ENTERPRISE RESOURCES PLANNING Dalam lingkungan usaha dewasa ini, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur mendapatkan tekanan yang sangat besar untuk menghasilkan produk yang berkualitas prima dengan harga yang kompetitif, dan untuk mengirimkan ke konsumen lebih cepat daripada kompetitor. Menghadapi tantangan seperti tersebut di atas, banyak perusahaan melirik solusinya kepada teknologi sistem informasi yang dikenal dengan nama Enterprise Resource Planning (ERP). ERP dianggap sebagai alat bantu yang sangat powerful untuk membuat perusahaan memiliki daya saing yang tinggi. ERP adalah sistem informasi yang didesain untuk mendukung keseluruhan unit fungsional dari perusahaan. ERP mengambil alih tugas rutin dari personel sehingga memberikan kesempatan kepada sumber daya manusia perusahaan untuk berkonsentrasi dalam penanganan masalah yang kritis dan berdampak jangka panjang. ERP juga membawa dampak cost efficiency yang signifikan dengan adanya integrasi dan monitoring yang berkelanjutan terhadap performance organisasi. Singkatnya, ERP bukan hanya software semata, namun suatu solusi terhadap permasalahan informasi dalam organisasi. Meskipun dihalangi oleh biaya investasi yang besar, banyak perusahaan di dunia –termasuk Indonesia– seperti berlomba‐lomba untuk mengadopsi sistem informasi ini. Hal ini karena paket software ERP yang diimplementasikan secara baik akan menghasilkan return terhadap investasi yang layak dan dalam waktu cepat. Contoh keuntungan menggunakan ERP: Meskipun teknologi tradisional –seperti MPS dan MRP– tetap digunakan, kompetisi pasar saat ini mengharuskan perusahaan untuk mengadopsi prinsip‐ prinsip lean manufacturing dalam usaha mengurangi inventory, memperpendek lead time, dan meningkatkan on‐time delivery. Teknologi ERP generasi terbaru telah menanamkan prinsip lean manufacturing dalam programnya, sehingga mengadopsi ERP berarti juga mengimplementasikan lean manufacturing. Enterprise Resource Planning (ERP) dapat didefinisikan sebagai software information system berbasis komputer yang dirancang untuk mengolah dan memanipulasi suatu transaksi di dalam organisasi dan menyediakan fasilitas perencanaan, produksi dan pelayanan konsumen yang real‐ time dan terintegrasi. (O’Leary, 2000) Sistem ERP secara terminologi dapat diartikan sebagai sebuah aplikasi yang dapat mendukung transaksi atau operasi sehari‐hari yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas. Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning (MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen proses‐proses manufaktur. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990‐an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri. Secara khusus, sistem ERP dapat dikatakan mempunyai karakteristik sebagai berikut (O’Leary, 2000): • Dirancang sebagai software bertipe client‐server • Mengintegrasikan sebagian besar atau mayoritas proses bisnis dalam organisasi • Mampu mengolah sebagian besar transaksi yang terjadi dalam perusahaan 4
• • • • • •
Menggunakan enterprise‐wide database Data dapat diakses secara real‐time Mampu mengintegrasikan perencanaan dan eksekusi transaksi Mendukung sistem informasi dalam multi‐kurs dan multi bahasa Mempunyai solusi spesifik untuk suatu industri Dapatdicustomiasi tanpa merubah bahasa program
Dengan mengimplementasikan proses bisnis standar perusahaan dan database tunggal (single database) yang mencakup keseluruhan aktivitas dan lokasi di dalam perusahaan, ERP mampu menyediakan integrasi di antara aktivitas dan lokasi tersebut. Sebagai hasilnya, sistem ERP dapat mendorong ke arah kemampuan decision‐making yang lebih baik dengan parameter yang terukur secara kuantitatif, seperti misalnya penurunan inventory level, pengurangan personel, percepatan pengolahan laporan keuangan, dan lain‐lain. (O’Leary, 2000) Beberapa alasan bagi perusahaan untuk mengimplementasikan ERP adalah (O’Leary, 2000): • ERP mengitegrasikan aktivitas perusahaan • ERP memberikan kesempatan untuk mengadopsi best practice • ERP memberikan kemampuan standarisasi dalam organisasi • ERP menghindarkan terjadinya information asymetry • ERP menyediakan informasi secara real‐time dan on‐line • ERP memberikan keleluasaan untuk mengakses data perencanaan dan controlling secara simultan • ERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasi di dalam satu perusahaan • ERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasi antar perusahaan Secara garis besar, ERP bisa digambarkan sebagai: • Perkakas manajemen yang menyeimbangkan persediaan dan permintaan perusahaan secara menyeluruh, • Penghubung pelanggan dan supplier dalam satu kesatuan rantai ketersediaan, • Alat adopsi proses‐proses bisnis yang telah terbukti dalam pengambilan keputusan (best practices), • Alat integrasi seluruh bagian fungsional perusahaan: sales, marketing, manufacturing, operations, logistics, purchasing, finance, new product development, dan human resources, • Sarana meningkatkan pelayanan pelanggan dan produktifitas, serta menurunkan biaya dan inventory, • Dasar untuk e‐commerce yang efektif. Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di berbagai perusahaan: Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan 20% tingkat penjualannya di tengah industri yang sedang menurun. Wakil presiden bidang penjualan menjelaskan, "Kita berhasil menangkap bisnis dari saingan‐saingan kita. Berkat ERP, kini kita dapat mengirim lebih cepat dari mereka dan tepat waktu." Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 500 dalam mencapai penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan keunggulan daya saing yang signifikan. Wakil presiden bidang logistik menyatakan, "ERP menyediakan kunci untuk menjadi perusahaan global. Keputusan dapat diambil dengan data yang akurat dan dengan proses yang menghubungkan demand dan supply di berbagai belahan dunia. Perubahan ini bernilai miliaran bagi kami dalam penjualan di seluruh dunia." 5
Untuk mengetahui bagaimana sistem ERP dapat membantu sistem operasi bisnis perusahaan, mari kita perhatikan suatu kasus kecil di bawah ini: Katakanlah sebuah perusahaan menerima order untuk 100 unit Produk A. Sistem ERP akan membantu menghitung berapa yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan sumber daya yang ada pada kita saat ini. Apabila sumber daya tersebut tidak mencukupi, sistem ERP dapat menghitung berapa lagi sumberdaya yang diperlukan, sekaligus membantu kita dalam proses pengadaannya. Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem ERP juga dapat menentukan cara pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dalam proses ini, tentunya segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat dalam sistem ERP tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi dari 100 unit tersebut. Dapat kita lihat bahwa data atau transaksi yang dicatat pada satu fungsi/bagian sering digunakan oleh fungsi/bagian yang lain. Misalnya daftar produk bisa dipakai oleh bagian pembelian, bagian perbekalan, bagian produksi, bagian gudang, bagian pengangkutan, bagian keuangan dan sebagainya. Oleh karena itu, unsur 'integrasi' itu sangat penting dan merupakan tantangan besar bagi vendor sistem ERP. Pada prinsipnya, dengan sistem ERP sebuah industri dapat dijalankan secara optimal dan dapat mengurangi biaya‐biaya operasional yang tidak efisien seperti biaya inventory (slow moving part, dll.), biaya kerugian akibat 'machine fault', dan lain‐lain. Di negara‐negara maju yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadai, perusahaan dapat menggunakan ERP dalam menerapkan konsep JIT (Just‐In‐Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar‐benar disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga penyedian suku cadang untuk perawatan mesin, jadwal perbaikan, dan manajemen persediaan. Sistem ERP dibagi atas beberapa sub‐sistem yaitu sistem Financial, sistem Distribusi, sistem Manufaktur, sistem Maintenance dan sistem Human Resource. Untuk lebih meningkatkan kemapuan sistem ERP perlu ditambah modul CRM, SRM, PLM dan juga Project Management. Bagi industri yang memerlukan efisiensi dan komputerisasi dari segi penjualan, maka ada tambahan bagi konsep ERP yang bernama Sales Force Automation (SFA). Sistem ini merupakan suatu bagian penting dari suatu rantai pengadaan (Supply Chain) ERP. Pada dasarnya, Sales yang dilengkapi dengan SFA dapat bekerja lebih efisien karena semua informasi mengenai suatu pelanggan atau produk yang dipasarkan ada di databasenya. Khusus untuk industri yang bersifat assemble‐to‐order atau make‐to‐order seperti industri pesawat, perkapalan, automobil, truk dan industri berat lainnya, sistem ERP dapat juga dilengkapi dengan Sales Configuration System (SCS). Dengan SCS, Sales dapat memberikan penawaran serta proposal yang dilengkapi dengan gambar, spesifikasi, harga berdasarkan keinginan/pesanan pelanggan. Misalnya saja seorang calon pelanggan menelpon untuk mendapatkan tawaran sebuah mobil dengan berbagai kombinasi yang mencakup warna biru, roda racing, mesin V6 dengan spoiler sport dan lain‐lain. Dengan SCS, Sales dapat menberikan harga mobil dengan kombinasi tersebut pada saat itu juga. Sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap 'best practice' proses umum yang paling layak di tiru. Misalnya, bagaimana proses umum yang sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing), penyusunan stok di gudang dan sebagainya. 6
Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar‐besarnya dari sistem ERP, maka perusahaan juga harus mengikuti 'best practice process' (proses umum terbaik) yang berlaku. Disini banyak timbul masalah dan tantangan bagi industri di Indonesia. Tantangannya misalnya, bagaimana mengubah proses kerja kita menjadi sesuai dengan proses kerja yang dihendaki oleh sistem ERP. Atau sebaliknya, mengubah sistem ERP untuk menyesuaikan proses kerja kita. Proses penyesuaian itu sering disebut sebagai proses kustomisasi. Jika dalam kegiatan kustomisasi diperlukan perubahan proses kerja yang cukup mendasar, maka perusahaan ini harus melakukan Business Process Reengineering (BPR) yang dapat memakan waktu berbulan‐bulan. Modul‐modul Enterprise Resource Planning (ERP) System secara umum: 1. Item Master Management (IMM) 2. Bill Of Material (BOM) 3. Demand Management (DM) 4. Sales and Order Management (SOM) 5. Master Production Scheduling (MPS) 6. Material Requirements Planning (MRP) 7. Capacity Requirement Planning 8. Inventory Mangement (INV) 9. Shop Floor Control (SFC) 10. Purchasing Management (PUR) 11. General Ledger (GL) 12. Account Payable (AP) 13. Account Receivable (AR) 14. Cost Control (CO) 15. Financial Reporting (FIR)
7
Infor ERP VISUAL Biaya implementasi yang sangat mahal merupakan hambatan utama bagi perusahaan ukuran menengah dalam adopsi ERP System. Banyak perusahaan yang mengenali potensi keuntungan bila mengadopsi ERP harus mundur teratur begitu mengetahui berapa investasi yang harus mereka keluarkan. Untuk mengatasi kendala sekaligus pasar laten tersebut, beberapa vendor piranti lunak mulai memperkenalkan “versi kecil” dari ERP. Disebut versi kecil karena kemampuan ERP yang dikeluarkan oleh vendor tersebut berada di bawah vendor ERP ternama seperti Oracle, SAP dan JDE. Namun demikian piranti lunak yang mereka tawarkan tetap memiliki ciri‐ciri utama ERP, yaitu: integrasi seluruh proses bisnis, best practice, solusi modular, dan client‐server setting. Keunggulannya, produk yang mereka tawakan lebih ekonomis sehingga bisa menarik perusahaan kelas menengah yang ingin mengimplementasi ERP. Saat ini terdapat banyak vendor ERP di pasaran. Nama‐nama besar seperti SAP, JD Edwards, Oracle Business Suite, Microsoft Business Solution, Baan, dan PeopleSoft mendominasi pasar. Namun banyak juga vendor ERP di luar itu yang menyediakan aplikasi yang tidak kalah canggih dengan harga yang lebih terjangkau, diantaranya Infor VISUAL Enterprise dari Lilly Software Associates (LSA). Infor VISUAL memiliki kemampuan integrasi terhadap kebutuhan inti dalam sistem manufaktur, termasuk: - Material Requirement Planning (MRP), - Perencanaan dan penjadwalan produksi, - Eksekusi manufaktur, - Customer Relationship Management (CRM), - Manajemen kualitas, dan - Manajemen pergudangan. Infor VISUAL juga dilengkapi kemampuan untuk berinteraksi dengan piranti lain seperti Microsoft Office, CAD, dan internet. Infor VISUAL seperti juga ERP unggulan, merupakan solusi modular. Garis besar Infor VISUAL terdiri atas dua modul: VISUAL Manufacturing VISUAL Financial Karena Infor berangkat dari fungsi manufaktur, maka titik sentral Infor VISUAL adalah modul VISUAL Manufacturing.
8
Perencanaan Produksi Jantung bagi modul VISUAL Manufacturing adalah Manufacturing Window. Manufacturing Window menampilkan Bill Of Manufacuring (BOM), suatu kombinasi antara bill of material dengan routing produk. Manufacturing Window merupakan jendela bagi pengguna untuk membuat: - Engineering Master – untuk keperluan pembuatan produk baru, - Work Order – untuk membuat pesanan dari konsumen dan melakukan review proyek, dan - Quote Master – untuk melakukan estimasi biaya dan penawaran ke konsumen. Pada saat yang bersamaan pengguna memasukkan informasi komponen dan operasi dalam pembuatan BOM, informasi tentang biaya juga ikut diolah. Dengan cara ini, terjadi integrasi antara aktivitas produksi, pemasaran, dan keuangan/pembiayaan. Engineering Master menggambarkan BOM secara grafis menggunakan sistem kartu. Kelebihan penggunaan grafik kartu adalah: • Mudah mengenali produk yang akan dibuat, material yang diperlukan dan langkah‐ langkah operasinya; • Dapat mengatur interaksi dengan proses luar (outsource/contract); • Mudah dalam pembuatan sub‐assembly secara made‐to‐order; • Mudah dalam tracking; • Mendukung penjadwalan secara Just‐In‐Time. Kelebihan pembuatan work order dari Manufacturing Window adalah: • Transaksi material (issue dan backflush) dapat dilakukan secara otomatis dari lantai kerja; • Mudah memantau perkembangan penyelesaian pekerjaan di lantai kerja di setiap saat dengan bantuan batang berwarna sebagai indikator; • Dokumen referensi (CAD, video, bitmap, dll) terhubung ke work order sehingga bisa diakses dengan cepat;
9
Perhitungan biaya produksi dilakukan dengan tiga metode: - Biaya estimasi, - Biaya aktual, - Biaya proyeksi. Perhitungan biaya juga dilengkapi variansi yang terjadi. Perencanaan Material Material Planning Window merupakan jendela bagi pengguna untuk menghitung dan merencanakan penyediaan material yang diperlukan bagi pengerjaan work order. Perhitungan material bisa dilakukan tanpa harus menjalankan MRP. Permintaan terhadap material dapat dipantau setiap saat dengan data yang terbaharui begitu ada perubahan terhadap jadwal produksi. Material Planning Window dilengkapi juga dengan akses ke fungsi Labor Transaction untuk pemeriksaan ketersediaan sumber daya dan material. Penjadwalan Produksi Infor VISUAL menyediakan fungsi Concurrent Scheduler untuk keperluan penjadwalan produksi. Sesuai namanya, Concurrent Scheduler mampu menjadwalkan material dan sumber daya yang lain (operator, unit kerja) secara simultan. Dengan penjadwalan simultan sedemikian rupa, dapat dipastikan bahwa SDM tersedia pada saat material tersedia. Untuk perusahaan yang menggunakan metode Lean Manufacturing, tersedia fungsi Easy Lean yang sejalan dengan strategi lean. Concurrent Scheduler menyediakan beberapa metode penjadwalan yang dapat digunakan secara fleksibel. Jendela yang digunakan untuk mengakses Concurrent Scheduler adalah Scheduling Window. Di Scheduling Window, jadwal produksi ditampilkan secara grafis dengan layout yang memuat: Daftar resource (mesin, operator, unit kerja) dan kapasitasnya; Perbandingan timeline satu proyek dengan proyek lainnya; Sistem warna untuk mengenali proyek yang tepat waktu maupun yang terlambat jadwal; Scheduling Window juga menyediakan kapabilitas untuk memodifikasi jadwal secara langsung pada layar grafis, dan pilihan skenario “what‐if” untuk melihat perbaikan yang bisa dilakukan untuk menyesuaikan jadwal dengan keinginan pengguna. Distribusi Infor VISUAL menyadari pentingnya perusahaan mengantarkan produknya dengan tepat waktu, tepat kualitas dan tepat jumlah. Salah satu bentuk kemudahan yang ditawarkan adalah kemampuan pengguna untuk mengirimkan work order ke konsumen tanpa melalui proses inventory receipt. Inventory receipt akan dibuat secara otomatis pada saat pengguna melakukan transaksi pengiriman (shipping) langsung dari lantai kerja. Kemudahan lain adalah keterkaitan antar dokumen referensi sehingga memungkinkan dilakukan proses tracking dan audit dengan mudah. Infor menjanjikan perusahaan yang mengadopsi Infor VISUAL untuk mendapatkan manfaat berupa: ¾ Masa implementasi yang singkat (3 sampai 6 bulan) ¾ 50% penurunan lead time manufaktur ¾ 50% penurunan tingkat work‐in‐process inventory ¾ 100% kenaikan produktivitas ¾ 67% penurunan lead time pembuatan quote 10
¾ 50% penurunan persediaan produk jadi ¾ Masa pengembalian investasi yang singkat (kurang lebih 12 bulan) Keunggulan Infor ERP VISUAL: - Solusi manufaktur yang komprehensif - Memperbaiki aliran kerja dalam lingkungan yang dinamis - Menggabungkan keterjangkauan harga dengan kedalaman fungsi - Ideal untuk industri yang dalam fase berkembang, manufaktur dengan berbagai tipe yang memerlukan solusi modular - Mampu dikembangkan seiring pertumbuhan bisnis
VISUAL Manufacturing
Sales
Purchasing
Engineering & Manufacturing
Inventory
Scheduling
Orders
Orders
Inventoy Transaction Entry ECN's
Concurrent Scheduler
Customer Inquiry
Vendor Inquiry
Material Planning Window Manufacturing Window
Scheduling Window
Customer Maintenance
Vendor Maintenance
Maintenance
Work Order Traveller
Throughput Window
Shipping Entry
Purchase Receipt Entry
Traceability
Labor Ticket Entry
Utilization Percentages Resource Delay Production Schedule Report
Billing
Services
IBT's
Resource & Equip. Maintenance
Sales Reporting
Task Maintenance
Physical Inventory Count
Quality
Tax Maintenance
Receiving Report
Cost Simulation
VISUAL Quality
Inventory Valuation Report Reporting
Financials
VISUAL Financial
Ledger Receivables Payables Cash
Executive Executive Information System Exec. Information System Host Throughput Window
Administration Users and Employees
User Applications Notepad
Maintenance Database Tools and Utilities
Admin and Utilities Payroll Human Resources
Infor ERP VISUAL menspesialisasikan diri sebagai ERP bagi discrete manufacturing system, sehingga memiliki kapabilitas: - Mendukung keseluruhan siklus hidup bisnis mulai tahapan perencanaan, produksi, delivery sampai kepada sourcing. - Kompatibel dengan berbagai jenis model bisnis manufaktur: o Engineer‐to‐order o Make‐to‐order o Configure‐to‐order o Make‐to‐stock o Assembly‐to‐order
11
ALUR PENJADWALAN PRODUKSI
Untuk bisa memahami alur penjadwalan produksi di lantai kerja, lebih dahulu harus dipahami sistem produksi yang diterapkan di perusahaan tersebut. Diantaranya adalah mengenai tipe dari manufaktur, ukuran perusahaan, dan organisasi.
Tipe Manufaktur Pada diagram di bawah terlihat tipe‐tipe dari manufaktur. Bagaimana VISUAL dijalankan tergantung dari kategori mana sistem produksi kita berada. Bisa jadi sistem produksi kita terletak pada salah satu kategori yang tertera di bawah, atau lebih dari satu kategori. Setiap kategori memiliki opsinya tersendiri dalam pengaturan basis data VISUAL. Custom Manufacturing Digunakan untuk membuat produk‐produk spesial, dimana hanya dibuat satu atau sedikit unit untuk satu produk. Atau setiap produk berbeda untuk tiap konsumen. Biasanya siklus manufakturnya dalam satuan waktu yang relatif panjang. Pesawat terbang, kapal laut, furnitur, dan baju pengantin adalah contoh dari custom manufacturing. Batch atau Intermittent Processing Banyak perusahaan menggunakan sistem manufaktur intermittent untuk menghasilkan produk seperti wine, kue, bahan kimia, dan minuman. Dalam tipe manufaktur ini, produk berjalan dalam lot atau batch, dengan spesifikasi yang tertentu. Semua part dalam batch dapat dianggap identik, tapi part dalam satu batch dengan part dalam batch berikutnya belum tentu sama. Perpindahan dari satu operasi ke operasi selanjutnya juga dilakukan dalam satuan batch. Continuous Manufacturing Sistem manufaktur ini digunakan pada saat pembuatan produk dalam jumlah sangat besar (mass production). Part berpindah dari satu operasi ke operasi lain melalui lini produksi dan setiap pekerja mengerjakan satu operasi tertentu dengan durasi yang singkat. Part berjalan secara konstan sampai dihasilkan finished product. Flexible Manufacturing Sistem ini disebut juga hybrid manudacturing, dimana dikombinasikan antara cirri‐ciri continuous dan batch manufacturing. Metode ini menggunakan satuan lot atau batch namun dalam jumlah relatif kecil, sehingga bisa diproses dalam lingkungan produksi yang serupa dengan continuous manufacturing. Flexible manufacturing dipandang sebagai sistem masa depan karena menghasilkan produk dengan biaya rendah hanya pada saat diminta oleh pasar.
