EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBELAJARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Bina Sejahtera Depok) SKRIPSI
Oleh FITRIA NINGTIAS RAHMAWATI NIM: 107015000914
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
ABSTRAK Fitria Ningtias Rahmawati. NIM. 107015000914. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran Dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pemanfaatan media audio visual video pembelajaran yaitu sebuah pemanfataan media dengan menggabungkan unsur suara dan gambar dengan mengkolaborasikan indera pendengaran dan indera penglihatan, dengan menggunakan metode diskusi pada pembelajaran sejarah. Penelitian ini diawali oleh masalah diantaranya yakni rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran sejarah dan untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Pada tiap-tiap siklus penelitian ini difokuskan untuk memperoleh data tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Penelitian ini dilakukan di SMP Bina Sejahtera Depok kelas VIII B yang berjumlah 25 siswa tahun ajaran 2011/2012. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, lembar observasi, angket. Teknik analisis data secara kuantitatif berdasarkan hasil analisis perhitungan rata-rata skor angket motivasi siklus II. Rata-rata skor angket motivasi belajar siswa sebesar 91,5, sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus I 6,06 sedangkan pada siklus II sebesar 7,42. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan skor hasil belajar siswa. Dengan demikian pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran sejarah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Kata kunci
: media audio visual video pembelajaran, motivasi belajar, hasil belajar
i
ABSTRACT Fitria Ningtias Rahmawati. NIM. 107015000914. The Effectiveness of Using Audio Visual Media of Video Learning on Improving Students’ Learning Motivation and Students’ Achievementin History Subject. Social Education Department. Faculty of Tarbiyah and Teachers’ Training, Syarif Hidayatullah Jakarta University. The use of an audio visual media of video learning is utilization of the media by combining some items; sounds and pictures, collaborating the sense of hearing and the sense of vision, and also discussion method in History subject. The research was begun from the learning problem, as follows: the decrease of students’ motivation and students’ achievement in History subject. The goal of the research is to get the description about the effectiveness of using audio visual media of video learning on improvingstudents’ learning motivation and students’ achievement in History subject. The method of this research is classroom action research that consists of four steps; planning, acting, observing, and reflecting. In each cycle of this research focuses on getting the data about the effectiveness of using audio visual media of video learning on developing students’ motivation and students’ achievement in history subject. The research is doneat SMP Bina Sejahtera Depok class VIII. B which consists of 25 students in academic year 2011-2012. The technique of collecting data and that used in this research are test, observational form, and questionnaire. The technique of data analysis that used is the quantitative data based on the result of average calculation analysison motivation questionnaire score in cycle two. The average of students’ learning motivation questionnaire score is 91,5. Meanwhile, the average of students’ achievement score in cycle one is 6,06 and increased in cycle two toward the score 7,42. It can be concluded that there are some improvements of the students’ achievement score. So that, the writer concludes that the use of an audio visual media of video learning in History subject can improve students’ motivation and students’ achievement. Key word: audio visual media of video learning, students’ motivation, students’ achievement.
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahim
Assalammualaikum Warohmatullahii Wabarokatuh.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat : 1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 4. Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd, pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 6. Bapak Zainal Abidin, S.Ag. MM, kepala SMP Bina Sejahtera Depok yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung. 7. Bapak Drs. Ratno Sutarjo, guru pamong tempat penulis mengadakan penelitian. 8. Ayahanda (Pelda. Sutaji) dan ibunda (Sumiyati) tercinta yang senantiasa melimpahkan kasih sayangnya yang tak terhingga serta tak henti-hentinya memberikan doa yang tulus.
iii
9. Kakakku (Dwi Ulandari, S.Pd., Lettu Inf. Zaenal Arifin) Adikku (Anis Amalia Rahayu) Keponakanku (Sazhia Kayana Arifin) tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Mas Kandar Rismanto, S.Kom yang senantiasa memberikan kasih sayang, motivasi, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Siswa dan siswi kelas VIII B SMP Bina Sejahtera Depok, yang telah bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian. 12. Sahabat-sahabatku tercinta Dina Fadiah, Lia Mulyaningsih, Nurhalimah, Ai Rahmawati, Imas Permatasari, Mimi Hazami, serta seluruh teman-teman ku tercinta, mahasiswa dan mahasiswi jurusan pendidikan IPS angkatan 2007,, semoga kebersamaan kita menjadi kenangan terindah untuk menggapai kesuksesan dimasa mendatang. 13. Sahabat-sahabatku tercinta di kosan Herly Kurniyasih, Yazidan Yastuti, Santi Setyaningsih, Emah, Samsumarni, Wilda Karmila. Yang selalu menjunjung nilai persaudaraan. 14. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangankekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu pengetahuan. Amin. Jakarta, Oktober 2011 Penulis
Fitria Ningtias Rahmawati
iv
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ............................................................................................................ ..i KATA PENGANTAR...........................................................................................iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ...v DAFTAR TABEL .......................................................................................... .....vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ...viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .....ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ................................................ 5 C. Pembatasan Fokus Penelitian ............................................................... 5 D. Rumusan Masalah Penelitian ............................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 F. Manfaat Hasil Penelitian ...................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Acuan Teori Area dan Fokus Peneltian yang Diteliti .......................... 8 1. Media.............................................................................................. 8 a. Pengertian Media ..................................................................... 8 b. Urgensi Penggunaan Media ..................................................... 9 c. Kriteria Pemilihan Media ....................................................... 10 d. Prinsip Pemanfaatan Media................................................... 11 e. Klasifikasi Media .................................................................. 13 f. Media Audio Visual .............................................................. 15 g. Video Pembelajaran .............................................................. 19 2. Motivasi ...................................................................................... 20 3. Hakikat Belajar............................................................................ 23 a. Pengertian Belajar ................................................................... 23 b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ............................ 24 4. Pembelajaran Sejarah .................................................................. 25
v
a. Pengertian Sejarah ......................................................................... 25 b. Karakteristik Sejarah ..................................................................... 26 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ......................................................... 27 C. Kerangka Pikir .................................................................................. 27 D. Hipotesis Tindakan............................................................................ 28 BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 29 B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan........................................... 30 C. Subjek Tindakan................................................................................ 32 D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ...................................... 33 E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................................ 33 F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan .................................... 38 G. Data dan Sumber Data ...................................................................... 38 H. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data ....................................... 39 I. Teknik Pemeriksaan Keterpeecayaan Studi ...................................... 48 J. Analisis Data ..................................................................................... 51 K. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan ..................... 52 BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah ................................................................ 53 B. Deskripsi Data Hasil Analisis Pengamatan ....................................... 55 C. Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................................... 64 D. Analisis Data ..................................................................................... 65 E. Interpretasi Hasil Analisis ................................................................. 89 F. Pembahasan Temuan Penelitian ........................................................ 94 G. Keterbatasan Dalam Penelitian ......................................................... 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 97 B. Saran .................................................................................................. 97 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................99
vi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Faktor Mempengaruhi Belajar ........................................................... 24 Tabel 2 : Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................ 30 Tabel 3 : Kisi-kisi Penulisan Pedoman Wawancara ......................................... 39 Tabel 4 : Kisi-kisi Penulisan Soal Instrumen Siklus I....................................... 40 Tabel 5 : Kisi-kisi Penulisan Soal Instrumen Siklus II ..................................... 42 Tabel 6 : Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ..................................................... 43 Tabel 7 : Kisi-kisi Lembar Observasi Guru ...................................................... 43 Tabel 8 : Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran ......................... 44 Tabel 9 : Kisi-kisi Penulisan Kuesioner ............................................................ 45 Tabel 10 : Kisi-kisi Variabel Motivasi Belajar ................................................... 45 Tabel 11 : Kisi-kisi Variabel Hasil Belajar ......................................................... 46 Tabel 12 : Jenis Dan Teknik Pengumpul Data .................................................... 46 Tabel 13 : Indeks Kesukaran ............................................................................... 50 Tabel 14 : Kategori Motivasi .............................................................................. 51 Tabel 15 : Kriteria N Gain Siswa ........................................................................ 52 Tabel 16 : Kategori Skor Motivasi ...................................................................... 78 Tabel 17 : Data Skor Motivasi Siswa Siklus II ................................................... 78 Tabel 18 : Presentase Skor Motivasi Belajar Siswa ............................................ 79 Tabel 19 : Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I ...................................................... 80 Tabel 20 : Presentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Siklus I................................ 81 Tabel 21 : Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II ..................................................... 81 Tabel 22 : Presentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Siklus II .............................. 83 Tabel 23 : Presentase Pencapaian KKM ............................................................. 93
vii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 : Proses Motivasi Dasar ...................................................................... 22 Gambar 2 : Desain PTK Model Kemmis & Mc. Taggart ................................... 32
viii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I ........................ 102 Lampiran 2 : Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I ....................................... 105 Lampiran 3 : Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus I ............. 110 Lampiran 4 : Instrumen Penelitian Siklus I....................................................... 111 Lampiran 5 : Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Siklus I ............................. 114 Lampiran 6 : Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II ....................... 115 Lampiran 7 : Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II...................................... 118 Lampiran 8 : Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba Penelitian Siklus II ............ 124 Lampiran 9 : Instrumen Penelitian Siklus II ..................................................... 125 Lampiran 10 : Kunci Jawaban Penelitian Siklus II ............................................. 129 Lampiran 11 : Skor Keterpercayaan Validitas Instrumen Siklus I ..................... 130 Lampiran 12 : Reliabilitas Instrumen Siklus I .................................................... 132 Lampiran 13 : Skor Keterpercayaan Validitas Instrumen Siklus II .................... 134 Lampiran 14 : Reliabilitas Instrumen Siklus II ................................................... 136 Lampiran 15 : Daya Pembeda Instrumen Penelitian siklus I Dengan menggunakan Anates .......................................................................................... 138 Lampiran 16 : Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian siklus I Dengan menggunakan Anates .................................................................. 139 Lampiran 17 : Daya Pembeda Instrumen Penelitian siklus II Dengan menggunakan Anates .................................................................. 140 Lampiran 18 : Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian siklus II Dengan menggunakan Anates .................................................................. 141 Lampiran 19 : Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa .................................. 142 Lampiran 20 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................. 145 Lampiran 21 : Lembar Observasi Aktivitas Guru ............................................... 146 Lampiran 22 : Lembar Observasi Proses Pembelajaran ..................................... 148 Lampiran 23 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .................................... 150 Lampiran 24 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ..................................... 151
ix
Lampiran 25 : Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I ............................ 153 Lampiran 26 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................................... 155 Lampiran 27 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II .................................... 156 Lampiran 28 : Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II ........................... 158 Lampiran 29 : RPP Siklus I................................................................................. 159 Lampiran 30 : RPP Siklus II ............................................................................... 162 Lampiran 31 : Hasil Wawancara ........................................................................ 165 Lampiran 32 : Catatan Lapangan.........................................................................167 Lampiran 33 : Dokumentasi Penelitian ............................................................... 169
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka untuk mewujudkan cita-cita tersebut pendidikan menempati urutan pertama yang mendapatkan perhatian khusus, karena maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh berhasil atau tidaknya bangsa itu dalam mendidik seluruh generasi mudanya. Mengutip Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3, bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab1. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan diperlukan kurikulum yang sesuai dengan keadaan, kebutuhan lingkungan, dan dapat mengantisipasi keadaan yang
1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, tersedia di http://balitbang.depdiknas.go.id, diunduh tanggal 22 Juni 2011, h. 4.
1
2
akan datang. Kurikulum diartikan sebagai program mengenai sejumlah pengalaman yang ditaati melalui kegiatan pembelajaran. Kualitas proses pembelajaran sangat bergantung pada tiga unsur, yaitu: kurikulum, guru dan siswa. Walaupun kurikulum tersebut saling bergantung dan menentukan, namun unsur guru paling menentukan diantara ketiganya. Guru memegang peranan yang penting didalam proses pendidikan salah satu kode etik yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional adalah ia harus mampu menggunakan alat atau media pembelajaran. Dan dalam kegiatan belajar mengajar dikenal adanya motivasi belajar yang diterapkan dalam kegitan belajar. Motivasi belajar memegang peranan sangat penting dalam hal memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga mempunyai motivasi tinggi mempunyai tenaga yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dimana menurut Hamzah B. Uno “motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya”.2 Faktor lain yang tak kalah penting yakni hasil belajar, dimana hasil belajar merupakan salah satu alat tolak ukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa dalam memahami suatu materi. Tidak dapat dipungkiri lagi dalam setiap proses pembelajaran terjadi hambatan dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran sejarah. Faktor yang menjadi pengahambat proses pembelajaran sejarah diantaranya yakni motivasi belajar siswa rendah karena adanya anggapan siswa bahwa mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang cenderung membosankan karena berisi tentang materi saja, media yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang tertarik terhadap mata pelajaran sejarah, terkadang guru kurang memvariasikan metode ataupun penggunaan media dalam proses pembelajaran, rendahnya hasil belajar siswa. Terkadang siswa malasmalasan dalam belajar, dan siswa mengantuk saat pelajaran sejarah dimulai.
2
VII, h. 3.
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara), Cet.
3
Hal tersebut merupakan masalah yang terjadi di SMP Bina Sejahtera dimana motivasi siswa rendah terhadap mata pelajaran sejarah, tentu saja hal tersebut berpengaruh pada rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran sejarah. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Agar pendidikan tidak tertinggal perlu adanya penyesuaian-penyesuaian terutama yang berkaitan dengan faktorfaktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik berdaya guna dan berhasil. Untuk itu media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri keberdaannya. Keberadaan media sangat membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dipahami oleh setiap peserta didik terutama bahan pelajaran yang sangat kompleks dan rumit. Media
memiliki
peranan
penting
didalam
tercapainya
proses
pembelajaran. Dunia sekarang boleh dikatakan sebagai dunia yang hidup dengan menggunakan media. Kegiatan pembelajaran sekarang bergerak maju seiring kemajuan teknologi, sehingga secara tidak langsung membawa dampak yang baik bagi kemajuan dalam hal penyampaian materi. Yang pada awalnya materi disampaikan dengan menggunakan ceramah saat ini dunia pembelajaran bergerak maju dan banyak menggunakan media. Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Adakalanya penerima pesan (siswa) benar dalam menafsirkan pesan yang disampaikan oleh guru, tetapi adakalanya mereka salah
4
dalam menafsirkannya. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi, di antaranya hambatan psikologis, hambatan kultural, dan hambatan lingkungan.3 Media pendidikan sebagai salah-satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan dapat membantu mengatasi hal tersebut. Nurbayati dalam skripsinya menyatakan bahwa “media audio visual dapat memudahkan belajar, menarik perhatian siswa, membangkitkan motivasi dan mampu memberikan stimulus”.4 Dan seiring dengan berksembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), mengharuskan dunia pendidikan untuk menerapkan pembelajaran berbasis komputer. Guru harus dapat menciptakan suatu pembelajaran yang berpotensi menciptakan suasana belajar mandiri, serta membawa kelas bagaikan magnet yang mampu memikat dan menarik siswa untuk belajar dalam suasana yang menyenangkan, salah satunya dengan memanfaatkan video pembelajaran. Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran, selain dapat digunakan media persentasi dan CD multimedia interaktif, ia juga dapat dimanfaatkan untuk memutar video pembelajaran. Video pembelajaran yang bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Penggunaan media juga harus sesuai dengan pedoman kurikulum yang ada. Media pembelajaran yang digunakan pun jangan terlalu banyak dan berlebihan karena bila belebihan dapat membingungkan siswa dan tidak memperjelas konsep yang diajarkan. Upaya guru dalam proses belajar mengajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya untuk mengajar menjadikan siswa lebih bergairah dalam belajar. Guru yang bersungguh-sungguh menyampaikan
3 4
Arief S Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1986), h.14.
Nurbayati Suri, Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDI Al-Azhar Cikarang Bekasi, (Jakarta: Skripsi, 2009), Abstrak.
5
materi menjadikan tingginya motivasi siswa dalam belajar dan tentunya berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa. Berangkat dari permasalahan diatas, mendorong penulis untuk meneliti ”Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah”.
B. Identifikasi Area Dan Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Motivasi belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah. 2. Hasil belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah. 3. Media yang digunakan kurang menarik perhatian siswa. 4. Guru menggunakan metode pembelajaran yang monoton. 5. Materi pembelajaran yang cenderung membosankan dimata siswa.
C. Pembatasan Penelitian Karena terlalu luasnya masalah yang teridentifikasi dan untuk memberi arah yang jelas dalam proses penelitian, maka dalam hal ini perlu diadakan pembatasan masalah. Adapun batasan-batasan masalah tersebut adalah: 1. Motivasi belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah. 2. Hasil belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah. Dalam penelitian ini media pembelajaran yang digunakan adalah media audio visual video pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
D. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas berikut ini dirumuskan permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian:
6
1. Bagaimanakah efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran
terhadap
peningkatan
motivasi
belajar
siswa
pada
pembelajaran sejarah? 2. Bagaimanakah efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah?
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pemanfaatan media audio visual video pembelajaran. Secara rinci tujuan dibagi menjadi beberapa poin sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran sejarah. 2. Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini memperkuat teori-teori tentang pembelajaran aktif (active learning), pesmanfaatan media pembelajaran terutama pada pembelajaran sejarah. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: a. Bagi peneliti, menerapkan ilmu pendidikan yang selama ini didapat pada perkuliahan. b. Bagi guru, dapat memberikan masukan yang berarti sebagai bahan kajian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
7
c. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, riset ini mendukung teori media, motivasi dan hasil belajar sehingga dapat menjadi landasan untuk melakukan riset. d. Bagi peserta didik, memberikan pengalaman belajar yang bermakna sehingga mempermudah peserta didik untuk membangun dan menemukan konsep-konsep dalam pembelajaran.
BAB II KAJIAN TEORI A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Media a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata media memliki arti perantara atau pengantar.1 Sedangkan menurut Association for Education and Communication Technology (AECT), di Amerika seperti yang di kutip oleh Yudi Munadi memberi pengertian, yakni “media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.”2 Sedangkan menurut Education Association (NEA) seperti yang dikutip oleh Arief S. Sadiman mendefinisikan “media adalah bentuk-bentuk
komunikasi
baik
tercetak
maupun
audio
visual
serta
peralatannya.”3 Media dipandang sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program instruksional.
1
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1986), Cet. I, h. 6. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 8. 3 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan..., Cet. I, h. 7. 2
8
9
Menurut dewi Salma Purwadilaga “media pembelajaran adalah media yang dapat menyampaikan pesan pembelajaran atau muatan untuk membelajarkan seseorang.”4 Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan. Dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar/pembelajaran pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan menurut Arif S. Sadiman menyatakan “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”5 Media memiliki ciri-ciri fisik diantaranya yakni: 1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indra. 2) Media memiliki pengertian non fisik yang dikenal dengan software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. 3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio. 4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas. 5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 6) Media pendidikan dapat digunakan secara masa (misalnya film, slide, video, OHP) atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio tape, video recorder) 7) Sikap perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.6 b. Urgensi Penggunaan Media Pada hakikatnya belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. 4
Dewi Salma Purwadilaga, Prinsip Disain Pembelajaran Instructional Design Principles, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 64. 5 Arif. S Sadiman, Media Pendidikan..., Cet. I h. 7. 6 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 1986), h. 6-7.
10
Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan sebagainya. Salah satu usaha untuk mengatasi hal ini adalah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut: 1) Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Pengalaman masing-masing individu yang beragam karena kehidupan keluarga individu
dan masyarakat sangat
menentukan macam-macam pengalaman yang berbeda pula. 2) Media dapat mengatasi ruang kelas. 3) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan. 4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. Penggunaan media, seperti: gambar, film, model, grafik, dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.
c. Kriteria Pemilihan Media Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beranekaragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang bebeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa,
11
ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain: 1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa. 3) Kondisi siswa dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. 4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru. 5) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa secara tepat dan berhasil guna dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal. 6) Biaya yang akan di keluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai.
d. Prinsip Pemanfaatan Media Pemanfaatan
media
pengajaran
digunakan
dalam
rangka
upaya
peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media antara lain: 1) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang dimanfaatkan sewaktu-waktu. 2) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
12
3) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan. 4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran. 5) Penggunaan media harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya. 6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media,
maka
guru
dapat
memanfaatkan
multy
media
yang
menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga merangsang siswa dalam belajar. Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam PBM, antara lain: 1) Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2) Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar. 3) Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar. 4) Media pengajaran harus sesuai dengan kondisi individu siswa. 5) Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa. Agar seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan. Pengetahuan tersebut menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang meliputi: 1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. 2) Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. 3) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar. 4) Hubungan antara metode mengajar dengan media pendidikan. 5) Nilai dan manfaat media pendidikan. 6) Memilih dan menggunakan media pendidikan.
13
7) Mengetahui berbagai jenis dan teknik media pendidikan. 8) Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan. 9) Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan. Berdasarkan hal tersebut bahwa media pendidikan sangat membantu dalam upaya keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
e. Klasifikasi Media Rudi Bertz mengklasifikasi ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (linergraphic) dan simbol. Di samping itu dia juga membedakan media siar (transmisi) dan media rekam (recording), sehingga terdapat delapan klasifikasi media: 1) Media audio visual gerak. 2) Media audio visual diam. 3) Media audio visual semi gerak. 4) Media visual gerak. 5) Media visual diam. 6) Media visual semi gerak. 7) Media audio, dan 8) Media cetak. Menurut Oemar Hamalik 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu: 1) Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro projection, papan tulis, buletin board, gambar-gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta dan globe. 2) Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya phonograph record, transkripsi elektris, radio, rekaman pada tape recorder. 3) Alat-alat yang biasa dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi, benda-benda tiga dimensi yang biasnya dipertunjukkan, misalnya: model, spesimen, bak pasir, peta elektrik, koleksi diorama.
14
4) Dramatisasi, bermain peran, sosio–drama, sandiwara, boneka, dan sebagainya. Tetapi Rudi Bretz yang membagi media dalam proses pembelajaran berdasarkan indera yang terlibat ke dalam 4 kelompok besar: 1) Media Audio Adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.7 Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non-verbal. Dimana pesan verbal yaitu bahasa lisan sedangkan pesan non verbal yaitu bunyi-bunyian. Media audio visual ini hanya melibatkan indera pendengaran saja tanpa melibatkan indera lainnya. Sehingga hanya mampu memanipulasikan kemampuan suara saja. 2) Media visual Adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama, media visual-verbal, adalah media visual yang memuat pesan-pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visualnonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa simbol-simbol visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan photo), grafik, diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen, dan diorama.8 Media visual berbeda dengan media audio, media visual ini hanya melibatkan indera penglihatan saja dimana yang bekerja hanya indera penglihatan saja tanpa melibatkan indera lainnya. 3) Media audio visual Menurut Yudhi Munadi media audio visual adalah “media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual, juga pesan verbal dan non verbal yang terdengar layaknya media audio di atas.” 9 7
Yudhi Munadi, Media Pembelajara..., h. 55. Yudhi Munadi, Media Pembelajara..., h. 55. 9 Yudhi Munadi, Media Pembelajara..., h. 55. 8
15
Media audio visual merupakan perpaduan antara media audio dan media visual dimana media audio visual melibatkan indera penglihatan dan indera pendengaran yang dapat menyampaikan pesan verbal maupun non verbal. 4) Multimedia Yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater. 10 Berbeda dengan media audio, visual dan audio visual. Multimedia melibatkan seluruh indera dalam proses penyampaian pesannya, yang dapat memberikan pengalaman langsung terhadap audiens (siswa) dan menuntut siswa untuk berperan secara aktif dalam forum. Edgar Dale menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman belajar yang disebut kerucut pengalaman Edgar Dale dikemukakan “bahwa ada suatu kontinum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual dan verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian.”11 Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar, yaitu media audio, visual, audio-visual, dan multimedia.
f. Media Audio Visual Menurut Djamarah S.B Media audio-visual yaitu “media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.”12 Menurut Yudhi Munadi “media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.”13 10
Yudhi Munadi, Media Pembelajara..., h. 55. Rahayu Kariadinata, Penerapan Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia, http://educare.e-fkipunla.net/index.php?option=com_content&task=view&id=83&Itemid=30, diunduh 23 April 2011 12 http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/media-audio-visual-slide-bersuara/, diunduh 23 April 2011. 11
16
Sedangkan menurut Ahmad Rohani dalam bukunya memberi pengertian bahwa ”media audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengethauan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar.”14 Yudhi Munadi membagi media audio visual menjadi dua jenis. “Jenis pertama, dilengkapi dengan fungsi peralatan suara dan gambar dinamakan media audio visual murni, sedangkan yang kedua media audio visual tidak murni yakni slide, paque, OHP dan peralatan lainnya.”15 Jadi media audio visual media yang memiliki unsur suara dan unsur gambar dimana dapat disajikan dalam berbagai bentuk tampilan yaitu seperti film ataupun video. Dan dengan demikian media audio visual sangat memiliki peran dalam proses pembelajaran, terutama dalam hal penyampaian materi pelajaran. Adapun pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) Multimedia Presentasi Yudhi Munadi menyatakan bahwa “multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam pembelajaran klasikal, baik untuk kelompok kecil maupun besar.”16 Multimedia persentasi biasa digunakan untuk menyampaikan materi yang bersifat teoritik, multimedia persentasi dapat memudahkan guru untuk menyampaikan materi. 2) Program Multimedia Interaktif Yudhi Munadi menyatakan “media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar yang dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar, baik secara individual maupun kelompok.”17 13 14
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 56. Ahmad Rohani, Media Instrusional Edukarif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), Cet.. I,
h. 97. 15
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 113. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 150. 17 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 150. 16
17
Dengan demikian media memudahkan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dimana pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tapi lebih menekankan untuk peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 3) Sarana Simulasi Yudhi Munadi menyatakan dengan hadirnya berturut-turut generasi software yang ampuh dan canggih, komputer masa kini sedang merebakkan jenis-jenis kegiatan yang benar-benar mampu mengefektifkan proses pembelajaran. Misalnya, multimedia berbasis komputer ini ditambah software tertentu dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.18 4) Video Pembelajaran Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran, selain dapat digunakan untuk multimedia presentasi dan CD multimedia interaktif, ia juga dapat dimanfaatkan untuk memutar video pembelajaran. Menurut Yudhi Munadi “video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.”19 Video pembelajaran dapat menjadi suatu sarana pembelajaran untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih variatif dimana guru dapat memutrkan video yang berkaitan dengan materi pembelajaran. a) Beberapa Kelebihan dan Kekurangan Menurut Rakim pembelajaran berbasis multimedia memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut uraian tentang kelebihan dan kekurangannya. (1) Kelebihan (a) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif. (b) Mampu menimbulkan rasa senang selama pembelajaran berlangsung, sehingga akan menambah motivasi belajar siswa. (c) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
18
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 150. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 150.
