EDISI KHUSUS, Vol : XXII, No : 2, JULI 2015
EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SAINS PADA PROGRAM GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) (Suatu Penelitian Evaluasi Program Dengan Model Stake’s Pada Salah Satu Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Elsina Sarah Tamaela FKIP-Universitas Pattimura Ambon E-mail :
[email protected] Abstrak Penelitian ini bersifat evaluatif dengan menggunakan Stake’s Models untuk mengevaluasi pelaksanaan program praktikum IPA di PGSD pada sekolah tinggi di Jawa tengah. Subjek evaluasi adalah mahasiswa yang menawarkan mata kuliah praktek IPA pada tahun akademik 2010/2011 yang terdiri atas dua kelas dengan total sampel 75 orang mahasiswa dan satu orang dosen pengampu mata kuliah. Pelaksanaan evaluasi berlangsung pada bulan November 2013. Data diolah secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) jumlah alat, bahan, dan buku penuntun praktikum masih belum sebanding dengan jumlah kelompok mahasiswa yang terbentuk untuk kegiatan praktikum. Ketersediaannya hanya satu set berbanding tiga kelompok mahasiswa. 2) Kinerja dosen dalam implementasi program dapat dikatakan baik meskipun ada berbagai kekurangan. 3) Kompetensi akademik mahasiswa berada pada kategori baik sekali dengan persentase sebesar 30,90%, dan itu merupakan capaian tertinggi. 4) Respon mahasiswa baik terhadap pelaksanaan program praktikum. Hal ini dibuktikan dengan persentase untuk semua item pilihan jawaban menunjukan 85% memilih setuju, 5% memilih sangat setuju, dan 10% memilih tidak setuju dengan pelaksanaan program tersebut. Kata kunci : evaluasi program praktikum, model evaluasi Stake’s
I.
LATAR BELAKANG Perbaikkan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang sifatnya
eksternal maupun internal. Pada prinsipnya perkuliahan menjadi efektif ketika prosesnya didukung oleh berbagai fasilitas yang baik pula. Salah satu mata kuliah yang membutuhkan fasilitas laboratorium adalah mata kuliah praktikum IPA (Sains). Mata kuliah sains dalam pedoman penyelenggaraan perkuliahan adalah mata kuliah yang memiliki 2 sistem kredit semester (SKS. Sesuai dengan namanya sains, maka muatan materi yang dipraktikan adalah materi biologi, fisika, dan kimia. Secara umum IPA adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi di alam semesta dan memperoleh kebenaran tentang fakta melalui kegiatan empirik Untuk mendukung proses praktikum maka pihak lembaga yang telah bekerja sama dengan pemerintah menyiapkan Laboratorium Sains guna menjembatani mahasiswa dalam proses perkuliahan. Pemanfataan laboratorium secara maksimal sangat tergantung pada fasilitas dan pengelolaan dan tuntutan perkuliahan. Kegiatan praktikum akan berjalan dengan baik ketika semua elemen pada laboratorium dapat saling bekerjasama. Mengutip pendapat Wirawan (2010) bahwa evaluasi bertujuan untuk (1) menilai apakah program telah berjalan sesuai dengan rencana; (2) mengukur pengaruh program terhadap MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
128
EDISI KHUSUS, Vol : XXII, No : 2, JULI 2015
masyarakat; (3) mengukur pelaksanaan program sesuai dengan standar; (4) mengukur cos effectivenee dan cost efficiency; (5) mengidentifikasi dan menemukan dimensi program yang dilaksanakan dan yang belum dilaksanakan. Pelaksanaan program praktikum dipandang penting untuk dimasukkan dalam kurikulum PGMI. Oleh sebab itu evaluasi penting untuk dilaksanakan terhadap pelaksanaan program tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka dipandang penting untuk dilakukan penelitian evaluatif terhadap pelaksanaan program praktikum IPA II.