12
Ukuraan Perusahaaan
Sebagian besar keeputusan yan ng harus diaambil pada saat s mengattur proses operasi o VISUA AL usahaan. Sanggat penting untuk diingat sseberapa bessar Manuffacturing berggantung padaa ukuran peru ukuran n organisasi kita, utamanyaa dalam menaangani hal‐haal yang bersifaat teknis. Beberaapa ciri‐ciri pe erusahaan yang berukuran n besar: management ❒ ❒ Multi‐level ❒ Multi divisi ❒ ❒ ❒ Lebih dari s satu implemeentasi modul V VISUAL dilaku ukan secara b bersamaan ❒ ❒ Lebih bany ak komunikassi tertulis ❒ ❒ Lebih bany ak orang yang memiliki satu posisi yangg jelas ❒ Lebih banyak training ❒ ❒ ❒ Multiple sh hifts dan uptime o ❒ ❒ Keamanan operasi jauh lebih kritis erusahaan be erukuran kecill: Beberaapa ciri‐ciri pe ❒ ❒ Mungkin ha anya terdiri aatas pemilik dan beberapa pegawai ❒ ❒ Sebagian b esar komunikkasi dilakukan n secara verbal ❒ ❒ Dalam imp lementasi, im mplementor n nantinya juga bertindak sellaku user ❒ ❒ Banyak ora ang memiliki lebih dari satu u pekerjaan aatau jabatan ❒ ❒ Single plant t/one division n ❒ ❒ Keamanan tidak terlalu ketat dan sed dikit down tim me dalam opeerasi tidak meenjadi soal
Penjadwalan Lantai Kerja Penjadwalan Lantai Kerja adalah satu fungsi dari VISUAL Manufacturing. Untuk menjalankannya kita harus terlebih dahulu mempelajari keseluruhan fungsi dalam VISUAL Manufacturing. Pemahaman akan keseluruhan modul akan memudahkan kita dalam mengeksekusi semua perintah dalam rangka penjadwalan produksi. Diagram di bawah ini memperlihatkan keseluruhan modul VISUAL Manufacturing beserta fungsi‐fungsinya. VISU AL Screen E stim ating W indow , M aterial Planning W indow, M anufacturing W indow , O rder M anagem ent W indow
Sales Q uoting & Estim ating
Sales C ustom er O rder
Forecasted (S hipped from Stock)
(S tandard)
(N ew / C ustom )
E ngineering D esign: B ill O f M aterial
C ustom er O rder Entry, P rogress Billing Entry
M anufacturing W indow
Production Scheduling / M aterial & Service Planning W ork O rder C reation, S cheduling, M aterial Planning, & Service P lanning
G lobal Scheduler, M anufacturing W indow , S cheduling W indow , M aterial Planning W indow, Service Planning W indow , Throughput W indow
Purchasing S ub-C ontractor Q uotes, & Purchase O rders
Purchase O rder Entry, Vendor R FQ Entry, Service D ispatch Entry
R eceiving P urchase R eceipt, & S ervice R eceipt
Purchase R eceipt Entry, S ervice R eceipt Entry
Inventory C ontrol Inventory C ount, & Inventory Adjustm ents
P hysical Inventory C ount, Inventory Transaction Entry
M anufacturing: Shop F loor Control, & D ata C ollection
M anufacturing W indow , Labor Ticket Entry, Inventory Transaction Entry, Bar code C ollection
S hipping Shipping Entry, Transportation M anagem ent
S hipping Entry, O rder M anagem ent W indow
A ccounting, A /R & A/P Costing, & Invoicing
C osting U tilities, Invoicing, Ledger, A /R , A /P , Payroll, H R
Terlihat bahwa modul VISUAL Manufacturing terdiri atas 10 fungsi, masing‐masing fungsi digambarkan dalam satu kotak dalam diagram di atas. Selengkapnya sepuluh fungsi tersebut adalah: 1. Quoting & Estimating 2. Customer Order 3. Engineering Design 14
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Production Schedulling/Material & Service Planning Purchasing Receiving Inventory Control Manufacturing Shipping Accounting, A/R & A/P
Jika kita perhatikan seksama, akan tampak bahwa sepuluh fungsi tersebut memperlihatkan siklus dalam sistem manufaktur, yaitu mulai dari tahap • perencanaan dan peramalan (Quoting & Estimating), • perancangan (Engineering Design), • penjadwalan (Production Schedulling/Material & Service Planning), • pemesanan material (Purchasing – Receiving), • produksi (Manufacturing), • pengiriman (Shipping), • hingga pada fungsi kontrol keuangan (Accounting). Nantinya siklus ini akan berulang terus‐menerus selama perusahaan berproduksi. Pada diagram di atas di sebelah kanan nampak layar apa yang harus dibuka pada VISUAL Manufacturing untuk menjalankan fungsi‐fungsi tersebut.
Pada kesempatan kali ini kita akan berkonsentrasi pada fungsi Penjadwalan Produksi, yaitu fungsi yang keempat. Untuk bisa menjalankan fungsi yang keempat, tiga fungsi sebelumnya juga harus dikerjakan terlebih dahulu. Untuk itu dalam kesempatan ini, kita akan mempelajari bagaimana menjalankan empat fungsi di bawah ini: 1. Quoting & Estimating 2. Customer Order 3. Engineering Design 4. Production Schedulling/Material & Service Planning Secara singkat dan garis besar, berikut akan dibahas satu per satu keempat fungsi tersebut. 1. Quoting & Estimating Fungsi ini merupakan awal dari sistem manufaktur, dimana kita membuat peramalan terhadap keseluruhan aktivitas produksi. • Fungsi Quoting & Estimating dipicu dengan diterimanya Request For Quote (RFQ) dari konsumen. Ini merupakan pertanda adanya minat dari konsumen atas produk kita. • Jika produk yang diminati merupakan produk lama, kita bisa memanggil data historis. Sementara jika produk baru, Quoting Data dapat dibuat terlebih dulu sebelum Quote Master dibuat. • Informasi mengenai estimasi biaya dan lead time dapat disertakan sebelum quote dikirimkan ke customer.
15
QUOTING & ESTIMATING
No Receive RFQ
Review History in Visual
New Item? Yes
Prepare Quote
Estimate Cost
Estimate Lead Time
Review Quote
1
Send to Customer
Gather Quoting Data
2. Customer Order Jika customer menyetujui proposal (quote) yang kita ajukan, maka order atau kontrak dapat diajukan. Memasukkan order atau kontrak dari konsumen ke dalam VISUAL dapat dilakukan melalui fungsi Customer Order. • Data mengenai customer dapat dibuat melalui Customer Master. Jika pelanggan lama yang melakukan pemesanan, maka data dari Sales Order dapat digunakan. • Pengaturan mengenai termin pembayaran juga bisa dilakukan melalui Payment Schedulling. • Customer order dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan jenis produk yang dipesan: i. Produk baru ii. Produk lama tapi tidak tersedia di stock iii. Produk lama dan tersedia di stock CUSTOMER ORDER
2 Yes Enter Sales Order No
1
Receive Order & Review Contract
Progress Bill?
No
New Item? No
New Customer? Yes Yes
Add Customer Master
3
No Setup Payment Schedule
In Stock?
8 Yes
3. Engineering Design Fungsi engineering design digunakan pada saat terdapat pesanan dari konsumen atas produk yang belum tersedia engineering master‐nya. • Ada dua pilihan, produk baru yang akan dibuat masternya, atau produk yang dibuat hanya sekali ini saja. • Engineering master dapat dibuat lengkap memuat struktur produk, operasi, material, dan estimasi biaya.
16
•
Engineering master perlu disetujui (dilakukan proses approval) sebelum bisa dieksekusi menjadi work order.
ENGINEERING DESIGN
Create New Engineering Master (Part Number Required)
Yes
standard
2
Document options?
Add Operation(s) (Required)
Add Leg/Detail(s)? (Optional)
No
Add Material(s) (P/N Optional)
Complete?
Yes
Release / Approve Engineering Master or One-Time Workorder
3
one-time Create New One-Time Work Order (Part Number Optional)
No
4. Production Schedulling/Material & Service Planning Fungsi ini dilakukan untuk menjadwalkan dua hal: 1. kegiatan produksi di lantai kerja 2. pemesanan dan pembelian material/servis dari pemasok. Kegiatan penjadwalan produksi dan perencanaan material/servis dilakukan untuk memenuhi customer order yang tidak bisa dipenuhi dari stock. • Sebelum menjadwalkan produksi di lantai kerja, terlebih dahulu diperiksa kelebihan work in process (WIP) yang mungkin ada. • Setelah dibuat, work order dijadwalkan melalui Global Scheduler. Global scheduler nantinya akan memastikan bahwa kapasitas tidak terlampaui dan target throughput terpenuhi. • Setelah ketersediaan material, sumber daya, dan tool dipastikan, work order dapat dirilis dan dibuat shop paper untuk lantai kerja. PRODUCTION / SCHEDULING MATERIAL & SERVICE PLANNING
Adjust Existing Work Orders
System Generates Requirements for Purchasing
7
Print Shop Paperwork
5
No No
3
Check for Overstock WIP Inventory
Create & Schedule Work Order
Run Global Scheduler
Capacity OK?
Yes Perform Throughput Analysis
Throughput OK?
Yes
Release Work Order
Check Capacity, Material Availability, Existing Overstock, Tooling, etc. prior to release.
17
Organisasi
Dalam implementasi maupun operasional dari VISUAL Manufacturing, salah satu hal paling menentukan adalah aspek organisasi. VISUAL Manufacturing bukan hanya sebuah sistem informasi yang membantu user dalam melakukan hal‐hal rutin, tapi juga menentukan bagaimana sebuah organisasi dijalankan. Suatu perintah dalam VISUAL Manufacturing juga berarti dijalankannya sebuah prosedur dalam organisasi tersebut. Menjalankan suatu fungsi VISUAL Manufacturing sama juga dengan menyaksikan apakah struktur organisasi berjalan dengan baik, apakah semua orang menjalankan tugasnya, apakah kerja sama antar divisi berlangsung dengan baik. Dalam pengaturan implementasi VISUAL Manufacturing, perlu dibuat terlebih dahulu apa yang disebut User Role List, atau Daftar Peran Pengguna. Dalam daftar ini kita bisa melihat dan menentukan: • Siapa berwenang menjalankan fungsi apa? • Fungsi apa memerlukan peran siapa saja? • Siapa melakukan otorisasi atas fungsi apa? • Fungsi apa menentukan dimulai/diakhirinya pekerjaan siapa? Tentu saja dalam pengaturan organisasi perlu dilihat terlebih dahulu keperluan dan kebutuhan dari masing‐masing organisasi, sehingga bisa jadi perlu dilakukan kustomisasi atas daftar peran pengguna. Mengingat peran penting dari aspek organisasi dalam implementasi maupun operasional VISUAL Manufacturing, Infor telah menyediakan panduan sehingga perusahaan yang mengimplementasi dapat mengadopsi dengan mudah dan dengan sedikit resiko. Dalam kaitannya dengan Penjadwalan Produksi dan fungsi‐fungsi pendukungnya, aspek organisasi di bawah ini yang berlaku: Fungsi: Quoting and Estimating Æ Tanggung jawab berada pada Departemen Penjualan. Fungsi: Customer Order Æ Departemen Penjualan bertanggung jawab terhadap pembuatan dan pemeliharaan semua customer order. Fungsi: Engineering Design Untuk Engineering Master – Departemen Engineering yang bertanggung jawab. Untuk Work Order Master – Departemen Manufacturing yang bertanggung jawab dalam pembuatan, hanya untuk Engineering Master dan Quote Master yang telah disetujui. Untuk Quote Master – Departemen Penjualan yang bertanggung jawab atas pembuatan, Departemen Engineering yang bertanggung jawab atas pemeliharaan dan persetujuan. Fungsi: Material and Service Planning Æ Manajer Produksi dan/atau Manajer Operasi yang bertanggung jawab untuk penjadwalan produksi, atas masukan dari Departemen Penjualan (dalam hal prioritas) dan Departemen Purchasing (dalam hal ketersediaan material).
18
BASIS DATA:
PART MAINTENANCE
Penjelasan Part Maintenance berfungsi untuk menambah, menghapus, dan mengedit informasi mengenai part yang terdapat dalam basis data perusahaan. Terdapat dua istilah yang penting dalam memahami Part Maintenance: Part – Part dapat berupa bahan baku, komponen yang dibeli, produk setengah jadi yang harus diproses lebih lanjut, atau produk jadi yang selesai dibuat di lantai kerja. Proses – Proses bisa berupa operasi dari suatu leg pada work order, atau work order yang sama sekali berbeda.
Memulai Part Maintenance Untuk mengakses Part Maintenance, buka Part Maintenance dari menu Inventory.
Menambah Part ke Database Part yang ditambah dapat memiliki atau tidak memiliki Part ID. 1. Klik tombol Clear untuk menampilkan layar kosong. 2. Masukkan Part ID. Part ID bisa berupa nama atau angka, maksimum 30 karakter. Tidak pernah ada dua Part ID yang sama. 3. Pilih status Part. Status default adalah Active, yang menyatakan bahwa part dapat diolah pada menu mana saja pada VISUAL. 4. Masukkan deskripsi singkat tentang part, maksimum 40 karakter. 5. Masukkan unit pengukuran dari part, yaitu unit ukur pada saat part distok. Pilih salah satu dari field yang tersedia. 6. Masukkan Shipping Weight. Pilih salah satu dari field yang tersedia. 7. Bila part dimaksud adalah produk fabrikasi yang memiliki Engineering Master (BOM), masukkan Engineering ID. 8. Pilih kode produk pada kotak Product Code. 9. Pilih kode komoditas pada kotak Commodity Code. 10. Pilih tipe part dengan memilih salah satu pilihan pada kotak Settings. Fabricated – Part diproduksi di bagian manufacturing
19
Purchased – Part dibeli dari vendor/pemasok Consumable – Part tidak dapat disimpan di inventory Demand History – Riwayat permintaan part ini akan disimpan untuk keperluan peramalan Inv Tx Locked – Tidak dapat melakukan aktivitas inventory atas part ini Detail Only – Part ini bukan merupakan produk akhir dari work order Stocked – Sejumlah tertentu part ini biasanya dapat ditemui di stok Tool/Fixture – Part ini merupakan peralatan/fasilitas untuk kegiatan manufaktur. Auto Issue – Pilihan ini membuat sejumlah part ini secara otomatis akan dikeluarkan dari gudang utamanya pada saat transaksi pekerja yang memerlukan material tersebut terjadi Supply then Leadtime – Berpengaruh pada Concurrent Scheduler. Concurrent Scheduler akan menggunakan suplai yang tersedia terlebih dahulu sebelum mengaktifkan lead‐time. 11. Isi tab Costing dengan data biaya part. Untuk part fabrikasi, fungsi Implode Costs pada menu Maintain dapat digunakan. Costs Bagian ini digunakan untuk menentukan Cost of Goods Sold untuk produk fabrikasi. Material – Untuk part fabrikasi, adalah bahan baku per unit. Untuk part beli, adalah biaya per unit termasuk harga beli dan semua biaya yang terkait proses pembelian. Labor – Untuk part fabrikasi, adalah pekerja langsung untuk membuat part. Untuk part beli, praktis bernilai nol. Burden – Untuk part fabrikasi, adalah biaya burden (beban) untuk membuat part ini. Untuk part beli, praktis bernilai nol. Service – Untuk part fabrikasi, perkiraan biaya untuk kebutuhan outsourcing. Fixed – Digunakan untuk biaya‐biaya tetap terkait dengan part beli, misalnya biaya setup pemasok. Issue Burdens Burden adalah biaya beban yang harus ditanggung untuk penyimpanan dan penanganan part. Percent – Terekam pada saat issue material. Biaya beban dihitung berdasar persentase per unit nilai. Per Unit – Biaya beban dihitung berdasar biaya per unit nilai. Purchase Burdens Sama dengan Issue Burden namun yang terjadi pada saat material dibeli. Percent – Terekam pada saat pembelian material. Biaya beban dihitung berdasar persentase per unit nilai. Per Unit – Biaya beban dihitung berdasar biaya per unit nilai. Selling Price Merupakan nilai default pada saat part terjual. Unit Price – Harga jual per unit. Wholesale Price – Harga wholesale per unit. ABC Code – Untuk mengaktifkan analisis ABC pada saat perhitungan siklus part. 12. Klik pada tab Planning untuk mengisi informasi berkaitan dengan MRP. Untuk keterangan lebih lanjut lihat Material Planning Window. Planner User ID – Mengidentifikasi orang yang bertanggungjawab untuk perencanaan material Part ID ini. Buyer User ID – Mengidentifikasi orang yang bertanggungjawab untuk pembelian Part ID ini. Safety Stock Qty – Sejumlah kelebihan stok yang direncanakan tersedia di stok untuk menutup order mendadak, scrap atau hal‐hal tak terduga lainnya.
20
Lead Time (in days) – Jumlah hari yang diperlukan untuk menyediakan part (waktu fabrikasi, delivery time, dll). Minimum Order Qty – Jumlah minimum pemesanan pada saat MRP mengeluarkan planned order. Maximum Order Qty – Jumlah maksimum pemesanan pada saat MRP mengeluarkan planned order. Multiples of – Menunjukkan jumlah lot planned order pada MRP, dimana formula akan dibulatkan menurut kelipatan angka ini. Order Policy – Kebijakan pemesanan yang digunakan dalam MRP. Ada enam pilihan: o Not Planned – Part hanya dipesan pada saat jumlah on‐hand kurang dari Order Point Qty. o Discrete – Mengadakan part persis sesuai jumlah diperlukan pada saat permintaan melebihi suplai dikurangi safety stock. o Period Supply – Periode dimana direncanakan disediakan tersedia cukup part untuk memenuhi kebutuhan selama waktu ini. o Fixed – Part dipesan dengan jumlah tetap. Bekerja mirip dengan EOQ. o EOQ (Economic Order Quantity) – Part dipesan dengan jumlah tetap, yaitu yang memenuhi perhitungan EOQ. o Master Schedule – Part disediakan sesuai dengan master schedule. Order Point Qty – Titik dimana dilakukan pemesanan untuk part dengan kebijakan Not Planned. Order Qty – Jumlah pemesanan yang dilakukan untuk part dengan kebijakan Fixed dan EOQ pada saat terjadi kehabisan stok. Days of Supply – Digunakan untuk part dengan kebijakan Period Supply. Annualized Usage – perkiraan penggunaan part selama setahun untuk digunakan di analisis ABC. Demand Fence 1 – Jumlah hari pada periode permintaan riil. Lihat Application Global Maintenance untuk mempelajari lebih lanjut. Demand Fence 2 – Jumlah hari pada periode permintaan campuran. 13. Klik Save untuk menyimpan part.
Mengedit Informasi Part Semua informasi pada Part Maintenance dapat diedit, kecuali Part ID. Mengganti Part ID berarti membuat part baru. 1. Masukkan Part ID yang dimaksud dan tekan tombol Tab. Atau bisa juga dengan klik pada tombol Part ID dan cari part yang dimaksud pada daftar. 2. Buat perubahan yang diperlukan. 3. Klik Save pada menu utama.
Menghapus Part Menghapus part berarti menghilangkan part tersebut dari database dan tidak dapat diaktifkan lagi selanjutnya. Penghapusan tidak bisa dilakukan bila part tengah digunakan pada suatu transaksi. Sebagai alternatif, klasifikasi part sebagai Obsolete untuk membuatnya non‐aktif. 1. Masukkan Part ID yang dimaksud dari layar Part Maintenance. 2. Klik tombol Delete dari menu utama. Kotak konfirmasi akan muncul. 3. Klik Yes bila yakin ingin menghapus, No untuk membatalkan. 4. Klik Clear untuk kembali ke layar awal.
Informasi Part Lanjutan Menu Maintain dari layar Part Maintenance dapat digunakan untuk memberikan informasi lanjutan dari sebuah part, berkaitan dengan:
21
MEMILIH VENDOR/PEMASOK Untuk setiap pemasok yang memenuhi kebutuhan akan suatu part, dapat ditentukan masing‐ masing harga dan informasi pendukungnya. Bila terdapat satu pemasok yang disukai oleh perusahaan, pemasok tersebut dapat ditentukan sebagai Preferred Vendor. 1. Buka part yang diinginkan di layar Part Maintenance. 2. Dari menu Maintain, pilih Vendors Supplying this Part. 3. Pilih satu pemasok dan klik tombol Edit Quotes. 4. Pilih satu Part ID di tabel atas dan masukkan harga di tabel bawah. 5. Klik tombol Save untuk menyimpan, kemudian Close untuk kembali ke layar awal. 6. Pilih pemasok yang diinginkan, kemudian klik tombol Set Preferred Vendor. MENAMBAH GOLONGAN KOMODITI 1. Dari menu Maintain, pilih Commodity Codes. Akan muncul tabel menampilkan golongan komoditi yang ada saat ini.
2. Klik tombol Insert untuk memunculkan baris baru. 3. Masukkan nama golongan komoditi yang baru. Nama harus unik. 4. Klik Save untuk menyimpan.
Mencetak Informasi Part Part Maintenance dapat memberikan cetakan informasi part sesuai dengan format standar atau format yang kita tentukan sendiri dengan menggunakan Crystal Reports. 1. Dari menu File, pilih Print Part Info atau klik tombol Print pada menu utama. 2. Setup printer dapat diatur dengan mengakses tombol Print Setup. 3. Klik tombol Starting Part ID untuk memilih part sebagai awal laporan. Klik tombol Ending Part ID untuk memilih part sebagai akhir laporan. 4. Pilih Include Obsolete Part untuk menyertakan part yang telah dinyatakan tidak aktif. 5. Untuk mencetak semua part, tidak perlu mengisi data di poin 2 dan 3. 6. Pilih salah satu output tujuan pada kotak drop‐down: Print – Mengirim laporan untuk dicetak pada default printer. View – Untuk melihat output laporan sebelum dicetak. File – Untuk menyimpan laporan ke dalam file terpisah. Layar berikutnya akan menampilkan kotak Print to File dimana lokasi direktori diperlukan. E‐mail – Untuk mengirim laporan melalui surat elektronik dalam bentuk Rich Text Format. 7. Pilih Short Form untuk mencetak dalam bentuk format pendek. 8. Pilih Print Barcodes untuk menyertakan barcode dalam laporan.
22
9. Klik Ok untuk mengirim perintah. Bila memilih output Print, akan muncul layar print Windows. Atur sesuai kebutuhan dan klik Ok.
23
BASIS DATA:
SHOP RESOURCE MAINTENANCE
Penjelasan Shop Resource Maintenance menangani penginputan dan pemeliharaan informasi tentang resource yang digunakan dalam proses manufaktur di lantai pabrik. Apa yang disebut sebagai shop resource, atau resource saja, bisa berupa work center, stasiun kerja, individu atau sekelompok individu, atau kontraktor yang digunakan jasanya oleh perusahaan untuk mengerjakan suatu bagian dari proses manufaktur. Yang disebut sebagai resource juga bisa berupa gabungan atau kelompok dari resource individu. Pengertian inilah yang digunakan dalam proses penjadwalan. Fungsi Shop Resource Maintenance selain digunakan dalam proses penjadwalan juga berfungsi dalam work order costing.
Memulai Shop Resource Maintenance Shop Resource Maintenance tersedia pada layar utama VISUAL. Untuk memulai Shop Resource Maintenance: Dari menu Eng/Mfg, pilih Shop Resource Maintenance. Layar Shop Resource Maintenance muncul.
