EFEK PEMBERIAN OBAT ANESTESI INHALASI SEVOFLURAN TERHADAP PERUBAHAN FREKUENSI NADI INTRA ANESTESI DI KAMAR OPERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UMBU RARA MEHA WAIGAPU Emanuel Ileatan Lewar ABSTRACT Background: Anaesthesia represent the important shares in surgery action. Anaesthesia consisted of by the some types, wrong of anaesthesia inhalasi which in this time have a lot of weared. Its drug all kinds of, weared at this research is sevofluran. To take care of the security and patient safety, during gift of anaesthesia of patient circumstance need in monitoring. Matter which need in monitoring is change hemodinamik one of them is that is change of frequency nadi. Hence from that this research aim to to know the gift effect medicinize the anaesthesia sevofluran to frequency nadi Method: This Research represent analytic of observasional use the approach of cross sectional. Sampel taken by purposive is sampling of at patient using anaesthesia of inhalasi sevofluran, after sampel fulfill the criterion of inklusi and eksklusi.. At this research take 25 subjek and analysed to use the independent test t Result of research: From research data, got by result of value p of at independent ujit, assess the p of at phase of frequency nadi of early, phase induce and phase intubasi is 0,04; 0,00; 0,02, for the phase of insisi of at minute ke-5, minute of ke-10 and minute ke-15 is 0,02; 0,0; 0,03. This result indicate that the value p < 0,05 where the result signifikan or there are difference having a meaning of statistically Conclude the research: anaesthesia of Inhalasi sevofluran give the influence to change of frequency nadi and good and also stabilize the frequency nadi in its use during surgery Keyword: anaesthesia inhalasi, frequency nadi, sevofluran
PENGANTAR
analisis kata “anestesi” (an = tidak,
Pelayanan
anestesiologi
aestesi
=
rasa),
maka
anestesi
merupakan tindakan medis dalam kerja
merupakan upaya menghilangkan rasa
sama tim yang dipimpin oleh dokter
nyeri atau sakit. Nyeri adalah bentuk
spesialis anestesiologi dengan anggota
pengalaman sensorik dan emosional
dokter peserta
yang
program pendidikan
tidak
menyenangkan
dokter spesialis anestesiologi dan/atau
berhubungan
dokter lain dan perawat anestesia
kerusakan jaringan atau akan terjadi
(Kemenkes RI, 2011)
kerusakan jaringan atau suatu keadaan
pasti
dengan
yang adanya
Setiap tindakan pembedahan,
yang menunjukkan kerusakan jaringan.
diperlukan
Tidak
*) Dosen Jurusan
anestesi.
Menurut
Poltekkes Kemenkes Kupang
hanya
rasa
sakit
yang
Z
Emanuel Ileatan Lewar, Efek Pemberian Obat Anestesi Inhalasi Sevofluran Terhadap Perubahan Frekuensi Nadi inTra 1020 Anestesi di Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha Waigapu dihilangkan
tetapi
perlu
dihilangkan
rasa
menciptakan
kondisi
juga
adanya
persiapan-persiapan
takut
untuk
meliputi:
optimal
pada
pemeriksaan fisik dan laboratorium jika
anamnesis
tindakan pembedahan. Kondisi optimal
ada
ini meliputi beberapa komponen di
klasifikasi
antaranya:
minum
menghilangkan
menghilangkan
nyeri,
indikasi,
pasien,
kebugaran
status fisik,
terakhir,
serta
yang
pasien,
makan
dan
premedikasi.
kesadaran,
Untuk itu perlu pemilihan obat yang
penghambatan refleks vegetatif, dan
rasional dan teknik anestesi yang tepat
pelemasan
bagi pasien (Latif A S, 2002).
otot
(Mangku
dan
Senapathi, 2010). Pengaruh dapat
Menurut Morgan E.G, dkk, 2006 obat
yaitu
bahwa
berdasarkan
American Society of Anesthesiology
hipnotik
(tidak
(ASA), status fisik pasien pra-anestesi dibagi menjadi:
(bebas nyeri=”mati rasa”), dan relaksasi
ASA I
rangka
(”mati
gerak”).
