NUGROHO – Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
Hal (103-114)
Korelasi Latihan Kekuatan Lengan “Push-Up ”, Power Lengan “Push-Ball” Dan Tinggi Badan Pada Prestasi Smash Bolavoli Mahasiswa Nusa Tenggara Timur (NTT) Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Doktor Nugroho Tahun 2015 Eko Siswanto, Eko Rido Waskito STKIP DR. NUGROHO
[email protected]
Abstrak Permainan bolavoli menuntut setiap pemain memiliki ketrampilan skill yang tinggi dan fisik yang baik agar mampu melakukan smash sempurna. Pada latihan ketrampilan smash, pemain bolavoli memerlukan kekuatan lengan, power lengan dan tinggi badan yang mendukung. Tujuan penelitian mengetahui besarnya korelasi yang terjadi yaitu: 1) Korelasi kekuatan lengan terhadap prestasi smash bolavoli, 2) korelasi power lengan terhadap prestasi smash bolavoli, 3)Korelasi tinggi badan terhadap prestasi smash bolavoli dan 4) Korelasi kekuatan lengan, power lengan dan tinggi badan bersama-sama terhadap prestasi smash bolavoli. Penelitian mengunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dilaksanakan pada mahasiswa Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah menempuh matakuliah T/P Bolavoli pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Dr. NUGROHO Magetan Tahun 2015/2016 sebanyak 30 mahasiswa laki-laki dan perempuan. Teknik penambilan sampel dengan probality sampling. Teknik pengumpulan data dengan melakukan tes kemampuan yang telah direncanakan dan dokumentasi. Teknik analisis data regresi linier tiga prediktor (multy corelation). Hasil penelitian menunjukan korelasi positif antar variabel, korelasi yang terjadi kategori sedang sebesar 57,8%. Korelasi tiap varial menunjukan: 1) Korelasi kekuatan lengan dengan prestasi smash yang terjadi sebesar 0,127 (koefisien 0,037), 2) Korelasi power lengan dengan prestasi smash yang terjadi sebesar 0,382. (koefisien 0,187), 3) Korelasi tinggi badan dengan prestasi smash yang terjadi sebesar 0,552. (koefisien: 0,484) 4) Korelasi antar variable kekuatan lengan, power lengan dan tinggi badan terhadap prestasi smash sebesar 0,578. Kontribusi tiga variabel pada prestasi smash sebesar 25,2% sedangkan sumbangan korelasi yang lain pada prestasi smash bolavoli sebesar 74,6% oleh variabel lain di luar yang diteliti. Kata Kunci: Latihan, Kekuatan Lengan, Power Lengan, Smash,
Abstrack Volleyball game requires each player has a high skill and physical skills are good to be able todoa perfect smash. In the smash skills training, volleyball players need arm strength, arm power and height that support. This research knowing to the of correlation is: 1) Correlationof arm strength to smash volleyball achievement, 2) the relationship between the power arm of the achievements smash volleyball, 3) Correlationof height to smash volleyball achievement and, 4) Correlationarm strength, armpower and height collectively similar to volleyball smash feat. The research used descriptive quantitative approach. The research was conducted on students of East Nusa Tenggara (NTT), which has to take a
103
course T/P volleyball Study Program Health Physical Educationand Recreation STKIP Dr. NUGROHO Magetan in 2015/2016 as many as 30 students male and female. Probality with drawal techniques sample with sampling. Data collection techniquesby testingthe ability of plan need and documentation. Linear regression data analysis techniques three predictors (Multy Correlation). The research show positive correlation between variables, the correlation medium categoryof 57.8%. Shows the correlation of each variable: 1) Correlation of arm strength to smash featthat occurred at 0.127 (coefficient -0.037), 2) Correlation power arm to smash feat that occurred at 0.382. (Coefficient 0.187), 3) height correlation with achievement smash happened at 0.552. (Coefficient: 0.484) 4) The correlation between variables that arm strength, arm power and heightof achievement smash together amounted to0.578. Contribution sare three variablesin the smash achievementof 25.2%, while the contributionof other correlations in volleyball smash achievement of 74.6% by other variables outside research. Key Word: correlation, arm strength, powerarm, smashfeat
