EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK PASIEN PENGGUNA ASKES – JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO, JAKARTA Annarizky Putri, Eva Andayani Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai keefektivitasan pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo, Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pelayanan kesehatan rawat inap di RSUD Pasar Rebo sudah berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan – tujuan yang hendak dicapai program JAMKESMAS. Meskipun demikian, masih diperlukan perbaikan pada beberapa aspek terkait seperti aspek kehadiran dokter spesialis, kunjungan dokter penanggung jawab, kenyamanan pasien, kestrategisan lokasi rumah sakit dengan tempat tinggal pasien, pembebanan biaya, serta proses administrasi rawat inap agar dapat terus meningkatkan pelayanan kesehatan rawat inap. Kata Kunci : Efektivitas; Pelayanan Publik; Pelayanan Kesehatan; JAMKESMAS ABSTRACT This undergraduate thesis is studying about the effectiveness of inpatient health services for patients on health insurance – JAMKESMAS at Pasar Rebo Regional General Hospital, Jakarta. This research is a quantitative research with descriptive design. The result of this research declared that the inpatient health services at Pasar Rebo Hospital is already operating effectively in accordance with the goals that JAMKESMAS programs should be achieved. Even so, it still need an improvements on some aspects such as the presence of specialist doctors, doctors visiting schedule, patient comfort, strategic hospital location from patient’s house, loading costs, and administrative inpatient process in order to continuously improve the inpatient health services. Keywords: Effectiveness; Public Services; Health Services; JAMKESMAS. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan atau hak masyarakat sebagai warga negara. Terdapat berbagai macam pelayanan, salah satunya adalah pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat ditemukan di rumah sakit yang menyediakan pelayanan kesehatan untuk rawat inap. Pelayanan rawat inap di rumah sakit telah dikenal luas sebagai suatu layanan yang paling menghabiskan biaya besar. Hal ini disebabkan dalam pelayanan rawar inap terdapat biaya-biaya tambahan seperti biaya akomodasi, visite dokter, konsultasi per harinya, biaya obat-obatan, dan rujukan tambahan. Hal tersebut menjadi
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
persoalan tersendiri bagi masyarakat yang berasal dari kalangan kurang mampu. Masyarakat yang berasal dari kalangan kurang mampu ini akan kesulitan dalam membiayai pelayanan rawat inap yang diperlukan. Padahal masyarakat tersebut sangat rentan terkena penyakit, khususnya penyakit yang membutuhkan perawatan khusus (rawat inap). Hal itu diperkuat dengan
data
empiris
yang
dikemukakan
oleh
Departemen
kesehatan
(http://www.ppjk.depkes.go.id). Data tersebut mengatakan bahwa kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga orang miskin menjadi rentan terhadap berbagai macam penyakit karena mereka mengalami gangguan seperti menderita gizi buruk, pengetahuan kesehatan kurang, perilaku kesehatan kurang, lingkungan pemukiman buruk, dan biaya kesehatan tidak tersedia. Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu adalah dengan mengeluarkan kartu ASKES - JAMKESMAS. Program ini kemudian dikembangkan dengan adanya jaminan persalinan yang memberi pelayanan kepada seluruh ibu hamil yang melahirkan dan jaminan pelayanan pengobatan pada penderita thalassaemia mayor yang diberikan kepada pasien yang telah ditegakkan diagnosis secara pasti sebagai penderita thalassaemia mayor (www.jdih.bpk.go.id). Terdapat beberapa rumah sakit yang menangani pasien JAMKESMAS. Dalam laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah DKI Jakarta akhir masa jabatan tahun 2007 – 2012, terdapat dua Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang ada di wilayah Jakarta Timur yaitu RSUD Budi Asih dan RSUD Pasar Rebo.