19
18
(d) Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak. (e) Media penyimpanan yang relatif mudah dan fleksibel. (f) Membawa objek yang sukar didapat atau berbahaya ke dalam lingkungan belajar. (g) Menampilkan objek yang terlalu besar ke dalam kelas, dan (h) Menampilkan objek yang tidak dapat dilihat secara langsung (2) Kekurangan a) Biaya relatif mahal untuk tahap awal. b) Kemampuan SDM dalam penggunaan multimedia masih perlu ditingkatkan. c) Belum memadainya perhatian dari pemerintah, dan d) Belum memadainya infrastruktur untuk daerah tertentu. Jonassen berpendapat bahwa pembelajaran berbasis TIK dapat mendukung terjadinya proses belajar yang: 1) Active, yaitu memungkinkan siswa terlibat aktif dikarenakan proses belajar yang menarik dan bermakna. 2) Constructive, yaitu memungkinkan siswa menggabungkan konsep/ide baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna yang selama ini ada dalam pikirannya. 3) Collaborative, yaitu memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau masyarakat untuk saling bekerja sama, berbagi ide, saran dan pengalaman. 4) Intentional, yaitu memungkinkan siswa untuk aktif dan antusias berusaha mencapai tujuan yang diinginkannya. 5) Conversational, yaitu memungkinkan siswa untuk melakukan proses sosial dan dialogis di mana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. 6) Contextualized, yaitu memungkinkan siswa untuk melakukan proses belajar pada situasi yang bermakna (real-world), dan 7) Reflective, memungkinkan siswa untuk dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merengkannya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.20
20
Rahayu Kariadinata, Penerapan Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia, http://educare.e-fkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=83 diunduh 23 April 2011.
19
g. Video Pembelajaran Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun berkelompok. Daryanto memberikan definisi bahwa “media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial.”21 Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran, selain dapat digunakan media persentasi dan CD multimedia interaktif, ia juga dapat dimanfaatkan untuk memutar video pembelajaran. Video pembelajaran yang bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. 1) Karakteristik Video a) b) c) d) e) f) g)
h) i) j)
Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan Pesan yang disampaikan cepat dan mudah. Mengembangkan imajinasi peserta didik. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik. Sangat mempengaruhi emosi seseorang. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu menunjukan rangsangannya sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa. Semua peserta didik dapat belajar melalui video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa. Dengan video siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi.22
2) Keuntungan Menggunakan Video ”Keuntungan menggunakan video antara lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, video menambah suatu
21 22
Daryanto. Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), Cet. I, h. 88. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran..., h. 127.
20
dimensi baru terhadap pembelajaran.”23 Selain keuntungan diatas video dapat mempermudah guru dalam hal penyampaian materi pelajaran. Video juga memberikan keuntungan kepada siswa dalam menerima materi secara mudah dan proses pembelajaran menjadi lebih bervariasai dan menyenangkan. 3) Kelemahan Media Video a) Fine details artinya media tayangan tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna. b) Size information artinya tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran sebenarnya. c) Third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh video umumnya berbentuk dua dimensi. d) Opposition artinya pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya. e) Setting artinya kalau kita tampilkan adegan dua orang yang sedang bercakap-cakap diatara kerumunan banyak orang, akan sulit bagi penonton uantuk menebak diman kejadian tersebut berlangsung, bisa saja ditfsirkan di pasar, di stasiun, atau tempat keramaian lain. f) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya. g) Budget artinya biaya untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.24
2. Motivasi Menurut Hamzah B. Uno memberikan definisi bahwa “motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang berada dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.”25 Menurut Mc. Donald seperti yang dikutip oleh Arief S. Sadiman motivasi adalah perbuatan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald, bahwa motivasi juga mengandung tiga elemen penting, yaitu:
23
Daryanto. Media Pembelajaran..., Cet. I, h. 90. Daryanto. Media Pembelajaran..., Cet. I, h. 90 25 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara), Cet. VII, h. 3. 24
21
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa feeling afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan manusia. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi, motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculan karena terangsang dan terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini menyangkut soal kebutuhan. 26 Menurut Morgan seperti yang dikutip oleh Toeti Soekanto motivasi dapat didefinisikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Dan juga menurut Worrel dan Stilwell, apabila seseorang mempunyai motivasi positif maka ia akan: a. ”memperlihatkan minat, mempunyai perhatian dan ingin tahu; b. bekerja keras, serta memberikan waktu kepada usaha tersebut, dan c. terus bekerja sampai tugas terselesaikan.”27 Selain itu, menurut Hamzah B. Uno berdasarkan sumbernya motivasi juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu ”motivasi intrinsik timbulnya tidak dari luar karena karena memang ada dalam diri individu tersebut, dan motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu.”28 Dimana untuk proses belajar mengajar, motivasi intrinsik lebih menguntungkan karena biasanya dapat bertahan lama. Untuk motivasi ekstrinsik dapat diberikan oleh guru dengan jalan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi kondusif. Dengan jalan memberi penguatan-penguatan maka motivasi yang mulanya bersifat ekstrinsik diharapkan akan berubah menjadi motivasi intrinsik. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik: a. Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaanya, maupun keyakinannya. b. Pendidikan menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya. 26
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar…, h. 73. Toeti Soekanto, dkk, Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran, (Jakarta: UT, 1994), h. 39. 28 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 4. 27
22
c. Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu, apabila mengalami kesulitan, baik secara pribadi maupun akademis. d. Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya. e. Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.29 Dengan demikian motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Seperti proses yang digambarkan oleh Don Hellrigel dan Jhon W. Slocum sebagai berikut: Needs, Behavior
desires, or expectation
Feedback
Goals Gambar 1 Proses Motivasi Dasar30
Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakn tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung Indikator motivasi belajar dapat di klasifikasikan sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.
29
Adanya hasrat dan keinginan berhasil. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar Adanya harapan dan cita-cita masa depan. Adanya penghargaan dalam belajar. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.31
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 4. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 5 31 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 23. 30
23
Dari semua beberapa penhgertian tentang motivasi dapat disimpulkann bahwa motivasi merupakan suatu dororngan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan secara maksimal dengan cara meningkatkan kemampuannya.
3. Hakikat Belajar a. Pengertian Belajar Menurut James O. Wittaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto mendefinisikan “belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau di ubah melalui latihan dan pengalaman.”32 Sedangkan menurut Gornbach seperti yang di kutip oleh Sumadi Suryabarata menyatakan bahwa “learning is show by a change in behavior as a result of experience, jadi menurut Gornbach belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca indera.”33 Berbeda dengan Kingsley, menurut Kingsley seperti yang dikutip oleh Sumadi Suryabarata mendefinisikan belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.34 Sedangkan Muhibin Syah mendefinisikan “belajar sebagai kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fudamental dalam penyelenggraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.”35 Jadi menurut definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan proses perubahan baik tingkah laku maupun kecakapan baru yang terjadi karena sebuah proses yang disengaja dan dengan penuh usaha yang keras.
32
Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 104. Sumadi, Suryabarata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h. 231. 34 Wasty, Soemanto, Psikologi Pendidikan..., h. 104. 35 Muhibbin, Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. I, h. 59. 33
24
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, salah satunya menurut Arden N. Fanderson mengatakan bahwa terdapat faktor psikologis dalam belajar diantaranya yakni: 1) adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas; 2) adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju; 3) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman; 4) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun kompetensi; 5) adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran; 6) adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar;36 Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa di bedakan menjadi tiga faktor yaitu faktor internal siswa, faktor eksternal siswa dan pendekatan belajar. Pendekatan belajar adalah segala macam bentuk strategi cara yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran tertentu. Muhibbin Syah menyajikan beberapa faktor tersebut ke dalam bentuk tabel berikut: Tabel 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar37 Ragam Faktor dan Unsurnya Internal Siswa
Eksternal Siswa
1) Aspek Fisiologis:
1) Lingkungan Sosial:
Pendekatan 1) Pendekatan Tinggi
a) Tonus jasmani
a) Keluarga
a) Speceulative
b) Mata dan
b) Guru dan Staf
b) Achieving
Telinga
c) Masyarakat d) Teman
2) Aspek Psikologis a) Intelegensi
36 37
2) Lingkungan Nonsosial
Sumadi, Suryabarata, Psikologi Pendidikan..., h. 236. Muhibbin, Syah, Psikologi Belajar..., Cet. I, h. 140.
2) Pendekatan Menengah:
25
b) Minat
a) Rumah
a) Analitical
c) Bakat
b) Sekolah
b) Deep
d) Motivasi
c) Peralatan d) Alam 3) Pendekatan Rendah: a) Reproductive b) Surface
4. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diartikan sebagai suatu studi tentang manusia yang dipelajari oleh anak didik ditingkat sekolah dasar dan menengah. Menurut kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terbagi menjadi beberapa kajian yaitu ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya terfokus pada satu kajian yaitu pada kajian pembelajaran sejarah. Sedangkan Abdul Aziz Wahab menyatakan “dimana sejarah merupakan suatu proses interaksi serba terus-menerus antara fakta sejarawan dengan fakta-fakta apa adanya.”38 Menurut Robert Daniel sejarah ialah kenangan masalah pengalaman umat manusia. James Banks menyatakan bahwa menyatakan bahwa semua peristiwa masa lampau adalah sejarah (sejarah sebagai kenyataan). Depdiknas memberikan pengertian “sejarah sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini.”39 Sejarah dapat membantu siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang atau disebut sebagai tujuan-tujuan yang akan datang atau sebagai tujua-tujuan baru pendidikan sejarah. 38
Abdul, Aziz Wahab, Konsep Dasar IPS. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) h. 4.1. Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 287. 39
26
Dengan demikian sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa kehidupan manusia pada masa lampau sehingga sejarah memiliki tugas pokok yaitu membuka kegelapan kehidupan umat manusia masa lampau untuk dipaparkan masa sekarang, dengan tujuan agar generasi masa kini dapat mengetahui, memahami, dan mencontoh hal-hal yang positif dari generasi masa lampau. Menurut Dadang Supardan “pada umumnya para ahli sejarah membagi peranan dan kedudukan sejarah pada tiga hal yaitu sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu, dan sejarah sebagai peristiwa.”40 Mempelajari peristiwa masa lampau dan dihubungkan dengan kejadian serta pengalaman aktual hari ini akan sangatlah berguna, karena kita dapat memprediksi kejadian masa yang akan datang. Belajar dan mengkaji sejarah bukan merupakan kegiatan yang statis melainkan suatu telaah dinamis demi masa yang akan datang.
b. Karakteristik Pembelajaran Sejarah Karakteristik sejarah ilmu yang berhubungan erat dengan waktu sehingga sejarah sering pula dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari waktu yakni waktu lampau, kini dan waktu yang akan datang. Waktu merupakan konsep dasar pada sejarah karena peristiwa tidak dapat dikatakan suatu fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu terjadinya terutama waktu yang menunjukkan masa lampau. Waktu terutama waktu yang telah lamapu, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang bersangkutan. Peristiwa sejarah dapat dikatakan sejarah bila terkait dengan waktu. Waktu adalah ruang dimana secara karakteristik ruang lebih dekat dengan kajian geografi. Dimana seorang filsuf Jerman mengemukakan bahwa sejarah dengan geografi merupakan ilmu dwitunggal, artinya penelaah sesuatu peristiwa berdasrkan dimensi waktunya, tidak dapat dilepas dari ruang waktu terjadinya. Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya sedangkan geografi menunjuk pada 40
288.
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural..., h.
27
dimana peristiwa itu terjadi. Dimana peristiwa merupakan suatu rentetan peristiwa atau pengalaman sejarah masa lampau berdasarkan urutan waktu terjadinya.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah, terlebih dahulu peneliti melakukan kajian terhadap penelitian yang relevan. Yaitu: 1. Nurbayati pada tahun 2009 dengan judul Efektivitas Pengguanaan Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Islam Al-Azhar 12 Cikarang-Bekasi. Penelitian tersebut difokuskan
pada
masalah
penggunaan
audio
visual
media
pembelajaran dalam proses pembelajaran. Adapun hasilnya adalah media audio visual dapat memudahkan belajar, menarik perhatian siswa, membangkitkan motivasi dan mampu memberikan stimulus. 2. Dwi Purwanto pada tahun 2009 dengan judul Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Penelitian tersebut difokuskan pada masalah rendahnya motivasi belajar siswa. Adapun hasilnya adalah media pembelajaran dapat meingkatkan motivasi belajar siswa.
C. Kerangka Pikir Media merupakan sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan. Dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar/pembelajaran pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. IPS mengandung empat cabang ilmu yakni sejarah, geografi, sosiologi dan ekonomi. Keempat bidang studi tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda dan tentunya harus menggunakan pembelajaran yang kreatif guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
28
Motivasi merupakan suatu daya atau kemampuan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dan dengan pemanfaatan suatu media diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti proses latihan secara tetrus menerus yang ditandai dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Motivasi dan hasil belajar memiliki hubungan yang sangat erat dengan penggunaan media. Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru maupun peserta didik sebagai pengajar bertujuan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya. Sejauh mana peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran diketahui maka penelitian ini diaplikasikan melalui metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan tehadap permasalahan yang alamiah dan nyata dalam kegiatan pembelajaran. Tindakan perbaikan terhadap masalah yang terjadi tersebut dilakukan oleh guru dalam beberapa siklus disesuaikan dengan tingkat penyelesaian masalah.
D. Hipotesis Tindakan Media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bina Sejahtera Depok semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 pada tanggal 18 Juli 2011 sampai dengan 18 Agustus 2011. Peneliti memilih sekolah tersebut menjadi lokasi penelitian dikarenakan secara geografis lokasi sekolah strategis, artinya dekat dengan lokasi kediaman peneliti. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian sekolah tersebut mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sejarah.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bina Sejahtera Depok semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 di kelas VIII B. Pada tanggal 18 Juli 2011 sampai dengan 18 Agustus 2011. Jadwal kegiatan selama peneliti melakukan penelitian dapat dilihat pada tabel 2.
29
30
Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian Kegiatan Studi pendahuluan
Mar
Penyusunan proposal
√
Apr
Mei
Juni
√
√
Juli
Ags
√
√
Sep
√ √
Penyusunan instrumen penelitian Pelaksanaan penelitian
√
Mengolah dan menganalis data
√ √
Menyusun laporan penelitian
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan 1. Metode Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research, yang hanya terfokus pada suatu kajian yang berawal dari situasi alamiah kelas. Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan. Menurut Rapport seperti yang di kutip oleh Kunandar mendefinisikan “penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.”1 Arikunto mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.2 Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan
profesionalisme
pendidik
dalam
menangani
proses
pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan
1
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. V, h. 46. 2 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 3.
31
kelas, diharapkan kemampuan pendidik dan proses pembelajaran semakin meningkat kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan. Peneliti berusaha merefleksikan secara kritis dan kolaboratif terhadap suatu kajian yang benar-benar berawal dari situasi alamiah kelas, dengan memberikan intervensi tindakan tanpa merubah kealamiahan situasi sebagai upaya melakukan
perbaikan
berupa
peningkatan
kualitas
sosial
dan
kualitas
pembelajaran melalui implementasi rencana pembelajaran.
2. Desain Intervensi Tindakan Desain intervensi tindakan kelas yang digunakan adalah model spiral Kemmis & Mc. Taggart. Hopkins (1993) seperti yang dikutip oleh Wiriatmaja menjelaskan tahapan model spiral ini terdiri dari empat komponen yaitu: a. Perencanaan (Planning) b. Tindakan (Action) c. Pengamatan (Observation) d. Refleksi (Reflecting)3 Empat komponen menurut Kemmis dan Mc Taggart (1998) yang dikutip oleh Kunandar penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari dari empat momentum esensial yaitu: a. Penyususnan Rencana Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK disusun berdasarkan hasil pengamatan awal yang refleksif. b. Tindakan Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali. Tindakan harus didasari dengan niat untuk memperbaiki proses pembelajaran. c. Pengamatan
3
Rochiati Wiriatmadja, Metode Peneltian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 66-67.
32
Observasi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Objek observasi adalah seluruh proses tindakan yang terkait dari keadaan dan kendala tindakan yang direncanakan dan pengaruhnya. Yang dimulai dari proses pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja pembelajaran. d. Refleksi Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang yang nyata dalam tindakan strategis. 4
Dengan demikian untaian dari keempat komponen tersebut dipandang sebagai suatu siklus tergantung kepada tingkat penyelesaian masalah atau kriteria ketercapaian indikator.
Gambar 2 Model Spiral Kemmis & Mc. Taggart5
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII B semester ganjil di SMP Bina Sejahtera Depok tahun ajaran 2011/2012. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 10 siswa 4
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru..., h. 71. 5 http://www.google.co.id/imglandingq=model+spiral+Kemmis, diunduh 23 April 2011
33
perempuan. Pada penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan 1 orang guru mata pelajaran sejarah yang bertindak sebagai observer guna mengamati seluruh proses belajar mengajar yang berlangsung.
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai peneliti sekaligus guru mata pelajaran sejarah yang berperan langsung pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran di kelas VIII B semester ganjil di SMP Bina Sejahtera Depok.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari beberapa siklus, yang tergantung pada tingkat penyelesaian masalah. Berikut adalah gambaran tentang langkahlangkah yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini: 1.
Persiapan Pra Penelitian, yaitu: a. Orientasi lapangan melalui wawancara terhadap guru mata pelajaran sejarah yang mengajar di kelas VIII B tahun ajaran 2011/2012 untuk menjaring permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan. b. Menganalisis hasil wawancara dengan menentukan fokus permasalahan yang akan diteliti. c. Mendiskusikan rancangan penelitian berdasarkan fokus permasalahan yang akan diteliti dengan pembimbing, ahli dan rekan sejawat. d. Mengkaji literatur dan hasil-hasil penelitian yang serupa.
2.
Siklus I, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut: a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning) 1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. 2) Merancang strategi dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.
34
3) Menemukan
indikator-indikator
ketercapaian
keberhasilan
dalam
pembelajaran. 4) Mendiskusikam RPP dengan guru kolaborator. 5) Menyusun instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data yang terdiri dari tes dan non tes, untuk instrumen tes berupa soal tes pilihan ganda untuk menjaring penguasaan konsep siswa, sedangkan instrumen non tes untuk menjaring skor sejauh mana motivasi belajar siswa, dan tanggapan terhadap kegiatan pembelajaran. 6) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati sebagai pedoman lembar observasi. 7) Menyusun hand out untuk mendukung penerapan media audio visual video pembelajaran. 8) Mempersiapkan alat atau media pembelajaran serta sumber-sumber belajar yang dibutuhkan seperti lap top, LCD, dan Kaset VCD. b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan 1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. 2) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif peserta didik sebelum menerima pelajaran, guru memberikan tes kemampuan awal (pretes). 3) Guru
mengadakan
kontekstual
dengan
kegiatan
pembelajaran
memanfatkan
media
melalui audio
pendekatan
visual
video
pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan meliputi: a) Kegiatan menyimak video pembelajaran (1) Guru mengadakan pembagian kelompok kecil. Guru membagi siswa kedalam 3 kelompok, tiap kelompok terdiri dari ± 7-8 siswa yang telah ditentukan sebelumnya. (2) Melaksanakan pretes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan. (3) Pembagian hand out sebagai penunjang kegiatan menyimak video pembelajaran.
35
(4) Guru membimbing siswa dengan memberikan arahan. (5) Guru mulai untuk memutarkan video pembelajaran. (6) Siswa
melakukan
pengamatan
atau
menyimak
video
pembelajaran yang disajikan. (7) Siswa mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk diskusi kelompok. (8) Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada hand out dan memberikan kesimpulan. (9) Observer melaksanakan tugasnya yaitu melakukan observasi berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada lembar observasi. (10)
Guru memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana
tingkat motivasi belajar siswa pada akhir siklus I. (11)
Melaksanakan postes untuk mengetahui tingkat penguasaan
konsep siswa terhadap bidang studi sejarah pada akhir siklus I. c. Pengamatan (Observasi) 1) Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi mengenai aktivitas motivasi belajar siswa yang dapat terlihat secara langsung selama diskusi dan menyimak video pembelajaran sesuai dengan lembar observasi. 2) Melakukan diskusi antara peneliti dan observer tentang kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung. d. Refleksi Siklus I 1) Melakukan evaluasi tindakan dengan menganalisis seluruh data pada siklus I melalui instrumen tes soal pilihan ganda, lembar observasi, instrumen skala motivasi belajar. 2) Merefleksikan kekurangan pada siklus I, dengan menentukan kendalakendala berdasarkan temuan di kelas dan merencanakan tindakan selanjutnnya berdasarkan hasil analisis reflektif yang dilakukan secara kolaboratif. Berdasarkan refleksi siklus I maka peneliti akan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
36
3.
Siklus II, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut: a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning) 1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. 2) Merancang strategi dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui pemanfaatan media audio visual video pembelajaran. 3) Menemukan
indikator-indikator
ketercapaian
keberhasilan
dalam
pembelajaran. 4) Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator. 5) Menyusun instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data yang terdiri dari tes dan non tes, untuk instrumen tes berupa soal tes pilihan ganda untuk menjaring penguasaan konsep siswa, sedangkan instrumen non tes untuk menjaring skor sejauh mana motivasi belajar siswa, dan tanggapan terhadap kegiatan pembelajaran. 6) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati sebagai pedoman lembar observasi. 7) Menyusun hand out untuk mendukung penerapan media audio visual video pembelajaran. 8) Mempersiapkan alat atau media pembelajaran serta sumber-sumber belajar yang dibutuhkan seperti lap top, LCD, dan Kaset VCD. b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan 1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. 2) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif peserta didik sebelum menerima pelajaran, guru memberikan tes kemampuan awal (pretes). 3) Guru
mengadakan
kontekstual
dengan
kegiatan
pembelajaran
memanfatkan
media
pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan meliputi: b) Kegiatan menyimak video pembelajaran
melalui audio
pendekatan
visual
video
37
(1) Guru mengadakan pembagian kelompok kecil. Guru membagi siswa kedalam 3 kelompok, tiap kelompok terdiri dari ± 7-8 siswa yang telah ditentukan sebelumnya. (2) Melaksanakan pretes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan. (3) Pembagian hand out sebagai penunjang kegiatan menyimak video pembelajaran. (4) Guru membimbing siswa dengan memberikan arahan. (5) Guru mulai untuk memutarkan video pembelajaran. (6) Siswa
melakukan
pengamatan
atau
menyimak
video
pembelajaran yang disajikan. (7) Siswa mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk diskusi kelompok. (8) Guru memberikan games untuk menjaring pemahaman siswa. (9) Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja siswa dan memberikan kesimpulan. (10)
Observer
melaksanakan
tugasnya
yaitu
melakukan
observasi berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada lembar observasi. (11)
Guru memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana
tingkat motivasi belajar siswa pada akhir siklus II. (12)
Melaksanakan postes untuk mengetahui tingkat penguasaan
konsep siswa terhadap bidang studi sejarah pada akhir siklus II. c. Pengamatan (Observasi) 1) Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi mengenai aktivitas motivasi belajar siswa yang dapat terlihat secara langsung selama diskusi dan menyimak video pembelajaran sesuai dengan lembar observasi. 2) Melakukan diskusi antara peneliti dan observer tentang kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung.
38
d. Refleksi Siklus II 1) Melakukan evaluasi tindakan dengan menganalisis seluruh data pada siklus II melalui instrumen tes soal pilihan ganda, lembar observasi, instrumen skala motivasi belajar, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. 2) Merefleksikan kekurangan pada siklus II, dengan menentukan kendala-kendala berdasarkan temuan di kelas dan merencanakan tindakan selanjutnnya berdasarkan hasil analisis reflektif yang dilakukan secara kolaboratif.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Proses pembelajaran melalui pemanfaatan media audio visual video pembelajaran ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi beberapa indikator, yaitu: 1. Peningkatan motivasi belajar siswa pada setiap siklus, bedasarkan hasil skor instrumen skala motivasi belajar sesudah intervensi tindakan dilakukan. 2. Peningkatan nilai siswa, berdasarkan hasil pretes dan postes serta dilihat dari ketuntasan belajar yang diharapkan mencapai nilai KKM yaitu 7,00 pada bidang studi sejarah kelas VIII B SMP Bina Sejahtera Depok.
G. Data dan Sumber Data 1. Data untuk mengetahui motivasi belajar siswa dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada bidang studi sejarah berupa angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan positif dan negatif sesuai dengan indikator. Angket tersebut dijawab oleh masingmasing siswa kelas VIII B semester ganjil tahun ajaran 2011/2012. 2. Data hasil belajar kognitif yaitu berupa tes objektif yang menjaring penguasaan konsep siswa dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda yang diberikan pada saat sebelum proses belajar mengajar berlangsung
39
(pretes), maupun setelah proses belajar mengajar (postes). Tes tersebut diberikan kepada siswa VIII B SMP Bina Sejahtera Depok semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.
H. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi non tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung kepada peserta didik ataupun guru. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa. Pedoman wawancara kepada guru menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan guru dalam mengajarkan sejarah. Sedangkan pada wawancara pada siswa bertujuan untuk mengetahui pandangan siswa terhadap pelajaran sejarah dan kesulitan dalam mempelajari sejarah. Berikut kisi-kisi penulisan pedoman wawancara. Adapun produk setiap instrumen penelitian terlampir. Tabel 3 Kisi-Kisi Penulisan Pedoman Wawancara No. 1.
Pokok Masalah Gambaran umum SMP Bina
Dimensi 1. Keadaan guru.
Sejahtera 2.
Program
Guru
Butir 1
pembelajaran Sejarah
1. Persiapan
Guru
pembelajaran
pelaksanaan
pembelajaran
Sejarah di SMP
pembelajaran.
Sejarah
Bina Sejahtera
Nomor
Sumber
2. Metode
2
3
pembelajaran. 3. Media Pembelajaran.
9, 10
40
3.
Kendala dalam
1. Kesulitan
Guru
5, 6, 8
proses
siswa dalam
pembelajaran
pembelajaran
proses
Sejarah
Sejarah
pembelajaran sejarah. 2. Motivasi
4
siswa. 3. Interaksi guru
7
dan siswa.
2. Tes Bentuk tes objektif yang digunakan adalah tes objektif yang dapat mengukur tingkat penguasaan konsep siswa pada bidang studi sejarah sebelum dan setelah penerapan pembelajaran pemanfaatan media audo visual video pembelajaran berlangsung. Soal tes yang digunakan tersebut diuji coba terlebih dahulu kemudian dihitung validitas, reliabilitas dan tingkat kesukarannya. Tes obejektif tersebut disusun berdasarkan kisi-kisi soal. Untuk mengumpulkan data hasil belajar penguasaan konsep peneliti menggunakan soal tes objektif dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Tes tersebut diberikan sebelum materi diajarkan (pretes) dan sesudah materi diajarkan (postes). Berikut kisi-kisi instrumen penulisan soal siklus I dan II. Adapun produk setiap instrumen penelitian terlampir. Tabel 4 KISI-KISI INSTRUMEN PENULISAN SOAL SIKLUS I TAHUN PELAJARAN 2011/2012 No.
1.
Kelas/ Smt
VIII/1 (Ganjil)
Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat, serta
Materi
Indikator
Terbentuknya 1.Mendeskripsikan kolonialisme dan mengkaji dan berbagai konsep imperialisme kolonialisme dan Barat
imperialisme.
No Soal
3, 5
41
pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah Kebijakankebijakan pemerintah, kolonial
2.Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya kolonialisme dan imperialisme.
Penjelajahan Samudra dan 3.Menguraikan proses perkembangan kedatangan aktifitas bangsa Barat penjelajahan di Indonesia
samudra oleh bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia.
Pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan – kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah Bentuk – bentuk perlawanan rakyat dalam menentang kolonialisme Barat diberbagai daerah
4.Menguraiakan reaksi rakyat Indonesia terhadap pembentukan VOC
22, 23, 24
1, 2, 4, 6, 7, 8, 9,10, 28
11, 12, 13, 17, 18, 20, 25, 26, 27
14, 15, 16, 19, 21, 29, 30
42
Tabel 5 KISI-KISI INSTRUMEN PENULISAN SOAL SIKLUS II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 No. 1.
Kelas/S mt VIII/1 (Ganjil)
Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah
Materi Kebijakankebijakan pemerintah, kolonial
Indikator 1. Mengidentifikasi kebijakankebijakan pemerintah kolonial
No Soal 8,9, 10,11 12, 13, 15, 16, 18, 19, 20, 21
P engaruh yang 2. Mengidentifikasi ditimbulkan oleh pengaruh yang kebijakan – ditimbulkan oleh kebijakan kebijakan – pemerintah kebijakan kolonial di pemerintah berbagai daerah kolonial di berbagai daerah
1, 2, 4, 14, 17, 24
Bentuk –bentuk 3. Menguraiakan perlawanan reaksi rakyat rakyat dalam Indonesia menentang terhadap kolonialisme pembentukan Barat diberbagai VOC daerah Daerah-daerah persebaran agama Nasrani Barat diberbagai daerah 4. Mengidentifikasi daerah –daerah persebaran agama Kristiani
5, 6,7, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30 3
3. Lembar Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secra sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam
43
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.6 Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemunculan motivasi belajar siswa baik pada siklus I maupun siklus II. Lembar observasi tersebut berisi beberapa pernyataan seputar aktivitas siswa yang memuat setiap indikatorindikator motivasi belajar siswa yang dapa diamati secara langsung. Lembar observasi dipegang oleh observer dan digunakan pada saat diskusi kelompok dan kegiatan menyimak video pembelajaran. Berikut kisi-kisi lembar observasi. Adapun produk setiap instrumen penelitian terlampir. Tabel 6 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa No. 1.
Dimensi Minat
Nomor
Indikator a. Memberikan respon positif terhadap
Butir 2
pembelajaran. b. Memperhatikan penjelasan guru.
3
c. Berperan aktif dalam diskusi
5
kelompok. 2.
3.
Keaktifan
Ketekunan
a. Mengajukan pertanyaan.
4
b. Mengajukan pendapat.
6
a. Mengerjakan tugas.
1, 7
Tabel 7 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru No. 1.
Dimensi Apresepsi
Nomor
Indikator a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Butir 1
b. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan materi sebelumnya. 6
2
Zainal, Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remja Rosdakarya, 2010), Cet. II, h. 153.
44
2.
Pembelajaran a. Menjelaskan materi.
3
inti
5
b. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya. c. Memberikan kesempatan siswa untuk
6
menjawab.
3.
Penutup
d. Memberikan evaluasi.
7
a. Memberikan kesimpulan.
8
b. Menutup pelajaran.
9
Tabel 8 Kisi-Kisi Lembar Observasi Proses Pembelajaran No. 1.
Dimensi Apresepsi
Nomor
Indikator a. Mengenalkan materi yang akan
Butir 1
diberikan. 2.
3.
Proses
a. Membagi kelompok siswa.
2
pembelajaran b. Menampilkan video pembelajaran.
3
c. Menjelaskan materi.
6
a. Siswa memperhatikan video
4
Minat
pembelajaran yang disimak. b. Mengajukan pendapat.
5
c. Mengajukan pertanyaan
7
d. Memberikan kesimpulan.
8
4. Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan media audio visual video pembelajaran dengan menggunakan skala likert yang memiliki 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Kuesioner yang
45
digunakan adalah kuesioner tertutup. Peneliti menggunakan kuesioner pada akhir siklus II. Adapun produk setiap instrumen penelitian terlampir. Tabel 9 Kisi-Kisi Penulisan Kuesioner Kisi-kisi Instrumen Variabel Media Audio Visual Video Pembelajaran Dimensi
Nomor Butir
Indikator
Positif (+)
Efektivitas
a. Persiapan guru
Pemanfaatan
b. Pemanfaatan
media audio
media audio
4, 5, 6, 7, 8,
visual video
visual video
9
pembelajaran
pembelajaran c. Langkah
Negatif(-)
1
Jumlah 1
2, 3,
10
8
1
evaluasi pengajaran
Tabel 10 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar Dimensi Minat
Indikator
Nomor Butir Positif (+)
a. Mempersipkan
Negatif(-) 11
Jumlah 1
materi sebelum belajar b. Mencari sumber
12
1
terbaru yang berkaitan dengan materi
Ketekunan
a. Mengulang
13
1
46
kembali materi Motivasi
a. Semangat dalam mengikuti
14, 15,
4
16,17
pelajaran b. Partisipasi siswa
19, 20
18
3
Tabel 11 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Hasil Belajar Nomor Butir
Dimensi
Indikator
Prestasi
a. Dorongan untuk
Positif (+)
Negatif(-)
21
22
Jumlah 2
sukses b. Umpan balik
23
1
c. Unggul
Pengembangan a. Dorongan untuk diri
27
24
1
25, 26
3
maju b. Peningkatan
28
1
keterampilan Kemandirian
a. Suka pada
29
1
30
1
tantangan b. Mandiri dalam bekerja
Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut: Tabel 12 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Sumber Data
Teknik Jenis Data
Pengumpulan Data
Instrumen
47
Siswa dan Analaisis kebutuhan
Melakukan
Pedoman
guru
sebelum penelitian
wawancara
wawancara
Siswa
Tingkat penguasaan
Melakukan tes awal
Tes objektif
konsep siswa sebelum
(pretes)
(butir soal
intervensi tindakan.
pilihan ganda
Pengusaan konsep sebelum menerima pelajaran. Siswa dan Aktivitas siswa selama guru
Observasi
PBM (kemunculan
Lembar Observasi
motivasi belajar) Siswa
Penguasaan konsep siswa
Melakukan tes
Tes objektif
setelah menerima
akhir (postes)
(butir soal
pelajaran Siswa
Tanggapan siswa
pilihan ganda) Kuesioner
Kuesioner
mengenai rangkaian pembelajaran yang dialami
Untuk mengumpulkan data motivasi belajar siswa dengan cara memberikan angket kepada siswa pada akhir setiap II. Peneliti juga menjaring motivasi belajar siswa yang dapat diamati secara langsung dalam bentuk aktivitas siswa selama berdiskusi dan kegiatan menyimak video pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Untuk mengumpulkan data hasil belajar berupa penguasaan konsep, peneliti memberikan soal tes objektif dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Tes tersebut diberikan sebelum materi diajarkan (pretes) dan sesudah materi diajarkan (postes). Kemudian untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai rangkaian pembelajaran yang telah siswa alami selama penelitian dilakukan, peneliti menggunakan angket yang diisi oleh siswa pada akhir siklus II.
48
I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Sebelum instrumen pengumpulan data tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang berada diluar subjek yang sudah ditetapkan. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk memenuhi syarat validitas dan reliabilitas instrumen. 1. Uji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran soal tes objektif 1) Validitas Thorndike dan Hagen seperti yang dikutip oleh Mawardi Lubis berpendapat bahwa “validitas merujuk kepada tingkatan dimana suatu instrumen memberi informasi yang relevan dengan keputusan yang dibuat.”7 Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat memberikan data yang relevan untuk membuat keputusan mengenai perilaku tertentu. Soal objektif yang akan diuji coba sebanayak 10 soal pilihan ganda, validitas soal objektif menggunakan validitas isi (content validity). Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Point Biserial,8 yaitu:
rpbis
M p Mt St
p q
Keterangan: rpbis = koefisien korelasi point biserial. Mp
= rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya.
Mt
= rata-rata skor total
St
= standar deviasi dari skor total
p
= proporsi subjek yang menjawab betulitem tersebut
q
7
= proporsi siswa yang menjawab salah ( q= 1 – p)
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet. I,
h. 45. 8
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2006) Edisi Revisi, h. 79.
49
Kemudian dikonsultasikan pada r table dengan kriteria pengujian sebagai berikut, jika r hitung lebih besar dari atau sama dengan r table, maka butir soal tersebut adalah valid, dan jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir soal tersebut adalah tidak valid.
2) Reliabilitas ”Reliabilitas adalah alat ukur ketetapan atau keajekan instrumen tersebut dalam mengukur apa yang di ukurnya” menurut Sudjana yang di kutip oleh Mawardi Lubis dalam bukunya.9 Uji reliabilitas untuk butir soal objektif dilakukan dengan menggunakan Anates dan rumus Kuder Richardson atau dikenal dengan K-R 20, yaitu:10 2 r11= n S pq 2
n 1
S
Keterangan: r11
= reliabilitas tes secara keseluruhan
P
= proporsi
subjek
yang
menjawab
item
yang
menjawab
item
dengan benar q
= proporsi
subjek
dengan salah (q= 1 – p)
pq
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
= jumlah butir
S
= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:11 1) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi 2) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi 3) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup
9
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai..., h. 45. Suharsimi Arikunto, , Penelitian Tindakan Kelas..., h. 100-101. 11 Suharsimi Arikunto, , Penelitian Tindakan Kelas..., h. 75. 10
50
4) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah 5) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah 3) Taraf kesukaran Uji taraf kesukaran soal adalah menghitung indeks besarannya. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui soal-soal yang mudah, sedang dan sukar, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: I=
B N
Keterangan: I
= Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B
= Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N
= Banyaknya
siswa
yang
memberikan
jawaban pada soal yang dimaksudkan
Tabel 13 Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran 0 – 0,30
Keterangan Soal kategori sukar
0,31 – 0,70
Soal kategori Sedang
0,70 – 1,00
soal kategori mudah
4) Uji validitas lembar observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemunculan motivasi belajar siswa. Lembar observasi tersebut dipegang oleh observer yang digunakan pada saat diskusi kelompok dan kegiatan menyimak video pembelajaran. Uji validitas untuk lembar observasi menggunakan validitas konstruksi (construct validity) oleh ahli dan rekan sejawat.
51
J. Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara deskriptif
dari data kuantitatif, baik untuk data tes objektif dalam rangka
mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dan peningkatan hasil belajar siswa. Untuk menganalisis peningkatan motivasi siswa setelah pembelajaran yang diperoleh dari data kuesioner, baik pada siklus I maupun siklus-siklus berikutnya, dapat diperoleh dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari total jawaban setiap pernyataan pada lembar kuesioner dengan menggunakan lima kombinasi pilihan jawaban. Pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun pernyataan negatif dinilai oleh subjek dengan pilihan jawaban; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk dapat mengetahui persentase untuk masing-masing kategori yang telah diperoleh digunakan rumus berikut: P=
F 100% N
Keterangan: P
= Persentase
F
= Frekuensi
N
= Number of Cases
Data skor peningkatan motivasi siswa yang dijaring melalui angket beserta masing-masing siswa pada siklus II berdasarkan interpretasi penyusunan skala motivasi, yang dapat terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 14 Kategori Motivasi12
12
176.
Kategori
Skor
Sangat Tinggi
75%-100%
Tinggi
50%-74.9%
Acep Yonny, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Familia 2010) h.
52
Sedang
25%-49.9%
Rendah
0-24.9%
Sedangkan untuk menganalisis peningkatan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang diperoleh dari data skor pretes dan postes, baik pada siklus I maupun siklus-siklus berikutnya, dengan cara menghitung normal gain yang merupakan selisih antara nilai pretes dan postes yang dicapai oleh siswa. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan nilai normal gain menurut Meltzer yaitu:13 Indeks Gain = skor tes akhir – skor tes awal skor maksimum – skor tes awal Berdasarkan rentang normalitas indeks gain, maka dapat dibuat kategorisasi peningkatan hasil belajar menurut Hake sebagai berikut: Tabel 15 Kriteria Konsep Siswa Berdasarkan Kriteria Normal Gain14 Rentang Indeks Gain
Kategori Peningkatan
Nilai (
) > 0.7
Tinggi
Nilai 0.7 > () > 0.3
Sedang
Nilai () < 0.3
Rendah
K. Tindak Lanjut Setelah melalui serangkaian tindakan pada siklus I, jika hasil yang diharapkan kurang dari kriteria yang ditetapkan, maka penelitian ini ditindak lanjuti dengan melakukan tahapan pada siklus II. 13
David E Meltzer, “The Reliationship between Mathematics Preparation and Concepptual Learning Gains in Physics: A possible „Hidden Variable‟ in Diagnostic Pretest Scores”, tersedia di http://physics.ia.state.edu/per/docs/addendum-on-normalized-gain.pdf, diunduh 3 November 2010. 14
Sicahard R. Hake, “Analizing Change/Gain Score”, tersedia di http://lists.asu.edu/cgibin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855, diunduh 3 November 2010.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas VIII B SMP Bina Sejahtera Kota Depok. Berdasarkan tujuan yang dirumuskan pada penelitian ini, data yang telah terkumpul meliputi data motivasi belajar siswa yang dijaring melalui angket dengan menggunakan jenis Skala Likert, hasil belajar kognitif berupa penguasaan konsep melalui tes objektif yaitu butir soal pilihan ganda dan sebagai data penunjang peneliti menggunakan lembar observasi yang berisi tentang tanggapan observer mengenai proses pembelajaran. Data tersebut dianalisis dan dibahas sebagai upaya untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan peningkatan hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.
A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Berdirinya SMP Bina Sejahtera Depok Lahirnya SMP Bina Sejahtera berawal dari keinginan akan adanya lembaga pendidikan yang repersentatif dari para tokoh di daerah setempat yakni di daerah Depok. SMP Bina Sejahtera berdiri pada awal tahun 2001 di bawah Yayasan Al-Islamiyah. Panitia pembangunan gedung SMP Bina Sejahtera Depok dibentuk oleh kepala yayasan sekaligus bertindak sebagai kepala sekolah tersebut yaitu Zainal Abidin, S.Ag. MM.
53
54
Bulan Januari 2001, dimulai pembangunan gedung sekolah yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh ketua yayasan yaitu Zainal Abidin, S.Ag. MM. Tanggal 17 Juni 2001, gedung sekolah diserahterimakan dari pimpinan bagian proyek pembinaan bantuan untuk Sekolah Swasta Pemda Kota Depok kepada Yayasan Al-Islamiyah. Tahun 2002, pertama kali SMP Bina Sejahtera membuka tingkat menengah. Jumlah murid baru 58 orang, terdiri dari kelas I: 43 orang, kelas II: 8 orang, dan kelas II : 7 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Juli 2002. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Kelahiran SMP Bina Sejahtera Depok. Tahun 2010/2011 kembali membuka pendaftaran untuk tingkat menengah. Dan pada akhir tahun pertengahan 2011 SMP Bina Sejahtera Depok telah terakreditasi dengan hasil grade B kategori Baik. a. Visi Menjadikan SMP Bina Sejahtera Depok sebagai jenjang pendidikan menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan keIndonesiaan, dengan mengapresiasi potensi-potensi anak serta perkembangan zaman. b. Misi 1) Meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan bidangnya. 2) Meningkatkan proses pembelajaran dan bimbingan kesiswaan secara optimal. 3) Meningkatkan semangat belajar dan bermoral tinggi. 4) Meningkatkan pengamalan ajaran agama dan menerapkan teknologi tepat guna dalam pembelajaran. 5) Membangun budaya ilmiah. 6) Meningkatkan mutu pelayanan dalam administrasi pendidikan. 7) Membiasakan budaya disiplin. 8) Membangun budaya kemandirian dan demokratis. 9) Menggali dan mengembangkan potensi minat dan bakat siswa.
55
c. Tujuan SMP Bina Sejahtera Depok mempunyai tujuan : 1) Menerapkan manajemen sekolah yang demokratis dan berorientasi pada mutu. 2) Membentuk
struktur
organisasi
sekolah
guna
mengefektifkan
pencapaian tujuan. 3) Mengefektifkan komite sekolah secara proporsional. 4) Merumuskan kurikulum yang dinamis dan progresif yang didasarkan pada sinergi agama, ilmu, dan kebutuhan masyarakat. 5) Membangun dan melengkapi sarana dan prasarana serta media pembelajaran yang memadai. 6) Merekrut SDM yang profesional yang berkaitan dengan guru maupun pegawai. 7) Memberikan kesejahteraan secara memadai kepada guru dan pegawai. 8) Menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (children centre). 9) Menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar. 10) Mengadakan pelatihan secara intensif bagi semua perangkat sekolah.
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Motivasi Penelitian pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Penelitian dimulai dengan melakukan kegiatan observasi ke sekolah SMP Bina Sejahtera Depok. Kegiatan ini meliputi wawancara dengan guru pembelajaran sejarah pengamatan terhadap kegiatan pembalajaran yang dilakukan oleh guru pembelajaran sejarah, bahan dan media pembelajaran yang ada di sekolah, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah SMP Bina Sejahtera Depok. Dari hasil pengamatan yang telah diamati, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Pembelajaran yang berlangsung di kelas cukup teratur, siswa umumnya memperhatikan penjelasan guru. Namun beberapa siswa
56
masih terlihat mengantuk, ataupun bermalas-malasan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran. b. Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran sejarah kepada siswa sudah cukup bervariasi, antara lain metode ceramah, tanya-jawab, diskusi. c. Dalam menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah, siswa umumnya tidak mengerti terhadap penjelasan yang guru berikan. Hal ini terbukti dari beberapa siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa terlihat hanya berdiam diri sambil
menunggu
jawaban
teman-temannya
atau
menunggu
bimbingan langsung dari guru pengajar. d. Terhitung beberapa siswa yang sangat aktif menjawab dan bertanya kepada guru mengenai materi yang sedang dijelaskan, namun banyak siswa yang sekedar diam dan hanya mendengarkan. Kegiatan
wawancara
yang
selanjutnya
dilakukan
oleh
peneliti.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, umumnya siswa telah memiliki sebuah motivasi yang cukup bagus, namun terlihat beberapa siswa yang motivasi belajarnya masih terbilang cukup rendah. Bahkan ada sebuah rombongan kelas VIII yang motivasi belajarnya masih kurang dibandingkan dengan rombongan kelas yang lain, yaitu kelas VIII B. Untuk itu peneliti disarankan oleh guru pembelajaran sejarah sekaligus guru kolaborator untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas di kelas VIII B tersebut. Sedangkan hasil wawancara dengan siswa yang terbilang kurang motivasi belajar sejarahnya, diperoleh pendapat bahwa hal yang menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar sejarah adalah materi sejarah yang cenderung membosankan dan membuat kantuk. Oleh sebab itu, peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran, untuk meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, msing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
57
Pada siklus I, pada tahap ini peneliti membuat RPP dan mendiskusikan rancangan pembelajaran bersama dengan guru kolaborator. Hal ini dilakukan agar rencana pembelajaran yang dibuat sesuai dengan materi yang sedang berjalan dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh sekolah SMP Bina Sejahtera. Selain itu didiskusikan juga mengenai tes awal dan tes akhir siklus yang akan digunakan agar sesuai dengan kriteria penilaian yang ditetapkan oleh sekolah. Kegiatan selanjutnya dalam tahap ini adalah membaca dan memahami isi dari lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan oleh guru pembelajaran sejarah di kelas tersebut. Kegiatan ini dilakukan untuk menyesuaikan tahap perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti dengan ketetapan yang telah dibentuk oleh guru mata pelajaran dan sekolah. Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran (RPP) yang telah didiskusikan bersama dengan guru kolaborator. Untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini mencakup materi proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat. Secara keseluruhan, siswa telah hadir di dalam kelas sebelum guru memasuki ruang kelas. Namun beberapa siswa belum berada dibangkunya masing-masing. Mereka terlihat sibuk menuju bangku mereka setelah mengetahui guru yang mengisi jam pelajaran telah hadir. Dan lebih dari separuh siswa belum mempersiapkan peralatan belajar matematika mereka. Para siswa cukup sibuk membuka tas mereka untuk mengeluarkan peralatan belajar mereka setelah ketua kelas menuntun siswa memberikan salam kepada gurunya. Proses pembelajaran diawali dengan postes. Dan dilanjutkan dengan pembagian kelompok sebanyak 3 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang siswa yang ditunjuk oleh guru. Selanjutnya yaitu aktivitas siswa dalam menyimak video pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hanya sebagian kecil siswa yang antusias menyimak video yang diputar oleh guru. Hal ini senada proses pemberian materi, hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan dengan seksama penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Siswa lainnya terlihat sedang asyik mengobrol dengan teman semejanya, membaca buku pelajaran yang lain, bahkan ada yang mengantuk. Bahkan ketika guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan
58
tentang video yang disimak, siswa merasa malu dan enggan untuk mengemukakan pendapatnya. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I, peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum berhasil menerapkan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran sejarah. Selain itu, motivasi siswa pun masih perlu ditingkatkan. Walaupun demikian, sebagian besar siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar sejarah dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. Pada tahap perencanaan dalam siklus II, peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), video pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru, siswa dan kegiatan pembelajaran dan angket. Peneliti mendiskusikan dengan guru kolaborator sekaligus observer, tindakan yang akan dilaksanakan bercermin pada hasil refleksi yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu dilakukan diskusi mengenai soal tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pembelajaran siklus II ini siswa akan dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 7-8 orang siswa. Namun pada siklus kedua, pembagian kelompok akan diserahkan kepada siswa agar mereka lebih termotivasi dan berperan aktif karena berada pada kelompok yang disukainya. Tiap kelompok akan dipimpin oleh satu orang siswa yang berperan sebagai ketua kelompok. Dengan diskusi kelompok ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan tumbuhnya rasa tanggung jawab sosial pada diri siswa. Hasil yang diharapkan pada siklus II ini para siswa semakin tertarik dengan pelajaran sejarah, dan terjadi peningkatan persentase jumlah siswa pada aktivitas motivasi belajar sejarah dari siklus sebelumnya. Dipertemuan ini, materi yang diberikan adalah proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat serta pengaruhnya di berbagai daerah. Sama halnya dengan tugas dipertemuan sebelumnya, tugas yang akan diberikan pada pertemuan ini adalah diskusi secara kelompok. Sudah semua siswa berada diruang kelas setelah sebelum guru memasuki ruang kelas. Siswa yang telah berada dikursinya masing-masing juga mulai
59
bertambah. Bahkan hampir seluruh siswa telah mempersiapkan peralatan belajar siswa. Para siswa juga terlihat siap untuk mempelajari materi pembelajaran sejarah yang akan diberikan pada pertemuan ini. Tidak berbeda dengan pertemuan sebelumnya pertemuan diawali dengan pretes. Namun yang berbeda dengan pertemuan sebelumnya kali ini peneliti yang bertindak sebagai guru mata pelajaran memberikan permainan berupa ice breaking berupa kuis mengenai materi sebelumnya pada awal pembelajaran, manfaatnya adalah untuk meingkatkan motivasi siswa pada pembelajaran sejarah. Pada pertemuan kali ini, siswa yang tidak memperhatikan video pembelajaran yang diberikan guru sedikit berkurang. Hampir seluruh dari jumlah siswa yang menyimak video pembelajaran dan memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Mereka terlihat antusias dan menyenangi proses pembelajaran. Setelah video pembelajaran selesai diputarkan siswa yang mau memberikan tanggapan semakin bertambah. Untuk pertemuan kali ini, siswa juga tidak lagi terdengar ribut atau gaduh dan mengantuk saat pembelajaran berlangsung. Kemudian guru memberikan tugas tersebut kepada masing-masing kelompok. Setelah tugas sampai pada setiap kelompok, suasana menjadi cukup hening. Siswa sebagian besar telah meninggalkan kebiasaan mengobrol terlebih dahulu setelah tugas diberikan. Hampir seluruh siswa telah berpartisipasi pada kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan soal postes dan mengisi angket siswa. Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah direncanakan. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingan dengan indikator keberhasilan. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran sudah berjalan dengan
baik karena semua siswa telah
60
megikuti pembelajaran dengan baik. Baik dalam menyaksikan video yang ditampilkan dan dalam mengungkapkan kesimpulan (pendapat) dan kesulitan belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar dan motivasi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan dan penelitian dihentikan pada siklus II.
2. Hasil Belajar Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMP Bina Sejahtera kelas VIII B sebanyak 25 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan guru pembelajaran sejarah kelas VIII B, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi pada saat proses pembelajaran sejarah di kelas VIII B diantaranya adalah motivasi belajar siswa rendah karena adanya anggapan siswa bahwa mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang cenderung membosankan karena berisi tentang materi saja, media yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang tertarik terhadap mata pelajaran sejarah, terkadang guru kurang memvariasikan metode dan media pembelajaran, dan rendahnya hasil belajar siswa. Terkadang siswa malas-malasan dalam belajar, siswa mengantuk saat pelajaran sejarah dimulai. Hal tersebutlah yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan
kendala-kendala
tersebut,
maka
peneliti
mencoba
menerapkan media pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran sejarah, yakni media audio visual video pembelajaran dimana media audio visual video pembelajaran yang memiliki unsur suara dan unsur gambar dimana dapat disajikan dalam berbagai bentuk tampilan yaitu seperti film ataupun video. Dan dengan demikian media audio visual video pembelajaran sangat memiliki peran dalam proses pembelajaran, terutama dalam hal penyampaian materi pelajaran. Sehingga membuat tampilan pembelajaran sejarah semakin menarik perhatian siswa.
61
Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah media audio visual video pembelajaran, motivasi serta hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, msing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran sejarah dan meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran sejarah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyimak video terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa, menyiapkan instrumen (tes hasil belajar sejarah, lembar observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, lembar wawancara dan lembar angket), dan melakukan uji instrumen. Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, maksudnya adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran sejarah. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan melaksanakan pretes selama 15 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Guru mengenalkan materi yang akan disajikan, Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil sebanyak 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 7 sampai dengan 8 orang. Setelah kelompok terbentuk guru menampilkan video pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah siswa menyaksikan video yang diputarkan, masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk memberikan kesimpulan dari video yang disimak. Setelah masing-masing kelompok menyimpulkan, guru menunjuk setiap kelompok untuk membacakan hasil kesimpulan yang telah mereka buat. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai materi yang diajarkan. Kemudian diakhiri dengan postes. Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran,
62
sekaligus mengamati aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi berupa photo-photo dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah dilakukan pretes dan postes. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Pada tahap analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah direncanakan di awal. Kemudian hasil penelitian siklus I dibandingan dengan indikator keberhasilan. Tahap refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran sejarah. Kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran diantaranya beberapa siswa
tidak
menyaksikan
video
secara
sungguh-sungguh,
dan
tidak
memperhatikan penejelasan guru. Ketika guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan dari video yang disaksikan masih terlihat ragu dan kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya, siswa yang pasif masih malu dalam mengungkapkan kesulitan belajarnya sehingga mengalami hambatan dalam memahami materi yang sedang dipelajarinya. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I, peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum berhasil menerapkan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran sejarah. Selain itu, hasil belajar dan motivasi siswa pun masih perlu ditingkatkan. Walaupun demikian, sebagian besar siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar sejarah dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. Pada siklus II, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi pada siklus I. Tahap awal adalah perencanaan, di mana peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan
63
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran sejarah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan soal pretes dan postes, mempersiapkan media pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agak sedikit berbeda dengan proses pembelajaran pada siklus I. Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari guru mata pelajaran sejarah, tujuannya adalah agar siswa tidak merasa bosan belajar sejarah dan agar lebih semangat serta antusias dalam belajar. Jadi, pada siklus II ini proses pembelajaran diawali dengan pretes selama 15 menit. Kemudian sebelum guru menampilkan video pembelajaran, guru memberikan apresepsi berupa ice breaking berupa kuis disertai permainan pada setiap siswa dan yang menjawab soal akan mendapat nilai lebih dengan catatan soal yang diberikan adalah soal materi sebelumnya dan materi yang akan diberikan selanjutnya. Kemudian guru membagi siswa kedalam 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 7 sampai 8 orang. Setelah kelompok terbentuk guru menampilkan video pembelajaran. Kemudian siswa menyaksikan video yang disimak. Setelah itu siswa diminta untuk menyimpulkan video yang telah mereka simak. Lalu guru menjelaskan materi yang diajarkan, kemudian guru dan siswa sama-sama memberikan kesimpulan. Kemudian proses pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan soal postes dan mengisi lembar angket. Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran media audio visual video pembelajaran sekaligus mengamati aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi berupa photo-photo dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah dilakukan pretes dan postes. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah direncanakan.
