ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN LANGKAT
TESIS
Oleh SUJARNO 067018063/EP
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN LANGKAT
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
SUJARNO 067018063/EP
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Judul Tesis
:
Nama Mahasiswa : Nomor Pokok : Program Studi :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN LANGKAT Sujarno 067018063 Ekonomi Pembangunan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Murni Daulay, M.Si) Ketua
(Dr. Rahmanta, M.Si) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Dr. Murni Daulay, M.Si)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)
Tanggal lulus
: 23 Desember 2008
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Telah diuji pada Tanggal : 23 Desember 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
:
1. Dr. Murni Daulay, M.Si
Anggota
:
2. Dr. Rahmanta, M.Si 3. Irsyad Lubis, M.Soc.Sc., PhD 4. Drs. Iskandar Syarief, M.A 5. Drs. Rujiman, M.A
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
ABSTRAK Sumber daya perikanan sebenarnya secara potensial dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan, namun pada kenyataannya masih cukup banyak nelayan belum dapat meningkatkan hasil tangkapannya, sehingga tingkat pendapatan nelayan tidak meningkat. Tujuan penelitian ini mengamati dan menganalisis 4 faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat yaitu: modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut dengan menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS) pengambilan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh hasil bahwa modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut secara bersama-sama mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. Dari 4 faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan, ternyata modal kerja memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan faktor tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut. Dengan demikian dalam kegiatan melaut para nelayan untuk lebih memperhatikan modal kerja. Namun, juga harus memperhatikan faktor tenaga kerja, jarak tempuh melaut karena faktor tersebut juga merupakan faktor-faktor penunjang pendapatan nelayan. Dengan memperhatikan hasil penelitian yang diperoleh bahwa modal kerja memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan faktor-faktor yang lain terhadap pendapatan nelayan, maka disarankan untuk membuka akses mendapatkan modal kerja dengan cara bekerjasama dengan koperasi atau lembaga keuangan bank dan non bank. Disamping itu juga para nelayan diberikan pembinaan dan pengembangan kemampuan dalam menangkap ikan dan juga meningkatkan teknologi dalam menangkap ikan dengan teknologi yang tepat guna. Kata kunci: Pendapatan Nelayan, Modal Kerja, Tenaga Kerja, Pengalaman, Jarak Tempuh Melaut, Ordinary Least Squares (OLS)
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
ABSTRACT In Law No.32 Year 2004 as guideline of Local Middle Term Development Plan of Langkat District year 2006/2010 has decided that the goal of development is to improve the people prosperity. The improvement of people prosperity can be achieved if the income of the people increase sufficiently so that it can meet the basic need of their life. Fishery resources is actually potential benefited to improve the standard of living and the prosperity of the fishermen, but in reality, there are so many fishermen who still can not improve the result of their catching fish that the income of the fishermen does not increase. This study observes and analyzes four factors, such s working capital, manpower, experience, and distance of going to sea which influence on the income of found that working capital, manpower, experience and distance of going to sea all together influence the income of the fishermen in Langkat District. Of the four factors which influence on the fishermen income, working capital factors gives nigger contribution compared with manpower, experience and distance of going to sea factors. However, manpower and distance of going to sea factors must also be considered because these factors are supporting factors to the income of fishermen. By taking care of the result of this study that working capital factors gives bigger contribution compared with other factors on the income of the fishermen, it is suggested to open access to get working capital by cooperating with cooperation or banks and non-banking institutions. It is also necessary to perform founding and the development of ability in catching the fish and to improve the technology in catching fish by using effective technology. Key words: Fishermen’ income, Working Capital, Manpower, Experience, Distance of Going to Sea, Ordinary Least Square (OLS)
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang dapat penulis ucapkan, selain puji syukur yang sangat dalam kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena limpahan Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis yaitu kepada; 1. Ibu Dr. Murni Daulay M.Si sebagai komisi pembimbing dan sekaligus sebagai Ketua Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan dan Bapak Dr. Rahmanta, M.Si. sebagai anggota komisi pembimbing, atas kesempatan/waktu dan pikiran yang telah diberikan mulai dari penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan tesis ini. 2. Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang dengan tulus dan ikhlas telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti pendidikan.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
3. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 5. Para Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 6. Teman-teman khususnya angkatan XI yang telah bersama-sama menambah ilmu selama masa perkuliahan dari awal sampai akhir. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan memberikan dorongan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan tesis ini senantiasa penulis harapkan. Mudah-mudahan penulisan tesis ini dapat memberikan banyak manfaat sehingga memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi pembangunan khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang akan menyusun penulisan tesis. Akhir kata semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridho dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Medan,
Desember 2008
Penulis,
SUJARNO
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Sujarno
2. Agama
: Islam
3. Tempat/Tgl. Lahir
: Tandam Hulu II, 6 Juni 1964
4. Pekerjaan
: Pegawai Negeri Sipil
5. Nama orangtua Ayah
: Pungut Dikromo
Ibu
: Rinem
6. Pendidikan a. SD MAJU BINJAI
: Lulus Tahun 1976
b. SMP MELATI BINJAI
: Lulus Tahun 1980
c. SMA NEGERI 1 BINJAI
: Lulus Tahun 1983
d. D3 APDN MEDAN
: Lulus Tahun 1990
e. S1 FISIPOL UMA
: Lulus Tahun 2002
f. Sekolah Pascasarjana USU Medan
: Lulus Tahun 2008
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ......................................................................................................... ABSTRACT ....................................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
i ii iii v vi ix xi xii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................
1 1 7 7 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 2.1 Nelayan ................................................................................... 2.2 Landasan Teori........................................................................ 2.2.1 Teori Produksi............................................................... 2.2.2 Fungsi Produksi............................................................. 2.3 Nelayan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan 2.3.1 Modal dan Biaya Produksi ........................................... 2.3.2 Faktor Tenaga Kerja..................................................... 2.3.3 Faktor Jarak Tempuh Melaut ....................................... 2.3.4 Faktor Pengalaman....................................................... 2.4 Pengertian Pendapatan ........................................................... 2.5 Penelitian Sebelumnya ........................................................... 2.6 Kerangka Pemikiran............................................................... 2.7 Hipotesis Penelitian................................................................
9 9 10 10 13 15 21 22 23 23 24 25 27 29
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 3.1 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 3.2 Lokasi Penelitian..................................................................... 3.3 Jenis dan Sumber Data .......................................................... 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 3.5 Uji Validasi ............................................................................ 3.6 Model Analisis .......................................................................
30 30 30 30 31 33 34
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
3.7 Metode Analisis ..................................................................... 3.8 Definisi Operasional............................................................... 3.9 Uji Kesesuaian ....................................................................... 3.10 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ......................................... 3.10.1 Multikolinearitas ........................................................ 3.10.2 Heteroskedastisitas..................................................... 3.10.3 Normalitas .................................................................. 3.10.4 Linieritas ....................................................................
35 36 37 37 37 39 40 41
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 4.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Langkat .................................. 4.1.1 Wilayah dan Iklim........................................................ 4.1.2 Kependudukan dan Jumlah Nelayan............................ 4.1.3 Ketenagakerjaan........................................................... 4.1.4 Perikanan...................................................................... 4.2 Uji Validasi ............................................................................. 4.3 Karakteristik Nelayan Pada Obtek Penelitian ........................ 4.3.1 Usia Nelayan ............................................................... 4.3.2 Tingkat Pendidikan ..................................................... 4.3.3 Jumlah Anggota Keluarga........................................... 4.3.4 Lantai Rumah .............................................................. 4.3.5 Dinding Rumah ........................................................... 4.3.6 Atap Rumah ................................................................ 4.3.7 Alat Penerangan .......................................................... 4.3.8 Sumber Air Minum ..................................................... 4.3.9 Tempat Membuang Kotoran/Tinja.............................. 4.3.10 Status Kepemilikan Rumah......................................... 4.3.11 Kepemilikan Perahu, Perahu dan Kapal Motor .......... 4.3.12 Sistem Pembagian Hasil.............................................. 4.4 Karakteristik Nelayan Terhadap Pendapatan di Kabupaten Langkat.................................................................................... 4.4.1 Usia Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat.......................................................................... 4.4.2 Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat ....................................................... 4.4.3 Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat..................................... 4.4.4 Status Kepemilikan Rumah Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat..................................... 4.4.5 Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat .................
42 42 42 43 46 46 47 49 50 50 51 52 52 53 53 54 54 55 55 56
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
57 57 57 58 59 60
4.5 Tingkat Pendapatan Nelayan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya .................................................................. 4.6 Hasil Estimasi Dengan Menggunakan Metode OLS .............. 4.7 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 4.7.1 Uji Multikolinieritas...................................................... 4.7.2 Uji Heteroskedastisitas.................................................. 4.7.3 Uji Normalitas............................................................... 4.7.4 Uji Linieritas .................................................................
61 63 67 68 69 69 70
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 5.1. Kesimpulan ............................................................................ 5.2. Saran-Saran ............................................................................
72 72 73
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
75
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor 1.1
Judul
Halaman
Kontribusi Sub Sektor Perikanan Terhadap PDRB Tahun 2000 - 2005 Kabupaten Langkat Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 ...................
4
Perkembangan Produksi Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat Tahun 2005 – 2006 ..................................................................................
5
3.1
Jumlah Nelayan di Kabupaten Langkat Tahun 2007 ...............................
31
3.2
Jumlah Sampel Nelayan di Kabupaten Langkat Tahun 2007 ....................
33
4.1
Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Langkat Tahun 2004 – 2007 ....................................................................................
44
Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Langkat Tahun 2007 ................................................................................................
45
4.3
Perkembangan Jumlah Nelayan Kabupaten Langkat.................................
45
4.4
Produksi Ikan Menurut Jenis Penangkapan di Kabupaten Langkat Tahun 2007 ................................................................................................
47
4.5
Uji Validasi Variabel Sosial.......................................................................
48
4.6
Uji Validasi Variabel Kegiatan Usaha .......................................................
49
4.7
Kondisi Usia Nelayan di Kabupaten Langkat............................................
50
4.8
Kondisi Tingkat Pendidikan Nelayan di Kabupaten Langkat....................
51
4.9
Kondisi Jumlah Anggota Keluarga Nelayan di Kabupaten Langkat .........
51
4.10
Kondisi Lantai Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat ............................
52
4.11
Kondisi Dinding Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat..........................
52
4.12
Kondisi Atap Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat...............................
53
1.2
4.2
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
4.13
Kondisi Alat Penerangan Nelayan di Kabupaten Langkat.........................
53
4.14
Kondisi Sumber Air Minum Nelayan di Kabupaten Langkat....................
54
4.15
Kondisi Tempat Membuang Kotoran/Tinja Nelayan di Kabupaten Langkat.......................................................................................................
55
4.16
Status Kepemilikan Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat.....................
55
4.17
Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Nelayan di Kabupaten Langkat.......................................................................................................
56
Tabulasi Silang Antara Usia Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat ....................................................................................
57
Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat..................................................................
58
Tabulasi Silang Antara Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat ..............................................
59
Tabulasi Silang Antara Status Kepemilikan Rumah Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat ..............................................
60
Tabulasi Silang Antara Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat ..............................
61
4.23
Tingkat Pendapatan per bulan Nelayan di Kabupaten Langkat .................
61
4.24
Pendapatan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat..................................................................
62
4.25
Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas ..........................................................
68
4.26
Hasil Estimasi Uji Heteroskedastisitas.......................................................
69
4.18 4.19 4.20 4.21 4.22
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
2.1
Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi dan Rata-Rata Produksi ....................................................................................................... 12
2.2
Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 29
4.1
Lokasi Kabupaten Langkat ........................................................................... 43
4.2
Decreasing Return to Scale < 1..................................................................... 67
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1
Kuesioner ..................................................................................................... 77
2
Data Hasil Penelitian .................................................................................... 81
3
Statistik Deskriptif ....................................................................................... 86
4
Matriks Korelasi ........................................................................................... 87
5
Hasil Estimasi Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat ......................... 88
6
Hasil Uji Multikolinieritas Modal Kerja ....................................................... 89
7
Hasil Uji Multikolinieritas Tenaga Kerja...................................................... 90
8
Hasil Uji Multikolinieritas Pengalaman........................................................ 91
9
Hasil Uji Multikolinieritas Jarak Tempuh Melaut ....................................... 92
10
Hasil Uji White Heteroskedasticity .............................................................. 93
11
Hasil Uji Normalitas (JB-Test) .................................................................... 94
12
Hasil Uji Linieritas (Ramsey RESET Test) ................................................ 95
13
Tabel Distribusi Frekuensi ........................................................................... 96
14
Hasil Uji Validasi ......................................................................................... 100
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Hasrat untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dalam arti sebenarnya
adalah tujuan mulia yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia termasuk Kabupaten Langkat sebagai sub sistem di dalam Sistem Pemerintahan Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai pedoman dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Langkat tahun 20062010 telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dimungkinkan apabila pendapatan penduduk mengalami kenaikan yang cukup hingga mampu memenuhi kebutuhan dasar untuk kehidupannya.
Hal ini dapat diartikan bahwa
kebutuhan kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, keamanan dan sebagainya tersedia dan mudah dijangkau setiap penduduk sehingga pada gilirannya penduduk yang miskin semakin sedikit jumlahnya. Sumber daya perikanan sebenarnya secara potensial dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan, namun pada kenyataannya masih cukup banyak nelayan belum dapat meningkatkan hasil tangkapannya, sehingga tingkat pendapatan nelayan tidak meningkat.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dan berpenghasilan sebagai nelayan merupakan salah satu dari kelompok masyarakat yang melakukan aktivitas usaha dengan mendapat penghasilan bersumber dari kegiatan nelayan itu sendiri. Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan dan binatang air lainnya/tanaman air.
Tingkat kesejahteraan
nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Banyaknya tangkapan tercermin pula besarnya pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi keluarga. Dengan demikian tingkat pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga atau kebutuhan fisik minimum(KFM) sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya. Para nelayan melakukan pekerjaannya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan demi kebutuhan hidup.
Untuk pelaksanaannya diperlukan beberapa
perlengkapan dan dipengaruhi pula oleh banyak faktor guna mendukung keberhasilan kegiatan. Menurut Salim (1999) faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan meliputi faktor sosial dan ekonomi yang terdiri dari besarnya modal, jumlah perahu, jumlah tenaga kerja, jarak tempuh melaut dan pengalaman.
