PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MAHASISWA (PPKM) TAHAP I TAHUN 2008 Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh: Pandji Putranto Hutomo 029114023
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Pandji Putranto Hutomo
Nomor Mahasiswa
: 029114023
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Efektivitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) Tahap I Tahun 2008. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Mei 2008
Yang menyatakan
( Pandji Putranto Hutomo )
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setiap pencarian dimulai dengan keberuntungan bagi si pemula... & setiap pencarian diakhiri dengan ujian berat bagi si pemenang... Jika engkau meminta sesuatu pada alam, maka seluruh alam akan bersatu untuk membantumu - The Alchemist -
Jika kamu dapat memikirkan apa yang kamu inginkan di dalam benak, dan menjadikannya pikiran yang dominan, kamu akan mendatangkan keinginan itu ke dalam hidupmu. - The Secret -
Orang sukses mempunyai kebiasaan mengerjakan hal-hal yang tidak suka dikerjakan oleh orang gagal... Mereka belum tentu suka mengerjakannya... Namun, ketidaksukaan mereka tunduk pada kekuatan tujuan mereka - E. M. Gray Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya (Matius 21:22) Karena itu Aku berkata kepadamu, apa saja yang kamu minta & doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Markus 11:24) dan ingatlah... Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir (Pengkhotbah 3:11) oleh karena itu... Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Filipi 4:4) Bersyukur pada-Nya, Mengembangkan setiap talenta yang diberikan-Nya, Menjadi saluran berkat-Nya (Pandji, Juli 2008)
Your attitude is your success - Pandji Putranto Hutomo -
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk bapak, ibu, adik-adikku, dan keluarga besarku, untuk Pandji, inilah hasil karyamu. Selamat kamu sudah menyelesaikannya, untuk semua orang yang selalu belajar, yang percaya akan mimpi-mimpinya, dan memperjuangkannya
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Mei 2008 Penulis,
Pandji Putranto Hutomo
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK EFEKTIVITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MAHASISWA (PPKM) TAHAP I TAHUN 2008 Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses yang sangat penting dalam pelaksanaan pelatihan untuk mengetahui efektivitas pelatihan. Hasil yang didapat dari suatu evaluasi pelatihan dapat digunakan memberikan penilaian bagi trainer, memutuskan kelanjutan program pelatihan, dan mendapatkan informasi tentang perbaikan program pelatihan di masa mendatang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi PPKM secara lebih terstruktur dan mengkaji efektivitas program PPKM. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest design. Subjek penelitian berjumlah 799 mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menjadi peserta PPKM tahap I tahun 2008. Pengukuran efektivitas PPKM dilakukan dengan menggunakan 3 model evaluasi pelatihan, yaitu evaluasi reaksi, evaluasi belajar, dan evaluasi perilaku. Pengolahan data dengan statistik deskriptif diketahui bahwa 51,6% subjek memiliki penilaian positif dan 47,7% subjek memiliki penilaian sangat positif terhadap pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008. Pengolahan data evaluasi belajar dengan menggunakan uji t sampel berpasangan menyimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I (t = 16,449; p = 0,000). Pengolahan data evaluasi perilaku dengan menggunakan uji t sampel berpasangan terungkap bahwa ada perubahan perilaku yang ditunjukkan peserta antara sebelum dan sesudah mengikuti PPKM tahap I (t = -5,973; p = 0,000). Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa peserta merasa puas dengan pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008 serta mengalami perubahan pengetahuan dan perilaku yang mengindikasikan efektivitas program PPKM tahap I tahun 2008. Kata kunci: PPKM, evaluasi pelatihan, mahasiswa.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE EFFECTIVENESS OF STUDENT’S PERSONALITY DEVELOPMENT TRAINING (PPKM) PHASE I YEAR 2008 Training evaluation is a very important process in a training program to know the training effectiveness. The result of training evaluation can be used to evaluate the trainer, decide the continuity of a training program, and get information to improve the training program in the future. Therefore, this research was aimed to evaluate the PPKM program in a more structured way and analyze the effectiveness of PPKM program. This research used one-group pretest-posttest design. Research participants were 799 students of Sanata Dharma University Yogyakarta who were registered as PPKM phase I year 2008’s participants. The PPKM’s effectiveness were measured using 3 models of training evaluation. Those models were reaction evaluation, learning evaluation, and behavior evaluation. Based on the analysis using descriptive statistic showed that 51.6% research participants had a positive evaluation and 47.7% research participants had a very positive evaluation to the PPKM phase I year 2008 program. Learning evaluation analysis using paired sample t-test concluded that there was significant difference of participants’s knowledge about PPKM’s subject before attending and after attending PPKM (t = -16.449; p = 0.000). Behavior evaluation analysis using paired sample t-test showed that there was participants’s behavioral change between before attending and after attending the program (t = -5.973; p = 0.000). Thus, it can be concluded that PPKM’s participants satisfied with the PPKM phase I year 2008 program and had a knowledge and behavior change after attending PPKM program. It also indicated that PPKM phase I year 2008 was effective. Keywords: PPKM, training evaluation, college student.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Satu langkah dalam kehidupan pribadi kembali dijalani oleh penulis. Berakhirnya proses penulisan skripsi menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi dari Program Studi Psikologi Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Skripsi dengan judul “Efektivitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) Tahap I Tahun 2008” ini akan mengakhiri proses pendidikan tinggi yang telah dilalui dan juga akan menjadi awal dalam perjalanan hidup berikutnya. Oleh karena itu, penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan dan limpahan kasih karunia-Nya. Selain itu, penulis sangat ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dan mendukung proses hingga saat ini, yaitu: 1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, 2. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memotivasi penulis dan dengan penuh kesabaran mendampingi dan melayani tuntutan penulis. Terima kasih Pak untuk semuanya, 3. Ibu Titik Kristiyani, S.Psi., Bpk. C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi., dan Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si. yang telah mendampingi dan membimbing penulis selama menjalani proses pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bpk. Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi. dan Bpk Y. B. Cahya Widiyanto, S.Psi., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan bagi penelitian ini, 5. Segenap dosen di lingkungan Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta. Terima kasih atas segala pengetahuan dan nilai-nilai (value)-nya, 6. Mas Gandung & Mba’ Nanik (sekretariat), Mas Doni (R. Baca), Mas Muji (laboratorium), & Pak Gi’ (yang selalu mengaku sebagai “PR I”
Pembersih
Ruangan lantai I hehe). Kalian memang karyawan yang sangat menyenangkan dan (menurutku) yang paling humanis se-Sanata Dharma. Terima kasih setulus-tulusnya dariku, 7. Orangtuaku, Bpk. Roekmyarko & Ibu Agustin. Sekedar terima kasih tidak akan mencukupi untuk menggambarkan betapa penulis sangat bersyukur dan merasa diberkati bisa ada di dunia ini. Kasih, semangat, pengorbanan, dan perjuangan yang telah kalian tunjukkan dan ajarkan menjadi inspirasi yang luar biasa. Terima kasih dan SALUT yang sangat besar dengan penuh ketulusan dan kebanggaan untuk kalian, 8. Adik-adikku: Sakti Hario Tamtomo, Hanum Putri Handayani, & Kenyo Sekar Kinanti. Tawa, canda, tangis, cerah, hujan, gempa, terang, dan gelap yang pernah kita alami sangat berkesan. Ayo kita pertahankan ritual itu., 9. Keluarga besar Yohanes Adiyuwono Menase, 10. Keluarga besar Sugihardjo, 11. Christine & Memey, trims untuk pembelajarannya ☺ ,
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Rekan-rekan panitia PPKM tahap I Tahun 2008. Pak Heri, Rm. In, Pak Budi, Pak Har, Bu Rishe, Bu Pipie, Ima, Henny, Boloth, Agnes, Tian, & Rani. Terima kasih sudah mau menerima penyelundup ini hehehe, 13. Rekan-rekan penelitianku: Tina “tinul” ’04, “mbak” Vani’04, Ditha’04, “mas” Sronggot’04, Roswita Indra’04, Esti”ndoel” ’04, Nurma’05, Wira’05, Joana’05, Matilda’05, Uci Island’05, Ita’05, Sari’05, Irai’05, Jessica’05, Yustiananta “Komenk” ’06, & Aji’06. Tanpa kalian, aku nggak tau kapan aku selesai memproses 799 subjek. Senang bisa kenal & kerja bareng kalian, 14. Teman-teman seangkatan 2002. Secara khusus Suko, Wawan, Unax, Ajeng, Donat, Dewi, Sari, Joe, Ohaq, Adi, Tanti, Rio, dan yang telah mendahului jadi S.Psi. Aku menyusul kalian nih! Untuk Danang, Niko, Tisa, Neri, Windra, SiYe, Ian “Pongky”, dan teman-teman lainnya... ayo cepetan keluar dari Psikologi, segera tambahkan S.Psi. di belakang namamu, 15. Teman-teman perkuliahan di kampus Psikologi, dari angkatan ’98 sampai ’07 yang mengenalku. Secara khusus, Hendra’00, Bagus’00, Lala’01, Berta’01, Eko’01, Tyas’02 (kalian rekan pertamaku dalam kepanitiaan... nice can work with all of you, trims untuk kebersamaannya juga), Felly’01 (salam ya untuk adikmu hehe), Oho’01, Bayu’03, Sutaman’03, Abu’03, Topix’03 (aku belum berhasil rappeling nih), Vonny’04 (sesuai permintaanmu, namamu kusebut nih... trims dah jadi jam weker ☺), & semua teman yang pernah bersamaku dalam perkuliahan maupun kepanitiaan, 16. Rekan-rekan, sahabat-sahabat, & keluargaku di Friends Community. Kalian semua mempengaruhiku secara signifikan ☺ Koh Agoenk San, Mas Siswo,
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mb. Tetra, mb. Nia, Ernest, mb. Sari, Yayie, Asti, Toni, Kris, Dian PA, Hendy, Widya, ‘tante’ Ella, Ari Yogi, Abe, Sita ‘Congki’, Runnee, Yudhy, Haqsi, Ci’ Pulke Ratih, Hayu, Amel, Ayu, Maya, & Wiwied. Para generasi penerus Friends: Krisna, Agung, Kanes, Wulan, Komenk, Sanja, Aji, Ari. Aku percaya kalian bisa meneruskan kejayaan Friends ☺, 17. Pak Eko Tjia, Papang, Tata, Sisi, kak Dian, kak Rosy, Daniel Gudmen, Mika, mb. Datik, Esti, mb. Apri, & semua rekan-rekanku di Gloria Edukasindo. Aku jadi semakin mantap nih di bidang SDM & pelatihan. Doakan ya! Luar Biasa! Fantastis! Yes... Yes... Yes...!!! 18. Sahabat-sahabatku Doddy, Wawan “MMX”. Sukses bareng yo dab...! 19. dan semua pihak yang belum penulis sebutkan satu persatu. Kalian tidak terlupakan, kalian tetap berkontribusi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini yang bisa disampaikan secara langsung maupun melalui e-mail penulis yang tercantum di biografi penulis di bagian akhir skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, Agustus 2008 Penulis
