ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA
TESIS
Oleh
ADE NOVALINA 117018021/EP
K O LA
S
C
N
PA
A
S
H
E
A S A R JA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
Universita Sumatera Utara
ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh ADE NOVALINA 117018021/EP
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 3013
Universita Sumatera Utara
Judul Tesis
: ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA
Nama Mahasiswa : Ade Novalina Nomor Pokok
: 117018021
Program Studi
: Ekonomi Pembangunan
Menyetujui, Komisi Pembimbing
(Dr. Jonni Manurung, MS) Ketua
(Dr. Murni Daulay, SE, M.Si) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec)
(Prof. Dr. Erman Munir, MSc)
Tanggal Lulus : 31 Juli 2013
Universita Sumatera Utara
Telah diuji pada Tanggal : 31 Juli 2013
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Dr. Jonni Manurung, MS
Anggota
: 1. Dr. Murni Daulay, SE, M.Si 2. Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec 3. Prof. Dr. Ramli, MS 4. Dr. Dede Ruslan, M.Si
Universita Sumatera Utara
ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA” adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan,
Juli 2013
Ade Novalina
ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA
Universita Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis kontribusi variabel dari interaksi variabel kebijakan fiskal (TAX dan GOV) dan variabel kebijakan moneter (SBK dan JUB) terhadap variabel stabilitas ekonomi makro (PDB, INV, KURS, INF). Penelitian ini menggunakan data skunder atau time series yaitu dari kuartal pertama tahun 2000 sampai kuartal pertama tahun 2012. Model analisis data dalam penelitian ini adalah model Vector Autoregression (VAR) dan dipertajam dengan analisa Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Hasil analisis VAR menunjukkan bahwa variabel masa lalu (t- 1 ) berkontribusi terhadap variabel sekarang baik terhadap variabel itu sendiri dan variabel lain dan dari hasil estimasi ternyata terjadi hubungan timbal balik antara variabel dimana semua variabel yaitu variabel kebijakan fiskal (TAX dan GOV), variabel kebijakan moneter (SBK dan JUB) dan variabel stabilitas ekonomi makro (PDB, INV, KURS, INF) saling berkontribusi. Hasil analisis IRF diketahui bahwa stabilitas respon dari seluruh variabel terbentuk pada periode 20 atau jangka menengah dan jangka panjang, dimana respon variabel lain terhadap perubahan satu variabel menunjukan variasi yang berbeda baik dari respon positif ke negatif atau sebaliknya, dan ada variabel yang responya tetap positif atau tetap negatif dari jangka pendek sampai jangka panjang. Hasil Analisis FEVD menunjukan adanya variabel yang memiliki kontribusi terbesar terhadap variabel itu sendiri baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang seperti TAX, GOV, SBK, PDB, INV, KURS, sedangkan variabel lain yang memiliki pengaruh terbesar terhadap variabel itu sendiri baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang adalah JUB dipengaruhi terbesar oleh PDB, dan INF yang dipengaruhi terbesar oleh SBK. Hasil analisis interaksi kebijakan fiskal dan moneter terhadap stabilitas ekonomi makro menunjukkan bahwa kebijakan fiskal efektif dalam peningkatan INV dan stabilitas KURS melalui TAX dan GOV, sedangkan kebijakan moneter lebih efektif dalam peningkatan PDB dan stabilitas INF melalui pengendalian SBK dan JUB, maka kebijakan moneter lebih efektif dibandingkan dengan kebijakan fiskal dalam menjaga stabilitas ekonomi makro di Indonesia.
Kata Kunci : Penerimaan Pajak, Pengeluaran Pemerintah, Suku Bunga Kredit, Jumlah Jang Beredar, Produk Domestik Bruto, Investasi, Kurs, Inflasi.
Universita Sumatera Utara
THE ANALYSIS OF THE INTERACTION OF FISCAL AND MONETARY POLICY WITH THE STABILITY OF MACRO-ECONOMY IN INDONESIA
ABSTRACT
The objective of the research was to analyze the variable contribution of the interaction of the variable of fiscal policy (TAX and GOV) and the variable of monetary policy (SBK and JUB) to the variable of the stability of macro-economy (PDB, INV, Rate of Exchange, and INF). The Research used secondary data or time series, from the first quarter of 2000 until the first quarter of 2012. The data were analyzed by using Vector Auto-regression (VAR) model and was emphasized by Impulse Response Function (IRF) and Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) models. The result of the analysis showed that past variable (t- 1 ) had its contribution to the present variable, either to the variable itself or to other variables. From the estimation result, it was found that there was correlation on both sides among all variables, the variable of fiscal policy (TAX and GOV), the variable of monetary policy (SBK and JUB) and the variable of the stability of macro-economy (PDB, INV, Rate of Exchange, and INF) all of them contributed to one another. The result of IRF showed that the stability of response from all variables was formed in the period of 20 or moderate and long terms, where the responses of the other variables to the change of one variable indicated different variations, either from the positive response or from the negative one and vice versa, there was the variable of positive response or remained negative from the short term to the long one. The result of FEVD analysis showed that there was the variable which had the biggest contribution to the variable itself, either in the short term, in the moderate term, and in the long term, such as TAX, GOV, SBK, PDB, INV, and Rate of Exchange, while the another variable which had dominant influence on the variable itself, either in the short term, in the moderate term and in the long term was that JUB was dominantly influenced by PDB, and INF was dominantly influenced by SBK. The result of the analysis of the interaction of fiscal policy and monetary policy with the stability of macro-economy showed that fiscal policy effectively increased INV and the stability of Rate of Exchange through TAX and GOV, while monetary policy was more effective in increasing PDB and INF stability through the control of SBK and JUB. Therefore, monetary policy was more effective than fiscal policy in maintaining the stability of macroeconomy in Indonesia.