Berdasarkan
data
rekapitulasi
laporan
pertanggungjawaban
dana
luncuran
JAMKESMAS 2012 (November 2012), RSUD Pasar Rebo tercatat lebih banyak mendapat saluran dana JAMKESMAS sebanyak Rp.4.902.796.000,- dibandingkan dengan RSUD Budi Asih yang hanya mendapat Rp.1.008.788.000,-. Dari dana tersebut RSUD Pasar Rebo telah melaporkan setidaknya Rp.4.073.361.791,-. Pelayanan kesehatan rawat inap yang dilakukan oleh RSUD Pasar Rebo melalui program ASKES-JAMKESMAS ini merupakan salah satu jenis pelayanan publik. Hal ini disebabkan pada pelayanan kesehatan tersebut terdapat kepentingan umum dalam masyarakat yang dilayani (pasien rawat inap). Kepentingan umum yang ada dalam masyarakat tersebut merupakan sasaran utama dari penyelenggaraan suatu pelayanan publik. Pencapaian sasaran tersebut lah yang dinamakan Efektivitas. Departemen Kesehatan RI pada tahun 1993 mengemukakan bahwa kondisi yang menunjukkan masalah keefektifitasan dalam Rumah Sakit adalah adanya keluhan yang sering terdengar dari pihak pengguna pelayanan (Harmiati, 2011). Memandang hal tersebut, terdapat beberapa keluhan dalam pelayanan JAMKESMAS, seperti masih adanya peserta JAMKESMAS yang dikenakan iuran biaya dalam mendapatkan obat atau alat medis habis Pakai (AMHP). Hal tersebut dikemukakan dalam laporan hasil
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
BPK pada tanggal 19 Maret 2013 (http://nasional.kontan.co.id). Keadaan serupa dapat terlihat dari hasil penelitian Indonesia Corruption Watch (ICW) terhadap program JAMKESMAS. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa masih terdapat peserta yang mengeluarkan biaya pengobatan dan kepesetaan JAMKESMAS masih belum sempurna sehingga menggangu proses administrasinya (http://megapolitan.kompas.com). B. Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan mengenai “Bagaimana efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di RSUD Pasar Rebo, Jakarta?” C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di RSUD Pasar Rebo, Jakarta. II. TINJAUAN TEORITIS Menurut James L. Gibson, efektivitas adalah pencapaian sasaran dari upaya bersama (Pasolong, 2007: 4). Menurut H. Emerson, efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Hikmawati, 2009: 41-42). Efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap merupakan efektivitas dalam bidang jasa yang berorientasi pada kepentingan publik. Penelitian ini didasarkan pada salah satu diantara empat model yang dikemukakan oleh Ricky W. Griffin. Keempat metode tersebut adalah pendekatan sumber sistem, pendekatan tujuan, pendekatan proses internal, dan pendekatan strategis konstituensi (Griffin, 1990: 101-102). Penelitian ini akan menggunakan model Pendekatan Tujuan. Hal ini disebabkan pendekatan tersebut dianggap mampu merepresentasikan efektivitas karena efektivitas merupakan pengukuran pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. Pemilihan pendekatan tujuan ini diperkuat oleh perbandingan pendekatanpendekatan efektivitas yang dikemukakan oleh Steven P. Robbins (Robbins, 1994: 84). Contohnya seperti pada saat Robbins mengatakan bahwa pendekatan konstituensi strategis melakukan pengukuran yang paling tidak mencakup keinginan semua konstituensi strategis terpenuhi. Hal tersebut akan sulit tercapai karena konstituensi strategis terdiri dari pemilik, pegawai, pelanggan, pemasok, kreditur, serikat buruh, pejabat masyarakat lokal, beserta lembaga pemerintahan yang memiliki keinginan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Dalam melakukan pengukuran efektivitas dengan pendekatan tujuan, penelitian ini menggunakan dimensi yang dikemukakan oleh Azrul Azwar mengenai syarat-syarat utama pencapaian tujuan. Dimensi ini terdiri dari 8 dimensi yaitu tersedia, wajar, berkesinambungan, dapat diterima, dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, dan bermutu (Azwar,1996: 1). Hal ini sebagai upaya agar semakin tercermin bahwa penelitian ini menyoroti pelayanan kesehatan rawat inap, maka indikator diambil dari beberapa poin rawat inap yang relevan dengan penelitian ini. III. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mencoba menemukan suatu pemahaman akan interpretasi atau makna terhadap suatu gejala. Penelitian ini mendasarkan pada suatu teori yang kemudian dituangkan dalam suatu operasional konsep sebagai acuan penelitian. Fokus yang akan diteliti adalah efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap. Jenis penelitian ini dapat dilihat berdasarkan tiga bagian, yaitu tujuan, manfaat, dan waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah lebih menggambarkan fenomena sosial yang terjadi. fenomena itu dapat berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya. Manfaat penelitian ini termasuk ke dalam penelitian murni. Hal tersebut disebabkan penelitian mengenai efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien ASKES JAMKESMAS di RSUD Pasar Rebo, Jakarta ini berorientasi akademis dan berusaha menjelaskan pengetahuan mengenai kehidupan sosial dengan cara menganalisis efektivitasnya. Dilihat dari jenis penelitian berdasarkan waktu, penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian cross sectional. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berasal dari data kuantitatif yang digunakan dalam dua studi yaitu studi lapangan dan studi kepustakaan. Studi lapangan penelitian ini dilakukan dengan metode survey melalui instrumen berupa kuesioner. Penelitian ini juga melakukan wawancara singkat kepada pihak terkait seperti responden dan petugas kesehatan guna mendapat data pendukung dan memperjelas data yang telah didapatkan dari kuesioner. Untuk studi kepustakaan, penelitian ini mengumpulkan data-data rumah sakit beserta pedoman dan peraturan yang digunakan untuk memperkuat data yang didapat dari hasil pengisian kuesioner. Populasi penelitian ini adalah pasien rawat inap yang berada di RSUD Pasar Rebo, Jakarta. Namun, tidak semua pasien rawat inap tersebut dijadikan sebagai subyek penelitian,
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
melainkan hanya pasien rawat inap yang menggunakan ASKES-JAMKESMAS. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling. Total sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang meliputi keseluruhan unsur populasi (Sarwono, 2010: 36). Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap JAMKESMAS di RSUD Pasar Rebo selama periode 11 Mei 2013 – 11 Juni 2013 khusus ruangan Melati (701), Cempaka (503), serta Delima (303 dan 304). Dari 161 orang pasien, total responden yang didapat berjumlah 112 orang. Hal ini disebabkan kendala terbesar dimana reponden dalam penelitian ini adalah pasien yang sedang sakit dan sedang dirawat di rumah sakit. Hal ini membuat beberapa dari responden tidak memungkinkan untuk mengisi kuesioner penelitian. Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dengan jenis ukuran pemusatan (Central Tendency). Skala yang digunakan adalah skala Likert yang merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang suatu gejala (Djaali dan Muljono, 2007). Bentuk jawaban penelitian ini berupa sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Untuk menentukan nilai range kelas untuk setiap kategori, digunakan rumus panjang interval, sebagai berikut (Supranto, 2000 : 64) :
C = (Xn – X1) k
Keterangan: C = perkiraan besarnya kelas k = banyaknya kelas Xn = Nilai observasi terbesar X1 = Nilai observasi terkecil Dengan demikian, untuk perhitungan hasil akhir penelitian ini, terdapat tiga kategori yang digunakan yaitu efektif, cukup efektif, dan tidak efektif. Ketiga kategori ini ditentukan dengan range, sebagai berikut : C
= (135-27) : 3 = 36
C
=
27 – 62
: Tidak Efektif
63 – 98
: Cukup Efektif
99 – 135
: Efektif
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
IV. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini terdiri dari terdiri dari dua tahapan yaitu analisis mengenai identitas responden yang berisi tentang jenis kelamin, usia, lama hari di rawat, serta penyakit yang diderita. Bagian kedua adalah analisis efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap. Dalam analisis ini terdapat delapan dimensi yaitu tersedia, wajar, berkesinambungan, dapat diterima, dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, dan bermutu. Kedelapan dimensi ini merupakan upaya untuk mengambarkan efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien ASKES – JAMKESMAS melalui pendekatan tujuannya. A. Identitas Responden Dari 112 responden, didapatkan bahwa 95,5% pasien berjenis kelamin perempuan. Hal ini disebabkan pelayanan Jamkesmas untuk rawat inap di RSUD Pasar Rebo lebih banyak berasal dari Pasien yang menjalani persalinan. Untuk kategori usia pasien dapat dikatakan bahwa pasien terbanyak adalah berumur 21 – 32 tahun dengan jumlah 61 orang. Pada kategori lamanya hari rawat pasien, mayoritas responden menjawab kurang dari 3 hari dengan presentase 72,3%. Mayoritas responden merupakan pasien melahirkan yaitu sebesar 82,1%. B. Efektivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Bagian ini merupakan tampilan hasil yang didapat dari kedelapan dimensi yang digunakan untuk menggambarkan efektivitas pelayanan rawat inap untuk pasien ASKES – JAMKESMAS melalui pendekatan tujuan. Kategorisasi akan dihitung setiap dimensi yang disesuaikan dengan jumlah indikator yang diuji pada setiap dimensi. Perhitungan kategori ini dilakukan dengan menggunakan rumus Supranto (2000). a) Kategorisasi Untuk Dimensi Tersedia: C
