THE IMPROVEMENT OF SKILLS IN EXPRESSING HYPOTHESIS AND DRAWING CONCLUSION IN SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT THROUGH ADVANCE ORGANIZER LEARNING MODEL Elsa Sinaga, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna, Chansyanah Diawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung Abstract: This research was conducted to describe effectiveness of advance organizer learning model in improving skill in expressing hypothesis and drawing conclusion. Subject in this research was Grade XI students in classroom IPA3 in State Senior High School 7 in Bandar Lampung in even semester of academic year 2011-2012. This research used pre-experiment method with One-group Pretestposttest design. Effectiveness of advance organizer learning model was indicated by improvement of n-gain values of pretest and posttest. The n-gain estimation results were subsequently interpreted with n-gain index suggested by Hake. The research results showed that the averages of n-gain of skill in expressing hypothesis and drawing conclusion were 0.55 (middle category) and 0.47 (middle category) respectively. The conclusion is that the advance organizer learning model is effective in improving skills of expressing hypothesis and drawing conclusion. Keywords: advance organizer learning model, skills in expressing hypothesis and drawing conclusion PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembelajaran kimia
Menurut Ennis (1985), berpikir kritis
di SMA dan MA adalah untuk
adalah berpikir secara beralasan dan
memupuk sikap ilmiah yang men-
reflektif dengan menekankan pada
cakup sikap kritis terhadap pernya-
pembuatan keputusan tentang apa
taan ilmiah, yaitu tidak mudah per-
yang harus dipercayai atau dilakukan.
caya tanpa adanya dukungan hasil
Keterampilan berpikir kritis merupa-
observasi, memahami konsep-konsep
kan salah satu kecakapan hidup (life
kimia
untuk
skill) yang perlu dikembangkan me-
menyelesaikan masalah dalam kehi-
lalui proses pendidikan (Depdiknas,
dupan sehari-hari.
2003).
dan
penerapannya
Untuk mencapai
Elam dalam Redhana dan
tujuan tersebut diperlukan kemampu-
Liliasari (2008) menyatakan bahwa
an
salah
keterampilan berpikir kritis telah
satunya adalah keterampilan berpikir
menjadi tujuan pendidikan tertinggi.
kritis.
Sementara itu, Candy dalam Redhana
berpikir tingkat
tinggi
dan
Liliasari
(2008)
menyatakan
pilan menarik kesimpulan adalah ke-
bahwa keterampilan berpikir kritis
mampuan
merupakan salah satu tujuan yang
berbagai petunjuk dan fakta atau
paling penting dalam semua sektor
informasi dengan pengetahuan yang
pendidikan.
telah dimiliki.
Salah satu kompetensi dasar yang
Melatihkan
harus
XI
kritis penting untuk membekali siswa
semester genap adalah memprediksi
mengembangkan kemampuan yang
terbentuknya
dimilikinya
dimiliki
siswa
kelas
endapan
dari
suatu
untuk
menghubungkan
keterampilan
untuk
berpikir
menyelesaikan
reaksi berdasarkan prinsip kelarutan
masalah serta menjelaskan fenomena-
dan hasil kali kelarutan. Untuk men-
fenomena yang ada dalam kehidupan-
capai kompetensi tersebut siswa dapat
nya sehari-hari.
mengaitkannya dengan materi yang telah dipelajari ataupun pengalaman
Berdasarkan
siswa yang relevan, sehingga materi
wawancara yang dilakukan terhadap
atau pengalaman yang telah diperoleh
guru kimia dan siswa di kelas XI
siswa tidak dilupakan begitu saja.
IPA3 SMA Negeri 7 Bandarlampung,
Untuk
mengaitkan
baru
pembelajaran kimia tidak menekan-
dengan
materi
pengalaman
kan pada pengembangan keterampil-
sebelumnya diperlukan kecerdasan
an berpikir kritis dan lebih meng-
dan
kondisikan siswa ke dalam belajar
atau
kemampuan
materi
berpikir
tingkat
tinggi yaitu berpikir kritis.
hasil
observasi
dan
hafalan. Pembelajaran yang dilakukan masih terkondisikan pada pem-
Beberapa hal yang tidak terlepas dari
belajaran konvensional, dengan mem-
berpikir kritis adalah keterampilan
berikan informasi yang berkaitan
mengemukakan hipotesis dan mena-
dengan materi kimia dengan menggu-
rik kesimpulan.