104
NUGROHO – Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
PENDAHULUAN
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 dalam Mulyasa (2013:20) menyebutkan bahwa “Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Sebagai bagian dari kurikulum 2013 yang dirancang untuk memperkuat kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh. Materi pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan memuat aktivitas dan materi yang diperlukan untuk memberikan kesadaran itu termasuk juga pengetahuan dan teknik yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran dan kesehatan jasmani. pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan bukan hanya untuk mengasah kompetensi keterampilan motorik, atau terbagi menjadi pengetahuan tentang kesehatan dan keterampilan berolahraga. Cabang olahraga permainan merupakan bidang studi olahraga yang tercantum dalam kurikulum 2013 yang diberikan kepada setiap jenjang pendidikan formal. Salah satu nomor cabang olahraga pertandingan yang harus diberikan kepada anak didik adalah permaianan bolavoli. Setiap cabang olahraga memiliki cirri khas tersendiri. Ciri khas setiap cabang olahraga menuntut karakteristik fisik tertentu pula pada setiap pemainya. Berarti hal ini sama dengan penguasaan ketrampilan yang khusus dan fisik yang terbaik akan dapat mencapai prestasi yang baik/tinggi. Dengan, mengetahui
Hal (103-114)
adanya tuntutan karakteristik berbedabeda dari setiap cabang olahraga. Kekuatan fisik pemain ini yang memegang peranan penting dalam bolavoli antara lain kelincahan, kelentukan, kerasnya pukulan dll. Kekuatan fisik yang terlihat dapat memberikan tanda banyaknya (intensif) latihan fisik yang dilakukan pemain seperti push-up atau yang lain dan kekuatan lengan tangan serta power lengan serta bakat dan minat yang serta postur yang memadai. Latihan fisik yang tepat akan memperoleh hasil kekuatan fisik yang lebih baik untuk mencapai kekerasan smash (spike) yang keras. Smash yang keras saah satunya dapat dilatih dengan melakukan push-up. Push-up akan melatih kekuatan otot lengan dann otot perut yang berguna menghasilkan kekuatan pukulan spike yang keras. Pada saat melakukan gerakan smash (spike) dalam pertandingan, pada dasarnya seorang pemain bolavoli akan berusaha meloncat setinggi-tingginya saat bersamaan berusaha memukul bola sekuatkuatnya dengan arah yang tepat. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui hubungan (korelasi) latihan fisik model „pushup‟ dan kemampuan memukul bola dengan model „push-ball dan tinggi badan pemain dengan prestasi smash. Untuk mengetahui hubungan maka perlu diadakan suatu penelitian dari hasil tes pengukuran terhadap kemampuan „push-up‟, „push-push‟, tinggi badan dan prestasi smash pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Dr. Nugroho. Pelatihan dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang (repetitive) dalam jangka waktu
105
lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif, memiliki tujuan untuk memperbaiki sistema serta fungsi fisiologi dan psikologi tubuh agar pada waktu melakukan aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan yang optimal. Menurut Sukadyanto (2005) ”Pada dasarnya latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan: kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis anak latih”. Sukadiyanto (2005: 12) yang menjelaskan beberapa prinsip dasar latihan secara umum yang harus diperhatikan adalah 1 Prinsip kesiapan (Readniness) yaitu materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan usia olahragawan, 2. Prinsip individual yaitu beban latihan untuk setiap individu tentu akan berbeda-beda, karena pada dasarnya setiap individu akan memiliki kemampuan fisik yang berbeda dengan individu yang lain, 3. Prinsip beban berlebih (the overload principles) yaitu beban latihan harus mencapai atau malampaui sedikit di atas batas ambang rangsang, 4. Prinsip tahanan bertambah yaitu beban berlebih memiliki efek yang positif, maka harus mengikuti prinsip beban tahanan bertambah sebab keduanya mempunyai hubungan yang erat. 5.
