EKLEKTISISME, METODOLOGI PSEUDO-ILMIAH PEMALSU SEJARAH Suar Suroso Setengah abad Perang Dingin digalakkan Amerika Serikat untuk membasmi komunisme dunia. Sasaran terpusatnya adalah Uni Republik-Republik Sovyet Sosialis (URSS) dan Partai Komunis Uni Sovyet (PKUS). Untuk itu telah dikerahkan pakta-pakta militer
NATO, SEATO, ANZUS, CENTO. Operasi-operasi rahasia CIA. Ikut serta kaum sosial demokrat dan penganut aliran Trotskis. Perang Dingin berhasil membikin Tembok Berlin roboh. Bendera Merah berpalu-arit terkulai dan dikerek turun dari puncak menara Kremlin, URSS lenyap dari peta politik dunia, negara-negara sosialis Eropa Tengah dan Timur: Albania, Bulgaria, Rumania, Republik Demokrasi Jerman, Polandia, Cekoslowakia jadi berganti warna, meninggalkan jalan sosialis, berobah jadi menempuh jalan kapitalis. Dengan Boris Yeltsin mencampakkan PKUS, dan Gorbacyov. dengan gagasan “Pyeryestroika I Novoye Mishlyeniye” menyebabkan dibuangnya diktatur proletariat Sovyet, maka PKUS brantakan, sebagai pimpinan URSS, turun panggung. Russia meninggalkan jalan sosialis, menempuh jalan demokrasi burjuis. Gembong-gembong burjuasi dunia, kaum sosial demokrat bersama para penganut aliran Trotskis bergendang paha. Kaum sosial-demokrat menyalahkan ajaran Marx tentang diktatur proletariat yang dilaksanakan Lenin di Uni Sovyet. Kaum Trotskis menggembar-gemborkan kebenaran Trotski yang berpendirian tidak membenarkan membangun sosialisme di satu negeri seperti ajaran Lenin, tapi harus mengobarkan revolusi permanen, memenangkan sosialisme sedunia. dengan menggelorakan revolusi dunia. Pembela-pembela tangguh kapitalisme, Francis Fukuyama dengan karyanya The End of History , dan Samuel P. Hungtington dengan The Clash of Civilisation tampil mengkhotbahkan kehancuran komunisme, kebangkrutan Marxime-Leninisme dan meramalkan bahwa masa depan sejarah adalah benturan-benturan peradaban. Di Indonesia, Suharto antek Amerika Serikat bergelimang darah membantai, membasmi kaum komunis, Sukarnois dan kaum kiri, sampai menggulingkan Bung Karno. Tiga juta lebih kaum komunis bersama kaum kiri lainnya dan rakyat biasa jadi korban. Marxisme-Leninisme dan PKI dilarang di seluruh Indonesia. Inilah puncak kemenangan Perang Dingin di Asia.
1
Tapi ramalan Fukuyama dan Hungtington tentang kejayaan demokrasi liberal adalah jauh panggang dari api. Yang terjadi adalah krisis moneter dunia kapitalis melanda jagad. Inilah krisis terhebat dalam sejarah kapitalisme. Di belahan Timur bumi, Tiongkok bangun berkat hasil realisasi gagasan Deng Xiaoping berupa “Reform dan politik pintu terbuka”. Tiongkok yang miskin dan terbelakang di pertengahan abad ke-XX tampil menjadi negara ekonomi terbesar kedua sesudah Amerika Serikat pada awal abad ke-XXI, dengan mengungguli Jepang. Inilah demonstrasi keunggulan sistim sosialis yang dipraktekkan di bawah pimpinan Partai Komunis Tiongkok. Komunisme bukannya punah. PKT beranggotakan lebih dari limapuluh delapan juta.manusia, dengan ideologi pembimbing Marxisme-Leninisme, Fikaran Mao Zedong, Teori Deng Xiaoping, Fikiran penting “Tiga Butir Mewakili” dan pandangan ilmiah tentang perkembangan, adalah Partai yang memimpin negara berpenduduk seperlima penduduk dunia. Inilah kenyataan yang tak mungkin bisa dibantah. Krisis moneter kapitalis yang melanda dunia membuka mata dan fikiran orang akan kebenaran ajaran ekonomi poliitik Marx. Marxisme jadi mencuat. Marxisme bukanlah dogma, tapi adalah pedoman untuk bertindak. Kekuatan Marxisme