hatta-sami sinau sharing social life insight
entrepreuneurship training PROPOSSAL
Emoh Miskin Training Kewirausahaan Untuk Tenaga Kesehatan
Bila saya mengenali apa yang dibutuhkan oleh banyak orang di sekitar saya, maka saya mengerti apa itu peluang usaha, yaitu memenuhi apa yang mereka butuhkan. Bila saya berniat memenuhi kebutuhan orang-orang, maka saya mulai mengenali apa potensi yang saya miliki. Lalu saya pun sekarang mengerti apa yang bisa saya lakukan, dan saya tidak perlu ragu lagi, ternyata sebagian besar yang saya butuhkan telah ada di sini.
Daftar isi Dilema wirausaha Konsep wirausaha bagi Keluarga Perspektif social-works pemberdayaan Keluarga Strategi pelatihan kewirausahaan untuk Keluarga
hatta-samisinau Your learning partner for changes e-mail :
[email protected]
[email protected]
help people to help them selves
1
Dilema Wirausaha Jangan mau jadi pekerja seumur hidup.. ! Jadilah pengusaha bila ingin kaya..! Bebas merdeka dan tidak perlu lagi bekerja...! Setidaknya begitulah ‘iklan’ yang sering kita dengar di banyak kesempatan, bahkan tidak sedikit sekolah, orang tua, lembaga sosial yang ‘termakan’ iklan semacam itu. Ajakan seperti ini tidak sepenuhnya salah, namun tidak lengkap dan cenderung dimaknai keliru. Kita perlu mengingatkan masyarakat, bahwa untuk sampai pada kondisi yang diimpikan, ada proses yang perlu dilalui penuh perjuangan. Dan hasil akhir yang disebutkan, menjadi kaya, merdeka, bukan berarti tanpa tanggungjawab. Informasi yang keliru akan menyebabkan orang berkonsentrasi pada hasil akhir tanpa peduli menyiapkan diri untuk melalui prosesnya. Itulah sebabnya, selalu lebih banyak orang yang menjadi ‘pekerja’ ketimbang menjadi wirausahawan. Bahkan banyak yang lebih memilih ‘nganggur’ ketimbang berwirausaha. Sebagian keluarga memulai usaha dengan semangat yang keliru. Yaitu ingin bebas, ingin santai, tidak terikat waktu, tidak mau menjadi pegawai, padahal tidak demikian. Faktanya, ketika seseorang memilih menjadi wirausahawan justru dia dituntut untuk lebih rajin ketimbang sebelumnya. Bila sebelumnya, ketika masih menjadi pekerja atau karyawan, ada perusahaan atau atasan yang memikirkan gajinya. Setelah berwirausaha, dia harus memikirkan sendiri gajinya, bahkan gaji karyawannya. Menjadi karyawan bukan berarti miskin, dan berwirausaha bukan berarti langsung kaya. Bila banyak perusahaan mencari karyawan yang pintar dan hebat, bukan berarti menjadi wirausahawan boleh ‘bodoh’ dan tidak perlu belajar! Lantas apa yang perlu kita lakukan untuk mendukung setiap keluarga, mendampingi dan membantu keluarga-keluarga yang sedang dan akan memulai usaha ?
Basic entrepreneurship skills training Faktanya adalah, usaha rumahan seringkali lebih ‘sehat’ dibandingkan perusahaan besar sekalipun. Tidak punya hutang, atau kalaupun punya hutang kecil, dan punya ‘agunan’ yang nyata, tidak fiktif. Mereka tidak ‘ngemplang’ pada negara, hidup mandiri karena jerih payah sendiri dan bukan karena fasilitas. Mempekerjakan keluarga dan lingkungan sekitar, yang memang membutuhkan pekerjaan dan tidak tertampung oleh lapangan kerja formal. Pendek kata, usaha rumahan adalah pondasi ‘ekonomi riil’ yang turut mengentaskan soal kemiskinan, mulai dari mereka sendiri! Bila kita percaya bahwa setiap orang punya potensi, maka kita pun mestinya meyakini bahwa setiap potensi akan menghasilkan ‘buah’ bila dipupuk dengan benar. Karenanya dalam mendukung keluarga dalam memulai dan menjalankan usaha rumahan, kita perlu menemukenali beberpa hal, antara lain; Seperti apa ‘gambar’ masa depan yang dimiliki oleh keluarga ? Apa saja yang menjadi motivasi keluarga dalam memulai usaha ? Apa saja yang mempengaruhi ‘pilihan usaha’ yang mereka jalankan ? Bagaimana mereka memperoleh dan mengelola sumberdaya ? Bagaimana lingkungan mempengaruhi mereka? Bagaimana membantu mereka menemukenali potensi terbaiknya ? Bagaimana menumbuhkan potensi dan minat kewirausahaan mereka ? Bekal sikap dan keterampilan apa saja yang perlu dimiliki agar mereka mandiri ? help people to help them selves
2
Program training ini didesain untuk membantu keluarga dengan berbagai latar belakang potensi dan persoalan yang dimilikinya, yang mengharuskan mereka untuk ‘hidup mandiri’ dengan menjalankan usaha rumahan. Yaitu untuk memiliki ‘persiapan dan bekal’ yang memadai dalam memulai dan mengembangkan usaha rumahan, sebagai wirausahawan.
