Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, Pebruari 2014
Vol 2 No 1: 1-11
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai Pengendali Infestasi Argulus sp pada Ikan Komet (Carassius auratus auratus) The Extract of Moringa oleifera Leaves as a Controller of Argulus sp Infestation on Comet Fish (Carassius auratus auratus) Farika E. Y1, N. A. Suratma2, I. M. Damriyasa2* 1 Program Studi Magister Kedokteran Hewan Unud Jl. PB Sudirman, Denpasar 2 Laboratorium Parasitologi FKH Unud Jl. PB. Sudirman, Denpasar *Corresponding Author E-mail:
[email protected] ABSTRACT The purpose of this study was to examine the effect of the extract of Moringa oleifera leave on Argulus sp infestation in comet fish, and determine an optimal concentration and time. Moringa oleifera leave was extracted using ethanol 96%. In total, 25 comet fishes (Carassius auratus auratus) were used in this research, in which infested by one to five individuals of Argulus sp per fish. This research used pretest and posttest design with four treatments of extract concentration of Moringa oleifera leave, namely, TI 25 mg/l, TII 37.5 mg/l, TIII 50 mg/l, TIV 62.5 mg/l, and T0 without extract as a control. Each treatment was imposed on five comet fishes. The parameter of this study was the amaount of Argulus sp released from the body of the fish. The results showed that the extract of Moringa oleifera leave had an effect on ectoparasite on comet fish. There was an indication that the more concentration of the extract of Moringa oleifera leave, the more Argulus sp released, although statistically, it was not significant (P>0.05). The optimal time of giving the extract of Moringa oleifera leave to Argulus sp infestation was 12-h. Key words: Comet fish, Ectoparasite Argulus sp, Moringa oleifera ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap infestasi Argulus sp pada ikan komet (Carassius auratus auratus) serta menentukan konsentrasi dan interval waktu optimal pemberian ekstrak tersebut. Ekstraksi daun kelor menggunakan ethanol 96%. Ikan komet yang digunakan sebanyak 25 ekor yang terinfestasi Argulus sp dengan jumlah rata-rata infestasi Argulus sp pada masingmasing ikan antara satu sampai lima ektoparasit. Rancangan pretest dan posttest digunakan dalam penelitian ini dengan empat perlakuan konsentrasi yang berbeda yaitu PI 25 mg/l, PII 37,5 mg/l, PIII 50 mg/l, PIV 62,5 mg/l dan P0 tanpa ekstrak sebagai kontrol. Masing-masing perlakuan diberikan kepada lima ekor ikan komet. Parameter yang diukur adalah jumlah ektoparasit (Argulus sp) yang lepas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor mempunyai efek terhadap ektoparasit pada ikan komet. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun kelor semakin banyak jumlah Argulus sp yang terlepas, walaupun secara statistik dampak tersebut tidak bermakna (P>0,05). Interval waktu optimal pemberian ekstrak daun kelor terhadap infestasi Argulus sp adalah 12 jam. Kata kunci: Ikan komet, Ektoparasit Argulus sp, Moringa oleifera 1
Farika et al.
Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, Pebruari 2014
(2010)
PENDAHULUAN
melaporkan
bahwa
infestasi
Pada usaha kegiatan budidaya ikan di
ektoparasit Argulus sp pada ikan dapat
Indonesia, ikan hias air tawar atau ikan
terjadi pada bagian permukaan tubuh,
hias air laut secara ekonomi mengalami
sirip, kepala, dan insang.
perkembangan sebagai komoditas ekspor
Yusuf et al. (2009) menyatakan
yang dapat menyumbang devisa negara
bahwa infeksi penyakit pada ikan dapat
(Hardjosoemitro, 2011; Yusuf et al.,
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pakan,
2009). Hardjosoemitro (2011) menyatakan
tingkat stres, dan kualitas air. Selain itu,
bahwa keberadaan ikan hias air tawar
Rohlenova et al. (2011) melaporkan
khususnya jenis komet selain sebagai
bahwa infeksi ektoparasit atau endoparasit
objek wisata dan untuk budidaya, juga
pada
mempunyai kontribusi untuk kepentingan
perubahan temperatur air, faktor fisiologi
pendidikan serta penelitian. Namun, dalam
(umur, ukuran, dan jenis kelamin), serta
pengembangannya ikan komet (Carassius
imunoekologi.