meggunakan kemampuan sekelompok otot (bahu, lengan, pergelangan langan) untuk melakukan smash. Kegunaan memiliki kekuatan lengan yang baik dalam melakukan smash bolavoli yaitu akan memudahkan pelaksanaan gerak baik di dalam memukul maupun didalam menyongsong bola, melangkah dan atau meloncat, dan gerakan lain yang diperlukan dalam permainan bola voli seperti smash dan membendung. Manfaat yang diperoleh dari adanya kekuatan yang baik, yaitu untuk mempermudah mempelajari teknikteknik permainan serta mencegah kemungkinan terjadinya cidera. Push-Up Sebagai Indikator Kekuatan Lengan. Jenis-jenis latihan untuk meningkatkan kekuatan otot menurut Sumaryoto dan Soni, N. (2014:67): 1. Push-up. Tujuan push-up adalah untuk meltih otot lengan dan bahu. Gerakan pada saat melakukan seperti pada gambar. 1. 2. Sit-Up. Tujuan untuk melatih kekuatan otot perut. 3. Back-Up. Tujuan back-up adalah untuk melatih kekuatan otot punggung dan perut. 4. Squart Jump. tujuan squart jump adalah untuk meltih kekuatan otot tungkai dan pinggul.
Prinsip pulih asal yaitu kualitas fisik yang telah diperoleh melalui hasil latihan akan menurun kembali jika tidak melakukan latihan dalam kurun waktu tertentu.
1. Pengukuran Kekuatan Lengan Menurut Sumaryoto dan Soni Nopembri (2014:65) disebutkan bahwa kuatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan dengan menggunakan beban, misalnya mendorong dan mengangkat” maka kekuatan lengan dalam melakukan smash dalam permaianan bolavoli adalah kemampuan seseorang pamain
Gambar 1. Gerakan Posisi Push-Up
JadiPush-up merupakan gerakan latihan kelompok otot peras tangan dengan tujuan meningkatkan kekuatan otot lengan dan bahu dalam teknik latihan kekuatan pukulan. Pengukuran
106
atau tes kemampuan push-up adalah banyaknya seseorang melakukan gerakan push-up dengan wakttu sesingkat-singkatnya. Jadi kemampu an push-up adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan pushupsecara berurutan dalam waktu yang ditentukan satu menit. Kriteria pengukuran tes banyaknya push-up berdasarkan David C. Nieman, DHSc. MPH, Fitness and Sports Medicine An Introduction, Bull Publishing Company, 1990 seperti pada tabel.1 Tabel1.Kriteria kemampuan push-up putra dan putri usia 20-29 tahun Skor 5 4 3 2 1
Push – up Putra
Kriteria
Push –up putri
≥ 43 37 – 42 33 – 36 29 – 32 ≤ 28
Baik Sekali Baik Cukup Kurang
≥ 36 31-35 25 – 30 21 – 24 ≤ 20
Kurang Sekali
2. Pengukuran Power Lengan Menurut (Nurhasan dkk, 2005:20) disebutkan bahwa ”Power atau daya (power) merupakan gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan otot secara maksimum dengan kecepatan maksimum” Menurut Hatfield (dalam Ismaryati, 2008:59) disebutkan bahwa batasan yang baku penegertian dikemukakan yaitu “power merupakan hasil perkalian antara gaya (force) dan jarak (distance) dibagi dengan waktu (time)”. Jadi power adalah perpaduan antara kecepatan dan kekuatan persatuan waktu atau dengan kata lain Power merupakan kemampuan sekelompok otot lengan untuk dapat mempergunakan kekuatan maksimum
yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Kegunaan memiliki power atau daya kesanggupan atau kemampuan dari tubuh manusia untuk melakukan penyesuaian untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap beban fisik yang dihadapi tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan, dan memiliki kapasitas cadangan unutk melakukan aktivitas berikutnya. Terdapat tiga metode dalam mengukur daya yaitu a). Standing broad jumpbertujuan untuk mengukur gertak eksplosif tubuh. b).Vertical jump untuk untuk mengetahui kekuatan tubuh bagian bawahdan c).Medicine Ball Throwuntuk untuk mengetahui kekuatan tubuh bagian atas. Pada penelitian ini pengukuran Power Lengan dengan metode Madecine ball throw model “Push-Ball” termasuk dalam, gerakan push-ball ditunjukani gambar 2.