Untuk
mencapai ketiga target tersebut dapat
: Pasien
sehat
ASA II
: Pasien
dengan
kelainan
ringan
sampai
sistemik
eter,
sedang baik
dengan
memberikan
beberapa kombinasi obat (Mangku dan
ASA III
Senapathi, 2010). Secara klinis, tujuan pemberian
di
dalam
otak,
kelainan
ringan
sampai
bedah atau penyakit lain. ASA IV : Pasien
sehingga
sistemik
didapatkan efek yang diinginkan. Efek ini bervariasi tergantung dari daya
dengan
sedang baik karena penyakit
anestesi ialah untuk mencapai tekanan
tersebut
: Pasien
sistemik
parsial yang adekuat dari obat anestesi
yang
memerlukan operasi
mempergunakan satu jenis obat, misal atau
dari
”trias
sadarkan diri=”mati ingatan”), analgesia
otot
klasifikasi
efek
menimbulkan
anestesia”,
anestetikum
dengan
kelainan
berat
dengan
berbagai sebab. ASA V
: Pasien
dengan
kelainan
kelarutan dan tekanan parsial obat
sistemik berat yang secara
anestesi
langsung
tersebut
dalam
jaringan,
mengancam
sedangkan daya kelarutan untuk obat
kehidupannya, atau Pasien
anestesi tertentu dianggap konstan
yang tidak diharapkan hidup
(Mangku dan Senapathi, 2010).
setelah 24 jam baik dioperasi
Menurut Latif A S, 2002, bahwa sebelum
anestesi
diberikan,
perlu
maupun tidak.
1021 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 14, NOMOR 2 DESEMBER 2015 Praktik
anestesia,
terdapat
6
mempercepat
terjadinya
proses
periode dalam anestesi umum (
anestesi dan menyenangkan.
Morgan E.G. 2006 )
Sebelum
1. Premedikasi
induksi
anestesi
selayaknya disiapkan peralatan dan
Premedikasi adalah tindakan awal
obta-obatan
anestesia
memberikan
sehingga terjadi keadaan gawat
obatobat pendahuluan yang terdiri
dapat diatasi lebih cepat dan tepat,
dari
dengan kata ingat : kata STATICS (
dengan
obat-obat
golongan
anti-
yang
diperlukan
kolinergik (misal: atropin), sedatif
Stetetoskop,
(misal: barbiturat), dan analgetik
Airway,Tape/plester,
(misal: meperidine, morfin).
Introducer/mandarin/stilet,
Tujuan
Conector, Suction)
pemberian
premedikasi
adalah untuk menimbulkan rasa nyaman,
mengurangi
kelenjar
dan
menekan
vagus,
memperlancar
3. Periode
Tube,
Maintenance
(Periode
sekresi
Pemeliharaan) ini dihitung sejak
refleks
mulainya
induksi,
induksi
dan
selama
pelaksanaan pembedahan.
mengurangi dosis obat anestesia,
Ada beberapa metode dan obat-
serta mengurangi rasa sakit dan
obatan yang dipilih oleh seorang
kegelisahan pasca bedah.
ahli anestesi untuk mengkoordinir
2. Induksi anestesi
tim anestetis, misal secara inhalasi
Induksi anestei adalah tindakan
dengan
untuk membuat pasien dari sadar
sevofluran atau secara parenteral
menjadi
dengan fentanil,
tidak
sadar,
sehingga
halotan,
enfluran,
petidin,
morfin.
memungkinkan dimulainya anestesi
Belakangan ini, metode ini sering
dan pembedahan. Dapat dikerjakan
dikombinasikan
4
obat-obat
pelumpuh otot, seperti: atrakurium,
anestesi ke dalam tubuh, yaitu: 1).
pasien masih tertidur dan sering
Intravena,
dijumpai
adanya
Karakteristik
pernafasannya
cara
droperidol;
pemberian
misal:
tiopental,
2). Rektal, misal:
tiopental; 3) Intramuskular, misal:
dengan
obat
muntah. pun
sudah teratur dan membaik.