Keywords: Tax Revenue, Government Expenditures, Credit Interest, Amount of Circulating Money, Gross Domestic Product, Investment, Rate of Exchange, Inflation
Universita Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT.
Berkat
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang berjudul ”Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap Stabilitas Ekonomi Makro di Indonesia” sebagai tugas akhir pada Program Magister Ekonomi Pembangunan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak baik yang langsung atau tidak langsung terkait dalam penyelesaian tesis ini. Secara khusus, penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec, dan Bapak Prof. Dr. Ramli, MS, selaku Ketua dan Sekretaris Program Study Magister Ilmu Ekonomi, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Dr. Jonni Manurung, MS dan Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M.Si, selaku Komisi Pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu dan fikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini hingga selesainya tesis ini. 5. Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, MEc, Bapak Prof. Dr. Ramli, MS dan Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si, selaku Komisi Pembanding, yang telah banyak
memberikan
saran-saran
dan
kritik
membangun
demi
kesempurnaan penulisan tesis ini.
Universita Sumatera Utara
6. Bapak dan Ibu Dosen dan staf Administrasi di Program Magister Ekonomi Pembangunan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 7. Ayahanda Abdul Hakim Panjaitan (alm) dan Ibunda Hj. Zuhroh Hasibuan (almh) tersayang yang sangat berjasa dalam kehidupan penulis, serta abang dan kakak-kakak yang telah memberikan dukungan moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini. 8. Teristimewa terimakasih kepada suami tercinta, Rusiadi, SE, M.Si, atas dukungan yang tak terhingga baik moril maupun materil serta selalu memberikan do’a dan restu nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini. 9. Seluruh teman-teman seperkuliahan di Program Magister Ekonomi Pembangunan Angkatan 21, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, terimakasih atas kebersamaan yang selama ini terjalin dengan baik. Penulis menyadari bahwa tesis ini belumlah sempurna, namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca serta menambah pengetahuan bagi penulis sendiri.
Semoga kiranya Allah SWT memberikan berkah dan
rahmat-Nya kepada kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin.
Medan, Penulis,
Juli 2013
Ade Novalina
Universita Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Nama
Lengkap
: Ade Novalina
Tempat / Tgl lahir
: Kisaran, 23 Nopember 1976
Alamat Rumah
: Jl. Purwosari, Komplek Pelangi Asri No. E1 Medan Timur
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nama Ayah
: Abdul Hakim Panjaitan (alm)
Nama Ibu
: Hj. Zuhroh Hasibuan (almh)
Pendidikan : 1. SD Negeri No 010084 Kisaran
Tahun 1989
2. SMP Negeri 1 Kisaran
Tahun 1992
3. SMA Negeri 2 Kisaran
Tahun 1995
4. Strata1 (S-1) FE/Akuntansi UMSU
Tahun 2000
5. Strata1 (S-1) FKIP/Akuntansi UMN
Tahun 2011
6. Strata 2 (S-2) Ekonomi Pembangunan
Tahun 2013
Universita Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAKi ..................................................................................................... ABSTRACT ..................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
i ii iii v vi ix xi xiii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................
1 1 14 14 15
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 2.1. Kebijakan Fiskal............................................................................ 2.1.1. Pajak (Tax) ........................................................................... 2.1.2. Pengeluaran Pemerintah (Govermend Expenditure) ............ 2.2. Kebijakan Moneter ........................................................................ 2.2.1. Suku Bunga .......................................................................... 2.2.2. Jumlah Uang Beredar (JUB) ................................................ 2.3. Keseimbangan Pasar Uang dan Pasar Barang (Kurva IS*-LM*) .. 2.4. Interaksi Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Stabilitas Ekonomi Makro ............................................................................ 2.5. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 2.6. Kerangka Konseptual .................................................................... 2.7. Hipotesis Penelitian.......................................................................
16 16 17 19 21 23 24 28
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 3.2. Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian ............................................ 3.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 3.4. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 3.5. Definisi Operasional...................................................................... 3.6. Model Analisis Data...................................................................... 3.6.1. Vector Autoregression (VAR ............................................... 3.6.2. Impulse Response Funtion (IRF .......................................... 3.6.3. Forecast Error Variance Desomposition (FEVD) .............