Pandji Putranto Hutomo
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ iv HALAMAN MOTTO.................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................ vii ABSTRAK..................................................................................................... viii ABSTRACT................................................................................................... ix KATA PENGANTAR................................................................................... x DAFTAR ISI..................................................................................................xiv DAFTAR TABEL.......................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xx BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian............................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian............................................................................. 6
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. LANDASAN TEORI....................................................................... 8 A. Pelatihan............................................................................................. 8 1. Pengertian Pelatihan.....................................................................8 a. Proses Mempersiapkan Pelatihan.......................................... 8 b. Metode Dalam Pelatihan........................................................ 11 2. Efektivitas Pelatihan.................................................................... 13 a. Pengertian Efektivitas Pelatihan............................................ 13 b. Faktor-Faktor Penentu Efektivitas Pelatihan......................... 14 c. Manfaat Pelaksanaan Evaluasi Pelatihan............................... 17 d. Model Dalam Mengevaluasi Pelatihan.................................. 18 B. Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM)............. 25 1. Tujuan Penyelenggaraan PPKM.................................................. 25 2. Peserta PPKM.............................................................................. 26 3. Metode Dalam PPKM.................................................................. 26 C. 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif....................................... 31 1. Konsep Dasar 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif.......... 31 2. Kontinum Kematangan................................................................ 38 3. Konsep Dasar Kebiasaan 1.......................................................... 41 4. Konsep Dasar Kebiasaan 2.......................................................... 46 5. Konsep Dasar Kebiasaan 3.......................................................... 47 D. Efektivitas PPKM Tahap I Tahun 2008............................................. 52 E. Hipotesis............................................................................................ 54
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 55 A. Desain Penelitian............................................................................... 55 B. Variabel Penelitian............................................................................. 55 C. Definisi Operasional.......................................................................... 56 1. PPKM tahap I tahun 2008............................................................ 56 2. Reaksi peserta terhadap PPKM tahap I........................................ 58 3. Pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I................... 60 4. Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3..................................................... 60 D. Subjek Penelitian............................................................................... 61 E. Prosedur Penelitian............................................................................ 62 1. Tahap Persiapan Penelitian.......................................................... 62 2. Tahap Penelitian...........................................................................62 F. Alat Ukur........................................................................................... 63 1. Form evaluasi reaksi.................................................................... 63 2. Tes pengetahuan materi PPKM................................................... 65 3. Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3......................................................... 67 G. Teknik Analisis Data..........................................................................69 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 72 A. Orientasi Kancah Penelitian............................................................... 72 B. Pelaksanaan Penelitian....................................................................... 73 C. Hasil Observasi Pelaksanaan PPKM tahap I..................................... 75 D. Hasil Penelitian.................................................................................. 77 1. Hasil Uji Asumsi.......................................................................... 77
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Deskripsi Data Penelitian............................................................. 81 3. Hasil Uji Hipotesis....................................................................... 85 E. Pembahasan........................................................................................86 BAB V. PENUTUP....................................................................................... 92 A. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 92 B. Kesimpulan........................................................................................ 94 C. Saran.................................................................................................. 94 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 96 LAMPIRAN................................................................................................... 102 BIOGRAFI PENULIS................................................................................... 133
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
halaman 1. Tabel 3.1. Komposisi form evaluasi reaksi.............................................. 64 2. Tabel 3.2. Komposisi tes pengetahuan materi PPKM............................. 66 3. Tabel 3.3. Komposisi skala pribadi efektif.............................................. 68 4. Tabel 3.4. Norma kategotisasi evaluasi reaksi PPKM ............................69 5. Tabel 3.5. Kategotisasi evaluasi reaksi PPKM .......................................69 6. Tabel 3.6. Kategotisasi reaksi terhadap isi pelatihan...............................70 7. Tabel 3.7. Kategotisasi reaksi terhadap metodologi................................70 8. Tabel 3.8. Kategotisasi reaksi terhadap lingkungan pelatihan.................70 9. Tabel 3.9. Kategotisasi reaksi terhadap fasilitator...................................71 10. Tabel 3.10. Kategotisasi reaksi terhadap asisten fasilitator.....................71 11. Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008...................... 73 12. Tabel 4.2. Reaksi Peserta terhadap PPKM tahap I tahun 2008............... 81 13. Tabel 4.3. Pre-test & post-test pengetahuan materi PPKM..................... 84 14. Tabel 4.4. Pre-test & post-test perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3................85
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
halaman 1. Gambar 2.1. Siklus experiential learning................................................ 28 2. Gambar 2.2. Pertemuan Pengetahuan-Keterampilan-Keinginan............. 34 3. Gambar 2.3. Kontinum Kematangan....................................................... 39 4. Gambar 2.4. Pohon Kematangan............................................................. 40 5. Gambar 2.5. Model perilaku reaktif......................................................... 42 6. Gambar 2.6. Model perilaku proaktif...................................................... 45 7. Gambar 2.7. Circle of Concern & Circle of Influence............................. 45 8. Gambar 2.8. Kuadran Waktu................................................................... 48
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
1. Form Evaluasi Reaksi.............................................................................. 102 2. Tes Pengetahuan Materi PPKM............................................................... 103 3. Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3..................................................................... 104 4. Uji Reliabilitas Evaluasi Reaksi...............................................................105 5. Uji Reliabilitas Tes Pengetahuan Materi PPKM..................................... 107 6. Uji Reliabilitas Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3............................................ 110 7. Uji Normalitas Data................................................................................. 114 a. Uji Normalitas Pengetahuan Materi PPKM....................................... 114 b. Uji Normalitas Perilaku Kebiasaan 1, 2, 3......................................... 119 8. Uji T Sampel Berpasangan Pengetahuan Terhadap Materi PPKM......... 124 9. Uji T Sampel Berpasangan Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3.....................125 10. Komentar peserta terhadap PPKM Tahap I Tahun 2008......................... 126 11. Dokumentasi Kegiatan PPKM Tahap I....................................................131
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman belakangan ini menuntut individu untuk tidak hanya memiliki keunggulan akademik, tetapi juga keterampilan-keterampilan lain yang digolongkan ke dalam keunggulan non-akademik (soft skill). Irma (2007) mengungkapkan hasil survei yang dilakukan oleh National Association of College and Employee (NACE), USA pada tahun 2002 kepada 457 pemimpin tentang 20 kualitas penting seorang juara. Nilai akademik (IPK) hanya menempati urutan ke-17 dalam indikator seseorang dapat berhasil dalam dunia kerja. Menurut hasil survei tersebut, kualitas yang dibutuhkan individu untuk menjadi sukses di dunia kerja secara berturut-turut di antaranya adalah kemampuan komunikasi, kejujuran / integritas, kemampuan bekerja sama, kemampuan interpersonal, beretika, motivasi / inisiatif, kemampuan beradaptasi, daya analitik, kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detail, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan, bijaksana, kreatif, humoris, dan kemampuan berwirausaha. Sumaryana (2007) juga mengungkapkan bahwa untuk saat ini, prestasi akademik yang bagus (yang ditandai dengan perolehan Indeks Prestasi Kumulatif yang tinggi) tidak dijadikan patokan utama dalam perekrutan tenaga kerja / pegawai. Lebih lanjut, Sumaryana (2007) menambahkan bahwa prestasi akademik yang tinggi justru cenderung menyulitkan dalam situasi kerja yang sesungguhnya karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
