ANALISIS KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PESERTA DIDIK KELAS TINGGI PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KRIYAN KALIYAMATAN JEPARA Rini Dwi Susanti Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus
Abstract: This study is discussed about sharpening language skills, especially reading skill not only in a second language but also in a foreign language (Arabic). The focus of this study is to analyze fourth graders’ ability level of elementary school (SD). The results showed that the implementation of Arabic language learning and the development of reading comprehension ability of SD Muhammadiyah held in Kriyan Kalinyamatan in the fourth grade generally go well in terms of various aspects. Based on fourth graders reading ability is diverse. Some are reading Arabic text smoothly, but some are still doing uneasily. From the aspect of students’ reading comprehension, they are still at the level of literal and interpretative reading, not in the level of critical and creative reading. There are inhibiting and supporting aspects reading comprehensed implementation, both from the aspect of learners and the subject teachers Key words: ability , Arabic, high grade, reading comprehension
A. Pendahuluan Keterampilan membaca merupakan modal dasar untuk mengembangkan diri bagai peserta didik, dengan tidak mengesampingkan keterampilan yang lain, seperti menulis, menyimak, dan berbicara. Ada tiga istilah yang digunakan dalam proses membaca, yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording mengacu pada kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyi sesuai dengan system tulisan yang digunakan, sedangkan proses decoding (penyandian) merujuk pada proses penerjemahan rangakaian grafis
152
ke dalam kata-kata. Proses recording dan decoding biasanya berlangsung di kelas rendah pada tingkat jenjang pendidikan dasar (MI/SD), yaitu kelas satu sampai kelas tiga yang dikenal dengan membaca permulaan. Sementara itu, proses memahami makna (meaning) lebih di tekankan di kelas tinggi , kelas empat sampai kelas enam. (Syafi’I, Farida Rahim, 2007: 2). Kemapuan membaca memegang peranan penting dalam kehidupan. Oleh karena itu kemampuan itu harus dimulai sejak dini. Secara resmi kemampuan membaca diajarkan di bangku sekolah dasar melalui pembelajaran bahasa. Dengan demikian, anak yang telah lulus dari pendidikan dasar diharapkan telah memiliki kemampuan yang baik untuk keperluan dalam melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, dan untuk keperluan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memperoleh keterampilan membaca, peserta didik harus dilatih secara terus menerus, karena kemampuan membaca tidak didapat secara instan. Tetapi merupakan hasil dari proses pembelajaran dan ketekunan berlatih. Jadi, kemampuan membaca itu mengalami proses perkembangan melalui latihan dan pembinaan. Membaca pemahaman bukan sekedar mengkaji isi bacaan saja, melalinkan sampai pada dampak bacaan terhadap pembaca. Urgensi membaca pemahaman bagi peserta didik tidak hanya untuk kepentingan mata pelajaran bahasa saja, melainkan untuk semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Membaca pemahaman merupakan aktivitas yang harus dilakukan oleh peserta didik demi keberhasilan dalam belajar. Keterampilan membaca pemahaman sangat diperlukan, oleh karena itu peserta didik di tingkat pendidikan dasar dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Penguasaan peserta didik dalam membaca pemahaman akan menjadi kondisi yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Untuk memahami kemampuan membaca pemahaman, guru sebaiknya menganalisi faktor-faktor yang menentukan pemahaman dan proses membaca keseluruhan. Membaca pemahaman tidak dapat dilakukan secara otomatis. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman yaitu: (1) bahan bacaan, (2) motivasi, minat, dan kebiasaan, (3) lingkungan di luar sekolah (4)program pembelajaran yang terlalu menekankan pengenalan bacaan, dan (5) kemampuan dan latar belakang pengalaman dan lain-lain. Mengasah keterampilan berbahasa khususnya membaca tidak hanya untuk mengasah keterampilan membaca dalam bahasa kedua, namun Rini Dwi Susanti Studi Analisis Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas Tinggi SD_
153
dalam bahasa asing (Arab) juga harus diajarkan dan dimatangkan. Sehingga kemampuan peserta didik dalam memahami bacaan menjadi lebih beragam. Penelitian ini ini dilakukan di Sekolah Dasar Muhammadiyah Kriyan Jepara dengan subjek penelitian adalah peserta didik yang duduk di kelas tinggi yaitu kelas empat . Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul Studi Analisis Tentang Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman Peserta Didik Kelas Tinggi Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di SD Muhammadiyah Kriyan Kaliyamatan Jepara. Penelitian ini difokuskan pada menganalisis tingkat kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Arab di Kelas atas SD Muhammadiyah Kriyan Jepara. Yang dimaksud dengan kelas tinggi adalah peserta didik yang duduk di kelas IV sampai kelas VI. Namun pada penelitian ini lebih ditekankan pada kelas IV. Tjuhuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui strategi pembelajaran membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Arab. (2) Untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Arab bagi peserta didik di kelas IV SD Muhammadiyah Kriyan Jepara dan (3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman. B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Secara spesifik, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif karena memungkinkan peneliti melakukan penghayatan/ pemaknaan terhadap gejala-gejala/fenomena yang terjadi di dalam suatu lembaga pendidikan, atau berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku antar para pengelola pendidikan dalam situasi penyelenggaraan pendidikan, baik menurut persfektif peneliti sendiri (etic) maupun dari sumber data (emic). Adapun gejala-gejala yang dimaknai meliputi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang mencakup aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang beriteraksi secara holistik. Situasi sosial di sekolah dasar Muhammadiyah Kriyan Jepara, meliputi ruang kelas, interaksi peserta didik dan guru, serta aktivitas proses pembelajaran. Perhatian utama dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab di Kelas tinggi yaitu kelas IV di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara, sebagai ELEMENTARY Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
