ARTIKEL ILMIAH Strata 1 (S1)
EKSPRESI ESTETIS POSE GADIS BALI SEBAGAI INSPIRASI DALAM BERKARYA SENI LUKIS
Oleh: I Kadek Dwi Anggayana NIM: 2011 04 020 Minat: Lukis
PROGRAM STUDI SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016
EKSPRESI ESTETIS POSE GADIS BALI SEBAGAI INSPIRASI DALAM BERKARYA SENI LUKIS I KADEK DWI ANGGAYANA Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak
Skrip karya ini merupakan uraian tentang perwujudan karya seni lukis yang bertemakan “Ekspresi Estetis Pose Gadis Bali Sebagai Inspirasi Dalam Berkarya Seni Lukis”. Dimana Gadis adalah sebuah ungkapan untuk seorang Perempuan yang belum menikah. Namun dalam tulisan ini gadis yang dimaksud adalah gadis yang memiliki keturunan etnis Bali serta lahir, tinggal dan tumbuh di Bali. Keindahan seorang gadis, baik dilihat dari kecantikan wajahnya, keindahan bentuk tubuhnya serta keindahan dalam mode berpakaian dan hal-hal lain yang menginspirasi pencipta untuk mewujudkan pose seorang gadis Bali. Seperti busana yang dipakai serta asesoris yang digunakan sangat berpengaruh dalam berpenampilan. Hal tersebut menjadikan gadis Bali begitu unik, spesial, serta indah. sehingga menarik perhatian pencipta untuk melukiskan keindahan pose gadis Bali ke dalam karya seni lukis. Dalam perwujudan karya pencipta menggunakan alat dan bahan seperti kuas yang berbagai ukuran sehingga mampu membuat karya yang maksimal. Bahan yang digunakan diantaranya cat minyak yang di gunakan untuk tahap olah kreativitas pencipta. Dalam mewujudkan ide serta tema-tema pada karya seni lukis,pencipta, menggunakan beberapa metode antara lain, proses penjajagan, percobaan, persiapan, pembentukan dan penyelesaian akhir. Dalam penciptaan karya seni lukis, pencipta mengkomposisikan elemen-elemen serta unsur-unsur seni rupa yang dipadukan dengan teknik sesuai kemampuan yang ditekuni selama proses belajar, dengan penerapan warna untuk mencapai karakter serta suasana pada karya yang diwujudkan secara realistis. Kesan yang dicapai adalah kesan cahaya dengan penekanan pada warna, bentuk dan ruang. Melalui ke sepuluh karya yang diwujudkan pencipta ingin menyampaikan bahwa keindahan gadis Bali dapat dilihat dari sisi manapun baik melalui tingkah laku maupun ekspresi gerak atau pose yang dilakukannya Kata Kunci: Gadis Bali, Pose, Seni Lukis
BALINESE GIRL EXPRESSION AESTHETIC POSE AS A INSPIRATION IN ART Abstract This thesis is a description about the realization of art which has theme “Balinese Girl Expression Aesthetic Pose As A Inspiration In Art”. Where girl means an expression for a young girl who doesn’t married yet. But girl the creator means in this thesis are originally balinese girl who born, raised and live in Bali. A beautiful of balinese girls can be seen from their beauty of the face, of the body and also their passion of dressing and the other things that gave the creator inspiration to realizing the poses of balinese girl, like the clothes that they wear and the accessories that they wear is very influence their performance. It makes the balinese girls looks unique, speciali and beautiful. It attracs the creator to portray the beautiful pose of balinese girl into an art. In this art creation the creator used some things and tools such as brush in a varieties size to maximalist this art. The tools that used in this art creation point all that creator used in the manner step of this creativity. To visualize this idea and the theme in this art, the creator used some method such as trial, preparation, formation and finishing. In the process of the creation of painting, the creator composing some elements of fine art which is combines with the technic that appropriate with the creator’s ability with the application colors to achieve the characters and the atmosphere in the art work that embodied realitically. The impression that achieved is the impression of the light which is emphasizes to color, form and space. through this ten art work, that visualize by the creator, the creator would like to deliver that the beautiful of balinese girls can be seen from every side; attitude or the expression of the move mentor pose that they do. Key Word: Balinese Girls, Pose, Fine Art.