egoisme yang terlalu tinggi sehingga mengabaikan aspek kerjasama yang justru penting dalam sebuah tim kerja. Hal ini yang kemudian mulai disadari oleh penyelenggara pendidikan di Indonesia. Penyelenggara pendidikan mulai menaruh perhatian tidak hanya pada sisi akademiknya, tetapi juga pada sisi non-akademik peserta akademiknya. Irma (2007) mencatat setidaknya kampus-kampus besar seperti Universitas Bina Nusantara, STT Telkom, dan ITB mulai merancang kegiatan pengembangan segi non-akademik, seperti kepemimpinan, interaksi sosial, kerjasama (teamwork), dll. Bahkan institusi pendidikan dengan tingkat di bawah perguruan tinggi juga melakukan hal yang serupa. Menurut pengalaman penulis, sekolah-sekolah di Yogyakarta seperti SMA Bopkri I dan II, SMA Kolese De Britto, SMA Stella Duce I dan II secara rutin mengadakan kegiatan
pengembangan
segi
non-akademik
peserta
didik,
seperti
kepemimpinan, kerjasama, motivasi, dll dengan melakukan pelatihan bagi para peserta didiknya. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan menjadi salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Menurut Departemen Tenaga Kerja Inggris (Bramley, 1991), pelatihan merupakan sebuah usaha pengembangan yang sistematis terhadap pola tingkah laku / pengetahuan / ketrampilan / perilaku yang diperlukan oleh seorang individu untuk mengemban / melaksanakan tugas secara semestinya. Pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Noe (2002) yang mengungkapkan bahwa pelatihan mengacu pada usaha yang terencana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
dilakukan
oleh
perusahaan
(organisasi)
untuk
memfasilitasi
proses
pembelajaran pegawainya (sumber daya manusia) terhadap kompetensikompetensi yang dibutuhkan berkaitan dengan pekerjaannya. Kompetensikompetensi yang dimaksud adalah pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau perilaku-perilaku yang menunjang performansi kerja. Definisi pelatihan yang disebutkan di atas tampak jelas bahwa tujuan diadakannya pelatihan adalah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan performansi individu. Hal ini didukung oleh pendapat Covey (1997) yang mengungkapkan bahwa perilaku / kebiasaan seseorang
terbentuk karena dipengaruhi oleh
pengetahuan, ketrampilan, dan keinginan / hasrat. Pengetahuan merupakan paradigma teoritis yang dimiliki seseorang, apa yang harus dilakukannya, mengapa harus dilakukan. Ketrampilan berkaitan dengan bagaimana kita melakukannya. Keinginan merupakan motivasi, keinginan untuk melakukan. Salah satu usaha Universitas Sanata Dharma untuk meningkatkan keunggulan non-akademik mahasiswanya adalah dengan mengadakan Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM). Hal ini juga untuk mendukung visi Sanata Dharma, yaitu sebagai pengembang kaum muda dan misi Sanata Dharma untuk menyelenggarakan pendidikan humanis, dialogis, dan utuh (Inisiasi Sanata Dharma 2002). Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) menjadi kegiatan rutin tahunan Universitas Sanata Dharma. Susana (2007) mengungkapkan bahwa PPKM terinspirasi oleh buku “7 Habits of Highly Effective People” karya Stephen R Covey. Tujuannya adalah menyiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
mahasiswa baru memasuki dunia perguruan tinggi dan kehidupan. Konsep 7 Kebiasaan tersebut diharapkan akan membentuk karakter mahasiswa USD dan dinilai sangat bermanfaat bagi pengelolaan hidup pribadi dan interaksinya dengan orang lain. Berdasarkan penjabaran di atas tampak bahwa PPKM dibuat untuk pengembangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma sebagai peserta pelatihan. Akan tetapi, sayangnya, hingga saat ini, belum ada kajian khusus yang lebih terstruktur dan terdokumentasi dengan baik dalam membahas efektivitas PPKM. Penulis hanya mendapatkan data tentang penilaian peserta dan panitia terhadap pelaksanaan PPKM tahun 1997 (pada saat itu masih bernama Pelatihan Menjadi Mahasiswa Efektif / PMME). Hal ini tidak sejalan dengan pendapat Tjia (2006) yang menyatakan bahwa penting untuk mengetahui efektivitas dari sebuah pelatihan terhadap peserta agar bisa menemukan formulasi yang tepat bagi program selanjutnya, mengingat program PPKM merupakan program rutin tiap tahun. Pendapat tersebut diperkuat oleh Cascio (1998) yang mengungkapkan bahwa langkah-langkah dalam proses pelatihan dari menganalisis kebutuhan hingga evaluasi pelatihan merupakan sebuah siklus yang berperan dalam menghasilkan pelatihan yang efektif. Oleh karena itu, menurut Kristanto (2004), proses evaluasi dalam pelatihan menjadi salah satu langkah penting. Alvarez, Salas, & Garofano (2004) mengemukakan bahwa evaluasi pelatihan adalah pendekatan metodologis untuk mengukur hasil pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Sedangkan efektivitas pelatihan merupakan pendekatan teoritis untuk memahami / menganalisa hasil-hasil pembelajaran yang ada. Kristanto (2004) menjelaskan alasan yang melandasi perlunya evaluasi pelatihan, yaitu untuk memberikan validasi bagi trainer; memutuskan apakah program pelatihan perlu dilanjutkan; dan mendapatkan informasi bagaimana memperbaiki program pelatihan di masa mendatang. Model yang sering digunakan untuk mengevaluasi sebuah program pelatihan adalah model yang diungkapkan oleh Kirkpatrick (Bramley, 1991; Kristanto, 2004; Liberman, 2006), yaitu model evaluasi pelatihan yang terdiri dari 4 level, yaitu evaluasi reaksi (level 1); belajar (level 2); perilaku (level 3); dan evaluasi hasil (level 4). Ketiadaan evaluasi yang terstruktur dan yang terdokumentasi dengan baik itulah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini akan mengevaluasi program PPKM secara lebih terstruktur dan melihat efektivitasnya pada level reaksi, perubahan pengetahuan, dan perilaku yang dimiliki peserta sebelum dan sesudah mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM). Dengan memiliki reaksi yang positif terhadap program pelatihan dan memiliki pengetahuan baru, maka diharapkan peserta dapat berperilaku seperti yang diberikan dalam pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan, rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana efektivitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM)? Penulis ingin mengukur bagaimana reaksi peserta terhadap PPKM, perubahan pengetahuan, dan perubahan perilaku yang terjadi sebelum dan sesudah pelatihan.
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi PPKM secara lebih terstruktur dan mengkaji efektivitasnya dengan melihat bagaimana reaksi / perasaan peserta setelah mengikuti PPKM serta mengukur perubahan pengetahuan dan perilaku yang terjadi pada peserta PPKM.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan dasar untuk melakukan penelitian lain dalam pengukuran efektivitas program pelatihan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pihak Universitas Sanata Dharma 1) Penelitian ini bisa bisa dijadikan masukan / saran bagi Universitas Sanata Dharma dalam mengambil kebijakan maupun keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
untuk
menindaklanjuti
dan
mengembangkan
program
pengembangan mahasiswa, khususnya PPKM, 2) Metode dan alat ukur dalam penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk mengevaluasi dan mengukur efektivitas PPKM dari pihak peserta. b. Bagi Praktisi 1) Menjadi tambahan wacana bagi para praktisi pengembangan sumber daya manusia maupun praktisi pendidikan untuk tidak melupakan proses evaluasi program pelatihan, 2) Menjadi tambahan pengetahuan untuk mengukur efektivitas program pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pelatihan 1. Pengertian Pelatihan Ada beberapa definisi mengenai pelatihan. Secara sederhana, Muchinsky (2003) mengungkapkan bahwa pelatihan merupakan proses dimana pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan kemampuan (abilities) seseorang bertambah / meningkat. Departemen Tenaga Kerja Inggris (Bramley, 1991), Cascio (1998), dan Noe (2002) menjelaskan bahwa pelatihan merupakan sebuah usaha pengembangan yang sistematis untuk memfasilitasi pengembangan pola tingkah laku / pengetahuan / ketrampilan / perilaku yang diperlukan oleh seorang individu untuk mengemban / melaksanakan tugas secara semestinya. Hardjana (2001) menambahkan bahwa pelatihan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu pendek. Berdasarkan beberapa definisi di atas bisa disimpulkan bahwa pelatihan merupakan kegiatan yang direncanakan dan dilakukan secara sistematis
dalam
jangka
waktu
pendek
untuk
mengembangkan
pengetahuan, sikap, kemampuan, dan ketrampilan individu. a. Proses Mempersiapkan Pelatihan Seperti sudah dijelaskan bahwa pelatihan merupakan kegiatan yang direncanakan maka perlu ada proses untuk mempersiapkan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
pelatihan. Hardjana (2001) menjabarkan proses – proses yang perlu dilalui dalam mempersiapkan sebuah pelatihan: 1) Menganalisa kebutuhan pelatihan Pelatihan
diadakan
untuk
mengadakan
perubahan
/
peningkatan. Oleh karena itu, yang dimaksud kebutuhan pelatihan merupakan kekurangan dalam bidang pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, sikap, maupun perilaku. Untuk menganalisis kebutuhan pelatihan, cara-cara yang bisa dilakukan adalah wawancara, survei lewat kuesioner maupun angket, mengadakan tes, maupun observasi untuk mendapat masukan dari calon peserta. 2) Menetapkan tujuan pelatihan Ketika kebutuhan pelatihan sudah diketahui, tahap selanjutnya adalah dengan menetapkan tujuan pelatihan. Pelatihan terdiri dari berbagai sesi. Tiap sesi memiliki tujuan tersendiri yang pada akhirnya akan menuju pencapaian keseluruhan dari sebuah pelatihan. 3) Menyusun materi pelatihan Materi pelatihan merupakan bahan, topik, atau hal yang dibicarakan / diolah dalam pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
4) Pemilihan metode, strategi, dan teknik pelatihan Metode merupakan cara yang sudah dipikirkan secara masakmasak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Strategi merupakan cara penggunaan metode yang sudah dipilih dan dirancang untuk menjalankan sebuah pelatihan. Teknik pelatihan merupakan cara pelaksanaan suatu metode. 5) Menyusun jadwal sesi dalam pelatihan Ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan jadwal sesi, yaitu: a) Alur antar sesi jelas, tidak terpisah b) Jarak antar sesi, perlu diperhatikan waktu-waktu istirahat c) Nada / tekanan pada tiap sesi d) Warna / suasana pelatihan e) Jalinan / jalannya seluruh pelatihan dan hubungan antar sesi 6) Menentukan kelengkapan-kelengkapan pendukung lainnya Menentukan fasilitator.
