ANALISIS
KELAYAKAN COMPOSTING SAMPAH
ORGANIK SISTEM OPEN WINDROW SKALA KAWASAN (STUD! KASUS PENGELOLAAN SAMPAH DI CIJANTUNG
KECAMATAN PASAR RfBO~JAKARTA TIMUR}
TE SIS
Dic:1Jukan untuk memenuhf sebaglan persyaratan ceiern menyefesaikan studi pada Maglster Perencanaan dan Kebfjakan Publik U nlversnes Indonesia
Oleh:
ENDANG SRI RINAPRATAMI NPM : 6605220225
MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
2006
LEMBAR PENGESAHAN
Nama
Endang Sri Rinapratami
NPM
6605220225
Judul Tesis
Analisis
Kelayakan Composting
Sampah Organik
Sistem Open Windrow Skala Kawasan (Studi Kasus Pengelolaan Sampah Di Cijantung Kecamatan Pasar Rebo-Jakarta Timur)
Jakarta,
Nopember 2006
Menyetujui Pembimbing
(Dr. Widyono Soetjipto)
Mengetahui : Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Ketua Program Studi,
(Dr. B. Raksaka Mahi) NIP. 131 923 199
1(µ.penem6al,{an i,sirya yang S
I 6u dan l&J'Ot ya"f} s8'afu tulus ,Ian pnu,/i &int,, Serf4 tfenean SqJmapjiwa Mn raeanyarnmgiringi utiLlp fung~i.1, aengan tfoa tfan n.mmya 'l(ptijJa aa~ : Jfaitia, (f)jna,; tfati ~ yang 6egitu ~µ sa:yangi
(4ana ~~. J~rta
2006)
ABSTRAKSI sampan sebagai bahan buangan hasil aktivitas manusia merupakan sumber parrnasalahan yang cukup pelik yang kini sedang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi OKI Jakarta. Pertumbuhan rneriingkat dan
makin
sempitnya lahan
untuk
penduduk yang rnakin pembuangan sernpah,
menyebabkan makin kornpteksnva pemecahan masalah tersebut. Berbagai kebijakan pP.ngelolaan sarnpah telah dilakukan oleh Pemerintah Provins] DKI Jakarta, namun belum bisa menjawai:> permaselahan yang ace. Realitanya, banyak kontroversi terjadi pada saat kebijakan akan dilaksanakan. Dalam rangka mencari alternatif
pengelolaan yang lebih
baik,
Suku Dinas
Kebersihan Pemerintah Kota Jakarta Timur mencoba mcmbuat pilot project keg!atan pengolahan sampan organik sketa kelurahan di Cijantunq, Pasar Rebo·Jakarta Timur. Kegiatan
rertokus pada sampah organif< disebabkan
karena keraktensnk sarnoah di OKI Jakarta komposisi terbesarnya adalah sampah organik (65%). Meskipun sudah berjalan selama ± 2 (dua) tahun,
namun studi kelayakan kcgiatan ini be!um dilakukan. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan secara kuantitatif dan kualitatif kegiatan pengolahan sampah di Ojantung dilihat dari 6 aspek, yaitu aspek finansiaJ, aspek ekonomi, aspek korncrsra], aspek kelembagaanorganisasi dan manajemen,
aspek teknis serte aspek tingkungan. Aneusts
kuantitatif ditujukan untuk aspek flnansial dan aspek ekonomi dilihat dan 3 (tiga) krlteria kelayakan, yaitu 8/C Ratio, NPV d;,,-, H~R. Sedangkan analisis kualitatif ditujukan untuk empat aspek Iatn wa. Data yang dipergunakan untuk menganalisis adalah data primer dan data sekunder. Dari perhltunqan yang telan dllakuxan, secara keseluruhan kegiatan pengolahan sampan di Cijantung layak untuk dilakukan, meskipun salah satu aspek tidak mendukung pelaksanaannya.
Aspek kcmersia] menjadi ke'ldala
karena prcduk kompos bclurn dapat terserap pasar secara balk. Hal lni disebabkan karena pesar kompos belum berkembang.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah $WT yang telah me:nberikan
rah mat dan hidaya h scrte ridlo-Nya kepada penulls
hingga penulis rnampu mcnyelesetken periyusuna11tests ini. Tesis ini disusun sebagai salah s<1lu .syarat ke/ulusan 52 yang herus dipenuhi pada Progrdm Magister Perencanaan dan Kebi.iakan Publik (MPKP} f
Pemilihan judul tesis
"Analisis Kelayakan Composting Sampah Organik Sistem Open Windrow Skala Kawasan (Studi Kasus Penqelolaan Sampah Di Cijantung Kecamatan Pasar Rebe-Jakarta Timur}" ini merupakan sarana pe11gaplikasian ilmu yang
sudah
penulis
peroJeh selama
kuliah
di
MPKP serta
bentuk
su mba11gsih yang beg1tu scdcrhana dari penul is kepada Di11as Pengelolac1n Lingkungan Hidup Kota Bekesl. Berkat duku ngan den bantuan dari banyak prnak, penvusunan tesis ini dapat terselesaika n. Sebagai ucapan tenmekastn yang setu lustulusnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya,
penulis sampalkan
kepada:
1. Bapak
Dr.
Widyono Soetjipto, yang telah membantu
kesungguhan
hat,
memberikan
bimbingan
don
dengan
arahan
dalarn
penyusunan tests ini. 2. Bapak Dr. Reksaka Mahi, Ketua Program Magister Perencanaen dan Kebijakan Publik, atas segala dukungannya. 3. Ibu
Hera
susenn,
Pere11canaan
da 1
SE.,
M
Kebijakan
Sc.,
Sekretaris
Publik,
atas
Program sega la
Magister
arahan
dan
dukungannya. 4. Seluruh dosen pengajar
pada Program Magister Perencanaan dan
Kebijakan Publik, yang telah meriyumbangkan ilmunya selama masa perl
6, Bapak Acnrnad Timur,
Rivai, Suku Dinas Kebersihan
atas kesediannva
membantu
Pemerintah
menvurnbanqkan
Kota Jakarta
pengalamannya
tests ini.
demi pP.riyusunan
7. Seluruh Pekerja Pengolahan Sampah Organik Cijantung-Jakarta Timur, atas
bantuan
dan kerjasamanya
dalam memberikan
segala yang
diperlukan dala,r: penyusunan rests ini.
o. Ir. Yudhi l'lurtc1tiyo, M Si., xasr Pengukuran Kadaster pada Dinas Pertanahan
dan Pemetaan
Pemerintah
Provinsi OKI Jakarta,
atas
kebaikannva rnemberikan segala yang diperlukan untuk penyusunan tesis ini. 9. Suarm
tercmta
yang
dengan segenap hati don penuh kasih telah
memberikan dukungan dan memonvast balk morll maupun rnaterill. 10.8.ipak
& !bu tercinta dengan segala restu can doanya yang uaca
pemah putus dalarn rnemoenken dukungan dan semangatnya. 11.Kilkak-kakakku langkiihku.
dan
12.Ternan-teman bcsannva
adlk·adikku
dan sekaligus
selalu
yang
selalu
sahabat-sahabatku
memberlkan
dukungan,
mP.ndukung
setiap
yang tlada boson-
dorongan
morn
dan
semangatnya dikala awal hlngg;:i akhir masa kuneh, Terima kaslh yang setunrs-tulusnya
yang
hanya
bfsa
terucac
buat
Olk
Arbingah
Kartlnrngrum, Sri Morlna, Mbak Nlsa, Mbak Susi dan M. Sulalman. 13. Ternan-ternan MPKP Angkacan XIV Pagi Salemba lalnnya yang dengan tulus
lkhlas
memberlkan
dorongan
semangatnya
hingga
terseresancannva tesis lnl. 14.Kepala Dinas Pengelolaan lingkung,;1n Hidup Kota 8ekasl yang telah memberlkan ijinnya kepada penuns delarn menuntut «mu. 15.Kabid Wasdal DPLH Kota Bekasi yang setelu memberi dukunqan dan scmangatnya. 16.Teman-teman Yeni Suryani morilnya.
d1 Bidang Wasdal DPLH Kota Bekasi, terutama yang
seretu membantu dan memberikan
Mbak
dorongan
17.Semua pihak yang tidak dapat penuus sebutkan satu persatu.
ii
Dengan penuh kesadaran, penulis memahami bahwa karya tulis ,m jauh dari xesemournaan,
karena kesempumaan
hanya milik Allah
semata. Untuk itu, penulis bernarap kepada semua pihak yang membac:a karya ini, ber1<enan
untuk rnembenkan
kritik dan sarannya agar brsa
membawa karya ini menjadi lebih bark. Semoga karya yang sederhana
ini dapat
memberikan
rnanreat
walaupun kecil bagi yan9 membutuhknnya.
Jakarta,
Nopern ber 2.0 0 Ii
Penulis
iii
DAFTAR ISJ
Halaman Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstraksi Halaman Persembahan Kctta Pengant,ir Daftar Isl
Oaftar Tabel Daftar Gambar
iv vi ix
Daftar Gr.ifik Oaftar Lampiran
xi
BAB I
1
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN 1.1. LATAR AELAKANG PERMASALAHAN 1.2. RUMUSAN MASALAH 1.3. TUJUAN PENELITIAN 1.4. HIPOTl:SJS 1.5. MANFAAl l't::NEIJl'IAN 1.6. R.UANG LINGKUP 1.7. METODOLOGI PENELITIAN 1. 7. l. Jen is dan Sumber Data 1.7.2. Metode Pengolahan den Anallsl5 Data untuk Data Kuant.ltatif l.7.3. D1skriptlt Kualltatif untuk Analisis Kualltetlf i.a. SJSTEMATIKA PENUIJSAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERT!AN SAMPAH 2.J.1 Definlsl Samp11h 2.1.2 ren.s Sampah 2.1.3 Dar,pak Sampah Terhadap Manus,a Dan Llngkungan 2.2 KARAKTER.!$TIK SAMl'AH PERKOTAAN 2.3 KONSEP PENC:'"'LAHAN SAMPAH PERKOTA \N 2.4 KONSEP COMPOSTING PROCESS 2.5 KONSEP ANALISIS KELAYAKAN SUATU KEGIATAN \PROYEK) 2.6 KUNSEP Tf )R1 Bl:NEflT-COST RATIO 2.6.1 Identif,kasi Uiaya Dan Manfaat 2.6.2 Pendekatan Peneut;an 2.7 HASII. PFNELIT!AN SEBELUMNYA 2.8 KtRANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN GAMBARAN UMUM WtlAYAH PENELITIAN 3.1 GAMBARAN UMUM PROVINS) OKI JAKARTA
)(
1
8 q 9
9 10 10 10 10 12 13
15 15 15 16 18 1')
20 22 32 38 38
42
45
so 51 51
iv
,.... .-. ..J.,
BABIV
BAB V
3.l. l .o.C!m~!"'!!stra~~ ~.'!!"'~! DK:! Ja!-:!rta
51
3,1.2 Kependudukan Provinsi OKI Jakarta
52
,...~,,.,,-,..,..-..,A.,••~-,_.....,.,......,.,,,.....,. rL1•• ...:u....LvL.1'1r'ltll
...>t"U'tr,..,1
"'
r.._.,v &.J,,,
lA•,.,..-,·,·11.
JnJ'1"'l t'\1~
,r.., ~..,
3.2.1 Permasalahan Tel
53 SE 57
H/\Sil DAN PEMBAHI.SAN 5.1 PENGUMPULAN DATA 5.1.1 Metode Pengumpulan 5.1. 2 Jenls Data
70
59 60 61
63
64 65
JO Data
70
72
5.2 HASIL ANALlSIS DATA OAN PEMBAHASAN
74
5. 2.1 Proses Penghitungan Net 0/C RATIO, NPV dan IRR
74
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. KESIMPULAN 6. SARAN OAFfAR PUSTAKA
8/ 87 88 91
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Ha lam an Tabet
1.1.
Produksi dan Volume Sampah OKI Jakarta y,my Terangkut per Hari
2
Tabet
1.2.
Persentase Komposisi Sampan Tahun 1988-1992
2
Tabet
L.3.
Volume 'inmpah DKI Ja'<arta Menurut Sumbernya Tahun 2004
Tabel
1.4.
Komparasi Pcnqc.olaen 5.lmpah TPA dengan Sistem Sanitary Landfill dan dengan Composting Sistem Open Windrow Skala
DKI
Jakarta
Terangkut
Kelurahen
3
7
Tabet
2.1.
Kandungan Hara Kompos secars Umum
Tabel
2.2.
Tabet
2.3.
Perbedaan Proses Pengoml)OSan secara Aeroblk dan Anaeroblk Manfaat Ekonomi Sampah Anorganik Kata Bendu ng Tahun 2003
47
26 27
Tabel
2.4.
Blaye Pengom,:,o,an 2.628 m3 Sampah Ory1mlk
47
Tabel
2.5.
Satuan Bandung
48
Tabcl
3.l.
Tabel 3.2. Taber
Tabel Tabel
Tabel
3.3.
3.4. 3. 5.
3.6.
8i.:iy.:i
Pengelolaan
Sampah
Kota
Jents-jenls Pt:nggunaan Lahan di OKI Jakarta Tahun 2003 Dirinci Menurut Wllayah Kota
52
Jumlah dan Kepadatan Penduduk OKI )akarta Tahun 2003
53
Perkiraan Timbulan Sampah Berdasarkan I ,asil Survey Tahun 2005
57
Perkiraan Timbulan Sampah DKl lakarta Tahu11 2005
58
Berat Jerns Sampah Sampah
59
dari Bertiagai
Volume Sampah DK! Jakarta Menurut Sumbernya Tahun 2004
sumber
Terangkut 59
vi
label
3. 7.
uies Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan d1 Jakarta Timur
Tabel
3.8.
Operasional
59
Pengolahan
Sampah
di
TPS
Cqantunq
61
Tabel
3.9.
Jumlah Produksi Kompos dari Tahun I-XV
66
Tabel
3 .10.
Daya Tampung TPS DKJ Jakarta
68
Tabel
3.11.
Daya
Tampung
TPS Kecamatan
di l;ikarta 68
Timur
Tabel
Tabel
Tabel Tabel
Tabel Tabel
Tabel
Tabel Tanel
Tabel Tabel
Tabel Tabel
3.12.
4. i.
4.2. 4.3.
4.4. 4.5.
4.6.
4.7. 4.8.
4.9.
4.10. 4.11 4.12.
Daya
Tampung TPS Kelurahan di Kecamatan
P.:isdr Rl:!bo
69
Biaya lnvestasi Pengelolaan Sampah dari Aspek Finansial
74
Biaya O & M Pengolahan sampah dart Aspek Finansial
75
Manfaat Revenue yang Diperoleh dari Kompos dari Aspck Finansial
75
Analisis Sensitivitas Aspek Finansial terhadap Suku Elunya Nominal dan Suku Bunga Ri;I
76
Pengaruh Suku Bunga terhadap B/C Ratio dari Aspek Finansial
77
Pengaruh Suku Bunga terhadap NPV dari Aspek Finans~I
77
Pengaruh Suku Bunga terha
77
Biaya Investasi Pengelolaan Sampah dari Aspek Ekonomi
79
Biaya O & M Pengolahan Ekonomi
79
Sampah dari Aspek
Manfaat Roivt:!oue yang Oipercleh dari Kompos dari Aspek Ekonomi
79
Analisis Sensitivitas Aspek Ekonomi terhedap St,ku Bunga NomiMI dan Suku Sunga Riil
80
Pengaruh Suku Bunga terhadap B/C Ratio dari Aspek Ekonorni
80
vH
Tabel 4.13. TahP.I 4.14.
Pengaruh Suku Bunga terhadap 8/C Ratio dari Aspek Ekonomi
81
Pengaruh Suku Bun9a terhadap B/C Ratio dan Aspek Ekonomi
81
viii
DAFTAR GAMBAR Hala1t1an Gambar 2.1.
Skema PembuataoKompos
24
Gamber 2.2.
Keranqke Konseptual Peoehtian
53
Gambar 3.1.
Struktur Organisasi Pengolahan Sampah Organik dengan Sistem Open Windrow
63
Proses Composli11y Organik Cijantunq
65
Cambar 3.2.
Gambar
3.3.
Pengolahan
Sampat,
Lay Out Kegiatan Pengolahan Sampah Organik dengan Sistem Open Windrow
65
ix
DAFTAR GRAFIK Halaman Grafrk
3.1.
Pola Produktif Kompos Pengolahan Sampah Orga1iK Cijantung
67
'
DAFTAR LAMPIRAN I arnpiran t
L.l..i.
CASH FLOW TERI-IAOAP SUKU BUNGA RIIL DAN SUKU BUNGA NOMCNAL Real Cash Flow untuk Suku Bun;ia Riil Sebesar 5% pada
Kegiatan l-'engo1anan Cijantung 2006
Sampan
Organtk
di
Kelurahan
L.1 .h,
Resource Cash Flow untuk Suku Sunga Riil Sebesar 5% pada Kegiatan Pengotahan Sampah Organik di Kelurahan Cijantung 2006
L.l.c.
Real Cash flow untuk Suku Bunga Riil Sebesar 7% pada Kegiatan Pengolahan Sampah Organik di Kelurahiln Cijanluny 2006
L. l.d.
Resource Cash Flow untuk Suku 3unga Riil Sebesar 7% pada Kegiatan Pengolahan Sampah Organlk di Keluraha., Cijantung 2006
L.1.e.
Real Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 10% pada Ki::glatan Pengolahan Sampah Organlk di Kelurahan c.Jjantung 2006
c.i.r.
Resource Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 10% pada Kegiatan Pengofahan Sampah Organik di Kelurahan Cljantung 2006
L. l.g.
Real Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 15% pada Keglatan Pengolahan Sampah Orgariik di Kelurahan Cijantung 2006
L.1.h.
Resource Cash Flow untuk Suku Bunga Nominal Sebesar 15% pada Kegiatan PengOlahan Sampah Organilc: di Kelurahan Cijantung 2006
l.amDiran 2
PETA LOKASI DAN OOKUME:NTAS( KEGITAN PENGOLAHAN SAMPAH C!JANTUNG
x:
• II
rf• -
BAB I PENDAHULUAN
1,1
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Kota
budava,
rnerupakan
politik,
pusar perekonomian,
pendidikan,
l
pemerintahan,
perkembangan
sosial,
teknologi,
kreativitas dan perjuangan keras manusia. Kota seringkali menjadi motor penggerak pembangunan
wilayah
sekitamya maupun
wilayc1h dalam
lingl
tarik
kota
mengalami pertumbuhan
tetan
menveoaoxan
yang pesat, balk oleh
jumlah
pendudukr.ya
pertumbuhan
alami
penduduk kota, perluasan batas administrasi kota, berternbahnva jumlah kota maupun migrasi penduduk perdesaan ke l
jumlah penduduk yang tinggal di
perkotaan telah menlngkat dari 200 Juta jfwa menjadi 2,6 mllyar jiwa. Hal lni menunjukkan bahwd sererne penduduk kota menlngkat
kurun waktu 48 tahun pertumbuhan
12 (dua belas) kall llpat. Pada saat lnl ada
sekitar 3 mllyar (47%) penduduk dunia tinggal d1 kawasan perkotaan, Tahun 2025, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat lagi menjadl
5,5 mllyar jlwa dlmana penlngkatan jumlah penduduk perkotaan tersebut, sekkar 90% terjadi di negara sedang berkcmbong (Miller, 2000; Inoguchi, et. ~,1, 2003, delam Arief Rosyldie, 2004). Melihat
pertum buhan Ju111lc1h penduduk yang demikian besar dan
terkonsentrasi di wilayah perkotaan, tentu masatan
saja memunculkan rnaseran-
•ang menyertai, terutama terkait dengan ruang untuk fasilitas
publ k/pe!ayanan
publik. Salah satunya adalah masalah sampah (Ayub
Mu ktiono. 2004). Pertumbuhan jumlah
penduduk dan per1<embangan gaya hidup
telah menyebabkan pcningkatan jumlah timbulan sampah. Ada korelasi positif antara pertumbuhan penduduk dengan besernya jumlah timbulan sampeh yang dihasilkan. oleh
Menurut hasll perhitungan yang telan dilakukan
Bappenas sebagaimana
tercantum
dalam
Buku
lnfrastrukb.Jr
Indonesia, pada tahun 1995, perkiraan timbulan sampah di Indonesia mencapai 2.2, 5 juta ton. Pada pada tahun 2.020 akan meningkat dua kali
lipat menjaoi 53, 7 juta ton. Khusus untuk kota-kota besar di Indonesia, perkiraan tim bu Ian sampah per kapita berkisar anrara 600·8'10 gram per hari (Noorkarmlan, 2005). Jakarta sebagai
ibukota
Negara l<esatuan
Indonesia
Republik
meru pakan satan satu kota besar yang rnenqnado pi permase 'a nan pelik tersebut. Berdasarkan Data Statistik Ungkungan Hic:Jup 1992 sebaqalmane
tersaji dalam
tal>el 1.1,
menunjukkan
bahwa rate-rata sampah yang
drhasnken oleh penduduk Jakarta sebesar 23. 706 m'/hari. mulai
dari tahun
1985/1986
sarnpai
1991/1992,
tahun
Jika dihitung telah
terjadi
peningkatan jumlah produksi sampah sebssar 31, 70%, dimana pada 1985/1986
tahun
produksi
sampah
masih
mencap.ai
18.000
m3/hari,
tetapt pada rahun 1991/1992 mcningkat mcnjadi 2.3.706 m3/hari. Tabel 1.1 Produksi dan Volume sempan OKI Jakarta yany Terangkut oer Hart --· PERKIRAAN VOLU M~J PCRSENTASE PRODUKSI SAMPAH YANG \ YANG TAHUN SAMPAH PER TERANG KUT TERTANGCULANGI . % H~FULm') ·- PER HARi m' ~85L1986. 18.000 .14.50 6 80 59 ·-· ... .. .:::8""'s ""as.::;__ __ 1986/ 1!)87 ..._ .. 18.69'1 16.05 -16.45-~ ,_ 1987/1988 20.150 81,65 21.234 16.76 9__ _?_8,9_7 198811~.-. 21.671 .-, 1,2,89/199,0 17.33 1 79 97 ·-11:e7 -4 .. 81,64 \ 21.89'1 L...-~990/12._9.L. 1991/1992 23.706 18.99 ..]~ 80,14 ·-
I
I
l
_. I
---
__._
:.umber:
s.. · - -
·-
Data Stat1st1k Longkungan l-11dup Indonesia,
.
l992
Tabel 1.2 Persentase Komposisi Sampah OKI Jal<Jrtll Tcthun 1988· 1992
_,,
JENIS SAMPAH
1988/1989
1989/1990
1990/1991
1991/1992
(%L
(%)
(%2
(%)
'--. I
OR.GAN!Kt SAYURAN KER.TASL PAPER PLASTIK
L•--·---·LO(.;AM KARET/KULIT
J.IRUAN KAYU ~--· LKAIN GELAS/KACA LA1N·LAIN - --
-
73.99 8.28 5.44 2 08 0,56
73,99 8.28 5,44
3.77
3.77
3.16
3.16
2 08
0,56
·-
7:? q9 ...§,,.4a 5,44 2,08 ·0,56
-
--
3,77
3.16 1,77 . 1,77 _ ··~__!2? 0.95 0,95 0,95 Sumber ·. Data Stat,st«t< Lingkungan Hidup Indonesta, 1992
_23,99
_
10.18 7,86 2.04 0,55
0,98 l .57 1,75
I I
0.86
2
Untuk kornoostsinya, 1.2, samoah 1991/1992
sebagaimana data yang ditunjukkan tabel
jents organik (sayuran}
rlari tahun 1988/1989
menernpati persentase terbesar (73,99%),
sarnpal
$edangkan jenis
sampan karel;/kulit tiruan menempati persentase terkecil (0,55%-SG%). Demikian
pula yang terjadi pada tahun 2004. Dari angka yang
terliha: dalam tabel 1.3 berikut ini, menunjukkan
adanva penmqkatan
jumlah sampan cli OKI Jakarta, namun komoostslnva telah mengalarn\ perubahan (sampah crqanik
65% dan anorganik
35%). Akan tetapi
perubahan xomposlsl sampah tetap menempatkan sampah organik dalam posisi dominan.
____
Tabel 1.3 Volume Sampah DK! Jakarta Terangkut Menurut Sumbemya .. . Tahun"• 2004 Sampah terangkut : 25.925 m3/hari Jeni~ Samoah Volume,,,;,~ Perse~tase (%) I. Sampah Org~~ 16.851 65 -· II. .Sampah An.or:9anlk 9.07~ 35 • ~al S11mP.a.!!. ·-· 1. Sampah Rumah Tannna . 15~037 . 58 2 •. _ s~mnah.Pasar 2.593 ,, 10 . Saflli)ah Kome~ 3.889 ~ 15_.. '1. Sarnpch lndustri 3.663 l2, sampan Jalan, 51Cl 2 Sungai, ~II sumoer : o,nas Kebers,nan Prop,ns1 OKl Jakarta, 2004
f.·
·-
~-
s. --
T:::1
·--
--
-·
-·
__ -
-
lfka klta perhatikan data pada tabei 1.1 dan tabet l. 3 tersebut di atas, Jumlah sampan terangkut yang dlproduksi masyarakat Jakarta mulai tahun 1988/1999 85,88%.
Demikian
sampai
tahun 1991/1992
berkisar antara 78,97%-
pada tah11n 2004, sampah terangkut masih dalam
kisaran persentase
angka lt,rsebut
sampah tertanggulangi
(80%).
Untuk tahun 1988/1999,
sebesar 14.SOG m3 dari 18.000 m, (73% sampah
organik) yang dihasilkan, sedangkan paua tahun 2004 menjadi 25.9:.!!> m' dari 32.406 m' y1:1ng dihasilkan sekitar 14,12%-21,03%
( 65% sampah organik).
Berarti ada
sampah tidak terangkut.
Hal yang sarna yang terjadi di Jakarta, dikarenakan adanya peningkatan jumlah timbulan
sampah yang mengiringi
pertumbuhan
jumlah penduduk tersebut, maka sampah dipandang sebagai salah satu masatah besar yang dihadapi oleh kota-kcts baik di neqera maju rneopun
3
nc,gara sedang berkernoanq. Sebut saja transportasi sarnpah ke tempat pcmbuanqan sementara
maupun
tempat pembuangan
akhir
(TPA),
sulitnya mencari lokasi tempat pembuangan akhlr, bercampurnya jenis sampah rumah tangga, serta menumpuknya sampah di berbagai bagian kota akibat rendahnva membuang
sernpah
disiplin {Arief
atau kesadaran rnasvarakat kota dalam
Rosyidie,
Masalah
2004).
lainnva
aelalah
peniogkatan jumlah sampah dari tahun ke tahun - tidak selmbang dengan kecepatan pengangkutan
den pengotahannya.
banyak ditemuinya timbunar.
Hal
ini mengakibatkan
sampah di sungai-sungai atau bantaran-
t>antaran sungai, casar-pasar, dan sebagainya (Miller, 2005). Ada hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah menyangkut pemilihan lokasi TPA dan sistem pengolahannya. Indonesla
menggvnakan
sistem
Sebagian besar kote dt
sante,uy landfill st!bHga1
stsrern
pengolahan sampahnya Clan lokasi TPA berada di wllayah plngglran kota bal1kan di luar permasetanan, wllayah
wilayah
Sehlngga
apabiia
muncul
hal inl tidak saja menyangkut kota itu sendlrf tP.tApl Juga
sekitarnya.
longsornya
admlnlstrasinya.
Peristlwa
gunungan
yang
dapat
dijadikan
sampah di TPA Leuwigajah,
contoh
adatah
Cimahl-Jilwil
Barat.