Menambah Shop Resource Shop Resource Maintenance adalah fasilitas yang kita gunakan bila ada shop resource baru yang akan ditambahkan ke database. 1. Klik tombol New pada toolbar. Jika ada shop resource yang telah ada di database yang memiliki karakteristik serupa dengan shop resource yang baru, kita dapat memanggil dan memodifikasi data resource lama tersebut dengan cara: a. Masukkan Resource ID yang lama tersebut. b. Ganti Resource ID dengan ID yang baru. c. Ganti informasi shop resource sesuai keperluan. d. Klik Save untuk menyimpan. 2. Masukkan Resource ID yang baru pada field Resource ID. 3. Masukkan deskripsi singkat dari resource pada field Description. 24
4. Pada tab Costs, masukkan biaya‐biaya yang terkait dengan resource: • Setup per hour – biaya per jam untuk melakukan setup resource ini. • Run per hour – biaya untuk satu jam run resource ini. • Run per unit – biaya run untuk satu unit produksi. 5. Pada field Labor G/L Acct ID, masukkan akun General Ledger yang digunakan untuk menghitung biaya pada saat resource ini digunakan. Klik tombol Labor G/L Acct ID untuk mencari akun dari tabel. 6. Masukkan biaya burden dalam field Burden Cost. • Burden/hour (setup) – biaya burden per jam setup. Gunakan field Percent untuk menentukan biaya burden sebagai persentase dari biaya setup. • Burden/hour (run) – biaya burden per jam run. Gunakan field Percent untuk menentukan biaya burden sebagai persentase dari biaya run. • Burder/unit (run) – biaya burden per unit output produksi. • Fixed Burden – biaya burden yang hanya dibebankan sekali setiap kali resource ini digunakan. 7. Pada field Burden G/L Acct ID, masukkan akun General Ledger yang digunakan untuk menghitung biaya pada saat resource ini digunakan. Klik tombol Burden G/L Acct ID untuk mencari akun dari tabel. 8. Klik tab Other untuk menambah informasi yang lain. 9. Klik pada kotak Automatic Reporting jika resource ini merupakan bawahan dari resource lain yang memiliki level lebih tinggi. 10. Pada kotak Scheduling, klik Schedule Normally jika menginginkan penjadwalan secara normal untuk resource ini. Jika kotak Schedule Normally tidak dipilih, resource akan diasumsikan memiliki kapasitas tak terbatas. 11. Klik Schedule Discontinuous jika pada resource ini diperkenankan penjadwalan operasi secara diskontinu atau per segmen. Masukkan ukuran segmen minimum dalam satuan jam run. 12. Tentukan tipe resource pada kotak Type: • Work Center – resource merupakan mesin atau stasiun kerja. • Individual/Team – resource merupakan individu (orang), tim, atau individu dengan skill tertentu. • Contractor – resource adalah outside service. Mengaktifkan pilihan ini secara otomatis mematikan field Cost dan Burden Cost dan mengaktifkan field Service ID dan field lain yang berhubungan dengan outside service. • Group – resource merupakan bagian dari kelompok resource yang disebut Group. Gabungan work center disebut Group Center. Definisikan group center menggunakan perintah Shop Groups dari menu Edit. Lihat “Setting Up Shop Groups” untuk keterangan lebih lanjut. 13. Pada kotak Capacity, masukkan jumlah unit tersedia untuk masing‐masing shift kerja. Masukkan jumlah proses atau banyaknya unit yang mampu dikerjakan resource ini pada satu waktu. Kapasitas maksimum adalah 225. 14. Jika memilih tipe resource Group, pilih salah satu dari dua tombol Group Exclusively. • Pilih Schedule All bila grup ini memiliki sifat simultan, artinya semua resource dalam grup diperlukan untuk melakukan operasi. • Pilih Schedule One bila hanya perlu menjadwalkan satu resource untuk grup ini. 15. Klik Save untuk menyimpan shop resource dari menu File atau klik tombol Save pada toolbar.
Mengedit Informasi Resource Semua informasi pada Shop Resource Maintenance dapat diubah kecuali Resource ID. Mengubah Resource ID berarti membuat resource baru.
25
1. Panggil resource yang ingin diedit dengan memasukkan Resource ID‐nya. Klik tombol Resource ID untuk mencari pada daftar resoruce. 2. Buat perubahan yang diinginkan. 3. Klik Save untuk menyimpan perubahan. Semua perubahan dalam hal kapasitas dan kalender tidak akan berpengaruh pada jadwal kecuali Concurrent Scheduler dijalankan kembali. Semua perubahan dalam hal biaya tidak akan berpengaruh sebelum Reset Operation Costs dijalankan.
Menghapus Resource Resource hanya bisa dihapus bila pada saat yang sama tidak ada fungsi VISUAL yang menggunakan resource tersebut. Resource yang dihapus tidak bisa di‐restore kembali. 1. Panggil resource yang ingin dihapus dengan memasukkan Resource ID‐nya pada layar Shop Resource Maintenance. 2. Klik tombol Delete pada toolbar. Kotak dialog muncul untuk konfirmasi. 3. Klik Yes untuk konfirmasi atau No untuk membatalkan. 4. Klik New atau pilih Clear All Fields dari menu Edit untuk mengembalikan tampilan layar.
Mengatur Jadwal Resource Resource Calendar memberikan fasilitas untuk mengatur shift dan jam kerja yang berlaku pada setiap resource. Selain itu, waktu perkecualian juga dapat diatur disini. Informasi Resource Calendar akan digunakan Concurrent Scheduler dalam proses penjadwalan. 1. Panggil resource yang ingin dihapus dengan memasukkan Resource ID‐nya pada layar Shop Resource Maintenance. 2. Pilih Resource Weekly Calendar dari menu Edit. Kotak dialog Weekly Calendar muncul. Pilih jadwal yang diinginkan pada field Schedule ID. Pilih **All** untuk membuat kalender berlaku untuk semua jadwal. 3. Klik di field 1st Shift Start di baris hari yang diinginkan. Masukkan jam masuk kerja pada shift pertama. 4. Masukkan jumlah jam kerja pada masing‐masing shift. Jika tidak ada kegiatan pada suatu shift, isikan 0 (nol). 5. Klik Save untuk menyimpan. Klik Delete untuk menghapus kalender mingguan.
Mengatur Kalender Perkecualian Jika ditemui situasi dimana suatu resource tidak tersedia pada suatu waktu tertentu, kita dapat menggunakan kalender perkecualian. Contoh, jika resource tidak tersedia pada saat terjadi penutupan pabrik atau hari libur nasional, gunakan tabel perkecualian untuk menentukan hari‐
26
hari tersebut. Kalender perkecualian juga dapat digunakan untuk mengubah kapasitas resource per tanggal. Perubahan kapasitas dapat dilakukan melalui Resource Calendar Exceptions dari menu Edit. Menu ini serupa dengan Calendar Exceptions dari menu Maintain pada Application Global Maintenance. Perbedaannya, perkecualian yang dibuat pada Resource Calendar Exceptions dapat diatur untuk hanya berlaku untuk satu jadwal dan/atau satu resource. Pada saat VISUAL memerlukan informasi kapasitas resource pada suatu tanggal, VISUAL menggunakan urutan di bawah ini: 1. Perkecualian untuk Schedule tertentu, Resource tertentu 2. Perkecualian untuk Schedule tertentu, semua Resource 3. Perkecualian untuk semua Schedule, Resource tertentu 4. Perkecualian untuk semua Schedule, semua Resource 5. Kalender untuk Schedule tertentu, Resource tertentu 6. Kalender untuk Schedule tertentu, semua Resource 7. Kalender untuk semua Schedule, Resource tertentu 8. Kalender untuk semua Schedule, semua Resource Untuk menentukan kalender perkecualian: 1. Pilih resource yang diinginkan dan pilih Resource Calendar Exceptions dari menu Edit. Kotak dialog Calendar Exception muncul. Menu Schedule ID menampilkan **All** untuk menunjukkan bahwa semua jadwal terpengaruh. 2. Jika perkecualian hanya berlaku untuk satu jadwal, pilih Schedule ID dari menu Schedule ID. 3. Klik tombol Insert. Baris kosong muncul di bawah perkecualian terakhir. 4. Masukkan tanggal mulai dan tanggal akhir dari perkecualian. 5. Masukkan waktu dimulainya shift pertama dan durasi shift. Jika resource tidak tersedia untuk suatu shift, masukkan nol (0). 6. Masukkan kapasitas (banyaknya operasi secara simultan) untuk setiap shift. Kolom kapasitas tidak tersedia pada saat resource pada kondisi **All**. 7. Klik Save untuk menyimpan. Perubahan akan berdampak pada jadwal setelah Global Scheduler dijalankan kembali. 8. Klik Close untuk kembali ke layar Shop Resource Maintenance.
Menghapus Kalender Perkecualian 1. Pilih perkecualian dan klik tombol Delete. Tanda x akan muncul pada perkecualian yang dihapus. 2. Klik Save untuk menyimpan perubahan atau Close untuk menutup layar tanpa menyimpan.
Membuat Shop View Shop View berguna untuk mengatur tampilan pada Scheduling Window. Tampilan yang berbeda‐ beda memuat set resource yang ditentukan melalui View ID. Sebuah resource dapat masuk dalam lebih dari satu View ID. 1. Dari menu Edit, pilih Shop Views. Kotak dialog Shop Views muncul. 2. Masukkan View ID yang baru pada field yang tersedia. Pilih View ID yang lama untuk menambahkan resource baru pada tampilan yang telah tersedia.
27
3. Klik tombol Insert. Baris baru akan muncul pada tabel. Nomer urut baris pertama adalah 10. 4. Masukkan Resource ID. Dobel klik pada header kolom untuk mencari dari tabel resource. 5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk setiap resource yang ingin ditambahkan. 6. Ganti nomer urut (Seq#) untuk menentukan urutan dari atas ke bawah yang menentukan urutan tampilan pada Scheduling Window. 7. Klik Save untuk menyimpan. Pilih tombol Delete untuk menghapus resource dari View ID. 8. Gunakan tombol Copy untuk menggandakan Shop View ke View ID baru. Kotak dialog Copy shop view muncul. Gunakan panah ke bawah untuk memilih View ID yang ingin digandakan. Klik Ok untuk konfirmasi.
Mengatur Shop Group Fungsi Shop Group mengelompokkan banyak resource dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan. 1. Dari menu Edit, pilih Shop Groups. Kotak dialog Shop Groups muncul. 2. Pilih Resource ID untuk kelompok yang diinginkan. 3. Klik tombol Insert. Baris baru akan muncul pada tabel. Nomer urut baris pertama adalah 10. 4. Masukkan Resource ID. Dobel klik pada header kolom untuk mencari dari tabel resource. 5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk setiap resource yang ingin ditambahkan. 6. Klik Save untuk menyimpan. 7. Pilih tombol Delete untuk menghapus resource dari Group Resource ID. 8. Gunakan tombol Copy untuk menggandakan Group Resource ke Group Resource ID baru. Kotak dialog Copy shop group muncul. Gunakan panah ke bawah untuk memilih Group Resource ID yang ingin digandakan. Klik Ok untuk konfirmasi.
Menentukan Tipe Operasi Gunakan fitur Operation Types untuk menentukan semua atribut yang melekat pada suatu operasi sehingga mempermudah penggunaan informasi tersebut pada saat menambah atau mengedit operasi di Manufacturing Window. Maksimum 99 tipe operasi dapat disediakan, masing‐masing dengan atribut yang berbeda. 1. Dari menu Edit, pilih Operation Types. Kotak dialog Operation Types muncul. 2. Klik tombol Insert. Baris baru akan muncul pada tabel. 3. Masukkan Type ID, maksimum 15 karakter, dan deskripsi singkat. 4. Klik tombol Save untuk menyimpan. 5. Pilih tipe operasi yang diinginkan dan klik Edit. Kotak dialog Edit operation type muncul. 6. Masukkan semua data yang tersedia pada field masing‐masing. Periksa kembali data untuk tab Setup/Run, Costs, dan Advanced. 7. Klik Ok untuk kembali ke kotak dialog Operation Types. 8. Klik Save untuk menyimpan.
Mengatur Discontinuous Operation Concurrent Scheduler memperbolehkan suatu operasi dijadwalkan secara tersegmen atau diskontinu. Operasi yang akan dijadwalkan secara tersegmen harus ditentukan dulu sebelumnya. 1. Klik tab Other pada Shop Resource Maintenance. 2. Klik kotak Schedule Discontinuous, kemudian masukkan jumlah jam run minimum sebagai ukuran satu segmen. 3. Klik Save untuk menyimpan.
28
BASIS DATA:
VENDOR MAINTENANCE
Penjelasan Vendor Maintenance adalah tempat meyimpan semua informasi tentang pemasok yang bermitra dengan perusahaan.
Memulai Vendor Maintenance Vendor Maintenance tersedia dari layar utama VISUAL Enterprise pada menu Purchasing.
Menambah Vendor 1. Klik tombol New dari layar utama untuk menampilkan layar Vendor kosong. Jika ada vendor yang telah terekam yang informasinya mirip dengan vendor yang akan ditambahkan, panggil vendor tersebut dengan memasukkan ID‐nya. Ganti informasi yang diperlukan, ganti ID dengan ID yang baru, kemudian klik Save untuk menyimpan. 2. Masukkan Vendor ID pada field Vendor ID. 3. Masukkan nama pemasok pada field Name. 4. Masukkan alamat pemasok pada field yang tersedia. 5. Masukkan informasi pembayaran pada field Remit. Bila dikosongkan, VISUAL akan menggunakan alamat yang tertera pada alamat Purchase From. 6. Masukkan informasi pada Tab General berikut: • Default Carrier ID – Klik pada panah untuk memilih carrier yang diinginkan sebagai Default Carrier ID. Masukkan carrier pada Application Global Maintenance. • Free On Board – Masukkan informasi free on board sesuai dengan peraturan kepabeanan lokal yang berlaku. • Ship Via – Masukkan moda pengiriman yang diinginkan. • Buyer – Pilih salah satu karyawan bagian Purchasing sebagai agen pembelian untuk pemasok ini. • Account Open – Masukkan tanggal dibuatnya akun untuk pemasok ini. • Account Modified – VISUAL mengisi field ini pada saat terjadi perubahan informasi pemasok ini. 7. Masukkan informasi kontak pada tab Contact berikut: • Contact – Masukkan nama contact person utama dari pemasok. • Position – Masukkan posisi dari orang yang bersangkutan. • Salutation – Masukkan titel/sapaan.
29
• E‐Mail Address – Masukkan alamat email. • Phone – Masukkan nomer telepon beserta kode area. • Fax – Masukkan nomer faksimili. • Mobile Phone – Masukkan nomer telepon seluler. 8. Masukkan informasi akuntansi pada tab Accounting berikut: • Terms – Pilih skema standar yang digunakan oleh pemasok. Digunakan pada pembuatan A/P Invoice. Lihat Setting Purchasing Terms untuk keterangan lebih lanjut. • Discount terms – Diskon dagang adalah persentase tertentu yang ditawarkan bila pembayaran dilakukan sebelum tenggat waktu tertentu. Tenggat bisa berupa umur invoice, Day of Month atau tanggal tertentu. Jika pembayaran dilakukan sebelum tanggal yang ditentukan, diskon dengan persentase yang disepakati akan berlaku. • Net – Jumlah hari setelah invoice dikeluarkan sampai tenggat waktu pembayaran. Tenggat bisa berupa umur invoice, Day of Month atau tanggal tertentu. • Entity ID – Untuk menyediakan entitas baru yang terpisah dari informasi keuangan pada database yang sama. • Currency ID – Pilih kurs untuk pemasok ini. • Default Transaction Currency – Pilih kurs standar untuk pemasok ini dari daftar yang tersedia. • Default A/P Acct ID – Pilih akun kontrol yang diinginkan untuk pemasok ini. • Default Exp Acct Id – Pilih akun kontrol yang diinginkan untuk pemasok ini. • Matching – Pilih metode pencocokan invoice dari daftar yang tersedia, apakah Exact atau Range atau Not Checked. 9. Klik tab User Defined untuk memilih salah satu dari sepuluh User Defined yang tersedia. 10. Klik Save untuk menyimpan semua informasi pemasok.
Setting Purchasing Terms Untuk memasukkan atau mengubah purchasing term dari suatu vendor: 1. Panggil vendor pada layar Vendor Maintenance. 2. Klik tombol Terms pada bagian Accounting dari layar Vendor Maintenance. Kotak dialog muncul. 3. Pilih tipe diskon yang diterima dari pemasok ini. Pilih diantara umur invoice, Day of Month atau tanggal tertentu untuk Discount Type. Pilih diantara umur invoice, Day of Month atau tanggal tertentu untuk Net Type. Masukkan tanggal atau jumlah hari yang diminta sesuai tipe diskon yang dipilih. 4. Klik Ok untuk menyimpan dan kembali ke layar Vendor Maintenance.
Edit Informasi Vendor 1. Masukkan Vendor ID pada field Vendor ID. Klik pada tombol Vendor ID atau Name bila ingin browsing pemasok‐pemasok yang terdaftar. 2. Ubah yang diperlukan. 3. Klik Save untuk menyimpan.
Menghapus Vendor Vendor yang masih memiliki purchase order receiver atau A/P Invoice tidak bisa dihapus. 1. Masukkan Vendor ID pada field Vendor ID. Klik pada tombol Vendor ID atau Name bila ingin browsing pemasok‐pemasok yang terdaftar. 2. Klik Delete pada toolbar utama. Muncul kotak dialog untuk konfirmasi. 3. Klik Yes untuk melanjutkan atau No untuk membatalkan. 4. Klik tombol New untuk kembali ke layar sebelumnya. 30
Memasukkan Purchasing Address Fungsi ini memperbolehkan lebih dari satu alamat pembelian untuk satu pemasok. 1. Pilih Purchase Addresses dari menu Maintain. Kotak dialog Purchase Addresses muncul. 2. Klik tombol Insert untuk memunculkan baris baru. 3. Masukkan informasi yang diperlukan pada field yang tersedia pada layar bagian bawah. 4. Klik Save untuk menyimpan.
Memasukkan Shipping Address Fungsi ini memperbolehkan lebih dari satu alamat pengiriman untuk satu pemasok. 1. Pilih Shipping Addresses dari menu Maintain. Kotak dialog Ship To Addresses muncul. 2. Klik tombol Insert untuk memunculkan baris baru. 3. Masukkan Ship To ID pada field Ship To dan informasi lain yang diperlukan pada field masing‐masing. 4. Klik Save untuk menyimpan.
Mencetak Informasi Vendor 1. Pilih Print dari menu File atau klik tombol Print dari toolbar. Muncul kotak dialog print. 2. Bila perlu, ubah setting printer dengan menekan tombol Print Setup. 3. Klik tombol Starting Vendor ID untuk memilih pemasok untuk memulai laporan. Klik tombol Ending Vendor ID untuk memilih pemasok untuk mengakhiri laporan. Biarkan kosong untuk mencetak semua pemasok. 4. Pilih tujuan output dari pilihan di bawah ini: • Print – Laporan akan dicetak pada printer yang ditentukan. • View – Untuk melihat preview dari format laporan sebelum dicetak. • File – Untuk menyimpan soft copy dari laporan pemasok. Klik Ok untuk memunculkan kotak dialog yang meminta alamat atau direktori tempat menyimpan file. • E‐Mail – Untuk mengirim laporan dalam format Rich Text Format melalui surat elektronik. Klik Ok untuk mengirim perintah. 5. Jika output yang dipilih adalah Print, kotak dialog printer akan muncul. Isi sesuai keperluan dan klik Ok.
31
PROSES OPERASI:
ENGINEERING MASTER
Master/Work Order Jika muncul istilah “master/work order”, itu artinya mengacu pada ketiga obyek manufacturing window di atas. Istilah “header” adalah bagian dari master/work order yang memuat general data. Ini untuk membedakan dari leg, operasi, dan material requirement yang merupakan bagian utama master/work order.
Mengenali Master/Work Order Cara untuk mengenali suatu master/work order adalah dengan mengenali beberapa field kunci yang secara struktural saling terkait: • Base ID – Ini adalah pengenal level tertinggi dari master/work order. Untuk engineering master, Base ID harus sama dengan Part ID. Untuk quote master, Base ID harus sama dengan Quote ID. Untuk work order, Base ID juga disebut Job ID • Lot ID/Eng ID – Untuk engineering master, ini adalah Engineering ID. Untuk quote master, field ini untuk membedakan quote master satu dari lainnya dalam satu quotation yang sama. Untuk work order, Lot ID membedakan satu lot produksi dari lot yang lain dalam satu Base ID. • Split ID – Split ID memungkinkan satu lot dalam work order yang berukuran besar untuk dipecah menjadi sub‐lot yang lebih kecil. Untuk engineering master, field ini selalu bernilai nol. • Sub ID – Master/work order bisa memiliki beberapa leg sub‐assembly, yaitu unit operasi yang berbeda dari operasi induk. Sub ID menentukan letak leg dalam satu work order. Operasi induk atau primary leg selalu memiliki Sub ID nol. Tiga field pertama merupakan pengenal master/work order. Format penulisan field tersebut mengikuti rangkaian sebagai berikut: Base ID/Lot ID.Split ID. Jika Split ID bernilai nol, maka tidak perlu dicantumkan. Jika digunakan untuk work order, rangkaian field tersebut disebut juga Work Order ID. Field keempat mengidentifikasi leg dari master/work order. Jika dituliskan akan berbentuk sebagai berikut: Base ID‐Sub ID/Lot ID.Split ID. Jika Sub ID bernilai nol, maka tidak perlu dicantumkan.
Jumlah Master/Work Order Jumlah atau Quantity dari engineering atau quote master merupakan ukuran lot standar dari produk tersebut. Setiap work order yang dibuat harus mengikuti jumlah lot ini. Jumlah yang terdapat dalam work order disebut juga Desired Quantity. Ini adalah jumlah finished goods yang harus dihasilkan untuk memenuhi work order ini.
Biaya Master/Work Order Biaya produksi dari master/work order terbagi dalam empat kategori: • Material • Pekerja atau Labor • Burden • Service Total biaya untuk masing‐masing kategori di atas adalah jumlah kategori biaya tersebut dari semua operasi pada semua leg master/work order. 32
Variabel Master/Work Order Kita dapat menentukan beberapa variabel untuk mengukur master/work order. Variabel pada umumnya berupa dimensi dari material yang digunakan atau produk yang dihasilkan. Misalnya, engineering master yang membuat pintu mobil mendefinisikan variabel sebagai panjang dan lebar pintu, dan panjang dan lebar lembaran baja yang diperlukan untuk membuat satu pintu. Pada saat terdapat order pintu dengan spesifikasi panjang dan lebar tertentu, VISUAL akan menghitung berapa bahan baku yang diperlukan secara otomatis. Operasi Menggunakan satu resource, operasi menggambarkan satu tahapan dalam proses manufaktur. Dalam hal penjadwalan, perencanaan material, dan perhitungan biaya, operasi adalah komponen paling dasar dari semua proses yang dikerjakan oleh VISUAL. VISUAL memberikan nomer urut pada masing‐masing operasi pada setiap leg yang disebut Operation Sequence Number. Setiap leg memiliki seri nomer urut tersendiri. Identitas operasi secara lengkap adalah sebagai berikut: • Base ID – mengenali master/work order • Lot ID/Eng ID – mengenali lot dari work order, atau versi tertentu dari master • Split ID – mengenali sub‐lot dari lot yang terbagi • Sub ID – mengenali leg dari master/work order • Operation Seq. No. – mengenali urutan operasi tersebut diantara operasi lainnya dalam satu leg Terdapat dua macam operasi: • In‐house Operation – Ini merupakan operasi yang dikerjakan menggunakan peralatan, pekerja, dan resource lain yang kita miliki. • Sub‐contracted Operation – Ini merupakan operasi yang dikerjakan oleh kontraktor di luar perusahaan menggunakan material yang kita kirimkan. RESOURCE OPERASI Setiap operasi menggunakan hanya satu resource. Pengolahan shop resource dilakukan di Shop Resource Maintenance. Terdapat tiga kelas resource dalam VISUAL: • Work Center – Mengacu pada peralatan, sekelompok peralatan, area produksi, lini produksi, atau fasilitas lain yang dijadwalkan, diatur, dan dihitung biayanya sebagai satu unit. • Individual/Team – Seseorang atau sekelompok orang dengan skill atau keahlian khusus. Seperti halnya work center, resource ini dijadwalkan, diatur, dan dihitung biayanya sebagai satu kesatuan. • Sub‐Contractor – Merupakan resource yang mengerjakan operasi subkontrak dan merupakan vendor di luar perusahaan. Tidak seperti dua resource di atas, resource ini tidak dijadwalkan dan tidak diatur kapasitasnya. Resource sub‐contractor juga memiliki Service ID untuk mengenali jasa yang disediakan oleh resource ini. • Concurrent Resource – Resource dengan tipe Individual/Team juga dapat ditentukan sebagai resource subordinat (bawahan) dari suatu operasi, sehingga suatu individual/team dapat bekerja pada work center dengan kapasitas lebih besar.
