ENTERPRISE RESOURCE PLANNING Implementasi ERP di Desa Surabrata, Tabanan untuk Membantu Petani Cengkeh dalam Mengelola dan Memasarkan Hasil Panen
Ni Luh Candra Darmayanti 1304505110
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015
ABSTRAK
Potensi pertanian di Desa Surabrata, Tabanan sangat melimpah, khususnya dibidang pangan. Desa ini memiliki berbagai macam hasil pertanian, diantaranya padi, kopi, cengkeh, dan kakao. Akan tetapi masing-masing petani penghasilan Demi kemajuan desa, kesejahteraan masyarakat desa, dan perekonomian yang lebih baik, dengan menerapkan konsep ERP, yaitu modul marketing dimana memasarkan produk agar memiliki jangkauan pasar yang lebih luas. Teknologi pendukung ERP diantaranya E-Commerce juga diterapkan untuk mempermudah dalam pemasaran produk yang dihasilkan desa ini. Menerapkan konsep Smart City di bidang Smart economic untuk lebih mensejahterakan penduduk Desa Surabrata. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal ini adalah dengan pemanfaatan teknologi Cloud computing. Hal yang dilakukan adalah dengan membuat sistem di dalam pengolahan hasil pertanian, khususnya cengkeh yang ada pada Desa Surabrata. Hal ini merupakan solusi dari permasalahan sulitnya masyarakat desa memperkenalkan hasil bumi yang ada, membuat inovasi baru agar cengkeh di Desa Surabrata bisa diolah dan dipasarkan menjadi produk langsung pakai. Teknologi Cloud computing yang diajukan sebagai solusi pada makalah ini, diharapkan dapat memberikan kehandalan dan kemudahan terhadap
masalah
yang dihadapi pada Desa Suraberata.
Kata kunci : ERP, Cengkeh, E-Commerce, Marketing, E-Payment, Smart City, Smart Economic, Cloud Computing, Hybrid Cloud, NFC, OTT, Desa Suraberata, Tabanan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Desa Surabrata merupakan salah satu desa di kabupaten Tabanan, Desa
Suraberata memiliki penduduk yang kebanyakan bekerja sebagai petani, baik itu menjadi petani padi, petani kopi, petani cengkeh, maupun petani kakao. Wilayah pertanian yang subur membuat kebanyakan penduduk memilih bertani sebagai mata pencaharian utama. Terdapat KUD (Koperasi Unit Desa) di desa Surabrata, produk yang dipasarkan kebanyakan merupakan hasil pertanian desa, seperti beras dan kopi. Hasil pertanian seperti kakao dan cengkeh belum terlalu optimal pemasarannya, cengkeh hanya dijual ke luar kabupaten untuk selanjutnya diolah. Petani cengkeh hanya mendapatkan sebagian kecil keuntungan dari cengkeh tersebut. Maka dari itu akan dibuat implementasi ERP pada Desa Surabrata, Tabanan untuk membantu petani kakao dalam mengelola dan memasarkan hasil panennya.
1.2
Rumusan Masalah Rumusan masalah yang didapat berdasarkan pembahasan pada sub bab 1.1
yaitu sebagai berikut. 1.
Bagaimana cara petani cengkeh dalam meningkatkan penghasilannya?
2.
Bagaimana cara menerapkan solusi tersebut?
3.
Apa saja teknologi yang digunakan untuk mengimplementasikan solusi tersebut?
4.
Apakah seluruh petani cengkeh di Desa Surabrata sudah bisa menggunakan sistem informasi?
1.3
Solusi yang Ditawarkan Solusi yang tepat dalam menghadapi permasalahan pada sub bab 1.2 pada
petani cengkeh di desa Surabrata yaitu: 1.
Meningkatkan penghasilan petani cengkeh dengan mengolah langsung cengkeh mentah menjadi produk siap pakai.
2.
Membuat sistem yang bisa digunakan untuk memasarkan lebih luas produk-produk olahan masyarakat desa.
3.
Teknologi yang digunakan yaitu ERP, Smart City, Smart Economic, Cloud Computing, Hybrid Cloud, NFC, dan OTT.
4.
Mengadakan sosialisasi untuk para petani cengkeh untuk mengolah hasil panen mereka dan melatih petani cengkeh untuk menggunakan sistem informasi.