Peristfwa yang terjadi pada 22 Februari 2005, telah menelan korban sedlkltnyo 88 orang tewes. Gunungan sampah selinyyi 22 m longsor dan menlmpa pemuklman penduduk sekitar TPA. Hal yang sama Juga terjadl di TPA Bantar Gebana·Bekasi millk Pemerintah
Provinsi OKI Jakarta baru-baru inl. TPA dengan luas 108 ha,
mempunval
kapasitas daya tampung per hari 14.000
kenyataannya
terpaksa harus menampyng sampah scbanyak 25.925
m1/harinya (Dinas Kebersihan jurolah
sampah
tampungnya, ketcntuan
m•. namun pada
yang
ditimbun
rnenyebabkan
yang
Propinsi DKI Jakarta, 2005). Oleh kerene
diijinkan,
tinggi
disana timbunan
sehingga
melebihi
kapesitas
daya
sampah melebihi
betas
menyebabl
longsor
(keUnggian sampan yang diperbolehkan 12 m dengan ketinggian tofP.ransi maksimal
15
rn,
tetapi keoyataan
mencapai lebih dari 18 m).
di
lapangan tumpukan
sampah
Peristiwa yang terjadi pada Jurnat, 8
September 2006 pukut 00.25 WIB dini hari telah mcndan korban tewas 3 orang dan Iuka-Iuka S orang. semuc korban berprorest sebagai pemulung
4
(Kompas, 9 September 2006). Lokasi kejadian berada di Zona IHA (masuk wilayah l<elurahan Ciketing Udik, Bekasi) yang merupakan zone aktif yaitu zona yang meosih dipergunakan untuk menimbun sampah (Kompas, 9 September 200G). lain yang dirasakan oleh masvarakat
Secara umurn dernpak sekitar TPA acaian
penurunan
kualitas
lingkungan.
Menurut
hasit
pemantauan yang dilakukan oleh Konsultan Independen TPA Bantar Gebang yang terdlri
dari Pusat Penelitian Sumberdaya
Manusia dan
Lingkungan Universitas Indonesia dan Pusat Studi Pembangunan d.:m Lingkungan Univcrsitas Islam '45' Bekasi, keberadaan TPA menyebabkan terjadinya pencernaren air (air tanah dan air sungai) oreh air lindl oart sampah, pencemeran udara oleh bau tldak sedap yang menyengat, sehlngga mengundang vektor-vektor penyaklt seperf lalat, tikus datang ke lrngKungan sekttar TPA (Dinas Keberslhan Propinsi DK! Jakarta, 2005). Sehlngga terjadl penu ru nan derajat kesehatan masyarakat sekitar TPA ( Ayub Muktiono, 2004). Jlka melihat u ralen di atas, ada lndlkasl be hwa slstern pengelolaan yang selama inl dilakukan
tldak berjalan optimal, st:hlngga memberlkan
kontrlbusl negatif bagl st:biiglan masyarakat dan llngkungan. Namun tldak blsa dlpungklr1 eenwa drballk stst negatlr dari keberadaan TPA terdapat sisl posltlfnya. Keberadaan TPA telah membawa keuntungan bagi sebagian masyarakat.
Keberadaan
TPA
telah
memberikan
pekerjaan
dan
pendapatan bagi mereka. Ada sekitar 5.000-6.000 orong yang bekerja mengais rejeki dari sampan yang ada di TPA Banter Gebang (Arlef R.osyidle, 2004 den Ayub Muktiono, 2004). Pemuh.mg yang memanfaatkao sampah di TPA Banta, Gebang sebeqien besar adalah pendatang dart luar daerah. Persentase terbesar berasal dari daerah Indramayu (32%), diikuti Ciw.bon (27%J,
Bekasi
(18%),
(5%),
Jakarta
dan
Madura
masing-masing
7%,
Surabaya
Pontianak dan fain-lain (4%) (Ayub Mul
mcrcka
yang
mendapatkan
manfaal
dcni
sampah-sampah
anorganik atau sampah-sarnpah yang bi:;a didaur ulang dan bernilai jual
yaitu plasn«, logam/metal,
kaca/gelas, karet/kulit (bekas sepatu, tas),
kayo, kertas/kardus dan kam. Dcngan rnennct kcgiatan pemulung yang menikmati nHai ekonomi yang ada dari sampah anorganik, maka nilai manfaat ini dapat digunakan untul< merubah par;,oigma Jama yang menganggap bcJhwa sampan adalah sesuatu yang tidak bemilai menjadi oernilai apaoua digunakan sebagai input untuk suatu proses produks]. Hal ini daoat
dibuktikan
dengan
dimanfaatkannya sarnoeh anorganik oleh sebagian orang sP.hagai surnber matapencaharian, mendatangkan pendapatan dan rnenciptakan lapangan kerja bani. Hasil kegiatan
pemantauan yang dilakukan oleh Tim lndcpenden,
2005, mengatakan bahwa keberecaan TPA telah meningl
lokal,
Telah
lerjadi
efek
91:Jnda
(multiplier effect).
Keberadaan TPA tersebut, telah diikuti olen berdirinya industri terutama yang mengguna1
laksoneken
olen
Pemef'intah
Provinsi
OKI
Jakarta,
penelitian
memfokuskan pace pengolahan sampah skala kawaSon di Jakarta. Hal inl dlsebaoken karena kebijakan yang seiarna ini dllaksanakan belum mampu menjawab permasalahan yang aoa, Untul< itu, di carem rangka meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh sistem pengelolaan sampah yang terah dilakukan oleh Pemerintah Prnvinsi DK1 Jakarta selama ini dan sebagai upava untuk memaksimahsasi
dampak positif
yang diakibatl
olch
kcberadaan
sampah di sekitar kita, adalah mengatasi sampah dari tingkat bawah. O.ilam skala
keci! sarnpah tidak menimbulkan
rnasalen
yang cukup
berarti. Namun dalam skala besar, sampah apabila tidak dltanganl secara tepat akan memunculkan masalah yang OJkup kompleks. Penelitian ini memfokuskan pada masalah pengolahan sampah organik di tingl
6
membusuk,
sehingga
memanfaatkannya
dilakukan
melalui
sistcm
upaya
untuk
mereduksi
dan
open windrow. Sistem open windrow
adalah sistem pengolahan sampah organik dengan ditumpuk memanjang pada ukuran tertentu yang diberi perlakuan tambehan, s.ehingga dapat diubah menjadi pupuk organlk. Beberapa perbandingan antara ststern open windrow dan TPA disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 1.4 Komparasi Pengelolaan Sampah TPA dengan Sistem Sanitary Landfill dan Compostmg dengan Sistem Open Windrow Skala Kelurahan .. ·Composting dengan Slstem TPA dengan Sistem Sanitary No landfill . ··-- .~ Windrow 81oua mvestasi relatlf lebih mu rah Mahalnva biava trwestesi 1. Membutuhkan rahan iuas Meml>utuhkan ienan yang tldak 2. lua~ _ .. e,aya operasional besar : pengadaan llulya operas,onal mur.>h ~rena 3. baku Clekat dengan urug, pengOlahan llndi, bahan tanah transportasi penga~gkutan sampan sumbemya, kc TPA pengolahan ooerasionansast pengotah&n sampah Operas1ona11sas1 4. semoan sanest sedernana lebih suut s. Jumlah sampah yang d,tangan, Jumlah sampah leblh sed1k1t, sangat besar, :s<:l1111gga suhr untuk sehingga mudah untuk mengontrol mengontrol ienls sampeh yang jerus sampah yang d1tangani d,tanganl (bahan berbahava cbn I beracunlB·3l SOSlal Relattf Mak ada masetan sos,al: Munculnya masetan 6. penolakan terh~dap yang muncul (ter:iadmva keberadaan TPAl llngkungan Relatif tldak ada masalah I 7. Munculnya masatan hnnkunaan (nencemaran udara to\nah, air)
-
-
I
.
Dalam sampah
rangka
organik
menggali
sekaligus
dampak positif yang terdapat dalam
membantu
mengatasi
masalah
sampah
( dampak negatif) dalarn skc'la I<'" -,asan, penelitian mengambil Kelurahan Cijantun(J KP.c-.amatan Pasar f.ebo Jakarta Timur sebagai lok.asi penelitian. Konsentrasl penetltlan pada upaya daur utang sampah organik dengan penekanan proses pengom:>' san (composting).
Proses pengkomposan
sernpah menjadi lebih penting karena 70%-00% sampah kota merupakan sampah org,:mik yang dapat dijadlk.an sebagai bahan baku pupuk organik (Kompos). Sistem ini biasanya diterapkan untuk memproses sampah skate sedang sampai skala besar (BPPT, 2003 ). l(elebihan dari produk daur ulang sampah orqanik ini (kompos) sangat berperan dalam memperbaiki
7
kondiss
fisik
memperbaiki
tan ah struktur
d iantaranya tanah,
menahan air, meningkatkan
memberikan menambah
bagi
kemampuan
tanarnan,
tanah
untuk
aktiVitas biologi tanah, mampu meningkatkan
pH pada tanah asam dan meningkatkan Penehtten
nutrisl
ketersediaan unsur mikro.
pada kelayakan keyiati:ln dilihi:lt dari 6
difukusk,m
aspek, yaitu aspek fmansial, aspek ekonomi, aspek komersial (pasar), aspek kelembagaan - organisasi dan manajemen proyek, aspek teknis dan aspek lingkungan. Dengan demik.ian penelitian tentang pengolahan sampah organik menggunakan proses composting
dengan sistem open
windrow
ini
diharapkan dapat memberikan wacana baru bahwa sampan organik khususnya dapat mendatangkan nilai manfaat yang lebih besar secara ekonorni yaitu dapat dijadikan sebagai peluang usaha dan penyedlaan lapanqan kerja. Namun ada dampak tidak langsung yang tidak kalah pentingnya
adalah
tereduksinya
sampah
dari
sumbernva
yang
menyebabkan terjadinya efisiensi biaya pengangkutan ke TPA. Oleh karenanya upava ini dapat dijadikan
sebagai altematif
pengelolaan
sampan.
1,2
RUMUSANMASALAH Keglatan pengolahan composting sampah organik dengan sistem
open windrow di Kelurahan Cijantung sudah berjalan kurang lebih 2 tahun. Pilot poject ini diprakarsai oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur. Kapasitas produksl kompos yang dihasilkan menc:apai 1.550 kg per
hari. Hal menarik yang dilihat datam penelitian ini adalah bahwo bahan baku yang diolah tidcik bemilai dan cenderung menimbulkan dampak negatlf
pada Ungkungan, proses dan
peralatan composting
yang
dipergunakan cukup sedemana, tenaga kerja yang dlbutuhkan bukan tenaga kerja terampil (unsklilled labor), serta tanah yang dibutuhkan untuk kegiatan composting
tidak luas, temyata mampu memberikan
manfaat kepada masyarakat dan lingkungannya. Melihat fenomena tersebut,
maka muncul rumusan masalah yang dapat diangkat dan
menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu seberapa besar tingkat kelayakan
keqiatan
composting sampah organik dengan sistem open windrow di
Kelurahan Cijantung dilihat dari aspek finansial, aspek ekonomi, aspek kornersial
(pesar), aspek keternbeqeen
-
orqenlsesl
dan manajemen
proyek, aspek teknls oan aspek lingl
1.3
TUJUAN PENELJTIAN Dari rurnusan masalah sebagaimana terurai di ates, maka tujuan
penelitian yang dilakukan
adalah
untuk
menilai
kelayakan
kegiatan
composting sampah organik dengan sistem open windrow di Kelurahan Cijantung dfllhat dari aspek finansial, aspek ekonomi, aspek komersial (pasar), aspek kelembagaan - organlsasi dan manajemen proyek, aspek teknls dan aspek lingkungan.
1,4
HIPOTESIS Hipotesis
yang
diambll
sampah organlk rnelalui
adalah
bahwa
kegiaton
pengolohan
proses composting dengan slstem open windrow
tavak untuk dUadfkan peluang usaha dlllllat darl aspek nnansier, ekonoml, komersial,
keiembagaan
- organlsasl dan manajemen
proyek, teknls
proyek dan llngkungan.
1.5
MANFAAT PENELITIAN Berdasarl<.an
nilai
manfaat
yang
ada
dalam
sampah
yaltu
dijadikannya sampah sebagal sumber matapencahalian bagl orang-orang yang bergerak di sektor informal dan juga apabila dikeiola dalam sk:ala kawasan (kelurahan) akan membawa dampak positif bagi masyarakat dan Jingkun9an sekrternve,
maka m.infa;,t y.ing diharapkan dari penelitian ini
adalah : a.
Dijadikannya
penelitkm
ini
Pemerintah Kota Jakarta Timur DK! Jakarta pada
umumnya
menggunal
saiah
satu
scbagai
behen
kbususnye
p<:rtimbangan
don Pemerintah Provinsi
tentang p~ngolahan
campcsting dengan alternatif
bi3gi
ststern
pemecahan
sampah organik open windrow
dalam
mengatasi
perrnasalahan sampah dan perbaikan lingkungan.
q
b. Memberikan wacana baru kepada masvarakat dan dunia usaha bahwa pengolahan sampah rnelalui proses composting
dapat memberikan
manfaat sehingga dapat dijadikan sebagai peluang usaha. c. Merubah paradigma lama yang menganggap sampah adalah bahan sisa
akth1itas
manusla
yang
tidak
bermanfaat,
namu n
apabilc1
digunakan sebagai input pada suatu proses produksl akan menciptakan nilai ekonomi.
1.6
RUANG UNGKUP Yang menjad1 kajian
dalom
pcnchtian ini adalah
Pengolahan
Sampah Organik dengan Sistem Open Windrow di l<elurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.
1.7
METODOLOGIPENl:UTIAN
1, 7, 1 Jenis dan SumberData Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi, dokumentasi dan wawancara dengan plhak-pihak
terkait yaitu dinas/instansi
yang
berkompeten rnenanqanl masalah sampah (Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta
dan
Suku
Dinas
Kebersihan
pengolahan sampah organik Cijantung.
Jakarta
Timur)
dan
pekerja
Sedangkan data sekunder yang
diperoleh adalah data kepustakaan meliputi literatur,
buku-buku, jurnal-
jurnal ilmiah, majalah, surat kabar, data-data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah den hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan.
1.7,2
MetodePengolahan dan AnalisisData untuk Anallsls Kuantitatif Data dan informasi yang telah diperoleh dari data primer dan data
sekunder tersebut kemudian dlolah. Hasil pengolahan data, dltabulasikan dan
selanjutnya
mempermudah
dikelompokkan
diklasitikasikan,
sehingga
nantinya dalam menganalisis data. Dari berbagai data
yang tel ah d iolah, akan diperoleh selanjutnya
serta
hasil berupa erus kas tunai
akan d1analisis berdasarkan
berbagai
kriteria
yang
kelayakan
10
investasi seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Gross B/C R<1tio. Net Present
Value (NPY) menurut
Husnan dan Suwarsono
( 1994) dapat diartlkan sebagar nllal sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan
oleh investasi.
Rumus permtunqan
NPV adalah sebagai
berikut :
B,-C,
n
NPV = ~ 1+1
(l+i)'
dimana:
61
= penenrnean/marfaat ( benefit) pad a tahun ke-t
C1
= biaya (cost) pada tahun ke-t
n
= umur proyek
=
discountrate(%)
Internal
adalah tingkat
rata-rata
keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan
investasi
dan dinvatakan
Rate
of
Return
(IRR)
dalam satuan persen (Gittinger,
1986).
Rumus yang
digunakan untuk menghitung IRR adalah sebagai berikut : NPV1
IRR = i1 + (i2-i1)
-----
NPV1-NPV2 Dimana: i,
=
i,
= discount rate yang menghasilkan NPV negatlf
NPV,
= NPV yang bemilai positif
NPV,
= NPV yang bernilai negatif
disc:ou nt rate yang menghasilkan N PV positif
Gross B/C Ratio merupakan angka perbandingan
ar>tara nilai
sekarang darl arus manfaat dibagi dengan nilai sekaranq dari arus biaya. Kriteria yang digunakan unt:uk pemilihan ukuran Gross B/C Ratio sebesar satu atau lebih jika arus biaya dan manfaat didiskontokan
pada tingkat
biaya opportunitas kapital (Op(IOrtunity Cost of Capita() (Gittinger,
1986).
Rumus untuk perhitungan Gross 8/C Ratio adalah sebagai berikut:
11
B,
'
~ t+1
( 1 +i)t
Gross 8/C Ratio =
c,
•
E
(1+i)'
tll
Dimana: Bt
= penerimaao (benefit) pada tanun ke-t
C,
= biaya (cost) pada tahun ke-t
n
= umur proyek
= discount Untuk
rate (%)
mengetahui
tingkat
pengembalian
investasi
digunakan
indikator Payback Period. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah discounted payback period dengan mslakukan d1skonto terhadap penghasilan bersih yang diperoleh. Prosedur dlskonto dilakukan dengan menggunaka:1 rumus sebagai benkut (Gittinger, 1986) :
F p'" (1+i)' Dimr1nr1 :
P = nilai ua ng sekarang F = nil.ii u.ing di rnasa dotn ng
i = tingkat suku bunga t = waktu Setelah dihitung,
penenrnaan
bersih
kumulatif
dan
tahun
dapat terlihat bahwa tahun dimana investas
ke tahun
sudah kembali
adalah tahun pad a saat penerimaan bersih ku mu latif pertama kali bernilai positif. Semakin cepat pengembalian
investasi, maka proyek dipandang
baik untuk dilaksanakan.
1, 7,3 Diskr-iptifKualitatif untuk AnalisisKualitatif Untuk data yang sulit diukur/tidak
terukur
secara kuantitatif,
dijelaskan secara deskrlptir. Data deskriptif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi serta dokumentasi.
Data deskriptif beru pa Kata-kata hasil
wawancara sebagai sumber utama penelitian. Menurut Alston dan Bowles
(1998), untuk
mengemukakan bahwa wawancara yang mendalam melihat
dunia
dari
pandangan
informan,
bertujuan
untuk
menyelidiki
pemikiran dan perasaan rnereka clan untuk memahami secara seksama sudut pandang rneresa. Demikian juga untuk observasinya. Teknik yang digunakan untuk menggali data oari
sumber data berupa peristiwa, tempat, lokasi dan
benda serta rekaman gambar. Dalam penclitian ini, observasi yang dilakukan adalah dengan : a. Pengamatan sampan,
langsung
mengamati
terhadap
aktivitas
operasional
pcngolahan
kondlsl flsik dan lingkungan tarnpet pengolahan
sampan b. Mengambil
rekaman gambar yang dirasa perlu dan mendukung data
penelitian.
1.6
SISTEMATlKA PENUUSAN
tesis ini dlsajlkan dalam
Penullsan menggambarkan
rangkalan
satu,
Kelima baglan lnl
penullsan tests berdasarkan urutan per bab,
Pendahuluan,
melatarbelakangl
dlangkatnya
sampah
dengan
organik
baglan.
penelrtlan yang dllaksanakan oleh penelltl.
Berikut diuralkan slsternatika Bab
s
menguraikan
tema
slstem
analisis
permasalahan
yang
composting
kelayakan
open windrow sebagal
alternatlf
pengelolaan sampah kota skala kawasan (studi kasus pengclolaan sampah di Ki:,lurahan diakhlrl
Cijanluny
dengan
xecernetan
slstematlka
Pasar Rebo·lakarta Timur).
penullsan
yang
menggambarkan
B11b lni urutan
nenu lisan tests. Bab
dua,
Tinjauan
Pustaka, menguraikan
tentang
teori
berbagai hasil kajian
literatur
yang mendukung terbentuknya kerangka
pemikiran
dengan
sebuah
dikaitkan
kasus
pengolahan
sampah di
Kelu1 ahan Cijantung ini.
Bab tiga,
Gambaran
dalam bab ini menggambarkan
Umum
Wilayah Penelitian, dtmana
kondisi dan permasalahan sampan di
Provinsi DK! Jakarta, Jakarta Timur dan Kelurahan Cijantung serta protil kegiatan pengolahan sampahnya.
13
Bab empat, Hasil Analisa dan Pembahasan , rnerupakan bab y,1ng menunjukkan basil perhitungan, anaijsis dan bahasan permasalahan nerueserkan hasil olahan data yang bersumber dari data primer dan data sekunder dikaltkan dengan apa yang tetah diuraikan mulai dari bob satu, bab dua dan bab tiqa, Bab lima, K111simpulandan Saran, merupakan bab penutup.
) .j
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sel);igalmana
d1ketT1u(akan
Arkodra
bahwa
(1999),
peda
umumnya masatah lingk~•ngan hldup muncul karena berbagai sebab, yaitu (1) urbnrusasi yang bljaks;,na
cepat
yer,g cendcrung
dan
memusatkan
yang re!atif semplt,
tempat
penggunaan
(2)
teknologi
yang
kurang
pendudulc clan sernpab
konsentrasi
sampan
yang
pada
melebihi
llngkungdn (tanan, udera, air serta siscern biologls) untuk
kemampuan rnengaslmilasi,
yang disebabkan oleh kemunduran mutu \ingkungan hidup
untuk kehidupan
biologis ter-nasuk
manusia,
(3) pertambehan
jumlah
penduduk serta penlngkatan keglatan pembangunan yang mengakibatknn terjadinya
pergeseran
pertumbuhan
ekonomi
kecenderungan
kepede
perubahan-eerubanan perubahan
tata
pola
p!.'nggunaan
dan
industrl
perubooan sungai,
ruanq,
(2005),
ju!;Ja
yang
di
~lklus
alami, tanah
dan
kegial
lain
yang
et
al., 2004). terjad• di Jakart.a.
sebagai pusat ekonomi dan pemertntahan,
karera dapat
Menurut
(4)
terjadinya
terutama
dan
yano
tndonesta,
menyebabkan
udar,1
produktivltas hiolog1 (Sabrl, Demlkian
lahan
melelul sernpen.
mengurangl John
Miller
Kot.I Jakarta memlllld
cJaya tarlk yang kJar blasa bagl penduduk Indonesia untuk datang dan menetap. Selaln mernberikan manfaat dalam penyedlaan tenaga kerja, penJngkatan kebutuhan
jumlah
penduduk
perumahan
dan
juga menjadi peningkatan
diantaranya pengelolaan sampan {URD: Terbatainya merupakan
kendala
yano
pelayaoan
poblik
lainnya,
2005).
lahan dan ting111nya senus
penyebab menlngkatnya
tingkat kepadatan penduduk
dihadapi
olen Kota Jakarta dalam
pengelolaan sampah (UROT, 2005).
2,1 PENG!RTIAN SAMPAH 2.1.1 Definisi 5ampah Untuk ditlmbulkan
lebih
bisa
memahami
sampeh,
permasalahan
yang
dan nllai manfaat yang dimlliki, rneke yang perlu kita ketahui
IS
terlebih dahulu adalah dP.finisi sampah itu sencm, Ada beberapa definisi tentang sampah. Menurut Kodoatie (2003) dalam Jurna1 Pulifikasi, 2005, sampah adillah limbah atau buangan yang hersifat padat. setenqah padat yang merupakan hesll sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus Keh1dupcm
manusia,
hewan
atau
tumbuh-tumbuhan.
Dalam
istilah
lingkungan untuk M,majemen, Ecolink, 1996, sampah adalah suatu bahan yang terlbuang at.au dibuang dari sumber hasil aktivitas rnanusia rnaupun proses alam yang belum memilif
sampah senaqai kurnpulan rnatenel/rnesse
dkk yang
beragam dari hasil buangan masyarakat kota yang merupakan c11<.u1nu1asi dari kegiatan pertanian, industri dan sampah-sampah
mineral (Ana Puji
Rahayu, dkk, 2005).
:z.1.2 Jenls Sampah Dari beragam sampan yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia,
sampan dapat digolongkan ke dalarn 4 (empat) kelompok, antara lain : a. Human Excreta Merupakan bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia, meliputi tinja dan urine. b. Sewage Merupakan air limbah yang dibuang oleh pabrik maupun rumah tangga.
c,
Refuse Merupakan bahan pal.lat sisei proses industri atau hasil sampingan
rumah tangga. Refuse ini yang dalam pengertian sehari-harl
kerapkali
disebut sebagai sampah, a. Industrial Waste Merupakan bahan-bahan buangan dari
sisa
proses indust1i (Wied
Harry Apriadji, 1990).
16
The
Public
American
mengklasifikasikan
jenis-jenis
asalnya, sebagai berikut
Association
Works
sampah padat
(refuse)
(APWA) berdasarkan
:
a. samoen Lapuk (Garbage) Sampah
golongan
iru
didefinisikan
sebagal
sampah yang
dihasilkan dari proses penvtapan, pengolahan dan penyediaan makanan yang dapat dihasilkan
dari rumah tangga, institus1 dan badan-badan
komersial seperti hotel, toko, restoran dan pasar (Linton,
1970, dalam
Muhamad, Naufal, 2004). Definisi
Garbage datem Wied Harry ApriadJ1. 1990, adalah sisa-
sisa pengolahan
atau
stsa-sisa
makanan
dari
rumah
tangga
atau
merupakan hasil sisa sampingan kegiatan pasar bahan mak.anan. Contoh : sisa-sisa
hasil
sortasi
sayur-mayur
di pasar,
makanan
slsa,
daun
pembungkus, dan sebagainya. b. Sampah Tak Lopuk dan Sampah Tak Mudah Lapuk (Rubbish) Sampah tak lepuk merupakan jenis sampah yang benar-benar tldak akan blsa lapuk secara alami meskipun drilem jangka waktu yang lama. Conteh : plastik, kaca can mlk.a. Sampah tak rnudah tapuk merupakan jents sampah yang sangat sulit
lapuk, namun bisa lapuk secara atami dalam jangka waktu yang
lama.
Contoh : kertas,
kaleng,
kawat, dan sebaQalnya (Wied Harry
Apriadjl, 1990). Barton,
1979, rnernberlkan definlsi yang [etas atas beberapa
istllah yang digunakan dalam pengelolaan sampah perkotaan : a. Organik adalah bahan yanQ terdiri atas campuran senyawa-senyawa kimia
yang
mengand mg rantai
karbon,
yang otsatukan
dengan
hidrogen dan sering juga dengan okslaen, nitrogen dan elemen-elemen lainnya. b. Anorganik adalah bahan yang tlerasal dari mineral, yang tidak daoet dlmasuxken delern kelompok senyawa karbon yang dikenal dengan lstilah organik. c. sampan (waste) adatan mater! padat, cair, Hlau gas yang dibuang akibat aktivitas masyarakat.
17
d, Sampah
kota
{urt>an waste} adalah
sernua sampah
paelat yang
dihasilkan dari pcmbuangan sampah rumah tangga, areal komersial, perdagangan dan industri yang dikumpu\l
kebersihan publik atau kontraktor swasta yang mewakili
pemerlntan kota (Munamad Naufal, 2004).
2.1.3 Dampak Sampah Temadap Manusia dan lingkungan Pengelolaan
sampah
meliputi
perkotaan
pengumpulan,
pengangkutan ke TPS {Tempat Penimbunan Sementara) sampai di bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pengelolaan sampah perkotaan yang baik menjadi dihasilkan
sangat penting
cenderung
karena jumlah
meningkat
timbulan
sampah yang
dari tahun ke tahun selling dengan
meningkatnya Jumlah penduduk perkotaan.
Dan tidak kalah pentingnya
oaiarn pengelolaan sampan perkotaan adalah l::etersediaan lahan yang terbatas dan makin menyempit. Ada beberapa darnpak yang timbul akibat pengelolaan sampah yang tidak tepat atau tidak memadai, yaitu : a. Terhadap Kesehatan Lok.isi dan pengclolaan rnernberiken
kondisi
sampah yang kurang memadai dapat
yang cocok
untuk perkembenqbieken
beberapa
organlsme dan mengundang vekror-vektor penyakit untuk datang (lalat, nkus, dan lam-lain). Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan antara lain :
>
Penyakit diare, kolera, tifus yang akan menyebar dengan cecat l<arena virus yang berasal dan sampah dengan pengelolaan yang tidal< tepat dapat t>.!rcampur dengan air minum
> Penyakit yang disebabkan oleh [amur l>
Penyakit yang deoet menyebar melalui rantai makanan
>
Penyakit·penyal:.it yang disebabkan oleh sampah beracun
b. Terhadap Lingkungan
Leachate atau llndi yang berasal dari sampah apablla merembes ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Oekomposisi atau pembusukan sampan yang dibuang ke dalam air
akan
menghasilkan
asam
organik dan
gas-calr organil<,
seperti
metana.