33
JUMLAH OPERASI Work order selalu memuat jumlah output produksi atau volume material yang harus dikerjakan supaya order tersebut dapat dinyatakan selesai. Jumlah ini disebut desired quantity. VISUAL mengatur produksi dari desired quantity pada level operasi dengan memantau dua jenis jumlah: • Start Quantity – Jumlah pieces output produksi atau volume material yang masuk ke operasi dari operasi sebelumnya. • End Quantity – Jumlah pieces output produksi atau volume material yang keluar dari operasi. Output dari operasi bisa menuju operasi selanjutnya atau ke finished goods. Jika ke finished goods, yang berarti operasi ini merupakan operasi terakhir, End Quantity sama dengan Desired Quantity yang tercantum dalam work order. Manufacturing Window menentukan kedua jumlah di atas berdasarkan input informasi‐informasi berikut: • Next Start Qty – Start Quantity yang diperlukan oleh operasi berikutnya menentukan End Quantity yang harus diselesaikan oleh operasi ini. Jika operasi ini merupakan operasi terakhir, Next Start Qty sama dengan Desired Quantity yang tercantum dalam work order. • Scrap/Yield % ‐ Kita dapat menentukan berapa persentase atau berapa banyak scrap yang terjadi, atau berapa banyak yang tersisa sebagai produk akhir. Keduanya diekspresikan dalam bentuk persentase terhadap total material masuk. • Fixed Scrap – Jumlah scrap yang berjumlah tetap yang terjadi setiap run, biasanya terjadi akibat setup atau testing. Persamaan yang digunakan adalah: Start Quantity untuk suatu operasi sama dengan Next Start Quantity ditambah dengan scrap, baik yang variabel maupun yang fixed. Bila tidak ada scrap yang diperhitungkan, atau scrap/yield % sama dengan 100%, Start Quantity sama dengan Next Start Quantity. Manufacturing Window bekerja mundur dari Desired Quantity dari work order untuk menghitung Start dan End Quantity mulai dari operasi terakhir sampai ke operasi pertama. Bila diperlukan, kita dapat menentukan jumlah tanpa menggunakan rumusan di atas. MINIMUM MOVE QUANTITY Jika suatu operasi menghasilkan produk yang bersifat diskrit, kita dapat menentukan berapa jumlah minimum yang diperlukan untuk dipindahkan ke operasi berikutnya sebagai minimum move quantity. Jika output produksi telah mencapai minimum move quantity, proses pemindahan ke operasi selanjutnya dapat dilakukan. Ini membuat penjadwalan operasi secara overlap dimungkinkan untuk dilakukan. Jika minimum move quantity tidak ditentukan, pemindahan ke operasi berikutnya hanya bisa dilakukan setelah keseluruhan output selesai dikerjakan. JAM KERJA OPERASI Komponen kunci dari spesifikasi operasi adalah waktu setup dan waktu run yang diperlukan. Data ini menentukan estimasi waktu dan biaya yang diperlukan oleh operasi ini. Waktu setup selalu dalam satuan jam. Setup time terjadi satu kali saja dan tidak terpengaruh pada banyaknya output produksi. Run time dapat diinput dalam beberapa cara, tergantung mana yang cocok untuk masing‐masing operasi. Unit run time yang disediakan adalah hours per piece, pieces per hour, minutes per piece, pieces per minute, loads per hour, dan hours per load. Dua unit terakhir memfasilitasi suatu
34
operasi dimana resource memiliki ukuran load standar. Untuk itu, harus juga ditentukan ukuran load dalam satuan pieces. Contoh, fasilitas tungku pemanasan mungkin memiliki ukuran tungku 100 part pada satu waktu, pemanasan memakan waktu 4 jam. Kita dapat menentukan run time sebagai 4 hours per load, dengan ukuran load 100. Jika operasi memerlukan 150 unit, maka memerlukan 8 jam karena ada 2 load. VISUAL menggunakan waktu setup dan waktu run hanya untuk keperluan proyeksi dan estimasi. Waktu setup dan run aktual selalu diperoleh dari transaksi pekerja setelah operasi dikerjakan. BIAYA OPERASI STANDAR Biaya operasi diestimasikan dengan mengalikan jam kerja dengan biaya operasi standar. Biaya run juga dapat ditentukan berdasarkan jumlah output produksi, bukan berdasarkan jam kerja. Yang disebut biaya run adalah biaya pekerja langsung dan biaya burden. Beberapa pilihan biaya operasi standar dapat digunakan secara simultan, dan akan dijumlahkan kemudian. Biaya standar Dapat dijelaskan sebagai Setup Labor Biaya setup per jam Run Labor Biaya run per jam dan/atau Biaya run per unit output produksi Setup Burden Burden per jam, dan/atau % dari Run Labor Run Burden Burden per jam, dan/atau Burden per unit output produksi, dan/atau % dari Run Labor Fixed Burden Biaya tetap yang dikeluarkan setiap operasi dijalankan Biaya sub‐kontrak ditentukan secara spesifik pada Run Cost per unit. Pada saat penentuan resource yang bertugas menjalankan operasi, biaya standar digunakan sebagai data pada input operasi sebagai estimasi biaya. Kita diperkenankan mengganti biaya‐ biaya yang telah didefinisikan sebagai biaya standar pada saat menginput operasi. Biaya aktual ditentukan dari resource master, untuk standard costing, atau dari upah pekerja, untuk actual costing. BIAYA OPERASI Biaya operasi mempengaruhi biaya pengerjaan work order dengan cara sebagai berikut: Operasi In‐house – Biaya Labor dan Burden dibebankan berdasarkan jumlah jam kerja setup dan run dari operasi. Biaya run juga dapat dihitung berdasarkan jumlah output produksi. Kombinasi dua metode tersebut pada operasi yang sama diperbolehkan. Perhitungan biaya tergantung pada metode costing yang digunakan. Untuk standar costing, biaya operasi ditentukan dari resource master, dan dari upah pekerja, untuk actual costing. Biaya yang ditimbulkan dari material requirement juga diperhitungkan dalam biaya operasi. Lihat Material Requirement untuk keterangan lebih lanjut. Operasi Sub‐Contract – Operasi sub‐kontrak memiliki kategori biaya tersendiri, yaitu Service Cost. Semua biaya yang timbul dari operasi sub‐kontrak dijadikan satu dalam kategori ini.
Material Requirements Material Requirements menentukan kebutuhan material untuk pengerjaan operasi work order.
35
VISUAL menghubungkan material requirements dengan operasi master/work order secara individual. Dengan cara ini, konsep perencanaan material “Just‐In‐Time” bisa diterapkan. Waktu setup dan run dari semua operasi yang mendahului menentukan lead time dari material requirement. Material harus tersedia pada waktu yang ditentukan pada release date dari work order ditambah lead time. Karena satu operasi bisa saja memiliki banyak material yang dibutuhkan, VISUAL memberikan identitas berupa piece number kepada setiap requirement pada operasi yang sama. Berikut daftar kode yang diberikan untuk material requirement: • Base ID – mengenali master/work order • Lot ID/Eng ID – mengenali lot dari work order, atau versi tertentu dari master • Split ID – mengenali sub‐lot dari lot yang terbagi • Sub ID – mengenali leg dari master/work order • Operation Seq. No. – mengenali urutan operasi tersebut diantara operasi lainnya dalam satu leg • Piece No. – mengenali requirement yang berbeda pada satu operasi yang sama VISUAL mengenal empat macam tipe material requirement: • Purchased Inventory Material – Ini merupakan part yang memiliki part master standar, ditentukan melalui Part Maintenance, dan didatangkan melalui Purchase Order Entry dan diterima dengan Purchase Order Receipt. Part dalam golongan ini memiliki Part ID. • Purchased Non‐Inventory Material – Ini merupakan part yang tidak memiliki part master. Biasanya terjadi pada lingkungan job‐shop dimana banyak material hanya dibeli satu kali untuk mengerjakan special order. Berguna juga dalam menjawab quotation, dimana produk yang ditanyakan memiliki komponen yang belum tercatat dalam part master. Perlakuan khusus akan muncul di Manufacturing Window pada saat non‐inventory part digunakan, khususnya dalam hal biaya. • Fabricated Inventory Material – Ini adalah part yang memiliki engineering master. Perlakuan VISUAL terhadap part yang purchased maupun yang fabricated adalah sama. Setelah part tersebut masuk ke inventory, baik melalui purchase receipt maupun finished goods receipt, semua dapat digunakan untuk pemenuhan work order. Part jenis ini juga memiliki Part ID. • Fabricated Sub‐Assembly – Dari sudut pandang material requirement, tidak ada yang berbeda dari part jenis ini, dalam hal hubungannya dengan operasi. Namun, operasi dan material requirement untuk komponen‐komponen sub‐assembly diikutkan pada struktur yang sama dengan operasi induknya. Dengan demikian, part subassembly dapat dibuat engineering masternya, dijadwalkan, dan dikendalikan sebagai satu unit. Part yang termasuk dalam jenis subassembly disebut juga sebagai leg. Dalam versi grafis dari Manufacturing Window, leg akan terlihat sebagai cabang dari operasi induk. Leg memiliki header tersendiri, disebut “leg/detail”, dengan fungsi yang sama seperti header pada material requirement yang lain. MENGGUNAKAN FABRICATED PART DIBANDING LEG Keuntungan Menggunakan Leg Pada saat hubungan antara leg dan operasi induk adalah satu‐satu, satu part dari leg mendukung satu part induk, penggunaan leg akan mempermudah inventory management, perencanaan material, dan proses penjadwalan. Semua material requirement pada semua level akan dianggap muncul dari satu produk. Tidak perlu penjadwalan work order secara terpisah.
36
Di samping itu, Global Scheduler tetap menjadwalkan semua level subassembly secara independen. Kondisi yang ditentukan adalah pada saat diperlukan oleh operasi induk, subassembly telah tersedia. Kerugian Menggunakan Leg Part yang diproduksi oleh suatu leg selalu mengacu pada work order induknya. Tidak ada transaksi inventory yang terjadi antara leg dengan operasi induk. Meskipun penjadwalan leg dilakukan secara independen dari operasi induk, manajemen material dari leg tidak dapat dilakukan secara terpisah. Ini akan merugikan pada saat kita ingin “menukar” leg antara satu work order dengan work order lainnya, atau “mencuri” hasil fabrikasi leg untuk mengerjakan work order yang lain. Jika ingin melakukan hal‐hal tersebut, adjustment harus dilakukan secara manual. Untuk dapat melakukan hal‐hal tersebut secara sistematis, leg harus diperlakukan secara terpisah, artinya diberi Part ID dan engineering master tersendiri. JUMLAH MATERIAL REQUIREMENT Penentuan jumlah material yang dibutuhkan untuk membuat material requirement juga memperhitungkan scrap dan perubahan unit of measurement. Informasi di bawah ini diperlukan untuk penentuan jumlah material yang dibutuhkan: • Quantity Per – Ini adalah jumlah output produksi atau volume material yang diperlukan untuk setiap unit material masuk ke operasi. Quantity per dapat dispesifikasikan sebagai Start Quantity atau End Quantity, tergantung pada apakah scrap terjadi sebelum atau sesudah material digunakan dalam operasi. • Fixed Quantity – Adalah jumlah tetap yang diperlukan untuk pengerjaan setiap work order. Biasanya diperlukan untuk setup dan testing. • Scrap % ‐ Scrap yang berbentuk variabel, merupakan persentase dari Quantity Per. • Usage UOM – Unit of measure yang digunakan dalam operasi dapat dipilih berbeda dengan yang digunakan pada saat penyimpanan (di stok). Jika unit of measure berbeda, faktor konversi harus ditambahkan pada tabel unit of measure. • Dimensions – Kita juga dapat memasukkan suatu formula perhitungan jumlah material. Ini diperlukan untuk material yang merupakan hasil kali dari beberapa dimensi. Misalnya, pelat besi yang diperlukan bisa saja merupakan hasil panjang kali lebar. Scrap pada material requirement melambangkan kehilangan material bahan baku, sementara scrap operasi melambangkan kehilangan material pada saat diproses. Scrap material requirement menaikkan jumlah material yang diperlukan oleh operasi, sementara scrap operasi mengurangi jumlah material yang keluar ke operasi selanjutnya. Rumus perhitungan jumlah material yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: Required Quantity = Main Quantity + (Main Quantity x Scrap) + Fixed Quantity Atau Required Quantity = (Operation Start/End Quantity x Quantity Per x Dimensions) + [(Operation Start/End Quantity x Quantity Per x Dimensions) x Scrap %)] + Fixed Quantity
37
Hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas disebut juga “calculated quantity” atau “calc qty”. ini adalah angka yang muncul sebagai demand pada Material Planning Window, dan merupakan jumlah yang harus dipenuhi untuk memenuhi work order. Hasil akhir perhitungan selalu dalam satuan unit of measure pada stock. Sebagai alternatif, berikut adalah cara menghitung jumlah dibutuhkan: 1. Tentukan Start Quantity dari operasi ini berdasarkan required quantity operasi sesudahnya. 2. Jika Quantity Per didasarkan pada End Quantity, perhitungkan faktor scrap. 3. Kalikan Quantity Per dengan jumlah yang dihasilkan pada poin 2. 4. Kalikan hasil dari poin 3 dengan dimensi yang ditentukan. 5. Tambahkan jumlah yang telah ditentukan sebagai fixed dan variabel scrap. 6. Perhitungkan konversi unit of measure untuk mendapatkan jumlah dalam satuan stock unit of measure. BIAYA MATERIAL PER UNIT STANDAR VISUAL membuat estimasi biaya material dengan mengalikan calculated quantity dengan biaya material per unit standar. Biaya per unit yang tercakup dalam perhitungan adalah: Biaya per Unit Deskripsi Biaya Material per unit Biaya pembelian material per unit, atau komponen material dari biaya material fabricated part Biaya Tetap Biaya yang hanya dibebankan satu kali setiap terjadi pengadaan material, contohnya biaya setup vendor Biaya Pekerja per Unit Komponen Pekerja dari biaya material fabricated part Biaya Burden per Unit Komponen Burden dari biaya material fabricated part Biaya Servis per Unit Komponen Servis dari biaya material fabricated part Burden per Unit Burden yang terjadi pada saat penanganan material, per unit Burden Percent Burden yang terjadi pada saat penanganan material, sebagai persentase dari total biaya material Pada saat kita memasukkan suatu Part ID untuk material requirement, VISUAL akan mengambil informasi biaya standar yang telah ditentukan pada part master. Penggunaan biaya standar hanya sebagai estimasi biaya. Biaya yang terjadi sesungguhnya dapat ditentukan tersendiri. MATERIAL REQUIREMENT COST Material requirement memberikan kontribusi pada biaya work order dalam hal: • Purchased Part (baik Inventory maupun Non‐Inventory) – Purchased material hanya memiliki dua kategori biaya: material dan burden. Biaya material adalah komponen fixed maupun variabel dari harga beli. Biaya burden adalah burden yang timbul pada saat pembelian atau issue burden, untuk membedakan dengan burden yang timbul pada saat produksi. • Fabricated Part – Opsi Costing Between Levels pada Application Global Maintenance menentukan bagaimana material requirement dari fabricated diperhitungkan pada parent work order. Jika memilih “Keep Separate Costs”, keempat kategori biaya dari fabricated part (material, labor, fixed, burden) diperhitungkan dalam empat kategori biaya work order. Jika memilih “Fold to Material Cost”, keempat biaya fabricated part dijadikan satu dan dimasukkan dalam komponen biaya material dari parent work order.
38
Prosedur Manufacturing Window MEMULAI MANUFACTURING WINDOW Manufacturing Window tersedia dari menu utama VISUAL Enterprise. Untuk memulai: 1. Dari menu Eng/Mfg, pilih Manufacturing Window. Kotak dialog muncul dengan pilihan untuk membuka master/work order atau membuat yang baru.
2. Pilih Type yang diinginkan. Pilihan harus tepat, engineering master tidak akan terbuka bila yang dipilih adalah work order. 3. Pilih Size Preference yang diinginkan. 4. Pilih mode tampilan yang diinginkan. Pilih salah satu dari Graphical (1), Graphical (2), Text (1), atau Text (2). 5. Masukkan ID yang diinginkan. Masukkan Base ID, Lot ID/Eng ID, dan Split ID (khusus work order). Klik tombol Search untuk mencari dari daftar. 6. Klik New untuk membuat master/work order baru. 7. Klik Ok. Master/work order yang dipilih akan muncul di Manufacturing Window.
PILIHAN TAMPILAN Terdapat dua macam pilihan utama tampilan Manufacturing Window: Graphical atau Text. • Graphical – Setiap obyek (header, operation, material, leg) ditampilkan dalam bentuk index card yang disusun berdasarkan hirarki tertentu. Header selalu terletak paling bawah.
39
•
•
• •
Operasi demi operasi disusun ke atas, menjauhi layar, operasi pertama terletak paling depan. Material requirement ditampilkan dengan warna berbeda, dan ditempatkan di depan dari operasi yang memerlukannya. Leg digambarkan dengan garis horisontal meninggalkan operasi induk. Garis horisontal tersebut terhubung dengan header dari leg. Text – Semua informasi ditampilkan dalam bentuk teks, setiap obyek ditampilkan dalam satu baris. Header ditampilkan pada baris paling atas. Operasi ditampilkan dibawah header secara indented. Begitu juga material dan leg di bawah operasi. Tampilan seperti ini mirip dengan penggambaran tradisional bill of material. Two‐Window View – Memilih Graphical (2) dan Text (2) akan menampilkan Manufacturing Window terbagi dalam dua layar. Layar bagian bawah memuat header, operasi dan leg. Sementara layar bagian atas memuat material requirement dari operasi yang dipilih. Size Preferences – Ada enam pilihan yang dapat ditentukan dari Size Preference pada menu Options. Size preference dapat digunakan untuk memilih font, ukuran font, atribut, dan setting tampilan grafis. Color Preferences – Ada enam kelas pada Manufacturing Window yang dapat dibedakan warna tampilannya, Engineering master/Work Order, Engineering Leg, Internal Operation, SubContracted Operation, dan Material, Tool/Fixture/Consumable. Pilih Color Preferences dari menu Options.
MEMAHAMI TAMPILAN MANUFACTURING WINDOW Manufacturing Window memberikan informasi yang detil terhadap setiap obyek. Data ditampilkan dalam bentuk kartu pada mode grafis dan dalam bentuk baris pada mode teks. Informasi Header Informasi header memiliki sedikit perbedaan antara work order, engineering master dan quote master. Informasi header juga dapat dilihat dengan cara dobel klik pada kartu header pada mode grafis, atau baris pertama kolom pertama pada mode teks. Informasi Kartu Baris 1/Teks Kolom 1 Type Untuk engineering master, digunakan huruf M.
40
Untuk quote master, digunakan huruf Q. Untuk work order, yang dicantumkan adalah status dari work order tersebut pada saat ini, dalam tanda kurung. U untuk unreleased, F untuk firm, R untuk released, C untuk closed, dan X untuk cancelled. Base ID Untuk engineering master, ini adalah Base ID/Engineering ID. Engineering ID tidak dicantumkan bila bernilai nol. Base ID selalu sama dengan Part ID. Untuk quote master, ini adalah Base ID/Engineering ID. Base ID selalu sama dengan Quote ID, dan Engineering ID merujuk pada baris tertentu pada quote. Untuk work order, ini adalah Base ID/Lot ID.Split ID. Part ID Mengenali part yang berhubungan dengan master/work order. Untuk work order, informasi ini bisa saja tidak tersedia jika work order tersebut adalah custom job. Part Description Deskripsi dari part sebagaimana tercantum pada Part Maintenance. Informasi Kartu Baris 2/Teks Kolom 2 Quantity Untuk engineering master, ini adalah ukuran lot standar. Untuk work order, ini adalah jumlah yang diinginkan. Specifications Baris pertama pada spesifikasi dari header master/work order. Informasi Kartu Baris 3/Teks Kolom 3 Hanya berlaku untuk work order Days Early/Late Perbedaan antara tanggal selesai yang terjadwal dengan tanggal sekarang. Nilai negatif berarti order terlambat, nilai positif berarti order selesai lebih cepat dari jadwal. Desired Want Date Tanggal dimana work order ingin diselesaikan Scheduled Finish Date Tanggal dimana work order selesai dikerjakan sebagaimana dijadwalkan oleh Global Scheduler. Dituliskan dalam tanda kurung. Desired Start Date Tanggal dimana work order ingin dimulai untuk dikerjakan. Scheduled Start Date Tanggal dimana work order mulai dikerjakan sebagaimana dijadwalkan oleh Global Scheduler. Informasi Kartu Baris 4/Teks Kolom 4 41
Elapsed Days Berapa lama waktu telah berlalu antara release date dan tanggal sekarang. True Prod. Hours Jumlah waktu setup dan run untuk semua operasi pada semua leg, tanpa memandang jumlah hari kalender.
Informasi Material Requirement Jika suatu operasi memerlukan material, informasi Material Requirement diberikan sebelum informasi operasi setelah kartu header. Untuk melihat keseluruhan isi kartu material requirement, klik kanan pada kartu hingga muncul popup card. Informasi material juga dapat dilihat dengan cara dobel‐klik pada kartu material pada mode grafis, atau pada baris pertama kolom pertama pada mode teks.
Informasi Kartu Baris 1/Teks Kolom 1 Piece No. Piece number untuk material requirement dari operasi. Part ID Untuk part yang terdapat pada inventory, bila tidak dari inventory, Part ID dikosongkan. Description Untuk part dari inventory, deskripsi part seperti terdapat pada Part Maintenance. Jika tidak, ini adalah spesifikasi dari material. Informasi Kartu Baris 2/Teks Kolom 2 Status Hanya untuk work order, menunjukkan status dari material requirement. 42
Date Hanya untuk work order, tanggal diperlukannya material. Biasanya sama dengan tanggal dimulainya operasi. Jika material telah di‐issue, maka tanggal issue yang tertera. Qty Required Jumlah terhitung material yang dibutuhkan, dalam satuan penyimpanan. Informasi Kartu Baris 3/Teks Kolom 3 Quantity Per Quantity per dari material requirement. Scrap Percent Persen scrap dari material requirement. Fixed Quantity Jumlah tetap dari material requirement. Informasi Operasi Kartu informasi operasi mengikuti kartu material requirement dari operasi tersebut. Untuk melihat keseluruhan isi kartu operasi, klik kanan pada kartu. Informasi operasi juga dapat dilihat dengan cara dobel‐klik pada kartu operasi pada mode grafis, atau baris pertama kolom pertama pada mode teks. Atau, juga bisa dengan menunjuk kartu operasi, dan memilih Edit dari menu Edit.
Informasi Kartu Baris 1/Teks Kolom 1 Seq. No. Nomer sequence dari operasi. Resource ID Resource ID utama yang mengerjakan operasi. Specification Deskripsi atau spesifikasi lain dari operasi. Informasi Kartu Baris 3/Teks Kolom 3 Untuk operasi in‐house: Setup Time – jumlah jam kerja yang diperlukan untuk setup operasi. Run Time – jumlah jam run terhitung. Untuk operasi subkontrak: Service ID – Service ID dari operasi. Transit Days – Jumlah hari transit. Quantity In – Start Quantity seperti dijelaskan sebelumnya.
43
Quantity Out – End Quantity seperti dijelaskan sebelumnya. Informasi Leg Informasi leg memuat informasi yang serupa dengan informasi kartu header.