Dengan demikian
pendapatan nelayan berdasarkan besar kecilnya volume tangkapan, masih terdapat beberapa faktor-faktor yang lain yang ikut menentukannya yaitu faktor sosial dan ekonomi selain diatas. Dalam rangka mewujudkan Pembangunan Nasional yang dilakukan melalui Pembangunan Nasional terpadu dan menyeluruh maka pembangunan sektor ekonomi mutlak diperlukan yaitu pembangunan ekonomi yang berimbang, dimana terdapat
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang didukung oleh kekuatan dan kemajuan pertanian yang tangguh dengan sasaran untuk menaikkan tingkat kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Upaya peningkatan kehidupan untuk lebih sejahtera dilakukan dengan peningkatan setiap produk yang dihasilkan sektor kegiatan ekonomi. Upaya yang dilakukan dalam kaitannya dengan rencana kebijaksanaan pembangunan sektor pertanian, khususnya sub sector perikanan, bertujuan untuk : a) Meningkatkan produksi dan mutu hasil perikanan baik untuk memenuhi pangan, gizi dan bahan baku industri dalam negeri serta ekspor hasil perikanan. b) Meningkatkan produktivitas usaha perikanan dan nilai tambah serta meningkatkan pendapatan nelayan. c) Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta menunjang pembangunan daerah d) Meningkatkan pembinaan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup. Dengan kenyataan tersebut maka sudah sewajarnyalah apabila potensi sumberdaya perikanan yang ada dikembangkan penangkapannya untuk kemakmuran rakyat dengan tetap memelihara dan menjaga kelestarian sumberdaya perikanan ini, disamping memperhatikan faktor-faktor yang menunjang perolehan produksi nelayan tersebut.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Wilayah Kabupaten Langkat memiliki potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar. Wilayah pantai/laut Kabupaten Langkat berada disepanjang 110 km Pantai Timur Sumatera atau Selat Malaka. Wilayah kelautan yang demikian luas, sudah tentu akan dapat memproduksi ikan laut (tangkap) yang cenderung meningkat. Ditambah lagi produksi perikanan darat yang pada umumnya dilakukan melalui budidaya. Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Langkat cenderung meningkat, akan tetapi tingkat pertumbuhan produksi ikan di Kabupaten Langkat belum berarti, jika dibandingkan dengan kondisi potensi dan teknologi yang digunakan. Tabel 1.1. Kontribusi Sub Sektor Perikanan Terhadap PDRB Tahun 2000 – 2005 Kabupaten Langkat Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Tahun
Jumlah (Rp)
Kontribusi terhadap PDRB (%)
2000
368.628.250
7,22
2001
378.803.460
7,34
2002
379.602.470
7,14
2003
384.532.100
7,02
2004
373.598.440
6,75
2005
369.600.000
6,46
Sumber : Kabupaten Langkat dalam angka, 2007 Meskipun sub sektor perikanan mampu bertahan dalam menghadapi krisis tahun 1998-1999, namun berdasarkan Tabel 1.1, menunjukkan adanya kecenderungan penurunan kontribusi relatif sub sektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Langkat.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Namun, dengan memperhatikan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Asahan menunjukkan bahwa produksi perikanan tangkap (penangkapan ikan laut + penangkapan perairan umum) tahun 2005 sebesar 20.307,7 ton dan naik menjadi 20.764,0 ton pada tahun 2006 atau dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 2,2%. Secara total produksi perikanan tangkap di Kabupaten Langkat masih tetap dominant dibandingkan dengan produksi perikanan budi daya. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 1.2, sebagai berikut : Tabel 1.2. Perkembangan Produksi Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat Tahun 2005 – 2006 No.
Tahun 2005 (ton) 20.307,7
Sumber Produksi
1.
Perikanan Tangkap
2.
Perikanan Budi Daya Total
2006 (ton) 20.764,0
5.163,2
5.402,7
25.470,9
26.166,7
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, 2007 Dilihat dari produksi perikanan tangkap di Kabupaten Langkat setiap tahun mengalami peningkatan yang berarti tingkat pendapatan nelayan tentu lebih baik yang tercermin dari kehidupan nelayan itu sendiri, karena produksi berhubungan dengan pendapatan, apabila produksi meningkat tentunya pendapatan juga akan meningkat, namun pada kenyataan yang dilihat dari struktur sosial kehidupan masyarakat nelayan di Kabupaten Langkat belum mencerminkan tingkat pendapatan nelayan itu lebih baik.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Penelitian ini ingin mengamati dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan yaitu modal tenaga kerja, tenaga kerja, waktu melaut, pengalaman dan jarak tempuh melaut. Faktor modal kerja masuk kedalam penelitian ini karena pendapatan sangat dipengaruhi oleh modal kerja. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam teori faktor produksi jumlah output/ produksi yang nantinya berhubungan dengan pendapatan bergantung pada modal kerja. Hal ini berarti bahwa dengan adanya modal kerja maka nelayan dapat melaut untuk menangkap ikan dan kemudian mendapatkan ikan. Makin besar modal kerja maka makin besar hasil tangkapan ikan yang diperoleh (produksi). Faktor tenaga kerja masuk kedalam penelitian ini karena pendapatan sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam teori faktor produksi jumlah output/ produksi yang nantinya berhubungan dengan pendapatan bergantung pada jumlah tenaga kerja. Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku tentang ekonomi tidak ada yang membahas pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan. Namun, dalam kegiatan menangkap ikan (produksi) dalam hal ini nelayan dengan semakin berpengalamannya nelayan akan meningkatkan pendapatan. Faktor jarak tempuh melaut masuk kedalam penelitian ini karena jarak tempuh yang semakin jauh akan mempunyai lebih banyak kemungkinan memperoleh hasil tangkapan (produksi) yang lebih banyak dan tentu memberikan pendapatan yang lebih besar dibandingkan penangkapan dekat pantai. (Masyhuri, 1999)
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Dari uraian diatas penulis akan mengkaji lebih jauh tentang pendapatan nelayan dalam judul tesis yaitu “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat”.
1.2
Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang dan uraian yang telah diungkapkan
maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. 2. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. 3. Bagaimana pengaruh pengalaman terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. 4. Bagaimana pengaruh jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat.
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. 2. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. 4. Untuk mengetahui pengaruh jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah dan pihak lain, dalam upaya mencari pendekatan dan strategi terbaik dalam melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan nelayan. 2. Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan faktorfaktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. 3. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya terutama yang berminat untuk meneliti mengenai sektor perikanan terutama pada pendapatan nelayan. 4. Bagi penulis untuk menambah wawasan terutama yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Nelayan Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut.
Di
Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal didesa-desa pantai atau pesisir (Sastrawidjaya, 2002). Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut : a) Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir, atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka. b) Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong. Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga yang banyak, seperti saat berlayar, membangun rumah atau tanggul penahan gelombang di sekitar desa. c) Dari segi ketrampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat namun pada umumnya mereka hanya memiliki ketrampilan sederhana. Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang di turunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara professional.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Dari bangunan struktur sosial, komunitas nelayan terdiri atas komunitas yang heterogen dan homogen. Masyarakat yang heterogen adalah mereka yang bermukim di desa-desa yang mudah dijangkau secara transportasi darat, sedangkan komunitas yang homogen terdapat di desa-desa nelayan terpencil biasanya menggunakan alat-alat tangkap ikan yang sederhana, sehingga produktivitas kecil. Sementara itu kesulitan transportasi angkutan hasil ke pasar juga akan menjadi penyebab rendahnya harga hasil laut di daerah mereka. (Sastrawidjaya, 2002).
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Teori Produksi Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara
tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja (Sukirno, 2004). Produksi merupakan hasil akhir dan proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Lebih lanjut Putong (2002) produksi atau memproduksi menambah kegunaun (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum (Joesron dan Fathorrozi, 2003) Produksi merupakan konsep arus. Apa yang dimaksud dengan konsep arus (flow concept) di sini adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat-tingkat output per unit periode/waktu. Sedangkan outputnya sendiri senantiasa diasumsikan konstan kualitasnya. Jadi bila kita berbicara mengenai peningkatan produksi, itu berarti peningkatan tingkat output dengan mengasumsikan faktor-faktor lain yang sekiranya berpengaruh tidak berubah sama sekali (konstan). Pemakaian sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai sediaan jasa, katakanlah mesin, per jam; jadi bukan dihitung sebagai jumlah mesinnya secara fisik. (Miller dan Miners, 1999). Hubungan antara Produksi Total (TP), produksi rata-rata (AP) dan Produk Marginal (MP) dalam jangka pendek untuk satu input (input lain dianggap konstan) dapat dilihat pada gambar berikut:
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
TP
C B
TP
A Ep>1
0
1>EP>0 L1
EP<0
L2
Input L
L3
AP,MP Kenaikan Kenaikan Hasil Hasil Ber Berkurang tambah
A1
Kenaikan Hasil Negatif
B1 C1
AP
0 L1
L2
L3
MP
Input L
Gambar 2.1. Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi dan Rata-rata Produksi Gambar 2.1 di atas memperlihatkan bahwa antara titik A dan C adalah pertambahan produksi yang semakin berkurang (law of diminishing marginal productivity). Titik C adalah total produksi mencapai maksimum artinya tambahan input tidak lagi menyebabkan tambahan output atau produksi marginal (MP) adalah nol (C1). Sedangkan Produksi Rata-rata (AP) mencapai maksimum adalah pada saat elastisitas produksi sama dengan 1 dan AP berpotongan dengan MP artinya produksi rata-rata sama dengan tambahan output akibat tambahan 1 unit input produksi, dengan asumsi faktor produksi lain dianggap konstan (Nicholson, 1998).
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
2.2.2
Fungsi Produksi Menurut Joesron dan Suhartati (2003) produksi merupakan hasil akhir dari
proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan
pengertian
ini
dapat
dipahami
bahwa
kegiatan
produksi
adalah
mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi tertentu. Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan berjalan , terutama tiga faktor yaitu tanah, modal dan manajemen saja, tentu proses produksi atau usaha tani tidak akan jalan karena tidak ada tenaga kerja. Tanpa tenaga kerja, apa yang dapat dilakukan, begitu juga dengan faktor lainnya seperti modal. Hubungan antara jumlah output (Q) dengan jumlah input yang digunakan dalam proses produksi (X1, X2, X3, …, Xn) secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut : Q = f(X1, X2, X3, … , Xn) dimana : Q = output Xi = input
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Input produksi sangat banyak dan yang perlu dicatat disini bahwa input produksi hanyalah input yang tidak mengalami proses nilai tambah. Jadi didalam fungsi produksi diatas tidak bisa dimasukkan material sebab dalam fungsi produksi ada substitusi antara faktor produksi. Hubungan antara input dan output ini dalam dunia nyata sangat sering kita jumpai. Hubungan antara input dan output dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, sekalipun ada disekitar kita, belum banyak yang memahami berbagai model yang dapat diterapkan untuk mempelajari pola hubungan antara input dan output. Fungsi produksi Cobb-Douglas dapat juga dipakai untuk menganalisis produktivitas tenaga kerja.
Fungsi produksi dapat ditunjukkan pada persamaan
berikut : Q = f(K, L)
(2.1)
Q = A Kα Lβ
(2.2)
dimana : Q = output A = konstanta K = input kapital L = input tenaga kerja α = koefisien kapital β = koefisien tenaga kerja
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Yang ditransformasikan ke dalam bentuk ekonometrika : Log Q = Log A + α Log K + β Log L + μ
2.3
Nelayan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat nelayan yang sampai saat ini masih merupakan tema yang sangat
menarik untuk didiskusikan. Membicarakan nelayan hampir pasti isu yang selalu muncul adalah masyarakat yang marjinal, miskin dan menjadi sasaran eksploitasi penguasa baik secara ekonomi maupun secara politik. Nelayan orang yang melakukan penangkapan (budidaya) di laut dan di tempat yang masih dipengaruhi pasang surut (Tarigan, 2000). Jadi bila ada yang menangkap ikan di tempat budidaya ikan seperti tambak, kolam ikan, danau, sungai tidak termasuk nelayan. Selanjutnya, menurut Tarigan (2000), berdasarkan pendapatnya, nelayan dapat dibagi menjadi : a) Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni nelayan yang pendapatan seluruhnya berasal dari perikanan. b) Nelayan sambil utama, yakni nelayan yang sebagian besar pendapatannya berasal dari perikanan. c) Nelayan
sambilan
tambahan,
yakni
nelayan
yang
sebagian
kecil
pendapatannya berasal dari perikanan. d) Nelayan musiman, yakni orang yang dalam musim-musim tertentu saja aktif sebagai nelayan.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Rendahnya kualitas sumber daya manusia masyarakat nelayan yang terefleksi dalam bentuk kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor internal dan eksternal masyarakat. Faktor internal misalnya pertumbuhan penduduk yang cepat, kurang berani mengambil resiko, cepat puas dan kebiasaan lain yang tidak mengandung modernisasi. Selain itu kelemahan modal usaha dari nelayan sangat dipengaruhi oleh pola piker nelayan itu sendiri. Faktor eksternal yang mengakibatkan kemiskinan rumah tangga nelayan lapisan bawah antara lain proses produksi didominasi oleh toke pemilik perahu atau modal dan sifat pemasaran produksi hanya dikuasai kelompok dalam bentuk pasar monopsoni (Kusnadi, 2003). Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan nelayan dan diuraikan sebagai berikut : 1.
Teknologi Teknologi dan kendalanya. Peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam penangkapan ikan (produksi) adalah perahu tanpa mesin atau perahu dengan mesin yang kecil (motorisasi), jaring dan pancing. Peralatan/ modal nelayan adalah nilai daripada peralatan yang digunakan seperti : Harga perahu, apakah mempergunakan mesin atau tidak yang dimiliki nelayan. Harga dari peralatan penangkapan ikan misalnya jaring, pancing, dan lain-lain.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Bahan makanan yang dibawa melaut dan yang ditinggalkan di rumah. Ini semua adalah merupakan input bagi nelayan dalam melaut (menangkap ikan). Tenaga kerja, banyak atau sedikit tenaga kerja yang digunakan dalam melaut (menangkap ikan), digaji atau tidak tenaga tersebut atau bagi hasil, atau keluarga misalnya istri, anak (keluarga) sehingga tidak dibayar gajinya. 2.
Sosial Ekonomi Umur, seseorang yang telah berumur 15 tahun ke atas baru disebut nelayan, dibawah umur tersebut walaupun ia turut melaut tidak disebut sebagai nelayan. Pendidikan, biasanya sebelum menjadi nelayan pada umumnya mereka telah menempuh pendidikan, misalnya : sampai tingkat SMA, SMP, SD atau tidak menempuh pendidikan sama sekali. Pengalaman, apabila seseorang yang dianggap nelayan yang telah berumur 15 tahun sampai 30 tahun, diatas 30 tahun telah dianggap sebagai nelayan yang berpengalaman (pawing).
Hal ini juga merupakan kategori atau
klasifikasi untuk menentukan banyaknya jumlah tangkapan ikan dilaut. Peralatan, apakah nelayan itu mempunyai peralatan sendiri dalam melaut dan menangkap ikan atau tidak, jadi apabila ia tidak memiliki peralatan sendiri dan hanya menerima gaji maka dikatakanlah ia buruh nelayan.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Anggota organisasi atau tidak anggota, apakah nelayan tersebut menjadi anggota organisasi atau tidak, dalam hal ini KUD (Koperasi Unit Desa), disini dimaksud KUD adalah KUD nelayan yang tujuannya adalah untuk kelompok nelayan dan menydiakan peralatan dan keperluan nelayan, sehingga apabila nelayan itu menjadi anggotanya maka nelayan itu memperoleh kemudahan dan kemurahan dalam melaksanakan usahanya yaitu nelayan. Musim, musim sangat berpengaruh kepada keadaan kehidupan nelayan yaitu musim barat dan musim timur. Dalam 1 tahun ada 2 musim yaitu musim timur dari bulan Maret sampai awal Agustus keadaan pasang tidak terlampau tinggi, arus tidak terlampau deras, gelombang tidak terlampau besar jadi sedang-sedang saja. Pada musim inilah nelayan banyak mendapat ikan. Pada musim barat, biasanya dari akhir Agustus sampai awal Maret, umumnya gelombang besar, pasang tinggi, arus deras, curah hujan selalu terjadi, dipuncaknya apa yang disebut pasang Perdani, yaitu pasang paling besar/tinggi pada satu kali setahun. Keadaan ini pada umummnya nelayan sangat jarang ke laut karena takut bahaya, jadi produksi sedikit dan biasanya harga ikan akan tinggi. Disamping kedua musim dalam satu kali setahun tadi ada lagi pengaruh musim bulanan yaitu pada bulan purnama dan pada bulan gelap. Pada bulan purnama atau terang arus akan deras dan pasang akan tinggi.