Sela,n
berbau
kurang
sedap,
dalam
konsentrasi
tinggi dapat
meledak. c. Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi Pengelolaan
sampah y;;,ng tidak tepet akan memberikan dampok
terhadap keadaan sosial dan ekonomi antara lain : ::., Akan menciptakan rnasvarakat
yaitu
lingkungan rnuncumva
yang kurang
menyenangkan
bagi
bau yang tidak secep dan estetika
lingkungan yang buruk. ), Memberikan darnpak negatif terhadap aspek kepariwisRta;.m. :,.. Rendahnya tlngk.at kesenaten masyarakat. Hal terpenting disinl adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (biaya untuk pengobatan) dan pembtavcan secora tidak langsung {tidak masuk kerja, rcndahnya produktivitas pekerja). l>
Pembuangan sampah padat ke badan air dapet menyet>abkan banjir dan akan rnembertkan Clampak bagl fasilitas cetavanen
umum seperti
[alan, Jembatan, drainase, dan lain-lain.
>
Mempengaruhi tingginya biaya operasional infrastruktur Jainnya akibat pencemaran yang disebabkan oleh pengelolaan sampah yang tidak tepat. Sebagai contoh adalah tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air akibat
sumber air baku yang sudah tercernar oleh
sampah (PPPGT/VEDC Malang, 1999).
2,2 ICARAKT£RISTIK SAMPAN PERKOTAAN
sarnoen perkotaan sangat porensial untuk diolah menjaal kompos. Menurut data, sekitar 70%-80% samoah perkotaan di Indonesia berasal dari banan organik. Dari total sampah yang ada di kota beser, 73% adatah sampah
organik dan sisanya adalah sampah anorganik,
seperti plastlk, kaleng, logam dan sebagainya. Sampah perkotaan biasanya memiliki kadar air antara 40-50%. Besarnya kadar air
dalam
sampah ini cukup
eecek untuk proses
pengomposan dimana kadar optimal yang dipersyaratkan adalah 50-60%. Untuk rasio C/N 30-40 berbancllng 1, enmana rasio optimumnya adalah 30 : 1 (Oipo Yuwono, 2005).
19
2.3 KONSEP PENGOLAHAN SAMPAH PERKOTAAN Menurut Sri Bebasari, 2000, pengolahan sampah secara umum napat ouakukan dengan 4 {empat) proses, Keempat proses tersebut adalah : a. PengomPOsan (Composting} proses pengolahan sampah (sarnpah ornanik)
Merupakan
pengomposan atau fermentasi
untuk mendapatkan
melalui
atau menghasilkan
pupuk orgonik (kompos).
Kendala yang dihadapi
untuk penerapan sistem pengolahan
ini
acaren neium acenva kesadaran masyarakat untuk memisahkan sampan orqamk dan sampan
anorganik,
belum memasyarakatnya psmakatan
pupuk organlK (kompos) olen petanl Khususnya dan masvarakat pada umumnya. b. Pembakaran (Incineration) Pengolahan pemusnahan Pengolahan
dengan
llmbah
sistem pambakaran
dengan
inl memertukan
menggunakan
(incineration) adalah proses
pembakaran.
blaya yang sangat mahal dan memertukan
bahan bakar yang banyak (Ayub Muktiono, 2004). Inslnerasl dllakukan pada suhu yang
cukup tlnggi
dengan tujuan agar pembakaran yang
terjadl bertangsung sempuma, sehingga tidalc mengha~llkan asap yang dapat mencemari c.
udara dan residu yang dlhasilkan adalah abu.
D11ur Ulang (Recycling) Merupakan
memanfaatkan
proses
pengolah11n
sampah
dengan
can,
kembah sernpan-sempah yang masih bisa dimanfaatkan.
Pengolahan dengan sistem ini akan dapat berjalan dengan baik apabila mendapat dukungan dari semua pihak. Pemerintah sebagai regulator harus tegas membuat peraturan tentang pernakaian bahan-bahan ramah lingkungan menindak
bagi
pelaku
tegas apabila
kooperatif dan mematuhi dibutuhkan
usaha dalam terjadi
memproduksi
pelanggaran,
produknya dan
pelaku
usaha harus
ketentuan yang dibuat oleh pemerintah dan
kesadaran dari masyarakat untuk mempergunakan produk-
oroduk ramah lingkungan Clan sadar untuk melakukan pemllahan sampah ditingkat rumah tangga.
20
a. Open Dumping-Sanitary Landfill Adalah proses pengolahan
sampah dengan rncmbuanq dan
menumpuk sampan secara terbuke hingga kelinggian 0,20-0,35 meter kemudian d·1urug dengan tanan can dibiarl
beberapa waktu sebagai
proses peruraian
secara
sarnpah
sanitary
ini
landfill
membutuhkan
alami.
Pengolahan
membutuhkan
banyak
lahan
yang
tanah sebagai bahan
dengan stsrern
sanqat
urug
untuk
luas
dan
menimhun
sampah (Ayub Muktiono, 2004). Dalam Wied Harry Apnadji, 1990, pengolohon sampah dapat dilal
ranen
a. Penimbunan
(Land Fill)
Pemusnahan sampah daerah perkotaan.
Kumpulan sampah yang berasal dari sumber timbulan
sempan dimanfaatkan begitu Setelah
dengan cara inl sudah lama dilakukan di
untuk menimbun tanah rendah. Sampah ditimbun
saja sampai menggunung, kettnggtan
tertentu,
slstem lnl sebalknya
kemudian diratakan
penimbunan
dan dipadatkan.
sampah dihentlkan.
Dalam
untuk jenis sampah rubbish, karena
dlmanraalkan
apablla bercampur dengan garl:Jage yaog sangat mudah membusuk ekan berbau setelah Ungkungan,
beberapa hari
dibuang.
juga akan mengundang
untuk datang,
sehingga
Akibatnya
setatn
mencemarl
hinatang dan vektor-vektor penyakit
aken berdampak terhadap pPnurunan kesehatan
mesvereket. b.
Penimbunan raneh secara Sehat (S/fnitary Landfill' Sanitary
dengan
Landnn
menggunakan
sangat
tepee untuk menimbun
sernpah jents
tanah rendah
rubbish dan garbaqe s~kaligus.
Pemusnahan sernoah dengan cara ini kemungkinan me nlmoulkan bau dan mengundang
binatang dan vektor-vektor penyakit sangat kecil. cara yang
dilakukan adalah sampah yang ditimbun dengan cera landfill, setelah ketinggian yang diing\nkan, permukaan atasnya segero ditimbun dengan tanah. Paling sedikit tanah yang digunakan untuk menimbun setebal 60 cm. Pemusnahan dan sekaligu~ pemanfaatan sampah lni membutuhkan lahan, tanah urug dan biaya yang sangat besar.
21
c. Pembakaran Sampah (Incineration) Sistcm pemusnahan
sampah dengan cara ini harus dllakukan
dengan care pembakaran sernpurne agar tidak menimbulkan asap yang dapat mengganggu pe111ah,san dan mencemari udere. luga sise sampah yang trdak terbakar sempurna akan bertet>aran kemene-rnane.
o.
Penghancuran (Pul•1erisation) Sampan y;mg berasal dari bak-bak penampuncan sarnpah baik
dari jenis garbage maupun rubbish langsung dihancur\eburkan o\eh atat pelumat
sampah.
Sampah
yang
sudah
dilumatkan
selain
dapat
dlmenfaatkan untuk menimbun tanah yang rendah, dapat Suga dibuang kc taut.
e. l'engomposan (Composting) Proses pengomposan (composting) dilakukan untuk jenis sampah organi~ oleh
(gi!rbage).
Agar proses pembusukan samoah (decomposition)
mikroorganisme
berjalan dengan balk, sarnpah dlhancurkan atsu
dicacah delarn ukuran tcrtcntu terlebih dahulu. Proses pembuatan kornpos In! blasenve tergantung skala
memakan
waktu antara 2 hari sampai dcngan 6 minggu,
cara penanganannya.
rumen
tangga
karena
Composting dapat dllekukan
proses,
alat-alat
dan teknologi
dalam yang
dlgunakan sedernana. f.
Makanan Ternak (Hegfeeding) Sampah
Janis
garbage,
sepertl stsa sayuran, arnpas taploka,
ernpes tahun, depot dlmanfaatkan sebagai makanan rernak. g. Pemanfaatan Ulang (Recycling) Recycling sampah dapat dilakukan untuk sampah yang sekiranya masih dapat d10Jah kembali sepertt kertas, pecehan kace, botol bekas, Jogam-logam,
plastik dan lain-lain menjadi karton, kardus pembungkus,
alat-alat dan perangk;,t rumah tangga dari plastik dan kaca (Wied Harry Apriadji, 1990). 2.4 KONSEP COHPOSTZNG PROCESS kornpos adalah pupuk alami yang terbuat dari bahan-bahan hijauan
dan bahan
organlk
lain
yang
sengaja
ditambahkan
untuk
22
mengaktifkan
proses pembusukan, misalnya kotoran ternak (Wied Harry
Apriadji, 1990). Menurut Effi Ismawati Musnarnar, 2003, kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan sekarn,
daun-daunan,
tar,aman atau limbah orqanik rumput-numputan,
limbah
seperti jerami,
orgariik
pengolahan
pabrtk dan sampah orga11ik yang terjadi karena penakuen menusia. Proses mil
pengomposan dimana
banan
(romposclng) organik
suaeu
adalah
dirombak
oleh
proses
a kuvitas
sehingga dihasilkan energi dan unsur karbon sebagai
pembangun sel-sel tumbuhan.
Surnber enerrgi diperoleh
dari unsur N
padc1 bahan organik mentah. Di dalam pen9omposa111 terjadi perubahan yang dilakukan oleh rnlkrocrqanlsme,
yaitu berupa penguraian selutosc, hemiselulosc, temak,
lilin serta lai11nya menjadi karbondioksida (C02) yang sebaqlan besar akan hUang ke udara dan air; pe11gikatan unsur hara oleh rnikroorganisme akan dllepaskan kembali bila mikroorganisme
mati; serta pembellasan unsur
hara senvawa organik merijadi senyawa anorganik tersedia bagi tanaman. Oengan meUhat terjadinya perubahan-perubahan
tersebut, maka
bobot dan isi bahan dasar kompos akan mengalami penyusutan (40%60%), tergantung bahan dasar kompos den proses perigomposarinya (Effi Ismawatl Musnamor, 2003).
23
Gambar 2.1 Skema Pembuatan Kompos:
B<,han bak~J o,tambahkan : ;..- Puµuk kanddng
;..urea :.-TSP
J. M1kroba dekomposer
Proses Fermentas,/Compo,:rmg
;... Suhu (4U°C-
so0c
:.- Kelembaban (40%·60%) l> Pe:nba1ikan (1-2
kal1/minggu) Koinpos
Konverts1onal Ada 2 (due) cara untuk mempercepat terjadinya pelapukan benen organil<
yaitu
penyaturan
kondisl
lklim
mikro
seperti
kelernbenan yang sesuai dengan kondisi pertumbuhan penqurat serta penernbahan atau pembenan
suhu
dan
mlkroorganisme
mikroorganisme
penqural
sebagai starter atau aktivator (EM-4, starbio dan temban). Keboi,adaan kompos sangat
diperlukan karena beberapa hal,
yaitu : a. Kebutuh .. r
bahan
organik
untuk
pemupukan
belum
terpenuhi
meskipun teleh tersedia pupuk kandang den pupuk hijau. b. Sulitnya rr-ernproleh pupuk kandang matang dalam jumlah beser, c. Penumpukan limbah banan organlk seperti sampah kota, llmbah pabrik pengolahan perkebu nan ( gula, l<elapa saw it, l
24
e. Pembakaran bahan organik tidak akan memberikan tambahan unsur hara namun dapet menirnbutkan pencemaran udara (Effi lsmawati Musnamar, 2003). Dalam proses pengomposan, keberhasllan sangat ditentukan oleh susunan
eanan
kelembaban
mentan.
dan
kondisi
ketinggian
rnikro
( suhu,
tumpukan},
pH, kadar
kandungan
air atau
nitrogen
serta
pengadukan atau pP.mbalikan tumpukan.
a. Susunan Bahan Mentah Semakin kccil ukuran potongan bahan mentah akan mempercepat proses pembusukan atau penguraian. Ukuran idei:11 potongan st!kitar 4 cm. Bila ukuran potongan terlalu kecll, maka timbunan akan menjadi padat sehingga mempengaruhi slrkulasi udara. b. Kondisi Mlkro (suhu, pH, kelembaban, tingoi tumpukan) Pengaturan subu merupaken faktor pentlng dalam pengomoosan. Salah
satu faktor yang
sangat
menentukan
besarnya suhu
adalah
tingginya tumpukan. Jika tumpukan bahen terteiu rendah, maka beraklbet cepat kehllangan panas sehingga mlkroor9anisme tldak ekan berkembang
secera wajar. Sebaliknya, apablla tumpukan terlalu tlnggl mengaklbatkan terjadinya
kepadatan bsnen organik oleh berat bahan sehingga suhu
menjadl tlnggl dan tldak ada udara dalam tumpukan. mempeng11ruhi
Hal inl sangat
perkernbanqbtakan clan aktivltas mlkroorganlsme dalam
mendekomposlsi bahan organik. Tinggi tumpukan
yang ideal adalah
selarne proses pengomposan adalah Untuk mempercepat
1,2-2,0
meter dan suhu
4o0c-so0c.
proses pengornposan,
pH diusahakan tidak
tertalu asern, Apabifa pH timbunan sangat rendah dapat ainalkkan dengan pemberian Kapur, ebu dapur atau abu Kayu. Untuk kelernbaban ideal timbunanan yang balk dari bahan baku berkadar air sekitar 50%-70% dan penguraian atau perornbakan berkadar air sekitar 40%-600/o. c. Pengaruh Nitrogen Rendahnya kadar nitrogen dalam timbunan akan mempengaruhl rendahnya oerombakan
energi secara
yang
dipergunakan
cepst.
Sehingga
bagi
mikroorganisme
diperluKan
tambahen
untuk sumber
25
nitrogen
seperti
ilustrasi,
untuk
pupuk kandang,
urea,
ammonium
sulfat
(ZA). Sebagai
rasio l ton bahan mentah dibutuhkan 70-100 kg pupuk
kandang. d. Pengadukan
atau Pembalikan Tumpukan
PengaduKan
sangat
olpenukeo
untuk
menciptakan
kondist
kelembaban yang sesuai untuk proses penqomposan. Pengadukan akan rnenyebabkan
sirkulasi
udara
dalam
tumpukan
dapat
berlangsung,
sehingga delcomposisi yang mampat dapat diatasi dan proses dekomposisi
dapat berlangsung merata. Pembalikan sebaiknya dilakukan dcngan caro memindah lapisan atas ke bagian
tengah,
tapisan tengah ke lapisan
bawah dan lapisan bawah ke lapisan ates. Tingl
cara
mengomposan
dan cara penylmpanan.
Adapun kandungan
hara dari kompos secara urnum dagat dilihat pada tabel di hawah lni (Effi
Ismawatl Musnamar, 2003) ; Tabel 2..1 K.:,ndung.:,n Hara Kornpcs secara Umum
---·Kadar air i.£._orqanl~N P,Q. K,O Ca
M-,,-· -
-
-·-
-·-·
--
Fe Al _t!n__
·-~ndun~I'!. (%)
Koll) .f!2!!.fill
'--
,,
41 00-43-00 . 4,83-6,00 _ o, 10-0,51 ·0.35·1.12 0 32-0 so 1,00-2,0~- . ·0.10-0.19 0,50-0.64 0 50-0.92 0,02-0,04
-··· somber (Elli lsmawatl Musnamar, 2003) Sumber : dari berbaga1
-
..
I
·-· ..
-· -·-
'
_)
Dalam teknologi penqomposan (composting), ada cua cara yang dapet dilakukan
valtu aerobic (dengan bantuan oksigen) dan anaerobic
(tanpa bantu;,n oksigen).
Pada
prinsipnya,
perancangan kondisi
pembuatan
lingkungan
kompos
didasarkan
bagi mik.roorganisme
pada
yang berperan
dalam proses pengomposan
agar dapat bekerte secera optimal. Kondisi
linykungan yang
mempengaruhi
dapet
kehidupan
dan
kinerja
26
mikroorganisme
dalam menghasilkan
kompos <.1ntara lain rasio C/N,
derajat keasaman (pH), kelembaban, suhu, jumlah oksigen masuk dan ukuran bahan. Dalam proses pensomposen, masmq-maslnq mempunyai
baik aerobic
maupun
kelebihan dan kekurangan.
anaerobic
Pada tabe1 di
bawah ini akan memaparxan perbedaan persvaraten lingkungan, keuntungan
dan kerugian
dari kedua proses tersebut
serta
(Dipo Yuwono,
2005). Tabel. 2.2 Perbedaan Proses Pengomposan secara Aerobik dan Anaerobik Deskri""' 61;1han oryamk kompos
Ulllt:k
Aerobik
Anaerobik
Penul,han dllokukan secara
H,m1p1r seuiua b1;1han organik dapat d1komposkan dan aman . digur,akan /
1ntensif. Bahan -baben organik va,,g mengandung protein hewem dan bahen yang mengandung penyak,t sebaiknva dtseleksi 25: 1 hrngga 30: 1 Scmakin tmggi C/N ratio sernakm cepar perombakan bahan -, organik dan buangannya akan mempr.mya,
Ratio C/N oanan
I
Kadar air < Rh l bah an Suhu oot1mal Oerajat keasaman tnHl Ukuran Rahan
nrt™1fill!I 40%·50% 45-6S"C 6-8
:";0% keata!':
~mgqi
-
ss-so-c 6 7·7 2
I..P.blh baik turnat $~pert, bu bur T1dak memerlukan aerast karena tempatnva tertutup T1dak perlu kuntrol patogen karena akan mati setelah 3-12 hari Hasil akhir karboh1dn1t cc., H2, alkohol, asam Alkohol, asam lemak, •. lema~ _ c;.Qi._ H,D __ ··.. -·-- I 40-55 hari 10-80 hari Lamanva oroses Pengis1an bahan baku ! ndak dapat d1l;,l
-
27
_Oes~1 Aerobilc "T Anaerob1k I Bi;iy;) opcras,on~I dart . Biaya mumh, cukup D1aya mahal pada awal I t1n91<ar kesibukan kerJa' menyRlukan, pengontrolan pembuatan bak
j ..
I sehari-han
I
l I
d1lakukan tiap han (relabf termentas,, tetapt mudah
,
suht) ---··
_____ Hasu aktur
I
Pembenankaour
_pen_:i!raman Perlu untu k
Pengar1ook~n
mengontrot Perfu alat mekan,s · untuk
I
sunu apabita tertalu t1ngg1, mengaduk dcngan tujuan ya1tu dengan cara nornoqerusasr oanan dan memballk bahan pembebas11n gas yang te · b3k dalam bah;,,n Pe!!:i!£i,,_uu,,,,·"'11'------1-..::5:.:0cc%~----------11-7,:.:0"--%"'---------
Aroma Ru~n
8P.rhau _J 8utuh n,an!l.kb;hbe~L...J
Tlctak lx!rbllu
Butuhrtmn Secara komerslal,
kec~
pembuatan korncos lebih banyak dilakukan
secara aerobic kan:n11 kecepatan dan kemudahan orosesrwa. Ada dua prinsfp pembuatan pupuk kompos yaitu : a. Prinslp Pembuatan Pupuk Kompos secara Aerobic Proses pengomposan
seeara tJeroblc dilakukan di temper terbuka.
Ud111rt1 bebas akan bersentuhan langsung dengan bahan baku kompos. Dalam memperoleh
proses pengomposan yang optimal, kuautas
maupun kecepatannya, diperlukan kontrol yang intensif temadap kadar air, suhu, udara, bahan dan penqcmpcsan
p'r'\, kelembaban,
pemilihan dengan
bahan. cara
ukuran bahan, volume tumpukan
Oleh karena itu, kegiatan operasional ini
relatif
lebih
banyak
membutuhkan
perhatian dibas,ding pengomposan dengan care anaerobic. Pembuatan kompos
eerco«: yang
o.,Umal membutuhkon rasio C/N
25-30 berbanding 1. Rasio C/N adalah perbandingan kaoar karbon (C) clan kadar
nitrogen
{N)
dalam
suatu
bahan.
Unsur
karbon (C)
dimanfaatkan sebagai sumber energi di dalam proses metabolisme dan perbanvakan sel oleh bakteri yang menghasUkan buangan berupa asam organik, alkohol dan lain-lain. Unsur nitrogen (N) digunak.in u ntuk sintesis protein atau pembentukkan protDplasma menghasilkan
karbondioksida
(C02) dan gas metan (CH,).
28
Bahan mengakibatkan
org.inik
yang
proses penguraian
mengandung
C
terlalu
tinggi
dapat
terlalu lama. Namun jika kandunqan C
tertolu rendah dapat men9akibatkan sisa nitrogen akan berlebihan dan membentuk amonia (NH3). Apabila NH3 berlebihan akan meracuni bakteri (mikroorqantsrne) (Dipo Yuwono, 2005). Ada beberapa macam composting dengan cara aerobic, yaitu :
i. Composting denqan SiStem Open Windrow Composting sistem ooe» windrow adalah proses penckornoosen dlrnana sampah yang dikomposkan ditumpuk memanjang c!P.ngan ukuran tertentu. Syarat utama plant composong sistem open windrow adalah tersedianya ruanqon tcrbuka dan beratap sorta terscdla sumber air yang diperlukan untuk composting. Di roangan ini sampah organik ditumpuk menjadi beberaoa ti.,mpukan selama 6-7 rninggu untuk diproses rnenjadi kornpos. Tata Cara Pembuatan Kornpos dengan Sistem Open Windrow : -;, Sortasi dan Pencacahan Sortasi adalah tahap par,ng awal dalam proses pengomposan. Sampah yang datang sebaiknya langsung ditangani,
sehingga tidal<
menumpuk dan menimbulkan bau yang tidi!l< sedap. Dalam ruang sortasi ini sampah langsung dipilah.
Sampah organik yang merupakan hasil
sortasi dibawa ke ruang pengomposan.
Proses sortasi ini merupakan
proses yang mernenukan tenaga kerja yang relatif banyak. Oan ruang sorrast, sampah organik dtcacan Clengan chopper {mesin pencacah) untuk mendapatkan ukuran tertentu (sekitar 5 cm) yang merupakan ukuran ideal untuk compostir,g, :.. Pembuatan Tumpukan Setelah disortir dan dicacah, sampah organik di bawa ke ruang pcngomposan dcngan ukuran tumpukan lebar 2.,5 m dan tinggi 1,5 m sert.a panjang scsuai ruangan.
Pembuatan tumpukan dapat dilakukan
denqan garu atau alat yang terbuat dari anyaman barnbu.
29
~ Pembalikan, Penviraman dan Pemantauan Proses Pengomposan Dalam
menjaga
agar proses pengomposan
dlperlukan pembahken dan penyiraman
be11c1lan optimal,
rutin. Pembalikan
dilakukan
seminggu sekali untuk mengkondisikan aerasi tumpukan dapet berjalen denqan
baik,
sedanqkan
penyiraman
berfungsi
untuk
menjaga
kelembaban. Aerasi yang baik oen kelembaban yang optimal inilah yang mendorong
mikroba
aerob penghancur
sampah
aktif
bekerja ean
berl<embano biak. Selama proses berlangsung, dibutuhkan pengukuran suhu untuk menjaga
optimalisasi
compostmg
dengan
menggunakan
termometer
kompos. Pada minggu-minggu 70"C. Set~lah
pertama, temperatur sampah bisa mencapai
kornpos rnetanq, suhunya turun
menjacli
40"C dan
warnanya menJadl gelap dan gembur. )>
Pengayakan, Pengemasan dan Penyimpanan Kompos yang telah matang, kemudian diayak untuk memperoleh
ukuran
partlkel kompos sesuai yang diinginkan,
memlsahkan
bahan-
bahan yang belum terdekomposisi secara sempuma menjadi kompos, dan memisahkan bahan-bahan yang tldak dapat dikomposkan yang lolos dari proses sortesi. Kompos yang telah diayak, dikemas ke dalam kantung plastik atau karung untuk dlslmpan dan dipasarkan (BPPT, 2003).
ii. Vermicomposting Vermlcomposting
adalah
proses
pembuatan
kompos
me1alui
budldaya cacing. Dalam budid~ya tersebut diperoleh dua produk yaitu biomassa cacing dan kascing (produk seperti kornpos yang biasa disebut kascing = bekas cacing). Pada awalnya
vermicomposting
digunakan
untuk
menangani
limbah padat organik yang berasctl dari petemakan karene limbah padat peternakan
khususnya
kotoran
ternak
struktumya
relatir
hafus, kaya
nutrisi, dan disukai cacing. Teknologi
vermicomposcing
dapat
juga
digunakan
untuk
memproses sampah kota menjadi kornpos. Namun penerapan teknologi
30
ini tidak
popular
karena membutuhkan
relatif banyak
tenaga
keria,
peralatan dan perhatian yang intcnsif dibandingkan dengan sistem open windrow, sehingga llianggap mahal dan beresiko tinggi terutama untuk composting skala
besar (PPPGT/VEDC
Malang, 1999).
Ada 3 (tiga) fase dalam vermicompostlng vaitu fase perstapen rneliputi penentuan lokasi, pemilihan sistem, pembuatan bangunan oan pengadaan arat: fase pelaksanaan meliputi pembuatan media, pengadaan bibit, dan penanaman; dan fase perawatan meliputi pemberian pakan, pembeliken, penggantian rncole, pcmanenan media, pengontrolan media nan pengontrolan hama.
b. Prinslp Pembuatan Kompos Secara Anaerobic Pengomposan secara anaerobic terjadi tanoa bantuan udara atau oksigen. Pengomposan
ini memeriukan bangunan knusus yang kedap
terhodap udara, Ada 3 (tiga) rehep proses pembentukan kompos oleh bakteri anaerob secara berurutan, yaitu : Tahap 1 ada1ah perombakan senyawa kompleks (karbohidrat, protein dan ternak) menJadi senyawa yang leblh seoernana. T~hap 2 adalah perubahan senyawa mel\)adl asam organlk lemak, asam asetat, asam butlrat. dan tain-lam).
asam
Pada tahap inl Juga
terjadl pcrornbakan asarn organlk dan senvawa nitrogen serta sebagian keen C02, N2, Tahap
cu, dan H2. 3
adalah
pembentukan
gas
metan,
karoondiokSida,
hidrogen sulfida, hidrogen can nitrogen darl senvewe-senvawa asam dan hasll sa'Tlpingnya berupe lumpur organ1k yang sangat baik untuk dijadlken kornpos bagi tanaman (Dipo Yuwono, 2005). Dari penjelasan di eras dapat dilihat bahwa proses pengomposan (composting process) dengan cara aerobic lebih mudah digunakan dalam skala kecl1 dan menengah dibanding proses pengomposan dengan cara anaerobic karene : a. Menggunakan tel<nologi sederhana, sehlngga mudah pengoperasiannya b. Biaya operasionalnya iebih murah c. Membutuhkan lahan yang lebih sempit
11
d. Penyusutan
dari produk yang dihasilkan
Adapun
di
dalam
proses
lebih kecil.
pengomposan
dengan
cara
aerobic
sendut, teroapet dua sistem pengomposan yaitu sistern open windrow dan vermlcomposting.