Gambar 2. Gerakan Push-ball Hasil pengukuran kemampuan dalam melakukan push-ball akan di masukan dalam 5 kriteria Baik sekali, Baik, Cukup, Kurang dan Kurang sekali,seperti ditunjukan tabel 2.
107
Tabel 2. Kriteria Hasil Pengukuran BallPush Skor 5 4 3 2 1
Putra (m) 26 keatas 22 – 25 14 – 21 10 – 13 0–9
Kreteria Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Putri (m) 15 keatas 13 – 14 8 – 12 5–7 0–4
Sumber: Https://www.google.com/search?q= medicine+ ball + throw + tes
3. Tes Pengukuran Tinggi Badan Tinggi badan merupakan ukuran panjang tubuh manusia mulai dari kulit luar kepala teratas sampai telapak kaki pada posisi berdiri tegak lurus. Menurut Moch. Soebroto, (2006:126). menyebutkan bahwa ”Perawakan seorang pemain dinilai dengan mengukur bagian-bagian pemain serta mengumpulkan informasi mengenai besarnya perawakan anggota-anggota keluarga lainnya. Kualitas tinggi badan penting dalam pertandingan, lari 200 meter dan 400 meter, 110 dan 4000 meter gawang, loncat tinggi, Bolavoli dan loncat tiga, lempar cakram, lontar martil dan tolak peluru, mendayung, bola basket, bola volly dan rugby" Pertumbuhan rata-rata untuk setiap jenis kelamin dalam populasi berbeda secara bermakna, di mana pria dewasa rata-rata lebih tinggi daripada wanita dewasa. Selain itu, tinggi badan manusia juga berbeda menurut kelompok etnis.Tinggi badan seorang pemain sangat berperan dan mempengaruhi dalam pencapaian prestasi yang tinggi daripada pemain yang tidak begitu tinggi badannya. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan berdiri membelakangi dinding dimana microtiose terpasang dengan posisi siap santai, tangan disamping badan terkulai lemas, tumit, betis, pantat,
tulang belikat dan kepala menempel di dinding, pandangan lurus ke depan. Pada pengukuran tinggi badan tidak memberdakan antara lakilaki dan perempuan. Hasil pengukuran akan diberiskor berdasarkan rentang tertentu dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria tinggi badan ditunjukan pada tabel 3. Tabel 3. Kriteria Hasil Pengukuran Tinggi Badan Kriteria Jangkung Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Kurang Tinggi
Renang TB >180 170 - 179 160 - 169 150 - 159 <149
L/P
Skor 5 4 3 2 1
4. Prestasi Smash Bolavoli Pada teknik smash letak seninya permainan bolavoli, apabila tim hendak memenangkan pertandingan maka mereka harus menguasai teknik smash. Pemain yang profesional/pandai melakukan smash (smasher)sudah pasti memiliki kelincahan, lompatan tinggi, timing yang tepat dan mempunyai kemampuan memukul bola yang sempurna (akurat, tajam dan keras). Smash atau spike adalah gerakan memukul bola yang dilakukan dengan kuat dan keras serta jalannya bola cepat, tajam dan menukik serta sulit diterima lawan apabila pukulan itu dilakukan dengan cepat dan tepat (Aip Syarifuddin, 1997: 58).Gerakan dalam melakukan smash terdiri dari 4 tahapan yaitu awalan, saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat. Syaodih Sukmadinata, (2003:102) “Prestasi belajar dapat disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan
108
pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik”. Dari uraian pengertian diatas prestasi smash bolavoli adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar (smash bolavoli) yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tes smash mengetahui kemampuan peserta/pemain bolavoli saat melakukan smash yang sempurna dalam permainan bola voli. Tes prestasi smash berguna untuk mengetahui keakurasian pukulan sesuai dengan daerah sasaran yang direncanakan. Penentuan skor prestasi smash bolavoli yaitu pada jatuhan bola di lapangan lawan yang dibagi menjadi