HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN Eni Pujiastuti1), S. Dwi Sulisetyawati2), Aria Nurahman Hendra K 3) 1)
: Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta : Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2) 3)
ABSTRAK Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu kendala pada pasien diabetes. Penderita diabetes banyak yang merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan. Pada tahun 2014 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen ditemukan kasus DM Tipe II sebanyak 7250 orang. Angka kejadian rawat inap berulang untuk kasus DM berjumlah 3560 pasien. Indikasi rawat inap karena kadar gula yang tinggi.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi pasien DM Tipe II dengan kepatuhan menjalankan diet di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Jenis penelitian ini adalah deskriptif correlation dengan rancangan cross sectional. Populasi dan sampel adalah penderita DM Tipe II sebanyak 240 dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan sebagian besar tinggi 151 responden (63%). Motivasi dalam menjalankan program diet sebagian besar rendah sebanyak 182 responden (76%). Kepatuhan menjalankan program diet sebagian besar patuh sebanyak 128 responden (53%). Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan menjalankan program diet di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (pvalue = 0,000). Tidak ada hubungan antara motivasi pasien DM Tipe II dengan kepatuhan menjalankan program diet di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (pvalue = 0,083). Kata Kunci: pengetahuan, motivasi, kepatuhan, diet DM Tipe II
ABSTRACT Patients’ obedience to diet control and meal plan belong to constraints of diabetic patients. Most of them are tormented by the recommended type and amount of food. In 2014, 7,250 cases of type 2 diabetes were found with repeated inpatient treatment of 3,560 patients due to high blood glucose. The aim of the research is to find out the relationship between type 2 Diabetes Mellitus (DM) patients’ levels of knowledge and motivation and their obedience to diet control at internal medicine polyclinic of dr. Soehadi Prijonegoro Regional Public Hospital of Sragen. The present study is a descriptive and correlational study with cross sectional design. Population and samples include 240 patients with type 2 DM taken with purposive sampling technique. The research findings depict that 1) high level of knowledge with total number of 151 respondents (63%) is found, 2) low level of motivation with total number of 182 respondents (76%) appears, 3) most patients (128 respondents (53%)) have obedience to diet control, 4) relationship between type 2 DM patients’ levels of knowledge and their obedience to diet control exists (with p-value of 0.000) but that between patients’ motivation and their obedience to diet control does not (with p-value of 0.083). Keywords : knowledge, motivation, obedience, type 2 DM diet
1
(Glasgow, 1993, cit. Delamater, 2006).
PENDAHULUAN Prevalensi dan insiden penyakit ini
Penelitian yang dilakukan oleh Bangun
meningkat secara drastis di negara-
(2009) menemukan hasil bahwa tingkat
negara
kepatuhan pasien DM terhadap terapi
industri
maju
dan
sedang
berkembang termasuk Indonesia. Tahun
diet
adalah
35%.
Ketidakpatuhan
2009 terdapat sekitar 230 juta jiwa kasus
disebabkan karena pasien DM merasa
DM di dunia dan diperkirakan akan
jenuh dan membutuhkan waktu yang
terus meningkat setiap tahunnya. Jumlah
cukup lama (Lopulalan, 2008).
penderita DM tipe II menurut data WHO
Pengetahuan pasien DM mengenai
tahun 2000 terdapat sekitar 8,4 juta jiwa
terapi diet dapat diperoleh melalui
penderita. Jumlah ini meningkat tiga kali
konsultasi maupun edukasi di pelayanan
lipat pada tahun 2010, mencapai 21,3
kesehatan (Delamater, 2006). Perawat
juta jiwa.
berperan
besar
dalam
upaya
Indonesia menempati urutan ke-4
meningkatkan pengetahuan penderita
dunia setelah India, China, dan Amerika
DM. Perawat memiliki peran sebagai
Serikat (AS) (Depkes, 2001). Menurut
edukator
data Badan Kesehatan Dunia (WHO),
meningkatkan pengetahuan kesehatan
jumlah diabetisi (penyandang Diabetes
dan kemampuan klien dalam mengatasi
Mellitus) di Indonesia pada tahun 2005
kesehatannya, memberikan pendidikan
mencapai 25,2 juta orang.
kesehatan kepada kelompok keluarga
yang
bertugas
untuk
Kesehatan
yang beresiko tinggi, kader kesehatan,
Provinsi Jawa Tengah, penyakit DM
dan lain sebagainya, dan meningkatkan
termasuk dalam sepuluh jenis penyakit
perubahan
tertinggi
(Bastable, 2002).