50 50 50 50 51 51 52 52 55 55
34 43 48 49
Universita Sumatera Utara
3.7. Uji Asumsi..................................................................................... 3.7.1. Uji Stasioneritas .................................................................. 3.7.2. Uji Kointegrasi .................................................................... 3.7.3. Uji Stabilitas Lag Struktur VAR ......................................... 3.7.4. Penetapan Tingkat Lag Optimal .......................................... BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 4.1. Perkembangan Perekonomian Indonesia Terkini.......................... 4.2. Perkembangan Variabel Penelitian .............................................. 4.2.1. Perkembangan Penerimaan Pajak (TAX) ........................... 4.2.2. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah (GOV) ................. 4.2.3. Perkembangan Suku Bunga Kredit (SBK) .......................... 4.2.4. Perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB) ...................... 4.2.5. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) .................. 4.2.6. Perkembangan Investasi (INV) ........................................... 4.2.7. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (KURS)....................... 4.2.8. Perkembangan Inflasi (INF) ................................................ 4.3. Hasil Uji Asumsi VAR ................................................................. 4.3.1. Hasil Uji Stasioneritas ......................................................... 4.3.2. Hasil Uji Kointegrasi ........................................................... 4.3.3. Hasil Uji Stabilitas Lag Sruktur VAR ................................ 4.3.4. Hasil Penetapan Tingkat Lag Optimal ................................ 4.4. Analisis Vector Autoregression (VAR) ........................................ 4.5. Analisis Impluse Response Function (IRF) .................................. 4.5.1. Response Function of TAX ................................................. 4.5.2. Response Function of GOV................................................ 4.5.3. Response Function of SBK ................................................ 4.5.4. Response Function of JUB ................................................. 4.5.5. Response Function of PDB................................................. 4.5.6. Response Function of INV.................................................. 4.5.7. Response Function of KURS ............................................. 4.5.8. Response Function of INF .................................................. 4.6. Analisis Forecast Error Variance Desomposition (FEVD) ........ 4.6.1. Variance Desomposition of TAX ....................................... 4.6.2. Variance Desomposition of GOV ..................................... 4.6.3. Variance Desomposition of SBK ...................................... 4.6.4. Variance Desomposition of JUB ....................................... 4.6.5. Variance Desomposition of PDB ...................................... 4.6.6. Variance Desomposition of INV ....................................... 4.6.7. Variance Desomposition of KURS ................................... 4.6.8. Variance Desomposition of INF ........................................ 4.7. Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Stabilitas Ekonomi Makro............................................................................. 4.7.1. Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap PDB ..................................................................... 4.7.2. Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Investasi................................................................ 4.7.3. Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Kurs .....................................................................
56 56 58 59 60 61 61 64 64 66 68 70 72 74 76 78 81 81 83 84 85 86 94 94 97 99 102 104 106 109 111 114 114 116 117 119 121 122 124 126 127 128 129
130
Universita Sumatera Utara
4.7.4. Analisis Interaksi Ke bijakan Fiskal-Moneter Terhadap Inflasi....................................................................
132
AB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 5.1. Kesimpulan ................................................................................... 5.2. Saran-Saran ..................................................................................
137 137 138
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
140
Universita Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 2.1. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. 4.9. 4.10. 4.11. 4.12. 4.13. 4.14. 4.15. 4.16. 4.17. 4.18. 4.19. 4.20. 4.21. 4.22. 4.23. 4.24. 4.25. 4.26. 4.27. 4.28. 4.29. 4.30. 4.31. 4.32. 4.33. 4.34. 4.35. 4.36. 4.37. 4.38.
Judul
Halaman
Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 .................. Jumlah Uang Beredar (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 ...................... Produk Domestik Bruto (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 ................... Inflasi (%) Tahun 2000 s/d 2012 ............................................................ Review Penelitian Terdahulu.................................................................. Penerimaan Pajak (Milyar Rp) Tahun 2000:1 s/d 2012:1 ...................... Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rp) Tahun 2000:1 s/d 2012:1.......... .. Suku Bunga Kredit (%) Tahun 2000:1 s/d 2012:1............................... .. Jumlah Uang Beredar (Milyar Rp) Tahun 2000:1 s/d 2012:1.............. .. Produk Domestik Bruto Harga Konstan (Milyar Rp)........................... .. Investasi Asing Langsung (Milyar Rp) Tahun 2000:1 s/d 2012:1........ . Nilai Tukar Rupiah Terhadap US$ Tahun 2000:1 s/d 2012:1.............. .. Inflasi (%) Tahun 2000:1 s/d 2012:1.................................................... .. Hasil Pengujian Stasioner Dengan Akar-akar Unit Pada Level........... .. Hasil Pengujian Stasioner Dengan Akar-akar Unit Pada 1st difference ............................................................................... .. Hasil Pengujian Stasioner Dengan akar-akar unit Pada 2nd difference............................................................................. ... Uji Kointegrasi Johansen..................................................................... ... Tabel Stabilitas Lag Struktur............................................................... .. VAR Pada Lag 1.................................................................................. ... VAR Pada Lag 2.................................................................................. ... Hasil Estimasi VAR ............................................................................... Hasil Analisis VAR............................................................................. ... Impulse Response Function TAX........................................................ ... Ringkasan Hasil Impulse Response Function TAX................................ Impulse Response Function GOV........................................................ .. Ringkasan Hasil Impulse Response Function GOV............................ ... Impulse Response Function SBK...................................................... ..... Ringkasan Hasil Impulse Response Function SBK........................... ..... Impulse Response Function JUB....................................................... ..... Ringkasan Hasil Impulse Response Function JUB................................. Impulse Response Function PDB ...................................................... .... Ringkasan Hasil Impulse Response Function PDB........................... ..... Impulse Response Function INV...................................................... ..... Ringkasan Hasil Impulse Response Function INV................................. Impulse Response Function KURS.................................................. ...... Ringkasan Hasil Impulse Response Function KURS........................ ..... Impulse Response Function INF....................................................... ...... Ringkasan Hasil Impulse Response Function INF............................ ..... Varian Decomposition TAX ............................................................. ..... Rekomendasi Kebijakan Untuk TAX................................................ .... Varian Decomposition GOV............................................................. ..... Rekomendasi Kebijakan Untuk GOV............................................... ..... Varian Decomposition SBK.............................................................. ..