Pada keterampilan
nakan metode tanya jawab kemudian
mengemukakan hipotesis siswa di-
diikuti latihan soal yang diambil dari
minta untuk mengemukakan hipotesis
buku-buku
mereka terhadap suatu masalah yang
pegangan guru. Seperti materi kela-
dikemukakan.
rutan dan hasil kali kelarutan yang
Sedangkan keteram-
kimia
yang
menjadi
disampaikan dengan mengguna-kan
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan
metode ceramah yang disertai tanya
suatu model pembelajaran berfilosofi
jawab dan latihan soal. Siswa tidak
konstruktivisme yang memungkinkan
diajak
keterkaitan
siswa memperoleh kesempatan berla-
dengan materi dan pengalaman siswa
tih menggunakan keterampilan ber-
sebelumnya, sehingga siswa lebih
pikir kritis. Salah satu model pem-
mudah melupakan materi yang telah
belajaran tersebut adalah model pem-
dipelajari. Cara pembelajaran seperti
belajaran Advance Organizer. Pada
itu menyebabkan keterampilan ber-
pembelajaran
pikir kritis siswa kurang terlatih.
materi yang telah dipelajari siswa
untuk
melihat
advance
organizer
dapat dimanfaatkan dan dijadikan Kurikulum yang digunakan di SMA
sebagai titik tolak dalam mengkomu-
Negeri 7 Bandar Lampung yaitu
nikasikan materi baru dalam kegiatan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik-
pembelajaran sehingga siswa dapat
an (KTSP) yang dalam proses pem-
melihat keterkaitan antara materi
belajarannya
yang telah dipelajari dengan materi
menempatkan
siswa
sebagai pusat pembelajaran, guru ha-
baru.
nya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Namun pada kenyataanya
Ausubel menjelaskan dalam Kardi
paradigma lama yaitu guru merupa-
(2003), bahwa informasi baru dapat
kan pusat kegiatan belajar di kelas
dipelajari secara bermakna dan tidak
(teacher center) masih dipertahankan
mudah dilupakan asalkan informasi
di kelas XI IPA3 SMA Negeri 7
baru tersebut dapat dihubungkan dan
Bandarlampung dengan alasan pem-
dikaitkan dengan konsep yang sudah
belajaran seperti itu adalah yang
ada.
paling praktis dan tidak menyita
bertentangan dengan struktur kognitif
banyak waktu. Hal tersebut menye-
yang ada atau tidak dapat dikaitkan
babkan
proses
dengan konsep yang sudah ada, maka
pembelajaran menjadi sangat pasif
materi baru tersebut tidak dapat
dan hanya mengulang atau mengingat
dipahami dan disimpan lama.
siswa
dalam
materi pelajaran pada saat mengikuti tes saja.
Jika materi yang baru sangat
dalam
efektivitas model pembelajaran ini.
pembelajaran terdiri dari 3 tahap,
Oleh karena itu, dilakukanlah pene-
yaitu presentasi advance organizer,
litian
presentasi tugas atau materi belajar,
Model
dan memperkuat struktur kognitif.
Organizer dalam Meningkatkan Ke-
Pada
advance
terampilan Mengemukakan Hipotesis
untuk
dan Menarik Kesimpulan pada Materi
Model
advance
tahap
organizer
organizer
presentasi
siswa
diminta
mengemukakan hipotesis mereka atas
dengan
judul:
Pembelajaran
“Efektivitas Advance
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”.
masalah yang diberikan mengenai kaitan materi pembelajaran dengan advance organizer.
