EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI DALAM PEMASARAN BERAS ORGANIK NUSANTARA DI BAWAH KOMUNITAS SEHAT ORGANIK
SELVI ANGGRAINI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Strategi Promosi dalam Pemasaran Produk Beras Organik Nusantara Di Bawah Komunitas Sehat Organik adalah benar karya saya dengana rahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Februari 2013 Selvi Anggraini NIM I34090005
ABSTRAK SELVI ANGGRAINI. Efektivitas Strategi Promosi dalam Pemasaran Produk Beras Organik Nusantara Di Bawah Komunitas Sehat Organik. Dibimbing oleh YATRI INDAH KUSUMASTUTI. Komunitas Sehat Organik merupakan komunitas bisnis yang menyediakan produk beras organik Nusantara dengan kegiatan promosi agar meningkatkan penjualan produknya. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui bentuk strategi promosi yang dilakukan oleh Komunitas Sehat Organik. dan (2) menganalisis tingkat efektivitas strategi promosi dengan menggunakan analisis EPIC Model melalui dimensi empathy (empati), Persuation (persuasi), impact (dampak), dan communication (komunikasi). Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif menggunakan kuesioner serta panduan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi promosi yang digunakan oleh Komunitas Sehat Organik ialah penggunaan merek, leaflet, dan presentasi penjualan. Analisis menggunakan EPIC Model menunjukkan bahwa ketiga strategi promosi tersebut efektif dinilai dari keempat dimensi empathy (empati), persuation(persuasi), impact (dampak), dan communication (komunikasi). Kata kunci : strategi promosi, beras organik, efektivitas, EPIC Model
ABSTRACT SELVI ANGGRAINI. The Effectiveness of Promoting Strategies in Marketing of Nusantara Organic Rice under Komunitas Sehat Organik. Supervised by YATRI INDAH KUSUMASTUTI. Komunitas Sehat Organik is bussiness community that provides Nusantara organic rice with promotion strategy to increase the product sales. The purpose of study was (1) knowing the form of promotional strategies undertaken by the Komunitas Sehat Organik; dan (2) analyze the effectiveness of promotional strategies using EPIC model through dimensional analysis empathy, persuation, impact, and communication. The research wascarried outbyquantitative and qualitative methods using questionnaires and in-depthinterview. The result indicates that Komunitas Sehat Organik used the brand, leaflets, and sales presentations as their promotion strategy. Analysis using the EPIC model shows that these strategies are effective promotion of the four dimensions assessed empathy persuasion, impact, and communication. Keywords :promotional strategy, organic rice, effectiveness, EPIC Model
EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI DALAM PEMASARAN BERAS ORGANIK Nusantara DI BAWAH KOMUNITAS SEHAT ORGANIK
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Efektivitas Strategi Promosi dalam Pemasaran Produk Beras Organik Nusantara Di Bawah Komunitas Sehat Organik Nama : Selvi Anggraini NIM : I34090005
Disetujui oleh
Ir Yatri Indah Kusumastuti, Msi Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini ditulis diawali dengan ketertarikan untuk meneliti strategi promosi yang diterapkan oleh pelaku bisnis di bidang pertanian sehingga pada akhirnya tersusunlah skripsi dengan judul Efektivitas Strategi Promosi dalam Pemasaran Beras Organik Nusantara di bawah Komunitas Sehat Organik. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir Yatri Indah Kusumastuti, MSi selaku pembimbing dan Ibu Dr Ir Ninuk Purnaningsih, Msi serta Ibu Rina Mardiana, SP, Msi selaku dosen penguji atas masukan dan saran yang membangun dalam penulisan skripsi ini, Bapak Benny dan Bapak Munjaedi selaku pihak dari Komunitas Sehat Organik yang banyak membantu dalam penelitian ini. Ibu Ida dan Ibu Mimi yang juga telah membantu pelaksanaan dalam pengambilan data di lapang. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua Bapak Ferry dan Ibu Nuryani, serta adik-adik saya Meliana Putri dan Tommy Nagara Putra yang selelu memberi motivasi, doa, kasih sayang dan semangat dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih juga saya ucapkan kepada Rama Maulana yang selalu memberikan semangat dan membantu penulisan skripsi ini dalam banyak hal dari awal penulisan hingga akhir penyelesaian skripsi. Sahabat-sahabat terkasih Resty, Nindy, Intan Icha, Echa yang memberi dukungan dan semangat. Teman-teman akselerasi Anggi, Agustin, Bunga, Lulu, Rina. Tiara, Bonita. Teman-teman yang juga selalu memberi keceriaan Danty, Widya, Maria, Rany serta keluarga KPM46 yang selalu memberi semangat dan masukan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2013
Selvi Anggraini
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xiii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 5 TINJAUAN PUSTAKA 7 Komunikasi 7 Komunikasi Pemasaran 8 Promosi 8 Perilaku Konsumen 10 Personal Selling 11 Merek (Brand) 12 Leaflet 13 Presentasi Penjualan 14 Multi Level Marketing 14 Pertanian Organik 15 Efektivitas 16 Efektivitas Promosi dengan EPIC Model 16 Dimensi empati (Empathy) 17 Dimensi persuasi (Persuation) 17 Dimensi dampak (Impact) 17 Dimensi komunikasi (Communication) 17 Teknik Terapan EPIC Model 18 Hipotesis Penelitian 20 Definisi Operasional 21 METODE 27 Lokasi dan Waktu 27 Teknik Sampling 27 Pengumpulan Data 28 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 29 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 Sejarah Berdirinya Komunitas Sehat Organik 31 Sistem Promosi 31 Hubungan Kerjasama KSO, NOSC, dan Pelanggan 32 Karakteristik Responden 32 STRATEGI PROMOSI KOMUNITAS SEHAT ORGANIK (KSO) 41 Merek 41 Leaflet 42 Presentasi Penjualan 45 ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI MEREK DENGAN EPIC MODEL 49
Dimensi Empathy (empati) 49 Dimensi Persuation (persuasi) 51 Dimensi Impact (dampak) 52 Dimensi Communication (Komunikasi) 54 EPIC Rate 55 ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI LEAFLET DENGAN EPIC MODEL 59 Dimensi Empathy (Empati) 59 Dimensi Persuation (Persuasi) 60 Dimensi Impact (dampak) 62 Dimensi Communication (Komunikasi) 63 EPIC Rate 65 ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI PRESENTASI PENJUALAN DENGAN EPIC MODEL 67 Dimensi Empathy (empati) 67 Dimensi Persuation (persuasi) 69 Dimensi Impact (dampak) 71 Dimensi Communication (Komunikasi) 73 EPIC Rate 75 SIMPULAN DAN SARAN 77 Simpulan 77 Saran 77 IKHTISAR 79 DAFTAR PUSTAKA 81 LAMPIRAN 83 RIWAYAT HIDUP 90
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kriteria dan rentang skala efektivitas promosi dalam EPIC Model Kriteria dan rentang skala efektivitas promosi dalam EPIC Model Jumlah dan persentase responden berdasarkan motivasi menggunakan produk Jumlah dan persentase responden berdasarkan pemahaman produk mengenai kandungan gizi Perhitungan dimensi empati penggunaan merek pada EPIC Model Perhitungan dimensi persuasi penggunaan merek pada EPIC Model Perhitungan dimensi dampak penggunaan merek pada EPIC Model Perhitungan dimensi komunikasi penggunaan merek pada EPIC Model Perhitungan dimensi empati penggunaan leaflet pada EPIC Model Perhitungan dimensi persuasi penggunaan leaflet pada EPIC Model Perhitungan dimensi persuasi penggunaan leaflet pada EPIC Model Perhitungan dimensi komunikasi penggunaan leaflet pada EPIC Model Perhitungan dimensi empati presentasi penjualan pada EPIC Model Perhitungan dimensi persuasi presentasi penjualan pada EPIC Model Perhitungan dimensi dampak presentasi penjualan pada EPIC Model Perhitungan dimensi komunikasi presentasi penjualan pada EPIC Model
25 30 37 38 50 51 53 54 60 61 63 64 68 70 72 74
DAFTAR GAMBAR 1 Model komunikasi pemasaran (Tjiptono 2008) 2 Kerangka penelitian 3 Persentase responden berdasarkan jenis kelamin 4 Persentase responden berdasarkan bidang pekerjaan 5 Persentase responden berdasarkan kelompok umur 6 Persentase pengetahuan awal responden mengenai produk 7 Persentase responden berdasarkan lama konsumsi produk 8 Persentase responden berdasarkan alasan menggunakan produk beras organik Nusantara 9 Persentase alasan responden berkelanjutan mengkonsumsi produk beras organik Nusantara 10 Lembaran leaflet jenis pertama 11 Lembaran leaflet jenis kedua 12 Desain nama merek pada kemasan 13 EPIC Rate penggunaan merek 14 EPIC Rate penggunaan leaflet 15 EPIC Rate presentasi penjualan
10 20 33 33 34 35 36 37 39 43 43 49 56 65 76
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6
Daftar responden Kuesioner penelitian Gambar kemasan produk Lembaran leaflet Alur penelitian Perhitungan analisis tabulasi sederhana
83 85 89 90 92 93
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang terletak di garis khatulistiwa. Hal ini menggambarkan bahwa Indonesia tidak terlepas dari pertanian karena pertanian merupakan aspek penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Oleh karena itu. teknologi yang semakin berkembang di era informasi saat ini turut membantu perkembangan pertanian di Indonesia. Hal tersebut juga berpengaruh bagi produk pertanian yang mulai bergeser dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Selain itu, pada peraturan yang dibuat oleh Permentan Republik Indonesia nomor 70/ PERMENTAN/ SR.140 /10 /2011 tentang pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenahan tanah. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kelsestarian lingkungan dengan penggunaan pupuk alami atau organik dan pembenahan tanah dari zat-zat kimia berbahaya. Adanya peraturan tersebut makin menguatkan bagi masyarakat pertanian Indonesia untuk mulai bertani dan menggunakan produk pertanian organik karena manfaat baik yang akan diperoleh ketika mengonsumsinya. Pertanian modern yang dicirikan dengan penggunaan pupuk kimia/sintesis. pestisida. dan obat-obatan kimia. Menurut Sutanto (2002) sistem pertanian modern memiliki dampak negatif seperti meningkatnya kerusakan/degradasi lingkungan. menimbulkan pencemaran terhadap air tanah (sumber air minum). menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia dan munculnya hama yang resisten terhadap salah satu pestisida. Sejalan dengan semakin banyak bahaya yang ditimbulkan pertanian modern. beberapa tahun ini pakar pertanian dan lembaga swadaya masyarakat internasional berusaha mengembangkan pertanian alternatif dalam mencukupi kebutuhan pangan dengan kualitas baik. menyehatkan. dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan yaitu dengan sistem pertanian organik. Kesadaran di kalangan masyarakat untuk hidup sehat juga turut menyumbangkan keberhasilan dari program pertanian organik. Produk pertanian organik yang tergolong baru di pasaran membuat pentingnya penerapan strategi khusus dalam upaya pemasarannya. Menurut Kotler (2000) mendefinisikan pemasaran sebagai proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau kelompok dalam menyampaikan produk. yaitu barang dan jasa. yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas. Selain itu, Rangkuti (1999) menyebutkan pemasaran mempunyai peranan sangat penting dalam dunia bisnis untuk memperoleh laba yang tinggi dari pasar yang semakin kompetitif. Pengertian tersebut memberikan gambaran tetntang kegiatan-kegiatan yang membaur dalam pemasaran mulai dari merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa kepada konsumen secara individual maupun kelompok. Upaya pemasaran yang kuat dari produsen diperlukan untuk meyakinkan konsumen mengenai produk yang akan dipasarkan. Menurut Kotler (2002) bauran pemasaran terdiri dari product, price, promotion, dan place. Promosi memegang peranan penting dalam bauran komunikasi pemasaran. Hal ini diperlukan untuk
2
merebut perhatian konsumen agar tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Berbicara tentang pemasaran juga tidak terlepas dari promosi. menurut Swastha (2007) terdapat promotional mix yang meliputi periklanan, promosi penjualan, personal selling, hubungan masyarakat dan publisitas. Promosi sangat menentukan keberhasilan penjualan suatu produk sehingga untuk menghadapi banyak persaingan di pasar sangat penting melakukan promosi yang efektif bagi konsumen. Menurut Kotler (2002) promosi ialah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan membujuk konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Oleh karena itu, tingkat kepuasan konsumen dan pembelian produk yang dilakukan oleh konsumen dan sangat ditentukan tingkat efektivitas promosi penjualan suatu produk yang dapat diukur dengan EPIC model yang dikemukakan oleh Duriantoet al. (2003) terdiri dari emphaty, impact, persuation, dan communication. Aspek promosi perlu mendapat perhatian khusus dari pihak penjual dalam memasarkan produknya di kalangan publik khususnya produk organik yang masih tergolong baru di pasaran. Pihak penjual harus mampu memilih bentuk strategi promosi yang tepat digunakan untuk memasarkan produknya. Biaya untuk melakukan promosi juga perlu mendapat perhatian khusus dari pihak penjual agar tercapai keseimbangan antara penjualan produk dengan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan promosi. Terdapat berbagai media promosi yang digunakan oleh pihak penjual khususnya penjualan produk yang tergolong baru membutuhkan media tertentu yang perlu dinilai efektivitasnya dalam menyampaikan pesan agar tepat sasaran pada konsumen. Produk organik yang meski tergolong baru telah melakukan berbagai bentuk upaya promosi dengan tujuan mengembangkan budaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan tanpa kontaminasi zat-zat kimia. Periklanan dan penjualan langsung merupakan bentuk strategi promosi. Penggunaan merek, brosur, dan website di internet juga merupakan bentuk komunikasi visual yang dapat berguna menyampaikan pesan yang ingin disampaikan pihak penjual kepada konsumen sehingga mempermudah konsumen untuk tertarik dan menggunakan produk beras organik. Selain itu juga, sistem penjualan yang baru dikembangkan ialah sistem multi level marketing yang diterapkan dalam penjualan beras organik. Selain menjadi konsumen, seseorang juga dapat menjadi agen penjual dan mendapat keuntungan dari dengan cara mengembangkan jaringan konsumen sehat pengguna beras organik. Beras merupakan makanan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia yang setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hal ini yang menjadi ide dasar pemikiran Komunitas Organik Sehat dalam memasarkan produk beras organik Nusantara yang dihasilkan dari budidaya padi SRI Organik di bawah pengawasan dan pendampingan dari NOSC (Nusantara Organik SRI Center). NOSC merupakan sebuah pusat pelatihan pertanian organik yang sudah dikenal di dalam dan di luar negri. Proses budidaya yang dilakukan adalah pola budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan karena tidak menggunakan pupuk kimia (urea. NPK. KCI) serta pestisida dari bahan kimia. NOSC (Nusantara Organik SRI Center) merupakan pusat pelatihan dan budidaya yang melatih petani agar membudidaya produk beras organik baik varietas sinatur atau beras merah. Lokasi pelatihan yang sedang dikembangkan
3
saat ini ialah di Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat yang kebetulan merupakan tempat pusat NOSC. Namun, terdapat banyak kelompok tani binaan NOSC yang membantu dalam hal membudidayakan beras organik. Kelompok tani desa tersebut menyadari akan manfaat menanam beras organik dibandingkan dengan beras non organik karena lahan yang mereka gunakan bebas dari zat kimia dan menjaga kesuburan tanah (organic Nusantara, 2012) Beras organik yang dihasilkan juga memiliki manfaat yang lebih dibandingkan dengan beras non organik karena konsumen pengguna beras organik akan terhindar dari banyak jenis penyakit akibat kontaminasi bahan kimia dari pestisida. Upaya promosi dilakukan oleh pihak Komunitas Sehat Organik yang membuat merek. brosur. serta sistem inovasi yang selama ini jarang diterapkan untuk produk-produk organik yaitu sistem multi level marketing. Komunitas Sehat Organik (KSO) merupakan suatu komunitas yang memberikan berbagai peluang bagi petani, konsumen, dan penjual karena semua pihak diuntungkan. Cara-cara yang dilakukan pihak KSO merupakan upaya pemasaran dengan menyampaikan manfaat kesehatan serta finansial jika menggunakan produk organik sehingga konsumen tertarik dan berkembang semakin banyak jumlahnya (organic Nusantara, 2012). KSO telah berdiri selama satu tahun dengan anggota mencapai 1200 orang dan tersebar di seluruh Indonesia. Komunitas ini memiliki tanggung jawab dalam memasarkan produk beras organik dengan cara yang baik agar konsumen tertarik membeli produk tersebut. Informasi yang disampaikan dalam leaflet harus mencakup hal-hal penting yang perlu diketahui konsumen jika mereka mengkonsumsi produk organik tersebut. Selain itu, upaya promosi penjualan yang dilakukan dengan sistem multi level marketing harus memenuhi kriteria khusus pencapaian kesamaan informasi antara pihak penjual dan konsumen sehingga keduanya diuntungkan (organic Nusantara, 2012). Segala bentuk strategi promosi yang dikembangkan oleh KSO menjadi media informasi utama bagi konsumen untuk melakukan pemebelian dan tertarik mengembangkan bisnis jaringan yang menguntungkan tersebut. Promosi yang dilakukan harus dapat diterima oleh masyarakat dan berperan efektif dalam proses penjualan produk organik yang tergolong baru dan memiliki banyak manfaat dibandingkan dengan produk non organik.
Perumusan Masalah Promosi merupakan salah satu faktor penting yang dilakukan pihak penjual ketika ingin menjual produknya di pasar. Tujuan melakukan kegiatan promosi ialah memperkenalkan produk kepada konsumen dan menimbulkan loyalitas dari pihak konsumen untuk melakukan pembelian berulang kali. Produk pertanian organik menjadi sorotan pada penelitian kali ini karena keunggulan yang ditawarkan dari produk ini menonjolkan aspek kualitas jika mengkonsumsinya. Produk organik yang memiliki keunggulan yang lebih banyak dibanding produk non organik. Manfaat yang ditawarkan dari berbagai aspek jika dibandingkan dengan produk pertanian non organik. Manfaat tersebut diantaranya tidak mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan, memiliki kandungan gizi,
4
vitamin, mineral, dan enzim yang tinggi. Selain itu, produk organik sangat baik dikonsumsi karena baik bagi kesehatan dan mengurangi berbagai serangan penyakit akibat kontaminasi kandungan bahan kimia dalam tubuh. Selain kelebihan produk organik terdapat juga kekurangan dari produk ini yang terkadang menjadi kendala dalam pemasaran produk yaitu harga produk yang masih relatif mahal dibandingkan dengan produk non organik. Pemasaran produk organik yang masih tergolong baru merupakan salah satu tantangan bagi pihak penjual. Bentuk strategi promosi yang digunakan pihak penjual produk organik dan non organik akan terlihat berbeda karena peredaran produk organik masih tergolong baru dan asing di kalangan masyarakat. Produk non organik yang sudah dikenal baik akan melakukan bentuk promosi yang lebih luas dibandingkan produk non organik. Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana bentuk strategi promosi yang dilakukan KSO? 2. Sejauh mana tingkat efektivitas promosi yang dilakukan KSO ditinjau dari segi komunikasi melalui dimensi empathy (empati), persuation(persuasi), impact (dampak), dan communication (komunikasi)?
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Memahami bentuk strategi promosi yang digunakan dalam pemasaran yang dilakukan KSO; dan 2. Menganalisis tingkat efektivitas promosi yang dilakukan KSO ditinjau dari segi komunikasi melalui dimensi empathy (empati), persuation(persuasi), impact (dampak), dan communication (komunikasi).
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak. antara lain: 1. Komunitas Sehat Organik (KSO) Komunitas Sehat Organik atau KSO merupakan suatu komunitas yang memberikan berbagai peluang bagi petani. konsumen. dan penjual karena semua pihak diuntungkan dengan cara memasarkan produk beras organik dengan pemberian merek. brosur. dan sistem inovasi dalam penjualan yaitu sistem multi level marketing. Diharapkan dengan penulisan penelitian ini pihak KSO dapat memaksimalkan upaya promosi yang dilakukan dalam hal pemasaran beras organik Nusantara. 2.
Petani bimbingan Nusantara Organik SRI Center (NOSC) Penelitian ini dapat dijadikan model atau contoh bagi para petani agar mengetahui bentuk promosi yang dilakukan KSO sehingga memberikan keuntungan bagi mereka berupa jaminan hasil panen yang pasti akan dipasarkan tanpa harus melalui tengkulak. Beras organik Nusantara
5
dihasilkan oleh petani di berbagai daerah bimbingan Nusantara Organik SRI Center (NOSC) yang berada di Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat. 3.
Masyarakat umum Masyarakat dapat mengetahui berbagai kelebihan dan manfaat yang diperoleh dari mengkonsumsi beras organik. Selain itu, sebagai peluang usaha baru yang dapat digunakan untuk menambah pendapatan dengan cara mengembangkan jaringan di sistem multi level marketing yang ditawarkan oleh pihak KSO.
4.
Para akademisi Bagi para akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi akademisi lainnya untuk melakukan peneltitian terkait dengan strategi promosi produk organik.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas mengenai strategi promosi yang dilakukan oleh Komunitas Sehat Organik dan mengukur tingkat efektivitas strategi promosi yang dinilai oleh responden. Upaya untuk mengetahui strategi promosi yang diakukan Komunitas Sehat Organik dilihat dari sumber responden mengetahui produk. lamanya menggunakan produk. dan alasan responden membeli produk serta bergabung menjadi anggota sistem penjualan yang dibuat oleh KSO. Selain itu, penelitian ini juga mengukur tingkat efektivitas strategi promosi dengan menggunakan analisis EPIC Model dari Durianto. Metode analisis ini melihat strategi promosi masing-masing media seperti merek. leaflet. dan presentasi penjualan menggunakan empat dimensi, yaitu dimensi empathy (empati), persuation(persuasi), impact (dampak), dan communication (komunikasi).
6
7
TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan disajikan tinjauan literatur yang berkaitan dengan beberapa konsep yang akan dilihat pada penelitian ini. Tinjauan literatur tersebut diantaranya komunikasi, komunikasi pemasaran, perilaku konsumen, promosi, personal selling, merek, leaflet, presentasi penjualan, multi level marketing, pertanian organik, efektivitas, efektivitas dengan EPIC Model, serta dimensidimensi penilaian yaitu, empati, persuasi, dampak, dan komunikasi. Komunikasi Komunikasi adalah interaksi antar manusia yang bertujuan untuk menumbuhkan pengertian antara komunikator dan komunikan. Komunikasi yang efektif ialah komunikasi yang memiliki kesamaan makna atau pengertian antara komunikator dan komunikan. Menurut Ruslan (1997), istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communications dan bersumber dari kata communis yang berarti sama atau yang dimaksud ialah sama makna (lambang). Kegiatan komunikasi tersebut secara sederhana tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mengandung unsur persuasi yakni agar orang lain bersedia menerima suatu pemahaman dan pengaruh, mau melakukan suatu perintah atau bujukan. Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan seharihari. Berkomunikasi dalam kegiatannya ialah suatu upaya mencapai kesamaan makna antar penerima dan pengirim pesan. Komunikasi memiliki manfaat yaitu dapat berbagi informasi, gagasan, kesan, dan sikap dengan partisipan komunikasi lainnya. Menurut Kusumastuti (2009) komunikasi secara umum dapat diartikan: “proses pengiriman, penerimaan, dan pemahaman gagasan atau perasaan dalam bentuk pesan verbal atau nonverbal secara disengaja atau tidak disengaja dengan tujuan mencapai kesamaan makna”. Komunikasi juga memiliki pemahaman lain menurut berbagai ahli, seperti yang dikemukakan oleh Bungin (2006) bahwa komunikasi merupakan sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dialami. Fenomena komunikasi dipengaruhi pula oleh media yang digunakan,sehingga media juga ikut mempengaruhi isi informasi dan penafsiran. Terdapat empat unsur penting dalam komunikasi, yaitu sumber informasi (source), pesan (message), saluran (media), dan penerima (audience). Menurut Berlo et al. dalam Kusumastuti (2009) proses komunikasi melibatkan beberapa unsur di dalamnya seperti: (1) komunikator yang menyampaikan gagasan atau pesan; (2) gagasan dan perasaan yang diubah menjadi pesan yang akan disampaikan; (3) pesan yang disampaikan; (4) komunikan atau penerima pesan; (5) umpan balik pesan.
