EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN KOMBINASI TGT-STAD DAN GI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Masruri Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran Kombinasi TGT-STAD lebih baik daripada GI. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Puring tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 190 siswa yang terbagi dalam 6 kelas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling dan diperoleh siswa kelas VII B sebagai kelas eksperimen 1 dan siswa kelas VII C sebagai kelas eksperimen 2. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dan tes. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar matematika. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas dan homogenitas sebagai uji prasyarat kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil uji-t tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran Kombinasi TGT-STAD lebih baik daripada GI. Kata kunci: Kombinasi TGT-STAD, GI, prestasi belajar
PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Menurut Hudojo (1988:2) menjelaskan tentang matematika itu tidak hanya berhubungan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Kalau pengertian bilangan dan ruang ini dicakup menjadi istilah yang disebut kuantitas, maka nampaknya matematika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mengenai kuantitas. Dalam dunia pendidikan saat ini, banyak dari siswa yang menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit, tidak menarik, dan membosankan sehingga tidak heran lagi bahwa matematika adalah mata pelajaran yang banyak dibenci oleh para murid. Sehingga prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah. Beberapa kemungkinan faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika adalah: masih banyak guru yang menerapkan
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran Kombinasi TGT-STAD dan GI Terhadap Prestasi Belajar Matematika
83
model pembelajaran konvensional, fasilitas yang mendukung proses belajar kurang memadai, keadaan ekonomi yang masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VII SMP N 2 Puring, pembelajaran
matematika
masih
menggunakan
ceramah
yang
kualitas
pembelajarannya belum maksimal. Akar penyebab masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas VII SMP N 2 Puring yaitu karena guru mengajar menggunakan model pembelajaran belum maksimal, kurang maksimalnya pemanfaatan kelompok belajar siswa dalam pembelajaran, kurang mengadakan diskusi serta kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya disetiap akhir pembelajaran, keaktifan siswa dalam pembelajaran juga masih rendah, dan keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran masih kurang. Dalam ilmu matematika, himpunan merupakan suatu cabang ilmu pokok matematika, materi ini dianggap sebagai salah satu materi yang cukup sulit untuk dipahami oleh kebanyakan siswa. Hal ini terlihat dari data yang penulis ambil ketika observasi yakni rata-rata nilai ulangan himpunan 6,7 menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap materi himpunan masih kurang. Sehingga menurut pengamatan peneliti, untuk mengatasi kesulitan di atas perlu ada sebuah inovasi pendidikan yang dapat menghilangkan kesulitan dan meningkatkan prestasi dalam belajar matematika. Untuk menciptakan pembelajaran yang bisa membantu siswa dalam menemukan konsep dan memahami pembelajaran matematika dengan mudah serta meningkatkan kemauan dan prestasi belajarnya, peneliti berusaha memilih dan menemukan model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang berbedabeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya.
Model
pembelajaran
tersebut
adalah
model
pembelajaran
STAD.
“Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.”(Trianto, 2007:41). Model-model pembelajaran kooperatif yang ada, salah satunya model pembelajaran TGT. Menurut Saco dalam Rusman (2014:224)
84
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran Kombinasi TGT-STAD dan GI Terhadap Prestasi Belajar Matematika
menyatakan bahwa dalam model pembelajaran Team Game Turnament (TGT) siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan angota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Permainan yang dapat disusun guru dalam bentuk kuis/soal tugas berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok. Salain itu, ada model pembelajaran Group Investigation (GI) juga termasuk pembelajaran kooperatif dengan cara menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 5-6 orang siswa secara heterogen dalam kemampuan akademik. Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks: sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadi koneksivitas.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental design). Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2016 di SMP Negeri 2 Puring. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Puring tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling dan diperoleh siswa kelas VII B sebagai kelas eksperimen 1 dan siswa kelas VII C sebagai kelas eksperimen 2. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dan tes. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar matematika. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas dan homogenitas sebagai uji prasyarat kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t ber-derajat bebas 𝑛1 + 𝑛2 − 2 dengan taraf signifikansi 5%.
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran Kombinasi TGT-STAD dan GI Terhadap Prestasi Belajar Matematika
85
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari analisis data awal diperoleh bahwa Lmaks < Ltabel, maka H0 diterima sehingga kedua kelas sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan 𝒳 2 obs < 𝒳 2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai variansi homogen. Dalam uji keseimbangan diperoleh –ttabel < tobs < ttabel maka kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Kemudian kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran Kombinasi TGT-STAD dan kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran GI. Penelitian ini dilakukan dalam 5 kali pertemuan. Setelah kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II diberi perlakuan yang berbeda, kemudian kedua kelompok diberi soal tes yang sebelumnya soal tersebut diuji cobakan terlebih dahulu pada kelas uji coba instrumen dengan tujuan mencari berapa soal yang diterima. Hasil dari tes kedua kelas tersebut dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dan hasilnya kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan homogen. Kemudian dilakukan uji hipotesis. Berdasarkan penelitian diperoleh ratarata nilai kelas eksperimen I sebesar 73,34 dan rata-rata kelas eksperimen II sebesar 69,28. Dari hasil perhitungan uji hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 didapat t obs 1,715101 dan ttabel 1,645. tobs > ttabel dengan DK = { t | t > 1,645 } maka tobs ϵ DK yang menyebabkan H0 ditolak sehingga diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan model Kombinasi TGT-STAD lebih baik dibandingkan model GI pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Puring tahun pelajaran 2015/2016.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran Kombinasi TGT-STAD lebih baik daripada siswa yang dikenai GI pada materi himpunan di kelas VII SMP Negeri 2 Puring tahun ajaran 2015/2016. Dari simpulan di atas peneliti memberikan saran dalam penyampaian materi pelajaran matematika, guru dan calon guru mata pelajaran matematika perlu memperhatikan adanya pemilihan model pembelajaran yang tepat yaitu sesuai dengan
86
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran Kombinasi TGT-STAD dan GI Terhadap Prestasi Belajar Matematika
materi yang akan dipelajari. Diantara alternatif model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika adalah model pembelajaran Kombinasi TGT-STAD dan model pembelajaran GI yang insyaallah dapat mengaktifkan siswa sehingga prestasi belajar matematika siswa meningkat lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tnaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran Kombinasi TGT-STAD dan GI Terhadap Prestasi Belajar Matematika
87