METODOLOGI PENELITIAN
Pada tahap
kedua, penyampaian materi dilakukan
Subjek dalam penelitian ini adalah
secara eksplisit sampai pada suatu
kelas XI IPA3 SMA Negeri 7
kesimpulan sehingga siswa dapat me-
Bandarlampung semester genap tahun
latihkan keterampilan menarik kesim-
ajaran 2011-2012, yang berjumlah 40
pulan.
siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki
Pada tahap akhir siswa
diminta untuk mengulang kembali
dan 30 siswa perempuan.
materi secara tepat, membuat rangkuman, dan menyimpulkan hubungan
Jenis data yang digunakan dalam
antara materi baru dengan presentasi
penelitian ini adalah data primer yang
advance organizer sehingga dapat
bersifat kuantitatif yaitu data hasil tes
melatihkan
sebelum
keterampilan
kesimpulan.
menarik
Oleh karena itu jika
pembelajaran
diterapkan
(pretest) dan hasil tes setelah pembel-
organizer
ajaran diterapkan (posttest). Sedang-
diterapkan di kelas, siswa dapat
kan yang menjadi sumber data adalah
melatihkan
siswa kelas XI IPA3.
kritisnya
advance
pembelajaran
keterampilan terutama
berpikir
keterampilan
mengemukakan hipotesis dan mena-
Penelitian ini menggunakan metode
rik kesimpulan.
pre-eksperimen dengan One-Group Pretest-Posttest Design yaitu desain
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
dengan melihat adanya peningkatan
dilakukan penelitian guna melihat
pretest dan posttest di kelas XI IPA3.
Dalam penelitian ini terdiri dari satu
menarik kesimpulan, maka dilakukan
variabel bebas dan satu variabel ter-
analisis skor gain ternormalisasi (n-
ikat. Sebagai variabel bebas adalah
gain). yaitu:
model pembelajaran Advance Organizer. Sebagai variabel terikat adalah
keterampilan mengemukakan hipotesis dan menarik kesimpulan pada
Perhitungan
materi
kali
mengetahui peningkatan pretest dan
kelarutan siswa kelas XI IPA3 SMA
posttest pada subjek penelitian. Hasil
Negeri 7 Bandarlampung.
perhitungan n-gain diinterpretasikan
kelarutan
dan
hasil
dengan
ini
indeks
bertujuan
n-gain
Instrumen adalah alat yang berfungsi
dikemukakan
untuk
seperti pada tabel berikut.
mempermudah
pelaksanaan
oleh
(g)
Hake
untuk
yang (1999),
sesuatu. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa silabus, RPP, LKS, dan soal pretest dan postest. Soal pretest dan postest adalah soal yang sama terdiri dari 5 soal uraian,
berupa
2
soal
indikator
mengemukakan hipotesis dan 3 soal menarik kesimpulan. Sebelum instrumen digunakan, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas. Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi dengan cara
Tabel 1. Klasifikasi (g) Besarnya g g > 0.7 0,3 < g ≤ 0,7 g ≤ 0,3
Interpretasi Tinggi Sedang Rendah
Jika n-gain tinggi maka efektivitas model pembelajaran tinggi, jika indeks n-gain sedang maka efektivitas model pembelajaran sedang dan jika indeks n-gain rendah maka efektivitas model pembelajaran rendah.
judgment, dalam hal ini dilakukan oleh dosen pembimbing penelitian untuk memvalidasinya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui apakah model
Berdasarkan penelitian yang telah
pembelajaran
dilakukan di kelas XI IPA3 SMA
advance
organizer
efektif dalam meningkatkan keteram-
Negeri
7
Bandarlampung,
maka
pilan mengemukakan hipotesis dan
diperolah data berupa skor pretest
dan posttest keterampilan mengemu-
keterampilan mengemukakan hipote-
kakan
hipotesis
kesimpulan.
dan
menarik
sis dan menarik kesimpulan ditunjuk-
Data
tersebut
kan pada Tabel 2.
selanjutnya digunakan untuk menghitung n-gain
masing-masing siswa.
Data rerata skor pretest dan posttest Tabel 2. Rerata skor pretest dan posttest keterampilan mengemukakan hipotesis dan menarik kesimpulan Rerata Skor Pretest Posttest 10,00 60,00 33,33 65,00
Keterampilan Mengemukakan hipotesis Menarik kesimpulan
Untuk melihat perbedaan rerata skor
menarik kesimpulan disajikan pada
pretest dan posttest keterampilan
Gambar 1.
mengemukakan
hipotesis
dan
Gambar 1. Rerata perolehan skor pretest dan posttest keterampilan mengemukakan hipotesis dan menarik kesimpulan Pada Gambar 1 terlihat bahwa rerata
yang semula memiliki skor rata-rata
perolehan
10,00
skor
keterampilan
meningkat
menjadi
60,00.