154
upaya untuk mengakaji tentang kemampuan peserta didik dalam membaca teks berbahasa Arab. Dalam penelitian ini berusaha diungkap gejala yang ada dan menganalisis terhadap aspek yang ada mengenai kemampuan membaca pemahaman teks-teks bahasa Arab dalam pembelajaran Bahasa Arab. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Adapun langkahlangkahnya, sebagai berikut: (1) Observasi partisipan dilakukan agar peneliti secara langsung dapat mengarahkan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan penelitian yang dikaji. Hal ini dilakukan berulang-ulang agar dapat diperoleh data yang dapat meyakinkan tentang kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Arab yang meliputi pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di kelas, faktor penghambat dan pendukukng dalam pelaksanaan pembelajran membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Arab di kelas tinggi (IV) di sekolah Dasar Muhammadiyah Kriyan Jepara. (2) Wawancara untuk memperkuat data yang telah diperoleh dari instrumen yang lain dan memperoleh jawaban secara langsung masalah sebenarnya yang dihadapi oleh subjek. (3) Dokumentasi, yaitu cara untuk mengumpulkan data yang meliputi benda-benda tertulis yang berupa arsiparsip, surat keputusan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh. C. Pembahasan Pengertian pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. (Muhaimin M.A. Dkk. 1996): 99) Sebagaimana hal yang disebutkan oleh Nababan bahwasannya arti pembelajaran adalah nominalisasi proses untuk (Jos D Parera, 1997: 24-25.) Seharusnya pembelajaran bermakna “proses membuat atau menyebabkan orang lain belajar. Adapun menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari peserta didik, guru dan tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.(Oemar Rini Dwi Susanti Studi Analisis Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas Tinggi SD_
155
Hamalik, 1995:. 57) Pembelajaran disebut juga sebagai proses perilaku dengan arah positif untuk memecahkan masalah personal, ekonomi, sosial dan politik yang ditemui oleh individu, kelompok dan komunitas. Dalam hal ini perilaku diartikan sebagai sikap, ide, nilai, keahlian dan minat individu. Sedangkan arah positif merujuk kepada apa yang meningkatkan diri, orang lain dan komunitas. Pembelajaran memungkinkan individu, kelompok, atau komunitas menjadi entities yang berfungsi, efektif dan produktif di dalam masyarakat.(Agus Suryana, 2006: 29) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen pembelajaran yang diarahkan tercapainya tujuan yang ditentukan. Dari istilah proses belajar dan mengajar terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama yang lain adapun tujuan belajar merupakan criteria untuk mencapai derajat mutu dan efisiensi pembelajaran itu sendiri. Perbuatan belajar adalah proses yang komplek. Proses itu sendiri sulit diamati, namun perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati berdasarkan perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar tersebut. Karena itu, untuk memahami suatu perbuatan belajar diperlukan kajian terhadap perbuatan itu secara unsuriyah. Belajar bahasa asing, seperti bahasa Arab (bagi non Arab), pada umunya mempunyai tujuan sebagai alat komunikasi dan ilmu pengetahuan (kebudayaan). Namun bahasa asing tidak dijadikan sebagai bahasa hidup sehari-hari, oleh karena itu motivasi belajar bahasa Arab lebih rendah daripada belajar bahasa ibu. Besar kecilnya motivasi belajar bahasa Arab mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Kedua ketika seorang anak kecil belajar bahasa ibu, otaknya masih bersih dan belum mendapat pengaruh bahasa-bahasa lain, oleh karena itu ia cenderung dapat berhasil dengan cepat. Sementara ketika orang non-Arab belajar Bahasa Arab, ia telah lebih dahulu menguasai bahasa ibunya, baik lisan, tulis, maupun bahasa berpikirnya. Karena itu ketika belajar bahasa Arab mengalami kesulitan, karena ia harus menyesuaikan sistem bahasa ibu kedalam sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi, struktur kata, struktur kalimat maupun sistem bahasa berpikirnya. Karena itu, ada beberapa prinsip utama yang harus diperhatikan dalam pembelajaran bahasa asing. ELEMENTARY Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
156
Pembelajaran bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan serta membina kemampuan bahasa Arab, baik secara aktif maupun pasif. Tujuan belajar berbahasa bukan hanya untuk menguasai kaidah-kaidah kebahasaan (kompetensi linguistik) saja, melainkan juga meliputi kemampuan menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi-fungsinya sebagai alat komunikasi dan sarana berpikir (kompetensi komunikatif). Membaca merupakan proses memahami dan merekonstruksi makna yang terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks bacaan merupakan interaksi timbale balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis antara pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta, dan informasi yang tertuang dalam teks bacaan. Informasi yang terdapat dalam bacaan merupakan informasi yang kasat mata atau dapat disebut dengan informasi visual. Pengetahuan dasar yang sebelumnya telah dimiliki pembaca merupakan informasi yang tersimpan dalam memori otak atau pikiran pembaca atau dapat disebut dengan sumber informasi nonvisual. Kedua macam sumber informasi tersebut perlu dimiliki secara berimbang oleh pembaca. Membaca merupakan kemampuan berbahasa reseptif, karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi dan pengetahuan baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan memungkinkan seseorang mempertinggi daya pikir, mempertajam pandangan dan memperluas wawasan. Menurut Finochiaro and Bonomo dalam Tarigan (2008: 9) mengatakan bahwa reading is bringing meaning to getting meaning from printed or written material. Membaca selalu berkaitan dengan bahasa, oleh karena itu keterampilan berbahasa selalu memiliki keterkaitan yang erat, contoh keterampilan menyimak dan berbicara selalu mendahului keterampilan membaca. Ketika seseorang membaca, maka terdapat bunyi dalam kerongkongan. Seseorang dapat membaca cepat jika mengetahui cara mengatakan dan mengelompokkan bunyi-bunyi tersebut. Oleh karena iti membaca merupakan memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. (Lado, 1976: 132). Setiap keterampilan berbahasa memiliki tujuan yang jelas. Dalam konteks keterampilan “membaca” tujuannya adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna; Rini Dwi Susanti Studi Analisis Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas Tinggi SD_
