ENSEFALITIS Dr. Fransisca S. K (Fak. Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma Surabaya @2000) Disusun oleh : Fransisca Sylvana K. (00700037) Gabriela Da C.M.P. (01700247) Santy Rosana (99700033)
BAB I PENDAHULUAN
Infeksi-infeksi pada sistem saraf pusat menimbulkan masalah medis yang serius dan membutuhkan pengenalan dan penanganan segera untuk memperkecil gejala sisa neurologis yang serius dan memastikan kelangsungan hidup pasien. Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri,virus,parasit,fungus dan riketsia. Secara umum gejala ensefalitis berupa demam,kejang dan kesadaran menurun.Penyakit ini dapat dijumpai pada semua umur mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
BAB II ISI
II.1. DEFINISI Ensefalitis adalah radang jaringan otak.(4,5) II.2. ETIOLOGI Ensefalitis disebabkan oleh : -
Bakteri
-
Virus
-
Parasit
-
Fungus
-
Riketsia.(1,2,3,4,5)
II.3. KLASIFIKASI 1.a.ENSEFALITIS SUPURATIVA Bakteri penyebab ensefalitis supurativa adalah : staphylococcus aureus, streptococcus, E.coli dan M.tuberculosa. -
Patogenesis Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media,mastoiditis,sinusitis,atau dari piema yang berasl dari radang, abses di dalam paru, bronchiektasi, empiema, osteomeylitis cranium, fraktur terbuka, trauma yang menembus ke dalam otak dan tromboflebitis. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema, kongesti yang disusul dengan pelunakan dan pembentukan abses. Disekeliling daerah yang meradang berproliferasi jaringan ikat dan astrosit yang membentuk kapsula. Bila kapsula pecah terbentuklah abses yang masuk ventrikel.
-
Manifestasi klinis Secara umum gejala berupa trias ensefalitis ; 1.Demam 2.Kejang
2
3.Kesadaran menurun Bila berkembang menjadi abses serebri akan timbul gejala-gejala infeksi umum, tanda-tanda meningkatnya tekanan intracranial yaitu : nyeri kepala yang kronik dan progresif,muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun, pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil.Tanda-tanda deficit neurologist tergantung pada lokasi dan luas abses.(2,3,4,5) b. ENSEFALITIS SIPHYLIS -
Patogenesis Disebabkan oleh Treponema pallidum. Infeksi terjadi melalui permukaan tubuh umumnya sewaktu kontak seksual. Setelah penetrasi melalui epithelium yang terluka, kuman tiba di sistim limfatik, melalui kelenjar limfe kuman diserap darah sehingga terjadi spiroketemia. Hal ini berlangsung beberapa waktu hingga menginvasi susunansaraf pusat. Treponema pallidum akan tersebar diseluruh korteks serebri dan bagianbagian lain susunan saraf pusat.
-
Manifestasi klinis Gejala ensefalitis sifilis terdiri dari dua bagian : 1. Gejala-gejala neurologist Kejang-kejang yang datang dalam serangan-serangan, afasia, apraksia, hemianopsia, kesadaran mungkin menurun,sering dijumpai pupil AgryllRobertson,nervus opticus dapat mengalami atrofi. Pada stadium akhir timbul gangguanan-gangguan motorik yang progresif. 2. Gejala-gejala mental Timbulnya proses dimensia yang progresif, intelgensia yang mundur perlahan-lahan yang mula-mula tampak pada kurang efektifnya kerja, daya konsentrasi mundur, daya ingat berkurang, daya pengkajian terganggu.(2,4,5)
2. ENSEFALITIS VIRUS Virus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia : 1. Virus RNA Paramikso virus : virus parotitis, irus morbili
3
Rabdovirus
: virus rabies
Togavirus
: virus rubella flavivirus (virus ensefalitis Jepang B, virus dengue)
Picornavirus
: enterovirus (virus polio, coxsackie A,B,echovirus)
Arenavirus
: virus koriomeningitis limfositoria
2. Virus DNA Herpes virus
: herpes zoster-varisella, herpes simpleks, sitomegalivirus, virus Epstein-barr
-
Poxvirus
: variola, vaksinia
Retrovirus
: AIDS
Manifestasi klinis Dimulai dengan demam, nyeri kepala, vertigo, nyeri badan, nausea, kesadaran menurun, timbul serangan kejang-kejang, kaku kuduk, hemiparesis dan paralysis bulbaris.(1,2,3,4,5)