64
Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingan dengan indikator keberhasilan. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran sudah berjalan dengan
baik karena semua siswa telah
megikuti pembelajaran dengan baik. Baik dalam menyaksikan video yang ditampilkan dan dalam mengungkapkan kesimpulan (pendapat) dan kesulitan belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar dan motivasi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan dan penelitian dihentikan pada siklus II.
C. Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa peneliti menggunakan angket (nontes) jenis Skala Likert dengan empat kategori yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Angket tersebut berisi 30 pernyataan yang merupakan hasil uji validitas, reliabilitas dengan ahli. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Peneliti menggunakan tes kognitif butir soal pilihan ganda yang yang masing-masing berjumlah, siklus yaitu siklus I berjumlah 20 soal, yang berasal dari 30 soal dan siklus II berjumlah 20 soal yang berasal dari 30 soal, yang diujikan terlebih dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Proses pengambilan data hasil belajar sejarah pada masing-masing instrumen melalui pretes dan postes yang diambil setelah dua kali pertemuan dalam tiap siklus. Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian, yaitu dengan menggunakan rumus validitas “Point Biserial”. Pada siklus I didapatkan 14 soal yang valid yakni nomor 2, 4, 5, 8, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 20 25, 27 dan 30. Sedangkan pada siklus II didapatkan 15 soal yang valid yakni nomor 2, 5, 6 7, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 19, 20, 22, 24 dan 25. Namun untuk menyesuaikan persyaratan untuk penelitian hasil belajar peneliti melakukan penyempuranaan
65
butir soal dengan ahli, sehingga diperoleh 20 soal yang valid untuk siklus I dan 20 soal yang valid untuk siklus II. Kedua instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan Anates. Reliabilitas soal pada siklus I adalah 0,18 (kriteria rendah), sedangkan soal pada siklus II reliabilitasnya adalah 0,73 (kriteria tinggi). Reliabilitas pada sikus I dan siklus II menunjukkan pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama.
D. Analisis Data 1. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah 1) Guru selalu menggunakan media audio visual video pembelajaran selama pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
19
76%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa setuju bahwa guru selalu
menggunakan media audio visual video pembelajaran. 2) Penggunaan metode ceramah di kelas membuat pemahaman belajar saya rendah No 1.
Pernyataan Sangat Setuju
Jumlah
Persentasi
7
28%
66
2.
Setuju
14
56%
3.
Tidak Setuju
3
12%
4.
Sangat Tidak Setuju
1
4%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 28%, setuju 56%, tidak setuju 12% dan sangat tidak setuju 4%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa metode ceramah di kelas membuat pemahaman belajar rendah. 3) Metode pembelajaran ceramah membuat saya cenderung tidak semangat belajar No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
17
68%
3.
Tidak Setuju
2
8%
4.
Sangat Tidak Setuju
1
4%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 68%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 4%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa metode ceramah di kelas cenderung membuat suasana belajar kurang bersemangat. 4) Penerapan media audio visual video pembelajaran membuat situasi belajar di kelas lebih kondusif No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
7
28%
2.
Setuju
17
68%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 28%, setuju 68%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
67
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media audio visual video pembelajaran membuat situasi belajar lebih kondusif. 5) Saya menyukai penerapan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
6
24%
2.
Setuju
19
76%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 24%, setuju 76%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa menyukai penggunaan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas. 6) Media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman saya dalam upaya mengkritisi materi sejarah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
6
24%
2.
Setuju
18
72%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 24%, setuju 72%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas dapat membantu peningkatan pemahaman siswa dalam upaya mengkritisi materi sejarah. 7) Penerapan media audio visual video pembelajaran membantu saya mempermudah memahami materi sejarah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
68
1.
Sangat Setuju
11
44%
2.
Setuju
13
52%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 44%, setuju 52%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas dapat membantu dan mempermudah siswa dalam memahami materi sejarah. 8) Dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran saya tertantang dan yakin dapat mengerjakan tugas dengan baik No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
0
0%
2.
Setuju
25
100%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 0%, setuju 100%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa semua siswa setuju dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas siswa tertantang dan yakin dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik. 9) Suasana belajar di kelas menjadi lebih menyenangkan dengan penerapan media audio visual video pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
19
76%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
69
Jumlah
25
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas suasana belajar menjadi menyenangkan. 10) Guru selalu memberikan evaluasi setelah pelajaran berakhir No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
7
28%
2.
Setuju
16
64%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
2
8%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 28%, setuju 64%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 8%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa setuju bahwa guru selalu
memberikan evaluasi setelah pelajaran berakhir. 11) Saya tidak pernah membaca materi sebelum diajarkan disekolah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
2
8%
2.
Setuju
6
24%
3.
Tidak Setuju
17
68%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 8%, setuju 24%, tidak setuju 64% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut, artinya bahwa siswa selau membaca materi sebelum diajarkan di sekolah. 12) Saya memanfaatkan perpustakaan untuk mencari sumber referensi yang ditugaskan oleh guru sejarah
70
No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
20
80%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 80%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut, artinya siswa selalu memanfaatkan perpustakaan untuk mencari sumber referensi yang ditugaskan oleh guru. 13) Saya tidak pernah membahas kembali dirumah pelajaran sejarah setelah saya pulang sekolah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
8
32%
2.
Setuju
14
56%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
2
8%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 32%, setuju 56%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 8%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa tidak pernah membahas kembali pelajaran sejarah dirumah. 14) Dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar saya No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
3
12%
2.
Setuju
20
80%
3.
Tidak Setuju
2
8%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
71
Jumlah
25
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 12%, setuju 80%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa setuju bahwa siswa dengan
menggunakan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 15) Saya lebih bersemangat untuk belajar sejarah dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran dibadingkan dengan metode ceramah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
6
24%
2.
Setuju
18
72%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
1
4%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 24%, setuju 72%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 4%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa setuju bahwa siswa lebih
bersemangat untuk belajar sejarah dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran dibandingkan dengan metode ceramah. 16) Saya dapat memahami materi dengan baik setelah menggunakan metode media audio visual video pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
2
8%
2.
Setuju
21
84%
3.
Tidak Setuju
2
8%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 8%, setuju 84%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa dapat memahami
72
materi sejarah dengan baik setelah menggunakan media audio visual video pembelajaran. 17) Saya menyukai penerapan media audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
7
28%
2.
Setuju
17
68%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 28%, setuju 68%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa menyukai penerapan media audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah. 18) Saya tidak pernah memperhatikan dengan baik pada saat guru menyampaikan materi No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
3
12%
2.
Setuju
9
36%
3.
Tidak Setuju
13
52%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 12%, setuju 36%, tidak setuju 52% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju bahwa siswa tidak memperhatikan guru pada saat menyampaikan materi. Artinya siswa selalu memperhatikan ketika guru menyampaikan materi. 19) Bagi saya penggunaan media audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah dapat menghubungkan komunikasi antara guru dan siswa No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
73
1.
Sangat Setuju
7
28%
2.
Setuju
18
72%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 28%, setuju 72%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media audio visual video pembelajaran dapat menghubungkan komunikasi antara guru dan siswa. 20) Saya aktif dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
18
72%
3.
Tidak Setuju
2
8%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 72%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif ketika penggunaan media audio visual video pembelajaran. 21) Hasil belajar saya meningkat setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
19
76%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
74
Jumlah
25
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. 22) Saya merasa jenuh ketika pelajaran sejarah dimulai No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
2
8%
2.
Setuju
6
24%
3.
Tidak Setuju
17
68%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 8%, setuju 24%, tidak setuju 68% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya siswa tidak mersa jenuh ketika pelajarn sejarah dimulai. 23) Saya selalu mengerjakan tugas yang telah diberikan guru No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
6
24%
2.
Setuju
19
76%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 24%, setuju 76%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa setuju bahwa siswa selalu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 24) Saya selalu terlambat mengumpulkan tugas No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
75
1.
Sangat Setuju
3
12%
2.
Setuju
4
16%
3.
Tidak Setuju
18
76%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 12%, setuju 16%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya siswa selalu mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru. 25) Ketika ada tugas kelompok, saya malas ikut berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan tugas tersebut No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
1
4%
2.
Setuju
6
24%
3.
Tidak Setuju
18
76%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 4%, setuju 24%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya siswa selalu berpartisipasi aktif dalam mengerjakan tugas kelompok. 26) Saya malas untuk mencari informasi lebih dalam setelah selesai pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
1
4%
2.
Setuju
2
8%
3.
Tidak Setuju
22
88%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
76
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 4%, setuju 8%, tidak setuju 88% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya siswa selalu mencari informasi lebih setelah pembelajaran berakhir. 27) Sebelum guru memberikan materi pelajaran sejarah, saya harus memperlajarinya terlebih dahulu di rumah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
4
16%
2.
Setuju
18
72%
3.
Tidak Setuju
2
8%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 16%, setuju 72%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya sebelum guru memberikan materi pelajaran di sekolah, siswa mempelajarinya terlebih dahulu di rumah. 28) Ketika ada waktu senggang, saya akan gunakan untuk latihan soal sejarah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
2
8%
2.
Setuju
22
88%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 8%, setuju 88%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut. Bahwa ketika ada waktu senggang, siswa menggunakannya untuk mengerjakan soal latihan sejarah.
77
29) Ketika mendapat soal yang sulit, saya berhenti untuk menyelesaikan soal tersebut No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
2
8%
2.
Setuju
4
16%
3.
Tidak Setuju
19
76%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 8%, setuju 16%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya ketika siswa mendapat soal yang sulit, siswa akan berusaha untuk menyelesaikan tugas tersebut. 30) Saya selalu mengerjakan tugas dengan meminta bantuan orang lain No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
1
4%
2.
Setuju
2
8%
3.
Tidak Setuju
12
48%
4.
Sangat Tidak Setuju
10
40%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 4%, setuju 8%, tidak setuju 48% dan sangat tidak setuju 40%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya ketika siswa selalu mengerjakan tugas sendiri, tanpa meminta bantuan kepada orang lain. Sedangkan data skor motivasi siswa yang dijaring melalui angket beserta masing-masing siswa pada siklus II berdasarkan interpretasi penyusunan skala likert, yang dapat terlihat pada tabel 16 dibawah ini:
78
Tabel 16 Kategori Skor Motivasi Kategori
Skor
Sangat Tinggi
75%-100%
Tinggi
50%-74.9%
Sedang
25%-49.9%
Rendah
0-24.9%
Tabel 17 Data Skor Motivasi Siswa Siklus II Responden
Skor
X1
76
X2
92
X3
97
X4
77
X5
102
X6
96
X7
89
X8
88
X9
90
X 10
91
X 11
92
X 12
87
X 13
92
X 14
90
X 15
101
X 16
92
X 17
87
X 18
93
X 19
92
79
X 20
99
X 21
95
X 22
90
X 23
93
X 24
94
X 25
93
Σ
2288
Persentase
76.26% Tabel diatas menunjukan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus II hal ini terlihat dari persentase keseluruhan skor siswa yaitu 76.26% dengan kriteria sangat tinggi. Dari data skor diatas dapat disimpulkan bawa pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat diakhiri hanya sampai siklus II saja. Hal tersebut dikarenakan sudah terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus II. Tabel 18 Persentase Skor Motivasi Belajar Siswa Data Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Siklus II Jumlah Siswa Persentase 25 76.26% 0 0.0 0 0.0 0 0.0
2. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah Pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada materi proses perkembangan kolonialisme dan imperilaisme Barat serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. Data hasil belajar (pretes dan postes), n gain dan kategorisasi n gain siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
80
Tabel 19 Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I Responden
Pretes
Postes
N Gain
Kategori
X1
3
8
0.71
Tinggi
X2
4.5
6
0.27
Rendah
X3
4
6.5
0.41
Sedang
X4
3
6.5
0.5
Sedang
X5
4.5
7
0.45
Sedang
X6
3
6
0.42
Sedang
X7
3.5
6
0.38
Sedang
X8
3
5
0.28
Rendah
X9
2.5
6.5
0.53
Sedang
X 10
5
7.5
0.5
Sedang
X 11
3.5
7
0.61
Sedang
X 12
3
5.5
0.35
Sedang
X 13
3
6.5
0.5
Sedang
X 14
4
5.5
0.21
Rendah
X 15
3.5
5
0.23
Rendah
X 16
3.5
4
0.07
Rendah
X 17
4
4.5
0.08
Rendah
X 18
3
6
0.42
Sedang
X 19
4
5.5
0.25
Rendah
X 20
3
5.5
0.35
Sedang
X 21
3
6
0.42
Sedang
X 22
3.5
7
0.53
Sedang
X 23
3
5.5
0.35
Sedang
X 24
5
7
0.4
Sedang
X 25
3
6
0.42
Sedang
Σ
119,5
151,5
9.64
Mean
4,78
6,06
0.3856
81
Standar Deviasi
6,20496575 0,90906545 0.14710758
Tabel diatas menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih perlu ditingkatkan, karena masih terdapat banyak siswa yang nilainya di bawah ratarata. Hal ini terlihat dari rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari siklus I. Oleh karena itu dari hasil nilai diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar sejarah siswa karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah. Hal tersebut juga terlihat dari persentase nilai kriteria n gain siswa dibawah ini: Tabel 20 Persentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Siklus I Siklus I Jumlah Siswa Persentase 7 28% 17 68% 1 4%
Data Rendah Sedang Tinggi
Dari tabel di atas yang terdiri dari 25 siswa, yang terdiri dari 7 siswa n gainnya tergolonh rendah dengan persentasi 28%, 17 siswa n gainnya tergolong sedang dengan persentasi 68% dan 1 siswa n gainnya tergolong tinggi dengan persetasi 4%. Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus II. Dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. Tabel 21 Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II Responden
Pretes
Postes
N Gain
Kategori
X1
6
8
0.5
Sedang
X2
3.5
7.5
0.61
Sedang
X3
3
7.5
0.64
Sedang
X4
4
7
0.5
Sedang
X5
5
8.5
0.7
Tinggi
82
X6
3
7
0.57
Sedang
X7
3.5
7
0.53
Sedang
X8
4.5
8
0.63
Sedang
X9
4
7
0.5
Sedang
X 10
4.5
7.5
0.54
Sedang
X 11
3
7
0.57
Sedang
X 12
4.5
.75
0.54
Sedang
X 13
3.5
7
0.53
Sedang
X 14
4.5
7
0.45
Sedang
X 15
7
9
0.6
Sedang
X 16
5.5
7.5
0.44
Sedang
X 17
4.5
7.5
0.54
Sedang
X 18
3.5
7
0.53
Sedang
X 19
3
7
0.57
Sedang
X 20
4
7.5
0.58
Sedang
X 21
3.5
7
0.53
Sedang
X 22
3
8
0.71
Tinggi
X 23
3
7
0.57
Sedang
X 24
4
7.5
0.58
Sedang
X 25
3.5
7
0.53
Sedang
Σ
101
185,5
13.99
Mean
4,04
7,42
0.5596
Standar Deviasi
0,99919968 0,523067873 0.06377962
Tabel diatas menunjukan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dari rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari siklus I ke siklus II. Oleh karena itu dari hasil nilai diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat diakhiri hanya sampai siklus II saja, hal tersebut dikarenakan sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari data nilai rata-rata postes siklus
83
I dan II. Hal tersebut juga terlihat dari persentase nilai kriteria n gain siswa pada tabel dibawah ini: Tabel 22 Persentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Data Rendah Sedang Tinggi
Siklus II Jumlah Siswa Persentase 0 0.0 23 92% 2 8%
Dari tabel diatas dapat diamati bahwa kategori rendah pada siklus II sudah meningkat menjadi kategori sedang, begitu juga kategori sedang dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 24%. Seperti kategori rendah dan sedang yang meningkat hal tersebut juga berlaku bagi kategori tinggi, karena kategori tinggi juga mengalami peningkatan sebesar 4%. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media audio visual pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
3. Hasil Observasi Siswa, Guru dan Proses Pembelajaran Berdasarkan lembar observasi yang diberikan kepada observer setelah akhir pembelajaran tiap siklus mengenai pengamatan siswa terhadap guru, guru terhadap siswa dan proses pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Hasil Observasi Siswa Siklus I No 1.
Aspek yang diamati Melaksanakan pretes
2.
Jumlah Kejadian
Persentase
√
25
100%
√
19
76%
√
15
60%
Ya
Tidak
Memberikan respon positif terhadap pembelajaran
3.
Memperhatikan penjelasan guru
84
4.
Mengajukan pertanyaan
5.
Berdiskusi dalam kelompok
6.
Mengajukan pendapat
7.
Melaksanakan postes
√
2
5%
√
17
68%
√
3
12%
√
25
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses pembelajaran sejarah masih perlu ditingkatkan karena hanya sebagian siswa saja yang memperhatikan penjelasan guru. Dan terlihat sebagian besar siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah. Hasil Observasi Guru Siklus I No 1
Aspek yang diamati Guru menyampaikan
Keterangan Ya Tidak
SB
B
Nilai C
√
√
√
√
√
√
tujuan pembelajaran 2.
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan materi sebelumnya
3.
Mengenalkan konsep yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
4.
Menjelaskan materi pelajaran
5.
Memberikan kesempatan kepada
√ √
√ √
K
SK
85
siswa untuk bertanya. 6.
Memberikan kesempatan siswa
√
√
untuk menjawab 7.
Memberikan evaluasi
8.
√
√
Memberikan menyimpulkan
√
√
√
√
materi 9.
Menutup pelajaran.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas guru pada proses pembelajaran sejarah pada siklus I masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas dimana guru kurang mencapaikan tujuan pembelajaran dan tidak mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan materi sebelumnya sehingga siswa kurang mengerti mengenai materi yang akan siswa terima. Ditambah lagi dengan penggunaan media audio visual video pembelajaran yang baru pertama kali siswa terima, sehingga hal tersebut membuat siswa sulit untuk mengikuti pembelajaran. Dan kendala tersebut membuat motivasi siswa rendah pada siklus I. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I No 1
Aspek yang diamati Guru mengenalkan materi yang akan
Keterangan Ya Tidak
SB
B
Nilai C
√
√
√
√
√
√
√
√
disajikan. 2.
Guru membagi kelompok siswa.
3.
Guru menampilkan video pembelajaran.
4.
Siswa menyimak
K
SK
86
video dengan penuh konsentrasi. 5.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
√
√
√
√
berpendapat. 6.
Guru menjelaskan materi.
7.
√
Guru memberikan kesempatan siswa
√
untuk bertanya 8.
Guru dan siswa sama-sama
√
memberikan
√
kesimpulan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas pada proses pembelajaran sejarah pada siklus I masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas dimana siswa kurang memperhatikan video secara baik. Sehingga membuat siswa mengalami kesulitan pada saat guru meminta siswa untuk memberikan pendapat. Karena dinilai ketrecapaian pada siklus I masih dianggap kurang berhasil, maka peneliti melanjutkan pada siklus II. Hasil Observasi Siswa Siklus II No 1.
Aspek yang diamati Melaksanakan pretes
2.
Jumlah Kejadian
Persentase
√
25
100%
√
23
92%
√
22
88%
Ya
Tidak
Memberikan respon positif terhadap pembelajaran
3.
Memperhatikan
87
penjelasan guru 4.
Mengajukan pertanyaan
5.
Berdiskusi dalam kelompok
6.
Mengajukan pendapat
7.
Melaksanakan postes
√
6
20%
√
21
84%
√
7
28%
√
25
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses pembelajaran sejarah meningkat karena hampir seluruh siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dan respon positif dari siswa.
Hasil Observasi Guru Siklus II No 1
Aspek yang diamati Guru menyampaikan
Keterangan Ya Tidak
SB
B √
√
tujuan pembelajaran 2.
√
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
√
materi sebelumnya 3.
√
Mengenalkan konsep yang berkaitan dengan
√
materi yang diajarkan. 4.
Menjelaskan materi
√
√
Nilai C
K
SK
88
pelajaran 5.
√
Memberikan kesempatan kepada
√
siswa untuk bertanya. 6.
√
Memberikan √
kesempatan siswa untuk menjawab 7.
Memberikan evaluasi
8.
√
√
√
Memberikan √
menyimpulkan materi 9.
√
Menutup pelajaran.
Hasil
observasi
aktifitas
√
guru
semakin
meningkat
dan
mampu
mempertahankan serti lebih meningkatkan susana pembelajaran yang hidup dan menyenangkan sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II No 1
Aspek yang diamati Guru mengenalkan materi yang akan
Keterangan Ya Tidak
SB
B
√ √
disajikan. 2.
Guru membagi kelompok siswa.
3.
Guru menampilkan video pembelajaran.
4.
Siswa menyimak video dengan penuh
√ √ √
√ √ √
Nilai C
K
SK
89
konsentrasi. 5.
√
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
√
berpendapat. 6.
Guru menjelaskan materi.
7.
√
Guru memberikan kesempatan siswa
√
√
√
untuk bertanya 8.
√
Guru dan siswa sama-sama memberikan
√
kesimpulan
Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
E. Interpretasi Hasil Analisis 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan 1) Mepersiapkan rencana pembelajaran. 2) Mempersiapkan bahan ajar. 3) Mepresiapkan media pembelajaran. 4) Mepersiapkan soal pretes, postes, lembar observasi, angket. b. Pelaksanaan Tindakan (Topik Proses Perkembangan Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat) 1) Sebelum kegiatan belajar berlangsung, siswa melaksanakan tes awal (prestes). 2) Pembagian kelompok kecil.
90
3) Pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. 4) Kegiatan kelompok: a) Setiap kelompok menyimak video yang diputarkan oleh guru. b) Masing-masing kelompok membuat kesimpulan mengenai video yang disimak. c) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. 5) Guru memberikan penjelasan mengenai video yang disajikan. 6) Postes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran berlangsung. c. Pengamatan 1) Pada saat kegiatan menyimak video berlangsung siswa kurang fokus pada materi yang disimak. 2) Pada saat penjelasan materi oleh guru siswa kurang fokus dan kurang memperhatikan guru didepan. 3) Rerata skor pretes siswa sebesar 4.78, sedangkan rerata postes sebesar 6.06 dan niali normal gain siswa sebesar 0.385. Dari hasi tersebut dapat disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Walaupun skor postes seluruh siswa kurang memnuhi KKM, namun nilai normal gain siswa tergolong sedang. 4) Pada awal pertemuan antara siswa dan guru (peneliti) masih samasama menyesuaikan diri sehingga suasana dikelas masih belum mencair, tetapi pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai terbiasa dengan guru (peneliti). 5) Kegiatan menyimak video berjalan dengan baik walaupun masih ada siswa yang mengobrol pada saat video disajikan. 6) Diskusi kelompok berjalan dengan baik. Namun tidak semua siswa ikut berpartisipasi secara aktif. Hal ini dikarenakan siswa merasa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat.
91
7) Siswa sudah nyaman dan dapat bekerjasama dalam kelompoknya masing-masing, karena penentuan kelompok sudah dimulai dari awal semester. d. Refleksi 1) Siswa masih belum terbiasa dengan guru tersebut dikarenakan guru yang mengajarkan bidang studi sejarah pada penelitian ini yaitu peneliti sendiri dan bukan guru yang sebenarnya mengajar dikelas tersebut sehingga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan situasi kelas. 2) Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran berjalan dengan baik. Kendala yang terdapat pada kegiatan ini adalah masih terdapat siswa yang mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung, rendahnya motivasi siswa. 3) Kegiatan diskusi kelompok belum berjalan dengan maksimal hal tersebut dikarenakan siswa merasa kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat. e. Kesimpulan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diperoleh hasil bahwa motivasi belajar siswa perlu ditingkatkan utnuk mencapai kriteria keberhasilan pada penelitian ini. Sedangkan untuk hasil belajar kognitif siswa belum mencapai kriteria yang diharapka. Berikut adalah perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II: 1) Perbaikan dalam kegiatan awal pembelajaran sehingga dapat menarik perhatian siswa. 2) Sebelum kegiatan diskusi dimulai guru memberikan aturan dalam diskusi sehingga dapat membuat siswa berpartisipasi secara aktif dalam diskusi kelompok.
92
2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari pembelajaran siklus I. Berikut adalah tindakan pada siklus II: 1) Mepersiapkan rencana pembelajaran. 2) Mempersiapkan bahan ajar dengan konsep baru. 3) Mepersiapkan media pembelajaran. 4) Mepersiapkan soal pretes siklus II (Topik Proses Perkembangan Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Diberbagai Daerah), postes, lembar observasi, angket. b. Pelaksanaan Tindakan (Topik Proses Perkembangan Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Diberbagai Daerah) 1) Sebelum kegiatan belajar berlangsung, siswa melaksanakan tes pengetahuan awal (prestes). 2) Kegiatan ice breaking untuk menarik perhatian siswa. 3) Pelaksanaan kegiatan belajar mengejar dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. 4) Pembagian kelompok kecil. 5) Pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. 6) Kegiatan kelompok: a) Setiap kelompok menyimak video yang diputarkan oleh guru. b) Masing-masing kelompok membuat kesimpulan mengenai video yang disimak. c) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. 7) Guru memberikan penjelasan mengenai video yang disajikan. 8) Postes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran berlangsung. 9) Pemberian angket motivasi belajar siswa.