Latar Belakang Keindahan dan keunikan manusia pada dasarnya dapat dilihat dari sesuatu yang terjadi dilingkungan sekitarnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Keunikan dan keindahan itu membangkitkan rasa senang bahagia sedih serta haru. Keindahan itu sendiri di dalam buku berjudul Estetika (Djelantik, 2004: 1) digolongkan menjadi dua bagian yakni keindahan alami dan keindahan bentuk makhluk hidup ciptaan Tuhan. Keindahan alam misalnya pemandangan di pantai, pegunungan, danau, dan banyak hal lain yang dikatagorikan indah secara alami. Sedangkan keindahan bentuk makhluk hidup ciptaan Tuhan meliputi kuda, ayam, bermacam-macam burung, tubuh manusia, dll. Terkait dengan penciptaan ini, pencipta akan mengangkat tentang keindahan bentuk makhluk hidup ciptaan Tuhan, Salah satunya adalah sosok gadis, karena gadis bila diamati secara mendalam juga memiliki keindahan yang bersifat universal. Suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri adalah secara kodrati bahwasanya sosok gadis memang berbeda dengan figur laki-laki, baik secara fisik maupun psikis. Meskipun hidup secara berdampingan bukan berarti mereka sama dalam satu hal mulai dari cara berpakaian, merias diri dan perbedaan bentuk tubuh. Gadis merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang mempunyai daya tarik, memikat serta penuh dengan misteri bagi lawan jenisnya. Gadis dilahirkan dengan keistimewaan, keindahan tubuh dan rohaninya merupakan bagian yang mampu menarik hati dan menggoda iman kaum lelaki. Sehingga tidak heran jika kaum lelaki akan rela mengorbankan apa saja agar mampu memiliki keindahan gadis yang menjadi idolanya. Pesona gadis Bali yang terkenal Cantik, Kuat dan Lugu. sering digambarkan sebagai figur manusia yang ulet, mandiri dan memiliki bakti yang tinggi pada keluarga. Tidak ada masalah bagi perempuan Bali untuk mengembangkan diri sebagai seorang profesional di bidang karir yang digelutinya dan didedikasikan untuk keluarga. Gadis Bali juga memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari terutama di dalam ritual keagamaan. Hal ini adalah sebuah kewajiban gadis Bali guna meneruskan tradisi yang telah ada dari jaman dulu, seperti misalnya membuat banten Saiban, canang,
sembahyang, dan ngayah, hingga akhirnya mereka akan terbiasa melakukan kegiatan keagamaan tersebut yang tidak lain tujuannya untuk mendekatkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Di dunia modern saat ini mode pakaian gadis dari hari ke hari semakin lekat melekat di tubuh dan semakin minim serta semakin bebas memperlihatkan keindahan tubuh pemakainya. Oleh sebab itu masalah gadis akan selalu aktual dan akan selalu baru dan hangat untuk di sajikan ke dalam media apa pun. Keindahan seorang gadis apakah itu dilihat dari kecantikan wajahnya, keindahan bentuk tubuhnya serta keindahan dalam mode berpakaian dan hal-hal lain yang menginspirasi pencipta untuk memvisualisasikan figur gadis Bali. Seperti busana yang dipakai serta asesoris yang digunakan sangat berpengaruh dalam berpenampilan. Hal tersebut menjadikan gadis Bali begitu unik, spesial, serta indah. Dari hasil pengamatan serta interaksi