Data
dari
di
Dinas
Rumah
Sakit
se-Jawa
perilaku
Motivasi
Tengah. Pada tahun 2013, terdapat
yang
merupakan
sehat
faktor
152.301 kasus baru dan di Kabupaten
pendukung pasien Diabetes Mellitus
Sragen sendiri terdapat 7.252 kasus DM
Tipe II dalam menjalani terapi diet
baru (Dinkes Jawa Tengah, 2013).
(Indarwati, Rusmariana, & Hartanti,
Masalah sebagian mengikuti
yang
terjadi
besar
pasien
diet
yang
DM
adalah
2013). Pasien dengan Diabetes Mellitus
tidak
Tipe II sangat membutuhkan motivasi yang
dianjurkan.
tinggi
dalam
menjalankan
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat
terapinya, karena terapi yang dijalani
kepatuhan terhadap terapi obat lebih
menimbulkan rasa bosan dan jenuh.
baik daripada terhadap perubahan gaya
Pengetahuan yang cukup akan faktor
hidup
pencetus
seperti
diet
dan
olahraga
1
dan
resiko
yang
akan
ditimbulkan dari penyakit DM Tipe II
pasien kesulitan menerapkan terapi diet
dapat meningkatkan motivasi dalam
selama di rumah. Fenomena yang ada di
menjalankan terapi diet (Notoatmodjo,
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
2007).
membuat peneliti tertarik untuk meneliti
Pada tahun 2014 di Poliklinik
hubungan pengetahuan dan motivasi
Penyakit Dalam RSUD dr. Soehadi
dengan tingkat kepatuhan diet pada
Prijonegoro Sragen ditemukan kasus
pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
DM Tipe II sebanyak 7250 orang.
Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr.
Angka kejadian rawat inap berulang
Soehadi Prijonegoro Sragen.
untuk kasus DM berjumlah 3560 pasien.
METODE PENELITIAN Dalam
Indikasi rawat inap karena kadar gula
penelitian
ini,
desain
yang tinggi. Studi pendahuluan yang
penelitian yang digunakan adalah cross
dilakukan pada tanggal 12 April 2015
sectional dimana peneliti telah meneliti
melalui wawancara dengan tujuh pasien,
hubungan pengetahuan dan motivasi
didapatkan
memiliki
dengan kepatuhan diet. Penelitian ini
pengetahuan tentang penyakit DM dan
telah dilaksanakan di poliklinik Penyakit
diet DM yang berbeda satu sama lain.
Dalam RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
hasil
pasien
bahwa
Sragen pada Desember 2015. Sampel
motivasi untuk mematuhi program diet
dalam penelitian ini berjumlah 240
DM karena tidak mau penyakitnya
pasien. Metode pengambilan sampel
menjadi lebih parah, dan diamputasi
menggunakan
kakinya. Dukungan untuk mematuhi diet
sampling.
Pasien
mengatakan
teknik
purposive
DM dilakukan oleh keluarga terdekat,
Alat pengumpul data yang adalah
dan para petugas kesehatan (dokter dan
kuesioner dalam bentuk pernyataan-
perawat) yang memberikan pendidikan
pernyataan yang berkaitan dengan data
kesehatan pada saat pasien periksa di
karakteristik
poliklinik meski belum menggunakan
kuesioner pengetahuan (alpha cronbach
media
0,900),
pembelajaran
seperti
video,
demografi
kuesioner
motivasi
cronbach
RS hanya dilakukan pada pasien rawat
kepatuhan terapi diet (alpha cronbach
inap sedangkan untuk pasien rawar jalan
0,905) yang dikembangkan oleh peneliti.
hanya berupa pendidikan kesehatan.
