya pada saat hari libur. Tabel 29 juga menunjukkan bahwa, dengan keberadaan TWM sebesar 10% responden yang merasakan adanya polusi udara. Polusi udara yang terjadi disebabkan oleh asap bus pariwisata yang datang dengan membawa wisatawan. Dampak lingkungan berupa sampah yang dirasakan oleh 16,67% responden umumnya berasal dari parkiran bus yang berada di luar pintu masuk TWM karena kurangnya tempat sampah di lokasi tersebut sehingga sampah berserakan dan mengurangi keindahan. Kebisingan hanya dirasakan oleh sebagian kecil responden dengan presentase sebesar 10%, kebisingan tersebut menurut responden berasal dari kendaraan yang digunakan oleh wisatawan. Berdasarkan persepsi dari stakeholder mengenai dampak lingkungan dengan adanya TWM menyatakan bahwa tidak berdampak besar pada lingkungan sekitar. Umumnya udara yang dirasakan masih sejuk dan tidak ada polusi yang menyebabkan kerugian, begitu pula dengan sampah dan kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan wisata.
66
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1
Kesimpulan
1.
Secara umum persepsi pengunjung mengenai kondisi kawasan Taman Wisata Matahari adalah baik sehingga perlu dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut agar semakin baik dan tetap terjaga.
2.
Terdapat tiga faktor yang berpengaruh negatif terhadap permintaan di kawasan Taman Wisata Matahari, yakni biaya perjalanan, jarak dan jumlah tanggungan. Faktor yang berpengaruh positif hanya lama mengetahui.
3.
Dampak ekonomi dari kegiatan wisata berupa dampak ekonomi langsung (Rp
488.850.471,00),
dampak
ekonomi
673.111.010,00) dan dampak lanjutan
tidak
langsung
(Rp 207.337.424,00).
(Rp Nilai
Keynesian Income Multiplier sebesar 1,00 artinya adanya kegiatan wisata di TWM memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar, Ratio Income Multiplier Tipe I adalah 1,73, dan Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 2,80. 4.
Penyerapan tenaga kerja dengan adanya kawasan TWM memiliki proporsi hampir 90% yang berasal dari masyarakat sekitar TWM, dengan jumlah 386 orang. Masyarakat yang dulunya hanya petani dan tidak memiliki pengasilan tetap setiap bulannya, kini dengan adanya TWM dapat mendapatkan lapangan pekerjaan dan pengasilan yang tetap.
5.
Aktivitas wisata di kawasan TWM menurut stakeholder terkait, tidak memberikan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan. Indikator yang digunakan berupa polusi udara, kebisingan, dan sampah. Hampir
67
80% dari responden tidak merasakan adanya dampak lingkungan yang terjadi akibat dari keberadaan Taman Wisata Matahari. 7.2
Saran Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka dapat
disarankan: 1.
Perlu adanya perbaikan dan pengelolaan lebih lanjut terkait dengan fasilitas kios yang ada, kualitas dan harga yang sesuai dari harga makanan yang dijual sehingga pengunjung lebih tertarik untuk mengeluarkan uang untuk konsumsi di lokasi wisata.
2.
Perlu meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar dalam kegiatan wisata di TWM agar dampak ekonomi lebih banyak dirasakan oleh masyarakat sekitar. Untuk pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu, TWM perlu melakukan pelatihan kepada masyarakat sekitar.
3.
Perlu penelitian lebih lanjut membandingkan manfaat ekonomi yang diterima oleh masyarakat dari keberadaan TWM dengan jika kawasan tersebut tetap dipertahankan sebagai sawah, untuk melihat bahwa pembangunan TWM tersebut tidak merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar.
68
V. DAFTAR PUSTAKA
Adiyath.2011. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang.Skripsi.Program Studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan.Fakultas Ekonomi dan Managemen.Institut Pertanian Bogor. Bogor Agustina, V. 2009. Analisis Persepsi dan Preferensi Pengunjung Serta Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah.Skripsi. Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya.Fakultas Pertanian.Institut Pertanian Bogor. Bogor. Amanda, M. 2009. Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal Studi Kasus Pantai Bandulu, Kabupaten Serang, Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Chaplin, J. 1997. Kamus Lengkap Psikologi .Penerjema Kartini Kartono.Cet 1. Jakarta : Raja Grafindo Persada Christie Mill. Tourism, Environment and Environmental Conservation.18.3: 201-9.