penanggung
Selain
itu
juga
jawab,
termasuk
mempersiapkan
instruktur peralatan
/
dan
perlengkapan yang dibutuhkan. 7) Evaluasi pelatihan Proses evaluasi ini yang sering dilewatkan dalam sebuah pelatihan (Kristanto, 2004). Evaluasi bisa diadakan untuk seluruh sesi maupun per sesi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
b. Metode Dalam Pelatihan Hardjana (2001) menjelaskan mengenai metode yang dipakai dalam sebuah pelatihan, yaitu: 1) Metode informatif Tujuannya adalah untuk menyampaikan data, informasi, penjelasan, data, fakta, dan pemikiran. 2) Metode partisipatif Metode ini digunakan untuk melibatkan peserta dalam pengolahan materi pelatihan. 3) Metode partisipatif – eksperiensial Metode ini bersifat partisipatif sekaligus eksperiensial, yaitu mengajak peserta untuk ikut serta dan memberi kemungkinan kepada peserta untuk ikut mengalami apa yang diolah dalam pelatihan. 4) Metode eksperiensial Merupakan metode yang memungkinkan peserta untuk ikut terlibat dalam penuh pengalaman untuk belajar sesuatu dari pengalaman tersebut. Sedangkan teknik-teknik / bentuk pelatihan yang digunakan antara lain (As’ad, 2004): 1) Ceramah / kuliah Ceramah disampaikan secara lisan. Metode ini bisa dipakai untuk kelompok besar dan bisa memberikan banyak materi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
waktu singkat. Kelamahan dari metode ini adalah komunikasi yang terjadi hanya searah sehingga tidak ada umpan balik dari peserta. 2) Audiovisual Penggunaan audiovisual di sini bisa berwujud, film, video klip, maupun musik. Penggunaan media tersebut mampu membantu memengaruhi emosi peserta (Tjia, 2006) yang membuat peserta menggunakan lebih dari satu inderanya. 3) Diskusi Diskusi memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan personil dalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah, menyampaikan informasi baru, dan secara langsung mampu mengubah sikap-sikap dari peserta. Kelemahannya adalah, metode diskusi kemampuan pengajarannya lebih lambat. 4) Studi kasus Studi kasus merupakan uraian tertulis maupun lisan tentang masalah tertentu yang nyata maupun hipotesis yang didasarkan pada kenyataan. 5) Role play Peran merupakan suatu pola perilaku yang diharapkan. Metode ini terutama digunakan untuk memberi kesempatan kepada para peserta mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui praktek dan untuk mengembangkan pemahaman akan pengaruh kelakuan mereka sendiri pada orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
2. Efektivitas Pelatihan a. Pengertian Efektivitas Pelatihan Istilah evaluasi pelatihan dan efektivitas pelatihan seringkali digunakan sebagai kata yang saling menggantikan, padahal kedua istilah tersebut memiliki konteks yang berbeda (Alvarez, Salas, & Garofano, 2004). Evaluasi pelatihan merupakan teknik pengukuran untuk menguji sampai sejauh mana sebuah pelatihan memiliki tingkat kesesuaian dengan tujuan. Pengukuran evaluasi pelatihan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai dari sebuah pelatihan dan termasuk evaluasi isi dan desain pelatihan, serta perubahan–perubahan apa saja yang dicapai oleh peserta. Evaluasi pelatihan hanya berfokus pada hasil pembelajaran, hanya membahas bagian kecil dari hasil pelatihan. Evaluasi pelatihan hanya membahas apakah seseorang perlu atau tidak mengikuti
sebuah
pelatihan.
Evaluasi
penelitian
hanya
mendeskripsikan hasil pembelajaran. Atau dengan kata lain, evaluasi pelatihan adalah pendekatan metodologis dalam pengukuran hasil belajar dalam pelatihan. Alvarez et all. (2004) lebih lanjut menjelaskan bahwa efektivitas pelatihan merupakan pendekatan secara teoritis untuk menganalisis dan mencapai pemahaman tentang hasil pembelajaran dalam pelatihan. Efektivitas pelatihan berfokus pada sistem pembelajaran secara keseluruhan, sehingga menyajikan ulasan yang lebih luas tentang hasil pembelajaran pelatihan. Efektivitas menganalisa mengapa peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
pelatihan belajar atau tidak belajar apapun dalam sebuah pelatihan. Hasil dari analisa efektivitas pelatihan akan bisa mendekripsikan dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan sebuah program pelatihan sehingga bisa dijadikan acuan untuk penyelenggaraan pelatihan yang lebih baik di masa mendatang. b. Faktor-Faktor Penentu Efektivitas Pelatihan Tjia (2006) menjelaskan ada 5 hal yang menentukan agar program pelatihan bisa efektif, yaitu: 1) Fasilitator / trainer Peran fasilitator (trainer) sangat vital dalam sebuah pelatihan. Trainer memfasilitasi proses belajar yang dilakukan peserta dalam pelatihan. Persepsi peserta terhadap kredibilitas fasilitator bisa memengaruhi tingkat partisipasi dalam proses pelatihan. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Steiner, Dobbins, & Trahan (1991) yang menyatakan bahwa karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh fasilitator (training staff) dapat mempengaruhi sikap peserta dalam sebuah pelatihan. Karakteristik-karakteristik pengalaman,
penguasaan
tersebut
materi,
diantaranya
tingkat
adalah
kepercayaan,
dan
kemampuan komunikasi fasilitator bisa memengaruhi efektivitas pelatihan. Lebih lanjut, Steiner, Dobbins, & Trahan (1991) mengungkapkan bahwa penerimaan peserta pelatihan terhadap perilaku fasilitator mempengaruhi performansi peserta dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
pelatihan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh fasilitator pelatihan, yaitu: a) Menghindari sikap arogan dan superior dalam presentasi, b) Bersikap terbuka terhadap segala pertanyaan dan komentar dari peserta, c) Memotivasi peserta untuk mengetahui lebih banyak dengan bertanya, d) Terlibat dengan peserta, memanggil dengan nama, menjaga kontak mata dan senyum, e) Memiliki rasa humor dan cerita-cerita. 2) Peserta Beberapa hal yang bisa memengaruhi efektivitas pelatihan antara lain sifat dan tipe kepribadian, motivasi, kebutuhankebutuhan, usia, dan tingkat pendidikan. Bahkan efikasi diri peserta juga memengaruhi efektivitas pelatihan (Wei, 2006). 3) Topik pelatihan Materi pelatihan harus mampu menjawab kebutuhan dari peserta berdasarkan hasil training need analysis. Jika materi pelatihan tidak mampu menjawab itu semua, pelatihan tidak akan efektif karena peserta tidak termotivasi untuk belajar. 4) Metode pelatihan Tjia (2006) merekomendasikan metode experiential learning dan metode yang berhubungan dengan prinsip belajar orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
dewasa untuk diaplikasikan agar efektivitas pelatihan menjadi maksimal. Selain itu, topik pelatihan hendaknya dibawakan dengan cara yang mudah dipahami dan jelas, juga bersifat fun dan membuat peserta merasa terfasilitasi untuk berbuat yang terbaik. 5) Lingkungan Faktor lingkungan sekitar yang bisa mempengaruhi, antara lain tata ruang, jumlah peserta, maupun sarana pendukung seperti musik. Tata ruang memengaruhi interaksi dan respon peserta selama pelatihan. Termasuk di dalam tata ruang antara lain, sistem ventilasi, penerangan, akses keluar-masuk, tempat duduk, dll. Jumlah peserta hendaknya berkisar antara 16 – 24 orang. Lebih dari itu, peserta akan cenderung tidak nyaman mengikuti pelatihan. Sedangkan jika kurang dari 16 juga akan membuat peserta tidak nyaman, kecuali jika sesama peserta sudah terjalin keakraban sebelum pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
c. Manfaat Pelaksanaan Evaluasi Pelatihan Berikut ini merupakan alasan–alasan perlunya melaksanakan evaluasi pelatihan (Kirkpatrick, 2007; Kristanto, 2004; Liberman 2006; Noe, 2002): 1) Memberikan validasi bagi trainer Trainer / fasilitator pelatihan merupakan ujung tombak dari sebuah pelatihan sehingga memegang peranan penting dalam sebuah pelatihan. Pelaksanaan evaluasi pelatihan akan dapat memberikan penilaian apakah yang dilakukan fasilitator dalam pelatihan memberikan hasil yang nyata / mampu mentransfer materi / topik pelatihan kepada peserta. 2) Memutuskan kontinuitas program pelatihan Menentukan kontinuitas program pelatihan berarti memutuskan apakah program pelatihan bisa tetap diadakan untuk kemudian hari atau tidak. Keputusan tersebut didasari dari kekuatan dan kelemahan program pelatihan dan disesuaikan dengan kesesuaian pelatihan terhadap program pengembangan secara keseluruhan, keberhasilan mentransfer topik kepada peserta, manfaat bagi peserta maupun organisasi, dan biaya yang harus dikeluarkan. 3) Meningkatkan kualitas program pelatihan Setelah ada keputusan tentang kontinuitas tentunya perlu ada perbaikan-perbaikan dari pelaksanaan pelatihan yang sudah dilakukan. Informasi untuk perbaikan bisa diperoleh dari pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
peserta dengan meminta umpan balik / tanggapan peserta, evaluasi fasilitator, maupun pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap program pelatihan. d. Model Dalam Mengevaluasi Pelatihan Salah satu model evaluasi pelatihan yang ada adalah model yang dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick (Bramley, 1991; Kristanto, 2004; Liberman, 2006). Wei (2006) mengungkapkan bahwa meskipun ada beberapa pihak yang mengkritisi model evaluasi ini, tapi model ini masih merupakan model evaluasi yang beguna untuk mengevaluasi hasil pelatihan. Pendapat tersebut juga didukung oleh Liberman (2006) yang mengatakan bahwa model tersebut merupakan model yang paling populer dan digunakan secara luas dalam melakukan evaluasi pelatihan. Model yang dikembangkan oleh Kirkpatrick tersebut terdiri dari empat model evaluasi, yaitu: 1) Evaluasi reaksi Model evaluasi reaksi mengukur reaksi / perasaan peserta terhadap pelatihan, apakah peserta menyukai program pelatihan yang ada atau tidak, apakah peserta merasa pelatihan yang ada relevan dengan kehidupan maupun pekerjaannya sehari-hari atau tidak. Kristanto (2004) dan Phillips & Stone (2002) mengungkapkan bahwa reaksi peserta adalah data yang mudah didapatkan tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
hanya menyediakan informasi substantif yang terbatas tentang nilai sebuah
pelatihan
sehingga
tidaklah
bijak
dan
sangat
kontraproduktif apabila digunakan sebagai satu-satunya metode evaluasi. Akan tetapi, Kirkpatrick (1998) dan Phillips & Stone (2002) menambahkan