8
Menurut Kennedy dan Soesmanegara (2009) Komunikasi menjadi efektif apabila ada pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, mempunyai hubungan sosial baik dan adanya tindakan. Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang diaksudkan oleh pengirim pesan. Komunikator dikatakan efektif apabila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan. Kegagalan utama dalam berkomunikasi adalah ketidakberhasilan dalam menyampaikan isi pesan secara cermat. Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan terhadap orang yang berinteraksi dengan pihak lain. Komunikasi dikatakan efektif jika komunikan (penerima) dapat terpengaruh oleh komunikator (pengirim), tindakan mempengaruhi bertujuan agar orang lain memahami ucapan, dan melakukan tindakan agar sesuai dengan yang kita inginkan. Komunikasi efektif secara keseluruhan memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan (Kennedy dan Soesmanegara, 2009). Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran merupakan bagian dari komunikasi sehingga kedua hal tersebut tentu saling berkaitan. Komunikasi pemasaran berperan penting dalam penjualan produk. Menurut Kotler dalam Kusumastuti (2009) komunikasi pemasaran ialah upaya yang dilakukan pihak penjual kepada konsumen sasaran mengenai keberadaan produk. Adapun tujuan dari komunikasi pemasaram menurut Tjiptono (2008) yaitu untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi untuk menarik konsumen melakukan pembelian, dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang. Menurut Kennedy dan Soesmanegara (2009) komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran suatu perusahaan. Aplikasi itu sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk media yang digunakan, daya tarik pesan, dan frekuensi penyajian. Komunikasi pemasaran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari komunikasi sehingga kedua aspek memiliki peranan yang sama penting. Komunikasi pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memberikan informasi serta menarik perhatian konsumen untuk membeli atau memanfaatkan produk yang dipasarkan. Salah satu kegiatan komunkiasi pemasaran adalah promosi yang memiliki hubungan diantara keduanya. Promosi yang baik ialah promosi yang memiliki perencanaan komunikasi pemasaran yang tepat sehinga keduanya dapat berjalan secara efektif. Promosi Promosi merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung upaya pemasaran suatu produk teretentu. Promosi menentukan tingkat penjualan suatu produk. apabila promosi tersebut dapat menjangkau minat dan kebutuhan konsumen maka akan timbul hubungan keberlanjutan antara konsumen dengan pihak penjual yang akan melakukan transaksi pembelian produk. Strategi promosi yang tepat sangat diperlukan oleh pihak penjual untuk menghadapi persaingan dengan pihak lainnya. Hal ini disebabkan karena melalui strategi promosi yang
9
tepat pihak penjual dapat mempertahankan pangsa pasarnya atau bahkan meningkatkan pangsa pasar dan memperkokoh mereknya di pasar. Menurut Kotler (2002) promosi ialah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan membujuk konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Selain itu, Swastha (2007) juga mengungkapkan pengertian dari promosi yaitu arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menyebabkan pertukaran dalam pemasaran. Hasan (2008) mengemukakan pengertian promosi yaitu fungsi pemasaran yang fokus untuk mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasif kepada target audiens (pelanggan atau calon pelanggan) untuk mendorong terciptanya transaksi pertukaran antara perusahaan dan audiens. Jadi, dapat dikatakan bahwa promosi merupakan suatu bentuk kegiatan persuasi yang sengaja dibuat untuk mengarahkan seorang/ sekelompok orang melakukan tindakan pembelian atau pertukaran dalam pemasaran. Terdapat pula yang disebut variabel promosi yaitu berupa upaya perusahaan untuk menyampaikan informasi tentang organisasi dan produkproduknya serta meningkatkan kesadaran tentang keberadaan organisasi dan produk yang telah lama dijual. Menurut Kotler (1995) Upaya yang dilakukan komunikator dalam mengembangkan program promosi mencakup langkah berikut yaitu: 1. Mengidentifikasi sasaran dan karakteristiknya, termasuk kesan yang dimiliki audiens terhadap produk; 2. Mendefinisikan tujuan komunikasi, apakah untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, kesukaan, preferensi, keyakinan, atau pembelian; 3. Merancang suatu pesan yang mengndung isi, struktur, format, dan sumber yang efektif; 4. Memilih saluran komunikasi personal dan non personal; 5. Menetapkan anggaran promosi (metode persentase dari penjualan, metode keseimbangan kompetitif, dan metode tujuan-tugas); 6. Memonitor untuk melihat seberapa banyak pasar yang menjadi sadar akan produk, mencobanya, dan puas dalam produk tersebut; dan 7. Mengelola dan mengintegrasikan semua komunikasi untuk konsistensi, penentuan waktu yang baik, dan efektivitas biaya. Di sisi lain, adapun tujuan dari promosi menurut Kotler (2002) dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Menginformasikan agar masyarakat tahu bahwa sebuah perusahaan telah mengeluarkan produk, menginformasikan keberadaan dan kegunaan produk, menjelaskan bagaimana cara kerja produk, membangun citra perusahaan. menginformasikan perubahan nama atau harga produk; 2. Membujuk agar masyarakat tertarik dan melakukan pembelian produk serta membentuk persepsi konsumen; dan 3. Mengingatkan agar konsumen tetap ingat dan membeli produk yang sama berulang-ulang jika produk yang dipakai telah habis masa berlakunya. mengingatkan konsumen dimana konsumen bisa mendapatkan produk.memepertahankan citra produk dan perusahaan dalam ingatan konsumen.
10
Menurut Tjiptono (2008) pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atau perusahaan yang bersangkutan. Secara garis besar, proses komunikasi pemasarana diperlihatkan oleh Gambar 1. Gagasan PENGIRIM
Pemahaman Encode Decode
Media Pesan
Encode
Feedback
Decode
Penerima
Respon
Pemahaman Gambar 1 Model komunikasi pemasaran (Tjiptono 2008) Perilaku Konsumen
Komunikasi pemasaran atau upaya strategi promosi tentu tidak terlepas dari aspek konsumen. Konsumen memiliki peran penting dalam penentuan promosi suatu perusahaan. Menurut Setiadi (2008) bahwa biasanya strategi pemasaran diarahkan pada frekuensi konsumen berkunjung ke toko untuk melakukan suatu pembelian produk. Hal ini dicapai dengan mengembangkan dan menyampaikan bauran pemasaran yang diarahkan pada pasar sasaran yang dipilih meliputi elemen produk, promosi, distribusi, dan harga. Kegiatan komunikasi pemasaran atau upaya promosi dilakukan suatu perusahaan untuk menarik konsumen agar melakukan pembelian produk. Namun, tentunya pihak penjual harus memperhatikan karakteristik dan hal yang mempengaruhi perilaku konsumen. Menurut Setiadi (2008) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar tetapi harus diperhitungkan. Berikut adalah faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dari pembeli: 1. Faktor kebudayaan Faktor kebudayaan meliputi di dalamnya tentang kebudayaan itu sendiri. sub budaya. dan kelas sosial. Kebudayaan merupakan faktor penentu paling besar dari keinginan seseorang. Hal ini karena dinilai mempengaruhi nilai-nilai pada pribadi seseorang. Sub budaya merupakan kelompok-kelompok yang juga menentukan pribadi seseorang tempat dimana pribadi tersebut tinggal. Di samping hal tersebut, kelas sosial juga sangat mempengaruhi pribadi seseorang karena suatu masyarakat yang tersususun secara hierarki dan keanggotannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
11
2. Faktor Sosial Termasuk di dalamnya kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Selain itu, keluarga juga dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Seseorang pada umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya meliputi keluarga, klub, dan organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. 3. Faktor Pribadi Termasuk di dalamnya umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga dan diidentifikasi berdasarkan kelompok pekerjan tertentu. Selain itu, keadaan ekonomi tertentu juga menjadi penentu pola konsumsi seseorang. Gaya hidup daqn kepribadia terlihat secara psikologis dan lingkungan konsisten yang mempengaruhi seseorang. 4. Faktor Psikologis Motivasi dan persepsi yang termasuk dalam faktor psikologis yang akan mempengaruhi seorang pembeli dalam melakukan pembelian. Motivasi menentukan apakah seorang pembeli merasakan suatu kebutuhan yang dirasakan yang bersifat psikogenik atau kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu. Persepsi yang didefinisikan sebagai proses dimana seorang memilih, mengorganisasikan atau mengartikan informasi untuk menciptakan suatu gambaran atas obyek tertentu. Proses belajar dan kepercayaan serta sikap juga terholong dalam faktor psikologis yang timbul berdasarkan pengalaman dan gagasan deskriptif. Personal Selling Penjualan perorangan atau personal selling adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. Menurut Machfoedz (2010) personal selling merupakan media respon langsung paling efektif karena disampaikan secara langsung dalam pertemuan tatap muka antara penjual dan pembeli. Personal selling mempunyai beberapa ciri yang khas yang melibatkan interaksi pribadi antara dua atau lebih orang, sehingga setiap saat orang dapat mengamati kebutuhan orang lain dan ciri-cirinya serta dengan cepat melakukan penyesuaian. Selain itu, memungkinkan tumbuhnya hubungan baik antara penjual dan pembeli akibat intensitas pertemuan yang dilakukan. Menurut Kotler (1995) penjualan pribadi (Personal selling) adalah kiat yang paling efektif biaya dalam tahap-tahap berikut dari proses pembelian. terutama dalam membentuk preferensi pembeli, keyakinan, dan tindakan. Selain itu, menurut William G. Nickels dalam Swastha (2007) personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Swastha (2007) mengungkapkan bahwa
12
personal selling merupakan komunikasi orang secara individual. Lain halnya dengan periklanan dan kegiatan promosi lain yang komunikasinya bersifat massal dan tidak bersifat pribadi. Jadi, dapat dikatakan bahwa personal selling merupakan suatu bentuk kegiatan yang dinilai paling efektif dalam proses pertukaran dalam pemasaran karena menggunakan komunikasi secara individual. Bentuk kegiatan promosi personal selling ini lebih fleksibel dibandingkan dengan bentuk kegiatan lainnya. Hal ini disebabkan karena pihak penjual dapat langsung mengetahui keinginan, motif, perilaku konsumen, dan tindakan konsumen sehingga pihak penjual dapat langsung mengadakan penyesuaian seperlunya. Menurut Assauri (2004) tujuan dilakukannya personal selling adalah untuk membangkitkan kesadaran tentang tersedianya suatu produk, menggairahkan minat pembeli, membina preferensi terhadap produk tertentu, merundingkan soal harga dan syarat jual beli lainnya, menyelesaikan transaksi jual beli dan mengusahakan eksistensi produk pasca transaksi. Selain itu, Assauri (2004) juga mengungkapkan ciri khas personal selling, yaitu: 1. Hubungan langsung secara personal confrontation Terjadi hubungan langsung antara penjual dan pembeli yang menyebabkan kedua pihak dapat saling mengamati sifat, kebutuhan, dan sekaligus dapat mengadakan penyesuaian secara langsung. 2. Pemupukan hubungan Terdapat beraneka ragam bentuk hubungan, baik itu hubungan jual beli murni atau berkembang menjadi hubungan persahabatan yang erat. 3. Tanggapan (respon) Terjadi dialog, dapat membuat pembeli merasa berhutang budi karena telah mendengarkan atau menghabiskan waktu dengan penjual. Kusumastuti (2009) menambahkan bahwa personal selling (penjualan tatap muka) memiliki keunggulan yaitu pihak penjual dapat menyampaikan pesan yang kompleks mengenai karakteristik produk yang tidak mungkin disampaikan dalam iklan di media elektronik dan media cetak. Pihak penjual dapat mendemonstrasikan produk atau mempengaruhi tampilan audiovisual untuk mrmperoleh perhatian penuh dan konsumen potensial. Selain itu, terdapat kelemahan jika dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Kelemahan utama dari penjualan tatap muka adalah bahwa komunikasi terjadi pada sekelompok kecil konsumen potensial. Akibatnya, penjualan tatap muka menjadi mahal jika diukur berdasarkan biaya perkontak dengan konsumen potensial. Merek (Brand) Merek atau yang sering kita kenal dengan pelabelan memiliki kekuatan untuk membantu proses penjualan. Merek berperan penting dalam menarik perhatian dan kepercayaan konsumen karena kebanyakan konsumen akan memutuskan untuk melakukan pembelian produk ketika suau produk memiliki kekuatan yaitu merek. Menurut Swastha (2007) istilah merek muncul ketika persaingan produk semakin tajam menyebabkan perlunya penguatan merek sebagai upaya membedakan suatu produk dengan produk lainnya. Selain
13
membantu proses penjualan, merek juga menjadi ciri khas suatu produk karena dapat membantu ingatan konsumen tentang produk tersebut. Menurut Kennedy dan Soesmanegara (2009) upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan upaya penetrasi pasar dan reinforce product dilakukan dengan cara memberikan merek pada produk sesuai dengan citra produk atau istilah yang disebut branding. Merek memiliki nilai kualitas barang/jasa yang diperoleh dari pengalaman penggunaan produk. Selain merek, pengemasan juga mempengaruhi kualitas sebuah produk. Pengemasan yang baik dan menarik akan menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian produk. Pemberian label atau lambang juga menjadi bagian dari merek karena di samping menarik minat dan perhatian konsumen untuk melakukan pembelian juga dapat memudahkan konsumen dalam mengingat produk. Manfaatnya dengan mudah diingat oleh konsumen maka akan menimbulkan loyalitas konsumen untuk menggunakan produk pada kurun waktu berikutnya ketika produk habis dikonsumsi. Menurut Kennedy dan Soesmanegara (2009) sebuah label atau lambang tidak begitu saja dengan cepat akan dikenal baik oleh masyarakat, membutuhkan waktu yang lama untuk memperkenalkan merek/ lambang/ label. Kemunculan merek sendiri bertingkat sesuai dengan sejauh mana brand ini populer dengan batasan-batasan yang dimilikinya. Tingkatan tersebut yaitu terdiri dari tingkat lokal, tingkat regional, dan tingkat global/ dunia. Leaflet Leaflet merupakan salah satu bentuk media promosi yang banyak digunakan sebagai upaya pemasaran produk. Demikian pula dengan produk pertanian organik yang menggunakan leaflet sebagai media promosi yang dinilai efisien digunakan. Menurut Effendy (2002) leaflet merupakan lembaran kertas berukuran kecil yang mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Effendy (2002) menyatakan bahwa leaflet adalah satu bentuk komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Sebagai salah satu bentuk komunikasi yang sering dipakai dalam komunikasi massa. Maka Effendy (2002) menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Susunlah suatu uraian yang menyeluruh tetapi singkat dan padat; 2. Aturlah supaya terbangkitkan perhatian (attention) pada bagian pembukaan, terpelihara minat (interest) mulai dari awal sampai akhir, dan terciptakan kesan (impression) mendalam pada bagian penutup; 3. Pergunakan bahasa yang lazim dan umum; dan 4. Sisipkan ilustrasi ataupun anekdot. Leaflet yang digunakan dalam pemasaran produk harus berisi informasi yang dibutuhkan oleh calon konsumen. Hal tersebut untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan konsumen meliputi manfaat produk, harga produk, jenis produk, dan alamat tempat penjual produk. Leaflet pada produk beras organik juga harus berisi informasi-informasi tersebut agar konsumen menjadi mengerti dan tertarik setelah membaca leaflet yang diberikan.
14
Presentasi Penjualan Menurut Kennedy dan Soesmanegara Presentasi penjualan merupakan bagian dari stretegi promosi personal selling yang sering dilakukan dalam proses penjualan produk. Tenaga penjual harus memahami bagaimana melakukan presentasi produk dengan tepat agar calon konsumen dapat memahami dan segera mengambil keputusan untuk melakukan pembelian produk. Tenaga penjual merupakan peranan penting dalam presentasi penjualan karena dapat membantu manajeman dengan memberikan berbagai informasi tentang produk yang akan dipasarkan. Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan presentasi penjualan ialah melakukan pengamatan lebih dahulu pada konsumen dalam beberapa situasi yang berbeda dengan jenis konsumen yang berbeda pula. Menurut Swastha (2007) tenaga penjualan memiliki peran penting karena melakukan penjualan dengan bertemu tatap muka. dimana pihak penjual langsung menemui konsumen untuk melakukan presentasi penjualan dengan menyampaikan banyak informasi tentang produk. Swastha (2007) menyampaikan bahwa: “Penjualan dengan bertemu tatap muka ini hanya merupakan satu dari beberapa fungsi penting lainnya. Fungsi-fungsi lain tersebut adalah: (1) mengadakan analisa pasar; (2) menentukan calon konsumen; (3) mengadakan komunikasi; (4) memberikan pelayanan; (5) memajukan langganan. (6) mempertahankan langganan; (7) mendefinisikan masalah; (8) mengatasi masalah; (9) mengatur waktu; (10) mengalokasikan sumber-sumber; dan (11) meningkatkan kemampuan diri”. Multi Level Marketing Terdapat jenis-jenis penjualan yang dapat digolongkan dalam bentuk strategi promosi presentasi penjualan yaitu sistem penjualan multi level marketing. Sistem penjualan multi level marketing atau yang sering disebut dengan MLM menurut Kishel (1992) mendefinisikan MLM sebagai metode penjualan dimana konsumen mempunyai kesempatan untuk menjadi distributor pabrik yang dapat membangun jaringan atau level di bawahnya. Setiap level akan berbagi keuntungan pada level-level di atasnya. Tracy (2005) menyatakan MLM adalah gambaran jenis pemasaran lainnya karena sebuah perusahaan MLM adalah salah satu ragam pemasaran tertentu dan rancangan kompensasinya melibatkan sejumlah tingkat pengorganisasian kelompok dan pembayaran komisi, serta dapat menerapkan segala metode penjualan. Menurut Kishel (1992) dapat dikatakan bahwa MLM adalah sistem penjualan secara langsung kepada konsumen yang dilakukan secara berantai, dimana seorang konsumen dapat menjadi distributor produkdan dapat mempromosikan produknya kepada orang lain untuk bergabung dengan kelompok yang dibuatnya. Dalam rangkaian distributor terdapat istilah “upline” dan “downline”. Upline adalah distributor tingkat pertama yang mempromosikan distributor tingkat kedua sedangkan downline adalah pihak yang disponsori oleh
15
distributor tingkat pertama. Downline juga dapat menjadi upline bagi orang lain dengan membangun jaringan baru di bawahnya dengan cara mensponsori orang lain ke dalam kelompoknya dan demikian seterusnya. MLM lebih memanfaatkan kekuatan manusia daripada institusi non riset dan lainnya untuk mempromosikan dan menjual produk barang atau jasa. MLM juga menitikberatkan pada kekuatan kontak pembeli dan persuasif dalam penjualan. dimana si penjual berfungsi lebih dari sekedar seorang juru tulis yang mencatat hasil penjualan. Pertanian Organik Mengingat permasalahan tentang kerusakan lingkungan yang sudah sangat menndunia. masyarakat dunia mulai menggugah mengenai masalah kerusakan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilakukan dengan melaksanakan usahausaha terbaik untuk mendukung terciptanya lingkungan yang terawat. Berkembangnya teknologi revolusi hijau membawa pengaruh penggunaan teknologi terkait dengan penggunaan bahan-bahan kimia seperti pupuk kima dan pestisida. Pertanian orgaanik menjadi terobosan baru sebagai upaya mengembalikan kelestarian lingkungan. Produk pertanian organik yang diperkenalkan di kalangan masyarakat saat ini menjadi salah satu upaya mengembalikan kesuburan tanah serta alternatif budaya hidup sehat. Produk pertanian organik yang dahulu tidak lebih unggul dibandingkan produk pertanian konvensional atau nonkonvensional saat ini kembali mulai dikembangkan oleh banyak produsen pertanian sebagai upaya menyelamatkan bumi dan budaya hidup sehat. Hal ini disebabkan karena kualitas produk pertanian yang lebih baik karena memang terbukti mengandung bahan sehat dan alami. Kondisi yang dialami saat ini ialah kurangnya kesadaran masyarakat tentang hidup sehat. Selain itu, produk pertanian organik masih kurang mendapat sambutan dan perhatian yang baik di kalangan masyarakat walaupun masyarakat telah banyak mengetahui tentang keberadaan produk organik. Istilah pertanian organik menghimpun berbagai kalangan mulai dari petani, konsumen, lembaga atau komunitas pertanian untuk secara serius dan bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan. Menurut Fahmi et al. dalam Junarto (2008) pertanian organik memiliki lima prinsip, yaitu: a. Pertanian organik berbasiskan pada budaya dalam masyarakat pertanian itu sendiri; b. Pertanian sebagai budaya dan kehidupan; c. Pertanian organik adalah menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem; d. Pertanian organik untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Hal ini menjadi tujuan pertama, selanjutnya petani dapat menjual hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya; dan e. Pertanian organik sebagai wujud gerakan sosial yang berasaskan langsung, adil, saling mengerti, dan jujur. Beras organik merupakan salah satu contoh dari berbagai produk organik yang terdapat di pasar. Beras varietas sintanur dan beras merah merupakan salah
16
satu produk organik yang dikembangkan di kalangan masyarakat karena keunggulan produk organik itu sendiri yaitu bebas dari zat-zat kimia yang berbahaya. Dalam proses produksi beras organik tidak menggunakan pupuk kmia dan pestisida. Hal ini tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan bermanfaat bagi kesehatan jika diproduksi. Efektivitas Pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf tercainya hasil. Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya hasil. Pengertian ini sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien. meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan output-nya. Kata kunci efektivitas adalah efektif karena pada akhirnya keberhasilan perusahaan diukur dengan konsep efektivitas. Menurut Rakhmat (2003) komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan pengertian yang diterima oleh penerima. Pengertian diartikan sebagai penerimaan yang cermat dari isi stimuli, seperti yang dimaksud oleh komunikator atau pengirim pesan. Komunikasi pemasaran tidak akan berjalan secara maksimal apabila tidak dilakukan perencanan secra efektif. Komunikasi pemasaran yang efektif harus direncanakan dengan memperhatikan situasi, waktu, tempat, dan pendengarnya (Rumanti, 2002). Efektivitas komunikasi menurut Tubbs and Moss (2000) terdapat lima hal yang dijadikan ukuran yaitu: (1) pemahaman, arti pokok pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan pesan seperti yang yang dimaksud oleh pengirim pesan dan dapat dikatakan efektif jika penerima memperoleh pemahaman seperti apa yang dimaksudkan oleh pengirim pesan; (2) kesenangan, komunikasi tidak selalu untuk tujuan tertentu. Adakalanya komunikasi hanya bertujuan untuk bertegur sapa atau membahagiakan satu sama lain; (3) mempengaruhi sikap, tindakan mempengaruhi orang lain sesuai ucapan kita; (4) memperbaiki hubungan, komunikasi yang dilakukan dalam suasana psikologi yang positif sangat mempengaruhi keefektifitasan komunikasi; (5) tindakan, sesuatu yang dilakukan orang lain sesuai dengan apa yang diharapkan merupakan hal paling sulit dicapai dalam berkomunikasi. Efektivitas Promosi dengan EPIC Model EPIC Model digunakan untuk melakukan analisa terhadap dampak komunikasi dalam promosi. Metode ini ditemukan oleh lembaga riset dan penelitian AC. Nielsen dan terdiri dari empat dimensi yang saling melengkapi. Menurut Durianto at al. (2003) dimensi-dimensi yang ada pada EPIC Model adalah:
17
Dimensi empati (Empathy) Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai promosi. dan bagaimana konsumen melihat hubungan promosi tersebut dengan pribadi mereka. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau keadaan yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dimensi empati dapat menggambarkan keadaan positif maupun negatif dan menyenangkan atau tidak menyenangkan dari suatu kegiatan promosi. Dalam hal ini konsumen dapat merasakan empat jenis tanggapan afektif, yaitu emosi, perasaan khusus, suasana hati, dan evaluasi yang berbeda dalam tingkat intensitas dan daya improvisasinya. Dimensi persuasi (Persuation) Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu produk, sehingga pemasar dapat memperoleh pemahaman tentang dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Persuasi adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berprilaku yang disebabkan oleh komunikasi promosi dan sesuatu yang dapat menarik seseorang untuk melakukan suatu hal tertentu. Dimensi dampak (Impact) Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu produk bisa terlihat lebih menonjol daripada produk lain dan apakah suatu promosi dapat mengikutsertakan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Tujuan dari dimensi dampak adalah peningkatan product knowledge (pengetahuan produk) yang dicapai konsumen melalui tinngkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian. Dimensi komunikasi (Communication) Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaika, pemahaman konsumen, kekuatan kesan yang ditinggalkan dan kejelasan promosi. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil merupakan permasalahan komunikasi. Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan. kemudian meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol yang paling tepat (menggunakan kata, gambar, atau tindakan). Kemudian pesan ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media, seperti pertunjukan televisi dan bentuk promosi lainnya. Penerima pesan atau konsumen, jika digiring ke suatu promosi. harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya. Pada akhirnya konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke toko atau melakukan pembelian. Dua tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan.