TINJAUAN TEORI
A. Praktikum IPA Pelajaran IPA merupakan salah satu pelajaran yang memiliki karakteristik yang khas sehingga dibutuhkan “media” untuk menyampaikan informasi kepada siswa/mahasiswa. Salah satu cara yang digunakan dalam dunia pendidikan adalah sarana laboratorium. Laboratorium disiapkan untuk menjawab berbagai kebingungan yang dialami oleh siswa/mahasiswa. Praktek laboratorium didefinisikan sebagai proses belajar mengajar yang diberikan di laboratorium, bengkel kerja, sehingga peserta didik memungkinkan mendapatkan pengalaman belajar kongkrit, menguji coba pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperoleh sebelumnya dengan cara demonstrasi, redemonstrasi atau simulasi, baik secara mandiri atau kelompok (Slamento, 1995). IPA yang merupakan bangunan sains terbentuk dari interrelasi antara sikap dan proses sains, penyelidikan fenomena alam, dan produk keilmuan, (Carin, 1997). Dalam kegiatan praktikum tidak akan terlepas dari pengamatan empirik. Pengamatan empirik merupakan kegiatan penginderaan atau menggunakan panca indera untuk menangkap informasi yang terkandung di dalam obyek atau gejala alam. Informasi-informasi yang diperoleh dari aktivitas pengamatan empirik lantas mendasari kegiatan penalaran logik, yaitu aktivitas menggunakan nalar atau pikiran untuk mengolah dan mengartikan informasiinformasi tersebut sehingga menjadi suatu bentuk produk keilmuan, yang berupa konsep, prinsip, teori atau hukum. Agni
(2000)
menguraikan
beberapa
kegunaan
praktikum
dalam
proses
pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) Melatih keterampilan yang dibutuhkan oleh mahasiswa, (2) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipunya sebelumnya secara nyata dalam praktek, (3) Membuktikan atau menemukan suatu konsep secara ilmiah (scientific), (4) Menghargai ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Praktikum selain akan memberikan dampak instruksional juga mempunyai dampak lain bagi mahasiswa yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar dalam hal bagaimana kerja sama dan MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
129
EDISI KHUSUS, Vol : XXII, No : 2, JULI 2015
berinteraksi dengan teman-teman mahasiswa dalam sebuah “team-work”, dapat menjalin hubungan yang erat dengan teman mahasiswa yang nantinya akan berkembang menjadi semangat solidaritas kolegial, dan juga membina hubungan kemitraan dengan dosen atau asisten. B. Model Evaluasi Stake’s Stake mengidentifikasi 3 (tiga) tahap dari evaluasi program pendidikan dan faktor yang
mempengaruhinya
yaitu:
(a)
Antecedents
phase;
sebelum
program
diimplementasikan: Kondisi/ kejadian apa yang ada sebelum implementasi program? Apakah kondisi/kejadian ini akan mempengaruhi program?, (b) Transactions phase; pelaksanaan program: Apakah yang sebenarnya terjadi selama program dilaksanakan? Apakah program yang sedang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana program?, dan (c) Outcomes phase, mengetahui akibat emplementasi pada akhir program. Apakah program itu dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan? Apakah klien menunjukkan perilaku pada level yang tinggi dibanding dengan pada saat mereka berada sebelum program dilaksanakan? (Kaufman,1982:123). Setiap tahapan tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu description (deskripsi) dan judgment (penilaian) Matriks deskripsi terdiri atas dua kategori, yaitu intent dan observasi. Kategori intent adalah sesuatu yang direncanakan oleh pembuat program. Dalam konteks evaluasi praktikum IPA yang termasuk kategori intent ini adalah upaya untuk menghasilkan calon guru IPA sekolah dasar yang kompeten di bidangnya. Kategori ini dijabarkan ke dalam tiga bagian, yaitu antecedent merupakan