6 7 8 9 43 65 67 69 71 73 75 77 79 81 82 82 83 84 86 86 87 90 94 96 97 99 100 101 102 103 104 106 107 108 109 111 112 113 114 115 116 117 118
Universita Sumatera Utara
4.39. 4.40. 4.41. 4.42. 4.43. 4.44. 4.45. 4.46. 4.47. 4.48. 4.49 4.50.
Rekomendasi Kebijakan Untuk SBK................................................ .. Varian Decomposition JUB............................................................... .. Rekomendasi Kebijakan Untuk JUB................................................. .. Varian Decomposition PDB.............................................................. .. Rekomendasi Kebijakan Untuk PDB................................................ .. Varian Decomposition INV............................................................... .. Rekomendasi Kebijakan Untuk INV................................................. .. Varian Decomposition KURS........................................................... .. Rekomendasi Kebijakan Untuk KURS............................................. .. Varian Decomposition INF.................................................................. Rekomendasi Kebijakan Untuk INF ................................................ ... Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Stabilitas Makro Ekonomi ................................................................
118 119 120 121 122 123 123 124 125 126 127 128
Universita Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 2.1. 2.2. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. 4.9. 4.10. 4.11. 4.12. 4.13. 4.14. 4.15. 4.16. 4.17. 4.18. 4.19.
Judul
Halaman
Perkembangan Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 ................................................................................................ Perkembangan Jumlah Uang Beredar (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012....................................................................... ..... Perkembangan Produk Domestik Bruto (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012....................................................................... ..... Perkembangan Inflasi (%) Tahun 2000 s/d 2012............................ ..... 3 Tahap Interaksi ............................................................... ................... Keseimbangan Kurva IS* dan Kurva LM* (Model Mundell-Flaming)............................................................. ...... Kerangka Konseptual : Interaksi Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap Stabilitas Ekonomi Makro di Indonesia.......... ...... Perkembangan Penerimaan Pajak (2001:Q1-2012:Q1)................. ...... Perkembangan Pengeluaran Pemerintah (2001:Q1-2012:Q1)....... ...... Perkembangan Suku Bunga Kredit (2001:Q1-2012:Q1)............... ...... Perkembangan Jumlah Uang Beredar (2001:Q1-2012:Q1)........... ...... Perkembangan Produk Domestik Bruto (2001:Q1-2012:Q1)........ ...... Perkembangan Investasi Asing Langsung (2001:Q1-2012:Q1)........... Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (2001:Q1-2012:Q1)............... ...... Perkembangan Inflasi (2001:Q1-2012:Q1).................................... ...... Stabilitas Lag Struktur.................................................................... ...... Respon Variabel TAX Terhadap Variabel Lain............................. ...... Respon Variabel GOV Terhadap Variabel Lain............................ ...... Respon Variabel SBK Terhadap Variabel Lain........................... ........ Respon Variabel JUB Terhadap Variabel Lain............................ ........ Respon Variabel PDB Terhadap Variabel Lain........................... ........ Respon Variabel INV Terhadap Variabel Lain............................ ........ Respon Variabel KURS Terhadap Variabel Lain........................ ........ Respon Variabel INF Terhadap Variabel Lain..................................... Ekspansi moneter dalam Sistem Kurs Mengambang (Model Mundell-Fleming)............................................................ ........ Ekspansi fiskal dalam Sistem Kurs Mengambang (Model Mundell-Fleming)....................................................................
6 7 8 9 10 33 48 66 68 70 72 74 76 78 80 85 95 98 100 103 105 107 110 112 135 136
Universita Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Judul
Halaman
Tabulasi Data............................................................................ .............. Perkembangan Variabel............................................................ .............. Uji Stasioneritas........................................................................ .............. Uji Kointegrasi........................................................................................ Uji VAR.................................................................................... .............. Uji Stabilitas Lag Structure VAR............................................. .............. Impluse Response Funtion (IRF).............................................. .............. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)................... ..............
145 149 153 169 170 174 175 193