18
khususnya demi keberhasilan penerapan strategi promosi. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut: a. Tahapan pertama terjadi ketika penjual/pemasar menciptakan komunikasi promosi untuk meng-enkoding suatu makna b. Tahap kedua adalah pen-dekoding-an, yaitu konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan interpretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap. Teknik Terapan EPIC Model Ulasan tentang EPIC Model lebih jauh akan diperjelas dengan analisis tabulasi sederhana dan perhitungan rata-rata terbobot. yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Tabulasi Sederhana Dalam analisis tabulasi sederhana. data yang diperoleh ke dalam bentuk presentasi a. Keterangan: P = jumlah responden yang memilih kategori tertentu 100% ∑ fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑ = banyaknya jumlah responden 2. Skor Rata-rata Setaiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan. diberikan bobot. Cara menghitung skor adalah dengan menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan umlah total frekuensi. Keterangan: ∑ . X = rata-rata berbobot 100% ∑ fi = frekuensi wi = bobot Setelah itu digunakan skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 0-6 atau pilihan lain menggambarkan dari posisi dangat negatif hinngga sangat positif. Selanjutnya, dihitungan rentang skala dengan rumus berikut: Keterangan: R (bobot) = bobot terbesar-bobot terkecil M = banyaknya kategori penilaian
19
Kerangka Penelitian Beras organik merupakan salah satu produk pertanian organik yang dikembangkan sebagai upaya mengembalikan kelestarian bumi. Namun. masyarakat saat ini masih kurang menyadari akan pentingnya produk organik jika mengkonsumsinya. Fakta membuktikan bahwa produk organik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh karena bebas dari bahan kimia dan pestisida yang akan mengganggukesehatan jika dikonsumsi berkepanjangan. Produk organik yang tergolong baru di pasar membutuhkan strategi promosi yang efisien dan efektif. Upaya promosi yang dilakukan harus memperhatikan aspek komunikasi yaitu mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian produk dengan menonjolkan aspek manfaat yang akan diperoleh ketika mengkonsumsi beras organik dibandingkan beras non organik. Strategi promosi yang dipilih perlu memperhitungkan efektivitas dari berbagai aspek penilaian yaitu dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi. Bentuk strategi promosi yang dilakukan pihak penjual beras organik meliputi personal selling dengan cara presentasi penjualan mencakup di dalamnya sistem inovasi yaitu multi level marketing. Upaya promosi tentunya juga dipengaruhi oleh karakteristik dan perilaku pihak konsumen sebagai aktor penting dalam strategi promosi atau penjualan suatu produk. Oleh karena itu, perilaku dan karakteristik konsumen juga perlu menjadi perhatian bagi pihak penjual atau pemasar. Selain itu, pemberian merek dan leaflet juga digunakan untuk melakukan kegiatan promosi. Analisis terhadap tingkat efektivitas dihitung dengan EPIC Model yang dikemukakan oleh Durianto et al. (2003) dengan responden ialah konsumen/ pelanggan pengguna beras organik di salah satu agen/ stokis yang ada di Alam Sutera, Tangerang. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
20
X1.
X2. Karakteristik Responden X2.1 Umur X2.2 Jenis kelamin X2.3 Jenis pekerjaan X2.4 Tingkat pengetahuan X2.5 Motivasi
Strategi Promosi Beras Organik X1.1. Merek Desain dan warna tulisan - Nama merek -
X1.2. Leaflet - Informasi produk (jenis, harga, dan ukuran produk) - Manfaat dari produk - Desain dan warna leaflet
-
X1.3.Presentasi Penjualan Tampilan media presentasi Informasi yang disampaikan Cara komunikasi
Y. Efektivitas Strategi Promosi Beras Organik (EPIC Model)
Y1. Empati (Empathy) Y2. Persuasi (Persuationon) Y3. Dampak (Impact) Y4. Komunikasi (Communication)
Keterangan : : mempengaruhi dan diuji secara kuantitatif : mempengaruhi dan diuji secara kualitatif
Gambar 2 Kerangka penelitian Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1. Diduga strategi promosi menggunakan merek empati 2. Diduga strategi promosi menggunakan merek persuasi 3. Diduga strategi promosi menggunakan merek dampak 4. Diduga strategi promosi menggunakan merek komunikasi 5. Diduga strategi promosi menggunakan leaflet empati 6. Diduga strategi promosi menggunakan leaflet persuasi
efektif dinilai dari dimensi dinilai efektif dari dimensi dinilai efektif dari dimensi dinilai efektif dari dimensi dinilai efektif dari dimensi dinilai efektif dari dimensi
21
7. Diduga strategi promosi menggunakan leaflet dinilai efektif dari dimensi dampak 8. Diduga strategi promosi menggunakan leaflet dinilai efektif dari dimensi komunikasi 9. Diduga strategi promosi presentasi penjualan dinilai efektif dari dimensi empati 10. Diduga strategi promosi presentasi penjualan dinilai efektif dari dimensi persuasi 11. Diduga strategi promosi presentasi penjualan dinilai efektif dari dimensi dampak 12. Diduga strategi promosi presentasi penjualan dinilai efektif dari dimensi komunikasi 13. Diduga karakteristik responden mempengaruhi efektivitas strategi promosi dari EPIC Model Definisi Operasional Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut: Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen menyukai suatu promosi dan menggambarkan bagimana konsumen menghubungkan dengan pribadi mereka. 1. Merek dari dimensi empati menggambarkan nama merek dan desain
serta warna merek yang digunakan disukai konsumen. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4 2. Leaflet dari dimensi empati menggambarkan infomasi, informasi
produk, dan desain dan warna merek yang digunakan disukai konsumen. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4 3. Presentasi penjualan dari dimensi empati menggambarkan tampilan
media yang digunakan, informasi, dan cara komunikasi yang disampaikan disukai oleh konsumen. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4
22
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang disampaikan suatu promosi dapat menghasilkan peningkatan atau penguatan informasi yang ingin disampaikan pihak penjual kepada konsumen. 4. Merek dari dimensi persuasi menggambarkan nama merek, desain dan
warna yang digunakan digunakan membuat konsumen tertarik. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4 5. Leaflet dari dimensi persuasi menggambarkan informasi produk, desain, dan
warna yang digunakan membuat konsumen tertarik. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4 6. Presentasi
penjualan menggambarkan informasi produk dan cara komunikasi yang digunakan membuat konsumen tertarik. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4
Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu produk terlihat menonjol dibandingkan yang lainnya sehingga melakukan pembelian produk. Selain itu juga, kesamaan maksud dan tujuan pihak penjual dan konsumen setelah melakukan upaya promosi. 7. Merek dari dimensi dampak menggambarkan konsumen paham dengan arti (makna), pesan yang disampaikan, dan kemudahan dalam memingingat nama merek yang digunakan. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4 8. Leaflet dari dimensi dampak menggambarkan konsumen paham leaflet meliputi di dalamnya informasi yang disampaikan membuat mereka ingin mengetahui tentang produk lebih jauh, serta desain dan warna yang digunakan menurut mereka lebih kreatif dibanding produk lainnya. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4
23
9. Presentasi penjualan dari dimensi dampak menggambarkan konsumen memahami tentang informasi yang disampaikan, tampilan media yang digunakan, serta cara berkomunikasi narasumber yang membuat mereka yakin terhadap produk. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4 Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan komsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. 10. Merek dari dimensi komunikasi menggambarakan konsumen mengerti tentang gambaran produk dari nama merek. nama merek yang digunakan sesuai dengan produk. serta nama merek menggambarkan identitas produk. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4 11. Leaflet dari dimensi komunikasi menggambarkan konsumen mengerti tentang pesan yang disampaikan meliputi uraian produk serta manfaatnya dan membuat mereka mengetahui banyak tentang produk. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4 12. Presentasi penjualan dari dimensi komunikasi menggambarkan konsumen menjadi yakin terhadap isi pesan yang disampaikan, informasi yang mudah ditangkap serta dipahami, dan cara komunikasi yang membuat mereka mengerti tentang produk. a. Sangat tidak setuju diberi skor 1 b. Tidak setuju diberi skor 2 c. Setuju diberi skor 3 d. Sangat setuju diberi skor 4 Terdapat variabel lainnya yang diuji secara kualitatif. Variabel ini meliputi karakteristik responden, yaitu sebagai berikut: 13. Umur adalah usia responden pada saat diwawancarai, dihitung dalam satuan tahun. 14. Jenis kelamin adalah perbedaan jenis kelamin responden yaitu, laki-laki atau perempuan. 15. Pekerjaan adalah jenis pekerjaan responden meliputi wiraswasta, karyawan, ibu rumah tangga.
24
16. Pengetahuan awal mengenai produk. Pengetahuan mengenai produk tersebut diperoleh dari leaflet, internet, dan teman/kerabat 17. Pemahaman konsumen mengenai kandungan gizi. Pengetahuan dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu sama sekali tidak paham, sedikit paham, paham, dan sangat paham. Jawaban responden disertai dengan jawaban secara lisan atau tertulis pada kuesioner. 18. Alasan awal konsumen mengonsumsi produk. Alasan tersebut meliputi merek dan kemasan yang memberi kesan produk bermutu, leaflet yang menyertainya sangat meyakinkan, iklan promosi yang gencar, kesesuaian dengan kebutuhan, keuntungan finansial menjadi anggota sistem penjualan, dan pengaruh teman atau kerabat 19. Alasan berkelanjutan mengonsumsi produk. Alasan tersebut dikategorikan dalam lima kategori. yaitu manfaatnya bagi kesehatan; kesesuaian dengan selera makan; untuk oleh-oleh, hadiah, atau gengsi; dan sekedar ingin tahu rasanya. Data penilaian tersebut dinilai dengan analisis tabulasi sederhana dari perhitungan dengan menggunakan EPIC Model dari Durianto et al. (2003) yaitu pengelompokkan efektivitas strategi promosi menjadi empat kelas yaitu sangat tidak efektif, tidak efektif, efektif, dan sangat efektif. Penentuan kelas efektivitas diukur dengan perhitungan rentang skala Likert dengan langkah perhitungan sebagai berikut: 1. Skor Rataan Setiap jawaban dari pertanyaan yang diberikan responden diberikan bobot penilaian. Bobot alternatif yang terbentuk dari teknik peringkat terdiri dari kisaran antara 1-4. yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi sangat positif. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil perkalian nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi. 2. Rentang Skala Keputusan Rentang skala keputusan untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Rentang nilai ini kemudian digunakan untuk menentukan kriteria nilai EPIC Rate yang diperoleh. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak empat. maka untuk menentukan nilai rataan (RS) digunakan rumus: 4
1
4 0.75 Pengukuran rentang skala menggunakan analisis tabulasi sederhana yang merupakan perkalian antara bobot yang diberikan oleh responden dalam kuesioner. kemudian dibagi dengan jumlah responden. Hasilnya akan menentukan promosi yang dilakukan termasuk dalam kriteria yang terdapat dalam Tabel 1. Rentang skala keputusan tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan dalam mengkategorikan dampak komunikasi promosi yang telah dihitung untuk setiap
25
dimensinya. baik itu dimensi empati, persuasi, dampak, komunikasi, maupun secara keseluruhan. Berikut kriteria dan rentang skala efektivitas promosi yang didapat berdasarkan perhitungan nilai rataan (RS): Tabel 1 Kriteria dan rentang skala efektivitas promosi dalam EPIC Model No 1 2 3 4
Kriteria Sangat Tidak Efektif Tidak Efektif Efektif Sangat Efektif
(Duriantoet al. 2003)
Rentang Skala 1.0 - 1.75 1.76 - 2.59 2.6 - 3.25 3.26 - 4.0
26
27
METODE Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan secara kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada responden. Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang lengkap (Singarimbun, 2008). Sementara pendekatan kualitatif dilakukan melalui metode studi kasus. Pendekatan kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam kepada informan dan observasi. Lokasi dan Waktu Penelitian Efektivitas Strategi Promosi dalam Pemasaran Produk Beras Organik akan dilakukan di salah satu agen penjual yang ada di Kota Tangerang yang telah memiliki jaringan pelanggan penggguna produk beras Organik Nusantara. Produk beras organik Nusantara tersebut merupakan produk beras yang dihasilkan oleh petani desa Nagrak, Sukabumi di bawah Nusantara Organik SRI Center (NOSC). Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Pengambilan data dilakukan setiap hari Jumat pada pertemuan rutin di rumah ibu Ida sebagai pemilik stokis di lokasi penelitian yaitu Alam Sutera, Tangerang. Penelitian dilakukan selama enam bulan dan dapat dilihat pada Lampiran 6. Teknik Sampling Data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data hasil dari model eksperimen yang melibatkan responden yang diambil dengan terlebih dahulu ditentukan dengan rumus Slovin dan dapat dijelaskan sebagai berikut : Keterangan : n : ukuran sampel 1 N : ukuran populasi E : nilai frekuensi galat 10 % Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik stokis di wilayah Alam Sutera, Tangerang bahwa jumlah anggota dari jaringan yang dibentuk oleh stokis milikIbu Ida ialah sebanyak 108 orang selama kurun waktu yaitu AgustusSeptember 2012. Waktu tersebut terhitung sejak Bu Ida sebagai pemilik stokis mulai bergabung dalam sistem penjualan KSO. Pemilihan responden dengan syarat responden merupakan anggota dari jaringan dari stokis yang berada di Alam Sutera, Tangerang tersebut. Responden tersebut berasal dari berbagai latar belakang baik usia maupun pekerjaan yang berbeda. Selanjutnya didapat jumlah responden berdasarkan perhitungan dengan menggunakan nilai kritis sekitar 10% sebagai acuan bagi proses pengambilan data mengenai jumlah responden yang harus dipilih. Berikut perhitungan dengan menggunakan rumus slovin:
1
1 108
0,01
52
28
Berdasarkan perhitungan di atas, maka responden yang akan dipilih sebanyak 52 orang responden yang dapat dilihat pada Lampiran 1 dan merupakan anggota dari jaringan yang telah dibentuk stokis yang berada di kawasan Jabodetabek. Responden merupakan konsumen yang telah menggunakan produk atau menjadi anggota sistem penjualan yang diterapkan KSO. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2012. Pemilihan teknik yang digunakan secara purpossive dan accidental sampling karena lokasi member yang tidak hanya berada di wilayah Tangerang melainkan di seluruh Indonesia. Selain itu, alasan pemilihan responden yang berada di wilayah Tangerang karena jumlah anggota jaringan yang besar di seluruh Indonesia. Stokis milik Ibu Ida yang berada di wilayah Tangerang merupakan stokis pertama yang bergabung dalam sistem penjualan yang dilakukan oleh KSO sehingga telah memiliki anggota lebih banyak dibandingkan stokis lainnya yang ada di wilayah Tangerang. Pengumpulan Data Tahap awal pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai informan yaitu Pak Benny dan Pak Munjaidi sebagai pihak manajeman dari Komunitas Sehat Organik untuk mengetahui lebih banyak tentang KSO secara keseluruhan. Langkah selanjutnya ialah menemui pemilik stokis di wilayah Alam Sutera, Tangerang sebagai lokasi penelitian dan melakukan wawancara mengenai jumlah anggota dalam jaringan dari stokis miliknya yang berada di Alam Sutera. Setelah didapat sejumlah data kemudian pada bulan berikutnya dilakukan pengambilan data pada pertemuan rutin yang dilakukan setiap hari Jumat. Pertemuan tersebut terdiri dari angota lama dan calon anggota yang telah memutuskan untuk bergabung dalam sistem penjualan KSO. Responden pada penelitian ini ialah calon anggota atau anggota yang baru bergabung dalam sistem penjualan yang diterapkan oleh KSO. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan data primer. Dalam penelitian ini, data sekunder (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh dari data penjualan dari pihak KSO dengan menggunakan kuesioner yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Data primer yang digunakan adalah data yang didapatkan dari sumber pertama, baik secara individu atau perseorangan melalui wawancara, kuesioner, atau pengamatan langsung di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini. data primer kuantitatif dikumpulkan melalui wawancara terstruktur kepada 52 responden dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner. Sedangkan data primer kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada sejumlah informan yang diarahkan dengan panduan pertanyaan wawancara mendalam. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dengan panduan kuesioner kepada pihak informan. Pengumpulan data primer kualitatif dilakukan lebih dahulu untuk mengenal tentang KSO mulai dari sejarah berdirinya, siapa pendirinya, dan tujuan didirikan Komunitas ini. Selain itu juga untuk mengetahui manfaat berdirinya Komunitas ini bagi masyarakat. Hal ini juga mempermudah peneliti dalam menyusun pertanyaan yang sesuai dalam kuesioner. Pengumpulan data primer kualitatif juga dilakukan saat mengumpulkan data primer kuantitatif.
29
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan diolah secara kuantitatif. Setelah seluruh data terkumpul, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah pengkodean data. Kegiatan pengkodean data ini bertujuan untuk menyeragamkan data. Setelah pengkodean, tahap berikutnya adalah perhitungan persentase jawaban responden yang dibuat dalam bentuk tabulasi dengan menngunakan program Microsoft Excel 2007. Data yang telah terkumpul tersebut kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis tabulasisederhana untuk mengetahui pengaruh antara strategi promosi yang digunakan KSO dengan tingkat efektivitas yang diukur dengan empat dimensi yaitu empati (empathy), persuasi (persuation), dampak (impact), dan komunikasi (communication). Selanjutnya data tersebut juga dihitung dengan Analisis Tabulasi Sederhana EPIC Model (Durianto et al. 2003). Pengelompokkan efektivitas strategi promosi menjadi empat kelas yaitu sangat tidak efektif, tidak efektif, efektif, dan sangat efektif. Penentuan kelas efektivitas diukur dengan perhitungan rentang skala Likert dengan langkah perhitungan sebagai berikut: 1. Skor Rataan Setiap jawaban dari pertanyaan yang diberikan responden diberikan bobot penilaian. Bobot alternatif yang terbentuk dari teknik peringkat terdiri dari kisaran antara 1-4, yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi sangat positif. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil perkalian nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi. 2. Rentang Skala Keputusan Rentang skala keputusan untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Rentang nilai ini kemudian digunakan untuk menentukan kriteria nilai EPIC Rate yang diperoleh. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak empat, maka untuk menentukan nilai rataan (RS) digunakan rumus: 4
1
4 0.75 Pengukuran rentang skala menggunakan analisis tabulasi sederhana yang merupakan perkalian antara bobot yang diberikan oleh responden dalam kuesioner, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Hasilnya akan menentukan promosi yang dilakukan termasuk dalam kriteria yang terdapat dalam Tabel 2. Rentang skala keputusan tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan dalam mengkategorikan dampak komunikasi promosi yang telah dihitung untuk setiap dimensinya, baik itu dimensi empati, persuasi, dampak, komunikasi, maupun secara keseluruhan.
30
Berikut kriteria dan rentang skala efektivitas promosi yang didapat berdasarkan perhitungan nilai rataan (RS): Tabel 2 Kriteria dan rentang skala efektivitas promosi dalam EPIC Model No 1 2 3 4
Kriteria Sangat Tidak Efektif Tidak Efektif Efektif Sangat Efektif
(Duriantoet.al. 2003)
Rentang Skala 1.0 - 1.75 1.76 - 2.59 2.6 - 3.25 3.26 - 4.0
31
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang gambaran umum tempat penelitian mengenai sejarah bedirinya KSO. sistem promosi yang dilakukan. hubungan KSO dengan NOSC dan pelanggan. serta karakteristik responden. Sejarah Berdirinya Komunitas Sehat Organik KSO merupakan suatu komunitas yang memiliki cita-cita awal untuk menyejahterakan petani dengan cara membantu proses pemasaran dan memutus sebagian rantai distribusi yang dinilai selama ini membuat petani tidak sejahtera di ranah usahanya sendiri. Cita-cita yang dibawa pihak KSO ternyata sejalan dengan cita-cita NOSC yang menjadi titik awal berdirinya KSO. Cita-cita yang mulia ini yang kemudian membawa Pak Benny dan Pak Jayatika dari pihak NOSC bekerjasama untuk menyejahterakan petani Indonesia khususnya mengembangkan produk beras organik yang memiliki banyak keunggulan dibanding beras yang ditanam secara konvensional. Selain memiliki cita-cita untuk menyejahterakan petani KSO juga ingin membuat kebanyakan masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras yang sehat dan bebas dari pestisida serta urea. Hidup sehat merupakan harapan setiap manusia sehingga KSO sangat ingin mengembangkan produk beras organik Nusantara hingga ke pelosok Indonesia. Nama Nusantara yang dipilih oleh Pak Benny sebagai pemilik sekaligus pendiri dari KSO memiliki arti dan tujuan sederhana. Beliau ingin meNusantarakan beras organik hingga ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia. KSO masih tergolong bisnis yang baru karena baru diinisiasikan pada awal tahun 2012. namun telah mampu menjaring lebih dari 1300 member/ pelanggan di seluruh Indonesia. Sistem Promosi Sistem promosi yang ditawarkan sangat menarik dan menguntungkan semua pihak yang terlibat. Promosi yang digunakan KSO untuk mengembangkan bisnis antara lain menggunakan leaflet, merek, dan presentasi penjualan. Bentuk promosi yang menjadi unggulan dari KSO ialah promosi dengan presentasi penjualan yaitu dengan sistem multi level. Sistem penjualan yang tergolong unik dan menarik di dunia pertanian membuat bisnis produk pertanian menjadi diminati para pelaku bisnis yang menyukai sistem penjualan dengan multi level. Sistem penjualan ini menguntungkan berbagai pihak yang terlibat di dalamnya karena sistem komisi yang ditawarkan dari setiap penjualan produk serta bonus referal karena telah mengajak orang lain untuk ikut bergabung menjadi member dari sistem penjualan. Produk yang ditawarkan oleh pihak KSO ialah beras organik jenis beras putih dan beras merah dengan ukuran kemasan 2.5 kg per bungkus. Beras organik putih maupun merah dijual dengan harga Rp50 000 per bungkus atau dengan harga Rp20 000 per kilogram untuk harga anggota. Namun. jika tidak tergabung menjadi member harga beras menjadi Rp70 000 per bungkus atau Rp28 000 per kilogram. Sistem penjualan dengan multilevel mensyaratkan kepada calon
32
pelanggan untuk membayar Rp350 000 untuk tergabung dan menjalankan sistem penjualan dengan multi level. Hubungan Kerjasama KSO, NOSC, dan Pelanggan Hubungan baik selalu dibina pihak KSO dan NOSC yang saling bekerjasama dalam membina petani untuk bertani dengan cara sehat tanpa menggunakan obat-obatan kimia dan urea. Hal ini dibuktikan dengan adanya kunjungan rutin setiap satu bulan dari pihak KSO ke Nagrak, Sukabumi untuk mengajak pelanggan-pelanggan baru yang ingin melihat langsung proses penanaman beras organik, lahan yang digunakan, dan petani-petani yang mengikuti pelatihan serta pendampingan dari pihak KSO dan NOSC. Keuntungan bagi para petani binaan NOSC dan KSO ialah hasil panen petani tidak pernah dibiarkan tidak laku terjual karena pihak KSO selalu bersedia untuk membeli beras mereka dengan selisih harga Rp500 per kilogram dari harga di pasaran. Hal ini yang membuat para petani binaan merasa senang karena hasil panen mereka tidak perlu dikhawatirkan tidak laku terjual. Semua resiko sejak awal pembelian ditanggung dari pihak KSO. Hubungan baik juga dibina pihak KSO dengan para member yang menjadi leader atau stokis dalam sistem penjualan. Namun, pelanggan lainnya juga dapat berkomunikasi dengan pihak KSO dengan mengunjungi langsung kantor penjualan, via email, atau telepon. Sejauh ini pihak pelanggan kebanyakan mengkomunikasikan hal yang mereka butuhkan melalui para leader mereka dan para leader tersebut akan langsung mengkomunikasikan dengan pihak KSO mengenai kebutuhan persediaan beras. Hal-hal lain seperti perekrutan member baru, stokis baru, dan komisi tiap bulan secara otomatis akan langsung diinput dalam sistem komputer. Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Responden penelitian ini dipilih secara sengaja bagi member atau anggota dari sistem pemasaran jaringan yang dibuat oleh KSO. Hal ini untuk menilai sejauh mana efektivitas promosi yang telah dirasakan bagi member atau anggota yang memutuskan untuk bergabung menjadi member tersebut. Anggota sistem pemasaran jaringan KSO terdiri dari laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan pada diagram di bawah. dapat dilihat bahwa presentasi perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki yaitu perempuan sebanyak 69% sedangkan laki-laki sebanyak 31%. Hal ini disebabkan karena dalam rumah tangga perempuan lebih berperan dalam mengambil keputusan terutama untuk urusan dapur dan kebutuhan seharihari keluarganya. Namun, tidak menutup kemungkinan juga laki-laki dapat mengambil keputusan dalam membeli kebutuhan rumah tangga termasuk beras. Hal ini karena keputusan untuk membeli beras yang memiliki manfaat bagi kesehatan serta harga yang tidak biasa seperti beras pada umumnya juga menjadi keputusan bersama baik pihak laki-laki maupun perempuan. Diagram persentase responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 3.
