ARTIKEL ILMIAH Strata 1 (S1)
EKSKAVATOR SEBAGAI INSPIRASI DALAM BERKARYA SENI LUKIS
Oleh:
I Komang Edi Suhendra Purnawarman NIM: 2011 04 018 Program Studi: Seni Murni Minat: Lukis
PROGRAM STUDI SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016
EKSKAVATOR SEBAGAI INSPIRASI DALAM BERKARYA SENI LUKIS
I KOMANG EDI SUHENDRA PURNAWARMAN Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak
Kehadiran alat teknologi saat ini sangat membantu aktivitas manusia, salah satunya ekskavator. Ekskavator digunakan untuk membantu dalam melakukan pekerjaan proyek pembangunan. Penggunaan ekskavator juga telah disadari dapat menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya, mengakibatkan kerusakan alam seperti kerusakan pada pohon, kerusakan struktur tanah, bahkan lebih buruk akan mengalami kepunahan spesies hewan yang hidupnya pada pohon tersebut. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan sangat besar, tanah dan lingkungan hutan secara umum. Sehingga menarik perhatian pencipta untuk mengangkat tema “Ekskavator Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Berkarya Seni Lukis” Dalam mewujudkan karya, perlu alat dan bahan untuk mewujudkan karya seni lukis seperti kuas dengan berbagai ukuran, cat akrilik untuk tahapan olah kreativitas pencipta sehingga mampu membuat karya yang maksimal. Dalam mewujudkan ide serta tema-tema pada karya seni lukis, pencipta menggunakan beberapa metode antara lain penjajagan, percobaan, pembentukan, persiapan dan penyelesaian akhir. Dalam penciptaan karya seni lukis, pencipta mengkomposisikan elemen serta unsur-unsur seni rupa yang dipadukan dengan teknik sesuai dengan teknik yang ditekuni selama proses belajar, dengan penerapan warna untuk mencapai karakter serta suasana pada karya yang diwujudkan. Hasil dari penciptaan ini berupa 10 karya seni lukis, melalui imajinasi pencipta dapat mengungkapkan ekskavator sebagai simbol dari sifat manusia, yang diungkapkan secara surealis. Sehingga melalui hal tersebut dapat menyampaikan bahwa keadaan alam saat ini. Dari hasil karya pencipta memperoleh kesimpulan bahwa eksakavator dengan karakter divisualkan dengan berbagai objek pendukung lain sehingga mempunyai satu kesatuan cerita yang utuh dan dapat memberikan makna yang komunikatip dan estetis, yang disampaikan dengan warna, bentuk, sesuai dengan imajinasi pencipta serta penampilan suasana penampilan lingkungan yang digarap denga rusak yang menjadi ungkapan perasaan dalam wujud karya seni lukis. Kata Kunci: Ekskavator, Kerusakan, Seni Lukis.
ABSTRACT
The presence of current technology tools are very helpful to human activity, one excavator. Excavator used to assit in performing the work construction project. The use excavators have also been realized can produce negative impacts on the surrounding environment, resulting in the destruction of nature such as damage to in the tree. Environmental damage caused very large, land and forest environment in general. Thus attracting the attention of the creators of the theme “Excavator As a Source of Inspiration In Art Work” In realizing the work, necessary tools and material to create works of art as a brush with a variety of sizes,though acrylic paint for creativity creator stages so as to make the work of the maximum. In realizing the ideas and themesof the paintings, the creator of using several methods such as assessment. experiment, formation, preparation and finishing. In the creation of work of art, compose creator elements as well as elements of art combined with the technigue in accordance with tegnigues that occupied during the learning process, with theapplication of color to achieve the character and atmosphere at work are realized. Results of this creation in the from of 10 paintings, through the imagination of the creator can reveal excavator as a symbol of human nature, which is expressed surreal. So that through it can be said that the current nature state. From the work of the creator of the conclusion that excavator with the characters visualized with various objects other support so as to hace a whole story is intact and can give meaning to communicative and aesthetic, which is delivered with colors, shapes, according to the imagination of the creator as well as the appearance of the atmosphere of the appearance of the environment is tilled premises damage the expression of feelings in the form of paintings. Keywords: Excavator, Damage,Painting.