Informasi Kartu Baris 1/Teks Kolom 1 Type Untuk engineering master, digunakan huruf M. Untuk quote master, digunakan huruf Q. Untuk work order, yang dicantumkan adalah status dari work order tersebut pada saat ini, dalam tanda kurung. U untuk unreleased, F untuk firm, R untuk released, C untuk closed, dan X untuk cancelled. Base ID Untuk engineering master, ini adalah Base ID/Engineering ID. Engineering ID tidak dicantumkan bila bernilai nol. Base ID selalu sama dengan Part ID. Untuk quote master, ini adalah Base ID/Engineering ID. Base ID selalu sama dengan Quote ID, dan Engineering ID merujuk pada baris tertentu pada quote. Untuk work order, ini adalah Base ID/Lot ID.Split ID. Part ID Mengenali part yang berhubungan dengan master/work order. Untuk work order, informasi ini bisa saja tidak tersedia jika work order tersebut adalah custom job. Part Description Deskripsi dari part sebagaimana tercantum pada Part Maintenance. Informasi Kartu Baris 2/Teks Kolom 2 Quantity Per – Menurut masing‐masing leg. Specifications – Baris pertama pada spesifikasi dari leg header.
Membuat Master MEMBUAT MASTER BARU 1. Pilih New dari menu File atau klik New pada toolbar utama. Kotak dialog Engineering Master/Work Order muncul. 2. Klik tombol Engineering Master. 3. Masukkan Part ID. Klik tombol Part ID untuk mencari dari daftar. Semua engineering master memuat informasi proses produksi dari fabricated part. Untuk itu, part tersebut harus terlebih dahulu ditentukan sebagai Fabricated dalam Part Maintenance. Jika Part ID yang dimasukkan belum ada, VISUAL akan menanyakan apakah akan dibuat part yang baru. Klik Yes, dan kotak dialog New Part akan muncul.
44
4. 5.
6. 7.
8.
9. 10.
11.
12.
Masukkan Description dari part, apakah dia Fabricated, Purchased, dan/atau Detail Only. Informasi lain tentang part tetap harus diinput melalui Part Maintenance. Klik tombol Warehouse ID untuk memilih warehouse tempat menyimpan part tersebut. Klik Yes pada saat ditanyakan apakah part akan disimpan dalam warehouse tersebut. Masukkan Engineering ID (Eng ID). Adanya Engineering ID memungkinkan untuk dibuatnya beberapa versi proses produksi dari Part ID yang sama. Dalam Part Maintenance ditentukan satu Engineering ID sebagai default untuk pengerjaan work order atas part ini. Nilai default Eng ID untuk part baru adalah nol. Masukkan Quantity sebagai ukuran lot standar dari part ini. Masukkan Engineering Information berikut pada tab General: Spesifications – Isikan dengan spesifikasi dalam bentuk teks dari engineering master. Engineered By – Isikan orang yang bertanggung jawab terhadap master. Engineered Date – Tanggal yang diasosiasikan dengan pembuatan revisi terbaru dari master. Drawing Number – Kode untuk gambar teknik dari master. Drawing Rev – Revisi kode gambar. Product Code – Kode yang menyangkut produk dari master. Setiap product code bisa saja memiliki akun G/L inventory, WIP, dan CoGS yang khusus. Pilih satu product code dari menu. Commodity Code – Kode menyangkut jenis komoditi dari master. Pilih satu dari menu. Commodity Code baru juga bisa dimasukkan, kemudian disimpan dengan memilih Save. Lihat Material Planning Window untuk keterangan lebih lanjut. Traveller Printed – Waktu (tanggal dan jam) dimana work order traveller report dicetak. Semua field di atas bersifat optional. Pilih Forward Schedule from Release Date untuk menjadwalkan work order dengan master ini secara maju. Jika tidak, VISUAL akan menjadwalkan work order secara mundu (backward) dari want date. Meskipun ditentukan disini, pilihan penjadwalan dapat ditentukan untuk masing‐masing work order. Pilih Treat Release Date as Hard untuk memastikan release date ditepati untuk engineering master ini. Pada saat menjadwalkan work order dengan hard release date, VISUAL akan memastikan Release Date dari work order sebagai tanggal paling awal dimulainya pengerjaan work order. Klik Pict/Object untuk menambahkan gambar atau obyek OLE2 ke engineering master. Gambar atau obyek ini akan dapat diakses dari lantai kerja. Klik Variables untuk menentukan dimensi fisik dari material requirement. Kotak dialog Work Order Variables muncul. Untuk master baru, tabel akan kosong. Untuk menambahkan variabel baru, klik Insert untuk memasukkan baris baru. Masukkan informasi berikut ke baris baru tersebut: Name – Nama yang dipergunakan VISUAL untuk menyebut variabel tersebut dalam perhitungan material requirement. Variable – Angka asumsi dari variabel. Tambahkan variabel sebanyak diperlukan. Misalnya, kita dapat membuat variabel PANJANG, LEBAR, dan TINGGI. Klik tombol Ok jika telah selesai. Angka‐angka yang diisikan di atas akan muncul sebagai nilai default bila ada work order yang dibuat atas master ini. Pada saat itu kita bisa mengganti nilai variabel dengan nilai yang diinginkan. Klik G/L Accts untuk menentukan akun G/L WIP. Kotak dialog Work Order WIP Accounts muncul.
45
Jika menggunakan VISUAL Financials, terdapat empat akun yang bisa dipergunakan work order, masing‐masing satu untuk kategori Material, Labor, Burden, dan Service. Jika tidak ditentukan disini, VISUAL akan menggunakan akun yang sebelumnya ditentukan dalam Product Code. 13. Klik Ok untuk menyimpan perubahan. 14. Klik tab User Defined, dan pilih User Defined Field Layout ID bila diperlukan. 15. Klik Save untuk menyimpan master. Master header akan muncul di bagian atas window, dan kotak dialog akan menutup secara otomatis.
Menambahkan Operasi Setelah membuat informasi dasar dari master, kita dapat mulai menambahkan operasi. Paling sedikit harus terdapat satu operasi untuk setiap material requirement atau leg. Karena setiap operasi berbeda satu sama lain, dan requirement masing‐masing operasi juga berbeda‐beda, prosedur di bawah hanya menjelaskan cara menambahkan operasi dengan informasi dasar. Cara menambahkan informasi lebih detil akan dijelaskan kemudian. 1. Pilih leg yang ingin ditambahkan operasinya. Klik pada master header jika ingin menambahkan operasi pada leg utama, atau pada leg header. Dapat juga memilih salah satu operasi atau material pada leg tersebut. Untuk master baru, satu‐satunya pilihan adalah master header. 2. Pilih Add Operation dari menu Edit, klik tombol Add Operation pada toolbar. Jendela Operation untuk operasi baru muncul. 3. Tentukan Operation Type, jika ada. Operation Type dapat ditentukan dalam Shop Resource Maintenance. Fungsinya adalah sebagai template dan memuat semua informasi yang diperlukan disini. VISUAL akan menanyakan apakah informasi dari Operation Type akan digandakan untuk operasi ini. Pilih Yes untuk mengambil semua informasi. 4. Ubah Sequence Number, jika diperlukan. Sequence Number adalah tanda pengenal operasi dalam leg. Secara default, VISUAL menampilkan sequence number dengan kelipatan sepuluh. Operasi berikutnya akan memiliki sequence number sepuluh plus sequence number operasi sebelumnya.
46
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menyisipkan operasi baru diantara dua operasi yang sudah ada dilakukan dengan mengganti sequence number sedemikian sehingga letaknya berada diantara kedua operasi tersebut. Pastikan membuat “jarak kelipatan” yang cukup antar operasi, untuk mengantisipasi kemungkinan tambahan operasi tambahan diantara dua operasi. Jika diperkirakan operasi yang ditambahkan lebih dari sembilan, buat kelipatan lebih besar dari sepuluh. Masukkan Resource ID. Setiap operasi harus memiliki Resource ID dari resource yang mengerjakannya. Setup, Run time, Duration dan At Start dari resource dapat diganti disini. Semua informasi tentang resource didefinisikan dalam Shop Resource Maintenance. Jika ada kemungkinan menggunakan subkontraktor, masukkan Service ID, atau klik tombol Service ID untuk mencari dari tabel. Service ID ditentukan dalam Service Maintenance. Semua informasi yang berkaitan dengan kegiatan subkontrak ditentukan disana. Masukkan informasi Setup dan Run, termasuk: • Setup hrs – Masukkan waktu setup yang diperlukan dalam satuan jam. Nilai default adalah nol. • Run/Run Type – Gunakan field Run dan Run Type secara bersama untuk menunjukkan waktu Run. Waktu run dapat ditentukan dalam satuan Hours/Piece, Pieces/Hour, Minutes/Piece, Pieces/Minute, Hours/Load, Loads/Hour, dimana “piece” adalah satu unit satuan dari material. Contoh: suatu produk diproduksi dalam satuan meter, dan diperlukan 15 menit untuk memproduksi satu meter, maka pada field Run dapat dimasukkan 15 dan pada field Run Type diisikan Minutes/Piece. • Load – Waktu Run juga dapat diisikan dalam bentuk ukuran standard load. Gunakan field ini jika material diproses dalam load yang diskrit. Jika pada Run Type dipilih Hours/Load atau Loads/Hour, maka ukuran load harus ditentukan. VISUAL memecah Start Quantity menjadi beberapa bagian sesuai ukuran load. Sebagai contoh, jika ada order sejumlah 101 dan ukuran load adalah 100, maka order tersebut akan dipecah menjadi dua load. • Transit Days – Untuk operasi subkontrak, isikan transit days. Ini adalah waktu total antara saat dimulainya operasi dan saat material diterima kembali di pabrik, siap untuk dilanjutkan ke operasi berikutnya. Isikan field ini sebagai ganti setup dan run time. Masukkan spesifikasi dalam bentuk teks pada field Spesifications. Apa yang dimasukkan dalam field ini muncul pada Manufacturing Window, engineering report, dan shop traveller. Masukkan Move Information. • Pada field Move Hrs, masukkan jumlah jam yang diperlukan antara akhir operasi ini dan dimulainya operasi berikutnya. • Pada field Min Move Qty, masukkan jumlah piece minimum, atau jumlah material, yang bisa dipindahkan dari operasi ini ke operasi selanjutnya, meskipun keseluruhan operasi belum selesai. Ini membuat mungkin dilakukannya penjadwalan operasi secara overlap, berdasar pada perpindahan piece secara kontinu dari satu operasi ke operasi berikutnya. Tinggalkan field ini kosong untuk menghindari overlap jadwal. Isikan angka terkecil 0.0001 untuk mendapatkan overlap secara maksimum. Ini akan membuat jadwal operasi terlihat paralel. Klik Save pada toolbar. Operasi ditambahkan pada Manufacturing Window.
47
Menambahkan Informasi Scrap/Yield 1. Dari kotak dialog Operation, klik tab Scrap/Yield. Kotak informasi Scrap/Yield muncul. 2. Masukkan persentase Scrap/Yield operasi. Lihat kembali “Konsep Manufacturing Window” untuk keterangan lebih lanjut tentang Scrap/Yield. 3. Pilih Scrap untuk mendefinisikan persentase sebagai scrap yang hilang dari Start Quantity, atau pilih Yield yang mengartikan persentase sebagai jumlah final dari Start Quantity. 4. Masukkan jumlah Fixed Scrap. 5. Klik Override Quantities untuk mengganti nilai yang didapatkan dari perhitungan otomatis. VISUAL menggunakan informasi Scrap untuk menghitung jumlah material in‐process yang harus dimasukkan ke dalam operasi dan berapa yang seharusnya keluar. Ada kalanya kita ingin mengganti nilai yang didapat dari perhitungan ini. Biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan unit of measure. Contoh, suatu part diproduksi dalam satuan piece. Namun, tiga operasi yang pertama mengubah bahan baku yang diukur dalam satuan kilogram. Untuk kejadian seperti ini, tiga operasi pertama bekerja dalam satuan kilogram, sementara operasi selanjutnya bekerja dalam satuan Each. VISUAL menghitung secara otomatis Start dan End Quantity, dimulai dari operasi terakhir. Pada tiga operasi pertama, digunakan Override Quantity untuk mengganti satuan dari Each ke kilogram. Leg juga dapat dipergunakan untuk kasus seperti ini. Pada saat Override Quantities dipilih, Start dan End Quantity yang dihitung oleh VISUAL akan muncul. Kita dapat menggantinya sebagaimana diperlukan. Pada mode grafis, huruf q akan muncul di sudut kanan atas dari kartu operasi untuk menandakan bahwa Override Quantities digunakan pada operasi tersebut. 6. Klik Save untuk menyimpan informasi yang ditambahkan. Memilih Test ID VISUAL Quality dapat digunakan untuk menguji coba operasi dalam engineering master. Dengan melakukan uji coba, kita dapat memastikan bahwa operasi menghasilkan produk dengan kualitas baik sebelum berlanjut ke operasi selanjutnya. Untuk keterangan lebih lanjut, lihat bagian “Statistical Process Control”. 1. Dari kotak dialog Operation, klik tab Other. 2. Klik tombol Test ID untuk memilih jenis tes Statistical Process Control. Kotak dialog List of Tests muncul. 3. Pilih Test ID dan klik Ok. 4. Klik Save untuk menyimpan informasi tambahan. VISUAL menjalankan uji coba begitu hasil diinput ke Statistical Process Control. Menjadwalkan Discontinuous Operation Kita dapat menentukan discontinuous operation pada tab Other pada kotak dialog Operation. Nilai default ditentukan di Shop Resource Maintenance. 1. Klik kotak Discontinuous Operation untuk mengaktifkan/menonaktifkan fitur ini, tergantung bagaimana ditentukan di Shop Resource Maintenance. 2. Jika kita mengaktifkan Discontinuous Operation, masukkan ukuran segmen minimum operasi pada field Min Segment Size (Hours). Ukuran segmen minimum adalah jumlah jam run minimum yang harus dijadwalkan dalam satu segmen. 3. Klik Save untuk menyimpan informasi.
48
Mengisi Informasi Capacity Use Kita dapat menentukan jumlah unit resource minimum atau maksimum untuk mengerjakan operasi ini di tab Other pada kotak dialog Operation. 1. Masukkan jumlah unit resource minimum yang diperlukan dalam operasi pada field Capacity Use – Min. Masukkan jumlah unit resource minimum yang diperlukan dalam operasi pada field Capacity Use – Min. 2. Klik Save untuk menyimpan. Menentukan Biaya Secara default, kesepuluh field biaya telah terisi tergantung pada standard resource rate. Namun, jika diinginkan untuk mengganti biaya tertentu, dapat dilakukan di tab Costs pada kotak dialog Operation. 1. Klik tab Costs pada kotak dialog Operation. 2. Masukkan informasi biaya pada field‐field berikut: • Setup cost per hour – Biaya yang keluar dalam tiap jam persiapan operasi. • Run cost per hour – Biaya yang keluar untuk melakukan satu jam run operasi. • Run cost per unit – Biaya yang dikeluarkan per unit output operasi. Biasanya hanya salah satu dari run cost per hour atau run cost per unit yang digunakan. • Setup burden % ‐ Rate burden untuk mempersiapkan operasi. Dihitung berdasarkan persentase dari setup labor. • Setup burden/hr – Burden yang harus dikeluarkan untuk setiap jam masa setup. • Run burden/hr – Burden yang dikeluarkan untuk setiap jam run operasi. • Run burden/unit – Burden yang dikeluarkan untuk setiap unit output produksi. Biasanya hanya salah satu dari run burden/hr atau run burden/unit yang digunakan. • Run burden % ‐ Rate burden untuk menjalankan run operasi, dihitung sebagai persentase dari run labor. • Fixed burden – Burden yang hanya sekali dikeluarkan, diluar burden yang lain. • Don’t Reset – Klik tombol ini untuk mencegah VISUAL mereset biaya. Mengganti biaya hanya akan berpengaruh terhadap estimasi biaya work order. Biaya yang sesungguhnya selalu dihitung dari resource master (untuk standard costing) atau employee labor rate (untuk actual costing). 3. Klik Save untuk menyimpan perubahan. Menentukan Concurrent Resources Kita dapat menentukan tambahan resource, individu atau grup, yang diperlukan untuk melakukan operasi ini. Tambahan resource dapat ditentukan secara terpisah untuk setup dan run. VISUAL akan menganggap resource tersebut hanya diperlukan dalam fase yang ditentukan. 1. Dari kotak dialog Operation, klik tab Advanced. 2. Klik Insert Row untuk menambahkan baris baru. 3. Masukkan Resource ID untuk resource tambahan. Dobel‐klik pada header kolom untuk memilih dari tabel Shop Resource. 4. Klik kotak cek Setup dan/atau Run untuk menentukan pada fase mana resource ini diperlukan. 5. Tentukan persen durasi dari concurrent resource pada kolom Dur%. Dur% sebesar 50% artinya resource diperlukan dalam 50% dari operasi. 6. Klik At Start jika resource diperlukan sejak operasi dimulai. Secara default, kotak ini akan aktif. 7. Klik Save untuk menyimpan informasi tambahan.
49
Setelah tersimpan, huruf C akan muncul di sudut kiri atas kartu operasi pada mode grafis Manufacturing Window, untuk menandakan ada concurrent resource yang terlibat.
MENAMBAHKAN MATERIAL REQUIREMENT Setelah operasi didefinisikan, semua material yang diperlukan sebagai input operasi dapat ditambahkan. Material yang dimaksud disini adalah material yang spesifik untuk suatu operasi. Jika ada material yang sama digunakan oleh dua atau lebih operasi yang berbeda, maka perlu untuk membuat material requirement yang berbeda‐beda untuk masing‐masing operasi. Material bisa berupa purchased inventory part, fabricated part, atau non‐inventory part khusus. Untuk menambahkan material requirement: 1. Pilih operasi dimana material diperlukan. Seperti dijelaskan di atas, setiap material requirement terhubung dengan satu operasi. Ini memberikan kesempatan untuk melakukan perencanaan supply material berdasarkan waktu pengerjaan operasi, dan bukan berdasarkan waktu pengerjaan work order. 2. Pilih Add Material dari menu Edit, atau klik tombol Add Material dari toolbar. Jendela Material muncul. 3. Ganti Piece Number, jika diperlukan. VISUAL secara otomatis memberikan piece number dengan kelipatan 10 antara material requirement satu dengan yang kedua. Disini, kita diberikan kesempatan untuk memberikan sistem penomeran sendiri. 4. Masukkan Part ID atau klik tombol Part ID untuk mencari dari tabel. Jika Part tersebut adalah consumable, tab Costs, Vendor, dan Quotes akan tidak aktif. Sebaliknya, field Issued Qty menjadi aktif. Ini disebabkan karena consumable part tidak mempengaruhi material planning, scheduling dan costing. Biaya Consumable part dibebankan pada saat receipt. Kartu consumable part akan berwarna jingga, berbeda dengan jenis part yang lain yang berwarna merah. Informasi lebih lanjut tentang consumable part, lihat Part Maintenance. Jika Part ID tidak dikenali, VISUAL akan menanyakan apakah akan dibuat part baru. Jika memilih Yes, kotak dialog New Part muncul. Masukkan Description dari part, apakah Purchased, Fabricated, dan/atau Detail Only. Informasi lain tentang part ID yang baru ini harus diinput melalui Part Maintenance. Untuk non‐inventory part, biarkan field Part ID kosong. Sebagai gantinya, isi field Spesifications secara detil untuk menggambarkan part. Karena tidak ada part master, VISUAL mengasumsikan part dihitung dalam satuan default‐ nya. Jika ingin menggunakan unit of measure, gunakan field Usage Unit of Measure. Price
50
5. 6.
7.
8.
9.
10.
11. 12.
13. 14.
break untuk non‐inventory part ditentukan lewat Vendor Parts Supplied dalam Part Maintenance. Bila perlu, masukkan Warehouse ID. Atau klik tombol Warehouse ID untuk mencari dari tabel. Ini adalah gudang tempat dibuatnya issuance material requirement. Masukkan jumlah per unit material yang diperlukan di field Qty Per. Gunakan tombol Qty Per (Start Qty) untuk menentukan jumlah material yang diperlukan dihitung per jumlah material yang masuk. Isikan di field Quantity Per (End Qty) untuk menentukan jumlah material dihitung per material yang keluar dari operasi. Masukkan jumlah fixed yang diperlukan di field Fixed Qty. Fixed quantity adalah jumlah yang diperlukan hanya sekali, terlepas dari kuantitas work order. Fixed quantity bisa berupa scrap akibat setup atau tes, atau material yang diperlukan untuk membuat parent part. Jika ada persentase scrap diketahui, masukkan di field Scrap %. Angka ini akan diperhitungkan dalam base quantity untuk menutup kehilangan akibat Scrap. Masukkan dimensi material di field Dimensions. Dimensions bila dikalikan dengan Quantity Per akan menghasilkan jumlah material yang diperlukan. Rumus pada Dimensions bisa saja hanya mengandung konstanta. Sehingga, bila terjadi perubahan dimensi, kita cukup mengganti konstanta tersebut, dan tidak perlu melakukan ulang keseluruhan perhitungan. Operator matematis berikut dapat digunakan dalam pembuatan rumus dimensi: + Penambahan ‐ Pengurangan * Perkalian / Pembagian ** Pangkat Tanda kurung juga dapat dipergunakan. Jika variabel dipergunakan dalam rumus, nama variabel harus dituliskan dalam kurung siku. Contoh, [PANJANG]*[LEBAR]. Masukkan unit of measure yang digunakan di field Usage U/M. Klik tombol Usage U/M untuk mencari dari tabel. Secara default, VISUAL akan memilih stock unit of measure pada field Quantity Per dan Fixed Quantity. Perubahan unit of measure, atau untuk non‐inventory part, dapat ditentukan disini. Perlu diingat apakah faktor konversi antara stock unit of measure dengan usage unit of measure telah tercantum di Unit of Measure Maintenance. Klik tab Spesifications. Masukkan informasi yang diperlukan atau spesifikasi dari material pada jendela Spesifications. Untuk non‐inventory part, pengisian field ini harus mendapat perhatian lebih. Jika ada gambar yang menyertai material, masukkan Drawing Number, Revision, Effective Date, dan Discontinue Date di field masing‐masing. Klik Save untuk menyimpan informasi.
51
Mengubah Material Cost 1. Klik tab Costs. Informasi Costs muncul. Secara default, VISUAL mengambil biaya standar dari part master untuk diisikan disini. Tab Costs memberikan kesempatan untuk mengganti biaya standar tersebut sesuai kondisi sebenarnya. Untuk non‐inventory part, field ini harus diisi untuk mendapatkan estimasi biaya. Jika digunakan standard costing, angka yang digunakan disini dianggap sebagai biaya standar. Untuk inventory part, pengubahan biaya hanya berpengaruh terhadap estimasi biaya. Biaya sebenarnya dibebankan dari part master (untuk standard costing) atau harga yang tertera pada PO/Invoice (untuk actual costing). 2. Masukkan nilai yang diinginkan di tujuh field yang tersedia (lima cost dan dua burden). 3. Klik Save untuk meyimpan informasi tambahan. Menambahkan Informasi Vendor 1. Klik tab Vendor. 2. Masukkan informasi pada field berikut: • Vendor ID – Klik tombol Vendor ID untuk mencari dari tabel VENDOR dan menentukan vendor untuk non‐inventory part. Ini bisa merupakan part dari quote master yang belum dibuatkan part master, atau part untuk pekerjaan khusus yang tidak akan dibuat part master. • Vendor Part ID – Masukkan nomer katalog vendor untuk part ini. Ini juga sangat berguna untuk non‐inventory part. • Mfg Name – Masukkan nama pabrikan part ini. • Mfg Part ID – Masukkan Part ID dari pabrikan untuk part ini. 3. Klik Save untuk menyimpan. Menentukan Harga Material Harga material dapat ditentukan berdasarkan jumlah (quantity break) di kotak dialog Material. Gunakan fungsi ini untuk pembuatan material requirement Quote Master, dan untuk non‐ inventory part. Harga material berdasarkan jumlah memungkinkan proyeksi biaya secara akurat di Estimating Window. 1. Klik tab Quotes. Jendela Quantity Break Costs muncul. Setiap baris pada tabel mewakili level jumlah tertentu. 2. Klik Insert Row untuk menambah baris baru pada tabel.