mengemukakan hipotesis mengalami
Demikian pula rerata perolehan skor
peningkatan
setelah
diterapkan
keterampilan
pembelajaran
advance
organizer,
mengalami peningkatan setelah dite-
menarik
kesimpulan
rapkan
pembelajaran
advance
advance organizer. Efektivitas mo-
organizer, yang semula memiliki skor
del pembelajaran advance organizer
rata-rata 33,33 meningkat menjadi
yang
65,00. Hal ini menunjukkan bahwa
indeks n-gain. Adapun rerata n-gain
keterampilan mengemukakan hipote-
keterampilan mengemukakan hipote-
sis
sis dan menarik kesimpulan pada
dan
keterampilan
kesimpulan
pembelajaran
masing-masing
advance organizer lebih tinggi diban-
pada Gambar 2.
dingkan
setelah
menarik
diterapkan
sebelum
dilihat
siswa
melalui
ditunjukkan
pembelajaran
Gambar 2. Rerata n-gain keterampilan mengemukakan hipotesis dan menarik kesimpulan. Pada Gambar 2 terlihat bahwa rerata
menarik kesimpulan pada materi
n-gain keterampilan mengemukakan
kelarutan dan hasil kali kelarutan
hipotesis sebesar 0,55 sedangkan
dalam kategori sedang.
rerata n-gain keterampilan menarik kesimpulan sebesar 0,47. Hasil dari
Berdasarkan perolehan data hasil pe-
perhitungan n-gain ini kemudian di-
nelitian dan analisisnya menunjukan
interpretasikan dengan indeks n-gain
bahwa model pembelajaran advance
yang
Hake.
organizer efektif dalam meningkat-
Berdasarkan klasifikasi Hake, model
kan keterampilan mengemukakan hi-
pembelajaran
potesis dan menarik kesimpulan pada
dikemukakan
oleh
advance
organizer
efektif dalam meningkatkan keteram-
materi
pilan mengemukakan hipotesis dan
kelarutan. Untuk mengetahui meng-
kelarutan
dan
hasil
kali
apa hal tersebut bisa terjadi, maka
Selain itu pada tahap ini siswa
dilakukanlah
sesuai
diingatkan kembali akan pengetahuan
dengan fakta yang terjadi pada setiap
dan pengalaman mereka yang relevan
fase pembelajaran.
dengan materi yang akan dipelajari.
pengkajian
Pada tahap ini peran aktif siswa diliFase presentasi advance organizer
hat dalam bentuk memberikan respon
Pada fase ini dimulai dengan menje-
terhadap presentasi yang diberikan
laskan tujuan pembelajaran. Tujuan-
guru, dengan kata lain siswa diminta
nya adalah untuk menarik perhatian
untuk
dan mengarahkan siswa pada tujuan
mereka atas masalah yang diberikan
belajar. Dalam pelaksanaannya tahap
guru dengan mengaitkan presentasi
ini
penting
berlangsungnya Pada
mengemukakan
hipotesis
untuk
menunjang
organizer atau pengalaman siswa
belajar
bermakna.
dengan materi yang akan dipelajari.
pertemuan
pertama
siswa
kurang memperhatikan tujuan pem-
Pada pertemuan pertama diawali guru
belajaran,
dengan menjelaskan pengertian dari
sehingga
pembelajaran Per-
indikator mengemukakan hipotesis,
lebih
karena banyak siswa belum paham
memperhatikan tujuan pembelajaran
mengenai indikator mengemukakan
sehingga pembelajaran menjadi ber-
hipotesis. Selanjutnya siswa diingat-
makna. Hal ini sesuai yang diung-
kan dengan pengetahuan dan peng-
kapkan oleh Fadiawati (2007) bahwa
alaman mereka tentang melarutkan
menarik perhatian siswa dan meng-
garam ke dalam air, siswa diminta
arahkannya
mengemukakan
menjadi kurang bermakna. temuan
selanjutnya
pada
siswa
tujuan
belajar
hipotesis
mereka
penting untuk menunjang berlang-
dengan menanyakan “apa yang terjadi
sungnya belajar bermakna.
bila ke dalam larutan garam tersebut ditambahkan
garam
lagi
dan
Selanjutnya adalah penyajian atau
ditambah lagi secara terus-menerus?
presentasi organizer, siswa diminta
Apakah semua garam dapat larut?”.
untuk mengidentifikasi atribut-atribut
Hipotesis yang muncul dari siswa
tertentu, memberikan contoh, menun-
adalah “garam tidak akan larut lagi
jukkan hubungan, dan mengulang.
tapi
akan
mengendap”.