Apa ide dasar program training ini ? Setiap bentuk dukungan, pengembangan keterampilan, adalah upaya untuk membantu individu dan keluarga mencapai keberfungsian sosialnya (social functioning). Berfungsi secara sosial adalah kondisi dimana seseorang menjadi ‘berguna’ bagi diri dan lingkungannya, dan tidak sebaliknya menjadi ‘beban’ bagi yang lain. Keberfungsian sosial adalah target dan proses yang tumbuh, tidak diukur dari kondisi kekinian saja, namun berkembang seiring harapan dan kapasitas yang dimiliki seseorang. Ketika keluarga miskin berhasil meningkatkan pendapatan melalui usaha ekonomi produktif misalnya, mereka tidak cukup dengan target makan tiga kali sehari. Mereka mulai mengirim anak-anak ke sekolah, mengakses layanan kesehatan lebih baik, mengakses layanan listrik, dan bepergian lebih jauh. Tetapi siapa yang dapat menjamin bahwa setelah mampu, keluarga miskin ini akan mencapai derajat kehidupan yang lebih baik dalam jangka panjang ? Siapa yang menjamin bahwa setelah punya uang mereka akan mengirim anak-anak ke sekolah, akan memperhatikan kesehatan mereka, akan berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas ekonomi mereka, dan bukan sebaliknya ? Kewirausahaan dipandang dapat mendukung peningkatan kesejahteraan, tidak saja secara individu namun juga manfaat luasnya bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Yaitu kewirausahaan yang tidak terpisahkan dari tujuan utama untuk mencapai keberfungsian sosial, khususnya bagi keluarga, yang memiliki tuntutan untuk tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Membantu keluarga untuk memulai sebuah usaha bukan sekadar membantu mereka ‘mencari uang’ tambahan. Melainkan membantu mereka untuk ‘merancang skenario’ masa depan yang mereka harapkan, membantu mereka memiliki ‘sikap mental’ dan keterampilan yang dibutuhkan agar skenario tersebut berjalan.
Mengembangkan sikap mental yang mendukung
Memiliki rencana masa depan, memetakan potensi
Menjalankan Usaha RT
CITA – CITA KELUARGA
Mengembangkan keterampilan yang berguna
help people to help them selves
3
Apa yang ingin dicapai melalui training ini dan siapa pesertanya ? Melalui pendekatan participhatory adult-learning setiap peserta akan difasilitasi untuk melakukan penggalian nilai-nilai dan potensi-potensi yang dimilikinya. Mendiskusikan secara terbuka untuk menemukan ‘kesalah-pahaman’ yang mungkin terjadi yang selama ini menghambat, dan ‘menggambar’ rencana masa depan yang diharapkan. Melalui experience-based learning, semua peserta akan menemukan pengalamannya sendiri bahwa memulai usaha tidak serumit yang dibayangkan, dan mereka telah memiliki potensi untuk itu. Training ini ditujukan untuk dua kelompok sasaran: 1. Keluarga yang baru mau memulai usaha rumahan. Pada kelompok ini fokus utama adalah membantu mereka ‘menemukenali’ potensi yang dimiliki ‘saat ini’ dan meningkatkan kemampuan mereka melihat ‘peluang’ kemudian menentukan ‘pilihan usaha’. Dan membantu mereka memahami tugas-tugas pokok sebagai wirausahawan. 2. Keluarga yang telah menjalankan usaha rumahan, dan ingin mengembangkannya. Pada kelompok ini fokus utama adalah membantu mereka menemukenali ‘competitive values’ atau nilai lebih usaha yang telah mereka jalankan. Kemudian membantu mereka mengembangkan ‘pasar’ dan ‘strategi marketing’ yang baru, sehingga mereka mencapai ‘volume’ bisnis yang lebih besar. Dan membantu mereka memiliki kapasitas manajemen usaha yang lebih baik untuk mampu bersaing.