=
5 – 11
: Tidak Efektif
12 - 18
: Cukup Efektif
19 – 25
: Efektif
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Tabel 1 Frekuensi Dimensi Tersedia Penilaian Responden
Pernyataan Kelengkapan ObatObatan Selama Menjalani Perawatan Kehadiran Dokter Spesialis Pada Saat Dibutuhkan Fasilitas Memadai Kelengkapan Alat Pengobatan Catatan Medis yang Lengkap Total
SS
S
N
TS
STS
16
80
14
2
0
(1,8%)
(0%)
12
0
(14,3%) 20 (17,9%) 17 (15%)
(71,4%) (12,5%) 62
18
(55,4%) (16,1%) (10,7%) 70
15
(62,5%) (13,4%)
(0%)
6
4
(5,4%)
(3,6%)
21
83
6
2
0
(18,8%)
(74,1%)
(5,4%)
(1,8%)
(0%)
26
81
3
1
1
(23,2%)
(72,3%)
(2,7%)
(0,9%)
(0.9%)
100
376
56
23
5
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013 Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap dimensi Tersedia, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban responden berada pada pilihan Setuju dengan hasil total 376 dan total nilai modus 20. Hal ini berarti dimensi ketersediaan telah dilakukan secara efektif di unit rawat inap RSUD Pasar Rebo, Jakarta. Hal ini dapat terlihat dari hasil dari kelima indikator, antara lain: 1. Obat-obatan untuk pasien rawat inap sudah tersedia dengan lengkap. 2. Dokter - dokter spesialis yang ditugaskan untuk menangani pasien tersebut hadir pada saat dibutuhkan seperti operasi dan beberapa pemeriksaan khusus. Meskipun begitu, masih terdapat beberapa pasien yang mengakui bahwa mereka belum bertemu dengan dokter spesialis atau hanya pernah bertemu pada saat pemeriksaan awal. 3. Fasilitas rawat inap khususnya untuk kelas III pasien JAMKESMAS ini sudah lengkap, seperti laci kecil, tempat tidur, serta keranjang bayi (untuk pasien melahirkan). 4. Tidak ada kesulitan dalam mendapatkan alat-alat pengobatan yang dibutuhkan karena alat-alat tersebut sudah tersedia dengan lengkap di unit rawat inap RSUD Pasar Rebo 5. Pasien memiliki catatan medis yang lengkap sehingga dokter serta pasien secara pribadi sendiri tidak kesulitan dalam mengetahui kondisi pasien terkini.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
b) Kategorisasi Untuk Dimensi Wajar: C
=
3–6
: Tidak Efektif
7 – 10
: Cukup Efektif
11 – 15
: Efektif Tabel 2 Frekuensi Dimensi Wajar Penilaian Responden
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
30
68
11
3
0
(26,8%)
(60,7%)
(9,8%)
(2,7%)
(0%)
67
32
9
3
1
(59,8%)
(28,6%)
(8,0%)
(2,7%)
(0,9%)
32
66
11
3
0
(28%)
(58%)
(9,8%)
(2,7%)
(0%)
129
166
31
9
1
Kesesuaian Prosedur Pelayanan Kesehatan dengan Pelaksanaannya Perlakuan yang Sama dari Petugas Kesehatan Kepada Pasien Pelayanan yang Layak Untuk Seluruh Pasien Total
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013 Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap dimensi pelayanan yang Wajar didapatkan bahwa mayoritas jawaban responden dari 3 indikator yang berada di dalam dimensi ini adalah setuju dengan jumlah jawaban sebesar 166. Total nilai modus yang didapat yaitu 13, menunjukan bahwa pelayanan rawat inap yang wajar sudah berjalan dengan efektif. Hal ini dapat terlihat dari hasil dari ketiga indikator, antara lain: 1. Pelayanan kesehatan rawat inap telah dilakukan sesuai dengan prosedurnya. 2. Petugas
kesehatan
tidak
membeda-bedakan
pelayanan
kepada
sesama
pasien
JAMKESMAS dimana para petugas kesehatan (khususnya perawat rawat inap) bersikap ramah dan baik hati terhadap semua pasien di ruangan tempat mereka di rawat. 3. Pelayanan yang diberikan sudah layak bagi pasien rawat inap.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
c) Kategorisasi Untuk Dimensi Berkesinambungan: C
=
4–9
: Tidak Efektif
10 – 15
: Cukup Efektif
16 - 20
: Efektif Tabel 3 Frekuensi Dimensi Berkesinambungan Penilaian Responden
Pernyataan Kunjungan Dokter Penanggung Jawab Secara Rutin Pengecekkan Dosis Obat yang Diberikan Secara Rutin Pemeriksaan Rutin Dilakukan Oleh Petugas Kesehatan
SS
S
N
TS
STS
28
43
28
11
2
(25%)
(38,4%)
(25%)
(9,8%)
(1,8%)
47
62
1
2
0
(42%)
(55,4%)
(9%)
(1,8%)
(0%)