Sustainable
Development,
Clement, Harry.1959. The Future of Tourisn in Pacific anf Far East. Departement of Commerce of United States.Washington D.C. Cohen, E.1974.Who is a tourist? A conceptual clarification.Sociological Review.22 : 527-555. Crabtee et al. 1994.„The Economic Impact of Wildlife Sites on Scotland‟.Jurnal of rural Studies.vol.10.no 1:61-72 Damanik, Janianton,Weber, Helmut.F.2006. Perencanaan Ekowisata : dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor 2012.‟ Data Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Kabupaten Bogor‟. Bogor. Faulkner, B. (1997) Perkembangan Pariwisata Di Indonesia : Perspektif Gambaran Besar .Bandung : ITB. Fauzi, A. 2006.Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan.Gramedia.
Jakarta
F.Ross, G.1998. Psikologi Pariwisata. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Frechtling, D. 1987. Assessing the Impacts of Travel and Tourism- Introduction to Travel Impact Estimation. In Travel, Tourism and Hospitality Research, J.R. Brent Ritchie and Charles R. Goeldner (ed.), John Wiley and Sons Inc, New York.
69
Firdaus, M.2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi Aksara. Jakarta Hair, et.al.1992.Multivariate Data Analysis With Readings. USA. Macmillan. Hermalinda, D. 2010. Penilaian Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Wisata Curug Cilember terhadap Masyarakat Lokal. Skripsi. Program Studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan.Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor. Bogor. Juanda, B. 2009. Ekonometrika Pemodelam dan Pendugaan. IPB Press, Bogor Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.2011. Perkembangan Wisatawan Nusantara 2006-2011. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Psikologi. Yogyakarta: Ando Offset Lienberg.1996. The Economic Impact Of Tourism .ee/oko/kreg.html. Accessed: November, 2012. Marine Ecotourism for Atlantic Area (META). 2001. Planning for Marine Ecoturism in The Eu Atlantic Area. University of The West Of Engfland. Britol. Marpaung. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta. Milasari. 2010. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam. Skripsi. Program Studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan.Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor. Bogor. Morley, L. 1990 „What is tourism? Definitions, concepts and characteristics’. Journal of Tourism Studies, Australia, vol 1 pp 3-8. Murphy, P. 1987, Tourism A Community Approach, Methuen, New York. Nirwandar, S. 2005. Pembangunan Sektor Pariwisata di Era Otonomi Daerah. Neuman, W.. (1997). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. 3rd Edition .Boston: Pearson Education Inc Pitana, I. G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Andi Offset. Yogyakarta. Sari, D. F. 2007.Analisis Dampak Multiplier Ekonomi Sektor Pariwisata dalam Perekonomian Provinsi Jawa Tengah dengan Pendekatan Input-Output. Skripsi.Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Soewantoro, G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Sorkin, Ralluca, Gina. 2005. Theme Park – The Main Concept Of Tourism Industry Development. Romanian American Univerity, Faculty of Domestic an International Tourism Economy. 70
Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem. Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah. Vanhove, N. 2005.The Economy of Tourism Destinations. Elsevier Butterworth, Burlington. Vivian. 2010. Dampak Pembangunan Objek Wisata Ancol Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai). Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan. Wahab, S. 1976. Tourism Management. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Wahab, S. 2003. Manajemen Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta. Wijayanti, P. 2009. Analisis Ekonomi dan Kebijakan Pengelolaan Wisata Alam Berbasis Masyarakat Lokal di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Petanian Bogor, Bogor. World Tourism Organization (WTO). 1986. Yearbook of Tourism Statistic. WTO, Madrid. Yoeti.O.A. 2008. Ekonomi Pariwisata: introduksi, informasi dan implementasi. Kompas. Jakarta.