Latar Belakang Pada hakekatnya manusia telah diberi anugrah oleh Tuhan Yang Maha Esa ( Ida Sang Hyang Widhi Wasa) berupa akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaan. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut manusia telah menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai berubah. Teknologi, saat ini sudah tidak lagi hanya menjadi alat untuk mempertahankan atau melindungi diri dari suatu ancaman, tetapi berubah menjadi suatu alat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup sehari hari. Selain untuk mendapatkan rasa aman dan bertahan hidup juga adanya keinginan untuk mendapatkan lebih dari yang dicapai yaitu dengan peningkatan kualitas hidup dari yang sebelumnya. Salah satu kemajuan teknologi yang membantu kehidupan manusia dalam melakukan pekerjaan pembuatan stuktur pembangunan di antaranya adalah ekskavator. Ekskavator merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala
yang
besar
(htt://www.senyawa.com/2010//10/jenis-alat-berat.html).
Ekskavator pertama kali diciptakan pada tahun 1835 oleh seorang pemuda berusia 22 tahun bernama William Smith Otis yang merupakan seorang ahli mekanik asal Amerika Serikat (https://nurdian25dhee.wordpress.com). Sesuai perkembangan jaman, kebutuhan peralatan berat ekskavator untuk pembangunan kontruksi dan pertambangan semakin komplek, sehingga manusia merancang ekskavator menjadi semakin sempurna. Di Indonesia alat berat ekskavator banyak fungsi populer disebut beko atau bego. Fungsi utama ekskavator yakni untuk mempermudah pekerjaan penggalian. Ekskavator termasuk alat berat multifungsi seperti proyek pengerukan sungai, pembuatan sloping atau kemiringan, pemecah batu, penghancuran bangunan, pemasangan batang pondasi. Karena perannya yang multi fungsi, maka ekskavator selalu diperlukan dalam segala pekerjaan berat baik di darat maupun di lahan berair. Tujuan dari penggunaan ekskavator tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya,
sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai lebih mudah dengan waktu yang relatif singkat. Di lingkungan tempat tinggal pencipta terlihat perubahan sangat berbeda sekali, yang dulunya sebelum masyarakat mengenal alat berat ekskavator untuk melakukan pekerjaan pembangunan masyarakat masih menggunakan sistim gotong royong, sedangkan saat ini perusahaan-perusahan yang bergerak di bidang kontraktor
lebih
memilih
menggunakan
ekskavator
yang
mana
selain
mempermudah pekerjaan ekskavator juga dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi lingkungan. Sekarang penemuan teknologi ekskavator telah disadari menghasilkan dampak yang negatif bagi lingkungan sekitarnya, mengakibatkan kerusakan alam seperti kekuatan ekskavator yang besar mudah merubuhkan pohon-pohon di sekitarnya, bahkan yang lebih buruk akan berakibat pada kepunahan spesies hewan yang hidupnya pada pohon tersebut. Demikian juga kontak antara ekskavator dengan tanah mengakibatkan kerusakan pada struktur tanah karena roda rantai ekskavator serta berat ekskavator mengakibatkan pemadatan pada tanah. Dengan kata lain selain mengakibatkan kerusakan fisik (tanah dan erosi) yang ditimbulkan oleh ekskavator tersebut, juga mengakibatkan kerusakan fisik pada ekosistem hutan. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan sangat besar, tanah dan lingkungan hutan secara umum (https://fp/hutan-muhdi10.pdf). Dan hal tersebut sangat disayangkan disaat teknologi disalah gunakan, meski seharusnya teknologi dalam kehidupan digunakan untuk hal yang lebih positif. Perkembangan teknologi sangat diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap bidang-bidang yang lain, khususnya budaya yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia. Pemanfaatan kemajuan teknologi dan seni secara baik haruslah diterapkan, sehingga dapat menjaga kelestarian budaya bangsa. Kemajuan teknologi ditengah-tengah kehidupan di masa lalu maupun yang akan dating menjadi dasar pemikiran dalam menciptakan karya karya seni lukis bertemakan ekskavator.
