Ringkasan Eksekutif
Model Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education For Sustainable Development/ESD)
Pusat Penelitian Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2010
Ringkasan Eksekutif gkasan Eksekutif
Model Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education For Sustainable Development/ESD) Tim Studi
Pusat Penelitian Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional
Jakarta, 2010
DAFTAR ISI hal I
PENDAHULUAN ........................................................... 1
II
Model dan Panduan .................................................... 4 A. .................................................................................................... M Model Pelaksanaan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development/ESD) melalui 4 Kegiatan Intrakurikuler ............................................ B. .................................................................................................... P Pokok-Pokok Materi Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for 7 Sustainable Development/ESD) .................................. C..................................................................................................... P Panduan Pengintegrasian Nilai-Nilai ESD dalam Pembelajaran ............................................... 12
III
Rekomendasi ............................................................ 17
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
Isu tentang pembangunan yang keberlanjutan semakin penting untuk diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development/ESD) dimaksudkan sebagai upaya yang luas dan sepanjang hayat yang menantang setiap individu, lembaga dan komunitas untuk memandang hari esok sebagai hari bagi kita semua. ESD merupakan konsep dinamis yang mencakup sebuah visi baru pendidikan yang mengusahakan pemberdayaan orang segala usia untuk turut bertanggungjawab dalam menciptakan sebuah masa depan berkelanjutan. ESD berurusan dengan upaya mengubah perilaku dan gaya hidup kita bagi transformasi masyarakat yang positif. Sidang umum PBB tahun 2002 mendeklarasikan periode 2005-2014 sebagai Dekade Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Decade of Education for Sustainable Development/DESD). UNESCO ditunjuk untuk memandu DESD, yakni mengembangkan standard kualitas dalam Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for sustainable development/yang selanjutnya disebut ESD). Indonesia sebagai salah satu negara anggota PBB, diharapkan turut aktif dalam kegiatan UNESCO dan berusaha mengintegrasikan prinsip-prinsip, nilai, serta praktek-praktek Pembangunan Berkelanjutan dalam semua aspek pendidikan dan pembelajaran. Strategi dan arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional tahun 2010-2014 telah memperhatikan berbagai konvensi internasional, termasuk World Summit on Sustainable Development dan DESD. Kebijakan pembangunan pendidikan terkait dengan ESD dituangkan dalam paradigma Pendidikan untuk Perkembangan, Pengembangan, dan/atau Pembangunan Berkelanjutan (PuP3B). Paradigma tersebut mengajak manusia untuk berpikir tentang keberlanjutan planet bumi dan keseluruhan alam semesta (Renstra Kemdiknas, 2010). Renstra Kemdiknas mengamanatkan bahwa pendidikan harus menumbuhkan pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan dan Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
1
2
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
keseimbangan ekosistem, yaitu pemahaman bahwa manusia adalah bagian dari ekosistem. Pendidikan harus memberikan pemahaman tentang nilai-nilai tanggung jawab sosial dan natural untuk memberikan gambaran pada peserta didik bahwa mereka adalah bagian dari sistem sosial yang harus bersinergi dengan manusia lain dan bagian dari sistem alam yang harus bersinergi dengan alam beserta seluruh isinya. Dengan nilai-nilai itu maka akan muncul pemahaman kritis tentang lingkungan (sosial dan alam) dan semua bentuk investasi terhadap lingkungan, yang baik dan yang buruk, termasuk pembangunan. Implementasi ESD merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan fungsi pendidikan nasional sesuai amanat UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut juga sebagai upaya untuk mencapai visi pendidikan nasional tahun 2025, yakni terbentuknya Insan Indonesia Cerdas Komprehensif dan Kompetitif, yang meliputi; cerdas spiritual, cerdas emosional dan sosial, cerdas intelektual, serta cerdas kinestetik. Pelaksanaan ESD ditandai dengan adanya Kesepakatan bersama antara Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan Nasional yang menyepakati bahwa MenLH sebagai pihak pertama bertanggungjawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berkewajiban melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, sedangkan Mendiknas sebagai pihak kedua bertanggungjawab dalam pengelolaan sistem pendidikan menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan Indonesia. Pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan memerlukan sumber daya manusia yang sadar dan mampu memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengetahuan, nilai, sikap, perilaku dan wawasan mengenai lingkungan hidup perlu diberikan sejak dini kepada seluruh lapisan masyarakat dan peserta didik pada semua satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pengetahuan dan pemberdayaan lembaga dan Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