ikan
dapat
dipengaruhi
oleh
auratus auratus) sering terinfeksi oleh
Noaman et al. (2010) menyatakan
beberapa agen penyakit seperti ektoparasit,
pengendalian ektoparasit Argulus sp dapat
bakteri, virus, dan jamur.
dilakukan dengan pemberian triklorfon
Menurut Yusuf et al. (2009), penyakit
(0,25 ppm). Triklorfon merupakan bahan
ektoparasit Argulosis dapat menimbulkan
aktif insektisida golongan organofosfat
kerugian ekonomi pada petani budidaya
sehingga
ikan. Hal ini terjadi karena infestasi
mempengaruhi
Argulus sp pada ikan dapat menimbulkan
pertumbuhan ikan, dan keseimbangan
infeksi sekunder. Noaman et al. (2010)
ekosistem perairan (Supriyono et al.,
menyatakan bahwa infestasi ektoparasit
2005). Selain itu, menurut Pandey et al.
Argulus sp dapat berperan sebagai vektor
(2011) bahwa penggunaan pestisida dapat
terhadap
bakteri
menimbulkan residu pada ikan. Oleh
dan
karena itu, obat alternatif yang mempunyai
infeksi
(Aeromoniasis,
penyakit
Pseudomoniasis),
penggunaannya
virus (Rhabdovirus carpio, Carp pox).
dampak
Selain
dikembangkan
itu,
Ekanem
et
al.
(2011)
perubahan
negatif
minimal
dapat
fisiologis,
perlu
seperti salah satunya
melaporkan bahwa Aeromonas hydrophila
ekstrak daun kelor (Moringa oleifera).
dan Pseudomonas merupakan bakteri yang
Tanaman kelor merupakan tanaman dari
bersifat pathogen pada ikan dan manusia
famili Moringaceae yang memiliki nilai
(Pandey et al., 2010). Noaman et al.
ekonomis di daerah tropis dan subtropis 2
Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, Pebruari 2014
(Ayotunde et al., 2011). Ekstrak daun
Vol 2 No 1: 1-11
Hewan Uji
kelor mengandung asam amino esensial
Hewan uji pada penelitian ini adalah
seperti arginin 1,78%, lesin 1,96%, lisin
25 ekor ikan komet (Carassius auratus
1,637%, histidin 0,716%, isolesin 1,177%,
auratus) (Gambar 1) yang terinfestasi oleh
metionin 0,297%, treonin 1,357%, valin
ektoparasit Argulus sp berumur 2 - 5
1,413%, triptofan 0,5%, dan fenilalanin
bulan, panjang 5 - 9,5 cm, dan berat 2 - 5
1,64%, serta mineral, dan kalsium yang
gr. Ikan komet yang terinfestasi oleh
mempunyai peran penting pada ikan
ektoparasit Argulus sp diperoleh dari Pasar
(Moyo et al., 2011; Rahardjo et al., 2011).
Burung (Jalan Veteran Denpasar-Bali).
Penelitian yang dilakukan oleh Adesina dan Omitoyin (2011) menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) merupakan obat organik yang secara ekonomis mempunyai nutrisi tinggi dan dapat digunakan sebagai antimikrobial serta
pestisida
organik
pada
ikan.
Penelitian ini ditujukan untuk melihat efektivitas ekstrak daun kelor mengontrol infestasi ektoparasit pada ikan. Penelitian Gambar
menggunakan objek ektoparasit Argulus sp yang menginfestasi ikan komet.