Namun
diantara
keduenve,
sistem
open
windrow
memiliki kelebthan dibandin~ slstem vermfcompost11i9 kerena :
a.
Lebih praktis datam apli1<.as1nya
b. R.esiko 1<.egagalannyalebih kecil c. Peralatan yang digunakao mudah dan rnurah d. Biaya operasionalnya lebih murah 2.5 KONSEP ANALYSIS KELAYAKANSUATU KEGIATAN (PROYEK) Ada beberapa pertimbangan yang dapat dljadikan dasar dalom penghitungan dan analisis ketavakan pengolahan sampah yailu biayci dan manfRat. Pad a sisi biaya (cost), ade 4 kategori utama yaitu : a. Blaya Bahan Baku (Raw Material Costs) Untuk mendapatkan
sampah organlK sering dlperoleh secara
grcitls, namun tidek begitu halnya dengan sampah organlk yang berasal darl pasar, hotel can restoran. Kadang-kadang
untuk mendapatkannva
narus mengeluarkan biaya. Blaya tersebut beresel darl blaya transportasi, dimana bfaya Inf harus dlmasukkan dalam raw material coses. b. Blaya Produksl (Produd:ion Costs) Blaya produlcsi pengolahan sampah organlk ditentukan sebagian besar oleh pemlllhan teknologl. Dengan peralatan sederhana buatan lokal dan kapesites prooukst dibatasi antara 2·3 ton per harl, biaya mvestasl dan biaya produkslnya rendah. Untuk pemlllhan capital intensive akar, rneningkatka11 kapasltas produksi (sebet saja 10-100 ton per hari). M<::sldpun tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit den lahan yang dibutuhkan leblh sempu, tetapl peralatan produksl dan bahan baker yang dibutuhkan lebih banyal<. Unit biayo
produksi awar akan lebih besar, tetapi secara bertahep aken
semakin berkurarig dengan memanraatkan kapasitasnya secara optimal.
c, 61aya Dlstribusi (Distribution Costs) Jarak pasar merupakan krlteria yang penting datam pemilihan lokasi processing plant. Prociuk akhir diangkut dari tempat produksl ke
32
pasar
atau
dijual
secere
ke konsumen.
langsung
Biasanya,
bleva
transportasi akan ditambankan ke dalam harga produk (har9r.1 pasar) dan dibcbankan
secara langsung
ke konsurnen, sehingga di dalam banyak
kasus di pesar kompos,
jarak antara processing plant dengan pasar
dijadil
pertimbangan yang sangat pentinq. Sebagai
contoh
untuk
wii-:1yal1 Asia,
disarankan
bahwa radius pasar kornpes
seoalknva sarnpai paoa jarak 25 km dari plant. Untuk jarak di atas 25 km, harga tidak lagi kornpetttit. d. Biaya Tersembunyi (Hidden Costs} Biaya tersembuny,
adatah biaya fingkungan yang dihubungkan
dengan polusi yang disebabkan
oleh sistem pengolahan sarnpah, bau,
terkontaminasinya drainase air, polusi udera dan sisa-sisa sampah yang tidak dapat diolah. Hal ini sering tidak diperhitungkan. Biaya tersernbunyi pada proses pengolahan sampah sulit dihitung, tetapi sebcnamya
ini
penting dan narus dimasukkan sebagai biaya (lnge L..arddinois, Arnold van de Klundert, 1993). Pada sisi rnanteet
(benefit),
ada "J kategori yang masuk di
dalamnya, yaitu : a. Market Value Benefit yang diperoleh dari proses pengolahan sarnpah adalah hasil penjualan produk akhir.
o.
Opportunity Savings Sistem recovery
alternatit metode lcmdfoJI.
sumberdcrya
pengelotaan
Pengolahan
kernoan
lain
harus
dibanclingkan
dcngan
seperti n,\salnya incineration ateu
sumberaaya
mereduksi sampan sec.ara keseluruhan
sampan
dalam
rangka
akan menghemat blaya apabila
sarnpah dibuang ke lahan saniUlry landfill, sehingga akan mengurangi biaya transportasi
dan disposal
lXIStS.
Jnilah
yang disebut
sebagai
opportunity savings. c. Hfdden Benefits Peningkatan
hasil
pengolahan
sumberdaya
(sampah)
mendatangl
datarn pertiitUngan sebagal bahan pertimbangan
pemerintah ketika menilai suatu proses pengolahan sampah, entere lain :
33
:.> Recovery akan mereduksi permintaan bahan baku dan bahan bakar rosn impor dengan begitu akan menghemat devisa ( briket dan bloqas dan sampan). );, Mel"P.cluksi volume sampan akan memberikan dampak posltif terhadap lingkungan karena ada penurunan polusi, dan akan memperbaiki stander keamanan dan kesehatan penduduk. l> Reprocessing mendatangkan
income dan terbukanya
kesempatan
lapangan l<erja . .l> Kompos yang dihasitk
oleh sampah organik akan memperbaiki
tekstur tanah can produktivitas tanan. :.:. Bahan
hakar
dari sampah
(briket
ateu biogas)
akan rnereduksi
permintaan bahan hakar kayu dan dengan beqltu akan membentu mereduksi kegiatan penebangan nutan (Inge I arddlnois, Arnold van de Klundert, 1993). Proyek aoaten kesatuen (unit) kegiatan lnvestasl d.,l!lm sumbersumber daya (resources) menjadl suatu kapasltes produksl, melalul suatu kumpull'n
yang dapat dlldentiflkasl
dengan Jetas,
ean menghasitkan
manfaat tertentu setelah jangka waktu t:ertentu (Sahan Kuliah AnaUsls Proyek, 2006). Anallsis ospek proyek adalah menllal proyek darl berbagal sudut panoang
atau aspek
yang diperklrakan
mempunyai
hubungan
atau
pengaruh dengan pelaksanaan proyel< tersebul Aspek-aspek yang dlanallsis dan ditellti 1.mtuk mellhat kclayakan suatu provek meUputi 6 ( enam) aspex : l. Aspek Komersial (Pasar) atau Kebutuhan Proyek (/Veed) Aspek
komersla1
atau
biasa dtsebut
sebagai
anansrs
easer,
bertujuan untul< mclihat dan menganallsis faktor-faktor yang diperkirakan akan mempenganJhi keberhosllan atau kegaga1an suatu proyek oan segi bisnrs atau pemasaran proyek yang meliputi provek.
harga,
elastisltas,
dan
lain-lain,
pasar input dan output agar,
apabila
proyek
dilaksanakan, kebutuhan input dapat terjamln balk dari seyl jurnlan, mutu dan harga, serta output yang dihastlkan dapat dijual dengan harga yang balk atau dimanfaatkan sesual rencana oan tuiuan mvestasi proyek.
14
Ya'lg perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah permintaan, penawaran,
struktur
pasar
{keseimbangan
antara
penawaran
dan
permintaan) untuk faktor-fektcr produksi (input) dan hasil-hasil produksi
(our.our). 2. Aspek Ketembagaan·Organlsasi dan Manajemen Proyek Aspek kelembaaaan prasarana
pelaksenaan
dan orgamsasi
kegiatan
yang
merupakan
sangat
sarana dan
djpenukan
untuk
mendukung aspek manajemen dalam pelaksanaannya. 3. Aspek Teknis Proyck Aspek teknis proyek, meneliti dan menganalisis segi teknts dalam petaksanaan proyek. Adc1 3 (tiga) tahap yang akan diteliti dan dionalisis datarn aspek teknts ini yaltu : a. Tahap Pra-Konstl\Jksi Mellputi
r,enyelesaian
masalah-masalah
admlnistrasi
untuk
konstruksl dan operasl proyek antara lain penyete!'.aian berbagal macam perijlnan, tender peletangan, pembebasan lahan, penjajagan pendanaan, dan laln·laln.
Untuk itu, dlperlukan
blroxrasl yang axan dihat.lc1pi, kondlslnva, keadaan rinclan
lembaga-lembaga
tahan biaya
(surat untuk
data mengenai persyaratan perljlan,
lembega-lem~ga pelaks<1nH
kepemlllkan, penyelesalan
penyandong dana dan
konstruksl
jumlah berbagal
dan
k.ondlslnya,
penducluk, dan lain-lain), kepertuan
dan
masalah·
masalah lain yang diper1ukan untuk konstruksl. b. Tahap Konstrukst Pada
umumnya
menyongkut
masatah
pengadaan
prasarana
produksl proyek yang ditandai dengan dibangunnya pabrik-pabrik berikut sarana pendukungnya : p.:rumahan buruh, perumehan karyawan, kantor, bengkel pemeliharaan,
can lain-lain.
Dalam beberapa kasus, tahap konstruksi sanpat memerlukan data tentang
topografi
dan
keadaan
tanah,
kelancaran
pembangunan,
penyedlaan buruh, dan lain-lain. Pada proyek industri manufaktur, kelengkapan pabrik berupa mesin membutuhk.an data mengenai jenls-jenis mesin yang tersedia, kapasttes, spesiflkasi rnesm, bahan baker atau enerqi yang dipcrtukan dan lain sebapalnva.
35
c. Tahap Operasi Tahap ini merupakan Aspek proyek,
teknis
pade tanap
inti kcgiatan
ini untuk
proyek untuk mencapai
melihat
teknls
pe/aksanaan
tujuan. operesi
output yang ingin diproduksi, spesifikc1si yang dibutuhkan,
jumlah
sarana pendukung proses lainnva, pengamanan proses Clan 1ain·lain. Dalam aspek teknis, input yang perlu ditel',ti misatnva mengenai
bahan baku utama, bahan penolong, air, bahan bakar, minyak pelumas, suku cadang, tenaga kerja, teknik penyimpanan input, teknik sortasi
input,
transportasi
input sarnpei ke proyek,
penawaran
(kuantitas,
kualitas, kualifikasi, radangan), dan lain-lain. 4. Aspek Lingkungan Proyek (Fisik, Sosial-6uctay1:1) Proyek sebaiknya arnan bagi lingkungan Clan masyarakat. Provek harus menunjang mengganggu
terclotanva
proyek yang bersih llngkungan, yang tidak
kuallt.as lingkungan, tidak merusak Hngkungan dan tidak
rnengganggu aspek lingkungan budaya dan soslal masvaracat. Analisfs espek Ungkungan proyek flslk dan sosla1 budaya menjam In keberhasllan provek darl slsl lnl. Aspek llrigkun911n proyek mc:llputl :
a.
Soslal·Budaya Keglatan·kealatan yang dUaksanakan sehubungan dengi,n proyek,
sedlklt
banyak akan
mempunyal
dampak
terhadap
masyarakat
di
seldtarnya antara lain : ), pendapatan
masyarakat total,
pendapatar,
rata-rata (per kaplta),
dlstribusl pendapatan )>
Nllai-niltii yang ada di masyerakat (budaya, penlaku, dan lain-lain}
;;, iingkat kesenatan masyarakat ;> Dan laln-lam
Proyel< dapat membawa dampak oosmr dan negcitif terneoap lingkungan dan tetanan masyarakat di sekitamya, antara lain : )>
Penciptaan lapangan kerja baru atau hilangnya lapangan kerja
>-
Peningkatan atau penurunan pendapatan masyarakat total
)>
Peningkatan atau penurunan pendapaten masyarakat rata-rata
'I> Perubahan sosfal (munculnya nilai-nilai beru)
»-
Perubahan tarat hidup (kesehatan, pendldlken, dan lain-lain)
:.. Dan lain·lain
b. Lingkungan Fisik Dalam aspek ini, pengaruh proyek terhaoap tingkungan dilihat
secara simultan (bersama-sama). l<em.,ngkinan
dampak pentlng yang diakibatkan
hidup
munculnya
o\eh suatu proyek perlu dikaji lcbih
lanjut. Dampak pentlnq adalah perubahan yany sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan (proyek). 5. Aspek Keuangan
l\spek ini mempelajari slsl pendanaan suatu proyek, penggunaan dan pengelolaan dana untuk mcnganalisls kelayakan keuangannya. Aspek keuangan untuk menilai keloyakan suatu proyek dari sisi keuangan dengan meiakuken perhitungan
Internal Rate of Return (IRR),
Internal Flnandal Rate of Return (1FRR), NPV, Benefit Cost Ratio, dan lain· lain. Pada aspek in\, penggunaan
sumber daya oruhat sumtlangannya
bagi proyek arau Investor proyek secara Individual.
6. Aspek Ekonoml (Perekonomlan/Masyarakat) Aspek ekonom I, penggun11an
sumber day a oleh proyek dlllhat
kontrlbuslnya bag I perekonom Jan dan masyarakat secere keseluruhan. Pada aspek ekonornt, kelayakan :;uatu proyek secare keseluruhan
depat dllihat melalu1 perbandingan antara manraat dan blayany1:1, yang dlnilal menu rut penllalan ekonomi secara keseluru han. Penllalan
secara
ckonoml pada dasamya merupakan penilalan kesemnatan (opporwnlty) yaltu penllalan atas da~r penggunaan sumber daya untuk menghasilkan barang lain. Secara leblll kbusus. kelayakan ekonomi odalah pert:iandlngan antara opportunity cosr dar1 mvestasl (opportunity cost nasional) dengan perhitungan harga menurut penuatan ekonomL Penna,an dilakukan untuk senap unsur atau k.omponen penerimaan dan pengefuaran (/nput·outpul') yang dapat diidentifikas, dan d,hitung
termasuk seluruh manfaat serta
bl11ye yang biasanya sulit dinyatal
.,7
2.6 KONSEP TEORl BENEFn-coST RATIO
2.6.1 Identifikasi Biava dan MQnfaat Biaya adalah
keseluruhan
sumber
daya
yang dipergunakan,
a ihablskan acau dikonsumsi u ntuk menunjang tercapainya lujuan proyek, dan din Hai dengan uang. Biava ceoat ditanggung olen proyek ataupu n negara (masvarakat). Manfaat proyek adalah seluruh perolehan
yang
rnernounvei
kegunaan dengon dipakainya atau dlkonsumsinya sumber daya dalam proyek. Manfaat dari suatu proyek dapat dinikmati oleh pemilik proyek rnaupun bagi perekonomian secare keselurunen. Tujuan
utama
dalam
analisis
suatu
proyek
adalah
membandingkan biaya ( cost) dan manfaat (benefit) Clari suatu usu11:111 proyek. Untuk itu diperlukan ldentlflkasl biaya dan manfaat yang akan tlmbul dalam
pelaksanaan
suatu
proyek. Langkah berikutnya
ada1ah
penetepan horga (pricing} serta nifai ekonomls (economic value) dari bl1tya dan manfaat tersebut.
a. Biava i. Identlflkasi Slaya Identlfikflsf biay11 dapat dllakukan melalul beberapa anallsls : l> ldentlflkasi Biaya darl Analisls Pasar Melalui anallsls pasar dapat dlketahul jumlah dan jenis bahan baku
yang
dibutuhkan,
harga
masing-masing
bahan
baku,
b,aya
pemasaran dan promost. ;,
ldentifikasl Biaya dart Anallsls Teknis AnaUsis
teknis menjelaskan tentang biaya dalam
penange1n;..n
input, biayc1 datam pengolahan input menjadi output dan blaya dalam penanganan output itu send iii. ;1>
ldentifikasi Biaya dari Analisis Oampak Ungkungan Di,lam analisis darnpak lingkungan
akan diketahui biaya yang
timbul yang harus ditanggung oleh proyek (biaya keuangan) ataupun biava yang ditanggung
oleh perekonornian
masyarakat (biaya sosial)
akibat dilaksanakannya suatu proyek.
11!
:..
ldentifikasi
Biaya earl Aspek-aspek
Lain
Meru pakan komponen biaya yang belum Clapat diidentifikasi dari enalists-enellsis
sebelumnya
antara
lain
:
biaya
pendldikan,
biaya
penetlnen uan penqernbenqan pro<Juk, biaya bunga, pajak, sosial, politik, bucava dan lain-lain. stava-brava tersebut penu diidentffik:asl daram tahap persiapan proyek.
Sejauh dapat dilc:uantifikasi,
biaya terseout harus
diperhitungkan set>agai biaya proyek, baik keuangan maupun ekonomi. ii.
Jcnis-Jenis Biaya Proyek Biaya proyek dapat d1golongkan menjadi 2 (due) yaitu ;
»
Biaya Iovestasl {Capilill Cost) Blaya Investasi adalah blaya-blaya yang alokasi bel>annya secera
perfodik dilakukan
dengan jalan penyusutan. Artlnya blaya mvestesi untuk sumber oeve (yang tldak habis
merupal
untuk satu kali masa keglatan produksi) yang pada setiap produksl,
keseluruhan
komponen
sumber
daya
tersebut
berfunqsl, 81aya-blaya lnvestasl antara lain : •
Engineering
and Feasibility Studies (Preliminary
Design dan Fin81
Design (Detailed Engineering Study) •
Taneh Bieya tanah
finansiol
(biaya tanah
dihltung
melalui
2 (dua) anallsis yaitu anellsts
merupakan harga pasar dari tanah} dan analisis
ekonomi (biaya tanah adalah margfna/ productivity atau foregone outp{Jt), karena tanah yang Cllgunakan
untuk proyek mengorbankan hasif yang
seharusnya cfiperofeh dari alternatlf penggunaan lainnya. •
Biaya konstr1Jksi dan pengaoaan peraiatan Meliputi peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja.
•
Bunga selama masa konstruksi
•
Contigcndes Pada
kesatahan
b,hap
konstruksi,
untuk
mernperklrakan
kesalahan·
pertiitunyan, bia~nya disediakan cadangan untuk biaya tak
terduga (contingency allowances).
39
•
Modal kerja Modal
kerta
Clibutuhkan
s~flubungon
dengan
pembiayaan
operest
provek senan-narl,
'> Biaya Or,erasi (Production and Maintenance cost) Siaya operasi adalah seluruh biaya proyelc di luar biaya investasi yang meliputi biava rutin tahunan yang r1ikeluarlcan untuk operasi atau produksi dan pernetlheraan. Biaya operasl dibedakan menjadi 2 (d"a) kelompok biaya, yaitu ; •
Biaya produksi yaitu semua biaya yang langsung berkenaan dengan produksl, seperti bahan baku, bahan penotonq, bahan bakar untuk produksi, listrik dan air untuk produksi nan tenaga kerja i;,ngsu119.
,
Biaya
umum
yaitu
gaji
manajernen,
gajl
tak
langsung,
biaya
pemasaran dan prornosi, blaya angkutan output, dan lain-lain.
b. Manfaat I. ldenttnkasi Manraat Proyek ldentiflkasl beberapa anallsis
manfaat
suatu
proyek
dapat
dil.1kukan
mela/ui
yaltu :
,. Identiflkasi Manfaat dari Analls!s Pasar Anallsis
pasar adalah analisls tentan11 peluang proyek untuk
memesckl pa Jar, baik pasar Input maupun pasar output. Manfaat adalah penqetahueu efisiensi
proyek yang dan
dapat diturunkan Cari anallsts
penguascan
pasar
pasar, pembangunan strategi,
surnber r1;iya, efisiensl pasar dan altematif pasar bagi sumber
day a.
-i,.
Identifikasi "'1anfaat dari Analisis Teknis Analisis
teknis
adalah
kegiatan
oenauralan
tentang
penanganan input, pengolahan dan penanganan output: Manfaat proyek yang dapat diturunkan dari aoalisls teknis
output, yang dapat dlmanfaatkan, pen9uasaan teknologi, penguas11an input, dan penguasaan adalah produk sampingan,
limbah input een
ijin pemasaran atau distrlbusi can yang berwenang.
40
:> Identifikasi Manfaat dari Analisis Lingkungan Analisis lingkungan merupakan analisis yang berkaitan dengan kondisi llngkungan akibat dari kcberadaan suatu proyek. Artinya dengan keberadaen proyek in, capat membertkan manfaat peningkatan kuolitas llngkungan sekitar proyek.
;;, ldentifikasi Manfaat dan Asoek-escek Lain Manfaat proyek juga harus dianalisis dari aspek sosial. politik, budaya, dan lain-lain.
ii. Jenis-lenis Manfaat Ada 3 (tiga) manfaat yang timbi.11 dengan adanya pelaksanaan suatu proyek, yaitu : ?
Manfaat Langsung (Direct ~nefil) Manfaat langsung
nrnbul !<arena adanya kenaikl(an nilei output
proyek yang disebabkan karena : •
Kenaikan dalam nilai produk fisik Bisa dlasurnsikan
penurunan
banwa
permintaan
produk
elastis. Dengan
harga l %, jumlah perrnmtaan barang nailc lebih dari 1 %,
sehingga total permintaan naik. ,
Peroaikan kualitas produk Bila kualitas produk naik., jumlc1h produk tetap, harga blsa naik,
sehingga penerimaan total naik. •
Perubahan lokasi can waktu penjuaJan Oengan mengubah/memfndahkan
lokasi atau waid:U penjualan
produk dapat menaikkan permintaan, sehiogga total penerimaan n..ik. •
Pcrubahan bentuk Benefit (manfaat) proyek bisa terjadi karena adanva panurunan
cost oerupa : <' Mekanisasi Oengan mekantsasr akan dapat menghemat waktu, sehingga aken mengurangi biaya per unit.
41
~ Penurunan Biaya Pengangkutan Dengan
pembaharuan etet
penga11gkutan,
akan
menghemat
waktu dan dapat mengnemat t:liaya. ~ Penunman atau t>engnindaran Kerug1an
<• Proyek Pergudangan (untuk menghindari kerusakan)
>
Manfaat Tidak Langsung (Indirect Benefit) Benefit
yong
timbuf cri luar proyek (faktor eksternal} yang
dtsebebkan adanva proyek lain , misolnya : •
Benefit yang
timbul
kerena
adanya
proyek
jalan raya (Induced
Multiplier Effect) •
Benefit yang timbul karena adanya Economics cf scale
•
Benefit yang timool karena adanya perbalkkan rnutu tenaga kerja (Dynamic Secondary Effecrs)
:;, Manfziat yang Sullt DWhat (lntengiblc Benefit) Bent:flt yang timbul,
yang sufit diukur tetapi blsa dildentlfikasi,
rnlsatova : ,
Perbalkan lingkungan h\dup
•
Perbalkan distlibusi pendapatan
,
Perbalkan keamanan dan sebagalnya
2.6.2
Pendekaun Pe"elitian Dari beroagai uete yang telah diolah, akan dlpercteh hasil berupa
arus kas tunai yang selanjutnya akan dianalisis berdasarkan berbagai kriteria kelavakan investasi seperti Net Present Value (IIIPV ,, Internal Rate of Return (IR.R) dan Gross B/C Ratio (Gross Benefie/Cost RatiO). Net Present Value (NPV} menurut Husnan dan Suwarsono
( 1994) da~t diartikan sebagal nilai ~ekarang dari arus pendapatan yang dltimbulkan oleh investasi. Rumus perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
42
NPV =
,
n
B,. C,
.
(1+i)'
r.
dimana: C,
= penerimaan atau manfaat (benefit) pada tahun ke-t = biava ( cost) pada tahun ke-t
n
= umur proyek
B,
= discount rate(%) Dalam metocle NPV terdapat tiga kriteria kelayakan
investasi,
yaitu : 1. NPV > 0, meka
proyek dlnyatakan
menguntungl
dan
dapat
dllaksanakan. 2. N PV = 0, maka proyek tidak u ntung tetapi Jug a tidak rugi. Proyek dllaksanakan atau tidal< tergantung dari plhe1k manajernen pengelola.
3. NPV < 0, maka proyek lni apablla dilaksanakan akan mendatangkan keruglan karene benefit (rnanfaat) yang dlperoleh lcbih kecil daripada
cost
(blava) yang dlkeluarkan unrux peteksenean keglauin pengolahan
sampeh inl. lntemal
Rate of Return (IRR) adalah
keuntungan Intern tanunan
tlngkat
rata-rata
bagl perusahaan yang melakuk.an mvestasi
dan dlnyatakan dalam satuen persen (Gittinger, 1986}. Jlka nllal IRR lebih nesar darl discount rate yang dltentukan, meka proyek dlnyatakan layak unt,,1, dtlaksanakan. Namun Jll
NPV, IRR = i, + -----
tnmana : i,
= discount rate yang menghasilkan l'IPV positif
=
discount rate yang menghasllkan NPV negatif
NPV 1 = N PV yang bernilai positif
43
NPV2 = NPV yang bernilai negatif Gross B/C Ratio merupakan angka perbandingan antara nilai sekarang dari arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang dari erus biaya. Kriteria yang digunakan untuk pemlllhan ukuran Gross 8/C Ratio sebesar satu atau lebih jika arus biaya dan manfaat didiskontokan biaya opportunitas kapital (Gittinger,
pada ting kat
1986).
Rumus untuk perhitungan Gross B/C Ratio adalah
•
...
B,
!
Gross B/C Ratio = " ! t> l
(1+i)'
c, ( 1+[)'
Dlmana:
a,
= penerimaan (benefit) pada tahun ke-t
C,
g
n
= umur proyek
blaya ( cost) pada tahun ke-t
= discount
rate (%)
Nllai Gross B/C Ratio memlllkl t1ga makna vattu :
1. Gross B/C > 1, maka proyek menquntunoken dan dapat dllaksanekan. 2. Gross B/C
=
1, maka pmyek tldak ur,tung tetapi tidak Juga rugl,
dll.:,ksanakan atau tidak, tergantung kepada pihak pengelolfl. 3. Gross B/C < 1, mako proyek inf tidak da,' )t dllaksanakan
karena
benefit yc1ng diperoleh lebih kecil daripc10;, cost yang telah dikeluarkan untuk pelaksanaan keglata11. llntuk
mengetahui
tingkat
pengembalian
investasl
dlgunakan
indikator Payback Period. Metode yang digunakan datarn penelitian
ini
adalah discounted payback period dengan melakukan diskonto terhadap penghasilan bersih yang diperoleh. Prosedur diskonto dilakukan dengan menggu neken rum us sebagai berikut (Gittinger, 1986) :
44
F
(l+i)' Oimana: P = nilai uang sekarang F = nilai uang di rnasa datanq = tlngkat suku bunga t
waktu
Setelah
penerimaan
bcrsih
kumulatif
dari
tahun
ke tahun
dihitung, dapat terlihat banwe tahun dimana investasi sudah kemboli aoatan tahun pada saat penerlmaan bersih kumulatif perterna kali bernilai posltif. Semakin cepat penqernbalien
investasi, maka proyek dipandang
baik untuk duaksanaken. Dari perhitungan dan anahsts NPV, IRR dan Gross 8/C Ratio inl nantl,
keglatan
(pengkompos11n)
pengelolaan
sampah
dengan
sistem
composting
di Kelurahan Cljantun9 Kecamatan Pasar Rebo Jakarta
Timur dapat dllihat bahwa kegiatan pengolahan sampan baik dari asoek ekonoml
rnaupun
llngkungan,
dapat
rnembenkan
manfoot kepeda
masyarakat sekltar kegtatan atau tldak.