masyarakat pelaku dan pemerhati lingkungan hidup perlu ditingkatkan (Keputusan Bersama MenLH dan Mendiknas, 2010). Walaupun sudah ada kesepakatan dan upaya mencanangkan kebijakan ESD, namun penyelenggaraan ESD belum terlaksana secara optimal. Hal tersebut antara lain terlihat dari hasil studi Puslitjaknov Balitbang-Depdiknas tahun 2008 dan 2009 yang menunjukkan bahwa para guru dan kepala sekolah belum memahami pengertian tentang ESD dan implementasi nilai-nilai ESD dalam pembelajaran kurang terlaksana dengan baik. Kondisi tersebut ditengarai karena belum terdapat: (1) kebijakan dan program ESD di sekolah; (2) model pelaksanaan ESD melalui Kegiatan Intrakurikuler yang layak untuk diterapkan dalam pembelajaran; (3) pokok-pokok materi ESD yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran di sekolah, dan (4) Panduan pengintegrasian nilai-nilai ESD dalam pembelajaran, khususnya integrasi ke dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Atas dasar itu dinilai perlu adanya pengembangan model implementasi nilai-nilai ESD ke dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai bahan masukan pengambil kebijakan dan acuan bagi guru dalam pembelajaran, serta pihak-pihak pemangku kepentingan lainnya sebagai salah satu upaya membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif dan Kompetitif. Model tersebut berupa: (1) Model Pelaksanaan Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development/ESD) melalui Kegiatan Intrakurikuler yang layak untuk diterapkan dalam pembelajaran, (2) Pokok-pokok materi Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development/ESD), dan (3) Panduan pengintegrasian nilai-nilai ESD dalam pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan model studi ini adalah pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D). Langkah-langkah yang dilakukan adalah: (1) Studi Pendahuluan, (2) Pengembangan konsep model, dan (3) Validasi. Hasil validasi dimanfaatkan guna penyempurnaan model dan panduan sehingga lebih layak untuk diimplementasikan di lapangan. Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
3
4
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
Model dan panduan yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan setelah melalui validasi diuraiakan sebagai berikut. A. Model Pelaksanaan Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development/ ESD) melalui Kegiatan Intrakurikuler Model ini bertujuan untuk memberikan acuan dasar bagi guru dalam mengimplementasikan ESD melalui kegiatan intrakurikuler, yang mencakup: Landasan hukum dan hakekat ESD, Penerapan nilai-nilai ESD ke dalam kegiatan intrakurikuler mencakup: a) kompetensi (SK dan SKL); b) proses pembelajaran; c) sumber belajar (sarana dan prasarana); d) pengelolaan kelas; dan e) penilaian. Penerapan ESD melalui kegiatan intrakurikuler disampaikan pada satuan pendidikan SD/MI untuk kelompok kelas rendah (kelas I,II, dan III) dan kelas tinggi (kelas IV, V, dan VI). Kegiatan intrakurikuler meliputi seluruh mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar. Pelaksanaan nilai-nilai ESD melalui kegiatan pembelajaran tidak berdiri sendiri sebagai suatu mata pelajaran, tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang ada. Nilai-nilai ESD secara tidak langsung sudah tercakup di dalam beberapa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Namun umumnya dalam pelaksanaan, guru belum memahami tentang konsep dan komponen-komponen ESD, oleh karena itu perlu ada model sebagai acuan bagi guru untuk menyampaikan nilai-nilai ESD dalam kegiatan pembelajaran. Model ESD dapat digambarkan pada gambar berikut.
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
5
SEKOLAH
Visi sekolah sebagai Pusat Pendidikan dan Pembudayaan Siswa INTRAKURIKULER
Pelaksanaan Pembelajaran 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mata Pelajaran SK
KD
Kompetensi (SI dan SKL) Proses Pembelajaran (Standar Proses) Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sumber Belajar (Sarana Prasarana) Pengelolaan Penilaian
Perspektif ESD Lingkungan
Sosbud
Ekonomi
Cerdas Komprehensif dan Kompetitif
Gambar 1. Model Pelaksanaan Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development/ESD) melalui Kegiatan Intrakurikuler
Penjelasan gambar: Tiga lingkaran pada gambar di atas adalah tiga perspektif ESD yakni: Lingkungan, Sosial budaya, dan Ekonomi. Jika nilai-nilai ESD pada komponen-komponen dalam ketiga perspektif dilaksanakan, maka akan tercapai pembangunan berkelanjutan.