Pada
pertemuan ini hanya beberapa siswa
mulai
yang berani untuk mengemukakan
pembelajaran
hipotesisnya, sedangkan siswa yang
terlihat dari banyak siswa yang
lain tampak belum berani.
mengemukakan jawabannya.
Hal
terbiasa
dengan
advance
model
organizer,
tersebut karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran advance
Pada
pertemuan
keempat,
siswa
organizer, pada pembelajaran sebe-
diingatkan kembali tentang materi
lumnya siswa hanya pasif mende-
asam-basa di semester ganjil dengan
ngarkan penjelasan guru.
menanyakan apa yang anda ketahui tentang larutan yang bersifat asam?,
Pada pertemuan kedua siswa kembali
tuliskan
diminta untuk mengemukakan hipote-
larutan yang bersifat asam dan reaksi
sis
menanyakan
ionisasinya!, apa yang anda ketahui
kelarutan
tentang larutan yang bersifat basa?,
dengan hasil kali kelarutan suatu
tuliskan contoh zat yang termasuk
senyawa sukar larut”. Karena tidak
larutan yang bersifat basa dan reaksi
ada jawaban yang muncul, siswa di-
ionisasinya!”.
bimbing dengan diingatkan mengenai
siswa diminta menuliskan persamaan
materi yang telah diterima di kelas X
reaksi dan menanyakan “pada kondisi
mengenai koefisien reaksi.
seperti
mereka
“bagaimana
dengan hubungan
Pada
contoh zat yang termasuk
Pertemuan kelima,
apa endapan
terbentuk?”.
pertemuan ini, siswa mulai aktif
Pada pertemuan ini tampak tidak ada
dalam mengemukakan hipotesisnya.
lagi
siswa
yang
takut
untuk
mengemukakan hipotesisnya. Pertemuan ketiga siswa diminta untuk memperhatikan dua buah gambar dan
Dalam
diminta
sangat berpengaruh bagi siswa, siswa
untuk
mengemukakan
pelaksanaannya
dapat
“manakah gelas yang menghasilkan
materi pelajaran yang telah dipelajari
endapan lebih banyak?”.
dengan materi baru, sehingga siswa
mengemukakan
menjadi
lebih
keterkaitan
ini
hipotesis mereka dengan pertanyaan
Siswa
melihat
tahap
antusias
antara
dalam
hipotesis
mereka
dengan
membandingkan
kedua
mengikuti proses pembelajaran. Ada-
gambar.
Pada pertemuan ini siswa
pun hal ini sesuai dengan pernyataan
Ausubel dalam Muhkal (1991) yang
yang disusun secara eksplisit dalam
menyatakan bahwa faktor tunggal
bentuk langkah-langkah percobaan,
yang sangat penting dalam proses
pertanyaan-pertanyaan yang menun-
belajar mengajar adalah apa yang
tun dan soal-soal serta tugas yang
telah diketahui oleh siswa berupa
harus diselesaikan siswa. Selain itu,
materi pelajaran yang telah dipelajari-
LKS ini berfungsi untuk melatih dan
nya.
mengamati
tingkat
perkembangan
keterampilan berpikir kritis yang Fase
Presentasi
Tugas/
Materi
dimiliki siswa pada setiap pertemu-
Pembelajaran
annya, terutama keterampilan menge-
Pada tahap ini, materi pembelajaran
mukakan
dapat disampaikan dalam bentuk
kesimpulan.
hipotesis
dan
menarik
ceramah, diskusi, eksperimen ataupun dengan membaca.
