PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER DAN MATRIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA 2013/2014
ELLISIA KUMALASARI Email :
[email protected]
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo
ABSTRAK Adapun faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan pembelajaran, salah satu kemungkinan penyebabnya adalah ketidaktepatan penerapan pembelajaran yang dilaksanakan. Banyak model, metode, pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan dalam pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran. Untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika agar hasil yang dicapai oleh mahasiswa optimal, maka peneliti memilih menerapkan pendekatan kontekstual. Peneliti ingin melihat Apakah pendekatan Kontekstual yang diterapkan pada Mata Kuliah Aljabar Linier dan Matrik dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Ponorogo?; serta Bagaimana respon mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Ponorogo terhadap pendekatan kontekstual yang diterapkan pada mata kuliah Aljabar Linier dan Matrik?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil Penelitian menunjukkan penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran materi Aljabar Linier dan matriks dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa teknik informatika dan respon mahasiswa terhadap penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran Aljabar Linier dan Matriks positif. Kata Kunci: Pendekatan Kontekstual, Hasil belajar.
PENDAHULUAN
hingga sekarang menjadi dominan ternyata
Keberadaan matematika menjadi
60%
-
80%
menggantungkan
posisi sentral karena dua alasan, yaitu (1)
matematika.
Pengetahuan sains dan teknologi (IPTEK)
sebagai negara yang sedang berkembang.
sejak tahun 1940 menegaskan bahwa kita
Begitupun
Setiap
bagi
pada
Indonesia
pembelajaran
selalu
hidup di era sains dan (2) Perangkat
memiliki landasan yang dijadikan tujuan
keilmuan yang mendukung peradaban sains
umum. National Council of Teachers of
dan
Mathematics tahun 2000 (Ashar, 1998)
teknologi
keteknikan,
seperti
sains
fisika,
menyatakan
bahwa
ekonomi, sains biologi dan medis, serta
pembelajaran
matematika
sains
kesemuanya
Belajar untuk berkomunikasi (mathematical
memerlukan matematika untuk pemahaman
communication), (2) Belajar untuk bernalar
dan pengembangan lebih lanjut (Wahyudin,
(mathematical reasoning), (3) Belajar untuk
2008). Senada dengan yang disampaikan di
memecahkan
atas, Santosa (Hudojo, 2001) menyatakan
problem
bahwa
mengaitkan
behavorial,
kemajuan
manajemen,
kimia,
yang
negara-negara
ilmu
maju
masalah
solving), ide
(4)
tujuan
umum
adalah:
(1)
(mathematical Belajar
untuk
(mathematical
Multitek Indonesia Vol. 7, No.1 Juni 2013
54
connections),dan (5) Pembentukan sikap
bidang dimana gagasan dalam matematika
positif
tidak diperlukan. Termasuk dengan nilai
terhadap
matematika
(positive
attitudes toward mathematics). Tujuan ini
matematika
rupanya membangkitkan semangat bagi
Informatika.
bangsa Indonesia untuk berbuat sesuatu
pada
Pada
mahasiswa
kenyataannya
Teknik
mahasiswa
yang lebih baik bagi dunia pendidikan
teknik informatika kesulitan memperoleh
sehingga
nilai A pada mata kuliah Bidang Matematika.
tercapailah
tujuan
pendidikan
nasional.
Nilai yang didapat mahasiswa rata-rata nilai Kegiatan
matematika
pembelajaran
mempunyai
yang
mahasiswa yang tidak lulus atau mendapat
penting untuk mengembangkan kemampuan
nilai D. Hal ini dapat diketahui dari nilai
dan keterampilan nalar serta membentuk
matematika
sikap peserta didik, oleh karena itu interaksi
sebelumnya. Permasalahan seperti ini yang
antar
akan
perlu mendapat perhatian khusus dari para
menentukan berhasil tidaknya pembelajaran
pendidik, perlunya adanya usaha dosen
matematika
Belajar
untuk memperbaiki proses pembelajaran
matematika adalah suatu proses berpikir
matematika. Selain itu mahasiswa harus
disertai dengan aktivitas afektif dan fisik.
lebih
Suatu proses akan berjalan secara alami
dikampus dengan minimal membaca bahan
melalui tahap demi tahap menuju ke arah
yang akan dipelajari.