Rancangan-rancangan inovasi baru yang lebih sempurna memberikan rancangan artistik bagi pencipta dilihat dari segi bentuk ekskavator yang pencipta lihat begitu canggih,
karena teknologi seringkali membawa ke hal-hal yang
berbau unik yang melatar belakangi pencipta ingin untuk mewujudkannya kedalam karya lukis. Selain alasan tesebut pencipta menjadikan ekskavator sebagai inspiasi adalah sebagai kritik sosial untuk menjelaskan keadaan alam sekarang ini, sebagai contoh tentang ekskavator juga terkadang menjadi sumber pembangunan, namun di sisi lain ekskavator juga terkadang menjadi perusak, sesuai dengan yang mengendalikannya (orang yang mempergunakannya). Di sini ekskavator pencipta akan jadikan poin utama, namun disisipkan juga objek pendukung sebagai penjelas makna pesan, sehingga tidak terkesan monoton. Objek pendukung di sini akan dijadikan makna tanda.seni lukis. Tinjauan Tentang Ekskavator Ekskavator adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm), bahu (boom), serta bucket (alat keruk) dan digerakan oleh hidrolis yang dimotori dengan mesin diesel dan dan berada diatas roda rantai (trackshoe). Ekskavator merupakan alat berat paling serbaguna karena bisa menangani berbagai macam pekejaan alat berat (https://juragancipir.com.). Ekskavator adalah alat yang serba guna yang dapat untuk menggali tanah, membuat parit (lubang), memuat material, kayu, memecah batu, mencabut tanggul, membongkar aspal dan lain-lain (https://nurdian25dhee.wordpress.com). Excavator adalah alat berat yang terdiri dari batang, tongkat, keranjang dan rumah-rumah dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian (akskavasi). Rumah-rumah diletakan di atas kereta bawah yang dilengkapi roda rantai atau roda. (https:nurdian25dhee.wordpress.com) Pengertian Seni Lukis
Istilah seni secara etimologis merupakan padanan kata dari art ( inggris ) dan ars ( latin ) atau techne ( Yunani ). Istilah techne kerap dipadankan dengan kemahiran atau ketrampilan yang tinggi dalam menciptakan sesuatu. Seni merupakan karya manusia yang diciptakan dan dilandasi oleh kemahiran untuk menciptakan keindahan (Sachari, 2004:3).
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa seni adalah kegiatan menciptakan karya seni yang didasari oleh kemahiran dan keterampilan seseorang. Seni lukis dapat dikatakan sebagai suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dua matra), dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis, warna tekstur, shape, dan sebagainya. Medium rupa bisa digunakan dengan berbagai macam material seperti tinta, cat/pigmen, tanah liat, semen dan berbagai aplikasi untuk mewujudkan medium rupa (Kartika, 2007: 36). Seni lukis merupakan bahasa ungkap dari pengalaman artistik atau ideologis yang menggunakan dan garis guna mengungkapkan perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi, maupun ilustrasi dari perasaan seseorang. Secara teknis merupakan tebaran warna cair atau pigmen pada bidang datar (kanvas, panel, dinding, kertas, dan lain sebagainya) untuk menghasilkan sensasi atau keruangan, gerakan tekstur, sama baiknya dari kombinasai unsur-unsur tersebut (Susanto, 2002: 71).
Dari ke dua kutipan di atas dapat disimpulkna bahwa seni lukis adalah penggambaran ungkapan perasaan seorang seniman atau penciptaan yang di tuangkan menggunakan unsur-unsur seni rupa seperti garis, warna, tekstur, shape, dan sebagainya yang mengungkapkan perasaan dan penciptaan.
Dari gagasan tersebut di atas maka menurut pencipta, seni lukis merupakan bahasa ungkapan emosi seseorang yang muncul dari dalam hati ketika berhadapan dengan sebuah fenomena yang ada dilingkungan sekitarnya. Hal
tersebut diungkap berdasarkan imajinasi dan divisualkan dalam bidang dua dimensi melalui teknik dan berbagai medium rupa Surealistik Surealisme pada awalnya adalah gerakan sastra. Istilah ini dikemukakan Apollinaire untuk dramanya tahun 1917. Dua tahun kemudian Andre Breton mengambilnya untuk menyebut ekperimennya dalam metode penulisan yang spontan. Gerakan ini dipengaruhi oleh teori psikologi dan psiko analisis Sigmund Freud. Karya surealisme memiliki unsur kejutan, tidak terduga, ditempatkan berdekatan satu sama lain tanpa alasan yang jelas (Susanto, 2011:386). Gaya surealistik pencipta gunakan karena dapat menembus ruang dan waktu, maupun merefleksikan hal – hal yang ada dalam imajinasi. Visualisasi ekskavator yang divisualkan dalam karya tercipta dari transformasi alam, pengalaman pribadi, maupun keadaan psikis yang diimajinasikan dengan objek objek pendukung lainnya.