bersumber pada pandangan dan metode yang dipakainya adalah ilmiah. Pandangannya adalah materialisme, dan metodenya dialektika. Materialisme berarti menempatkan materi adalah primer dan ide adalah sekunder, artinya bukan fikiran yang menentukan kenyataan, tapi kenyataan yang menentukan fikiran. Fikiran adalah pencerminan dari kenyataan. Dialektika berarti mengikuti hukum-hukum perkembangan hal ihwal. Mengikuti hukum saling hubungan antara gejala-gejala sebagai satu hukum objektif dalam dunia semesta, mengikuti hukum sebab dan akibat; mengikuti hukum kesatuan dan perjuangan dari segi-segi yang bertentangan, hukum terbaginya kesatuan menjadi dua, hukum satu pecah jadi dua, (razdvoyenye yedinovo) , [Lenin, K Voprosu o Dialyektike, Tentang Masalah Dialektika, Catatan Filsafat, Kumpulan Karya edisi ke-V bahasa Russia, jilid ke-XXIX, hal.316-322.] 1), hukum tentang kontradiksi, [Mao Zedong, Tentang Kontradiksi, Pilihan Karja jilid I., hal. 417-466.], 2), mengikuti hukum perobahan-perobahan kwantitatif menjadi perobahan kwalitatif, [F.Engels, Anti Duhring, Foreign Languages Publishing House, Moscow 1954, hal. 175] 3] dan mengikuti hukum negasi dari negasi. [F.Engels, Anti Duhring, Foreign Languages Publishing House, Moscow 1954, hal 179-197] 4). Pentrapan materialisme dialektis dalam masalah masyarakat adalah materialisme historis. Inilah filsafat Marxisme, Materialisme Dialektis dan Historis. Ia adalah senjata ampuh untuk mengenal dan memahami serta untuk merobah dunia dan masyarakat. Materialisme Dialektis mengakui adanya kebenaran relatif dan kebenaran absolut. Kebenaran absolut adalah himpunan dari kebenaran-kebenaran relatif. Kebenaran itu kongkrit. Satu-satunya ukuran tentang kebenaran adalah 2
kenyataan, adalah praktek. Benar tidaknya satu ucapan, benar tidaknya satu pandangan , benar tidaknya satu teori dapat diuji dengan kenyataan, diuji dengan praktek. Inilah senjata untuk membedakan yang benar dan yang salah, yang asli dan yang palsu. Dalam kehidupan umat manusia, dalam usaha mencari kebenaran, terdapat berbagai pandangan dan metode. Subjetivisme adalah salah satu pandangan, yang semata-mata bertolak dari keinginan subjektif. Eklektisisme adalah satu varian dari subjektivisme itu. Eklektisisme adalah metodologi pseudo-ilmiah, ilmiah-palsu, yang bertolak dari kenyataan yang dipilih-pilih. Eklektika berasal dari kata “eklego”, saya memilih, bahasa Yunani. Kenyataan bukan diambil menurut apa adanya, tapi dipilih-pilih, diambil mana-mana yang dirasa diperlukan, diambil bagian-bagian yang diperlukan, kenyataan dipisahkan dari saling hubungannya dengan kenyataan yang menyeluruh, kenyataan diambil tanpa memperhitungkan hubungan dialektisnya dengan keseluruhan keadaan kenyataan itu, sesudah pilihan-pilihan kenyatan ini dideretkan, maka diambillah kesimpulan yang sesuai dengan keinginan si penyimpul. Oleh karena itu, kesimpulannya adalah bersifat subjektif, tidak sesuai dengan kenyataan, bahkan bisa bertolak belakang dengan kenyataan.. . Perang Dingin diuar-uarkan telah usai. Dengan tidak punahnya gerakan komunisme dunia, maka tak ayal lagi masih gentayangan arwah penghasut Perang Dingin, pendukung setia Doktrin Truman, eksekutor the policy of containment, yaitu usaha membasmi komunisme di mana saja muncul di dunia ini. Jelas-jemelas, Tiongkok kini menjadi bastion gerakan komunisme dunia. Berbagai usaha digalakkan kekuatan anti-komunis demi membasmi bastion ini. Sesudah brantakannya PKUS dan runtuhnya URSS, maka kini