tiga daerah sasaran. Kriteria Skor dalam penelitian disusun oleh peneliti. Skor prestasi smash bolavoli terdiri dari angka 1 s/d 4 dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 4. Kriteria Skor Hasil Smash Nilai Ketentuan Penilaian Jika bola hasil smash jatuh Skor pada daerah sasaran 1 1 boleh menyentuh jaring / net Jika bola hasil smash jatuh Skor pada daerah sasaran 1 2 tanpa menyentuh net/jaring Jika bola hasil smash jatuh Skor pada daerah sasaran 2, 3 boleh menyentuh net /jaring Jika bola hasil smash jatuh Skor pada daerah sasaran 3, 4 boleh menyentuh net / jaring
Kriteria Biasa
Standar rt
Tajam
Sangat Tajam
METODE
Desain penelitian adalah kuantitatif korelasinal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antar dua variabel maupun antar variabel penelitian yaitu kekuatan lengan, power lengan dan tinggi badan terhadap prestasi smash bolavoli pada mahasiswa Nusa Tenggara Timur Program Studi Penjaskesrek STKIP Doktor Nugroho MagetanTahun 2015.STKIP Dr. Nugroho (SK MENDIKNAS NO. 159/E/0/2011) beralamat di Jl. Sendang Kamal 50M Kelurahan Kraton Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan (www.stkipdrnugroho.ac.id / Email : infostkipdrnugroho.ac.id). Teknik pengambilan sampel adalah probality sampling, penelitian yang memberikan peluang sama setiap anggota populasi menjadi sampel karena sampel homogen Sugiyono (2012:124). Sampel penelitianadalah mahasiswa program studi S-1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi asal Nusa Tenggara Timur (simple randomsampling) yang berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan 1) diskusi teman sejawat dan dengan ahli (wawancara), 2) tes pengukuran (observasi), peneliti ikut serta dalam pengambilan data pada proses pengukuran, dan 3) dokumentasi meliputi persiapan peralatan,kelengkapan data responden, mencatat hasil pengukuran, Tes pengukuran dilaksanakan tahap I tanggal 26 Januari 2015 tes awal pengukuran dan tahap II tangal 9 Febuari 2016 untuk pengambilan data sebenarnya. Pelaksanaan pengukuran menggunakan instrumen terdiri dari lembar catatan hasil pengukuran dan prosedur pengukuran.
109
Dalam penelitian ini variable bebas terdiri dari 3 variabel yaitu Latihan Kekuatan Lengan “Push-Up” (X1), Power lengan model “Push-Ball” (X2) dan Tinggi Badan (X3) sedangkan variabel terikat yaitu prestasi smash disebut variabel terikat (Y) Analisila hubungan antar varibel yang digunakan adalah analisis regresi dan memeriksa korelasinya. Model regresi dan bentuk hubungan diketahui melalui persamaan regresi, sementara keeratan hubungan dapat diketahui dengan perhitungan korelasi (koefisien korelasi).Dari hasil analisis data, korelasi atau hubungan dilihat dari kejadianya yaitu: 1) Hubungan Timbal balik, 2) Hubungan Simetris dan 3) Hubungan Asimetris. Kriteria pengujian: Ho diterima jika = r hitung< r tabel Ho ditolah jika = r hitung> r tabel Secara teknis proses perhitungan menggunakan komputer windows 10 dengan Program IBM 21 Statistika. Hasil korelasi yang terjadi diintrepretasikan seperti tabel 5. Tabel 5. Intepretasi nilai korelasi POSITIF 0,90 - 1.00 0,70 - 0,90 0,50 - 0,70 0,30 - 0,50 0.00 - 0.30
PENAFSIRAN Korelasi Sanagat Tinggi Korelasi Tinggi Korelasi Sedang Korelasi Rendah Korelasi Kecil
NEGATIF 0,90 - 1.00 0,70 -0,90 0,50 - 0,70 0,30 - 0,50 0.00 - 0.30
Sumber:Dennis E.Henkle. Applied Statistics for Behavioureal Science: 118
Penyajian hasil analisis statistik digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2013: 147) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan suatu statistik hasil penelitian, tapi tidak membuat kesimpulan yang lebih luas.
