Perilaku Remaja Putri Dalam Merawat Organ Genetalia Eksterna Selama Menstruasi Pada Siswi Kelas XI Di MAN Dolopo Kabupaten Madiun. (The Behavior of Young Women In Caring External Genetalia Organs During Menstruation For Class XI School girls In MAN Dolopo, Madiun County) Eliya Rohmah Dwi Nurjayanti Irma Heri Aziz Susanti ABSTRACT The purpose of this research is to identify the knowledge, attitudes, practice and behavior of female students in caring the external genetalia organs during menstruastion in class XI student of MAN Dolopo. The study design used descriptive. The research was conducted at MAN Dolopo, Dolopo district, Madiun county in January 2013. The population was students of class XI in MAN Dolopo. The sample in this research have 32 students and a total sampling was a sampling technique. The study used a single variable, namely the behavior female student in during the eksternal genetalia organs during menstruation. With subvariabel knowledge, attitudes and practice. The instrument used was a questionnaire. While the data collected by questionnares given to the XI grade student at MAN Dolopo. The results showed 3 that the behavior of female students in caring the eksternal genetalia organs during menstruation, 20 students (62,5%) have positive behavior, as much as 12 female students (37,5%) have negative bahavior. As much as 25 female students (78%) have good knowledge, half as many as 16 students (50%) have a positive attitude, and 19 students (59%) have good practice in treating their eksternal genetalia organs during menstruation. The reseacher suggested to educational institutions and relevant agencies to provide education to female students about how to care of the eksternal genetalia organs during menstruation in order to avoid the effects that can cause disorders of the productive system. Key words : Behavior, Female Students, Caring Of External Genetalia Organs, Menstruation PENDAHULUAN Data demografi menunjukkan sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19 tahun. Penelitian yang pernah dilakukan di Asia Selatan didaerah Bengal selatan tentang kebersihan organ reproduksi pada saat menstruasi dari 160 anak perempuan didapatkan 32,5% baik, sedangkan 67,5% tidak baik (Tartylah, 2010). Sedangkan di Indonesia sendiri, juumlah remaja mencapai 36 juta jiwa
dimana 55% nya adalah remaja putri. Penelitian yang dilakukan tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di Indonesia pernah menggunakan cairan pembersih dalam vagina yang telah menjadi bagian dari personal higienis mereka yang dilakukan secara rutin dan masih terdapat responden yang salah dalam mencuci alat kelaminnya yaitu dari arah belakang ke depan sedangkan menurut data Susenas BPS Provinsi Jawa Timur tahun 2004 tentang kebersihan alat 1
kelamin saat menstruasi dari 58 responden, yang memiliki kategori baik 25,86%, kategori cukup 67,24% dan kategori kurang 6,9%. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 siswi di MAN Dolopo pada tanggal 26 Juli 2012, didapatkan 7 orang dengan pengetahuan cukup karena mampu menyebutkan bagaimana cara merawat organ genetalia eksternanya selama menstruasi yaitu sering mengganti pembalut ketika penuh, sedangkan 3 orang berpengetahuan kurang karena tidak tahu tentang cara merawat organ genetalia eksternanya selama menstruasi. Pada sikap didapatkan 6 orang bersikap positif terhadap cara merawat organ genetalia eksternanya selama mestruasi, dan 4 diantaranya bersikap negatif terhadap cara merawat organ genetalia eksternanya selama mestruasi. Sedangkan pada tindakan 5 orang mempunyai tindakan yang kurang tepat karena tidak melakukan perawatan organ genetalia eksternanya selama menstruasi dan 5 diantaranya mempunyai tindakan yang tepat karena melakukan perawatan organ genetalia eksternanya selama menstruasi. Akibat dari kurangnya perawatan organ genetalia eksterna selama menstruasi tersebut mereka sering mengeluhkan gejala infeksi seperti vaginitis atau peradangan pada vagina, iritasi, inflamasi, gatal-gatal dan rasa perih. Mereka juga mengaku tidak pernah mendapatkan mata pelajaran tentang pentingnya menjaga kebersihan organ genatalianya dan kebanyakan dari mereka tidak mau mencari informasi tentang cara merawat organ genetalia eksternanya saat menstruasi. TINJAUAN PUSTAKA Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003: 114). perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok : 1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance) Adalah perilaku atau usahausaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. 