dalam hal membasmi komunisme, yang jadi pusat sasaran adalah RRT di bawah pimpinan Partai Komunis Tiongkok. Sejak semula, Lenin yakin akan keunggulan sosialisme atas kapitalisme. Maka Lenin memprakarsai politik koeksistensi secara damai antara sosialisme dan kapitalisme.. Pimpinan Partai Komunis Tiongkok pun yakin, dapat membangun sosialisme dengan menempuh koeksistensi dan perlombaan damai dengan negara-negara kapitalis. Sesuai dengan kenyataan dunia di akhir abad ke-XX, Deng Xiaopimg merumuskan, bahwa ciri situasi dunia dewasa ini adalah perdamaian dan perkembangan. Ini lah akar dari politik pintu terbuka yang digagaskan dan ditempuh Deng Xiaoping. Dengan kebijaksanaan politik ini, Tiongkok bukannya menuntut pembubaran IMF, WTO dan lain-lain, tapi memasuki semua badan dan lembaga internasional. Mulai dari PBB, Unesco, IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, APEC ... hingga liwat perundingan belasan tahun berusaha dan berhasil masuk WTO. Dan tak terbendung lagi, Tiongkok masuk dan memainkan 3
peranan dalam semua badan dan lembaga internasional yang ada. Tentu saja Tiongkok tidak masuk NATO, pakta militer yang anti komunis, alat hegemonisme kapitalis. Dan sebagai negara sedang berkembang, tidak masuk dalam kelompok 8 Negara Industri Maju. Realisasi Doktrin Truman untuk membasmi bastion komunisme dunia ini adalah kelanjutan Perang Dingin yang belum usai itu. Dalam hal ini, kekuatan anti-komunis dunia bekerja keras, bergerak dengan bermacam ragam variasi dan arah gerakan. Tujuan utama adalah mendiskreditkan RRT dan PKT. .Mendiskreditkan Mao Zedong sebagaimana halnya dengan mendiskreditkan Stalin. Dengan diskreditnya tokoh penting komunisme ini, akan diskreditlah Partai yang dipimpinnya. Kemudian dilanjutkan dengan mendiskreditkan PKT. Ditempuh cara menyebarkan isu bahwa PKT itu bukanlah lagi Partai Komunis. Disebarkan dongeng bahwa PKT kini dipimpin oleh para konglomerat. Dengan membolehkan para pengusaha nasional masuk PKT, maka PKT dinilai telah jadi Partai kapitalis, Disebarkan pandangan, bahwa sistim kenegaraan dan ekonomi Tiongkok bukanlah sosialisme. Dipropagandakan bahwa yang dibangun di Tiongkok bukanlah sosialisme tetapi adalah kapitalisme. Bahwa kemajuan pesat yang terjadi di Tiongkok adalah hasil dari penghisapan atas rakyat Tiongkok. Yang penting lagi adalah dipropagandakan bahwa Deng Xiaoping adalah revisionis. Deng Xiaoping dinyatakan mendidik rakyatnya melakukan penghisapan. Terjadi sukses memprodusir kereta api tercepat antar kota, tapi yang besar-besaran dipropagandakan adalah kecelakaan tabrakan kereta itu pada 25 Juli tahun lalu di Wenzhou. Tiongkok besar-besaran membangun gedung perumahan yang menyebabkan puluhan juta keluarga masuk rumah baru, tapi yang dipropagandakan adalah “Tiongkok membangun kota hantu”, karena banyaknya gedung perumahan kosong, yang belum terjual. Dengan kejadian ini diramalkan di Tiongkok akan terulang krisis seperti pengalaman bangkrutnya maskapai raksasa Lehmann Brothers di Amerika Serikat. Yang sangat serius adalah menilai Deng Xiaoping itu revisionis. Memang, dalam Revolusi Besar Kebudayaan Proletar (RBKP) Tiongkok, tahun 1966-1976, pernah Deng Xiaoping diganyang bersama Liu Shaoqi sebagai tokoh penempuh jalan kapitalis. Tapi tahun 1981 pimpinan kolektif CC PKT telah menyimpulkan, bahwa RBKP itu adalah salah. Dan Deng Xiaoping sudah direhabilitasi, sampai dia kembali menduduki kedudukan anggota Dewan Harian Poilitbiro CC PKT, Ketua Komisi Militer CC PKT. Justru Deng Xiaoping adalah yang dengan tangguh membela Mao Zedong dan Fikiran Mao Zedong, berinisiatif mengedepankan gagasan membela Empat Prinsip Dasar, yaitu pertama harus menempuh jalan sosialis, kedua harus membela diktatur proletariat, ketiga harus di bawah pimpinan Partai Komunis, dan keempat harus dengan ideologi pembimbing Marxisme-Leninisme dan 4