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
6
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
a. Kegiatan Pembelajaran Untuk mengintegrasikan nilai-nilai ESD ke dalam mata pelajaran, perlu mempertimbangkan hubungan Kompetensi dengan Perspektif ESD, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Proses Pembelajaran Pembelajaran ESD direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran sebaiknya berlangsung secara fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar yang ditetapkan dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan keragaman latar belakang, budaya dan karakteristik siswa. c. Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas dalam pembelajaran berwawasan ESD dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan kelas sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Depdiknas no 19 tahun 2007 tentang pengelolaan yang menyatakan bahwa: Guru mengatur tempat duduk sesuai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan; volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik; tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik; guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik; guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran; guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung; guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin dan status sosial ekonomi; Guru menghargai pendapat peserta didik; Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi; pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya; dan guru memulai dan Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. d. Penilaian Penilaian untuk pembelajaran berwawasan ESD tidak dilakukan secara tersendiri, tetapi terintegrasi dengan mata pelajaran lain, sehingga dalam penilaian tidak berbeda dengan penilaian pada mata lainnya lainnya, yakni menggunakan Permendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian menekankan pada aspek sikap dan prilaku peserta didik. B. Pokok-pokok materi Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development/ESD) Pokok-pokok Materi ESD ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan bagi guru dan tenaga pendidik lainnya dalam memberikan pemahaman dan melaksanakan pembelajaran ESD, dengan menjadikannya sebagai salah satu sumber bahan ajar ESD. Bahan tentang pokok-pokok materi ESD ini dapat digunakan pada semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan. Pokok-pokok materi ini menjelaskan tentang pengertian, cakupan dan contoh-contoh untuk setiap aspek pada masing-masing perspektif ESD (Sosial Budaya, Lingkungan dan Ekonomi).
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
7
8
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
Tabel 1. Aspek-Aspek dalam Tiga Perspektif ESD No
Aspek-Aspek dalam Tiga Perspektif ESD
1 1.1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.1.6 1.1.7 1.1.8 1.1.9 1.1.10
Perspektif Sosial Budaya Hak Azasi Manusia Hak untuk hidup Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan Hak untuk mengembangkan diri Hak atas kebebasan pribadi Hak atas rasa aman Hak memperoleh keadilan Hak turut serta dalam pemerintahan Hak atas kesejahteraan Hak wanita Hak anak
1.2 1.2.1
Keamanan Hidup rukun, damai, kasih sayang, dan tolong menolong dalam keluarga, lingkungan, masyarakat, bangsa, dan dunia Hidup saling bertoleransi Bersikap sportif, objektif, dan menjadi suri tauladan Rendah hati, santun, dan saling menghargai Jujur, tanggung jawab Persatuan dan kesatuan bangsa (NKRI)
1.2.2 1.2.3 1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5 1.3.6 1.3.7
Kesetaraan Gender Kesadaran terhadap orientasi seksual dan Relasi yang setara antara Laki-laki dan perempuan Persamaan hak atas pendidikan dan kesehatan Persamaan hak mendapatkan pekerjaan/jabatan Persamaan hak terhadap hukum Persamaan hak terhadap agama Persamaan hak untuk bernegara Peran serta/partisipasi termasuk mengutarakan aspirasi,
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
No 1.3.8 1.4 1.4.1 1.4.2 1.4.3 1.4.4 1.4.5 1.4.6 1.5 1.5.1
Aspek-Aspek dalam Tiga Perspektif ESD pendapat (memperjuangkan kodrat) Persamaan hak terhadap reproduksi Keragaman Budaya dan Pemahaman Lintas Budaya Menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan dan budaya Rukun dalam kemajemukan (kebhinekaan) dan menghargai ciri khas budaya lokal Kerjasama dan toleransi antar suku, agama, ras, dan antar golongan dan budaya Memberikan kesempatan dan peluang dalam pengembangan kebudayaan suku bangsa Menghargai/ apresiasi terhadap keberagaman karya seni tari, lukis, teater, patung, suara dan musik Menghargai keberagaman nilai-nilai, norma, aturan, dan budaya setempat.