1.4
Desain Solusi Desain solusi untuk permasalahan yang ada pada petani cengkeh di Desa
Surabrata, Tabanan yaitu sebagai berikut.
Desain solusi yang akan dijelaskan pada gambar diatas yaitu ERP berbentuk sistem informasi, menerapkan prinsip E-Commerce yang didukung oleh modul ERP, diantaranya modul untuk pemasaran dan modul untuk pembayaran. Data yang didapat dari pengguna diolah dan kemudian akan dilakukan analisa serta sistem pengumpulan keputusan yang akan memutuskan sebuah solusi keputusan yang akan diterapkan pada pasaran saat itu. Teknologi yang mendukung proses tersebut yaitu sistem berada didalam platform sistem operasi dan mobile yang bertujuan untuk memudahkan didalam penggunaanya. Kemudian data yang ada akan dikelompokkan sesuai dengan format yang telah disetujui dan diletakkan pada format data yang sama agar mempermudah proses
didalam mengambil sebuah keputusan. Sistem tersebut berada dalam Cloud Computing untuk mempermudah didalam memenuhi kebutuhan pengguna yang berbasiskan layanan SAAS (Software As A Service) yang merupakan penggunaan bersama perangkat lunak siap pakai dengan hanya memerlukan perangkat mobile/pc serta akses internet didalam penggunaanya. Tujuan dari penggunaan SAAS dalam study kasus ini yaitu untuk memudahkan pihak KUD didalam penggunaan sistem informasi karena tidak memerlukan keahlian khusus didalam dunia komputer/TI. Sistem tersebut menggunakan model hybrid cloud karena digunakan kalangan umum baik itu pengguna dari petani cengkeh, pihak KUD, dan pembeli prosuk olahan cengkeh nantinya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
ERP Enterprise Resource Planning (ERP) ialah sistem informasi perangkat
lunak, sekaligus
framework
yang digunakan
untuk
proses
manajemen
inventarisasi dan kontrol pada perusahaan, perencanaan distribusi barang, proses produksi barang, keuangan, pemesanan barang, dan sejumlah aktifitas lainnya terkait dengan
barang di dalam sebuah industri/perusahaan, yang dilakukan
secara digital. ERP merupakan salah satu aplikasi E-Commerce berbasis computer yang menggunakan bentuk sistem informasi yang kompleks dan terintegrasi. Sebuah ERP yang lengkap memuat minimal dua modul yang memiliki fungsi masing-masing. Umumnya pada ERP terdapat enam modul, dimana setiap modul berkaitan dengan E-Commerce. Enam modul utama tersebut meliputi modul untuk pembayaran, modul untuk stok barang, modul untuk pemasaran, modul untuk pengiriman barang, modul untuk data warehouse dan data mining, serta modul yang mengintegrasi aplikasi-aplikasi E-Commerce lainnya, misal CRM
(Customer
Relationship
Management)
dan
SCM
(Supply
Chain
Management). Enterprise Resource Planning (ERP) pada era ini mulai banyak diterapkan di industri dengan memanfaatkan teknologi Cloud Computing(Cloud ERP) dan sekaligus implementasi Smart City di dalamnya. Hal lainnya lagi adalah ERP tidak hanya lagi disediakan di sisi server dan desktop, tapi juga di sisi aplikasi mobile. Hal ini akan sangat membantu para pemegang keputusan di dalam suatu perusahaan, dengan cukup mengakses aplikasi client ERP melalui perangkat mobile. Bidang lainnya yang juga erat kaitannya dengan ERP adalah Supply Chain.
2.2
Smart City Smart City secara harfiah berarti kota pintar, merupakan suatu konsep
pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan untuk suatu wilayah (khusunya perkotaan) sebagai sebuah interaksi yang kompleks
diantara berbagai sitem yang ada di dalamnya. Dimana kota menjadi daya tarik orang-orang untuk menetap. Di Indonesia sendiri urbanisasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan memperoleh pekerjaan maupun pendidikan. Konsep Smart City awalnya diterapkan di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Awalnya Smart City bertujuan untuk
menciptakan kemandirian derah dan
meningkatkan layanan public. Karena Smart City semakin berkembang, kini Smart City sudah diterapkan diberbagai Negara di dunia. Bidang penerapan Smart City bermacam-macam, yaitu pendidikan, pemerintahan, pariwisata, kesehatan, dan sebagainya. Smart City merupakan konsep masa depan untuk kualitas hidup yang lebih baik dan berbasis teknologi computer dan komunikasi. Pembagian jenis Smart City yakni Smart Economy, Smart Mobility, Smart Environment, Smart People, Smart Living dan Smart Governance. Smart Economy meliputi dua hal yaitu proses inovasi dan kemampuan daya saing yang berguna untuk meningkatkan ekonomi bangsa yang lebih baik dan pintar.