33
Laki‐laki 31%
Laki-laki Perempuan
Perempuan 69%
Gambar 3 Persentase responden berdasarkan jenis kelamin Responden penelitian ini terdiri dari berbagai profesi dan bidang pekerjaan yang berbeda. Perbedaan profesi dan bidang pekerjaan ditunjukkan pada diagram di bawah yang terdiri atas bidang pekerjaan ibu rumah tangga, mahasiswa, karyawan, dan wiraswasta. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai kalangan yang mengkonsumsi dan bergabung dengan sistem yang telah diciptakan KSO satu tahun lalu. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa persentase terbesar ditunjukkan dari bidang pekerjaan karyawan yaitu 44%, ibu rumah tangga 25%, wiraswasta 21%, dan mahasiswa 10%. Bergabung menjadi anggota dari member KSO juga dapat menjadi pekerjaan sampingan selain mengkonsumsi beras organik juga menguntungkan bagi kesehatan. Pekerjaan sampingan yaitu mempromosikan produk beras organik yang diketahui memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan dan juga dapat menguntungkan anggota sistem jaringan karena akan mendapatkan komisi dan bonus referal atas calon anggota baru yang akan bergabung menjadi kesatuan dalam sistem jaringan pemasaran beras organik Nusantara ini. Bidang pekerjaan yang ditunjukkan pada Gambar 4 meliputi orang-orang yang memiliki ketertarikan dalam sistem penjualan multi level. Diagram persentase responden berdasarkan bidang pekerjaannya dapat dilihat pada Gambar 4.
21%
25%
Ibu Rumah Tangga Mahasiswa
10% 44%
Karyawan Wiraswasta
Gambar 4 Persentase responden berdasarkan bidang pekerjaan
34
Selain pengelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan bidang pekerjaan. responden juga dikelompokkan berdasarkan kelompok usia. Hal ini ditunjukkan untuk mengetahui persentase kelompok umur yang telah tergabung dalam menjalankan sistem penjualan yang dibuat oleh KSO sekaligus mengetahui pada kalangan umur berapa yang telah mengambil keputusan pembelian untuk mengkonsumsi beras organik. Dari gambar di bawah dapat dilihat bahwa kelompok umur 35-39 tahun memperoleh persentase paling banyak yaitu 23%, kelompok umur 40-44 tahun 19%, kelompok umur 25-29 tahun dan >50 tahun 13%, kelompok umur 30-34 tahun 12%, kelompok umur 20-24 tahun 8%, dan kelompok umur 15-19 tahun serta 45-49 tahun hanya 6%. Semakin muda kelompok umur dalam mengkonsumsi produk beras organik ini, maka akan semakin baik dari segi kesehatan dalam jangka waktu yang panjang. Konsumen dengan kelompok umur tertentu yang ingin memperbaiki pola makan dan kesehatan dengan mengganti beras konvensional dengan beras organik yang bebas bahan kimia merupakan kalangan konsumen yang mulai peka dan sadar terhadap pentingnya memperbaiki pola hidup sehat dengan mengganti bahan pokok makanan sehari-hari yaitu beras. Kesadaran sejak dini untuk hidup sehat sangat penting demi tercapainya pola hidup yang lebih sehat, tanpa bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Tabel jumlah dan persentase responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jumlah dan presentasi responden berdasarkan kelompok umur Kelompok Umur
Jumlah
Presentasi
15-19 tahun
3
6%
20-24 tahun
4
8%
25-29 tahun
7
13%
30-34 tahun
6
12%
35-39 tahun
12
23%
40-44 tahun
10
19%
45-49 tahun
3
6%
>50 tahun
7
13%
Pengetahuan awal mengenai produk Beras Organik Nusantara ialah berdasarkan sistem promosi yang dilakukan perusahaan dan seberapa efektifnya sistem promosi tersebut sehingga mampu menjangkau konsumen dari berbagai kalangan. Dari gambar di bawah dapat dilihat bahwa terdapat berbagai saluran promosi yang diterima oleh masyarakat terutama responden penelitian ini. Terdapat beberapa saluran promosi yaitu word of mouth atau penyampaian dari teman dan kerabat sekitar, sistem promosi melalui internet yaitu blog dan website. serta sistem promosi dengan menggunakan leaflet. Pada diagram di bawah menunjukkan bahwa saluran promosi melalui teman atau kerabat dengan kata lain saluran promosi word of mouth mendapatkan persentase tertinggi yaitu sebanyak 90% kemudian 8% melalui internet dan 2% melalui leaflet. Hal ini disebabkan
35
karena sistem yang telah dibuat oleh KSO yaitu sistem penjualan dengan mengutamakan kekuatan jaringan atau sistem multi level. Sistem ini sangat menguntungkan bagi orang-orang yang telah bergabung menjadi anggota sistem sebelumnya dan mempromosikan teman atau kerabatnya untuk bergabung menjadi anggota baru dari sistem tersebut. Dikatakan sangat menguntungkan karena bagi yang bisa mendapatkan anggota untuk dijadikan anggota baru dalam sistem penjualan tersebut, maka akan memperoleh bonus referal sejumlah uang yang akan ditransfer ke rekening bank anggota sebelumnya. Sistem ini sering disebut member get member. Oleh karena itu menjadi motivasi tersendiri bagi konsumen yang telah bergabung menjadi anggota untuk mempromosikan produk beras organik Nusantara kepada teman atau kerabat mereka. Diagram persentase pengetahuan awal responden mengenai produk dapat dilihat pada Gambar 6. 2% 8% teman/kerabat internet leaflet 90%
Gambar 5 Persentase pengetahuan awal responden mengenai produk beras organik Nusantara Responden penelitian ini adalah orang-orang yang telah bergabung menjadi anggota atau member dalam sistem penjualan yang dibuat oleh KSO. Hal ini juga mencakup konsumen karena orang yang telah bergabung menjadi anggota juga harus menjadi konsumen setia pengguna beras organik Nusantara. Dari gambar diagram di bawah dapat dilihat bahwa terdapat tiga kelompok jangka waktu yang digambarkan untuk menunjukkan lamanya anggota mengkonsumsi produk beras organik Nusantara. Jangka waktu 1-3 bulan ialah jangka waktu yang mendapatkan persentase paling banyak untuk lamanya konsumen mengkonsumsi produk hingga saat pengisian kuesioner. Dilanjutkan dengan 28% dari 3-6 bulan dan lebih dari 6 bulan pada 10%. Hal ini menunjukkan bahwa responden penelitian ini dapat dikatakan baru bergabung menjadi anggota dan mengkonsumsi produk. Namun ada juga anggota yang telah lebih dari enam bulan mengkonsumsi sekaligus menjadi anggota dari sistem tersebut. Diagram persentase responden berdasarkan lamanya mangkonsumsi produk dapat dilihat pada Gambar 7.
36
10% 1‐3 bulan 28%
3‐6 bulan 62%
>6 bulan
Gambar 6 Persentase responden berdasarkan lama konsumsi produk Selanjutnya ada kaitannya dengan pembahasan sebelumnya, jika sebelumnya pembahasan mengenai lamanya mengkonsumsi produk sekaligus lamanya telah bergabung menjadi member sistem jaringan maka pembahasan ini akan berkaitan dengan alasan menggunakan produk beras organik. Pada pembahasan sebelumnya telah dituliskan sedikit tentang manfaat beras organik bagi kesehatan. Namun, alasan menggunakan produk juga beragam tidak hanya dari segi kesehatan tetapi juga dari segi lainnya yang menjadi alasan bagi konsumen untuk mengkonsumsi produk. Pada gambar di bawah dapat dilihat bahwa terdapat berbagai alasan yang memotivasi konsumen untuk mengkonsumsi produk dan menjadi anggota dari sistem jaringan. Hal tersebut diurutkan dari yang memiliki persentase tertingggi hingga terendah. Alasan kesehatan yang menjadi penentu paling utama bagi konsumen untuk mengkonsumsi produk yaitu sebanyak 69%, kemudian dilanjutkan dengan rekomendasi teman 14%, kesehatan dan keuntungan finansial 13%, dan 4% konsumen yang mengkonsumsi serta menjadi anggota sistem dengan alasan untuk memperoleh keutungan finansial. Dari diagram yang digambarkan di bawah dapat dikatakan bahwa lebih dari 50% responden yang mengambil keputusan untuk mengkonsumsi serta bergabung menjadi sistem jaringan yang diciptakan KSO dengan alasan manfaat produk organik tersebut bagi kesehatan mereka. Diagram persentase responden berdasarkan alasan menggunakan produk beras organik dapat dilihat pada Gambar 8.
37
kesehatan 13% keuntungan finansial 14% 4%
rekomendasi teman 69% kesehatan dan keuntungan finansial
Gambar 7 Persentase responden berdasarkan alasan menggunakan produk beras organik Nusantara Menganalisis dari motivasi awal untuk mengkonsumsi produk dapat dilihat pada tabel di bawah yaitu bahwa motivasi mengkonsumsi produk didominasi oleh manfaat yang baik bagi kesehatan karena kandungan gizi dan kelebihan produk ini. Manfaat produk bagi kesehatan merupakan motivasi terbesar dari responden penelitian ini yaitu memperoleh persentase 81% atau sebanyak 42 orang responden dari 52 total responden. Lalu keuntungan finansial dan juga untuk kesehatan sebanyak 7% atau empat orang, Selanjutnya, kesesuaian dengan selera makan, untuk gengsi dan oleh-oleh, serta alasan keuntungan finansial memperoleh persebtase sebanyak 4% atau masing-masing indikator sebanyak dua orang. Hal ini disebabkan karena manfaat yang dimiliki produk yang penting bagi kesehatan sehingga alasan tersebut menjadi motivasi yang paling kuat mendasari konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk. Tabel jumlah dan persentase responden berdasarkan motivasi menggunakan produk dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah dan persentase responden berdasarkan motivasi menggunakan produk Peubah Kategori Motivasi Manfaat kesehatan menggunakan produk Kesesuaian selera
Frekuensi 42
Presentasi 81%
2
4%
Gengsi dan oleh-oleh
2
4%
Keuntungan finansial
2
4%
Keuntungan finansial dan kesehatan
4
7%
Motivasi manfaat yang baik bagi kesehatan telah mendominasi jawaban atas pertanyaan motivasi yang mendasari mengkonsumsi produk. Lalu. meninjau
38
lebih dalam tentang manfaat produk bagi kesehatan yaitu sejauh mana pengetahuan konsumen mengenai kandungan gizi yang ada di dalam produk beras organik. Dari tabel di bawah dapat dilihat bahwa sebanyak 65% konsumen tahu dan sedikit paham tentang kandungan gizi yang ada di dalam produk, selanjutnya sebanyak 23% konsumen yang tahu dan paham, serta sebanyak 12% konsumen yang tidak tahu dan tidak paham. Dari persentase tersebut dapat dikatakan bahwa pemahaman yang mereka miliki tentang kandungan gizi ialah pemahaman secara umum mengenai kandungan gizi yang dimiliki, misalnya jawaban Ibu Nbi, 34 tahun mengenai hal tersebut ialah: “Ya, kandungan gizi yang terdapat di dalam beras organik seperti kadar gula yang 0 %, kadar protein sebanyak 8 %, dan kadar lemak hampir mendekati 1 %”.(Nbi, 34 tahun). Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman responden tentang gizi cukup baik. Tabel jumlah dan persentase responden pemahaman produk mengenai kandungan gizi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Peubah
Jumlah dan persentase responden berdasarkan pemahaman produk mengenai kandungan gizi Kategori
Pemahaman mengenai Tidak tahu dan tidak paham kandungan gizi Tahu dan sedikit paham Tahu dan paham
Frekuensi
Persentase
6
12 %
34
65 %
12
23 %
Selanjutnya juga memiliki kaitan dengan alasan menggunakan produk yaitu bahwa konsumen memiliki motivasi ketika memutuskan untuk melakukan pembelian produk dan menjadi anggota dari sistem penjualan yang diterapkan KSO. Motivasi tersebut juga mempengaruhi apakah konsumen akan mengkonsumsi produk secara berkelanjutan. Motivasi tersebut terdiri dari alasan kesehatan ketika mengkonsumsi produk terus menerus dan alasan untuk memperoleh keuntungan finansial dari sistem penjualan yang diterapkan. Motivasi untuk memperoleh keuntungan finansial merupakan motivasi terbesar dari responden penelitian ini, yaitu memperoleh 96%. Sedangkan, motivasi dengan alasan untuk kesehatan hanya 4%. Hal ini disebabkan karena ketertarikan sebagian besar responden penelitian ini pada sistem penjualan yang menguntungkan bagi konsumen yang juga telah menjadi anggota dari sistem tersebut. Motivasi kesehatan juga mungkin menjadi alasan kedua bagi mereka karena secara langsung sistem tersebut juga mengharuskan anggota untuk mengkonsumsi beras organik. Namun, dapat dilihat juga bahwa hanya 4% responden yang memutuskan untuk berkelanjutan mengkonsumsi produk dengan alsan kesehatan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sistem penjualan seperti yang diterapkan KSO sangat baik mendorong orang-orang untuk memiliki pola hidup
39
yang sehat dengan mengkonsumsi beras organik. Diagram persentase alsan responden untuk berkelanjutan mengkonsumsi produk dapat dilihat pada Gambar 9. 4%
kesehatan keuntungan finansial 96%
Gambar 8
Persentase alasan responden berkelanjutan mengkonsumsi produk beras organik Nusantara
40
41
STRATEGI PROMOSI KOMUNITAS SEHAT ORGANIK (KSO) Produk organik ialah produk yang tergolong baru di kalangan masyarakat. produk yang berbeda dengan produk yang telah ada sebelumnya. Meskipun produk beras memang tidak asing lagi di kalangan masyarakat. tetapi produk organik belum teralalu dikenal masyarakat. Produk organik memiliki manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan produk konvensional. Hal ini disebabkan karena produk organik memiliki cara dan pola tanam yang berbeda dengan produk konvensional. Pola tanam yang intensif dengan pupuk alami tanpa menggunakan bahan kimia, lingkungan yang bebas dari polusi udara, dan tanah atau lahan yang belum terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia. Produk yang belum terlalu dikenal di kalangan masyarakat ini tentunya harus memiliki strategi promosi yang menarik sehingga dapat menarik perhatian konsumen untuk mengenal produk, megetahui produk, dan akhirnya melakukan pembelian produk. Hal ini juga dilakukan oleh KSO yang tergolong baru berdiri sekitar satu tahun dan melakukan strategi promosi dengan tujuan mengenalkan produk sehat yang mereka miliki ke seluruh Indonesia dan membudayakan pola hidup sehat masyarakat Indonesia dengan mengkonsumsi makanan pokok yang berasal dari bahan alami tanpa unsur kimia. KSO terus berupaya untuk mengenalkan produk mereka di kalangan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah anggota dan konsumen tetap dari KSO hingga saat ini berjumlah lebih dari 1200 anggota seluruh Indonesia. Merek Penggunaan merek merupakan salah satu bentuk strategi promosi yang dilakukan oleh pihak KSO karena penggunaan merek sebagai identitas suatu produk yang akan menjadi tanda pengenal bagi suatu produk. Produk yang memiliki merek akan lebih dikenal dan dipercaya oleh konsumen dibandingkan dengan produk yang tidak memiliki merek. Pemilihan nama merek juga menjadi penting diperhatikan karena hal tersebut akan menentukan apakah produk bisa diterima dengan baik di masyarakat. Hal ini juga dikemukakan oleh salah satu Ibu Mra, 40 tahun berikut penuturannya: “Merek suatu produk itu sangat menentukan adanya keunikan dan ciri khas dari suatu produk. Apalagi produk yang memiliki merek mudah diingat. Bisa dikatakan kalau merek menjadi identitas pembeda antara jenis produk yang sama dengan produksi berbeda”.(Mra, 40 tahun). Hal tersebut dapat dikatakan sudah teruji di kalangan masyarakat bahwa merek merupakan bagian dari pengenal suatu produk atau strategi promosi suatu produk sebagai upaya pengenalan dan penjualan produk. Merek juga didukung oleh penggunaan logo-logo yang baik yang menyertai merek tersebut sehingga selain melaui kata-kata juga mudah diingat melalui visualisasi yaitu gambar. Hal
42
ini disebabkan karena tidak semua konsumen dapat mengingat dengan baik nama merek melalui kata. namun melalui gambar. Namun, pada produk beras organik Nusantara ini tidak menggunakan logo atau gambar yang menyertai nama merek Nusantara. Logo yang tidak disertakan dengan nama merek menjadi kekurangan dari produk beras organik Nusantara menurut salah satu responden. Berikut penuturan Ibu Mra, 40 tahun mengenai hal tersebut: “Nama merek Nusantara pada beras organik ini kurang ada gambarnya ya. jadi saya agak agak lupa. Saya lebih mengingat KSO dibanding merek Nusantaranya. Jadi saya lebih suka menyebut beras organik dari KSO daripada merek Nusantaranya”.(Mra, 40 tahun). Selain itu, nama merek akan lebih meyakinkan jika disertai dengan lisensilisensi dari lembaga khusus yang memberikan keterangan meyakinkan bahwa suatu produk telah lulus uji kesehatan, uji halal, dan sebagainya. Pada produk beras organik Nusantara telah memiliki seritifikasi dari Sucofindo dan kandungankandungan gizi serta persentasenya dari setiap kemasan produk beras. Sertifikasi tersebut akan membuat konsumen lebih yakin atas produk yang telah dikeluarkan oleh pihak KSO. Hal ini juga menjadi salah satu kelebihan produk di mata konsumen yang juga merupakan responden penelitian ini. Berikut penuturan Bapak Wly, 45 tahun: “Sertifikasi menjadi sangat penting bagi saya karena lebih meyakinkan saya dengan penggunaan produk ini. Apalagi juga disertai dengan persentase kandungan gula, fat, dan sebagainya. Harapan saya mungkin pihak KSO bisa memberikan sertifikasi lain yang akan lebih meyakinkan konsumen”.(Wly, 45 tahun). Pembahasan di atas menunjukkan bahwa merek merupakan salah satu bentuk strategi promosi yang diterapkan oleh KSO untuk mengenalkan produk di kalangan masyarakat. Selain itu juga, pemberian logo untuk merek juga menjadi penting karena akan lebih menarik perhatian konsumen untuk melakukan pemebelian produk. Sertifikasi yang akan meyakinkan konsumen juga menjadi hal yang perlu diperhatikan agar produk menjadi lebih terlihat berkualitas, bermutu, dan meyakinkan. Leaflet Penggunaan leaflet sebagai media promosi juga merupakan salah satu bentuk strategi promosi yang dipilih oleh KSO. Leaflet dapat memberikan informasi bagi siapa saja yang membaca informasi yang tertulis di atasnya. Leaflet telah dikenal di kalangan masyarakat karena banyak produk yang menggunaan bentuk media promosi ini sebagai alat untuk mengenalkan produknya. Konsumen hanya tinggal membaca dan mengerti mulai dari gambaran produk, manfaat produk, serta alasan bagi konsumen mengapa harus membeli produk tersebut.