Proses Penciptaan Sebelum proses penciptaan, pencipta terlebih dahulu akan mengamati dan mengimajinasikan pikiran tentang pengalaman estetis yang kemudian dituangkan ke wujud rupa pada media dua dimensi. Adapun tahapan yang pencipta lakukan dalam proses penciptaan adalah sebagai berikut :
Proses Penjajagan Selain kreativitas, dibutuhkan keberanian untuk mencoba terus–menerus dengan mencoba berbagai macam teknik untuk memvisualkan sebuah imajinasi yang ingin diwujudkan. Dalam proses penciptaan karya-karya tersebut, pencipta mempertimbangkan berbagai unsur seni rupa baik unsur estetis, meliputi permasalahan yang terjadi terhadap ekskavator saat ini. Pada penjajagan (eksplorasi) ini pencipta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan digarap. Tujuannya dari ekplorasi ini untuk memperoleh
pengetahuan lebih banyak tentang ekskavator serta untuk mengetahui karakter dari ekskavator tersebut
3.2 Proses Percobaan Setelah mendapatkan ide dan inspirasi dari penjajagan / eksplorasi maupun pemahaman pada objek, pencipta merangkum semua hal tersebut sebagai bahan untuk menciptakan karya seni lukis. Saat melakukan tahap percobaan dimulai dengan tema kemudian dilanjutkan dengan sketsa dalam media kertas HVS. Selain membuat sketsa untuk menguasai bentuk ekskavator, pencipta juga melakukan eksplorasi berupa pembuatan sketsa yang dikombinasikan dengan obyek lain, sebagai penggambaran awal terhadap wujud visual tentang gagasan yang ingin diungkapkan.
Proses Pembentukan Pembentukan merupakan proses dimana pengerjaan karya lukisan yang akan dibuat hasil dari berbagai percobaan yang dilakukan sebelumnya yaitu, mengkombinasikan sketsa dan paduan warna yang akan diwujudkan ke dalam karya seni lukis. Dalam mewujudkan karya lukisan hal yang dilakukan terlebih dahulu pencipta membuat kanvas sebagai media lukisan. Dalam proses pengerjaan kanvas, hal pertama yang dilakukan adalah memasang kain kanvas pada spantram dengan menggunakan staples, setelah itu dilanjutkan dengan memasang cat dasar hingga tiga kali tumpukan. Untuk cat dasar pencipta menggunakan cat pelapis genteng dengan dicampurkan cat tembok. Hal ini bertujuan untuk memperkuat tumpukan dan menutup pori-pori kain. Setelah kering, permukaan kanvas di amplas hingga halus, kemudian dilanjutkan dengan penumpukan terakhir menggunakan cat dasar encer tujuanya adalah untuk menghilangkan debu dari proses mengamplas dan mempermudah pemasangan cat acrilik. Setelah pembuatan kanvas selesai, di lanjutkan membuat sketsa dengan memindahkan rancangan sketsa yang sudah diseleksi pada proses eksperimen yang dilakukan sebelumnya, ke atas media kanvas dengan menggunakan soft pastel tujuannya adalah pada saat pemasangan warna dan mengenai sket agar
tidak berpengaruh pada warna tersebut. Tahap selanjutnya setelah sketsa dirasa tepat, pencipta melanjutkan dengan memberikan pewarnaan menggunakan cat acrilik. Memblok beberapa bagian objek, dan memberikan warna dengan cara menumpuk warna. Dalam proses pewarnaan ini, biasanya dilakukan berkali tumpukan agar warna yang dihasilkan sesuai dengan yang pencipta inginkan..
Wujud Karya Wujud karya merupakan perwujudan ide atas gagasan serta nilai estetis yang diolah dengan kemampuan kreativitas yang dituangkan kebidang kanvas oleh pencipta. Ide yang ditampilkan berdasarkan pengamatan obyek dan juga pemikiran tentang konseptual yang kemudian dipadukan dengan unsur visual. Panggabungan wujud visual dan konseptual tersebut kemudian dituangkan ke atas media dua dimensi dengan menampilkan obyek ekskavator yang telah diolah dan dikombinasikan sesuai dengan imajinasi dari pikiran. Dalam penciptaan karya seni lukis terdapat dua aspek yang berperan penting di dalamnya, yaitu aspek ideoplastis dan aspek fisikoplastis.