Universita Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Interaksi kebijakan fiskal dan moneter telah lama menjadi perdebatan di kalangan ekonom dan pengambil kebijakan. Pada satu sisi, kebijakan fiskal ditetapkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, sementara di sisi lain kebijakan moneter diarahkan pada pencapaian target menjaga stabilitas tingkat harga. Permasalahan utama interaksi kebijakan fiskal dan moneter terletak pada terjadinya hambatan antara pencapaian stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi terutama dalam jangka pendek. Dampak defisit fiskal (kekurangan anggaran kemudian mencetak uang baru) yang dapat menyebabkan kenaikan tingkat inflasi, begitu halnya perekonomian dengan tingkat inflasi yang tinggi juga memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan bagian integral dari kebijakan makroekonomi yang memiliki target yang harus dicapai baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter melalui koordinasi yang baik akan memberikan sinyal positif bagi pasar dan menjaga stabilitas makroekonomi. Stabilitas makroekonomi dapat dilihat dari kestabilan variabel makro ekonomi terhadap interaksi fiskal dan moneter. Menurut Goeltom (2007) tujuan dari kebijakan ekonomi makro suatu negara adalah tercapainya kondisi ekonomi yang “bebas inflasi” (noninflationary) dan tumbuh stabil (stable growth). Dalam kondisi ini, fluktuasi pada tingkat pengangguran, produksi, dan harga dapat diminimalkan dan pertumbuhan potensial pada output rill dapat tercapai. Kebijakan makroekonomi terdiri atas dua
Universita Sumatera Utara
instrumen utama, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dan kebijakan moneter dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Pemerintah (kementrian keuangan) selaku otoritas fiskal, kebijakan yang ia pilih atas dasar menciptakan stabilisasi ekonomi, pemerataan pendapatan dan pengalokasian sumber daya manusia serta pertimbangan tentang efektivitas kebijakan tersebut yang juga mempertimbangkan dampak kedaerahan, kecuali bahwa adanya pemisahan antara pemerintah pusat dan daerah akan membuka kemungkinan variasi kebijakan fiskal yang berbeda antara daerah satu dengan lainnya. Sesuai dengan peranan atau fungsi pemerintah di bidang fiskal adalah untuk
menciptakan
stabilisasi
ekonomi,
pemerataan
pendapatan,
dan
mengalokasikan sumber daya manusia. Khusus untuk fungsi stabilisasi dan pemerataan, akan lebih efektif apabila dilakukan pemerintah pusat, sedangkan fungsi alokasi akan lebih efektif dilakukan pemerintah daerah (Kuncoro, 1997). Sejauh ini, tekad yang tertulis pemerintah dalam hal anggaran ini (Badan Analisa Fiskal, 2004) adalah, pertama, menempuh anggaran belanja seimbang dan dinamis di mana pengeluaran total tidak melebihi permintaan total. Kedua, Anggaran dibedakan menjadi anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Tabungan pemerintah merupakan penerimaan dalam negeri di atas pengeluaran rutin yang diusahakan meningkat agar dapat mengurangi kebutuhan bantuan dan hutang luar negeri. Ketiga, dari sisi penerimaan anggaran, dasar perpajakan diusahakan semakin luas lewat intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak. Keempat, di sisi pengeluaran anggaran, prioritas diberikan pada kegiatan-kegiatan pembangunan dan bukan pada kegiatan-kegiatan rutin. Subsidi-subsidi semakin
Universita Sumatera Utara
dikurangi baik untuk perusahaan-perusahaan pemerintah maupun terhadap barang konsumsi, sehingga akan menghemat pengeluaran. Kelima, kebijakan anggaran diarahkan pada sasaran untuk meningkatkan penggunaan barang-barang dan tenaga kerja dari dalam negeri, dengan tujuan agar produksi dalam negeri semakin meningkat. Dan keenam, dalam hubungannya dengan perluasan kesempatan kerja, produsen didorong untuk lebih menggunakan teknologi padat karya dengan sedikit menggunakan teknologi padat modal. Bagi bank sentral (BI) yang merupakan otoritas moneter, kebijakan yang ia pilih bergantung pada target, kondisi aktual perekonomian, kapasitas kebijakan dan pertimbangan tentang efektivitas kebijakan tersebut. Kebijakan moneter ini ditentukan secara terpusat oleh Bank Indonesia. Meskipun dalam formulasi kebijakannya Bank Indonesia juga sudah mempertimbangkan aspek regional atau aspek kedaerahan, namun respon variabel dan dampak pada masing-masing daerah tersebut sangat mungkin berbeda, dan ini sangat bergantung pada kondisi sebenarnya/riil masing-masing daerah. Tujuan kebijakan moneter lebih difokuskan pada stabilitas harga dengan beberapa pertimbangan. Pertama, segala kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi (aggregate demand) dalam jangka pendek akan menciptakan inflasi sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi riil dalam jangka panjang (Kydland and Prescott, 1977). Kedua, rational economic agent memahami bahwa pengaruh pembuat kebijakan dalam mendorong inflasi dapat menimbulkan permasalahan time-inconsistency (Barro and Gordon, 1983). Ketiga, kebijakan moneter mempunyai tenggang waktu (time lag) dalam mempengaruhi variabel ekonomi, sehingga menuntut kebijakan moneter yang orientasi jangka panjang. Keempat, kestabilan harga dapat mendorong terciptanya
Universita Sumatera Utara