Kegiatan yang
Pada pertemuan pertama, penyam-
dilakukan pada fase ini antara lain:
paian
menyajikan materi, mempertahankan
percobaan yaitu percobaan kelarutan
perhatian, membuat organisasi secara
senyawa sukar larut dan kesetimbang-
eksplisit,
an dalam larutan jenuh.
dan
menyusun
urutan
materi
dilakukan
dengan
Siswa
belajar secara logis. Selama presen-
bekerja sama dalam kelompoknya
tasi, materi ajar kepada siswa dibuat
melakukan percobaan sesuai dengan
secara eksplisit sampai pada suatu
prosedur percobaan yang ada pada
kesimpulan sehingga siswa memiliki
LKS eksperimen dengan teliti dan
suatu pengertian secara keseluruhan
bertanggung jawab. Kemudian siswa
tentang materi dan bagaimana organi-
diminta
sasi materi itu berkaitan dengan
percobaan
advance organizer.
pengamatan pada tabel data hasil
untuk
mengamati
hasil
dan
menuliskan
hasil
pengamatan, selanjutnya siswa dalam Untuk memudahkan dalam proses
kelompoknya berdiskusi untuk men-
penyajian materi, siswa diberikan
jawab pertanyaan-pertanyaan yang
LKS eks-perimen maupun LKS non-
tertera pada LKS.
eksperimen berbasis advance organi-
masing-masing
zer. LKS ini berisikan urutan materi
untuk
Perwakilan dari
kelompok
mengkomunikasikan
diminta hasil
pengamatan dengan presentasi di de-
ketiga dilakukan dengan percobaan
pan kelas.
pengaruh
Kesulitan yang dialami
ion
senama
terhadap
pada tahap ini adalah masalah alokasi
kelarutan. Pada pertemuan ini siswa
waktu, terutama pada saat melakukan
sudah mulai terbisa dengan model
praktikum
pembelajaran
sehingga
pembelajaran
advance
organizer,
harus dilanjutkan pada pertemuan
sehingga percobaan kali
berikutnya.
Siswa sudah terbiasa
memerlukan waktu yang lama. Siswa
menerima konsep dari guru, pada
juga mulai terlihat aktif dalam ber-
pembelajaran ini diminta untuk mene-
diskusi serta dalam mengemukakan
mukan sendiri konsep dengan mela-
pendapatnya. Demikian halnya pada
kukan
pertemuan keempat yang dilakukan
percobaan.
Pada
saat
mengerjakan LKS tampak hanya
dengan
beberapa siswa saja yang berdiskusi,
terhadap kelarutan dan pertemuan
kebanyakan siswa hanya diam dan
kelima
ada beberapa siswa yang malah
diskusi kelompok.
mengganggu
kenyamanan
praktikum
ini tidak
yang
pengaruh
dilakukan
pH
dengan
teman-
teman kelompoknya saat berdiskusi,
Penyampain materi dengan praktikum
misalnya
dimaksudkan
dengan
asyik
sms-an,
untuk
memberikan
mengobrol dan bergurau, sehingga
kesempatan kepada siswa mengalami
memerlukan waktu yang lama untuk
sendiri
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
mengikuti suatu proses, mengamati
pada LKS. Hal tersebut diatasi guru
suatu objek, menganalisis, membukti-
pada pertemuan selanjutnya dengan
kan
berjalan
Melalui kegiatan eksperimen siswa
berkeliling
kelompok
atau
dan
melakukan
menarik
sendiri,
kesimpulan.
memperoleh pengetahuan berdasar-
memantau jalannya diskusi.
kan praktikum yang mereka lakukan Pertemuan kedua dilakukan dengan
sendiri, sehingga siswa tidak hanya
diskusi kelompok.
cenderung menghafal semua materi
ini
siswa
mulai
Pada pertemuan terlihat
aktif
yang telah diajarkan, tetapi siswa
berdiskusi dan menjawab pertanyan-
dapat
pertanyaann pada LKS walaupun
konsep kelarutan dan hasil kali
hanya beberapa siswa.
kelarutan dan dapat menerapkannya
Pertemuan
lebih
memahami
konsep-
dalam menyelesaikan soal-soal yang
membangun pengetahuannya sendiri.
berkaitan. Sehingga tahap ini dapat
Hal ini sesuai dengan dukungan yang
melatih keterampilan berpikir krits
ditunjukkan
siswa terutama pada keterampilan
discovery learning yang menekankan
menarik kesimpulan.
pentingnya membantu siswa mema-
Bruner
terhadap
hami kebutuhan akan keterlibatan Pada tahap ini siswa sudah duduk
aktif siswa dalam proses belajar, dan
bersama dengan teman kelompoknya
keyakinan bahwa pembelajaran sejati
masing-masing. Pengelompokan ini
terjadi melalui personal discovery
ternyata memberikan pengaruh yang
(penemuan pribadi) (Arends, 2008).
besar bagi perkembangan potensi siswa.