Aspek Ideoplastis Aspek ideoplastis merupakan hal yang mendasari lahirnya sebuah karya seni, di mana dalam aspek ini menyangkut ide atau gagasan. Berbagai pemikiran dasar pencipta dalam mengekspresikan objek sangatlah menentukan bagaimana terciptanya sebuah karya, baik dengan goresan maupun warna yang digunakan dalam mewujudkan karya seni lukis.
Aspek Fisioplastis Dalam aspek fisioplastis diuraikan segala hal tentang teknik penyusunan elemen-elemen visual seni rupa seperti garis, bentuk, ruang, tekstur, warna, komposisi, proporsi, keseimbangan, irama dan kontras. Semua hal tersebut diimplementasikan ke dalam karya seni lukis.
Deskripsi Karya Pada bagian ini diuraikan tentang deskripsi karya yaitu aspek ideoplastis, aspek fisioplastis serta pemaknaan yang terkandung dalam setiap karya. Di bawah ini diuraikan deskripsi dari masing-masing karya mulai dari karya 1 sampai dengan karya 10 sebagai berikut :
Gambar 1 Judul : Tangis pohon tua, Ukuran :130 x 200cm, Bahan : Akrilik Di Atas Kanvas, Sumber: Dokumentasi Edi Suhendra. Diskripsi Karya : Dalam karya ini berjudul “tangis pohon tua” mengimajinasikan seakan-
akan pohon sedang menangis menatap bayangan kehancuran dengan kesedihan. Dalam mekomposisikan objek pencipta membuat pohon besar dengan memiliki ekspresi raut wajah sedih dibesarkan pada bidang kanvas, sedangkan pusat perhatian difokuskan pada objek ekskavator yang siap merubuhkan pohon tersebut, sehingga lukisan terlihat dinamis dan sederhana tetapi tetap kelihatan unik. Selain itu karaker objek pohon dalam lukisan seperti dibuat sesuai dengan imajinasi pencipta, menggunakan berbagai permukaan
kanvas
dibagian
objek
pohon
teknik sapuan kuas sehingga terkesan
bertekstur.
Dalam
mekomposisikan objek utama pencipta membuat lengan dan alat keruk yang muncul dari awan menggambarkan ekskavator tersebut siap menghancurkan pohon yang ada didepannya. Teknik yang dipakai dalam penggarapan objek ekskavator adalah teknik dusel dan teknik kuas kering dengan memakai warna yang agak cerah sehingga objek terlihat menonjol. Garis sangat penting sebagai aksen dan mempertajam bentuk, seperti garis menjadi jarak antara akar dan kulit pada objek pohon, garis pada lengan dan alat keruk pada objek ekskavator, tanah dan awan sebagai garis pemisah. Dalam pewarnaan lukisan ini seperti objek pohon memakai warna coklat dengan menambahkan sedikit variasi warna lain seperti kuning, merah hijau muda, hijau tua, ungu, coklat muda, coklat tua, merah muda, biru gelap serta hitam untuk mempertajam objek pohon. Warna bebatuan memakai abu gelap, putih keoranye, putih kebiruan untuk memunculkan objek batu, seta hitam untum mempertajam bentuk batu tersebut. Untuk warna tanah memakai warna coklat tua, coklat muda, hijau tua dengan menambahkan sedikit aksen warna putih sebagai pantulan dari cahaya warna awan. Sedangkan warna awan coklat gelap, coklat kemerahan, coklat muda, serta memakai putih kecoklatan yang agak kusam agar memberika kesan suram dan sedih pada objek pohon. Ide yang diungkap dalam karya ini adalah kesedihan yang terjadi pada pohon yang meratapi masa depannya merupakan simbol terancamnya hutan saat ini yang akan mengalami kehancuran. Selain itu karya ini tercipta juga tanda bahwa keadaan alam saat ini semakin buruk. Pohon merupakan salah satu sumber kehidupan makluk hidup,
pohon merupakan pengendali alam, dan mampu
menghasilkan oksigen untuk makluk hidup. Perubahan lingkungan sekitar kita tentunya akan bisa berpengaruh buruk terhadap makluk hidup. Beragam bentuk keusakan lingkungan seperti penebangan pohon. Hal ini lama kelamaan akan dapat berdampak buruk pada lingkungan. Lingkungan yang indah dan banyak ada pepohonan akan terasa lebih nyaman, sejuk mencegah kebisingan, kepanasan serta menambah indah pemandangan