dengan keadaan sekitar, maupun pengalaman pribadi tersebut menarik perhatian pencipta untuk melukiskan keindahan pose gadis Bali ke dalam karya seni lukis. Konsep yang akan dibuat menggambarkan makna, keikhlasan dalam melaksanakan tradisi tersebut di atas, yang digambarkan melalui kesan cahaya dengan penekanan pada warna, bentuk dan ruang. Berdasarkan pengamatan tersebut, di dalam proses penciptaan dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana mengungkapkan karakter dan ekspresi pose gadis Bali secara realistis melalui kesan cahaya dalam wujud karya seni lukis?, Bagaimana cara mewujudkan kesan dan pesan tentang kecantikan gadis Bali melalui unsur-unsur estetik dalam wujud karya seni lukis? dan bagaimana mewujudkan pembaharuan teknik melalui penggunaan material cat minyak, agar mampu mewujudkan nilai-nilai estetis pose gadis Bali dalam karya seni lukis?. Kajian Tentang Gadis Bali Secara biologis tubuh manusia adalah konstruk fisikal-material yang meliputi bermacam organ dengan berbagai jenis dan fungsinya yang kemudian menjadi satu kesatuan membentuk keutuhan anatomis manusia dan ketika tubuh
biologis atau anatomis manusia hendak ditampilkan dalam kerangka relasi atau interaksi sosial, maka munculah apa yang dinamakan sebagai penampilan fisik. Tubuh fisikal yang didesain sedemikian rupa dengan unsur-unsur material yang sesuai dengan perkembangan trend mode. (Widana, 2011: 119). Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa jika diurai pada setiap tahap perkembangannya, akan didapat suatu fakta empirik, bahwa ternyata dari zaman ke zaman, tubuh manusia mengalami evolusi, dalam berpenampilan. Adapun evolusi manusia dalam berpenampilan seperti yang pencipta kutip dalam buku Widana (2011 : 120) adalah : 1. Tubuh Prehistoris (purba), masuk katagori tubuh biologis atau tubuh anatomis, dengan atribut “nudis” atau tanpa busana, yang merupakan penanda dari suatu zaman yang masih premitif, dimana semuanya masih berdasarkan atas idiologi/konsep yang original ; asli, apa adanya, sebagai manusia sejak awal dilahirkan dengan tanpa busana atau telanjang bulat. 2. Tubuh Historis (beradap-berkebudayaan), sudah mulai berkembang menjadi tubuh “etis” (beretika) dalam tingkatan sederhana, yaitu tubuh yang berpenampilan sejalan dengan norma atau etika yang mulai diperkenalkan atau di akui bersama. 3. Tubuh Modernis, adalah jenis tubuh yang sudah termasuk kategori “tubuh estetis” (estetika), tubuh yang ditampilkan lebih indah, lebih tanpan, lebih cantik atau lebihmenarik, dengan artribut sesuai dengan perkembangan trand mode. 4. Tubuh Posmodernis, adalah tubuh yang mengallir dari satu bentuk ke bentuk yang lain, dan berkembang dari tubuh estetis menjadi “tubuh selebritis”, yang memuat tanda atau artribut trendis dan atau modis dengan kiblat pada tampilan kalangan artis atau selebritis, sebagai pertanda stratifikasi : status, kelas atau level sosial ekonomi, sekaligus sebagai penanda lifestyle (gaya hidup) dengan makna sebagai pengikut kaum kapitalis atau borjuis yang senang menonjolkan atau memamerkan kepemilikan akan perangkat benda/barang sebagai gambaran dari kekayaan (kapitalisme).
