PROCEEDINGS
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012
ISSN- 2252-3936
Effect Of Application Of Internal Control On The Improvement Of Public Trust (Case Study At The Institute Of Amil Zakat (Alms House) R.Ait Novatiani Ilham Feriansyah Econimic Faculty University Widyatama- Bandung
ABSTRACT This study aims to determine how to influence the implementation of internal control and increase public confidence and analyze the implementation of Internal Control Against Increasing Public confidence in Institutions of Amil Zakat (Alms House). This reaserch method used are descriptive method and verifikatif a case study approach. Sampling technique using Saturated Sampling and data collection conducted through questionnaires distributed to the respondents. Data processing are using the techniques and Product Moment correlation coefficient of determination. The results of this study indicate that there is a positive and strong relationship between the implementation of internal control and increase public confidence. The calculation result of correlation analysis (0,887), meaning that relations between the two variabels are very strongly correlated implementation of internal control to effect the increased public confidence in the amount of 78,67% and the balance of 21,33% is the influence of other factors. Keywords : Internal Control, Improving Public Confidence
I.PENDAHULUAN Di seputar kita terlihat tanda-tanda bahwa kita berada di tengah-tengah transformasi budaya dimana isolasi masa lalu tidak dapat meningkatkan kapasitas semangat manusia yang akan membawa kita ke fase yang lebih baik. Di era globalisasi saat ini kita ketahui dan terlihat bahwa Indonesia kondisi perekonomiannya sangat memprihatinkan, hal ini berdampak langsung pada meningkatnya jumlah penduduk miskin pada masyarakat Indonesia dan untuk menanggulanginya pemerintah terus berupaya mencari solusi yang tepat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu solusi terbaik yang ditawarkan oleh agama Islam sejak dahulu untuk mengurangi kemiskinan adalah dengan cara zakat. Masalah dalam pelaksanaan pengumpulan dan pendistribusian zakat di Indonesia pada saat ini belum dapat terlaksana secara optimal, sehingga tujuan utama dari zakat tersebut belum dapat tercapai. Zakat adalah ibadah yang memiliki dua definisi yaitu vertikal dan horizontal, yang merupakan ibadah sebagai kewajiban kepada sesama manusia (horizontal) dan berhubungan dengan Tuhan (vertikal). Tingkat pentingnya zakat terlihat dari banyaknya ayat yang menyebutkan perintah zakat dan perintah sholat. Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat merupakan salah satu implementasi azas keadilan dalam sistem ekonomi Islam. Menurut M. A. Mannan (1993) zakat mempunyai beberapa prinsip yaitu : Prinsip keyakinan keagamaan yaitu bahwa orang yang membayar zakat merupakan salah satu manifestasi dari keyakinan agamanya. Prinsip pemerataan dan keadilan yaitu merupakan tujuan sosial zakat yaitu membagi kekayaan yang diberikan Allah secara lebih merata dan adil kepada manusia. Prinsip produktifitas yaitu menekankan bahwa zakat memang harus dibayar dikarenakan milik seseorang yang telah menghasilkan produk tertentu setelah lewat jangka waktu tertentu. Prinsip nalar yaitu sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu harus dikeluarkan. Prinsip kebebasan yaitu zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas. Prinsip etika dan kewajaran yaitu zakat tidak dipungut secara semena-mena. Indonesia dengan 180 juta penduduknya yang beragama Islam tentu Indonesia memiliki potensi dana zakat yang sangat besar. Jika saja ada 80 juta penduduk muslim yang membayar zakat sebesar Rp 100.000 per tahun maka akan terkumpul dana zakat sebesar Rp 8 Triliyun per tahunnya, belum lagi jika kita menghitung infaq, shodaqoh, dan wakaf. Hal ini menandakan adanya suatu potensi dana umat yang sangat besar yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat. Namun kenyataan menunjukan bahwa pegumpulan zakat yang terdata melalui lembaga pengelolaan zakat adalah sebesar Rp 250 miliyar per tahun. Itu artinya hanya 1,3% dari potensi zakat yang ada (Hertanto Widodo: 2006). Untuk mengatasi hal tersebut, agar pengumpulan dan pendistribusian zakat dapat optimal pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Keputusan Menteri Agama RI No. 581 tentang pelaksanaan Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Adanya Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat diharapkan dapat mendorong