iklim ekonomi yang lebih baik karena mengurangi ekspektasi inflasi (Friedman, 1968). Keempat pertimbangan di atas mencerminkan bahwa penetapan stabilitas harga akan mendorong kesinambungan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Namun, di sisi lain pencapaian kebijakan moneter yang tidak dilakukan secara terukur juga dapat mengakibatkan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi. Misalnya, kebijakan moneter yang terlalu ketat (tight) dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan jumlah pengangguran. Sebaliknya, kebijakan moneter yang terlalu longgar (loose) dapat menimbulkan tekanan inflasi yang mengganggu daya beli masyarakat dan pada gilirannya kesejahteraan masyarakat. Terdapat beberapa alasan mengapa kebijakan fiskal dan moneter sebaiknya berinteraksi dan koordinasi dalam rangka stabilisasi inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Pertama, terbatasnya ketersediaan instrumen untuk mencapai target. Blinder (1982) mengungkapkan keterbatasan instrumen tersebut dapat bersumber dari pertimbangan waktu dampak instrumen terhadap target yang dapat dibedakan untuk jangka pendek dan jangka panjang. Perbedaan durasi waktu ini dan adanya unsur ketidakpastian mengenai efektivitas instrumen tersebut menjadi alasan kuat mengapa kebijakan fiskal dan moneter harus berkoordinasi, khususnya untuk negara-negara berkembang, agar menghasilkan dampak optimal terhadap pencapaian target. Kedua adalah untuk menjaga stabilisasi pertumbuhan ekonomi dan inflasi agar tidak memburuk akibat kurangnya koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter. Adanya koordinasi kebijakan fiskal dan moneter dapat memberikan pemisahan yang tegas dari dua kebijakan tersebut atas dasar struktur tenggang waktu kebijakan. Abel (2002) menyarankan agar kebijakan moneter digunakan untuk melakukan stabilisasi
Universita Sumatera Utara
ekonomi dalam jangka pendek sedangkan kebijakan fiskal diarahkan untuk mencapai target perekonomian jangka menengah dan panjang. Sementara itu, kebijakan moneter dalam jangka panjang dapat difokuskan untuk menjaga inflasi. Taylor (2000) menambahkan bahwa jika kebijakan fiskal difokuskan ke arah target jangka menengah, kebijakan moneter seharusnya memberikan bobot yang lebih besar kepada stabilisasi perumbuhan ekonomi. Ketiga, pentingnya koordinasi kebijakan moneter dan fiskal adalah adanya perbedaan pendapat atau persepsi antara dua otoritas tersebut mengenai apa yang terbaik bagi suatu bangsa. Blinder (1982) menyebutkan tiga faktor yang dapat menyebabkan kurangnya koordinasi fiskal dan moneter adalah : (a) otoritas fiskal dan otoritas moneter memiliki tujuan yang berbeda terhadap apa yang sebenarnya terbaik bagi masyarakat, (b) dua otoritas tersebut dapat memiliki pendapat yang berbeda mengenai dampak dari kebijakan fiskal dan moneter terhadap perekonomian dan mungkin mereka menganut dasar teori yang berbeda, dan (c) kemungkinan dua otoritas tersebut memiliki proyeksi perekonomian yang berbeda. Fenomena masalah dalam penelitian ini yaitu dengan melihat respon variabel-variabel makro ekonomi terhadap shock yang bersumber dari interaksi kebijakan fiskal dan moneter. Berikut interaksi beberapa variabel fiskal dan moneter terhadap stabilitas ekonomi makro Indonesia dalam periode penelitian (2000 s/d 2012), sebagai berikut : Tabel 1.1. Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 N
Tahun
G
Pertumbuhan (%)
1 2 3 4 5 6 7
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
229043 315971 296528 378083 485659 642302 812827
37,95 -6,15 27,50 28,45 32,25 26,55
Universita Sumatera Utara
8 2007 9 2008 10 2009 11 2010 12 2011 13 2012 Sumber : Bank Indonesia (data diolah, 2013)
943594 950843 917653 1042159 1294625 1551500
16,09 0,77 -3,49 13,57 24,22 19,84
1800000 1600000 1400000 1200000 1000000 800000 600000 400000 200000 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : Tabel 1.1
Gambar 1.1. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah ( Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 Berdasarkan tabel dan grafik di atas diketahui adanya penurunan terhadap pengeluaran pemerintah yaitu tahun 2002 turun sebesar 6,15%, hal ini diperkirakan disebabkan adanya pengurangan atas pengeluaran pembangunan. Ketidakpastian besarnya dana pengeluaran atas infrastruktur setiap tahun menjadi penyebab turunnya pengeluaran pemerintah. Kemudian tahun 2009 pengeluaran pemerintah turun sebesar 3,49%, hal ini diperkirakan disebabkan atas dampak krisis ekonomi global yang melanda tahun 2008. Tabel 1.2. Jumlah Uang Beredar (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 N
Tahun
JUB
Pertumbuhan (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
162186 177731 191939 223799 245946 271140 347013 450055
9,58 7,99 16,59 9,89 10,24 27,98 29,69
Universita Sumatera Utara
9 2008 10 2009 11 2010 12 2011 13 2012 Sumber : Bank Indonesia (data diolah, 2013)
456787 515824 605411 722991 841722
1,49 12,92 17,37 19,42 16,42
900000 800000 700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : Tabel 1.2
Gambar 1.2. Perkembangan Jumlah Uang Beredar Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 Berdasarkan tabel dan grafik di atas diketahui adanya penurunan pertumbuhan jumlah uang beredar, dimana terdapat pertumbuhan jumlah uang beredar yang kecil yaitu pada tahun 2002 sebesar 7,99% menurun dari tahun sebelumnya, hal ini diperkirakan didasarkan atas kenaikan suku bunga. Naiknya suku bunga akan menurunkan jumlah uang beredar di masyarakat dan akibat adanya penurunan dari daya beli masyarakat. Kemudian tahun 2008 pertumbuhan jumlah uang beredar hanya sebesar 1,49%, jauh lebih kecil dari perumbuhan tahun sebelumnya, hal ini juga disebabkan naiknya suku bunga dan diperkirakan juga disebabkan atas dampak krisis ekonomi global yang melanda tahun 2008. Tabel 1.3. Produk Domestik Bruto (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 N