157
arti (meaning) berkaitan erat dengan maksud tujuan dalam membaca. Hal-hal penting yang berkaitan dengan membaca diantaranya (Anderson, 1972: 214): (a) Membaca untuk memperolah perincianperincian atau fakta-fakta (reading for details or facts) yaitu membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, sesuatu yang dibuat oleh tokoh, sesuatu yang terjadi pada tokoh atau untuk memecahkan masalah yang dibuat oleh tokoh. (b) Membaca untuk memperoleh ide utama (reading for main ideas), yaitu membaca untuk mengetahui hal-hal yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita serta merangkum hal-hal yang dialami, dihadapi serta dilakukan oleh tokoh dalam cerita (bacaan). (c) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization), yaitu membaca untuk menemukan apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, mulai dari urutan pertama sampai terakhir. (d) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference), yaitu membaca untuk menemukan atau mengetahui kualitas yang dimiliki tokoh dalam bacaan. (e) Membaca untuk mengelompokkan (reading for classify) yaitu membaca untuk menemukan hal-hal yang tidak biasa mengenai tokoh serta kebenaran cerita. (f) Membaca mengevaluasi (reading to evaluate), yaitu membaca untuk menemukan keberhasilan tokoh, dampak perilaku tokoh dalam cerita terhadap pembaca. Dan (g) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast) yaitu membaca untuk mengatahui pasang surut perjalanan tokoh dalam cerita (bacaan). Membaca sebagai sebuah keterampilan meliputi beberapa aspek, yaitu; keterampilan pertama, adalah kemampuan untuk mengenal bentukbentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar yang meliputi lembaran, lengkungan-lengkungan, garis dan titik-titik dalam hubungan berpola yang teratur rapi. Keterampilan kedua yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan gambar yang berpola dengan bahasa. Sedangkan keterampilan ketiga mencakup keseluruhan keterampilan membaca yang merupakan keterampilan intelaktual yaitu kemampuan menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui unsure-unsur bahasa yang formal dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut. Untuk mengembangkan keterampilan membaca, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru bahasa terhadap kemampuan peserta didiknya adalah melaui pertama, memperkaya kosa kata yaitu: (a) memperkenalkan sinonim, ELEMENTARY Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
158
antonim, paraphrase, kata-kata yang berdasar sama, (b) memperkenalkan imbuhan; awalan, sisipan dan akhiran, (c) mengira-ngira makna kata dari konteks atau hubungan kalimat, dan (d) menjelaskan arti kata abstrak dengan menggunakan bahasa ibu. Kedua, memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dengan melalui banyak latihan. Ketiga, memberikan dan menjelaskan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah peribahasa dan lain-lain. Keempat, menjamin serta memastikan pemahaman para pelajar melalui (a) mengemukakan berbagai pertanyaan terhadap kalimat yang sama, (b) mengemukakan pertanyaan, yang jawabannya dapat ditemukan peserta didik kata demi kata dalam bacaan, (c) membuat rangkuman paragraph, (d) menanyakan ide pokok paragraph, (e) menemukan kata-kata yang melukiskan seseorang atau suatu proses.dan (f) menunjukkan kalimat-kalimat yang kurang baik susunannya dan peserta didik tahu cara menempatkan susunan yang benar. Kelima, meningkatkan kecepatan membaca melalui; ukuran waktu membaca, efiseinsi waktu membaca, menghidari gerakan bibir ketika membaca dalam hati dan dijelaskan tujuan khusus dalam membaca kepada peserta didik. (Tarigan, 2008: 14-16). Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan membaca, khususnya teks-teks berbahasa asing dalam hal ini adalah teks berbahasa Arab diantaranya: (1) Memperluas pengalaman peserta didik, sehingga mereka dapat memahami keadaan dan seluk-beluk kebudayaan; (2) Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa)dan makna-makna kata-kata baru. (3) Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau symbol; (4) Membantu peserta didik memahami struktur-struktur kalimat yang tidak begitu mudah bagi peserta didik. (5) Mengajarkan keterampilanketerampilan pemahaman (comprehension skill). dan (6) Membantu pembaca untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca. Membaca pemahaman adalah kemampuan atau keterampilan menangkap pengetahuan dari informasi yang disajikan dalam bentuk tertulis. Membaca pemahaman merupakan suatu proses berfikir yang dapat memberikan kesadaran pada peserta didik untuk mengerti gagasan-gasan yang sesuai dengan latar belakang pengalaman dan mengintepretasikannya sesuai dengan kebutuhan dan tujuan membaca. Kegiatan membaca pemahaman dilandasi oleh aspek psikologis yang terdiri dari (a) kapasitas tulisan, (b) pengalaman pendidikan, (c) Rini Dwi Susanti Studi Analisis Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas Tinggi SD_
159