4) Inhalasi, misal:
4. Periode Reversal (Periode Bangun),
halotan, sevofluran (Latif A S.2002).
pada periode ini terjadi perubahan
Tujuan tindakan induksi ini bukanlah
dari tingkat kesadarannya hingga
untuk menganestesi, tetapi untuk
kesadarannya sempurna.
ketamin;
Z
Emanuel Ileatan Lewar, Efek Pemberian Obat Anestesi Inhalasi Sevofluran Terhadap Perubahan Frekuensi Nadi inTra 1022 Anestesi di Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha Waigapu Terkadang pasien masih tertidur dan sering dijumpai adanya muntah. Karakteristik
pernafasannya
pun
sudah teratur dan membaik. 5. Periode
Recovery
6. Periode Pasca Operasi. Pada periode ini, diharapkan pasien sudah dapat berdiri dan berjalan
(Periode
sendiri serta tidak dijumpai kelainan
Pemulihan), periode pemulihan ini
respirasi, kelainan tekanan darah,
dapa dibagi atas 3 bagian, yaitu: (1)
maupun gejala muntah.
Reversal (bangun dari anestesi)
Salah
satu
bentuk
anestesi
periode ini biasanya sangat singkat,
yang sering digunakan adalah anestesi
tetapi merupakan
inhalasi. Anestesi inhalasi ini memiliki
stadium yang
sangat penting dan penuh risiko.
keunggulan
Oleh karena itu, periode ini harus di
konsentrasinya
bawah pengawasan langsung dari
dikendalikan melalui mesin, dengan
ahli
biasanya
titrasi dosis untuk menghasilkan respon
dilakukan di kamar operasi. (2)
yang diinginkan (Morgan E.G, dkk,
Early
2006).
anestesi
dan
Recovery
(permulaan
pemulihan kesadaran), stadium ini berakhir
sampai
pasien
dapat
pada
potensinya yang
dan dapat
Anestesi inhalasi adalah obat yang berupa gas atau cairan mudah
mengenal orientasi dengan baik,
menguap,
dalam hal waktu, ruangan, dan
pernafasan
dapat
memiliki indeks yang sempit, sehingga
mengatur
pernafasannya
yang
pasien.
sendiri. Periode ini memerlukan
menghasilkan
waktu
beberapa
1-2
jam
dan
lamanya
diberikan
efek
organ,
toksik
ini
pada
misalnya
jantung.
anestesi
inhalasi
Cara
(3)
(pemulihan
terhadap kecepatan jantung dengan
kesadaran seperti semula) periode
mengubah secara langsung kecepatan
ini
depolarisasi
Recovery
merupakan
kelanjutan
dari
obat
Anestesi
tergantung anestesi yang diberikan. Late
kerja
melalui
nodus
sinoauricularis
periode sebelumnya dan dimulai
(nodus SA), atau dengan menggeser
sejak
anestesi
keseimbangan aktivitas sistem saraf
tubuh.
otonom. Salah satu contoh anestesi
efek
menghilang
obat dari
dalam
Terkadang efek hangover didapati
inhalasi adalah sevofluran
seperti pening, pusing, dan tidak
Sevofluran
dapat berkonsentrasi.
merupakan
halogenasi eter yang memiliki proses induksi dan pemeliharaan paling cepat
1023 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 14, NOMOR 2 DESEMBER 2015 daripada obat-obat anestesi inhalasi
pemberian obat anestesi inhalasi yang
yang ada. Sevofluran relatif stabil dan
sesuai dengan kondisi pasien.