Tahun
PDB
Pertumbuhan (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1389770 1440403 1505217 1577172 1656517 1750815 1847127 1964327
3,64 4,50 4,78 5,03 5,69 5,50 6,34
Universita Sumatera Utara
9 2008 10 2009 11 2010 12 2011 13 2012 Sumber : Bank Indonesia (data diolah, 2013)
2082457 2178851 2314459 2464677 2618139
6,01 4,63 6,22 6,49 6,23
3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 0 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : Tabel 1.3
Gambar 1.3. Perkembangan Produk Domestik Bruto (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 Berdasarkan tabel dan grafik di atas diketahui bahwa adanya pertumbuhan PDB yang sangat kecil pada tahun 2001 yaitu hanya sebesar 3,64%, hal ini disebabkan adanya kenaikan harga BBM. Kemudian penurunan pertumbuhan PDB yang cukup besar dari tahun sebelumnya, yaitu tahun 2006 pertumbuhan PDB sebesar 5,50% menurun dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan adanya kenaikan harga BBM akibat pengurangan subsidi BBM. Dan tahun 2009 pertumbuhan PDB sebesar 4,63% menurun dari tahun sebelumnya, hal ini juga disebabkan adanya kenaikan harga BBM akibat dampak krisis ekonomi global. Tabel 1.4. Inflasi (%) Tahun 2000 s/d 2012 N
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Inflasi (%) 9.35 12.55 10.03 5.06 6.40 17.11 6.60 6.59 11.06 2.78
Universita Sumatera Utara
11 12 13 Sumber : Bank Indonesia
2010 2011 2012
6.96 3.79 4.30
Titik Interaksi II
18 16 14
Titik Interaksi I
Titik Interaksi III
12 10 8 6 4 2 0 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : Tabel 1.4
Gambar 1.4. Perkembangan Inflasi (%) Tahun 2000 s/d 2012 Berdasarkan tabel dan grafik di atas diketahui terjadi kenaikan terbesar terhadap inflasi yaitu pada tahun 2001 sebesar 12,55%, hal ini disebabkan kenaikan BBM serta adanya perayaan keagamaan yang hampir bersamaan seperti natal, lebaran dan tahun baru. Tahun 2005 inflasi sebesr 17,11%, hal ini disebabkan kenaikan BBM akibat pengurangan subsidi BBM. Kemudian tahun 2008 inflasi sebesar 11,06%, hal ini disebabkan dampak kenaikan harga minyak dunia dan kenaikan BBM akibat efek krisis ekonomi global yang meningkatkan harga-harga barang. Untuk melihat interaksi beberapa variabel kebijakan fiskal, moneter dan ekonomi makro, dilihat pada gambar 1.5 berikut :
Universita Sumatera Utara
3000000
Titik Interaksi I
Titik Interaksi II
Titik Interaksi III
2500000
2000000
1500000
1000000
500000
0 2000 2001
2002 2003 2004 2005
G
2006 2007 2008 2009 2010
JUB
2011 2012
PDB
Sumber : Tabel 1.1, 1.2, 1.3
Gambar 1. 5. Tiga Tahap Interaksi Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui adanya tiga tahap interaksi dimana respon variabel-variabel makro ekonomi terhadap shock yang bersumber dari dari interaksi kebijakan fiskal dan moneter menunjukkan pergerakan yang searah dalam kurun waktu tahun 2000 sampai tahun 2012. Dalam interaksi tahap pertama yaitu rentang tahun 2001 s/d 2002, dimana naiknya inflasi tahun 2001 sebesar 12,55% diperkirakan karena adanya kenaikan harga BBM dan meningkatnya belanja masyarakat menyusul parayaan hari besar keagamaan yang berdekatan antara lebaran, natal dan tahun baru, sehingga meningkatkan permintaan akan kebutuhan bahan-bahan pokok. Kenaikan inflasi diikuti dengan turunnya pertumbuhan PDB tahun 2001 dari petumbuhan tahun sebelumnya atau melambatnya pertumbuhan ekonomi, dan berdampak pula pada menurunnya pertumbuhan jumlah uang beredar tahun 2002 yang merupakan dampak dari respon moneter terhadap terjadinya inflasi, dan menurunnya pengeluaran pemerintah tahun 2002.
Universita Sumatera Utara
Dalam interaksi tahap kedua yaitu rentang tahun 2005 s/d 2006, dimana naiknya inflasi tahun 2005 sebesar 17,11% diperkirakan karena adanya ekspansi fiskal tahun 2005 yaitu naiknya pengeluaran pemerintah sebesar 32,25% yang didominasi dengan naiknya belanja rutin seperti naiknya gaji sehingga menimbulkan inflasi, dan berdampak pula pada turunnya pertumbuhan PDB tahun 2006 dari pertumbuhan tahun sebelumnya atau melambatnya pertumbuhan ekonomi. Dalam interaksi tahap ketiga yaitu rentang tahun 2008 s/d 2009, dimana naiknya inflasi tahun 2008 sebesar 11,06% diperkirakan karena adanya krisis ekonomi global. Kenaikan inflasi tersebut diikuti dengan turunnya pertumbuhan jumlah uang beredar tahun 2008 dari pertumbuhan tahun sebelumnya disebabkan respon moneter terhadap terjadinya inflasi, dan berdampak pula pada menurunnya pengeluaran pemerintah tahun 2009 dan turunnya pertumbuhan PDB tahun 2009 dari pertumbuhan tahun sebelumnya atau melambatnya pertumbuhan ekonomi. Dari fenomena diatas, diketahui bahwa terjadinya interaksi fiskal dan moneter dapat menganggu stabilitas ekonomi makro Indonesia. Adanya ketidakstabilan variabel konomi makro yang diperkirakan karena kurangnya koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter. Hal ini menyebabkan pemerintah harus mengambil langkah-langkah antisipasi dampak yang ditimbulkan dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang, dimana langkah antisipasi dari adanya interaksi adalah berupa koordinasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Perlunya pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter melalui koordinasi yang baik agar interaksi yang terjadi dapat berdampak positif bagi stabilitas ekonomi makro, dimana stabilitas ekonomi makro dapat dilihat dari kestabilan variabel-variabel makro ekonomi.