1.5.2
Kesehatan Kesadaran diri untuk hidup bersih, sehat jiwa dan raga (pengetahuan, sikap, dan perilaku) Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar
1.6 1.6.1 1.6.2 1.6.3
HIV/AIDS Pemahaman tentang HIV (termasuk penyebabnya) Kesadaran diri tentang bahaya HIV Cara penanggulangan HIV
1.7 1.7.1 1.7.2
Tata Kelola Musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan Pelayanan kehidupan publik (pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, transportasi dsb.) Mengenal aturan-aturan yang berlaku dalam pemerintahan (desa, kecamatan, kab/kota, propinsi dan nasional) serta sanksi bagi yang melanggar. Mengenal strukrur dan lembaga pemerintahan (desa,
1.7.3 1.7.4
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
9
10
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
No 1.7.5 1.7.6 1.7.7
Aspek-Aspek dalam Tiga Perspektif ESD kecamatan, kab/kota, propinsi dan nasional) Menjaga keutuhan NKRI Akuntabilitas publik (pelayanan, pertanggungjawaban, dan penyalahgunaan wewenang, mis. korupsi) Kerjasama antarnegara (dalam cakupan ASEAN, ASIA, ASIA PASIFIK dll)
2 2.1 2.1.1 2.1.2 2.1.3
Lingkungan Sumber Daya Alam Pelestarian, konservasi, rehabilitasi (reboisasi) SDA Pengelolaan, pemanfaatan (pendayagunaan) SDA Eksplorasi dan eksploitasi SDA
2.2 2.2.1
Perubahan Cuaca Pengetahuan perubahan suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan Penyebab perubahan suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan Dampak perubahan suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan terhadap kehidupan manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan alam semesta
2.2.2 2.2.3
2.3 2.3.1 2.3.2 2.3.3 2.3.4
Pembangunan Perdesaan Perubahan potensi SDA daerah Perubahan mata pencaharian Perubahan peta daerah Perubahan sistem pemerintahan (otonomi)
2.4 2.4.1 2.4.2 2.4.3 2.4.4
Urbanisasi Berkelanjutan Terbatasnya mata pencaharian di desa Pembangunan yang tidak merata Keamanan hidup Dampak urbanisasi (SDM di desa berkurang, mempengaruhi tata kota, keamanan/kriminalitas meningkat, kerusakan lingkungan)
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
No
Aspek-Aspek dalam Tiga Perspektif ESD
2.5 2.5.1 2.5.2 2.5.3 2.5.4
Pencegahan dan Penanganan Bencana Macam-macam bencana alam Cara mencegah bencana alam Penyelamatan diri Empati terhadap korban bencana
3 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5 3.1.6
Ekonomi Pengurangan Kemiskinan Etos kerja Penciptaan lapangan kerja Pemberdayaan masyarakat Usaha Masyarakat Kelompok Mandiri (UMKM) Koperasi dan usaha rakyat lain Pemberian bantuan masal dari pemerintah (BLT, setelah bekerja)
3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.2.5
Tanggung Jawab Perusahaan (CSR) Pemberdayaan masyarakat Mendorong kemandirian masyarakat Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat Meningkatkan kesehatan Pengurangan kemiskinan
3.3 3.3.1 3.3.2 3.3.3 3.3.4 3.3.5 3.3.6
Ekonomi Pasar Harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan Kemampuan menguasai jaringan pasar Kompetensi mutu produk Kemampuan negosiasi dan diplomasi Kewirausahaan Penguasaan ICT
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
11
12
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