2) Perilaku pencarian atau penggunaan fasilitas kesehatan atau perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior) Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. 3) Perilaku kesehatan lingkungan Apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Domain Perilaku Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar (organisme) orang, namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulus sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku, determinan perilaku dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 2
1) Determinan atau faktor internal Yaitu karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. 2) Determinan atau faktor eksternal Yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktifitas seseorang, yang merupakan hasil bersamaan atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut Bloom, dalam Notoatmodjo (2003: 120), membagi perilaku itu didalam 3 domain, ranah atau kawasan, yaitu: kognitif (cognitive), affektif (affective) dan psikomotor (psycomotor). Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni: pengetahuan, sikap dan praktik atau tindakan. Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Widiastuti, 2009: 11). Pada masa remaja ini terjadilah perubahan organ-organ fisik (organo biologik) secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Terjadinya perubahan besar ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya. Dalam hal ini, para ahli di bidang ini, memandang pelu akan adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan disekitarnya, agar dalam
sistem perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat sedemikian rupa sehingga kelak remaja tersebut menjadi manusia dewasa yang sehat secara jasmani, rohani dan sosial (Widiastuti, 2009: 11). Sebelum melakukan perawatan pada Organ Genetalia wanita saat menstruasi, sebaiknya perempuan khususnya remaja memahami anatomi reproduksinya. Anatomi reproduksi perempuan terdiri atas 2 macam, yaitu genetaliaeksterna dan genetalia interna. 1) Genetalia Eksterna a) Vulva Meliputi seluruh struktur ekternal yang dapat dilihat mulai dari pubis sampai perineum, yaitu moons veneris, labia mayors dan labia minors, klitoris, selaput dara (hymen),vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar, dan struktur vaskular. b) Mons veneris Bagian yang menonjol di atas simfisisdan pada perempuan saat pubertas ditutupi oleh rambut kemaluan. Pada perempuan umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha (Hanifa, 2007: 31). c) Labia Mayors (bibir-bibir besar) Lapisan lemak dengan bentuk lipatan seperti bibir, terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak serupa dengan yang ada di moons veneris (Hanifa, 2007:31). d) Labia Minors (bibir-bibir kecil atau nvmphae) Lipatan jaringan tipis sebelah dalam bibir besar. Ke 3
depan kedua bibir kecil bertemu diatas klitoris, ke belakang bibir juga bertemu. Terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf, merupakan bagian yang sensitif (Hanifa, 2007: 31). e) Clitoris Clitoris adalah organ kecil yang erektil, seperti penis pada pria, mengandung banyak pembuluh darah serta saraf, sehingga sangat sensitif saat hubungan seks (Manuaba, 1998: 30). f) Vestibulum Berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke belakang dan dibatasi depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh bibir kecil dan belakang oleh perineum (Hanifa, 2007: 32). g) Bulbul vestibuli Merupakan pengumpulan vena terletak di bawah selaput lendir vestibulum, dekat romus os. pubis. Panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2 cm dan tebalnya 0,5-1 cm. Mengandung banyak pembuluh darah (Hanifa, 2007: 32). h) Introitus vagina Mempunyai bentuk dan ukuran-ukuran berbeda. Pada seorang virgo selalu dilindungi oleh labia minora yang baru dapat dilihat jika bibir kecil ini dibuka. Introitus vagina ini ditutupi oleh selaput dara (hymen). Hymen mempunyai konsistensi yang berbeda-beda, dari yang kaku sampai yang lunak sekali. Hymen juga mempunyai bentuk berbeda-beda dari yang berbentuk semilunar (bulan sabit) sampai yang berbentuk septum yang