52
3. Masukkan Quantity Break atau Up‐To Quantity. Jumlah mana yang digunakan tergantung pada setting Purchase Quote Type di Application Global Maintenance. Untuk lebih lanjut, lihat “Application Global Maintenance”. 4. Masukkan Unit Cost dan Fixed Cost untuk setiap baris. Fixed cost adalah biaya yang dibebankan satu kali pada saat pembelian, terlepas dari jumlah yang dibeli. 5. Masukkan Minimum Cost untuk setiap jumlah atau baris. Semua biaya yang diperhitungkan berdasarkan unit price dan fixed cost yang lebih rendah dari angka ini akan dinaikkan ke minimum cost. 6. Masukkan baris sebanyak diperlukan. 7. Klik Save untuk menyimpan. MENAMBAHKAN LEG Menambahkan leg mirip dengan menambahkan material requirement. Jendela yang sama digunakan pada kedua fungsi. Leg selalu terhubung dengan operasi, seperti halnya material requirement. 1. Pilih operasi yang ingin ditambahkan leg. Atau dapat juga dipilih material requirement pada operasi yang sama. 2. Pilih Add Leg/Detail dari menu Edit, atau klik pada toolbar. Jendela New Leg muncul. Perhatikan dua tombol di sudut kanan atas: Material dan Leg/Detail. Jika yang dipilih adalah Leg/Detail, berarti kita sedang membuat Leg. Jika yang dipilih material, maka yang dibuat adalah material requirement.
3. Ubah piece number, jika diperlukan. Leg juga memiliki piece number. Mengubah piece number leg sama dengan pada material requirement. 4. Ubah Sub ID, jika diperlukan. Sub ID mengenali leg secara unik dalam suatu master/work order. VISUAL memberikan ID ini secara otomatis, dengan leg utama selalu 0. 5. Isikan Part ID dari leg. Ini berlaku untuk proses assembly dengan part yang berbeda. 6. Isikan informasi material berikut: Quantity Per, Fixed Qty, Scrap %, Qty Per Start atau End, Dimensions, Reference #, dan Usage U/M. Masukkan semua informasi dengan cara yang sama seperti memasukkan informasi material. Kita cukup memasukkan jumlah fabricated assembly yang diperlukan. 7. Klik tab Spesifications dan masukkan informasi engineering untuk field‐field berikut: • Spesifications – Masukkan keterangan spesifik tentang leg disini. • Drawing Number – Jika ada gambar teknis, masukkan nomer gambar disini.
53
• •
Rev – Masukkan nomer revisi gambar disini. Effective Date/Discontinue Date – Sama seperti material requirement. Dapat juga dipilih Effective Date dan Discontinue Date dari kalender. 8. Klik Save untuk menyimpan leg. VISUAL membuat leg dan menambahkannya ke struktur. Kita dapat menambahkan operasi ke leg, menambahkan material requirement, atau menambah leg yang lain. Perlu diingat bahwa input biaya tidak berlaku di leg. Biaya leg dihitung dari operasi dan material yang diinput pada masing‐masing leg. MEMBUKA DAN MENEMUKAN MASTER/WORK ORDER Untuk dapat malakukan edit terhadap master, hal pertama yang harus dilakukan adalah memanggil master tersebut ke Manufacturing Window. Gunakan perintah Open dan Search untuk memanggil master. 1. Pilih Open dari menu File atau klik Open dari toolbar. Kotak dialog Manufacturing Window Search muncul. 2. Pilih antara Engineering Master, Work Order atau Quote Master. Pilih tipe yang sesuai. Sebagai contoh, engineering master tidak akan terbuka bila tombol yang dipilih adalah work order. 3. Pilih size preferences dan mode tampilan. Pilihan ini sama dengan yang terdapat pada menu View. 4. Masukkan Base ID, Lot ID, atau Engineering ID, dan Split ID (untuk work order), atau pilih Search untuk mencari dari tabel. Kita dapat membuat master/work order baru dengan memilih tombol New. 5. Klik Ok untuk membuka master/work order. MENGEDIT MASTER/WORK ORDER Mengedit informasi master/work order dapat dikerjakan dalam waktu yang sama pada saat kita menambahkan header, operasi, material, dan leg. Semua informasi dapat diedit, kecuali Base ID, Lot ID, Split ID, Sub ID, Sequence No., dan Piece No. Untuk mengedit Manufacturing Window dapat dengan memilih Edit dari menu Edit, atau dengan dobel‐klik pada obyek yang diinginkan. Mengedit Informasi Header 1. Klik kartu header dan pilih Edit dari menu Edit. Kotak dialog informasi header muncul. 2. Ubah informasi yang diinginkan. Untuk master, semua informasi dapat diedit, kecuali Part ID, Base ID dan Eng ID. Untuk work order, Part ID dapat diedit, begitu juga Release Date dan Want Date. 3. Klik Save untuk menyimpan perubahan informasi, atau Cancel untuk membatalkan. Jendela informasi header secara otomatis tertutup. Menghapus Master/Work Order Menghapus master/work order dapat dilakukan dengan memilih header dan memilih Delete dari menu Edit. VISUAL akan memberi peringatan untuk konfirmasi. Perintah ini menghapus master/work order, dan semua operasi, leg, dan material. Work order dapat dihapus sekalipun terdapat transaksi pekerja dan transaksi inventory yang sedang aktif. Untuk kasus tersebut, VISUAL akan memunculkan kotak dialog untuk konfirmasi ulang. 54
Mengedit Operasi 1. Pilih operasi yang akan diedit, kemudian pilih Edit dari menu Edit. Jika mode tampilan memiliki operasi yang tidak tampak (hidden), kita harus memilih Show/Hide Operations dari menu View untuk menampilkan operasi tersebut. 2. Edit informasi yang diinginkan. 3. Klik Save untuk menyimpan, atau klik Close untuk menutup tanpa menyimpan perubahan. Menghapus Operasi Untuk menghapus operasi, pilih operasi yang akan dihapus, dan pilih Delete dari menu Edit pada Manufacturing Window. VISUAL akan menanyakan konfirmasi. Semua material requirement dan leg yang terhubung dengan operasi secara otomatis terhapus. Start quantity, end quantity dan material quantity secara otomatis dihitung ulang. Mengedit Material Requirement 1. Buka jendela Material Information. 2. Ubah informasi yang diperlukan. 3. Klik Save untuk menyimpan perubahan, atau Close untuk menutup tanpa menyimpan. Menemukan Material Requirement berdasarkan Part ID 1. Dari menu Edit, pilih Parts, kemudian Find Part ID. Kotak dialog Find Part ID muncul. 2. Masukkan Part ID yang diinginkan. 3. Klik tombol Find Next. 4. Prosedur ini dapat diulangi dengan mengganti Part ID dan memilih Find Next. Menghapus Material Requirement Untuk menghapus material requirement, pilih kartu material yang diinginkan dan pilih Delete dari menu Edit atau toolbar. VISUAL memberikan peringatan untuk konfirmasi. VISUAL menghitung ulang semua quantity setelah material requirement dihapus. Mengedit Leg 1. Buka kotak dialog Material Information dari leg. 2. Ubah informasi yang diinginkan. Semua informasi dapat diubah, kecuali Piece Number dan Sub ID. 3. Klik Save untuk menyimpan perubahan. Menghapus Leg Untuk menghapus leg, pilih leg header, kemudian pilih Delete dari menu Edit pada Manufacturing Window, atau klik Delete pada toolbar. VISUAL memberikan peringatan untuk konfirmasi. Semua operasi dan material requirement yang terhubung dengan leg akan ikut terhapus. Semua quantity akan dihitung ulang.
Membuat Purchase Order dari Manufacturing Window Kita dapat mengadakan material dari Manufacturing Window. Caranya: 1. Buka kotak dialog Purchase Material dengan salah satu cara di bawah ini: ‐ Pilih material requirement dari Manufacturing Window dan pilih Purchase This Material/Service dari menu Edit. ‐ Membuat PO pada jendela Material Availability dengan cara memilih baris yang berisi kebutuhan material dan pilih Purchase This Material/Service dari menu Edit. Kotak dialog
55
Purchase Material akan muncul. Work Order ID, Operation Sequence Number, Piece Number, dan Net Quantity Required akan muncul pada bagian kiri atas tabel. 2. Tentukan tambahan kuantitas yang diinginkan pada field Add’l Qty. Net Quantity Required secara otomatis akan muncul pada field Required Quantity, dan tidak bisa diedit. Order Quantity sama dengan Required Quantity + Additional Quantity.
3. Tentukan hubungan atau link dari requirement. Mungkin diperlukan untuk menghubungkan pemesanan dengan material requirement. Dengan cara ini fitur automatic issuing akan aktif pada saat material diterima. Kotak Link to Each Requirement akan dipilih secara default. Jika tidak diinginkan untuk menghubungkan pengadaan dengan requirement, bersihkan kotak ini. Jika tidak yakin purchase order mana yang akan dihubungkan, kita dapat memilih work order requirement dari bagian atas tabel, kemudian jika work order tersebut terhubung dengan PO maka akan muncul pada tabel bagian bawah. Sebagai tambahan, Total Quantity Required dan Total Quantity Issued untuk requirement tersebut juga akan ditampilkan. Ini berguna untuk memeriksa seberapa banyak kuantitas yang telah dipesan untuk pekerjaan ini, dan berapa masih tersisa untuk dipesan. 4. Klik tombol Order untuk mengkonfirmasi pesanan. Secara otomatis VISUAL memulai Purchase Order Entry. Vendor terpilih untuk part tersebut, atau Vendor ID yang ditentukan untuk pekerjaan ini akan digunakan dalam pembuatan PO. Jika PO tersebut terhubung dengan suatu requirement, satu baris PO akan dibuat untuk requirement tersebut, baris tambahan akan dibuat untuk kuantitas tambahan yang kita inginkan. Jika tidak ada link, maka hanya satu baris PO yang akan dibuat. Receive Date untuk semua baris akan default ke Required Date dari material requirement. Kita dapat mengedit semua informasi ini. Untuk mengkonfirmasi order, tekan Save. Untuk membatalkan, pilih Close.
Kita dapat membuat purchase order untuk lebih dari satu requirement yang dibeli dari vendor yang sama. Setelah membuat pemesanan yang pertama, biarkan jendela Purchase Order Entry terbuka. Setiap kali kita gunakan perintah Purchase This Material/Service, VISUAL menambahkan baris baru pada purchase order, bukannya membuat PO baru. Setelah selesai, baru kita tekan tombol Save dan menggunakan perintah Clear untuk menampilkan layar Purchase Order Entry untuk membuat order selanjutnya.
56
OUTPUT:
WORK ORDER TRAVELLER
Work Order Traveller adalah bentuk laporan yang memiliki dua fungsi utama; masing‐masing fungsi dikerjakan dalam bentuk dua format laporan yang berbeda: 1. Meyediakan berkas work order kepada operator pabrik. Laporan ini menyediakan informasi singkat berkenaan dengan suatu work order, customer, dan informasi tentang operasi untuk work order tersebut. Laporan ini ditujukan untuk menemani in‐process material selama material tersebut mengalir di lini produksi. Untuk keperluan tersebut, work order traveller juga memuat informasi seperti nomer gambar dan revisi, spesifikasi part, Part ID, dan jumlah. Sebagai tambahan, kita juga dapat mencetak work order traveller dengan disertai barcode untuk digunakan pada aplikasi Barcode Labor Entry. 2. Menyediakan berkas kebutuhan material kepada petugas material handling. Laporan jenis ini disebut material pick list, karena berfungsi sebagai panduan bagi personel material handling untuk mengambil material apa saja yang diperlukan dalam pengerjaan suatu work order dari storage area. Informasi yang tercetak meliputi Part ID, unit of measure, spesifikasi, dan lokasi penyimpanan atau gudang. Sebagai tambahan, pick list juga dapat dicetak dengan barcode.
Mencetak Traveller dan Picklist Untuk mencetak traveller/picklist: 1. Pilih Work Order Traveller dari menu Eng/Mfg dari jendela utama VISUAL Enterprise atau gunakan personal menu. Jendela Print Travellers muncul.
2. Jika diinginkan untuk mencetak traveller atau picklist untuk satu work order, masukkan Base ID, Lot ID, dan Split ID dari work order yang dimaksud pada field yang tersedia. Klik tombol Base ID mencari dari daftar work order yang berstatus firmed dan released yang tersedia. Catatan: Kita bisa mencetak traveler untuk lebih dari satu work order. Pilih work order mana saja yang kita inginkan, kemudian klik Ok. Pada field Base ID akan muncul tanda “Multiple Selections”. 57
3.
4.
5.
6. 7.
8.
9.
10.
Jika diinginkan untuk mencetak semua leg, pilih All pada field Sub ID; jika tidak, pilih Sub ID yang diinginkan. Kita bisa mengisi semua field ini secara langsung dengan memilih work order yang dimaksud setelah menekan tombol Base ID. Pada saat mencetak traveller atau picklist untuk lebih dari satu work order, gunakan tombol kalender untuk memasukkan tanggal paling awal dan/atau paling akhir untuk membatasi rentang tanggal rilis. Tentukan Date Parameter: Release Date – Pilih tombol Release Date jika menginginkan VISUAL untuk menggunakan release date pada traveller. Sched Start Date – Pilih tombol Sched Start Date jika menginginkan VISUAL untuk menggunakan work order sched start dates pada traveller. Jika kita ingin menyertakan informasi tambahan kepada operator/material handling personnel, gunakan data field di sebelah kanan untuk memasukkan teks. Ini bisa berguna pada saat banyak operator yang terlibat sejak work order dirilis hingga waktunya nanti dikirimkan. Untuk bisa menampilkan write‐in fields, pilih kotak Print Operation Write‐In Fields. Pilih Print, View, File, atau E‐mail dari kotak pilihan. Pilih Status dari traveller, apakah Firmed atau Released. Pada saat mencetak traveller dalam rentang waktu tertentu, gunakan pilihan ini untuk mempersempit pilihan. Jika dipilih Print pada poin 6 di atas, dan tidak memilih work order tertentu, pilih salah satu dari tindakan berikut: Print Previously Printed Work Orders – Untuk mencetak work order yang telah dicetak sebelumnya Print Unprinted Work Orders – Untuk mencetak work order yang belum dicetak sebelumnya. Auto Release all details of each Work Order – Pilihan ini hanya tersedia jika output terpilih adalah Print. Pilih jika ingin merilis semua operasi, material requirements, dan leg dari work order. Setelah mencetak traveller, VISUAL akan mengubah status work order menjadi Released, artinya produksi work order siap dimulai. Setelah dirilis, pastikan VISUAL Concurrent Scheduler untuk menjadwalkan work order tersebut pada jadwal produksi STANDARD. Pilih format Traveller dan/atau Picklist. Wajib dipilih paling tidak satu format. Jika memilih format Picklist, tentukan metode pengurutan, apakah berdasarkan Piece Number atau Location ID. Tentukan Options untuk mencetak. Jika mencetak traveller, tentukan apakah ingin mencetak Closed Operations, Operation Barcodes, Customer Order Info, Operation Write‐In Fields, Part Locations, dan informasi Part Traceability. Print (Include) Closed Ops – Pilih jika menginginkan VISUAL untuk menampilkan operasi yang telah selesai dilakukan dalam packlist. Secara otomatis, jika ada labor ticket terhadap satu work order dan production run telah selesai dikerjakan, maka status operasi berubah menjadi Closed. Work order harus berstatus Released sebelum sebuah operasi bisa dikerjakan dan ditutup. Print Operation Barcodes – Dipilih jika menginginkan VISUAL untuk menyertakan barcode pada traveller. Print Customer Order Info ‐ Pilih opsi ini jika menginginkan menyertakan informasi customer pada traveller. Print Operation Write‐In Fields – Pilih jika menginginkan VISUAL untuk menyertakan operation write‐ins. Lihat langkah 5 untuk keterangan lebih lanjut. Print Part Locations – Pilih jika menginginkan VISUAL untuk menyertakan lokasi gudang atau penyimpanan material pada traveller. VISUAL kemudian akan menampilkan semua lokasi dimana material tersebut mungkin disimpan. 58
Print Only Locations w/Quantity – Hanya aktif jika opsi diatas dipilih. Pilih opsi ini jika menginginkan VISUAL untuk menyertakan hanya lokasi yang benar‐benar menyimpan material. Print Traceability Info – Pilih jika menginginkan VISUAL untuk menyertakan informasi traceability jika memang part tersebut traceable. Jika work order tidak mengandung traceable material, maka tidak akan ada penambahan informasi pada traveller. 11. Pada saat mencetak picklist, tentukan apakah akan mencetak juga Material Barcodes sebagai tambahan dari opsi pencetakan yang lain. Print Material Barcodes ‐ Dipilih jika menginginkan VISUAL untuk menyertakan barcode pada picklist. 12. Pilih Print/View dari menu File atau klik tombol Print untuk mengeksekusi perintah mencetak. Jika mencetak sekaligus traveller dan picklist, VISUAL menempatkan mereka pada dua perintah yang berbeda. VISUAL kemudian akan menanyakan apakah traveller/picklist telah dicetak dengan benar. Menjawab ya berarti mengubah status work order menjadi released. Menjawab tidak membuat VISUAL menampilkan lagi print setup dialog dan kita dapat mencetak ulang traveller/picklist.
Memilih Work Order Yang Akan Dicetak Ada beberapa opsi dalam memilih work order yang akan dicetak traveller/picklist‐nya: 1. Mencetak satu work order Dengan memasukkan Base ID, Lot ID, Split ID, dan Sub ID, kita dapat mencetak traveller dan/atau picklist untuk work order tertentu, tanpa memperhatikan statusnya. Kita dapat memilih untuk mencetak hanya satu leg, atau semua. Dengan cara ini kita dapat menentukan suatu leg untuk dimulai lebih dahulu daripada leg utama, atau bekerja secara paralel. Semua field harus diisi jika ingin mencetak work order tertentu. 2. Mencetak berdasarkan rentang tanggal rilis Dilakukan dengan mengisi field Earliest Release Date dan Latest Release Date. Jika field Earliest Release Date dibiarkan kosong, VISUAL mengikutsertakan semua work order berstatus firmed dan released, sampai dan termasuk Latest Release Date. Jika Latest Release Date dikosongkan, VISUAL mengikutsertakan semua work order berstatus firmed dan released pada dan setelah Earliest Release Date. Jika keduanya dikosongkan, semua work order ‐tanpa memandang tanggal rilis‐ akan dicetak. 3. Mencetak hanya work order berstatus Firmed Jika opsi Firmed dipilih, maka hanya work order berstatus Firmed yang akan dicetak. Jika tidak, work order berstatus Released juga akan dicetak.
Mengatur Automatic Release Dengan memilih Auto Release all Details of each Work Orders, semua work order pada rentang tanggal rilis dimaksud yang berstatus firm secara otomatis akan dirilis sebelum traveller dicetak. Semua operasi, leg dan material juga akan berubah status menjadi Released. Fasilitas ini berguna bagi manajer produksi untuk mengkombinasikan antara proses rilis dan cetak dari work order dalam satu operasi.
Memahami Isi Traveller Semua traveller akan dicetak dalam satu perintah cetak. Work order dan leg akan dipisahkan per halaman untuk memungkinkan dilakukan distribusi dokumen. Sebuah traveller akan memuat bagian‐bagian berikut:
59
Informasi Work Order/leg – Dicetak pada bagian awal dari tiap work order atau leg, termasuk Work Order Base ID‐Sub ID/Lot ID, Release Dates dan Want Dates, Drawing/Revision, dan Quantity. Informasi Customer Order – Jika dipilih, akan tertera pada bagian awal dari setiap work order. Informasi Operation – Untuk setiap operasi, akan termasuk Resource ID, Specifications, Start/End Quantities, Setup Hours dan Run Hours, dan Scheduled Start dan Finish Date. Operation write‐ins dan barcodes juga akan tercetak disini, jika diinginkan. Material Requirement – Untuk setiap material requirement pada setiap operasi, akan dicantumkan Part ID, Unit of Measure, Quantity Required, Quantity Due, dan write‐in untuk memberikan informasi mengenai issued material.
Memahami Isi Picklist Format picklist pada dasarnya akan terdiri atas bagian‐bagian: Informasi Work Order – Dicetak pada bagian awal dari tiap work order, termasuk Work Order Base ID/Lot ID, Release Dates dan Want Dates, Drawing/Revision, dan Quantity. Material Requirement – Untuk setiap material requirement pada work order atau leg, akan dicantumkan Part ID, Sub ID dari leg, Operation Sequence Number dari Operation, Piece Number dalam operasi, Unit of Measure, Quantity Required, Quantity Due, dan field write‐in untuk mengisi material yang akan di‐issue setelah laporan ini dicetak. Barcode dan lokasi part juga akan ditampilkan disini . Kita dapat mencetak material requirement dalam urutan part location atau urutan Sub ID, Operation Number, Piece Number. 60
Contoh dari Picklist Report dapat dilihat berikut ini:
61
PROSES OPERASI:
PENERIMAAN MATERIAL Aplikasi Purchase Receipt Entry adalah menu VISUAL yang digunakan oleh personel Shipping and Receiving untuk menerima dan mengembalikan material yang dibeli dari vendor. Fungsi yang dijalankan dalam Purchase Order Entry adalah: ‐ Merekam penerimaan material dan servis yang diterima melalui Purchase Order Entry, termasuk tanggal terima dan kuantitas yang diterima dibandingkan dengan tanggal pesan dan kuantitas yang dipesan. ‐ Menjalankan fungsi Return‐to‐Vendor terhadap material yang diterima. ‐ Mencetak dokumen penerimaan. ‐ Menjalankan transaksi inventory secara otomatis untuk mengirim material ke inventory, issue ke work order, atau mengembalikan ke vendor. Purchase Receipt Entry membuat Service Receipt secara otomatis pada saat menerima suatu servis. Prosedur yang sama juga dapat dilakukan secara manual melalui Service Receipt Entry. Dalam menjalankan fungsi ini, Purchase Receipt Entry membuat Receiver. Receiver adalah obyek VISUAL Enterprise yang terhubung dengan Purchase Order dan merekam dokumen terima serta tanggal dan kuantitas yang diterima. Adalah sangat penting untuk memahami bahwa dalam layar Purchase Receipt Entry akan ada informasi yang berasal dari Receiver dan sebagian lain berasal dari Purchase Order.
Memulai Purchase Receipt Entry Purchase Receipt Entry tersedia dari jendela utama VISUAL Enterprise. Untuk memulainya: Pilih Purchase Receipt Entry dari menu Purchasing. Jendela kosong Purchase Receipt Entry akan ditampilkan. Jendela Purchase Receipt memuat entry fields dan action buttons.
Menggunakan Purchase Receipt Entry Gunakan Purchase Receipt Entry untuk menjalankan tiga prosedur dasar berikut: ‐ Menerima semua item dalam purchase order ‐ Menerima pengiriman secara parsial
62
‐ Mengembalikan item purchase order kepada vendor Semua operasi tersebut pada dasarnya dilakukan dengan prosedur yang sama dengan sedikit variasi.