METODE PENELITIAN
1. Ikan komet yang terinfestasi oleh ektoparasit Argulus sp.
Proses ekstraksi daun kelor (Moringa oleifera) Daun kelor segar dicuci di bawah air
Bahan Bahan
yang
dalam
mengalir, selanjutnya diangin-anginkan
penelitian ini adalah 200 gr daun kelor
pada suhu ruangan (32oC sampai 35oC)
(Moringa
selama 24 jam, dan kemudian dioven di
oleifera)
digunakan
yang
sudah
o
dikeringkan, yaitu diperoleh dari dataran
dalam inkubator dengan suhu 60
tinggi (Bukit Jimbaran Kuta-Bali), dan
selama 24 jam (Oluduro, 2012; Ekanem et
ethanol 96 %, air PDAM (8 litter), pakan
al., 2011). Setelah itu, daun kelor kering
yang diberikan (pellet) yaitu dua kali per
dihaluskan dengan menggunakan mortar,
hari (pagi dan sore) (Ogata, 2012).
dan bubuk daun kelor yang diperoleh 3
C
Farika et al.
Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, Pebruari 2014
selanjutnya
ditimbang
dengan
aquarium (2 jam, 4 jam, 6, jam, 8 jam, 10
menggunakan timbangan analitik . Bubuk
jam, dan 12 jam). Data dinyatakan dalam
daun kelor dilarutkan dengan etanol 96%
persen.
(Kasolo et al., 2011),
disaring dengan
kertas filter, dan selanjutnya dievaporasi
Identifikasi
menggunakan (rotary evaporator). Hasil
sebelum dan sesudah perlakuan
ekstrak yang diperoleh dimasukkan ke
ektoparasit
Sebelum
dan
Argulus
sesudah
sp
perlakuan
dalam gelas becker steril dan disimpan di
ekstrak daun kelor (Moringa oleifera)
kulkas pada suhu 4 oC sebelum digunakan
dilakukan identifikasi ektoparasit Argulus
(Luqman et al., 2012).
sp, dan hal pertama yang perlu dilakukan yaitu mengumpulkan ektoparasit Argulus
Perlakuan ekstrak daun kelor (Moringa
sp dengan pinset, kedua perendaman
oleifera) pada ikan komet (Carassius
Argulus sp dengan methanol, ketiga
auratus auratus)
meletakkan Argulus sp di atas objek gelas
Penelitian menggunakan rancangan
dan ditutup dengan cover gelas, dan
pretest dan posttes. Jumlah ektoparasit
keempat dengan pemeriksaan mikroskop
Argulus sp yang ada pada masing-masing
yang disajikan pada Gambar 2.
ikan komet dihitung sebelum perlakuan diberikan. Perlakuan konsentrasi ekstrak daun kelor (Moringa oleiferadibedakan menjadi 5 yaitu konsentrasi 25mg/l (PI), 37,5mg/l (PII), 50mg/l (PIII), 62,5mg/l (PIV), dan tanpa ekstrak sebagai kontrol (P0). Lima akuarium masing-masing diisi 8 liter air PDAM dan diberikan ekstrak daun kelor dengan konsentrasi sesuai Gambar 2. Pemeriksaan Argulus sp dengan mikroskop
perlakukan, serta diaerasi selama 24 jam. Kemudian,
masing-masing
akuarium
dimasukkan 5 ekor ikan komet yang terinfestasi
Argulus
sp.
Banyaknya
Analisis Data
Argulus sp yang terlepas dari badan ikan
Jumlah Argulus sp yang terlepas dari
diamati dengan interval waktu 2 jam dari
badan ikan atau penurunan infestasi
saat ikan komet dimasukkan ke dalam
Argulus 4
sp
pada
masing-masing
Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, Pebruari 2014
perlakukan
dan
waktu
pengamatan
Vol 2 No 1: 1-11
oleifera) tidak berbeda nyata (P>0,05)
dinyatakan dalam persen. Data dianalisis
terhadap
menggunakan
Argulus sp (Tabel 1).
uji
Kruskal
Wallis
penurunan
jumlah
infestasi
menggunakan program SPSS (Statistical Product
and
Service
Solutions)
19
(Sampurna dan Nindia, 2007).