dosen
dan
yang
peranan
C atau B-, terlebih lagi ada beberapa
mahasiswa
diterapkan.
siap
yang lebih baik. Menurut Suherman, Erman (2004:1)
Pelaksanaan
pembelajaran
mahasiswa
dalam
semester
mengikuti
Adapun mempengaruhi
di
pelajaran
faktor
yang
ketidakberhasilan
matematika sekarang ini pada umumnya
ajaran,
dosen
penyebabnya
adalah
mahasiswa pasif (datang, duduk, nonton,
penerapan
pembelajaran
berlatih,
Dosen
dilaksanakan. Hasil penelitian Ashar (1998)
mahasiswa
yang menyatakan bahwa rendahnya mutu
menerima bahan jadi. Demikian juga dalam
guru sebagai penyebab utama sulitnya
latihan, dari tahun ke tahun soal yang
mengajarkan
diberikan adalah soal yang itu-itu juga tidak
kepada
bervariasi, hanya berkisar pada pertanyaan
menyampaikan
apa, berapa, tentukan, selesaikan. Jarang
kepada siswa berperan penting terhadap
sekali bertanya dengan menggunakan kata
keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
mengapa, bagaimana, dari mana, atau
Sebenarnya
banyak
kapan.
pendekatan
yang
harus …
memberitahukan
mendominasi dan
lupa).
konsep,
kelas,
salah
pendapat
tersebut
matematika memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sangat sulit menemukan suatu
55
kemungkinan ketidaktepatan
matematika
siswa.
digunakan Dari
satu
pembel
Jadi
dalam
secara
cara
informasi
yang
pas
guru
dalam
berupa
materi
model, dapat
metode,
dipilih
pembelajaran
dan untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran matematika agar hasil yang dicapai oleh mahasiswa optimal, maka
Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada …….( Ellisia Kumalasari)
peneliti memilih menerapkan pendekatan
TINJAUAN PUSTAKA
kontekstual. Menurut
1. Pendekatan Kontekstual
Depdiknas (2002:2)
“Pendekatan kontekstual adalah sebuah
Pendekatan
kontekstual
strategi belajar yang tidak mengharuskan
merupakan
mahasiswa
tetapi
membantu dosen mengaitkan antara
mendorong
materi yang diajarkan dengan dunia
sebuah
menghafal strategi
fakta-fakta
yang
konsep
yang
mahasiswa mengonstruksikan pengetahuan
nyata.
di benak mereka sendiri. Ini yang mendasari
(2004:2) yang dimaksud Pendekatan
peneliti memilih Pendekatan Kontekstual
kontekstual (Contextual Teaching and
dalam penelitian kali ini.
Learning)
Berdasarkan
Erman
adalah pembelajaran
yang
kejadian
masalah, maka dapat dirumuskan beberapa
pada
sebagai
masalah
sebagai
contoh dari konsep matematika yang
berikut: 1) Apakah pendekatan Kontekstual
dibahas. Pada pembelajaran kontekstual
yang diterapkan pada Mata Kuliah Aljabar
konsep di konstruksi oleh mahasiswa
Linier dan Matrik dapat meningkatkan hasil
melalui proses tanya jawab dalam bentuk
belajar mahasiswa Program Studi Teknik
diskusi.
Informatika
melibatkan
penelitian
Universitas
Ponorogo?;
2)
mahasiswa
Program
Informatika
Universitas
belakang
Suherman,
dimulai dengan mengambil
dalam
latar
Menurut
belajar
ini
Muhammadiyah
Bagaimana
kehidupan
sehari-hari
Pembelajaran tujuh
kontekstual
komponen
respon
pembelajaran,
Teknik
(contructivism), bertanya (questioning),
Muhammadiyah
menemukan (inquiry), masyarakat belajar
Studi
yaitu
utama
konstruktivisme
Ponorogo terhadap pendekatan kontekstual
(learning
community),
yang diterapkan pada mata kuliah Aljabar
(modeling),
refleksi
Linier dan Matrik?
Asesmen Otentik (Authentic Assesment).
Tujuan dari penelitian ini sebagai
Mahasiswa
pemodelan
(reflection),
perlu
dan
dibiasakan
berikut: a) Mengetahui peningkatan hasil
untuk
belajar mahasiswa Program Studi Teknik
menemukan sesuatu yang berguna bagi
Informatika
dirinya.