Prosedur pengolahan data melalui
Sembilan puluh persen pasien belum
tahapan editing (mengecek kelengkapan,
mengunjungi poliklinik konsultasi gizi.
kejelasan, relevan dan konsistensi data
Beberapa hal tersebut yang membuat
yang
diberikan
dan
(alpha
maupun leaflet. Program terapi diet dari
2
0,845)
pasien,
kuesioner
responden),
coding
berarti merubah data yang berbentuk
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
huruf menjadi data yang berbentuk
Variabel Pendidikan SD/Tidak Sekolah SMP/SMU PT Total
angka atau bilangan, processing yaitu proses data dengan cara menganalisis data
yang
dimulai
dengan
cara
Frekuensi
Prosentase
81 111 48 240
33,8 46,3 20 100
memasukkan data dalam lembar rekap
Sumber: data primer, 2015
yang
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Lama Sakit DM
selanjutnya
data
yang
telah
terkumpul dimasukkan dalam program
Variabel
analisis data menggunakan komputer,
Lama Sakit < 1 Tahun 1-3 Tahun > 3 Tahun
dan cleaning yaitu mengecek kembali kemungkinan
kesalahan
dalam
Total
memasukkan data. Analisis menjadi
dua
univariat
Frekuensi
Prosentase
9 12 208
3,8 9,6 86,6
37
100
Sumber: data primer, 2015
data
dalam
bagian
penelitian
yaitu
dengan
Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan
analisis
Variabel Pengetahuan Tinggi Sedang Rendah
menggunakan
distribusi frekuensi, dan analisis bivariat dengan menggunakan rumus chi square.
Frekuensi
Prosentase
63 24 13 240
151 58 31 100
Sumber: data primer, 2015 HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Motivasi Variabel Frekuensi Prosentase Motivasi Rendah 182 76 Tinggi 58 24 Total 240 100 Sumber: data primer, 2015
A. HASIL Analisa Univariat Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur Variabel Umur 40-50 Tahun 51-60 Tahun > 60 Tahun Total
Frekuensi
Prosentase
64 78 98 240
26,7 32,5 40,8 100
Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Kepatuhan Variabel Frekuensi Prosentase Kepatuhan Patuh 128 53 Tidak Patuh 112 47 Total 240 100 Sumber: data primer, 2015
Sumber: data primer, 2015 Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Variabel Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Frekuensi
Prosentase
105 135 240
43,8 56,3 100
Sumber: data primer, 2015
3
Variabel
Pengetahu an Rendah Pengetahu an Sedang Pengetahu an Tinggi
Analisa Bivariat
dilakukan oleh Phitri & Widiyaningsih
Tabel 8. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Diet
(2013)
Kepatuhan Tidak Patuh Patuh
Odds Ratio (95%CI)
P value
1,601
0,000
Motivasi Tinggi Total
Parekesit
N 26
% 83,9
N 5
% 16,1
33
56,9
25
43,1
58
responden (44,4%). Hasil yang sama
53
35,1
98
64,9
151
juga didapatkan dari penelitian yang
11 2
175,6
12 8
124,1
240
dilakukan oleh Purwanto (2011), di
bahwa pengetahuan responden tentang DM sebagian besar kurang sebanyak 24
mana lebih dari separuh responden di
Kepatuhan Tidak Patuh N % N 90
AM
Kalimantan Timur menemukan hasil
ruang penyakit dalam RSUD dr. H Moh
Tabel 9. Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Diet
Motivasi Rendah
RSUD
Ju mla h N 31
p = 0,005
Variabel
di
49,5
%
Jumla h N
50,5
182
Patuh
92
Odds Ratio (95% CI) 1,601
Anwar
P value
Sumenep
mempunyai
pengetahuan yang kurang tentang diet diabetes mellitus yaitu sebanyak 33
0,083
responden (55,0%). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi
22
37,9
36
62,1
58
112
87,4
128
112,6
240
oleh
p = 0,005
faktor
pendidikan
formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan
B. PEMBAHASAN
bahwa dengan pendidikan yang tinggi
1. Karakteristik Responden
maka orang tersebut akan semakin luas
Sebagian besar pasien DM Tipe
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu
II di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD
ditekankan, bukan berarti seseorang
dr.