tidak
menimbulkan
anestesi
aritmia
berlangsung.
selama Tahanan
Berdasarkan diatas,
maka
latar
penulis
melakukan
vaskuler dan curah jantung sedikit
penelitian
menurun sehingga tekanan darah pun
Obat
sedikit
Terhadap Perubahan Frekwensi Nadi
menurun
(Mangku
dan
Senapathi, 2010).
memang
Anestesi
Selama
Penggunaan
sevofluran
sudah banyak digunakan.
tentang
belakang
Intra
Efek
Pemberian
Inhalasi
Sevofluran
Anestesi
di
Kamar
Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha Waingapu
Penelitian obat ini sebelumnya sudah pernah dilakukan tetapi masih sedikit
METODE PENELITIAN
sekali. Maka dari itu berdasarkan hal
Penelitian
ini
tersebut diadakan penelitian tentang
penelitian
efek
rancangan penelitian cross sectional
dari
terhadap
obat
inhalasi
frekuensi
sevofluran
nadi
untuk
dengan
analitik
merupakan menggunakan
pendekatan
observasional.
mengetahui hemodinamik yang stabil
Populasi dan sampel yang digunakan
selama pembedahan.
adalah
keseluruhan
pada
dilakukan
tindakan
dapat
menggunakan
Tujuan penelitian
ini
penelitian adalah
agar
pasien
yang
operasi dengan
anetesi
inhalasi
mengetahui efek pemberian anestesi
sevofluran selama dua bulan November
inhalasi sevofluran terhadap perubahan
sampai Desember 2015 berjumlah 25
frekuensi nadi selama intra anestesi
orang.
sehingga
perawat
anestesi
dapat
memantaunya dengan intensif untuk
HASIL PENELITIAN
menjaga keamanan dan keselamatan pasien selama pembedahan. Sedangkan
Rumah Sakit Umum Daerah Umbu
Meha
Waingapu
dari
merupakan rumah sakit rujukan untuk
penelitian ini adalah untuk pembuktian
Kabupaten Sumba Timur mempunyai
teori
fungsi
bahwa
inhalasi
manfaat
Rara
pemberian
dengan
anestesi
melaksanakan
usaha
dapat
pelayanan medik, melaksanakan usaha
frekuensi
rehabilitasi medik, usaha pencegahan
nadi dan penelitian ini diharapkan dapat
komplikasi penyakit dan peningkatan
membantu dalam mempertimbangkan
pemulihan kesehatan, melaksanakan
mempengaruhi
sevofluran
untuk
perubahan
usaha perawatan, melaksanakan usaha
Z
Emanuel Ileatan Lewar, Efek Pemberian Obat Anestesi Inhalasi Sevofluran Terhadap Perubahan Frekuensi Nadi inTra 1024 Anestesi di Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha Waigapu pendidikan dan pelatihan tenaga medis
Dari
hasil
tes
Komolgorov-
dan para medis, melaksanakan sistem
Smirnov didapatkan semua variabel
rujukan,
mulai dari usia hingga insisi menit ke 15
sebagai tempat
penelitian.
Penelitian telah dilakukan pada bulan
termasuk
November sampai Desember 2015 di
sehingga telah memenuhi
Kamar Operasi RSUD Umbu Rara Meha
Waingapu.