43
Leaflet yang digunakan oleh pihak KSO ialah sebanyak dua jenis leaflet. Leaflet pertama merupakan leaflet yang menggambarkan tentang pemberian pengetahuan kepada konsumen mengenai produk organik, alasan mengapa konsumen harus mengonsumsi produk organik, serta dampak buruk yang ditimbulkan dari penggunaan produk berbahaya dengan pestisida baik dari segi lingkungan atau bagi kesehatan. Leaflet pertama yang digunakan KSO dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 9 Lembaran leaflet jenis pertama KSO juga menggunakan jenis leaflet yang menggambarkan tentang sistem penjualan yang diciptakan KSO dalam menjaring konsumen. Leaflet ini berisikan tentang biaya yang harus dikeluarkan konsumen ketika memutuskan bergabung dalam sistem penjualan, manfaat keuntungan yang diperoleh ketika tekun dan rutin menjalankan bisnis tersebut, dan jumlah keuntungan yang diperoleh secara rinci dalam periode bulan ketika bisnis konsumen tersebut telah berkembang. serta berbagai keuntungan yang akan diperoleh ketika konsumen bergabung menjadi anggota sistem penjualan tersebut. Leaflet jenis kedua yang digunakan KSO dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 10 Lembaran leaflet jenis kedua
44
Leaflet berisi informasi-informasi yang ingin disampaikan pihak produsen kepada konsumen mengenai produknya tanpa harus perlu menjelaskan. KSO memilih bentuk strategi promosi melalui media leaflet dengan tujuan konsumen tidak perlu mengingat informasi dalam jangka waktu yang lama. Konsumen hanya perlu membaca dan mengingat untuk beberapa saat, sehingga ketika konsumen lupa dnegan informasi konsumen memiliki bukti yang dapat disimpan unutuk dibaca kembali atau diberikan kepada orang lain. Hal ini juga dituturkan oleh Bapak TW, 28 tahun yaitu sebagai berikut: “Saya lebih suka membaca leaflet daripada mendengar cerita dari orang lain karena dari leaflet saya lebih yakin informasiinformasi yang diberikan. Menurut saya. leaflet bisa menjadi media yang tepat menyampaikan apa yang ingin disampaikan produsen langsung ke konsumen tanpa melalui perantara”.(TW, 28 tahun). Leaflet yang baik harus berisi informasi-informasi yang jelas dan membuat konsumen paham dengan membaca. Bahasa dan pemilihan kata yang digunakan harus tepat karena akan menentukan apakah leaflet dapat diterima di kalangan masyarakat. Desain serta warna tulisan uga mempengaruhi apakah leaflet akan mulai dibaca serta disimpan oleh masyarakat. Jika leaflet cukup menarik dilihat. maka sebagian besar masyarakat yang menerima leaflet tersebut akan memulai untuk membacanya dan bisa jadi akan menyimpannya untuk diberikan kepada orang lain. KSO menggunakan dua jenis leaflet untuk mengenalkan produknya ke masyarakat. Leaflet pertama ialah berisi tentang informasi produk dan manfaatnya bagi kesehatan, alasan mengapa harus menggunakan produk organik. dan dampak-dampak buruk yang akan ditimbulkan apabila menggunakan produk dengan pestisida kimia. Sedangkan leaflet kedua berisikan tentang sistem peluang usaha yang diciptakan KSO melalui sistem penjualan jaringan. Di dalam leaflet kedua berisikan tentang bagaimana cara-cara untuk bergabung menjadi anggota dari sistem penjualan. bonus. dan komisi yang akan diterima dari penjualan secara jaringan. Gambar leaflet sebagai media promosi KSO dapat dilihat pada Lampiran5. Konsumen yang ingin mengenal tentang produk beras organik Nusantara akan diberikan dua jenis leaflet yang dimiliki. Konsumen berhak membaca dan bertanya kepada pemberi leaflet. Kebanyakan konsumen telah paham mengenai manfaat produk organik, alasan mengkonsumsi organik yang terdapat pada lembaran leaflet pertama. Namun, kebanyakan konsumen belum memahami informasi yang terdapat pada leaflet kedua yaitu mengenai sistem penjualan secara jaringan. Hal ini disebabkan karena tidak semua konsumen mengerti sistem penjualan secara jaringan, hanya sebagian kecil konsumen yang pernah terlibat dan mengenal sistem penjualan jaringan pada produk-produk lain sebelumnya yang mengerti informasi yang ada pada leaflet tersebut. Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Mar, yaitu sebagai berikut:
45
“Saya kurang paham dengan leaflet yang ada cara registrasi dan komisi dari sistem jaringan KSO, saya harus mendapat penjelasan dulu dari yang mengerti baru saya bisa paham semuanya dan bisa mneceritakan kepada teman lainnya”.(Mar, ibu rumah tangga). Selain itu juga, ditambahkan oleh pihak marketing dari KSO bahwa penyebaran leaflet sebaiknya diberikan pada orang yang tepat karena berdasarkan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya leaflet yang telah diberikan tidak dibaca dan hanya dibuang-buang. Pihak KSO juga menerapkan bagi para anggota bsistem penjualan yang ingin memperoleh leaflet untuk mengenalkan produk ke berbagai pihak diwajibkan untuk mengganti biaya cetak leaflet sebesar Rp15 000 per 100 lembar leaflet. Pembahasan di atas menyimpulkan bahwa strategi promosi dengan menggunakan media promosi leaflet dapat menjadi salah satu pilihan strategi promosi yang baik bagi konsumen yang ingin mnegetahui tentang produk tertentu. Namun. akan lebih baik jika seorang yang membagikan leaflet mengerti dan paham betuk tetang isi leaflet sehingga ketika konsumen bertanya mengenai informasinya dapat dijelaskan secara detail. Pembagian leaflet juga harus pada orang yang tepat dan ingin mengetahui informasi tentang suatu produk. Leaflet bermanfaat sebagai media promosi yang membuat konsumen lebih yakin terhadap suatu produk. Presentasi Penjualan Presentasi penjualan menjadi salah satu strategi promosi yang juga diterapkan oleh KSO untuk melakukan penjualan produknya. Latar belakang pihak KSO memilih presentasi penjualan sebagai strategi promosinya bahwa dari awal tujuan dibentuknya unit usaha ini. KSO telah memutuskan untuk melakukan penjualan produk terbesar ialah dengan penerapan sistem penjualan jaringan atau multi level marketing sehingga akan sangat penting bagi pihak KSO untuk menjelaskan secara detail dihadapan para calon anggota sistem penjualan agar mereka tertarik untuk melakukan pembelian dan berperan aktif dalam sistem penjualan yang telah direncanakan. Presentasi penjualan yang dimaksud ialah degan menggunakan media power point atau slide show yang akan dipresentasikan oleh narasumber dari pihak KSO untuk menjelaskan informasi tentang alasan mengapa harus beralih ke produk organik. manfaat apa yang akan didapat jika mengkonsumsi produk organik, dampak negatif yang ditimmbulkan dari penggunaan bahan kimia, serta peluang usaha yang akan didapat jika bergabung menjadi anggota dari sistem penjualan yang diterapkan oleh KSO. Preesentasi penjualan yang dilakukan KSO dengan narasumber yang merupakan pihak marketing dari KSO. Presentasi disampaikan selama 30-60 menit, namun setelah proses presentasi selesai dilakukan konsumen atau calon anggota dapat bertanya dengan bebas kepada pihak KSO. Saat sesi pertanyaan terdapat juga pemilik dari unit bisnis ini yang membantu manjawab pertanyaan. serta anggota yang telah bergabung sebelumnya untuk menceritakan bukti perjalanan bisnis dan manfaat yang diperolehnya dari menjalankan bisnis tersebut.
46
Presentasi penjualan menjelaskan secara detail mengenai peluang usaha mulai dari registrasi awal untuk menjadi anggota sistem, cara menjaring anggota lain. cara untuk bergabung menjadi stokis. hingga sistem keuntungan atau komisi yang akan diperoleh ketika telah aktif menjalankan sistem tersebut. Hal ini menjadi strategi promosi yang paling menonjol yang diterapkan oleh KSO. Responden penelitian juga memiliki pendapat bahwa strategi promosi dengan presentasi penjualan merupakan strategi promosi yang paling disukai. Berikut penuturan oleh Ibu Dvi: “Saya lebih paham informasi yang langsung disampaikan saat Pak Benny atau Pak Munjai presentasi di depan karena menurut saya lebih masuk akal. Saya juga bisa bebas bertanya jika saya kurang mengerti tentang sistem penjualan”.(Dvi, ibu rumah tangga). Presentasi penjualan menjelaskan tentang sistem penjualan yang diterapkan oleh KSO yang juga menjadi keunggulan bagi KSO untuk para konsumen melakukan pembelian produk. Sistem penjualan yang diterapkan KSO ialah sebagai berikut: 1. Sistem penjualan ini disebut dengan sistem penjualan jaringan atau sistem multi level marketing. Konsumen yang ingin bergabung menjadi anggota sistem penjualan tersebut terlebih dahulu harus registrasi di awal senilai Rp350 000 dan langsung mendapatkan limakg beras organik jenis beras merah dan beras putih serta kartu anggota yang dapat diaktifasi langsung melalui website; 2. Anggota yang telah resmi bergabung dalam sistem penjualan yang diterapkan KSO akan berhak memperoleh kesempatan mengajak orang lain untuk ikut bergabung dengan cara mempresentasikan produk serta sistem penjualan tersebut. Anggota yang berhasil mengajak orang lain untuk bergabung akan memperoleh keuntungan referal senilai Rp100 000 per orang yang diajak bergabung menjadi anggota dengan registrasi di awal sejumlah uang yang sama; dan 3. Sistem komisi yang diberikan oleh pihak KSO melalui jaringan yang dibentuk oleh anggota. Komisi yang diberikan dapat berkembang hingga generasi jaringan ke-10 dengan masing-masing duplikasi anggota sebanyak lima orang. Perolehan keuntungan dalam jumlah rupiah yang dapat diterima oleh anggota di atasnya yaitu Rp500 per kg penjualan beras. Sistem penjualan yang dijelaskan pada strategi promosi presentasi penjualan membuat konsumen lebih yakin terhadap produk yang ditawarkan dan tidak sedikit konsumen yang memutuskan melakukan pembelian produk karena kuntungan finansial yang akan diperoleh ketika bergabung menjadi anggota dari sistem penjualan. Hal ini juga dikemukakan oleh Ibu Ram melalui proses wawancara:
47
“Saya sangat tertarik dengan sistem penjualan yang diterapkan oleh KSO karena menurut saya hal ini sangat menguntungkan. apalagi untuk ibu-ibu seperti saya. Lumayan menjadi pemasukan baru untuk rumah tangga”.(Ram, ibu rumah tangga, 37 tahun). Produk beras yang memiliki kualittas yang unggul juga menjadi salah satu kekuatan konsumen untuk mempromosikan produk kepada teman dan kerabat lainnya agar melakukan pembelian produk. Selain itu juga kebanyakan responden adalah perempuan yang mengambil keputusan untuk urusan dapur sehingga sangat mudah untuk mengajak ibu lainnya untuk ikut bergabung dan melakukan pemebelian produk. Berikut penuturan langsung dari Ibu Dni, karyawan yaitu: “Produknya sangat berkualitas. saya telah mencobanya dan memang benar sangat enak dan berbeda dengan produk lainnya sehingga saya percaya diri menawarkan ke teman-teman saya yang lain. Banyak juga yang tertarik dengan produk serta keuntungan finansial bagi yang menjalankan bisnisnya”.(Dni, karyawan). Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa presentasi penjualan merupakan salah satu strategi promosi unggulan yang diterapkan oleh KSO karena melalui strategi promosi ini konsumen dapat langsung mendengarkan informasi dan bebas bertanya dengan narasumber. Selain itu penerapan sistem penjualan melalui jaringan juga membuat konsumen tertarik untuk bergabung menjadi anggota karena memberikan keuntungan finansial.
48
49
ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI MEREK DENGAN EPIC MODEL Penilaian terhadap efektivitas strategi promosi diukur dengan melihat dampak yang ditimbulkan dari segi komunikasi. Dampak dari segi komunikasi tersebut dapat dihitung dengan analisis kuesioner menggunakan metode EPIC Model. Metode analisis EPIC model memiliki empat dimensi pengukuran yaitu Empathy (empati), persuation (persuasi), impact (dampak), communication (komunikasi). Analisis pertanyaan dikelompokkan tiap jenis strategi promosi.
Gambar 11 Desain nama merek pada kemasan Pembahasan pada bab ini akan membahas efektivitas strategi promosi dengan media penggunaan merek menggunakan analisis EPIC model. Pada penelitian ini responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan penilaian mereka terhadap desain merek dagang, nama merek, serta pemilihan warna yang digunakan pada kemasan produk organik Nusantara. Merek yang baik tentunya akan mendapatkan penilaian yang baik pula dari konsumen sehingga menarik minat untuk melakukan proses pembelian. Contoh desain nama dan merek yang digunakan KSO dapat dilihat pada Gambar 10. Penentuan efektivitas strategi promosi merek dengan menganalisis 12 pertanyaan yang dikelompokkan berdasarkan empat dimensi penilaian yang mana masing-masing dimensi terdiri atas tiga pertanyaan. Setiap pertanyaan memiliki skor maksimal empat, sehingga nilai maksimal jawaban pertanyaan yang akan dikemukakan responden ialah 12 pada setiap pertanyaan masing-masing dimensi yang telah ditentukan. Dimensi Empathy (empati) Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen menyukai suatu promosi dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu promosi dengan pribadi mereka. Informasi yang berharga mengenai daya tarik terhadap suatu merek. Penelitian ini menunjukkan tanggapan dan ketertarikan konsumen terhadap promosi yang sudah dilakukan oleh KSO dengan melihat hubungan antara promosi tersebut dan pribadi konsumen. Pertanyaan-
50
pertanyaan peubah empati terdapat dalam kuesioner pada pertanyaan nomor enam, tujuh, dan delapan yaitu: Pertanyaan 6 (Q1)
: Saya menyukai merek “Nusantara” yang digunakan karena sesuai dengan gambaran produk .
Pertanyaan 7 (Q2)
: Saya menyukai desain dan warna merek “Nusantara” yang digunakan karena menurut Saya sudah cukup bagus.
Pertanyaan 8 (Q3)
:Saya menyukai nama merek “Nusantara” yang digunakan karena menarik dibandingkan dengan merek beras lainnya.
Presentasi pertanyaan dimensi empati penggunaan merek dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Presentasi dimensi empati penggunaan merek pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Nama merek
2.6%
7.7%
16.0%
7.1%
Desain dan warna
1.3%
9.0%
21.2%
1.9%
Nama merek menarik dibanding produk lain JUMLAH
1.9%
5.1%
25.0%
1.3%
5.8%
21.8%
62.2%
10.3%
Berdasarakan tabel di atas, diperoleh nilai persentase sebesar 62.2% adalah responden yang paling banyak menjawab setuju atas pertanyaan yang mengandung dimensi empati. Responden yang menjawab setuju atas pertanyaanpertanyaan tersebut berarti menyukai strategi promosi dengan penggunaan merek oleh KSO sehingga memutuskan untuk melakukan pembelian produk serta bergabung menjadi anggota sistem penjualan yang diterapkan KSO. Berikut penuturan oleh Bapak WI. 23 tahun ketika proses wawancara: “Saya suka nama, warna, dan desain merek Nusantara yang digunakan KSO karena menurut saya sesuai dengan filosofi yang disampaikan Pak Benny (pemilik) bahwa ingin meNusantarakan beras organik ke seluruh pelosok Indonesia “(WI, 23 tahun) Hasil akhir perhitungan diperoleh nilai rata-rata yaitu 2.77. Nilai dari dimensi empati ini berada pada rentang 2.6-3.25 yaitu penilaian efektif,sehingga dapat dikatakan bahwa strategi promosi penggunaan merek yang dilakukan oleh KSO memiliki respon efektif dari responden. Hal ini disebabkan karena strategi promosi penggunaan merek dari pemilihan nama merek, penjelasan filosofi arti dari nama merek tersebut. serta pemilihan desain dan warna merek dinilai tepat
51
oleh responden sehingga dapat menguatkan responden untuk melakukan pembelian produk. Dimensi Persuation (persuasi) Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga diperoleh gambaran kemampuan suatu promosi dalam mengembangkan daya tarik serta dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk membeli. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sikap, tindakan, dan keinginan responden untuk dapat berhubungan lebih lanjut setelah promosi yang dilakukan oleh KSO dalam memberikan pengetahuan akan produk yang ditawarkan. Pernyataan-pernyataan peubah dampak terdapat dalam kuesioner pada pertanyaan nomor sembilan, sepuluh, dan sebelas yaitu: Pertanyaan 9 (Q4)
:Saya tertarik dengan nama merek “Nusantara” yang digunakan sehingga Saya ingin melakukan pembelian produk.
Pertanyaan 10 (Q5)
:Saya tertarik dengan desain dan warna merek “Nusantara”
Pertantaan 11 (Q6)
: Seacara keseluruhan. Saya tertarik dengan nama merek “Nusantara” yang digunakan sehingga membuat Saya mulai tertarik melakukan pembelian.
Ketiga pertanyaan tersebut dilakukan penilaian dengan menggunakan bobot penilaian yang memiliki masing-masing skor. Presentasi pertanyaan dimensi persuasi penggunaan merek dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Presentasi dimensi persuasi penggunaan merek pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Arti nama merek
0.6%
12.2%
15.4%
5.1%
Desain dan
0.6%
14.1%
14.7%
3.8%
Mudah mengingat nama merek
1.9%
10.3%
18.6%
2.6%
JUMLAH
3.1%
36.6%
48.7%
11.5%
Berdasarakan tabel di atas, diperoleh nilai persentase sebesar 48.7% adalah responden yang paling banyak menjawab setuju atas pertanyaan yang mengandung dimensi persuasi. Responden yang menjawab setuju atas pertanyaanpertanyaan tersebut berarti menyukai strategi promosi dengan penggunaan merek oleh KSO sehingga memutuskan untuk melakukan pembelian produk serta
52
bergabung menjadi anggota sistem penjualan yang diterapkan KSO. Berikut penuturan Ibu KA ketika proses wawancara: “Saya tertarik nama, warna, dan desain merek Nusantara yang digunakan KSO karena nama merek unik dan sangat familiar didengar walaupun sebenarnya merek “Nusantara” sangat jarang digunakan untuk nama produk makanan namun desain dan warna tulisan merek mendukung dan membuat saya tertarik secara keseluruhan”(KA, ibu rumah tangga). Hasil akhir perhitungan diperoleh nilai rata-rata yaitu 2.69. Nilai dari dimensi empati ini berada pada rentang 2.6-3.25 yaitu penilaian efektif, sehingga dapat dikatakan bahwa strategi promosi penggunaan merek yang dilakukan oleh KSO memiliki respon efektif dari responden. Hal ini disebabkan karena keunikan nama merek dan sering didengar oleh masyarakat sehingga sangat lazim didengar. Strategi promosi penggunaan merek juga perlu memperhatikan segi ketertarikan konsumen karena hal tersebut mempengaruhi apakah produk tersebut dapat dikenal di pasaran. Daya tarik produk dengan strategi promosi peggunaan merek juga menentukan kualitas dan penilaian konsumen. Oleh karena produk beras organik Nusantara ini tergolong baru sehingga pemilik KSO ini menuturkan bahwa perlunya nama yang telah lazim dediengar oleh sebagian besar masyarakat agar mendukung produknya. Dimensi Impact (dampak) Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat lebih menonjol dibanding merek lainnya pada kategori serupa, serta memberikan informasi seberapa besar keterlibatan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Keterlibatan ini mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau aktivitas, dimana keterlibatan akan mengarahkan perilaku konsumen untuk membuat keputusan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil promosi adalah jumlah pengetahuan terhadap produk yang diperoleh konsumen melalui tingkat keterlibatan dengan produk dan atau proses pemilihan. Penelitian ini menunjukkan dampak dari komunikasi yang dilakukan KSO dalam memberikan pengetahuan akan produk yang ditawarkan. Pernyataanpernyataan peubah dampak terdapat dalam kuesioner pada pertanyaan nomor 12.13. dan 14 yaitu: Pertanyaan 12 (Q7)
: Saya memahami betul tentang arti dari nama merek “Nusantara” yang diberikan pada produk Beras Organik.
Pertanyaan 13 (Q8)
: Saya tahu tentang pesan yang ingin disampaikan dari merek “Nusantara”.
Pertanyaan 14 (Q9)
: Saya mudah mengingat merek “Nusantara” yang tercantum pada kemasan produk.
53
Ketiga pertanyaan tersebut dilakukan penilaian dengan menggunakan bobot penilaian yang memiliki masing-masing skor. Perhitungan dimensi dampak penggunaan merek dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Presentasi dimensi dampak penggunaan merek pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Memahami arti nama merek
0.6%
8.3%
23.1%
1.3%
Tahu pesan yang ingin disampaikan
0.6%
1.9%
26.3%
4.5%
Mudah mengingat nama merek
1.3%
3.2%
23.7%
5.1%
JUMLAH
2.5%
13.4%
73.1%
10.9%
Berdasarakan perhitungan di atas. diperoleh nilai persentase sebesar 69.9% adalah responden yang paling banyak menjawab setuju atas pertanyaan yang mengandung dimensi dampak. Responden yang menjawab setuju atas pertanyaanpertanyaan tersebut berarti menyukai strategi promosi dengan penggunaan merek oleh KSO sehingga memutuskan untuk melakukan pembelian produk serta bergabung menjadi anggota sistem penjualan yang diterapkan KSO. Berikut penuturan Ibu HRI ketika proses wawancara: “Saya memahami arti dari nama merek “Nusantara” yang diberikan karena saya telah mengetahui dari pemiliknya yaitu Pak Benny. Selain itu juga. saya mudah mengingat nama merek karena sering digunakan dan didengar pada jenis produk lainnya seperti batik”(HRI, ibu rumah tangga). Hasil akhir perhitungan diperoleh nilai rata-rata yaitu 2.92. Nilai dari dimensi empati ini berada pada rentang 2.6-3.25 yaitu penilaian efektif,sehingga dapat dikatakan bahwa strategi promosi penggunaan merek yang dilakukan oleh KSO memiliki respon efektif dari responden. Hal ini disebabkan karena keunikan nama merek dan sering didengar oleh masyarakat sehingga sangat lazim didengar. Selain itu, merek “Nusantara” memiliki filosofi yang menarik bagi responden. Strategi penggunaan merek juga perlu diperhatikan oleh produsen karena konsumen terkadang cenderung membandingkan merek produk yang sama dengan produk lainnya yang juga mereka konsumsi. Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Ast ketika dilakukan proses wawancara. berikut penuturannya: “Merek “Nusantara” sebenernya jarang sih digunakan untuk produk beras karena sepengetahuan saya nama tersebut lebih sering untuk produk batik atau pakaian lainnya. namun jadi familiar terdengar juga merek tersebut digunakan untuk nama beras karena jika dibandingkan dengan nama merek beras lainnya agak susah diingat”(Ast, ibu rumah tangga).
54
Dimensi Communication (Komunikasi) Dimensi komunikasi menunjukkan tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan oleh pesan tersebut. Penelitian ini mengukur kejelasan dari pesan yang ingin disampaikan, kemampuan promosi untuk berkomunikasi dengan konsumen, dan kesesuaian pemakaian slogan dalam promosi yang dilakukan oleh KSO. Pernyataan-pernyataan peubah komunikasi terdapat dalam kuesioner pada pertanyaan 15, 16, dan 17 yaitu: Pertanyaan 15 (Q10) : Saya mengerti tentang gambaran produk melalui nama merek “Nusantara” yang digunakan pada produk. Pertanyaan 16 (Q11) : Menurut Saya. nama merek “Nusantara” yang digunakan sesuai dengan gambaran produk. Pertanyaan 17 (Q12) : Menurut Saya. warna yang digunakan pada merek “Nusantara” menggambarkan identitas produk. Ketiga pertanyaan tersebut dilakukan penilaian dengan menggunakan bobot penilaian yang memiliki masing-masing skor. Perhitungan komunikasi penggunaan merek dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Presentasi dimensi komunikasi penggunaan merek pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Mengerti gambaran produk
0.6%
14.7%
15.4%
2.6%
Sesuai dengan gambaran produk
1.9%
15.4%
12.2%
3.8%
Warna menggambarkan identitas produk
0.0%
14.7%
16.7%
1.9%
JUMLAH
2.5%
44.8%
44.3%
8.3%
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh persentase sebesar 44.9% responden yang menjawab tidak setuju atas pertanyaan-pertanyaan dari dimensi komunikasi. Hal tersebut berarti bahwa responden tidak setuju atas nama merek yang diberikan dari segi komunikasi. Hal ini disebabkn karena beberapa alasan yang telah disampaikan Ibu Yni ketika melakukan proses wawancara sebagai berikut:
55
“Sebenarnya saya tahu arti dari “Nusantara” pada merek beras organik dari KSO. namun agak kurang sesuai diterapkan pada produk beras karena lazimnya merek tersebut di produk lainnya seperti baju. kain. atau lainnya. Trus jadinya gak sesuai aja sama beras dan warna hitam tulisannya sebenarnya kontras dengan background kuning. tapi apa gak lebih baik warna hijau saja”.(Yni, ibu rumah tangga). Hasil akhir perhitungan diperoleh nilai rata-rata yaitu 2.58. Nilai dari dimensi empati ini berada pada rentang 1.76–2.9 yaitu penilaian tidak efektif,sehingga dapat dikatakan bahwa strategi promosi penggunaan merek yang dilakukan oleh KSO memiliki respon tidak baik dari responden. Hal ini disebabkan karena dalam pengambilan keputusan penggunaan merek seharusnya dengan persiapan dan survei yang matang karena merek dari suatu produk merupakan identitas utama produk tersebut sehingga pemilihan merek perlu disesuaikan dengan jenis produk. Namun, jika dilihat dari angka 2.58 yang mendekati batas 2.59 dapat dikatakan bahwa tingkat efektivitas penggunaan merek dari dimensi komunikasi mendekati penilaian efektif karena terdapat sekitar 42.2% responden yang menjawab setuju atas pertanyaan yang mengandung dimensi komunikasi. Hal tersebut juga dikemukakan oleh salah satu responeden yang memberikan jawaban setuju atas pertanyaan dimensi komunikasi dari strategi promosi penggunaan merek. Berikut penuturan Ibu Agg: “Menurut Saya. Nusantara pantas menjadi nama merek produk beras meskipun selama ini belum pernah ada. Hal itu justru bagus agar tidak ada kesamaan merek. Warna dan arti dari nama tersebut juga saya mengerti-mengerti saja kok. ”(Agg, 34 tahun). EPIC Rate Hasil perhitungan empat dimensi di atas. yaitu dimensi empati. persuasi. dampak berada dalam rentang skala efektif, walaupun dimensi komunikasi berada pada penilaian tidak efektif. Selanjutnya keempat nilai dimensi tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan nilai rata-rata guna mendapat nilai EPIC Rate. sebagai berikut:
.