yang
Soehadi
Prijonegoro
Sragen
berpendidikan
rendah
mutlak
berumur adalah lebih dari 60 tahun,
berpengetahuan
dengan lama sakit DM Tipe II adalah
Pengetahuan seseorang tentang suatu
lebih dari 3 tahun. Mayoritas jenis
objek mengandung dua aspek, yaitu
kelamin
aspek positif dan negatif. Kedua aspek
perempuan,
berpendidikan
rendah
pula.
SMP/SMU, telah menikah dan telah
ini
mendapatkan informasi tentang diet
seseorang semakin banyak aspek positif
DM Tipe II.
dan objek yang diketahui, maka akan
2. Pengetahuan
menimbulkan
Sebagian
besar
pengetahuan
yang
terhadap
responden akan penyakit dan diet DM
akan
menentukan
sikap
objek
makin
tertentu
sikap
positif
(Dewi
&
Wawan, 2010).
adalah tinggi yakni sebanyak 151 orang
Perkembangan
(62,9%). Hasil dari penelitian yang
teknologi
4
komunikasi
dan
pada dekade ini membuat
informasi
Penelitian yang dilakukan oleh
tentang diet DM Tipe II selain dari
Gustina, Suratun dan Heryati (2014)
petugas kesehatan juga dari media masa
menemukan hasil bahwa motivasi pasien
dan elektronik. Seluruh
responden
DM untuk mematuhi diet DM 62,9%
memanfaatkan televisi / radio sebagai
termasuk kategori baik. Penelitian yang
sarana untuk memperoleh informasi.
dilakukan oleh Ariani (2011) yang
Informasi adalah hasil pengolahan data
menyatakan bahwa motivasi sebagian
yang dipakai untuk suatu keperluan
besar pasien kurang dalam perawatan
(Arikunto, 2006). Salah satu alat untuk
diri, sehingga disarankan pada dokter
menyampaikan
dan
responden
mendapatkan
informasi
kepada
perawat
untuk
meningkatkan
masyarakat adalah media massa. Media
motivasi pasien, dalam konteks penyakit
massa itu sendiri merupakan suatu jenis
DM dengan meningkatkan otonomi
komunikasi
pasien secara intrinsik.
yang
ditujukan
kepada
khalayak
yang
tersebar,
Motivasi diri adalah dorongan, baik
heterogen, dan anonim melewati media
dari dalam maupun dari luar diri
cetak atau elektronik, sehingga pesan
manusia
informasi yang sama dapat diterima
mendorong
secara serentak dan sesaat. Masyarakat
perilakunya (Rachmad, 2005). Motivasi
di Indonesia selama ini cenderung
dalam konteks perubahan pola makan
menggunakan televisi dan radio sebagai
bagi penderita DM Tipe II didasarkan
sarana untuk mendapatkan informasi.
pada keinginan penderita untuk sembuh
Informasi yang disampaikan terutama
dan
informasi mengenai diabetes mellitus
penderita
melalui media televisi dan radio dapat
termotivasi untuk mengikuti program
mempengaruhi
diet yang dianjurkan (Hendro, 2010).
sejumlah
pelaksanaan
diet
untuk
menggerakkan
sikap,
mengurangi DM
serta
perubahan
kecacatan Tipe
dan
II
akibat sehingga
Motivasi pasien DM Tipe II yang
diabetes mellitus pada pasien diabetes mellitus.
kurang dalam
3. Motivasi
menurut peneliti ada beberapa sebabnya.