Sebaliknya pada bulan gelap, gelombang akan kecil, arus tidak
bergerak yang disebut dengan istilah pasang mati. Pada kedua keadaan ini nelayan akan kurang mendapat ikan, dan harga ikan akan tinggi apalagi pada
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
musim barat keadaan ini umumnya nelayan tidak akan turun melaut, kalaupun turun melaut hanya dipingir-pinggir saja. Oleh sebab itu nelayan yang turun kelaut dan mempunyai harapan penangkapan banyak yaitu pada keadaan laut yang normal yaitu pada waktu pasang tidak terlampau besar, arus tidak terlampau deras, jadi lebih kurang yaitu pada tanggal 7, 8, 9 selanjutnya 10, 11, 12, 13 sudah mulai kurang sampai tanggal 17 dan tanggal 18, 19, 20 dan tanggal 21 sudah mulai kurang sampai tanggal 22, 23, 24 dan tanggal 25 sampai tanggal 26, 27, 28 dan 29 sudah mulai kurang pasang mati. Jadi pada tanggal 15 pada bulan purnama tidak akan kelaut, demikian juga pada tanggal 30 bulan gelap, karena pasang mati, sedangkan pada tanggal 8 dan 22 pasang akan mati pada saat ini nelayan tidak akan melaut. Bulan dihitung tidak menurut matahari tetapi menurut perputaran bulan. 3.
Tata Niaga Ikan adalah komoditi yang mudah rusak dan busuk, jadi penyampaiannya dari
produsen (nelayan) kepada konsumen harus cepat agar kualitasnya atau kondisinya tidak rusak atau bsuk kalau ikan itu tidak diolah. Kondisi atau keadaan ikan ini sangat berpengaruh kepada harga ikan, demikian juga nilai gizinya. Jadi dalam hal ini dilihat nilai efisiensi dari penggunaan tata niaga perikanan tersebut, dari produsen ke konsumen berarti semakin baik dan semakin efisien tata niaganya dan kriterianya adalah sebagai berikut :
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Panjang atau pendek saluran distribusi yang dilalui oleh hasil produksi dalam hal ini ikan (karena tangkapan) dari nelayan (produsen/ sampai ke konsumen akhir agar jangan sampai rusak). Banyak atau sedikit dari jumlah pos-pos yang terdapat pada saluran distribusi tersebut. Apabila banyak mengakibatkan panjangnya (jauhnya) jarak antara produsen dan konsumen sedangkan kalau pendek (dekat) jarak antara produsen dan konsumen akhir yang artinya makin efisien. Menambah keuntungan atau tidak yaitu setiap pos saluran distribusi tersebut apakah menambah keuntungan atau tidak bagi nelayan. Dalam hal ini kita bandingkan dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dan meneliti apakah ada korelasi antara hal-hal di atas, apakah ke tiga hal di atas tadi akan menambah atau memperbesar pendapatan nelayan. Meningkatnya tangkapan ikan nelayan berarti meningkatnya kesejahteraan nelayan tersebut. Demikian juga hal tersebut menunjang program pemerintah yaitu pengentasan kemiskinan Saluran distribusi Hasil tangkapan (produksi) nelayan itu selanjutnya kita lihat cara pemasarannya, khususnya saluran distribusi dari produsen (nelayan) kepada pemakai akhir atau konsumen. Saluran distribusi dari hasil laut ini dapat dibagi sebagai berikut : Saluran distribusi untuk konsumen akhir Saluran distribusi untuk rumah tangga
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Saluran distribusi untuk pengawetan Saluran distribusi untuk coldstorage (pedagang besar atau eksportir)
2.3.1
Modal dan Biaya Produksi Modal ada dua macam, yaitu modal tetap dan modal bergerak. Modal tetap
diterjemahkan menjadi biaya produksi melalui deprecition cost dan bunga modal. Modal bergerak langsung menjadi biaya produksi dengan besarnya biaya itu sama denga nilai modal yang bergerak. Setiap produksi sub sektor perikanan dipengaruhi oleh faktor produksi modal kerja. Makin tinggi modal kerja per unit usaha yang digunakan maka diharapkan produksi ikan akan lebih baik, usaha tersebut dinamakan padat modal atau makin intensif. Sebagian dari modal yang dimiliki oleh nelayan digunakan sebagai biaya produksi atau biaya operasi, yaitu penyediaan input produksi (sarana produksi), biaya operasi dan biaya-biaya lainnya dalam suatu usaha kegiatan nelayan. Biaya produksi atau biaya operasi nelayan biasanya diperoleh dari kelompok nelayan kaya ataupun pemiliki modal (toke), karena adanya hubungan pinjam meminjam uang sebagai modal kerja dimana pada musim panen, hasil tangkapan (produksi) ikan nelayan digunakan untuk membayar seluruh pinjaman utang, dan tingkat harga ikan biasanya ditentukan oleh pemilik modal. Total biaya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun hasil tangkapan ikan/ produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh hasil tangkapan ikan/ produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Rahardja, Manurung, 2006).
2.3.2
Faktor Tenaga Kerja Berbicara masalah tenaga kerja di Indonesia dan juga sebagian besar negara-
negara berkembang termasuk negara maju pada umumnya merupakan tenaga kerja yang dicurahkan untuk usaha nelayan atau usaha keluarga. Keadaan ini berkembang dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia dan semakin majunya suatu kegiatan usaha nelayan karena semakin maju teknologi yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja dari luar keluarga yang khusus dibayar setiap sekali turun melaut sesuai dengan produksi yang dihasilkan. Setiap usaha kegiatan nelayan yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja, banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan kapasitas kapal motor yang dioperasikan sehingga akan mengurangi biaya melaut (lebih efisien) yang diharapkan pendapatan tenaga kerja akan lebih meningkat, karena tambahan tenaga tersebut profesional (Masyhuri, 1999).
Oleh karena itu dalam
analisa ketenagakerjaan usaha nelayan, penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
2.3.3
Faktor Jarak Tempuh Melaut Setidaknya ada tiga pola penangkapan ikan yang lazim dilakukan oleh
nelayan. Pertama adalah pola penangkapan lebih dari satu hari. Penangkapan ikan seperti ini merupakan penangkapan ikan lepas pantai.
Jauh dekatnya daerah
tangkapan dan besar kecilnya perahu yang digunakan menentukan lamanya melaut. Kedua adalah pola penangkapan ikan satu hari. Biasanya nelayan berangkat melaut sekitar 14.00 mendarat kembali sekitar jam 09.00 hari berikutnya. Penangkapan ikan seperti ini biasanya dikelompokkan juga sebagai penangkapan ikan lepas pantai. Ketiga pola penangkapan ikan tengah hari. Penangkapan ikan seperti ini merupakan penangkapan ikan dekat pantai. Umumnya mereka berangkat sekitar jam 03.00 dini hari atau setelah subuh, dan kembali mendarat pagi harinya sekitar jam 09.00. Pada umumnya penangkapan ikan lepas pantai yang dilakukan dalam waktu yang lebih lama dan lebih jauh dari daerah sasaran tangkapan ikan mempunyai lebih banyak kemungkinan memperoleh hasil tangkapan (produksi) yang lebih banyak dan tentu memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan penangkapan ikan dekat pantai (Masyhuri, 1999).
2.3.4
Faktor Pengalaman Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidak ada yang
membahas bahwa pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan. Namun, dalam aktivitas nelayan dengan semakin berpengalamannya, nelayan yang
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
makin berpengalaman dalam menangkap ikan bisa meningkatan pendapatan atau keuntungan.
2.4
Pengertian Pendapatan Pendapatan nelayan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya
(TC). Jadi Pd = TR – TC. Penerimaan nelayan (TR) adalah perkalian antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py). Biaya nelayan biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Soekartawi, 2002). Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain: 1. Pendapatan pribadi. yaitu: semua jenis pndapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara. 2. Pendapatan disposibel, yaitu; pcndapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
3. Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu negara dalam satu tahun. Menurut Sobri (1999) pendapatan disposibel adalah suatu jenis penghasilan yang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan. Besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima dikurangi dengan pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan. Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan permanen dapat diartikan: 1. Pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan dan upah, gaji. 2. Pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang.
2.5
Penelitian Sebelumnya Zulfikar (2002), hasil penelitiannya tentang analisis sistem bagi hasil terhadap
pendapatan buruh nelayan di Kabupaten Deli Serdang, bahwa hasil analisis dapat diketahui untuk uji beda rata-rata nelayan melaut rawai dan melaut pancing diperoleh t-hitung 12,20 pada tingkat pengujian signifikan 5% maka t-tabel = 1.734. Karena thitung > t-tabel maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
pendapatan melaut merawai dan pancing. Untuk uji beda rata-rata melaut pancing dan melaut jaring diperoleh t-hitung 2,12 pada tingkat signifikan 5% maka t-tabel = 1,734. Karena t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara melaut pancing dan jaring. Salim (1999), dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan di Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, menyatakan bahwa variabel independent jarak tempuh melaut, modal, pengalaman, jumlah perahu dan tenaga kerja dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan nelayan) sebesar 98,7%, dan variabel independent yang bisa diperhitungkan atau berpengaruh terhadap variabel dependent adalah pengalaman dan jumlah perahu yang masing-masing nyata pada taraf signifikansi 95% dan 99%. Untuk variabel pengalaman dan jumlah perahu masing-masing hipotesis diterima sedangkan untuk variabel yang lain ditolak. Sasmita (2006), dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha nelayan di Kabupaten Asahan, menyakan bahwa variabel independent modal kerja, jumlah tenaga kerja, waktu melaut dan pengalaman yang dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan usaha nelayan) sebesar 60,7%.
Dari variabel independent yang diteliti modal kerja dan melaut
signifikan pada tingkat signifikan 5% sedangkan jumlah tenaga kerja signifikan pada tingkat signifikansi 10%. Harahap (2003), dalam penelitian tentang analisis masalah kemiskinan dan tingkat pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Medan Labuhan Kota Medan, menyatakan bahwa variabel independen modal investasi/awal, jam melaut, jumlah tanggungan, pendidikan dan biaya oprasional dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan nelayan tradisional) sebesar 85,6%. Dari variabel independent yang diteliti modal investasi/awal, jam melaut, biaya operasional signifikan pada tingkat α = 5% sedangkan jumlah tanggungan signifikan pada tingkat α = 10%.
2.6
Kerangka Pemikiran Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel
bebas dan variabel terikat.
Berdasar pada uraian sebelumnya maka kerangka
pemikiran peneliti dalam penelitian ini adalah pendapatan nelayan (sebagai variabel terikat) yang dipengaruhi oleh modal kerja, tenaga kerja, waktu melaut, pengalaman dan jarak tempuh melaut (sebagai variabel bebas). Variabel terikat (dependen variable) adalah pendapatan nelayan yang menggunakan sampan dayung (perahu) biasa disebut nelayan tradisonal, perahu motor dan kapal motor Variabel bebas (independent variable) adalah modal kerja, tenaga kerja, lamanya waktu melaut, pengalaman dan jarak tempuh melaut. Faktor modal kerja masuk kedalam penelitian ini karena secara teoritis modal kerja mempengaruhi pendapatan usaha.
Peningkatan dalam modal kerja akan
mempengaruhi peningkatan jumlah tangkapan ikan/ produksi sehingga akan
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
meningkatkan pendapatan. Modal kerja adalah modal yang digunakan nelayan untuk melaut, misalnya: bahan bakar minyak, makanan, rokok, upah tenaga kerja, peralatan menangkap ikan (umpan). Faktor tenaga kerja masuk dalam penelitian ini karena secara teoritis tenaga kerja akan mempengaruhi pendapatan usaha. Tenaga kerja yang dimaksud disini adalah banyaknya orang yang pergi melaut dalam 1 perahu atau kapal. Pada umumnya penangkapan ikan lepas pantai yang dilakukan dalam jarak yang lebih jauh dari daerah sasaran tangkapan ikan mempunyai lebih banyak kemungkinan memperoleh hasil tangkapan (produksi) yang lebih banyak dan tentu memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan penangkapan ikan dekat pantai. Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidak ada yang membahas pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan. Namun, dalam prakteknya, nelayan yang semakin berpengalaman dalam melaut bisa meningkatan pendapatannya. Dengan demikian kerangka pemikiran hubungan antara modal kerja, tenaga kerja, lamanya waktu melaut, pengalaman dan jarak tempuh melaut terhadap keuntungan nelayan dapat digambarkan sebagai berikut:
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Modal Kerja
Tenaga Kerja Pendapatan Nelayan Pengalaman
Jarak Tempuh Melaut Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran
2.7
Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas , maka dapat
dibuat hipotesis sebagai berikut : a) Terdapat pengaruh positif antara modal kerja terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat, ceteris paribus. b) Terdapat pengaruh positif antara tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat, ceteris paribus. c) Terdapat pengaruh positif antara pengalaman terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat, ceteris paribus. d) Terdapat pengaruh positif antara jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat, ceteris paribus.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat, khususnya pengaruh modal kerja, jumlah tenaga kerja, lamanya waktu melaut, pengalaman dan jarak tempuh melaut. Untuk nelayan yang akan menjadi obyek penelitian ini adalah nelayan yang menggunakan sampan dayung atau biasa disebut nelayan tradisional, nelayan yang menggunakan perahu motor atau kapal motor.
3.2
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat yang menyebar di 8
(delapan) Kecamatan yaitu : Kecamatan Secanggang, Tanjung Pura, Gebang, Babalan, Sei Lepan, Pangkalan Brandan Pangkalan Susu dan Besitang.
3.3
Jenis dan Sumber Data Data primer berupa data langsung yang dikumpulkan melalui wawancara
dengan responden dan menggunakan alat yaitu daftar pertanyaan (kuesioner) dan observasi yaitu mengamati secara langsung hal-hal yang berhubungan dengan penelitian misalnya perlengkapan perahu/kapal motor yang dipergunakan nelayan
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
dalam menangkap ikan, kehidupan sosial masyarakat nelayan dan juga perilaku nelayan itu sendiri. Data sekunder diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, BPS Kabupaten Langkat dan dinas-dinas terkait lainnya.
3.4
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah nelayan yang menyebar di 9 (sembilan)
Kecamatan wilayah pesisir Kabupaten Langkat. Adapun perincian jumlah nelayan di Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Jumlah Nelayan di Kabupaten Langkat Tahun 2007 No.