Pengaruh interval waktu (jam) ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap rata-rata
HASIL DAN PEMBAHASAN
penurunan
ektoparasit
Argulus sp pada ikan komet (Carassius auratus auratus) Hasil yang diperoleh pada penelitian
Hasil Pengaruh konsentrasi ekstrak daun
ini
kelor
infestasi baru tampak pada jam ke 12 yaitu
(Moringa
oleifera)
terhadap
menunjukkan
sebesar
ikan komet (Carassius auratus auratus)
dengan konsentrasi ekstrak daun kelor (Moringa
(Tabel
penurunan
penurunan ektoparasit Argulus sp pada
Pada penelitian ini tampak bahwa
16,8%
bahwa
oleifera)
3).
Perlakuan
25mg/l,
37,5mg/l,
perlakuan dengan penambahan ekstrak
50mg/l, 62,5mg/l pada interval waktu (2
daun kelor (Moringa oleifera) terhadap
jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam) tidak
ektoparasit Argulus sp pada ikan komet
terjadi penurunan infestasi ektoparasit
(Carassius auratus auratus) menyebabkan
Argulus sp pada ikan komet (Carassius
penurunan infestasi ektoparasit tersebut
auratus auratus). Kemudian pada 12 jam
yang
perlakuan
beragam.
Persentase
penurunan
terjadi
rata-rata
penurunan
terkecil (14%) terjadi pada perlakuan
infestasi ektoparasit Argulus sp 14%
dengan konsentrasi 37,5mg/l. Sedangkan
sampai 30% (Tabel 2).
persentase
penurunan
terbesar
(30%)
terjadi pada perlakuan dengan konsentrasi
Tingkah laku dan tanda klinis ikan
62,5mg/l. Pemberian ekstrak daun kelor
komet (Carassius auratus auratus) yang
mampu
terinfestasi ektoparasit Argulus sp
menurunkan
jumlah
infestasi
Argulus sp pada ikan (P<0,05), namun,
Hasil pengamatan yang diperoleh
besarnya penurunan infestasi Argulus sp
pada 25 ekor ikan komet (Carassius
pada ikan akibat perbedaan
auratus
konsentrasi
auratus)
yang
terinfestasi
ekstrak daun kelor tidak nyata (P>0,05)
ektoparasit Argulus sp memperlihatkan
(Tabel 1).Setelah dilakukan uji statistik
bahwa ikan sering di dasar air akuarium
konsentrasi ekstrak daun kelor (Moringa
dengan 5
menunjukkan
nafsu
makan
Farika et al.
Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, Pebruari 2014
menurun, dan pergerakan yang tidak
terinfestasi ektoparasit Argulus sp yaitu
normal yaitu menggesek-gesekkan tubuh
terdapat perdarahan pada sirip dan ekor
di
serta
serta terdapat luka pada permukaan tubuh
ikan
komet
ikan yang terinfestasi ektoparasit Argulus
auratus)
yang
dasar,
melompat. (Carassius
dinding Tanda
akuarium, klinis
auratus
sp.
Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Penurunan Ektoparasit Argulus sp pada Ikan Komet (Carassius auratus auratus) Konsentrasi DaunKelor (mg/l)
Rata-rata Penurunan Infestasi ektoparasit (Argulus sp) pada
Signifikansi
Ikan Komet (Carassius auratus auratus) (%)
Kontrol
0
25mg/l
20
37,5mg/l
14
50mg/l
20
62,5mg/l
30
a a a a a
Tabel 2. Pengaruh Interval Waktu (jam) Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Rata-rata Penurunan Ektoparasit Argulus sp pada Ikan Komet (Carassius auratus auratus) Interval waktu (jam)
Rata-rata Penurunan Infestasi ektoparasit (Argulus sp) pada
Signifikansi
Ikan Komet (Carassius auratus auratus) (%)
2 jam
0
4 jam
0
6 jam
0
8 jam
0
10 jam
0
12 jam
16,8
a a a a a b
Tabel 3. Daya Pengobatan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Penurunan Infestasi Ektoparasit Argulus sp pada Ikan Komet (Carassius auratus auratus) Konsentrasi Daun Kelor (mg/l)
Sampel Ikan komet (ekor)
Rata-rata Penurunan Infestasi ektoparasit (Argulus sp) pada Ikan Komet (Carassius auratus auratus) (%) 2 Jam
4 Jam
6 Jam
8 Jam
10 Jam
12 Jam
Kontrol
5
0
0
0
0
0
0
25mg/l
5
0
0
0
0
0
20
37,5mg/l
5
0
0
0
0
0
14
50mg/l
5
0
0
0
0
0
20
62,5mg/l
5
0
0
0
0
0
30
6
(45±8,7%), 0-60 fraksi protein (20±11%),
Pembahasan Pada penelitian ini efektifitas kerja
dan
WSMoL (water-soluble
Moringa
ekstrak daun kelor (Moringa oleifera)
oleifera lectin) 55±7,5%. Perbedaan hasil
terhadap infestasi ektoparasit Argulus sp
tersebut dapat dikarenakan metode dan
pada ikan komet (Carassius auratus
obyek yang digunakan pada penelitian
auratus)
berbeda,
dapat
diketahui
berdasarkan
sehingga
kepekaan
ekstrak
lepasnya (paralisis ektoparasit Argulus sp)
Moringa oleifera terhadap perlakuan telur
atau kematian Argulus sp. Hal tersebut
Aedes aegypti, dan ektoparasit Argulus sp
terkait dengan penelitian yang dilakukan
berbeda.
oleh Rastogi et al.(2009) bahwa tolak ukur
Pemberian
ekstrak
daun
kelor
aktifitas anthelmintik dari ekstrak daun
(Moringa oleifera) dapat berpengaruh
kelor (Moringa oleifera) dapat diketahui
terhadap kematian ikan komet (Carassius
berdasarkan waktu paralisis dan waktu
auratus auratus) dengan umur (2 bulan)
kematian pada individu cacing.
pada konsentrasi 25 mg/l (20%) dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
perlakuan
kelor
interval waktu 12 jam. Hal tersebut terkait
(Moringa oleifera) secara signifikan tidak
dengan laporan Supriyono et al. (2005)
berbeda nyata (P>0,05) terhadap rata-rata
bahwa kematian ikan dapat dipengaruhi
penurunan infestasi ektoparasit Argulus sp
oleh faktor umur, jenis kelamin, spesies,
pada ikan komet (Carassius auratus
pakan, dan kualitas air (Ogata, 2012;
auratus)
Rahardjo,
dengan
ekstrak
daun
37,5mg/l (20%) selama pengamatan pada
konsentrasi
25mg/l
2011).
Sedangkan
menurut
(20%), 37,5mg/l (14%), 50mg/l (20%),
laporan dari Adesina dan Omitoyin (2011)
62,5mg/l (30%). Sedangkan pada interval
mengatakan ekstrak akar Moringa oleifera
waktu 12 jam terjadi penurunan infestasi
dapat bersifat toksik pada ikan apabila
Argulus sp yaitu 16,8%. Hal tersebut
diberikan dengan konsentrasi 100 mg/l (96
berbeda dengan laporan Santos et al.
jam) dengan mortalitas 30%. Perbedaan
(2012) mengenai hasil penelitian yang
hasil tersebut dapat dikarenakan metode,
dilakukan
dan
terhadap
preparat
alami
(Moringa oleifera) dengan konsentrasi 0,1
spesies
yang
digunakan
pada
penelitian berbeda.
mg/ml pada interval waktu 72 jam dapat
Ayotunde et al. (2011) menyatakan
berpengaruh terhadap aktifitas ovisidal
apabila diberikan biji ektrak Moringa
dari
oleifera dengan konsentrasi 200 mg/l
Aedes
keberhasilan
aegypti dengan
dengan ekstrak
tingkat biji
berpengaruh 7
terhadap
kesehatan
ikan
Farika et al.
Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, Pebruari 2014
berdasarkan
pemeriksaan
secara
lesi dari infestasi Argulus sp pada ikan,
insang
seperti yang dilaporkan oleh Yusuf et al.
mengalami degenerasi dan nekrosis, kulit
(2009). Hasil penelitian yang diperoleh
normal,
liver
Ekanem et al. (2011) bahwa ekstrak daun
disorientasi, dan pada ginjal ditemukan
kelor (Moringa oleifera) dengan pelarut
vakuola dan penyusutan sel. Oleh karena
ethanol menunjukkan respon efektifitas
itu,
ekstrak
terhadap bakteri Aeromonas hydrophila
konsentrasi
dan Pseunomonas fluorescens antara 10%
tinggi dapat berpengaruh pada kesehatan
sampai 5% dengan menggunakan metode
ikan, maka perlu dilakukan penelitian
kultur (nutrien agar) sebagai aktifitas
dengan
antibakterial terhadap bakteri patogen pada
histopathologi
terutama
struktur
mengingat
Moringa
pada
parenkim
penggunaan
oleifera
disertai
dengan
pemeriksaan
secara
histopatologi. Selain itu, Ayotunde et al
ikan dan manusia.
(2011) melaporkan pada interval waktu 12
Berdasarkan
pengamatan
selama
jam reaksi toksik yang diperlihatkan oleh
penelitian ikan komet (Carassius auratus
ikan terhadap pemberian ekstrak biji
auratus) yang terinfestasi oleh ektoparasit
(Moringa oleifera) dengan konsentrasi 300
Argulus sp menyebabkan ikan tersebut
mg/l,
reaksi
menjadi stres, nafsu makan menurun, serta
(kehilangan reflek, molting, perubahan
memperlihatkan perubahan tingkah laku,
pigmen
erratic
dan gejala klinis yaitu perdarahan serta
pada
luka pada sirip dan ekor ikan. Seperti
dan
350
kulit
movement,
mg/l
terjadi
(discoloration),
serta
air
gulping),
konsentrasi (150 mg/l, 200 mg/l, 250 mg/l)
laporan
Ogata
(2012)
terjadi air gulping, dan apabila interval
beracun yang disuntikkan oleh Argulus sp,
waktu diperpanjang kemungkinan reaksi
dapat mengakibatkan ikan stres (dengan
toksik pada ikan yang dapat terlihat yaitu
membuat
sisik menjadi lepas (loss of scale), dan
menggosokkan tubuh pada dasar kolam
terjadi pendarahan pada insang.
atau dinding kolam). Selain itu, perubahan
gerakan
bahwa
melompat,
cairan
dan
Menurut pendapat Ogata (2012) dan
tingkah laku pada ikan komet terjadi
Noaman et al. (2010) bahwa perlekatan
dikarenakan adanya luka yang diakibatkan
ektoparasit Argulus sp pada ikan komet
oleh infestasi ektoparasit Argulus sp yaitu
(Carassius auratus auratus) bertujuan
disebabkan oleh jarum yang terdapat pada
untuk memperoleh makanan dengan cara
kedua alat hisap ektoparasit tersebut
menghisap
tubuh.