tersebut
Dari
didapatkan
penelitian
sejumlah
25
sampel, untuk kelompok sevofluran. Data
yang
diperoleh
Pada didapatkan
Service
Solution
(SPSS)
17.0
for
Windows. Sampel
pada
kelompok
sevofluran
hasil rata-rata
normal,
penelitian frekuensi
ini nadi
pada gambar 1
dianalisis dengan menggunakan uji-t, menggunakan Statistical Product and
distribusi
untuk kelompok sevofluran dapat dilihat
kemudian
dengan taraf signifikasi= 0,05 dengan
dalam
100 95 90 85 80 75 70
Gambar 1. Perubahan Frekwensi Nadi Selama Pemberian Sevofluran
terdiri atas 11 orang pria dan 14 orang wanita,
dengan
Masing-masing
usia
15-45
ditunjukkan
tahun. dalam
tabel 1 Berdasarkan
Tabel 1.Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin, Usia dan Berat Badan Karakteristik
grafik
gambar 1, bahwa rata-Rata Kestabilan Frekuensi Nadi pada anestesi inhalasi
Jumlah
Prosentase
Laki-laki
11
44
pada
fase
awal
lebih
Perempuan
14
56
dibandingkan
pada
fase
Jenis Kelamin :
Usia
pada
Sevofluran diperoleh frekuensi nadi tinggi induksi
anestesi. Sebaliknya frekuensi nadi
16-25
11
44
26-35
7
28
36-45
7
28
pada fase intubasi anestesi inhalasi sevofluran frekuensi
Berat Badan
lebih nadi
tinggi sebelum
daripada anestesi
46-55
12
48
dilakukan. Pada fase insisi menit ke – 5
56-65
12
48
anestesi hingga menit ke – 15, MAP
66-75
1
4
1025 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 14, NOMOR 2 DESEMBER 2015 sevofluran
menunjukkan
bahwa
terdapat fluktuasi yang lebih stabil.
didapatkan nilai p pada fase frekuensi nadi awal, fase induksi dan fase intubasi adalah 0,04; 0,00; 0,02, untuk fase insisi pada menit ke-5, menit ke-10
Nilai p yang didapatkan pada
dan menit ke-15 adalah 0,02; 0,02;
tes homogenitas dengan Levene’s test
0,03. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai
for equality of variances untuk frekuensi
p
nadi awal, fase induksi anestesi dan
signifikan
fase intubasi anestesi adalah 0,57;
yang bermakna secara statistik.
<
0,05,
dengan
atau
hasil
terdapat
tersebut
perbedaan
0,07; 0,08. Sedangkan pada fase insisi
Pada penelitian ini frekuensi
menit ke-5, menit ke-10 dan menit ke-
nadi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
15 berturut-turut adalah 0,48; 0,67;
ada faktor yang dikendalikan dan tidak
0,52. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa
dikendalikan. Faktor yang dikendalikan
semua data tersebut adalah homogen
salah satunya adalah usia sedangkan
sehingga data tersebut dapat dianalisis
faktor yang tidak dapat dikendalikan
dengan uji-t independen.
adalah berat badan dan nilai frekuensi
pada
Nilai pada tabel-t yang terdapat
nadi awal. Usia di dalam penelitian
uji-t
dispesifikan antara 16 – 45 tahun. Oleh
frekuensi
independen, nadi
awal;
nilai
fase
fase
induksi
karena
itu,
faktor
usia
bukan
anestesi; fase intubasi anestesi adalah
merupakan faktor perancu dalam nilai
2,15; 2,88; 2,32 (positif). Sedangkan
frekuensi
pada fase insisi menit ke-5; fase insisi
dimana faktor usia telah dikendalikan
menit ke-10 dan ke-15 didapatkan -
dengan cara memasukkan ke dalam
2,26;-
kriteria inklusi dan ekslusi.
2,57;-
2,21(negatif).
Hal
ini
menunjukkan bahwa nilai frekuensi
nadi
Rata
pada
–
rata
penelitian
berat
ini
badan
nadi pada fase awal, fase induksi dan
kelompok anestesi inhalasi (mean ±
fase intubasi dengan anestesi inhalasi
SD) untuk sevofluran adalah 56,52 ±
sevofluran
5,68. Berdasarkan hasil Levene’s test
bernilai
dibandingkan
lebih
dengan
tinggi isofluran.
for
equality
of
variances,
Sedangkan pada fase insisi menit ke-5,
homogenitasnya bernilai 0,47, sehingga
menit ke-10 dan menit ke-15 frekuensi
dapat disimpulkan bahwa data tersebut
nadi dengan anestesi inhalasi isofluran
homogen.