822
107
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012
PROCEEDINGS ISSN- 2252-3936
upaya pembentukan lembaga amil zakat yang profesional, amanah, kuat, dan dapat dipercaya oleh masyarakat. Namun pada kenyataannya kesadaran masyarakat pemberi (zakat) tetap bertahan untuk memilih memberikan zakatnya langsung kepada para mustahiq dari pada memanfaatkan otoritas pemerintah atau lembaga-lembaga pengelola zakat lainnya (sumber:www.ibnu-raziq.blogspot.com,2011). Dengan demikian kendala kompetensi lembaga dan profesionalitas personel masih menggejala secara umum di lembaga-lembaga zakat dan wakaf sehingga masih kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga. Hal ini disebabkan karena tidak adanya quality kontrol dan standardisasi (akreditasi) bagi lembaga-lembaga zakat. Bahkan setiap masjid atau yayasan mengklaim dirinya untuk menerima dan menyalurkan zakat. (Sumber:DickvanderMeij,2009) Dalam pasal 5 Undang-undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dinyatakan bahwa pengelolaan zakat bertujuan: 1. Meningkatan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntutan agama 2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial 3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna masyarakat Namun, tujuan pengelolaan tersebut belum tercapai walaupun sudah ada Undang-undang yang jelas tentang pelaksanaannya. Ada beberapa kemungkinan tidak tercapainya target pengumpulan zakat di Indonesia yaitu: 1. Kurangnya kesadaran dikalangan muslim Indonesia tentang kewajiban membayar zakat. 2. Kepercayaan yang rendah terhadap lembaga amil zakat di Indonesia lebih memilih langsung membayarnya kepada mustahiq. Lembaga amil zakat adalah organisasi nirlaba. Berdasarkan sifat operasinya, organisasi dapat dibagi menjadi dua yaitu; organisasi yang berorientasi mencari keuntungan (berorientasi laba), kelangsungan organisasi ini terletak pada keuntungan yang di dapat dari aktifitasnya. Adapun yang kedua adalah organisasi yang dalam menjalankan aktifitasnya tidak berorientasi untuk menghasilkan keuntungan (nirlaba). Kelangsungan organisasi ini ditentukan dari berbagai sumbangan yang diberikan oleh pihak-pihak yang percaya kepada organisasi tersebut (public trust). Termasuk dalam jenis ini antara lain organisasi sosial, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat, oleh karena itulah lembaga amil zakat termasuk dalam kategori ini. Lembaga amil zakat adalah institusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas dasar prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak dibidang dakwah, pendidikan, sosial, dan kemaslahatan umat islam. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 38 Tahun 1999 dinyatakan bahwa lembaga zakat harus memiliki persyaratan teknis, antara lain adalah : 1. Berbadan hukum 2. Memiliki data muzakki dan mustahiq 3. Memiliki program kerja yang jelas 4. Memiliki pembukuan yang baik 5. Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit Untuk meningkatkan kepercayaan para muzakki di Indonesia agar menyalurkan zakatnya melalui lembaga amil zakat, maka lembaga amil zakat di Indonesia harus menerapkan pengendalian intern yang baik agar dana yang terkumpul dapat dipertanggungjawabkan dengan baik pula. Pengendalian intern organisasi yang baik berarti: 1. Kegiatan organisasi efektif dan efisien. 2. Laporan keuangan atau informasi dari organisasi dapat dipercaya. 3. Manajemen dalam organisasi patuh terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Jika ketiga kategori itu dapat dipenuhi, maka diharapkan organisasi yang berorientasi laba maupun nirlaba akan terus meningkat kinerjanya secara umum karena segala operasi dalam sebuah organisasi dapat dikendalikan dengan baik sehingga tidak akan ada, atau dapat diminimalisir kesalahan atau kecurangankecurangan yang kemungkinan akan terjadi. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa pentingnya penerapan pengendalian intern yang dapat mempengaruhi peningkatan kepercayaan masyarakat.Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui penerapan pengendalian intern pada Lembaga Amil Zakat, mengetahui peningkatan kepercayaan masyarakat pada Lembaga Amil Zakat dan mengetahui penerapan pengendalian intern berpengaruh terhadap peningkatan kepercayaan masyarakat pada Lembaga Amil Zakat.