3. ENSEFALITIS KARENA PARASIT a. Malaria serebral Plasmodium falsifarum penyebab terjadinya malaria serebral. Gangguan utama terdapat didalam pembuluh darah mengenai parasit. Sel darah merah yang terinfeksi plasmodium falsifarum akan melekat satu sama lainnya sehingga menimbulkan penyumbatan-penyumbatan. Hemorrhagic petechia dan nekrosis fokal yang tersebar secara difus ditemukan pada selaput otak dan jaringan otak. Gejala-gejala yang timbul : demam tinggi.kesadaran menurun hingga koma. Kelainan neurologik tergantung pada lokasi kerusakan-kerusakan. b. Toxoplasmosis Toxoplasma gondii pada orang dewasa biasanya tidak menimbulkan gejalagejala kecuali dalam keadaan dengan daya imunitas menurun. Didalam tubuh manusia parasit ini dapat bertahan dalam bentuk kista terutama di otot dan jaringan otak. c. Amebiasis
4
Amuba genus Naegleria dapat masuk ke tubuh melalui hidung ketika berenang di air yang terinfeksi dan kemudian menimbulkan meningoencefalitis akut. Gejala-gejalanya adalah demam akut, nausea, muntah, nyeri kepala, kaku kuduk dan kesadaran menurun. d. Sistiserkosis Cysticercus cellulosae ialah stadium larva taenia. Larva menembus mukosa dan masuk kedalam pembuluh darah, menyebar ke seluruh badan. Larva dapat tumbuh menjadi sistiserkus, berbentuk kista di dalam ventrikel dan parenkim otak. Bentuk rasemosanya tumbuh didalam meninges atau tersebar didalam sisterna. Jaringan akan bereaksi dan membentuk kapsula disekitarnya. Gejaja-gejala neurologik yang timbul tergantung pada lokasi kerusakan.(2,4) 4. ENSEFALITIS KARENA FUNGUS Fungus yang dapat menyebabkan radang antara lain : candida albicans, Cryptococcus neoformans,Coccidiodis, Aspergillus, Fumagatus dan Mucor mycosis. Gambaran yang ditimbulkan infeksi fungus pada sistim saraf pusat ialah meningo-ensefalitis purulenta. Faktor yang memudahkan timbulnya infeksi adalah daya imunitas yang menurun.(2,4) 5. RIKETSIOSIS SEREBRI Riketsia dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan kutu dan dapat menyebabkan Ensefalitis. Di dalam dinding pembuluh darah timbul noduli yang terdiri atas sebukan sel-sel mononuclear, yang terdapat pula disekitar pembuluh darah di dalam jaringan otak. Didalam pembuluh darah yang terkena akan terjadi trombosis. Gejala-gejalanya ialah nyeri kepala, demam, mula-mula sukar tidur, kemudian mungkin kesadaran dapat menurun. Gejala-gejala neurologik menunjukan lesi yang tersebar.(2,4) II.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG -
Pemeriksaan cairan serobrospinal
-
Pemeriksaan darah lengkap
-
Pemeriksaan feses
5
-
Pemeriksaan serologik darah (VDRL, TPHA)
-
Pemeriksaan titer antibody
-
EEG
-
Foto thorax
-
Foto roentgen kepala
-
CT-Scan
-
Arteriografi.(1,2,3,4,5)
II.5. DIAGNOSA BANDING Pada kasus ensefalitis supurativa diagnosa bandingnya adalah : -
Neoplasma
-
Hematoma subdural kronik
-
Tuberkuloma
-
Hematoma intraserebri.(4,5)
II.6. PENATALAKSANAAN 1. Ensefalitis supurativa -
Ampisillin 4 x 3-4 g per oral selama 10 hari.
-
Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam intra vena selama 10 hari.(3,4,5)
2. Ensefalitis syphilis -
Penisillin G 12-24 juta unit/hari dibagi 6 dosis selama 14 hari
-
Penisillin prokain G 2,4 juta unit/hari intra muskulat + probenesid 4 x 500mg oral selama 14 hari.
Bila alergi penicillin : -
Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari
-
Eritromisin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari
-
Cloramfenicol 4 x 1 g intra vena selama 6 minggu
-
Seftriaxon 2 g intra vena/intra muscular selama 14 hari.(4,5)
3. Ensefalitis virus -
Pengobatan simptomatis Analgetik dan antipiretik : Asam mefenamat 4 x 500 mg Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari.
6
-
Pengobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus dengan penyebab herpes zoster-varicella. Asiclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau 200 mg peroral tiap 4 jam selama 10 hari.(3,4,5)
4. Ensefalitis karena parasit -
Malaria serebral Kinin 10 mg/KgBB dalam infuse selama 4 jam, setiap 8 jam hingga tampak perbaikan.