bernilai
dibandingkan
berdasarkan equal varians assumed
dengan sevofluran. Sedangkan untuk
menunjukkan bahwa nilai p adalah
nilai
0,274 yang berarti signifikan antara
lebih
p
pada
tinggi
uji-t
independen,
Hasil
uji-t
independen
Z
Emanuel Ileatan Lewar, Efek Pemberian Obat Anestesi Inhalasi Sevofluran Terhadap Perubahan Frekuensi Nadi inTra 1026 Anestesi di Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha Waigapu berat badan kelompok anestesi inhalasi
Nadi Insisi ke 10’
-0.328
0.02
sevofluran dan isofluran.
Nadi Insisi ke 15’
-0.013
0.931
Pada penelitian ini diperoleh rata
–
rata
frekuensi
nadi
awal
Tabel.3 Hasil Uji Korelasi Pearson
kelompok anestesi inhalasi (mean ±
Frekuensi Nadi Awal dengan Variabel
SD) untuk kelompok sevofluran adalah
Lain
89,08
±
6,02.
Berdasarkan
hasil
Nadi Awal Variabel
r
Levene’s test for equality of variances, homogenitasnya bernilai 0,57, sehingga dapat
disimpulkan
homogen.
Hasil
bahwa uji-t
data
independen
berdasarkan equal varians assumed menunjukkan bahwa nilai p adalah
p
Berat Badan
-0.144
0.319
Nadi Induksi
0.819
0
Nadi Intubasi
0.705
0
Nadi Insisi ke 5’
0.345
0.014
Nadi Insisi ke 10’ Nadi Insisi ke 15’
0.223 0.265
0.119 0.063
0,030 yang berarti signifikan secara Dilihat dari tabel 2 dan 3 dapat
statistik. uji-t
disimpulkan bahwa berat badan pada
independen didapatkan nilai p untuk
penelitian ini, tidak memiliki korelasi
berat badan dan frekuensi nadi awal
atau
adalah signifikan, maka dilakukan uji
kategori lemah dengan nilai korelasi r =
korelasi
untuk
0. Hubungan korelasi ini tidak signifikan
mengetahui apakah berat badan dan
dengan p = 0,31 atau dapat dikatakan
frekuensi
mempunyai
bahwa hubungan korelasi ini tidak
korelasi dengan frekuensi nadi hingga
konsisten di setiap penelitian tetapi
fase insisi menit ke-15. Hasil uji korelasi
untuk frekuensi nadi pada fase insisi
bivariat Pearson untuk berat badan
menit ke-10 hubungan korelasi dengan
ditunjukkan pada tabel 4.2 dan 4.3.
berat badan menunjukkan signifikan.
Dikarenakan
hasil
bivariat
nadi
Pearson
awal
bisa
disebut
korelasi
dalam
Sementara pada frekuensi nadi awal Tabel.2 Hasil Uji Korelasi Pearson
menunjukkan adanya korelasi pada
Berat Badan dengan Variabel Lain
fase induksi dan fase intubasi dengan
Variabel
masing-masing nilai r = 0,819 dan r =
Berat badan R
P
Nadi Awal
-0.144
0.319
Nadi Induksi
-0.145
0.317
Nadi Intubasi
-0.083
0.569
Nadi Insisi ke 5’
-0.09
0.534
0,705.