2.KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Intern Menurut Hiro Tugiman(2006:3) pengendalian intern adalah suatu proses yang dilakukan oleh orang, dari pimpinan puncak sampai para pelaksana, yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal
107
823
PROCEEDINGS ISSN- 2252-3936
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012
(reasonable assurance) akan tercapainya tujuan organisasi dengan kondisi: 1),Efisien dan efektif dari kegiatan,2) Kehandalam informasi dam 3). Ketaatan terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO:2001) adalah: “Suatu proses yang dijalankan oleh top manajemen sampai staf operasional, yang dirancang untuk memberikan jaminan yang reasonable akan tercapainya tujuan organisasi dalam tiga kategori, yaitu: 1. Keandalan laporan keuangan 2. Efektivitas dan efisiensi operasi 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.” Komponen-komponen pengendalian intern Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commision (COSO).Memperkenalkan ada lima komponen pengendalian intern, yaitu adalah : 1. Lingkungan Pengendalian 2. Penilaian Risiko 3. Aktivitas Pengendalian 4. Informasi dan komunikasi 5. Pemantauan atau monitoring 2.2 Zakat Dari segi bahasa, zakat memiliki beberapa arti, yaitu keberkahan, pertumbuhan dan perkembangan, serta kesucian. Sedangkan secara istilah, Didin Hafidhudin (2002) mendefinisikan zakat sebagai bagian dari harta dengan syarat tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk menyerahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu. Lembaga Amil Zakat Adalah organisasi pengelolaan zakat yang dibentuk oleh masyarakat dan dilakukan oleh pemerintah, dengan menyesuaikan tingkatan sebagai berikut: 1. Nasional, dikukuhkan oleh Menteri Agama 2. Daerah Provinsi, dikukuhkan oleh Gubernur dan usul Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi. 3. Daerah Kabupaten dan Kota, dikukuhkan oleh Bupati atau Walikota atas usul Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota. 4. Kecamatan, dikukuhkan oleh Camat atas usul Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Untuk dikukuhkan oleh Pemerintah Lembaga Amil Zakat harus memenuhi dan melampirkan Persyaratan sebagai berikut: 1. Akte pendirian 2. Data Muzakki dan Mustahiq 3. Daftar susunan pengurus 4. Rencana program kerja jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, neraca atau laporan posisi keuangan 5. Surat pernyataan bersedia untuk diaudit 2.3 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Percaya artinya yakin benar. Kepercayaan artinya keyakinan akan suatu hal bahwa hal itu benar adanya. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis :1994) Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Indikator yang Menbentuk Kepercayaan Masyarakat Terhadap Lembaga Amil Zakat Menurut Arif Mufraini (2006: 191), menyatakan bahwa agar pengelolaan zakat berjalan dengan baik, maka BAZ/LAZ harus mempunyai tolak ukur yaitu: 1. Amanah 2. Transparan 3. Profesional
3.METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif dan metode verifikatif.dengan pendekatan studi kasus. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel yaitu: a).Variabel bebas ( Independent variable) Yaitu variabel Penerapan Pengendalian Intern, yang dilambangkan dengan X (Variabel X). Adapun indikator yang digunakan meliputi : 1). Lingkungan Pengendalian, 2). Penilaian Risiko, 3) Aktivitas Pengendalian, 4).Informasi dan Komunikasi dan 5). Pemantauan atau monitoring b), Variabel terikat ( Dependent Variable )
824
107
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012
PROCEEDINGS ISSN- 2252-3936