Universitas
Muhammadiyah
memecahkan
Dosen
tidak
masalah,
akan
Ponorogo melalui penerapan pendekatan
memberikan
kontekstual pada mata kuliah Aljabar Linier
kepada mahasiswa, mahasiswa harus
dan
respon
mengonstruksi pengetahuan di benak
Teknik
mereka
Matrik;
b)Mengetahui
mahasiswa
Program
Informatika
Universitas
Studi
Muhammadiyah
semua
mampu
sendiri.
konstruktivisme
pengetahuan
Esensi adalah
Ponorogo terhadap penerapan pendekatan
mahasiswa
harus
kontekstual pada mata kuliah Aljabar Linier
mentransformasikan
dan Matriks.
kompleks ke situasi lain.
dari ide
teori bahwa
menemukan suatu
dan
informasi
Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual
haruslah
membuat
mahasiswa dapat bekerja sama, saling
Multitek Indonesia Vol. 7, No.1 Juni 2013
56
menunjang,
menyenangkan,
membosankan, bergairah,
tidak
belajar
dengan
pembelajaran
terintegrasi,
terhadap
pembelajaran
akan
menyebabkan mahasiswa tidak tertarik untuk belajar.
menggunakan berbagai sumber dengan tujuan akhir membuat mahasiswa aktif
B. Minat Minat
dalam belajar sehingga hasil belajar proses
Penerapan
Mahasiswa
terhadap
Pendekatan
Kontekstual
pada Mata Kuliah Aljabar Linier dan
pembelajaran,
sehingga
diharapkan akan menghasilkan aktivitas yang baik dan hasil belajar yang baik. Agar mahasiswa memiliki minat yang baik terhadap pembelajaran matematika
Matrik. Menurut (2003:81)
Hamalik,
“Sambutan
Oemar
(responding)
adalah suatu sikap terbuka ke arah sambutan, kemauan untuk merespons, kepuasan karena sambutan”. Respon mahasiswa
terhadap
pendekatan
kontekstual
kuliah
langkah
penting yang tinggi dalam mendukung
mahasiswa optimal.
2. Respon
merupakan
Aljabar
Linier
penerapan pada dan
mata Matrik
merupakan perilaku yang terjadi setelah mahasiswa
mengikuti
pembelajaran
berupa hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor. Respon yang dibahas pada
diharapkan dosen dapat memperbaiki proses pembelajaran. Menurut Wahyudin (2008) “Berminat terhadap sesuatu itu mungkin
karena
kegunaannya, menarik
kita
karena
melihat
senang
atau
perhatian.” Agar mahasiswa
tertarik terhadap pelajaran matematika salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mahasiswa diberi tahu kegunaan dari
materi
yang
dibahas
dan
pembelajarannya dihubungkan dengan dunia nyata.
penelitian ini adalah aspek afektif berupa 3. Hasil Belajar Matematika
sikap dan minat.
Belajar
A. Sikap Sikap seorang mahasiswa akan memberi arah terhadap perbuatan atau tindakan
dari
Menurut
Bruno
mahasiswa
tersebut.
Sukmadinata,
Nana
Syaodih. (2003) berpendapat, “Sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.” Berdasarkan pendapat tersebut, sikap mahasiswa yang positif terhadap pembelajaran, akan merupakan dorongan yang besar untuk belajar lebih baik, sedangkan sikap yang negatif
57
selalu
berkenaan
dengan perubahan-perubahan pada diri orang
yang
belajar.
Apakah
itu
mempengaruhi kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga terkait dalam belajar adalah pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. Menurut
Withherington
(Sukmadinata, Nana Syaodih, 2003:155) “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian,
yang
dimanifestasikan
sebagai pola-pola respon yang baru yang
Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada …….( Ellisia Kumalasari)
berbentuk
keterampilan,
sikap,
kebiasaan,
pengetahuan
kecakapan”.