Dalam karya seni lukis ini pencipta menampilkan konsep-konsep tubuh modernis dengan postur gadis yang berusia 18 sampai 20 tahun, karena keadaan tubuh pada usia tersebut masih terlihat sangat indah. Pencipta memilih gadis Bali karena
dilihat
dari
kepentingan
hidup
yang
menekankan
keselarasan,
keharmonisan dan keserasian baik hubungan kepada Tuhan, lingkungan maupun antar umat manusia itu sendiri. Agama Hindu di Bali juga selalu menjadi sumber inspirasi yang tak pernah habis dalam berkiprah dan tradisi Bali dijadikan panduan dalam melangkah. Gadis Bali yang taat akan agama, adat dan memiliki budi pekerti yang baik, maka figur ini disebut luh luih. di dalam kamus bahasa Bali (Djendra 2012: 121), mengatakan luh luih adalah wanita yang baik dalam segala hal terutama yang menyangkut kepribadiannya. Jadi Gadis Bali yang dimaksud dalam skrip pengantar karya ini adalah sebuah ungkapan untuk seorang Perempuan yang belum menikah. Perempuan yang belum menikah diistilahkan sebagai Anak Gadis. Jadi arti anak gadis adalah perempuan yang belum menikah. Namun dalam tulisan ini gadis yang dimaksud adalah gadis yang memiliki keturunan etnis Bali serta lahir, tinggal dan tumbuh di Bali. Tinjauan Seni Lukis Seni lukis merupakan bahasa ungkap dari pengalaman artistik atau ideologis yang menggunakan dan garis guna mengungkapkan perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi, maupun ilustrasi dari perasaan seseorang. Secara teknis merupakan tebaran warna cair atau pigmen pada bidang datar (kanvas, panel, dinding, kertas, dan lain sebagainya) untuk menghasilkan sensasi atau keruangan, gerakan tekstur, sama baiknya dari kombinasai unsur-unsur tersebut (Susanto, 2002: 71). Di dalam seni lukis terdapat unsur dan isi yang terkandung di dalamnya. Bentuk dalam seni lukis merupakan hal-hal yang kasat mata atau wujud visual dari sebuah lukisan, sedangkan isi merupakan suatu hal yang terdapat di balik wujud visual yaitu menyangkut masalah konsep atau pesan yang ingin disampaikan dalam karya seni lukis (Soedarso, 2006: 78)
Teori Estetika Berbicara seni memang tak bisa lepas dari estetika, estetika itu sendiri adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. keindahan menurut Sachari, yang di kutip oleh Wibisana dalam jurnal RUPA Vol 13 (2014, 54), mengatakan bahwa Keindahan telah menjadi bagian manusia yang mendunia, dan seiring dengan berjalannya waktu cara manusia memandang keindahan pun mengalami pematangan dan pendalaman sehingga memiliki keterkaitan dengan hampir semua aspek kehidupan. Raut estetika pun menjadi bias karena definisinya yang sangat beragam, bahkan estetika itupun dapat ditarik ulur. Istilah tersebut semakin mengabur ketika nama estetika dan filsafat seni dipakai sebagai nama bidang ilmu untuk hal yang sama. Keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan, dan dapat membangkitkan suatu getaran batin dan emosi dalam setiap karya seni, dalam hal ini karya seni lukis. Karya lukis yang pencipta wujudkan, memiliki unsur estetika pose gadis yang sedang melakukan kegiatan seperti mejejaitan, sembahyang, mencari bunga, dan membuat gebogan. Proses Penciptaan Dalam proses penciptaan karya seni lukis, terdapat beberapa tahapan Seperti pendapat Hawkins yang di kutip oleh Bendi dalam laporan penciptaan yang berjudul Simbolisasi Bentuk Dalam Ruang Imaji Rupa , menyebutkan; penciptaan seni lukis dan seni tari yang baik, selalu melewati tiga tahap: pertama exploration (ekplorasi); kedua improvisation (improvisasi); dan yang ketiga forming ( pembuntukan atau komposisi). Selain dari proses tersebut, pada bab ini juga diuraikan alat serta bahan yang dipergunakan dalam penciptaan karya seni lukis.