Hasil
penelitian
mematuhi
diet
DM
Perawat dan tenaga kesehatan kurang
menunjukkan
bahwa sebagian besar responden (73%)
berperan
memiliki motivasi yang rendah dalam
untuk mematuhi diet DM Tipe II.
mematuhi diet DM. Motivasi dalam
Selama studi pendahuluan dan selama
penelitian ini diukur dari 11 pernyataan
penelitian berlangsung, perawat kurang
mengenai dorongan dari dalam diri
meluangkan waktu untuk memberikan
responden untuk menjalankan diet DM.
motivasi bagi pasien. Tenaga kesehatan
5
dalam
memotivasi
pasien
harus memberikan pendidikan kesehatan
melakukan perubahan gaya hidup yang
yang
sesuai dengan rekomendasi dari tenaga
jelas
untuk
meningkatkan serta
kesehatan profesional (WHO, 2003).
meningkatkan motivasi intrinsik pasien
Responden dalam penelitian ini 60%
agar pasien memiliki keyakinan akan
telah mengikuti anjuran dokter dalam
kemampuannya
melakukan
perencanaan diet DM dan hanya 50%
perawatan diri sehingga pasien benar-
yang melakukan kunjungan ulang secara
benar melakukan perawatan diri tersebut
rutin kepada ahli gizi serta segan pergi
atas
ke ahli gizi karena merasa tidak dapat
kesadaran
diri
kesadaran
pasien
dalam
sendiri
atau
tanpa
mematuhi diet DM yang dianjurkan.
paksaan orang lain.
Terapi gizi merupakan komponen
4. Kepatuhan
utama
Hasil penelitian yang didapatkan di
keberhasilan
penatalaksanaan
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
DM. Kepatuhan pasien terhadap prinsip
memperlihatkan
240
gizi dan perencanaan makan merupakan
responden, sejumlah 53% mempunyai
salah satu kendala pada pasien DM.
kepatuhan dan sekitar 47% tidak patuh.
Pasien DM banyak yang merasa tersiksa
Tingkat kepatuhan terhadap terapi obat
sehubungan dengan jenis dan jumlah
lebih baik daripada terhadap perubahan
makanan yang dianjurkan (Smeltzer &
gaya hidup seperti diet dan olahraga
Bare dalam Maulana, 2009). Hal ini
(Delamater,
2006).
yang
dibuktikan
dilakukan
oleh
Bangun
(2009)
responden
bahwa
tingkat
kegemarannya minum susu manis dan
menemukan
hasil
hasil
dari
Penelitian
dengan
pernyataan
yang
50%
menyatakan
juga coklat.
kepatuhan pasien DM terhadap terapi
Ketidakpatuhan adalah individu
diet adalah 35%. Hasil yang lebih baik ditemukan
tidak melaksanakan sebuah program
dari penelitian Senuk, dkk (2015),
pengobatan yang disarankan dari pihak
dimana tingkat kepatuhan pasien DM
luar, yakni otoritas individu yang kuat
terhadap terapi diet adalah 53,6%.
yang menyebabkan individu enggan
Triana, dkk (2012) dalam penelitiannya
untuk melaksanakan kepatuhan yang
juga
disarankan
menemukan
bahwa
kepatuhan
(WHO,
2003).
Sosial
pasien DM terhadap terapi diet hanya
preasure atau tekanan sosial baik dari
57,6%.
petugas kesehatan atau keluarga tidak
Kepatuhan
dimaknai
memberikan
sebagai
efek
perubahan
perilaku seseorang dalam meminum
individu
obat, mengikuti anjuran diet dan atau
pengobatan atau terapi. Hanya sekitar
6
dalam
pada
melaksanakan
60% responden dalam penelitian ini
5. Hubungan
yang melakukan perubahan kebiasaan
Kepatuhan
untuk mematuhi diet DM.