1027 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 14, NOMOR 2 DESEMBER 2015 keadaan pasien perlu di monitoring secara intensive oleh perawat anestesi. Hal yang perlu di monitoring adalah Menurut Colton termasuk dalam
perubahan hemodinamik salah satunya
kategori sangat kuat dan positif dengan
yaitu perubahan frekuensi nadi dan
rentangan nilai r = 0,76 – 1,00 (Luknis,
dipiperlukan juga penelitian lebih lanjut
2006). Maka dari itu dapat dikatakan
mengenai
bahwa
inhalasi sevofluran dilihat dari segi
korelasi
ini
menunjukkan
pengaruh
obat
lainnya,
anestesi
signifikan. Sedangkan pada fase insisi
hemodinamik
analgetik
menit ke-5 sampai menit ke-15 dalam
maupun keadaan post operatifnya.
kategori sedang dengan nilai 0,25 ≤ r ≤ 0,50
dan
menunjukkan
signifikan
Daftar Pustaka
secara statistik. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan efek
pemberian
sevofluran
hasil
penelitian
anestesi
terhadap
frekuensi
nadi
sebagai
berikut:
sevofluran
inhalasi
perubahan
dapat
disimpulkan
anestesi
memberikan
inhalasi
anestesi
frekwensi
nadi
selama
pembedahan. Dari kesimpulan diatas dapat disarankan
bahwa
obat
Boulton T. B, Blo C.E. 2004. Buku Anestesiologi. Penerbit EGC. Jakarta
inhalasi
sevofluran disimpulkan bahwa baik dan stabil
Baughman, Diane C, Joan CHackley, 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Brunner and suddarth, Edisi 8, Penerbit : EGC. Jakarta.
pengaruh
terhadap perubahan frekuensi nadi; penggunaan
______________Anestesi dan Reanimasi. https://mastertedjo.files. wordpress.com/. 4 September 2011. Medical Artikel Diakses 06 September 2015.
anestesi
Dewan Pengurus Pusat Ikatan Perawat Anestesi Indonesia 2015. Peran Perawat Perawat Anesetesi Dobson. M.B. 1994. Penuntun Praktis AnestesiologiMichael B. Dobson. Alih bahasa : Adji Dharma. Penerbit : EGC. Jakarta
inhalasi sevofluran efektif digunakan untuk
maintenance
pada
pasien,
Kemenkes. 2011. Standar Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi.
karena frekuensi nadi dalam kondisi pada
waktu
pembedahan.
intra anestesi selama Untuk
menjaga
keamanan dan keselamatan pasien, sehingga selama pemberian anestesi
____________Kompetensi perawat anestesi dalam pelayanan kesehatan. khairisy.blogspot.com/ .14 januari 2014. Diakses 8 September 2015
Z
Emanuel Ileatan Lewar, Efek Pemberian Obat Anestesi Inhalasi Sevofluran Terhadap Perubahan Frekuensi Nadi inTra 1028 Anestesi di Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha Waigapu Latief S. A. 2007. Petunjuk Praktis Anestesiologie, Edisi 2, Penerbit : Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Mangku. G, Senapathi. T.G. A, 2010. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Penerbit Indeks. Jakarta Miller, Ronald. 2006. Miller’s of anesthesia. 6th Edition. United States Of America. Morgan G. E. Dkk. 2006. Clinical Anesthesiology, 4th Edition, Prentice-Hall Int.Inc. ,London, 2006;193 ______________Mengenal Ilmu Anestesi :Kewajiban dokter spesialis anestesiologi terhadap kemitraan dengan perawat anestesi . www.medicinestuffs.com › anastesi . Medicine Stuffs Jan 2, 2014. Diakses 4 September 2015 Notoatmodjo S. 2007. Metodologi penelitian kesehatan. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta _____________Perawat Anestesi. tancewe.blogspot.com/. Situs PPNI. Diakses 04 September 2015 ____________Peran dan FungsiPerawat Anestesi.zalmeiraners.blogspot.com/. Jan 23, 2012. Diakses 04 September 2015. Santoso N. 2011. Artikel anestesiologi. Anestesiologi seklilas tentang anestesi. kedokteranebook.blogspot.com/ anestesiologi-anest Medical
artikel. Diakses 04 September 2015 Soegiyono. 2007. Penelitian Administrasi. Penerbit. Alfabeta. Bandung.