-
Toxoplasmosis Sulfadiasin 100 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Pirimetasin 1 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Spiramisin 3 x 500 mg/hari
-
Amebiasis Rifampicin 8 mg/KgBB/hari. (4)
5. Ensefalitis karena fungus -
Amfoterisin 0,1- 0,25 g/KgBB/hari intravena 2 hari sekali minimal 6 minggu
-
Mikonazol 30 mg/KgBB intra vena selama 6 minggu. (4)
6. Riketsiosis serebri -
Cloramphenicol 4 x 1 g intra vena selama 10 hari
-
Tetrasiklin 4x 500 mg per oral selama 10 hari. (4)
II.7. PROGNOSIS Ensefalitis supurativa angka kematian dapat mencapai 50%.(4,5)
7
BAB III KESIMPULAN
1. Ensefalitis adalah radang pada jaringan otak. 2. Ensefalitis disebabkan oleh bakteri,virus,parasit,fungus dan riketsia. 3. Klasifikasi ensefalitis ;
ensefalitis supurativa
ensefalitis siphylis
ensefalitis virus
ensefalitis karena parasit : malaria serebral, toxoplasmosis, amebiasis dan sistiserkosis
ensefalitis karena fungus
riketsiosis serebri.
4. Pemeriksaan penunjang antara lain : pemeriksaan cairan serebrospinal. 5. Diagnosa banding ensefalitis supurativa :
neoplasma
hematoma subdural kronik
tuberkuloma
hematoma serebri.
6. Penatalaksaan sesuai dengan penyebab antara lain ; pemberian antibiotik,antifungi, antiparasit,antivirus dan pengobatan simptomatis berupa pemberian analgetikantipiretik serta antikonvulsi.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Chusid,J.G. NEUROANATOMI KORELATIF dan NEUROLOGI FUNGSIONAL.Gajah Mada University Press.Bagian Dua. 1990. Hal. 579-583 2. Mardjono,Mahar dan Sidarta,Priguna. NEUROLOGI KLINIS DASAR. Dian Rakyat. 2003. Hal. 313-314, 421, 327-333. 3. Mardjono,Mahar. Sidarta ,Priguna. NEUROLOGI KLINIS DALAM PRAKTEK UMUM. Dian Rakyat. 1999. Hal. 36-40 4. Markam,Soemarmo. KAPITA SELEKTA NEUROLOGI. Gajah Madah University Press. Edisi Ke Dua.2003. Hal.155-162 5. Mansjoer,Arif. Suprohaita. Wardhani,Wahyu Ika. Setiowulan,Wiwiek. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid 2. Edisi Ketiga. 2000. Hal.14-16
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan berkah dan rahmat-NYA, kami dapat menyelesaikan refrat yang berjudul “ Ensefalitis “. Refrat ini merupakan salah satu tugas kepaniteraan klinik SMF Ilmu Penyakit Saraf di RSUD. Dr. Mohammad Saleh, Probolinggo. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang Ensefalitis. Kami menyadari bahwa refrat ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan refrat ini. Kami juga mohon maaf atas kesalahan yang terdapat pada refrat ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Uttoyo Sunaryo, Sp.S yang telah meluangkan waktu untuk membimbing kami dalam menyusun refrat dan kepaniteraan klinik ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga tersusunnya refrat ini.
Proboliggo, 31 Desember 2005
Tim Penyusun
10
DAFTAR ISI Halaman Kata pengantar …………………………………………………………………….. i Daftar isi …………………………………………………………………………… ii Bab I Pendahuluan................................................................................................... 1 Bab II Isi 1. Definisi..................................................................................................... 2 2. Etiologi..................................................................................................... 2 3. Klasifikasi................................................................................................. 2 4. Pemeriksaan Penunjang............................................................................ 5 5. Diagnosa Banding..................................................................................... 6 6. Penatalaksanaan........................................................................................ 6 7. Prognosis................................................................................................... 7 Bab III Kesimpulan .................................................................................................... 8 Daftar Pustaka ............................................................................................................ 9
11
Disusun oleh : Fransisca Sylvana K. (00700037) Gabriela Da C.M.P. (01700247) Santy Rosana (99700033)
Pembimbing: Dr.Utoyo Sunaryo Sp.S
Dokter Muda Kelompok A SMF Ilmu Penyakit Saraf RSUD. Dr. Mohammad Saleh Probolinggo
12