kemampuan untuk berkonsentrasi, (d) tujuan yang ingin diharapkan oleh pembaca. (Kennedy, 1981:193). Membaca pemahaman juga melibatkan faktor-faktor pembaca, teks, dan isi pesan yang disampaikan oleh penulis. Dalam hal ini menyangkut proses kognitif yaitu membaca yang melibatkan penalaran. Pembaca berusaha menemukan dan memahaMI informasi yang dikomunikasikan oleh pengarang. a. Tujuan Membaca Pemahaman Secara umum membaca mempunyai tujuan untuk menangkap maksud orang lain yang dituliskan untuk mencari dan memperoleh informasi untuk menangkap makna. Tarigan (1985:9) menyatakan bahwa tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi yang mencakupisi dan memahami makna bacaan. Menurut Nurhadi (1991:13) menyatakan bahwa tujuan membaca adalah (1) memahami secara detail isi bacaan, ide pokok/gagasan dan informasi secara tepat (2) Memahami makna kata- kata dan peristiwa penting yang terjadi di dunia. Dengan demikian tujuan membaca adalah untuk mendapatkan informasi, memahami isi bacaa secara mandiri dengan berfikir aktif dan kreatif sebagai upaya untuk memperluas wawasan dan pemahaman yang menyeluruh. Tahapan dalam membaca pemahaman yaitu intepretasi, hal ini bertujuan untuk menemukan makna atau arti yang tepat. Sebagaimana dikemukakan oleh Harris (1981:447) menjelaskan inti pemahaman adalah comprehension is the meaningful interpretation of written or printed verbal symbols and the heart of reading comprehension is aobtaining appropriate meaning. b. Jenis-jenis Membaca Pemahaman Tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran membaca meliputi membaca nyaring dan membaca dalam hati. Ditinjau dari aspek terdengar atau tidaknya suara pembaca, maka proses membaca dibagi menjadi dua, yaitu (1) membaca nyaring, bersuara dan lisan (2) membaca dalam hati (Tarigan, 1985:22-23) Yang perlu diperhatikan dalam membelajarkan membaca adalah (Darmiyati Zuhdi dan Rofiuddin, 2001:32): (a) pengembangan aspek social anak, (b) perkembangan fisik, dan (c) perkembangan kognitif. Sedangkan ditinjau dari ilmu pendidikan, jenis membaca pemahaman
ELEMENTARY Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
160
meliputi: (a) pemahaman terjemahan, (b) pemahaman penafsiran dan (c) pemahaman ekstrapolasi yaitu kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, terirat dan tersurat. Dalam pandangan lain disebutkan bahwa membaca pemahaman dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu pemahaman secara harfiah, pemahaman secara kesimpulan dan pemahaman secara kritis (Kennedy, 1981: 213). Ketiga hal itu sebenarnya saling bersinergi dan tidak dapat dipisahkan untuk menemukan makna bacaan. c. Strategi membaca pemahaman Pada dasarnya strategi membaca menggambarkan keadaan pembaca dalam memproses bacaan sehingga dapat memperoleh pemahaman terhadap bacaan. Strategi membaca pemahaman dengan prosedur bottomup dan ada yang meningkatkan proses top-down. Tiga model membaca meliputi ; model menurun, model naik dan model interaktif. Ketiga model membaca memliki kesamaan yaitu pembaca dan wacana bacaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan berbahasa, kemampuan berfikir dan motivasi belajar. Faktor-faktor tersebut disesuaikan dengan kondisi usia dan psikologis pembaca, khususnya peserta didik. Menurut Burns bahwa membaca pemahaman terdiri empat tingkatan, yaitu pemahaman literal (literal comprehension), pemahaman interpretatif (interpretative comprehension), pemahaman kritis (critical comprehension) dan pemahaman kreatif (creative comprehension). Syafi’ie (1999: 31) mengatakan bahwa pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini diperoleh dengan memamhami arti kata, kalimat dan paragraf dalam konteks bacaan itu seperti apa adanya. Dalam pemahaman literal ini tidak terjadi pendalaman pemahaman terhadap isi inforasi bacaan. Yang terjadi hanya mengenal dengan mengingat apa yang tertulis dalam bacaan. Untuk membangun pemahaman literal, dapat digunakan kata tanya apa, siapa, kapan, bagaimana, dan mengapa. Membaca interpretatif merupakan kegiatan membaca yang berusaha memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks bacaan. Dalam membaca literal pembaca hanya mengenal apa yang tersurat saja. Sedangkan dalam membaca interpretatif, pembaca ingin juga mengetahui
Rini Dwi Susanti Studi Analisis Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas Tinggi SD_
161
apa yang disampaikan penulis secara tersirat. Pemahaman interpretatif harus didahului pemahaman literal yang aktivitasnya berupa: menarik kesimpulan, membuat generalisasi, memahami hubungan sebab-akibat, membuat perbandingan-perbandingan, menemukan hubungan baru antara fakta-fakta yang disebutkan dalam bacaan. Pada aspek membaca selanjutnya adalah membaca kritis yaitu membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu teks bacaan dengan jalan melibatkan diri sebaik-baiknya ke dalam teks bacaan itu. Menurut Burns membaca kritis adalah mengevaluasi materi tertulis, yakni membandingkan gagasan yang tercakup dalam materi dengan standar yang diketahui dan menarik kesimpulan tentang keakuratan, dan kesesuaian. Selanjutnya adalah membaca kreatif merupakan tingkatan membaca pemahaman pada level yang paling tinggi. Dalam membaca kreatif, pembaca memanfaatkan hasil membacanya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya. Proses membaca kreatif ini menurut Syafi’ie dimulai dari memahami bacaan secara literal kemudian menginterpretasikan dan memberikan reaksinya berupa penilaian terhadap bacaan, dilanjutkan dengan mengembangkan pemikiran-pemikiran sendiri untuk membentuk gagasan, wawasan, pendekatan dan pola-pola pikiran baru. Jadi pada dasarnya dalam proses membaca mempunyai keterkaitan mulai dari membaca literal, intepretatif, kritis dan kreatif. Dalam bahasa Arab kemampuan membaca juga meliputi membaca nyaring ( )القراءة الصائتةdan membaca diam ()القراءة الصامتة. Yang Membedakan antara bahasa Arab dengan bahasa lainnya, bahwa dalam mempelajari bahasa Arab bagi orang non-Arab untuk dapat membaca “nyaring” (keras) seseorang harus mengkaji banyak ilmu yang terkait dengan linguistiknya; yaitu mulai dari fonem ( )الصوتdalam kajian fonologi yang mengkaji bagaimana bunyi-bunyi dalam bahasa Arab, dan nahwu ()النحو. Tujuan dalam membaca pemahaman dapat berupa pemahaman literal, pemahaman kritis, pemahaman interpretatif sampai dengan pemahaman kreatif, sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang bermanfaat dari hasil membaca pemahaman yang dilakukan.