DESKRIPSI DATA a. Kekuatan Lengan (Push-Up) Terhadap Prestasi Smash Hasil pengukuran kekuatan lengan pada 30 orang mahasiswa. Hasil penilaian kemampuan mahasiswa Nusa Tenggara Timur Penjaskesrek STKIP Dr Nugroho Magetan tahun 2015 dalam melakukan push-up yaitu kriteria Sempurna jumlah 9 orang, kriteria Baik Sekali jumlah 18 orang, kriteria Baik jumlah 3 orang, kriteria Cukuptidak ada dan kriteria Kurang tidak ada. b. Power Lengan (Push-Ball) Terhadap Prestasi Smash Power lengan di lakukan pengukuran dengan model push-ball. Power lengan di ukur dengan menghitung etimasi waktu dan jarak jatuhan bola, diukur dengan suatu alat meteran dan waktu diukur dengan alat stopwacth. Hasil pengukuran pada kemampuan power lengan mahasiswa Penjaskesrek STKIP Dr Nugroho Magetan tahun 2015 dalam melakukann push-ball adalah kriteria Baik Sekali jumlah 6 orang , kriteria Baik jumlah 5 orang , kriteria Cukup jumlah 16 orang, kriteria Kurang jumlah 3 orang, dan Kurang Sekali tidak ada. c. Tinggi Badan (TB) Terhadap Prestasi Smash Hasil pengukuran tinggi badan tidak dikelompokan antara peserta putra dan putri. Penilaian hasil pengukuran tinggi badan mahasiswa Penjaskesrek STKIP Dr Nugroho Magetan tahun 2015 di kategorikan menjadi lima (5) kriteria dengan rentang tertentu yaitu kriteria Jangkung jumlah tidak ada, kriteria Sangat tinggi jumlah 5 orang, kriteria Tinggi jumlah 13 orang, kriteria Cukup Tinggi jumlah 12 orang, dan kriteria Kurang Tinggi jumlah tidak ada. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Korelasi antara Dua variabel Pengujian korelasi tingkat signifikasi α = 95%, jumlah responden 30 orang dimana r tabel diperoleh sebesar 0.3610.
110
Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan prestasi smash bolavoli pada mahasiswa Nusa Tenggara Timur Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi STKIP Dr. Nugroho tahun 2015 sebesar 0,552**korlasi satu arah (simetris) signifikasi 98%.
Tabel 6. Nilai Korelasi Pearson Prestasi Variabel N Smash Kekuatan .127 30 Lengan (sig.1-tailed) Power .382* 30 Lengan (sig. 1-tailed) Tinggi .552** 30 Badan (sig. 1-tailed) *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
a. Korelasi Kekuatan Lengan dengan Prestasi Smash Dari tabel korelasi diperoleh r hitung 0,1270,< r tabel 0.3610,hipotesa diterima, maka Tidak ada hubungan antara kekuatan lengan model „Push-Up‟dengan prestasi smash pada mahasiswa Nusa Tenggara Timur Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi STKIP Dr. Nugroho Magetan tahun 2015 sebesar 0,127 korelasi satu arah (simetris) signifikasi 95%. b. Korelasi variabel Power Lengan dengan Prestasi Smash Dari tebel korelasi diperoleh r hitung 0.382*> r tabel 0.3610 hipotesa ditolak, maka Ada hubungan yang signifikan antara power lengan model „PushBall‟terhadap prestasi smash pada mahasiswa Nusa Tenggara Timur Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi mahasiswa Nusa Tenggara Timur Program Studi Penjaskes & rek STKIP Dr Nugroho Magetan tahun 2015 sebesar 0,382 korlasi satu arah (simetris) signifikasi 95%. c. Korelasi Tinggi Badan dengan Prestasi Smash Dari tabel korelasi diperoleh r hitung 0,552> r tabel 0.3610hipotesa ditolak, maka
2. Korelasi
yang
terjadi
antara