2.3
Smart Economic Ekonomi merupakan salah satu pilar penopang daerah/kota/Negara.
Pengelolaam ekonomi suatu daerah/kota/Negara hendaknya perlu dilakukan dengan lebih baik dan terkomputerisasi. Ekonomi tidak hanya berkaitan dengan barang dan jasa yang disediakan, tetapi juga inovasi, kemapuan bersaing, pendidikan, dan kewirausahaan. Di Indonesia sendiri, salah satu hal penting yang ingin diterapkan pada implementasi Smart City adalah Smart Economy. Hal ini disebabkan dengan jumlah penduduk yang besar dan potensi yang dimiliki berupa Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia, maka apabila dikelola dengan lebih baik, ekonomi bangsa Indonesia akan meningkat pesat. Implementasi dan penilaian Smart City pada bagian (dimensi) Smart Economy meliputi dua hal. Kedua hal tersebut yaitu proses inovasi (innovation) dan kemampuan daya saing (competitives). Kedua hal ini berguna untuk mencapai peningkatan ekonomi bangsa yang lebih baik dan pintar (smart), sebab inovasi dan kemampuan daya saing merupakan modal utana untuk kemajuan bangsa.
2.4
E-Commerce Istilah E-Commerce muncul pada tahun 1990 melalui adanya inisiatif
untuk mengubah paradigma transaksi jual beli dan pembayaran dari cara konvensional ke dalam bentuk digital elektronik berbasis computer dan jaringan internet. Definisi E-Commerce menurut para ahli seperti berikut. Menurut Kim dan Moon pada tahun 1998, E-Commerce ialah proses untuk mengantarkan informasi, produk, layanan, dan proses pembayaran, melalui kabel telepon, koneksi internet, dan akses digital lainnya. Baourakis, Kourgiantakis, dan Migdalas pada tahun 2002 menyatakan E-Commerce merupakan bentuk perdagangan barang dan informasi melalui jaringan internet.
2.5
Cloud Computing Berdasarkan NIST (National Institute of Standard and Technology) dalam
draftnya yang berjudul The NIST Definition of Cloud computing, Peter Meel dan Timothy Grance mendefinisikan Cloud computing merupakan sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumber daya (resource) secara bersama-sama dan mudah, menyediakan jaringan akses dimana saja, dapat dikonfigurasi, dan layanan yang digunakan sesuai ketentuan (on demand). Layanan Cloud computing dapat
dengan
cepat
meminimalisir interaksi
dengan penyedia
layanan
(vendor/Provider) cloud computing. Cloud computing memiliki karakteristik khusus. Terdapat lima buat karakteristik cloud computing yang meliputi, On Demand Self Service, Broad Network Access. Resource Pooling, Rapid Elasticity, dan Measured Service. Dilihat dari komponen dan fungsi komponen, Cloud computing memiliki tiga komponen utama. Ketiga komponen tersebut yaitu Node Controller, Cluster Controller, dan Cloud Controller. Komponen-komponen ini saling berkaitan satu sama lain. Cloud computing memiliki tiga layanan yang dipilih sesuai kebutuhan. Ketiga layanan tersebut adalah IAAS yaitu Infrastructure As a Service, PAAS yaitu Platform As A Service dan SAAS yaitu Software As A Service. Pembagian jenis layanan ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu menyesuaikan
keperluan dari pengguna, sehingga pengguna dapat terbantu dengan adanya layanan yang disajikan tersebut.
2.5.1
Cloud IAAS IAAS merupakan kepanjangan dari Infrastructure AS A Service yang
artinya jenis layanan pada Cloud computing yang menekankan kepada layanan penyediaan sarana jaringan computer, perangkat keras jaringan, computer server, media penyimpanan, processor, beserta dengan proses virtualisasi yang menunjang proses komputasi. Fitur-fitur pada IAAS yaitu: 1) pilihan virtual machine yang sangat beragam karena virtualisasi merupakan salah satu kekuatan cloud computing, 2) tersedia fitur unutk melakukan proses optimalisasi, 3) penyediaan pre OS installed, sehingga pengguna yang tidak terlalu tahu mengenai teknis lebih terbantu, 4) penyediaan storage atau media penyimpanan data pada beberapa server mirror, sehingga data pengguna menjadi aman, dan 5) tersedia beragam aplikasi(perangkat lunak/tool), misalnya untuk pemrosesan multi data, manajemen aplikasi, melakukan perhitungan rumit.