berlubang-lubang atau bersekat (Hanifa, 2007: 33). i) Perineum Terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Diafragma pelvis terdiri dari otot levator ani dan otot cocksigis posterior serta fasia yang menutupi kedua otot ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuber isiadika dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis meliputi muskulus transver suspennei profunda, otot konstriktor uretra dan fasia internal maupun eksternal yang menutupinya (Hanifa, 2007: 33). 2) Genetalia interna 1) Vagina Suatu saluran musculomembranosa yang menghubungkan uterus dengan vulva, terletak antara kandung kencing dan rectum (Obstetri ginekologi padjadjaran. bandung, 1983: 49). 2) Uterus Uterus berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang sedikit gepeng ke arah depan belakang, ukuranya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri dari otot polos (Hanifa, 2007: 36). Dinding rahim terdiri atas 3 lapisan yaitu : a) Perimetrium (lapisan peritoneum) yang meliputi dinding uterus bagian luar. b) Myometrium (lapisan otot) merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari 4
otot-otot polos disusun sedemikian rupa sehingga nanti bisa mendorong isinya keluar saat persalinan. c) Endometrium (selaput lendir) merupakan lapisan bagian dalam dari corpus uteri yang membatasi cavum uteri (Obstetri ginekologi padjadjaran. bandung, 1983: 58). Konsep Perawatan Genetalia Externa Selama Menstruasi Menurut dr. Dito (2011: 132), konsep perawatan genetalia eksterna pada hari biasa dan selama menstruasi adalah sebagai berikut: a) Cuci tangan sebelum menyentuh vagina. Tangan yang berada di luar secara bebas menjadi tempat yang baik untuk menempelnya berbagai kotoran dan bakteri. b) Basuhlahvagina dari arah depan (vagina) menuju anus. c) Gunakan sabun yang paling lembut setelah buang air kecil. Apabila alergi atau iritasi terhadap sabun yang paling lembut, gunakan air hangat. d) Keringkan daerah vagina dan sekitarnya menggunakan handuk lembut atau tissue tanpa parfum, dan jangan pernah menggunakan handuk milik orang lain untuk mengeringkan vagina. e) Ganti celana dalam 2-3 kali sehari, gunakan celana dalam yang bersih dan 100% berbahan katun. f) Cukurlah rambut vagina setidaknya 7 hari sekali dan maksimal 40 hari sekali untuk mengurangi kelembapan di dalam vagina. g) Gunakan pembalut yang nyaman, berbahan lembut, menyerap seluruh darah yang keluar, melekat kuat pada celana dalam, tidak bocor, dan tidak menimbulkan alergi atau iritasi.
h) Saat perdarahan banyak, gantilah pembalut setidaknya 4-5 kali dalam sehari. i) Cucilah tangan kembali setelah menyentuh vagina. Fisiologi Menstruasi Menstruasi yang pertama kali disebut menarche. Pada wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandunganya, dan disebut haid (Mochtar, 1998: 13). Usia saat anak perempuan mulai mendapat menstruasi pertama kali (menarche) sangat bervariasi. Menarche, biasanya terjadi pada usia 12-13 tahun. Menurut (Obstetri ginekologi padjadjaran. Bandung1983: 74), Satu siklus menstruasi dibagi 4 fase : 1) Stadium menstruasi (4 hari) Pada masa ini endometrium dicampakkan dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut stratum basale. 2) Stadium regenerasi (4 hari) Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan, berangsurangsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar-kelenjar endometrium. 3) Stadium proliferasi (5-14 hari) Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal, kelenjarkelenjar tumbuhnya lebih cepat. 4) Stadium sekresi (14-28 hari) Pada masa ini endometrium tebalnya sama tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah tertimbun glycogeen dan kapur yang nantinya diperlukan sebagai makanan untuk telur. Kejadian menstruasi dipengaruhi beberapa faktor yang mempunyai sistem tersendiri yaitu 5