71
LAMPIRAN
72
Lampiran 1 Regression Analysis: Y versus X1, X2, X3, X4, X5, X6 The regression equation is Y = 2.62 - 0.000006 X1 - 0.00757 X2 + 0.292 X3 + 0.000000 X4 + 0.00295 X5 - 0.0648 X6 Predictor Constant X1 X2 X3 X4 X5 X6
Coef 2.6164 -0.00000588 -0.007573 0.29183 0.00000002 0.002954 -0.06484
S = 0.580217
SE Coef 0.3988 0.00000169 0.003017 0.06853 0.00000003 0.008172 0.03448
R-Sq = 68.0%
T 6.56 -3.47 -2.51 4.26 0.78 0.36 -1.88
P 0.000 0.001 0.014 0.000 0.437 0.719 0.063
VIF 2.383 2.676 1.711 1.226 1.620 1.547
R-Sq(adj) = 65.9%
Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source X1 X2 X3 X4 X5 X6
DF 1 1 1 1 1 1
DF 6 93 99
SS 66.481 31.309 97.790
MS 11.080 0.337
F 32.91
P 0.000
Seq SS 49.900 7.772 7.422 0.144 0.053 1.190
Unusual Observations Obs X1 16 200000 22 30000 32 100000 48 70000 55 25000 92 80000 95 250000
Y Fit 1.0000 -0.0638 4.0000 3.2328 2.0000 2.3950 5.0000 3.2972 4.0000 2.6403 2.2538 1.0000 1.0000 0.3392
SE Fit 0.2919 0.3301 0.3335 0.1951 0.1141 0.2292 0.3016
Residual 1.0638 0.7672 -0.3950 1.7028 1.3597 -1.2538 0.6608
St Resid 2.12RX 1.61 X -0.83 X 3.12R 2.39R -2.35R 1.33 X
R denotes an observation with a large standardized residual. X denotes an observation whose X value gives it large leverage. Durbin-Watson statistic = 2.12697
73
Lampiran 2 Residual Plot Residual Plots for Y Normal Probability Plot
Versus Fits Standardized Residual
99.9
Percent
99 90 50 10 1 0.1
-4
-2 0 2 Standardized Residual
4
3.0 1.5 0.0 -1.5 -3.0
0
1
Frequency
20 15 10 5 0
-2
-1 0 1 2 Standardized Residual
3
4
Versus Order Standardized Residual
Histogram
2 Fitted Value
3
3.0 1.5 0.0 -1.5 -3.0
1
10
20
30 40 50 60 70 Observation Order
80
90 100
74
Lampitan 3 Probability Plot of RESI1 Normal
99.9
Mean StDev N KS P-Value
99
Percent
95 90
-3.38507E-15 0.5624 100 0.063 >0.150
80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 0.1
-2
-1
0 RESI1
1
2
75
Lampiran 4. Rata-rata Pengeluaran Wisatawan (dalam rupiah) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1a 120000 80000 80000 100000 200000 120000 20000 100000 140000 120000 100000 100000 50000 75000 50000 200000 100000 100000 100000 80000 150000 30000 75000 150000
1b 25000 25000 7500 20000 25000 12500 25000 22500 25000 50000 50000 25000 25000 35000 25000 30000 12500 37500 22500 20000 50000 30000 15000 50000
1c 25000 50000 50000 10000 25000 25000 50000 4000 25000 35000 30000 25000 10000 10000 15000 5000 15000 50000 5000 25000 30000 15000 15000 20000
1d
1e 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 100000 10000 0 0 0 0 0 15000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10000 0 0 0 0
1f 10000 0 0 0 10000 0 0 0 10000 10000 0 0 0 0 0 10000 0 10000 0 0 0 0 0 10000
1g 0 0 50000 0 0 20000 0 0 0 0 20000 0 0 20000 0 0 0 0 0 0 20000 0 0 20000
1h 3000 5000 5000 3000 3000 0 3000 0 3000 0 0 0 0 0 0 3000 0 3000 0 0 3000 3000 10000 3000
1i 10000 15000 15000 15000 15000 15000 10000 15000 15000 15000 15000 15000 10000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 6000 30000 10000
1j 10000 0 10000 0 50000 15000 0 0 0 0 0 25000 0 0 15000 25000 0 20000 0 0 0 0 0 15000
1k 2000 0 10000 0 2000 2000 0 0 2000 0 2000 2000 2000 2000 0 4000 0 0 0 2000 0 4000 2000 0