Kecamatan
Jumlah Nelayan (Jiwa)
1. Secanggang
2.630
2. Tanjung Pura
4.125
3. Gebang
1.470
4. Babalan
453
5. Sei Lepan
1.542
6. Brandan Barat
1.752
7. Pangkalan Susu
3.500
8. Besitang
900
9. Pematang Jaya
1.275 Total
17.647
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Langkat, 2007 Sampel dipilih pada 8 (delapan) kecamatan wilayah pesisir secara proporsi . Adapun kecamatan yang terpilih sebagai sampel adalah Kecamatan Secanggang,
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Tanjung pura, Gebang, Babalan, Sei Lepan, Brandan Barat, Pangkalan Susu dan Besitang.
Untuk Kecamatan Pematang Jaya tidak diambil karena sebelumnya
merupakan daerah Kecamatan Pangkalan Susu dan sebagian Kecamatan Besitang. Alasan pemilihan sampel di 8 (delapan) kecamatan tersebut berdasarkan pada : Di 8 kecamatan tersebut merupakan daerah yang dekat dengan selat malaka Nelayan berdomisili lebih banyak di 8 kecamatan tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampel acak sederhana (simple random sampling) sehingga diperoleh sampel yang dapat mewakili (representatif). Dengan perhitungan sampel sebagai berikut : n
≥
N Nd2 +1
Dengan jumlah populasi sebesar 17.647 nelayan dan standard error sebesar 0,10 (10%) maka jumlah sampel minimal adalah : n
≥
17.647 17.647 (0,10)2 + 1
≥ 99,4 ≈ 100 Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 nelayan.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Nelayan di Kabupaten Langkat tahun 2007 No.
Kecamatan
Jumlah Nelayan
Jumlah Sampel
(Jiwa)
(Jiwa)
1. Secanggang
2.630
16
2. Tanjung Pura
4.125
25
3. Gebang
1.470
9
4. Babalan
453
3
5. Sei Lepan
1.542
9
6. Brandan Barat
1.752
11
7. Pangkalan Susu
3500
21
900
6
8. Besitang Jumlah
100
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Langkat, 2007
3.5
Uji Validitas Untuk mengetahui apakah instrumen kuesioner yang dipakai cukup layak
digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurannya, maka dilakukan uji validitas.
Ghozali (2005) menyatakan bahwa
pengukuran validitas internal menggunakan uji validitas setiap butir pertanyaan (content validity) dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total konstruk atau variabel. Dalam hal ini melakukan korelasi masing-masing skor pertanyaan dengan total skor pertanyaan. Apabila nilai validitas yang terdapat pada Corrected Item-Total Correlation dari suatu variabel lebih besar dari 0,30. Dengan demikian maka seluruh pertanyaan dapat dinyatakan valid.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
3.6
Model Analisis Dalam penelitian ini akan menjelaskan pengaruh antara modal kerja, tenaga
kerja, lamanya waktu melaut, pengalaman dan jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat yang dirumuskan dalam fungsi : INC = f (MODAL, LAB, EXPE, DST)
(3.1)
Dimana : INC
= Pendapatan nelayan
MODAL
= Modal kerja
LAB
= Banyaknya orang yang melaut dalam 1 sampan dayung atau perahu motor atau kapal motor
EXPE
= Pengalaman
DST
= Jarak tempuh melaut
Dalam analisis ini pendekatan yang dilakukan adalah analisis fungsi produksi, dimana fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Bentuk fungsi produksi yang digunakan adalah : INC = A MODALβ1 LABβ2 EXPEβ3 DSTβ4 Selanjutnya
fungsi
tersebut
ditranformasikan
(3.2) ke
dalam
bentuk
ekonometrikannya sebagai berikut : Log INC = β0 + β1log MODAL + β2 log LAB + β3 log EXPE + β4 log DST + μ
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
(3.3)
dimana : INC
= Pendapatan nelayan (Rp.) per bulan
MODAL
= Modal kerja (Rp.) per bulan
LAB
= Banyaknya orang yang ikut melaut dalam 1 sampan dayung atau perahu motor atau kapal motor (jiwa)
3.7
EXPE
= Pengalaman (tahun)
DST
= Jarak tempuh melaut (km)
β0
= Intercept
βi
= Koefisien regresi, i = 1, 2, 3 dan 4
μ
= Error term (kesalahan penganggu)
Metode Analisis Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat
terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS) dan dengan alat (software) Eviews versi 4.1. Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan uji F, uji t, dan uji R2. Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi secara serentak (simultan) dari model yang diteliti dan uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi dari masing-masing variabel yang diteliti atau secara parsial, sedangkan uji R2 untuk mengetahui seberapa besar variasi dari variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
3.8
Definisi Operasional Variabel Penelitian a) Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya menangkap ikan di laut dengan menggunakan sampan dayung atau biasa nelayan tradisional, perahu motor dan kapal motor. b) Pendapatan nelayan adalah pendapatan bersih yang dibawa pulang oleh nelayan yang diperoleh dari hasil penjualan tangkapan/produksi ikan setelah dikurangi modal kerja selama sebulan (satuan Rp.) c) Modal kerja adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dalam memperoleh hasilnya. Biaya-biaya itu terdiri dari : makan, rokok, minyak solar, minyak bensin, upah tenaga kerja, peralatan menangkap ikan (umpan) selama sebulan (satuan Rp.). d) Tenaga kerja adalah banyaknya orang yang ikut melaut dalam 1 perahu atau kapal motor (satuan jiwa). e) Pengalaman adalah orang yang sudah menjalani profesi hidupnya sebagai nelayan dalam jangka waktu tertentu (satuan tahun). f) Jarak tempuh melaut adalah rata-rata jarak yang ditempuh oleh nelayan dalam menangkap ikan (satuan km).
3.9
Uji Kesesuaian (Test of goodness of fit)
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Uji kesesuaian (test of goodness of fit) dilakukan berdasarkan perhitungan nilai koefisien determinasi (R2) yang kemudian dilanjutkan dengan uji F (Ftest) dan uji t (t-test). a. Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas (modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut) dapat menjelaskan variabel terikat (keuntungan nelayan). b. Uji serempak (F-test) digunakan untuk menguji signifikansi dari model penelitian. c. Uji parsial (t-test) digunakan untuk menguji signifikansi dari masingmasing (parsial) variabel bebas terhadap variabel terikat.
3.10
Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Dalam suatu model regresi berganda ada beberapa permasalahan yang bisa
terjadi yang secara statistik dapat mengganggu model yang ditentukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik.
3.10.1 Multikolinieritas Multikolinieritas timbul karena satu atau lebih variabel bebas (penjelas) merupakan kombinasi linier yang pasti (sempurna) atau mendekati pasti dari variabel penjelas lainnya. Jika terdapat multikolinieritas sempurna, koefisien regresi dari variabel penjelas tersebut tidak dapat ditentukan dan variansnya bernilai tak
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
terhingga. Jika multikonilinieritas kurang sempurna, koefisien regresi dapat ditentukan, namun variansnya sangat besar, sehingga tidak dapat menaksir koefisien secara
akurat.
Dalam
model
regresi
linier,
diasumsikan
tidak
terdapat
multikolinieritas di antara variabel-variabel penjelas, untuk itu perlu dideteksi dengan mengamati besaran-besaran regresi yang didapat, yaitu : 1. Interval tingkat kepercayaan lebar (karena varians besar maka standar error besar, sehingga interval kepercayaan lebar); 2. Koefisien determinasi tinggi dan signifikasi nitai t statistik rendah; 3. Koefisien korelasi antar variable bebas tinggi; 4. Nilai koefisien korelasi parsial tinggi. Untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas dalam suatu model pengamatan, dapat dilakukan dengan regresi antar variabel bebas, sehingga dapat diperoleh nilai koefisien determinan (R2) masing-masing. Selanjutnya R2 hasil regresi antar variabel bebas tersebut dibandingkan dengan R2 hasil regresi model, sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Jika nilai R2 hasil regresi antar variabel bebas > R2 model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model empiris yang digunakan ditolak. Jika nilai R2 hasil regresi antar variabel bebas < R2 model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
3.10.2 Heteroskedastisitas Salah satu asumsi dari model regresi linier klasik adalah varian dari setiap kesalahan pengganggu μi untuk variabel-variabel bebas yang diketahui merupakan suatu bilangan konstan dengan symbol σ2. Kondisi seperti ini disebut dengan homoskedastisitas, dengan persamaan sebagai berikut : E (μi2) = σ2 , dimana i = 1,2,...,n
(3.4)
Sedangkan bila varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskendastisitas. Dalam prakteknya, heteroskendastisitas banyak ditemui pada data crosssection, karena pengamatan dilakukan pada individu yang berbeda pada saat yang lama, akan tetapi bukan berarti heteroskendastisitas tidak mungkin terjadi dalam data time series. Untuk melihat atau mendeteksi adanya heteroskendastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Park Test (Uji dari Park RE). Park memformalkan metode grafik, dengan menganjurkan bahwa σ2, merupakan fungsi dari variabel bebas Xi. Fungsi yang dianjurkan adalah sebagai berikut : σi2 = σ2 Xi β evi
(3.5)
atau bila ditulis dalam bentuk logaritma natural adalah sebagai berikut: ln σi2 = ln σ2 + β ln Xi + vi
(3.6)
Karena σi2 pada umumnya tidak diketahui, maka Park menyarankan σi2 digantikan dengan μi (residual), sehingga diperoleh :
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
ln μi2 = In μ2 + β ln Xi + vi =
α + β ln Xi + vi
(3.7)
Sebagai pedoman, apabila koefisien β dari persamaan (3.7) signifikan secara statistik, ini menunjukkan bahwa dalam data dari model empiris yang sedang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya, bila koefisien parameter β dari persamaan (3.7) tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas atau tidak adanya heteroskedastisitas dalam data dari model empiris yang sedang diestimasi tidak dapat ditolak. Untuk dapat menerapkan uji Park, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu : 1. Melakukan regresi dengan menggunakan model yang sedang diamati, kemudian didapatkan nilai estimasi residual, μi2 . 2. Lakukan regresi dengan menggunakan persamaan (3.7)
3.10.3 Normalitas Untuk mengetahui apakah normal dan tidaknya faktor pengganggu, μt dengan J-B test.
Adapun kriteria untuk mengetahui normal atau tidaknya dari faktor
pengganggu adalah sebagai berikut: a. Bila nilai JB hitung (= χ2hitung) > nilai χ2tabel , maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual, μt adalah berdistribusi normal ditolak. b. Bila nilai JB hitung (= χ2hitung) < nilai χ2tabel , maka hipotesis yang
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
menyatakan bahwa residual, μt adalah berdistribusi normal tidak dapat ditolak.
3.10.4 Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. berbentuk linier atau tidak.
Apakah fungsi yang digunakan sebaiknya
Apakah suatu variabel baru relevan atau tidak
dimasukkan dalam model. Untuk uji linieritas dalam penelitian ini digunakan uji Ramsey (Ramsey RESET Test), yaitu dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut: a. Bila nilai Fhitung > nilai Ftabel , maka hipotesis yang menyatakan bahwa spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar ditolak b. Bila nilai Fhitung < nilai Ftabel , maka hipotesis yang menyatakan bahwa spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar tidak dapat ditolak.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Wilayah Kabupaten Langkat
4.1.1
Wilayah dan Iklim Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah yang berada di Sumatera
Utara. Secara geografis Kabupaten Langkat berada pada 3o 14” – 4o 13” Lintang Utara, 97o52” – 98o45” Bujur Timur dan 4 – 105 m dari permukaan laut. Kabupaten Langkat menempati area seluas ± 6.263,29 Km2 yang terdiri dari 20 Kecamatan dan 226 Desa serta 34 Kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kabupaten Aceh Tamiang dan Selat Malaka
Sebelah Timur
: Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Selatan
: Kabupaten Karo
Sebelah Barat
: Kabupaten Aceh Tenggara/ Tanah Alas
Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan di Kabupaten Langkat, luas daerah terbesar adalah Kecamatan Bahorok dengan luas 955,10 km2 atau 12,25 persen diikuti Kecamatan Batang Serangan dengan luas 934,90 km2 atau 14,93%. Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kecamatan Binjai dengan luas 49,55 km2 atau 0,79 persen dari total luas wilayah Kabupaten Langkat. (BPS, Kabupaten Langkat Dalam Angka 2006).
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Langkat termasuk daerah yang beriklim tropis. Sehingga daerah ini memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan. (Dinas Pertanian Kabupaten Langkat yang berada di 14 daerah pengamatan).
Gambar 4.1. Lokasi Kabupaten Langkat
4.1.2 Kependudukan dan Jumlah Nelayan Berdasarkan data BPS tahun 2007, Penduduk Kabupaten Langkat berjumlah 1.027.414 jiwa terdiri dari laki-laki 513.651 jiwa dan perempuan 513.763 jiwa. Kepadatan penduduk 164 jiwa/ Km2. Sedangkan pertumbuhan penduduk dari tahun
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
ke tahun sampai dengan tahun 2005 diperkirakan sebesar 2,46 persen dan rata-rata hunian setiap rumah tangga ± 5 jiwa. Pada tahun 2005 komposisi penduduk dapat diuraikan sebagai berikut : jumlah anak balita 0-4 tahun sebesar 109.744 jiwa, usia 5-14 tahun sebesar 228.263 jiwa, usia 15-64 tahun 653.256 jiwa dan jumlah lanjut usia 65 tahun keatas sebesar 36.151 jiwa. Perkembangan dan kepadatan penduduk Kabupaten Langkat selama 4 tahun (2004-2007) adalah sebagai berikut : Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Langkat Tahun 2004 – 2007 No.
Tahun
Jumlah Penduduk (Jiwa) 1. 2004 955.348 2. 2005 970.433 3. 2006 1.013.849 4. 2007 1.027.414 Sumber : BPS Kabupaten Langkat, 2007
Pertumbuhan (%) 1,58 4,47 1,34
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) 153 155 162 164
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.2. Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Langkat Tahun 2007 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Kecamatan Bahorok Salapian Sei. Bingei Kuala Selesai Binjai Stabat Wampu Batang Serangan Sawit Seberang Padang Tualang Hinai Secanggang Tanjung Pura Gebang Babalan Sei Lepan Brandan Barat Besitang Pangkalan Susu
Total Sumber: BPS Kabupaten langkat, 2008
Luas (Km2) 955,10 469,90 338,45 194,76 152,08 49,55 90,64 193,75 934,90 435,07 274,91 114,28 248,73 165,78 162,99 101,80 306,81 92,00 710,48 271,31 6.263,29
Penduduk (Jiwa) 45.547 51.114 47.130 44.079 67.227 40.430 82.018 40.658 38.279 28.395 52.162 46.394 67.571 69.990 47.295 62.905 53.006 23.515 64.345 55.354 1.027.414
Kepadatan (Jiwa/km2) 47,69 108,78 139,25 226,32 442,05 815,94 904,88 209,85 40,94 65,27 189,74 405,97 271,66 422,19 290,17 617,93 172,76 255,60 90,57 204,02
Tabel 4.3. Perkembangan Jumlah Nelayan Kabupaten Langkat No.