ELEMENTARY Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
162
D. Hasil Penelitian Pembelajaran yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Kriyan di mulai jam 07.35 dengan kegiatan morning activity. Namun seluruh peserta didik masuk sekolah dimulai masuk sekolah pukul 07.00, Kegiatan rutin yang dilakukan mulai pukul 07.00 tersebut adalah apel dan ikrar dan sholat Dhuha sampai pukul 07.35. Untuk peserta didik di kelas rendah, kelas I-III pembelajaran dilaksanakan sampai pukul 12.00 siang. Sedangkan untuk kelas tinggi yaitu kelas IV-V, kegiatan pembelajaran sampai pukul 13.00. Pembelajaran Mata pelajaran bahasa Arab yang diajarkan di SD Muhammadiyah Kriyan termuat dalam struktur kurikulum sekolah. Mata pelajaran ini masuk dalam mata pelajaran Mulok atau muatan lokal. Mata pelajaran mulok yang diajarkan di sekolah ini meliputi “ngaji morning/ TPQ”, bahasa Jawa, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab. Pengembangan materi pembelajaran bahasa arab dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh DIKDASMEN PC Muhammadiyah. Karena SD Muhammadiyah Kriyan tergolong sekolah baru maka pengembangan materi pembelajarannya belum dapat dikatakan maksimal. Dalam pengayaan materi guru yang mengampu mata pelajaran ini melakukan pengembangan materi sendiri, disesuaikan dengan kemampuan dan input peserta didik di sekolah. Mata pelajaran Bahasa Arab di SD muhammadiyah Kriyan diberlakukan untuk mulai kelas III sampai kelas V. Sampai tahun ajaran 2011/2012 jumlah kelas hanya sampai pada kelas V, karena usia sekolah ini baru berusia 5 tahun. (hasil wawancara, dengan kepala Sekolah Akhmad Fauzan) Alokasi waktu pembelajaran mata pelajaran Bahasa Arab adalah dua jam mata pelajaran dalam satu minggu. Satu jam pelajaran 35 menit, jadi dalam satu minggu peserta didik menerima materi bahasa Arab hanya satu kali tatap muka yaitu 2 x 35 menit. Mungkin ditinjau dari ketersediaan waktu tidak cukup signifikan untuk dapat memenuhi target pembelajaran yang diinginkan. Berdasarkan kurikulum yang dijadikan acuan pembelajaran di SD Muhammadiyah Kriyan, mata pelajaran bahasa Arab hanya diberlakukan untuk kelas III, IV dan V. Dari data input peserta didik dari ketiga kelas tersebut beragam, ada yang dari sekolah umum dan ada yang berasal dari sekolah berbasis Islam. Untuk peserta didik yang dari sekolah berbasis Rini Dwi Susanti Studi Analisis Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas Tinggi SD_
163
Islam bahasa Arab, teks Arab, bukan merupakan hal baru. Sedangkan untuk peserta didik yang dari sekolah umum materi tersebut cukup sulit. Dilihat dari standar ketuntasan minimal belajar yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran bahasa Arab adalah 60%. Ini sangat berbeda dengan dua bahasa lainnya yaitu bahasa Inggris dan bahasa Jawa yaitu 65%. Mengingat input kemempuan peserta didik yang tidak merata dalam memahami dan mengenal bahasa Arab. Adapun pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab meliputi; 1. Kegiatan Pembelajaran Awal Sebelum melaksanakan pembelajaran guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di awal kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, guru mengkondisikan peserta didik sebelum memulai kegiatan belajar. peserta didik telah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan yang akan dibelajarkan. Guru dalam hal ini mengkondisikan peserta didik dalam kegiatan belajar dan guru akan lebih terbantu dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Dalam hal pengelolaan kelas, guru sangat leluasa mengingat jumlah siswa yang tidak terlalu banyak 12 orang, sehingga tidak banyak kesulitan. Kegiatan awal ini didahului dengan membaca salam dan doa belajar secara bersama-sama, kemudian guru memberikan pengantar sebelum peserta didik memulai pelajaran. 2. Kegiatan Inti Pembelajaran Khusus mata pelajaran bahasa Arab di kelas empat dilaksanakan satu hari dalam satu minggu yaitu hari Selasa jam kedua dan ketiga satu kali tatap muka dengan alokasi waktu dua kali 35 menit. setelah sholat Duha dan satu kali tatap muka pada jam terakhir dengan alokasi waktu dua kali tiga puluh lima menit. Berdasarkan hasil pengamatan, dan wawancara diperoleh gambaran bahwa pada dasarnya pembelajaran bahasa Arab selama ini berjalan monoton. Bahasa Arab, selama ini masih belum disampaikan dengan baik. Dalam penyampaiannya, guru masih menggunkan metode yang cenderung standar, seperti metode ceramah, sehingga siswa menganggap pembelajaran bahasa Arab menjadi mata pelajaran yang kurang diminati melihat cara guru yang menyampaikanya masih monoton. Pengelolaan kelas juga masih kurang variatif dan kreatif, maka hal itu juga yang ELEMENTARY Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
164
menyebabkan para siswa kurang antusias dalam belajar. Kurang tepatnya guru dalam mengunakan pedekatan dalam pembelajaran diduga menjadi penyebab kurang nyamannya situasi belajar yang pada akhirnya minat siswa dalam belajar menurun. Pengayaan materi yang dilakukan oleh guru belum terlalu signifikan karena bahan ajar yang digunakan adalah dirancang dan dibuat oleh guru mata pelajaran itu sendiri. Selain itu input peserta didik juga beragam dalam menerima materi ajar. Bagi siswa yang memiliki latar belakang pendidikan keagamaan yang cukup, dan telah mengenal bahasa Arab, hal ini tidak terlalu sulit. Namun bagi peserta didik yang memiliki latar belakang pendidikan agama (Islam) kurang atau belum terlalu mengenal bahasa Arab, maka hal ini cukup merepotkan bagi guru. Oleh karena itu pola pembelajaran yang dilakukan oleh guru disesuaikan dengan keadaan peserta didik. Sehingga dalam pembelajaran tidak terjadi keseimbangan dalam peneriamaan materi. Guru menyampaikan materi membaca teks Arab diawali dengan pengenalan kosa kata dan tata bahasa (nahwu, shorof). Baru pada pola membacakan materi ajar. Teks bacaan yang diajarkan tidak berdasarkan tema, namun lebih pada penyesuaian dengan matei qowaidnya. Dari teks bahasa Arab yang dibaca, masing-masing peserta didik memiliki kemampuan yang beragam. Pola keterampilan membaca yang diajarkan bertahap, berawal dari pola membaca nyaring kemudian baru mengerucut pada membaca pemahaman, memahami makna yang terkandung dalam bacaan. Berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran, dari hasil pengamatan, guru tidak terlalu menggunakan media yang beragam. Hanya buku ajar yang dijadikan alat pembelajaran. Mengingat keterbatasan dan terkadang kesiapan gurau dalam mengajar. 