=
2.74
.
.
.
4
56
Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2.74. Nilai ini berada pada rentang skala keputusan antara 2.6–3.25 yang berarti secara keseluruhan promosi yang telah dilakukan oleh KSO sudah efektif dari penggunaan merek. Artinya. promosi yang telah dilakukan sudah sesuai tujuan yang ingin dicapai. Promosi dengan penggunaan merek tersebut telah disukai. menarik perhatian. dapat menambah pengetahuan. serta pesan yang disampaikan dapat dimengerti responden sehingga mereka terdorong untuk melakukan pembelian produk. Walaupun pada dimensi komunikasi belum menunujukkan hasil tidak efektif mendekati efektif. namun dari ketiga dimensi lainnya sudah menunjukkan hasil efektif sehingga saat perhitungan EPIC rate hasil menunjukkan efektif. Hasil pengolahan EPIC Rate digambarkan pada Grafik Gambar 11. 3 2.92 2.9 2.8
2.77 2.69
2.7
2.58
2.6 2.5 2.4 Empati
Persuasi
Dampak
Komunikasi
Gambar 12 EPIC Rate penggunaan merek Grafik di atas menunjukkan bahwa dimensi dampak memperoleh rataan tertinggi dibanding dimensi lainnya. Hal ini berarti bahwa strategi promosi menggunakan merek memiliki pengaruh dampak paling kuat dibanding dimensi lainnya. Dimensi dampak digambarkan dengan apakah suatu merek dapat terlihat lebih menonjol dibanding merek lainnya pada kategori serupa, serta memberikan informasi seberapa besar keterlibatan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Keterlibatan ini mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau aktivitas, dimana keterlibatan akan mengarahkan perilaku konsumen untuk membuat keputusan. Merek Nusantara yang digunakan pihak KSO memang diungkapkan oleh beberapa konsumen kurang cocok jika digunakan pada merek beras. namun mengingat filosofi darinama merek tersebut yang dinilai baik oleh responden menyebabkan nama merek Nusantara memiliki arti tersendiri di memori responden. Nama merek Nusantara yang sangat akrab di telinga responden juga
57
menjadi salah satu hal yang paling berdampak di ingatan sehingga lebih menonjol dibanding merek lainnya.
58
59
ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI LEAFLET DENGAN EPIC MODEL Dampak dari segi komunikasi juga dapat dilihat dari jenis strategi promosi lain. Pada bab ini akan dibahas mengenai tingkat efektivitas strategi promosi penggunaan leaflet dengan EPIC Model dinilai dari empat dimensi pengukuran. yaitu empathy (empati), persuation (persuasi), impact (dampak), communication (komunikasi). Analisis pertanyaan dikelompokkan tiap jenis strategi promosi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dikelompokkan setiap jenis jawaban mulai dari jawaban paling negatif hingga paling positif. Penggunaan leaflet yang dpat dilihat pada Lampiran 5 sebagai salah satu media promosi merupakan strtaegi dari pihak KSO untuk menarik perhatian konsumen agar melakukan pemebelian produk. Leaflet yang baik tentu menggunakan bahasa yang baik dalam penulisannya, menggunakan desain, dan warna yang menarik. serta berisi informasi yang bersifat persuasif. Hal –hal tersebut akan menentukan penilaian dari responden apakah promosi efektif atau tidak. Penentuan efektivitas strategi promosi merek dengan menganalisis 12 pertanyaan yang dikelompokkan berdasarkan empat dimensi penilaian yang mana masing-masing dimensi terdiri atas tiga pertanyaan. Setiap pertanyaan memiliki skor maksimal empat,sehingga nilai maksimal jawaban pertanyaan yang akan dikemukakan responden ialah 12 pada setiap pertanyaan masing-masing dimensi yang telah ditentukan. Dimensi Empathy (Empati) Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu promosi dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu promosi dengan pribadi mereka. Informasi yang berharga mengenai daya tarik terhadap suatu leaflet. Penelitian ini menunjukkan tanggapan dan ketertarikan konsumen terhadap promosi yang sudah dilakukan oleh KSO dengan melihat hubungan antara promosi tersebut dan pribadi konsumen. Pertanyaanpertanyaan peubah empati terdapat dalam kuesioner pada pertanyaan nomor 18, 19, dan 20 yaitu: Pertanyaan 18 (Q13) : Saya menyukai desain dan warna leaflet. Pertanyaan 19 (Q14) : Saya menyukai informasi (manfaat) yang disampaikan dalam leaflet. Pertanyaan 20 (Q15) : Secara keseluruhan Saya menyukai betul leaflet yang disediakan oleh KSO. Ketiga pertanyaan tersebut kemudian dilakukan penilaian dengan menggunakan bobot penilaian yang memiliki masing-masing skor. Presentasi pertanyaan dimensi persuasi penggunaan merek dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 10.
60
Tabel 10 Presentasi dimensi empati penggunaan leaflet pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Desain dan warna
3.8%
5.1%
21.8%
2.6%
Infromasi yang disampaikan
2.6%
7.1%
18.6%
5.1%
Secara keseluruhan leaflet
5.1%
5.1%
19.2%
3.8%
JUMLAH
11.5% 17.3% 59.6% 11.5%
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh persentase sebesar 59.6% responden yang menjawab setuju atas pertanyaan yang mengandung dimensi empati penggunaan leaflet. Responden yang menjawab setuju atas pertanyaan-pertanyaan tersebut berarti menyukai leaflet yang dibuat oleh KSO meliputi desain dan warna serta informasi yang terdapat di dalamnya. Hal ini juga dikemukakan oleh Ibu Wwk, 35 tahun, yaitu sebagai berikut: “Saya menyukai leaflet yang dibuat oleh KSO karena cukup menarik dan cukup jelas informasinya. Warnanya juga cukup menarik”.(Wwk, 35 tahun). Hasil akhir perhitungan diperoleh nilai rata-rata yaitu 2.71. Nilai tersebut berada pada rentang skala 2.6-3.23 yaitu penilaian efektif. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden menyukai dan tertarik terhdap media promosi leaflet. Namun, terdapat juga beberapa kritik dan saran yang diberikan konsumen kepada pihak KSO, yaitu bahwa leaflet yang ada harus dibuat lebih menarik karena akan lebih menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian. Misalnya jenis dan ukuran tulisannya dibuat lebih jelas dan menarik serta lebih banyak dimasukkan gambar-gambar yang membuat konsumen lebih perhatian terhadap leaflet. Dimensi Persuation (Persuasi) Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga diperoleh gambaran kemampuan suatu promosi dalam mengembangkan daya tarik serta dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk membeli. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sikap, tindakan, dan keinginan responden untuk dapat berhubungan lebih lanjut setelah promosi yang dilakukan oleh KSO dalam memberikan pengetahuan akan produk yang ditawarkan. Pernyataan-pernyataan peubah dampak terdapat dalam kuesioner pada pertanyaan nomor 21, 22, dan 23 yaitu:
61
Pertanyaan 21 (Q16) : Saya tertarik dengan leaflet yang digunakan sehingga saya memutuskan untuk melakukan pembelian/ bergabung menjadi member dari KSO. Pertanyaan 22 (Q17) : Saya tertarik dengan informasi produk yang disampaikan dalam leaflet termasuk di dalamnya harga. jenis. ukuran. dan promosi dari menjadi agen produk Beras Organik Nusantara. Pertanyaan 23 (Q18) : Saya tertarik dengan desain dan warna leaflet yang digunakan sehingga Saya tertarik melakukan pembelian dan bergabung menjadi member dai KSO. Ketiga pertanyaan tersebut dilakukan penilaian dengan menggunakan bobot penilaian yang memiliki masing-masing skor. Presentasi pertanyaan dimensi persuasi penggunaan leaflet dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Presentasi dimensi persuasi penggunaan leaflet pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Tertarik leaflet dan memutuskan melakukan pembelian Informasi produk di dalamnya
0.0%
11.5%
16.7%
5.1%
1.9%
8.3%
19.9%
3.2%
Desain dan warna
1.3%
14.7%
14.1%
3.2%
JUMLAH
3.2% 34.5% 50.7% 11.5%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa persentase tertinggi diperoleh 50.6% responden yang menjawab setuju atas pertanyaan yang mengandung dimensi persuasi penggunaan leafet sebagai media promosi. Hal ini disebabkan karena informasi yang terdapat di dalam leaflet berisi informasi yang mampu mengajak konsumen untuk melakukan pembelian produk dan bergabung menjadi anggota dari sistem penjualan yang diterapkan oleh KSO. Informasi di dalamnya meliputi informasi harga produk, manfaat produk, peluang usaha serta keuntungan finansial yang diperoleh ketika menjalankan peluang usaha tersebut. Berikut penuturan Bapak Aza, 35 tahun: “Informasi yang ada di leaflet cukup menarik buat saya, saya jadi langsung ingin membeli produk dan bergabung menjadi angggota. Apalagi setelah membaca dan mendengar penjelasan tentang peluang usaha dengan komisi yang lumayan”.(Aza, 35 tahun).
62
Informasi yang terdapat di dalam leaflet merupakan informasi yang bernilai penting ketika dibaca oleh konsumen. Oleh karena itu, leaflet harus berisi informasi-informasi yang menggugah perhatian dan minat konsumen agar tertarik langsung untuk melakukan pembelian produk. Leaflet juga sebaiknya dibuat dengan memperhatikan aspek efektif atau tepat sasaran sehingga leaflet tepat diterima oleh orang yang dapat segera melakukan pembelian. Hasil akhir perhitungan memperoleh nilai rata-rata sebesar 2.71 yaitu berada pada rentang 2.6-3.25 artinya bernilai efektif. Hal ini berarti responden memiliki penilaian efektif terhadap leaflet yang dibuat oleh KSO dari dimensi persuasi. Mas RM sebagai mahasiswa memiliki pendapat sebagai berikut: “Sebenarnya leaflet menurut saya sangat berpengaruh untuk melakukan pemebelian produk, konsumen hanya perlu membaca dan terpengaruh untuk membeli produk. Leaflet yang makin baik maka akan membuat konsumen semakin yakin”.(RM, mahasiswa). Dimensi Impact (dampak) Dimensi dampak menunjukkan apakah informasi yang terkandung di dalam leaflet memiliki dampak langsung terhadap konsumen untuk mengingat suatu produk serta informasi yang menyertai produk tersebut. Selain itu, dimensi dampak juga menunjukkan apakah leaflet suatu produk terlihat berbeda dengan produk lainnya sehingga leaflet produk beras organik Nusantara ini diingat oleh konsumen. Penelitian dengan analisis dari dimensi dampak ini akan menunjukkan sikap dan persepsi konsumen dalam mengingat dan mempengaruhi konsumen. Persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek. Kejadian, atau aktivitas., dimana keterlibatan akan mengarahkan perilaku konsumen untuk membuat keputusan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil promosi adalah jumlah pengetahuan terhadap produk yang diperoleh konsumen melalui tingkat keterlibatan dengan produk dan atau proses pemilihan. Pertanyaan penelitian yang mengandung dimensi dampak dari penggunaan leaflet terdapat pada nomor pertanyaan 24, 25, dan 26 yaitu: Pertanyaan 24 (Q19) : Saya lebih memahami leaflet yang digunakan karena Saya menjadi lebih memahami informasi produk Beras Organik Nusantara yang ditawarkan. Pertanyaan 25 (Q20) : Informasi yang disampaikan dalam leaflet membuat Saya ingin mengetahui lebih jauh produk yang ditawarkan. Pertanyaan 26 (Q21) : Menurut Saya. desain dan warna yang digunakan dalam leaflet lebih kreatif dibandingkan dengan produk lainnya.
63
Ketiga pertanyaan tersebut dilakukan penilaian dengan menggunakan bobot penilaian yang memiliki masing-masing skor. Perhitungan dimensi persuasi penggunaan leaflet dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Presentasi dimensi persuasi penggunaan leaflet pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Lebih memahami leaflet
1.3%
9.6%
19.9%
2.6%
Informasi membuat ingin tahu lebih jauh
0.6%
7.7%
23.7%
1.3%
Desain dan warna lebih kreatif
2.6%
14.7%
14.7%
1.3%
JUMLAH
4.5% 32.0% 58.3%
5.2%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa persentase tertinggi ditunjukkan oleh perolehan persentase sebesar 58.3% responden yang memilih jawaban setuju atas pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi dampak terhadap strategi promosi penggunaan leaflet. Hal tersebut berarti bahwa responden setuju bahwa leaflet yang dibuat KSO berdampak baik bagi konsumen sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Leaflet yang dibuat oleh KSO sebanyak dua jenis leaflet dan hal tersebut menunjukkan bahwa leaflet produk beras organik Nusantara terlihat jelas berbeda dengan leaflet produk lainnya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh salah satu responden saat dilakukan wawancara. Berikut penuturannya: “Leaflet yang dibuat oleh KSO memamng berbeda dengan leaflet yang pernah saya baca sebelumnya apalagi leaflet yang berisi tentang peluang usaha dan produknya ialah beras. Sangat memberikan saya kesan pertama yang begitu oke bahwa produk beras juga bisa di MLM kan”.(ID, 42 tahun). Hasil akhir perhitungan rata-rata sebesar 2.64 yang berada pada rentang nilai 2.6-3.25 yaitu bernilai efektif. Hal ini berarti responden setuju bahwa leaflet yang dibuat oleh pihak KSO memiliki kesan yang dapat membuat konsumen mengingat produk karena leaflet yang dibuat berbeda dengan produk lainnya.
Dimensi Communication (Komunikasi) Dimensi komunikasi menunjukkan tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan oleh pesan tersebut. Penelitian ini mengukur kejelasan dari pesan yang ingin disampaikan dan kemampuan promosi untuk berkomunikasi dengan konsumen melalui leaflet. Pernyataan-pernyataan peubah komunikasi terdapat dalam kuesioner pada pertanyaan 27, 28, dan 29 yaitu:
64
Pertanyaan 27 (Q22) : Saya memahami uraian tentang informasi produk termasuk di dalamnya jenis. harga. dan ukuran produk dalam Leaflet yang digunakan. Pertanyaan 28 (Q23) : Manfaat yang dijelaskan dalam leaflet membuat Saya lebih memahami tentang produk. Pertanyaan 29 (Q24) : Secara keseluruhan penggunaan leaflet sebagai media promosi membuat Saya mengetahui banyak hal tentang gambaran produk. Ketiga pertanyaan tersebut dilakukan penilaian dengan menggunakan bobot penilaian yang memiliki masing-masing skor. Presentasi pertanyaan dimensi komunikasi penggunaan merek dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Prsentase dimensi komunikasi penggunaan leaflet pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Memahami uraian produk
0.0%
10.9%
21.8%
0.6%
Memahami manfaat produk dari leaflet
0.6%
9.0%
21.2%
2.6%
Secara keseluruhan membuat tahu tentang produk JUMLAH
0.6%
7.1%
22.4%
3.2%
1.2% 27.0% 65.4%
6.4%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa persentase tertinggi yaitu sebesar 65.4%. Hal ini berarti mayoritas responden menjawab setuju atas pertanyaan yang mengandung dimensi komunikasi dari penggunaan leaflet sebagai media promosi yang dilakukan untuk menarik konsumen sehingga melakukan pembelian. Leaflet yang baik tentunya harus menggunakan tata bahasa dan pemilihan kata yang tepat sehingga konsumen menjadi mudah untuk mengerti informasi apa yang ingin disampaikan oleh pihak penjual. Berikut penuturan Mba NN, mahasiswa mengenai bahasa yang terdapat pada leaflet beras organik Nusantara: “Leaflet ini sudah cukup baik kata-kata yang digunakan. saya cukup mengerti tentang apa yang ingin disampaikan. Bahasanya tidak terlalu menggunakan istilah-istilah yang tidak saya mengerti. Ya cukup baik kok”.(NN, mahasiswi). Gambaran produk mulai dari manfaat, harga, jenis, serta informasi lainnya yang mendukung proses penjualan produk telah disampaikan secara lengkap di dalam leaflet tersebut. Namun, tempat pembelian dan kontak yang bisa dihubungi untuk pembelian produk terlalu kecil sehingga tidak terlalu terlihat. Hasil akhir perhitungan rata-rata sejumlah 2.77 yaitu berada pada rentang nilai 2.6-3.25 yang berarti efektif. Hal ini berarti bahwa responden memberikan jawaban efektif atas strategi promosi dengan penggunaan
65
media leaflet dari dimensi komunikasi. Menurut responden informasi yang disampaikan pada leaflet telah membuat mereka paham mengenai uraian dan gambaran produk beras organik Nusantara. EPIC Rate Hasil perhitungan empat dimensi di atas, yaitu dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi berada dalam rentang skala efektif. Selanjutnya keempat nilai dimensi tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan nilai rata-rata guna mendapat nilai EPIC Rate, sebagai berikut:
.
=
.
.
.
2.71
Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2.71. Nilai ini berada pada rentang skala keputusan antara 2.6–3.25 yang berarti secara keseluruhan promosi yang telah dilakukan oleh KSO sudah efektif dari penggunaan merek. Artinya, promosi yang telah dilakukan sudah sesuai tujuan yang ingin dicapai. Promosi dengan penggunaan leaflet tersebut telah disukai, menarik perhatian, dapat menambah pengetahuan, serta pesan yang disampaikan dapat dimengerti responden sehingga mereka terdorong untuk melakukan pembelian produk. Hasil pengolahan EPIC Rate digambarkan pada Grafik Gambar 12. 2.8 2.77 2.75 2.71
2.71
2.7 2.64
2.65 2.6 2.55 Empati
Persuasi
Dampak
Komunikasi
Gambar 13 EPIC Rate penggunaan leaflet Grafik di atas menunjukkan bahwa dimensi komunikasi memiliki nilai rataan tertinggi dibandingkan dnegan dimensi lainnya. Dimensi
66
komunikasi dinilai responden dinilai memiliki penilaian tertinggi dari strategi promosi penggunaan leaflet. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi komunikasi yang menggambarkan tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan oleh pesan dianggap memiliki alasan utama bagi penggunaan strategi promosi leaflet sebagai hal paling menonjol. Hal ini berarti bahwa leaflet memiliki kekuatan dilihat dari dimensi komunikasi karena melalui informasi yang disampaikan dalam leaflet. responden dapat memahami tentang gambaran produk bahkan sistem penjualan yang ditawarkan oleh pihak KSO. Selain itu, dimensi komunikasi pada penggunaan leaflet dinilai memiliki kekuatan penyampaian pesan bagi konsumen sehingga konsumen dengan mudah dapat mengingat informasi yang disampaikan oleh pihak KSO.
67
ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI PRESENTASI PENJUALAN DENGAN EPIC MODEL Penelitian ini mengukur efektivitas dari ketiga jenis strategi promosi yang digunakan oleh KSO. Strategi promosi ketiga yang digunakan ialah dengan presentasi penjualan yaitu menjual produk dengan mempresentasikan di depan calon konsumen yanga akan melakukan pembelian produk atau bergabung menjadi anggota dalam sistem penjualan yang tlah dibuat oleh KSO. Pada bab ini akan dibahas mengenai tingkat efektivitas strategi promosi presentasi penjualan dengan EPIC Model dinilai dari empat dimensi pengukuran. yaitu empathy (empati), persuation (persuasi), impact (dampak), communication (komunikasi). Analisis pertanyaan dikelompokkan tiap jenis strategi promosi. Pertanyaanpertanyaan tersebut akan dikelompokkan setiap jenis jawaban mulai dari jawaban paling negatif hingga paling positif. Penentuan efektivitas strategi promosi merek dengan menganalisis 12 pertanyaan yang dikelompokkan berdasarkan empat dimensi penilaian yang mana masing-masing dimensi terdiri atas tiga pertanyaan. Setiap pertanyaan memiliki skor maksimal empat, sehingga nilai maksimal jawaban pertanyaan yang akan dikemukakan responden ialah 12 pada setiap pertanyaan masing-masing dimensi yang telah ditentukan. Dimensi Empathy (empati) Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu promosi dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu promosi dengan pribadi mereka. Informasi yang berharga mengenai daya tarik terhadap presentasi penjualan yang ditampilkan dihadapan mereka. Penelitian ini menunjukkan tanggapan dan ketertarikan konsumen terhadap promosi yang sudah dilakukan oleh KSO dengan melihat hubungan antara promosi tersebut dan pribadi konsumen. Pertanyaan-pertanyaan peubah empati terdapat dalam kuesioner pada pertanyaan nomor 30, 31, dan 32 yaitu: Pertanyaan 30 (Q25) :Saya menyukai presentasi penjualan yang diterapkan dalam melakukan penjualan produk. Pertanayaan 31 (Q26) : Saya menyukai tampilan media presentasi yang digunakan. Pertanyaan 32 (Q27) : Cara berkomunikasi yang disampaikan membuat Saya tertarik untuk mendengar presentasi lebih lama dan akhirnya melakukan pembelian produk atau menjadi member dari KSO.