(Noaman et al., 2010). Seperti yang
Kaitannya dengan infeksi sekunder akibat
dilaporkan oleh Yusuf et al. (2009) bahwa
darah
dan
cairan
8
perdarahan
pada
ikan
terjadi
karena
Argulus sp dapat mengeluarkan zat yaitu “simultaneously
Adesina BT, and Omitoyin BO. 2011.
toxic
Potential Of Moringa oleifera (Lam.)
anticoagulant substances”. Oleh karena
Fresh Root-Bark Extract As An
itu, ekstrak daun kelor (Moringa oleifera)
Organic Piscicide In Aquaculture
dapat
Pond Management. Egyptian Journal
masalah
releasing
DAFTAR PUSTAKA
dimanfaatkan malnutrisi
untuk pada
mengatasi ikan
yang
of Biology 13: 8-13. http://dx.doi.org
mengalami luka akibat infestasi Argulus
/10.4314/ejb.v13il.2/pdf.
sp, dan memperbaiki sel darah merah serta
Akses 15 April 2012.
jaringan tubuh yang rusak (Moyo et al.,
Tanggal
Ayotunde EO, Fagbenro OA, and Adebayo
2011).
OT. 2011. Toxicity Of Aqueous Extract Of Moringa oleifera Seed Powder To Nile tilapia Oreochromis
SIMPULAN
niloticus (LINNE 1779), Fingerlings. Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera)
International Research Journal of
dengan konsentrasi 25mg/l, 37,5mg/l,
Agricultural Science and Soil Science
50mg/l, dan 62,5mg/l dapat menurunkan
1(4):
infestasi ektoparasit Argulus sp pada ikan
interesjournals.org/IRJAS/2011/142-
komet (Carassius auratus auratus), namun
150.pdf. Tanggal Akses 15 April
perbedaan penurunannya tidak berbeda
2012.
142-150.
http://www.
nyata (P>0,05). Interval waktu 12 jam
Ekanem AP, Inyang-Etoh AP, dan Inyang-
adalah interval waktu dengan penurunan
Etoh PC. 2011. Evaluation Of The
infestasi ektoparasit Argulus sp pada ikan
Antibacterial efficacy Of Seven Plant
komet terbesar.
Extracts
Against
Aeromonas
and
Pseudomonas Bacteria Of Farmed UCAPAN TERIMA KASIH
Catfish (Heterobranchus longifilis). Vaterinary
Ucapan terima kasih disampaikan
1(11):
kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
atas
biaya
penelitian
Science
47-51.
Development.
www.pagepress.org.
Tanggal Akses 27 Maret 2012.
yang
Hardjosoemitro S. 2011. Untung Besar
diberikan melalui skema Hibah Unggulan
Bisnis Dan Budidaya Ikan Hias. Edisi
Perguruan Tinggi Universitas Udayana
Pertama. Yogyakarta: Araska. p. 9-
Tahun 2012.
107. 9
Farika et al.
Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, Pebruari 2014
Kasolo JN, Bimenya GS, Ojok L, and Ogwal-okeng
JW.
foliaceus
(Crustacea:
Branchiura)
2011.
Infestation On Lionhead Goldfish
Phytochemicals And Acute Toxicity
(Carassius auratus) in Iran. Iranian J
Of Moringa oleifera Root In Mice. J
Parasitol
Pharmacognosy Phytotherapy 3(3):
http://ijpa.tums.ac.ir/2010/5(2):71-
38-42. http://www. academicjournals.
76.pdf. Tanggal Akses 11 April 2012.
org/jpp/2011/04/vol3(3):38-42.pdf.
Ogata
Tanggal Akses 16 April 2012.
AK,
Chanda
M.
2012.
D.
2012.
Oluduro
AO.
2012.
Antimicrobial
oleifera
nutritional
Antistress,
and
Fruit
Oyogu
Houseki
Jakarta Koi Center. P. 187-223.
Experimental Assessment of Moringa Leaf
71-76.
Nishikigoi. Edisi Pertama. Jakarta:
Luqman S, Srivastaya S, Kumar R, Maurya
5(2):
for
Antioxidant,
Its and
Evaluation
properties
potentials
of
of and
Moringa
oleifera Lam. leaf in South-Western
Scavenging Potential Using In Vitro
Nigeria.
and In Vivo Assays. Evidence-Based
Microbiology
8(2):
59-67.