2.7 HASlL PENEUl'JAN SEBELUMNYA Penelitian
tentang Keragaan Sosial Ekonoml usane Daur Ulang
dan Pengomposan Sampah di Kotamadya Bandung yang dilakukan oleh stat pengajar Fakultas Pertanlan Unpad pada 4 Junl 2003 bertujuan untuk mengetahul kondlsl soslat exonoml usaha daur ulang dan pengomposan sampah,
manfaat ~konoml, dan kelayakan usahanya
serta pengaruh
terhadap sistem pengelolaan sampah kota. Penefitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jenis studt kasus. Teknik pengumpulan dan pengambilan data dilakukan melalui studi lapangan
dan
studi
kepustakaon.
memperoleh dala primer
Studi
lapangan
dilakukan
yaitu dengan care pengamatan
(observasi) dan wawancara langsung.
untuk
langsung
Obyek wawancara adalah 100
orang pemu1ung, 42 lapak, 9 bandar besar dan 2 pengusaha kompos yaitu
PT. Daun Cakrabhakti dan Unit Percontohan Pengomposar. PO Kebersihan f
teknik
anal isis
data
menggunakan
analisis
secara
kuantitatif dan kualitatif. Hasil dan pembahasan pada penelitian ini adalah bahwa :
1. Produksi timbunan sampah Kota Bandung dan tingkat pelayanan Penduduk Kota Bandung tanun 2003 berjumlah 2.228.268 jiwa. Dengan prooukst sampan rata-rete 0,0033 m1 per orang per hari, maka diperl
volume
timbunan
sampan
yang
dlhasilkan
sebanvak
7.3S3,28 m; per harl. Berdasarkan jenisnya, sarnpah di Kota Bandung terdlri darl ; (1) sampah organik 4.673,74 m1, (:!) kertas 766,2 m'. (3) koca 106,62 m3,
(4) plastlk 719,89 m3, (5) logam 69,86 m3, (6) kain
125,01 m3, (7) lain-lain 894,16 m3• Dari rata-rata sarnpeh Kota Bandung yang terangkut
sebesar 4.904,65
m3 pada tahun 2003, menunjukl
banwa tingkat pelayanan sampah y11ng eda uaru mencapal 66,70%. 2. Keragaan Sosla1 dan Ekonoml usaha Daur Ulang Sampah Kota PP.mulung yang beroperesl di pernukiman, perkantoran, pasar dan TPS
umumnya
laki-laki.
Untuk. pemulung
yang beroperasi
di
TPA
Leuwig.:,jah, 80% adalah lakl-lakl dan 20% perempuan. Wawancara yang dllakukan dalam penelitian ini terdirl dart 36% berada di kelompok usta
15-29 tahun uan 41 % bereda pada usla 30-34 tahun. 'rernvata dari sampah anorganiK yang ada di TPA LeuwigaJa"l dapat
memberikan
manfaat
ekonoml
bagl
pernulung.
penjelasan ini dapat dilihat pada tabel di bawan i ni.
Selanjutnya
label 2.3 Manfaat Ekonomi Sampah Anorganik Kota Bandung 2003
I
lenis Riln,ng Bek;os Volume Harga Jual Maofaat ,____ --.·---_ (ton) .~P~ Ekonom,'R".' ...!.,_____ _!<ef\.ds (paper) 221,01!. _ 700 154.756_..QQQJ 2. Botolf~~ss) 30 76 200 6.152.i>OOl 3. Plastik 'P.lasticl _ Jl9,65 BOO 9~.720.~UU ! 4. l
I
j
·1
0
.
3. Analisis Manfaat Ekonomi Usaha Pengomposan Sampah Pengomposan sampah kote memberikan kegiatan ekonomls balk sebagal unit usi,ha maupu n dllihat darl subsistem operasional pengelolaan sa mpah. M anfaat ekonomi tidal< seja dlhitu ng dari selislh antara
nllai
penjualan dengan biaya produksi kornpos, namun dapat dlllhat dari nllai substitusl terhadap biava pengangkutan sebagal konsekuansl dan dlkcloia
dan pembuangan akhir sampah
dart penun.man volume sampah yang harus dlangkut
oleh slstem
penanganan
sam pah kota. Ad?.lpun
an111isls
manfaat ekonoml yang dlpcrolch tersajl dalam tabel berikut di bawah ini :
Tabel 2.4 Blaya Pengomposan 2.628 m1 sampah organlk
i..!iL __ 1.
~
-
••
-
..
______
1'· Bia~• Tel:~!;! _- C:epreslaOL b~ngun~.!! ~aungan d•!"'..lJUditng - Bung• modal • - Oepre~~ralat.an _ I), Bia~, Vaaa~~I ·. tJnah "'-nao$ ken~ - Insellt,f pckerja
-
-·
-·
--·
-
Nlati7Ru,I
·-
Keteranaan
. ---1:.snn on, 1.350.000 60~
-
-
.: Per1t!ngkae:a kt• 1a
- Jnokutan EM4 ·:-Molase . ·. Plastik}karun.a.J!enqemasl!_n_ ~ - Blay:a 12engangkuU1n J.:_ ,o:al B•al• Pro<1uks1 '---- .._Ras10 Manfaat .!lay• JBICI Svmber : DJuwendah, dkk, ?000
)--
-
Jj.53~~
3. 750 ()Q 450.000 1.152.000 76.800
-·
--
750.000 3000.000 J;!.246. 79.!!_
»---
1.20
Penjelasan tabel cti atas adalah sebagaimana berlkut ini : 1 m' sam;:,ah organik
rata-reta
menghasilkan
90
kg
kompos
dan biaya
47
kornpes per
pengolahan
l(g-nya
=
Rp.
136,34,-.
Kota
Bandung
sampab sekitar 7-353,28 m' per hari dcngan komposisi
menghasilkan
63% sarnpah organik. Menurut PD t<ebersihan berdaserxen uji C/N hanya
30% sampan organlk yang btsa dijadikan kompos. Dengan demikian paling
sedikit
rerdapat l.402,12
m3 sampan organik yang pot ..nslal
dijadikan sebagai bahan baku kornpos atau ada sekitar 19.909,86 kg per harf kompos dapat diproduksi di Bandung. Apabila seluruh
rneke diperkirakan
sampah
organik Kota Bandung
biaya pcngolahannya
dikomposkan,
mencapai Rp. 17.204.881,-.
Sement;,ra itu penenrnaan yang diperoleh sebesar Rp. 37.857 .300, - den oendapatan
Rp.
20.652.419,·.
untuk
B/C
ratio
yang diperoleh
dari
perhitungan adalah 1,20. Hasll analisis titik impas menunjukkan, oahwa l<eadaan
balik modal
akan terjadi pada skala pengolahan 221,22 ml
sampah organlk atau produksl kornpos sebanyak 19.090,86 kg. Pengaruh Usaha Daur Ulang dan Pengomposan terhadap Pengelolaan
4.
Sarnpah Kata Dari hasil kerje pemufung yang beroperasi di Koui Bandung d.:,!am mengumpulkan
sampan anorqanlk untuk usaba daur ulang (recycle) teleh
menurunkan volume urrounen sampan sebesar 22,58%. Sementara Bandung,
dari 63,56%
samnah organ1k yang dihasllkan Kota
hanya 30% yano dapat dikomposkan.
Jadi paling tldak aca
19,07% total sampah kota dapat dibuat tcompos. Selain mampu mereduksl Silmpah hingga 21,58%, manfaat tldak langsungnya adalah
menghemat biaya pengelolaan sampah sebesar Rp,
4. 955,71 perm' atau Rp. 15.177.556,-
per hari.
Tabef 2.5 Satuan Biava Pengelotaan Sampah Kota Bandung
-·
No.
- -
Jaems Kegiata n
Sampah TpJtanganl,
1.
Pennumnulan
2. 3.
.Pem,nd~han/P"'1gan9~utan Pembuan-·n Akhir
Blaya Ol'""'fa~icn,11
m'lth 2.S7a.111.ao
_\Re./th) 8.830.032.915 2.014.150 so 6.318.04J.495 1.74).966.li_ _ 3. J 68.423.248
I
Bia ya
Satuan
"l
111.~.1m3'
3.425.00 3.135 SJ 1.818 88
Sumbe.·: Pemda Kot.amadya B.Jndurrg dalam End,th DJ, dkk, (2000)
48
I
Dari penelitia n yang dilakukan pada tahun penqajar
Fakullas
2000 eleh staf
l>ertani,m Universitas Padjadjaran
tersebut telah
menghasikan kesimouten sebagai berikut : 1. Bahwa hubungan yang terjad1 antara pemuluog,
lapak dan bandar
bersifat kooperatif dan sallng menguntungkan. Kelembagaan transakst yang ada mem!'.)erlihatkan adanya distribusi hiaya dan keuntungan yang seimbang dan dapat menekan biaya transaksi.
2. Bahwa bahan daur ulang sampah anorganik yang dapat dimanfaatka11 secare lc1ngsung oteh pemulung 479,06 ton per hari dengan nilai ekonornf Rp. 593. 224,23 per ton. usana daur ulcmy sampah dapat memberikan
lapangan
pekerjaan kepada
13.687 orang pemulung
dengan rata-rata pendapatan Rp. 20. 763,50,- per nan. 3. Bahwa
usaha
pengomposan
sampah
organlk
secara ekonomis
memberikan keuntungan dan layak untuk dlkembangkan.
Nilal B/C
sebesar 1,2 dan tltlk impas produksl kompos 19.909,86 kg. Potensi pendapatan y11n9 dapat cllperoleh apablla semua sernpeh organlk dlkomposkan adetan Rp. 20.652.419,-. 4. Bahwa usaha pemanfaatan sampah dalam bentuk daur ulang dan penoomposan dapat menurunkan umeunen sampah 3.062,64 m3 per
hart. Penurunan membawa konsekuensl
pada penghematan
pengclolaan sampah sebesar R.p. 15.177.556,· Sementara
blaya
per harl.
saran yang dlberlkan untuk leblh mengoptlmallcan
potensl ekonorni usaha daur ulang dim pengomposan sampah yang cukup besar
namun
memenuken modal operstonal
yang cukup besar, den
memilikl peranan yang pentlnq dalam pengelolaan sampan kota adalah ; 1. Dengan memberi kemuda...,an dalam memperoleh lc.redit usaha untuk
industri daur utang dan pengompos.in sampah. 2. M~lakukan pemilahan sampah mulai dari rumah tangga, TPS dan TPA. 3. Memperlancar
pernasaren
kornpos dalam skala besar dengan cara
mensosialisasikan penggunaan pupuk organic dari sampah. 4. Mempertemukan para pengyuna lcompos : petani, Dinas Pertanian, Dinas Pertamanan, pengusaha lapangan golf dan para pengusaha kornpos.
49
2.8 KERANGKA kONSEPTUAL PENEUTIAN
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian
~a: l-Keterba1$San
Fakta : 2004
d•yo l>fl>P""S ,. K.ctt:tbat.isan
Banta1 Ci~bans.
>-1.uas Tl'A: 108 HD l- uaya tampur,g : .:t 14 000 m'lhllti J> Jumlah sampoh 1--9 yang ditsmpun& : 25.540 m'lhlri ',, K.om('('si!li ~ampah : 65% «pnilc.. ,,5% an.orgunik >,>S,impah
lat.wr ,Deg:uwi lingt~: · Air • U
• 1·,n:,1,
-~
bdum
dimanfaarl::\n/ malcsunal
"""""'
i
l
' .,
l-enc!il
ckC'f'tOmi dun lingl..'1.lngun
, s~rmh orgaoit dio~h
su111h~rny·~ d~ heresiko 1<:rnu.l!lj) ucil I mgl(u ng.tn scna )"ant:, ht-~ar uetuk :i.~L:
lini;k, twu•
±
kelurananl. sehingga d,q:at dtmlut~i Jari
mcmberikan
• fateti1'2
anorganik
menghidt1pi ;,00().(,000 pcmu\ Uf\¥
-
fiaraQ!ln: sarnpah Pengol:>t\ao d1l)kuk.a11 dAlam sl:ala (tingkat l..awasan
! Ii'
PCT1&nlahan Sfflll)lh rvi;a,,ilc. mf4:" wind.r0t, sk.al¥ k-.i ~'ll'W.ft
i"
11 '"
l l'ujuin: Mokli m:di.. ti J>.unpak P<>siclf:
o.... ,
1.l',:nywumn l,p.,ngon la:rJ" 2. Mernbub peluan& ....,1,a
Primer Sckuncxr
Side .E!ftcl : I . R,dukli s,unpo!,
l
2. Ufisicnsl lallo~
lrualitu vda,o. lanah csa,til:.i ke«rotan ,a()
3. ~eningkaton U~ku.o&Jn : oir. d,n
Ii~
Melnde A.oali,is : BC.Luolmn J>c>J
menin11:>i1
I
•
K""impulan da.n
Kela.ya.le.anJari 6
Rckolnmdosi
w;pck
-
'-----
5(1
BAB
m
GAMBARAN UMUM WILAVAH PENEUTIAN
3.1. GAMBARAN UMUM PROPJNSI DKI JAKARTA
3.1.1 Admlnlstrasi Proplnsi Jakarta Secara qeografis,
Kota Jakarta terletak
pada posisi 6°12 • LS,
106°48' BT dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut. 8atas-batas
wilayah administrasi
yang mengelilingi wilayah Kota
Jakarto adalah :
>
Sebelah Utara
Pantai sepanjang 135 km membentang dari barat ke tlmur
:.>
Sebelah seiatan : Proplnsl Jawa Barat
> >
Sebelah Barat
Propinsi Banten
Sebelah Timur
Propinsi Jawa Barat
Secara umum Kota Jakarta beriklim panas dengan suhu udara maksimum berkisar 28,7°C pada slang hari dan suhu minimum berkisar 26,0°C pada malam bart. Curah hujan sepanjang tahun 2002 mencapai 2,289 mm dengan trngkat kelembaban udara mencapai 76,4%
dan
kecepatan angin rata-rata mencapal 3,5 m/det (Dinas Kebersihan Propinsi Ol
Jakarta Pusat
4. 790 ha
l>
Jakarta ueara
15.401 ha
;,.
Jakarta Batat
12.615 ha
l>
Jakarta Selatan ; 14.573 ha
r
Jakarta Timur
l>
K!:!pulauan Seribu
18.773 ha
Berdasarkan data tahun 2003, jenis penggunaan lahan dimasingmasing wilayah Kota Jakarta adalah sebagai berikut:
SI
Tabel 3.1 Jenis-jenis Penggunaan t..ahan di OKI Jakarta Tanun 2003 Dirinci Menurut Wilayah Kota *) ~·
Jakart• Pusat
--
-
~kartalJtartt_ lakartc1 Bartsl
P
lndustri (h;,)
Perumahafl (Ila)
Kot.I
2.99231
&Gudang
ihal 1.008 )0
.. ·- .lLl!J,87
Lainnva
Total
(ha)
(Ila)
(ha)
4.790_ 536 96 3.197 25 15.401 1.747.17 12.615 1.992,12 ~ 14 573 1§.773 ~2l.,73 9.696 23 66.152 1.20 14.70 100 26.240 54.152
164 78 137 07 _1.s~7,~ 1.327.01 1J2.46 1.5/8,25 154.E 1.832 24. 212 13_ 7.342,88 800 91
87 60 2.~1
Taman
73
506 38 8.899 88 :l09 85 · Jal<arta Selata.n_ _._Hl.&38,29 Jahrta Timur 13.403 92 1.101 98 Total 44.052.27 4.25960 66 60 640 2.215 . Master Plan 1.17 30.043 ~ ---OJI, 341 46 3
...
11.10
6.329
~-
98 ------·-40 S
100
Sumber : •) JakBrta 08/am Angka 2003 •""')Solid WoMe Management Mastet Plan 1987
Dari
atas
tergambar bahwa
peruntukan tahan di OKI Jakarta
adatah perumahan.
menempati
taber 3.1
di
66,6% dari 66,152
sebagian
besar
Perumahan
lni
ha luas wilayah Kota Jakarta. Apablla
dikomparasikon dengon master plan tahun 1987, kondlsi
penggunaan
lahan tahun 2003 mengalaml pertambahan luasan dan dapat d1jelaskan sebagal berlkut :
> >
Luas wllayah bertambah 1.325 ha ( 2%). tuas areal pemuklman bertambah darl :S0.043 ha menjadi 44.05:t,27 ha (46,6%).
>
Luas areal lndustrl menlngkat darl 6. 329 ha menjadi 7. 342,88 ha
(16,02%). l> Luas areal taman dan lalnnya turun darl 26.240 ha mt."njadi 10.494, 14
(60%) (Oinas l<ebersihan Propinsl DKJ Jakartcl, 2005). Karena sebaglan beser penggunaan
(44.052,2/
lahan aoatan
ha) serta taman Clan lalnnya (10.494, 14 ha)
nerumanan
rnaka Jakarta
sangat potensial memproduksl sampah domestik yang berkarakteristlk organik.
3,1.2 l(ependudukan
Propin•i
Dki Jakarta
Jakarta mempunyal kepadatan penduduk : ± 11.244 jiwa/km2• Jumlah penduduk padat J>-
Siang hari
13 juta jiwa
)>
Malam hari
R,9 juta jiwa
52
Perbedaan tingkat kepadatan penduduk antara siang hari dan malam hari di Jakarte salah satunya disebabkan oleh adanya commuter yang berasat dari wflayah Bodetabek (Bogor, Oepok, Ttmgerang, Bekasi).
Commuter ini datang ke Jakarta untuk bekerja dan untul< keperjuan lain. Tidak ada data pasti jurnlah commuter yang ada di wilayah Kota Jakarta. Menun,t Kota
Jakarta
Data Jakarta Dalam Angka 2003, jumlah penduduk
(tidak
sebanvak 7.438.008
termasuk
wilayah
Kepulauan
Seribu)
tercatat
tinglcat kepadatan 11.244 jiwa/km2
jiwa dengan
(lihat Tabet 3.2). Tabel 3.2. Jumlah dan xepauatan Penduduk OKI Jakarta Tahun 2003 Wilayah Kota Jc1karta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
Pendu4c.tk (jiwil)
-·
Pusat Utara Barat Selatan Timur Total
S~mber : J,!Jb."tl,
Kepadatan
(iiwi1Lkm1.L_ 18.746 8.267,
·-· -· 897.941 1.176.355 1567.571
12..426 11.676 11.157
1 .701.555 2.094.586
ll.244
{)al.)m
AngkJ 10()3
Apablla mengacu pada data Kantor Statlstlk DKl Jakarta, jumlah
DKI Jakarta
penduduk 8.970.400
3.2.
tahun
rnencapa: jumlah
Jiwa.
PENGELOLAAN
SAMPAH 01 DKI JAKARTA.
Menu rut nasu survey dilakul
3.2.1
2005 diperkirak.an
oleh
konsultan
Project),
Desember 2004 dan Januari 2005 yang w;tMP
ditemukan
(Western beberapa
Java
Environmental
permasalahan
tentang
sampah di OKI Jakarta.
Perma9alahan
Teknis
a. Penyimpenan/Pewadahan Dari
hasil
pemantauan
langsung
Konsultan DKI Jakarta pada tanggal
yang
telah dilakukan
oleh
3-11 Januari 2005, ter1!hat bahwa
ada penlaku masyarakat yang rnerefteksikan masih rendahnya kepeduhan
53
mereka terhadao
kebersihan
fingkungannya.
Hal ini dapat ditunjukkan
dengan masih banyaknya masyarakat Jakarta yang membuang sampah Clisemoarang
8anyak tumpukan sampah di saluran drainase,
temper.
sungai, tanah kosong, pinggir rel kereta api, jalan rava dan nutan kota. Selc1in itu, rnasih ditemukannya kegiatan masyarakat mernbeker sampah baik di lingkungan
rumah tinggal
maupun di luar lingkungctn rumah
ting gal. Secara tidak langsung, perilaku sebagian masyarakat ini telah memberikan kontribusi terhadap pencemaran lingkungan nan oenvebeo rendahnya estetika lingkungan di OKI Jakarta.
Pengelolaan
sarnpah
sebagaimana dimaksud pernerintah
berjalan
dalam
r.ingka
hal-hal
di atas, sebenamya sudah dilaksanakan baik oleh
daerah maupun masyarakat
sebeqairnena
mengantisipasi
rnestinva,
sendiri. Namun haJ ini belum
rneskipun
pada
saat
ini,
tempat
penyimpanan atau pewadahan berupa tong sampan, bak sampan atau kantong
p!astik sudah mereka sediakan. Kegiatan pewadahan samoan
memang sudah dilaksanakan
oleh sebagian masyarakat Jakarta, tetapi
pemilahan masih jarang dilakukan. Pemilahan sampah sesuai dengan jenis sampah di tingl
mempermudah
untuk pengelolaan ke tahap berikutnya. Misalnya untuk sarnpeh anorganik yang dapat didaur Pengelolaan
ulang
sampah
(recyde)
yang
dipisahkan
demiklan
akan
d,iri sampah organlk. mernpermccan
dalam
meredukst jumlah sarnoan yang nantinya al
b. Tempat Penampungan Sementara {TPS) Tempat
Penampunqan
pengumpulan sampah
Sementara
sementara
(TPS)
rnerupekan
sebehJm diooang
tempat
ke TPA {Tcempat
Pembuangan Akhlr). TPS·TPS ini dibangun oleh Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta. Data
Dfnas
KeberSihan
Propinsi
OKI
Jakarta
2003,
memoerlihatkan bahwa TPS yang ada di Jakarta pada saat ini terdiri dari
54
dipo, tr.:insito, pool gerobak, kontainer dan bak sampah yang terbuat dari batu bata, beton a tau beton bertu lang. Kegiatan
pengumpulan
sampah
dilakukan
oleh
petugas
kebersfhan atau usaha swc1dc1ya masyarakat yang dikoordinir oleh RT/RW di masing-masing
wi1ayah dengan waktu pengambilan setiap hari atdu
dua hari sekali. Kegiatan pengambilan
sampah dari bak sampah yang bersifat
permanen (bak sarnpah dari batu bata, beton atau beton bertulang) ini sering mempersulit pekerjaan petugas karena akan memakan waktu lebih tama dalam pengambilan sampahnya d1banding bentuk TPS yang tidak permanen ( dipo, transito, pool gerobak don container).
e,
Pengangkutan Sampah Dalam
pengangkutan
sampah,
ada beberapa
kendala
yang
ditemui di lapangan, antara lain : )- Kelancaran pengangl
waktu yang lebih
lama dibanding pengangkutan sampah di TPS yang ber1okasi di daerah yang tingkat kepadatan penduduknya relatif kecil den di daerah y1tng relatif lebih luas. ~ Umumnya truk sampan belum oilengkal)i dengan penampung lindi (cairan va'1'J dihasilkan dengan
sampah) dan dioperaslkannya
kondisi fisiknya
keropos). mengotori
tidak
layak
Hal ir,i memungklnkan oada,i
Jalan,
(bak sampahnva
terjadinya
sehingga
sangat
truk sampah bolong dan
polusi udara (bau) dan mengganggu
estetika
lingkungan. l>
Pengangkutan
sampah kurang efisi~n kerena adieinya antrian
tn.ik
sampan b1tik di TPA Bantar Gebang, SPA (Staslun Peralihcio Akhir Sampah) Sunter den SPA Cakung dlmana antrlan kurang lebih blsa mencapai 2 {dua} jam, sementara jumlah ritasi truk yang masuk ke TPA 6antar C:.ebang rata-rata
per hari ± 600 rit (Dlnas Kebersihan
Propinsi DKI Jakarta, 2005).
55
d. Pembuangan Akhir Permasatahan pengelolaan sampah dengan stsrem sanitary landfill yang dihadapi oleh DK! Jakarta, antara lain : )- Membutuhkan lahan yang sangat luas, sebagai contoh : TPA 6antar Gebang dengan luas lehan 108 ha. ;;, Adanya kererbatasan umur TPA. OperaSional TPA Bantar Gebang berakhir tahun 2005 (tetapi diperpanjang hingga tahun 2006). ~ Sulitnya
mencari lahan baru. Adanya penolakan dari rnasvarakat
setempat
tentang
akan
dibangunnya
TPA di Ciangir
Kabupaten
Tangerang dan tidak sesuai dengan tat.a ruang (Dinas Kei:>ersihan Propinsi OKI Jakarta, 2005).
3,2.2 Permasa/ahari Non Teknis a. Aspek Instttusl kebersman saat ini edaren sebagai ~gulator dan
Peran Dinas operator
dalam
pengelolaan
dan
pengefolaan
sampah.
Untuk
meningkatkan
peningkatan kualitas pelayanan
perlu ada pemisahan
fungsi,
dimana
efislensi
kepada masyarakat,
fungsi regulator ada di Dinas
Kebersihan dan fungsi operator ada di swasta dan rnesvaraket. b, Aspek Fimmsial Pemu ngutan retribusi kurang efektlf. Untuk tahun 2004, jumlah dana
yang
terkumpul
masih
jauh Cli
bawah
biaya
operasi
cia"
pemeliharaan ( < 4%),
c, ASJM!k Hukum Masih lemahnya penegakan hukum tentang kebcrsihan termasuk sampah. Perlu penataan kembali peraturan yang sudah ade, penerbitan peraturan oaru (Perda, Surat Keputusan dan Instruksi Gubernur) sesual kebutuhen
baik
yang
menyangkut
aspek
institusl
dan
tel
uperasionalnya.
.'i(,
d. Aspek Lingkungan ~ Pengelolaan TPA Bantar Gebang tidak optimal.
> Munculnya rnesetah sosial yang cukup sensitif di TPA Bantar Gebang dengan adanya ribuan pemulung. ,. Mun cu rnya persepsi negatif dari mc1syarakat ternedap dampak negatlf yang dltlmbulkan,
TPA karena
sehingga menyebabkan
sulltnya
rnencan lahan baru untuk TPA.
e. Peran Sarta Masyarakat dan Sektor Swasta
> Per.m serta masyarakat baru sebatas pengumpulan sampah. Untuk pemilahan sampah serta pengurangan sampah pada sumbernya masih perlu ditingkotkan.
> Peran
swasta sudah berjalan (pengangkutan sampah, penyewaan truk
sampah, pengoperosian SPA Cakung clan TPA Bantar Gebang) tetepi masih harus ditingkatkan fasi!itas
pengelolaan
terutama
sampah
mvestast untuk pembangunan
(SPA, TPA, Jnsinerator
atau WTE)
tennasu k pengoperasian nya.
3.2.3 l<arakterisitik Sampah a. Timbulan Sampah Sebagaimana hasll Survey Produksi dan Komposisi Sampah yang
telah dilaksanakan oleh konsuitan WJEMP (Western Jaw, Environmental Management Project) pada Desember 2004-Januari
2005, perhitungan
perklraan timbulan sampah per kapita per hart untuk wilayah DKI Jakarta
sebesar 2,97 Vkapita/hari atau 0,64 kg/kapita/hari. Tabel 3.3 Perkiraan Timbu/an Sampah Berdasarkan Hasil Survey Tahun
2005 Total···-,
T1mb11lan Sumber Sampah
-· Permuk1man Pas;;,r Sekolah Pe,i
-~'!s~n
Sarnpah do
satu;;,n
Sumbcr 1 36 Loter oran,.,.hdri 9112 Litet nedaaannl/ian 040 Lote~ murid/hari 3.36 Liter ·oe•<>ria/hari 2.76
Liter/buru;-o/hari
Jumah Sumber
-7.456.931 76.350 2,386.687 2.535.680 688.098
Satuan JIWII
.!'eclaga.!!!L Mund p-..awa1 buruh rota1
Produksl
Sampah (m3/hanl 10 141
750
955 B.520 1.899 22.265
sumt,et-. Hasil Su,,,er Konsu/GJfP WJEMPDl
57
Tabcl 3.4 l'crkiraan Timbulan Sampah DKI Jakarta Tahun 2005 a P~~an Pasar Sekolah
-
,-
I
_ _
LlterhIW a/han· 1,36
Koliiwa/h,m 034
0.10 O 13
o,o~
Industn T~ · Svm~r:
.-
-=-~-t~==::J
1
0.03
114 () 25 2 97
. Perka!!_tora.lJ!Fasum
.-
0 18 0 06 ~-0=,64 ·--
I
__J_ _ Data Perh,tungan Konsu/t,an WJEMPDKF J-11, Jam,,.,; 2005
Tabel 3.5 Berat Jenis Sampah dari Berbagai Sumber Sampah - §umber·samoah··Berat )enis Sam~h (lco{iiterJ
--
Pcrnukrrnan
·-
Pasar !;ekolah
Perkantoran{Fasum
---, o.25 0
..