C. Panduan Pengintegrasian Nilai-Nilai ESD dalam Pembelajaran Buku ini disusun dengan tujuan memberikan panduan kepada guru, kepala sekolah, serta anggota tim pengembang kurikulum sekolah lainnya dalam mengintegrasikan nilai-nilai ESD yang mengacu pada SK dan KD, serta sebagai dasar penyusunan Silabus dan RPP dalam pembelajaran di sekolah dasar. Pedoman Pengintegrasian Nilai ESD ini ini disusun untuk guru SD. Pedoman ini merupakan contoh yang dapat diadopsi dan dikembangkan oleh guru menggunakan berbagai sumber belajar yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat. Mengkaji SKKD satu mapel tertentu
Menyusun RPP
Merumuskan indicator KD satu mapel tertentu
Menyusun silabus
Identifikasi aspek ESD yang dapat diintegrasikan ke dalam mapel tertentu sesuai dengan indikatornya
Mengintegrasikan aspek ESD dalam SK/KD
Gambar 2. Langkah Pengintegrasian Nilai-Nilai ESD ke dalam Pembelajaran di SD
1. Struktur kurikulum Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”. c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. 2. Pengintegrasian Nilai ESD a. Prinsip integrasi Sebagaimana halnya peserta didik dan mata pelajaran, komponen-komponen ESD juga mempunyai karakteristik sesusi dengan nilai-nilai yang terkandung. Berdasarkan karakteristik nilai-nilai ESD, muatan kurikulum dan aktivitas/proses pembelajaran, maka dalam proses pengintegrasian nilai-nilai ESD ke dalam pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Karakteristik nilai-nilai ESD ESD mempunyai dua karakteristik yaitu nilainilai yang diintegrasikan kedalam muatan kurikulum dan nilai-nilai yang dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. 2) Bersifat fleksibel Mengintegrasikan nilai-nilai ESD ke dalam kurikulum dapat dilakukan dari berbagai sisi atau sudut pandang. Proses integrasi dilakukan berdasarkan kemampuan/pemahaman guru, situasi dan kondisi sekolah serta kemampuan sekolah yng bersangkutan. Guru dan sekolah mempunyai wewenang penuh dalam merumuskan tujuan Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
13
14
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
pembelajaran terpadu. Sepanjang mengurangi makna, proses dan pembelajaran.
tidak tujuan
3) Bersifat parsial (tidak menyeluruh) Maksudnya tidak semua perspektif, komponen dan nilai-nilai ESD harus diintegrasikan pada muatan kurikulum standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator setiap mata pelajaran) dan proses pembelajaran. Guru harus menganalisis nilai-nilai ESD dari tiga perspektif yang memungkinkan dapat diintegrasikan. 4) Pembelajaran ESD dapat dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler Integrasi ESD dengan kurikulum merupakan pemaduan/penyisipan konsep/isu/ topik/area kemudian dirumuskan menjadi tujuan pembelajaran terpadu, yang mengacu pada tiga kemampuan kognitif, psikomotor. Rumusan pembelajaran tersebut dijabarkan secara jelas dalam silabus dan RPP. Untuk selanjutnya dibahas/dibelajarkan dalam pokok bahasan/materi dan dalam proses pembelajaran (hidden curriculum). 5) Tanggung jawab Pembelajaran ESD menjadi tanggung jawab bersama antara guru, tim pengembang kurikulum, kepala sekolah, komite sekolah dan pihak eksternal terkait. Nuansa ESD harus dimunculkan dalam visi dan misi sekolah. Guru diharapkan mampu mengembangkan kurikulum terpadu dan selanjutnya mengembangkan pembelajaran terpadu secara team work dibawah naungan tim pengembang kurikulum. Komite sekolah dan pihak ketiga terkait dapat memfasilitasi sekolah untuk mensukseskan pembelajaran ESD.