sistem susunan saraf pusat dengan panca inderanya, sistem hormonal aksis hipotalamo-hipofisis-ovarial, perubahan yang terjadi pada ovarium, perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir, dan rangsangan estrogen dan progesterone langsung pada hipotalamus, dan melalui perubahan emosi (Manuaba, 1998: 89). Selain estrogen dan progesterone, hormon yang berpengaruh terhadap tejadinya proses menstruasi yaitu: folikel stimulating hormon(FSH), berfungsi merangsang folikel primordial yang dalam perjalanannya mengeluarkan hormon estrogen untuk pertumbuhan tanda seks sekunder wanita, lueteinizing hormon (LH) berfungsi merangsang indung telur (Hanifa,2007: 40). METODE PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan studi deskriptif. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran perilaku remaja putri dalam merawat organgenetalia eksterna selama menstruasi pada siswi kelas XI di MAN Dolopo Kabupaten Madiun. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah semua siswi kelas XI di MAN Dolopo Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun pada bulan Januari 2013 yang berjumlah 32 siswi. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku remaja putri dalam merawat organ genetalia eksterna selama menstruasi dengan sub variabel: Pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri dalam merawat organ genetalia eksterna selama menstruasi. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup, pertanyaan yang digunakan berbentuk pilihan tentang pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri dalam merawat
organ genetaliaeksterna selama menstruasi. Untuk pertanyaan pengetahuan, responden tinggal memilih jawaban yang disediakan sesuai keyakinannya, sedangkan pernyataan sikap responden cukup memberi tanda tertentu pada kolom yang telah disediakan sesuai jawaban yang dianggap responden benar, dan untuk tindakan pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara terpimpin, dimana peneliti tinggal membacakan pertanyaan yang sudah disusun (Notoatmodjo, 2010: 140). Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan pilihan yang mana responden dapat memilih jawaban yang tersedia. a) Data identitas responden meliputi nama (inisial) dan juga umurdengan menggunakan kuesioner b) Data pengetahuan dan sikap diperoleh dengan cara menggunakan kuesioner, dimana responden cukup memberi tanda tertentu pada kolom yang telah disediakan sesuai jawaban yang dianggap responden benar. c) Data untuk tindakan respondencukup menjawab pernyataan yang dibacakan oleh peneliti sesuai jawaban yang dianggap responden benar. Analisa data dengan deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Dolopo merupakan satu-satunya Madrasah Aliyah di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar, yaitu sebanyak 26 responden (81%) memiliki usia 17 tahun, dan sebagian kecil sebanyak 6 responden (19%) memiliki usia 18 tahun. Hasil menunjukkan bahwa hampir seluruh responden atau sebanyak 25 6
responden (78%) memiliki pengetahuan baik, sebanyak 5 responden (16%) memiliki pengetahuan cukup, dan sisanya sebanyak 2 responden (6%) memiliki pengetahuan kurang. Hasil penelitian sikap didapatkan hasil setengah dari responden (sebanyak 16 responden) atau 50% memiliki sikap positif, dan setengahnya lagi yaitu sebanyak 16 responden (50%) memiliki sikap negatif. hasil bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 19 responden (59%) melakukan tindakan perawatan organ genetalia eksterna selama menstruasi dengan tepat. Dan sisanya yaitu sebanyak 13 responden (41%) tidak tepat dalam melakukan tindakan perawatan organ genetalia eksterna selama menstruasi. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 20 siswi (62,5%) memiliki perilaku positif dalam merawat organ genetalia eksternanya selama menstruasi, dan sisanya sebanyak 12 siswi (37,5%) memiliki perilaku yang negatif dalam merawat organ genetalia eksternanya selama menstruasi. Penelitian ini memperkuat hasil penelitian oleh Yulia Iryani yang meneliti tentang pengaruh umur terhadap tingkat pengetahuan hygiene organ reproduksi saat menstruasi pada siswi kelas VII SLTP Negeri 1 Rasau Jaya Tahun 2012 dengan hasil penelitian pengetahuan siswi baik sebanyak 70,3% dan sebesar 29,7% siswi berpengetahuan kurang baik. Menurut Singgih dalam Hendra (2008), memori atau daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur seseorang,umur dapat berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat sesuatu pengetahuan akan berkurang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa responden