Proses Penjajagan Proses
penjajagan
merupakan
suatu
proses
yang
memberikan
pertimbangan-pertimbangan awal sebelum mewujudkan karya seni lukis. Dalam tahap ini pencipta melakukan pengumpulan data yang nantinya sebagai refrensi penciptaan dalam seni lukis. Pertimbangan ini dilakukan atas pengamatan serta pencarian sumber-sumber inspirasi yang tentunya berkaitan dengan tema yang diangkat dalam penciptaan karya seni lukis. Dalam proses penjajagan ini pencipta melakukan pendekatan terhadap objek-objek atau model gadis Bali dari perkenalan sampai nantinya akan pencipta jadikan dalam karya seni lukis serta mengamati kegiatan dalam keseharian, serta kecantikan atau karakter wajah gadis Bali yang akan dilukis. Selain itu, dalam menunjang gagasan serta konsep-konsep penciptaan karya seni lukis, dilakukan membaca buku-buku yang berkaitan dengan seni khususnya seni lukis, memahami teori serta mengetahui tokoh-tokoh seni lukis terdahulu, baik gagasannya (konsep) maupun teknik yang diterapkan, hal tersebut dapat dijadikan pijakan dalam memperkuat konsep serta teknik yang dapat memperkuat proses kreatif yang pencipta lakukan. 3.2 Proses Percobaan Proses percobaan merupakan proses yang sangat penting, dan merupakan proses yang cukup lama dilakukan dalam penciptaan. Proses percobaan ini telah dilakukan dalam pelaksanaan tugas-tugas melukis sebelumnya sejak semester lima, sehingga dalam proses ini lebih mendalami pada penajaman masalah karakter dan kwalitas ekspresi dari penjiwaan untuk mencapai identitas diri. Sejak awal pencipta telah mendalami proses latihan menggunakan material cat minyak dan sampai sekarang tetap menggunakan material cat minyak sebagi material dalam penciptaan karya seni lukis. Melalui proses kreatif yang dilakukan saat ini merupakan kristalisasi yang telah mengindap dalam diri pencipta dan terwujud secara spontan dalam setiap penciptaan. Melalui proses ini pencipta selalu mengontrol agar terjadi perkembangan.
Proses Persiapan Proses
persiapan
merupakan
proses
yang
dilakukan
untuk
mempersiapakan material yang di gunakan dalam perwujudan karya seni lukis. Proses ini dilakukan dengan mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan sesuai keperluan untuk menerapkan teknik pada karya yang akan dibuat. Berikut ini merupakan uraian tentang alat dan bahan yang digunakan dalam berkarya. Proses Pembentukan Pembentukan merupakan proses yang dilakukan setelah melewati proses sebelumnya yaitu penjajagan dan percobaan. Dalam proses pembentukan terdapat tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penciptaan karya seni lukis. Tahap pertama melakukan pemilihan sketsa yang terbaik untuk diwujudkan pada media kanvas. Sketsa yang dibuat menggunakan pensil warna, agar memudahkan pencipta ketika mendapat kesalahan dalam melakukan sketsa, karena pensil warna mudah dihilang atau mudah dihapus pada media kanvas. Setelah melakukan sketsa kemudian mempersiapkan alat serta material yang akan digunakan dalam proses perwujudan karya. Penyelesaian Akhir Setelah melewati beberapa tahap, dan karya yang dibuat sudah mendekati selesai, maka dilanjutkan dengan proses terakhir yaitu proses penditailan. Dalam proses penditailan akhir pencipta melihat serta mengamati karya secara keseluruhan, untuk mengoreksi apabila terdapat kekurangan maupun ingin menambahkan aksen warna agar objek yang dilukis terlihat lebih maksimal. Selain mengoreksi karya secara pribadi, pencipta juga memerlukan pertimbangan dari orang lain untuk memberi masukan serta saran-saran untuk mengisi kekurangan pada karya yang dibuat. Ketika karya sudah dianggap selesai, pencipta akan memberi tanda tangan pada karya, karena dalam karya seni lukis tanda tangan juga sangat dibutuhkan untuk mengetahui identitas pencipta. Setelah mengoreksi karya secara menyeluruh dan sudah dianggap selesai. Selain itu untuk menambah keindahan pada karya, atau dalam tahap penyelesaikan