Fikiran Mao Zedong. Rumusan Empat Prinsip Dasar ini dicantumkan dalam Konstitusi PKT dan dalam Konstitusi negara RRT.. Di samping itu, Deng Xiaoping menampilkan sederetan gagasan baru yang sebelumnya belum ada dalam literatur Marxis, seperti: Tiongkok berada dalam tahap awal sosialisme, pasar berguna bagi kapitalisme juga berguna bagi sosialisme, tugas utama sosialisme sesudah ditegakkan diktatur proletariat adalah membebaskan dan mengembangkan tenaga produktif, melancarkan reform dan politik pintu terbuka untuk membangun sosialisme berkepribadian Tiongkok, ilmu dan tekhnologi adalah tenaga produktif yang utama, pedoman satu negara dua sistim untuk menghapuskan kolonialisme dari Hongkong dan Macao, dan untuk menyatukan kembali Taiwan dengan Daratan Tiongkok. Jelas-jemelas, sukses besar pembangunan ekonomi Tiongkok adalah berkat melaksanakan gagasan-gagasan Deng Xiaoping ini. Jadi tidak benar pendapat yang mengatakan Deng Xiaoping itu merevisi Marxisme. Yang benar adalah dia berjasa mengembangkan Marxisme. Sebagaimana Lenin mengembangkan Marxisme dengan Leninisme, Mao Zedong mengembangkan Marxisme dengan Fikiran Mao Zedong, Deng Xiaoping mengembangkan Marxisme dengan Teori Deng Xiaoping.. “Teori Deng Xiaoping adalah hasil besar penyimpulan pengalaman Partai dan rakyat Tiongkok, adalah pengembangan Fikiran Mao Zedong dalam syarat-syarat sejarah baru,“ [Jiang Zemin, pedato Peringatan 80 Tahun PKT, 1 Juli 2001, Jiang Zemin Wenxuan, Pilihan
TulisanJiang Zemin jilid III, Jiangxi Ren Min Chu Banshe , 2006, hal 271] 5) Kini Teori Deng Xiaoping dijadikan bahagian dari ideologi pembimbing Partai Komunis Tiongkok, di samping Marxisme-Leninisme, Fikiran Mao Zedong, fikiran penting “Tiga Butir Mewakili”, dan pandangan ilmiah tentang perkembangan..Dalam Kongres Nasional ke-XVII PKT, Hu Jintao menyatakan bahwa “Teori Deng Xiaoping adalah hasil dari pengintegrasian ajaran pokok Marxisme-Leninisme dengan kenyataan Tiongkok dewasa ini dan syarat sejarah sekarang, adalah kelanjutan dari perkembangan Fikiran Mao Zedong dalam kondisi sejarah modern, ia adalah mewakili tingkat baru perkembangan Marxisme di Tiongkok, adalah Marxisme Tiongkok zaman sekarang dan adalah kristalisasi kearifan kolektif PKT. Ia membimbing modernisasi Tiongkok dari kemenangan ke kemenangan” [Hu Jintao, Laporan Politik dalam Kongres Nasional ke-XVII PKT,15 Oktober 2007, Documents of the 17th National Congress of the Communist Party of China (2007), hal. 86]. 6):Yang mengatakan Deng Xiaoping itu revisionis jelas bukan bertolak dari pandangan materialisme historis, tapi menggunakan metodologi eklektisisme. Pembangunan sosialisme di negeri dengan seperlima penduduk dunia, yang kini berpenduduk 1.3 milliar jiwa adalah usaha raksasa umat manusia yang belum pernah terjadi dalam sejarah. Pasti tak sedikit rintangan dan kesulitan. Walaupun dalam tahap awal sosialisme berhasil membebaskan ratusan juta rakyat dari kemiskinan, kemiskinan itu belumlah lenyap sepenuhnya. Kemajuan ekonomi melahirkan kesenjangan hidup yang 5