Yaitu variabel peningkatan kepercayaan masyarakat, yang dilambangkan dengan Y (Variabel Y). Adapun indikator yang digunakan meliputi : 1). Amanah. 2). Transparan dan 3) Profesional 3.1 Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2010:61), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini Lembaga Amil Zakat yang berada di Bandung yang telah memiliki Dewan Pengawas selama 10 tahun dan meiliki muzakki tetap selama 10 tahun. Adapun Dewan Pengawas Syariah sebanyak 4 responden dan muzakki sebanyak 46 responden. Adapun sampel menurut (Sugiyono, 2011:62) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi. Penulis menggunakan teknik pengambilan sampel sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2011:68) sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample. Hal ini sering dilakukan untuk penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sample sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sample. Oleh sebab itu, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Dewan Pengawas Syariah dan Muzakki yang jumlahnya 50 orang, Tabel 3.1 Jumlah Responden No. Responden Jumlah Populasi Dewan Pengawas Syariah ( Lembaga Amil Zakat, Jl 1. 2 Turangga No, 25 C Bandung Dewan Pengawas Syariah ( Lembaga Amil Zakat, Jl Terusan 2. 2 Jakarta No, 77 Bandung Muzakki ( Lembaga Amil Zakat, Jl Turangga No, 25 C 3. 21 Bandung Dewan Pengawas Syariah ( Lembaga Amil Zakat, Jl Terusan 4. 25 Jakarta No, 77 Bandung Jumlah
50
Sumber: Data yang telah diolah, 2011 3.2Pengujian Instrumen Untuk pengolahan data, sebaiknya sebelum mengolah data untuk hasil penyebaran kuesioner yang sebenarnya dilakukan pengolahan data untuk uji validitas dan uji reliabilitas kuisioner. Hal ini dilakukan untuk menguji kuesioner sehingga dapat dipertanggungjawabkan. 3.3Teknik Analisis Data Mengingat data yang diperoleh dari kuesioner berskala ordinal, maka harus terlebih dahulu diubah menjadi skala interval melalui Method Succesive Interval (MSI). MSI adalah suatu metode untuk mentransfer data berskala ordinal menjadi interval. Husein Umar (2008:168) memaparkan langkah-langkah operasional metode ini sebagai berikut : 1. Tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Untuk semua item pertanyaan dihitung frekuensi jawabannya, berapa responden yang menjawab untuk mendapatkan masing-masing skor 1, 2, 3, 4, atau 5. 2. Tentukan proporsi tiap skor jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden. 3. Tentukan proporsi tiap skor jawaban secara kumulatif. 4. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan menggunakan tabel distribusi normal. 5. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z untuk setiap skor dengan menggunakan tabel Densitas. 6. Tentukan nilai skala (NS) untuk setiap nilai Z dengan rumus : NS = (A – B) / (C – D) di mana: A = Nilai densitas pada skor sebelum skor yang diamati B = Nilai densitas pada skor yang diamati C = Nilai probabilitas kumulatif pada skor yang diamati D = Nilai probabilitas kumulatif pada skor sebelum skor yang diamati 7. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus : NT = NS + (1 + |NSmin|), dimana |NSmin| adalah harga mutlak NS yang paling kecil dari skor yang tersedia. Untuk memudahkan proses pengolahan data, penulis menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan program SPSS for Windows 16.00. agar data yang dihasilkan lebih cepat dan tepat. Setelah data diubah menjadi data yang berskala interval, selanjutnya data di analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : 3.3.1Analisis Korelasi Analisis korelasi menurut Sugiyono (2011:224) adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.
107
825
PROCEEDINGS
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012
ISSN- 2252-3936
Analisis korelasi digunakan untuk mencari hubungan yang terjadi antara variabel X dan variabel Y, melalui rumus Product Moment dari Pearson (r), dengan rumus:
Sumber: Korelasi Pearson Product Moment (Sugiyono, 2011:228)
3.3.2Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan pengendalian intern (variabel X) terhadap peningkatan kepercayaan masyarakat (variabel Y) maka dicari dengan menggunakan koefisien determinasi yang dinyatakan dalam persen. Besarnya koefisien determinasi (Kd) terletak antara 0 sampai dengan 1 atau antara 0% sampai dengan 100%. Sebaliknya jika Kd = 0, model tersebut tidak menjelaskan sedikit pun pengaruh variasi variabel X terhadap variasi variabel Y. Kecocokan model dikatakan lebih baik jika Kd semakin dekat dengan 1. Batas nilai koefisien determinasi adalah 0 ≤ Kd ≤ 1. Dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan: Kd r