Tahun
Jumlah Nelayan Pertumbuhan (Jiwa) (%) 1. 2004 15.647 2. 2005 15.751 3. 2006 15.803 4. 2007 15.803 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, 2007
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
0,66 0,33 0,00
4.1.3
Ketenagakerjaan Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kabupaten Langkat pada tahun 2007
sebanyak 2.772 orang, yang terdiri dari 1220 tenaga kerja laki-laki dan 1552 perempuan. Pencari kerja yang terdaftar tersebut paling banyak mempunyai tingkat pendidikan tamat SLTA umum/kejuruan/lainnya yaitu 1663 orang atau 59,99 persen, sedangkan Sarjana lengkap 498 orang atau 17,96 persen, SLTP umum/sederajat 140 orang atau 5,05 persen dan sisanya tamat DII/DIII 409 orang atau 14,75 persen, dan tamat SD 62 orang atau 2,24 persen.
4.1.4 Perikanan Produksi perikanan di Kabupaten Langkat pada tahun 2007 tercatat 26.167,2 ton yang berasal dari 20.763,9 ton perikanan tangkap dan 5403,3 ton perikanan budi daya. Perahu yang digunakan untuk menangkap ikan ada 231 perahu tanpa motor dan 3.693 perahu dengan motor (kapal motor). Perahu tanpa motor terdiri dari 231 perahu kecil. Kemudian perahu motor dibagi lagi menurut kekuatan mesin yaitu dibawah 5 GT sebanyak 3156 perahu, 5 – 9 GT sebanyak 527 perahu, 10 – 19 GT sebanyak 8 perahu, 20 – 30 GT sebanyak 2 perahu, Sedangkan alat penangkap ikan yang digunakan adalah payang, pukat rantai, pukat cincin, dogol, dan lain-lain.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.4. Produksi Ikan Menurut Jenis Penangkapan di Kabupaten Langkat Tahun 2008 No. A.
Komoditi
Satuan
Perikanan Tangkap 1. Penangkapan ikan laut a. Ikan Laut Ton b. Hasil laut lainnya Ton 2. Penangkapan Ikan Perairan Umum a. Ikan Darat (Sungai/Rawa) Ton B. Perikanan Budidaya 1. Budidaya laut (Keramba Jaring Apung) Ton 2. Budidaya air payau (Tambak/keramba) Ton 3. Budidaya air tawar (Kolam) Ton 4. Budidaya Perairan Umum (Keramba) Ton Total Produksi Ikan Ton Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, 2008
4.2
Produksi 16.428,1 4.211,9 123,9 507,1 4.628,4 260,3 7,5 26.167,2
Uji Validitas Untuk mengetahui apakah instrument kuesioner yang dipakai cukup layak
digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurannya, maka dilakukan uji validitas.
Ghozali (2005) menyatakan bahwa
pengukuran validitas internal menggunakan uji validitas setiap butir pertanyaan (content validity) dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total konstruk atau variabel. Dalam hal ini melakukan korelasi masing-masing skor pertanyaan dengan total skor pertanyaan. Untuk perincian dari uji validitas masingmasing variabel adalah sebagai berikut:
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
a. Variabel Sosial Tabel 4.5. Uji Validitas Variabel Sosial Scale
Scale
Corrected
Mean
Variance
Item-
Alpha
if Item
if Item
Total
if Item
Deleted
Deleted
Correlation
Deleted
II.1
13.5000
2.0303
.5712
.6091
II.2
14.1700
2.3647
.3363
.4129
II.3
14.0300
2.3526
.3872
.4061
II.4
12.8500
2.5328
.3101
.3844
II.5
13.5400
2.2913
.3889
.4047
II.6
13.2700
1.7546
.5300
.5815
II.7
13.0200
2.2420
.3847
.4119
Sumber : Data Primer, diolah, 2008 Berdasarkan hasil uji validitas diatas, maka nilai validitas yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dari variabel sosial lebih besar dari 0,30. Dengan demikian maka seluruh pertanyaan dapat dinyatakan valid.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
b. Variabel Kegiatan Usaha Tabel 4.6. Uji Validitas Variabel Kegiatan Usaha Scale
Scale
Corrected
Mean
Variance
Item-
Alpha
if Item
if Item
Total
if Item
Deleted
Deleted
Correlation
Deleted
III.2
806200.2371
1913151799312
.5370
.7246
III.5
639623.4330
1347258167798
.6650
.5023
III.6
258058.4845 147209441471.6
.8402
.6869
III.7
714774.1546
1621145602873
.8380
.6069
III.9
806192.0000
1913137886371
.4132
.4246
III.10
806184.9897
1913106928410
.7898
.6246
III.11
806199.2474
1913148918131
.5668
.5246
III.13
806183.4742
1913158472983
.4285
.4246
III.14
806198.2474
1913152430589
.4278
.4246
Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.3
Karakteristik Nelayan Pada Obyek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah nelayan yang memiliki
sampan dayung, perahu motor sampai kapal motor yang tersebar di 8 kecamatan di Kabupaten Langkat. Karakteristik responden yang di bahas dalam penelitian ini meliputi karakter sosial ekonomi masyarakat nelayan di 8 kecamatan di kabupaten Langkat yang dijadikan sebagai sampel penelitian berjumlah 100 orang.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
4.3.1
Usia Nelayan Bagian pertama wawancara digunakan untuk mengumpulkan data sosial
ekonomi nelayan di Kabupaten Langkat adalah usia/umur. Berdasar tabel 4.7 ada sebanyak 5,0% nelayan yang berusia dibawah 24 tahun dan 3,0% berusia diatas 60 tahun. Rendahnya nelayan yang berusia tua menunjukkan semakin besarnya usia produktif yang bekerja sebagai nelayan. Usia produktif antara 25 – 59 tahun sebesar 92,0%. Tabel 4.7. Kondisi Usia Nelayan di Kabupaten Langkat Usia Nelayan (Tahun) 15 – 24 25 – 34 35 – 44 45 – 59 Lebih dari 59 tahun Total Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.3.2
Jumlah 5 23 41 28 3 100
Persen (%) 5,0 23,0 41,0 28,0 3,0 100,0
Tingkat Pendidikan Untuk tingkat pendidikan berdasar 4.8 menunjukkan hasil bahwa sebanyak
84,0% nelayan berpendidikan sampai dengan tamat SD (tidak pernah sekolah atau tidak tamat sekolah atau tamat SD). Sedangkan yang berpendidikan tamat SMA hanya sebesar 4,0%.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.8. Kondisi Tingkat Pendidikan Nelayan di Kabupaten Langkat Tingkat Pendidikan Tidak pernah sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Total Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.3.3
Jumlah 1 17 66 12 4 100
Persen (%) 1,0 17,0 66,0 12,0 4,0 100,0
Jumlah Anggota Keluarga Untuk jumlah anggota keluarga berdasar tabel 4.9 menunjukkan hasil bahwa
jumlah anggota keluarga sampai dengan 2 jiwa sebanyak 31,0%. Sedangkan jumlah anggota 3, 4 dan 5 jiwa sebanyak 50,0%. Rata-rata jumlah anggota dalam 1 (satu) rumah tangga ± 4 anggota rumah tangga untuk nelayan di Kabupaten Langkat. Tabel 4.9. Kondisi Jumlah Anggota Keluarga Nelayan di Kabupaten Langkat Jumlah Anggota keluarga (Jiwa) 1 2 3, 4, 5 6,7,8 Lebih dari 9 Total Sumber : Data Primer, diolah, 2008
Jumlah 11 20 50 16 3
Persen (%) 11,0 20,0 50,0 16,0 3,0
100
100,0
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
4.3.4 Lantai Rumah Untuk lantai rumah di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar tempat tinggalnya lantainya berasal dari papan sebanyak 65,0% kemudian diikuti dari semen sebesar 29,0% dan yang dari tanah sebesar 6,0%. Tabel 4.10. Kondisi Lantai Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat Lantai Rumah Tanah Papan Semen Total Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.3.5
Jumlah 6 65 29 100
Persen (%) 6,0 65,0 29,0 100,0
Dinding Rumah Untuk dinding rumah di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar tabel
4.11 menunjukkan bahwa sebagian besar tempat tinggalnya dinding rumahnya berasal dari papan sebanyak 77,0% kemudian diikuti dari tepas sebesar 13,0%. Sedangkan yang permanen hanya 3,0%. Tabel 4.11. Kondisi Dinding Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat Dinding Rumah Papan ½ Permanen Permanen Tepas Total Sumber : Data Primer, diolah, 2008
Jumlah 77 5 3 13 100
Persen (%) 77,0 5,0 3,0 13,0 100,0
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
4.3.6 Atap Rumah Untuk atap rumah di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebagian besar tempat tinggalnya atap rumah berasal dari seng sebanyak 70,0% kemudian diikuti dari atap rumbia sebesar 30,0%. Tabel 4.12. Kondisi Atap Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat Atap Rumah
Jumlah
Atap Rumbia Seng
30 70 100
Total Sumber : Data Primer, diolah, 2008
Persen (%) 30,0 70,0 100,0
4.3.7 Alat Penerangan Untuk alat penerangan rumah di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar tabel 4.13 menunjukkan bahwa mayoritas alat penerangan yang digunakan penduduk di kawasan nelayan Kabupaten Langkat menggunakan listrik yaitu sebesar 94,0% kemudian diikuti dengan teplok sebesar 6,0%. Tabel 4.13. Kondisi Alat Penerangan Nelayan di Kabupaten Langkat Alat Penerangan Teplok Petromak Listrik Total Sumber : Data Primer, diolah, 2008
Jumlah 6 0 94 100
Persen (%) 6,0 0,0 94,0 100,0
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
4.3.8
Sumber Air Minum Untuk sumber air minum di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar
tabel 4.14 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk nelayan menggunakan air sumur sebesar 67,0% kemudian diikuti dengan menggunakan air ledeng/PDAM sebesar 26,0% dan air sungai sebesar 7,0%. Tabel 4.14. Kondisi Sumber Air Minum Nelayan di Kabupaten Langkat Sumber Air Minum Air Sungai Air Sumur Air Ledeng/PDAM Total Sumber : Data Primer, diolah, 2008
Jumlah 7 67 26 100
Persen (%) 7,0 67,0 26,0 100,0
4.3.9 Tempat Membuang Kotoran/Tinja Untuk tempat membuang kotoran/tinja di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar tabel 4.15 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk nelayan untuk membuang kotoran/tinja menggunakan WC/Jamban milik sendiri sebesar 71,0% kemudian diikuti dengan menggunakan sungai sebesar 25,0% dan toilet umum sebesar 4,0%.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.15. Kondisi Tempat Membuang Kotoran/Tinja Nelayan di Kabupaten Langkat Tempat Membuang Kotoran/Tinja Sungai Toilet Umum WC/Jamban Milik Sendiri Total Sumber : Data Primer, diolah, 2008
Jumlah 25 4 71 100
Persen (%) 25,0 4,0 71,0 100,0
4.3.10 Status Kepemilikan Rumah Untuk status kepemilikan rumah di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar tabel 4.16 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk nelayan memiliki rumah sendiri yaitu sebesar 78,0% kemudian diikuti dengan milik keluarga sebesar 15,0% dan sewa sebesar 7,0%. Tabel 4.16. Status Kepemilikan Rumah Nelayan di Kabupaten Langkat Status Kepemilikan Rumah Sewa Milik Keluarga Milik Sendiri Total Sumber : Data Primer, diolah, 2008
Jumlah 7 15 78 100
Persen (%) 7,0 15,0 78,0 100,0
4.3.11 Kepemilikan Perahu, Perahu dan Kapal Motor Untuk status kepemilikan perahu, perahu/kapal motor di kawasan nelayan Kabupaten Langkat berdasar tabel 4.17 menunjukkan bahwa nelayan memiliki sendiri
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
perahu, perahu motor dan kapal motor sebesar 53,0% kemudian diikuti yang sewa sebesar 41,0% dan kredit sebesar 6,0%. Tabel 4.17. Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Nelayan di Kabupaten Langkat Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Milik Sendiri Sewa Kredit Total Sumber : Data Primer, diolah, 2008
Jumlah 53 41 6 100
Persen (%) 53,0 41,0 6,0 100,0
4.3.12 Sistem Pembagian Hasil Untuk sistem pembagian hasil dari pendapatan. Misalkan di dalam 1 (satu) perahu atau kapal motor yang terdiri dari anggota (knek), tekong (nakhoda atau pawang yang mempunyai mengetahui keadaan laut) maka sistem pembagian hasilnya adalah dari pendapatan bersih kemudian dibagi masing-masing 1 bagian untuk anggota (knek) dan 2 bagian untuk tekong. Sedangkan apabila perahu atau kapal motor yang sewa dan pada waktu melaut tanpa tekong maka sistem pembagian hasilnya adalah dari pendapatan bersih kemudian dibagi masing masing 1 bagian untuk nelayan dan untuk toke (pemilik kapal) mendapat 1 – 2 bagian tergantung perjanjian. Apabila perahu atau kapal motor yang sewa dan pada waktu melaut dengan tekong maka sistem pembagian hasilnya adalah dari pendapatan bersih kemudian dibagi masing-masing 1 bagian untuk anggota (knek) dan untuk tekong 1,5 bagian serta untuk toke 2 bagian.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
4.4
Karakteristik Nelayan Terhadap Pendapatan di Kabupaten Langkat
4.4.1
Usia Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat Berdasar pada Tabel 4.18 bahwa usia produktif (25 – 59 th) sebanyak 92
orang (=92,0%) nelayan. Dari usia produktif tersebut ternyata sebanyak 47 orang (= 47,0%) berpendapatan dibawah Rp 1.000.000,- dan jumlah nelayan usia produktif yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 45 orang (= 45,0%). Namun ada nelayan yang berusia 15 – 24 tahun sebanyak 5 orang (= 5,0%) dengan 4 orang yang berpendapatan diatas Rp 1.000.000,-. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18. Tabulasi Silang Antara Usia Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat Pendapatan per bulan Usia (Th.) Total (Rp.) 15 – 24 25 – 34 35 – 44 45 – 59 Lebih dari 59 ≤ 500.000 1 8 7 11 1 28 500.001 – 1.000.000 7 10 4 1 22 1.000.001 – 1.500.000 1 5 9 5 1 21 1.500.001 – 2.000.000 3 2 3 2 10 > 2.000.000 1 12 6 19 Total 5 23 41 28 3 100 Sumber : Data Primer, diolah, 2008 4.4.2
Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat Berdasar pada Tabel 4.19 jumlah nelayan yang berpendidikan sampai tamat
SD yang berpendapatan kurang dari Rp 1.000.000,- sebanyak 41 nelayan (= 41,0%), sedangkan nelayan yang berpendidikan sampai tamat SD yang berpendidikan lebih dari Rp 1.000.000,- sebanyak 45 nelayan (= 45,0%).
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Untuk yang berpendidikan tamat SMA jumlah responden 4 orang (= 4,0%) dengan 2 orang nelayan yang berpendapatan kurang Rp 1.000.000,- dan 2 orang nelayan yang berpenghasilan diatas Rp 1.000.000,Tabel 4.19. Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat Pendidikan Pendapatan per bulan (Rp.) Tidak Pernah Tidak Tamat SD Sekolah Sekolah SD ≤ 500.000 4 20 500.001 – 1.000.000 1 5 11 1.000.001 – 1.500.000 3 14 1.500.001 – 2.000.000 1 7 > 2.000.000 4 13 Total 1 17 65 Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.4.3
Total SMP SMA 3 4 4 1 1 13
1 1 1 1 4
28 22 21 10 19 5100
Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat Berdasar pada Tabel 4.20, jumlah anggota keluarga sampai dengan 2 jiwa
untuk nelayan yang berpendapatan dibawah Rp 1.000.000,- sebanyak 18 orang (= 18,0%), sedangkan yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 13 orang (= 13,0%). Untuk jumlah anggota keluarga dari 3 sampai dengan 5 jiwa yang berpenghasilan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 25 orang (= 25,0%), sedang yang berpenghasilan diatas Rp 1.000.000,- sebanyak 13 orang (= 13,0%).