bahwa
model
evaluasi
reaksi
tetap
perlu
dilaksanakan karena: a) Lebih baik daripada tidak ada sama sekali, b) Mampu mengidentifikasi tren dan keinginan di kalangan peserta terhadap sebuah pelatihan sehingga bisa menjadi masukan bagi perkembangan program maupun materi pelatihan c) Reaksi peserta mampu menjadi indikator apakah peserta akan mengaplikasikan materi pelatihan. Metode yang paling sering digunakan dalam pengumpulan data reaksi adalah kuesioner (Phillips & Stone, 2002). Alliger et all. (1997) membagi reaksi peserta menjadi 2, yaitu: a) Reaksi dalam hal afeksi (affective reactions) Berkaitan dengan apakah peserta merasa nyaman (enjoy) atau tidak dalam mengikuti pelatihan. b) Reaksi terhadap kegunaan / manfaat pelatihan (utility reactions) Berkaitan dengan apakah materi / topik pelatihan berguna bagi kehidupan / aktivitas yang dijalani oleh peserta dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
kesehariannya,
sampai
sejauh
mana
materi
/
topik
mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku yang ditampilkan oleh peserta dalam kesehariannya. Dalam kajiannya tersebut, Alliger et all. (1997) menemukan bahwa reaksi terhadap manfaat / kegunaan dari materi / topik pelatihan lebih berhubungan sangat erat terhadap transfer materi pelatihan jika dibandingkan dengan reaksi afeksi. Phillips & Stone (2002) menjabarkan aspek-aspek dalam pengukuran reaksi meliputi: a) Isi (content) pelatihan Terdiri dari adanya penjelasan tentang tujuan pelatihan, tercapainya tujuan pelatihan, materi mudah dipahami, dan penilaian tentang kesesuaian materi / topik dalam kehidupan sehari-hari. b) Metode yang digunakan Berkaitan dengan metode pengajaran, aktivitas-aktivitas, dan
materi
yang
digunakan
untuk
membantu
peserta
memahami materi dan tercapainya tujuan pelatihan. c) Lingkungan pendukung Berkaitan dengan penilaian peserta tentang keadaan ruangan tempat penyelenggaraan pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
d) Fasilitator pelatihan Berkaitan dengan penguasaan materi, kejelasan dalam penyampaian materi untuk membantu pemahaman peserta, kemampuan menciptakan lingkungan yang melibatkan peserta untuk berdiskusi, respon terhadap komentar dan pertanyaan peserta, kemampuan manajerial kelas yang efektif, kemampuan menjadi moderator untuk menjaga fokus materi. e) Rencana aksi (planned actions) Mengungkap rencana aksi yang akan dilakukan oleh peserta berkenaan dengan hasil dari setelah mengikuti pelatihan. f) Penilaian dan komentar tentang program pelatihan secara keseluruhan Peserta menilai secara kuantitatif (dengan angka) dan secara kualitatif (dengan memberi komentar) mengenai program pelatihan secara keseluruhan. Kristanto (2004) mengungkapkan bahwa peserta tidak perlu menyertakan nama pada saat pemberian evaluasi reaksi untuk mendapatkan respon yang jujur. Selain itu, respon harus segera didapat
setelah
sesi
terakhir
pelatihan
agar
mampu
mengindikasikan respon secara utuh / satu kesatuan. 2) Evaluasi belajar Kristanto (2004) mendefinisikan evaluasi belajar sebagai “tingkat
perubahan
peserta
dalam
sikap,
peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
pengetahuan, dan / atau peningkatan keterampilan pada saat program pelatihan selesai”. Kristanto (2004) juga menambahkan bahwa Kirkpatrick dan beberapa peneliti lain menyatakan bahwa perubahan perilaku peserta dalam kehidupan sehari-hari tidak akan terjadi jika peserta tidak menemui perubahan pengetahuan setelah mengikuti pelatihan. Pengukuran belajar harus mengacu pada tujuan pelatihan dan berkaitan dengan instruksional pelatihan. Pengukuran
hasil
belajar
tidak
menunjukkan
bagaimana
mengaplikasikan hasil belajarnya dalam keseharian, tapi lebih kepada mengindikasikan efektivitas program pelatihan (Kristanto, 2004). Cara untuk mengukur perubahan belajar ini harus dilakukan dengan metode kuantitatif, misalnya dengan mengadministrasikan tes pengetahuan (misalnya paper and pencil test) untuk mengukur pengetahuan dan sikap peserta (Kristanto, 2004; Liberman, 2006). Liberman (2006) menambahkan bahwa hasil tes sesudah pelatihan harus lebih tinggi daripada hasil tes sebelum pelatihan. 3) Evaluasi perilaku Evaluasi perilaku didefinisikan sebagai “seberapa tingkat perubahan perilaku yang dilakukan peserta sebagai hasil dari mengikuti program pelatihan” (Kristanto, 2004). Evaluasi perilaku bertujuan untuk mengetahui apakah peserta pelatihan mengalami perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
harinya setelah mengikuti program pelatihan. Akan tetapi, peserta pelatihan belum tentu juga mengalami perubahan perilaku segera setelah mengikuti pelatihan. Menurut Kirkpatrick (1998), ada 4 syarat agar seseorang mengubah perilakunya, yaitu: a) Adanya hasrat untuk berubah dari pribadi orang tersebut, b) Individu tersebut mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya, c) Adanya lingkungan yang tepat untuk mendukung perubahan perilakunya, d) Adanya penghargaan atas perubahannya. Lebih lanjut, Kirkpatrick (1998) juga mengungkapkan bahwa program pelatihan mampu memfasilitasi dua persyaratan pertama, yaitu dengan menciptakan sikap yang positif terhadap hasrat untuk berubah dan mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Sedangkan dua persyaratan berikutnya hanya bisa ditemui ketika peserta sudah kembali ke kehidupan sehari-harinya dan program pelatihan tidak bisa memfasilitasinya. Untuk mendapatkan data mengenai perilaku peserta pelatihan bisa dengan cara pengamatan / observasi, penilaian diri dari peserta (self-analyze), maupun penilaian dari rekan / lingkungan (Kristanto, 2004; Liberman, 2006; Tjia, 2006). Selain itu, langkah lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa ada sebagian orang yang memerlukan waktu lama untuk mengubah perilaku, sementara ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
sebagian lagi yang tidak memerlukan waktu yang lama untuk berubah (Kristanto, 2004). Cara untuk mengatasinya adalah dengan melakukan pengukuran lebih dari sekali dan / atau memperhatikan interval pengukuran antara sebelum dan sesudah pelatihan. Tjia (2006) mengungkapkan sebaiknya ada jeda sekitar 2 – 4 minggu antara pengukuran sebelum dan sesudah pelatihan. 4) Evaluasi hasil Evaluasi hasil merupakan hasil akhir yang muncul akibat peserta hadir dalam program pelatihan. Dalam konteks perusahaan, evaluasi
hasil
dikaitkan
dengan
peningkatan
produksi,
berkurangnya biaya, turnover karyawan, dll (Kristanto, 2004; Liberman, 2006). Dalam konteks institusi pendidikan, evaluasi hasil bisa dikaitkan dengan membaiknya rata-rata IPK yang diperoleh mahasiswa, menurunnya tingkat DO, dll. Kristanto (2004) menambahkan bahwa jenis-jenis pelatihan pengembangan diri, seperti kepemimpinan, komunikasi, motivasi, dll. sulit untuk diukur dengan menggunakan model ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
B. Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) 1. Tujuan PPKM Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) dimulai pada tahun ajaran 1997/1998 dengan nama Pelatihan Menjadi Mahasiswa Efektif (PMME). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian penerimaan mahasiswa baru dan lahir dari keprihatinan pimpinan USD untuk menciptakan kegiatan inisiasi bagi mahasiswa baru yang lebih fungsional humanistik, bukan perploncoan (Penyelenggaraan PMME, 1998). Susana (2007) mengungkapkan bahwa PPKM terinspirasi dari buku “The 7 Habits of Highly Effective People” karya Stephen R Covey. Tujuannya adalah menyiapkan mahasiswa baru memasuki dunia perguruan tinggi dan kehidupan. Konsep 7 Kebiasaan tersebut diharapkan akan membentuk karakter mahasiswa USD dan dinilai sangat bermanfaat bagi pengelolaan hidup pribadi dan interaksinya dengan orang lain. PPKM
diharapkan
sebagai
salah
satu
proses
dari
sebuah
pendampingan dan pengembangan mahasiswa yang berkesinambungan. Oleh karena itu, pelaksanaan PPKM juga bertujuan untuk menyiapkan dosen sebagai fasilitator dan mahasiswa senior sebagai asisten fasilitator sebagai pendukung terlaksananya proses kegiatan pendampingan di tingkat prodi. PPKM tahap I tahun 2008 memfokuskan pada 3 Kebiasaan awal dari konsep 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif, yaitu Jadilah Proaktif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Memulai Dari Akhir alam Pikiran, dan Dahulukan Yang Utama. Secara khusus, setelah mendapat materi Kebiasaan 1, peserta diharapkan dapat: 1) Menjelaskan arti proaktivitas, 2) Menjelaskan perbedaan antara respon yang reaktif dan proaktif, 3) Merumuskan respon-respon yang proaktif, 4) Mengisi Lingkaran Pengaruhnya dalam lingkungan keluarganya Dalam materi Kebiasaan 2, peserta diharapkan dapat: 1) Menyadari pentingnya memiliki tujuan hidup, 2) Memiliki rumusan tujuan hidup, 3) Memiliki semangat untuk melakukan sesuatu lebih baik Materi Kebiasaan 3, tujuan yang ingin dicapai adalah: 1) Peserta mengetahui pentingnya memiliki prioritas dalam kehidupan, 2) Peserta
mampu
membedakan
kegiatan-kegiatan
berdasarkan
kepentingan dan urgensi atau kemendesakan. (Modul PPKM, 2008) 2. Peserta PPKM Peserta PPKM adalah mahasiswa baru di tahun ajaran yang bersangkutan. Secara khusus, dalam pelaksanaan PPKM tahun 2008, pesertanya adalah mahasiswa angkatan 2007. 3. Metode Dalam PPKM Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa ini dilaksanakan dengan metode structured-experiences / pengalaman terstruktur (Modul Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa, 2007). Pfeiffer &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Ballew (1988) mengungkapkan bahwa structured experiences merupakan aplikasi dari prinsip belajar orang dewasa (adult learning principles / androgogy). Istilah androgogy berasal dari bahasa Yunani yang berarti “seni dan ilmu pengetahuan dalam membantu orang dewasa untuk belajar” (Tjia, 2006). Lebih lanjut, Tjia (2006) mengungkapkan bahwa orang dewasa belajar dengan cara melibatkan dirinya dengan pengalaman. Beberapa hal yang bisa membantu proses pembelajaran orang dewasa: a. Orang dewasa perlu mengetahui mengapa mereka perlu mempelajari sesuatu, b. Orang dewasa memiliki kebutuhan untuk mengarahkan dirinya sendiri (self-directing), c. Orang dewasa memiliki pengalaman yang lebih banyak daripada remaja (youth), d. Pengalaman-pengalaman yang dimilikinya tersebut bisa menjadi stimulus sikap keingintahuannya dan untuk belajar, e. Orang dewasa belajar pada hal-hal yang berpusat pada tugas, berpusat pada masalah, atau berpusat pada orientasi hidupnya, f. Orang dewasa menginginkan proses pembelajaran yang berpusat pada masalah yang ada, menyentuh masing-masing personal (personalized), dan proses pembelajaran yang memfasilitasi kebutuhan mereka untuk mengarahkan dirinya sendiri (self-directing) dan tanggung jawab pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Pfeiffer & Ballew (1988) mengungkapkan bahwa dengan structured experience, peserta dapat menemukan sendiri makna dari proses pembelajaran yang diikutinya. Dalam structured experience, terdapat siklus belajar berdasar pengalaman (experiential learning cycle) sbb: Experiencing (The activity phase)