Pendapat
dan
untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.
tersebut
Teknik
digunakan
dalam
adalah
sebagai
berikut:
menyangkut perubahan yang meliputi
penelitian
penambahan pengetahuan, kecakapan
Evaluasi, tugas kelompok, tugas individu,
dan lain-lain.
angket. Instrumen penelitian yang akan
Menurut Widaningsih, Dedeh (2007:67) uraian
“Hasil
untuk
ini
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
belajar
merupakan
sebagai berikut: Kuis, tugas kelompok,
menjawab
pertanyaan
tugas individu.
apakah yang harus digali, dipahami, dan
Dalam penelitian ini yang menjadi
dikerjakan mahasiswa. Hasil belajar ini
populasi
merefleksikan keluasan, kedalaman, dan
Semester 2 tahun ajaran 2013/2014 yang
kompleksitas (secara bergradasi) dan
menempuh
digambarkan secara jelas serta dapat
Pengambilan
diukur dengan teknik-teknik penilaian
pengundian, dan terpilih kelas II terdiri dari
tertentu”. Indikator hasil belajar dapat
40 orang mahasiswa.
digunakan
sebagai
dasar
adalah
seluruh
Aljabar
penilaian
Linier
sampel
Menurut
mahasiswa
dan
Matrik.
dilakukan
dengan
Arikunto,
terhadap mahasiswa dalam mencapai
(2006:51)
pembelajaran
yang
penelitian adalah rencana atau rancangan
belajar
yang dibuat peneliti sebagai ancar-ancar
diharapkan.
dan
kinerja
Indikator
hasil
menyatakan
Suharsimi
merupakan uraian kemampuan yang
kegiatan
harus dicapai mahasiswa serta dapat
pendapat
dijadikan
menyimpulkan
ukuran
untuk
menilai
yang
akan
tersebut
bahwa
desain
dilakukan. penulis
bahwa
desain
Dari dapat
penelitian
adalah rancangan yang menggambarkan
keterampilan hasil belajar.
alur dan arah penelitian. Seperangkat alat penilaian dan jenis tagihan yang dapat digunakan untuk mengikuti hasil belajar menurut Widaningsih, Dedeh (2007:43) antara lain: pretes, pertanyaan lisan, kuis, tugas individu, tugas kelompok, ujian-ujian.
Berdasarkan pendapat di atas dan mengingat bahwa penelitian yang akan berlangsung kelas,
yang
adalah
penelitian
menurut
tindakan
Kasbolah,
E.S.
Kasihani (1998:27) “Dosen melaksanakan PTK untuk memperbaiki belajar mengajar, jadi bukan untuk mengganggu kelancaran
METODE PENELITIAN
pembelajaran di kelas.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode ini bertujuan untuk
memberikan
deskripsi/gambaran
tentang hasil belajar matematika mahasiswa yang
pembelajarannya
pendekatan
kontekstual
menerapkan yang
bertujuan
Data
yang
diperoleh
dalam
penelitian ini adalah data yang berasal dari rata-rata skor tugas kelompok, skor tugas individu dan skor kuis pada mata kuliah Aljabar
Linier
dan
Matrik
yang
pembelajarannya menerapkan pendekatan kontekstual. Data yang telah terkumpul
Multitek Indonesia Vol. 7, No.1 Juni 2013
58
belum
menunjukkan
hasil
yang
teman, kakak kelas ataupun keluarga di
mengandung arti, karena masih berupa data
rumah,
mentah,
mahasiswa melampaui KKM.
untuk
mengetahui
hasil
diperoleh,
maka
dilakukan
berikutnya
adalah
menganalisis
dengan
menggunakan
yang
langkah
sehingga
hasilnya
semua
Ulangan harian dilaksanakan
data
setelah seluruh pembelajaran siklus I
rumus-rumus
berakhir. Berdasarkan data terlihat rata-
tertentu.
rata Kuis 74,25 skor tertinggi 87,50 dan skor terendah 65,00. Untuk Kuis terdapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
8 orang mahasiswa yang memperoleh
1. Deskripsi Data Siklus I
skor di bawah KKM. Hal ini menjadi
Pada berlangsung
saat
pembelajaran
catatan guru agar mahasiswa tersebut
diberi
pada siklus II minimal mencapai KKM.
mahasiswa
tugas
kelompok yang harus dikerjakan secara berkelompok.