(finishing) maka dibuatkan pigura agar karya yang diciptakan lebih terlihat indah dan menarik. Wujud Karya Wujud karya merupakan bentuk visual dari karya seni lukis, di dalam skrip karya ini pencipta mengangkat tema Ekpresi Estetis Pose Gadis Bali sebagai Inspirasi dalam Karya Seni Lukis, yang diungkap melalui kreatifitas pencipta dalam menanggapi suatu objek serta situasinya yang direpresentasikan melalui rasa estetis di atas bidang dua dimensional. Dalam penciptaan karya seni lukis terdapat dua aspek yang berperan penting di dalamnya, yaitu aspek ideoplastis dan aspek fisioplastis. Aspek ideoplastis adalah hal-hal yang menyangkut tentang ide, gagasan, atau konsep pencipta yang menjadi isi dari karya yang diwujudkan, sedangkan aspek fisioplastis adalah hal-hal yang menyangkut tentang teknik penciptaan serta penerapan unsur-unsur seni rupa atau elemen-elemen visual seni lukis. Aspek Ideoplastis Aspek ideoplastis, Dalam buku yang berjudul Apresiasi Seni (Sudarmaji 1985: 9) terdapat pendapat Suwarjono yang menyebutkan bahwa ideoplastis lahir atas dasar ide sang pencipta dalam melahirkan bentuk, menuntun kelahiran perwujudannya (seni secara visual). Aspek idioplastis berisikan tentang ide atau gagasan, dalam hal ini pencipta mengekspresikan berbagai objek, baik dengan goresan maupun warna yang digunakan dalam mewujudkan karya seni lukis. Aspek Fisioplastis Dalam buku yang berjudul Apresiasi Seni (Sudarmaji 1985: 9) terdapat pendapat
Suwarjono
yang
menyebutkan
bahwa
fisooplastis
merupakan
penghampiran bentuk seni melalui aspek tehnis tanpa mementingkan segi ide terciptanya seni itu sendiri. Dalam hal ini teknik penyusunan elemen-elemen visual seni rupa serta prinsip-prinsipnya yang merupakan wujud fisik kekaryaan diimplementasikan ke dalam 10 karya seni lukis.
Deskripsi Karya Pada bagian ini diuraikan tentang deskripsi karya yaitu aspek ideoplastis, aspek fisioplastis serta pemaknaan yang terkandung dalam setiap karya. Di bawah ini akan diuraikan deskripsi dari masing-masing karya sebagai berikut:
Gambar 4 Judul : Membawa Sesajen, Ukuran :100 x 100cm, Bahan : oil on canvas Sumber: Dokumentasi Dwi Anggayana Diskripsi Karya : Ide yang tertuang dalam lukisan ini pencipta terinspirasi dari seorang gadis bali yang sedamg membawa sesajen untuk persembahyangan di pura. Mengingat gadis Hindu Bali memang tak pernah lepas dari ritual keangamaan. Karya ini menampilkan keindahan pose gadis Bali yang membawa sesajen dan berhenti sejenak di atas batu yang ada di telaga. Figur gadis Bali tersebut menggunakan kebaya warna merah muda selendang dan kamen warna biru. Pencipta menampilkan ekspresi gerak atau pose tangan kanan gadis Bali yang akan menggapai sesuatu yang ada di dalam air telaga tersebut. Sementara tangan kirinya membawa sesajen yang nantinya sebagai sarana persembahyangan. Latar
belakang pada karya ini menampilkan suasana telaga bernuansa kecoklatan serta tumbuhan teratai yang berwarna hijau kebiruan guna menambah keindahan pada karya ini. Selain itu pencipta menampilkan kesan batu bertekstur nyata dengan menerapkan teknik palet untuk memperindah karakter pada karya. Bentuk pada karya ini pencipta menggunakan garis semu atau perbedaan intensitas warna sebagai pembatas objek utama dengan objek yang lain. Garis yang diciptakan melalui intensitas warna yang berbeda untuk menampilkan suatu kesan atau penekanan pada objek. Ruang yang diciptakan menerapkan perbedaan intensitas objek utama dengan latar belakang agar memperlihatkan perspektif. Melalui karya ini pencipta ingin menyampaikan bahwa keindahan gadis Bali dapat dilihat dari sisi manapun baik melalui tingkah laku maupun ekspresi gerak atau pose Simpulan Di dalam penciptaan karya seni lukis tidak lepas dari suatu pengalamanpengalaman baru. Sehinga dapat memunculkan ide, gagasan serta motifasi untuk berkarya. Dengan melalukan pendekatan di lingkungan sekitar pencipta mendapatkan inspirasi untuk melukiskan keindahan pose gadis Bali. Keindahan gadis Bali dapat dilihat dari kecantikan wajahnya, keindahan bentuk tubuhnya serta keindahan dalam mode berpakaian dan hal-hal laim yang menjadi sisi menarik, seperti pose dalam melakukan kegiatan. Dengan segala curahan perasaan batin dan mewujudkan pengalaman-pengalaman estetis yang diperoleh dari mengamati keseharian gadis Bali yang kemudian di wujudkan ke dalam karya lukis. Dengan mengambil beberapa foto-foto serta melakukan sketsa terhadap objek-objek figur gadis Bali sesuai gagasan sehingga dapat memahami situasi dan karateristik gadis Bali untuk diwujudkan dalam karya lukis. Dengan merepresentasikan pengalaman estetis pencipta terhadap pose figur gadis Bali diwujudkan dengan ekpresi pribadi serta pengungkapan secara realistis.