-·
3.~
0.27
0.15 0 23
Tndl:!stn Sumber: 0.:.fc Pemi!ungan Konsu/tan WJEMPDKI 3-l i, Jaf'uar, 2005
Dari Taber 3.3, 3.4 dan 3.5, menunjukkan banwe jumloh produksi sampah di DKI Jakarta dapat dihitu ng yaitu dengan care mengalikan perkiraan
sampah
per
kapita
per
hari <.lc1ri
masing-masfng
sumber
trrnbulan sampan (tabel 3.4} dengan berat jenis masing-masing sampan berdasarkan asal nmbulan (tabel 3.5). Hasilnya dikalikan de11gan jumlah surnber sampah (tabe1 3.3) dimana satuannya harus dikonversikan
pada
satuan yang sama terlebih dulu agar btsa dlhitung. Hasil akhir inilah yang nantinya dapat dipergunakan untuk prediksi total jumlah produksl sampah dari masing-masing sumber timbulan sampah.
b. Komposlsl Satnp11h Timbulan sampah sebagian besar berasal dari areal permukiman yang tenlh1 dari sampah yang berasal dari halaman ruman, dapur dan hasiJ
sisa
aktivitas
rumahtangga
lainnya
seperf
sisa
pengolahan
makanan, bekas pembungkus, sampah bekas alat rumahtangga, sampan daun, dan tanaman lainnya, kulit buah dan kaleng bekas kemasan bahan makanan. Data kompesisl sampah yang dimiliki
'·
oleh OKI Jakarta tahun
2004, dijelaskan pada Tabet 3.6 berlkut :
58
Tabel 3.6 Volume Sampah OKI Jakarta Terangkut Menurut Sumbernya
2004
-
S,1111 oah
u.
Sam ..~to A1loroanik ·-· Asal Sam~
1.
Sampah R~mah rangga
L-
9.074.
semoan Pasar saw.a.~er~I __ ,___ 4_. Sampah lndustr, 2. 3.
Sampah
5.
raran,
dtr_
m3lhari
Volume' (m3) 16.851
sampah Orga~i_K___
J.
-
===r:25.925
tenm~kut Jer11sSim:1~
Taman,
.... --·
Persentase (0/~) 65 35
, __ 1_~.037f
.~ 10
2.593
·~ Sunga,, ·- .
. ,, _
3.889'
15
3.663 519
. ..ti.
__
2 L_
__
,,_
Sumbcr : Dinas Kcbcr.;ihan Propino» OKI Jakarta, 2004
---
Terllhat bahwa komposisi terbesar darl sampah yang diproduks: oleh
penouduk
DKt Jakarta
adalah
sampah
jenls
organik
(65%),
sedangkan 35% adi
3.3. GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN SAMPAH DI WILAYAH JAKA~TA TIMUR Jakarta dengan
Timur
mempunyai
jumlah penduduk
luas
sebanyak 2.073.551
Wllayah Jakarta Timur terbagl menjadl
188,25 km2
wllayah sebesar
jfwa pada tahun
2003.
1 O keeamaten dengan lues don
jumlah penduduk tersajl dal,111n t.abel di bawah Tnl : Tabel 3. 7 Luas wnayah can rumtan Penduduk Kecamatan diJakarta Timur lio.
KECAMATAN
LUAS lkm2l ;, 82
1. MATRAMAN ?
nuLO,GADUNG __ ,,
3.
CA KUNG
4.
JATINEGA_R,'1
s.
-
7Z66 ; ..:.76 J6.07
9. CIRACAS \O.
CIPAYllNG
·-····---
-
41 7~ r+>
12.98
:iii 75
I
1n-:,.lJ14
15,6"
9,6? -1.1.ooe
Kf\AMAT JATI L...-~:. . PASAR.RESO 7. OORENSAWJT B. MAKASAR
JUMLAH PENDUOUK liiwal
-·
.. -.
279.884 220.61) 26.3.756
200.597 140.680 293.330 1(;9.533
I
196.5.351 114.809 I
Menurut data dari Di11a!; Kebersihan DKJ Jakarta 2003, tlrnbulan sampan yang diproduksi di wilayah Jakarta Timur sebanvak 6.158 m' per
hori. Asumsl yang digunakan ecatah timbulan sampah per orang per hari adatah 2, 9 7 liter.
59
Untok fas11itas tempat
pembuangan sementara
sampah secara
keseluruhan Jakarta Timur memiliki 474 TPS yang terdiri dari 32 dlpo, 23 transito, 136 container, 33 pool gerobak, 4 galvanis don 244 bak terbuka. TPS-TPS ini melayani sexuer 6.158 m3 sampah per hari yang diangkut dengan kendaraan angkut. Kendaraan angkut ini lerdiri dari 92 kenueraan besar dan 88 kendaraan kecll (Dlnas Keberslhan Propinsi DK! Jakarta, 2005). Menurut
laporan
hasil
penelitian
yang telah
duakukan
oleh
konsu I tan dari Dinas Kebersihan OKI Jal<:.irta terdapat gam baran tentang permasalahan sampah di Jakarta Timur yaitu 50% dari kecamatan yang ada di Jakarta Timur, TPSnya mempunyai daya tampung di bawah yong semcstinya. Bahkon di Kecamatan latinegara TPS-nya hi:mya mempunyai daya tampung
30% dari timbulan
sampan
yang dihasilkan.
Secara
kesejuruhan, jurnlah dan daya ternpunq TPS yang ada di Jakarta nmur masih kurang memaoai,
3.4
GAMBARAN
UMUM
KELURAHAN
CIJANTUNG
DAN
PERMASALAHAN SAMPAH Kelur;;ihan Cijantung merupakan bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Pasar Reho Jakarta Timur. Oengan luas vtilayah 2,38 krrr', jumlah
penduduk yang berrnukim
di Keturahan Cljantung
pada tahun
2003 ada 32.104 jiwa, sehingga tingk.it kepadatan penduduk rata-rata di kelurahan ini sebesar 13.489 jlwa/km2• 'rtmnujan
sampan
yang
dihasilkan
oleh periduduk
Cijantung sekltar 95 m) per hari. Dengan kata lain, sampah
Kelurahan
:n,7?.%
di Kecama1.. n Pasar Rebo {418 m3 per hari)
timbulan
diproduksi
di
Kelurahan Cijantung (Dinas Kebersihan Propinsi OKI Jakarta, 2005). Sebagai Sampah
salah
{TPS) di
satu
Jakarta
Jokasi Timur,
Tempat
Pembuangon
Kelurahan
Sementara
Cija11tung mempunyai
permasalahan yang hampir sama dengan Kelutahan yang telah dijadikan !;ebagai lokasi TPS (Data TPS dapat dilihat pada tabel 3.10, 3.11 dan
3.12). Permasalahan tersebut mellputl pencemaran bau yang ditimbulkan oleh
sampah
(leachate/llndi),
estetika
dan
kesehatan
lingkungan.
Permasalahan ini menjadi penting karena lokasi TPS berada di sekitar
60
Jingkungan permukiman
penduduk. Selain itu, tidak jauh dari TPS ada
sebuah sekolah menengah urnum,
sekolah tinggi dan perumahan milik
Ang katan Dar at.
3.5
UPAYA PENANGANAN PtRMASALAHAN SAMPAH Agar hal ini ndak menimbulkan perrnasalahan yang lebih besar di
kemudian
h.iri
dan dalam
yang tepat, dimana
sampan
dilakukan
ditingkat
bawah
rangka
mencari
solusi
untuk
pengolahan
upaya untl.lk rnereduksi jumlah sebelum
ke
dibuang
ke
sampah
TPA
serta
mendatangkan manfaat secara ekonomi maupun lingkungan, maka pada tahun 2004, Suku Dines Kebersih,m Jakarta Timur membangun sebuah
pilot project pengolahan sampan organlk yang bersumner darl dana APBD. pada waktu pembangunan pilot project terjadi friksi
Meskipun
kepentlngan dengan penduduk sekitar, namun hal ini dapat diselesatkan dengan
baik. Melalul
pendekatan
secara persuaslf lewat penyuluhan-
penyulu han dan soslalisasl, pilot project dapat direa lisasl. Oengan luas bangunen sekitar 200 m2, den dllengkllpl
dengen
alat-a/at prodvksi sedernene (2 bvah mesln pencacah, l buah mesin pemllah atau conveyor dan peralatan penunjang telnnya),
pilot project lnl
telah mampu berproduksl sebagaimana tercantum dalam tabel 3.8 den haslf produksl dlJual di tern pat produksi terse but. Tabel 3.8 Operaslooel Ptmgolahan Sampah DI TPS CIJantung
--·
PROSES PeNGOLAHANrnaRrACAH
VOLSAMPAH
TGL 25-7,06 26-7-06 27- 7-06 211· 7-06
29-7-06 02-8-06
GER08AK
TRUK SWAOAYA
5•MOAH 6
MA""
6 6 6
PLASTIK
4 4 4
10 10
4
10
4 4 Sumber : Pengo/ahlln S
6
s
SAMPAH
10 100
U' ·~G 330 330 225 420 300
()AUD
10
....
4400
HASIL KOMPOS
··SS ';0 45 70 50 .. 1500
Untuk hahan baku diperoleh d<1ri sampah warga sekitar yang rnellputl 10 RW. Dalam
melakukan
aktlvitasnya,
pengolahan
sampah
organik mernpekerjakan 7 orang tcnaga k
61
hari dan 6 hari dalam seminggu. Mereka mendapatkan upah butanan dan makan satu kali sehart. Sebelum ada pengalahan sampan yang menempati lokasi TPS tersenut, masyarakat merasa terg;,nyyu dengan keberadaan TPS. Hal ini disebabkan karena sekitar 33% sampan yang ditampung di TPS tidak terangkut dan memmbulkan permasalahan. Sampah bertebaran dan menimbulkan bau busuk yang berasal dari lindi (leachate). Permasalah lain yang timbul adalah adanya gangguan lalu lintas yang disebabkan oleh truk pengangkut sampah yang mengambil sampah di TPS. Sebenaroya Pemerintah Provinsi DKl Jakarta sudeh menyediakan TPS sebagai penampungan
sampah sernentera sebelum diangkut ke TPA
~ant.ar Gebang tetapl tidak termanraatkan secara optimal dikarenakan adanya kebiasaan buruk dari sebagian warga yang membuang samoahnva di pinggir
sungai,
di tanah kosong dan di tempat-tempat
yang tldak
semestlnya, sehlngga llngkungan menJadi kotor. Mclihat kondl!.l tersebut, Suku Dlnas Kebersihan Jakarta Timur berlnislatlf
untuk membangun
pilot project pengolohon
sampah dcngan
srstem open windrow di lokasl TPS. Setelah beroperesl setama 2 tahun, ternyata
keberadaan
keblasaan
buruk
pengolah
masyarakat
sampah dalam
tersebut
membuang
mampu
merubah
sarnpan.
Mereka
r.enderung senang membuano sernpahnva ke sana. Dalam upaya meminlmaflsasl
darnpak negatlf yang dltimbulkan
sempah sebagalmana tersebut di atas, sampah yang diterlma, langsung diproses agar tid11k memmbulkan
bau don tldak mengundang
vektor-
vektar penyaklt. Seh1ngga dalam jarak dekal, bau sampah Udak tercium keluar
bangunan.
mengganggu adanya
~hkan
keberadaan
pengolah
sampan
int
tidak
aktivitas perekonomtan di sekitarnya. Hal ini dlbuktlKan
aktivitas ekonomi
di sebelah kegiatan
pengolahan
sampah
(sebelah kiri ada warung makan dan tempat mangkal tukang ojek dan sebelah kanannya ada warung makan dan c:uci rnobil). Demikian sarnpai radius sekitar 200 m dari lokasi pengolahah sarnpah banvak tcrdopat warung-wc1rung
dan usaha kecil lainnya yang melakukan aktivitasnya
berdamplngan dengan Keglatan pengolahan sampah tersebut.
62
3.6
STRUKTUR ORGANISAS[
Adapun struktur organisasi yang aca dalam kegiatan pengolahan sarnpah 1.1.,ngan sistem open windrow di Cijantuny ini, terdirl dari :
1. 1 (satu) orang operasional
petugas operator yang bertugas ~bagai pengawas
kegiatan
administrasi,
sekaligus
pemasaran
merangkap keuangan.
clan
bertanggungjawab tertladap keberlangsungan melaporkannva
ke Sui
Dinas
sehagai
tenaga
Operator
ini
produksi kompos dan
Kebersiha
Jakarta
Timur
selaku
pemrakarsa dan pemberi dana operasional kegiatan. Petugas Operator membawahi 7 (lujull) orang tenaga pengolah. 2. Tenaga pengolah.
Ada 7(tuJuh) orang tenaga pengolah. Maslng-masing
mempunval tugas dan tanggungjawab. 2 (dua) orang bertugas clan bertanggungjawab
terhadap proses penyiapan bahan baku, pernilahan
dan pencacahan. Untuk proses composting yang rneliputi pembuat pembalikan,
turnpukan,
penylraman
clan
pemantauan
proses
composting dipegang oleh 2 (dua) orang. Sementara 2 (cue) oranq lalnnya
menangani
penylmpanan
pekerjaan
pengayakan,
pengemasan
dan
dan 1 (sanr) orang lagl t>ertugas menanganl sampah
anorganlknya, valtu mengerjakan pembakaran di Incinerator.
Gambar 3. l Struktur Organisasl Pengolahan Sampah Organll<. dengan sistem open windrow Petugas Operator 1ara11g
Petugas
.
...
SUKU D[NAS KEBERS[HAN JAKARTA TIMUR
pemllah dan
Petugas composting
pencacah
(peftlbuat
pengayak, penge1nas
pembak.-.r
2 orang
tumpukan,
pembalikan, penyiraman dan
dan
anorganlk
penyimpan produk
1 orang
pemantauan)
2 orang
PeWgas
Patugas sampah
Zarang
63
}
1
3.7
PROSES PRODUKSI Proses produksi yang dilakukan pada pengolah sampah organlk d1
Cijantung meliputi :
1. Penyiapan bahan baku 2. Sortasi can Pencacahan Sortasi meru pakan tahap awal dari proses composting. Sortasi ini per1u dilakukan karena sarnpah organik yang ada masih bercarnpur dengan sampah anorganik. Kegiatan sortasi menggunakan conveyor. Sampah organik yang sudah dipilah, dlcacah dengan menggunakan rnesin pencacah. Sedangkan sampah anorganik dari hasil pemtlahen dibaw1:1 ke incinerator untuk dibakar. 3. Pembuatan Tumpukan can Penambahan Bahan Penotong Sebelum dilakukan penumpukan,
sampah hasil pencacahan ditambah
bubuk tinja kering. Setelah ltu, ditumpuk dengan ukuran lebar 0,5 m, tinggl 0,5 m dan panjang 4 m. Pembuatan tumpukan dllakukan dengan garu. Kemudlan dlsemprotkan
EM4 (effective microorganism 4}. EM4
inl yang berfungsl sebagal kamllsator pada proses dekomposJsl untuk composting sampan, 4. Pemballkan, Penylraman dan Pemantauan Proses Composting Untuk
menjaga
proses
composting
pembalikan dan penyiraman rutin. sekali untuk Penylraman
berjalan
optimal,
dlperlukan
Pembaflkan dliakukan semlnggu
menclptakan kondisl aerasl agar- berjalan dengan dllakukan
untuk menjaga kelembaban
sampah.
balk Aerasl
yang optimal dan kelembaban yang cukup akan mendorong mikroba aerob bekerja dan berkembanq biak, Pemantauan rneupun pengukuran
yang duakukan
suhu dan kelembaban. Suhu dan kelembaban
yang optimal diperlukan clalam proses composting, agar pematangan kompos dapat berjalan denqen baik. Proses pematangan
memerlukan
waktu sekitar 6 minggu. S. Pengayakan, Pengemasan dan Penyimpanan Kompos yang sudah matang, kemudian dipanen dan diayak. Hasil pengayakan ditlmbang dan dikernes. Untuk langkah selanjutnya adalah pemasaran.
64
Gambar 3.2 Proses Composting Pengolahan Sampah Organik Cijantung
,.,,..
...........
__,,
-......._
diol~h
. I .
I
'I ,
-
-
Pencacahan
..
Composting
h
I
I
. I • I
' I,
-
Produk
-
Pengemasan
. I . I .
. •
I
• 1
I
organik 1,
•
-·-·-·-·-··
•
1
I sampah
__,,
I
Sampah Anorgilnik
-.
Sort:asl
. I .
I
·-·-·-·-
-·-·-·---~-·-··
I
Sampah
......._
dlbakar
(Kompos)
.
Pengayakan
I • I
J-·---·-·-·-
.
Pemasaran
I I
-.
Revenue
.
I
.
-
Gambar 3.3 Lay Out Keglatan Pengolah Sampah Organlk dengan SlstP.m Open Windrow
::-iRua.ng lncine~~ Ruang Penempataro Bahan Baku
c·
Tempat Pencacahan
I
Kantor
Composting
I
WC
Tern pat Composting
Tempat
J_
~uang Sortasl
Tempat Pemanenan dan Pengemasan
----3.8
POLA PRODUKSI
Karena
keterbatasan
data
yang
diperoleh
dimana
tidak
diperolehnya data untuk kapasitas produksi pada tahun 2004 dan 2005, rnaka penelitian ,ni mengambil data yang ada untuk dijadikan pendekatan ooia produksi dari Kegiaton pengolahan
sampah di Cijantung.
Menurut
65
data primer yang dipcroleh dari hasil wawancara, data sekunder dari laporan produksi pengolahan sampah sebagaimana tercantum dalam tabel 3.8 den infonnasi dari surat kabar Radar edisi 49{Tahun 111/10·24 Juli 2006
yang
menyatakan
bahwa
produksi
kompos
yang dlhasukan
pengolahan sampah organik di Cljantung Int mencapal 2 ton per nan, maka pola produksi yang diambil dalam penelitian im adalah ;
1. Pada tahun I, kapasitas produksi mencapai 500 kg per hari. Angka ini diambil dengan asumsl bahwa pilot project masih bekerja dalam taraf uji coba. Pertimbangan yang diambil adalah kegiatan masih menjajagi keberlanjutan
ketersediaan
bahan baku dan keberhasilan
proses
produksi serta respon masyarakat ternadap kegiatan pengolahan sampah mi, 2. Pada Tahun II, kapasitas produksi meningkat menjadi 1.000 Asumsi
ini
diambil
setetan
melihat
keberhasilan
pada
kg.
tahun
sebelumnya, sehingga kapasitas produksi ditingkatkan. 3. Pada Tahun III-XV, kapasitas produksi ditingkatkan lagi menjadi 1.500 kg dikarenakan produksi tertinggi sebagaimana data dalam tabel 3.8 adalah 1.500 kg, maka besarnya angka ini diambil sebaqal kapasltas produksi pada tahun III-XV. Untuk lebih jelasnya dapat ldta lihat tabel dan grafik po1a produksi pada peneuttan ini. Tabel 3.9 Jumlah Produksi Kompos dari Tanun I - XV Tahun 0 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15
JumlahProduksi(kqJ 0 500
1000 1500 1500 1500
1500 1500 1500 1500 1500
1500 1500
1500 1500 1500
66
Gratik 3.1 Pola Produksi Komoos Pengolahan Samoah
~------
-·
,Eo<JE..
,-·-----,
1-400
1200
,ooo 800
i
·
I
.. ·--
!-..:..-T~h~f'l-
+--.../... .
Organik Cijantung
!
. ~::--Junllifl,~tOOvl\~•.
6001- /-. --------400 ,00
L,r I
I
0 ;
,j_ •.•.• , z 3
4
,.... ....,_.....,...._._~- ............... e o 1 e 9 10 11 12 13 1, is 10
Dari gambaran riil rli lapangan, organlk
("¥~
tersebut
telah
ke.glatan composting sampah
mpot yang
memberikan
bermanfaat
bagl
pemerintah, swasta dan masvareket bahwa : a. Secara umum, permesatahen
sampah harus diselesalkan
darl tmgkat
bawl!lh.
e. Keterlfbatan
masyarakat
besar
berpengaruh
ternecep
penanganan
sampan. c, Harus ada hubu.r1gan yan9 !llnergls antara pemerintah, swasta dim masyarakat untuk mencapal keberhasllen datam pengelolaan
sampah
d1 Jakarta urnurnnva dan Kelurahan Cljontung pada khususnya. d. Sompah yang selama inf tidak bermlai ekonoml, apabUa dlolah mernpu
revenue bagl yony mengusahakannya
memberlkan
dan rnenverao
tenaga kerja e. Mampu
me.,mgkatkan
kuautas
11ngkungan
(bau
dapat
dikurangi,
mengganggu
aktivitas
estetika dan kesehatan lingkungan meningkat). f.
Keberadaan
pengolahan
perekonomian
lainnve,
sarnpah bahkan
tidak
bisa
berjalan
bcriringan
dalam
meningkatkan roda perekonorntan. g. Pengolahan
sampah
mampu
mengefisienkan
biaya
pengangkutan
sarnpah ke TPA.
67
.--,-1., }\? ~ "' ~ .,.__;:!: ....
(I)
"'14. ...., .. ~ ~ ~
I
::;
.,~
~!! "'
.;
;;;
.."' :l: " ... .
~111. 1::. ~;1
l~ ...
:;.
... .. .. "'l "' ,., "' -. .. - ;;, -• ~I
,_ ~ <(
N
,-
~
N
~
'
, .....
.... ..,
"'
~ii
1---1~..J..--I-__JL..-.<....•-
g:
t-,
.. 0
~
.;r~
. '-
·- '-..,
-
~
. ,.,N
•
0 :.: uJ
...
... Q
· t· •-'--
... ....
I 1-, ,_
..
u, _
-1--r.-1~4---1--1---1
l,.,,..j..-1---1,.
,-~\!?!!~~;;;:!:!~°'~
~
.... N ~
g'J ~ ~
.. ..-~
::t n
;'!: N
m
~
"
\;\ ... ti .,- ..- ~..• - -
~ .... ., :ll
s
M
Q.
"':5~ "'l!'-:.
., e-
i
fl
c
~
.L
~ 0
" z0
~1
n co~
§
~ :l; :;; ~ se :€ l,I ;,; ~ ~ :,, N :;
-
I-·
-1---1--1--
~ IR i::t,
l:i
"'a=>
•
~ ~ G ~, ~ ..:. ... ::. t4 ~
:a:
Q.
I.--
~ ~
! I,.
.... 0 ~ l;l ... g
~
0
..J..--1---''-'--L, 1-
~ ;:;
L,.
"'g
I
,:. b·
1---1.--l
.
,__ L..-
~<]~ ~ ~ ~ ~ ~ ~·i... "" ~. ..,.
.o Q)
!J
g
.. J--L..J..--1-__JI- ~
I
I g
~
I
.. - -
I
!Q
L..,
m N
~
li;
'--'--
:s; ~ ~ ;.
-c :c
.. s
:'
"
~
z
., ;:; .,
x:.., ,_
,_
x Ir
0:
"'
"!
:::
:. ""!,! z
.. ~ §
~~ ::, ~ Q. Ill 5~ ~ ....< ;:!: ~ ;! !!- 0t·
a:
0:
~~ ~~ ~ :;!; :lj ~ ~ :lj
.
NM
.....
1._!
L-
,,._·,_"',._".L..
..J.._-.L .... ...L....,...J _......
•••
...J-~~ L-,
1~ 1~
~~"i ~
~ ~
~
.
1
(/) ;!. -c
~~~1
"'
a.
-·
i~
i
\I
I"'
Z,: ~ ,q;
,,
::, a. :,;
.."'
,,"' "' ro} ti --::: -
~
Q
.
~
:.
:'§~ ~
-
-~~ 2
··-
"' (i)I ~. ~
~f
. I
-M
'--c,111:
M
l~i I
I
I
[!.
!!l
~
--·
-
-:,····' .. 'N '' I I
......
~
--s
~$1
tlJ
- ·- . .I . .., IX ,>
j
g
'
~
"0::, :,
t
- - ..
"' Q.
Cl)
'
"'~ ::,
;~r il . _, .., .. " "'"' "'~~ ~1: N
,c·
·-t
l!
0
2
··-
J~
~. i3
oz i
ii:
8...
~
-
;
.:,
-·
~ ~
M
:I
z
i
-..,
I
' ~ ., ....~ "' 0;:;• ~ c :;;~ .... <'. N M i. ... N
o· ~ z :, ··-.
""
I i
~ 0
!!:
'
.., ....,
12
...
I ,n
!
z0 2\ ).
~ $ :, < ~ < ~ ·t
.,.
J
0:
(D
i
.., "'• i
.,:,;
I:::,
~
--
"'
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. PENGUMPULANDATA
5.1.l.
Metode Pen!lumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan
meliputi
pengumpulan
dalam penelitian ini adalah
data sekunder dan data primer. Untuk lebih
jelasnvo, akan dlureikan sebagaiMana bcrikut di oawan ini :
a. Data ~kunde.Data sexunder adetan data kepustakaan bul
laporan
literatur·literatur,
yang otoeroreh dari
keQiatan Dinas Kebersillan Provinsi OKI Jakarta. jurnal-jumal,
hasil·hasil
penelitian
ilmiah
lalnnva,
majalah·majalah, internet dan surat kabar. Data ini sifatnya melengkapi dan memperkuat data yang ada dalam data primer.
b. D,:ita Primer Data primer adalah data yang dldapat darl wawancara, observes] langsung ke lokasi penqotah sampah di Ojantung dan dokumentasi. Oalam wawancara, hal yang dilakukan untuk mendapatkan data adalah mengeksplorasi informasi dart narasumber. Adapun narasumber
yang dimintai informasi dalarn kegiatan
wawancara antara lain : (1) Petugas pengolah sampah selaku pihak yang menenjent
:angsung
kegiatan operasional pengolahan sarnpah. (2) Dinas Keoerslhan Provinsi OKI lat.art., selaku institusi ya~g rnernbuat kebljakan pengetolaan sarnpah di DK1 Jakarta. (3) Suku Dinas dibangunnya
Kebersihan
Jakarta
Timur
selaku
pencetus
ide
unit pengolah samcah Ci}antung dan setagai instansi
yang membiayai pembangunan clan operasional kP.giatan pP.ngolahan sampan selama ini.
Informasi-informasi
yang i ngin diperoleh dari masing masin!J
narasumber mehputi : ( 1)
Hal-hal
yan!J
berkaitan
dengan
;cegiatan operasionalisasi dan
pemasaran kompos. (2)
Kebijakan pengelola,m sampah yang sctama
ini dilaksanakan oleh
Pemcnntah Provinsi OKI Jakarta, dan rencana pengelolaan sarnpeh DKI Ja kat ta ke de pan serta permasatanan yang menvertat. ( 3) Munculnya ide yar.g melatarbelakang i
pengolah sampan rersebut, sampah
yang
berkaitan
serta
dengan
sumber
biava
investas!
dan
operasionalisasi,
seiein
wawancara,
untuk
observasi dan dokumentasi.
melengkapi
deta
dilakukan juga
Observasl dimaksudkan untuk
rnennat
langsung ket:eradaan dan kondls: kegiatan pengolah sampah yang sebenarnya, operasionalisasi serta
dampaknva
terhadap
Ii ngkungan
sekitar. Sedangkan dokumentasi digunakari untuk memperkuat data primer yang diperoleh dari wawancara dan observasr, Setelah
data
primer
dan
data
sekunder
dipcroleh,
data
dunventarisast dan d iklasifikasikan ke dalam biaya ( cost) dan mantaat (benefit). Adapun biaya (cost) dimaksud meliputi biaya investasi serta bi.iyo operasi den pemeli haraan. Biaya operasl dan pemellharaan terdiri dart biaya operaslonal, perawatan requler, perawatan berkala dan upah
tenaga kerja dan dihitung tiap tahunnya sejak dimulainya kegi;,tan produksi
hingga akhir
umur proyek.