2.5.2
Cloud SAAS SAAS (Software AS A Service) merupakan jenis layanan yang diberikan
oleh teknologi Cloud computing kepada para penggunanya dalam bentuk pemakaian aplikasi. Umumnya layanan SAAS (Software AS A Service) disediakan dalam bentuk tatap muka berbasis website. SAAS (Software AS A Service) bisa dikatakan jenis layanan dalam Cloud Computing yang paling banyak digunakan dan paling mudah untuk digunakan oleh para pengguna komputer, khususnya pengguna akhir yang tidak terlalu membutuhkan pengetahuan teknis dalam instalasi dan konfigurasi. Kelebihan SAAS (Software AS A Service) yaitu hanya dengan sebuah komputer/perangkat mobile, sistem operasi, aplikasi web browser, dan koneksi
internet atau intranet, seorang pengguna mampu menggunakan layanan cloud computing tipe SAAS. Penyedia layanan Cloud Computing dalam bentuk SAAS (Software AS A Service) akan menyajikan layanan kepada pengguna menggunakan tatap muka website dengan disertai satu atau lebih aplikasi bisnis di dalamnya. Di era globalisasi ini, sangat banyak teknologi yang dapat diterapkan dalam website yang dikembangkan untuk memperoleh tampilan yang lebih menarikdan kemampuan (user experience) dari aplikasi yang bersangkutan akan semakin atraktif menyerupai aplikasi desktop pada umumnya seperti yang diinstal dan dijalankan pada komputer umumnya.
2.5.3
Cloud PAAS PAAS (Platform AS A Service) menyediakan platform untuk membantu
proses pengembangan perangkat lunak secara cepat dan mudah yang pada umumnya berbasis web dan telah disediakan fitur-fitur yang memudahkan programmer maupun pengguna awam dalam mengembangkan aplikasi.
2.6
Hybrid Cloud Model deployment pada cloud computing yang merupakan gabungan
kelebihan dari private cloud dan public cloud. Private Cloud merupakan model deployment yang ditujukan untuk penggunaan yang terbatas pada kalangan tertentu saja. Public Cloud merupakan model deployment pada teknologi Cloud computing dimana layanan cloud computing diletakkan pada lokasi publik sehingga layanan data dan informasi di dalamnya dapat digunakan dan dibagikan dengan mudah ke seluruh pengguna. Tujuan utama private cloud yaitu untuk menghemat biaya koneksi internet dan sewa layanan cloud computing karena organisasi bersangkutan yang menyediakan secara mandiri, privasi penggunanya lebih aman, proses bisnis dari organisasi dan proses layanan bersifat sederhana. Kelebihan Public Cloud yaitu sangat mudah digunakan dengan hanya menyediakan akses internet untuk terhubung ke penyedia layanan public cloud dan menggunakannya. Keuntungan lainnya kita tidak perlu menyediakan
infrastruktur karena sudah disediakan oleh penyedia. Data dapat dengan mudah dibagikan ke pengguna lain karena berada pada jaringan public. Tidak perlu bergantung pada tenaga TI internal perusahaan. Dengan digabungkannya keunggulan dari public cloud dan private cloud, maka sistem yang akan dibuat akan menjadi optimal. Data akan dikelompokkan dan akan ditentukan letaknya baik itu di media penyimpanan (storage) public cloud (internet) maupun data mana saja yang diletakkan di storage private cloud (intranet). Dengan data yang lebih tertata maka akan memudahkan dalam manajemen data dan keamanan.