Applying
Publishing
(Planning how to use the learning)
(Sharing reaction and observasions)
Generalizing
Processing
(Developing principles)
(Discussing pattern and dinamics)
Gambar 2.1. siklus experiential learning (Modul PPKM, 2007) a. Experiencing Peserta melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang bertujuan untuk mengajak perserta “mengalami” sesuatu. Aktivitas-aktivitas dalam tahap ini biasanya diasosiasikan dengan games atau hal-hal yang sifatnya menyenangkan. Akan tetapi, sebenarnya segala aktivitas yang melibatkan asesmen diri atau interaksi interpersonal bisa digunakan dalam tahap ini, seperti, menulis, observasi, sharing informasi, dll. Aktivitas-aktivitas
itu
pun
dapat
dilakukan
secara
individu,
berpasangan, maupun dalam kelompok (Pfeiffer & Ballew, 1988).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
b. Publishing Setelah peserta menjalani proses “mengalami”, peserta diminta untuk menceritakan ulang pengalamannya tersebut dan disertai dengan pengungkapan perasaan, reaksi, dan opini mereka sendiri. Dalam tahap ini, bisa dengan cara diskusi tak-terstruktur. Akan tetapi, yang perlu diingat adalah, pengungkapan yang terjadi hanya sebatas penceritaan pengalaman aktivitas dan perasaan setelah menjalaninya. c. Processing Peserta diajak untuk mendiskusikan dan menganalisis segala hal yang sudah dibagikan (disharekan). d. Generalizing Peserta mengambil kesimpulan berdasarkan prinsip-prinsip yang sudah ada dan berdasarkan insight yang didapatnya. Prinsip, nilai, dan insight yang muncul merupakan hasil dari kesadaran mereka terhadap situasi-situasi yang mereka alami sehari-hari yang serupa dengan aktivitas yang sudah mereka lakukan. Pfeiffer & Ballew (1988) juga menambahkan bahwa di tahap ini teori-teori ataupun hasil penelitian yang sudah ada bisa digunakan untuk memperkuat pengambilan kesimpulan. e. Applying Peserta melakukan perencanaan untuk menerapkan hasil belajarnya itu dalam kehidupan sehari-harinya. Pfeiffer & Ballew (1988) menjelaskan bahwa individu akan lebih menaruh perhatian untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
mengimplementasikan hasil belajarnya tersebut jika mereka dapat saling share dengan rekan-rekannya yang lain. Beberapa kegiatan yang dilakukan peserta sebagai proses belajar dalam PPKM adalah sbb: a. Refleksi Kegiatan refleksi dianalogikan seperti melihat diri sendiri di depan cermin. Peserta diajak untuk memandang diri dalam suasana batin yang hening, tenang, damai, dan terbuka. Hal ini dilakukan agar peserta dapat lebih mengenal diri serta mampu
menentukan
langkah-langkah
yang
hendak
ditempuh
selanjutnya dalam rangka meningkatkan atau menyempurnakan diri. Kegiatan refleksi dilakukan dengan atau tanpa alat bantu yang berupa daftar pertanyaan. b. Sharing Peserta diajak untuk berbagi pikiran, perasaan, atau pengalaman pribadinya bersama peserta lain. Kegiatan ini dilakukan dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok pleno yang meliputi seluruh satuan kelas. c. Diskusi Peserta diajak untuk berpikir bersama. Kegiatan ini dilakukan dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok pleno. d. Lekturet Kegiatan ini berupa penjelasan / ceramah oleh fasilitator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
e. Pengalaman terstruktur Peserta belajar melalui permainan-permainan (games) maupun bermain peran (role play) secara individu maupun dalam kelompok. f. Bernyanyi (Modul Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa, 2007)
C. 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif 1. Konsep Dasar 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif Konsep 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif pertama kali diperkenalkan oleh Stephen R. Covey pada tahun 1989 (Tjia, 2006). Lebih lanjut, Tjia (2006) mengungkapkan bahwa 7 Kebiasaan merupakan konsep yang terintegrasi, menyeluruh (holistic), dan pendekatan yang berpusat pada prinsip dalam menyelesaikan masalah-masalah personal dan profesional. Covey (1995) menjelaskan bahwa sebenarnya konsep 7 Kebiasaan ini merupakan akal sehat yang disusun secara padu (common sense organized) dan sudah dikenal luas dalam masyarakat. Akan tetapi, apa yang sudah dikenal dan menjadi common sense belum tentu kerap dipraktekkan (common practice). Lebih lanjut, Covey (1997) menyoroti bahwa setelah Perang Dunia I, perkembangan literatur tentang konsep “keberhasilan” lebih berfokus pada Etika Kepribadian (Personality Ethics) yang ternyata dangkal. Pendekatan tersebut bersifat manipulatif, seringkali menipu, dan mendorong seseorang menggunakan teknik tertentu untuk membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
seseorang tertarik atau berpura-pura tertarik terhadap individu tersebut. Teknik bagaimana mempengaruhi seseorang secara cepat, penjelasan bahwa senyum bisa mendongkrak posisi seseorang menjadi fokus utama. Akan tetapi, bagaimana ketulusan dalam pemberian tersenyum tidak menjadi fokus dasar. Etika Kepribadian memang esensial untuk mencapai keberhasilan, tetapi itu merupakan hal yang sekunder, bukan yang primer Covey (1997) menjelaskan bahwa Konsep 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif ini mencakup banyak prinsip dasar dari efektivitas manusia yang sifatnya mendasar dan merupakan hal yang primer. 7 Kebiasaan terdiri dari langkah-langkah yang menuntun tercapainya kehidupan yang penuh kejujuran, integritas, dan tercapainya prinsip-prinsip martabat manusia sehingga dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi. Selain itu, juga dapat memberi kekuatan dan kebijaksanaan dalam menyikapi perubahan-perubahan tersebut sehingga bisa menyesuaikan diri, dan memungkinkan individu untuk tetap bisa melihat peluang-peluang yang terjadi dalam perubahan tersebut (Tjia, 2006). Secara spesifik, Covey (2001) mengungkapkan bahwa menjalani 7 Kebiasaan bisa membantu seseorang untuk dapat mengendalikan hidupnya, menemukan nilai-nilai yang dianut dan mengetahui apa yang penting bagi dirinya, merasa bahagia, meningkatkan kepercayaan diri, memiliki manajemen waktu yang efektif, terciptanya hubungan yang harmonis dengan orang lain (keluarga, teman, dan rekanan), serta memiliki keseimbangan dalam hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Dalam Modul Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (2007), kebiasaan didefinisikan sebagai hal atau perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang, tanpa kita sadari. Sejumlah kebiasaan bisa disebut positif atau baik (misalnya: berolah-raga secara teratur), sejumlah kebiasaan lain bisa disebut negatif atau buruk (misalnya: menyalahkan orang lain), dan ada sejumlah kebiasaan bisa disebut netral (contohnya: mandi malam dengan air hangat). Lebih lanjut, dalam Modul PPKM (2007) tersebut juga dijelaskan bahwa kebiasaan yang dimiliki seseorang dapat menuntunnya menjadi lebih baik, tapi bisa juga menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Setiap individu adalah produk dari kebiasaannya masing-masing. Covey (1997) menjelaskan bahwa kebiasaan merupakan pertemuan dari pengetahuan, keterampilan, dan keinginan. Pengetahuan merupakan paradigma teoritis yang dimiliki seseorang, apa yang harus dilakukannya, mengapa harus dilakukan. Ketrampilan berkaitan dengan bagaimana kita melakukannya. Sedangkan keinginan merupakan motivasi, keinginan untuk melakukan. Untuk menjadi sebuah kebiasaan, ketiga dimensi tersebut harus terpenuhi. Sebagai contoh, kebiasaan mandi. Individu mengetahui bahwa dengan mandi maka tubuhnya menjadi lebih bersih (dimensi pengetahuan), semua individu membasahi dirinya dengan air ketika mandi (dimensi keterampilan), dan kegiatan mandi tersebut akan terlaksana jika individu tersebut memiliki keinginan untuk mandi (dimensi keinginan). Salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
saja dimensi tersebut tidak terpenuhi, maka tidak akan ada sebuah kegiatan, dan tidak akan pernah menjadi sebuah kebiasaan. Jika digambarkan, maka pertemuan antara pengetahuan, keterampilan, dan keinginan sehingga membentuk kebiasaan adalah sbb.: Gambar 2.2. Pertemuan Pengetahuan-Keterampilan-Keinginan
Adapun ketujuh kebiasaan menurut Covey (1997) yang dapat membuat seseorang / individu menjadi pribadi yang efektif adalah: a. Kebiasaan 1: Jadilah Proaktif b. Kebiasaan 2: Mulai Dengan Akhir Dalam Pikiran c. Kebiasaan 3: Dahulukan Yang Utama d. Kebiasaan 4: Berpikir Menang-Menang e. Kebiasaan 5: Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu, Baru Dimengerti f. Kebiasaan 6: Wujudkan Sinergi, dan g. Kebiasaan 7: Mengasah Gergaji Fokus yang ingin dituju oleh Konsep 7 Kebiasaan tersebut adalah pribadi yang sangat efektif. Covey (1995) menjelaskan bahwa pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
yang sangat efektif merupakan individu yang mampu mendapatkan yang diinginkan dan dengan cara yang memungkinkan individu tersebut mendapatkannya mengistilahkannya
berulang-ulang. menjadi
Lebih
keseimbangan
lanjut, antara
Covey
(1995)
produksi
dan
kemampuan produksi (keseimbangan P / KP). Covey (1995) menggunakan analogi dongeng “Petani dan Angsa Bertelur Emas”. Di dongeng tersebut diceritakan bahwa ada seorang petani yang
memiliki
seekor
angsa.