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Untuk jumlah anggota keluarga dari 6 sampai dengan 11 jiwa yang berpenghasilan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 7 orang (= 7,0%), sedang yang berpenghasilan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 12 orang (= 12,0%). Tabel 4.20. Tabulasi Silang Antara Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat Pendapatan per bulan (Rp.) 1 2 5 1 3
2 ≤ 500.000 8 500.001 – 1.000.000 3 1.000.001 – 1.500.000 5 1.500.001 – 2.000.000 2 > 2.000.000 2 Total 11 20 Sumber : Data Primer, diolah, 2008 4.4.4 Status Kepemilikan Kabupaten Langkat
Jumlah Anggota Keluarga (Jiwa) 3 4 5 6 7 8 9 9 1 4 1 1 1 9 1 1 2 6 3 1 1 4 3 1 1 5 5 2 3 1 1 24 19 7 4 6 6 1
Rumah
Terhadap
Total 10 1
11 1
1
1
Pendapatan
28 22 21 10 19 100
Nelayan
di
Berdasar Tabel 4.21, jumlah nelayan dengan status kepemilikan rumah sewa dengan pendapatan dibawah Rp 1.000.000,- sebanyak 6 orang (= 6,0% ), sedangkan yang berpenghasilan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 1 orang (1,0%). Untuk jumlah nelayan dengan status kepemilikan rumah yang merupakan milik keluarga dengan pendapatan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 7 orang (= 7,0%), sedang yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 9 orang (= 9,0%). Untuk jumlah nelayan dengan status kepemilikan rumah yang merupakan milik sendiri dengan pendapatan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 37 orang
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
(= 37,0%), sedang yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 40 orang (= 40,0%). Tabel 4.21. Tabulasi Silang Antara Status Kepemilikan Rumah Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat Pendapatan per bulan Status Kepemilikan Rumah (Rp.) Sewa Milik Keluarga Milik Sendiri ≤ 500.000 2 3 23 500.001 – 1.000.000 4 4 14 1.000.001 – 1.500.000 1 4 16 1.500.001 – 2.000.000 3 7 > 2.000.000 2 17 Total 7 15 78 Sumber : Data Primer, diolah, 2008 4.4.5
Total 28 22 21 10 19 100
Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat Berdasar Tabel 4.22, jumlah nelayan dengan status kepemilikan perahu/kapal
motor milik sendiri dengan pendapatan dibawah Rp 1.000.000,- sebanyak 23 orang (= 23,0% ), sedangkan yang berpenghasilan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 30 orang (30,0%). Untuk jumlah nelayan dengan status kepemilikan perahu/kapal motor yang merupakan sewa dengan pendapatan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 25 orang (= 25,0%), sedang yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 16 orang (= 16,0%). Untuk jumlah nelayan dengan status kepemilikan perahu/kapal motor yang merupakan kredit dengan pendapatan di bawah Rp 1.000.000,- sebanyak 2 orang
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
(= 2,0%), sedang yang berpendapatan di atas Rp 1.000.000,- sebanyak 4 orang (= 4,0%). Tabel 4.22. Tabulasi Silang Antara Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor Terhadap Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat Pendapatan per bulan Status Kepemilikan Perahu/Kapal Motor (Rp.) Milik Sendiri Sewa Kredit ≤ 500.000 17 11 500.001 – 1.000.000 6 14 2 1.000.001 – 1.500.000 14 6 1 1.500.001 – 2.000.000 7 3 > 2.000.000 9 7 3 Total 53 41 6 Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.5
Tingkat Pendapatan Mempengaruhinya
Nelayan
dan
Total 28 22 21 10 19 100
Faktor-Faktor
Yang
Untuk tingkat pendapatan berdasar Tabel 4.23 menunjukkan bahwa penduduk yang berpendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 1.000.000,- sebesar 50,0%. Sedangkan yang berpendapatan Rp 1.000.000,- – Rp 2.000.000,- sebesar 31,0% dan yang berpendapatan diatas Rp 2.000.000,- sebesar 19,0%. Tabel 4.23. Tingkat Pendapatan per bulan Nelayan di Kabupaten Langkat Pendapatan per bulan (Rp.) ≤ 500.000 500.001 – 1.000.000 1.000.001 – 1.500.000 1.500.001 – 2.000.000 > 2.000.001
Jumlah
Total
28 22 21 10 19 100
Persen (%) 28,0 22,0 21,0 10,0 19,0 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Untuk tingkat pendapatan (hasil penjualan – modal kerja) per bulan penduduk nelayan di Kabupaten Langkat minimum sebesar Rp 55.000,- dan yang tertinggi sebesar Rp 7.440.00,- dan dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp 1.259.207,-. Untuk modal kerja per bulan penduduk nelayan di Kabupaten Langkat minimum sebesar Rp 40.000,- dan yang tertinggi sebesar Rp 9.000.000,-. Untuk tenaga kerja yang ikut dalam melaut minimum sebanyak 1 orang dan yang tertinggi sebesar 11 orang dengan rata-rata 2,49 orang (± 3 orang). Untuk lamanya waktu melaut dalam satu kali melaut minimum selama 3 jam dan yang paling lama sebesar 120 jam (= 5 hari) dengan rata-rata selama 16,60 jam dalam 1 kali melaut. Untuk pengalaman dalam menangkap ikan, nelayan di Kabupaten Langkat mempunyai pengalaman minimum selama 3 tahun dan paling lama sebesar 54 tahun dengan rata-rata pengalaman selama 23,69 tahun (± 24 tahun). Untuk jarak tempuh melaut, nelayan di Kabupaten Langkat minimum sejauh 1 km dan yang paling jauh 75 km dengan rata-rata sejauh 9,65 km (± 10 km). Tabel 4.24. Pendapatan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat Keterangan Minimum Maksimum Pendapatan per bulan (Rp) 55.000 7.440.000 Modal Kerja per bulan (Rp) 40.000 9.000.000 Tenaga Kerja (orang) 1 11 Pengalaman (tahun) 3 54 Jarak Tempuh Melaut (km) 1 75 Sumber : Data Primer, diolah, 2008
Mean 1.259.207 985.827 2,49 23,69 9,65
Std. Deviasi 1.188.818 1.423.735 1,79 10,22 11,96
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
4.6
Hasil Estimasi Dengan Menggunakan Metode OLS Untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu modal kerja, jumlah tenaga
kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut terhadap variabel terikat yaitu pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan program Eviews 4.1, berdasarkan perhitungan fungsi Cobb-Douglas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Hasil
Estimasi
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Nelayan
di Kabupaten Langkat LOG(INC) = 10,029 + 0,293 LOG(MODAL) + 0,258 LOG(LAB) + 0,158 LOG(EXPE) Std. Error (0,1139) (0,1294) (0,1746) t-stat (2,575)** (1,997)** (0,904) Std. Error t-stat
+ 0,004 LOG(DST) (0,0066) (0,648)
R2 = 0,616233 R2 = 0,579022 F-stat = 3,123600 Keterangan
: ** signifikan pada α =5%
Sumber
: Data diolah (Lampiran 5)
Berdasarkan nilai R-squared (R2) sebesar 0,6162 yang diperoleh dari penelitian menyatakan bahwa variabel independen (variabel modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut) mampu menjelaskan variasi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat sebesar 61,62%. Sedangkan sisanya sebesar 38,38% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi ini.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Dari hasil estimasi bahwa nilai F-statistik yang diperoleh, yaitu sebesar 3,1236 yang berarti lebih besar dari F0,05(5,94) = 2,30; ini berarti secara bersama-sama (serentak) yaitu modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Berdasarkan uji t-statistik (uji secara parsial), maka dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat adalah modal kerja dan tenaga kerja pada tingkat α = 5 persen sedangkan variabel bebas yaitu pengalaman dan jarak tempuh melaut tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. Hasil estimasi diatas menunjukan bahwa koefisien regresi modal kerja sebesar 0,293 bermakna bahwa apabila modal kerja bertambah 10 persen, maka pendapatan nelayan dapat meningkat sebesar 2,93 persen. Koefisien tenaga kerja menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,258 bermakna bahwa apabila jumlah tenaga kerja bertambah 10 persen, maka pendapatan nelayan dapat meningkat 2,58 persen. Sebagaimana yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya, bahwa pengujian secara parsial (individu) dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Selain itu juga dilihat berdasarkan nilai signifikinsi (sig.) pada hasil estimasi (lampiran 5).
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Dengan jumlah sampel (n) = 100, variabel bebas (k) = 4 maka derajat bebas untuk nilai t-statistik (n-k-1) atau sama dengan 95. Pada variabel modal kerja mernpunyai t-hitung sebesar 2,575 lebih besar dari t-tabel α = 0,05 sebesar 1,98 yang bermakna bahwa variabel modal kerja berpengaruh signifikan pada α = 0,05 terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. Sementara itu t-hitung variabel tenaga kerja sebesar 1,997 lebih besar dibandingkan nilai t-tabel pada α = 0,05 sebesar 1,98 dengan demikian bahwa variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. Sementara itu t-hitung variabel pengalaman sebesar 0,904 lebih kecil dibandingkan nilai t-tabel pada α = 0,05 sebesar 1,98 dengan demikian bahwa variabel pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. Sementara itu t-hitung variabel jarak tempuh melaut sebesar 0,648 lebih kecil dibandingkan nilai t-tabel pada α = 0,05 sebesar 1,98 dengan demikian bahwa variabel jarak tempuh melaut tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. Hasil estimasi diatas menunjukan bahwa koefisien modal kerja menunjukkan elastisitas dari modal kerja terhadap pendapatan nelayan, dengan elastisitas sebesar 0,293 bermakna bahwa modal kerja terhadap pendapatan nelayan adalah tidak elastis
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
(inelastic). Hal ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap modal kerja sangat kecil. Sementara itu koefisien jumlah tenaga kerja yang menunjukkan elastisitas jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan dengan elastisitas sebesar 0,258 bermakna bahwa jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan adalah tidak elastis (inelastic). Hal ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap jumlah tenaga kerja sangat kecil. Sedangkan untuk koefisien pengalaman yang menunjukkan elastisitas pengalaman terhadap pendapatan nelayan dengan elastisitas sebesar 0,158 bermakna bahwa pengalaman terhadap pendapatan nelayan adalah tidak elastis (inelastic). Hal ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap pengalaman sangat kecil. Sedangkan untuk koefisien jarak tempuh melaut yang menunjukkan elastisitas jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan dengan elastisitas sebesar 0,004 bermakna bahwa jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan adalah tidak elastis (inelastic). Hal ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap jarak tempuh melaut sangat kecil. Berdasarkan hasil estimasi pendapatan nelayan diperoleh hasil bahwa pendapatan nelayan berada pada kondisi Decreasing Return to Scale lebih kecil dari 1. Decreasing return to scale = 0,293 + 0,258 + 0,158 + 0,004 = 0,713. Decreasing Return to Scale artinya bahwa apabila modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
jarak tempuh melaut naik dua kali lipat maka pendapatan nelayan akan naik lebih kecil dari dua kali lipat. Kapital
K3 K2
24 19
K1
10 L1 L2
L3
Tenaga Kerja
Gambar 4.2. Decreasing Return to Scale
4.7
Uji Asumsi Klasik Mempertimbangkan bahwa dalam model regresi yang ingin dicapai adalah
Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan ada kalanya sering dijumpai dalam model regresi (terutama regresi linear berganda) berbagai masalah terutama pelanggaran terhadap asumsi klasik, maka dalam penelitian ini dilakukan pengujian asumsi klasik berupa multikolinieritas, heteroskedastisitas, normalitas dan linieritas.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
4.7.1
Uji Multikolinieritas Interpretasi dari model regresi berganda secara implisit bergantung pada
asumsi bahwa antar variabel bebas yang digunakan dalam model tersebut tidak saling berkolerasi. Koefisien-koefisien regresi biasanya diinterpretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap. Namun interpretasi ini menjadi salah apabila terdapat hubungan linear antar variabel bebas. Berikut ini hasil uji multikolinieritas pada Tabel 4.25 adalah sebagai berikut: Tabel 4.25. Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas Variabel
R2
LOG (MODAL)
0,217
LOG (LAB)
0,233
LOG(EXPE)
0,059
LOG(DST)
0,337
Sumber
: Data diolah (Lampiran 6 s/d 9)
Berdasarkan pada Tabel 4.25 diatas dapat terlihat bahwa nilai R2 {LOG(INC) C LOG(MODAL) LOG(LAB) LOG(EXPE) LOG(DST), yaitu 0,616 lebih besar dari pada nilai R2 antar variabel bebas dalam regresi parsial yaitu : 0,217; 0,233; 0,059 dan 0,337 berdasarkan ketentuan rule of thumb dan metode ini dapat disimpulkan bahwa dalam model tersebut tidak ditemukan adanya multikolinierity.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
4.7.2 Uji Heteroskedastisitas Dalam regresi berganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE adalah var (ui) σ2 (konstan), semua sesatan mempunyai variansi yang sama. Padahal ada kasus-kasus tertentu dimana variansi u1 tidak konstan, melainkan suatu variabel berubah-ubah. Berdasarkan hasil estimasi uji white heterokedastisticity test pada tabel 4.26, diperoleh besarnya nilai Obs*R-squared sebesar 11,399 dan bila dibandingkan dengan nilai χ2 Tabel sebesar 118,743 pada tingkat signifikansi α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Obs*R-squared lebih kecil dan nilai χ2 Tabel (Obs*Rsquared = 10,703 < χ2 Tabel = 118,743).
Dengan demikian, hasil uji dengan
menggunakan
test
white
heterokedastisticity
tidak
ditemukan
masalah
heteroskedastisitas dalam model yang digunakan. Tabel 4.26. Hasil Estimasi Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic
0.781175
Probability
0.686336
Obs*R-squared
11.39968
Probability
0.654392
Sumber : Data diolah (lampiran 10)
4.7.3
Uji Normalitas Uji Normalitas ini dilakukan untuk mengetahui normal apa tidaknya faktor
pengganggu yang dapat diketahui melalui uji JB-test. Uji ini menggunakan hasil
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
estimasi residual dan Chi-Square Probability Distribution. Hasil estimasi yang dilakukan dengan uji JB test dapat dilihat pada Lampiran 11 Berdasarkan hasil estimasi uji JB test pada Lampiran 11, diperoleh besarnya nilai Jarque-Bera normality test statistics sebesar 4,975
dan bila dibandingkan
dengan nilai χ2 Tabel sebesar 118,743 pada tingkat α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa nilai JB test lebih kecil dan nilai χ2 Tabel (JB test hitung = 4,975 < χ2 Tabel 118,743). Hal ini berarti model empiris yang digunakan dalam model tersebut mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi normal yang tidak dapat ditolak.
4.7.4
Uji Linieritas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah spesifikasi model yang digunakan
sudah benar atau tidak.