93
c. Pengamatan 1) Rerata skor motivasi belajar siswa sebesar 91.5 dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan skor motivasi siswa pada siklus II. 2) Rerata skor pretes siswa sebesar 4.04, sedangkan postes 7.42 dan nilai normal gain siswa sebesar 0,559. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa hasil belajar kognitif siswa meningkat dengan nilai normal gain yang berda pada kategori sedang. 3) Dalam kegiatan kelompok siswa lebih antusias dalam mengemukakan pendapat. 4) Hasil postes dari 20 soal pilihan ganda diperoleh presentasi siswa yang telah mencapai KKM sebesar 100%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mencapai ketuntasan dalam bidang studi sejarah. d. Refleksi 1) Hasil skor motivasi belajar siswa pada siklus II sudah mencapai keberhasilan yaitu dengan rerata 91.5. 2) Hasil
belajar
sejarah
siswa
pada
materi
Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan
Proses
Perkembangan
Pengaruhnya Di Berbagai
Daerah pada setiap siklus mengalami peningkatan dengan nilai n gain sebesar 0.559 dari 0.385. 3) Pada siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM, hal ini dapat dilihat pada skor pretes siswa yang sudah melebihi nilai batas KKM pada mata pelajaran sejarah kelas VIII. Tabel 23 Peresentase Pencapaian KKM Siklus
% Persentase Mencapai KKM
1
24
2
100
94
e. Kesimpulan Setelah dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus I dan II diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Motivasi belajar siswa pada materi Proses Perkembangan Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan
Pengaruhnya Diberbagai Daerah sudah
meningkat. 2) Melalui tes yang dilakukan berupa pretes dan postes pada siklus I dan II berdasarkan nilai normal gain yang didapat bahwa sebanyak 7 orang mendapat nilai rendah pada siklus I berubah menjjadi sedang pada siklus II. Sedangkan nilai n gain siswa secara keseluruhan berda dalam kategori sedang dan tinggi, tidak terdapat kategori rendah. 3) Berdasarkan KKM bidang studi sejrah VIII SMP Bina Sejahtera Depok yaitu sebesar 7.00, dari hasil postes siklus I sebanyak 19 orang siswa tidak berhasil melebihi KKM, tetapi pada siklus II seluruh siswa 100% mampu memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal.
F. Pembahasan Temuan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada siklus I dan II dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa. Hal tersebut sejalan dengan pengujian yang menunjukan perbedaan yang signifikan antara sebelum intervensi tindakan dilakukan dan setelah dilakukan berbagai desain-desain tindakan dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini terjadi disebabkan berbagai faktor dalam proses pembelajaran. Hamzah B Uno dalam bukunya menyatakan bahwa sumber motivasi
dibagi
menjadi
dua
yaitu
motivasi
intrinsik
dan
motivasi
ekstrinsik.1Dimana motivasi intrinsik lebih bertahan lama dibandingkan motivasi ekstrinsik. Melalui motivasi ekstrinsik inilah diupayakan dengan menggunakan media dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang tentunya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Mata Pelajaran IPS khusunya 1
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 4
95
sejarah memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan pembelajaran melalui pemanfaatan media. Pemanfaatan media audio visual video pembelajaran yaitu proses pembelajaran dengan menggunakan kolaborasi antara indera penglihat dan indera pendengaran dan nilai praktis disisipkan dalam rencana pembelajaran baik pada kegiatan awal, inti, maupun penutup. Proses pembelajaran dengan menggunakan kolaborasi indera penglihat dan indera pendenganran yaitu diwujudkan melalui video pembelajaran. Sebagaimana tertuang dalam RPP disisipkan pada kegiatan inti. Sedangkan untuk nilai parktis pada penelitian ini peneliti mnyisipkan pada kegiatan diskusi kelompok. Seluruh siswa menunjukan antusiasme tinggi ketika kegiatan diskusi berlangsung, meningkatkan rasa ingin tahu dan berpikir kritis siswa. Sehubungan dengan hasil penelitian diatas, maka sepatutnya seorang guru meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didiksebagaimana yang tertera dalam kompetensi guru yang diantaranya terdiri dari kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Guru harus mampu memilih media, metode dan memilih bahan ajar yang tepat yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan peserta didik. Dengan demikian untuk mencapai tujuan belajar ini peneliti memilih media audi visual video pembelajaran dan metode diskusi merupakan hal yang tepat. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan kualitas pembelajaran setelah serangkaian kegiatan dilakukan. Kualitas pembelajaran tersebut tidak hanya mencakup pada peningkatan hasil belajar kognitif siswa tetapi didiringi dengan peningkatan motivasi belajar siswa.
G. Keterbatasan Dalam Penelitian Dalam penelitian ini di temukan beberapa ketrbatasan diantaranya adalah: 1. Singkatnya waktu yang diberikan oleh pihak sekolah sela peneltian ini berlangsung.
96
2. Ketersedian sarana dan prasarana seperti speaker sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang maksimal.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas VIII B SMP Bina Sejahtera Kota Depok. Berdasarkan tujuan yang dirumuskan pada penelitian ini, data yang telah terkumpul meliputi data motivasi belajar siswa yang dijaring melalui angket dengan menggunakan jenis Skala Likert, hasil belajar kognitif berupa penguasaan konsep melalui tes objektif yaitu butir soal pilihan ganda dan sebagai data penunjang peneliti menggunakan lembar observasi yang berisi tentang tanggapan observer mengenai proses pembelajaran. Data tersebut dianalisis dan dibahas sebagai upaya untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan peningkatan hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran.
A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Berdirinya SMP Bina Sejahtera Depok Lahirnya SMP Bina Sejahtera berawal dari keinginan akan adanya lembaga pendidikan yang repersentatif dari para tokoh di daerah setempat yakni di daerah Depok. SMP Bina Sejahtera berdiri pada awal tahun 2001 di bawah Yayasan Al-Islamiyah. Panitia pembangunan gedung SMP Bina Sejahtera Depok dibentuk oleh kepala yayasan sekaligus bertindak sebagai kepala sekolah tersebut yaitu Zainal Abidin, S.Ag. MM.
53
54
Bulan Januari 2001, dimulai pembangunan gedung sekolah yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh ketua yayasan yaitu Zainal Abidin, S.Ag. MM. Tanggal 17 Juni 2001, gedung sekolah diserahterimakan dari pimpinan bagian proyek pembinaan bantuan untuk Sekolah Swasta Pemda Kota Depok kepada Yayasan Al-Islamiyah. Tahun 2002, pertama kali SMP Bina Sejahtera membuka tingkat menengah. Jumlah murid baru 58 orang, terdiri dari kelas I: 43 orang, kelas II: 8 orang, dan kelas II : 7 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Juli 2002. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Kelahiran SMP Bina Sejahtera Depok. Tahun 2010/2011 kembali membuka pendaftaran untuk tingkat menengah. Dan pada akhir tahun pertengahan 2011 SMP Bina Sejahtera Depok telah terakreditasi dengan hasil grade B kategori Baik. a. Visi Menjadikan SMP Bina Sejahtera Depok sebagai jenjang pendidikan menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan keIndonesiaan, dengan mengapresiasi potensi-potensi anak serta perkembangan zaman. b. Misi 1) Meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan bidangnya. 2) Meningkatkan proses pembelajaran dan bimbingan kesiswaan secara optimal. 3) Meningkatkan semangat belajar dan bermoral tinggi. 4) Meningkatkan pengamalan ajaran agama dan menerapkan teknologi tepat guna dalam pembelajaran. 5) Membangun budaya ilmiah. 6) Meningkatkan mutu pelayanan dalam administrasi pendidikan. 7) Membiasakan budaya disiplin. 8) Membangun budaya kemandirian dan demokratis. 9) Menggali dan mengembangkan potensi minat dan bakat siswa.
55
c. Tujuan SMP Bina Sejahtera Depok mempunyai tujuan : 1) Menerapkan manajemen sekolah yang demokratis dan berorientasi pada mutu. 2) Membentuk
struktur
organisasi
sekolah
guna
mengefektifkan
pencapaian tujuan. 3) Mengefektifkan komite sekolah secara proporsional. 4) Merumuskan kurikulum yang dinamis dan progresif yang didasarkan pada sinergi agama, ilmu, dan kebutuhan masyarakat. 5) Membangun dan melengkapi sarana dan prasarana serta media pembelajaran yang memadai. 6) Merekrut SDM yang profesional yang berkaitan dengan guru maupun pegawai. 7) Memberikan kesejahteraan secara memadai kepada guru dan pegawai. 8) Menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (children centre). 9) Menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar. 10) Mengadakan pelatihan secara intensif bagi semua perangkat sekolah.
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Motivasi Penelitian pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Penelitian dimulai dengan melakukan kegiatan observasi ke sekolah SMP Bina Sejahtera Depok. Kegiatan ini meliputi wawancara dengan guru pembelajaran sejarah pengamatan terhadap kegiatan pembalajaran yang dilakukan oleh guru pembelajaran sejarah, bahan dan media pembelajaran yang ada di sekolah, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah SMP Bina Sejahtera Depok. Dari hasil pengamatan yang telah diamati, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Pembelajaran yang berlangsung di kelas cukup teratur, siswa umumnya memperhatikan penjelasan guru. Namun beberapa siswa
56
masih terlihat mengantuk, ataupun bermalas-malasan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran. b. Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran sejarah kepada siswa sudah cukup bervariasi, antara lain metode ceramah, tanya-jawab, diskusi. c. Dalam menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah, siswa umumnya tidak mengerti terhadap penjelasan yang guru berikan. Hal ini terbukti dari beberapa siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa terlihat hanya berdiam diri sambil
menunggu
jawaban
teman-temannya
atau
menunggu
bimbingan langsung dari guru pengajar. d. Terhitung beberapa siswa yang sangat aktif menjawab dan bertanya kepada guru mengenai materi yang sedang dijelaskan, namun banyak siswa yang sekedar diam dan hanya mendengarkan. Kegiatan
wawancara
yang
selanjutnya
dilakukan
oleh
peneliti.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, umumnya siswa telah memiliki sebuah motivasi yang cukup bagus, namun terlihat beberapa siswa yang motivasi belajarnya masih terbilang cukup rendah. Bahkan ada sebuah rombongan kelas VIII yang motivasi belajarnya masih kurang dibandingkan dengan rombongan kelas yang lain, yaitu kelas VIII B. Untuk itu peneliti disarankan oleh guru pembelajaran sejarah sekaligus guru kolaborator untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas di kelas VIII B tersebut. Sedangkan hasil wawancara dengan siswa yang terbilang kurang motivasi belajar sejarahnya, diperoleh pendapat bahwa hal yang menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar sejarah adalah materi sejarah yang cenderung membosankan dan membuat kantuk. Oleh sebab itu, peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran, untuk meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, msing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
57
Pada siklus I, pada tahap ini peneliti membuat RPP dan mendiskusikan rancangan pembelajaran bersama dengan guru kolaborator. Hal ini dilakukan agar rencana pembelajaran yang dibuat sesuai dengan materi yang sedang berjalan dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh sekolah SMP Bina Sejahtera. Selain itu didiskusikan juga mengenai tes awal dan tes akhir siklus yang akan digunakan agar sesuai dengan kriteria penilaian yang ditetapkan oleh sekolah. Kegiatan selanjutnya dalam tahap ini adalah membaca dan memahami isi dari lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan oleh guru pembelajaran sejarah di kelas tersebut. Kegiatan ini dilakukan untuk menyesuaikan tahap perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti dengan ketetapan yang telah dibentuk oleh guru mata pelajaran dan sekolah. Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran (RPP) yang telah didiskusikan bersama dengan guru kolaborator. Untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini mencakup materi proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat. Secara keseluruhan, siswa telah hadir di dalam kelas sebelum guru memasuki ruang kelas. Namun beberapa siswa belum berada dibangkunya masing-masing. Mereka terlihat sibuk menuju bangku mereka setelah mengetahui guru yang mengisi jam pelajaran telah hadir. Dan lebih dari separuh siswa belum mempersiapkan peralatan belajar matematika mereka. Para siswa cukup sibuk membuka tas mereka untuk mengeluarkan peralatan belajar mereka setelah ketua kelas menuntun siswa memberikan salam kepada gurunya. Proses pembelajaran diawali dengan postes. Dan dilanjutkan dengan pembagian kelompok sebanyak 3 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang siswa yang ditunjuk oleh guru. Selanjutnya yaitu aktivitas siswa dalam menyimak video pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hanya sebagian kecil siswa yang antusias menyimak video yang diputar oleh guru. Hal ini senada proses pemberian materi, hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan dengan seksama penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Siswa lainnya terlihat sedang asyik mengobrol dengan teman semejanya, membaca buku pelajaran yang lain, bahkan ada yang mengantuk. Bahkan ketika guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan
58
tentang video yang disimak, siswa merasa malu dan enggan untuk mengemukakan pendapatnya. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I, peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum berhasil menerapkan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran sejarah. Selain itu, motivasi siswa pun masih perlu ditingkatkan. Walaupun demikian, sebagian besar siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar sejarah dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. Pada tahap perencanaan dalam siklus II, peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), video pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru, siswa dan kegiatan pembelajaran dan angket. Peneliti mendiskusikan dengan guru kolaborator sekaligus observer, tindakan yang akan dilaksanakan bercermin pada hasil refleksi yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu dilakukan diskusi mengenai soal tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pembelajaran siklus II ini siswa akan dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 7-8 orang siswa. Namun pada siklus kedua, pembagian kelompok akan diserahkan kepada siswa agar mereka lebih termotivasi dan berperan aktif karena berada pada kelompok yang disukainya. Tiap kelompok akan dipimpin oleh satu orang siswa yang berperan sebagai ketua kelompok. Dengan diskusi kelompok ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan tumbuhnya rasa tanggung jawab sosial pada diri siswa. Hasil yang diharapkan pada siklus II ini para siswa semakin tertarik dengan pelajaran sejarah, dan terjadi peningkatan persentase jumlah siswa pada aktivitas motivasi belajar sejarah dari siklus sebelumnya. Dipertemuan ini, materi yang diberikan adalah proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat serta pengaruhnya di berbagai daerah. Sama halnya dengan tugas dipertemuan sebelumnya, tugas yang akan diberikan pada pertemuan ini adalah diskusi secara kelompok. Sudah semua siswa berada diruang kelas setelah sebelum guru memasuki ruang kelas. Siswa yang telah berada dikursinya masing-masing juga mulai
59
bertambah. Bahkan hampir seluruh siswa telah mempersiapkan peralatan belajar siswa. Para siswa juga terlihat siap untuk mempelajari materi pembelajaran sejarah yang akan diberikan pada pertemuan ini. Tidak berbeda dengan pertemuan sebelumnya pertemuan diawali dengan pretes. Namun yang berbeda dengan pertemuan sebelumnya kali ini peneliti yang bertindak sebagai guru mata pelajaran memberikan permainan berupa ice breaking berupa kuis mengenai materi sebelumnya pada awal pembelajaran, manfaatnya adalah untuk meingkatkan motivasi siswa pada pembelajaran sejarah. Pada pertemuan kali ini, siswa yang tidak memperhatikan video pembelajaran yang diberikan guru sedikit berkurang. Hampir seluruh dari jumlah siswa yang menyimak video pembelajaran dan memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Mereka terlihat antusias dan menyenangi proses pembelajaran. Setelah video pembelajaran selesai diputarkan siswa yang mau memberikan tanggapan semakin bertambah. Untuk pertemuan kali ini, siswa juga tidak lagi terdengar ribut atau gaduh dan mengantuk saat pembelajaran berlangsung. Kemudian guru memberikan tugas tersebut kepada masing-masing kelompok. Setelah tugas sampai pada setiap kelompok, suasana menjadi cukup hening. Siswa sebagian besar telah meninggalkan kebiasaan mengobrol terlebih dahulu setelah tugas diberikan. Hampir seluruh siswa telah berpartisipasi pada kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan soal postes dan mengisi angket siswa. Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah direncanakan. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingan dengan indikator keberhasilan. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran sudah berjalan dengan
baik karena semua siswa telah
60
megikuti pembelajaran dengan baik. Baik dalam menyaksikan video yang ditampilkan dan dalam mengungkapkan kesimpulan (pendapat) dan kesulitan belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar dan motivasi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan dan penelitian dihentikan pada siklus II.
2. Hasil Belajar Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMP Bina Sejahtera kelas VIII B sebanyak 25 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan guru pembelajaran sejarah kelas VIII B, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi pada saat proses pembelajaran sejarah di kelas VIII B diantaranya adalah motivasi belajar siswa rendah karena adanya anggapan siswa bahwa mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang cenderung membosankan karena berisi tentang materi saja, media yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang tertarik terhadap mata pelajaran sejarah, terkadang guru kurang memvariasikan metode dan media pembelajaran, dan rendahnya hasil belajar siswa. Terkadang siswa malas-malasan dalam belajar, siswa mengantuk saat pelajaran sejarah dimulai. Hal tersebutlah yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan
kendala-kendala
tersebut,
maka
peneliti
mencoba
menerapkan media pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran sejarah, yakni media audio visual video pembelajaran dimana media audio visual video pembelajaran yang memiliki unsur suara dan unsur gambar dimana dapat disajikan dalam berbagai bentuk tampilan yaitu seperti film ataupun video. Dan dengan demikian media audio visual video pembelajaran sangat memiliki peran dalam proses pembelajaran, terutama dalam hal penyampaian materi pelajaran. Sehingga membuat tampilan pembelajaran sejarah semakin menarik perhatian siswa.
61
Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah media audio visual video pembelajaran, motivasi serta hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, msing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran sejarah dan meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran sejarah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyimak video terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa, menyiapkan instrumen (tes hasil belajar sejarah, lembar observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, lembar wawancara dan lembar angket), dan melakukan uji instrumen. Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, maksudnya adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran sejarah. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan melaksanakan pretes selama 15 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Guru mengenalkan materi yang akan disajikan, Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil sebanyak 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 7 sampai dengan 8 orang. Setelah kelompok terbentuk guru menampilkan video pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah siswa menyaksikan video yang diputarkan, masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk memberikan kesimpulan dari video yang disimak. Setelah masing-masing kelompok menyimpulkan, guru menunjuk setiap kelompok untuk membacakan hasil kesimpulan yang telah mereka buat. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai materi yang diajarkan. Kemudian diakhiri dengan postes. Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran,
62
sekaligus mengamati aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi berupa photo-photo dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah dilakukan pretes dan postes. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Pada tahap analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah direncanakan di awal. Kemudian hasil penelitian siklus I dibandingan dengan indikator keberhasilan. Tahap refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran sejarah. Kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran diantaranya beberapa siswa
tidak
menyaksikan
video
secara
sungguh-sungguh,
dan
tidak
memperhatikan penejelasan guru. Ketika guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan dari video yang disaksikan masih terlihat ragu dan kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya, siswa yang pasif masih malu dalam mengungkapkan kesulitan belajarnya sehingga mengalami hambatan dalam memahami materi yang sedang dipelajarinya. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I, peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum berhasil menerapkan media audio visual video pembelajaran pada pembelajaran sejarah. Selain itu, hasil belajar dan motivasi siswa pun masih perlu ditingkatkan. Walaupun demikian, sebagian besar siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar sejarah dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. Pada siklus II, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi pada siklus I. Tahap awal adalah perencanaan, di mana peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan
63
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran sejarah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan soal pretes dan postes, mempersiapkan media pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agak sedikit berbeda dengan proses pembelajaran pada siklus I. Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari guru mata pelajaran sejarah, tujuannya adalah agar siswa tidak merasa bosan belajar sejarah dan agar lebih semangat serta antusias dalam belajar. Jadi, pada siklus II ini proses pembelajaran diawali dengan pretes selama 15 menit. Kemudian sebelum guru menampilkan video pembelajaran, guru memberikan apresepsi berupa ice breaking berupa kuis disertai permainan pada setiap siswa dan yang menjawab soal akan mendapat nilai lebih dengan catatan soal yang diberikan adalah soal materi sebelumnya dan materi yang akan diberikan selanjutnya. Kemudian guru membagi siswa kedalam 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 7 sampai 8 orang. Setelah kelompok terbentuk guru menampilkan video pembelajaran. Kemudian siswa menyaksikan video yang disimak. Setelah itu siswa diminta untuk menyimpulkan video yang telah mereka simak. Lalu guru menjelaskan materi yang diajarkan, kemudian guru dan siswa sama-sama memberikan kesimpulan. Kemudian proses pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan soal postes dan mengisi lembar angket. Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran media audio visual video pembelajaran sekaligus mengamati aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi berupa photo-photo dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah dilakukan pretes dan postes. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian yang telah direncanakan.
64
Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingan dengan indikator keberhasilan. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran sudah berjalan dengan
baik karena semua siswa telah
megikuti pembelajaran dengan baik. Baik dalam menyaksikan video yang ditampilkan dan dalam mengungkapkan kesimpulan (pendapat) dan kesulitan belajarnya serta mengungkapkan pertanyaan pada guru, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar dan motivasi siswa. Sehingga, peneliti merasa tindakannya sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan dan penelitian dihentikan pada siklus II.
C. Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa peneliti menggunakan angket (nontes) jenis Skala Likert dengan empat kategori yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Angket tersebut berisi 30 pernyataan yang merupakan hasil uji validitas, reliabilitas dengan ahli. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Peneliti menggunakan tes kognitif butir soal pilihan ganda yang yang masing-masing berjumlah, siklus yaitu siklus I berjumlah 20 soal, yang berasal dari 30 soal dan siklus II berjumlah 20 soal yang berasal dari 30 soal, yang diujikan terlebih dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Proses pengambilan data hasil belajar sejarah pada masing-masing instrumen melalui pretes dan postes yang diambil setelah dua kali pertemuan dalam tiap siklus. Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian, yaitu dengan menggunakan rumus validitas “Point Biserial”. Pada siklus I didapatkan 14 soal yang valid yakni nomor 2, 4, 5, 8, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 20 25, 27 dan 30. Sedangkan pada siklus II didapatkan 15 soal yang valid yakni nomor 2, 5, 6 7, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 19, 20, 22, 24 dan 25. Namun untuk menyesuaikan persyaratan untuk penelitian hasil belajar peneliti melakukan penyempuranaan
65
butir soal dengan ahli, sehingga diperoleh 20 soal yang valid untuk siklus I dan 20 soal yang valid untuk siklus II. Kedua instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan Anates. Reliabilitas soal pada siklus I adalah 0,18 (kriteria rendah), sedangkan soal pada siklus II reliabilitasnya adalah 0,73 (kriteria tinggi). Reliabilitas pada sikus I dan siklus II menunjukkan pada satu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama.
D. Analisis Data 1. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah 1) Guru selalu menggunakan media audio visual video pembelajaran selama pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
19
76%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa setuju bahwa guru selalu
menggunakan media audio visual video pembelajaran. 2) Penggunaan metode ceramah di kelas membuat pemahaman belajar saya rendah No 1.
Pernyataan Sangat Setuju
Jumlah
Persentasi
7
28%
66
2.
Setuju
14
56%
3.
Tidak Setuju
3
12%
4.
Sangat Tidak Setuju
1
4%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 28%, setuju 56%, tidak setuju 12% dan sangat tidak setuju 4%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa metode ceramah di kelas membuat pemahaman belajar rendah. 3) Metode pembelajaran ceramah membuat saya cenderung tidak semangat belajar No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
17
68%
3.
Tidak Setuju
2
8%
4.
Sangat Tidak Setuju
1
4%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 68%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 4%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa metode ceramah di kelas cenderung membuat suasana belajar kurang bersemangat. 4) Penerapan media audio visual video pembelajaran membuat situasi belajar di kelas lebih kondusif No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
7
28%
2.
Setuju
17
68%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 28%, setuju 68%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal
67
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media audio visual video pembelajaran membuat situasi belajar lebih kondusif. 5) Saya menyukai penerapan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
6
24%
2.
Setuju
19
76%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 24%, setuju 76%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa menyukai penggunaan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas. 6) Media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman saya dalam upaya mengkritisi materi sejarah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
6
24%
2.
Setuju
18
72%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 24%, setuju 72%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas dapat membantu peningkatan pemahaman siswa dalam upaya mengkritisi materi sejarah. 7) Penerapan media audio visual video pembelajaran membantu saya mempermudah memahami materi sejarah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
68
1.
Sangat Setuju
11
44%
2.
Setuju
13
52%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 44%, setuju 52%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas dapat membantu dan mempermudah siswa dalam memahami materi sejarah. 8) Dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran saya tertantang dan yakin dapat mengerjakan tugas dengan baik No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
0
0%
2.
Setuju
25
100%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 0%, setuju 100%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa semua siswa setuju dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas siswa tertantang dan yakin dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik. 9) Suasana belajar di kelas menjadi lebih menyenangkan dengan penerapan media audio visual video pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
19
76%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
69
Jumlah
25
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media audio visual video pembelajaran dalam pembelajaran di kelas suasana belajar menjadi menyenangkan. 10) Guru selalu memberikan evaluasi setelah pelajaran berakhir No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
7
28%
2.
Setuju
16
64%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
2
8%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 28%, setuju 64%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 8%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa setuju bahwa guru selalu
memberikan evaluasi setelah pelajaran berakhir. 11) Saya tidak pernah membaca materi sebelum diajarkan disekolah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
2
8%
2.
Setuju
6
24%
3.
Tidak Setuju
17
68%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 8%, setuju 24%, tidak setuju 64% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut, artinya bahwa siswa selau membaca materi sebelum diajarkan di sekolah. 12) Saya memanfaatkan perpustakaan untuk mencari sumber referensi yang ditugaskan oleh guru sejarah
70
No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
20
80%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 80%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut, artinya siswa selalu memanfaatkan perpustakaan untuk mencari sumber referensi yang ditugaskan oleh guru. 13) Saya tidak pernah membahas kembali dirumah pelajaran sejarah setelah saya pulang sekolah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
8
32%
2.
Setuju
14
56%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
2
8%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 32%, setuju 56%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 8%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa tidak pernah membahas kembali pelajaran sejarah dirumah. 14) Dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar saya No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
3
12%
2.
Setuju
20
80%
3.
Tidak Setuju
2
8%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
71
Jumlah
25
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 12%, setuju 80%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa setuju bahwa siswa dengan
menggunakan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 15) Saya lebih bersemangat untuk belajar sejarah dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran dibadingkan dengan metode ceramah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
6
24%
2.
Setuju
18
72%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
1
4%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 24%, setuju 72%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 4%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa setuju bahwa siswa lebih
bersemangat untuk belajar sejarah dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran dibandingkan dengan metode ceramah. 16) Saya dapat memahami materi dengan baik setelah menggunakan metode media audio visual video pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
2
8%
2.
Setuju
21
84%
3.
Tidak Setuju
2
8%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 8%, setuju 84%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa dapat memahami
72
materi sejarah dengan baik setelah menggunakan media audio visual video pembelajaran. 17) Saya menyukai penerapan media audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
7
28%
2.
Setuju
17
68%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 28%, setuju 68%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa menyukai penerapan media audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah. 18) Saya tidak pernah memperhatikan dengan baik pada saat guru menyampaikan materi No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
3
12%
2.
Setuju
9
36%
3.
Tidak Setuju
13
52%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 12%, setuju 36%, tidak setuju 52% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju bahwa siswa tidak memperhatikan guru pada saat menyampaikan materi. Artinya siswa selalu memperhatikan ketika guru menyampaikan materi. 19) Bagi saya penggunaan media audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah dapat menghubungkan komunikasi antara guru dan siswa No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
73
1.
Sangat Setuju
7
28%
2.
Setuju
18
72%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 28%, setuju 72%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa penggunaan media audio visual video pembelajaran dapat menghubungkan komunikasi antara guru dan siswa. 20) Saya aktif dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
18
72%
3.
Tidak Setuju
2
8%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 72%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif ketika penggunaan media audio visual video pembelajaran. 21) Hasil belajar saya meningkat setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
5
20%
2.
Setuju
19
76%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
74
Jumlah
25
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, setuju 76%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. 22) Saya merasa jenuh ketika pelajaran sejarah dimulai No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
2
8%
2.