Universita Sumatera Utara
Menurut Mohanty dan Scatigna (2004) kebijakan yang dilakukan secara parsial dan bertahap cenderung akan semakin meningkatkan ketidakpastian dan resiko, yang dapat mendorong penurunan kinerja perekonomian lebih lanjut. Untuk itu, banyak ahli ekonomi yang menyarankan strategi yang sebaiknya ditempuh adalah koordinasi kebijakan dan penggunaan berbagai instrumen kebijakan secara lebih agresif untuk mendukung efektivitas kebijakan yang diambil. Adiningsih (2012) menyatakan bahwa koordinasi kebijakan moneter dan fiskal menjadi makin penting ketika terdapat ketidakpastian yang tinggi dari pengaruh masing-masing kebijakan. Boediono (2001) menjelaskan pada akhirnya, kebijakan moneter ataupun kebijakan fiskal tidak dapat berjalan sendiri. Dalam prakteknya, yang sering dijumpai adalah kebijakan fiskal yang juga mempunyai konsekuensi-konsekuensi moneter atau kebijakan moneter dengan konsekuensikonsekuensi fiskal. Aplikasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam perkembangannya melahirkan suatu bauran kebijakan (policy mix) yang kemudian menyebabkan berkembangnya kajian-kajian tentang koordinasi kebijakan fiskal dan moneter. Beberapa kajian tentang koordinasi kebijakan tersebut menemukan bahwa, dalam jangka panjang kebijakan fiskal dan moneter tidak bertentangan satu sama lain dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Pada kondisi ini tidak diperlukan adanya koordinasi kebijakan (Hagen dan Mundshenk,2003). Dalam jangka pendek, tidak adanya koordinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter akan menyebabkan efektivitas kebijakan menjadi berkurang (Giavazzi,2003). Corsetti dan Mueller (2008) yang menyatakan bahwa kebijakan fiskal akan lebih efisien bila dibarengi dengan kebijakan moneter yang akomodatif. Dengan
Universita Sumatera Utara
kata lain, agar stimulus fiskal dapat berjalan dengan baik, kebijakan moneter harus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yang konsisten dengan mandat menjaga kestabilan harga. Hasil Penelitian Hermawan dan Munro (2007) melalui eksperimen simulasi stokastik menyimpulkan bahwa kebijakan fiskal di Indonesia mempunyai kontribusi yang signifikan dalam menjaga stabilitas perekonomian atau bersifat countercyclical, dan peran aktif tersebut bersama-sama dengan kebijakan moneter telah menghasilkan loss function yang minimum bagi perekonomian. Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengkaji seberapa besar interaksi kebijakan fiskal dan moneter dalam menjaga stabilitas ekonomi makro. Kemudian kebijakan mana yang paling dominan dalam mempengaruhi stabilitas ekonomi makro. Hasil analisis tersebut diharapkan mampu menjadi masukan bagi pemerintah dalam membuat koordinasi yang baik antara bank sentral dan departemen keuangan, sehingga koordinasi tersebut akan menghasilkan interaksi yang berdampak positif bagi stabilitas ekonomi makro. Terjadinya interaksi fiskal dan moneter secara teoritis maupun empiris mempunyai peranan yang sangat strategis dalam rangka stabilisasi perekonomian. Dalam kondisi tersebut, kebijakan fiskal dan moneter harus dikelola atau dikoordinasikan sedemikian rupa agar stimulus yang dihasilkan oleh kedua kebijakan tersebut dapat diarahkan untuk stabilitas ekonomi makro, kurangnya koordinasi kebijakan fiskal dan moneter akan berdampak pada terjadinya guncangan terhadap variabel ekonomi makro yang mempengaruhi stabilitas ekonomi. Mengingat pentingnya kordinasi yang baik dalam pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter, maka penting juga diketahui secara empiris kontribusi masing-masing variabel baik fiskal, moneter dan makro ekonomi dan respon yang terjadi dari shock interaksi fiskal dan
Universita Sumatera Utara
moneter agar kebijakan fiskal dan moneter yang diambil dapat mendukung pencapaian stabilitas ekonomi makro. Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk meneliti dengan judul : ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA.
1.2. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah interaksi variabel kebijakan fiskal (TAX dan GOV) dan variabel kebijakan moneter (SBK dan JUB) terhadap variabel stabilitas ekonomi makro (PDB, INV, KURS, INF) saling berkontribusi?”.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : “Untuk menganalisis kontribusi variabel dari interaksi variabel kebijakan fiskal (TAX dan GOV) dan variabel kebijakan moneter (SBK dan JUB) terhadap variabel stabilitas ekonomi makro (PDB, INV, KURS, INF).
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Sebagai masukan bagi pemerintah, baik kementrian keuangan selaku otoritas kebijakan fiskal dan BI selaku otoritas kebijakan moneter dalam mengkoordinasikan kebijakan yang relevan berkaitan dengan interaksi kebijakan fiskal dan moneter agar tercapainya stabilitas ekonomi makro.
Universita Sumatera Utara
2. Bagi penulis, sebagai informasi ilmiah dan wawasan ilmu pengetahuan mengenai interaksi kebijakan fiskal dan moneter terhadap stabilitas ekonomi makro, selain itu menambah pengetahuan penulis mengenai metode analisis data khususnya mengaplikasikan model VAR dalam Eviews, sehingga dari pengetahuan-pengetahuan yang penulis peroleh dalam penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam kegiatan penulis selanjutnya. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya untuk menganalisis hal-hal yang berkenaan dengan interaksi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dan stabilitas ekonomi makro.
Universita Sumatera Utara