Siswa menjadi lebih aktif
Fase Memperkuat Organisasi atau
berbicara ketika mereka berada dalam
Struktur Kognitif
kelompoknya. Hal ini terlihat ketika
Tujuan dari tahap ini adalah untuk
sebelum berkelompok hanya bebera-
mengendapkan
pa siswa yang berani mengemukakan
materi baru ke dalam struktur kognitif
pendapatnya, namun setelah penge-
yang sudah dimiliki siswa atau
lompokkan terlihat hampir semua
struktur kognitif yang ada pada siswa.
siswa berani mengemukakan penda-
Hal tersebut dapat dilakukan dengan
patnya. Adapun hal ini sesuai dengan
cara meningkatkan terjadinya rekon-
pernyataan
siliasi secara integratif,
yang
Vygotsky
(1896-1934)
mendefinisikan
perkembangan
potensial
pengetahuan
atau
meningkat-
tingkat
kan belajar secara aktif, menimbul-
sebagai
kan
tingkat yang dapat difungsikan atau
pendekatan
kritis
terhadap
materi, dan melakukan klarifikasi.
dicapai oleh individu dengan bantuan orang lain, seperti teman sejawat
Rekonsiliasi
integratif
dilakukan
yang kemampuannya lebih tinggi
dengan meminta siswa untuk meng-
(Arends, 2008).
ulang isi definisi secara tepat dan membuat rangkuman utama tentang
Pada tahap ini siswa telah di-
materi baru. Seperti pada pertemuan
hantarkan menjadi pembelajar yang
pertama,
mandiri yang dituntut agar mampu
menyimpulkan
siswa
diminta
tentang
untuk
pengertian
larutan jenuh, kelarutan, dan hasil
Selanjutnya di akhir pembelajaran
kali kelarutan. Pada pertemuan kedua
adalah tugas guru untuk melakukan
siswa diminta menyimpulkan hu-
klarifikasi apabila ada hal yang
bungan antara kelarutan (s) dan Ksp.
kurang jelas atau belum dipahami
Meningkatkan belajar secara aktif
siswa,
dilakukan dengan meminta siswa
tambahan oleh guru.
menjelaskan
hubungan
kegiatan yang dilakukan pada tahap
antara materi baru dengan organizer
ini melatih siswa untuk mengem-
dan menjelaskan inti materi dengan
bangkan kemampuan berpikir kri-
menggunakan kalimat dan kerangka
tisnya yaitu keterampilan menarik
pikirannya sendiri.
kesimpulan.
bagaimana
Seperti pada
siswa diberikan
informasi
Serangkaian
pertemuan keempat siswa diminta bagaimana
Pada tahap ini kesulitan dialami pada
pengaruh pH terhadap kelarutan suatu
pertemuan pertama, siswa mengalami
garam dan bagaimana pengaruh pH
kesulitan untuk menyimpulkan dan
terhadap kelarutan suatu basa dengan
mengaitkan materi yang dipelajari
menggunakan kalimatnya sendiri dan
dengan penyajian atau presentasi
pada pertemuan kelima siswa diminta
advance organizer, hal tersebut dika-
untuk menyimpulkan tentang pada
renakan banyak siswa yang tidak
kondisi bagaimana endapan dapat
mengingat dan belum paham dengan
terbentuk. Pendekatan kritis terhadap
materi yang sedang dipelajari, hal ini
materi
dilakukan
membuat guru harus mengulangi
dengan cara menanyakan kepada
bagian materi yang belum dikuasai
siswa mengenai pendapatnya yang
oleh siswa.
berhubungan
pendapat
menyimpulkan
yang
tentang
dipelajari
dengan
materi
Dalam menyampaikan
awalnya
siswa
kurang
pembelajaran dengan menyebutkan
percaya diri namun pada akhirnya
contoh yang berhubungan dengan
dengan bantuan guru pada pertemuan
materi. Seperti pada pertemuan keti-
selanjutnya siswa mulai terbiasa dan
ga, guru menyakan kepada siswa “apa
lebih percaya diri dalam mengemuka-
yang dimaksud dengan ion senama?,
kan pendapatnya.
bagaimanakah efek keberadaan ion senama
terhadap
kelarutan?”.