= Koefisien determinasi = Koefisien Korelasi Pearson
4.HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diperoleh bahwa : a.Uji Validitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau invalid suatu kuesioner yang disebarkan kepada responden.Uji validitas dilakukan dengan bantuan program Software Statistical Program for Social Science (SPSS) for Windows 16.00 Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas , maka semua pernyataan variabel X dan variabel Y dalam kuesioner dinyatakan valid, karena secara keseluruhan r hitung > r tabel yang artinya semua pernyataan dalam kuesioner dapat digunakan dalam penelitian ini. b.Uji Reliabilitas Uji realibitas dilakukan untuk mengetahui keandalan alat ukur dalam penelitian. Perhitungan koefisien keandalan alat ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows 16.00. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabitas bahwa variabel X dan Variabel Y adalah reliabel, karena nilai koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach) lebih dari 0,7 yaitu untuk variabel X nilainya sebesar 0,810 dan untuk variabel Y nilainya sebesar 0,848. c. Penerapan Pengendalian Intern pada Lembaga Amil Zakat (Rumah Zakat) Bandung Hasil penelitian yang dilakukan,menunjukkan bahwa penerapan pengendalian intern pada Lembaga Amil Zakat Bandung sudah memadai. Hal ini didukung dengan terpenuhinya komponen-komponen pengendalian intern yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian 2. Penilaian Risiko 3. Aktivitas Pengendalian 4. Informasi dan Komunilasi 5. Pemantauan atau Monitoring Berikut ini adalah tanggapan reponden mengenai penerapan pengendalian intern (variabel X) dengan 24 pertanyaan yang diajukan kepada 50 responden, Tabel 4.1 Akumulasi Jawaban Responden Mengenai Penerapan Pengendalian Intern (X) Pernyataan Skor Aktual Skor Ideal 1 208 250 2 178 250 3 179 250 4 198 250 5 186 250 6 202 250
826
107
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012
PROCEEDINGS ISSN- 2252-3936
7 171 250 8 194 250 9 199 250 10 177 250 11 200 250 12 195 250 13 187 250 14 185 250 15 171 250 16 206 250 17 210 250 18 185 250 19 193 250 20 198 250 21 176 250 22 185 250 23 202 250 24 185 250 Total 4570 6000 Sumber : Data Olahan 2011 Berdasarkan tabel 4.1, maka untuk mengetahui tanggapan responden yang sebenarnya mengenai penerapan pengendalian intern pada Lembaga Amil Zakat (Rumah Zakat), Bandung dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
% skor aktual % skor aktual
Skor Aktual X 100% Skor Ideal 4570 X 100% 6000
= 76,17%
Berdasarkan perhitungan di atas, maka tanggapan responden mengenai Penerapan Pengendalian Intern yaitu sebesar 76,17%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pengendalian intern pada Lembaga Amil Zakat (Rumah Zakat), Bandung, termasuk dalam kriteria baik atau dengan kata lain telah memadai. d.Peningkatan Kepercayaan Masyarakat pada Lembaga Amal Zakat (Rumah Zakat), Bandung Hasil penelitian yang dilakukan,menunjukkan bahwa peningkatan kepercayaan masyarakat pada Lembaga Amil Zakat Bandung sudah memadai. Hal ini didukung dengan terpenuhinya indikator-indikator peningkatan kepercayaan masyarakat yaitu : 1. Amanah 2. Transparan 3. Profesional Berikut ini adalah tanggapan reponden mengenai peningkatan kepercayaan masyarakat (variabel Y) dengan 24 pertanyaan yang diajukan kepada 50 responden, Tabel 4.2 Akumulasi Jawaban Responden Mengenai Peningkatan Kepercayaan Masyarakat (Y) Skor Aktual Skor Ideal Pernyataan 1 184 250 2 177 250 3 159 250 4 186 250 5 166 250 6 179 250 7 198 250 8 1202 250 9 181 250 10 201 250 11 194 250 12 185 250 13 188 250 14 164 250
107
827
PROCEEDINGS
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012
ISSN- 2252-3936
15 165 250 16 162 250 17 188 250 18 191 250 19 201 250 20 181 250 21 185 250 22 206 250 23 185 250 24 166 250 Total 4394 6000 Sumber : Data Olahan 2011 Berdasarkan tabel 4.2, maka untuk mengetahui tanggapan responden sebenarnya mengenai peningkatan kepercayaan masyarakat pada Lembaga Amil Zakat (Rumah Zakat), Bandung. dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