Setuju
6
24%
3.
Tidak Setuju
17
68%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 8%, setuju 24%, tidak setuju 68% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya siswa tidak mersa jenuh ketika pelajarn sejarah dimulai. 23) Saya selalu mengerjakan tugas yang telah diberikan guru No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
6
24%
2.
Setuju
19
76%
3.
Tidak Setuju
0
0%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 24%, setuju 76%, tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa setuju bahwa siswa selalu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 24) Saya selalu terlambat mengumpulkan tugas No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
75
1.
Sangat Setuju
3
12%
2.
Setuju
4
16%
3.
Tidak Setuju
18
76%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 12%, setuju 16%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya siswa selalu mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru. 25) Ketika ada tugas kelompok, saya malas ikut berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan tugas tersebut No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
1
4%
2.
Setuju
6
24%
3.
Tidak Setuju
18
76%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 4%, setuju 24%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya siswa selalu berpartisipasi aktif dalam mengerjakan tugas kelompok. 26) Saya malas untuk mencari informasi lebih dalam setelah selesai pembelajaran No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
1
4%
2.
Setuju
2
8%
3.
Tidak Setuju
22
88%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
76
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 4%, setuju 8%, tidak setuju 88% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Artinya siswa selalu mencari informasi lebih setelah pembelajaran berakhir. 27) Sebelum guru memberikan materi pelajaran sejarah, saya harus memperlajarinya terlebih dahulu di rumah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
4
16%
2.
Setuju
18
72%
3.
Tidak Setuju
2
8%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 16%, setuju 72%, tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya sebelum guru memberikan materi pelajaran di sekolah, siswa mempelajarinya terlebih dahulu di rumah. 28) Ketika ada waktu senggang, saya akan gunakan untuk latihan soal sejarah No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
2
8%
2.
Setuju
22
88%
3.
Tidak Setuju
1
4%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 8%, setuju 88%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju dengan pernyataan tersebut. Bahwa ketika ada waktu senggang, siswa menggunakannya untuk mengerjakan soal latihan sejarah.
77
29) Ketika mendapat soal yang sulit, saya berhenti untuk menyelesaikan soal tersebut No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
2
8%
2.
Setuju
4
16%
3.
Tidak Setuju
19
76%
4.
Sangat Tidak Setuju
0
0%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 8%, setuju 16%, tidak setuju 76% dan sangat tidak setuju 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya ketika siswa mendapat soal yang sulit, siswa akan berusaha untuk menyelesaikan tugas tersebut. 30) Saya selalu mengerjakan tugas dengan meminta bantuan orang lain No
Pernyataan
Jumlah
Persentasi
1.
Sangat Setuju
1
4%
2.
Setuju
2
8%
3.
Tidak Setuju
12
48%
4.
Sangat Tidak Setuju
10
40%
25
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 4%, setuju 8%, tidak setuju 48% dan sangat tidak setuju 40%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya ketika siswa selalu mengerjakan tugas sendiri, tanpa meminta bantuan kepada orang lain. Sedangkan data skor motivasi siswa yang dijaring melalui angket beserta masing-masing siswa pada siklus II berdasarkan interpretasi penyusunan skala likert, yang dapat terlihat pada tabel 16 dibawah ini:
78
Tabel 16 Kategori Skor Motivasi Kategori
Skor
Sangat Tinggi
75%-100%
Tinggi
50%-74.9%
Sedang
25%-49.9%
Rendah
0-24.9%
Tabel 17 Data Skor Motivasi Siswa Siklus II Responden
Skor
X1
76
X2
92
X3
97
X4
77
X5
102
X6
96
X7
89
X8
88
X9
90
X 10
91
X 11
92
X 12
87
X 13
92
X 14
90
X 15
101
X 16
92
X 17
87
X 18
93
X 19
92
79
X 20
99
X 21
95
X 22
90
X 23
93
X 24
94
X 25
93
Σ
2288
Persentase
76.26% Tabel diatas menunjukan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus II hal ini terlihat dari persentase keseluruhan skor siswa yaitu 76.26% dengan kriteria sangat tinggi. Dari data skor diatas dapat disimpulkan bawa pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat diakhiri hanya sampai siklus II saja. Hal tersebut dikarenakan sudah terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus II. Tabel 18 Persentase Skor Motivasi Belajar Siswa Data Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Siklus II Jumlah Siswa Persentase 25 76.26% 0 0.0 0 0.0 0 0.0
2. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah Pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada materi proses perkembangan kolonialisme dan imperilaisme Barat serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. Data hasil belajar (pretes dan postes), n gain dan kategorisasi n gain siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
80
Tabel 19 Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I Responden
Pretes
Postes
N Gain
Kategori
X1
3
8
0.71
Tinggi
X2
4.5
6
0.27
Rendah
X3
4
6.5
0.41
Sedang
X4
3
6.5
0.5
Sedang
X5
4.5
7
0.45
Sedang
X6
3
6
0.42
Sedang
X7
3.5
6
0.38
Sedang
X8
3
5
0.28
Rendah
X9
2.5
6.5
0.53
Sedang
X 10
5
7.5
0.5
Sedang
X 11
3.5
7
0.61
Sedang
X 12
3
5.5
0.35
Sedang
X 13
3
6.5
0.5
Sedang
X 14
4
5.5
0.21
Rendah
X 15
3.5
5
0.23
Rendah
X 16
3.5
4
0.07
Rendah
X 17
4
4.5
0.08
Rendah
X 18
3
6
0.42
Sedang
X 19
4
5.5
0.25
Rendah
X 20
3
5.5
0.35
Sedang
X 21
3
6
0.42
Sedang
X 22
3.5
7
0.53
Sedang
X 23
3
5.5
0.35
Sedang
X 24
5
7
0.4
Sedang
X 25
3
6
0.42
Sedang
Σ
119,5
151,5
9.64
Mean
4,78
6,06
0.3856
81
Standar Deviasi
6,20496575 0,90906545 0.14710758
Tabel diatas menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih perlu ditingkatkan, karena masih terdapat banyak siswa yang nilainya di bawah ratarata. Hal ini terlihat dari rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari siklus I. Oleh karena itu dari hasil nilai diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar sejarah siswa karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah. Hal tersebut juga terlihat dari persentase nilai kriteria n gain siswa dibawah ini: Tabel 20 Persentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Siklus I Siklus I Jumlah Siswa Persentase 7 28% 17 68% 1 4%
Data Rendah Sedang Tinggi
Dari tabel di atas yang terdiri dari 25 siswa, yang terdiri dari 7 siswa n gainnya tergolonh rendah dengan persentasi 28%, 17 siswa n gainnya tergolong sedang dengan persentasi 68% dan 1 siswa n gainnya tergolong tinggi dengan persetasi 4%. Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus II. Dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. Tabel 21 Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II Responden
Pretes
Postes
N Gain
Kategori
X1
6
8
0.5
Sedang
X2
3.5
7.5
0.61
Sedang
X3
3
7.5
0.64
Sedang
X4
4
7
0.5
Sedang
X5
5
8.5
0.7
Tinggi
82
X6
3
7
0.57
Sedang
X7
3.5
7
0.53
Sedang
X8
4.5
8
0.63
Sedang
X9
4
7
0.5
Sedang
X 10
4.5
7.5
0.54
Sedang
X 11
3
7
0.57
Sedang
X 12
4.5
.75
0.54
Sedang
X 13
3.5
7
0.53
Sedang
X 14
4.5
7
0.45
Sedang
X 15
7
9
0.6
Sedang
X 16
5.5
7.5
0.44
Sedang
X 17
4.5
7.5
0.54
Sedang
X 18
3.5
7
0.53
Sedang
X 19
3
7
0.57
Sedang
X 20
4
7.5
0.58
Sedang
X 21
3.5
7
0.53
Sedang
X 22
3
8
0.71
Tinggi
X 23
3
7
0.57
Sedang
X 24
4
7.5
0.58
Sedang
X 25
3.5
7
0.53
Sedang
Σ
101
185,5
13.99
Mean
4,04
7,42
0.5596
Standar Deviasi
0,99919968 0,523067873 0.06377962
Tabel diatas menunjukan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dari rata-rata (mean) dan standar deviasi (SD) dari siklus I ke siklus II. Oleh karena itu dari hasil nilai diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat diakhiri hanya sampai siklus II saja, hal tersebut dikarenakan sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari data nilai rata-rata postes siklus
83
I dan II. Hal tersebut juga terlihat dari persentase nilai kriteria n gain siswa pada tabel dibawah ini: Tabel 22 Persentase Nilai Kriteria N Gain Siswa Data Rendah Sedang Tinggi
Siklus II Jumlah Siswa Persentase 0 0.0 23 92% 2 8%
Dari tabel diatas dapat diamati bahwa kategori rendah pada siklus II sudah meningkat menjadi kategori sedang, begitu juga kategori sedang dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 24%. Seperti kategori rendah dan sedang yang meningkat hal tersebut juga berlaku bagi kategori tinggi, karena kategori tinggi juga mengalami peningkatan sebesar 4%. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media audio visual pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
3. Hasil Observasi Siswa, Guru dan Proses Pembelajaran Berdasarkan lembar observasi yang diberikan kepada observer setelah akhir pembelajaran tiap siklus mengenai pengamatan siswa terhadap guru, guru terhadap siswa dan proses pembelajaran dengan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Hasil Observasi Siswa Siklus I No 1.
Aspek yang diamati Melaksanakan pretes
2.
Jumlah Kejadian
Persentase
√
25
100%
√
19
76%
√
15
60%
Ya
Tidak
Memberikan respon positif terhadap pembelajaran
3.
Memperhatikan penjelasan guru
84
4.
Mengajukan pertanyaan
5.
Berdiskusi dalam kelompok
6.
Mengajukan pendapat
7.
Melaksanakan postes
√
2
5%
√
17
68%
√
3
12%
√
25
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses pembelajaran sejarah masih perlu ditingkatkan karena hanya sebagian siswa saja yang memperhatikan penjelasan guru. Dan terlihat sebagian besar siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah. Hasil Observasi Guru Siklus I No 1
Aspek yang diamati Guru menyampaikan
Keterangan Ya Tidak
SB
B
Nilai C
√
√
√
√
√
√
tujuan pembelajaran 2.
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan materi sebelumnya
3.
Mengenalkan konsep yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
4.
Menjelaskan materi pelajaran
5.
Memberikan kesempatan kepada
√ √
√ √
K
SK
85
siswa untuk bertanya. 6.
Memberikan kesempatan siswa
√
√
untuk menjawab 7.
Memberikan evaluasi
8.
√
√
Memberikan menyimpulkan
√
√
√
√
materi 9.
Menutup pelajaran.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas guru pada proses pembelajaran sejarah pada siklus I masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas dimana guru kurang mencapaikan tujuan pembelajaran dan tidak mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan materi sebelumnya sehingga siswa kurang mengerti mengenai materi yang akan siswa terima. Ditambah lagi dengan penggunaan media audio visual video pembelajaran yang baru pertama kali siswa terima, sehingga hal tersebut membuat siswa sulit untuk mengikuti pembelajaran. Dan kendala tersebut membuat motivasi siswa rendah pada siklus I. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I No 1
Aspek yang diamati Guru mengenalkan materi yang akan
Keterangan Ya Tidak
SB
B
Nilai C
√
√
√
√
√
√
√
√
disajikan. 2.
Guru membagi kelompok siswa.
3.
Guru menampilkan video pembelajaran.
4.
Siswa menyimak
K
SK
86
video dengan penuh konsentrasi. 5.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
√
√
√
√
berpendapat. 6.
Guru menjelaskan materi.
7.
√
Guru memberikan kesempatan siswa
√
untuk bertanya 8.
Guru dan siswa sama-sama
√
memberikan
√
kesimpulan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas pada proses pembelajaran sejarah pada siklus I masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas dimana siswa kurang memperhatikan video secara baik. Sehingga membuat siswa mengalami kesulitan pada saat guru meminta siswa untuk memberikan pendapat. Karena dinilai ketrecapaian pada siklus I masih dianggap kurang berhasil, maka peneliti melanjutkan pada siklus II. Hasil Observasi Siswa Siklus II No 1.
Aspek yang diamati Melaksanakan pretes
2.
Jumlah Kejadian
Persentase
√
25
100%
√
23
92%
√
22
88%
Ya
Tidak
Memberikan respon positif terhadap pembelajaran
3.
Memperhatikan
87
penjelasan guru 4.
Mengajukan pertanyaan
5.
Berdiskusi dalam kelompok
6.
Mengajukan pendapat
7.
Melaksanakan postes
√
6
20%
√
21
84%
√
7
28%
√
25
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada proses pembelajaran sejarah meningkat karena hampir seluruh siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dan respon positif dari siswa.
Hasil Observasi Guru Siklus II No 1
Aspek yang diamati Guru menyampaikan
Keterangan Ya Tidak
SB
B √
√
tujuan pembelajaran 2.
√
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
√
materi sebelumnya 3.
√
Mengenalkan konsep yang berkaitan dengan
√
materi yang diajarkan. 4.
Menjelaskan materi
√
√
Nilai C
K
SK
88
pelajaran 5.
√
Memberikan kesempatan kepada
√
siswa untuk bertanya. 6.
√
Memberikan √
kesempatan siswa untuk menjawab 7.
Memberikan evaluasi
8.
√
√
√
Memberikan √
menyimpulkan materi 9.
√
Menutup pelajaran.
Hasil
observasi
aktifitas
√
guru
semakin
meningkat
dan
mampu
mempertahankan serti lebih meningkatkan susana pembelajaran yang hidup dan menyenangkan sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II No 1
Aspek yang diamati Guru mengenalkan materi yang akan
Keterangan Ya Tidak
SB
B
√ √
disajikan. 2.
Guru membagi kelompok siswa.
3.
Guru menampilkan video pembelajaran.
4.
Siswa menyimak video dengan penuh
√ √ √
√ √ √
Nilai C
K
SK
89
konsentrasi. 5.
√
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
√
berpendapat. 6.
Guru menjelaskan materi.
7.
√
Guru memberikan kesempatan siswa
√
√
√
untuk bertanya 8.
√
Guru dan siswa sama-sama memberikan
√
kesimpulan
Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
E. Interpretasi Hasil Analisis 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan 1) Mepersiapkan rencana pembelajaran. 2) Mempersiapkan bahan ajar. 3) Mepresiapkan media pembelajaran. 4) Mepersiapkan soal pretes, postes, lembar observasi, angket. b. Pelaksanaan Tindakan (Topik Proses Perkembangan Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat) 1) Sebelum kegiatan belajar berlangsung, siswa melaksanakan tes awal (prestes). 2) Pembagian kelompok kecil.
90
3) Pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. 4) Kegiatan kelompok: a) Setiap kelompok menyimak video yang diputarkan oleh guru. b) Masing-masing kelompok membuat kesimpulan mengenai video yang disimak. c) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. 5) Guru memberikan penjelasan mengenai video yang disajikan. 6) Postes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran berlangsung. c. Pengamatan 1) Pada saat kegiatan menyimak video berlangsung siswa kurang fokus pada materi yang disimak. 2) Pada saat penjelasan materi oleh guru siswa kurang fokus dan kurang memperhatikan guru didepan. 3) Rerata skor pretes siswa sebesar 4.78, sedangkan rerata postes sebesar 6.06 dan niali normal gain siswa sebesar 0.385. Dari hasi tersebut dapat disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Walaupun skor postes seluruh siswa kurang memnuhi KKM, namun nilai normal gain siswa tergolong sedang. 4) Pada awal pertemuan antara siswa dan guru (peneliti) masih samasama menyesuaikan diri sehingga suasana dikelas masih belum mencair, tetapi pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai terbiasa dengan guru (peneliti). 5) Kegiatan menyimak video berjalan dengan baik walaupun masih ada siswa yang mengobrol pada saat video disajikan. 6) Diskusi kelompok berjalan dengan baik. Namun tidak semua siswa ikut berpartisipasi secara aktif. Hal ini dikarenakan siswa merasa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat.
91
7) Siswa sudah nyaman dan dapat bekerjasama dalam kelompoknya masing-masing, karena penentuan kelompok sudah dimulai dari awal semester. d. Refleksi 1) Siswa masih belum terbiasa dengan guru tersebut dikarenakan guru yang mengajarkan bidang studi sejarah pada penelitian ini yaitu peneliti sendiri dan bukan guru yang sebenarnya mengajar dikelas tersebut sehingga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan situasi kelas. 2) Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran berjalan dengan baik. Kendala yang terdapat pada kegiatan ini adalah masih terdapat siswa yang mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung, rendahnya motivasi siswa. 3) Kegiatan diskusi kelompok belum berjalan dengan maksimal hal tersebut dikarenakan siswa merasa kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat. e. Kesimpulan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diperoleh hasil bahwa motivasi belajar siswa perlu ditingkatkan utnuk mencapai kriteria keberhasilan pada penelitian ini. Sedangkan untuk hasil belajar kognitif siswa belum mencapai kriteria yang diharapka. Berikut adalah perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II: 1) Perbaikan dalam kegiatan awal pembelajaran sehingga dapat menarik perhatian siswa. 2) Sebelum kegiatan diskusi dimulai guru memberikan aturan dalam diskusi sehingga dapat membuat siswa berpartisipasi secara aktif dalam diskusi kelompok.
92
2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari pembelajaran siklus I. Berikut adalah tindakan pada siklus II: 1) Mepersiapkan rencana pembelajaran. 2) Mempersiapkan bahan ajar dengan konsep baru. 3) Mepersiapkan media pembelajaran. 4) Mepersiapkan soal pretes siklus II (Topik Proses Perkembangan Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Diberbagai Daerah), postes, lembar observasi, angket. b. Pelaksanaan Tindakan (Topik Proses Perkembangan Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan Pengaruhnya Diberbagai Daerah) 1) Sebelum kegiatan belajar berlangsung, siswa melaksanakan tes pengetahuan awal (prestes). 2) Kegiatan ice breaking untuk menarik perhatian siswa. 3) Pelaksanaan kegiatan belajar mengejar dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. 4) Pembagian kelompok kecil. 5) Pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran. 6) Kegiatan kelompok: a) Setiap kelompok menyimak video yang diputarkan oleh guru. b) Masing-masing kelompok membuat kesimpulan mengenai video yang disimak. c) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. 7) Guru memberikan penjelasan mengenai video yang disajikan. 8) Postes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran berlangsung. 9) Pemberian angket motivasi belajar siswa.
93
c. Pengamatan 1) Rerata skor motivasi belajar siswa sebesar 91.5 dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan skor motivasi siswa pada siklus II. 2) Rerata skor pretes siswa sebesar 4.04, sedangkan postes 7.42 dan nilai normal gain siswa sebesar 0,559. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa hasil belajar kognitif siswa meningkat dengan nilai normal gain yang berda pada kategori sedang. 3) Dalam kegiatan kelompok siswa lebih antusias dalam mengemukakan pendapat. 4) Hasil postes dari 20 soal pilihan ganda diperoleh presentasi siswa yang telah mencapai KKM sebesar 100%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mencapai ketuntasan dalam bidang studi sejarah. d. Refleksi 1) Hasil skor motivasi belajar siswa pada siklus II sudah mencapai keberhasilan yaitu dengan rerata 91.5. 2) Hasil
belajar
sejarah
siswa
pada
materi
Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan
Proses
Perkembangan
Pengaruhnya Di Berbagai
Daerah pada setiap siklus mengalami peningkatan dengan nilai n gain sebesar 0.559 dari 0.385. 3) Pada siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM, hal ini dapat dilihat pada skor pretes siswa yang sudah melebihi nilai batas KKM pada mata pelajaran sejarah kelas VIII. Tabel 23 Peresentase Pencapaian KKM Siklus
% Persentase Mencapai KKM
1
24
2
100
94
e. Kesimpulan Setelah dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus I dan II diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Motivasi belajar siswa pada materi Proses Perkembangan Kolonialisme Dan Imperilaisme Barat dan
Pengaruhnya Diberbagai Daerah sudah
meningkat. 2) Melalui tes yang dilakukan berupa pretes dan postes pada siklus I dan II berdasarkan nilai normal gain yang didapat bahwa sebanyak 7 orang mendapat nilai rendah pada siklus I berubah menjjadi sedang pada siklus II. Sedangkan nilai n gain siswa secara keseluruhan berda dalam kategori sedang dan tinggi, tidak terdapat kategori rendah. 3) Berdasarkan KKM bidang studi sejrah VIII SMP Bina Sejahtera Depok yaitu sebesar 7.00, dari hasil postes siklus I sebanyak 19 orang siswa tidak berhasil melebihi KKM, tetapi pada siklus II seluruh siswa 100% mampu memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal.
F. Pembahasan Temuan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada siklus I dan II dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa. Hal tersebut sejalan dengan pengujian yang menunjukan perbedaan yang signifikan antara sebelum intervensi tindakan dilakukan dan setelah dilakukan berbagai desain-desain tindakan dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini terjadi disebabkan berbagai faktor dalam proses pembelajaran. Hamzah B Uno dalam bukunya menyatakan bahwa sumber motivasi
dibagi
menjadi
dua
yaitu
motivasi
intrinsik
dan
motivasi
ekstrinsik.1Dimana motivasi intrinsik lebih bertahan lama dibandingkan motivasi ekstrinsik. Melalui motivasi ekstrinsik inilah diupayakan dengan menggunakan media dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang tentunya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Mata Pelajaran IPS khusunya 1
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya..., Cet. VII, h. 4
95
sejarah memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan pembelajaran melalui pemanfaatan media. Pemanfaatan media audio visual video pembelajaran yaitu proses pembelajaran dengan menggunakan kolaborasi antara indera penglihat dan indera pendengaran dan nilai praktis disisipkan dalam rencana pembelajaran baik pada kegiatan awal, inti, maupun penutup. Proses pembelajaran dengan menggunakan kolaborasi indera penglihat dan indera pendenganran yaitu diwujudkan melalui video pembelajaran. Sebagaimana tertuang dalam RPP disisipkan pada kegiatan inti. Sedangkan untuk nilai parktis pada penelitian ini peneliti mnyisipkan pada kegiatan diskusi kelompok. Seluruh siswa menunjukan antusiasme tinggi ketika kegiatan diskusi berlangsung, meningkatkan rasa ingin tahu dan berpikir kritis siswa. Sehubungan dengan hasil penelitian diatas, maka sepatutnya seorang guru meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didiksebagaimana yang tertera dalam kompetensi guru yang diantaranya terdiri dari kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Guru harus mampu memilih media, metode dan memilih bahan ajar yang tepat yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan peserta didik. Dengan demikian untuk mencapai tujuan belajar ini peneliti memilih media audi visual video pembelajaran dan metode diskusi merupakan hal yang tepat. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan kualitas pembelajaran setelah serangkaian kegiatan dilakukan. Kualitas pembelajaran tersebut tidak hanya mencakup pada peningkatan hasil belajar kognitif siswa tetapi didiringi dengan peningkatan motivasi belajar siswa.
G. Keterbatasan Dalam Penelitian Dalam penelitian ini di temukan beberapa ketrbatasan diantaranya adalah: 1. Singkatnya waktu yang diberikan oleh pihak sekolah sela peneltian ini berlangsung.
96
2. Ketersedian sarana dan prasarana seperti speaker sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang maksimal.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah pada materi proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat, motivasi siswa mengalami peningkatan siklus II yakni sebesar 76.26%. Hal ini menunjukkan efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Terdapat peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada materi proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat yang terjadi pada siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari rerata gain skor siswa sebesar 0.559 pada kategori sedang dan 100% siswa pada siklus II berhasil mencapai KKM. Hal ini menunjukkan efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Saran Berikut adalah saran yang diberikan peneliti: 1. Bagi sekolah, pihak sekolah hendaknya meningkatkan pemeliharaan media, seperti LCD, speaker sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
97
98
2. Bagi guru, penerapan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran membutuhkan kesiapan bagi pihak guru maupun siswa yang akan terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap bahan ajar yang terkait dengan pembelajaran dikembangkan melalui pengembangan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. 3. Bagi siswa, pemanfaatan media audio visual pembelajaran perlu dikaji lebih dalam, terutama terhadap pemilihan metode yang digunakan. 4. Bagi peneliti, sebagai kajian untuk penelitian selanjutnya.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada mata pelajaran sejarah pada materi proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat, motivasi siswa mengalami peningkatan siklus II yakni sebesar 76.26%. Hal ini menunjukkan efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Terdapat peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada materi proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat yang terjadi pada siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari rerata gain skor siswa sebesar 0.559 pada kategori sedang dan 100% siswa pada siklus II berhasil mencapai KKM. Hal ini menunjukkan efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Saran Berikut adalah saran yang diberikan peneliti: 1. Bagi sekolah, pihak sekolah hendaknya meningkatkan pemeliharaan media, seperti LCD, speaker sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
97
98
2. Bagi guru, penerapan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran membutuhkan kesiapan bagi pihak guru maupun siswa yang akan terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap bahan ajar yang terkait dengan pembelajaran dikembangkan melalui pengembangan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. 3. Bagi siswa, pemanfaatan media audio visual pembelajaran perlu dikaji lebih dalam, terutama terhadap pemilihan metode yang digunakan. 4. Bagi peneliti, sebagai kajian untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Arsyad. Media Pengajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 1986. Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Daryanto. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media, 2010. E Meltzer, David. “The Reliationship between Mathematics Preparation and Concepptual Learning Gains in Physics: A possible „Hidden Variable‟ in Diagnostic Pretest Scores”, http://physics.ia.state.edu/per/docs/addendumon-normalized-gain.pdf, diunduh 3 November 2010. Hake, Sicahard R “Analizing Change/Gain Score”, http://lists.asu.edu/cgibin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855, diunduh 3 November 2010. Hermawan, Asep Herry. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Jakarta: UPI Press, 2007. http://www.google.co.id/imglandingq=model+spiral+Kemmis, diunduh 23 April 2011.
99
100
Kariadinata Rahayu. Penerapan Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia.http://educare.efkipunla.net/index.php?option=com_content&tas k=view&id=83&Itemid=30, diunduh 23 April 2011. Mawardi, Lubis. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2008. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada, 2008. S, Sadiman Arif. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1986. Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo Pusada, 2006. Soekanto, Toeti, dkk. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran, Jakarta: UT, 1994. Purwadilaga, Dewi Salma. Prinsip Disain Pembelajaran Instructional Design Principles. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Rohani, Ahmad. Media Instruksional. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, tersedia di http://balitbang.depdiknas.go.id, diunduh tanggal 22 Juni 2011, h. 4. Uno, B Hamzah. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
Wahab, Abdul Aziz. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007. Wiriatmadja, Rochiati. Metode Peneltian Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2006. Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
101
Sumadi, Suryabarata. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999.
101
KISI-KISI INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN SIKLUS I TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Jenjang Pendidikan
: SMP/MTs
Mata Pelajaran
: IPS-Sejarah
Kurikulum
: KTSP
Alokasi Waktu
: 30 menit
Jumlah Soal
: 30 soal
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi
: 2. Memahami proses kebangkitan nasional
No.