Pada akhir pembelajaran siswa di-
mengemukakan hipotesis dan kete-
berikan tes evaluasi hasil belajar
rampilan menarik kesimpulan.
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi
Kendala-kendala yang dihadapi
yang telah dipelajari dan disesuaikan
Penerapan
dengan tujuan pembelajaran.
model Advance Organizer yang me-
Tes
pembelajaran
evaluasi ini dijawab dengan tertulis,
nunjukkan
hal ini untuk mengukur pemahaman
pemahaman siswa tidak menutup
siswa terhadap materi pembelajaran
kemungkinan menghadapi kendala-
yang telah disampaikan oleh guru
kendala
selain itu juga untuk membiasakan
Kendala banyak ditemukan pada
siswa mengembangkan pola ber-
pertemuan pertama, karena model
pikirnya dengan cara menuangkan
pembelajaran
pemikiran
bentuk
adalah model pembelajaran baru bagi
Evaluasi yang diberikan
siswa sehingga memerlukan waktu
tertulis. terbukti
siswa
membuka
melalui
pikiran
siswa
adanya
dengan
selama
peningkatan
pembelajaran.
advance
organizer
yang cukup lama untuk terbiasa
untuk melihat kekurangan mereka
dengan pembelajaran ini.
dan memotivasi mereka untuk terus
kelas yang tidak kondusif dan banyak
mengembangkan keterampilan mere-
siswa
ka sampai pada akhirnya kemampuan
mengakibatkan pengelolaan waktu
mereka berkembang secara utuh.
dalam proses pembelajaran kurang
yang
efisien. Dengan demikian, secara keseluruhan tampak bahwa model pembelajaran Advance Organizer dirancang dengan tujuan memenuhi kebutuhan pengembangan pola pikir siswa melalui langkah-langkah pembelajaran yang terstruktur
sampai dengan evaluasi
hasil belajar sehingga membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya yaitu keterampilan
membuat
Kondisi
kegaduhan
Misalnya saja materi yang
direncanakan selesai pada pertemuan pertama,
ternyata
tidak
selesai
dibelajarkan, sehingga harus dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Arends (2008) dalam bukunya yang berjudul Learning to Teach yang mengatakan bahwa periode pelajaran yang standar sering kali tidak memberikan waktu yang cukup
bagi siswa untuk terlibat secara
DAFTAR PUSTAKA
mendalam dalam kegiatan-kegiatan di Arends, R. I. 2008. Learning to Teach. Edisi VII. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
luar sekolah.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil
pembahasan
penelitian
dapat
dan
disimpulkan
bahwa model pembelajaran advance organizer
efektif
dalam
mening-
katkan keterampilan mengemukakan hipotesis
dalam
Model
pembelajaran
organizer
juga
kategori
Depdiknas. 2003. Pedoman khusus pengembangan silabus dan penilaian kurikulum 2004. Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Fadiawati, N. 2007. Deskripsi Pembelajaran David Ausubel. Sekolah Pascasarjana UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.
sedang. advance
efektif
dalam
meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan dalam kategori sedang.
Ennis, R.H. 1985. Goals for A Critical Thiking Curriculum. Costa, A.L. (Ed). Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandra, Virginia: Assosiation for Supervisions and Curriculum Development (ASCD).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa indeks n-gain pada penelitian ini masih tergolong sedang, harapannya nanti
Hake, R. R. 1999. Analyzing ChangeGain Scores . http://www.physics.indiana.edu /~sdi/AnalyzingChangeGain.pdf. Diakses 20 Juni 2012.
ada penelitian serupa sehingga indeks n-gain
yang
maksimal.
dicapai
bisa
lebih
Selain itu bagi calon
peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian ini, hendaknya lebih mengoptimalkan persiapan dalam tiap fase pembelajaran
Kardi, S. 2003. Advance Organizer. PPs Unesa. Surabaya.
advance
terutama alokasi waktu.
organizer,
Redhana, I.W. dan Liliasari. 2008. Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kritis Pada Topok Laju Reaksi Untuk Siswa SMA. Diakses tanggal 30 Desember 2011.