Apakah fungsi yang digunakan dalam studi empiris
berbentuk linier atau tidak.
Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji
Ramsey (Ramsey RESET Test). Berdasarkan hasil estimasi Ramsey RESET test pada lampiran 12, diperoleh hasil nilai Fhit sebesar 0,067 dan bila dibandingkan dengan nilai Ftabel sebesar 2,47 pada tingkat α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Fhit lebih kecil dan nilai Ftabel. Oleh karena itu, berdasarkan hasil uji Ramsey dapat disimpulkan bahwa model yang benar spesifikasinya dalam bentuk linier atau persamaan dalam bentuk linier.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Dengan melakukan berbagai uji asumsi klasik dan hasilnya ternyata bebas dari pelanggaran asumsi klasik maka dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam menaksir pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat sudah baik “BLUE”.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. 2. Modal kerja merupakan faktor yang memberikan pengaruh yang besar dibandingkan 3 faktor yang lain yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. 3.
Modal kerja mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan nelayan, ceteris paribus.
Dengan kata lain, apabila modal kerja naik akan
meningkatkan pendapatan nelayan. Begitu juga halnya dengan tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan nelayan. 4. Nilai elastisitas dari variabel modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut mempunyai nilai elastisitas kurang dari 1 (inelastic) terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat,
sehingga respon pendapatan
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
nelayan terhadap modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut sangat kecil.
5.2
Saran-Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis
memberikan beberapa saran, sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mendorong peningkatan pendapatan nelayan sudah seharusnya pemerintah Kabupaten Langkat terutama Dinas Perikanan dengan bekerja sama dengan dinas terkait lainnya mencari solusi dari permasalahan modal kerja dengan membuka akses untuk mendapatkan modal kerja guna kesejahteraan nelayan dengan cara bekerjasama dengan koperasi atau lembaga keuangan bank dan non bank. 2. Untuk mendorong kemampuan dari nelayan maka Pemerintah Kabupaten Langkat terutama Dinas Perikanan dapat memberikan pembinaan dan pengembangan kemampuan nelayan dalam kemampuan menangkap ikan dan juga meningkatkan teknologi dalam menangkap ikan dengan teknologi yang tepat guna. 3. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan, perlu diberikan penyuluhan tentang bagaimana kelayakan dalam menangkap ikan. Meskipun masyarakat nelayan telah banyak memiliki pengalaman (umunya pola
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
tradisional), namun penyuluhan ini perlu dilakukan terutama berorientasi kepada penggunaan dan pemanfaatan teknologi. 4. Penggunaan tenaga kerja oleh masing-masing kelompok nelayan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan sehingga akan mengurangi biaya ke laut (lebih efisien), karena tambahan tenaga kerja tersebut tidak profesional. 5. Peralatan yang digunakan oleh para nelayan pada umumnya masih minim dan tradisonal sehingga hasil tangkapnnya acapkali tidak dapat menutupi biaya yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga.
Untuk itu diperlukan
sentuhan dan bantuan dari para pemilik modal agar dapat mendukung kelengkapan peralatan penangkapan ikan yang diperlukan para nelayan.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
__________, 2001, Dimensi Ekonomi Kehidupan Sosial Masyarakat Nelayan, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan (JEP), IX(1). __________, 2000, Nelayan: Strategis Adaptasi dan Jaringan Sosial, Humaniora Utama Press, Bandung. __________, 1999, Pemberdayaan Nelayan Tertinggal Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi: Telaah Terhadap Sebuah Pendekatan, Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan, LIPI, Jakarta. Badaruddin, 2001, Kelembagaan Sosial Ekonomi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Nelayan Kecamatan Percut Sei Tuan, Lembaga Penelitia, Medan. Budiharsono, 2001, Teknis Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Badan Pusat Statitistik (BPS), 2007, Kabupaten Langkat Dalam Angka, BPS, Langkat. Dahuri, Rokhmin, 2004, Membangun Kelautan dan Perikanan, Bening, Jakarta. Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta. Joesran dan Fathorrozi, 2003. Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat, Jakarta. Masyhuri, 1998, Usaha Penangkapan Ikan di Jawa dan Madura: Produktivitas dan Pendapatan Buruh Nelayan, Masyarakat Indonesia, XXIV, No. 1. Miller, R. L., R. E. Meiners, 1999. Teori Ekonomimikro Intermediate. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Nicholson, W., 1998. Teori Ekonomi Mikro I. Raja Garfindo Persada. Jakarta. Rahardja, Manurung, 2006, Teori Ekonomi Mikro, Edisi Ketiga, LP Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Said Ali, Harahap, 2003, Analisis Masalah Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan Nelayan di Medan Belawan, Sumut, Tesis S2 PPS USU, Medan. Salim, Agus, 1999, Analisis Tingkat Pendapatan Nelayan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Kecamatan Syiah Kuala Kotamadya Banda Aceh, Tesis S2 PPS USU, Medan. Sasmita, 2006, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Nelayan Di Kabupaten Asahan, Tesis S2. PPS USU, Medan. Sastrawidjaya, dkk, 2002, Nelayan Nusantara, Pusat Riset Pengolahan Produk Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Sobri, 1999. Ekonomi Makro. BPFE-UGM, Yogyakarta. Sukirno, S., 2004. Pengantar Teori MikroEkonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sukirno, S., 2006. Makroekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Zulfikar, 2002, Analisis Sistem bagi Hasil Terhadap Pendapatan Buruh Nelayan di Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Skripsi S1, EP USU, Medan.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran 1. Kuesioner KUESIONER PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN LANGKAT MAGISTER EKONOMI PEMBANGUNAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kecamatan
:
Desa
:
I.
IDENTITAS RESPONDEN
1.
Nama
: ………………………………….
2.
Umur
: ………tahun
3.
Pendidikan : a. Tidak Pernah Sekolah b. Tidak Tamat Sekolah c. SD d. SMP e. SMA f. D1 – D3 – S1
4.
Jumlah anggota keluarga yang ditanggung ..........orang
5.
Berapa lama (pengalaman) bapak/saudara bekerja sebagai nelayan ..............th
6.
Disamping nelayan usaha apa yang bapak lakukan: a. Pedagang b. Buruh c. Bertani d. Lainnya, sebutkan .................................................
7.
Berapa hasil usaha sampingan yang diperoleh Rp ............................./bulan
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
II
KEADAAN SOSIAL
1.
Lantai rumah: a. Tanah b. Papan c. Semen d. Keramik
2.
Dinding Rumah: a. Papan b. 1/2 permanen c. Permanen
3.
Atap rumah: a. Atap rumbia b. Seng
4.
Alat penerangan: a. Teplok b. Petromak c. Listrik
5.
Sumber air minum: a. Air sungai b. Air sumur c. Air Ledeng/ PDAM
6.
Tempat membuang kotoran/ tinja: a. Sungai b. Tempat toilet umum c. WC/ Jamban milik sendiri
7.
Status milik rumah: a. Sewa b. Milik keluarga c. Milik sendiri
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
III
KEGIATAN USAHA
1. Jenis perahu/kapal motor apa yang bapak/saudara gunakan .................. GT 2. Apakah perahu/kapal motor yang bapak gunakan sekarang? a. Milik sendiri b. Sewa (langsung ke pertanyaan no. 3) c. Kredit 3. Jika perahu/kapal motor bapak kredit, berapa angsuran per bulan Rp. .................... , atau per trip Rp. ....................................... 4. Jiwa sewa, berapa sewa per bulan Rp. ........................, atau per hari Rp. .................... 5. Berapa biaya (modal kerja) yang diperlukan untuk pergi sekali melaut.(per trip) Biaya (modal kerja): a. Makanan (beras dan lauk pauk)
Rp. .............................
b. Makanan ringan
Rp. .............................
c. Rokok
Rp. .............................
d. Minyak solar
Rp. .............................
e. Minyak bensin
Rp. .............................
f. Minyak oli
Rp. .............................
g. Umpan
Rp. .............................
h. Dan lain-lain
Rp. ……………………
Jumlah
Rp. ……………………
6. Berapa rata-rata hasil tangkapan per trip:
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
No.
7.
Jenis Tangkapan
1.
Ikan .........................
2.
Ikan ........................
3.
Ikan ........................
4.
Udang
5.
..................................
6.
...................................
7.
Jumlah
Volume
Harga per Kg
(Kg)
(Rp)
Nilai (Rp)
Dari hasil penjualan tersebut, berapa yang bapak/saudara peroleh/terima Rp. .............
8. Bagaimana sistem pembagian hasil tangkapan/penjualan : ..................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... 9. Kalau bapak/saudara pergi ke laut kira-kira berapa jauh jarak yang bapak tempuh ke daerah sasaran tangkapan .................. km 10. Berapa lama bapak/saudara pergi menangkap ikan ke laut ........jam ( jam ........ s/d jam .............) 11. Berapa banyak orang yang pergi melaut dalam 1 motor kapal .............. orang 12. Berapa jarak dari dermaga ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ............ km
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran 2. Data Hasil Penelitian Obs. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
I.2 34 30 40 45 44 31 46 53 28 51 56 38 57 50 50 48 51 41 60 48 45 35 29 35 28
I.3 5 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 5 5 2 4
I.4 2 3 7 4 3 2 11 3 3 3 5 5 3 5 3 2 1 4 1 3 4 1 2 4 2
II.1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 2
II.2 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1
II.3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2
II.4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
II.5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3
II.6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 1
II.7 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
III.2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1
III.5 68,000 16,000 35,000 12,500 27,500 84,000 17,000 40,400 34,500 15,000 16,400 25,000 22,500 13,700 2,000 79,000 51,000 57,000 25,100 15,000 22,500 43,000 49,000 43,000 61,000
III.6 90,000 38,500 92,000 115,000 35,000 252,000 59,600 44,000 75,000 22,500 21,000 55,400 57,400 30,000 19,500 90,000 84,000 75,500 76,000 79,500 115,000 266,000 133,000 103,500 309,000
III.7 5,500 22,500 57,000 102,500 7,500 33,000 14,200 3,600 13,000 7,500 4,600 30,400 17,000 16,300 17,500 11,000 33,000 18,500 50,900 64,500 80,000 223,000 42,000 60,500 82,665
III.9 3 1.5 3 1 5 27 6 30 20 4 6 6 5 6 5 3 3 3 6 1 3 1 1 1 4
III.10 10 3 16 4 5.5 17 9 11 19 9 13 15 10 9 5.5 9 7 9 6 7.5 6 11 11 11 8
III.11 2 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2
III.13 10 10 10 20 25 20 15 30 15 30 30 15 15 30 20 26 26 26 20 20 20 15 20 20 15
Lampiran 2. Lanjutan Data Hasil Penelitian
Obs. 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
I.2 45 40 32 34 41 30 30 42 34 59 40 45 43 38 42 51 40 36 58 44 55 49 47 46 33
I.3 4 3 3 4 3 5 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 1 3
I.4 3 3 3 3 6 1 2 3 4 7 3 5 5 8 7 4 6 4 6 9 8 8 10 8 2
II.1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3 2 2
II.2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 4 4 1 2 3 1 1 1 1 1
II.3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2
II.4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
II.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2
II.6 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 3 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3
II.7 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3
III.2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
III.5 70,000 73,000 66,000 69,000 73,000 73,000 73,000 71,000 73,000 73,000 530,000 790,000 760,000 790,000 122,000 488,000 57,000 114,000 90,500 140,000 240,000 99,000 58,000 33,000 1,200,000
III.6 422,500 362,000 435,000 365,000 459,000 383,000 340,000 457,000 372,000 352,000 6,005,000 4,721,000 4,250,000 4,847,000 725,000 890,000 114,500 275,000 275,000 850,000 561,000 114,500 144,500 73,000 1,555,000
III.7 117,500 96,300 126,000 98,600 128,600 103,300 89,000 128,000 99,600 93,000 782,145 561,570 502,850 579,570 86,145 28,000 14,000 32,000 61,500 142,000 51,000 6,000 16,000 40,000 58,000
III.9 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 10 10 10 10 5 10 3 5 5 6 7.5 10 10 10 10
III.10 9 9 10 10 9 9 9 9 9 9 48 72 72 72 8 17 25 11 11 13 23 11 14 7 36
III.11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 6 6 6 7 11 3 3 3 3 4 2 3 1 3
III.13 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 3 4 4 4 25 20 20 20 20 20 20 20 20 26 20
Lampiran 2. Lanjutan Data Hasil Penelitian
Obs. 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
I.2 22 28 36 29 28 40 40 48 37 30 44 29 52 40 55 20 60 38 22 38 35 34 65 35 56
I.3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
I.4 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 5 2 1 4 6 1 4 2 1 4 2 4 2 3 2
II.1 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2
II.2 1 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1
II.3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2
II.4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
II.5 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 2
II.6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3
II.7 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
III.2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1
III.5 95,000 90,000 178,000 1,140,000 70,000 20,000 200,000 1,800,000 1,500,000 300,000 31,500 36,500 26,600 35,000 28,000 155,000 600,000 94,500 23,000 75,000 28,500 27,000 55,500 71,000 34,000
III.6 470,000 168,000 400,000 1,261,000 100,000 125,000 696,000 1,853,000 3,760,000 1,059,000 48,000 48,000 230,000 254,000 60,000 245,000 770,000 235,000 139,000 230,000 54,000 273,000 80,000 354,000 145,000
III.7 55,000 11,000 35,000 17,000 10,000 105,000 496,000 246,000 314,785 130,000 16,500 11,500 25,000 81,500 26,000 22,000 28,000 46,500 116,000 77,500 25,500 82,000 8,000 94,000 111,000
III.9 12 10 10 12 5 3 45 75 75 45 10 11 11 20 10 10 15 12 2 2 10 15 6 4 6
III.10 13 11 11 120 10 5 48 96 96 48 6 15 19 20 11 15 12 12 4 4 9 7 6 9 6
III.11 4 4 7 4 3 2 2 4 5 3 1 1 2 2 2 3 3 2 1 2 1 2 2 2 1
III.13 20 26 10 20 15 15 15 20 20 20 25 25 12 12 26 12 20 26 14 14 12 12 20 15 20
Lampiran 2. Lanjutan Data Hasil Penelitian
Obs. 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
I.2 37 35 40 37 42 44 52 37 21 25 28 29 48 42 39 37 40 38 42 52 37 24 27 30 42
I.3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
I.4 3 4 4 4 1 5 7 4 2 1 3 2 7 8 3 4 4 4 1 7 4 2 1 3 8
II.1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
II.2 4 1 1 4 1 3 1 4 1 1 4 1 1 1 4 1 1 4 1 1 4 1 1 4 1
II.3 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2
II.4 1 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3
II.5 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2
II.6 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 1 3
II.7 3 3 3 3 1 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 3
III.2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1
III.5 85,000 157,000 157,000 157,000 150,000 69,000 80,500 80,000 105,000 73,000 57,000 23,000 12,000 41,000 80,000 152,000 157,000 157,000 150,000 80,000 80,000 110,000 76,000 59,000 41,000
III.6 176,500 1,190,000 527,500 377,500 454,000 236,000 250,000 414,000 240,000 195,000 75,500 60,000 52,000 131,000 175,000 1,100,000 557,500 477,500 454,000 270,000 400,000 260,000 196,000 79,000 152,000
III.7 91,500 130,000 46,000 27,500 38,000 41,750 80,000 110,000 67,500 30,000 18,500 37,000 40,000 90,500 95,000 150,000 50,000 40,000 38,000 90,000 100,000 75,000 30,000 20,000 111,000
III.9 15 10 10 10 3 2 13 15 4 4 3 1 10 10 15 10 10 10 3 13 15 5 4 3 10
III.10 12 10 10 10 7 6 13 12.5 14 12 9 9 10 15 12 10 10 10 8 13 12 12 12 10 15
III.11 1 5 5 5 5 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 5 5 5 5 2 2 1 2 1 1
III.13 15 20 20 20 20 20 26 26 25 26 26 15 14 12 15 20 20 20 20 26 26 25 26 26 12
Keterangan: Obs. = Responden I.2 = Umur (th) I.3 = Pendidikan (1 = Tidak pernah sekolah, 2 = Tidak tamat sekolah, 3 = SD, 4 = SMP, 5 = SMA, 6 = D1 – D3 – S1) I.4 = Jumlah anggota keluarga II.1 = Lantai rumah (1 = Tanah, 2 = Papan, 3 = Semen, 4 = Keramik) II.2 = Dinding rumah (1 = Papan, 2 = ½ Permanen, 3 = Permanen, 4 = Tepas) II.3 = Atap rumah (1 = Atap rumbia, 2 = Seng) II.4 = Alat penerangan (1 = Teplok, 2 = Petromak, 3 = Listrik) II.5 = Sumber air minum (1 = Air sungai, 2 = Air Sumur, 3 = Air Ledeng/PDAM) II.6 = Tempat membuang kotoran/tinja (1 = Sungai, 2 = Toilet umum, 3 = WC/Jamban milik sendiri) II.7 = Status kepemilikan rumah (1 = Sewa, 2 = Milik Keluarga, 3 = Milik Sendiri) III.2 = Status kepemilikan perahu atau kapal (1 = Milik Sendiri, 2 = Sewa, 3 = Kredit) III.5 = Biaya (modal kerja) yang diperlukan untuk pergi sekali melaut III.6 = Hasil tangkapan sekali melaut III.7 = Pendapatan [hasil penjualan – biaya (modal kerja)] sekali melaut III.9 = Jarak tempuh melaut III.10 = Lamanya waktu melaut III.11 = Jumlah tenaga kerja III.13 = Dalam sebulan pergi melaut
Lampiran 3. Statistik Deskriptif
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
INC 1259207. 1009000. 7440000. 55000.00 1188818. 2.537972 12.11879
MODAL 985827.1 551250.0 9000000. 40000.00 1423735. 3.930427 19.32659
LAB 2.490000 2.000000 11.00000 1.000000 1.789391 1.802451 7.198008
EXPE 23.69000 24.00000 54.00000 3.000000 10.22247 0.455415 2.866036
DST 9.650000 6.000000 75.00000 1.000000 11.95625 3.863385 19.96161
Jarque-Berra Probability
453.8230 0.000000
1368.127 0.000000
127.5775 0.000000
3.531490 0.171059
1447.497 0.000000
Sum Sum Sq. Dev.