SEBELUM
SESUDAH
Mau Memulai Usaha :
Mau Memulai Usaha :
o Tidak tahu punya dan bisa apa?
o Menjadi tahu punya dan bisa apa
o Bingung mau usaha apa?
o Memilih usaha dengan mantab
o Tidak tahu bagaimana memulai?
o Tahu apa yang perlu dilakukan
o Tidak tau peluangnya?
o Mampu melihat peluang
o Ragu, akan rugi atau untung? o Tidak tahu kemana cari bantuan?
o Mampu membuat simulasi usaha
Training
o Tahu sumber informasi dan kemana cari dukungan
Mau Mengembangkan Usaha :
Mau Mengembangkan Usaha :
o Volume usaha tidak bertambah
o Mampu menambah skala usaha
o Kompetitor semakin banyak
o Mampu berkompetisi
o Sulit memperluas pasar
o Mampu melihat pasar yg baru
o Strategi marketing mandeg
o Punya strategi marketing baru
o Proses usaha semakin rumit
o Membuat sistim yang efektif
o Mulai ada masalah karyawan
o Mampu mengelola karyawan
o Kesulitan modal
o Mampu menyusun rencana investasi dan permodalan
o Tuntutan pelanggan mulai banyak
o Mampu meningkatkan service help people to help them selves
4
Apa yang akan dipelajari dalam training ini ? Subject Memiliki Mental Wirausaha Life planning Mapping potentials Basic leadership for entrepreneur Bridging ‘expectations’ and ‘actions’ Memulai Usaha Sekarang Capturing opportunities Identifying resourcess Aligning the process Upscaling values Keterampilan Wirausaha Understanding 4-P principles Market research Bussiness plan Marketing skills Service excellence Customer satisfaction Networking Basic bussines management Simulasi Usaha Merancang usaha baru atau mengembangkan yang sudah ada. Bussiness coaching
Learning objectives Peserta memiliki kesiapan mental yang memadai sebagai wirausaha Memiliki rancangan cita-cita yang jelas Mengenali potensi diri terbaik Memiliki sikap disiplin dan logis menjalani proses Melihat peluang Mengidentifikasi sumberdaya terkait Memperbaiki proses usaha Meningkatkan nilai usaha Mengenal konsep 4-P Mampu mencermati pasar Mampu menyusun rencana usaha sederhana Mampu menjual Mampu memberikan pelayanan terbaik Sadar konsumen Mampu mengembangkan jaringan Mampu menjalankan pengelolaan sederhana Praktek langsung: 1. Usaha a? 2. Usaha b? 3. Usaha c?
Fasilitator : H.Ahmad Hatta,S.Kep.,Ns.,M.Si.,(M.Ked.) Social work practicioner, Sarjana S1 Keperawatan dan master bidang studi kesejahteraan sosial, yang masih menyelesaikan study S2 terakhirnya pada Fakultas Ilmu Kedokteran UI sub minat Ilmu Faal Phatologi Anatomi dan Fisiologi, telah 15 tahun lebih bekerja sebagai perawat pada Dinkes Kota Surabaya, dan 15 tahun lebih bekerja sebagai trainer BLS & SHE(K3) pada perusahaan ETEX Group Belgia sub PT.Eternit Gresik, juga bekerja untuk organisasi nasional dan internasional di bidang pengembangan SDM dan komunitas. Setahun terakhir membantu program pemerintah (DKI Jakarta) dan private sector, juga aktif sebagai training consultant untuk beberapa badan dunia; WHO, UNDP, UNICEF, PLAN International, dan organisasi nirlaba lainnya. Disela kesibukannya juga aktif sebagai member Trainers Club Indonesia dan HRD-Forum. Dan enam bulan terakhir ditunjuk oleh Building Professional Social Work (BPSW) New York, untuk memprakarsai Learning Forum yang ditujukan untuk knowledge sharing antara pemerintah, private sectors dan dunia akademik.
help people to help them selves
5