harapan terhadap kondisi sebelum ada implementasi program, sehingga bagian ini antara lain meliputi keadaan yang diinginkan dalam pelaksanaan program dan tujuan program. Bagian transaction memperkirakan hal-hal yang terjadi pada saat implementasi program, sedangkan outcomes merupakan hasil yang diharapkan dapat diperoleh peserta program setelah implementasi berlangsung. Kategori observasi juga terdiri atas antecedent, transaction dan outcomes. Bagian antecedents merupakan kondisi nyata perencanaan yang akan mendukung kegiatan, transaction meliputi hal-hal yang terjadi pada saat implementasi berlangsung, dan outcomes meliputi hasil setelah melaksanakan implementasi program. Matrik pertimbangan terdiri atas kategori standar dan pertimbangan. Kategori standar adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh program yang dievaluasi. Standar tersebut dikembangkan dari karakteristik yang dimiliki program dan dapat juga dikembangkan dari faktor lainnya. Kriteria transaction merupakan kriteria yang diterapkan dalam proses interaksi, sedangkan kriteria outcomes merupakan kriteria yang ditetapkan berkaitan dengan hasil pelaksanaan program. Selanjutnya ketiga dimensi antecedent, transaction MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
130
EDISI KHUSUS, Vol : XXII, No : 2, JULI 2015
dan outcomes tersebut, dibandingkan tidak hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan yang sebenarnya tetapi juga dibandingkan dengan standar yang absolute untuk menilai manfaat program. Evaluasi antecedent berisi tentang analisis persoalan yang berhubungan dengan kondisi apa yang ada sebelum program diimplementasikan dan faktor apa yang diperkirakan akan mempengaruhi (Kaufman and Tomas,1980). Evaluasi program masukan berorientasi pada suatu program yang dapat dicapai dan apa yang diinginkan, komponen yang menjadi fokus dalam mengevaluasi masukan program praktikum IPA, terdiri dari: (a) sarana prasarana praktikum IPA; (b) Kinerja dosen, (c) kompetensi mahasiswa; (d) kinerja asistensi dan laboran praktikum. Evaluasi transactions adalah evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam proses praktek atau membimbing dalam implementasi kegiataan (Daniel L. Stufflebeam, 1986). C. Deskripsi Mata Kuliah Praktikum Laboratorium Sains Pada Sekolah Tinggi Mata kuliah ini diarahkan untuk pengenalan konsep peralatan laboratorium IPA/SAINS, tubuh mahkluk hidup, indra makanan, keanekaragaman hayati, bentuk-bentuk mikroba, perubahan zat, gaya, gerak, dan gesekan, gelombang, bunyi, matahari dan bulan, keseimbangan, gravitasi, sifat-sifat kemagnetan, dan listrik. Kompetensi mahasiswa diukur dengan menggunakan pre test, pos test, tugas, keaktifan diskusi, portofolio, dan praktikum. Adapun kompetensi mata kuliah praktikum adalah mahasiswa mampu melakukan praktek laboratorium sains, menyusun perangkat laboratorium sains, mengadministrasikan alat laboratorium sains, mengolah hasil belajar praktek laboratorium sains, melaporkan hasil praktek laboratorium sains, dan menggunakan hasil praktek laboratorium sains. Materi yang diajarkan dalam program praktikum sebagai berikut: (1) Pengenalan peralatan laboratorium sains, (2) Tubuh makluk hidup, (3) Indra, (4) Makanan (pembuatan telur asin), (5) Keaneka ragaman mahkulk hidup (dii rawa pening), (6) Bentuk-bentuk mikroba (di sungai dan air kolam), (7) Perubahan zat, (8) Gerak, gaya, dan gesekan, (9) Gelombang, (10) Bumi, matahari, dan bulan, (11) Keseimbangan dan gravitasi, (12) Sifat magnet, dan (13) Listrik. Program dirancang untuk 12 -16 kali pertemuan dan setiap pertemuan menghabiskan 100 menit waktu perkuliahan. Jumlah waktu ini disesuaikan dengan jumlah beban kredit dari mata kuliah yakni 2 SKS. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat evaluatif dengan menggunakan model evaluasi Stake’s. Subjek evaluasi adalah mahasiswa yang menawarkan mata kuliah praktek sains pada MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