Hasil
beberapa
yang
ditanggung
harus
penelitian
dengan
menunjukkan
dapat
bahwa ada hubungan bermakna antara
konsekuensi
pengetahuan dengan kepatuhan diet
individu.
pasien DM Tipe II (p value = 0,000 <
Ketidakpatuhan mendatangkan
Pengetahuan
harus
0,05). Berdasarkan hasil analisis tersebut
tidak
diperoleh nilai OR = 1,601, artinya
namun
pasien yang memiliki pengetahuan yang
dampak serius akibat sikap tidak patuh
tinggi berpeluang 1,601 kali untuk
mampu memberikan efek dikemudian
mematuhi diet DM Tipe II dibandingkan
waktu (Saifunurmazah, 2013). Tujuh
dengan pasien DM Tipe II yang
puluh responden dalam penelitian ini
mempunyai pengetahuan yang rendah
mematuhi diet DM karena percaya diet
dan sedang.
Beberapa
konsekuensi
ditanggung dirasakan
individu secara
yang
mungkin
langsung,
Pada penderita yang mempunyai
DM mencegah terjadinya komplikasi yang diakibatkan penyakit DM dan 60%
pengetahuan
responden menghindari makanan manis
memungkinkan
untuk
mengontrol dirinya dalam mengatasi
menghindari
terjadinya
Rendahnya DM
pasien
lebih
luas
itu
dapat
masalah yang di hadapi, mempunyai
komplikasi.
pasien
yang
tingkat
terhadap
rasa
kepatuhan terapi
percaya
berpengalaman,
diet
diri
yang
dan
tinggi,
mempunyai
sehubungan dengan jenis dan jumlah
perkiraan
yang
makanan yang dianjurkan (Smeltzer &
mengatasi
kejadian
Bare, 2008). Pengetahuan pasien dan
mengerti tentang apa yang dianjurkan
keyakinan tentang penyakit, motivasi
oleh petugas kesehatan, akan dapat
untuk mengelolanya, kepercayaan (self
mengurangi kecemasan sehingga dapat
efficacy) tentang kemampuan untuk
membantu
terlibat
membuat keputusan. Hasil penelitian ini
dalam
perilaku
manajemen
individu
bagaimana
serta
tersebut
dalam
didukung
pengobatan serta konsekuensinya dari
pengetahuan atau kognitif merupakan
ketidakpatuhan
untuk
domain yang sangat penting untuk
mempengaruhi kepatuhan dengan cara
terbentuknya suatu tindakan, perilaku
yang
yang didasari pengetahuan akan lebih
belum
sepenuhnya
dipahami
teori
mudah
penyakit, dan harapan mengenai hasil
berinteraksi
dengan
tepat
dimana
langgeng daripada yang tidak didasari
(Sabate, 2001).
pengetahuan (Notoatmodjo, S. 2003).
7
Notoatmodjo (2003) berpendapat
tentang diet DM
Tipe II diperoleh p
bahwa pengetahuan merupakan domain
value = 0,083, yang lebih besar daripada
dari perilaku yang sangat penting untuk
nilai
terbentuknya tindakan seseorang. Begitu
menunjukkan tidak terdapat hubungan
juga pengetahuan yang dimiliki oleh
yang signifikan antara motivasi dengan
pasien DM Tipe II mengenai manfaat
kepatuhan.
alpha
(0,05).
Hasil
ini
terapi serta komplikasi yang mungkin
Hasil penelitian ini agak berbeda
terjadi diharapkan dapat membentuk
dengan hasil penelitian terdahulu yang
perilaku yang positif, salah satunya
mendapatkan
kepatuhan
4
berhubungan secara signifikan dengan
(empat) pilar penatalaksanaan DM di
kepatuhan diet DM pada pasien DM di
rumah.