TE 255000 300000 385000 198000 380000 247000 183000 168000 270000 335000 487000 242000 132000 232000 160000 367000 170000 323000 170000 197000 463000 168000 177000 353000
76
NO 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
1a 125000 50000 125000 110000 50000 250000 100000 100000 30000 15000 100000 10000 20000 85000 75000 75000 85000 35000 10000 200000 115000 10000 10000 70000
1b 12500 10000 17500 50000 25000 50000 25000 25000 50000 15000 50000 10000 12500 25000 5000 25000 25000 50000 10000 50000 25000 12500 25000 25000
1c 7500 50000 20000 30000 75000 35000 10000 12500 20000 10000 25000 7500 7500 25000 7500 35000 50000 30000 5000 25000 30000 7500 25000 15000
1d
1e 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15000 0 0 15000 0 0 0
1f 0 10000 0 0 0 0 0 15000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10000 0 0 0 0
1g 20000 0 0 0 0 40000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20000 0 20000 0 0 0 0 0
1h 0 0 0 0 3000 3000 0 3000 0 1000 3000 1000 1000 0 0 3000 0 3000 1000 0 0 1000 1000 0
1i 6000 15000 6000 6000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 6000 15000 15000 15000 15000 10000 15000 15000 15000 6000 15000
1j 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9000 0
1k 0 6000 2000 2000 6000 4000 2000 6000 0 0 2000 0 0 0 4000 10000 2000 4000 0 3000 2000 2000 0 2000
TE 191000 251000 208000 293000 324000 487000 187000 214000 245000 81000 285000 61000 76000 191000 119000 328000 272000 322000 71000 403000 272000 68000 126000 167000
77
NO 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
1a 42000 80000 12000 80000 50000 30000 25000 50000 100000 50000 75000 15000 75000 32500 90000 25000 10000 5000 100000 35000 55000 25000 65000 30000
1b 25000 50000 12500 17500 50000 40000 30000 37500 10000 75000 37500 75000 100000 25000 7500 37500 10000 2500 25000 50000 25000 25000 25000 37500
1c 25000 20000 20000 35000 65000 20000 50000 25000 25000 12500 25000 35000 25000 50000 12500 25000 0 7500 30000 60000 50000 12500 25000 50000
1d
1e 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 20000 0 10000 0 0 15000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1f 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1g
1h
0 0 20000 0 20000 0 0 20000 0 0 0 25000 0 0 20000 0 10000 0 20000 0 0 0 20000 0
0 10000 0 0 3000 3000 3000 3000 3000 0 3000 3000 3000 3000 0 3000 3000 0 3000 3000 3000 1000 0 3000
1i 10000 15000 20000 6000 15000 15000 15000 15000 10000 6000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 10000 10000 15000 15000 15000 15000 15000 15000
1j 0 0 0 0 0 15000 0 0 25000 0 15000 0 0 0 30000 0 30000 10000 0 15000 0 10000 30000 0
1k 0 0 2000 4000 4000 2000 2000 0 0 2000 2000 0 2000 2000 2000 2000 5000 2000 2000 0 4000 0 2000 0
TE 152000 325000 119000 210000 342000 240000 220000 213000 208000 383000 235000 278000 345000 227500 197000 170000 88000 47000 265000 288000 227000 126000 267000 223000
78
NO 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
1a 42500 30000 60000 75000 50000 99000 70000 150000 15000 20000 30000 20000 25000 60000 50000 30000 75000 100000 20000 80000 45000 100000 250000 200000
1b 25000 50000 22500 15000 25000 15000 25000 25000 12500 25000 40000 12500 50000 25000 25000 35000 50000 12500 25000 37500 25000 25000 50000 20000