Simpulan Melalui pengamatan, pada berbagai karakter ekskavator dapat memperoleh pemahaman-pemahaman baru untuk membentuk pola pikir, sehingga dapat memunculkan ide, gagasan, serta motivasi untuk berkarya. Riset terhadap karakter ekskavator dapat memunculkan penghayalan atau visualisasi berbagai makna ekskavator untuk diwujudkan dalam karya seni lukis. Ekskavator dengan karakternya divisualkan dengan berbagai objek pendukung lain sehingga mempunyai satu kesatuan cerita yang utuh dan dapat memberikan makna yang komunikatif dan estetis. Dalam pengungkapan pesan kritik sosial dalam karya yang bertemakan “Ekskavator Sebagai Inspirasi Dalam Berkarya Seni Lukis” diungkapkan melalui objek ekskavator serta objek-objek pendukung lainnya untuk memperjelas pesan yang ingin disampaikan dengan warna, bentuk, sesuai imajinasi pencipta serta penampilan suasana lingkungan yang digarap dengan kesan rusak yang menjadi ungkapan perasaan dalam wujud karya seni lukis. Sehingga hal tersebut dapat mencerminkan tentang penggambaran keadaan alam saat ini semakin memburuk. Dalam mewujudkan bentuk-bentuk, pencipta mempelajari karakter setiap objek yang di tampilkan dengan cara melakukan eksperimen seperti membuat sketsa-sketsa kecil, kemudian muncul rangsangan yang dapat menimbulkan pemikiran atau ide untuk mewujudkan bentun-bentuk dan simbolik yang bermakna dalam kehidupan, serta mampu mewakili ide pencipta tentang ekskavator.
Saran Setelah mengapresiasi karya Tugas Akhir ini, diharapkan dapat menyadari bahwa manusia sangat membutuhkan alam sebagai tempat hidup, begitu juga alam membutuhkan manusia untuk melestarikannya merupakan salah satu bentuk tanggung jawab yang dapat dilakukan terhadap alam. Maka dari itu, masyarakat dan pengusaha-pengusaha diharapkan juga ikut melaksanakan usaha melestarikan alam dengan tidak melakukan penebangan pohon berlebihan hanya untuk kepentingan pribadi, ataupun melakukan pencemaran lingkungan.
Melalui karya tugas akhir ini, diharapkan dapat memberi makna, serta bermanfaat bagi pelaku dan pencinta seni, baik di lingkungan akademis maupun masyarakat luas. Terhadap lembaga, karya ini dapat membantu memberikan inpirasi, mengembangkan pola pikir, maupun mendapatkan ide – ide baru dan segar dalam berkreativitas bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa seni lukis.
Daftar Pustaka Ades, Dawn. 2004. World Of Art Dali, Thames and Hudson, Singapore Djelantik A. A. M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar, Bandung Gautier, Alyse. 2004. The Little Of Dali, France Polliana Jana, Made. 2005. Buku ajar,
Dasar Dasar Keindahan Desain Dalam Seni
Rupa,ISI Denpasar. Kartika, Darsono Sony. 2007. Kritik Seni.Bandung.Rekayasa Sains, Bandung Salim, Peter. 1991, Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer. Modern Engglis press. Yogyakarta Sachari, Agus. 2004. Seni Rupa Desain. Erlangga. Bandung Susanto, Mikke. 2002, DIKSI RUPA. Kanisius. Yogyakarta Susanto, Mikke.2011. DIKSI RUPA. (Kumpulan dan Gerakan Seni Rupa). Dictiart lab & Djagad Art House. Yogyakarta & Bali Susanto, Mikke. 2012. DIKSI RUPA. (Kumpulan dan Gerakan Seni Rupa). Yogyakarta Web: http://www.senyawa.com/2010/10jenis-dan-fungsi-alat-berat.html
(diakses
tanggal 28 September 2015) https/sekitaralatberat.com (diakses tanggal 27 Oktober 2015) https/juragancipir.com (diakses tanggal 13 Desember 2015) https:nurdian25dhee.wordpress.com (diakses tanggal Desember 2015) https:/senibudayasmktap.blogspot.com (diakses tanggal 17 Desember 2015) https//:ft/hutan-muhdi10.pdf (diakses tanggal 30 Januari 2016)