68
Ketiga pertanyaan tersebut dilakukan penilaian dengan menggunakan bobot penilaian yang memiliki masing-masing skor. Presentasi pertanyaan dimensi komunikasi penggunaan merek dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Perhitungan dimensi empati presentasi penjualan pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Menyukai presentasi penjualan
1.9%
3.2%
26.9%
1.3%
Tampilan media
0.6%
5.8%
21.2%
5.8%
Cara komunikasi yang menarik
0.6%
5.8%
21.8%
5.1%
JUMLAH
3.1% 14.8% 69.9% 12.2%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa persentase tertinggi yaitu sebesar 69.9% responden yang menjawab setuju atas pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi empati. Responden memberikan tanggapan yang baik atas presentasi penjualan yang dilakukan oleh KSO. Hal ini dibuktikan dengan responden yang memberikan tanggapan yang baik dan setiap kali diadakan pertemuan rutin yang dilakukan KSO setiap minggu. sebagian besar calon konsumen tertarik untuk mendengarkan informasi yang disampaikan oleh narasumber. Berikut penuturan Ibu HH, wiraswasta saat wawancara: “Presentasi yang disampaikan oleh Pak Munjai sebagai narasumber pada pertemuan ini membuat saya lebih terbuka tentang produk organik terutama beras sebagai makanan pokok kita. Meskipun media tidak terlalu menarik tapi membuat saya cukup tertarik untuk menjawab setuju atas pertanyaan yang diberikan”.(HH, wiraswasta). Sebagian besar responden penelitian ini menjawab setuju atas pertanyaan ketertarikan terhadap strategi promosi presentasi penjualan, namun terdapat pula saran dari beberapa responden tentang tampilan media presentasi. Menurut mereka tampilan media perlu diperbaiki dan dibuat menarik dengan tidak terlalu banyak tulisan di dalamnya. Presentasi penjualan perlu memperhatikan media yang diguakan, media tersebut harus sebisa mungkin membuat konsumen tertarik untuk melihat dan mendengar lebih lama. Hasil akhir perhitungan rata-rata yaitu 2.91 yang berada pada rentang 2.6-3.25 yang berarti penilaian efektif. Hal ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden menyukai presentasi penjualan yang
69
digunakan oleh KSO untuk mempromosikan produknya mulai dari informasi yang disampaikan. narasumber yang menyampaikan informasi. serta tampilan media yang digunakan untuk mempresentasikan produk. Penggunaan strategi promosi dengan presentasi penjualan dinilai responden memiliki peranan terbesar dalam memberikan informasi kepada konsumen serta memberikan pengaruh untuk melakukan pembelian produk. Dimensi Persuation (persuasi) Penelitian ini juga memperhitungkan dimensi persuasi dari penggunaan strategi presentasi penjualan sebagai upaya promosi yang dilakukan KSO. Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu produk dalam hal ini produk beras organik Nusantara sehingga diperoleh gambaran kemampuan suatu promosi dalam mengembangkan daya tarik serta dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk membeli. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sikap, tindakan, dan keinginan responden untuk dapat berhubungan lebih lanjut setelah promosi yang dilakukan oleh KSO dalam memberikan pengetahuan akan produk yang ditawarkan. Pernyataan-pernyataan peubah dampak terdapat dalam kuesioner pada pertanyaan nomor 33, 34, dan 35 yaitu: Pertanyaan 33 (Q28) : Saya tertarik dengan informasi yang disampaikan dalam presentasi sehingga membuat saya tertarik melakukan pembelian produk. Pertanyaan 34 (Q29) : Cara komunikasi yang digunakan membuat Saya tertarik terhadap produk yang ditawarkan dan memutuskan untuk melakukan pembelian. Pertanyaan 35 (Q30) : Secara keseluruhan. Saya menyukai presentasi tentang penjualan dan manfaat produk Beras Organik Nusantara. Ketiga pertanyaan tersebut dilakukan penilaian dengan menggunakan bobot penilaian yang memiliki masing-masing skor. Perhitungan komunikasi penggunaan merek dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 15.
70
Tabel 15 Perhitungan dimensi persuasi presentasi penjualan pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Tertarik dengan informasi
0.6%
2.6%
23.7%
6.4%
Cara komunikasi membuat tertarik
0.6%
1.9%
26.3%
4.5%
Secara keseluruhan menarik
0.0%
4.5%
17.9%
10.9%
JUMLAH
1.2%
9.0% 67.9% 21.8%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa persentae tertinggi yaitu 67.9% responden yang menjawab setuju atas pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi persuasi. Hal ini berarti responden memiliki penilaian yang positif atas pertanyaan yang diberikan. Konsumen setuju dengan apa yang disampaikan oleh narasumber mengenai manfaat yang akan diperoleh jika mengkonsumsi produk dan memanfaatkan kesempatan peluang usaha jika bergabung menjadi anggota sistem panjualan. Responden tertarik dengan cara komunikasi narasumber untuk meyakinkan agar melakukan pembelian produk. Berikut penuturan Ibu KA yang mengatakan setuju dan tertarik dengan strategi promosi presentasi penjualan: “Presentasi yang disampaikan membuat saya tertarik untuk langsung bergabung dalam sistem penjualan KSO. Apalagi setelah saya dipertemukan langsung dengan anggota lama yang lebih dulu telah bergabung dan berhasil mengembangkan bisnis ini. Beliau telah mencapai angka puluhan juta omset per bulan untuk komisi dari jaringan yang telah dibentuk. Menurut saya ini luar biasa dan saya juga ingin mencoba”.(KA, ibu rumah tangga). Penuturan responden mengenai pertemuan dengan anggota lama yang telah sukses menjalankan bisnis juga menjadi salah satu peluang besar bagi calon konsumen yang ingin bergabung dalam sistem penjualan. Hal ini disebabkan karena mereka akan merasa lebih yakin ketika telah ada bukti yang berbicara dan ditunjukkan di hadapan mereka bahwa peluang usaha yang diciptakan KSO akan sangat menguntungkan jika aktif dijalankan. Penelitian ini dilakukan dengan mendatangi beberapa kali pertemuan yang diadakan oleh anggota lama yang ingin membuka kesempatan bagi calon konsumen baru yang ingin ikut bergabung dengan sistem penjualan yang diterapkan KSO. Dalam satu kali pertemuan terdapat minimal 8-10 orang yang hadir dan dapat dipastikan dalam setiap pertemuan terdapat 7-9 orang yang memeberikan penilaian positif terhadap sistem penjualan ini sehingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk bergabung menjadi anggota sistem penjualan tersebut.
71
Hal ini menunjukkan bahwa strategi promosi dengan presentasi penjualan memiliki pengaruh yang besar terhadap menjaring konsumen untuk melakukan pembelian dan bergabung menjadi anggota sistem penjualan. Beberapa hal juga diungkapkan oleh Ibu MS ketika proses wawancara mengenai penilaian tentang manfaat peluang usaha dan produk. Berikut penuturannya: “Pada pertemuan ini kebanyakan yang hadir ialah orang yang tertarik dengan peluang usaha yang diterapkan oleh KSO. Bagi yang telah bergabung menjadi anggota biasanya akan menjual produknya secara ecer maupun mengajak untuk bergabung juga. Kalau buat saya. saya menjual produk dengan keuntungan Rp20 000 per kemasan ke tempat-tempat seperti klub diabetes, rumah sakit, sekolah anak autis. Biasanya mereka butuh konsumsi beras organik demikian,sehingga selain mendapat keunutngan dari komisi jaringan saya juga bisa mendapatkan keuntungan langsung dengan cara menjual berasnya secara eceran”.(MS, Perempuan, wiraswasta). Hasil akhir perhitungan rata-rata yaitu 3.1 berada pada rentang 2.63.25 yang berarti penilaian efektif dari responden terhadap presentasi penjualan dari dimensi persuasi. Responden tertarik melakukan pembelian produk dan bergabung dengan sistem penjualan setelah mendengarkan presentasi yang disampaikan oleh narasumber. Penjelasan mengenai informasi dan manfaat produk serta peluang usaha secara jelas disampaikan sehingga responden mengambil keputusan untuk membeli produk atau menajadi anggota sistem penjualan tersebut. Dimensi Impact (dampak) Dimensi dampak juga menjadi salah satu penilaian dari strategi promosi dengan presentasi penjualan. Dimensi ini menunjukkan apakah informasi yang terkandung di dalam presentasi penjualan yang disampaikan memiliki dampak langsung terhadap konsumen untuk mengingat suatu produk serta informasi yang menyertai produk tersebut. Selain itu, dimensi dampak juga menunjukkan apakah suatu produk terlihat berbeda dengan produk lainnya sehingga jenis produk ini beras organik Nusantara ini diingat oleh konsumen. Penelitian dengan analisis dari dimensi dampak ini akan menunjukkan sikap dan persepsi konsumen dalam mengingat dan mempengaruhi konsumen. Persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek. kejadian. atau aktivitas, dimana keterlibatan akan mengarahkan perilaku konsumen untuk membuat keputusan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil promosi adalah jumlah pengetahuan terhadap produk yang diperoleh konsumen melalui tingkat keterlibatan dengan produk dan atau proses pemilihan.
72
Pertanyaan penelitian yang mengandung dimensi dampak dari penggunaan leaflet terdapat pada nomor pertanyaan 36, 37, dan 38 yaitu: Pertanyaan 36 (Q31) :Presentasi penjualan yang dilakukan membuat Saya memahami tentang informasi produk dan melakukan proses pembelian. Pertanyaan 37 (Q32) : Saya menyukai tampilan media yang digunakan dalam presentasi penjualan karena membuat Saya lebih yakin terhadap produk yang ditawarkan. Pertanyaan 38 (Q33) : Cara komunikasi yang digunakan membuat Saya ingin mengetahui lebih jauh tentang informasi produk. Ketiga pertanyaan tersebut dilakukan penilaian dengan menggunakan bobot penilaian yang memiliki masing-masing skor. Presentasi dimensi komunikasi penggunaan merek dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16` Perhitungan dimensi dampak presentasi penjualan pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Memahami informasi produk
0.0%
2.6%
22.4%
8.3%
Tampilan media meyakinkan
1.3%
2.6%
19.2%
10.3%
Cara komunikasi membuat ingin lebih tahu JUMLAH
0.6%
7.7%
17.9%
7.1%
1.9% 12.9% 59.5% 25.7%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa persentase tertinggi yaitu sebesar 59.6% responden yang menjawab setuju atas pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi dampak. Hal ini berarti responden memiliki penilaian positif terhadap strategi promosi yang dilakukan oleh KSO. Informasi tentang produk yang disampaikan pada presentasi penjualan yang disampaikan oleh narasumber membuat responden lebih mengetahui tentang produk secara umum. Responden mengetahui manfaat dan alasan mengapa harus mengonsumsi produk organik. Media yang digunakan juga membuat sebagian responden merasa cukup puas dengan tampilan media pada presentasi. Hal ini dituturkan sebagai berikut oleh Bapak Spi:
73
“Informasi dan manfaat serta cara sistem penjualan yang dijelaskan oleh narasumber menurut saya sudah cukup baik, saya mengerti setelah mendengarkan presentasi yang disampaikan. Mengenai tampilan media juga cukup baik dan tidak berlebihan”.(Spi, 40 tahun). Presentasi penjualan yang dilakukan pihak KSO telah membuat responden memiliki dampak yang positif sehingga mereka mengambil keputusan untuk melakukan pembelian produk. Selain itu, presentasi penjualan yang ditampilkan membuat konsumen ingin terus fokus terhadap narasumber serta informasi yang disampaikan. Responden bersedia mendengarkan presentasi lebih lama dan hingga selesai. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Fti yaitu sebagai berikut : “Penyampaian materinya cukup menarik dan menggugah minat perhatian saya untuk mendengarkan apalagi didukung dengan informasi lain yang disampaikan oleh pemilik dari KSO yaitu Pak Benny. Saya tertarik untuk mendengarkan informasi hingga presentasi berakhir“(Fti, 37 tahun). Perhitungan hasil rata-rata bobot pertanyaan yang mengandung dimensi dampak ialah senilai 3.09 yaitu berada pada skala nilai 2.6-3.25 yang berarti penilaian efektif dari responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki penilaian yang positif terhadap dimensi dampak dari presentasi penjualan yang dilakukan oleh KSO. Responden mendapatkan pengetahuan setelah mendengarkan presentasi mengenai informasi produk, gambaran produk, serta manfaat yang akan diperoleh ketika mengonsumsi produk organik tersebut. Responden merasa tertarik dan melakukan pemebelian setelah mendengar presentasi dari pihak KSO. Selain itu, responden bersedia untuk mendengarkan presentasi lebih lama hingga selesai. Dimensi Communication (Komunikasi) Dimensi komunikasi menunjukkan tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan oleh pesan tersebut. Dimensi ini menggambarkan tentang presentasi penjualan yang disampaikan oleh KSO memberikan pengaruh pengingatan pesan yang disampaikan sehingga tujuan pihak KSO untuk menjaring konsumen tercapai. Penelitian ini mengukur kejelasan dari pesan yang ingin disampaikan dan kemampuan promosi untuk berkomunikasi dengan konsumen melalui presentasi penjualan. Pernyataan-pernyataan peubah komunikasi terdapat dalam kuesioner pada pertanyaan 39, 40, dan 41 yaitu:
74
Pertanyaan 39 (Q34) :Presentasi penjualan yang dilakukan menjelaskan informasi produk dengan jelas dan membuat Saya yakin terhadap produk yang ditawarkan. Pertanyaan 40 (Q35) :Informasi yang disampaikan lebih jelas ditangkap dan lebih dipahami dibandingkan bentuk promosi lainnya. Pertanyaan 41 (Q36) : Cara komunikasi yang disampaikan dalam melakukan presentasi pejnjualan membuat Saya mengerti tentang gambaran produk. Ketiga pertanyaan tersebut dilakukan penilaian dengan menggunakan bobot penilaian yang memiliki masing-masing skor. Presentasi dimensi komunikasi penggunaan merek dengan EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 17 Presentasi dimensi komunikasi presentasi penjualan pada EPIC Model Pertanyaan
STS
TS
S
SS
Informasi yang disampaikan jelas
0.6%
1.3%
20.5%
10.9%
Informasi mudah dimengerti
0.6%
1.3%
21.2%
10.3%
Cara komunikasi membuat mengerti
1.3%
1.9%
20.5%
9.6%
JUMLAH
2.5%
4.5% 62.2% 30.8%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa persentase tertinggi yaitu sebesar 62.2% responden yang menjawab setuju atas pertanyaan yang mengandung dimensi komunikasi. Responden memberikan penilaian positif terhadap presentasi penjualan yang diterapkan KSO untuk mempromosikan produk beras organik Nusantara. Cara komunikasi yang disampaikan oleh narasumber dari KSO membuat responden tertarik dan lebih meyakini produk yang akan dijual. Kegiatan persuasi yang baik juga dilakukan oleh pihak KSO dalam meyakinkan konsumen untuk melakukan pembelian dan bergabung menjadi anggota sistem penjualan. Hal ini diungkapkan oleh Bapak TH saat wawancara, berikut penuturannya: “Cara komunikasi nya cukup meyakinkan dan membuat saya mulai terdedah informasi mengenai produk organik dan peluang usaha yang dijelaskan. Saya jadi memutuskan untuk bergabung menjadi angota”.(TH, 37 tahun).
75
Strategi promosi dengan presentasi penjualan memang tergolong efektif dilakukan untuk menjual produk karena dilakukan secara langsung atau tatap muka. Strategi ini dipilih oleh pihak KSO dengan harapan dapat menjaring konsumen lebih banyak karena butuh penjelasan yang baik untuk mengedukasi calon konsumen mengenai pentingnya mengkonsumsi produk sehat yaitu produk organik serta menjelaskan mengenai peluang usaha. Responden penelitian ini juga setuju dengan langkah yang diambil oleh KSO mengenai pemilihian strategi promosi presentasi penjualan. Berikut penuturan Ibu KA: “Saya paling memahami produk dan sistem peluang usaha yang dibuat oleh KSO melalui presentasi penjualan ini karena menurut saya lebih jelas informasi yang disampaikan dibanding saya harus membaca dari selembar kertas. mungkin untuk sebagian orang yang paham mengenai MLM akan mengerti jika hanya membaca saja. namun bagi saya yang tidak mengerti tentang MLM saya akan lebih paham jika dijelaskan secaralangsung”.(KA,42tahun). Hasil rata-rata perhitungan penilaian efektivitas strategi promosi presentasi penjualan dari dimensi komunikasi ialah senilai 3.21 yaitu berada pada rentang skala 2.6-3.25 yang bernilai efektif. Hal ini menunjukkan bahwa responden penelitian setuju bahwa mereka menilai efektif penggunaan strategi promosi melalui tatap muka seperti yang telah dilakukan. Mereka memberikan penilaian setuju bahkan sangat setuju atas pertanyaan yang mengandung dimensi komunikasi. EPIC Rate Hasil perhitungan empat dimensi di atas, yaitu dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi berada dalam rentang skala efektif. Selanjutnya keempat nilai dimensi tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan nilai rata-rata guna mendapat nilai EPIC Rate, sebagai berikut:
.
=
.
.
.
4
3.08
Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 3.08. Nilai ini berada pada rentang skala keputusan antara 2.6–3.25 yang berarti secara keseluruhan promosi yang telah dilakukan oleh KSO sudah efektif berdasarkan penilaian responden. Nilai EPIC Rate yang diperoleh merupakan nilai rataan terbesar yang diperoleh dari dua jenis strategi promosi lainnya seperti penggunaan merek dan leaflet. Walaupun ketiga jenis strategi promosi yang dibuat oleh KSO memperoleh penilaian efektif.
76
namun dapat dikatakan pula bahwa strategi promosi dengan presentasi penjualan dapat dikategorikan sebagai strategi promosi yang paling disukai responden. Berbagai pendapat responden mengenai hal tersebut dapat diwakilkan oleh penuturan Bapak MJ yaitu sebagai berikut:
“Dari ketiga jenis strategi promosi yang dibuat KSO saya paling tertarik dengan presentasi penjualan karena saya lebih memahami penjelasan secara langsung karena sangat detail”.(MJ, 42 tahun). Penilaian nilai rataan dari keempat dimensi yang digunakan untuk menilai efektivitas dari penggunaan strategi promosi presentasi penjualan dapat dilihat pada Gambar 13. 3.25
3.21
3.2 3.15 3.1
3.1
3.09
persuasi
Dampak
3.05 3 2.95
2.91
2.9 2.85 2.8 2.75 Empati
Komunikasi
Gambar 14 EPIC Rate presentasi penjualan Grafik di atas menunjukkan bahwa dimensi komunikasi memiliki nilai rataan tertinggi dibandingkan dengan dimensi lainnya. Dimensi komunikasi menjadi hal paling menonjol dalam strategi promosi presentasi penjualan. Dimensi komunikasi menggambarkan tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan oleh pesan yang disampaikan pada strategi promosi presentasi penjualan. Hal ini berarti bahwa strategi promosi presentasi penjualan yang diterapkan oleh KSO memiliki pengaruh yang kuat terhadap karena responden dapat menerima informasi yang disampaikan oleh narasumber serta kesan yang ditimbulkan atas presentasi penjualan tersebut tergolong kuat dan melekat di ingatan responden untuk mengingat produk beras organik Nusantara.
77
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Jenis strategi promosi yang digunakan oleh KSO meliputi strategi promosi dengan menggunakan merek sebagai identitas produk agar dikenal oleh masyarakat. menggunakan dua jenis leaflet yang menggambarkan tentang informasi produk. manfaat penggunaan produk. serta sistem peluang usaha yang telah diciptakan oleh KSO. dan strategi promosi presentasi penjualan yaitu dengan penjualan tatap muka menjelaskan tentang informasi produk. mengedukasi konsumen tentang manfaat produk organik. serta penjelasan mengenai sistem penjualan jaringan yang menjadi unggulan bagi KSO untuk melakukan penjualan produk. 2. Tingkat efektivitas penggunaan merek sebagai bentuk strategi promosi dengan penilaian menggunakan analisis EPIC Model dari Durianto menunjukkan hasil efektif dari keempat dimensi yaitu dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi. Hal ini berarti bahwa responden memberikan penilaian efektif atas strategi promosi penggunaan merek yang telah dilakukan oleh KSO. 3. Tingkat efektivitas penggunaan leaflet sebagai bentuk strategi promosi dengan penilaian menggunakan analisis EPIC Model dari Durianto menunjukkan hasil efektif dari keempat dimensi yaitu dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi. Hal ini berarti bahwa responden memberikan penilaian efektif atas strategi promosi penggunaan leaflet yang telah dilakukan oleh KSO. 4. Tingkat efektivitas presentasi penjualan sebagai bentuk strategi promosi dengan penilaian menggunakan analisis EPIC Model dari Durianto menunjukkan hasil efektif dari keempat dimensi yaitu dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi. Hal ini berarti bahwa responden memberikan penilaian efektif atas strategi promosi presentasi yang telah dilakukan oleh KSO. Selain itu, strategi promosi dengan presentasi penjualan mendapatkan penilaian paling efektif diantara kedua bentuk strategi promosi lainnya. Saran 1. Penggunaan nama merek seharusnya disesuaikan dengan jenis produk. Nama merek Nusantara memang lazim didengar oleh kebanyakan orang. namun nama merek Nusantara telah digunakan sebelumnya sebagai nama merek produk lain yang bukan produk makanan. Oleh karena itu pemilihan nama yang tepat sesuai dengan jenis produk juga perlu diperhatikan. 2. Desain dan pemilihan warna merek juga perlu diperhatikan. Pada merek Nusantara pemilihan warna kurang tegas dan kurang menggambarkan produk beras. Sebaiknya pemilihan warna hijau menjadi alternatif yang
78
baik untuk produk beras. Selain itu juga penggunaan logo disamping nama merek menjadi salah satu hal penting yang dapat membuat ketertarikan konsumen pada kemasan produk. 3. Pemilihan warna dan desain pada tampilan media presentasi sebagai alat strategi presentasi penjualan juga perlu diperhatikan. Sebaiknya penggunaan lebih banyak gambar dan ilustrasi akan membuat konsumen lebih tertarik untuk melihat media presentasi yang ditampilkan. 4. Kredibilitas narasumber pada presentasi penjualan juga perlu menjadi perhatian. Narasumber atau pembicara pada presentasi penjualan sebaiknya orang yang telah memiliki kemampuan yang mendalam untuk menjelaskan tentang produk. memiliki latar belakang marketing yang baik. serta penyampaian yang tidak terlalu bertele-tele agar konsumen selalu ingin mendengarkan informasi yang disampaikan hingga berakhirya presentasi. 5. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang topik penelitian ini. namun menguji karakteristik responden sebagai hal yang berpengaruh langsung terhadap efektivitas dengan uji kuantitatif.
79
IKHTISAR Strategi promosi yang digunakan oleh KSO meliputi strategi promosi penggunaan merek, penggunaan leaflet, dan strategi promosi presentasi penjualan. Jenis-jenis strategi tersebut menjadi upaya pemasaran bagi pihak KSO dalam menjaring konsumen untuk melakukan pembelian produk. Selain itu, KSO menciptakan sebuah peluang bisnis baru bagi para konsumen sehingga selain mengonsumsi produk yang sehat konsumen juga dapat bergabung dalam sistem penjualan yang diciptakan KSO serta memperloleh keuntungan dari peluang bisnis tersebut. Peluang bisnis yang dimaksud ialah sistem penjualan jaringan atau yang dikenal dengan multi level marketing. Dalam sistem pennjualan tersebut konsumen akan memperoleh keuntungan berupa komisi dan bonus apabila mereka berhasil membentuk jaringan di bawahnya. Penelitian ini juga melihat tingkat efektivitas dari masing-masing strategi promosi yang digunakan oleh KSO berdasarkan EPIC Model. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi promosi merek efektif dinilai dari keempat dimensi dalam EPIC Model yaitu dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi. Perolehan nilai rataan dari tiap dimensi yaitu pada dimensi empati 2.77, dimensi persuasi 2.71, dimensi dampak 2.92, dan dimensi komunikasi 2.58 sehingga diperoleh EPIC Rate dari strategi promosi merek ialah 2.74 yang berada pada rentang 2.6-3.25 yang berarti efektif. Strategi promosi penggunaan leaflet menunjukkan nilai rataan pada dimensi empati yaitu 2.71, dimensi persuasi 2.71, dimensi dampak 2.64, dan dimensi komunikasi 2.77 sehingga diperoleh nilai rataan EPIC Rate yaitu 2.74 yang berada pada rentang 2.6-3.25 yang berarti efektif.Strategi promosi presentasi penjualan menunjukkan nilai ratan pada dimensi empati yaitu 2.91, dimensi persuasi 3.1, dimensi dampak 3.09, dan dimensi komunikasi 3.21 sehinggan diperoleh nilai rataan EPIC Rate pada startegi promosi presentasi penjualan ialah 3.08 yang berada pada rentang 2.6-3.25 yang berarti efektif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari ketiga strategi promosi yang digunakan oleh KSO bahwa strategi promosi presentasi penjualan yang paling mendapat sorotan lebih dari konsumen. Hal ini dibuktikan angka nilai rataan perhitungan dengan EPIC Model menunjukkan angka 3.08 dan lebih tinggi dibandingkan dengan strategi promosi lainnya. Selain itu, dari ketiga strategi promosi menunjukkan bahwa pada masing-masing startegi promosi memiliki keunggulan pada dimensi tertentu. Strategi promosi penggunaan merek menunjukkan angka tertinggi pada dimensi dampak yaitu 2.92. Strategi promosi leaflet menunjukkan nilai tertinggi pada dimensi komunikasi yaitu 2.77, sedangkan strategi promosi presentasi penjualan menunjukkan nilai tertinggi pada dimensi komunikasi yaitu 3.21.