2.7
OTT Definisi OTT dikemukakan oleh Agus Eka Pratama (2014:209) bahwa
“OTT (Over The Top) merupakan teknologi informasi di bidang pendekatan dan pemodelan (yang diimplementasikan dalam bentuk aplikasi dan layanan aplikasi) untuk video dan audio streaming, messaging, dan jejaring social, memanfaatkan koneksi internet dari provider dan berbasis mobile”. Misalkan pada handphone, smartphone, dan PDA (Personal Digital Assistant). Namun banyak juga yang berjalan di computer desktop. Semua layanan dan aplikasi berbasis OTT berada pada Application layer. Aplikasi dan layanan berbasis OTT (Over The Top) sebagian besar berjalan pada platform mobile (smartphone, handphone), maka pengguna dari layanan dan aplikasi berbasis OTT (Over The Top) cukup memanfaatkan koneksi internet pada perangkat mobile dengan aplikasi web browser mobile yang telah terinstall pada sistem operasi perangkat mobile.
2.8
NFC (Near Field Communicatio) NFC (Near Field Communication) ialah implementasi Radio Frequency
Identifier (RFID) pada jaringan wireless (nirkabel), yang memudahkan perangkat elektronik dan komputer untuk berhubungan (komunikasi) jarak dekat. NFC memungkinkan pengguna melakukan proses transaksi keuangan, akses kontrol suatu sistem, pembayaran transportasi, dan lain-lain melalui sebuah kartu yang memiliki teknologi NFC didalamnya (embedded). Teknologi NFC juga telah diimplementasikan ke dalam bentuk perangkat lainnya yang meminimalisir
kontak (contactless), baik dalam transfer data, komunikasi, serta masuk kedalam sistem. Saat ini, teknologi NFC telah banyak diimplementasikan, contohnya pada kartu kredit, smartphone, pintu masuk, alat-alat transportasi, mini market, dsb.
2.8.1
Alur Kerja NFC Alur kerja NFC yaitu menghubungkan pengguna ke perangkat-perangkat
keras dan computer dengan konsep mengurangi kontak (contactless), melalui sentuhan atau jarak dekat (biasanya dalam jarak 1 cm saja). NFC memanfaatkan teknologi RFID, induksi magnetik, frekuensi radio, dan protocol tersendiri yang khusus mengatur komunikasi dan transfer data dengan baik ke perangkat lainnya dalam sebuah jaringan komputer (misalkan saja Peer To Peer). Untuk koneksi Peer To Peer, NFC dapat digabungkan dengan teknologi Wifi dan Bluetooth. Hal ini akan sangat memudahkan kita didalam transfer data maupun terhubung secara wireless, misalkan pada koneksi internet di hotspot. Terdapat tag NFC untuk sesama perangkat keras yang menggunakan teknologi NFC, yaitu chip komputer yang ditanamkan untuk memudahkan komunikasi antar kebudayaan. Sistem ini serupa dengan tag yang dimiliki oleh RFID, sebab sebagaimana penjelasan diatas, teknolog NFC yang berbasiskan teknolog RFID. Tag NFC banyak ditanamkan pada tiket elektronik, kartu kredit, kartu ATM, serta sejumlah smart card lain. Teknologi NFC sangat umum digunakan di Negara-negara maju Amerika Serikat dan Eropa. Untuk kawasan Asia umunya teknologi NFC banyak digunakan di Korea Selatan, Jepang, dan Singapura. Indonesia pun mulai banyak menerapkan teknologi NFC dan mencoba mengembangkannya maupun meneliti sisi keamanan NFC.
BAB III Analisa dan Kesimpulan
3.1
Analisa Analisa yang diperoleh dari penjelasan tinjauan pustaka serta solusi yang
dipaparkan guna membangun perekonomian dipedesaan didalam mengelola usaha yang ada dilungkungan masyarakat maka perlu adanya sebuah sistem perancangan perusahaan guna meningkatkan pendapatan serta membatu didalam pengolahan usaha-usaha kecil yang dijalankan oleh masyarakat yang terstruktur sesuai dengan Modul ERP. Didalam menjalankan perancangan sistem tersebut mulai dari proses pengolahan bahan baku, pengerjaan, pembungkusan hingga pemasaran ke konsumen harus berjalan dengan terstruktur sesuai perancangan yang ada agar semua proses bisnis yang dijalani mampu mendapatkan penghasilan yang lebih banyak dari pada harus menjual hasil cengkeh ke tengkulak dan akhirnya mendapatkan harga yang murah. Sehingga keuntungan yang di dapatkan petani cengkeh begitu minim dan dampak buruk kedepannya akan lebih sedikit masyarakat yang tertarik untuk menanam tanaman cengkeh. Padahal potensi Desa Surabrata terkait kualitas cengkeh yang dipanen sangat baik. Salah satu inovasi yang diharapkan dapat meningkatkan penghasilan petani cengkeh yaitu dapat mengolah cengkeh menjadi minyak cengkeh yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan dan kecantikan. Diharapkan inovasi ini bisa diterapkan oleh masyarakat desa dan didokumentasikan pada sistem serta memasarkan minyak cengkeh nantinya akan disebarluaskan melalui sistem dengan jaringan internet, sehingga bukan hanya orang lokal yang akan mengenal minyak cengkeh Desa Surabrata. Didalam menggunakan sistem perancangan perusahaan tersebut harus ada pengawasan dari Desa serta pelatihan bagi masyarakat serta petani cengkeh didalam menikatkan SDM guna menunjang penggunaan sistem yang telah dirancang agar dapat bermanfaat sesuai dengan apa yang diharapkan. Sistem ini diharapkan mampu mebantu didalam pemasaran hasil olahan minyak cengkeh yang telah dibuat masyarakat desa.