1.26E+08 1.40E+14
98582707 2.01E+14
249.0000 316.9900
2369.000 10345.39
965.0000 14152.25
Observations
100
100
100
100
100
Lampiran 4. Matriks Korelasi
INC MODAL LAB EXPE DST
INC 1 0.363210383271 0.170794808218 0.060243778668 0.606962608672
MODAL 0.363210383271 1 0.108938232664 0.074235523051 0.597840089239
LAB 0.170794808218 0.108938232664 1 -0.0225356651082 0.205684796589
EXPE 0.0602437786683 -0.0742355230512 -0.0225356651082 1 -0.0383759615499
DST 0.606962608672 0.597840089239 0.205684796589 0.038375961549 1
Lampiran 5. Hasil Estimasi Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat Dependent Variable: LOG(INC) Method: Least Squares Date: 12/14/08 Time: 01:05 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG(MODAL) LOG(LAB) LOG(EXPE) LOG(DST)
10.02869 0.293200 0.258436 0.157936 0.004287
1.595898 0.113856 0.129368 0.174617 0.006616
6.284045 2.575192 1.997390 0.904470 0.647941
0.0000 0.0116 0.0486 0.3680 0.5186
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.616233 0.579022 0.913873 79.34061 -130.3228 1.844230
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
13.65096 0.952273 2.706457 2.836715 3.123600 0.018423
Lampiran 6. Hasil Uji Multikolinieritas Modal Kerja Dependent Variable: LOG(MODAL) Method: Least Squares Date: 12/14/08 Time: 01:24 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG(LAB) LOG(EXPE) LOG(DST)
13.02482 -0.029993 0.096262 0.345988
0.528624 0.140930 0.167311 0.101844
24.63910 -0.212825 -0.575347 3.397228
0.0000 0.8319 0.5664 0.0010
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.217375 0.189793 0.819212 64.42634 -119.9115 1.732169
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
13.35286 0.858669 2.478229 2.582436 4.255480 0.007222
Lampiran 7. Hasil Uji Multikolinieritas Tenaga Kerja Dependent Variable: LOG(LAB) Method: Least Squares Date: 12/14/08 Time: 01:25 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG(MODAL) LOG(EXPE) LOG(DST)
0.515006 -0.015723 -0.032291 0.268229
1.034461 0.073879 0.121303 0.073087
0.497850 -0.212825 -0.266201 3.670026
0.6197 0.8319 0.7907 0.0004
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.233126 0.206036 0.593137 33.77387 -87.61971 0.816333
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
0.705249 0.627328 1.832394 1.936601 4.914251 0.003213
Lampiran 8. Hasil Uji Multikolinieritas Pengalaman Dependent Variable: LOG(EXPE) Method: Least Squares Date: 12/14/08 Time: 01:26 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG(MODAL) LOG(LAB) LOG(DST)
3.389587 0.035698 -0.022843 0.086853
0.799544 0.062045 0.085810 0.065041
4.239399 -0.575347 -0.266201 1.335372
0.0001 0.5664 0.7907 0.1849
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.058872 0.011789 0.498871 23.89170 -70.31190 1.627077
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
3.058375 0.495956 1.486238 1.590445 0.615510 0.606600
Lampiran 9. Hasil Uji Multikolinieritas Jarak Tempuh Melaut Dependent Variable: LOG(DST) Method: Least Squares Date: 12/14/08 Time: 01:27 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG(MODAL) LOG(LAB) LOG(EXPE)
-3.247283 0.310179 0.458712 0.209968
1.313365 0.091304 0.124989 0.157236
-2.472490 3.397228 3.670026 1.335372
0.0152 0.0010 0.0004 0.1849
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.336957 0.313112 0.775661 57.75836 -114.4487 1.304183
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
1.860167 0.874411 2.368975 2.473182 9.937357 0.000009
Lampiran 10. Hasil Uji White Heteroskedasticity White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
0.781175 11.39968
Probability Probability
0.686336 0.654392
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG(MODAL) (LOG(MODAL))^2 (LOG(MODAL))*(LOG(LAB)) (LOG(MODAL))*(LOG(EXPE)) (LOG(MODAL))*(LOG(DST)) LOG(LAB) (LOG(LAB))^2 (LOG(LAB))*(LOG(EXPE)) (LOG(LAB))*(LOG(DST)) LOG(EXPE) (LOG(EXPE))^2 (LOG(EXPE))*(LOG(DST)) LOG(DST) (LOG(DST))^2
15.91978 -1.626690 0.020849 -0.272917 0.291129 0.198566 6.515195 -0.208321 -0.721318 -0.164034 -1.821706 -0.389902 0.492797 -4.146514 0.041034
25.16420 3.194821 0.108446 0.347610 0.317699 0.238244 4.758969 0.286261 0.537067 0.335110 4.743177 0.400781 0.345597 2.758686 0.168221
0.632636 -0.509165 0.192254 -0.785124 0.916367 0.833458 1.369035 -0.727730 -1.343068 -0.489494 -0.384069 -0.972856 1.425930 -1.503076 0.243930
0.5287 0.6120 0.8480 0.4346 0.3621 0.4069 0.1746 0.4688 0.1828 0.6258 0.7019 0.3334 0.1576 0.1365 0.8079
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 12/14/08 Time: 01:28 Sample: 1 100 Included observations: 100
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.113997 -0.031933 1.051348 93.95333 -138.7753 1.679270
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
0.793406 1.034954 3.075505 3.466281 0.781175 0.686336
Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas (JB-Test)
16 Series: Residuals Sample 1 100 Observations 100
14 12 10 8 6 4 2 0 -2
-1
0
1
2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-5.11E-16 0.081055 1.949179 -2.575354 0.895221 -0.523099 2.684557
Jarque-Bera Probability
4.975138 0.083112
Lampiran 12. Hasil Uji Linieritas (Ramsey RESET Test) Ramsey RESET Test: F-statistic Log likelihood ratio
0.063366 0.067388
Probability Probability
0.801802 0.795178
Test Equation: Dependent Variable: LOG(INC) Method: Least Squares Date: 12/14/08 Time: 01:31 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG(MODAL) LOG(LAB) LOG(EXPE) LOG(DST) FITTED^2
20.87521 1.294365 1.136603 -0.699377 0.025107 -0.124520
43.11836 3.978842 3.492156 2.159102 0.146439 0.494663
0.484137 0.325312 0.325473 -0.323920 0.171448 -0.251726
0.6294 0.7457 0.7455 0.7467 0.8642 0.8018
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.116828 0.069851 0.918412 79.28716 -130.2892 1.051326
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
13.65096 0.952273 2.725783 2.882093 2.486916 0.036736
Lampiran 13. Tabel Distribusi Frekuensi Umur Nelayan Frequency
Valid
20 21 22 24 25 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 55 56 57 58 59
Percent
1 1 2 1 1 1 5 4 5 1 1 1 4 5 2 6 5 1 9 2 6 1 4 4 2 1 4 1 2 3 3 1 2 2 1 1 1
Valid Percent
1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 5.0 4.0 5.0 1.0 1.0 1.0 4.0 5.0 2.0 6.0 5.0 1.0 9.0 2.0 6.0 1.0 4.0 4.0 2.0 1.0 4.0 1.0 2.0 3.0 3.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0
1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 5.0 4.0 5.0 1.0 1.0 1.0 4.0 5.0 2.0 6.0 5.0 1.0 9.0 2.0 6.0 1.0 4.0 4.0 2.0 1.0 4.0 1.0 2.0 3.0 3.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0
Lampiran 13. Tabel Distribusi Frekuensi 60 65 Total
2 1 100
2.0 1.0 100.0
2.0 1.0 100.0
Pendidikan Nelayan
Valid
Tidak pernah sekolah Tidak tamat sekolah SD SD SMP SMA Total
Frequency 1 17 66 12 4 100
Percent 1.0 17.0 66.0 12.0 4.0 100.0
Jumlah anggota keluarga
Valid
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Frequency 11 20 24 19 7 4 6 6 1 1 1 100
Percent 11.0 20.0 24.0 19.0 7.0 4.0 6.0 6.0 1.0 1.0 1.0 100.0
Valid Percent 11.0 20.0 24.0 19.0 7.0 4.0 6.0 6.0 1.0 1.0 1.0 100.0
Valid Percent 1.0 17.0 66.0 12.0 4.0 100.0
Lampiran 13. Lanjutan Tabel Distribusi Frekuensi Lantai rumah
Frequency Valid
Tanah Papan Semen Total
Percent 6.0 65.0 29.0 100.0
6 65 29 100
Valid Percent 6.0 65.0 29.0 100.0
Dinding rumah
Valid
Papan 1/2 permanen Permanen Tepas Total
Frequency 77 5 3 15 100
Percent 77.0 5.0 3.0 15.0 100.0
Valid Percent 77.0 5.0 3.0 15.0 100.0
Atap rumah
Valid
Atap rumbia Seng Total
Frequency 30 70 100
Percent 30.0 70.0 100.0
Valid Percent 30.0 70.0 100.0
Alat penerangan
Valid
Teplok Listrik Total
Frequency 6 94 100
Percent 6.0 94.0 100.0
Valid Percent 6.0 94.0 100.0
Lampiran 13. Lanjutan Tabel Distribusi Frekuensi Sumber air minum
Valid
Air sungai Air sumur Air ledeng/PDAM Total
Frequency 7 67 26 100
Percent 7.0 67.0 26.0 100.0
Valid Percent 7.0 67.0 26.0 100.0
Tempat membuang kotoran/tinja
Valid
Sungai Tempat toilet umum WC/ Jamban milik sendiri Total
Frequency 25 4 71 100
Percent 25.0 4.0 71.0 100.0
Valid Percent 25.0 4.0 71.0 100.0
Status milik rumah
Valid
Sewa Milik keluarga Milik sendiri numpang di kantor TPI Total
Frequency 6 15 78 1 100
Percent 6.0 15.0 78.0 1.0 100.0
Valid Percent 6.0 15.0 78.0 1.0 100.0
Kepemilikan perahu/kapal motor
Valid
Milik sendiri Sewa Kredit Total
Frequency 53 41 6 100
Percent 53.0 41.0 6.0 100.0
Valid Percent 53.0 41.0 6.0 100.0
Lampiran 14. Hasil Uji Validitas ****** Method 1 will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
II.1 II.2 II.3 II.4 II.5 II.6 II.7
Statistics for SCALE
Mean 15.7300
Mean
Std Dev
Cases
2.2300 1.5600 1.7000 2.8800 2.1900 2.4600 2.7100
.5478 1.1039 .4606 .4774 .5449 .8695 .5911
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 N of Variables 7
Variance 2.4415
Std Dev 1.5625
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
13.5000 14.1700 14.0300 12.8500 13.5400 13.2700 13.0200
2.0303 2.3647 2.3526 2.5328 2.2913 1.7546 2.2420
Item-total Statistics
II.1 II.2 II.3 II.4 II.5 II.6 II.7
Alpha if Item Deleted
.5712 .3363 .3872 .3101 .3889 .5300 .3847
.6091 .4129 .4061 .3844 .4047 .5815 .4119
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
100.0
.6393
Lampiran 14. Lanjutan Uji Validitas
N of Items =
7
****** Method 1 will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
III.2 III.5 III.6 III.7 III.9 III.10 III.11 III.13 III.14
Mean
Std Dev
Cases
1.5464 166578.3505 548143.2990 91427.6289 9.7835 16.7938 2.5361 18.3093 3.5361
.6127 305943.5556 1045062.6299 129035.3907 12.1157 20.5076 1.7973 5.6832 1.9635
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
Statistics for Mean SCALE 806201.784
Variance Std Dev 1.913E+12 1383167.28
N of Variables 9
Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted III.2 III.5 III.6 III.7 III.9 III.10 III.11 III.13 III.14
Scale Variance if Item Deleted
806200.2371 1913151799312 639623.4330 1347258167798 258058.4845 147209441471.6 714774.1546 1621145602873 806192.0000 1913137886371 806184.9897 1913106928410 806199.2474 1913148918131 806183.4742 1913158472983 806198.2474 1913152430589
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
.5370 .6650 .8402 .8380 .4132 .7898 .5668 .4285 .4278
.7246 .5023 .6869 .6069 .4246 .6246 .5246 .4246 .4246
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
100.0
.7179
N of Items =
9