Setelah
selesai
Nilai akhir diperoleh dengan menggunakan rumus :
pembelajaran mahasiswa diberi tugas individu. Setelah pembelajaran selesai satu siklus sebanyak dua kali pertemuan
Nilai =
Keterangan :
diberikan evaluasi berupa ujian. Tugas
kelompok
2a b c 4 a = skor ulangan harian
diberikan
b = skor tugas individu
pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu melalui Lembar Kerja Mahasiswa
c = skor tugas kelompok 2. Deskripsi Data Siklus II
(LKM). Dari data terlihat bahwa rata-rata
Pada pembelajaran
tertinggi 88,50 dan skor terendah 65,00.
yang
Pada skor yang diperoleh mahasiswa
berkelompok.
untuk tugas kelompok pada umumnya
pembelajaran maha siswa diberi tugas
sudah
satu
individu yang harus dikerjakan di luar jam
kelompok mahasiswa yang memperoleh
pembelajaran dan dikumpulkan pada
skor di bawah KKM.
keesokan harinya.
melampaui
Tugas
KKM
hanya
individu
diberikan
skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa adalah 76,75, skor tertinggi 95,00 dan skor terendah 70,00. Tidak ada seorang mahasiswa pun yang memperoleh skor di bawah KKM. Hal ini dimungkinkan karena tugas individu dikerjakan di luar waktu belajar di sekolah, kemungkinan mahasiswa
yang
mengerjakan
soal
tidak
dapat
bertanya
kepada
diberi
harus
setelah pembelajaran selesai dengan
59
pelaksanaan
untuk tugas kelompok 78,90 dengan skor
Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada …….( Ellisia Kumalasari)
tugas
kelompok
dikerjakan
secara
Sedangkan
di
akhir
Tugas kelompok diberikan pada saat
pembelajaran
berlangsung,
3. Deskripsi Data Siklus III
yaitu
Pembelajaran
siklus
III
melalui Lembar Kerja Mahasiswa (LKM).
dilaksanakan satu pertemuan. Tugas
Dari data terlihat bahwa rata-rata untuk
kelompok
tugas kelompok 86,81 dengan skor tertinggi
pembelajaran berlangsung, yaitu melalui
95,00 dan skor terendah 72,500. Skor yang
Lembar Kerja Mahasiswa (LKM). Dari
diperoleh mahasiswa untuk tugas kelompok
data terlihat bahwa rata-rata untuk tugas
sudah
dibandingkan
kelompok 89,00 dengan skor tertinggi
dengan siklus I yang terdapat satu kelompok
100,00 dan skor terendah 80,00. Skor
memperoleh skor di bawah KKM, maka
yang diperoleh semua mahasiswa untuk
terdapat peningkatan skor tugas kelompok
tugas kelompok melampaui KKM dan
pada siklus II ini.
meningkat dibandingkan dengan rata-
melampaui
KKM,
Tugas individu diberikan setelah pembelajaran mahasiswa
berlangsung mengerjakan
sehingga
di
luar
jam
pembelajaran. Rata-rata skor tugas individu
diberikan
pada
saat
rata skor tugas kelompok pada siklus I dan siklus II, hal ini menunjukkan hasil kerja sama mahasiswa sudah terjalin dengan baik.
78,88 dengan skor tertinggi 100,00 dan skor
Tugas individu yang diberikan
terendah 72,50. Tidak seorang mahasiswa
setelah
pembelajaran
selesai
dan
pun yang tidak mencapai KKM.
dikerjakan di luar jam pembelajaran
Ujian dilaksanakan setelah seluruh
menunjukkan hasil skor rata-rata 80,88
pembelajaran siklus II berakhir. Berdasarkan
dengan skor tertinggi 100,00 dan skor
data terlihat rata-rata ulangan harian 83,38
terendah 75,00. Hal ini menunjukkan
dengan skor tertinggi 100,00 dan skor
seluruh
terendah
diperoleh
KKM. Jika dibandingkan dengan siklus I
mahasiswa untuk ulangan harian semua
dan siklus II terdapat peningkatan pada
sudah
siklus III ini.
70,00.
Skor
mencapai
yang
KKM,
dan
jika
dibandingkan dengan siklus I untuk ulangan harian terdapat peningkatan rata-ratanya. Nilai
dilaksanakan
mencapai
setelah
seluruh pembelajaran siklus III berakhir. Berdasarkan data terlihat rata-rata ujian
menggunakan rumus yang sama dengan
86,63 skor tertinggi 100,00 dan skor
rumus pada siklus I. Nilai akhir yang
terendah
diperoleh mahasiswa pada siklus II rata-
dengan siklus I dan siklus II terdapat
ratanya 83,11 dengan skor tertinggi 98,75
peningkatan untuk rata-rata skor Kuis.
dan
Tidak seorang mahasiswa pun yang tidak
terendah
diperoleh
Kuis
sudah
dengan
skor
akhir
mahasiswa
73,13.