55
55
2
0
0
(49,1%)
(49,1%)
(1,8%)
(0%)
(0%)
53
49
6
4
0
(47%)
(43,8)
(5,4%)
(3,6%)
(0%)
183
209
37
17
2
Pemberian Semangat dan Pesan Kesehatan Dari Petugas Kesehatan Total
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013 Berdasarkan hasil jawaban responden, dapat disimpulkan bahwa mayoritas menjawab setuju terhadap setiap indikator yang terdapat di dalam dimensi berkesinambungan dengan jumlah 209. Selain itu jumlah total nilai modus 16/17 menunjukan bahwa pelayanan rawat inap di RSUD Pasar Rebo yang berkesinambungan sudah berjalan dengan efektif. Hal ini dapat terlihat dari hasil dari keempat indikator, antara lain: 1. Kunjungan dokter penanggung jawab pasien dilakukan secara rutin. Akan tetapi, jumlah pasien yang menjawab netral cukup signifikan. Hal ini disebabkan pada saat mengisi kuesioner beberapa dari pasien merasa belum mendapatkan kunjungan, tetapi pasien yakin dikarenakan hari libur atau pasien baru menempati ruang rawat inap. Adapun responden
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
yang mengakui bahwa mereka belum mendapat kunjungan dari dokter penanggungjawab. Petugas kesehatan memberi alasan bahwa beberapa dokter sudah memantau perkembangan pasien melalui komunikasi dengan perawat via telepon. 2. Petugas kesehatan secara rutin melakukan pengecekkan obat yang diberikan kepada pasien seperti infus dan obat-obatan habis pakai lainnya. 3. Petugas kesehatan yang bertugas telah secara rutin melakukan pemeriksaan kepada pasien. Pemeriksaan tersebut dapat berupa pengecekkan tensi dan ambil darah. Selain itu, terdapat pengecekkan berkala untuk bayi dalam kandungan. Pemeriksaan rutin dilakukan setiap pergantian shift perawat. 4. Petugas kesehatan memberikan semangat dan pesan-pesan yang membantu kesembuhan pasien. d) Kategorisasi Untuk Dimensi Dapat Diterima: C
=
3–6
: Tidak Efektif
7 – 10
: Cukup Efektif
11 – 15
: Efektif Tabel 4 Frekuensi Dimensi Dapat Diterima Penilaian Responden
Pernyataan Kenyamanan Pasien Selama Berada di Ruang Rawat Inap
SS
S
N
TS
STS
35
54
12
11
0
(31,3%)
(48%)
(10,7%)
(9,8%)
(0%)
41
63
7
1
0
(36,6%)
(56%)
(6,3%)
(0,9%)
(0%)
50
49
6
6
1
(44,6%)
(43,8%)
(5,4%)
(5,4%)
(0,9%)
126
166
25
18
1
Kelancaran Interaksi Antara Petugas Kesehatan dengan Pasien Pemberian Penjelasan pada Saat Melakukan Tindakan Kepada Pasien Total
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Berdasarkan hasil jawaban terbanyak dari responden untuk dimensi Dapat Diterima yaitu jawaban setuju dan jumlah total nilai modus dimensi ini yaitu 13 maka pelayanan kesehatan rawat inap yang dapat diterima ini sudah berjalan dengan efektif di antara pasien-pasiennya. Hal ini dapat terlihat dari hasil dari ketiga indikator, antara lain: 1. Kenyaman pasien selama berada di ruang rawat inap sudah baik. Meskipun begitu, terdapat beberapa pasien yang tidak sependapat dengan hal tersebut. Berdasarkan pengakuan beberapa pasien pada saat mengisi kuesioner, ketidaknyamanan tersebut dapat berasal dari panasnya ruang rawat inap serta sering terjadi kebisingan pada saat jam besuk. 2. Hubungan berupa interaksi yang dilakukan petugas kesehatan pada saat menangani pasien, baik secara medis maupun secara mental berjalan dengan lancar. 3. Petugas kesehatan selalu memberikan penjelasan pada saat melakukan tindakan baik medis maupun non medis kepada pasien seperti penggunaan obat, pengambilan darah, atau pun pengecekan obat selama berada di ruang rawat inap. e) Kategorisasi Untuk Dimensi Dapat Dicapai: C
=
2–4
: Tidak Efektif
5–7
: Cukup Efektif
8 – 10
: Efektif Tabel 5 Frekuensi Dimensi Dapat Dicapai Penilaian Responden
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
25
52
10
21
4
(22,3%)
(46%)
(8,9%)
(18,8%)
(3,6%)
Rawat Inap dengan
25
67
12
8
0
Ruang Pendukung
(22,3%)
(59,8%)
(10,7%)
(7,1%)
(0%)
50
119
22
29
4
Kestrategisan Lokasi RSUD dengan Tempat tinggal Akses antar Ruang
Tidak Jauh Total
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Berdasarkan jawaban terbanyak responden untuk dimensi Dapat Dicapai yaitu setuju dan dengan melihat total nilai modus dari dimensi ini yaitu 8, maka dapat disimpulkan dimensi ini termasuk ke dalam kategori efektif. Hal ini dapat terlihat dari hasil dari kedua indikator, antara lain: 1. Letak RSUD Pasar Rebo sudah strategis yang berarti rumah sakit ini terletak tidak jauh dari pasien serta banyak akses jalanan yang mempermudah mereka dalam menuju rumah sakit ini. Meskipun begitu, masih banyak pasien yang tidak setuju terhadap kestrategisan rumah sakit ini. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh rujukan pasien dari puskesmas atau rumah sakit luar daerah jakarta. 2. Akses antara ruang rawat inap dengan ruang pendukung seperti ruang perawat, apotik, dan ruang operasi tidak jauh. Hal ini berarti tidak membutuhkan waktu yang lama bagi petugas-petugas kesehatan dapat mengontrol pasien setiap saat serta mendapatkan penanganan langsung. f) Kategorisasi Untuk Dimensi Dapat Dijangkau: C