variabel variabel latihan kekuatan lengan model push-up (X1), power lengan „push-ball (X3) dan tinggi badan (X3) secara bersama-sama berkorelasi secara signifikan kepada variabel prestasi smash (Y) serta arah dan besar nilai korelasinya. Tabel. 7. Korelasi antar variabel R
.578 a
Adjus ted R Squar e .257
Std. Error of the Estimat e
Change Statistics
.614
4.34 8
F
df1
df 2
Sig. F Chang e
3
26
.013
Chan ge
Pengujian pada tingkat signifikasi 95%, pada df1= 3 (tiga variabel) dan df2 diperoleh (N-k-1) = N = 30. Maka diperoleh df2 = 26, diperoleh Ftabel sebesar 2.780. Dari perhitungan diperoleh F hitung = 4.348, maka F hitung > F tabel yaitu 4.348 > 2,7980 hipotesis ditolak. Ada hubungan secara bersamasama antara latihan kekuatan lengan model „Push-Up, power lengan model „Push-Ball‟ dengan prestasi smash bolavoli pada mahasiswa Nusa Tenggara Timur Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi STKIP Dr. NUGROHO Magetan Tahun 2015 sebesar 0,5780 dengan arah positif. 3. Arah Korelasi Hasil analisi koefisien korelasi untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel independen
111
(prestasi smash = Y). Dari perhitunga analisis regresi dapat diketahui koefisien korelasi pada tabel 7.. Tabel 8. Koefisien Korelasi Coefficientsa Mode l
1
Unstandardize d Coefficients B Std. Error
(Co 1.278 nst ant) KL -.043
.850
.194
PL
.142
TB
.473
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
1.504
.145
-.037
-.221
.827
.134
.187
1.059
.299
.176
.484
2.687
.012
a. Dependent Variable: Prestasi Smash (Y)
Nilai Koefisien korelasi yang terjadi merupakan gambaran untuk membuat persamaan garis regresi prestasi smash (Y) yaitu: Pesamaan garis regresi prestasi smash sebagai berikut: Rumus = 𝑌 = 𝑎 + 𝑌1. 𝑥1 + 𝑦2𝑥2 + 𝑦3𝑥3
Maka 𝑌 = 1.278 + 0,127 . 𝑥1 + 0,382 𝑥2 + (0,552) 𝑥3
𝑌 = 2.339 Maka persamaan (Y1, Y2, Y3) adalah: Y1 = (2.339 + 0,127) . x1 Y2 = (2.339 + 0,382) . x2 Y3 = (2.339 + (0,552) . x3 Konstanta yang terjadi sebesar 2.339. Dari konstanta yang diperoleh maka dapat dijelaskan bahwa jika X1, X2, X3 = 0 maka prestasi smash (Y) = 2.339 maka: - Koefisien latihan kekuatan lengan‟Push-Up‟ (X1) sebesar 0,043 artinya variabel power lengan dan tinggi badan (X2 dan X3) harganya tetap dan kekuatan lengan naik 1% maka prestasi smash akan mengalami penurunan -0,43% koefisien bernilai negatif terjadi hubungan negatif (terbalik) antara latihan kekuatan lengan dengan
prestasi smash pada mahasiswa Nusa Tenggara Timur program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi STKIP Dr. Nugroho. - Koefisien power lengan ‟Push-Ball‟ (X2) sebesar 0,142 artinya variabel kekuatan lengan dan tinggi badan (X1 dan X3) harganya tetap dan kekuatan lengan naik 1% maka prestasi smash akan mengalami kenaikan 1,420% koefisien bernilai positip berarti terjadi hubungan positip (linier) antara power lengan dengan prestasi smash pada mahasiswa Nusa Tenggara Timur program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi STKIP Dr. Nugroho. - Koefisien tinggi badan (X3) sebesar 0,473 artinya variabel kekuatan lengan dan power lengan (X1 dan X2) harganya tetap dan tinggi badan naik 1% maka prestasi smash akan mengalami kenaikan 4,73%. Koefisien bernilai positip artinya terjadi hubungan postif (linier) antara tinggi badan dengan prestasi smash mahasiswa Nusa Tenggara Timur program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi STKIP Dr. Nugroho . PEMBAHASAN