Untuk hiaya investasi hanya
dilakukan sekali penghltungan pada tahun ke nol dimana kegiatari belurn berproduksi.
Langkah selanjutnya
adalah
memasukkan
blaya-biaya
tersebut ke dalam neraca aliran dana (cash flow). Namun sebelum menghitung rasio manfaat dan biaya {Cross B/C Ratio), NPV (Net Present Value) dan IRR {Internal Rate of Return), hal yang narus dilakukan adalah mengkonversikan masiny-masing blaya pada tiap periode waktu (tahun)
71
ke dalam nilai sekaranq (present value). Demikian juga yang dilakukan untuk menghitung manfaat (benefit). Setelah present valve dilakukan, langkah berikutnya menghitung raslo monfaat dan biaya (Gross B/C Ratio), NPV (Net Present Value) dan
IRR (Internal Rate of /1.etvm). AdilOUn aspek lainnya dc1n benefit yang sulit diu kur, akan did iskrl psikan secara kualitatif
berdasarkan data empiris
(data kualitatlf) yang ada. Hasil permtu ngan da n ketiga indikator
ini nantmva yang akan
dilihat sebagai tolok ukur kelavakan kegiatan pengolahan sampan orqanlk di CiJantu ng. Namun untuk memfokuskan pada tujuan pene1itian ditinJau dari aspck finansial
dan ekonom,, d1buat asumsi-asumsi. Adapun asumsi-
asurnsi yang digunakan .idalah wilayah penelitian untuk skala kelurahan yaitu kegiatan pengolahan sampah dcngan sistem open windrow yang beroperasi di TPS Kelurahan CiJantung, umur proyek diambil dari umur a lat produksl uterre ( mes in pencacah) yaitu 15 tahu n, alat-alc1L produksi dibuat di dalam negeri clan bukan barang ekspor/impor,
bahan baku dan
baha n penolong dii:eroleh dari dalam negeri, has ii produ ksi d 1gunalcan untuk kebutuhan lokal, dan tenaga kerja adalah unskli//ed labor.
s.1.2. Jenis; Data Data
primer
den dato
sekunder
yang
dibutuhkan
penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif.
didalam
Data kuentttattf
digunakan untuk menganalisis bic1ya (cost) dan manfaat
(benefit)
dari
aspek Jinansial dan aspek ekonomi kegiatan pengolahan sampah dengan siste.m open windrow di Cijantung. Aspek finansial, biaya (costJ yang dihitung meliputi biaya investasi (tanah, gedung, dan alat-alat produksi utama) serta biaya operasi dan pemeliharaan
(atat-atat penunjang, bahan baku dan bahan penolong,
tenaga kerja, pemeliharaan untuk alat produksi dan gedung) berdasarkan harga paser, Sedangkan penghitungan manfaatnya (benefit) adalah dari direct benefits. Direct benefitsnya penjuatan
produk
(kompos).
berupa revenue yang dipcroleh
6esarnya
revenu«
yang diperoleh
dari dari
72
penji.:alan
kompos merupakan harga jual kompos yang ditentukan oleh
pengetola kegiatan dikalikan berat produk yang dihasilkan. Aspek
ekonomi,
penghitungan
biaya
(cost)
adalah
deng,m
mengeluarl
PPh sebesar 2,5% dan PPN 10% untuk biaya
investa51
(bangunan
fisik gedung)
Oemikian
untuk subsidi
serta operasi
dan pemeliharaan.
yang melipvti bahan baker (solar dun minyak
tanan) yang digunakan operaslonat k~yialiln. untuk permtunqan mantaetnva (benefit) mellputi direct benefits dan indirect benefits. Direct benefit yang oiperoten berupa revenue dari kompos yang diproduksi. Tetapi dasar harga yang diambil adalah harga kompos yang aoa di pasar (.~hadow price).
Pendekatan perhitungan ini
dilakukan karena adanya keterbatasan data yaitu belum diperolehnya data kebutuhan pembanding.
pupuk organik
Indirect benefit
lainnya
yang dapat dijadikan
yang diperoleh
sebagai
berupa efisiensi biaya
operasional pengangkutan sernpeh ke TPA Banter Gebang. 6esarnya blava yang dihemat
meliputi
blaya penggunaan bahen
l>akar
dan
blave
pemeliharaan kendaraan angkut sampah yang dibatasl paoa service kecil, service besar. penggantian
ban dan container kendaraan angkut sampah
dihitung bemr1sarkan jumlah walctu produkSi (26 hari per bulan)
selama
umur proyek. Langkah selanjutnya tiap-tiap
periode
waktu
adalah menghiti.mg biava Clan manfaat padr1 sampai
akhir
umur
kegiatan
dan
mengkonversikannya ke nilai se• i>rang (present value). Setelah didapat mastng-masing l>iaya dan manfaat dalam nilei sekarang, penghitungan rasio manfaat Clan biaya (B/C Rado), NPV oan IRR-nya dllakuken. Metode penghitungan
yang dilakukan unt •k asoex finansiat dan asoek ekonomi
adalah sama. Hasil perhitungan yang meliouti Gross B!C Ratio, Nl'V dan IRR ini nantinya yang akan digunakan kegiatan pengolahan
,.mtuk melihat
kelayakan dari
sampah organik di Cijantung haik secara finaslal
rnaupun secara ekonomi. Intangible benefits adalah data kualitatif yang digunakan untuk rnenjelaskan benefit yang ttdek terukur atau sulit dinilai dengan uang. Menurut
Kadariah,
1999,
intangible
lingkungan, perbaikan pemandangan,
ber,et,ts
meliputi
perbaikan dlstrtbusi
perbaikan pendapatan,
73
dan lain-lain. digunakan
Namun dalam data kualitatif
yang dilihat
pada penelitian inl
4 aspek lainnya yaitu aspek knrnersial (pasar),
untuk mehhat
aspck kelcmbagaan-organisasi dan manajemen provek, aspek tekrnk dan aspek
lingkungaci.
Dengan
dilengkapiny<>
data kuantitatif ofeh data
kuelitatif, diharapkc,n dapat memberikan gambaran clan penjelasan secara lengkap tentang kondrst sebenamya Clari keg1atan pengolahan sernoah terse but. 5.2. HASIL ANALISIS 5.2.l.. a.
Proses
Analisis
DATA DAN PEMBAHASAN
Penghitungan
Gross
B/C Ratio, NPV Dan IRR
Finansial
patarn
penqhttunqan
flnansial,
anausrs
Gross
menglnventarlsasi
B/C
Rario,
manfaat
yang d\lakukan
tahap-tahep
dan
NPV blaya
dan
!AA
yang
aca
untuk
adalah
pe1tama,
datarn
keglatHn
pengofahan sampah ter~ebut Jnventarisasi yang difakukan meliputi roM yang telah dlkeluerkan den benefit yang diterima dari kegiatan ini berdasarkan harga pa~ar. Cost y1:1ng dilnventarlsasi terdlri dari bes.,r,,y<> biaya investasi (tanah, 9edung dan alat produkst utama) oenuntaoo.
serta biay11 operest don pemeuherecn (alat-alat
bahan baku dan banan penolony. tenaga kerja, pemetlheraen
untuk a!at pn:>duksi dan gedung). benefits
yaitu
revenue
yang
Sedangkan benefitny11 istlaJah direct
diterima
dart penjualan
kompos yang
dihasilkan. Untuk cost per tahun (waktu produl:sl 8 jam per hari dalam 26 hari per buian), dike\omookl<en
menjadi 3 yaitu investasl yang meliputi
tanah setuas 200 m", geuung, dan alat-alat produksl utama sebagaimana tabel di bawah lnl : Tabel 4. l Biaya Jnvestasi Pengolahan Sampah dan Aspek Finansial No 1. ~· 3.
Item ---~-"=.:..:....------
Tanah. luas 200 m' Gedun_g__ _ ··--·Alat-alat Produksl Utama
~lluml~h -
---·-L.
Biaya (R". 1 ~1 I 100.000.000 ·
---l---'c'708.179.273 591.937.800
1.400.117.073_
74
Cose
tamnva
adalah
biaya
operaslonal
dan
pemeliharaan/
operational & maintenance cost (0 & M). Biava O & M terCliri dari : Tabel 4.::> Biaya O & M Pengolah Sampah dan Aspek Hnansral
No
~---------·
--
Item
------~··--
--+---"B-'Cia'-'ya ( Rp.) . · Biaya Op~.rasional_:_ . 131.312.000 a. Alat-alat anuman ...~856.000 b. Bahan baku da~ bahan 102.456. OQ.D Perawatan Rutin ~~.u.~k"'°s_id"'"a"'n-'-"'="'-"aL...---+ 6.000.000 Perawatan Berkala (Gedu~--5.000.000 Tena a Ke.rja .L --~7.~00.000
1.
penoiong
2. , 3.
f 4.
Benefit per tahun adaJah harga penjuaien
dikalikan
besarnve
poduksr kompos yang dihasukan. f>ada tahun I baru d1produlcs1 500 kg, tahun II diproduksi 1.000 kg dan tahun III-IV 1.500 kg. Harga penJuaJan dstentukan oleh produsen sebesar Rp. 1.500,·. secare rinci dapat dilihat pada tabel di bawah iru :
7abel 4.3 Manfoat Revenue yang Diperoleh dari Kompos dari Aspek F1nansial ,·--···-· No 1.
·1:-
i
Imm
-
1 Revenu_!t~.da tahun I
Revenue (!ada ta_hun II 3. 1. R.~enue (!ada tahu n 111 4.__I Analogi untuk tahun Ilf-XV
>-Manfaat (Rp.) Inflasi = o ---1_34 .000 468.000.000 702.000.~00
.ooo
----
.
Manfaat (P,p.) I Inflasi = 10% ! 234.000.000 : 514.800.~-~ 849.420.000
Dalam perhitungan disini diambil asumsl terjadi pengaruh infl1:1si sebesar 10%, sehingga menyebabkan kenaikan harga baik input maupun output pada pengolahan sampah sebssar 10%. Pengambilan asumsi nilai inflasi didasarkan oada nilai inflasi rata-rata per tahun yang terjadi antara tahun
2004-,006.
Deng;m
memasukkan
pengl!ruh
inflasi
ini
mengakibatkan besarnya biaya O &. M dan manfaat tiap tahunnya tidak sarna secara nominal. Data dapat dilihat paoa Jampiran L.1.a Tabel R~I Cash Flow Kegiatan Pengolahan Samp.:ih Organik dengan sistem open
windrow di Cijantung.
Gross 8/C Ratio, NPV dan IRR dlhltung bercasarken ru-nus baku. Namun sebelum menghitung B!C Ratio, NPV Kedua, menghltung
75
dan IRR,
biaya
pad a tahun I - XV,
da n manfaat
hilik cost mau pun
benefitnya, dihitung nilainya saat ini (Present Value) (PV) dengan cara rnengalikan Of = 1/( l
biaya
dan
manfaat
dengan
discount
factor
(OF).
+ i)', dimana i adalah suku bunga. Suku bunga yang dlambil
acaran suku bunga nommat µinji>man bank BRl tahun 2006 sebesar 15%. Se1anjutnya untuk menilai sensitivitas
1<e1ayai
sampan Cijant1mg terhadap besarnya suku bunqa nominal lain can suku bunga
rill,
rnaka
dicoba
menghitung
kriteria
ketayal
dengan
menggunakan suku bunga tersebut, Adapun asumsi yang diambil dari besarnya suku bunga nominal adateh 10% dan suku bunga riil 5% dan 7%. Dengan
mensimulasikan
keempat
suku
bunga terscb4Jt dalam
pemitungan pada ket1ga kriteria k~layakan (8/C Ratio, NPV dan IRR), meke akan tertthat panqarun suku bunga rernadap ketayak<1n kegiatan (proyek). Sedangl
dtlakuk;in
pengh1tunoan,
dlperoleh
hasil sebagalmana
tercantum dalam tabel real cash flow pada lampiran I .t.a,
dan
dapat
dljelaskan seb.:igaiman.:i tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Anallsls Sensltivltas Aspl:!k Flnansial terhadap Suku Bunga Nominal dan Suku Bunga Rill
-·
,NPV.
362.SAU I > 0 175.681 > 0 °s1J.2.~ > o 4~1.576 . .z....Q_
Dari l<1bel di otas d'lpat
i~
2859.:-
-,w.
> > 7% > 1i,q., 22.74% :741% -L...:......! > 15%-. . -·-~ 2618%
!1J: Rallu-·2 419
::: l _
2,!16 1.825
> 1 > I
2.298
U-
--
,jelaskan bahwa pada setlap tingkat suku
bunga baik riif maupun non,,oal dlperoleh hasil sebagai berikut : a. B/C
Ratio dari hasil
menggambarkan manteet yang
perhitungan
bahwa jalam diterima
lebih
keempat
suku bunga > l,
l<egiatan pengolahan sc1mpah, nllai besar daripada
blaya
yang
tetan
dikeluarkan sebesar angka yang dihasill
76
Tabel 4. 5 Pengaru h Suku Bung a terhadap
B/C Ratio dari Aspek
Finansral
»o. 1
2. ·3
ti:.:: b. NPV Clar, hasil perrutunqen keernpat suku buny<1 > O, rnenunjukkaa banwa keqratan tersebut menghasilkan keuntungan sebesar nilai yang dihasilka11 dari perhitungan serama umur proyek. Uhat tabel di bawah ini: Tabel 4.6
·-No.
!.:......
2,.
-
Pengaruh Suku Bunga terhadap NPV dari Aspek Finansial
~ut(u 8~n9a _ ___ 5%
-
/o/ll')
IO"A-,-
=!---_}_
..
t·
15~---·
4.
c. IRR
____
--
--
-NPV--·
·--
7.914.362.~49 6.420.175.681 4. 712.513. 2117 2_.ll17.43.1,_27n
- -·
--j
>JL ___ >O >0 >0
J
..
j
·-
darl hasll perhltunyan keernpet suku bunga > suku bunga awal,
hal ini memeenkan d1
---··
atas
suku
merefleksdcan
rnakna banwa tmgkat keuntungar, yang dlperoleh
bunga
nomlnal
rneucun
suku
tlngl
bunqa
rlll
yang
sehingga keglatan
composting sampah dapat memberlkan keuntungan
secera flnanslal.
Llhillt t;:,bel di b;:iwah inl : Tabet 4. 7 Pengaruh Suku Bunga ternadap IRR dari Aspek Flnansial -·
------·--·------!RR.
SuKu Bung•
5%•r
_
10%
w.59% 26.18%
-!
-7,1.')
---
> 5%
..> 7%
_
--.:2:,.:2...,.7..:;4-"%'-----+...:";....:.1 O"'o/.'",--
15%
17,41%
Dari simutast ceneen rnenqqunakan dan 15%, ketiga indikator kelayakan
~ ~-----
suku bunaa 5%, 7%, 10%
terhadap aspek finansiat ini, secare
Kcselun.ihan memberikan gambaran bahwa composting sampan organik dengan
sistern open
windrow
dart kegiatan pengolahan sampah di
Cijantung, lay11k untuk diteruskan den ado kemungkinan untuk dijadikan peluang usana,
77
b. Analisis Ekonomi Demikian juga yang dilakulcan untuk untuk perh1tungan dari aspek ekonormnva, tahap-tahap yang dilakukan sama dengan yang
yaitu pertarna menginventarisasi
dilakukan pada aspek finansialnya, manfaat dan
biaya yang
acta dalclm
kegiatan pengolahan
sernpah
tersebut. tnventansasi yang dilakukan analogi dengan yang dilakul
dari
l<egiatan
ini.
Namun
pada
perhitungan
cost
yang
drinventarisasi berheda dari perhitungan untuk cost dan aspek finans.ial. Untuk investasi berupa tanah tidak mempunyai
nilai ekonomi
(nol) karena tanah yang dijadikan tempat kegiatan acarah tanah tidak
oroduknr. Demikian juga untuk gedung dan atat produksi utama serte biaya operas, dan pemeliharaan (alat-alat penunjang, bahan beku dan bahan penotonq, tenaqa
kerje, pemelihi:lra,m untuk alat oroouksi clan
gedung). mlai ekonorntnva tidak sama dengan nik:li finansialnya. Hal ini disebabkan
karena adanya unsur
pajak dalam
pembelian/pengadaan
baranq (10% PPN dan 2,5% PPh) can subsidi (pernakaian solar dan minyak tanah pada operasional terkena pajak akan lebih finansi<1lny<1
karena
kegiatan}. Sehtngga untuk item yang
rendah nilai
bcsamya
pajak
el
narus
dibanding nilai
dikelucrkan
sebenarnya. Oesamya pajak tldak dlperhltunqkan
dari
harqa
dalam analisis espek
ekonoml kan:,na pajak merupakan transfer peyment dari l<egiatan kepada oemertntan, bukan sebagal imbalan
pemakaian Input untuk proses
oroduksi. Untuk item yang bersubsidi (sorer dan rnlnyak tanah), nilai ekonominya
lebih besar dari nilai finaosialnya karena besarnya subsidi
ditambahkan ke finanslalnya. transfer
payment
dari
Hal lni dikarenakan subsidi merupakan
pemerintah
kepada
kegiatan untuk
biaya
inputnya.(Suyanti rsmaryanto, 2005) Perhitungan dari
sis!
benefitnya
terdiri
dari
direct benefits
(revenue yang dttertrna dari penjualan kompos '{ang diproduksi) serta indirect benefits (efisiensi biaya pengangkutan sampah ke TPA Bantar Gebang).
78
Untek lebih jetasnva daput kita lihat pacla tabel di bawah mi :
T1:1bt:I 4.8 Biaya Invest1:1si Pengolahan Sampah dari Aspek Ekonomi ~No
I
1. · 2.
,.
__ Tanah Ged..!:!.!!2_ _ ---·
--
""~"' Pn>d"''' us.,,,~ lainnya
6440036.19'.;
_
. Jurn~h___
Cost
~•,<<••-! OD
Item--·-:------~.
~F-945~7~ j__J,.161.981.770
_
operasional
biaya
adalah
dan
pcmeliharaa'1/oper<1tional & memteoence cost (0 & M). Biaya O & M teroir. dari :
Tabel 4.9 Biaya
O & M Pengolah Sarnpah dan Aspek Ekonomi -· . --·---·----
-~---·---
__ _!tern B1aya_Qperaslo,~al_:_
2. 3. 4.
_ -· ·-
~ _
B1aya (Rpl__ 208. 747.~84)
· a. Alat-alat penuniang__. -· _ . _ b. Bahan bak(!_ dan ba~nolong Perawatan Rutin (alat poouksi da, 9.ci;!u.!!!ll_ ~ Perawatan Berkala (Gedunq) _ _ __ _ LTenag.i Kerja _ _ _ Untuk tenaga kerja yang bekena di pengol~h
adalah
pengangguran
atau tidak mempunvar
_
___E.249.DOO · 183 ~98.384 i
..
5
2so.. ooo.1
4 375.000 .. ·-· _ __Q_; sampah seoeiurnnva
pef(erjaan,
sehingga
nifai
ekonominya a::!alah nol.
Benefit per tahun adalah t-arga pasar dari penjuoic1n dtkalikan cesernva poduk bdru SOl' •9, tahun II diproduksi ranun Ill-XV
1.500 kg. Harga pasar clari pen]ualan
Rp. 2.000,-. Secara rinci capat dilihat pat,
Tabel 4.10
~~-·
-
-----------Item
"3. -
I II
Ill N - Xv
1.000 kg dan
i
sebesar
tabel di bawah ini :
dari Kompos Dali Aspek
Manfaat ~evP.nue yang Dipcroleh Ekonomi
No ·-~ - -- -----1. Revenue oada tahun 2.. Reven~ada tahun Revenue pad~tahun 4. Anatogl.untuk tanun
kompos
-
J Manfaat (Rp.) Inflasl-=.. 0 _ lnflasl ~ 10%
--+-
312.000.000 ~24.000.000 ! _ ~36.000.000 . _ --Y-_~
-
312.000.000. 686.400.000 1.13,.560.000 _
Sebagaimana aelalah
terdapat
pengaruh
datarn
pengaruh
perhitungan
disinl
inftasi sebesar
10%.
inflasi ini mengakibutkan
asumsi
yang
diambil
Dengan memasukkan
besilmya biayo O & M don manfaat
tiap tehunnvs mengalami kenaikkan sebesar 10% mengikuti inflasi, seh:ngga tidak sarua secere nominal.
Demiklan Juga perhitungan yang
sama untuk indirect oenettts yang meliputi enslensi biaya pengangkutan sarnpah ke TPA Bantar Gebang. KP.du11, menghitung B/C Ratio, NPV dan IRR berdasarl
menggunakan
keempat
suku
bungan
dilihat
dari
aspek
ekonorrunva dapat dihnat penjelasannyadi beweh ini:
Tabel 4.11 Analisis sensmvnas ASpel< Ekonomi terhadap Suku Bunga Nornmat dan Suku Bunga Riil No.
·,
2.. 3.
-Sul
s""·,
t
_..._~7~%·-.,--
NP\/ 13.274.706.734 10.972 Ol5.097
13,336.SZ9.301
--!(;% .
-=== o .,.
> O
47'11, 44%
> 0
40%
IRR·--·::: 1 > 5% > 7% > 10%
B/C.Rat~ 3.40 3,~.
> 1 ~
>-+-J
3 02
> o_ 34% > .!-~ __2 E4 . > 1 Kete,angan : 's,mulas, dengao asums1 meoggunakan suku t>unga ml
L
15%
.
SAU-360.081
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada setiap tingkat suku bunga baik riil rnaupun nominal : a. B/C
Ratio dari hasi!
menggambarkan
manfaat
perhitungan keempat
bahwa
yang dite• .me
suku bunga
dalam kegiatan pengolahan ~bih
besar
danpad.:i biaya
>
1,
sampah nilai
yang telah
dii<eluarkan sebeser angka yang telah dlhasilkan dalam perhitungan setarna umur proyek. Uhat tabel di bawah ini : Tabel 4.12 f'engaruh susu Bunga terhadap B/C ratio dari Aspek Ekonom1
----~---~No.
Suku Bunaa . G%'l 1 f-='-+--~7··.;:-,,-
2. 3
. 4: _
,.., )0%
_
1s%
BtC R.ano
_ -340
>1 -4------"'•=------I-"-'~---3 2S > 1
3.02
·
I
-
__ > 1
_cc__·:::::::::::::::~2:.64~~====::: _ _._.:;.>~~1,....-_ -_-_-_-_-_- _-._-_,-1
&O
b. NPV dari hasil perhltuncen keempat suku bunga > 01 menunjukkan bahwa kegiatan terse but menqhaslfkan keu ntungan sebesar nilai yang Jin;;isilkan ocda perhitungan selama umur proyek. Lihat tabel di bawah
mr : Tebel 4.13 Pengaruh Suku Bunga terhadap NPV dari Aspek Ekonomi
-- ~iw5-~a-.~->n-ga-.----.===-- . -: :_· _-_-_-_-_-_·
-
-
4
-7%') 10%
~"'~P~v-~ __
-:_-_-__ -__ ____,I
11274.Z96.73'!._I > .Q_ Hi.972.015.097 >0 --· 8.338.529 3'01 > 0 . --.5~J21§QJ)Bl .. > o__
-n
_,___ _
--1~·
c. IRR dari hasil pert.itungan keernpat
SU(U
bunga > suku bunga awal,
hal ini memberikan makna hahwa tingkat keuntungan yang diperoleh di atas sul
i· ·-- _
Tabel 4.14 Pengaruh Suku Bunga terhadclp IRR dari Aspek Ekonom1
tio. 12. 3.
Suk~:m a
- --
7%'1
---i~ __
~-
47%-·
S~o ··- -~
> > 7%
IRR
-44% 40%
_1.5%~-
:_j
> 10%
---.--·34%
··=i
>.1~--
Dari simulasi dengan menggunakan suku bunga 5%, 7%, 10% dan 15%, ketiga indikator kelayakan ini, secara keseluruhan memberikan gambaran open
bahwa kegiatan pengolahan sampah organik dengan sistem
windrow
kelayakannya
ditinjau
dari
aspek
ekonomi
lebih
dibanding jika ditinjau dari aspek finansialny.i.
ml:!mbedakan adalah banwa untuk aspek ekonornt, dlkeluarkan
besar
t1ngkat Hal y,mg
pajak dan subsidi
dari biaya input. Selain itu, dimasukl
yang diterima
oleh perekonomian
Ke dalam perhitungan
yaitu berupa
efisiensi biaya pengangkutan sampah ke rPA. Dengan melihat
nilai yang ditunjukkan
oleh ketiga
indrkator
kelayakan proyek tersebut, maka kegiatan composting sampah organik irn dapat dijadikan sebagai peluang usaha dan secara ekonomi masyarakat serta lingkungan dap.lt rnemkrnan manfaat yang dlbsrlkan.
RI
e, Aspek
Komersial
Untuk sellingga
(Pasar)
aspek komcrsial,
kompos
dtJual ke pasar.
yang d1produkSi
Konsumen
kompos
ditingkat
sebaqian rumah
hanva sehatas pada kegiatan
pemasaran
kenyataan
nesar
tangga
kompos mcngal.:imi kendala,
sebagian
Hal lnl menyebabl
produk,
Dari
pemasaran
besar
terjaumva eoaian
sangat
tidak
penumpukan
rumah
kedl
tangga.
karena
yang tidak membutuhkan
di
lapangan
bisa langsung sebaglan Kebutuhan
penggunaannya
tahan y;mg luas.
menunjukkan
bahwa
kenelala
korncos disebabkon karcna pasar kornpos belum tcrbuka dan
belum berkernbenc, Untuk
itu
sehtnqqa permlntaen dari aspek
eeser masih sangat kecil.
kornerstat,
k:egiatan
composting sampah
organik ini tidak memenuht k:elayakan apablla di.jalankan. d.
Aspek kelembagaan-organisasi Pengolahan
dan manajemen proyek
sampan di Kelurahan Cijantung inl merupak:an pilot
project yang dlbangun
p;:ida 2004 dan dldanat oleh APBD Kota Jakarta
Tlmur. Status pengolah.!ln sampt1h lni di baw.i,h tanggungjawab Suku otnes Kebersih&n Pemo:ri,itah kola )al<arta Timur. DI ceiarn ocerastoneinve, {1)
pengolahan sampah di pegang eien satu
orano operator dan tujuh (7) orang petugas. t'1ereka dlberl ga.11
bulanan dan jatah makan satu kah sehari. Petugas
Operator
keglaton ~n9ol.ihan
bertanggungjawab
atas
operasionallsasi
sampah, pemasaran dan membuat laporan baik
administrasi maupun keuangannya ke Suku Dinas Kebersihan Pemerintah Kota
Jakarta
Timur.
St:dangkan
petugas
pengolah
mempunyai
tanQgungjav,ab pada proses composl1ng-nya mul,li uari penyleoan bahan baku hingga pengemasan.
Jil«• dolihat
dari aspek ini, kegiatan
comoosuo«
sampah organik
memenuhi kelayaka11 karena mampu menyerap tenaga kerja. Meskipun tcnaga kerja yang terserap adalah tenaga kerja tidak terampil (unskilled fabor), namun secara organisasi kegiatan ini mampu berjalan karena rnenajernen kegiatan berada di bawah oleh
Suku Dinas Kebersihan
Jakarta Timur
82
e. Aspek Teknis Proyek Pada
aspek teknis
terkait
dengan
pendanaan
pembangunan
pengolah sampah organik dengan sistem open wine/row tidak mengalami kendata, Peml,maan kegiatan berasal dan APBD Pemerintah Kota Jakarta Timur.