Menerima Material Pada Purchase Order 1. Masukkan Order ID dari purchase order. Purchase order harus berstatus Released. Jika opsi Auto Backorder Selection Mode pada menu Options dalam status aktif, VISUAL memilih backorder berdasarkan PO Order ID. Jika kita memasukkan Order ID untuk order yang telah ditutup dan memiliki back order, VISUAL secara otomatis memilih PO dengan backorder terbuka yang pertama yang terasosiasi dengan order tersebut. Sebagai contoh, jika PO 4001 diterima secara parsial, dan opsi backorder dalam konsidi aktif, maka VISUAL menutup 4001 dan membuat dan merilis 4001‐1. jika Auto Backorder Selection Mode dalam kondisi aktif dan kita memasukkan 4001 dalam Order ID, VISUAL secara otomatis memanggil 4001‐1. 2. Masukkan Receiver ID untuk transaksi ini. Jika menggunakan Auto Numbering, kita dapat mengosongkan field ini. 3. Atur field FOB, jika diperlukan. 4. Tentukan Actual Recv Date untuk tanggal yang diinginkan. Pada saat memulai Purchase Receipt Entry, field ini secara default ke tanggal sekarang. Selanjutnya, field ini akan default ke tanggal Actual Recv Date terakhir yang digunakan pada sesi ini, tanpa memperhatikan PO atau Receiver yang dipanggil. 5. Jika diinginkan, kita dapat mengubah Warehouse ID dan Location ID untuk setiap inventory item untuk memastikan isian tersebut benar. Kita dapat mengganti Warehouse dan Location ID dengan cara memilih line item dan dobel klik pada header kolom Location ID, kemudian pilih dari tabel yang muncul. Jika tidak ada Location ID yang muncul, berarti tidak ada lokasi yang didefinisikan untuk part tersebut. Suatu part paling tidak harus memiliki satu lokasi yang didefinisikan supaya bisa diterima. Di samping yang telah ditentukan dalam Application Global Maintenance, kita dapat memasukkan Location ID secara unik. Untuk non‐inventory part dan untuk servis, kita tidak perlu memasukkan warehaouse dan lokasi. Item tersebut dipesan langsung untuk work order. 6. Untuk menerima semua material dalam purchase order, klik tombol Receive All. Dengan cara ini, semua item yang terdapat dalam purchase order diterima dengan besaran Quantity Received untuk setiap baris sama dengan Quantity Ordered dikurangi Total Qty Received. Jika proses terima berhasil dilakukan, purchase order akan ditutup secara otomatis. Untuk menerima material secara parsial, masukkan Quantity Received yang diinginkan, kemudian tekan tombol Save. VISUAL akan menanyakan konfirmasi.
63
Pilih dari tiga pilihan berikut: Leave order open (partial receipt, backorder balance) – Ini meninggalkan order terbuka menunggu pengiriman selanjutnya. Purchase order tetap dalam status Released. Copy remaining unreceived lines to separate backorder – Ini memindahkan quantity yang belum terkirim ke purchase order baru. Purchase order yang baru akan memiliki ID yang sama, dengan tambahan suffix. Sebagai contoh, jika purchase order ID adalah 4001, order ID yang baru adalah 4001‐1, 4001‐2, dan seterusnya. Ini dinamakan sebagai backorder. Dengan cara ini, purchase order yang asli akan ditutup. Close order (partial receipt, no backorder) – Ini berguna pada saat quantity dari order yang asli berubah, atau tidak dapat diterima karena sesuatu hal. Sebagai contoh, jika vendor membuat pengiriman secara parsial, kemudian mereka menjanjikan akan mengirimkan sisanya pada tanggal dimana kita tidak lagi memerlukan, atau kita bisa memesan dari vendor lain. Pilihan ini memberikan kesempatan untuk membatalkan pengiriman sisa material, dan menutup order yang asli. Karena tidak semua informasi pada Receiver dan Purchase Order yang ditampilkan pada jendela informasi, Purchase Receipt Entry tidak boleh digunakan untuk melihat dokumen terima yang lalu. Gunakan Purchase Receipt Entry hanya untuk membuat dokumen terima yang baru.
Melihat Informasi Alokasi Demand Berdasarkan Purchase Order Yang Diterima Setelah kita menerima purchase order line quantity, baik secara penuh maupun parsial, dan kemudian mengalokasikan sebagian atau seluruh quantity tersebut ke demand, kita dapat melihat perkembangannya pada kolom Total Quantity Allocated pada tabel Purchase Receipt.
Transaksi Inventori Purchase Receipt Entry secara otomatis membuat transaksi inventori berdasarkan tipe transaksi, apakah material diterima atau dikembalikan ke vendor. Transaksi inventori yang dilakukan melalui Purchase Receipt Entry sama dengan transaksi yang dilakukan melalui Inventory Transaction Entry. MENGIRIM MATERIAL KE INVENTORI Jika kita menginginkan untuk mengirim material yang kita terima ke inventori, Purchase Receipt Order membuat transaksi penerimaan inventori untuk Part ID, Quantity, Warehouse/Location, dan Receipt Date sebagaimana disebutkan. Jika unit of measure pembelian berbeda dengan unit of measure penyimpanan, maka proses konversi akan terjadi secara otomatis. MENGIRIM MATERIAL KE WORK ORDER Jika material yang dibeli memiliki hubungan dengan suatu work order, Purchase Order Entry membuat dua transaksi inventori. Transaksi pertama adalah mengirim ke inventori, sebagaimana tertulis di atas. Transaksi kedua adalah secara langsung mengeluarkan (issue) material tersebut ke work order yang terhubung, sejumlah material requirement dari work order atau quantity received dari purchase receipt, mana yang lebih kecil. Jika ada lebih dari satu work order yang terhubung dengan material tersebut, VISUAL akan membuat transaksi sebanyak work order yang terhubung tersebut. Urutan pengiriman akan tergantung pada urutan Work Order Base ID sampai tidak ada lagi work order yang harus dipenuhi, atau tidak ada lagi material tersisa untuk dikirim. Pada kasus dimana terjadi kelebihan pengiriman dari non‐inventory part, semua material akan dikirimkan ke work order tanpa melihat kebutuhan.
64
MENGEMBALIKAN MATERIAL KE VENDOR Untuk material yang akan dikembalikan ke vendor, VISUAL secara otomatis membuat transaksi Receipt Return untuk return quantity, warehouse/location, dan tanggal kembali. Jika material tersebut dibeli untuk suatu work order, VISUAL juga akan membuat transaksi Return Issue. PENERIMAAN SERVIS Penerimaan servis tidak menuntut dilakukannya transaksi inventori, yang dilakukan adalah pembuatan Service Receipt. Ini mengubah Quantity Completed untuk operasi bertipe service pada work order, sekaligus memperbarui data yang lain.
Mencetak Dokumen Purchase Receipt Purchase Receipt Entry memberikan fasilitas mencetak atau melihat transaksi penerimaan material untuk tanggal tertentu atau hanya mencetak Current Receiver. 1. Pilih Print Receiver dari menu File atau klik tombol Print pada toolbar utama. Kotak dialog Print Receiver akan muncul. 2. Pilih opsi yang diinginkan pada tombol Options. Jika pada jendela Purchase Receipt Entry ada satu receiver yang sedang dibuka, maka secara default akan terpilih opsi Print Current P/O Receiver. Jika kita ingin mencetak lebih dari satu receiver untuk satu tanggal tertentu, pilih opsi Print Orders Received On dan masukkan tanggal yang diinginkan. Ini akan mencetak semua receiver dengan Actual Recv Date atau Return Date pada tanggal dimaksud. Jika tidak ada receiver yang tengah dibuka, hanya opsi Print Orders Received On yang tersedia. 3. Pilih kotak dialog Print Barcodes jika ingin menyertakan barcode pada laporan penerimaan. 4. Pilih output yang diinginkan, apakah Print, View, File, atau E‐mail. 5. Klik Ok. Laporan yang tercetak akan menampilkan semua informasi yang tercantum pada header dan baris tabel pada jendela Purchase Receipt Entry. Jika ada material yang terhubung ke work order, hubungan ini juga akan tercetak pada laporan. Dengan cara ini, pengiriman material sesuai dengan tujuannya akan mudah dilakukan.
Jika mencetak receiver berdasarkan tanggal, VISUAL akan mengelompokkan dan mengurutkan receiver berdasarkan PO Order ID. Setiap PO group akan tercetak pada halaman terpisah. Format laporan dapat diubah menggunakan Quest. Nama file‐nya adalah VMRCVFRM.QRP.
65
OUTPUT:
LAPORAN ENGINEERING DAN MANUFAKTUR Gunakan Laporan Engineering dan Manufaktur untuk melakukan proses pengendalian terhadap aktivitas produksi. Laporan engineering dan manufaktur, jika digunakan secara rutin dan dianalisis tren dan perbandingannya, sangat membantu dalam memperbaiki produktivitas perusahaan ditinjau dari kacamata produksi.
Mencetak Laporan Bill of Material Laporan ini memuat semua level bill of material untuk engineering master atau work order. Untuk setiap master atau work order, data berikut dilaporkan untuk setiap material requirement: • BOM Level (0 adalah top level dari part, 1 adalah leg requirement utama, 2 adalah leg dari fabricated part yang diperlukan oleh leg utama, dst) • Part ID • Quantity Required per Unit • Fixed Quantity Required • Scrap % • Dimensi
Untuk mencetak laporan Bill of Material: 1. Pilih Bill of Material Report dari menu Eng/Mfg. Jendela Print Bill of Material muncul. 2. Pilih tipe Bill of Material. Kita bisa memilih engineering master atau work order. 3. Masukkan rentang Part/Base ID yang akan dicetak. Jika memilih engineering master, klik tombol Starting dan Ending untuk memilih dari daftar part yang akan dicetak. Jika memilih work order, klik tombol Starting dan Ending untuk memilih dari daftar work order yang akan dicetak. 4. Pilih Explode Top Level Parts Only untuk mencetak BOM hanya top level part. Pilih Explode One Level Only untuk mencetak BOM hanya satu level ke bawah untuk setiap part. 5. Pilih output laporan. Pilih Print untuk mencetak pada printer. Pilih View untuk melihat laporan pada layar. 66
Pilih File untuk membuat file dari laporan. Pilih E‐mail untuk mengirimkan laporan melalui surat elektronik. 6. Pilih Print/View dari menu File. Jika memilih Print, akan muncul kotak dialog Print. 7. Masukkan informasi yang diperlukan pada kotak dialog Print dan klik Ok untuk mulai mencetak.
Mencetak Laporan Costed Bill of Material Laporan ini mirip dengan laporan bill of material, namun hanya mencetak BOM untuk engineering master, ditambah informasi biaya. Untuk setiap part, data berikut dilaporkan untuk setiap material requirement: • Part ID dan Description • Quantity Required • Unit Cost • Total Cost = Unit Cost x Quantity Required • BOM Level Sebagai tambahan, ukuran lot dan total jam produksi dari part juga dicantumkan dalam laporan, beserta total Unit Cost dan Total Cost. Untuk mencetak laporan Costed Bill of Material: 1. Pilih Costed Bill of Material Report dari menu Eng/Mfg. Jendela Print Costed Bill of Material muncul. Terdapat empat fungsi lain pada menu Edit: Reset Material Costs, Reset Operation Costs, Reset Service Costs, dan Implode Costs. Reset Material Costs dan Implode Costs memiliki fungsi yang sama dengan yang terdapat pada Part Maintenance. Reset Operation Costs sama dengan fungsinya pada Shop Resource Maintenance. Reset Service Costs sama dengan fungsi Reset Operation Costs pada Service Maintenance. 2. Masukkan rentang Part/Base ID yang akan dicetak. 3. Pilih Explode Top Level Parts Only untuk mencetak BOM hanya top level part. Jika tidak dipilih, BOM dicetak untuk semua fabricated part. 4. Pilih output laporan. Pilih Print untuk mencetak pada printer. Pilih View untuk melihat laporan pada layar. Pilih File untuk membuat file dari laporan. Pilih E‐mail untuk mengirimkan laporan dalam Rich Text Format melalui surat elektronik. 5. Pilih Print/View dari menu File. Jika memilih Print, akan muncul kotak dialog Print. 6. Masukkan informasi yang diperlukan pada kotak dialog Print dan klik Ok untuk mulai mencetak.
Mencetak Laporan Engineering
Laporan Engineering menyediakan informasi lengkap untuk engineering master, work order, atau quote. 1. Pilih Engineering Master dari menu Eng/Mfg. Jendela Print Engineering Report muncul. Tabel menampakkan semua engineering master, work order, dan quote master. Gunakan perintah Search dari menu File untuk mencari master/work order yang ingin dicetak. 2. Pilih kotak Short Form jika ingin mencetak laporan dalam format ringkas.
67
3. 4.
5.
6.
7.
Format lengkap memuat semua informasi yang dimasukkan dalam Manufacturing Window untuk header, tiap operasi, dan tiap material requirement. Format ringkas memuat Quantity, Setup Hours, dan Run Time untuk tiap operasi, Quantity untuk tiap material, kode gambar dan revisi. Jika tidak ingin mencetak informasi customer, klik kotak No Customer. Pilih metode pengurutan laporan. Tabel dapat diurutkan berdasarkan Work Order ID, Customer ID, Create Date, Want Date, atau Release Date. Cek kotak Descending untuk membalikkan urutan pada tabel. Pilih output laporan. Pilih Print untuk mencetak pada printer. Pilih View untuk melihat laporan pada layar. Pilih File untuk membuat file dari laporan. Pilih E‐mail untuk mengirimkan laporan dalam Rich Text Format melalui surat elektronik. Jika ingin mencetak hanya sebagian tabel, pilih yang diinginkan, kemudian pilih Print/View Selections dari menu File atau klik tombol Print. Pilih Print/View All Lines dari menu File untuk mencetak keseluruhan tabel. Muncul kotak dialog Print. Masukkan informasi yang diperlukan pada kotak dialog Print dan klik Ok untuk mulai mencetak.
68
PROSES OPERASI:
CONCURRENT SCHEDULER & SCHEDULING WINDOW Penjadwalan Pengertian Penjadwalan Penjadwalan adalah proses perencanaan semua kegiatan yang terjadi dalam proses manufaktur. Ada tiga alasan utama mengapa penjadwalan perlu dibuat: 1. Untuk mengetahui berapa banyak kapasitas yang masih tersisa, 2. Untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya ancaman terhadap on‐time delivery, 3. Untuk membantu bagian produksi, procurement, dan penjualan untuk bekerja sama dengan lebih baik. Ada dua fasilitas yang disediakan oleh VISUAL Enterprise dalam hal penjadwalan, yaitu Concurrent Scheduler dan Scheduling Window. Beban vs Kapasitas Dimensi dari penjadwalan ada dua, beban dan kapasitas. Beban adalah jumlah jam kerja terjadwal untuk suatu resource tertentu. Kapasitas adalah jumlah jam kerja maksimum yang mampu dibebankan pada resource tersebut per shift kerja, dan berapa unit kapasitas yang tersedia dalam periode tersebut. Jika beban suatu pekerjaan melebihi kapasitas, diperlukan tambahan unit resource untuk menangani kelebihan beban tersebut. Sebagai contoh, jika suatu stasiun kerja memiliki 3 mesin yang beroperasi 8 jam per hari, stasiun kerja tersebut memiliki kapasitas 24 jam mesin. Jika ada pekerjaan yang memerlukan 32 jam mesin (beban), tambahan resource perlu dialokasikan (mungkin tambahan satu mesin yang bekerja 8 jam atau salah satu mesin yang ada ditambah 8 jam operasi). BEBAN Ada tiga dimensi beban, yaitu: 1. Resource yang mana 2. Kapan 3. Berapa banyak Bagian kapan dan berapa banyak diukur dalam tiga hal: waktu, jumlah jam kerja, dan unit. Hanya work order berstatus F (firmed) dan R (released) yang dianggap sebagai beban. Perkecualian muncul dalam beban sementara pada saat pemeriksaan ketersediaan material atau planned order dari MRP. KAPASITAS Ada dua dimensi kapasitas: 1. Kapan 2. Berapa banyak ‘Kapan’ diukur dalam waktu; ‘berapa banyak’ diukur dalam satuan unit. Dimensi waktu dari kapasitas dapat berbeda‐beda dari waktu ke waktu, tergantung dari informasi waktu kerja masing‐masing shift. Dimensi unit diterjemahkan dalam ukuran jumlah pekerjaan atau operasi yang bisa dikerjakan pada masing‐masing shift. Sebagai contoh, kita bisa menjadwalkan suatu
69
resource untuk bekerja pada lebih dari satu shift per hari, namun dengan jumlah personel yang berbeda di masing‐masing shift. Input Penjadwalan Tipe Jadwal Concurrent Scheduler menyediakan dua tipe jadwal ditinjau dari kapasitasnya: Finite dan Infinite. Jadwal dengan kapasitas Finite menggunakan data kapasitas yang tersedia untuk masing‐masing shop resource. Jadwal dengan kapasitas Infinite mengabaikan data kapasitas. Pemeriksaan Ketersediaan Material Jika kita mengaktifkan opsi ini, on‐hand quantities, perencanaan material dan lead time akuisisi material akan berpengaruh terhadap penjadwalan. Fit Tolerance Ini adalah persentase dari durasi operasi yang dianggap layak untuk dijadwalkan untuk operasi tertentu. Contohnya, jika kita tetapkan Fit Tolerance sebesar 90, maka Scheduler akan mencari tempat pada jadwal yang bisa memuat 90% dari durasi operasi ini. Scheduler mengasumsikan sisa 10% bisa dikerjakan dalam kerangka waktu 90% ini. Fit Tolerance harus bernilai antara 50 hingga 100%. Metode Penjadwalan Concurrent Scheduler menjadwalkan setiap pekerjaan dengan salah satu atau kedua metode ini, yang bisa dikendalikan untuk setiap work order. 1. Backward Schedule Jadwal ditetapkan berdasarkan Want Date dari work order. Scheduler bekerja mundur dari tanggal tersebut, dari operasi terakhir ke operasi pertama. 2. Forwar Schedule dari Release Date Jadwal ditetapkan berdasarkan Release Date dari work order. Scheduler bekerja maju, dari operasi pertama sampai operasi terakhir. Durasi Operasi Setiap operasi work order memiliki data Start Quantity yang tergantung pada jumlah yang diperlukan dan scrap level dari operasi sesudahnya (downline). VISUAL menghitung jam operasi berdasarkan Run Time, Run Type, dan Loadsize (jika digunakan). VISUAL menentukan jumlah jam kerja dan jam mesin yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu operasi dengan perhitungan: Resource Hours = (Setup Hours x #Machines) + (Start Quantity x Run Hours)/Piece
Faktor tambahan adalah Move Hour dari setiap operasi. Move hour tidak dianggap sebagai beban, namun berpengaruh terhadap kapan operasi selanjutnya bisa dimulai. Durasi operasi dapat dihitung sebagai: Operation Duration = Resource‐Hours + Move Hours = Setup Hours + (Start Quantity x Run Hours/Quantity) + Move Hours
70
Operasi servis dapat dihitung sebagai: Operation Duration = Transit Days
Operation Leadtime Untuk menentukan kapan suatu operasi bisa dimulai, VISUAL menggunakan jumlah durasi dari operasi‐operasi sebelumnya. Tanggal yang ditemukan dari perhitungan ini disebut ”could start date” dari operasi. Jika kapasitasnya tak terbatas, operasi dapat dimulai pada tanggal ini. Operasi tidak dapat dimulai sebelumnya karena operasi yang mendahuluinya belum rampung dikerjakan. Tanggal ini tidak memperhitungkan waktu resource mengalami shutdown. Untuk backward scheduling: Operation Could Start Date = Want Date ‐ Sum of Subsequent Oper Durations
Untuk forward scheduling: Operation Could Start Date = Release Date + Sum of Previous Oper Durations
Operation Overlap Semua formula perhitungan di atas dianggap benar hanya jika tidak ada overlap yang terjadi. Parameter Minimum Move Quantity dari tiap operasi memungkinkan kita untuk menentukan berapa banyak unit yang harus diselesaikan untuk bisa dipindahkan ke operasi selanjutnya. Ini akan menggeser Could Start Date ke waktu yang lebih lanjut untuk backward atau lebih awal untuk forward schedule. Sebagai contoh, jika suatu operasi A memiliki End Quantity 100, dan Minimum Move Quantity 50, maka operasi selanjutnya (operasi B) dapat dimulai setelah operasi A menyelesaikan setengah dari durasi operasinya, dengan asumsi waktu pengerjaan masing‐masing unit adalah sama. Jika operasi B memiliki waktu pengerjaan per unit yang lebih cepat dibanding operasi A, maka operasi B baru bisa dimulai setelah operasi A menyelesaikan lebih dari setengah durasi operasinya supaya terhindar dari kehabisan pekerjaan di tengah run. Dari sisi leadtime, adanya overlap akan memangkas durasi operasi B sebanyak setengahnya. Subassembly Leg VISUAL menjadwalkan tanggal mulai dari setiap subassembly dari work order secara independen. Selesainya operasi terakhir dari subassembly menentukan kapan operasi dari parent dapat dimulai. Jika ada lebih dari satu subassembly, mana yang selesai lebih lanjut menentukan tanggal mulai dari parent. Minimum Move Quantity dari operasi terakhir dari leg memungkinkan overlap dengan parent operation. Operation Start Date dan Status Jika suatu operasi telah dimulai (released) pada saat kita menjalankan Scheduler, VISUAL memberi status completed pada operasi tersebut. Jika setup telah diberi tanda completed, VISUAL tidak akan memperhitungkan waktu setup dari operasi tersebut. VISUAL membandingkan Quantity Completed dengan End Quantity untuk memprediksi berapa waktu sisa yang diperlukan untuk menyelesaikan operasi. Kita dapat membekukan operasi yang telah dimulai jika diperlukan. 71
Service Start Date Untuk operasi servis atau yang dikerjakan oleh subcontractor, fungsi Service Receipt Entry/Service Status untuk menentukan tanggal pengiriman material ke pihak subcontractor. Pada saat scheduler dijalankan, VISUAL menggunakan tanggal ini untuk mengurangkan dari Transit Days sebagai pertanda bahwa oeprasi telah dimulai. Material Lead Time Jika kita menggunakan Check Material Availability, lead time akuisisi material berpengaruh terhadap jadwal dengan cara yang sama seperti halnya operation lead time. Dalam hal ini, ketersediaan material berpengaruh terhadap batasan tanggal mulai dari operasi. Tanggal mulai tidak akan berubah jika material telah tersedia. Contoh, ada sebuah material spesial yang tidak tersedia (in‐stock), dengan lead time 15 hari. Meskipun beban dari stasiun kerja memungkinkan operasi dimulai 5 hari dari tanggal sekarang, Check Material Availability akan mendorong operasi ke 15 hari dari sekarang, mempengaruhi operasi lain yang bersangkutan pula. Dalam pemeriksaan ketersediaan material, VISUAL memperhitungkan empat hal. Pertama, ketersediaan bahan baku pada inventory. Kedua, outstanding purchase order yang akan diterima di masa depan. Ketiga, lead time material. Terakhir, material yang akan diterima dari planned work order. Concurrent Resource Jika kita memasukkan data Setup dan Run dari concurrent resource dari operasi, ini akan menambahkan kebutuhan jam operasi resource secara paralel. VISUAL akan memperhitungkan kapasitas dan beban dari concurrent resource dalam menjadwalkan primary resource. Discontinuous Operation Scheduler memungkinkan dilakukannya discontinuous scheduling dari operasi. Kita dapat mengaturnya dalam shop resource maintenance, sehingga operasi yang memerlukan resource tersebut dapat dijadwalkan secara diskontinu. Pada saat penjadwalan, jika terjadi konflik, VISUAL akan membandingkan durasi operasi terjadwal dari unit tersebut dengan minimum segment size. Jika durasi operasi terjadwal paling tidak sama dengan minimum segment size, maka Scheduler membuat “segmen” dari unit tersebut. Penjadwalan dilanjutkan sampai VISUAL menemukan ”segmen‐segmen” yang lain, terputus oleh waktu, namun secara agregat cukup untuk memenuhi durasi operasi. Setiap kali dijadwalkan, masing‐masing segmen adalah independen dan memiliki setup dan unit tersendiri. Antar segmen bisa memiliki jumlah unit yang berbeda. Resource Minimum dan Maximum Scheduler menjadwalkan sejumlah yang sama untuk dikerjakan pada resource yang memiliki lebih dari satu unit kerja. Untuk setiap operasi, kita dapat menentukan jumlah minimum yang diperlukan supaya operasi bisa dimulai. VISUAL tidak menjadwalkan operasi tersebut hingga sejumlah ini tersedia. Demikian juga kita dapat menentukan jumlah maksimum yang dapat
72
dikerjakan oleh suatu operasi. Jika kita tidak menginginkan VISUAL untuk menjadwalkan secara paralel, masukkan jumlah minimum 1 dan biarkan jumlah maksimum sebagaimana nilai default. Work Order Priority Concurrent Scheduler memungkinkan kita memberikan skala prioritas pada work order dari 1 sampai 50. Jika ada dua work order berebut satu resource, work order dengan prioritas lebih kecil akan didahulukan.