Ternyata
angsa
tersebut
mampu
menghasilkan telur emas. Kejadian itu terus berlanjut. Sampai pada akhirnya, sang petani menjadi tidak sabar untuk mendapatkan telur emas sesegera mungkin dengan cara memotong angsanya. Akan tetapi, sang petani tidak mendapatkan apa-apa. Berdasarkan dongeng tersebut, produksi / hasil yang kita harapkan adalah telur emas tersebut, sedangkan angsanya adalah kemampuan untuk produksi atau dengan kata lain kemampuan kita untuk secara terus menerus memberikan hasil yang diinginkan. Kemampuan produksi tersebut merupakan aspek fisik dan mental, spiritual. Dalam konteks industri, aspek fisik diantaranya mesin-mesin di pabrik, kendaraan milik kantor, dll. Sedangkan dalam konteks pribadi, aspek fisik adalah keadaan tubuh / kesehatan kita. Aspek mental berkaitan dengan pikiran individu. Pikiran di sini mengacu pada konteks kognitif seseorang, bagaimana pengetahuan seseorang terhadap info-info baru, apa saja yang telah dipelajarinya, dsb. Aspek mental juga berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
keadaan jiwa seseorang. Seseorang yang mempunyai tujuan hidup / citacita (produksi) tapi tidak mampu menjaga kemampuan produksinya, seperti tidak pernah belajar hal-hal baru, tidak pernah menjaga kesehatan tubuhnya, tidak pernah menjaga relasinya dengan rekan-rekan ataupun keluarganya, maka di tidak akan mampu mencapai efektivitas karena dia tidak mampu memelihara aset (kemampuan produksi) yang dimilikinya. Untuk mencapai efektivitas dengan menerapkan 7 Kebiasaan, individu perlu mengetahui paradigmanya dan mengetahui perlunya sebuah perubahan paradigma. Covey (1997) menjelaskan bahwa paradigma berkaitan dengan persepsi, pengertian, dan penafsiran seseorang tentang keadaan di sekitarnya. Seringkali orang menganggap bahwa cara pandangnya (paradigmanya) sudah sesuai dengan segala sesuatu sebagaimana adanya, atau realitas yang ada. Akan tetapi, sebenarnya seseorang memiliki paradigma sebagaimana pribadinya sendiri. Seseorang cenderung memiliki pendapat persepsinya berdasarkan dirinya sendiri, berdasarkan pengalamannya sendiri. Jika ada orang lain yang tidak setuju dengan pendapat kita, maka kita cenderung berpikir bahwa orang lain itu yang salah. Paradigma merupakan sumber dari sikap dan perilaku seseorang, terlepas dari benar atau salahnya paradigma tersebut. Paradigma yang kemudian memengaruhi sikap dan perilaku seseorang tersebut kemudian juga memengaruhi hubungan dengan orang lain. Covey (1997) menjelaskan bahwa untuk mengatasi adanya perbedaan sikap dan perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
kita dengan orang lain, maka perlu adannya sebuah perubahan paradigma. Lebih lanjut, Covey (1997) juga menjelaskan bahwa banyak orang mengalami perubahan paradigma justru ketika orang / individu tersebut menghadapi krisis yang mengancam jiwa dan tiba-tiba melihat prioritasnya dengan cara yang berbeda, atau ketika tiba-tiba melangkah dalam sebuah peran yang baru, seperti menjadi ayah, menjadi kakek / nenek, dsb. Untuk membuat sebuah perubahan paradigma membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Akan tetapi, untuk membuat perubahan kuantum (perubahan yang mendadak dan berjangka panjang), maka yang perlu diubah adalah paradigma kita (Covey, 1997). Paradigma yang harus dimiliki oleh seseorang seharusnya adalah paradigma yang berpusat pada prinsip. Covey (1997) menggunakan analogi kapal perang dan mercu suar untuk menjelaskan paradigma yang berpusat pada prinsip. Ada kapal perang yang membawa peralatan perang komplit sedang berlayar. Suatu hari badai menyerang kapal yang sedang berlayar tersebut. Kapten kapal dikabari oleh salah seorang awaknya bahwa ada sesuatu di depan kapal dan kalau tidak ada yang berbelok maka mereka akan bertabrakan. Kapten lalu memerintahkan awak untuk mengirimkan kode yang meminta benda di depan kapal itu untuk berbelok karena mereka adalah kapal perang yang membawa peralatan tempur yang lengkap. Lalu datang kode balasan yang menyatakan bahwa kapal perang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
tersebut yang harus berbelok karena yang ada di depannya adalah mercu suar. Covey (1997) menjelaskan bahwa prinsip itu seperti layaknya mercu suar. Prinsip merupakan hukum alam yang tidak dapat dilanggar. Hukum alam tetap tidak akan pernah bisa diubah, terlepas dari kita menyetujuinya atau tidak. Prinsip merupakan pedoman berperilaku yang terbukti mempunyai nilai langgeng, permanen, dan bersifat mendasar. Covey (1997) lebih lanjut menjelaskan, semakin sejajar paradigma seseorang dengan prinsip yang ada, maka seseorang akan memandang sesuatu secara lebih objektif, hingga kemudian akan memberi dampak pada sikap dan perilaku seseorang, dan kemudian pada akhirnya juga akan mempengaruhi efektivitas yang dicapai. 2. Kontinum Kematangan Covey (1997) mengungkapkan bahwa konsep 7 Kebiasaan memiliki pendekatan yang meningkat, berurutan, dan sangat terpadu bagi perkembangan efektivitas pribadi dan antarpribadi. Lebih lanjut, Tjia (2006) menjelaskan bahwa konsep 7 Kebiasaan menuntun seseorang untuk melalui 3 fase perkembangan: a. Tergantung Individu mengandalkan orang lain untuk mengurusnya. Covey (1997)
menggambarkan
bahwa
kita
masing-masing
memulai
kehidupan sebagai bayi yang diarahkan, diasuh, dan ditunjang oleh orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
b. Mandiri Individu mampu mengurus dirinya sendiri dan mampu menganbil keputusan sendiri. Covey (1997) menjelaskan bahwa pada tahap ini, seseorang sudah mencapai tahap Kemenangan Pribadi (private victory). c. Saling dukung Merupakan fase dimana seseorang bekerjasama dengan yang lain untuk mencapai sesuatu yang tidak bisa dicapai jika dikerjakan sendiri. Covey (1997) menjelaskan bahwa pada tahap ini, seseorang sudah mencapai tahap Kemenangan Publik (public victory). Gambar 2.3. Kontinum Kematangan 7
SALING DUKUNG
5
BERUSAHA MENGERTI DAHULU, BARU DIMENGERTI KEMENANGAN
6
WUJUDKAN SINERGI
PUBLIK
4
BERPIKIR MENANGMENANG
MANDIRI
3
DAHULUKAN YANG UTAMA
1
JADILAH PROAKTIF
2
KEMENANGAN PRIBADI MULAI DENGAN AKHIR DALAM PIKIRAN
TERGANTUNG
(Gloria People Development Center, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Covey (2001) menjabarkan bahwa konsep 7 Kebiasaan ini juga bisa diterapkan ke individu yang lebih muda / remaja. Dengan menerapkan 7 Kebiasaan dalam kehidupannya, seorang remaja bisa menjadi bahagia dan sukses. Covey (2001) menggambarkan tingkat kematangan individu dalam bentuk Pohon Kematangan Gambar 2.4. Pohon Kematangan
(Modul PPKM, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Covey (1995) menjelaskan bahwa dalam usahanya untuk menerapkan 7 Kebiasaan ini, akan sangat mungkin seseorang merasakan “gravitasi” dari kebiasaan-kebiasaan yang sebelumnya. Penerapan 7 Kebiasaan diibaratkan pendakian gunung yang curam dimana akan banyak kerikil yang mengganggu perjalanan. 7 Kebiasaan merupakan sebuah proses pengembangan pribadi dan antar-pribadi yang sejati dan menuntut usaha dan kesabaran yang besar. Akan tetapi, jika seseorang sudah mampu mencapai puncak gunung dari 7 Kebiasaan ini, maka ia akan bisa merasakan adanya semangat yang besar dan pencapaian efektivitas yang terus menerus. PPKM tahap I tahun 2008 hanya akan membahas Kebiasaan 1, 2, dan 3 saja. Pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008 berfokus pada pencapaian Kemenangan Pribadi. Berikut adalah penjabaran Kebiasaan 1, 2, dan 3. 3. Konsep Dasar Kebiasaan 1 Kebiasaan 1, Jadilah Proaktif, sangat efektif untuk diterapkan pada lingkungan apapun. Kebiasaan ini mendasari kebiasaan-kebiasaan yang lain. Proaktif lebih daripada sekedar mengambil inisiatif (Covey, 1997). Proaktif berarti kekuatan, kebebasan dan kemampuan untuk memilih respon sesuai dengan prinsip (Gloria People Development Center, 2007). Perilaku seseorang adalah fungsi dari keputusannya sendiri, bukan hasil dari kondisinya. Orang yang proaktif mampu memilih responnya, tidak menyalahkan
keadaan,
kondisi,
menyebabkan perilaku (Covey, 1997).