131
EDISI KHUSUS, Vol : XXII, No : 2, JULI 2015
tahun akademik 2010/2011 yang berjumlah 60 mahasiswa. Data pada pelaksanaan evaluasi ini diperoleh melalui kuesioner, panduan wawancara, dan dokumentasi. Adapun instrumen tersebut akan digunakan untuk mengumpulkan data ketersediaan alat dan bahan praktikum IPA, hasil belajar mahasiswa tahun 2012, data kinerja dosen, administrasi perkuliahan di laboratorium, dan data respon mahasiswa. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Rasionalisasi Program Praktikum Program praktikum merupakan bagian dari program perkuliahan yang ada di sekolah tinggi tempat dilaaksanakan evaluasi. Praktikum dilaksanakan dengan tujuan membekali mahasiswa sehingga memiliki kemampuan dan keterampilan teknis untuk menunjang kelancaran tugas-tugas akademik (Pedoman penyelenggaraan pendidikan, 2012). Program ini berada dalam mata kuliah konsentrasi IPA dengan jumlah 2 sks dan dibimbing oleh salah satu dosen pengampu mata kuliah secara langsung atau dosen pembimbing yang ditunjuk secara langsung oleh ketua program studi. B. Analisis model evaluasi Stake 1.
Antecedent/Input 1)
Tujuan pelaksanaan praktikum IPA pada PGMI adalah untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mahasiswa atas konsep dan teori yang telah dipelajari dalam suatu mata kuliah tertentu.
2)
Praktikum dibimbing oleh dosen pengampu mata kuliah secara langsung atau seorang dosen yang ditunjuk secara langsung oleh ketua program studi.
3)
Jumlah tatap muka yang direncanakan untuk setiap semester adalah 12 sampai 16 kali tatap muka
4)
Kelulusan mahasiswa yang mengambil program praktikum ditentukan oleh akumulasi nilai praktikum dengan nilai tengah semester, dan nilia ujian akhir semester. Dengan demikian akan menggambarkan kompetensi mahasiswa
5)
Dosen pengampu mengembangkan silabus program
praktikum dan
selanjutnya menjabarkan dalam satuan acara perkuliahan (SAP) selama satu semester. 6)
Alat dan bahan praktikum disiapkan oleh lembaga
7)
Ketersediaan tenaga asistensi diatur oleh dosen pengampu. Mahasiswa yang dipilih sebagai asistensi adalah mereka yang telah lulus mata kuliah IPA dengan nilai tertinggi.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
132
EDISI KHUSUS, Vol : XXII, No : 2, JULI 2015
2.
Transaction/Proses a.
Kinerja Dosen pengampu Dosen dalam melaksanakan tugasnya perlu untuk mempersiapkan silabus
yang kemudian dijabarkan dalam satuan acara perkuliahan (SAP). Dalam kapasitasnya sebagai tenaga pengajar, dosen haruslah memeliki kompetensi sebagai perencana praktikum, sebagai pelaksana, dan sebagai evaluator. Untuk lebih jelas kinerja dosen pengampu program praktikum IPA dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Rekaputulasi hasil analisis kinerja dosen Variabel
Indikator
Jumlah
Mean
Kategori
681
2,43
Baik
1299
2,65
Baik
739
2,62
Baik
2719
7,70
906,33
2,56
Dosen sebagai perencana praktikum Kinerja
Dosen sebagai
Dosen
pelaksana praktikum Dosen sebagai evaluator
Jumlah Mean
Baik
Perolehan rata-rata pada indikator pertama ini menunjukan bahwa kinerja dosen sebagai perencana praktikum dinilai baik. Hasil analisis untuk indikator kedua yakni dosen sebagai pelaksana praktikum yakni, jumlah perolehan sebesar 1299 dengan rata-rata adalah 2,65. Selanjutnya untuk indikator ketiga, yakni dosen sebagai evaluator, hasil analisis nilai rata-rata adalah 2,62. Ini menunjukan bahwa dosen dinilai baik sebagai evaluator. Secara keseluruhan hasil analisis deskriptif kuantitatif untuk variabel kinerja dosen dapat disimpulkan baik b.