kian menganga, antara kaya dan miskin. Ekonomi pasar membuahkan sampah masyarakat berupa korupsi di banyak tempat, pengangguran, kesulitan mencari lapangan kerja, penyeludupan, pemalsuan-pemalsuan merk dagang, polusi akibat pembangunan besar-besaran tambang dan industri, kecelakaan tambang yang menimbulkan korban jiwa dan banyak lainnya. Dalam masyarakat masih terdapat pengemis, prostitusi, pencuri bahkan perampok, pencurian anak-anak dan perdagangan wanita. Masih panjang jalan yang harus ditempuh dan berat perjuangan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, masyarakat tanpa penghisapan manusia oleh manusia, yang melaksanakan prisip distribusi sosialis: “bekerja menurut kemampuan, menerima menurut hasil kerja”. . . Di samping pujaan dan simpati, terdapat kritik bahkan kutukan terhadap Tiongkok yang menempuh jalan membangun sosialisme berkepribadian Tiongkok. Akar dari kenyataan-kenyataan yang menunjukkan sinisme atau berbau antipati terhadap Tiongkok, adalah pertama: pendirian anti-komunis kalangan komunisto-fobi dan kedua: cara berfikir yang tidak dialektis, yaitu berfikir dengan metodologi eklektika atau eklektisisme. Eklektisisme adalah metode berfikir yang pseudo-ilmiah, ilmiah-gadungan yang sangat menyesatkan. Dalam sejarah banyak sekali terdapat contoh pemalsuan sejarah dengan menggunakan metodologi eklekstisisme. Contoh-contohnya adalah: 1. Noegroho Notosoesanto menyimpulkan bahwa Pancasila bukanlah hasil galian Bung Karno, tapi adalah karya Moh Yamin. Noegroho memaparkan sejarah lahirnya Pancasila, dengan menunjukkan bahwa sebelum Bung Karno berpedato 1 Juni 1945, Mr Moh Yamin telah lebih dulu berpedato memaparkan gagasannya tentang dasar negara. Karena itu, bukannya Bung Karno, tapi Yaminlah yang duluan mengajukan usul tentang dasar-dasar negara. Dasar negara adalah Pancasila, maka Yaminlah penggali Pancasila. Di sini Noegroho menggunakan data kenyataan, tetapi mengabaikan data yang utama yang pokok, yaitu Bung Karnolah yang tampil tegas menyatakan gagasannya bernama Pancasila. Sedangkan Yamin memaparkan dasar-dasar negara, tanpa menamakannya Pancasila. Karena itu adalah keliru menyatakan Pancasila bukanlah hasil galian Bung Karno. 2. Bahwa G30S berpangkal pada Aidit dan Mao Zedong, dipaparkan oleh Victor Miroslav Fic sebagai berikut, “asal usul GESTAPU 1965 justru terjadi di Zhongnanhai, Peking Cina antara Aidit-Mao tanggal 5 Agustus, menyusul kabar kesehatan Presiden yang memburuk: jatuh pingsan sebanyak 4 kali tanggal 4 Agustus dan muntah-muntah sebanyak 11 kali akibat gangguan ginjal. Dan para dokter Cina yang merawatnya yakin 6
bahwa satu serangan lagi, dapat saja membuat presiden meninggal atau lumpuh. Alhasil, suksesi menjadi persoalan mendesak yang tak terelakkan, karena pasti terjadi perebutan kekuasaan yang berdarah-darah antara PKI dan Angkatan Darat yang selama ini berseteru. Nasehat Mao adalah: ‘Habisi para jenderal dan perwira reaksioner itu dalam sekali pukul. Angkatan Darat lalu akan menjadi seekor naga yang tak berkepala dan akan mengikutimu....’ Dari Cina, Aidit begitu tiba di bandara, langsung menghadap Presiden tanggal 7 dan 8 Agustus 1965. Apa isi perjanjian rahasia antara Sukarno-Aidit-Mao, yang salah satunya Presiden akan beristirahat panjang dengan alasan kesehatan di sebuah tempat yang nyaman di Danau Angsa, Cina Perjanjian rahasia Presiden-Mao dibocorkan secara tertulis oleh Aidit dalam suratnya tanggal 10 Nov. 1965 pada kader Partai”: [Dr Victor Miroslav Fic, Dari kulit buku KUDETA 1 OKTOBER 1965 Sebuah Studi Tentang Konspirasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2005] 7) Dalam paparannya ini, Victor Fic menderetkan sejumlah fakta: Aidit ketemu Mao Zedong 5 Agustus di Zhong Nan Hai, Beijing; ada kabar kesehatan Bung Karno memburuk, jatuh pingsan 4 kali tanggal 4 Agustus dan muntah-muntah sebanyak 11 kali akibat gangguan ginjal; dari Cina Aidit menghadap Presiden tanggal 7 dan 8 Agustus 1965. Semua fakta ini bisa dilacak untuk membuktikan kebenarannya. Isi paparan Victor Fic lainnya sulit dibuktikan kebenarannya, bahkan ada yang tak masuk akal seperti: “Mao menasehati Aidit untuk menghabibisi para perwira reaksioner itu dalam sekali pukul”. Tapi Fic sudah memastikan bahwa pertemuan Aidit dan Mao Zedong adalah asal usul GESTAPU. Inilah cara berfikir atau metodologi eklektika: menderetkan sejumlah data kenyataan, ditambah data yang tak bisa dibuktikan kebenarannya, dan dari sini diambil kesimpulan yang diinginkan oleh penyimpul, yaitu
Aidit dan Mao Zedong adalah asal usul GESTAPU. 3. Puncak pemalsuan sejarah dan fitnah BUKU PUTIH Kopkamtib terhadap PKI dirumuskan sebagai berikut: “perebutan kekuasaan oleh PKI dengan Gerakan 30
September pada tahun 1965 itu bukanlah semata-mata suatu kebetulan belaka dan bukan pula sebagai suatu reaksi terhadap situasi tertentu melainkan justru Pelaksanaan prinsip kaum Komunis yang bersumber pada Materialisme Dialektika Historis Karl Marx” [KOPKAMTIB , BUKU PUTIH KOPKAMTIB, yang diterbitkan 20 Mei 1978,] 8) Adalah benar, bahwa PKI mendasarkan pandangannya pada Materialisme Dialektis 7
dan Historis. Tapi Materialisme Dialektis dan Historis tidaklah mengajarkan cara perebutan kekuasaan seperti yang ditempuh Gerakan 30 September 1965. Perebutan kekuasaan politik menurut ajaran Marx haruslah ditempuh secara jalan revolusioner, yaitu dengan menggerakkan kekuatan massa rakyat yang sudah tidak mau dikuasai penguasa, dan menggulingkan kekuasaan yang sudah tidak mampu lagi menguasai massa. Sedangkan Gerakan 30 September 1965 adalah suatu putch, suatu cara penggulingan dan perebutan kekuasaan yang terlepas dari massa. Cara demikian ditentang oleh ajaran Marx. Dan jelas-jemelas, Gerakan 30 September bukanlah aksi yang dilakukan di bawah pimpinan PKI. Di sini Kopkamtib pakai eklektisisme menggunakan data PKI menganut Materialisme Dialektis dan Historis, untuk memfitnah PKI merebut kekuasaan politik. 4. Di samping menilai Deng Xiaoping adalah revisionis, . ada yang sinis terhadap Deng Xiaoping dengan menyatakan: Deng Xiaoping “mengajar rakyat Tiongkok untuk melakukan penghisapan”. Dengan antipati menilai Deng Xiaoping itu oportunis, dipropagandakan bahwa Deng Xiaoping mengajarkan ”Biar kucing hitam atau putih, yang penting adalah bisa menangkap tikus”. Dan Deng Xiaoping diuar-uarkan mengajarkan :”Jadi kaya adalah mulia !” Pada hal yang dimaksudkan Deng Xiaoping adalah: “Miskin itu bukanlah sosialisme” dan “Tak mungklin rakyat Tiongkok yang besar jumlahnya itu serentak jadi kaya, maka biarkan sebagian jadi kaya duluan asal dengan jalan yang sah, dan yang lain menyusul kemudian”. Yang memplesetkan pandangan Deng Xiaoping “Jadi kaya adalah mulia !” jelas tidak menggunakan matrerialisme dialektis, tapi menggunakan eklektisisme. .Ini menyesatkan. 