Input Penjadwalan Resource Tipe Jadwal Ada dua macam jadwal yang disediakan: 1. Schedule Continuous, artinya tersedia cukup kapasitas untuk menyelesaikan keseluruhan operasi. 2. Schedule Discontinuous, dimana didefinisikan minimum segment size. VISUAL memerlukan minimum segment size sebagai durasi operasi dari satu unit agar segmen bisa layak terjadwal. Tipe Kapasitas Ada dua macam cara menentukan kapasitas shop resources. 1. Schedule Normally menandakan finite capacity. 2. Jika Schedule Normally tidak dipilih, VISUAL menganggap resource memiliki infinite capacity. Kalender Kalender mingguan menandakan durasi kerja dari resource untuk setiap shift selama tujuh hari dalam seminggu. Calendar exception memuat informasi perubahan waktu kerja selama diperlukan. Kalender dapat dibuat untuk masing‐masing resource atau masing‐masing jadwal. Kapasitas Resource VISUAL menentukan kapasitas resource sebagai jumlah jam tersedia pada tiap shift setiap harinya dan berapa unit kapasitas yang tersedia dalam periode tersebut. Contoh, ada work center yang memiliki 3 mesin yang beroperasi 8 jam per hari, maka work center tersebut memiliki kapasitas 24 jam mesin setiap hari. Artinya tersedia 24 jam mesin setiap harinya, yang mampu dialokasikan untuk 3 pekerjaan atau kurang, berjumlah 24 jam atau kurang. Ingat hanya tiga pekerjaan yang bisa dikerjakan dalam satu waktu, berapapun durasinya. Sehingga VISUAL menganggap work center ini memiliki satu shift kerja dengan 3 unit resource tersedia. Pada saat kita menentukan jumlah unit kapasitas, VISUAL memberikan nomer kepada tiap unit, dimulai dari 0. Contoh, resource drill memiliki kapasitas 3 unit pada shift pertama. VISUAL memberikan nomer unit 0, unit 1, dan unit 2. Scheduler selalu memberikan beban kepada unit 0 pertama kali, kemudian unit 1, dan seterusnya. Ini penting pada saat terjadi situasi dimana: - Durasi Operasi lebih pendek dibandingkan durasi shift. - Kapasitas berbeda antar shift.
73
Penting untuk diingat bahwa operasi yang telah dibebankan pada suatu unit tidak akan berpindah hingga operasi tersebut selesai. Masalah akan muncul pada saat perbedaan kapasitas diakibatkan oleh perubahan pada staffing. Pada prakteknya, seorang operator bisa menangani lebih dari satu mesin. Prioritas work order bisa dimanfaatkan untuk menangani masalah ini.
Melihat Hasil Penjadwalan Untuk setiap work order, Scheduler memberikan informasi berikut: - Start Date & Finish Date - Determinant Path (Jalur Penentu) Adalah set operasi dalam work order yang menentukan durasi pengerjaan work order tersebut. Jalur penentu ditentukan setelah Scheduler memperhitungkan batasan kapasitas. Jalur penentu yang dihitung sebelum dilakukan perhitungan batasan kapasitas bisa disebut sebagai jalur kritis (critical path). Jalur penentu muncul pada Scheduling Window dengan warna hijau. Standard Schedule Jadwal yang memiliki ID STANDARD adalah jadwal finite yang disediakan oleh VISUAL. Manufacturing dan Material Planning Window menganggap jadwal ini yang merupakan “actual plan”. Semua tanggal yang muncul pada Manufacturing dan Material Planning Window yang berkaitan dengan work order berasal dari jadwal ini. Operasi yang belum terjadwal pada jadwal STANDARD akan diberi tanda Not Sched. Definisi Concurrent Scheduler Concurrent Scheduler adalah alat penjadwalan terhadap work order berstatus firmed dan released di lantai kerja. Concurrent Scheduler memberikan informasi mengenai ketersediaan dan pemenuhan delivery date. Concurrent Scheduler dapat digunakan untuk menentukan hal‐hal penting berikut: 1. Kapan suatu operasi bisa dimulai dan diselesaikan. 2. Apakah, memperhitungkan kapasitas semua work center, kita bisa menyelesaikan work order tepat waktu. 3. Kapan sebaiknya dilakukan penambahan kapasitas. 74
4. Kapan tersedia kelebihan kapasitas untuk masing‐masing resource. Concurrent Scheduler dapat juga digunakan untuk: 1. Membuat jadwal “what‐if” untuk mengantisipasi perubahan kapasitas, beban, dan pengaturan kalender kerja. 2. Memeriksa ketersediaan jadwal dan pengaruh dari work order yang berasal dari quotation dan customer order. Kita dapat melihat semua informasi yang disediakan oleh Concurrent Scheduler melalui Scheduling Window dalam tampilan grafis yang mudah dimengerti. Proses Penjadwalan Setelah selesai mengisi informasi shop resource dan part lead time, kita dapat memulai proses penjadwalan dengan melakukan urutan‐urutan: Scheduling the Job 1. Buka Concurrent Scheduler dari menu Scheduling. 2. Atur preferensi Concurrent. 3. Buat New Schedule atau aktifkan jadwal yang sudah ada. 4. Pilih opsi jadwal yang diinginkan. 5. Jalankan Scheduler. Melihat Jadwal 1. Buka Scheduling Window. 2. Aktifkan jadwal yang baru dibuat. 3. Jadwal tampil pada layar.
75
Preferensi Concurrent Scheduler 1. Schedule Horizon – Jumlah hari ke masa depan yang ingin diolah ketersediaan jadwalnya oleh Scheduler. 2. Schedule Pieces if Run Minutes per Piece is at Least – Digunakan untuk penjadwalan min/max. Run minutes per piece paling tidak 10 menit. 3. Generate – Untuk membuat audit record dari proses penjadwalan. 4. Backward Schedule if On Time – Untuk memilih mengaktifkan backward scheduling setelah ditemukan jadwal layak melalui forward scheduling. Membuat Jadwal Baru Kita dapat membuat sebanyak mungkin jadwal. Masing‐masing jadwal dapat kita tentukan kalender dan kapasitasnya. Namun jadwal yang ”berlaku” tetap jadwal STANDARD. Menentukan Pilihan Penjadwalan Weekly Calendar Kalender mingguan digunakan untuk menentukan waktu kerja untuk semua jadwal, semua resource, atau untuk jadwal dan resource tertentu secara spesifik. Mengatur Standard Calendar Standard calendar adalah kalender yang berlaku untuk semua jadwal dan semua resource. 1. Pilih Weekly Calendars dari menu File pada Concurrent Scheduler. 2. Masukkan pengaturan Schedule ID dan Resource ID. Jika kita pilih Schedule ID **All** dan Resource ID **All** berarti jadwal berlaku untuk semua resource dan semua jadwal. 3. Jika kita ingin kalender hanya berlaku untuk satu jadwal atau resource, kita tinggal mengganti pilihan dengan ID yang diinginkan. Dalam melakukan penjadwalan, Scheduler mencari kalender dengan urutan sebagai berikut: 1. Mencari kalender spesifik untuk jadwal dan resource tersebut. 2. Jika tidak ada, cari kalender spesifik untuk resource, tapi untuk semua jadwal. 3. Jika tidak ada, cari kalender spesifik untuk jadwal, tapi untuk semua resource. 4. Jika tidak ada, gunakan kalender untuk semua resource dan semua jadwal. Calendar Exception Gunakan calendar exception untuk mengatur perkecualian dari semua jadwal, semua resource, atau untuk jadwal dan resource tertentu secara spesifik. Calendar exception bisa berupa hari libur, planned shutdown, atau interupsi lain yang terjadi di luar kewajaran. Mengatur Work Order Priorities Pilihan ini memberikan kebebasan untuk menentukan prioritas (global rank) dari work order dengan status firmed atau released. Nilai default dari prioritas work order adalah 50. Kita dapat mengubah nilai ini, yang terkecil adalah 0. Kita juga dapat mengatur prioritas berdasarkan want date, sehingga semua nilai rangking akan kembali ke 50.
76
Sebaiknya prioritas work order diberikan secara bijaksana. Disarankan untuk memberikan prioritas tinggi hanya pada situasi dimana work order: a. Berasal dari pelanggan penting b. Memiliki waktu kerja yang tidak dapat diprediksi dan bisa molor dari semestinya. c. Total Production Time lebih lama dibanding work order biasa, dan harus berebut tempat dengan work order yang lebih pendek durasinya. d. It has an undependable estimated time and may take longer Purge Availability Checks Purge Availability Checks digunakan untuk menghilangkan work order yang non‐released dan non‐ firmed serta quote master dari jadwal. Menjalankan Concurrent Scheduler Setelah kita membuat pengaturan yang diperlukan, kita dapat mulai menjalankan Concurrent Scheduler. Ada dua pilihan: 1. Global Schedule 2. Global Schedule all Active Global Schedule mengharuskan kita memilih satu jadwal untuk dijalankan. Sementara Global Schedule All Active memproses semua jadwal yang aktif. Scheduler mengurutkan semua work order (firmed dan released) berdasarkan prioritas, want date, kemudian release date. Scheduler hanya mengolah operasi dan material yang berstatus firmed dan released. - Pertama akan dicoba mencari jadwal secara mundur dari want date. - Jika tidak tersedia kapasitas dan/atau waktu setiap operasi, maka Scheduler menjadwalkan secara maju untuk mendapatkan finish date yang sesuai. - Scheduler kemudian menjadwalkan mundur kembali, namun sekarang dari finish date dan bukan dari want date. Backward scheduling dilakukan pertama kali supaya setiap operasi dapat dimulai selambat mungkin, sehingga mengurangi work in process dari material dan labor. Pada prakteknya, Concurrent Scheduler sebaiknya dijalankan setiap hari. Jika pabrik bekerja hingga malam, sebaiknya Scheduler dijalankan pada petang hari. Dengan demikian, pada pagi harinya didapatkan informasi jadwal yang akurat. Melihat Hasil Penjadwalan Karena penjadwalan adalah proses batch, Concurrent Scheduler memiliki keterbatasan dalam interaksi dengan pengguna. Scheduler hanya sebatas menerima input dari pengguna dan mengolahnya untuk menemukan jadwal yang optimal. Untuk melihat dan menganalisis hasil penjadwalan, tersedia Scheduling Window. Scheduling Window menggambarkan jadwal di lantai kerja relatif terhadap work order yang berstatus firmed dan released.
77
Memahami Scheduling Window Scheduling Window menggunakan tampilan grafis dalam satu layar. Resource diurutkan pada sumbu vertikal. Kita bisa mengatur urutan penempatan resource pada Shop Resource Maintenance. Jika tidak, resource akan diurutkan berdasar waktu pembuatan. Waktu (hari, jam) ditampilkan dalam sumbu horisontal. Banyaknya hari yang ditampilkan di layar tergantung kepada Loading Horizon yang diatur pada menu Edit. Tanda 1, 2, dan 3 di atas kolom menandakan tiga shift dalam satu hari. Format Tanda VISUAL menggunakan format tanda standar pada saat menampilkan informasi Base ID, Lot ID, Split ID, Sub ID dan operation sequence dari operasi work order. Formatnya adalah: Work Order Base ID‐Sub ID/Lot ID. Split ID (Operation Sequence Number)
Jadi Operasi 40 dari Sub ID 3 dari Work Order 40009 Lot 2 Split 1 ditulis sebagai: 40009‐3/2.1 (40)
Jika Sub ID dan Split ID bernilai nol, tidak akan ditampilkan pada layar. Sehingga Operasi 40 dari Sub ID 0 dari Work Order 40009 Lot 2 Split 0 ditulis sebagai: 40009/2 (40)
78
Memahami Kode Warna Operation Bar Batang horisontal pada layar utama menunjukkan operasi yang terjadwal atau dalam proses. Arti dari warna batang adalah sebagai berikut: Biru Muda ‐ Finish date operasi sebelum want date work order. Merah ‐ Finish date operasi jatuh pada atau setelah want date work order; artinya operasi tersebut terlambat atau just in time. Biru – Operasi yang dibekukan. Kuning Muda – Operasi sebagai bagian dari work order dalam pantauan; akan diselesaikan tepat waktu. Kuning Tua – Operasi sebagai bagian dari work order dalam pantauan, akan terlambat atau just in time. Ungu Tua – Operasi untuk planned order, akan selesai tepat waktu. Hijau – Operasi bagian dari determinant path. Hijau Tua – Operasi bagian dari determinant path, akan terlambat atau just in time. Magenta – Operasi untuk planned order, akan terlambat atau just in time. Garis Tepi Gelap – Operasi dijadwalkan selesai setelah “could finish date”.
Menjadwalkan Ulang VISUAL memberikan fasilitas untuk mengubah jadwal dari operasi, tanggal mulai maupun tanggal selesai. Kita dapat mengubah jadwal operasi dengan beberapa cara: 1. Secara manual dengan mengetikkan tanggal yang diinginkan 2. Menggunakan Drag‐and‐Drop, jika ini merupakan jadwal “what‐if”. 3. Menggunakan Perintah Freeze pada Menu Mengatur Load Horizon Kita bisa mengatur seberapa jauh dari tanggal sekarang yang akan ditampilkan pada Scheduling Window. Load Horizon harus diatur sebelum kita membuka suatu jadwal pada Scheduling Window. Mengatur Highlighted Work Order Jika kita memilih satu work order, warnanya akan berganti menjadi kuning (kuning muda untuk operasi yang selesai sebelum want date, dan kuning tua untuk yang selesai setelah want date). Ini memudahkan kita untuk mengidentifikasi operasi yang termasuk dalam work order tersebut. Dengan memantau (highlight) suatu work order kita dapat memeriksa work order tersebut dalam Manufacturing Window sehingga memudahkan proses analisis jadwal. 79
Menandai Determinant Path Gunakan perintah Highlight Determinant Path dari menu Info untuk menandai determinant path dari work order yang sedang kita pantau. Warna operasi yang termasuk dalam determinant path akan berubah hijau. Menandai Operasi yang Terlambat Kita mungkin juga perlu untuk lebih waspada terhadap operasi yang terlambat atau just‐in‐time (selesai tepat pada want date). Kita dapat mengaktifkan perintah Highlight Late Operations dari menu Info. VISUAL akan menampilkan operasi yang terlambat dalam warna merah. Mengubah Kapasitas Resource Perubahan terhadap kapasitas resource dapat dilakukan melalui layar Scheduling Window. Perubahan yang dilakukan pada layar Scheduling Window akan sangat berguna untuk menyiasati keterlambatan jadwal karena perubahannya dapat dilakukan secara tidak permanen. Artinya, kita dapat melakukan perubahan kapasitas resource pada shift atau hari tertentu saja.
80
OUTPUT:
LAPORAN PENJADWALAN Ada beberapa laporan yang disediakan oleh VISUAL berkaitan dengan jadwal produksi. Masing‐ masing laporan memuat informasi yang berbeda‐beda karena tujuan dari laporan juga berbeda. Beberapa laporan tersebut adalah: Laporan Status Jadwal Work Order Menampilkan status jadwal dari work order yang terpilih. Untuk setiap work order informasi berikut yang akan ditampilkan: Part/Description, Customer (jika ada), Want Date, Scheduled Finish Date (jika terjadwal), Quantity required, Status (R untuk Released, F untuk Firmed), dan sebuah pesan.
Early – Jika finish date work order jatuh sebelum want date. Late – Jika finish date jatuh setelah want date Late! (dengan tanda seru) – Jika want date telah terlampaui (dari hari sekarang). N/S – Jika belum terjadwal pada jadwal STANDARD.
Laporan Foreman Versi yang lebih detail dari Laporan Dispatch. Sudut pandang Laporan Foreman adalah dari sisi shop resource, dibandingkan dengan Laporan Status Jadwal yang dari sisi work order. Untuk setiap operasi, informasi berikut yang akan muncul: Schedule Start dan Finish Date, Setup dan Run Times, Resource ID dari resource sebelum dan sesudahnya, Quantity Available (dari operasi sebelumnya) dan End Quantity dari operasi ini, Completed Quantity dari operasi ini, dan Completed Percentage (Completed Quantity/End Quantity).
Laporan Dispatch selalu diurutkan berdasarkan Resource ID dan Operation Start Date. Kita dapat memilih berbagai kombinasi tipe resource: Work Center, Individual/Team, dan Contractor. Juga dari tipe operasi, apakah Firmed, Released atau keduanya. Horison laporan juga dapat diatur sesuai keperluan, berapa lama dari tanggal pencetakan informasi yang ingin disampaikan kepada foreman. Operasi yang akan termuat berdasarkan horison laporan adalah operasi yang: o Tanggal start date terletak dalam horison laporan o Tanggal finish date terletak hari ini atau sesudah hari ini dalam horison laporan o Jika operasi dikerjakan dalam horison laporan. Shop Calendar Shop calendar menampilkan jumlah jam kapasitas shop resource yang tersedia pada setiap hari dalam tahun berjalan. VISUAL menghitung kapasitas shop resource dengan mempertimbangkan jadwal mingguan, kapasitas per shift, dan hari perkecualian. Kapasitas ditampilkan dalam format kalender standar, satu bulan per halaman, sepanjang tahun. Laporan Effisiensi/Utilisasi Laporan efisiensi/utilisasi memeriksa perbandingan antara waktu estimasi dan waktu aktual dari kapasitas yang tersedia dari setiap tenaga kerja dan resource. Untuk resource, kita bisa menampilkan data semua labor ticket yang dibuat pada tanggal yang kita inginkan. Untuk setiap labor ticket informasi berikut akan muncul: 81
∙ Work Order ID dan Operation ∙ Part dan Description ∙ Labor Ticket Date ∙ Employee ID ∙ Actual Hours Worked (dari labor ticket) ∙ Estimated Hours (dari work order operation) ∙ Efficiency % = 100 x Estimated Hours / Actual Hours ∙ Tipe Labor Ticket: S untuk Setup, R untuk Run (terlihat di kolom Est Util)
Jika dirasa terlalu rinci, kita dapat meringkasnya untuk semua labor ticket. Untuk work order, informasi berikut yang muncul:
∙ Work Order ID ∙ Part ID dan Description ∙ Actual Hours (dari semua labor ticket) ∙ Estimated Hours (dari operasi) ∙ Efficiency % = 100 x Estimated Hours / Actual Hours
Untuk setiap resource informasi berikut akan ditampilkan: ∙ Total Hours of Capacity dari Resource pada rentang waktu tertentu ∙ Total Actual Hours ∙ Total Estimated Hours ∙ Total Efficiency % = 100 x Total Estimated Hours / Total Actual Hours ∙ Actual Utilization % = 100 x Total of Actual Hours / Capacity ∙ Estimated Utilization % = 100 x Total of Estimated Hours / Capacity
Kita juga bisa membuat laporan efisiensi/utilisasi per karyawan. Untuk setiap employee ID kita akan mendapatkan informasi: ∙ Work Order ID dan Operation ∙ Part dan Description ∙ Labor Ticket Date ∙ Resource ID ∙ Actual Hours Worked (dari labor ticket) ∙ Estimated Hours (dari work order operation) ∙ Efficiency % = 100 x Estimated Hours / Actual Hours ∙ Tipe Labor Ticket: S untuk Setup, R untuk Run (terlihat di kolom Est Util)
Jika dirasa terlalu rinci, laporan per karyawan dapat diringkas sehingga hanya menampilkan informasi: ∙ Total Actual Hours ∙ Total Estimated Hours ∙ Total Efficiency % = 100 x Total Estimated Hours / Total Actual Hours
82
Laporan Shop Floor Status Laporan Shop Floor Status menampilkan status work order yang berhubungan dengan detail resource di shop floor. Informasi yang ditampilkan adalah Work Order, Part, estimasi jumlah masuk (in quantity), estimasi jumlah keluar (out quantity), jumlah masuk aktual, jumlah keluar aktual, scrap quantity, yield percentage, dan available quantity. Laporan Shipping Performance Laporan shipping performance menampilkan data statistika historis dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi tanggal dan kuantitas pengiriman. Kita dapat mencetak laporan dengan urut‐urutan yang kita mau. Customer order tercetak lengkap, demikian pula dengan packlist dari setiap order. Untuk setiap packlist, informasi berikut yang akan ditampilkan: . Desired Ship Date . Actual Ship Date . Days Late (Early) (Actual Ship Date ‐ Desired Ship Date) . Shipped Quantity . Line Quantity
Untuk setiap order dan untuk setiap urutan pencetakan, data statistik yang akan muncul adalah: . Average Days Late atau Early . Total Quantity Shipped . Total Percent Shipped So Far
Laporan Utilisasi Laporan utilisasi menampilkan persentase dari beban terjadwal vs kapasitas aktual untuk shop resource selama rentang waktu empat belas hari. Laporan Delay Laporan delay menunjukkan banyaknya delay dalam satuan hari dari operasi yang terjadwal untuk semua shop resource dalam rentang waktu tertentu.
83
DAFTAR PUSTAKA Esteves‐Sousa, Jose dan Pastor‐Collado, Joan. Towards The Unification of Critical Success Factors for ERP Implementations. 10th Annual Business Information Technology Conference. Manchester. 2000. Lucas Jr., H.C. Information Technology for Management. McGraw Hill. 7th ed. New York. 2000. O’Leary, Daniel E. Enterprise Resource Planning Systems. Cambridge University Press. Cambridge. 2000. ‐‐, VISUAL Enterprise Volume II ‐ Foundation. Lilly Software Associates, Inc. Release 6.4. Hampton, NH. 2001. ‐‐, VISUAL Enterprise Volume IV ‐ Manufacturing. Lilly Software Associates, Inc. Release 6.4. Hampton, NH. 2001. ‐‐, VISUAL Manufacturing ‐ Standard Operating Procedure. Lilly Software Associates, Inc. 2001.
84