Kinerja asistensi praktikum Guna mendukung kelancaran implementasi program, maka dosen
menyiapkan asistennya. Setiap satu orang asisten akan mendampingi dua kelompok praktikan. Dosen akan bertugas untuk melakukan pendampingan terhadap asistennya. Hasil temuan menunjukan bahwa selama ini yang membantu untuk mempersiapkan alat bahan praktikum hanyalah asisten dan tenaga cleaning service laboratorium. Jika melihat fungsi laboran sebagai orang yang mengatur segala yang diperlukan dalam laboratorium maka diperlukan orang yang kompeten di bidangnya. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
133
EDISI KHUSUS, Vol : XXII, No : 2, JULI 2015
c.
Sarana dan prasarana penunjang praktikum Ketersedian alat, bahan, dan penunjang praktikum IPA merupakan salah
satu input yang harus dipersiapkan dengan serius oleh dosen.dan lembaga. Perolehan data yang dianalisis menunjukan bahwa rasio jumlah alat dan bahan siap pakai yang digunakan belum cukup ideal. Alat yang tersedia pada laboratorium terbatas sehingga rasio perbandingan alat dengan jumlah mahasiswa adalah 1 set alat praktikum berbanding 3 kelompok mahasiswa. Jika melihat kondisi ini maka sebenarnya belum maksimal pelaksanaan program praktikum. Selain itu keberhasilan program ini juga ditunjang oleh ketersediaan buku petunjuk praktikum dan referensi mendukung mata kuliah. Data menunjukan bahwa ketersediaan baik buku petunjuk dan referensi masih harus diperhatikan, dalam hal ini ketersediaannya belum mencukupi mahasiswa. 3.
Output a.
Kompetensi akademik mahasiswa Implementasi terhadap program parktikum berdampak kepada kompetensi
akademik mahasiswa. Hal ini sejalan dengan pendapat para ahli dalam pendidikan IPA bahwa pelaksanaan praktikum akan membantu pemahaman materi/konsep siswa/mahasiswa. Data kompetesi akademik mahasiswa diperoleh dari nilai proses, yakni: nilai tugas, nilai praktikum, dan nilai UAS. Di bawah ini ditampilkan hasil analisis terhadap kompetensi akademik mahasiswa. Tabel 2. Hasil analisis terhadap kompetensi akademik mahasiswa. Nilai Angka A AAB B+ B
Huruf 4,00 3,75 3,50 3,25 3,00
Jumlah 6 20 14 13 17
Persentase (%) 8.57 28.57 20.00 18.57 24.29
Kategori Sangat baik Baik sekali Lebih dari baik Baik Agak baik
Berdasarkan hasil analisis terhadap dokumen nilai praktikum laboratorium sains mahasiswa Program Studi PGMI menunjukan bahwa semua mahasiswa berada pada rentangan nilai yang berbeda-beda. Persentase mahasiswa yang memperoleh nilai A adalah 8,57 % , nilai A- sebesar 28,57 %, nilai AB sebesar 20 %, nilai B+ sebesar 18,57 %, dan nilai B sebesar 24,29 %. Sementara untuk kategori nilai B- sampai dengan nilai E besar persentasenya adalah 0%. b.