5. Begitu gagasan Deng Xiaoping mengenai Reform dan Pintu Terbuka dilancarkan, Prof. Pao Yuching menyatakan bahwa Reform dan Pintu Terbuka Tiongkok akan membikin Tiongkok tergantung pada luarnegeri di bidang moneter dan di bidang tekhnologi. Yang terjadi adalah tiga puluh tahun reform dan pintu terbuka membikin GNP naik rata-rata 10% tiap tahun. Tiongkok jadi pemilik valuta asing terbesar di dunia. Tiongkok yang miskin dan terbelakang dalam pertengahan abad ke duapuluh yang dapat julukan “orang sakit Asia” berobah menjadi negara terbesar nomor dua di bidang ekonomi di bawah Amerika, mengungguli Jepang. Bukannya tergantung pada moneter luar negeri tapi jadi pemberi bantuan finansiil lebih besar dari Bank Dunia pada awal abad ke-XXI, dan dalam keadaan dollar Amerika kian terkulai, mata uang Tiongkok Yuan Ren Min Bi melejit mendekati jadi mata uang internasional. Dan di bidang ilmu dan tekhnologi, berkat hasil reform dan politik pintu terbuka, Tiongkok
dengan kekuatan sendiri berhasil meluncurkan pesawat antariksa berawak sebanyak dua kali. Kini sedang mengorbitkan sputnik “istana langit” yang akan jadi stasion 8
permanen antariksa Tiongkok. Kenyataan-kenyataan ini membantah pandangan Prof. Bao Yuching.yang tak berdasarkan materialisme historis, tapi rekaan subjektif yang
eklektis. 6. Ada yang menilai, bahwa perkembangan pesat ekonomi Tiongkok adalah karena berlangsungnya penghisapan atas rakyat Tiongkok. Sebagai alasan dikemukakan, demikian sengitnya penghisapan itu hingga ada buruh yang bunuh diri dengan terjun dari gedung tinggi, karena tak tahan akan penghisapan yang diderita. Peristiwa ini terjadi pada perusahaan elektronika FOXCON milik kapital Taiwan di Shenzhen. Dari peristiwa ini ditarik kesimpulan, bahwa hasil pertumbuhan ekonomi Tiongkok itu adalah karena berlangsungnya penghisapan terhadap kaum buruh.. Harus diakui, bahwa dalam pembanguan sosialisme tahap awal di Tiongkok berlangsung hubungan produksi yang menjalankan sistim buruh upahan. Tenaga kerja menjadi barang dagangan. Dalam proses produksi yang demikian terjadilah nilai lebih. Ini berarti ada penghisapan. Proses ini adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh. Tanpa jalan ini tidak mungkin dicapai mengembangkan produksi besar-besaran, tak mungkin melakukan pembangunan ekonomi sosialis. Atas nama “anti penghisapan” menolak adanya nilai lebih dalam proses produksi ini berarti menginginkan dilaksanakannya prinsip distribusi sosilais “bekerja menurut kemampuan, menerima menurut hasil kerja”. Pandangan ini tidak sesuai dengan materialisme dialektis dan historis. Ini berarti memandang adanya nilai lebih terlepas dari hubungan dialektisnya dengan plan pembangunan sosialisme. Pandangan yang demikian tidak saja eklektis, bahkan adalah idealis. ******.. Catatan Bibliografi: 1. 2. 3. 4. 5.
Lenin, K Voprosu o Dialyektike, Tentang Masalah Dialektika, Catatan Filsafat, Kumpulan Karya edisi ke-V bahasa Russia, jilid ke-XXIX, hal. 316-322.. Mao Zedong, Tentang Kontradiksi, Pilihan Karja jilid I, hal. 417-466 F.Engels, Anti Duhring, Foreign Languages Publishing House, Moscow 1954, hal. 175. F.Engels, Anti Duhring, Foreign Languages Publishing House, Moscow 1954, hal 179-197. Jiang Zemin, pedato Peringatan 80 Tahun PKT, 1 Juli 2001, Jiang Zemin Wenxuan,
Pilihan Tulisan Jiang Zemin jilid III, Jiangxi Ren Min Chu Banshe , 2006, hal 271 6.
.Hu Jintao, Laporan Politik dalam Kongres Nasional ke-XVII PKT,15 Oktober 9
7.
2007, Documents of the 17th National Congress of the Communist Party of China (2007), hal. 86. Dr Victor Miroslav Fic, dari kulit buku KUDETA 1 OKTOBER 1965 Sebuah Studi Tentang Konspirasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2005. KOPKAMTIB, BUKU PUTIH KOPKAMTIB, yang diterbitkan 20 Mei 19
10