Desa
dalam
melaksanakan
hasil
Tangkil,
motivasi
Kedung
Wuni,
Perilaku baru terutama pada orang
Pekalongan (Indarwati, dkk, 2012).
dewasa dimulai pada domain kognitif
Penelitian yang dilakukan di RSUD
dalam arti subjek tahu terlebih dahulu
Kota Semarang juga mendapatkan hasil
terhadap stimulus yang berupa materi
bahwa ada hubungan antara motivasi
objek diluarnya menimbulkan respon
dengan
batin dalam bentuk sikap (Notoatmodjo,
penderita DM (Phitri & Widiyaningsih,
2005). Akhirnya rangsangan yakni objek
2013).
yang
telah
diketahui
dan
disadari
kepatuhan
diet
DM
pada
Motivasi adalah suatu proses dalam
sepenuhnya tersebut akan menimbulkan
diri
respon lebih jauh lagi yaitu berupa
organisme tersebut bergerak menuju
tindakan terhadap stimulus atau objek.
tujuan yang dimiliki, atau bergerak
Pengetahuan merupakan langkah awal
menjauh
dari seseorang untuk menentukan sikap
menyenangkan (Wade dan Travis 2008).
dan perilakunya.
Sikap perilaku dalam kesehatan individu
6. Hubungan
Motivasi
dengan
yang
dari
menyebabkan
situasi
yang
tidak
juga dipengaruhi oleh motivasi diri individu untuk berperilaku yang sehat
Kepatuhan Hasil
manusia
univariat
dan menjaga kesehatan. Tanpa motivasi
menunjukkan bahwa motivasi pasien
dalam pengaturan diet pasien DM akan
DM Tipe II masih rendah. Hasil analisa
mengalami
bivariat
mengatur
square
analisis
dengan
menggunakan
chi
Kepatuhan
didapatkan untuk variabel
ketidakpatuhan pola
makan
pasien
dalam
sehari-hari.
DM
dalam
independen motivasi dengan variabel
melaksanakan diet merupakan salah satu
dependen kepatuhan pasien DM Tipe II
hal terpenting dalam pengendalian DM.
8
Peneliti
Pasien DM harus bisa mengatur pola
berpendapat
terkait
makannya sesuai dengan prinsip diet
ketidakbermaknaan motivasi terhadap
DM
tenaga
kepatuhan pasien dalam menjalankan
kesehatan, karena dengan mengatur pola
diet DM Tipe II adalah tidak adekuatnya
makan pasien bisa mempertahankan
implementasi peran dan fungsi perawat
gula darah mereka agar tetap terkontrol.
sebagai caregiver di poliklinik Penyakit
yang
dianjurkan
oleh
Dalam RSUD dr. Soehadi Prijoenegoro
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
seseorang
yang
Sragen. Selama studi pendahuluan dan
memiliki
motivasi tinggi akan menunjukkan hasil
selama
yang positif dalam pengelolaan DM
penelitian, perawat cenderung hanya
seperti peningkatan partisipasi dalam
berfokus
program latihan fisik dan melaporkan
diperiksa oleh dokter dan melakukan
gejala depresi yang rendah (Wu, 2007).
pekerjaan administrasi lainnya. Hal
Motivasi merupakan prediktor terhadap
tersebut
menyebabkan
perawat
kepatuhan dalam regimen dan kontrol
cenderung
mengabaikan
kebutuhan
glikemik (Butler, 2002).
pasien
Menurut motivasi
teori
manusia
pengetahuan individu.
yang
Individu
sosial
proses
memanggil
akan
selama di rumah sehingga berdampak
dimiliki
oleh
pada pasien yang cenderung tidak
termotivasi
memperdulikan dan tidak mematuhi
akan
dianjurkan.
(2002)
mengenai
pada
sesuatu dengan tujuan, rencana dan hasil
Butler
informasi
untuk
didasarkan
rekomendasi
diharapkan
pasien
data
perawatan diri pasien DM Tipe II
kognitif,
untuk melakukan suatu tindakan jika
yang
pengumpulan
(Bandura,
2006).
menyatakan
bahwa
terapi
Berdasarkan didapatkan
hasil
yang
hasil
penelitian
bahwa
meskipun
lingkungan sosial, keluarga dan tenaga
motivasi
kesehatan
dalam
signifikan dengan kepatuhan diet pasien
meningkatkan motivasi dan perubahan
DM Tipe II, tetapi responden yang
perilaku
yang
mempunyai motivasi tinggi berpeluang
mendapat dukungan dari keluarga, dan
1, 6 kali untuk mematuhi diet DM,
sekitarnya serta dukungan dari tenaga
dibandingkan dengan responden yang
kesehatan yang sifatnya tidak menekan,
mempunyai motivasi rendah.
berpengaruh
pasien.