% skor aktual % skor aktual
Skor Aktual X 100% Skor Ideal 4394 X 100% 6000
= 73,23% Berdasarkan perhitungan di atas, maka tanggapan responden mengenai peningkatan kepercayaan masyarakat yaitu sebesar 73,23%. Hal ini menunjukkan bahwa mengenai peningkatan kepercayaan masyarakat pada Lembaga Amil Zakat (Rumah Zakat), Bandung termasuk dalam kriteria baik atau dengan kata lain adalah memadai. e.Pengaruh Penerapan Pengendalian Intern Terhadap Peningkatan Kepercayaan Masyarakat pada Lembaga Amil Zakat (Rumah Zakat) Bandung Data kuesioner yang dikumpulkan di lapangan menggunakan skala likert atau tingkat pengukurannya berskala ordinal. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh antara penerapan pengendalian intern terhadap peningkatan kepercayaan masyarakat, maka dilakukan uji statistik sebagai berikut : 1) Analisis Koefisien Korelasi Product Moment Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara Penerapan Pengendalian Intern (X) dan Peningkatan Kepercayaan Masyarakat (Y), maka dilakukan uji korelasi Pearson dengan menggunakan bantuan Software SPSS 16.00 For Windows sebagai berikut : Tabel 4.3 Analisis Korelasi Product Moment dengan SPSS 16.00 Correlations PENINGKATA PENERAPAN_P N_KEPERCAY ENGENDALIA AAN_MASYAR N_INTERN AKAT PENERAPAN_PENGENDA Pearson Correlation LIAN_INTERN Sig. (2-tailed)
107
.000
Sum of Squares and Cross4250.000 products
4037.400
Covariance
86.735
82.396
N
50
50
PENINGKATAN_KEPERC Pearson Correlation AYAAN_MASYARAKAT Sig. (2-tailed)
828
.887**
1
.887
**
1
.000
Sum of Squares and Cross4037.400 products
4873.280
Covariance
82.396
99.455
N
50
50
PROCEEDINGS
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012
ISSN- 2252-3936
Correlations PENINGKATA PENERAPAN_P N_KEPERCAY ENGENDALIA AAN_MASYAR N_INTERN AKAT PENERAPAN_PENGENDA Pearson Correlation LIAN_INTERN Sig. (2-tailed)
.887**
1
.000
Sum of Squares and Cross4250.000 products
4037.400
Covariance
86.735
82.396
N
50
50
PENINGKATAN_KEPERC Pearson Correlation AYAAN_MASYARAKAT Sig. (2-tailed)
.887
**
1
.000
Sum of Squares and Cross4037.400 products
4873.280
Covariance
82.396
99.455
N
50
50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi Pearson Product Moment (r) adalah sebesar 0,887. Besarnya koefisien korelasi antara penerapan pengendalian intern (X) dan peningkatan kepercayaan masyarakat (Y) sebesar 0,887 artinya hubungan kedua variabel tersebut berkorelasi sangat kuat. Korelasi positif menunjukkan hubungan yang searah, artinya semakin baik penerapan pengendalian intern maka semakin baik pula tingkat kepercayaan masyarakat. 2) Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya pengaruh Penerapan Pengendalian Intern terhadap Peningkatan Kepercayaan Masyarakat, maka digunakan koefisien determinasi. Rumusnya adalah: Kd = x 100% 100% = 0,887 = 78,67% Artinya, variabel audit operasional (x) memberikan pengaruh sebesar 78,67% terhadap pengendalian internal penjualan (Y). Sedangkan sisanya sebesar 21,33% dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Dengan menggunakan SPSS 16.00 output yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Korelasi Determinasi dengan SPSS 16.00 Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted Square
R Std. Error of the Estimate
Model
R
R Square
Adjusted Square
R Std. Error of the Estimate
1
.887a
.787
.783
4.64992
a. Predictors: (Constant), PENERAPAN_PENGENDALIAN_INTERN b. Dependent PENINGKATAN_KEPERCAYAAN_MASYARAKAT
Variable:
Hasil perhitungan tabel 4.4 menunjukkan bahwa besarnya koefisien determinasi adalah sebesar 78,67 % artinya Pengaruh Penerapan Pengendalian Intern terhadap Peningkatan Kepercayaan Masyarakat
107
829
PROCEEDINGS ISSN- 2252-3936
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012
sebesar 78,67%. Pengaruh selebihnya sebesar 21,33 % oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti dan tidak dimasukkan ke dalam model..