=
2–4
: Tidak Efektif
5–7
: Cukup Efektif
8 – 10
: Efektif Tabel 6 Frekuensi Dimensi Dapat Dijangkau Penilaian Responden
Pernyataan
SS
S
N
TS
STS
31
62
14
5
0
(27,7%)
(55,4%)
(12,5%)
(4,5%)
(0%)
40
33
16
21
2
(35,7%)
(29,5%)
(14,3%)
(18,8%)
(1,8%)
71
95
30
26
2
Kesesuaian Biaya yang Ditanggung oleh Program JAMKESMAS Tidak Dikenakan Pembebanan Biaya Tambahan Untuk Pasien JAMKESMAS Total
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Berdasarkan hasil jawaban responden untuk dimensi Dapat Dijangkau, mayoritas jawaban terbanyak adalah setuju dan nilai total modus dimensi ini adalah 9, maka kondisi tersebut menunjukan bahwa keterjangkauan biaya ini sudah berjalan dengan efektif. Hal ini didukung oleh program JAMKESMAS yang membantu masyarakat kurang mampu agar dapat menerima pelayanan kesehatan yang baik. Kondisi tersebut dapat terlihat dari hasil dari kedua indikator, antara lain : 1. Biaya yang dicantumkan ke dalam rincian yang akan dibayarkan oleh pemerintah sudah sesuai dengan yang diterima oleh pasien yang bersangkutan. Beberapa responden memilih menjawab netral dikarenakan mereka belum mendapatkan konfirmasi terhadap biaya yang ditanggung. 2. Tidak ada pembebanan biaya tambahan yang dikenakan kepada pasien yang tidak sesuai dengan prosedur JAMKESMAS. Akan tetapi, masih terdapat beberapa responden yang dikenakan biaya tambahan seperti masih dikenakannya biaya administrasi sebesar Rp.150.000,- atau biaya kebutuhan obat yang terlalu mahal. g) Kategorisasi Untuk Dimensi Efisien: C
=
3–6
: Tidak Efektif
7 – 10
: Cukup Efektif
11 – 15
: Efektif Tabel 7 Frekuensi Dimensi Efisien Penilaian Responden
Pernyataan Cepat Tanggap Petugas dalam Menangani Pasien Kemudahan dan Kepraktisan Proses Administrasi Rawat
SS
S
N
TS
STS
38
67
5
2
0
(33,9%)
(59%)
(4,5%)
(1,8%)
(0%)
45
39
9
16
3
(40,2%)
(34,8%)
(8,0%)
(14,3%)
(2,7%)
Inap
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Penilaian Responden
Pernyataan Obat yang Digunakan Sesuai Pembiayaan JAMKESMAS Total
SS
S
N
TS
STS
36
53
19
4
0
(32,1%)
(4,3%)
(17,0%)
(3,6%)
(0%)
119
159
33
22
3
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013 Berdasarkan jumlah jawaban terbanyak dari responden untuk dimensi efisien yaitu setuju dan dengan melihat total nilai modus mencapai 14, dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan rawat inap ini sudah efektif berjalan secara efisien. Hal ini dapat terlihat dari hasil dari ketiga indikator, antara lain: 1. Sikap petugas kesehatan cepat tanggap dalam menangani pasiennya 2. Kemudahan dan kepraktisan proses administrasi rawat inap. Berdasarkan pernyataan pasien pada saat mengisi kuesioner, penanganan dilakukan lebih dulu meskipun suratsurat yang diperlukan belum memenuhi persyaratan. Hal tersebut tentu saja tergantung pada tingkat kebutuhan pasien. Meskipun begitu, terdapat beberapa pasien yang tidak sependapat. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi terhadap berkas-berkas yang diperlukan membuat pasien dan keluarganya merasa kerepotan karena diminta terusmenerus melengkapi berkas yang dibutuhkan. 3. Obat yang digunakan sesuai dengan yang ditetapkan, dimana sebagian besar obat-obatan yang digunakan merupakan obat generik. h) Kategorisasi Untuk Dimensi Bermutu: C
=
5 – 11
: Tidak Efektif
12 – 18
: Cukup Efektif
19 - 25
: Efektif
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Tabel 8 Frekuensi Dimensi Bermutu Penilaian Responden
Pernyataan
Petugas Kesehatan Terampil dalam
SS
S
N
TS
STS
31
73
8
0
0
(27,7%)
(65,2%)
(7,1%)
(0%)
(0%)
37
66
5
4
0
(33,0%)
(58,9%)
(4,5%)
(3,6%)
(0%)
30
70
8
4
0
(26,8%)
(62,5%)
(7,1%)
(3,6%)
(0%)
30
76
6
0
0
(26,8%)
(67,9%)
(5,4%)
(0%)
(0%)
29
68
14
1
0
(0.9%)
(0%)
9
0
Menangani Pasien Pengetahuan Dokter dalam Menetapkan Diagnosis untuk Pasien Kebersihan Fasilitas Pengobatan di Ruang Rawat Inap Keamanan Tindakan Medis yang Dilakukan Petugas Kesehatan Obat-Obatan yang diberikan berkualitas baik Total
(25,9%) 157
(60,7%) (12,5%) 353
41