Korelasi kekuatan lengan model „push-up‟, power lengan model „pushball‟, tinggi badan dengan prestasi smash pada mahasiswa Nusa Tenggara Timur Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi STKIP Dr. NUGROHO Magetan Pada Tahun 2015 menunjukkan korelasi yang positif dengan kekuatan/keeratan hubungan yang Sedang (R = 0,578). Nilai R pada korelasi antar variable (kekuatan lengan, power lengan, dan tinggi badan) dengan prestasi smash
112
masih perlu di tingkatkan agar mampu memberikan dampak yang diharapkan lebih dari 57,8%. Hasil perhitungan yang korelasi antar variabel diketahui bahwa kontribusi korelasi variabel kekuatan lengan push-up, power lengan push-ball dan tinggi badan memberikan sumbangan hubungan berpasangan erat sebesar 25,70% pada variabel prestasi bolavoli pada mahasiswa Nusa Tenggara Timur program studi penjaskes & rekkreasi STKIP Dr. NUGROHO Magetan tahun 2015. Sedangkan sumbungan hubungan sebesar 74,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar yang di teliti.
Bagi pemain dengan postur yang relative tinggi memiliki kelebihan dalam lompatan namun lemah dalam kelincahan dan keakurasian karena kurang didukiung oleh latihan kekuatan lengan yangg memadai. Latihan secara kontinyu dan latihtandingakan sangat membantu perkembangan skill dan mental pemain. Peran pelatih perhatian dan support yang baik dari orang disekitar pemain akan sangat membantu perkembangan fisik, ketrampilan dan mental pemain, sekaliigus akan menjadi daya tarik calon mahasiswa pada tahun berikutnya.
PENUTUP
Berdasarkan pada kenyataan ini, ternyata ketiga variabel tersebut di atas yaitu kekuatan lengan, power lengan dan tinggi badan, sangat mempengaruhi di dalam usaha pencapaian prestasi smash bola voli. Untuk itulah kepada para pelatih atau guru olahraga agar selalu memperhatikan ketiga faktor variabel di atas, selain variabel yang lain. Di dalam memilih pemainnya seperti teknik bermain individu, taktik serangan dan bertahan serta memperhatikan minat dan motivasi berlatih selalu dipelihara. Diharapkan
di dalam mernbina pemainnya selalu memperhatikan kondisi psikologi kejiwaan masing-masing peserta/pemain. DAFTAR PUSTAKA
David C. Nieman, DHSc. MPH, 1990. Fitness and Sports Medicine An Introduction, USA Bull Publishing Company, Hadi Sutrisno. Yogyakarta. Offset.
2004. Statistik. Penerbit Andi
Kosasih, Engkos, 1985. Olahraga Teknik dan Program Latihan, CV. Akademi Presindo. Jakarta. M. Sajoto. 2002. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Dahara Prize, Semarang. Nurhasan, 1994. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung : FPOK –UPI Bandung. Olih Solihin, Akhmad & Hadziq, Khairul. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung. Alfabeta. Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK Uiversitas Negeri Yogyakarta. Sukmadinata, Nana S. 2015. Metodologi Penenlitian Pendidikan: Cetakan ke-10.
113
Bandung. Rosdakarya.
PT.
Remaja
Sumaryoto dan Soni, N. 2014. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Keseahatan. untuk SMA/SMK/MK Kelas XI smester 1. Jakarta. Kemendikbud http://www.persatuan_bolavoli_seluru h_indonesia_pbvsai/co.id. diakses 5 Januari 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/berkas:bol avoleyball_block.jpg. diakses 8 Januari 2015 http://id.wikipedia.org/wiki/bolavoli# teknik_boa_voli. diakses 07 Januari 2015
114