3. Kegiatan Penutup Pembelajaran Kegiatan penutup pembelajaran guru, memberikan reinforcement dan meminta feed back kepada peserta didik tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menyampaikan beberapa hasil evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menerima materi. Kegiatan penutup pembelajaran dengan dilakukan; ketua kelas memimpin doa mengakhiri kegiatan pembelajaran. Guru, pada akhir Rini Dwi Susanti Studi Analisis Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas Tinggi SD_
165
kegiatan pembelajaran, memberikan feed back dan reinforcement dengan menanyakan kembali materi pembelajaran yang dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dibelajarkan. Guru memberikan informasi, bahwa peserta didik yang belum tuntas menjawab soal-soal evaluasi dalam pembelajaran, dapat mengulanginya pada kegiatan pembelajaran berikutnya. (a) Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman di kelas IV Teks bacaan yang diajarkan untuk kelas IV beragam. Karena pada dasarnya pembelajaran bahasa Arab untuk kelas ini lebih diutamakan pada aspek gramatikal dan kosa kata. Menurut hasil wawancara bahwasannya kemampuan peserta didik yang belajar bahasa Arab ketika masuk pada tataran keterampilan ”membaca” tidak langsung serta merta diberi teks bacaan. Tapi pengenalan kosa kata dan gramatikal lebih diutamakan. Dari hasil pengamatan dokumentasi materi ajar yang digunakan berisi susunan materi yang dimulai dengan pengenalan gramatika (qowaid) baru kemudian menyusul pengenalan kosa kata. Secara spesifik jenis teks bacaan yang digunakan tidak tertulis dalam buku materi ajar tersebut. Menurut guru pengampu mata pelajaran bahasa Arab teks bacaan yang diberikan temanya acak. Dari aspek jumlah paragraf tidak banyak. Hanya satu paragraf saja sebagai latihan awal untuk membaca teks berbahasa Arab untuk dapat dibaca dan dipahami. Pada dasarnya pengenalan bahasa Arab lebih diutamakan pada pengenalan kosa kata yang termaktub dalam bacaan, kemudian teknik membaca yang benar dilanjutkan dengan memaknai atau menerjemahkan isi bacaan secara keseluruhan. Penggunaan Ilmu nahwu atau shorof (qowai) hanya sebagai alat untuk mengetahui kebenaran susunan kalimat. Dibanding dengan bahasa yang lain, bahasa Arab memiliki keunikan, baik dari aspek perubahan kata maupun susunan kalimatnya. Hal ini yang membuat sebagaian peserta didik tidak terlalu minat dengan bahasa Arab. (b) Tingkat Kemampuan Peserta Didik dalam Membaca Pemahan Teks Berbahasa Arab. Untuk mengembangkan keterampilan membaca, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru bahasa terhadap kemampuan peserta didiknya adalah melaui pertama, memperkaya kosa kata yaitu: (a) memperkenalkan sinonim, antonim, paraphrase, kata-kata yang berdasar ELEMENTARY Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
166
sama, (b) memperkenalkan imbuhan; awalan, sisipan dan akhiran, (c) mengira-ngira makna kata dari konteks atau hubungan kalimat, dan (d) menjelaskan arti kata abstrak dengan menggunakan bahasa ibu. Kedua, memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dengan melalui banyak latihan. Ketiga, memberikan dan menjelaskan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah peribahasa dan lain-lain. Keempat, menjamin serta memastikan pemahaman para pelajar melalui (a) mengemukakan berbagai pertanyaan terhadap kalimat yang sama, (b) mengemukakan pertanyaan, yang jawabannya dapat ditemukan peserta didik kata demi kata dalam bacaan, (c) membuat rangkuman paragraph, (d) menanyakan ide pokok paragraph, (e) menemukan kata-kata yang melukiskan seseorang atau suatu proses.dan (f) menunjukkan kalimatkalimat yang kurang baik susunannya dan peserta didik tahu cara menempatkan susunan yang benar. Kelima, meningkatkan kecepatan membaca melalui; ukuran waktu membaca, efiseinsi waktu membaca, menghidari gerakan bibir ketika membaca dalam hati dan dijelaskan tujuan khusus dalam membaca kepada peserta didik. (Tarigan, 2008: 1416). Dari hasil wawancara dengan guru bahasa Arab ( 9 jui 2012) dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan membaca teks berbahasa Arab cukup bervariasi dari aspek metode pembelajrannya. Namun untuk sampai pada pada teknik memahami utuh isi bacaan memerlukan waktu yang cukup lama. Alokasi waktu pembelajaran 2 x 35 menit dalam satu kali pertemuan itu tidak cukup. Maka perlu waktu khusus atau pertemuan berikutnya khusus untuk materi bacaan. Tahapan-tahapan dalam pengenalan bacaan tidak seperti mengajar bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Arab memang dimulai dari kelas III ke atas dengan asumsi bahwasannya bekal pengetahuan dan teknik membaca yang “benar” sudah dimiliki oleh peserta didik. Jadi tidak perlu mengulang-ulang teknik membaca yang benar dulu baru memahami isi bacaan. Untuk Menghasilkan kemampuan yang cukup signifikan, guru dapat melakukan terobosan-terobosan untuk meningkatkan kemampuan membaca, khususnya teks-teks berbahasa asing (Arab) diantaranya: (1) Memperluas pengalaman peserta didik, sehingga mereka dapat Rini Dwi Susanti Studi Analisis Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas Tinggi SD_
167