1c 50000 12500 10000 25000 20000 25000 25000 10000 25000 15000 12500 25000 25000 25000 50000 20000 50000 25000 10000 25000 50000 25000 50000 100000
1d 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1e 0 0 10000 0 0 10000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10000 0 0 0
1f 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10000 0 0 10000 0 10000 0 10000 10000 0 10000 10000 10000 10000 10000
1g 20000 0 20000 20000 20000 20000 20000 0 0 0 0 0 0 20000 40000 20000 20000 20000
1h 3000 3000 0 0 0 0 0 0 0 3000 3000 1000 3000 0 3000 3000 3000 3000 1000 3000 3000 0 3000 3000
1i 15000 15000 6000 6000 6000 6000 6000 10000 10000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000
1j 0 0 30000 0 30000 30000 30000 0 0 15000 0 0 0 30000 3000 15000 0 30000 0 15000 0 0 0 0
1k 2000 0 2000 2000 0 2000 0 2000 4000 6000 2000 2000 4000 2000 2000 4000 0 0 0 2000 2000 2000 10000 6000
TE 232500 173000 193000 183000 236000 247000 226000 232000 104000 149000 155000 113000 207000 227000 273000 212000 303000 253000 126000 250000 235000 227000 488000 534000
79
NO 97 98 99 100 Total Rata-Rata Proporsi
1a 80000 50000 175000 150000 7603000 76030 0.4162
Keterangan: B1 = biaya transportasi + tol B2 = Konsumsi dari rumah B3 = Konsumsi (di lokasi) B4 = Penginapan B5 = Pembelian souvenir/oleh2 B6 = Penyewaan alat/jasa B7 = Dokumentasi B8 = Biaya parkir B9 = toilet B10 = Tiket masuk kawasan TWM B11 = Tiket masuk objek wisata TE = Total Biaya
1b 50000 20000 50000 30000 2947500 29475 0.1903
1c 20000 30000 70000 50000 2719000 27190 0.1695
1d 0 0 0 0 0 0 0,00
1e 0 0 0 0 240000 2400 0,0112
1f 10000 0 10000 10000 235000 2350 0,0113
1g 0 0 0 0 645000 6450 3,86
1h 3000 3000 3000 3000 183000 1830 0,0118
1i 15000 15000 15000 15000 1348000 13480 0,0982
1j 0 0 0 20000 637000 6370 0,0393
1k 4000 2000 6000 2000 210000 2100 0,0137
TE 362000 220000 509000 450000 24119000 241190
80
Lampiran 5. Rata-rata Pengeluaran Unit Usaha Keterangan : I = C1 = C2 = C3 = C4 = Keterangan Kios makanan, minuman, oleh-oleh
Jumlah Rata-rata Proporsi
Pendapatan Pemilik Upah Karyawan Pembelian input/bahan baku Biaya pemeliharaan alat Biaya Operasional (listrik, PAM) Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 20
C1 (b)
C5 C6 C7 ∑ Unit usaha
I (a) 1283333 5825000 1363333 1965000 4218833 2250000 666667 1204167 1121667 1376667 4780000 9291667 1165667 3166667 3526333 3346667 1116667 1118333 3279167 1737500 54553334 2727667
0 0 520000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 650000 0 0 1170000 58500
C2 (c) 3000000 4500000 3000000 1000000 2400000 3200000 400000 1000000 500000 3000000 700000 800000 2400000 1000000 1500000 800000 2500000 1500000 1000000 1000000 35200000 1760000
0.5181
0.0111
0.3343
C3 (d) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C4 (e) 50000 50000 0 10000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 150000 7000 0 0 15000 0 0 282000 14100
C5 (f) 500000 125000 50000 300000 0 300000 15000 300000 20000 40000 20000 50000 10000 100000 50000 20000 50000 50000 50000 50000 2100000 105000
0.0027
0.0199
= = = =