Respon mahasiswa Data tentang respon mahasiswa diberikan untuk mengetahui respon
mereka terhadap implementasi program praktikum. Di bawah ini ditampilan rekap frekuensi tiap item pada kuesioner respon mahasiswa sebagai berikut: MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
134
EDISI KHUSUS, Vol : XXII, No : 2, JULI 2015
Tabel 3. Hasil analisis respon mahasiswa Variabel Respon Mahasiswa
Indikator Performa Dosen Media Praktikum Metode Kuliah Materi Praktikum Buku Petunjuk
Jumlah Mean
Jumlah 932 665 722 528 750 3597 719,4
Mean 2,66 2,37 2,57 2,51 2,67 12,78 2,55
Kategori Baik Kurang baik Baik Baik Baik Baik
Berdasarkan hasil analisis pada variabel respon mahasiswa, menunjukan bahwa 80 % respon mahasiswa baik terhadap pelaksanaan program praktikum, hanya saja pada indikator media praktikum ada pada kategori kurang baik. Hasil analisis untuk performa dosen sebesar 932 dengan besar mean 2,66 berada pada kategori baik. Indikator metode, materi praktikum dan buku petunjuk juga berada pada kategori yang sama yakni baik dengan variasi mean yakni 2,57 ; 2,51 ; 2,67. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil evaluasi program praktikum dengan model Stake adalah sebagai berikut: (1) Jumlah alat, bahan, dan buku penuntun praktikum masih belum sebanding dengan jumlah kelompok mahasiswa yang terbentuk untuk kegiatan praktikum. (2) Kinerja dosen dalam implementasi program dapat dikatakan baik meskipun ada berbagai kekurangan. (3) Ketersediaan tenaga asistensi belum maksimal, bahkan tenaga laboran belum tersedia. (4) Kompetensi akademik mahasiswa berada pada kategori baik sekali dengan persentase sebesar 30,90%, dan merupakan capaian tertinggi. (5) Respon mahasiswa terhadap pelaksanaan program praktikum menunjukan 85% memilih setuju, 5% memilih sangat setuju, dan 10% memilih tidak setuju. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan sebagai berikut: (1) Proses evaluasi dapat dilakukan terhadap sarana dan prasarana laboratorium. (2) Manajemen laboratorium juga memberikan dampak terhadap keberhasilan program praktikum, oleh sebab itu bagian ini perlu mendapat evaluasi lagi VI. REKOMENDASI Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada program studi pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) maka ada beberapa hal yang perlu mendapat rekomendasi yakni: (1) Fasilitas alat dan bahan praktikum hendaknya sebanding dengan jumlah kelompok mahasiswa yang ikut program praktikum. (2) Lembaga hendaknya dapat melakukan perekrutan tenaga asistensi yang proporsional. (3)
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
135
EDISI KHUSUS, Vol : XXII, No : 2, JULI 2015
Lembaga juga perlu menyiapkan tenaga laboran yang kompeten di dibidangnya. (4) Dosen perlu mempersiapkan media yang mendukung kelancaran proses praktikum. DAFTAR PUSTAKA Agni, A. N., Waskito F., Suryadi E., Hadiyanto T., Budiharjo S., Kanapsiah M. (2000). Skill’s Lab, Bagian Pendidikan Kedokteran UGM – Yogyakarta Carin, A. A., (1997). Teaching modern science (7th edition) Merrill Printice Hall: New Jersey Kaufman, Roger & Susan Thomas, (1980). Evaluation without fear. New view points, A division of Franklin Watts. New York. Slamento. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta Stufflebeam, D. L. & Anthony J.S. (1985). Systematic evaluation. Kluwer Nijhoff Publishing Boston USA. Tim Penyusun (2012). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Salatiga : STAIN. Wirawan (2011). Evaluasi, teori, model, standar, aplikasi dan profesi. Jakarta: Rajawali Pres Worthen, Blaine R. & James R. Sanders. (1973). Educational evaluation : Theory and practice. Charles A. Jones Publishing Company, Worthington, Ohio.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
136