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013 Berdasarkan jumlah jawaban terbanyak responden pada dimensi bermutu yaitu setuju serta melihat total nilai modus dimensi ini adalah 20, maka dapat disimpulkan bahwa mutu dari pelayanan kesehatan di rawat inap sudah berjalan dengan efektif. Hal ini dapat terlihat dari hasil dari kelima indikator, antara lain: 1. Petugas kesehatan rawat inap sudah memiliki tenaga yang terampil dalam menangani pasien-pasiennya. 2. Dokter mampu menyampaikan diagnosisnya dengan baik kepada para pasien.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
3. Ruang rawat inap sudah bersih. Meskipun begitu, terdapat pasien yang memilih tidak setuju karena berpendapat bahwa kebersihan ruang rawat inap masih kurang dimana perabotan masih terlihat kotor. 4. Pasien merasa aman terhadap tindakan yang petugas kesehatan lakukan terhadap mereka. Namun, terdapat beberapa pasien yang memilih untuk netral dalam hal ini. Kondisi tersebut disebabkan adanya kekhawatiran terhadap mahasiswa perawat yang sedang melakukan praktik kerja. 5. Pasien menganggap bahwa kualitas obat-obatan yang diberikan kepada mereka sudah baik seperti tidak menimbulkan efek samping yang dapat mengurangi kesehatan mereka. V. PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di RSUD Pasar Rebo, Jakarta, dapat terlihat bahwa pelayanan kesehatan rawat inap untuk Pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS ini sudah berjalan dengan efektif. Sejalan dengan teori Griffin dan Azwar yang mengukur efektivitas dengan menggunakan pendekatan tujuan, hasil penelitian ini sudah dapat menunjukan perwujudan tujuan-tujuan program JAMKESMAS yang diselenggarakan di RSUD Pasar Rebo. Perwujudan tujuan program tersebut dapat terlihat dari delapan dimensi yang telah dijabarkan. Kedelapan dimensi tersebut antara lain dimensi tersedia, wajar, berkesinambungan, dapat diterima, dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, dan bermutu. Tabel 9 Hasil Analisis Efektivitas Pelayan Kesehatan Rawat Inap Dimensi
Nilai Total Modus
Keterangan
Tersedia
20
Efektif
Wajar
13
Efektif
Berkesinambungan
17
Efektif
Dapat Diterima
13
Efektif
Dapat Dicapai
8
Efektif
Dapat Dijangkau
9
Efektif
Efisien
14
Efektif
Bermutu
20
Efektif
Total
114
Efektif
Sumber : Diolah oleh Peneliti, 2013
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Tujuan program JAMKESMAS dalam meningkatnya akses pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dapat terlihat dari dimensi tersedia dan dimensi dapat dicapai. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai total dimensi tersedia adalah 20 yang masuk ke dalam kategori efektif, sedangkan untuk total nilai modus untuk dimensi dapat dicapai adalah 8 yang masuk ke dalam kategori efektif. Hal ini tentu saja didukung oleh lokasi RSUD yang strategis dan kelengkapan ketersediaan pelayanan yang dibutuhkan seorang pasien. Tujuan program JAMKESMAS dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien dapat dilihat melalui dimensi bermutu dan efisien. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa total nilai dimensi bermutu adalah 20. Nilai tersebut masuk ke dalam kategori efektif. Untuk dimensi efisien, total nilai modus adalah 14 yang masuk ke dalam kategori efektif. Hal ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan kesehatan sudah baik dan efisiensi pelayanan kesehatan berjalan dengan efektif. Tujuan program JAMKESMAS lainnya yaitu dalam meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit dapat dilihat dari dimensi wajar, berkesinambungan, dan dapat diterima. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa total nilai dimensi wajar adalah 13 yang masuk ke dalam kategori efektif. Untuk dimensi berkesinambungan total nilai modus adalah 17. Nilai tersebut masuk ke dalam kategori efektif. Selain itu, untuk dimensi dapat diterima. Hasil penelitian ini menunjukan nilai total dimensi ini adalah 13 yang termasuk ke dalam kategori efektif. Dengan demikian, dengan adanya program JAMKESMAS maka semakin banyak masyarakat miskin yang mudah mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit karena ada rujukan dari puskesmas. Pelayanan yang didapatkan merupakan pelayanan yang wajar, berkesinambungan, serta dapat diterima oleh yang bersangkutan. Untuk tujuan program JAMKESMAS lainnya seperti terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel dapat terlihat dari dimensi dapat dijangkau. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa total nilai modus dari dimensi dapat dijangkau adalah 9. Nilai ini termasuk ke dalam kategori efektif. Hal ini tentu saja didukung oleh kesediaan pihak rumah sakit yang membangun kepercayaan kepada pasien dengan menginformasikan seluruh biaya perawatan selama dia berada di ruang rawat inap dan membantu penanggungan biaya tersebut melalui dana dari pihak pemerintah. Meskipun demikian, kondisi pelayanan efektif ini harus terus ditingkatkan demi mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata di seluruh kalangan masyarakat nasional. Dari 27 indikator yang diteliti, terdapat beberapa indikator yang masih memerlukan peningkatan
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
yaitu indikator-indikator yang memiliki tingkat jawaban negatif (tidak setuju / sangat tidak setuju) cukup tinggi seperti pada indikator kehadiran dokter spesialis, kunjungan dokter penanggung jawab, kenyamanan pasien, kestrategisan lokasi rumah sakit dengan tempat tinggal pasien, pembebanan biaya, serta proses administrasi rawat inap. VI. KESIMPULAN Berdasarkan uraian analisis yang telah dijelaskan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut: “Pelayanan kesehatan rawat inap untuk Pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo ini sudah berjalan dengan efektif. Hal tersebut dapat terlihat dari perwujudan tujuan-tujuan program JAMKESMAS yang telah dirasakan oleh pasien penggunanya. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatkan lebih baik yaitu yang berada pada indikator kehadiran dokter spesialis, kunjungan dokter penanggung jawab, kenyamanan pasien, kestrategisan lokasi rumah sakit dengan tempat tinggal pasien, pembebanan biaya tambahan, serta proses administrasi rawat inap.” VII.
SARAN
Meskipun pelayanan kesehatan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo telah dianggap efektif oleh para penggunanya, tetapi masih terdapat hal-hal kecil yang terkadang luput dari peninjauan. Oleh sebab itu penulis memberi saran-saran sebagai berikut : 1. Melakukan peningkatan terhadap komitmen untuk menjalankan jadwal kunjungan dokter penanggungjawab dengan tepat waktu dan lamanya waktu kunjungan untuk setiap pasien. 2. Meningkatkan kehadiran dokter spesialis lain yang terkait sebagai pelayanan penunjang sesuai dengan kebutuhan pasien. 3. Melakukan peningkatan sarana ruang rawat inap kelas III 4. Melakukan koordinasi dengan PT. ASKES selaku pengelola program JAMKESMAS agar dapat memberikan akses terbaik terhadap pasien dari luar daerah sehingga dapat mencapai lokasi Rumah Sakit dengan mudah. 5. Melakukan upaya pemberian informasi secara jelas mengenai ketentuan berkas – berkas yang dibutuhkan, alur proses administrasi, serta prosedur dalam mendapatkan pelayanan JAMKESMAS.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
6. Melakukan sosialisasi terhadap petugas kesehatan khususnya para dokter dan residen (calon dokter) untuk memberikan resep sesuai dengan formularium obat yang telah ditetapkan Peraturan Pemerintah serta menekankan terhadap unit terkait bahwa pasien JAMKESMAS tidak dikenakan biaya. Selain itu, perlu dilakukan keterbukaan terhadap peraturan pembiayaan pasien JAMKESMAS yang ditanggung oleh pemerintah. VIII. KEPUSTAKAAN Azwar, Azrul. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Djaali dan Muljono, Pudji. (2007) Pengukurang Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Griffin, Ricky W. (1990). Management. Boston: Houghton Mifflin. Hikmawati, Eny et. all. (2009). Pengkajian Efektivitas Asuransi Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: B2P3KS Press. Pasolong, Harbani. (2007). Teori Pelayanan Publik. Bandung: Alfabeta. Robbins, Stephen P. (2005) Organizational behavior. New Jersey: Education inc. Sarwono, Jonathan. (2010). Pintar Menulis Karangan Ilmiah – Kunci sukses dalam menulis ilmiah. Yogyakarta: ANDI. Supranto, J. (2000). Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Harmiyati, Ayu Hilfrida. (2011). Mutu Pelayanan di RSUD Ruteng Kabupaten Manggarai Khususnya Bagian Rawat Inap. http://repository.unhas.ac.id. Zatnika, Asep Munazat. (2013). Ini dia masalah yang menghantui Jamkesmas. http://nasional.kontan.co.id. Enam Masalah dalam Program Jamkesmas. (2009). http://megapolitan.kompas.com. Pemanfaatan Dana Jamkesmas & Jampersal. http://www.ppjk.depkes.go.id. Tentang Jaminan Kesehatan. (2013). http://www.ppjk.depkes.go.id.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013