Sistem perencanaan perusahaan diharapkan dapat membantu masyarakat dan petani cengkeh dalam menyediakan informasi bisnis proses yang nantinya akan dijalankan oleh petani dan masyarakat, sehingga pekerjaan masyarakat dan petani cengkeh dapat berjalan dengan terstruktur dan tertata, serta dapat membantu petaani cengkeh dalam memasarkan langsung hasil olahan cengkeh ini ke konsumen dengan melakukan pemasaran secara online untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan petani cengkeh. Pemasaran secara online dilakukan karena dapat meningkatkan penghasilan petani cengkeh dengan memperkenalkan minyak cengkeh ke semua orang yang mengakses situs desa ini.
3.2
Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari tinjauan pustaka serta analisa tersebut yaitu
sistem perancangan bisnis yang dibuat pada Desa Surabrata guna membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan petani cengkeh di Desa Surabrata dengan membuat suatu inovasi mengolah cengkeh menjadi minyak cengkeh yang bermanfaat untuk kesehatan serta kecantikan. Sistem ini diharapkan mampu meningkatkan penghasilan petani cengkeh agar perekonomian desa menjadi lebih baik serta diharapkan mampu mewujudkan Smart City dalam bidang Smart Economic untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Desa Surabrata, Tabanan. Dalam penggunaan sistem agar tepat sasaran, maka perlu adanya peningkatan sumber daya manusia agar dapat mengelola dan menggunakan sistem dengan baik. Sumber daya manusia yang diperlukan tidak harus lulusan sekolah tingkat atas namun masyarakat yang mempunyai keinginan dan rasa ingin tahu serta rasa saling memiliki dalam membangun Desa Surabrata menjadi lebih baik dikemudian hari. Pemanfaatan sistem perancangan bisnis ini diharapkan mampu menjadi acuan didalam menjalankan bisnis minyak cengkeh dimulai dari proses penanaman pohon, pemeliharaan pohon, memanen cengkeh, serta mengolah cengkeh menjadi minyak cengkeh hingga pemasaran yang dilakukan secara online diharapkan dapat meningkatkan dan memperkenalkan minyak cengkeh asal Desa Surabrata yang bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan.
3.3
Saran Saran dari permasalahan serta solusi yang telah dikemukakan penulis
didalam membantu masyarakat dan petani cengkeh dalam menghasilkan produk minyak cengkeh yaitu diharapkan masyarakat dan petani cengkeh selalu taat kepada proses bisnis yang telah dibuat supaya penjualan hasil minyak cengkeh bisa meningkat. Masyarakat dan petani cengkeh diharapkan memiliki kemauan untuk belajar mengolah cengkeh menjadi produk lain yang memiliki nilai jual lebih tinggi .
Daftar Pustaka
[1] Pratama, I Putu Agus Eka. Smart City beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya. 2014. Bandung : Informatika. [2] Pratama, I Putu Agus Eka. Smart City. Diakses Pada 14 November 2015. Https://www.slideshare.net/PutuShinoda/putu-smartcity-22-feb-2014. [3] Pratama, I Putu Agus Eka. Handbook Jaringan Komputer. 2014. Bandung : Informatika. [4] Pratama, I Putu Agus Eka. ”E-Commerce, E-Bussines, dan Mobile Commerce“.Bandung : Informatika