80
81
DAFTAR PUSTAKA Assauri S. 2004. Manajemen Pemasaran: Dasar. Konsep dan Strategi. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada. Bungin MB. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori. Paradigma. dan Diskursus Teknologi Komunikasi Masyarakat. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group. DuriantoDet al. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Indonesia. Effendy O. 2002. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya. Hasan A. 2008.Marketing. Yogyakarta (ID): Media Pressindo. Junarto TA.2008. Manajeman strategi pengembangan koperasi petani organik serikat petani Indonesia di Bogor. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [Kementan] Kementrian Pertanian. 2011. Peraturan Mentri Pertanian Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayatai, dan Pembenahan Tanah. Jakarta (ID): Kementan. Kennedy JE dan Soesmanegara RD. 2009. Marketing Communication: Taktik & Strategi. Jakarta (ID): PT. Bhuana Ilmu Populer. Kishel G.Kishel. 1992. Build Your Network Sales Business. Newyork (US):John Wiley & Sons.Inc. Kotler P. 1995. Manajemen Pemasaran.Edisi ke-8 buku. Jakarta (ID): Salemba Empat. Kotler P. 2000. Manajeman Pemasaran. Jakarta (ID): Prenhallindo. Kotler P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid ke-1 Edisi Millennium. Jakarta (ID): PT. Prenhallindo. Kusumastuti Y. 2009. Komunikasi Bisnis Membangun Hubungan Baik dan Kredibilitas. Bogor (ID): IPB Press. Machfoedz M. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta (ID): RizQita Printing. Organik Nusantara. 2012. NOSC dan Komunitas Sehat Organik [internet]. [Diunduh 2012 15 Maret]. Tersedia pada: http://www.organicNusantara.com Rakhmat J. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya. Rangkuti F. 1999. Riset Pemasaran. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada. Rumanti AM. 2002. Dasar-Dasar Public RelationsTeori dan Praktik. Jakarta (ID): Grasindo. Ruslan, Rosady. 1997. Kiat dan Strategi: Kampanye Public Relations. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada. Setiadi NJ. 2008. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta (ID): Kencana Prenada media Group. Singarimbun M. 2008. Metode Penelitian Survai. Effendi S. editor. Jakarta (ID): LP3ES. SutantoR. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Yogyakarta (ID): Kanisius. Swastha B. 2007. Azas-Azas Marketing. Edisi ke-3. Yogyakarta (ID): Liberty. Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI.
82
Tracy. 2005. Daya Ungkit Bisnis multi level marketing. Jakarta (ID): Bisnis Plus. Tubbs S dan Moss S. Human Communication: Prinsip-Prinsip Dasar. Mulyana D. Gembirasari. penerjemah. Bandung (ID): PT. Remaja Rosdakarya. Terjemahan dari : Human Communication: Principles and Contexts.
83
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar responden No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Mra Wly BFS MS Nbi MJ HH Irh MI Mar Ram Dvi DM Irn RB KA Ski Aza Spi Fti TH SB ID LA Sam EW HL Edi Dni TW Sgu Wl Sug RM HAM
Jenis Kelamin P L L P P L P L L P P P L P L P P P L P P P L P L P P P L P P P L L L
Pekerjaan
Usia
IRT wiraswasta wiraswasta IRT karyawan wiraswasta wiraswasta karyawan Mahasiswa IRT IRT IRT karyawan IRT karyawan IRT wiraswasta wiraswasta wiraswasta wiraswasta karyawan wiraswasta wiraswasta wiraswasta wiraswasta karyawan wiraswasta wiraswasta karyawan wiraswasta wiraswasta wiraswasta wiraswasta Mahasiswa wiraswasta
40th 45th 60th 39th 34th 42th 46th 40th 18th 37th 37th 55th 39th 38th 60th 42th 37th 35th 40th 28th 37th 48th 42th 32th 40th 38th 34th 38th 25th 28th 30th 23th 40th 21th 59th
84
No.
Nama
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
HRI RM RM NA HER Ifa YA HNA NN NF Bl IC Ast LJ Wwk Agg Yni
Jenis Kelamin P P P P P P L L P P P P P P P P P
Pekerjaan
Usia
IRT karyawan karyawan wiraswasta wiraswasta karyawan Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa IRT karyawan IRT IRT wiraswasta IRT wiraswasta IRT
53th 25th 29th 40th 70th 19th 21th 18th 21th 40th 25th 39th 29th 32th 35th 34th 36th
8582 Lampiran 2 Kuesioner penelitian
NomorResponden TanggalWawancara Tanggalentri data
KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI DALAM PEMASARAN BERAS ORGANIK (KASUS: BERAS ORGANIK NUSANTARA DIBAWAH KOMUNITAS SEHAT ORGANIK) A.
B.
IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama 2. JenisKelamin 3. Pekerjaan 4. Asal (kota) 5. Kewarganegaraan 6. Alamat 7. No telp. 8. Usia
LATAR BELAKANG KONSUMEN 1. Lama konsumsi produk : a. ≤ 1 bulan bulan b. ≥ 3 bulan tahun 2.
3.
C.
: : : : : : : :
c. ≥ 6 d. ≥ 1
Mengetahui produk dari : a. Leaflet c. Teman/kerabat b. Internet/ website d.Lainnya, ....................... Alasan menggunakan produk : a. Kesehatan b. Rekomendasi teman/kerabat c. Keuntungan finansial menjadi agen penjual d. Lainnya, ............,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
INTERAKSI DENGAN PRODUK 1. Apakah Anda berkelanjutan mengkonsumsi Beras organik Nusantara? Jawab :(Ya/Tidak*),alasan ..................................................... ........................................ ................................................................................ .............................................................................................. .................................. (* coret yang tidak perlu) 2.
3.
4.
Apakahandamengetahuimanfaatdariprodukpertanianorganik ? Jikaya, sebutkan. Jawab : .................................................................................. .............................................................................................. .............................................................................................. ........... ................................................................................ ......................... Apakahandapunyapengetahuanmengenaikandungan gizi dalam beras organik ? a. Samasekalitidak b. Sedikitpaham c. Paham d. Sangatpaham Sebutkan apa yang Anda ketahui tentang kandungan gizi tersebut ! ....................................................................... ..................................................................................... .............
5.
....................................................................... ..................... Apa yang paling membuatAndatertarikterhadapberas organik yang ditawarkan ? a. Merekdankemasanproduk yang member kesanprodukbermutu b. Lembaraninformasi (leaflet) yang menyertainyasangatmeyakinkan c. Iklanpromosinyasangatgencar d. Kesesuaianprodukdengankebutuhan e. Keuntungan finansial menjadi member f. Pengaruhlingkungan (teman/orang tua/keluargadll) g. Lainnya, sebutkan…………………………………………….. Motivasiapa yang paling mendorongandauntukmembelidan mengkonsumsi produkberas organik ? a. Manfaatnyabagikesehatan b. Kesesuaiandenganseleramakanan c. Untukoleh-oleh, hadiah, ataugengsi d. Sekedaringintahurasanya e. Alasanlain,sebutkan………………………………… …………...
86
83 7 Merek (BERAS ORGANIK NUSANTARA)
Menurut Saya, warna yang digunakan pada merek “Nusantara” menggambarkan identitas produk
Pernyataan o
TS
S
S
Leaflet
Dimensi Empati (Empathy) Saya menyukai merek “Nusantara” yang digunakan karena sesuai dengan gambaran produk Saya menyukai desain dan warna merek “Nusantara” yang digunakan karena menurut Saya sudah cukup bagus
0 1
2
Pernyataan o Dimensi Empati (Empathy) Saya menyukai desain dan warna leaflet 8 9 0
Secara keseluruhan Saya menyukai betul leaflet yang disediakan oleh Komunitas Sehat Organik
Saya tertarik dengan Desain dan warna merek “Nusantara” yang digunakan
1
Dimensi Persuasi (Persuasion) Saya tertarik dengan leaflet yang digunakan sehingga saya memutuskan unutk melakukan pembelian/ bergabung menjadi member dari Komunitas Sehat Organik
2
Dimensi Dampak (Impact) Saya memahami betul tentang arti dari nama merek “Nusantara” yang diberikan pada produk Beras Organik
3
3
Saya tahu tentang pesan yang ingin disampaikan dari merek “Nusantara”
4
Saya mudah mengingat merek “Nusantara” yang tercantum pada kemasan produk 4
5
6
Saya menyukai informasi (manfaat) yang disampaikan dalam leaflet
Saya menyukai nama merek “Nusantara” yang digunakan karena menarik dibandingkan dengan merek beras lainnya Dimensi Persuasi (Persuasion) Saya tertarik dengan nama merek “Nusantara” yang digunakan sehingga Saya ingin melakukan pembelian produk
Seacara keseluruhan, Saya tertarik dengan nama merek “Nusantara” yang digunakan sehingga membuat Saya mulai tertarik melakukan pembelian
Dimensi Komunikasi (Communication) Saya mengerti tentang gambaran produk melalui nama merek “Nusantara” yang digunakan pada produk Menurut Saya, nama merek “Nusantara” yang digunakan sesuai dengan gambaran produk
5 6
S TS
Saya tertarik dengan informasi produk yang disampaikan dalam leaflet termasuk di dalamnya harga, jenis, ukuran, dan promosi dari menjadi agen produk Beras Organik Nusantara Saya tertarik dengan desain dan warna leaflet yang digunakan sehingga Saya tertarik melakukan pembelian dan bergabung menjadi member dai Komunitas Sehat Organik
Dimensi Dampak (Impact) Saya lebih memahami leaflet yang digunakan karena Saya menjadi lebih memahami informasi produk Beras Organik Nusantara yang ditawarkan Informasi yang disampaikan dalam leaflet membuat Saya ingin mengetahui lebih jauh tentang produk Menurut Saya, desain dan warna yang digunakan dalam leaflet lebih kreatif dibandingkan dengan produk lainnya
T S
S
84 Dimensi Komunikasi (Communication) 7
8
9
Saya memahami uraian tentang informasi produk termasuk di dalamnya jenis, harga, dan ukuran produk dalam Leaflet yang digunakan
Manfaat yang dijelaskan dalam leaflet membuat Saya lebih memahami tentang produk Secara keseluruhan penggunaan leaflet sebagai media promosi membuat Saya mengetahui banyak hal tentang gambaran produk
PresentasiPenjualan
Pernyataan o
TS
0
Dimensi Empati (Empathy) Saya menyukai presentasi penjualan yang diterapkan dalam melakukan penjualan produk
1
Saya menyukai tampilan media presentasi yang digunakan
2
3
4
Cara komunikasi yang digunakan membuat Saya tertarik terhadap produk yang ditawarkan dan memutuskan untuk melakukan pembelian
6
7
Secara keseluruhan, Saya menyukai presentasi tentang penjualan dan manfaat produk Beras Organik Nusantara Dimensi Dampak (Impact) Presentasi penjualan yang dilakukan membuat Saya memahami tentang informasi produk dan melakukan proses pembelian Saya menyukai tampilan media yang digunakan dalam presentasi penjualan karena membuat Saya lebih yakin terhadap produk yang ditawarkan
8
Cara komunikasi yang digunakan membuat Saya ingin mengetahui lebih jauh tentang informasi produk
8
Dimensi Komunikasi (Communication) Presentasi penjualan yang dilakukan menjelaskan informasi produk dengan jelas dan membuat Saya yakin terhadap produk yang ditawarkan
9
S
Cara berkomunikasi yang disampaikan membuat Saya tertarik untuk mendengar presentasi lebih lama dan akhirnya melakukan pembelian produk atau menjadi member dari Komunitas Sehat Organik Dimensi Persuasi (Persuasion) Saya tertarik dengan informasi yang disampaikan dalam presentasi sehingga m membuat saya tertarik melakukan pembelian produk
5
S
Informasi yang disampaikan lebih jelas ditangkap dan lebih dipahami dibandingkan bentuk
87
88
85 promosi lainnya 0
Cara komunikasi yang disampaikan dalam melakukan presentasi pejnjualan membuat Saya mengerti tentang gambaran produk
41. Media Promosi yang paling Bapak/Ibu sukai dan berikan alasannya? ....................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................ 42. Saran dan Komentar : 1. 2.
..................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................... ............ ..................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................... ............
*catatan : STS : Sangat Tidak Setuju, TS : Tidak Setuju. S :Setuju, SS : Sangat Setuju
89
Lampiran 3 Gambar kemasan produk
89 90
Lampiran 4 Lembaran leaflet
90
91
91 92
Lampiran 5 Alur Penelitian 2
2012 Kegiatan
Penyusunan Proposal Skripsi Kolokium Perbaikan Proposal Pengambilan Data Lapangan Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Penelitian
Mei
Juni
Ag ustus 4
Septemb er
013 Oktober
Novemb er
Dese mber
0 1 3
93
Lampiran 6 Perhitungan analisis tabulasi sederhana ATRIBUT BOBOT
Q1
Q2
Q3
1 2 3 4
4 12 25 11
2 14 33 3
JUMLAH
52
52
STS TS S SS
Analisis tabulasi sederhana 9 Q STS 100% 5.8 % 156 Q TS
34 156
100%
3 8 39 2
B*Q1 (x6) 4 24 75 44
B*Q2 (x7) 2 28 99 12
B*Q3 (x8) 3 16 117 8
52
147
141
144
97 156
Q S
21.8 %
100%
16 156
Q SS
62.2 %
100%
10.3%
Rata-rata respon dimensi empati dari penggunaan merek adalah : 147 6 2.83 52 7
141 52
8
144 52
2.71 2.77 6 .
7 3
8
.
.
2.77
ATRIBUT BOBOT
Q4
Q5
Q6
STS
1
1
1
3
B*Q4 (x9) 1
B*Q5 (x10) 1
B*Q6 (x11) 3
TS
2
19
22
16
38
44
32
S
3
24
23
29
72
69
87
SS
4
8
6
4
32
24
16
JUMLAH
52
52
52
143
138
138
94
Analisis tabulasi sederhana 5 Q STS 100% 156 57 156
Q TS
100%
76 156
Q S
3.2 %
18 156
Q SS
36.5%
100%
48.7%
100%
11.5%
Rata-rata respon dimensi persuasi dari penggunaan merek adalah: 143 9 2.75 52 10
138 52
11
138 52
2.65 2.65 9 .
10 3 .
11 .
2.69
ATRIBUT BOBOT
Q7
Q8
Q9 2
B*Q7 (x12) 1
B*Q8 (x13) 1
B*Q9 (x14) 2
STS
1
1
1
TS
2
13
13
5
26
26
10
S
3
36
36
37
108
108
111
SS
4
2
2
8
8
8
32
JUMLAH
52
52
52
143
143
155
Analisis tabulasi sederhana 4 Q STS 100% 2.6 % 156 31 Q TS 100% 19.9% 156 Rata-rata 12 13
respon dimensi 143 2.75 52 143 2.75 52
dampak
Q S Q SS
dari 14
109 100% 156 12 100% 156
69.9 %
penggunaan
merek
155 52
2.98
7.7 %
adalah:
95
12
13 3
.
.
14
.
2.92 ATRIBUT BOBOT
Q10
Q11
Q12 0
B*Q10 (x15) 1
B*Q11 (x16) 3
B*Q12 (x17) 0
STS
1
1
3
TS
2
23
24
23
46
48
46
S
3
24
19
26
72
57
78
SS
4
4
6
3
16
24
12
JUMLAH
52
52
52
135
132
136
100%
42.2 %
Analisis tabulasi sederhana Q STS Q TS
4 156 70 156
100% 100%
2.6 %
Q S
44.9 %
Q SS
69 156 13 156
100%
Rata-rata respon dimensi komunikasi dari penggunaan merek adalah: 15
135 52
2.60
16
132 52
2.54 15 .
136 52
17
16 3 .
2.58
.
17
2.62
8.3 %
96
ATRIBUT BOBOT Q13
Q14
Q15
STS
1
6
4
TS
2
8
11
8
16
22
16
S
3
34
29
30
102
87
90
SS
4
4
8
6
16
32
24
JUMLAH
52
52
52
140
145
138
Analisis Tabulasi Sederhana 18 Q STS 100% 11.5% 156 Q TS
B*Q13 B*Q14 B*Q15 (x18) (x19) (x20) 8 6 4 8
27 156
100%
Q S Q SS
17.3%
93 156
100%
18 156
59.6%
100%
Rata-rata respon dari dimensi empati dari penggunaan leaflet : 20 18 2.69
11.5%
2.65
2.79
19
18
19 3
.
.
20
.
2.71 ATRIBUT BOBOT Q16 STS
1
0
3
2
B*Q16 (x21) 0
TS
2
18
13
23
36
26
46
S
3
26
31
22
78
93
66
SS
4
8
5
5
32
20
20
JUMLAH
52
52
52
146
142
134
Analisis Tabulasi Sederhana 5 Q STS 100% 3.2% 156 54 100% 34.6% Q TS 156
Q17
Q18
Q S Q SS
B*Q17 (x22) 3
B*Q18 (x23) 2
79 100% 50.6% 156 18 100% 11.5% 156
97
Rata-rata respon dari dimensi persuasi dari penggunaan leaflet : 146 134 23 21 2.81 2.58 52 52 142 52
22
2.73 21 .
22 3 .
23
.
2.71 ATRIBUT BOBOT Q19
Q20
Q21
B*Q19 B*Q20 B*21 (x24) (x25) (x26) 4 2 1 4
STS
1
2
1
TS
2
15
12
23
30
24
46
S
3
31
37
23
93
111
69
SS
4
4
2
2
16
8
8
JUMLAH
52
52
52
141
144
127
Analisis Tabulasi Sederhana Q STS Q TS
7 156 50 156
100% 100%
4.5%
Q S
32.1%
Q SS
91 156 8 156
100% 100%
Rata-rata respon dari dimensi dampak dari penggunaan leaflet : 141 24 2.71 127 52 26 2.44 52 144 25 2.77 52 24 .
2.64
25 3 .
.
26
58.3% 5.1%
98
ATRIBUT BOBOT Q22
Q23
Q24
B*Q22 B*Q23 B*Q24 (x27) (x28) (x29) 1 0 1 1
STS
1
0
1
TS
2
17
14
11
34
28
2
S
3
34
33
35
102
99
105
SS
4
1
4
5
4
16
20
JUMLAH
52
52
52
140
144
148
Analisis Tabulasi Sederhana 2 156
Q STS Q TS
42 156
100% 100%
102 156
1.3%
Q S
26.49%
Q SS
10 156
100% 100%
65.4% 6.4%
Rata-rata respon dari dimensi komunikasi dari penggunaan leaflet : 27
140 52
2.69
28
144 52
2.85
29
27
28 3
148 52
2.77
29
2.69 2.77 2.85 3
2.77 ATRIBUT BOBOT
Q25
Q26
Q27
B*Q25 (x30)
B*Q27 (x32)
3
B*Q26 (x31) 1
STS
1
3
1
1
TS
2
5
9
9
10
18
18
S
3
42
33
34
126
99
102
SS
4
2
9
8
8
36
32
JUMLAH
52
52
52
147
154
153
1
99
Analisis Tabulasi Sederhana 5 156
Q STS
23 156
Q TS
100% 100%
3.2%
109 156
Q S
14.7%
100%
19 156
Q SS
100%
69.9% 12.2%
Rata-rata respon dari dimensi empati presentasi penjualan : 147 153 30 2.83 32 2.94 52
52
154 52
31
2.96
30
31 3
2.83
2.96 3
32
2.94
= 2.91
ATRIBUT BOBOT
Q28
Q29
Q30 0
B*Q28 (x33) 1
B*Q29 (x34) 1
B*Q30 (x35) 0
STS
1
1
1
TS
2
4
3
7
8
6
14
S
3
37
41
28
111
123
84
SS
4
10
7
17
40
28
68
JUMLAH
52
52
52
160
158
166
Analisis Tabulasi Sederhana 2 156
Q STS Q TS
14 156
100% 100%
1.3% 9%
Q S Q SS
106 156 34 156
100% 100%
Rata-rata respon dari dimensi persuasi presentasi penjualan: 33
160 52
3.08
35
166 52
3.19
67.9% 21.8%
100
34
158 52
3.04
33
34 3
3.08
3.04 3
35
3.19
= 3.10
ATRIBUT BOBOT Q31 STS
1
0
2
1
B*Q31 (x36) 0
TS
2
4
4
12
8
8
24
S
3
35
30
28
105
90
84
SS
4
13
16
11
52
64
44
JUMLAH
52
52
52
165
164
153
Analisis Tabulasi Sederhana 3 100% Q STS 20 156
100%
Q33
1.9%
156
Q TS
Q32
Q S Q SS
12.8%
37
164 52
52
3.15
36
3.17 = 3.09
37 3 3.15 3
38
2.94
B*Q33 (x38) 1
93 100% 59.6% 156 40 100% 25.6% 156
Rata-rata respon dari dimensi dampak presentasi penjualan : 165 153 36 3.17 38 2.94 52
B*Q32 (x37) 2
101
ATRIBUT BOBOT
Q34
Q35
Q36
B*Q34 (x39)
B*Q35 B*Q36 (x40) (x41) 1 2
STS
1
1
1
2
1
TS
2
2
2
3
4
4
6
S
3
32
33
32
96
99
96
SS
4
17
16
15
68
64
60
JUMLAH
52
52
52
169
168
164
100%
62.2%
Analisis Tabulasi Sederhana 4 156
Q STS Q TS
7 156
100% 100%
2.6%
97 156
Q S
4.5 %
Q SS
48 156
100%
30.8%
Rata-rata respon dari dimensi komunikasi presentasi penjualan adalah:
39 40
169 52 168 52
3.25
41
3.23
39
3.25 = 3.21
40 3 3.23 3
41
3.15
164 52
3.15
90
91
RIWAYAT HIDUP Selvi Anggraini merupakan putri pertama dari pasangan Ferry dan Nuryani. Penulis memulai pendidikanya di Taman Kanak-Kanak (TK) Xaverius Lampung pada tahun 1996-1997. Kemudian melanjukan ke Sekolah Dasar (SD) Xaverius Lubuklinggau pada tahun 1997-2003, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Xaverius Lubuklinggau pada tahun 2003-2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Xaverius Lubuklinggau pada tahun 2006-2009. Setelah lulus dari jenjang pendidikan SMA, penulis melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Selama penulis menuntut ilmu di Institut Pertanian Bogor penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Penulis aktif menjadi anggota Himpunan Profesi (HIMPRO) HIMASIERA atau Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat divisi Jurnalistik pada tahun 2010-2011. Selain itu, penulis juga tergabung dalam lembaga pers FEMA yaitu KOMUNITAS pada divisi Advertising. Di samping kegiatan organisasi, penulis juga memiliki beberapa prestasi selama berada di IPB diantaranya Juara II Lomba membuat mading WARNANING IPB tahun 2009 dan Finalis Duta FEMA tahun 2011. Pengalaman dalam kepanitiaan yaitu divisi HUMAS acara IKOYSEIS (Korea-Indonesia), divisi HUMAS Masa Perkenalan Departemen, divisi HUMAS acara EXRAY (YOT Road to Campus IPB). Selain itu juga, penulis aktif menjadi asisten Matakuliah Sosiologi Umum tahun 2012. Penulis juga merupakan penerima beasiswa Bakti BCA tahun 2011-2012.