5,KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a),Penerapan Pengendalian Intern pada Lembaga Amil Zakat Penerapan pengendalian intern pada Lembaga Amil Zakat telah memadai, hal ini dapat dilihat dari terpenuhinya komponen-komponnen dalam pengendalian intern yaitu meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan atau monitoring yang menunjukkan bahwa skor aktual penerapan pengendalian intern yaitu sebesar 76,17% dan berada dalam kriteria baik atau dengan kata lain telah memedai b).Peningkatan Kepercayaan Masyarakat pada Lembaga Amil Zakat Peningkatan Kepercayaan Masyarakat pada Lembaga Amil Zakat telah memadai, hal ini dapat dilihat dari terpenuhinya indikator-indikator dalam peningkatan kepercayaan masyarakat yaitu meliputi amanah, transparan dan profesional yang menunjukkan bahwa skor aktual penerapan pengendalian intern yaitu sebesar 73,23% dan berada dalam kriteria baik atau dengan kata lain telah memedai 3).Pengaruh Penerapan Pengendalian Intern terhadap Peningkatan Kepercayaan Masyarakat Lembaga Amil Zakat telah melaksanakan penerapan pengendalian intern yang berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kepercayaan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian koefisien korelasi yang bernilai positif dengan arah hubungan searah dan sangat kuat. Artinya semakin baik penerapan pengendalian intern maka semakin baik pula peningkatan kepercayaan masyarakat pada Lembaga Amil Zakat (Rumah Zakat). Hal ini dapat juga dilihat dari koefisien determinasi sebesar 78,67 % artinya Pengaruh Penerapan Pengendalian Intern terhadap Peningkatan Kepercayaan Masyarakat sebesar 78,67%. Pengaruh selebihnya sebesar 21,33 % oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA Abdurahman Qodir (2004), yang dikuti oleh Didin Hafidhudin dalam buku Zakat dan Perekonomian Modern Ali parman (2007), bentuk sistem kontrol pengelolaan zakat Amin Widjaja Tunggal (2011), Peranan dan Fungsi Audit Internal dalam organisasi, Jakarta, Harvarindo Amin Widjaja Tunggal (2010), Dasar – dasar audit internal pedoman untuk auditor baru, Jakarta, Harvarindo Amudo Angella and Inanga L. Eno Evalution of internal Control system: A Case Study From Uganda.International Reaserch Journal of Finance and Economics Arif Mufraini (2006: 191), menyatakan bahwa agar pengelolaan zakat berjalan dengan baik Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta : PT. Rineka Cipta Arens, Alvin A. dan Lobbecke K (2005), Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Edisi 9, Jilid 2 : Indeks Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S Beasley (2008), Auditing and Assurance Service; An Integrated Approach. Eleven Edition. New Jersey : Pearson Prentice Hall Burnett Margaret, Tsang Stephen, Studer Sonja, Hills Peter and Welford Richard.Measuring Trust In Government: A Hongkong Perspective. International Journal Didin Hafidhudin (2002), mengemukakan tentang hikmah dan manfaat zakat Hiro, Tugiman (2002), Standar Profesional Audit Internal, Yogyakarta: Kanisius Hiro, Tugiman (2006), Standar Profesional Audit Internal, Yogyakarta: Kanisius Husen Umar (2008), Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT. Raja Grafindo : Jakarta http://www.ibnu-raziq.blogspot.com/2011/04/otoritas pemerintah/lembaga-lembaga/, diunduh pada tanggal 13 April 2011 http://www.DickvanderMeij.com/2009/06/lembaga-lembaga zakat/akreditasi/penyaluran zakat/, diunduh pada tanggal 13 April 2011. Mulyadi (2008), Sistem Akuntansi. Cetakan Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi (2009), Auditing, Jakarta: Salemba Empat Sugiyono (2006), Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesembilan. Bandung: CV. Alfabeta Sugiyono (2009), Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Keenambelas. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono (2010), Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ketujuhbelas. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono (2011), Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kedelapanbelas. Bandung: CV Alfabeta. Umi Narimawati (2007) Riset Manajemen Sumber Daya Manusia: Aplikasi Contoh dan Perhitungannya. Jakarta: Agung Media Undang-undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
830
107