U ntuk anensa dari aspek teknis ini di Ii hat per tana p ya rtu : (a)
Tahap Pra Konstruksi Oikarenakan kegiatan pengolahan sampah sistem open windrow
menempati
lokasi
TPS
yang
sudah
ada,
pembenquna nnya praktts tldak mcnqalaml
dibutuhkan
tidak luas (200m1),
maka
kcndela.
secara
teknis
Seloin tanah yang
kegiatan pengolahan
sernpeh organik
menernpati tanah tidak oroduktif. Hal ya119 menarik bantaran
sungai
lainnya adalah tokast kegiatan
drmana masyarakat
sering
melakuken
berada di
pembuangan
sampah di sana. Hal ini dapat memberikan pengaruh baik dalam merubah kebiasaan buruk tersebut. Dan pada kenyataannya, ternyata pemhuanqan yang sering dllakukan di pinggir, bahkan di badan air sungai mengalami penurunan. Hal senada juga diungkapkan oleh plnak penqclah sampah.
(b)
Tahap Konstruksi Sebagaimana
pengadaan
telah
bangunan
disinggung
fisik
hingga
d1
alas,
peralatan
untuk
utama
pendanaan
dan
peralatan
penunjang didanai oleh APBD Kota Jakarta Timur. t1ang1.nan f1sik yang digunakan
untuk
pengolahan
sarnpah
organik
tennasuk
k.itegori
sederhana namun memiliki standar kualifikasi untuk bangunan pengolah sernpah. Bangunan ini memiliki dinding tembok dan berla,,.ai semen yang l<edap, sehingga jika eda lindi (leachate) tidok merembes ke tanah. Untuk
pengadaan
conveyor diperoleh yang
berasal
dar1
alat
utama
berupa
mesin
pencacah
don
dari produksi lokal. Alat ini didesain oleh pengrajin
Cileungsl.
Mesin pencacah
memiliki
kernarnpuan
mencacah 300-400 kg/jam. Sehingga dengan waktu produl<sl 8 jam/hari, mesin ini rnampu mencacah sampan sampai 4 tol'l/hari dan menghasill
(Koran
Radar, 2006).
Demikian
juga
untuk
alat
penunjang lainnya. Alat-alat penunjang produksi juga merupakan produk
lokal,
m,sa.nya
handsprayer, pengki,
pengayak,
loa, sekop, gerobak
celeng, cangkul, dan lainnya. Sebagai
tenaga
penggerak
mesin
dan conveyor
pencacah
digunakan mesin diesel 1 pk. Bahan bakar yang digunakan adalah solar. Solar yany dibutuhkan sebanyak 20 liter/hari. Untuk pembakaran sarnpeh anorganiknya
digunakan
minyak
tanah
dimana
setlap
harinya
mencnabtskan minyak tanah sebanyak 90 hter. (Data sekunder dan data primer diperolP.h dari hasil wawancara dengan pihak pengolah sampan organik Cijantung, 2006). Secara
keseluruhan
d1gambarkan bahwa
berdasarf
uraian
di
atas
dapat
pada tabap konstruksi ini sccara tcknis rnutc: Clari
pembangunan fisik gedung hingga pemasangan atet-elat produksi dapat dikerjakan oien tenaga Ioli.al Clan tidalr. teramoil
{unskilled labor) karena
semuanya menggunakan oesatn can teknologi sedemena.
(c)
Tahap Operasi Demikian
juga secara tekms,
tahap operasi
penyiapan bahan baku hingga proses produks!
ini, mulai
oar,
dapat dikerjakan oleh
tenag.i kcrja tidak tcrampil (unskilled labor). Operasionalisasi pencacah)
mesin-mesin
rnenqqunakan
yang ada (conveyor dan mesin
telmologi
sedernena,
Beke1J<1nya
rnesin
pencacan sampan lni hampir same dengan me.sin perontok ped]. Demikian juga untuk proses compostJng-nya. Dalam pengerjaan composting, yang dllaxukan hanya mencampur bahan baku (sampan yang telah dicacah) dengan bahan penolong (EM4 yang telah diencerkan dan tinja kering dengan perbandingan tertentu). Setelah itu ya:,<J dibutuhkan hanya pemantauan untuk kelembaban dan suhunya. Ini dilakukan sarnpai pada tahap pematangan. Dengan proses yang demiklan secernana, maka composting dapat dnakukan olen slapa saja. Tanpa membutuhkan keterernpitan khusus dan dengan bel
secara teknis kegiatan ini juga dirancang dan
Jial-hal
yc\ng
dimungkinkan
danat
rnengganggu
84
kelancaran operasional ~egiatan. Hal di maksud adaleh apabila terjad i penumpukan sampah ka,ena adanya penundaan pengangkutan pada narlnan tertentu, dimana jumlah bahan baku melebihi kapasltas produksl. Irii
tidak akan menjadi kendala apabila bahan baku tidak melebihi kepesitas kerja mes in penceceh. Hal lain terkait dengan kondisi ikli m ( musim nujan).
Proses produkst tetap bisa
compostmg-nya dikarena~an
akan
sedikit
berJalan, namun dalam proses
mengalami
perbeoaan
perlakuan
kondlsi bahan b.iku yang berbeda dari biasanva. Sampah
peda musim hujan lebih lernbab (basah).
Kunci dari composting hanya
tcrlctak pada suhu den kelembaban, sehingga yang perlu dijaga adalah kondlsi operasinva agar tetap ideal (suhu dan kelembaban).
f. Aspek Lingkungan Fisik dan Sosial Proyek ;. Lingkungan Fislk Penempatan berada
di dekat
pengolahan
lokas, lokasr
sampah
t1dak
dapat
dl~atakan
perumahan
tepat
karena
dan sekolah,
mengganggu
ke91c1tan
namun lain,
rnaskipun keglatan
terbukti
tldak
adsnve beu pada llngkungan di luer kegiatan dan tld.ik dltemukannya ceceran s12mpah. Hal in, rnengaklbatkan kuallllls llngkung1111 menjadl leblh balk.
Ltngkungan
menJadl berslh
kegiatan penqotahan masyarakat
dalam
dan
senat,
sampah telah mendptakan
Secara
tldak langsung,
suasana nyaman bag,
melakukan aktlvltas seharl-harl.
Hal lnl dlperkuat
dengan banyaknya aktivitas perekonomian di sekitar lokasi pengolahan sarnpeh, antara lain banyak pedagang (makanan mobd,
bengkel,
dll)
serra
dan mlnuman, cuci
pangkalan ojek yang melekukon
kegiatan
n ,ereki:l di dekat pengolahan sempeh, ;, Lingkungan Soslal Sebagaimana telah dikatakan oten pihak pengolah sampan dan Suku Dinas Kebersihan
Jakarta Timur, bahwa dengan edanva kegiatan
pengolahan sampah di Cijantung, telah merubah kebiasaan rn<1sy<1rakat membuang sampah di sembarang tempat (sungai, tanah kosong, dll) ke pengolah sampah. Ini berarti keqlatan pengolohon sampah mampu merubah budaya buruk mesvaraket membuang sernpeh di sembarang secara bertanap. Mesklpun merubah budaya buruk bul<.an merupakan hal
85
yang mudah, namun upava ini membawa hasil y,mg positif. Banyak contoh uoava yang sudah dllakukan oleh sebagian anggota masyarakat untuk hal ini. Misalny;;i : Pengelolaan sampah terpadu di RW Banjarsari Cilandak Barat. Kegiatan ini telah merubah budaya masvarakot yang dulunya tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan menJadi masyarakat yang peduli terhadap
kebersihan lingkungan. Tentu saja
upaya rru
memerlukan ketekunan dan ketelatenan serta butun waktu lama. Sebagai pencetus ide dan penggerak kegiatan tm, Ibu Bambang Wahono bersama warga lanjut usla, membuat proyek percontcnan IP.rpadu (terrnasuk composting} penvutuhan-penvutuhan
pengola';an sampah
Skala rumah tangga dsn melal(Ukan
untuk warga sekitar. Melalui proyek percontohan
in i, ketertarikan mmat warga u ntuk meniru apa ya11g telah di1akukan oleh Ibu Bombang dan kelompoknya menjadi bcsor. Sebagai prestasi dari upaya yang selama ini dllakukan adalah lingkungan RW Banjc1rsaritertata asri dan teduh. Kompos yang diproduksi sebaqran diqunakan sendiri untuk memupuk tanaman obat yang dimiliki
warga, tanaman hias yang dijual dan sebaqian
diiUal dalam bentuk
kompos (Adipura, 2005).
86
BABY KESlMPUlAN DAN SARAN
5,1 KESIMPULAN sampan organik dengan sistem
Hasil analisis kelayakan composling
open windrow menumukkan bahwa dari : a. Aspek Teknis, orovek tersebut levak untuk dilakukan karena proses compostmq dengan sistem open windrow t.idak mernerjukan tempat yang
luas serta
sederhana,
menggunakan
sehingga
mudah
teknologi dan peralatan
yang
pengoperasiannya
tidak
dan
membutuhkan tcnaga kcrja terarnpil. b. Aspek rinansial, dengan simulasi suku bunga baik riil dan nominal, proyek terse but la yak untuk dilakuka n ka,.ena perhitu ngan proyek menqhasllkan NPV
ditentukan
>
> suku bunga yang telah
o, IRR
baik suku bunga nominal (10°/o
dan 15°/o)
maupun suku bunga riil (5% dan 7010) den B/C Ratio > 1 selama 15 tahun umur proyek. c. Aspek Ekonomi, dengan simutasl suku bunga baik riil dan nominal, prevek terse but la yak untuk dilakukan karena perhitu ngan proyek menghasilkan NPV
ditentukan
>
>
0, lltR
baik suku bunga
suku
nominal
bu.,ga
yang
telah
( 100/o d11n 15°/o)
maupun suku bunga riil (5°/o dan 7"/o) , elem B/C Ratio > 1 setarna 15 tahun umur proyek. d. Aspek Komersial dilalwkan
(PasarJ, proyek
karena pasar kompos
mengakibatkan
tersebut
belum layak untuk
belum berkembanq.
Hal ini
demand kempos di pasar sangat kecil, sehingg.i
pemasarannya tiaak beriatan optimal.
e. Aspel< Kelembagaan-Organisa5i tersebut
dan Manajemen
Proyek, proyek
layak karene secera kerembagaan dan manajemennyo
berada di bawah Suku Dinc1s Keberslhan Jakarta Timur. Arti nya bahwa mesklpun dalam operesicnalnva menqqunekan tenaga tidak terampi1,
namun
tidak
menjadi
kendala
dalam
pelaksanaan
kegiatannya karena admlntstrasl, keuangan dan manajemen berada d1 bawah kontrol Suk11 Oinas Kebersihan Jakarta Timur.
g7
t. Aspek Ungkungan Fisik dan Soslal Lingkungan Fisik, proyek tersebut lc1yal:: untuk dilakukan
karena
berdampak positif pada peningkatan kualitas lingkungan sekitar dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi kegiatan perekonomian latnnya . .J.!ngku ngan So;;ial, pwyl!k ter sebut la yak untuk dilakukan ka rena kegiatan
ini
masvarakat
mampu sekitar
membuang
sampan
merubah dalam
kebtasaan
membuang
di sembarang
buruk
sampan.
tempat menjadi
sebaghm Kebiasaan berkurang
dengan adanya kegiatan comoosting.
Secara keseluruhan, proves tersebut layak untuk dilakukan meskipun aspek pasar tidak mendukung kelayakannya sementara 5 {lima) aspek lainnya te'ah mendukung de,lam petekseneannva. H.il in1 disebabk,m kegiatan inl merupakan kegiatdn yang bersifat pelayanan publik (pubi,c
service) Pemerintah Kota Jakarta Timur datam ra'lgka rnencarl solusi permasalahan sampah di w•.laya hnya. Kegiatan ini lebih bercneotest eada pelayanan pemerintah terkait pengelolaan sampan dibandingkan pertimbangan
bisnls sebagaima na yang dilakukan oleh sektor swasta,
d1mana espek komersial tidak atau belum menjadi tujuan utsma.
5,2 SARAN Wa!aupun dalam kesunoutan menunjukkan bahwa ospek komersial dari kegiatan composting sampah oryanik
tidak layak untuk dilakukan,
sernentara 5 (lima) aspek sudah rr,emenuhi persyaratan kelayakan, nam Jn secara l:eseluruhan kegiatan layak untuk tetap dijalankan. Agar dapat memenuhi kelayakan suatu kegiatan secara keseluruhan, harus
mendapat
perhatian
demi
ada
ha/ penting
yang
mendukung
kebe•lanjutan
kegiatan ini ke dapan, Untuk itu yang perlu disarankan
adalah: I.
Aspek Pilsar Pe11gembangan pasar
untuk produk
kompos
dapat dilakukan
metatur :
83
a, Ad
upava
Peme.rintah
Kota
.Jakarta
Timur
untuk
menghimbau penggunaan kompos kepada Oinas/lnstansi terkait dalam
rutin mereka untuk mengatasi over supotv
kegiatan
kornpos yang diprodukst oleh kegiatan composting
sampah
organik Ojantung, misalnya kegiatan pcrtanian, pcrkcbunan, pertarnanan dan hutan kota. b. untuk sementara,
sebatknya
tingkat
kepadatan
ditingkatkan
composelng
sampah
Pada sl
organik hanya dilakukan dan
kegiatan
penduduk
yang
tinggi.
Apab1la
pada skala yang lebih besar, dikhawatirkan akan
menghadapi kendata yang sama dengan y,mg d1hadapi oieh kegiatan
compostmg Ctjantung
ben,pa
masalah
pernasaran,
kecueli jika cesar kornpos sudah berkembang dengan baik. c. untuk kelurahan pada tingkat diperg·Jnal
Jain, sebaiknya pengofallan sernpan dilakukan rumah
tanggc1
dan kompos
yang
djhesnken
sendirl. Hal ini akan sangat rnembantu program Kota
Jakarta
Timur
dalam
mereduksi
sebelum di buang ke TPA. Secara tic:!ak langsung, kegiatan
iru terlaksana, maka diharapkan kegiatan
sampan apaoua ini dapat
dijadikan alternatif oengelolaan sampah di DK! Jakarta
2.
Aspek Teknis a. Perlu ada upaya penvedieen ruang penyimpanan den packin<;; produk yang balk untuk rnenj<,ga kuantas kompos apabila terjadi over
supply
kompos yang
diprodul<SI
dll<arenak,m oelurn
terserap pasar. o. Bagi pengembang (developer) perumahan, dillarapkan dapat mengelola
sendiri
sampahnya dan produk
yang dihasilkan
dipergunakan untuk memenuhi keootuhan pemeliharaan fasilitas umum yang disedlakan sebagai bentuk partisipasi swasta dalam kepeduliannya mendukung program reduksi sampah.
3.
Aspek Lingkung;in
Sosial
Kegiatan pemilahan tanqqa,
karcna
sarnpah sebaiknya dilakukan
h;;if
ini
akan
mcmpermudah
di tingkat rumah daiam
pcngelolaun
selanjutnya.
4
oaiam
rangl
perhitunqan lingkungan sebagai lcbih
penyempurnaan
kelavakan Clan kesehat:an
bahan analisis komprehensif.
dikuontifikasi
paela
penelitian penelitian
dapat
terkait
dengan
setanjutnva,
asoek
diupayakan
untuk
ekonomi agar penuaian l\spek
lingkungan
dengan menggunakan
kelayakan
dan
metode
dikuantifikasi
kesehatan
pendekatan
kegiatan dapat tcrtcntu
seperti, WTP, dan laln·lain.
QO
DAFTAR PUSTAKA
ADDINUL YAK!N, 2004, EKONOMl SUMBERDAYA AKADEM!KA PRESSINDO, JAKAAfA
DAN
LINGKUNGAN,
AOTS-AIT-EBARA INTERNATIONAL TRAIN[NG COURSE, 2000, INTEGRATED SOLID WAS1F MANAGEMENT, EBARA HATAKEYAMA MEMORIAL FUND, JAPAN ARIC:.F
ROSYIDit, 2004, PEMOANGUNAN KOTA B£RKELAN)UTAN : BELAJAR DARI CURITIBA, JURNAL PERENCANAAN WJLAYAH DAN KOTA, VOL. BANDUNG
15 NO. 3, OEPARTEMEN
TEKNIK
PLA.NOLOGI
ITB,
BAHAN KULIAH ANALIS!S PROYEK, 2006 8PPT,
2003,
PClATJlfAN TEKNOLOGI ~NGO/.AHAN SAMPAH SECARA TERPADU MENUJU ZERO WASTE, BPPT, JAKARTA
KOTA
DANNY LIM, APP.IL 2006, KELOLA SAMPAH GAYA BELANDA, JNTISAR.I, HALAMAN 120-127, JAKARTA DINAS
KEBER.SIHAN PROPINSI DK! JAKARTA, 2005, WESTERN JAVA ENVIRONMENTAL MAflAGEMENT PROJECT SOLID WASTE MANAGEMENT FOR JAKARTA : MASTER Pl.AN REVlEW AND PROGRAM DEVELOPMENT, JAKARTA
OINAS
KFRERSIHAN PROPlNS! OKI JAKR.TA, 2004, PILOT PROJECT PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTE/1Pll.AH (PIL-l
DlNAS
l':EBERS!HAN PROPINS1 DK1 JAKAHrA, KEBIJAKAN PENANGGUI.ANGAN DAN PENANGANI\N SAMPAH DI PROPINSI DKJ JA~'ARTA, DINAS KEBERSJHAN PROPINSI OKI JAKARTA, JAKARTA
DIPO YUWl,NO,
.lOOS, KOMPOS, PENEBAR SWADAYA, DEPOI<
DJAENAL ASfl(IN SALEH, 2005, SADAN RECVI...ATOR DALAN PENANGANAN SAMµAH MELALUI KORPORASI REGJONAL, EDI~. KHu~;us KEMERDEKAAN, JAKARTA
DJAMALUDlN
Sl/RYOHADIKUSUMO, 2005, KOMPOS, ADIPURA UBER.Tl, JAKARTA
ADIPURA
MASAlAH
LJ6ERTI,
PEMASARAN
ENDAH DJUWENDAH
DAlAM SOSIOHUMANIORA, 2005, J
91
FAHMUDD!N
AGUS,
WIDIANTO,
PETUNJUI(
PRAKTIS
:
KONSERVASJ
TANAH PERTANIAN LAHAN KERING, WORLD AGROFORESTRY CENTRE, ICRAFT, SOUTHEAST ASIA !NDONESJAN-JAPANESE GOVERNMENT COOPERATION IN ENVIRONMENT, 2005, PEDOMAN UMUM PEMBUATAIV KOMPOS UNTUK SKALA KEClL, MENENGAH DAN BESAR, KEMENTERIAN LJNGKUNGAN tlIDUP, JAKARTA INGE LARDlONIS, ARNOLD VAN DE KLUNDERT, 1993, ORCAN!C WASTE, WASTE CONSULTANTS, GOUDA, AMSTERDAM KOMPAS, 9 SEPTEMBER 2006, nGA TEWAS TERTIMBUN SAMPA!-1(TJNGGJ TJMBUNAN MELEBIHI KETENTUAN), JAKARTA KOMPAS,
10 SEPTtMBl::R :l006, Pl=NCARIAN KORBAN OILANJUTKAIV (WAKIL GUBERNUR MENYAlAHKAN PARA PEMULUNG TPA BANTAR GEBANG}, JAKARTA
MENTERr KEUANGAN RI. 2002, KEPtJTUSAN MENTCRl
KEUANGArv Rl NOMOR. 431/KMK.06/2002 TENTAHG TATA CARA PENGHJTUNGAN DAN PEMBAYARAN SUBS/DI USTRIK, MENTER! KEUANGAN,
JAKARTA
M. ANSORUDIN SIDJK, RlJSOY TAUFIQ, SRI PRATIWJ, LUSINA W. SATWIKO, DJOKO HERU MARTONO, PRfYAMBODO, D., 2006, KEB!JAKAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASlS MASYARAKAT, 6ADAN PENGKAJIAN DAN PENERAl'ANTEKNOLOGI, JAKARTA MUHAMAD NAUfAL,
2004,
TESIS, KAJIAN MANFAAT DAN BIAYA PENGOLAHAN SAMPAH (STUD/ KASUS TPA S(JMLJR BATU BEKASl OENGAN PENDEKATAN SIMUl.ASJ ANALISIS SISTEM DJNAM!Y.
M. Sl.!PARMOKO, 2002, PENJLAlAN EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DIIN L/NGKUNGAN, BPFE, YOGYAKARTA PE'.)< 0
BELLI, 199(;, HANDBOOK ON ECONOMIC ANAL YSJS 'JF INVESTMEl'fT OPERATIONS, THE WORLD BANK
PEMERINTAH PROVINS! OKI JAKARTA, 2006, PATOKAN HAl
PT.
BIOPUPUK INDONESIA JAYA,
2003, STUD! KELAYAKAN UNIT PENGOl..AHN SAMPNf (UPS) DE.NGAN MIENGGUNA.KAN TEKNOLOGI AUTOGENOUS THERMOPHIWC AEROBIC DIGESTJON (ATAD), PT. BTOTAMA RECOVERY INDONESIA
PT. DAUR ULANG TERPADU INDONESIA, ?002, PROPOSAL INDUSTJI/ l'ENGOLAHAN
SAMPAH TERPADU, PT. OAUR UlANG TERPADU
INDONESIA, JAKARTA
..
DT
I ~Ms:tl ,....,,..,I
__ ..,
<:~It'll
.O:\r
-,
100(.; .,
-.
". .
1.aPr}DJ".~I , ...,
_ _..
1-11'.C:rt
l/1T
_............. rnRl.'I
. -· ·-·
.
tl~A/~D.!J,CJ~A/
TEKNOLOr.T EFFFCflVF MTCROORGANTSMA (EM) DI TPA BANTAR
GEE,i!.'l.JG-BE.ll451, PT. LEMBU S!:K!L!,~!, JAK.&:~.T/".
RADlKS PURBA, 1997, ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT, RINEKA CIPTA, JAKARTA KORAN RADARr 2006, (;'PAYA l'·1f,'VGURAtlGI 'v'OLUf.1C$Al'·1PA!! DAN DIA}~A OPERASIONAL KE TPA 1 MCSIN PCIVCACAH SUDTN KEBERSIHAN J/1.K-TlM HASILKAN PUPUK 2 TON PER HARi, EDISI 49/T!~HU~l
111/10-2'1 JULI 2006, JAKARTA R. QUENTIN GRAFTON, WIKTOR ADAMOWICZ, DIANE DUPONT, HARRY NELSON, ROBERT J. HILL, STEVENT RENZETTI, 2004, THE ECONOMICS OF THE ENVIRONMENT AND NATURAL RFSOURCFS,
BLACKWELL PUBLISHINC SANDRA JOHSON COINTREAU, 1982, ENVIRONMfNTAL
MANAGEMENT OF URBAN SOLJD WASTES IN DEVELOPING COUTRIES, THE WORLD
BANK, WASHINGTON SRI MURNlATI DJAMALUDIN, zoes, LANGKAH KECIL MENJADI DERAP MEMBAHANA, ADIPURA LIBERTI, JAKARTA <;RT WAHYONO, 2001,
PENGOLAHAN
SAMPAH
ORGANIK
DAN ASP£K
JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN, VOL 2, NO. 2, BPPT, JAKARTA
SAIVITASl,
SUYANTI ISMARYANTO, 2005, ANAUSIS EKONOMI UAL.AM PENILAIAN KF!.AYAKAN RENCANA INVESTASI PROYEK, LPEM FEU(, JAKARTA TIM lABORATORIUM BUANGAN PADAT DAN 63 JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN IT, 1999, PETUNJUK TEKNIS PENGOLAHAN SAMPAH KOTA DENGAN PENGOMPOSAN-VERMI, JURUSAN TEKll:IK UNGKUNGAN FTSP ITB, BANDUNG URDI,
MENUJU PENGELOI AAN BERKE/..ANJUTAN
SAMPAH
PERKOTAAN
YANG
U.S. ENVIRONMENTAL PROTECTION AGENCY, COMPOSTING, YARD AND MUNICIPAL SOLID WASTE, TECHNOMIC PUBLISHING COMPANY, PENNSYLVANIA, U.S.A WIED HARRY APRIADJI, D.EPOK
MEMPROSES SAMPAH,
PENEBAR SWADAYA,
.....
< z.... ::£ 0
z
t3z ::::, ~
::::, ~
::::, Ul
z
g
0 /1.
o$
• a,:•
i- -
l
!!:
I
Q
i
s
~
0
~
:g ~ ~ !;J
w «r - :; 5! N-..: Q: (>'l
N
-
~
-l-+--1--l---lf-l0., ..
!~~ ~: := N
-
...- ~
...
"
• I
I
l~ ~ I ;
"'
.,.
0 A
...
s...... .. 0
~
•
j --
...z ~" :>
a:
u
5
!:! CD
I
0
g
lo,,; " "'·
-
O'I
,-
0
~~~
;
0
i 0
ij 0
:g ei n
0 A
~
·:::-d
3!.
• •
i: z
~
I
'
;-
I
~
I
i
!~ I
Oc:,!~.., ;::
~I
00
"' <>
- "'
., ~ ~~ g~~
I
n
-
~~l
a
;~~ "' - ... ~=~ - "' ::: ~~s Pl
Soi
OI
~ ~
-
"'~ :!:
~ ~ 13 t 'IC!~
~~
.......
_:+--1-1--l
...
I
~
z
I
0
0
gg 00
~::; i.;i;
.......
('/
,.
0 "'
0
~
3! i..:
0
--
~88
•
i
I
0
i ~
00
.. 0
...
~ Iii ~
I ~ ii 18 ' ~N
~ON • 0 ~
u~
00 0::,
88 ci d
. ..
g~ ;; 0
0
..
go
ti~ <'\ Q
"'-
u
~,
0
0
&8 og
.
~o
;,;
~N
0
A
.. ~ A
t.. I
I
.....
0
I "'.;
-
0
"
A
::z
«
• II:•
i: z
$
. "' '
%
< Q. % c(
U)
zc( %
< _. 0
"'
zIU Q.
z ~
z
:se ez
~
~
%
~c
N
....Q. .... ...z (I) c( c(
..J
IU :::,
fa u :t
:::, ~
0
Q
z < Q
..... U) ~
... 0
c(
I-
w Q.
.
::;
••
z<(
-w -"' ~
C)
ID
::.::: ~
0
...J • <(
~
I "~.
i lj
e
z
en 0
0..
::e 0
(!)
zw
D..
UJ
w ~
e, ~
0.. •
m
.....
~~-·.····
,,.~.~-:,.::··
F-:·;.:~· .-.· . •
I
\
Ol
c
~
f/)
0
Cl.
E 0
0
z<(
u, 0
0.
:I 0
(!)
zw Q.
u,
w u, 0
fl:
('()
'iii c,s
t'.!
0 Cl)
c
C1S
..i::
ee
E
Cl)
n,
.....
...
0.
0
•
cc,s
.c ~
(ti
0
c: G)
o. N
f~.
·.
rsc.. E
~ (0
c
"'c:
C> ~
E (IJ
a.
en,i v
-zw
D. Q
•
-
-z U)
Q
0 ~
w•
< .., ~
w
~
<(
e<( zw J-
z<( Q. ~
w ~
w
0.. • LI..
'
i~
L
....
....... .... 0
.8 c
c
~
~
c C\1 c
ro
ffl
c
a. C1I
~
"C
s:
.c:
l1I
ffl
i
.c Q)
(/J
Cl)
en
.a::: ~
52 w
(J)
z < C!)
z ::::::, ~
C!)
z
-
-....
..J
0
~
Q
z
~ 0
e m
~ ~
::c•
i:tU
~
·;::
32 .c: al
a; .D
Cl)
en .._,
-....
0
c
al ~
-
<(
<.,
e z<(
.... .... <( :c ~
<(
:i? a:: :::::, :c (/) <(
<(
a.. !!:! :E
z :::::, e m. z c
<(
m
:s
w
-
0..
,