Semua
mahasiswa sudah mencapai KKM dan jika dibandingkan dengan siklus I rata-rata nilai akhir mahasiswa meningkat.
80,00.
Jika
dibandingkan
mencapai KKM. Nilai akhir diperoleh dengan menggunakan rumus yang sama dengan rumus pada siklus I dan siklus II. Nilai akhir yang diperoleh mahasiswa pada siklus III rata-ratanya 85,78 dengan skor
Multitek Indonesia Vol. 7, No.1 Juni 2013
60
tertinggi 100,00 dan skor terendah 78,75. Rata-rata
nilai
akhir
yang
4. Uji hipotesis tindakan
diperoleh
Dari data yang didapat pada
mahasiswa sudah mencapai nilai di atas
siklus I, II, III dirangkum dalam bentuk
kriteria ketuntasan minimal.
tabel rekapitulasi seperti di bawah ini:
Tabel Rekapitulasi Nilai Mahasiswa Tiap Siklus
Rerata Skor Siklus
Nilai Akhir
Tugas
Tugas
Ulangan
Kelompok
Individu
Harian
I
78,90
76,75
74,25
76,04
II
86,81
78,88
83,38
83,11
80,88
86,63
85,78
III
89,00
Dari Tabel diatas dituangkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Diagram batang Hasil Belajar Mahasiswa
Dapat dilihat pada diagram batang diatas
menunjukkan
bahwa
terdapat
peningkatan dari siklus I ke siklus II dan
dapat
hasil
belajar
mahasiswa teknik informatika 2013/2014. 5. Pembahasan
dari siklus II ke siklus III baik dari nilai
61
meningkatkan
Berdasarkan
perolehan
nilai
tugas kelompok, tugas individu, ulangan
mata kuliah aljabar linier dan matrik
harian dan nilai akhir. Dari diagram
mahasiswa untuk tiap siklus rata-rata
tersebut
mengalami peningkatan. Seperti halnya
dapat
disimpulkan
bahwa
hipotesis tindakan diterima yang artinya
pada
tugas
penerapan pendekatan kontekstual pada
mengalami peningkatan rata-rata skor
mata kuliah aljabar linier dan matrik
dari siklus I ke siklus II sebesar 10,02% ,
Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada …….( Ellisia Kumalasari)
kelompok
mahasiswa
sedangkan dari siklus II ke siklus III
tahun ajaran 2013/2014 merespon positif
sebesar 2,52%. Begitu pula untuk rata-
adanya
rata skor tugas individu meningkatan dari
kontekstual terhadap mata kuliah aljabar
siklus I ke siklus II sebesar 2,78% dan
linier
2,54% untuk peningkatan siklus II ke
senang
siklus III. Sedangkan untuk ujian harian
pembelajaran aljabar linier dan matrik
peningkatannya sebesar 12,30% dari
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
siklus I ke siklus II, untuk siklus II ke
Mahasiswa
siklus III sebesar 3,90%. Dan untuk nilai
dimudahkan karena mahasiswa sudah
akhir meningkat sebesar 9,30% untuk
disediakan bahan ajar. Jika tidak ada
siklus I ke siklus II dan 3,21% untuk
bahan ajar maka mahasiswa merasa
siklus II ke siklus III. Dari pemaparan
kesulitan
menyelesaikan
diatas
Dalam
penerapan
dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan
dan
matrik. dan
pendekatan
Mahasiswa
lebih
juga
lebih
paham
jika
merasa
lebih
soal-soal. pendekatan
penerapan pendekatan kontekstual pada
kontekstual, mahasiswa dibentuk dalam
mata kuliah aljabar linier dan matrik
kelompok-kelompok. Dengan cara ini
dapat
membantu mahasiswa
meningkatkan
hasil
belajar
menyelesaikan
mahasiswa teknik informatika 2013/2014.
soal-soal yang tidak dimengerti melalui
Faktor yang membuat dosen
cara diskusi. Selain itu mahasiswa juga
berhasil
membuat
meningkat
nilai
adalah
menerapkan
mahasiswa
karena
pendekatan
lebih suka belajar matematika dengan
dosen
cara berkelompok. Mereka menganggap
kontekstual
dengan cara berkelompok mereka dapat
pada mata kuliah aljabar linier dan
mengembangkan
matriks.
belajarnya.