Tujuan Pembelajaran
Kelas/Smt
1. Mendeskripsikan 1.
dan mengkaji berbagai konsep kolonialisme dan
VIII/1 (Ganjil)
Kompetensi
Materi
Dasar 2.1 Menjelaskan proses
Terbentuknya
perkembangan
kolonialisme
kolonialisme dan
dan
imperalisme Barat,
imperialisme
serta pengaruh yang
Barat
Indikator 1. Mendeskripsikan dan mengkaji berbagai konsep kolonialisme dan imperialisme.
No Soal 3, 5*
102
imperialisme.
ditimbulkannya di berbagai daerah Kebijakan-
2. Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya
kebijakan pemerintah, kolonial
kolonialisme dan imperialisme. 3. Menguraikan
2. Mendeskripsikan munculnya dan
22, 23, 24
berkembangnya kolonialisme dan
Penjelajahan Samudra dan
imperialisme. 3. Menguraikan
1, 2*,
perkembangan
proses
perkembangan aktifitas
4*, 6,7,
aktifitas
kedatangan
penjelajahan samudra oleh
8*, 9,
penjelajahan
bangsa Barat di
bangsa-bangsa Eropa ke
10, 28
samudra oleh
Indonesia
Indonesia.
bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia. 4. Menguraiakan reaksi rakyat
P engaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan
Indonesia terhadap
–kebijakan
pembentukan
pemerintah
4. Menguraiakan reaksi
11*, 12,
rakyat Indonesia terhadap
13*,
pembentukan VOC
17*, 18, 20*,
103
VOC
kolonial di
25*,
berbagai daerah
26*, 27*
Bentuk –bentuk perlawanan rakyat dalam menentang kolonialisme Barat diberbagai daerah
Notes: Tanda (*) untuk soal yang Valid.
14*, 15*, 16*, 19, 21, 29, 30*
104
LAMPIRAN 3: INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN SIKLUS I
(PROSES PERKEMBANGAN KOLONILISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA) KELAS VIII SEMESTER I A. Tujuan dan Petunjuk: 1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk mengumpulkandatdata dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Negara Eropa yang pertama mencari jalan ke wilayah Timur yakni . . . a. Belanda
c. Spanyol
b. Portugis
d. Inggris
2. Ekspedisi Belanda yang pertama ke Indonesia dipimpin oleh . . . a. J.P Coen b. Alfonso d’Alburqueque c. Cornelis de Houtman d. Vasco da Gama 3. Penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu, disebut . . . a. Kolonialisme b. Sekularisme c. Imperialisme d. Apatisme 4. Ekspedisi Portugis pertama untuk mencari jalan laut ke wilayah Timur dipimpin oleh . . . a. Antonio d’Abreau b. Vasco da Gama c. Alfonso d’Alburqueque d. Barthlomeus Diaz
5. Sistem politik yang bertujuan untuk menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar. Disebut . . . a. Agresifisme
LAMPIRAN 3:
105
b. Imperialisme c. Egoisme d. Kolonialisme 6. Negara-negara Eropa yang membentuk kolonialisme dan imperialisme bangsa Indonesia adalah . . . a. Portugis, Belanda, Perancis, dan Inggris b. Portugis, Belanda, Perancis, dan Spanyol c. Lisabon, Inggris, Turki, dan Belanda d. Portugis, Perancis, Lisabon, dan Turki 7. Tujuan bangsa Eropa menjajah bangsa Indonesia adalah . . . a. Mengeksploitasi sumber daya manusia b. Menguasai wilayah bangsa Indonesia c. Mendominasi dan mengeksploitasi kekayaan alam dan sumber daya manusia d. Memperoleh kekuasaan di Indonesia 8. Ekspedisi Portugis untuk menguasai pelabuhan Malaka dipimpin oleh . . . a. Barthlomeus Diaz b. Vasco da Gama c. Antonio d’Abreau d. Alfonso d’Alburqueque 9. Tiga motif bangsa Eropa menjajah bangsa Indonesia, dikenal dengan 3 G adalah . . . a. Gold, glory, gospel b. Golden, glory, gospel c. Gama, glory, gospel d. Gospel, golden, glory 10. Ekspedisi kedua bangsa Belanda dipimpin oleh . . . a. Cornelis de Houtman b. Jacob van Neck c. Jan Pieterszoon Coen d. Antonio d’Abreau 11. VOC didirikan pada tanggal . . . a. 20 Maret 1602 b. 31 Desember 1799 c. 20 Maret 1613 d. 21 Maret 1602
LAMPIRAN 3:
106
12. Gubernur jendral pertama VOC adalah . . . a. Johan van Oldenbarneveldt b. Pieter Both c. Jan Pieterszoon Coen d. Mayor de Clerk 13. VOC kepanjangan dari . . . a. Verenigde Oost Compagnie b. Verenigde Indische Compagnie c. Verenigde Oost-Indische Compagnie d. Verenigde Compagnie 14. Perjanjian antara Pangeran Mankubumi dengan VOC disebut dengan . . . a. Perjanjian Giyanti b. Perjanjian Renvil c. Perjanjian Saragosa d. Perjanjian Linggarjati 15. Politik adu domba disebut juga dengan . . . a. Bataafsche republiek b. Koninkrijk holland c. Devide et impera d. Hak octroi 16. Belanda memberikan hak istimewa kepada VOC yang dikenal dengan . . . a. Hak octoroi b. Hak VOC c. Hak istimewa d. Hak kebebasan 17. Berikut ini tujuan didirikannya VOC, kecuali . . . a. Menghilangkan persaingan b. Mencari keuntungan c. Membiayai penjajahan d. Menyatukan kekuatan 18. Berikut ini merupakan hak-hak VOC yang diberikan oleh parlemen Belanda, kecuali . . . a. Hak monopoli b. Hak memiliki angkatan perang c. Hak mencetak dan mengedarkan uang
LAMPIRAN 3:
107
d. Hak untuk memperluas wilayah 19. Mataram melakukan penyerangan kepada VOC pertama kali dipimpin oleh . . . a. Sultan Agung b. Tumenggung Bahurekso c. Sultan Hasanudin d. Arung Palaka 20. VOC dibubarkan pada tanggal . . . a. 20 Maret 1602 b. 31 Desember 1799 c. 20 Maret 1613 d. 21 Maret 1602 21. Semangat nasionalisme Indonesia timbul akibat dari . . . a. Perlakuan dan sikap pemerintah kolonial Belanda terhadap bangsa Indonesia b. Adanya kesenjangan ekonomi antara penduduk pribumi dengan Belanda c. Kedatangan bangsa Cina di Indonesia d. Adanya rasa nasionalisme rakyat Indonesia 22. Awal terbentuknya nasionalisme dan imperialisme di Nusantara disebabkan oleh . . . a. perubahan sistem pemerintah bangsa-bangsa di Eropa pada abad ke-15 b. Perubahan jalur ekonomi bangsa-bangsa India c. Perubahna politik dan ekonomi di Eropa dan Asia Barat pertengahan abad ke-15 d. Perubahan politik dan ekonomi bangsa Belanda 23. Suatu imperialisme yang dilaksanakan sebelum revolusi industri dengan tujuan gold, glory, dan gospel disebut . . . a. Imperialisme b. Kolonialisme c. Imperialisme Modern d. Imperialisme Kuno 24. Berdasarkan tujuan penguasaanya imperialisme dapat dibedakan menjadi beberapa aspek, kecuali . . . a. bidang sosial b. imperialisme politik c. imperialisme ekonomi d. imperialisme militer
LAMPIRAN 3:
108
25. Secara ekonomi kedatangan bangsa Portugis di Maluku membawa dampak negatif terhadap rakyat, terutama berkaitan dengan . . . a. Penyebaran agama Nasrani b. Campur tangan Portugis terhadap urusan kerajaan c. Pembangunan Benteng Saint John d. Pelaksanaan monopoli perdagangan rempah-rempah 26. Pemberian hak oktroi kepada VOC membawa beberapa akibat langsung, kecuali . . . a. VOC mampu tampil sebagai kekuatan imperialis b. VOC dapat menjalankan peran politik c. Muncul perlawanan terhadap VOC d. Rakyat dapat menolak monopoli yang dijalankan VOC 27. Dalam operasinya. VOC diberi hak oktroi, yaitu . . . a. Hak untuk bertindak seperti negara b. Hak untuk membentuk pemerintahan di tanah jajahan c. Hak untuk mendatangkan pasukan dari Belanda d. Hak untuk membuat dan melaksanakan peraturan sendiri 28. Faktor-faktor yang ikut mendorong bangsa Eropa penjelajahan samudra, kecuali . . . a. Kemajuan IPTEK yang telah dicapai oleh bangsa Eropa pada masa itu b. Berkembangnya agama Nasrani di Asia c. Kemunduran perdagangan di Laut Tengah d. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki 29. Belanda memandang pertentantangan antara Kaum Adat dan Kaum Padri sebagai suatu peluang untuk . . . a. Menyebarkan agama Nasrani di Minangkabau b. Menjalankan politik kekerasan terhadap Kaum Padri c. Menjalankan politik adu domba untuk menguasai d. Menjalin hubungan dengan Kaum Padri 30. Berikut sifat kaum terpelajar ala Barat, kecuali . . . a. Dinamis b. Anti kolonial c. Terbuka d. Demokratis
109
LAMPIRAN 3:
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN SIKLUS I
1. B
11. A
21. A
2. C
12. B
22. C
3. A
13. C
23. D
4. D
14. A
24. A
5. B
15. C
25. D
6. A
16. A
26. D
7. C
17. D
27. A
8. D
18. B
28. B
9. A
19. B
29. C
10. B
20. B
30. B
110
LAMPIRAN 5:
INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I (PROSES PERKEMBANGAN KOLONILISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA) KELAS VIII SEMESTER I A. Tujuan dan Petunjuk: 1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk mengumpulkandat-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Ekspedisi Belanda yang pertama ke Indonesia dipimpin oleh . . . a. J.P Coen b. Alfonso d’Alburqueque c. Cornelis de Houtman d. Vasco da Gama 2. Ekspedisi Portugis pertama untuk mencari jalan laut ke wilayah Timur dipimpin oleh . . . a. Antonio d’Abreau b. Vasco da Gama c. Alfonso d’Alburqueque d. Barthlomeus Diaz 3. Sistem politik yang bertujuan untuk menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar. Disebut . . . a. Agresifisme b. Imperialisme c. Egoisme d. Kolonialisme
LAMPIRAN 5:
111
4. Ekspedisi Portugis untuk menguasai pelabuhan Malaka dipimpin oleh . . . a. Barthlomeus Diaz b. Vasco da Gama c. Antonio d’Abreau d. Alfonso d’Alburqueque 5. Tiga motif bangsa Eropa menjajah bangsa Indonesia, dikenal dengan 3 G adalah . . . a. Gold, glory, gospel b. Golden, glory, gospel c. Gama, glory, gospel d. Gospel, golden, glory 6. VOC didirikan pada tanggal . . . a. 20 Maret 1602 b. 31 Desember 1799 c. 20 Maret 1613 d. 21 Maret 1602 7. VOC kepanjangan dari . . . a. Verenigde Oost Compagnie b. Verenigde Indische Compagnie c. Verenigde Oost-Indische Compagnie d. Verenigde Compagnie 8. Perjanjian antara Pangeran Mankubumi dengan VOC disebut dengan . . . a. Perjanjian Giyanti b. Perjanjian Renvil c. Perjanjian Saragosa d. Perjanjian Linggarjati 9. Politik adu domba disebut juga dengan . . . a. Bataafsche republiek b. Koninkrijk holland c. Devide et impera d. Hak octroi
LAMPIRAN 5:
112
10. Belanda memberikan hak istimewa kepada VOC yang dikenal dengan . . . a. Hak octoroi b. Hak VOC c. Hak istimewa d. Hak kebebasan 11. Berikut ini tujuan didirikannya VOC, kecuali . . . a. Menghilangkan persaingan b. Mencari keuntungan c. Membiayai penjajahan d. Menyatukan kekuatan 12. Berikut ini merupakan hak-hak VOC yang diberikan oleh parlemen Belanda, kecuali . . . a. Hak monopoli b. Hak memiliki angkatan perang c. Hak mencetak dan mengedarkan uang d. Hak untuk memperluas wilayah 13. VOC dibubarkan pada tanggal . . . a. 20 Maret 1602 b. 31 Desember 1799 c. 20 Maret 1613 d. 21 Maret 1602 14. Suatu imperialisme yang dilaksanakan sebelum revolusi industri dengan tujuan gold, glory, dan gospel disebut . . . a. Imperialisme b. Kolonialisme c. Imperialisme Modern d. Imperialisme Kuno 15. Secara ekonomi kedatangan bangsa Portugis di Maluku membawa dampak negatif terhadap rakyat, terutama berkaitan dengan . . . a. Penyebaran agama Nasrani b. Campur tangan Portugis terhadap urusan kerajaan
LAMPIRAN 5:
113
c. Pembangunan Benteng Saint John d. Pelaksanaan monopoli perdagangan rempah-rempah 16. Dalam operasinya. VOC diberi hak oktroi, yaitu . . . a. Hak untuk bertindak seperti negara b. Hak untuk membentuk pemerintahan di tanah jajahan c. Hak untuk mendatangkan pasukan dari Belanda d. Hak untuk membuat dan melaksanakan peraturan sendiri 17. Berikut sifat kaum terpelajar ala Barat, kecuali . . . a. Dinamis b. Anti kolonial c. Terbuka d. Demokratis 18. Tujuan bangsa Eropa menjajah bangsa Indonesia adalah . . . a. Mengeksploitasi sumber daya manusia b. Menguasai wilayah bangsa Indonesia c. Mendominasi dan mengeksploitasi kekayaan alam dan sumber daya manusia d. Memperoleh kekuasaan di Indonesia 19. Gubernur jendral pertama VOC adalah . . . a. Johan van Oldenbarneveldt b. Pieter Both c. Jan Pieterszoon Coen d. Mayor de Clerk 20. Penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu, disebut . . . a. Kolonialisme b. Sekularisme c. Imperialisme d. Apatisme
114
LAMPIRAN 5:
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I
1. C
11. D
2. D
12. D
3. B
13. B
4. D
14. D
5. A
15. D
6. A
16. A
7. C
17. B
8. A
18. C
9. C
19. B
10. A
20. A
108
LAMPIRAN 6 :
KISI-KISI PENULISAN SOAL INSTRUMEN SIKLUS II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Jenjang Pendidikan
: SMP/MTs
Mata Pelajaran
: IPS-Sejarah
Kurikulum
: KTSP
Alokasi Waktu
: 30 menit
Jumlah Soal
: 30 soal
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi
: 2. Memahami proses kebangkitan nasional
No. 1.
Tujuan Pembelajaran 1. Mengidentifikasi
Kelas/Smt VIII/1
Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan proses
Materi Kebijakan-
Indikator 1. Mengidentifikasi kebijakan-
No Soal 8, 9,
109
kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial
(Ganjil)
perkembangan
kebijakan
kebijakan pemerintah kolonial
kolonialisme dan
pemerintah,
12*, 13,
imperalisme Barat,
kolonial
15*,
serta pengaruh yang
16*, 18,
ditimbulkannya di
19*,
berbagai daerah
2.Mengidentifikasi
10*,11*,
20*, 21 P engaruh
2. Mengidentifikasi pengaruh
pengaruh yang
yang
yang ditimbulkan oleh
ditimbulkan oleh
ditimbulkan
kebijakan –kebijakan
1, 2*,
kebijakan –
oleh kebijakan
pemerintah kolonial di
4*,
kebijakan
–kebijakan
berbagai daerah
14*,17,
pemerintah kolonial
pemerintah
di berbagai daerah
kolonial di
24*
berbagai daerah
3.Mendeskripsikan
Bentuk –bentuk
bentuk-bentuk
perlawanan
perlawanan rakyat
rakyat dalam
dalam menentang
menentang
kolonialisme Barat
kolonialisme
3. Menguraiakan reaksi rakyat Indonesia terhadap
5*,
pembentukan VOC
6*,7*, 22*, 23,
110
diberbagai daerah
4. Mengidentifikasi
Barat
25*, 26,
diberbagai
27, 28,
daerah
29, 30
Daerah-daerah
daerah –daerah
persebaran
persebaran agama
agama Nasrani
Kristiani
Barat diberbagai daerah
Notes: Tanda (*) untuk soal yang Valid.
4. Mengidentifikasi daerah – daerah persebaran agama Kristiani
3
118
LAMPIRAN 7:
INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN SIKLUS II (PROSES PERKEMBANGAN KOLONILISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA) KELAS VIII SEMESTER I A. Tujuan dan Petunjuk: 1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk mengumpulkandatdata dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Ciri budaya Barat yang mempengaruhi masyarakat Indonesia antara lain sikap . . . a. Apatisme b. Agresif c. Individualisme d. Kooperatif 2. Berikut sumber hukum Belanda yang diwariskan pada pemerintah Indonesia antara lain sikap . . . a. Neederlands-Indie Jaarboek b. Algemene Bepalingen van Jaarboek c. Burgelijk Wetboek d. Staatblad van Neederlands-Indie 3. Berikut penyebab sulit berkembangnya agama kristen di Indonesia . . . a. Agama Kristen dianggap identik dengan agama penjajah b. Pemerintah kolonial tidak menghargai prinsip persamaan derajat c. Sebagian besar rakyat Indonesiatelah menganut agam-agam lain d. Bangsa Eropa lebih memntingkan kepentingan ekonomis darpada agama 4. Jenis musik yang merupakan warisan kolonial Belanda yaitu . . . a. Jazz b. Keroncong c. Seriosa d. Blues
LAMPIRAN 7:
119
5. Pada tahun 1913 muncul gerakan protes petani di Purwakarta yang dipicu permasalahan . .. a. Pengembangan pabrik gula b. Kewajiban menanam tebu c. Pungutan cukai yang sangat berat d. Pengukuran tanah 6. Berikut ini merupakan sebab-sebab umum terjadinya Perang Dipnegoro, kecuali . . . a. Penderitaan rakyat akibat berbagai macam pajak b. Pemasangan tiang pancang pembuatan jalan ke Magelang c. Campur tangan Belanda dalam urusan pemerintahan d. Masuknya kebudayaan Barta dalam kalangan kerajaan 7. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan VOC mengalami kemerosotan, kecuali . . . a. Terjadinya korupsi oleh para pegawainya b. Banyaknya biaya perang yang di keluarkan c. Wilayah operasionalnya terlalu luas d. Terbentuknya kongsi-kongsi dari daerah lain 8. Sistem kerja yang di laksanakan oleh Deandles dalam proyek pembangunan jalan AnyerPanarukan adalah . . . a. Kerja rodi b. Tanam Paksa c. Contingenteng d. Monopoli 9. Apakah yang menyebabkan kebencian rakyat kepada Daendles . . . a. Sistem kerja yang dilakukan oleh Daendles b. Pembangunan Benteng-benteng c. Pembangunan jalan Anyer Panarukan d. Menjual tanah milik negara 10. Pelaksanaan sewa tanah adalah kebijakan yang dilakukan pada masa pemerintahan . . . a. Daendles b. Janssen c. Raflles d. Van der Capellen 11. Hak untuk bertindak seperti negara disebut . . .
LAMPIRAN 7:
120
a. Hak oktroi b. Kapitulasi Tuntang c. Hak sewa tanah d. Hak berperang 12. Berikut adalah penyebab penyebab kegagalan sistem sewa tanah yang dilakukan pada masa pemerintahan Raflles, kecuali . . . a. Jumalah pegawai terbatas b. Besar kecilnya pajak bagi setiap pemilik tanah sulit ditentukan c. Unsur paksaan diganti dengan kebebasan d. Masyarakat pedesaan belum mengenal uang 13. Latar belakang terjadinya pelaksanaan sistem tanam paksa yaitu . . . a. Kesulitan keuangan yang dialami oleh pemerintah Belanda b. Kelebihan hasil panen c. Pembangunan jalan d. Untuk kebutuhan perang 14. Tokoh yang menentang sistem tanam paksa adalah . . . a. Douwes Dekker b. Max Havelar c. Ralles d. Van de Cook 15. Proyek pembangunan jalan Anyer-Panarukan dlaksanakan pada masa pemerintahan . . . a. Janssens b. Raflles c. Daendels d. Van den Bosch 16. Berikut adalah tujuan dilaksanakan sistem sewa tanah oleh Raflles, kecuali . . . a. Memberikan kepsatian hukum atas tanah yang dimiliki oleh petani b. Mengisi kas negara secara kontinu c. Ikatan adat istiadat d. Memacu para petani agar lebih giat 17. Akibat dilaksanakan sistem tanam paksa oleh pemerintahan Belanda . . . a. Tanah menjadi luas b. Hasil panen meningkat c. Petani makin sejahtera
LAMPIRAN 7:
121
d. Rakyat Indinesia ssemakin miskin 18. Nama samaran Douwes Dekker dalam bukunya yang berjudul Max Haahelaar yaitu . . . a. Mulatatuli b. Van Hoevel c. Van de Putte d. Fransen 19. Sistem tanam paksa berhasil di hapus pada tahun . . . a. 1860 b. 1865 c. 1870 d. 1875 20. Program Daendels tentang bagi rakyat Priangan untuk menanam kopI disebut dengan istilah . . . a. Preanger Stelsel b. Contingeten c. Verplichte d. Leverentie 21. Penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu, disebut . . . a. Kolonialisme b. Sekularisme c. Imperialisme d. Apatisme 22. Politik adu domba disebut juga dengan . . . a. Bataafsche republiek b. Koninkrijk holland c. Devide et impera d. Hak octroi 23. Berikut ini tujuan didirikannya VOC, kecuali . . . a. Menghilangkan persaingan b. Mencari keuntungan c. Membiayai penjajaha d. Menyatukan kekuatan 24. Semangat nasionalisme Indonesia timbul akibat dari . . .
122
LAMPIRAN 7: a. Perlakuan dan sikap pemerintah kolonial Belanda terhadap bangsa Indonesia b. Adanya kesenjangan ekonomi antara penduduk pribumi dengan Belanda c. Kedatangan bangsa Cina di Indonesia d. Adanya rasa nasionalisme rakyat Indonesia 25. VOC kepanjangan dari . . . a. Verenigde Oost Compagnie b. Verenigde Indische Compagnie c. Verenigde Oost-Indische Compagnie d. Verenigde Compagnie
26. Kerajaan-kerajaan Bali berusaha mempertahankan kemerdekaan politik dan ekonomi mereka dengan menolak tegas tuntutan Beland agar . . . a. Menghapus hukum tawan karang b. Membebaskan kapal Belanda berlayar di perairan Bali c. Menghapus kerajaan Bali d. Membebaskan beberapa tentara Belanda yang ditawan di Buleleng 27. Kaum liberal yang berhasil
mendominasi politik di negeri Belanda pada abad 19
memiliki beberapa pandangan umum tehadap kegiatan ekonomi kecuali . . . a. Kegiatan harus ditangani swasta b. Pemerintah tidak boleh campur tangan dalam kegiatan ekonomi c. Bahwa pemerintah dapat campur tangan dalam kegiatan ekonomi d. Pemerintah berkewajiban menciptakan kondisi yang menunjang kelancaran roda ekonomi 28. Campur tangan VOC terhadap kerajaan Tidore tampak dari . . . a. Dukungan yang diberikan kepada Sahid Barkat untuk menggantikan Sultan Jamaludin b. Dukungan yang diberikan kepada Kaicil Nuku c. Upaya menyebarkan agama Nasrani di Tidore d. Upaya pembangunan benteng di Tidore 29. Dampak sosiologis dari diterapkannya sistem politik kolonial liberal adalah . . . a. Munculnya kelompok kuli perkebunan b. Makin terbatasnya kekuasaan para bangsawan c. Beralihnya tanah-tanah rakyat ketangan pengusaha swasta d. Makin meluasnya pemakaian barang impor 30. Karena kekalahannya dalam perang besar melawan VOC, Makasar harus menandatangani Perjanjian Bongaya yang berisi kecuali . . .