Transportasi lokal Retribusi/pajak Biaya sewa 30 unit usaha C6 (g) 0 0 0 0 2000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2000 100
1.9E-05
C7 (h) 1000000 1000000 800000 800000 400000 400000 30000 400000 400000 800000 1000000 400000 0 1000000 1000000 0 750000 1000000 400000 400000 11980000 599000
Rata-rata Penerimaan/bulan (Rp) ( T = a+b+c+d+e+f+g+h) 5833333 11500000 5733333 4075000 7020833 6150000 1111667 2904167 2041667 5216667 6500000 10541667 3575667 6166667 6083333 4166667 4416667 4333333 4729167 3187500 105287334 5264366.705
0.1138
1.0000
81
Keterangan Asongan
Resp
I
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
Rata-rata Penerimaan/bulan (Rp)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
( T = a+b+c+d+e+f+g+h)
21
116667
0
350000
0
0
50000
0
0
516667
22
1308333
0
800000
0
0
0
0
0
2108333
23
383333
0
450000
0
0
0
0
0
833333
24
483333
0
350000
0
0
0
0
0
833333
25
337500
0
300000
0
0
0
0
0
637500
26
256667
0
250000
0
0
0
0
0
506667
6
2885833
0
2500000
0
0
50000
0
0
5435833
Rata-rata
480972
0
416667
0
0
8333
0
0
905972
Proporsi Warung Tenda
0.5309
0.0000
0.4599
0
0.0000
0.0092
0.0000
0.0000
27
1891667
0
1200000
0
0
150000
0
800000
4041667
28
2235000
450000
2800000
0
15000
0
0
1000000
6500000
29
2376667
0
2000000
0
0
40000
0
800000
5216667
30
1408333
0
1000000
0
0
50000
0
800000
3258333
4
7911667
450000
7000000
0
15000
240000
0
3400000
19016667
Rata-rata
1977917
112500
1750000
0
3750
60000
0
850000
4754167
Proporsi
0.4160
0.0237
0.3681
0
0.0008
0.0126
0.0000
0.1788
Jumlah
Jumlah
82
Lampiran 6. Rata-rata Pendapatan Tenaga Kerja Perbulan Pekerjaan penjaga kios
Pendapatan perbulan (Rupiah) 650000
penjaga kios penjaga warung tenda penjaga warung tenda
520000
Rata-rata Pendapatan (Rupiah) 585000
450000 450000
Asongan
46667
Asongan
1000000
Asongan
153333
Asongan
193333
Asongan
135000
Asongan
102667
Parkir
650000
Parkir
520000
p.toilet
600000
p.toilet
600000
p.kebersihan
520000
p.kebersihan
520000
p.kebersihan
520000
p.kebersihan
840000
p.kebersihan
520000
Keamanan
975000
Keamanan
1500000
Keamanan
1500000
450000
271833 585000 600000
584000
1325000
P.Taman
650000
P.Taman
900000
Ticketing
520000
Ticketing
520000
Ticketing
650000
Ticketing
520000
penjaga outbound
520000
penjaga outbound
520000
penjaga outbound
600000
penjaga outbound
520000
penjaga outbound
520000
FO
850000
FO
800000
825000
Fotografer
800000
800000
775000
552500
536000
83
Lampiran 7. Pengeluaran Tenaga Kerja No
Tenaga Kerja Kios Kios
H1 450000 450000
H2 15000
H3 10000 25000
0 100000
0 0
Total 475000 575000
Rata-rata
450000
7500
17500
50000
0
525000
Proporsi
0.8571
0.0143
0.0334
0.0952
0.0000
1
3
Tenda
300000
0
20000
120000
0
440000
4
Tenda
300000
50000
20000
0
80000
450000
Rata-rata
300000
25000
20000
60000
40000
445000
Proporsi
0.6742
0.0562
0.0449
0.1348
0.0899
1.0000
5
Parkir
375000
0
50000
150000
0
575000
6
Parkir
425000
30000
50000
75000
0
580000
Rata-rata
400000
15000
50000
112500
0
577500
Proporsi
0.6926
0.0260
0.0866
0.1948
0.0000
1.0000
7
Toilet
450000
30000
50000
75000
0
605000
8
Toilet
400000
15000
50000
100000
30000
595000
Rata-rata
425000
22500
50000
87500
15000
600000
Proporsi
0.7083
0.0375
0.0834
0.1458
0.0250
1.0000
9
petugas kebersihan
450000
0
20000
30000
0
500000
10
petugas kebersihan
350000
0