Sesuai
dengan
pernyataan
kemampuan
Depdikanas (2004:5) bahwa Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang
SIMPULAN DAN SARAN
membantu
Kesimpulan
guru
mengaitkan
antara
materi yang diajarkan dengan situasi
Berdasarkan dan
hasil
dunia nyata siswa dan mendorong siswa
pengolahan
membuat hubungan antara pengetahuan
pengujian hipotesis tindakan yang telah
yang dimiliki dengan penerapan dalam
dilakukan
kehidupan mereka sehari-hari.
kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut:
dalam
analisis
penelitian,
penelitian
data
serta
ini
maka
Selain data nilai yang diambil
Penerapan pendekatan kontekstual pada
dari mahasiswa, peneliti juga mengambil
pembelajaran materi Aljabar Linier dan
angket dari mahasiswa sebagai masukan
matriks dapat meningkatkan hasil belajar
untuk
mahasiswa
mahasiswa
pendekatan
mahasiswa terhadap penerapan pendekatan
melihat
terhadap
respon
penerapan
teknik
kontekstual terhadap mata kuliah aljabar
kontekstual
linier dan matriks. Berdasarkan angket
Linier dan Matriks positif.
yang
sudah
diisi
dapat
pada
informatika;
pembelajaran
Respon
Aljabar
disimpulkan
bahwa mahasiswa Teknik Informatika
Multitek Indonesia Vol. 7, No.1 Juni 2013
62
Saran
Dikti Proyek Pendidikan Guru Sekolah Berdasarkan
kesimpulan
penelitian, maka peneliti menyarankan hal-
Dasar. Suherman,
Erman.
(2004).
hal sebagai berikut: Pemegang kebijakan
Kontekstual
dalam
diharapkan
Matematika. Makalah pada Seminar
mensosialisasikan penggunaan pendekatan
Pendidikan Matematika tanggal 3-4
kontekstual bagi guru-guru atau dosen-
Januari 2004 Unsil. Tasikmalaya: tidak
dosen matematika yang belum memperoleh
diterbitkan.
bidang
pendidikan,
teori tentang pendekatan kontekstual.
Sukmadinata,
dalam
Pendekatan
Nana
Pembelajaran
Syaodih.
(2003).
Kepada peneliti selanjutnya disarankan
Psikologi Pendidikan Sebagai Suatu
untuk mencoba menerapkan pendekatan,
Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
metode atau model pembelajaran lainnya
Rosdakarya
pada pembelajaran materi Aljabar Linier dan
Wahyudin
(2008).
Pengantar
Membantu Guru Mengembangkan
matriks.
Kompetensi DAFTAR PUSTAKA Arikunto,
matematika
Suharsimi.
(2006).
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
(1998).
Evaluasi
dalam untuk
Pelajaran
Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito. Widaningsih,
Dedeh.
(2006).
Evaluasi
Pendidikan Matematika Berdasarkan
Jakarta: Rineka Cipta Ashar.
Kepada
Pembelajaaran
Matematika. UPI Bandung: JICA.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
(Pelengkap
Depdiknas. (2002). Pendekatan Konstektual
Perkuliahan
(Contextual Teaching and Learning).
Matematika
Jakarta : Depdiknas
Pendidikan Matematika FKIP UNSIL).
Depdiknas. (2004). Laporan Hasil Belajar
:
Direktorat
Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat
pendidikan
Menengah
Umum. Hamalik, Oemar. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta:
Bumi
Aksara. Hudojo.
(2001).
Evaluasi
Matematika.
Pendidikan Bandung:
Wijayakusumah Kasbolah, E. S. Kasihani. (1998). Penelitian Tindakan
Kelas.
Departemen
pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen
63
pada
Pendidikan
Program
Tasikmalaya : Tidak Diterbitkan
Mahamahasiswa Kurikulum 2004. Jakarta
Evaluasi
Bahan
Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada …….( Ellisia Kumalasari)
Studi