Seseorang
tidak
DM
Penelitian
mengontrol dengan ketat atau otoriter
berhubungan
Gustina, di
Suratun
&
akan meningkatkan motivasi, eficacy
Heryati
diri pasien dan perilaku perawatan diri
Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur
yang adaptif.
menyatakan
9
(2014)
secara
bahwa
Puskesmas
motivasi
berhubungan menjalankan
dengan diet
DM.
kepatuhan
Brunnert & Suddarth’s. (2012). Texbook of medical surgical nursing. Lippincot: Williams & Wilkins.
Responden
motivasi baik memiliki peluang untuk Butler, H.A. (2002). Motivation: The role in diabetesself-management in older adults. Diakses tanggal 23 Mei 2015, dari http://proquest.umi.com/pqdweb.
mematuhi diet DM sebesar 329,667 kali dibandingkan
dengan
responden
motivasi kurang (OR = 329,667). SIMPULAN
Delamater, A.M. (2006). Improving patient adherence. Diakses tanggal 25 Mei 2015, dari http://www.clinical. diabetesjournals.org/cgi/content/f ull/242/71.
Kepatuhan adalah bentuk perilaku kesehatan. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan diet DM Tipe II. Tidak adahubungan yang
bermakna
antara
pengetahuan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2001). Profil Kesehatan Indonesia 2000. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
dengan kepatuhan diet DM Tipe II . Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan jumlah subyek yang lebih besar dan
populasi
umum
serta
Dewi & Wawan. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Jakarta : Nuha Merdika.
mengikutsertakan variabel-variabel lain yang belum diteliti untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. Hendaknya RS menyediakan
media
Indarwati, D., Rusmariana, R.A., & Hartanti, R.D. (2012). Hubungan motivasi dengan kepatuhan diet diabetes melitus pada pasien diabetes melitus di desa tangkil wilayah kerja puskesmas kedungwuni II kabupaten pekalongan. Skripsi. Prodi S1 Keperawatan Stikes Pekajangan, Pekalongan.
pendidikan
kesehatan bagi penderita DM seperti leaflet,
lembar
dimanfaatkan
balik untuk
yang
dapat
penyuluhan
kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Bangun, A.V. (2009). Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kepatuhan pasien tipe 2 dalam konteks asuhan keperawatan di poliklinik endokrin rshs bandung. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta.
Lopulalan, C. R. (2008). Sekilas Tentang Diabetes Mellitus, Diakses tanggal 20 April 2015, dari www.klinikdrrocky.co.id. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka.
Bastable, S.B. (2002). Perawat sebagai pendidik: prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran. Jakarta: EGC.
Phitri, H.E. & Widiyaningsih. (2013). Hubungan antara pengetahuan dan sikap penderita diabetes mellitus dengan kepatuhan diet diabetes mellitus di rsud am.
10
parikesit kalimantan timur. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah .1 (1), 58-74. Price,
SA & Lorraine (2005). Patofisiologi konsep klinis prosesproses penyakit, vol. 2. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., Cheever, K.H. (2008). Texbook of medical surgical nursing. 12th Edition. Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins. Senuk, A., Supit, W., & Onibala, F. (2013). Hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalani diet diabetes melitus di poliklinik rsud kota tidore kepulauan provinsi maluku utara. ejournal keperawatan (eKp). 1, 1-7. WHO. (2003). Adherence long term therapy: Evidence for action. Diakses tanggal 20 Mei 2015, dari http://www.emro.who.int/ncd/pub licity/adherencereportindiabetespa tient/.
11