Complementary
http://www.doaj.org/doaj
Tanggal
and
Alternative
Medicine.
Malaysian
Journal
of
Akses 24 September 2012.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc324
Pandey A, Naik M, Dubey SK. 2010.
7066/evidence_based_complementary
Hemolysin,
_and_alternative_medicine.pdf.
Producing
Tanggal Akses 24 September 2012.
hydrophila
Moyo B, Masika PJ, Hugo A, Muchenje
Protease,
and
Pathogenic Strain
EPS
Aeromonas and
Shows
Antibacterial Activity Against Marine
V. 2011. Nutritional Characterization
Bacterial
Of Moringa (Moringa oleifera Lam.)
http://www.hindawi.com/journals/jmb
Leaves.
/2010/563205/pdf. Tanggal Akses 19
African
Journal
of
Biotechnology 10(60): 12925-12933. http://www.academicjour-
Fish
Pathogens.
Mei 2012. Pandey AK, Nagpure NS, Trivedi SP,
nals.org/AJB/05/10/2011/vol10(60):1
Kumar
2925-12933.pdf. Tanggal Akses 6
Profenofos Induced DNA Damage In
April 2012.
Freshwater Fish, Channa punctatus
Noaman V, Chelongar Y, Shahmoradi H.
R,
Kushwaha
B.
2011.
(Bloch) Using Alkaline Single Cell
2010. The First Record Of Argulus
Gel
10
Electrophoresis.
Mutation
Research
726:209-214.
DMDAF,
Paiva
PMG.
2012.
www.elsevier.com/locate/gentox/
Oviposition-Stimulant and Ovicidal
Tanggal Akses 2 Mei 2012.
Activities of Moringa oleifera Lectin
Rahardjo MF, Sjafei DS, Affandi R, Sulistiono,
Hutabarat
J.
on Aedes aegypti. Plos One 7 (9).
2011.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti
Iktiology. Edisi Pertama. Bandung:
cl Tanggal Akses 25 September 2012.
Lubuk Agung. p. 97-144.
Sampurna IP, dan Nindia TS. 2007.
Rastogi T, Bhutda V, Moon K, Aswar PB, Khadabadi S. 2009.
Metodologi Ilmiah dan Rancangan
Comparative
Percobaan.
Studies on Anthelmintic Activity of
Hewan.
Moringa Oleifera and Vitex Negundo.
Denpasar.
Fakultas Universitas
Kedokteran Udayana.
Asian J. Research Chem. 2(2): 22-70.
Supriyono E, Pong-Masak PR, Naiborhu
http://www. ajrconline.org/ajrc_vol2.
PE. 2005. Studi Toksisitas Insektisida
Tanggal Akses 5 Oktober 2012.
Triklorfon
Rohlenova K, Morand S, Hyrsl P,
Terhadap
Ikan
Nila,
Oreochromis sp. Jurnal Akuakultur
Tolarova S, Flajshans M, Simkova A.
Indonesia
2011. Are Fish Immune Systems
http://jurnalakuakulturindonesia.ipb
Really Affected By Parasites? An
.ac.id. Tanggal Akses 2 Mei 2012.
Immunoecological Study Of Common
Yusuf RWN, Subekti S, Kusdarwati R.
Carp
(Cyprinus
carpio).
4(2):
163-170.
2009. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri
http://www.parasitesandvectors.com/c
Gram
ontent. Tanggal Akses 9 Mei 2012.
Maskoki (Carassius auratus) Akibat
Santos NDDL, Moura KSD, Napoleao TH,
Infestasi
Santos GKN, Coelho LCBB, Navaro
Negatif
Pada
Ektoparasit
Luka
Argulus
http://journal.unair.ac.id/media. Tanggal Akses 12 April 2012.
11
Ikan
sp.