memahami keadaan dan seluk-beluk kebudayaan; (2) Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa)dan makna-makna kata-kata baru. (3) Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau symbol; (4) Membantu peserta didik memahami struktur-struktur kalimat yang tidak begitu mudah bagi peserta didik. (5) Mengajarkan keterampilan-keterampilan pemahaman (comprehension skill). Dan (6) Membantu pembaca untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca. Dari keenam teknik tersebut, tentu tidak semuanya dapat dilakukan dalam satu waktu. Perlu waktu yang cukup untuk sampai pada tingkat pemahaman mendalam. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan berbahasa, kemampuan berfikir dan motivasi belajar. Faktor-faktor tersebut disesuaikan dengan kondisi usia dan psikologis pembaca, khususnya peserta didik. Dari aspek kemampuan berbahasa, berfikir dan motivasi belajar membaca peserta didik kelas IV belum dapat dikatakan maksimal. Secara peerkembangan kognitif peserta didik secara umum belum merata. Faktor latar belakang pendidikan peserta didik masih menjadi kendala. Selain itu kedudukan mata pelajaran bahasa Arab baik dari aspek kurikulum maupun pelaksanaan pembelarannya bukan menjadi mta pelajaran yang prioritas. Belajar bahasa Arab bukan merupakan keharusan sehingga berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik. Dapat dikatakan bahwa pelajaran bahasa Arab secara umum masih sebatas supplement bukan yang utama. Untuk membelajarkan peserta didik sampai pada tataran membaca pemahaman perlu langkah-langkah yang gradual (bertahap). Menurut Burns bahwa membaca pemahaman terdiri empat tingkatan, yaitu pemahaman literal (literal comprehension), pemahaman interpretatif (interpretative comprehension), pemahaman kritis (critical comprehension) dan pemahaman kreatif (creative comprehension). Ke empat tingkatan atau tahapan dalam mengembangkan kemampuan membaca pemahaman bagi peserta didik tersebut bukan hal yang mudah apalagi dalam membaca teks berbahasa Arab. Ketika peserta didik hanya mampu pada tahapan pemahaman literal dan pemahaman intepretatif, ini dirasa cukup mewakili apa yang menjadi kebutuhan peserta didik untuk sampai pada kemampuan memahami teks bacaan. ELEMENTARY Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
168
Secara psikolgis peserta didik juga mengalami hambatan, Karena dari kedua belas peserta didik tidak semuannya antusias. Kalau dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran hasilnya ada yang cukup baik diatas angka 80. Namun menurut guru pengampu bahasa Arab, bahwa pembelajaran bahasa Arab senantiasa diusahakan untuk diprioritaskan, Karena ada target ke depan bahwa bahasa Arab kelak dijadikan bahasa komunikatif dalam pembelajaran maupun dalam percakapan sehari-hari. (c) Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman pada Mata pelajaran Bahasa Arab
Keberlangsungan sebuah proses pembelajaran tidaklah serta merta menjadi hal yang mudah untuk dilksanakan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Disamping faktor pendukung, tidak sedikit juga yang mengalami hambatan-hambatan, sehingga pelaksanaan pembelajaran berjalan tidak maksimal. Berikut ini adalah hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan atau faktor pendukung pembelajaran bahasa Arab, khususnya adalah pengembangan kemampuan membaca pemahaman. (1) Faktor pendukung Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pelaksanakaan pembelajaran bahasa Arab, diantaranya adalah faktor internal dan eksternal baik yang datang dari guru dan peserta didik. Ditinjau dari aspek guru, mulai dari kesiapan fisik, materi dan metode pembelajaran cukup dikatakan siap. Karena sebelum guru melaksanakan pembelajaran sudah mempersiapkan materi yang dengan baik (terbukukan), dibuat secara individual. Ditinjau dari aspek eksternal guru, lingkungan dan suasana pembelajaran yang cukup representatif sangat mendukung keberhasilan pembelajaran. Pengaturan jadwal atau penempatan jadwal yang tidak terlalu siang menjadikan pembelajaran bahasa Arab mudah disampaikan, karena peserta didik kondisinya masih fresh. (b) Faktor Penghambat Faktor penghambat menjadi faktor yang membuat pembelajaran bahasa Arab menjadi berjalan kurang maksimal. Faktor internal peserta didik diantaranya adalah faktor input peserta didik yang tidak merata. Kemempuan membaca teks berbahasa Arab setiap peserta didik beragam.
Rini Dwi Susanti Studi Analisis Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas Tinggi SD_
169
Jika siswa berasal dari latar belakang pendidikan agama yang cukup memadai, maka ketika peserta didik melaksanakan kegiatan membaca saja, banyak peserta didik dengan mudah dapat membaca cepat. Dan ini dapat berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik untuk cepat memahami isi materi bacaan. Apalagi jika peserta didik itu dari latar belakang yang sudah memahami kaidah bahasa Arab (nahmu/shorof), maka dengan mudah mereka dapat beradaptasi dan cepat memahami isi teks bacaan. Tipologi peserta didik yang seperti ini biasanya yang memiliki latar belakang pendidikan di Madrasah Diniyah. Ditinjau dari aspek materi, ada banyak kendala yang dihadapi oleh guru pengampu dalam pengayaan materi. Selama kurun waktu pelaksanaan pembelaran bahasa Arab guru hanya mengandalkan buku ajar yang hanya satu jenis. Isinya diprioritaskan pada pembelajaran kaidah-kaidah gramatikal (nahwu/shorof) dan kosa kata yang tidak cukup variatif. Hal inilah yang mungkin bagi peserta didik mengalami kejenuhan. Hal ini tampak pada antusiasme peserta didik dalam menerima materi. Khusus materi ajar, teks bacaan berbahasa Arab tidak dikembangkan secara maksimal. Guru hanya menggunakan teks-teks sederhana, sebagai pendukung pemahaman kaidah bahasa Arab atau kosa kata. Penggunaan media atau alat peraga pendukung pembelajaran kurang begitu maksimal. Media belajar yang digunakan masih hanya sebatas buku ajar saja. Media pendukung lainnya tidak cukup tersedia. Kedudukan mata pelajaran bahasa Arab yang masih pada tataran mata pelajaran muatan lokal, hal ini menjadikan bahasa Arab belum menjadi mata pelajaran prioritas atau utama. Nilai ketuntasan minimal untuk mata pelajaran bahasa Arab masih rendah yaitu 65%, hal ini juga yang membuat mata pelajaran tersebut pada pelaksanaannya kurang maksimal. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa secara umum masih banyak peserta didik yang nilainya pada batas minimal. Proses pengembangan keterampilan membaca masih pada tataran membaca literal dan intepretatif yang belum maksimal. Hal ini dikarenakan prioritas guru dalam mengembangkan keterampilan tersebut belum menjadi prioritas. Pengenalan kosa kata dan pemahaman kaidah bahasa Arab masih menjadi priritas guru. Padahal dalam mengasah keterampilan berbahasa keempat keterampilan bahasa itu harus dikembangkan ELEMENTARY Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