50000
30000
150000
580000
11
petugas kebersihan
450000
0
50000
40000
25000
565000
12
petugas kebersihan
400000
20000
75000
100000
0
595000
13
petugas kebersihan
350000
0
55000
0
150000
555000
Rata-rata
400000
4000
50000
40000
65000
559000
Proporsi
0.7156
0.0072
0.0893
0.0716
0.1163
1.0000
1 2
H4
H5
14
Keamanan
1000000
75000
35000
140000
0
1250000
15
Keamanan
800000
75000
20000
0
0
895000
16
Keamanan
900000
50000
50000
300000
Rata-rata
900000
66667
35000
146667
0
1148333
Proporsi
0.7837
0.0581
0.0305
0.1277
0.0000
1.0000
17
Gardener
600000
0
45000
80000
50000
775000
18
Gardener
450000
0
30000
0
260000
740000
Rata-rata
525000
0
37500
40000
155000
757500
Proporsi
0.6931
0.0000
0.0495
0.0528
0.2046
1.0000
19
Ticketing
400000
15000
0
0
0
415000
20
Ticketing
450000
15000
100000
0
100000
665000
21
Ticketing
300000
0
20000
0
100000
420000
22
Ticketing
300000
0
60000
0
0
360000
Rata-rata
362500
7500
45000
0
50000
465000
Proporsi
0.7796
0.0161
0.0968
0.0000
0.1075
1.0000
1300000
84
No
Tenaga Kerja
H1
H2
H3
H4
H5
Total
23
penjaga outbound
450000
0
0
0
100000
550000
24
penjaga outbound
300000
30000
20000
0
50000
400000
25
penjaga outbound
400000
20000
10000
0
0
430000
26
penjaga outbound
300000
20000
10000
0
150000
480000
27
penjaga outbound
400000
15000
0
0
100000
515000
Rata-rata
370000
17000
8000
0
80000
475000
Proporsi
0.7789
0.0358
0.0168
0.0000
0.1685
28
front office
350000
100000
200000
0
150000
800000
29
front office
500000
75000
50000
0
100000
725000
Rata-rata
425000
87500
125000
0
125000
762500
Proporsi
0.5570
0.1150
0.1640
0.00
0.1640
Fotografer
600000
15000
25000
150000
0
790000
Rata-rata
600000
15000
25000
150000
0
790000
Proporsi
0.7595
0.0190
0.0316
0.1899
0.0000
30
Ketrangan: H1 = H2 = H3 = H4 = H5 =
Kebutuhan Pangan Biaya Transportasi Biaya Listrik Biaya Sekolah anak Biaya Lainnya
85
Lampiran 8. Perhitungan Efek Pengganda E
=
Rp 1.371.345.860,00
D
=
RP
488.850.471,00
N
=
Rp
673.111.010,00
U
=
Rp
207.337.424,00
Keynesian Income Multiplier
= = =
1,00
Ratio Income Multiplier, Tipe1 = = =
1,73
Ratio Income Multiplier, Tipe2 =
= =
2,80
86
Lampiran 9. Sarana dan Prasarana TWM
Loket Masuk Utama
Loket Masuk
Wahana Permainan
Unit Usaha Kios
Unit Usaha Warung Tenda
Parkiran
87
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Jakarta 7 September 1990. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Agustian Akhmad dan Dwi Suryanti. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun 2002 di SD Muhammadiyah 12 Pamulang, kemudian melanjutkan ke tingkat selanjutkan ke SMPN 86 Jakarta dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan SMA di SMAN 46 Jakarta. Pada tahun yang sama penulis berhasil masuk Institut Pertanian Bogor pada jurusan Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN). Selama di IPB penulis aktif di beberapa kepanitiaan dan organisasi yang berada di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor. Salah satunya penulis aktif pada Himpunan Profesi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan yaitu Resources and Environmental Economics Student Association (REESA) periode 2009-2010 sebagai staff Public Relation (PR)
dan pada periode 2010-2011
sebagai staff Public Relation (PR).
88