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
6) Evaluasi Hasil dan proses pembelajaran terpadu (integrasi ESD dengan mata pelajaran) di evaluasi secara bersamaan. b. Langkah-Langkah Proses integrasi ESD ke dalam muatan kurikulum mata pelajaran dikembangkan menjadi program pembelajaran, selanjutnya dilaksanakan melalui proses pembelajaran secara bersamaan melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan program sekolah. Berdasarkan karakteristik nilai-nilai ESD, maka proses pembelajaran ESD dapat diintegrasikan baik dengan muatan kurikulum mata pelajaran (standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator) maupun dengan aktivitas/proses pembelajaran. Proses pengintegrasian tersebut dapat menggunakan berbagai model pembelajaran terpadu model Fogarty dan metode infuse. Integrasi ESD dalam kurikulum untuk dikembangkan menjadi program pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara: a. Integrasi dengan muatan kurikulum (SK, KD dan Indikator) Alternatif-1 Integrasi ESD dengan standar kompetensi & kompetensi dasar, langkah-langkahnya: (a) Menganalisis kedalaman materi dari SK dan KD suatu mata pelajaran, (b) Mengkaji nilai-nilai ESD dari tiga perspektif yang memungkinkan dapat diintegrasikan dengan SK dan KD, (c) Memilih model pembelajaran terpadu yang relevan dengan hasil kajian 1 dan 2, (e) Mengintegrasikan nilai-nilai ESD dari tiga perspektif dalam SK dan KD dengan menggunakan model pembelajaran terpadu, dan (f) Merumuskan hasil integrasi menjadi indikator-indikator pembelajaran terpadu Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
15
16
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
a) Menyusun program pembelajaran (silabus dan RPP) Alternatif-2 Integrasi ESD dengan indikator, langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: (a) Mengkaji dan menganalisis SK dan KD, (b) Menjabarkan SK dan KD menjadi rumusan indikator pembelajaran, (c) Menganalisis kedalaman materi dari masing-masing indikator, (d) Menganalisis nilai-nilai ESD dari tiga perspektif yang memungkinkan dapat diintegrasikan dengan indikator, (e) Memilih model pembelajaran terpadu yang relevan dengan hasil analisis 4, (f) Mengintegrasikan nilai-nilai ESD dari tiga perspektif dalam indikator dengan menggunakan model pembelajaran terpadu,(g) Merumuskan hasil integrasi menjadi indikator-indikator pembelajaran terpadu, dan (h)Menyusun program pembelajaran (silabus dan RPP) b. Integrasi dengan aktivitas/proses pembelajaran Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (a) Mengkaji dan menganalisis SK dan KD,(b) Menjabarkan SK dan KD menjadi rumusan indikator pembelajaran, (c) Menganalisis kedalaman materi dari masing-masing indikator, (d) Menganalisis nilainilai ESD dari tiga perspektif yang memungkinkan dapat disisipkan dalam skenario pembelajaran dari indikator pembelajaran tertentu, (f) Menyusun program pembelajaran (silabus dan RPP), (g) Memilih model pembelajaran terpadu yang relevan dengan hasil analisis 3, dan (h) Menyisipkan nilainilai ESD dari tiga perspektif dalam scenario pembelajaran yang tertuang dalam silabus dan RPP.
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
A. Merintis penerapan-ujicoba terbatas Model Pelaksanaan ESD melalui Kegiatan Intrakurikuler, sekaligus mendayagunakan Pokok-pokok Materi Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development/ ESD); dan Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai ESD dalam Pembelajaran di Sekolah. Uji coba model pelaksanaan ESD melalui kegiatan intrakurikuler dan perangkat pendukungnya dapat dirintis pada kelas rendah dan/atau kelas tinggi pada satuan pendidikan SD. Dalam uji coba ini, perlu dipersiapkan secara matang tentang komitmen sekolah dan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil belajar. Demikian pula Tim studi perlu cermat dalam mencatat kelebihan, kekurangan, hambatan, dan kelancaran uji coba; sehingga memiliki bahan yang lengkap untuk perbaikan model. B. Pokok-pokok Materi ESD yang telah dihasilkan oleh Tim Studi Puslitjaknov masih perlu dikembangkan, diperkaya, dan disusun lebih sempurna lagi baik dari segi bahasa maupun substansi, maupun kemasannya. Hal tersebut diperlukan mengingat materi ESD sangat luas dan beragam, mencakup berbagai ilmu dan keahlian. Bahan tersebut juga perlu disempurnakan lagi dari sisi pedagogis, mengingat materinya didayagunakan sebagai sumber belajar ESD bagi siswa, guru, dan stakeholder lainnya. Oleh sebab itu para pakar yang relevan dengan perspektif ESD, para pendidik, bahkan ahli desain grafis, perlu dilibatkan dalam penyempurnaan tersebut, sehingga menjadi lebih baik, menarik dan “layak diterapkan”. C. Kemdiknas, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Kabupaten/ kota perlu berkoordinasi menetapkan kebijakan/program operasional ESD yang dapat dijadikan acuan bagi sekolah untuk melaksanakan pembelajaran ESD. Bersamaan dengan itu pemerintah kota/kabupaten perlu melakukan sosialisasi kepada kepala sekolah, forum Kelompok Kerja Guru (KKG) Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
17
18
Ringkasan Eksekutif ESD Tahun 2010
untuk guru SD dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk guru SMP dan sekolah menengah, mengenai pengertian dan pentingnya, cara-cara pengintegrasian ESD dalam pembelajaran dan cara mengevaluasinya.
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdiknas
Pusat Penelitian Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional