ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI DI DESA JERUK, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI COST AND REVENUE ANALYSIS OF THE FARMER IN JERUK VILLAGE,SELO DISTRICT , BOYOLALI REGION
Endang Sri Sudalmi, JM Sri Hardiatmi Fakultas Pertanian UNISRI Surakarta
ABSTRAK Judul penelitian adalah Analisis Biaya Dan Pendapatan Usahatani Di Desa Jeruk Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.Tujuan dari penelitian ini : 1) untuk menjelaskan pola kombinasi usahatani di Desa Jeruk; 2) untuk menganalisis pendapatan usahatani pada masing-masing kombinasi tanaman di Desa Jeruk; 3) untuk mengetahui apakah usahatani yang dilakukan petani di Desa Jeruk sudah efisien.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memusatkan pada pemecahan masalah sekarang. Pemilihan Desa Jeruk dilaksanakan secara sengaja, karena kebanyakan penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Hasil yang diperoleh: 1) pola kombinasi tanaman di Desa Jeruk ada tiga macam yaitu: satu hamparan ditanami dua, tiga dan empat macam jenis tanaman; 2) pendapatan petani yang terbesar pada pola kombinasi tanaman satu hamparan ditanami tiga macam jenis tanaman yaitu sebesar Rp. 22.255.560,- per hektar; dan 3) dari tiga macam pola kombinasi usahatani semua efisien. Angka efisien yang terbesar pada pola kombinasi tanaman satu hamparan ditanami dua macam jenis tanaman yaitu sebesar 10,43. Kata kunci: biaya, penerimaan, pendapatan usahatani ABSTRACT This research is entitled as Cost and revenue Analysis of the Farmer in Jeruk Village, Selo District , Boyolali Region. The purposes of this research are: 1) To explain the faming combination faming pattern in Jeruk Village, Selo District , Boyolali Region; 2) To analyze the revenue of each plant combination in Jeruk Village; 3)To know the efficiency of the farming system in Jeruk Village.This research used descriptive method in advance. The researcher chose Jeruk Village in purpose due to the large number of villagers who do farming for their living. The results of this research are: 1) There are 3 plant combination patterns in the farming system of Jeruk villagers. They are; one vast of plantation is planted by 2,3, or 4 kinds of plant; 2) The highest revenue is found in the farming system with the pattern one vast of plantation with 3 kinds of plant. That kind of method can earn Rp 22.255.560 per Acre; 3) Those 3 different pattern shows efficiency. Yet the greatest efficiency index is found in the pattern one vast plantation with 2 different kinds of plants, in which 10.43. Keywords: cost, earnings, revenue JOGLO, Volume XXVIII No. 1 – Agustus 2015
1
penghasil
PENDAHULUAN Sektor pertanian Indonesia
sayuran
,
dimana
sebagian besar mata pencarian
terdiri dari tiga sub sektor yaitu
penduduknya
sub sektor: tanaman perkebunan,
Tanaman sayuran yang diusahakan
tanaman pangan dan tanaman
di Desa Jeruk antara lain: wortel,
hortikultura. Hortikultura sebagai
sawi, labu siam, cabai, terong,
salah satu sub sektor pertanian
kubis, buncis dan timun, selain itu
terdiri dari berbagai jenis tanaman
ada yang menanam jagung, jahe
hias, sayuran, buah-buahan
dan tembakau. Tanaman sayuran
tanaman obat-obatan. hortikultura
dan
Produk
khususnya sayuran
dan buah-buahan berperan dalam memenuhi
gizi
yang
sebagai
paling
banyak
petani.
ditanam
adalah sawi, cabai, labu siam dan timun.
masyarakat
Usahatani tanaman di Desa
terutama vitamin dan mineral yang
Jeruk
terkandung di dalamnya. Hal ini
diversifikasi
juga penting dalam peningkatan
lebih dari satu jenis tanaman.
kualitas sumber daya manusia
Dalam satu lahan petani bisa
sebagai
menanam empat jenis tanaman
pelaku
pembangunan
ekonomi. (Pertiwi, 2008) Permintaan dikonsumsi
menggunakan
sayuran
sayuran
yang
tiga
jenis
sayuran sekaligus dan dua sayuran dengan
waktu
pelengkap makanan pokok akan
bersamaan,
misalnya
petani
terus berfluktuasi seiring dengan
menanam : cabai, sawi, wortel dan
semakin
jumlah
kol bersamaan. Dengan kombinasi
penduduk saat ini. Dengan terus
pola tanam yang berbeda maka
meningkatnya jumlah penduduk di
biaya
Indonesia, maka secara langsung
usahataninya berbeda pula.
bertambahnya
mempengaruhi
bahan
sekaligus,
menanam
sekaligus
dapat
sebagai
dengan
pola
dari
Berdasarkan latar belakang di atas dapat
2008) Jeruk
penerimaan
konsumsi
sayuran di Indonesia. (Pertiwi,
Desa
dan
dengan
luas
762,5 ha dengan jumlah penduduk 2.777 jiwa merupakan salah satu JOGLO, Volume XXVIII No. 1 – Agustus 2015
dirumuskan
permasalahan
dalam penelitian ini sebagai berikut: a.
Bagaimana
pola
kombinasi
usahatani di Desa Jeruk ? 2
b. Bagaimana pendapatan usahatani
c.
Metode
penentuan
pada masing-masing kombinasi
dilakukan
secara
di Desa Jeruk?
(sengaja) yaitu teknik penentuan
Apakah usahatani yang dilakukan
suatu
petani di Desa Jeruk sudah
pertimbangan tertentu. Daerah
efisien?
yang dijadikan tempat penelitian
daerah
daerah purposive
berdasarkan
adalah Desa Jeruk Kecamatan Tujuan dari penelitian adalah : a.
Untuk
menjelaskan
Selo pola
kombinasi usahatani di Desa Jeruk b.
menganalisis
masing-masing kombinasi di Desa Jeruk
Pemilihan Desa Jeruk karena kebanyakan
penduduknya
sayuran. 3. Cara Pengambilan Data a. Wawancara Cara
Untuk mengetahui apakah usahatani
Boyolali.
bermata pencarian sebagai petani
Untuk
pendapatan usahatani pada
c.
Kabupaten
yang
dilakukan
petani di Desa Jeruk sudah efisien
ini
dilakukan
untuk
mengumpulkan data primer yaitu
wawancara
langsung
petani,
daftar
dengan
pertanyaan sudah disiapkan sebelumnya.
METODE PENELITIAN
b. Pencatatan
1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini merupakan
Cara ini dipergunakan untuk
penelitian
kualitatif
yang
mengumpulkan data sekunder
cenderung
menggunakan
jenis
dengan mencatat data yang
penelitian
diskriptif.
Menurut
telah
ada
pada
Soekanto, 1984 diskriptif adalah
instansi/lembaga terkait yang
merupakan
diperlukan dalam penelitian
penelitian
yang
dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang
ini. c. Pengambilan sampel petani
manusia, keadaan atau gejala-
Pengambilan sampel secara
gejala lainnya.
acak
2. Metode
Penentuan
Daerah
Penelitian JOGLO, Volume XXVIII No. 1 – Agustus 2015
sederhana.
Jumlah
sampel setiap pola kombinasi adalah 10 petani 3
TR
= Penerimaan
usaha tani (Rp) P 4.
Metode Analisis Data
(Rp/Kg)
Metode analisis data yang digunakan biaya,
untuk
Q
mengetahui
penerimaan
= Harga produksi
= Hasil produksi
(Kg)
dan
c. Menghitung
Pendapatan
pendapatan usaha tani sayuran
Usahatani
adalah :
Untuk
a. Biaya usahatani
pendapatan usaha tani yaitu
Biaya
usahatani
yang
menghitung
dengan menghitung selisih
dimaksudkan dalam penelitian
penerimaan
ini adalah biaya yang benar-
usahatani yang dirumuskan :
benar petani
dikeluarkan
dan
biaya
∏ = TR – TC
oleh
yang meliputi biaya
Keterangan
pemakaian tenaga kerja luar
∏
keluarga, pembelian pupuk,
usaha tani (Rp)
benih, pestisida dan sarana
TR
produksi lainnya serta, biaya
=
Pendapatan
=
Penerimaan
usaha tani sayuran (Rp)
selamatan, pembayaran pajak
TC
dan biaya pengangkutan hasil
=
Total Biaya
usaha tani (Rp)
panen dalam satu kali musim tanam setiap hektar b. Menghitung
Metode
Penerimaan
digunakan
untuk mengetahui efisiensi
Usahatani
usah tani sayuran digunakan
Untuk
menghitung
penerimaan
yang
rumus:
usahatani yaitu
R/C
Ratio
=
dengan mengalikan jumlah produksi per hektar dengan harga jual per satuan kg, yang
Dari rumus diatas dapat diketahui
dirumuskan :
kriteria dariR/C Ratio sebagai berikut :
TR = P X Q Keterangan : JOGLO, Volume XXVIII No. 1 – Agustus 2015
Apabila R/C Ratio > 1 maka usahatani dikatakan efisien 4
Apabila R/C Ratio = 1 maka usahatani mengalami BEP (Impas)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Apabila R/C Ratio < 1 maka usahatani dikatakan tidak efisien
Dari hasil penelitian pada satu hamparan yang ditanami dua macam
(Sundari, 2011).
jenis tanaman adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Satu hamparan ditanami dua macam jenis tanaman No Jenis tanaman 1 Sawi wortel 2 Sawi Cabai 3 Cabai Tembakau 4 Cabai Tembakau 5 Jagung Tembakau 6 Jagung Tembakau 7 Wortel Tembakau 8 Sawi Tembakau 9 Cabai Sawi 10 Cabai Sawi Sumber data : Analisis data primer. Dari tabel di atas dapat diketahui
responden yang menanam cabai dan
untuk satu hamparan ditanami dua
sawi bersama – sama dan satu
macam jenis tanaman. Ada lima
responden menanam sawi dan wortel
responden yang menanam cabai dan
bersama – sama
tembakau
bersama
–
sama,
tiga
Tabel 2. Satu hamparan ditanami tiga macam jenis tanaman No Jenis tanaman 1 Tembakau Sawi 2 Tembakau Wortel 3 Tembakau Jagung 4 Tembakau Jagung 5 Tembakau Jagung 6 Wortel Bawang merah 7 Tembakau Jagung 8 Tembakau Jagung 9 Kobis Tembakau 10 Tembakau Jagung Sumber data : Analisis data primer
JOGLO, Volume XXVIII No. 1 – Agustus 2015
Labu Siam Kobis Sawi Sawi Sawi Tembakau Sawi Jahe Wortel Sawi
5
Dari
dapat
menanam tembakau, wortel dan kobis
hamparan
bersama – sama, satu responden yang
ditanami tiga macam jenis tanaman.
menanam tembakau, sawi dan labu
Ada lima responden yang menanam
siam serta wortel, bawang merah dan
tembakau, jagung dan sawi bersama –
tembakau.
diketahui
sama.
tabel untuk
Ada
dua
di satu
atas
responden
yang
Tabel 3. Satu hamparan ditanami empat macam jenis tanaman No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis tanaman Jahe Jagung Labu Siam Jahe Wortel Tembakau Terong Jagung Labu Siam Tembakau Jahe Wortel Sawi Cabai Wortel Jagung Buncis Sawi Jagung Buncis Labu siam Timun Kobis Wortel Wortel Tembakau Sawi Sawi Labu siam Jagung Sumber data: Analisis data primer
Sawi Cabai Sawi Cabai Kobis Timun Cabai Jahe Cabai Cabai
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
setiap
responden
pola
kombinasi tanaman berbeda – beda. Tabel 4. Rata-rata biaya, penerimaan, pendapatan per hektar dan R/C Ratio No
∑ tanaman
Biaya/ha (Rp) 1 2 2.085.476 2 3 3.339.440 3 4 2.448.983 Sumber data : Analisis data primer
Penerimaan/ha (Rp) 21.747.500 25.595.000 13.365.141
Dari data di atas dapat diketahui, biaya dan pendapatan usahatani terbesar dalam satu hektar pada satu hamparan lahan ditanami 3 macam jenis tanaman yaitu sebesar
Pendapatan/ha (Rp) 19.662.027 22.255.560 10.306.033
R/C Ratio 10,43 7,66 5,46
3,339,400,dan Rp. 22.255.560,-. Semua pola kombinasi usahatani efisien, yang terbesar pada satu hamparan ditanami 2 macam jenis
JOGLO, Volume XXVIII No. 1 – Agustus 2015
Rp.
6
tanaman sebesar
yaitu
10,43. PEMBAHASAN Dari
hasil
analisis biaya dan pendapatan usahatani di Desa Jeruk diperoleh tiga pola kombinasi tanaman yaitu satu hamparan tanah ditanami dua macam tanaman, satu hamparan tanah ditanami tiga macam tanaman, dan satu hamparan tanah ditanami empat macam tanaman, menunjukkan bahwa biaya, penerimaan, dan pendapatan petani terbesar atau tertinggi diperoleh pada pola kombinasi tanaman tembakau dengan tanaman lain. Sesuai dengan pendapat Sudalmi, 2012. menyatakan bahwa berhasil tidaknya petani mengusahakan usahataninya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomis, faktor-faktor phisis, faktor-faktor teknis, dan tata laksana yang dijalankan oleh petani. Dari tiga pola kombinasi tanaman yang ada di Desa Jeruk, petani yang menanam
satu hamparan tanah ditanami tiga macam tanamam,semua petani mengkombinasi kan tanaman tembakau dengan tanaman lain.Untuk satu hamparan tanah ditanami dua macam tanaman hanya ada enam petani yang mengkombinasi kan tanaman tembakau dengan tanaman lain. Untuk satu hamparan tanah ditanami empat macam tanaman hanya ada tiga petani yang mengkombinasi kan tanaman tembakau dengan tanaman lain. Perlu diketahui bahwa jumlah responden setiap pola kombinasi tanaman ada sepuluh.Harga jual per Kg hasil tembakau bila dibandingkan dengan harga jual per Kg hasil komodoti yang lain tertinggi.Hal inilah yang menyebabkan pola kombinasi tanaman satu hamparan ditanami tiga macam tanaman menunjukkan pendapatan petani yang terbesar atau tertinggi ,karena semua responden mengkombinasikan tanaman tembakau
JOGLO, Volume XXVIII No. 1 – Agustus 2015
7
dengan tanaman lain. Sesuai dengan pendapat Soekartawi, 1995 bahwa usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Selain itu Tohir, 2005 juga menyatakan ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara petani mendapatkan kesejahteraan {keuntungan}, menurut pengertian yang dimilikinya tentang kesejahteraan atau cara-cara petani menyelenggarakan pertanian.
hamparan lahan ditanami empat macam jenis tanaman. 2. Pendapatan petani yang tertinggi pada petani yang menanam dalam satu hamparan lahan ditanami tiga macam jenis tanaman yaitu Rp. 22.255.560,- per hektar 3.
Dari tiga jenis macam pola kombinasi usahatani yang ada di Desa Jeruk semua efisien , yang paling efisien yaitu bila satu lahan hamparan ditanami dua macam jenis tanaman yaitu sebesar 10,43
DAFTAR PUSTAKA Pertiwi, Dewi Mayang. 2008. Analisis Usahatani Sayuran Organik Di PT Anugerah Bumi Persada “Rr Organic Farm”, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. http://repository.ipb.ac.id/bitstr eam/123456789/1688/4/A08d mp.pdf [26September 2014] Soekanto, Soeryono. 1984. Pengantar
KESIMPULAN
Penelitian Hukum. Jakarta: UI
Dengan melihat hasil analisis yang
ada
memberikan
maka
penulis
kesimpulan
dapat
Press. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani.
sebagai
Jakarta : Penerbit Universitas
berikut: 1.
Indonesia.
Pola kombinasi usahatani di Desa
Sudalmi, Endang Sri. 2012. Ekonomi
Jeruk yaitu : satu hamparan
Pertanian. Surakarta : Unisri
ditanami
Press.
dua
macam
jenis
tanaman, satu hamparan ditanami tiga jenis tanaman dan satu
Sundari, Mei Tri, 2011. Analisis Biaya Dan Pendapatan Usaha Tani Wortel Di Kabupaten Karanganyar.
JOGLO, Volume XXVIII No. 1 – Agustus 2015
8
http://agribisnis.fp.uns.ac.id/wp -content/uploads/2013/10/07Mei-Tri-Sundari-AnalisisBiaya-Dan-Pendapatan-UsahaTani-Wortel-Di-KabupatenKaranganyar.pdf [27 September 2014] Tohir, A. Kaslan. 2005. Seuntai pengetahuan tentang usahatani Indonesia Bagian Satu. Unsur-unsur pembentukan dan ciri-ciri usahatani Indonesia. Jakarta : Bina Aksara
JOGLO, Volume XXVIII No. 1 – Agustus 2015
9