yang berumur lebih dewasa memiliki pengetahuan yang baik pula terhadap perawatan organ genetalia eksterna selama menstruasi. Selain itu umur berkaitan erat dengan pengalaman dari seseorang. Dimana pengalaman juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Pengalaman sendiri merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran, yang dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, responden yang memiliki umur yang lebih dewasa, juga lebih berpengalaman dalam merawat organ genetalia eksterna selama menstruasi, dan pengalaman yang baik tersebut dapat diwujudkan dengan pengetahuan yang baik pula, khususnya dalam hal perawatan organ genetalia eksterna selama menstruasi. Menurut Azwar (2009) salah satu faktor pembentuk sikap adalah karena pengaruh orang lain yang dianggap penting. dimana umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini bisa dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konfik dengan orang yang dianggap penting tersebut. Karena salah satu sikap adalah tidak ada sejak lahir tetapi dibentuk sepanjang perkembangan, maka hal tersebut akan mempengaruhi sikap dalam kaitannya dengan perawatan organ genetalia eksternaselama menstruasi. Dalam perkembangan kehidupan remaja, sikap ini mulai dibentuk. Adakalanya seorang remaja bersikap positif terhadap suatu hal, namun kadang remaja juga menunjukkan sikap memberontak (negatif), dimana sikap negatif tersebut dipengaruhi oleh kurang dapat menerima, merespon, menghargai serta bertanggung jawab 7
terhadap perawatan genetalia eksternaselama menstruasi. Untuk itu perlu adanya perhatian pada remaja dalam pembentukan perkembangannya. Penelitian ini memperkuat hasil penelitian oleh Marwati yang meneliti tentang hubungan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi remaja dengan praktek perawatan organ genetalia eksterna di SLTP Negeri 27 Kota Semarangtahun 2004 dengan hasil penelitian 41,10% memiliki praktek perawatan organ reproduksi eksterna masih sedang dan kurang. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 20 siswi (62,5%) memiliki perilaku positif dalam merawat organ genetalia eksternanya selama menstruasi, dan sisanya sebanyak 12 siswi (37,5%) memiliki perilaku yang negatif dalam merawat organ genetalia eksternanya selama menstruasi. Penelitian ini melemahkan hasil penelitian oleh Irmatri Ariyani yang meneliti tentang perilaku hygiene menstruasi pada remaja di pesantren putri As-Syafi’iyah Bekasi Tahun 2009 dengan hasil penelitian perilaku positif sebesar (37,2%)dan sisanya sebesar (62,8%) memiliki perilaku negatif. Menurut Notoatmodjo (2003: 114), perilaku remaja adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan lingkungan. Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon.
Seperti yang telah dijelaskan pada intinya perilaku merupakan kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang lain atau barang tertentu. Dengan demikian berarti perilaku remaja putri dalam merawat organ genetalia eksterna selama menstruasi adalah suatu kecenderungan yang relatif menetap dengan cara baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulannya (1) Sebagian besar remaja putri memiliki pengetahuan yang baik dalam merawat organ genetalia eksterna selama menstruasi, (2) Setengah dari responden memiliki sikap yang positif dalam merawat genetalia eksterna selama menstruasi, dan setengahnya lagi memiliki sikap yang negatif dalam merawat organ genetalia eksterna selama menstruasi (3) Sebagian besar dari responden melakukan tindakan perawatan organ genetalia eksterna selama menstruasi, (4) Sebagian besar dari responden memiliki perilaku positif dalam merawat organ genetalia eksternanya selama menstruasi, dan sebagian kecil dari responden memiliki perilaku yang negatif dalam merawat organ genetalia eksternanya selama menstruasi. Sarannya ialah (1) untuk remaja yang berperilaku negatif diharapkan meningkatkan pengetahuan dan sikapnya dalam merawat organ genetalia eksterna selama menstruasi (2) untuk bidan meningkatkan kespro di sekolah MAN 1 Dolopo.
8
DAFTAR PUSTAKA Alimul, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Salemba Medika. Depkes, 2005, Konsep Perkembangan Anak, http//nurdingbegin.com/konsepperkembangan-anak/ diakses tanggal 7 Nopember 2011. Nazir, 2005, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. Roesli, 2009, Pedoman Pijat Bayi, Jakarta, Tribun,Agrinindya. Soetjiningsih, 1998, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta,EGC. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, R & D, Bandung: Alfabeta. Soekidjo, 2007, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Rineka Cipta: Jakarta.
9