Saran Dengan penciptaan karya seni lukis yang bertemakan ekpresi estetis pose gadis Bali sebagai inspirasi dalam Karya Seni Lukis, diharapkan menjadi langkah awal pencipta menuju proses kreatif berikutnya, dengan mendalami kembali halhal yang menjadi inspirasi dalam penciptaan karya lukis, dengan mengembangkan pose figur gadis Bali, hingga mejadi karya yang dikenal dalam dunia seni rupa. Melalui karya tugas akhir ini, diharapkan dapat memberi makna, serta bermanfaat bagi pelaku dan pencinta seni, baik di lingkungan akademis maupun masyarakat luas. Daftar Pustaka Bendi Yudha, I Made. 2009. Simbolisasi Bentuk Dalam Ruang Imaji Rupa. Laporan Penciptaan tidak diterbitkan. ISI Denpasar. _________________. 2013. Dekonstruksi Perubahan Karakter Kebendaan Imajinasi Kreatif Dalam Karya Seni Lukis. Laporan Penciptaan tidak diterbitkan. ISI Denpasar. Djelantik, A. A. M., 1990. Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid I: Estetika Instrumental. STSI., Denpasar. Gie, The Liang. 1976. Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan). Karya PDB 6. Yogyakarta. Kartika, Dharsono Sony. 2007. Estetika. Bandung: Rekayasa Sains ___________________. 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains. Marianto, M Dwi. 2011. Menempa Quanta Mengurai Seni. Badan Penerbit ISI, Yogya karta. Yogyakarta Sachari, Agus. 2002. Estetika: Makna, Simbol dan Daya. ITB., Bandung. Sudarmaji. Dkk. 1985. Apresiasi Seni. Pasar Seni. Badan Pelaksana pembangunan Proyek Ancol. Sudira, Made Bambang Oka. 2010. Ilmu Seni: Teori dan Praktek. Inti Prima. Jakarta. Susanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa. Kanisius. Yogyakarta. Susanto, Mikke. 2012. Diksi Rupa Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni rupa. Dictiart Lab. Yogyakarta & Jagad Art Space. Bali Tanjung, H. Bahdin Nur dan H Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: (Proposal, Skripsi Dan Tesis). Prenada Media Group. Jakarta. Tim Redaksi, 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Kompas Gramedia: Jakarta. Wibisana, Panji dan I Wayan Setem. 2014. Analisis Simbolisme Karya Ni Tanjung Terkait Ikonik Upacara Agama Hindu di Bali. Rupa, 50-69. Widana, I Gusti Ketut. 2011. Menyoroti Etika Umat Hindu: ke Pura Berpenampilan Selebritis. Pustaka Bali Post. Denpasar.
http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/basuki-abdullah-1/page:4 (Diakses tanggal 04 Januari 2016) http://artkimianto.blogspot.co.id/2009/12/lukisan-dullah.html (Diakses tanggal 04 Januari 2016)