170
secara utuh, termasuk membaca. Karena kemampuan membaca teks Arab dengan baik bahkan sampai pada tahapan pemahaman sangat membantu kemampuan peserta didik dalam membaca dan memahami mata pelajaran Agama Islam lainnya di sekolah. E. Simpulan Pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dan pengembangan kemampuan membaca pemahaman yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Kriyan Kalinyamatan di kelas IV secara umum berjalan dengan baik, artinya dari aspek penggunaan waktu, pemanfaatan sumber belajar, fasilitas yang tersedia, semuanya berjalan cukup baik. Pembelajaran dilakukan pada alokasi waktu yang cukup baik yaitu jam 07.35-08.25, atau 2 x 35 menit waktu belajar. Pola penerapan pembelajran membaca pemahaman pada materi teks Arab masih belum terlaksana secara maksimal, karena guru masih lebih memprioritaskan pengenalan kosa kata dan kaidah bahasa Arab. Sedangkan untuk membaca teks Arab lebih ditekankan pada aspek membaca literal dan membaca inepretatif belum sampai pada tataran membca kritis dan kreatif. Untuk tingkat kemampuan peserta didik dalam membaca pemahaman masih beragam. Dilihat dari aspek input peserta didik yang berlatar belakang pendidikan agama Islam yang cukup memadai (madrasah diniyah) membaca teks berbahasa Arab merupakan hal yang cukup mudah karena bukan materi yang asing. Peserta didik cukup lancer dan membaca cepat dalam membaca teks Arab. Sedangkan untuk peserta didik yang belum mengenal materi bahasa Arab atau tidak berlatar belakang dari sekolah yang berbasis Agama (Madarasah diniyah) membaca teks Arab menjadi hal yang cukup sulit. Hal ini guru perlu usaha keras untuk memahamkan materi tersebut dengan hatihati. Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada teks berbbahasa Arab di SD Muhammadiyah Kriyan tentunya menemukan berbagai kendala di samping faktor pendukung. a.
Faktor pendukung, dalam hal ini faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pelaksanakaan pembelajaran bahasa Arab, diantaranya adalah faktor internal dan eksternal baik yang datang dari guru dan peserta didik. Ditinjau dari aspek guru, mulai dari kesiapan fisik, materi dan metode pembelajaran cukup dikatakan siap. Karena sebelum guru Rini Dwi Susanti Studi Analisis Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas Tinggi SD_
171
melaksanakan pembelajaran sudah mempersiapkan materi yang dengan baik (terbukukan), dibuat secara individual. Ditinjau dari aspek eksternal guru, lingkungan dan suasana pembelajaran yang cukup representatif sangat mendukung keberhasilan pembelajaran. Pengaturan jadwal atau penempatan jadwal yang tidak terlalu siang menjadikan pembelajaran bahasa Arab mudah disampaikan, karena peserta didik kondisinya masih fres. b. FaktorPenghambat, dalam hal ini meliputi faktor internal peserta didik yaitu faktor input peserta didik yang tidak merata. Kemempuan membaca teks berbahasa Arab setiap peserta didik beragam. Peserta didik yang latar belakang pendidikan agama yang cukup memadai, maka kemampuan membacanya mudah dapat membaca cepat. Dan ini dapat berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik untuk cepat memahami isi materi bacaan. Ditinjau dari aspek materi selama kurun waktu pelaksanaan pembelaran bahasa Arab guru hanya mengandalkan buku ajar yang hanya satu jenis. Isinya diprioritaskan pada pembelajaran kaidah-kaidah gramatikal (nahwu/ shorof) dan kosa kata yang tidak cukup variatif. Teks bacaan berbahasa Arab tidak dikembangkan secara maksimal. Guru hanya menggunakan teks-teks sederhana, sebagai pendukung pemahaman kaidah bahasa Arab atau kosa kata. Media belajar yang digunakan masih hanya sebatas buku ajar saja. Media pendukung lainnya tidak cukup tersedia. Kedudukan mata pelajaran bahasa Arab yang masih pada tataran mata pelajaran muatan lokal, hal ini menjadikan bahasa Arab belum menjadi mata pelajaran prioritas atau utama.
ELEMENTARY Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
172
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Jalaluddin Al-Suyuthy, tt, al-Muzhir fi Ulûm al-Lughah wa Anwa’ihâ,Beirut Libanon:Dâr al-Fikr, , vol I Ahmad Rafiuddin dan Darmiyati Zuhdi. (2001). Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang. Burns, Paul C, Betty D Roe, dan Elinor P. ross. 1996. Teaching reading in Elementary Schools. New Jersey: Houghton Mifflin. Cox, Carole. 1998. Teaching Language Arts. A student-and responsecentered classroom. Boston: Allyn and Bacon. Farida Rahim. (2007). Pembelajaran membaca di sekolah dasar, Jakarta: BuMI Aksara Farris, Pamela J. 1993. Language Arts: A Process Aproach. Wisconsin: Brown & Benchmark Publishers. Harjasujana& Yati Mulyati, (1997). Membaca 2, Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikdasmen. Harris, J. D & Sipay, R.E .(1985). How to increase reading ability: a guide to developmental and remedial methods, Colombus: carles E. Maerrill Publishing Co. Iskandarwasid 7 Suhendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Romiakarya Kennedy, R. (1981). Methode in teaching development reading. Scond Edition, Ilinois: FE Peacock Publisher, inc. Kolker, Brenda: 1988. Prosessing Print. Dalam J. Estill Alexander. Teaching Reading, Boston. Scott. Foresman and Company. Nurhadi. (1991). Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca. Bandung: CV Sinar Baru Tarigan, H.R. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Yusuf Samili, 1998. Al-Lughoh al Arabiyah wa Turuqu Tadrisiha Nadhoriyatan wa Tatbiqon. Bairut: Maktabah al Ashriyah Kurikulum SD Muhammadiyah Kriyan 2011 www.sdmuhkriyan.sch.id
Rini Dwi Susanti Studi Analisis Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Kelas Tinggi SD_