LAMPIRAN 7: a. Makasar mengakui kekuasaan VOC b. VOC dapat membangun benteng VOC di Makasar c. VOC mendapat hak monopoli dagang di Makasar d. Aru Palaka menjadi Raja Bone
123
124
LAMPIRAN 7: LAMPIRAN 8:
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN UJI COBA PENELITIAN SIKLUS II
1. C
11. A
21. A
2. D
12. C
22. C
3. D
13. A
23. D
4. B
14. B
24. D
5. D
15. C
25. C
6. B
16. C
26. A
7. C
17. D
27. C
8. B
18. A
28. C
9. D
19. A
29. B
10. C
20. A
30. B
125
LAMPIRAN 10:
INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II (PROSES PERKEMBANGAN KOLONILISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA) KELAS VIII SEMESTER I A. Tujuan dan Petunjuk: 1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk mengumpulkandatdata dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Berikut sumber hukum Belanda yang diwariskan pada pemerintah Indonesia antara lain sikap . . . a. Neederlands-Indie Jaarboek b. Algemene Bepalingen van Jaarboek c. Burgelijk van Wetgeving d. Staatblad van Neederlands-Indie 2. Pada tahun 1913 muncul gerakan protes petani di Purwakarta yang dipicu permasalahan . .. a. Pengembangan pabrik gula b. Kewajiban menanam tebu c. Pungutan cukai yang sangat berat d. Pengukuran tanah 3. Berikut ini merupakan sebab-sebab umum terjadinya Perang Diponegoro, kecuali . . . a. Penderitaan rakyat akibat berbagai macam pajak b. Pemasangan tiang pancang pembuatan jalan ke Magelang c. Campur tangan Belanda dalam urusan pemerintahan d. Masuknya kebudayaan Barat dalam kalangan bangsawan 4. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan VOC mengalami kemerosotan, kecuali . . . a. Terjadinya korupsi oleh para pegawainya b. Banyaknya biaya perang yang di keluarkan
LAMPIRAN 10:
126
c. Wilayah operasionalnya terlalu luas d. Terbentuknya kongsi-kongsi dari daerah lain 5. Apakah yang menyebabkan kebencian rakyat kepada Daendles . . . a. Sistem kerja yang dilakukan oleh Daendles b. Pembangunan Benteng-benteng c. Pembangunan jalan Anyer Panarukan d. Merekrut orang-orang Indonesia sebagai tentara 6. Pelaksanaan sewa tanah adalah kebijakan yang dilakukan pada masa pemerintahan . . . a. Daendles b. Janssen c. Raflles d. Van der Capellen 7. Hak untuk bertindak seperti negara disebut . . . a. Hak octroi b. Kapitulasi Tuntang c. Hak sewa tanah d. Hak berperang 8. Berikut adalah penyebab kegagalan sistem sewa tanah yang dilakukan pada masa pemerintahan Raflles, kecuali . . . a. Jumlah pegawai terbatas b. Besar kecilnya pajak bagi setiap pemilik tanah sulit ditentukan c. Unsur paksaan diganti dengan kebebasan d. Masyarakat pedesaan belum mengenal uang 9. Latar belakang terjadinya pelaksanaan sistem tanam paksa yaitu . . . a. Kesulitan keuangan yang dialami oleh pemerintah Belanda b. Kelebihan hasil panen c. Pembangunan jalan d. Untuk kebutuhan perang 10. Tokoh yang menentang sistem tanam paksa adalah . . . a. Douwes Dekker b. Max Havelar c. Raflles d. Van de Cook
127
LAMPIRAN 10:
11. Proyek pembangunan jalan Anyer-Panarukan dlaksanakan pada masa pemerintahan . . . a. Janssens b. Raflles c. Daendels d. Van den Bosch 12. Sistem tanam paksa berhasil di hapus pada tahun . . . a. 1860
c. 1870
b. 1865
d. 1875
13. Program Daendels tentang bagi rakyat Priangan untuk menanam kopi disebut dengan istilah . . . a. Preanger Stelsel b. Contingeten c. Verplichte d. Leverentie 14. Politik adu domba disebut juga dengan . . . a. Bataafsche republiek b. Koninkrijk holland c. Devide et impera d. Hak octroi 15. Semangat nasionalisme Indonesia timbul akibat dari . . . a. Perlakuan dan sikap pemerintah kolonial Belanda terhadap bangsa Indonesia b. Adanya kesenjangan ekonomi antara penduduk pribumi dengan Belanda c. Kedatangan bangsa Cina di Indonesia d. Kedatangan bangsa Belanda di Indonesia 16. VOC kepanjangan dari . . . a. Verenigde Oost Compagnie b. Verenigde Indische Compagnie c. Verenigde Oost-Indische Compagnie d. Verenigde Compagnie
17. Jenis musik yang merupakan warisan kolonial Belanda yaitu . . . a. Jazz
c. Keroncong
b. Seriosa
d. Blues
18. Berikut penyebab sulit berkembangnya agama Kristen di Indonesia, kecuali . . .
LAMPIRAN 10:
128
a. Agama Kristen dianggap identik dengan agama penjajah b. Pemerintah kolonial tidak menghargai prisnsip persamaan derajat c. Sebagian rakyat Indonesia telah menganut agama-agama lain d. Bangsa Eropa lebih mementingkan kepentingan ekonomis daripada agama 19. Nama samaran Douwes Dekker dalam bukunya yang berjudul Max Haahelaar yaitu . . . a. Multatuli b. Van Hoevel c. Van de Putte d. Fransen 20. Berikut adalah usaha-usaha yang ditempuh oleh rakyat Banten untuk mengusir VOC dari Banten, kecuali . . . a. Mengacaukan Batavia b. Merusak kebun tebu milik VOC c. Membantu perlawanan Trunojoyo d. Membantu VOC melakukan peperangan
129
LAMPIRAN 10:
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II
1. D
11. C
2. B
12. B
3. D
13. A
4. D
14. C
5. A
15. A
6. C
16. C
7. A
17. C
8. C
18. D
9. A
19. A
10. A
20. D
Lampiran 11 :
TABEL SKOR KETERPERCAYAAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES SIKLUS 1
Butir Soal 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
5 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
7 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0
8 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 11 12 13 14 15 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 18 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1
19 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1
20 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0
21 22 23 24 25 26 27 28 29 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
30 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
X2
21 23 19 15 22 24 19 19 21 25 26 25 21 26 27 23 23 21 18 23 23 17 23 22 19
441 529 361 225 484 576 361 361 441 625 676 625 441 676 729 529 529 441 324 529 529 289 529 484 361
26 27
0 1
1 1
1 1
1 1
1 0
1 0
0 1
1 1
1 1
0 1
1 0
1 1
1 0
1 1
1 0
1 1
25 20
625 400
1 1
1 0
0 1
1 0
1 1
1 1
0 0
1 1
1 1
1 0
1 1
1 1
1 0
1 1
130
2 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
R
1 0 1
1 0 0
1 1 0
1 1 1
0 1 0
29 1 0 20 21 0 0
19 20 19 21 24 13 28 26 0,6 1 0,6 0,7 0,8 0 0,9 1 0,4 0 0,4 0,3 0,2 1 0,1 0 14 14 14 16 17 10 27 19 21 21 21 21 21 21 21 21 0,6 0 -0 0,4 0,2 0 0,2 0 0,3 0 0,3 0,3 0,3 0 0,3 0
20 1 0 15 21 1 0
24 0,8 0,2 17 21 0,2 0,3
19 1 0 14 21 0 0
15 1 1 11 21 -0 0
25 0,8 0,2 18 21 0,1 0,3
19 0,6 0,4 14 21 0,5 0,3
Valid
Invalid
Valid
Invalid
Invalid
Valid
23 0,8 0,2 17 21 0,2 0,3
19 0,6 0,4 14 21 0,5 0,3
21 1 0 15 21 0 0
28 1 0 20 21 0 0
1 0 1
1 1 1
0 1 1
1 0 1
0 0 0
1 1 1
Invalid
16 1 0 12 21 1 0
0 0 1
Invalid
1 1 1
Invalid
1 0 1
Invalid
0 1 1
Valid
0 0 1
Invalid
0 1 1
Valid
1 1 1
Invalid
1 0 1
Valid
Invalid
Invalid
Valid
26 26 18 20 25 18 21 29 11 0,9 0,9 0,6 0,7 0,8 0,6 1 1 0,4 0,1 0,1 0,4 0,3 0,2 0,4 0 0 0,6 19 19 13 15 18 13 15 20 9 21 21 21 21 21 21 21 21 21 0,5 0 0,4 0,3 -0 0,1 0 0 0,2 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0 0 0,3
0 0 0
Valid
0 0 0
Valid
1 1 0
Valid
0 0 1
Invalid
0 1 1
Valid
1 1 1
Invalid
Invalid
1 0 0
Invalid
Status
0 0 1
Valid
20 0,7 0,3 14 21 -0,1 0,3
1 1 0
Valid
Σ p q Mp Mt r bis r tabel
1 0 1
Invalid
0 1 0
Valid
28 29 30
17 15 20 642
289 225 400 14034
131
LAMPIRAN 13 :
TABEL SKOR KETERPERCAYAAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES SIKLUS II
R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Butir Soal 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1
2 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1
4 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
5 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0
6 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
7 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
8 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1
9 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
11 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
13 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1
16 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
20 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
21 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
23 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
24 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
25 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
26 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
27 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
28 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1
29 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
30 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
X
X2
23 22 18 20 23 20 16 17 25 23 21 24 17 22 19 28 18 19 20 21 24 20 27 16 23 9 26
529 484 324 400 529 400 256 289 625 529 441 576 289 484 361 784 324 361 400 441 576 400 729 256 529 81 676
28 29 30
1 1 1
1 0 1
1 1 1
0 1 1
1 0 1
0 1 1
1 1 1
1 1 0
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 0
0 1 0
1 1 0
1 1 0
0 1 1
1 1 0
1 1 1
0 1 1
1 1 1
1 0 1
1 1 1
0 1 0
1 1 1
0 1 0
0 0 1
0 0 0
1 0 0
1 0 0
1 0 0
Σ p q Mp Mt r bis r tabel
19 0,6 0,4 14 21 0,2 0,3
17 0,6 0,4 12 21 0,4 0,3
21 0,7 0,3 15 21 0,1 0,3
21 0,7 0,3 15 21 0,3 0,3
16 0,53 0,47 11,7 20,7 0,34 0,31
22 0,7 0,3 16 21 0,5 0,3
20 0,7 0,3 14 21 0,3 0,3
17 0,6 0,4 12 21 0,2 0,3
19 0,6 0,4 13 21 0,2 0,3
25 0,8 0,2 18 21 0,5 0,3
23 0,8 0,2 15 21 0,6 0,3
24 0,8 0,2 17 21 0,4 0,3
24 0,8 0,2 17 21 0,1 0,3
24 0,8 0,2 17 21 0,6 0,3
23 0,8 0,2 17 21 0,4 0,3
20 0,7 0,3 14 21 0,4 0,3
29 0,97 0,03 20,1 20,7 0,13 0,31
28 0,9 0,1 20 21 0,2 0,3
20 0,7 0,3 15 21 0,4 0,3
26 0,9 0,1 19 21 0,5 0,3
24 0,8 0,2 16 21 0,2 0,3
28 0,9 0,1 20 21 0,3 0,3
15 0,5 0,5 11 21 0,1 0,3
24 0,8 0,2 17 21 0,5 0,3
15 0,5 0,5 11,1 20,7 0,41 0,31
19 0,6 0,4 9,2 21 0,1 0,3
10 0,3 0,7 7,2 21 0,2 0,3
15 0,5 0,5 11 21 0,2 0,3
19 0,63 0,37 13,2 20,7 0,04 0,31
15 0,5 0,5 11 21 0,2 0,3
Status
Invalid
Valid
Invalid
Invalid
Valid
Valid
Valid
Invalid
Invalid
Valid
Valid
Valid
Invalid
Valid
Valid
Valid
Invalid
Invalid
Valid
Valid
Invalid
Valid
Invalid
Valid
Valid
Invalid
Invalid
Invalid
Invalid
Invalid
21 22 18 622
441 484 324 13322
135
138
LAMPIRAN 15 :
DAYA PEMBEDA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I DENGAN MENGGUNAKAN ANATES
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 30 Klp atas/bawah(n)= 8 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\STATISTIK SKRIPSI\SIKLUS I.ANA No Butir Kel. Atas Kel. Bawah 1 5 5 2 8 4 3 7 7 4 7 2 5 7 5 6 7 8 7 5 4 8 4 3 9 8 8 10 3 2 11 8 1 12 7 6 13 5 2 14 8 5 15 8 6 16 8 8 17 7 0 18 5 6 19 7 6 20 8 4 21 8 6 22 2 3 23 8 7 24 7 6 25 8 2 26 7 5 27 7 4 28 6 6 29 7 6 30 8 2
Beda Indeks DP (%) 0 0,00 4 50,00 0 0,00 5 62,50 2 25,00 -1 -12,50 1 12,50 1 12,50 0 0,00 1 12,50 7 87,50 1 12,50 3 37,50 3 37,50 2 25,00 0 0,00 7 87,50 -1 -12,50 1 12,50 4 50,00 2 25,00 -1 -12,50 1 12,50 1 12,50 6 75,00 2 25,00 3 37,50 0 0,00 1 12,50 6 75,00
139
LAMPIRAN 15 :
TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I DENGAN MENGGUNAKAN ANATES
TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\STATISTIK SKRIPSI\SIKLUS I.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) 19 63,33 25 83,33 25 83,33 19 63,33 22 73,33 25 83,33 18 60,00 19 63,33 29 96,67 12 40,00 16 53,33 23 76,67 18 60,00 23 76,67 28 93,33 29 96,67 18 60,00 20 66,67 19 63,33 24 80,00 23 76,67 11 36,67 28 93,33 25 83,33 19 63,33 24 80,00 20 66,67 16 53,33 26 86,67 18 60,00
Tafsiran Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sangat Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang
LAMPIRAN 16 :
TABEL TINGKAT KESUKARAN PADA SIKLUS I
No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
B 26 18 20 21 16 19 21 28 29 19 21 20 19 19
JS 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P 0,867 0,6 0,667 0,7 0,533 0,633 0,7 0,933 0,967 0,633 0,7 0,667 0,633 0,633
Keterangan Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Dari jumlah butir soal sebanyak 14 dan dijawab oleh responden hasil perhitungan tingkat sukar kategori sedang sebanyak 11 butir atau 56%, dan kategori mudah sebanyak 3 atau 12%.
133
LAMPIRAN 17 : DAYA PEMBEDA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II DENGAN MENGGUNAKAN ANATES
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 30 Klp atas/bawah(n)= 8 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\STATISTIK SKRIPSI\SIKLUS II.ANA No Butir Kel. Atas 1 7 2 6 3 7 4 7 5 6 6 5 7 7 8 6 9 5 10 8 11 8 12 7 13 7 14 8 15 8 16 7 17 8 18 8 19 8 20 8 21 7 22 8 23 6 24 8 25 6 26 5 27 2 28 6 29 6 30 6
Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 4 3 37,50 3 3 37,50 7 0 0,00 5 2 25,00 3 3 37,50 4 1 12,50 4 3 37,50 5 1 12,50 5 0 0,00 5 3 37,50 3 5 62,50 4 3 37,50 5 2 25,00 3 5 62,50 6 2 25,00 4 3 37,50 7 1 12,50 7 1 12,50 3 5 62,50 5 3 37,50 4 3 37,50 5 3 37,50 3 3 37,50 5 3 37,50 3 3 37,50 6 -1 -12,50 2 0 0,00 2 4 50,00 4 2 25,00 3 3 37,50
134
LAMPIRAN 18 :
TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II DENGAN MENGGUNAKAN ANATES
TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\STATISTIK SKRIPSI\SIKLUS II.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) 21 70,00 17 56,67 21 70,00 21 70,00 16 53,33 20 66,67 20 66,67 19 63,33 18 60,00 25 83,33 23 76,67 24 80,00 23 76,67 24 80,00 24 80,00 20 66,67 28 93,33 28 93,33 20 66,67 26 86,67 23 76,67 27 90,00 13 43,33 24 80,00 16 53,33 23 76,67 10 33,33 14 46,67 21 70,00 16 53,33
Tafsiran Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sedang Sangat Mudah Mudah Sangat Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang
LAMPIRAN 18:
TABEL TINGKAT KESUKARAN PADA SIKLUS II No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
B 17 16 22 20 25 23 24 24 23 20 20 26 28 24 15
JS 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P 0,567 0,533 0,733 0,667 0,833 0,767 0,8 0,8 0,767 0,667 0,667 0,867 0,933 0,8 0,5
Keterangan Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang
Dari jumlah butir soal sebanyak 15 dan dijawab oleh responden hasil perhitungan tingkat sukar kategori sedang sebanyak 6 butir atau 24%, dan kategori mudah sebanyak 10 atau 40%.
130 LAMPIRAN 19 :
KISI-KISI INSTRUMEN KUESIONER Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video Pembelajaran Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Di SMP Bina Sejahtera Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Media Audio Visual Video Pembelajaran
Dimensi
Indikator
Efektivitas
a. Persiapan guru
Pemanfaatan
b. Pemanfaatan
media audio
media audio
visual video
visual video
pembelajaran
pembelajaran
Nomor Butir Positif (+)
Negatif(-)
1
Jumlah 1
4, 5, 6, 7, 8, 9
2, 3,
8
10
c. Langkah
1
evaluasi pengajaran
Tabel 1.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar
Dimensi Minat
Indikator
Nomor Butir Positif (+)
a. Mempersipkan
Negatif(-) 11
Jumlah 1
materi sebelum belajar b. Mencari sumber
12
1
terbaru yang berkaitan dengan materi
Ketekunan
a. Mengulang
13
1
131 kembali materi Motivasi
a. Semangat dalam mengikuti
14, 15,
4
16,17
pelajaran b. Partisipasi siswa
19, 20
18
3
Tabel 1.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Hasil Belajar
Dimensi
Indikator
Prestasi
a. Dorongan untuk
Nomor Butir Positif (+)
Negatif(-)
21
22
Jumlah 2
sukses b. Umpan balik
23
c. Unggul
Pengembangan a. Dorongan untuk diri
27
1 24
1
25, 26
3
maju b. Peningkatan
28
1
keterampilan Kemandirian
a. Suka pada
29
1
30
1
tantangan b. Mandiri dalam bekerja
144
LAMPIRAN 20 :
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA No 1.
Aspek yang diamati Melaksanakan pretes
2.
Memberikan respon positif terhadap pembelajaran
3.
Memperhatikan penjelasan guru
4.
Mengajukan pertanyaan
5.
Berdiskusi dalam kelompok
6.
Mengajukan pendapat
7.
Melaksanakan postes
Ya
Tidak
Jumlah Kejadian
Persentase
139
LAMPIRAN 21 :
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
No
1
Aspek yang diamati Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2.
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan materi sebelumnya
3.
Mengenalkan konsep yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
4.
Menjelaskan materi pelajaran
5.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
6.
Memberikan kesempatan siswa untuk menjawab
Keterangan Ya
Tidak
Nilai SB
B
C
K
SK
140
7.
Memberikan evaluasi
8.
Memberikan menyimpulkan materi
9.
Menutup pelajaran.
147
LAMPIRAN 22 :
LEMBAR OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN
No
1
Aspek yang diamati Guru mengenalkan materi yang akan disajikan.
2.
Guru membagi kelompok siswa.
3.
Guru menampilkan video pembelajaran.
4.
Siswa menyimak video dengan penuh konsentrasi.
5.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat.
6.
Guru menjelaskan materi.
7.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
Keterangan Ya
Tidak
Nilai SB
B
C
K
SK
148
8.
Guru dan siswa sama-sama memberikan kesimpulan
149
LAMPIRAN 23 : HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS I No 1.
Aspek yang diamati Melaksanakan pretes
2.
Jumlah Kejadian
Persentase
√
25
100%
√
19
76%
√
15
60%
√
2
5%
√
17
68%
√
3
12%
√
25
100%
Ya
Tidak
Memberikan respon positif terhadap pembelajaran
3.
Memperhatikan penjelasan guru
4.
Mengajukan pertanyaan
5.
Berdiskusi dalam kelompok
6.
Mengajukan pendapat
7.
Melaksanakan postes
150
LAMPIRAN 24 : HASIL OBSERVASI GURU SIKLUS I
No
1
Aspek yang diamati
Keterangan Ya
Tidak
Nilai SB
B
C
Guru menyampaikan
√
√
√
√
√
√
tujuan pembelajaran 2.
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan materi sebelumnya
3.
Mengenalkan konsep yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
4.
Menjelaskan materi pelajaran
5.
√
√
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
√
√
bertanya. 6.
Memberikan kesempatan siswa untuk menjawab
√
√
K
SK
151
7.
Memberikan evaluasi
8.
√
√
Memberikan menyimpulkan
√
√
√
√
materi 9.
Menutup pelajaran.
152
LAMPIRAN 25 :
HASIL OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS I
No
1
Aspek yang diamati
Keterangan Ya
Tidak
Nilai SB
B
C
Guru mengenalkan materi yang akan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
disajikan. 2.
Guru membagi kelompok siswa.
3.
Guru menampilkan video pembelajaran.
4.
Siswa menyimak video dengan penuh konsentrasi.
5.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat.
6.
Guru menjelaskan materi.
7.
√
Guru memberikan kesempatan siswa
√
untuk bertanya 8.
Guru dan siswa
√
√
K
SK
153
sama-sama memberikan kesimpulan
154
LAMPIRAN 26 :
HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS II No 1.
Aspek yang diamati Melaksanakan pretes
2.
Jumlah Kejadian
Persentase
√
25
100%
√
23
92%
√
22
88%
√
6
20%
√
21
84%
√
7
28%
√
25
100%
Ya
Tidak
Memberikan respon positif terhadap pembelajaran
3.
Memperhatikan penjelasan guru
4.
Mengajukan pertanyaan
5.
Berdiskusi dalam kelompok
6.
Mengajukan pendapat
7.
Melaksanakan postes
155
LAMPIRAN 27 :
HASIL OBSERVASI GURU SIKLUS II
No
1
Aspek yang diamati
Keterangan Ya
Tidak
Nilai SB
√
Guru menyampaikan
B
√
tujuan pembelajaran 2.
√
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
√
materi sebelumnya 3.
√
Mengenalkan konsep yang berkaitan dengan
√
materi yang diajarkan. 4.
Menjelaskan materi pelajaran
5.
√
√
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
√
√
bertanya. 6.
√
Memberikan kesempatan siswa
√
untuk menjawab 7.
Memberikan evaluasi
√
√
C
K
SK
156
8.
√
Memberikan menyimpulkan
√
materi 9.
Menutup pelajaran.
√
√
157
HASIL OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS II
No
1
Aspek yang diamati
Keterangan Ya
SB
B
√
Guru mengenalkan materi yang akan
Tidak
Nilai
√
disajikan. 2.
Guru membagi kelompok siswa.
3.
Guru menampilkan video pembelajaran.
4.
√
√
√
√
√
Siswa menyimak video dengan penuh
√
konsentrasi. 5.
√
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
√
berpendapat. 6.
Guru menjelaskan materi.
7.
√
Guru memberikan kesempatan siswa
√
√
√
untuk bertanya 8.
√
Guru dan siswa sama-sama memberikan kesimpulan
√
C
K
SK
158
153 LAMPIRAN 29 :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I (RPP) Sekolah
: SMP Bina Sejahtera Depok
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/ Semester
: VIII / 1 (Ganjil)
Pertemuan
: 1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi
: 2. Memahami proses kebangkitan nasional
Kompetensi Dasar
: 2.1 Menje-laskan proses perkembangan kolonialisme dan imperilaisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah.
I. Indikator 1. Menjelasakan
kebijakan-kebijakan
pemerintah
kolonial
dan
praktek–
prakteknya. 2. Mengidentifikasi Reaksi rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Kolonial. 3. Mendeskripsikan
bentuk-bentuk
perlawanan
rakyat
dalam
menentang
kolonialisme Barat di berbagai daerah. II. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu : 1. Menjelasakan
kebijakan-kebijakan
pemerintah
kolonial
dan
praktek–
prakteknya. 2. Mengidentifikasi Reaksi rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Kolonial. III. Materi Pokok Kolonialisme dan Imperialisme serta kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah IV. Metode Pembelajaran 1. Menyimak video 2. Ceramah bervariasi 3. Diskusi
154 V. Langkah Pembelajaran Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Apresepsi
Alokasi Waktu 15 menit
Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. 2. Memotivasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 3. Guru meberikan soal pretes kepada siswa. Kegiatan Inti
1. Guru
menarik
perhatian 60 menit
siswa dengan mengaitkan peristiwa yang terjadi. 2. Guru
membagi
siswa
kedalam
kedalam
5
kelompok,
masing-masing
kelompok terdiri dari ±9 orang. 3. Guru
memberikan
penjelasan
teknik
menyimak video. 4. Siswa menyimak video. 5. Guru
memberikan
penjelasan mengenai materi. 6. Diskusi 7. Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi.
Kegiatan Akhir
1. Menguatkan konsep
mengenai
kembali 15 menit materi
desa. 2. Menyimpulkan hasil materi
Keterangan
155 ajar. 3. guru memberikan soal pos tes.
VI. Alat/ Bahan/ Sumber 1. Kurnia, Anwar. Sejarah 2. Jakarta: Ghalia Indah. 2007 2. LCD 3. VCD/DVD VII.
Penilaian 1. Soal pretes 2. Soal postes
156 LAMPIRAN 30 :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II (RPP) Sekolah
: SMP Bina Sejahtera Depok
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/ Semester
: VIII / 1 (Ganjil)
Pertemuan
: 2
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
: 2.
Kompetensi Dasar
: 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan
Memahami proses kebangkitan nasional
imperilaisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah. I. Indikator 1. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial
2. Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan –kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah
3. Menguraiakan reaksi rakyat Indonesia terhadap pembentukan VOC 4. Mengidentifikasi daerah –daerah persebaran agama Kristiani II. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu : 1. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial. 2. Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan –kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah. 3. Mendeskripsikan
bentuk-bentuk
perlawanan
rakyat
dalam
menentang
kolonialisme Barat diberbagai daerah. 4. Mengidentifikasi daerah-daerah persebaran agama Kristiani III. Materi Pokok Kaitan Bentuk-bentuk perlawanan rakyat dalam menentang kolonialisme Barat di berbagai daerah IV. Metode Pembelajaran 1. Menyimak video 2. Ceramah bervariasi 3. Diskusi
157 4. Games V. Langkah Pembelajaran Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Apresepsi
Alokasi Waktu 15 menit
Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. 2. Memotivasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 3. Guru meberikan soal pretes kepada siswa. 4. Guru
memberikan
ice
breaking. Kegiatan Inti
1. Guru
menarik
perhatian 50 menit
siswa dengan mengaitkan peristiwa yang terjadi. 2. Guru
membagi
siswa
kedalam
kedalam
3
kelompok,
masing-masing
kelompok terdiri dari ±8 orang. 3. Guru
memberikan
penjelasan
teknik
menyimak video. 4. Siswa menyimak video. 5. Guru
memberikan
penjelasan mengenai materi. 6. Diskusi 7. Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi. 8. Games Kegiatan Akhir
1. Menguatkan
kembali 15 menit
Keterangan
158 konsep
mengenai
materi
desa. 2. Menyimpulkan hasil materi ajar. 3. guru memberikan soal pos tes.
VI. Alat/ Bahan/ Sumber 1. Kurnia, Anwar. Sejarah 2. Jakarta: Ghalia Indah. 2007 2. LCD 3. VCD/DVD VII.
Penilaian 1. Soal pretes 2. Soal postes 3. Angket
LAMPIRAN 31
LEMBAR WAWANCARA GURU
Tujuan
: Memperoleh informasi mengenai pembelajaran Sejarah
Bentuk Wawancara
: Bebas
Waktu
: Juli 2011
Tempat
: SMP Bina Sejahtera
Objek Wawancara
: Guru Sejarah Kelas VIII
Subjek Wawancara
: Peneliti/penulis
Pertanyaan! 1.
Ibu mengajar Sejarah di kelas berapa? Sudah berapa lama Ibu mengajar di sekolah ini?
2.
Persiapan seperti apa yang Ibu persiapkan untuk mengajar?
3.
Metode belajar apa yang biasanya Ibu gunakan saat pembelajaran di kelas?
4.
Bagaimana cara Ibu memberikan motivasi belajar kepada siswa?
5.
Apakah siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran Sejarah?
6.
Apa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran tersebut?
7.
Bagaimana interaksi guru dan siswa di kelas ketika proses pembelajaran berlangsung?
8.
Apakah pada saat siswa mengalami kesulitan belajar di kelas, siswa tersebut bertanya pada guru?
9.
Pernahkan Ibu menggunakan metode pelajaran dengan menggunakan media audio visual video pembelajaran di kelas?
10.
Bagaimana jika dalam pembelajaran Sejarah metode pembelajaran yang digunakan adalah media audio visual video pembelajaran?
LAMPIRAN 32 :
164
CATATAN LAPANGAN Nama guru
:
Fitria Ningtias Rahmawati
Waktu
:
2 x 40 menit
Hari/Tanggal
:
Kelas
:
Konsep/Sub Konsep
:
Waktu
Kegiatan
Keterangan
Paraf
LAMPIRAN 32 :
165
166 LAMPIRAN 33 :
DOKUMENTASI PENELITIAN
167
168
169
LAMPIRAN 33 :
SKOR ANGKET MOTIVASI SISWA SMP BINA SEJAHTERA DEPOK TAHUN AJARAN 2011/2012
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
R X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X 10 X 11 X 12 X 13 X 14 X 15 X 16 X 17 X 18 X 19 X 20 X 21 X 22 X 23 X 24 X 25 Σ Mean
1 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 79
2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 77
3 1 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 76
4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 81
5 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 81
6 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 80
7 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 85
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
9 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 79
10 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 78
11 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 65
12 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 80
Nomor Butir Pernyataan 13 14 15 16 17 18 19 2 3 3 3 3 1 3 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 1 3 1 2 2 1 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78 76 79 75 81 60 82
20 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 78
21 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 79
22 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 65
23 24 25 26 27 28 29 3 1 2 2 3 3 1 4 1 4 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81 65 80 74 75 76 67
30 X X² 1 76 5776 3 92 8464 3 97 9409 4 77 5929 4 102 10404 3 96 9216 4 89 7921 2 88 7744 4 90 8100 2 91 8281 3 92 8464 3 87 7569 3 92 8464 3 90 8100 4 101 10201 3 92 8464 4 87 7569 3 93 8649 3 92 8464 3 99 9801 4 95 9025 3 90 8100 4 93 8649 4 94 8836 4 93 8649 81 2288 5234944 91,5 8375,91
173