maupun
pengkondisian
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Seringkali, seseorang berperilaku reaktif dimana mereka dipengaruhi oleh lingkungan luar, seperti cuaca, lingkungan sosial, bagaimana orang lain memperlakukan mereka, dll. Ketika cuaca buruk, maka suasana hati mereka menjadi buruk. Ketika mereka diperlakukan buruk / tidak menyenangkan oleh orang lain, mereka menjadi protektif dan menarik diri. Gambar 2.5. Model perilaku reaktif Stimulus
Respon
(Modul PPKM, 2007) Covey (1995) menjelaskan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh paradigmanya. Akan tetapi, seringkali individu merasa memiliki paradigma yang objektif, padahal sebenarnya paradigma mereka ditentukan oleh cermin sosial yang kemudian menghalangi seseorang untuk mengeluarkan potensi dan kemampuan terbaiknya. Ada 3 teori determinisme
yang
dijadikan
peta
sosial
oleh
seseorang
yang
menghalanginya untuk mengeluarkan potensi terbaiknya, yaitu: a. Determinisme genetis Teori ini mengatakan bahwa seseorang menjadi seperti diri mereka sekarang ini karena memang sudah keturunan dari kakek dan nenek moyangnya, sudah ada dalam sel-sel DNA sehingga tidak ada yang bisa dilakukan lagi untuk mengubahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
b. Determinisme psikis Teori ini menjelaskan bahwa keadaan sekarang terjadi karena pengasuhan yang diterima seseorang, terjadi karena pengalaman masa kanak-kanak seseorang. Hal inilah yang kemudian menghalangi seseorang untuk menampilkan yang terbaik dari dirinya. c. Determinisme lingkungan Teori ini menjelaskan bahwa faktor lingkungan (seseorang atau sesuatu di lingkungan) bertanggung jawab atas situasi yang terjadi (Covey, 1997). Dalam perilaku proaktif, seseorang tidak langsung merespon stimulus yang ada / yang datang. Individu yang berperilaku proaktif memiliki “waktu jeda” untuk memilih respon. Ada 4 anugerah manusiawi yang digunakan oleh orang yang proaktif untuk memilih responnya, yaitu: a. Kesadaran diri Manusia mampu berpikir tentang proses berpikirnya sendiri (Covey, 1997). Seseorang / individu menyadari keadaan dirinya, menyadari keadaan lingkungannya. Akan tetapi, dia kemudian juga menyadari bahwa manusia memiliki kemampuan berpikir, mengambil tanggung jawab, dan memiliki kebebasan untuk merespon terhadap stimulus yang ada tanpa harus terpengaruh / menyalahkan situasi di sekelilingnya. Sebagai manusia, seseorang mampu mengamati sendiri pikiran dan perbuatannya (Modul PPKM, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
b. Imajinasi Manusia memiliki kemampuan visioner, kemampuan untuk mencipta di dalam benaknya dan di luar realitasnya saat ini (Covey 1995; 1997). Individu memiliki kemampuan untuk membayangkan berbagai kemungkinan, menciptakan hal-hal yang diinginkan di dalam benaknya (Modul PPKM, 2007). c. Suara hati Suara hati berkaitan dengan kesadaran batin yang dalam tentang benar dan salah, prinsip-prinsip yang mengatur perilaku, dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan seseorang selaras dengan prinsip-prinsip tersebut (Covey, 1997). Seseorang bisa mendengarkan suara batinnya untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, untuk menyadari prinsip-prinsip yang mengatur perilakunya (Modul PPKM, 2007). d. Kehendak bebas Individu mampu bertindak berdasarkan kesadaran dirinya dan bebas dari pengaruh lain, memiliki kekuasaan untuk memilih, untuk bertindak berdasarkan kebebasan sekaligus kesadaran dirinya (Covey, 1997; Modul PPKM, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Gambar 2.6. Model perilaku proaktif
Stimulus
KebebasanUntuk Memilih
Kesadaran Diri
Respon
Kehendak Bebas Imajinasi
Suara Hati (Modul PPKM, 2007)
Manusia memiliki 2 lingkaran dalam kehidupannya. Lingkaran luar disebut Lingkaran Kekhawatiran (circle of concern), sedangkan lingkaran dalam disebut Lingkaran Pengaruh (circle of influence). Gambar 2.7. Circle of Concern & Circle of Influence
Covey (1997) menjelaskan bahwa kedua lingkaran itu menggambarkan fokus waktu dan energi yang dihabiskan seseorang dalam kehidupannya. Orang yang proaktif memfokuskan waktu dan energinya di dalam Lingkaran Pengaruh (circle of influence). Mereka mengerjakan hal-hal yang dapat dikendalikannya. Dengan melakukan hal-hal yang bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
dikendalikannya, seseorang bisa memperluas Lingkaran Pengaruhnya dan memiliki kendali atas kehidupannya. Orang yang reaktif memfokuskan usaha dan upayanya di dalam Lingkaran Kekhawatiran (circle of concern). Mereka berfokus pada keadaan di luar mereka yang tidak bisa dikendalikan. Orang yang reaktif merasa menjadi korban atas keadaan di sekelilingnya yang mengakibatkan mereka bersikap menyalahkan dan menuduh (Covey 1995;1997). 4. Konsep Dasar Kebiasaan 2 Kebiasaan 2, Mulai Dengan Akhir Dalam Pikiran, mengajarkan untuk memulai hari ini dengan bayangan, gambaran, atau paradigma akhir kehidupan sebagai kerangka acuan atau kriteria yang menjadi dasar untuk menguji segala sesuatu (Covey, 1997). Hal itu berarti memutuskan nilainilai yang dijadikan pedoman dan sasaran-sasaran yang akan dicapai (Covey, 2001). Seseorang perlu merumuskan dan memiliki pedoman / arah / tujuan hidupnya agar tidak dikendalikan oleh orang lain. Kebiasaan 2 ini mengacu pada prinsip bahwa kehidupan selalu diciptakan 2 kali, yaitu ciptaan mental dan ciptaan fisik (Covey, 1997). Ciptaan mental berarti pemikiran dan rencana mental menuju hasil yang diinginkan. Sedangkan ciptaan fisik berarti proses memproduksi secara fisik hasil yang diinginkan (Gloria People Development Center, 2007). Cara terbaik untuk memiliki tujuan akhir adalah dengan menulis pernyataan pribadi (Covey, 1997; Covey, 2001). Pernyataan misi pribadi tersebut memfokuskan pada karakter, kontribusi dan pencapaian, nilai atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
prinsip yang menjadi dasar untuk menjadi dan melakukan sesuatu (Covey, 1997). 5. Konsep Dasar Kebiasaan 3 Kebiasaan 3, Mendahulukan Yang Utama, merupakan kelanjutan Kebiasaan 1 dan 2. Covey (1997) menggambarkan Kebiasaan 3 sebagai buah pribadi, pemenuhan praktis dari Kebiasaan 1 dan 2. Kebiasaan 1 mengajarkan bahwa individu merupakan pencipta bagi kehidupannya sendiri yang didasari dari empat anugerah manusia (kesadaran diri, imajinasi, suara hati, dan kehendak bebas). Kebiasaan 2 merupakan ciptaan pertama / ciptaan mental, sebuah kontak yang dalam dengan paradigma dasar seseorang dan nilai, serta visi yang dipegangnya mengenai
gambaran
dirinya
kelak.
Sedangkan
Kebiasaan
3
menggambarkan ciptaan kedua / ciptaan fisik, sebuah pemenuhan / aktualisasi dari Kebiasaan 1 dan 2. Oleh karena itu, Kebiasaan 1 dan 2 mutlak penting dan menjadi fondasi untuk menjalani Kebiasaan 3 yang merupakan praktek dari manajemen diri yang efektif (Covey, 1997). Inti dari manajemen diri yang efektif adalah menjadwalkan prioritas pribadi. Yang disebut prioritas adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai seseorang dalam kehidupannya, seperti yang sudah dirumuskan dalam Kebiasaan 2. Covey (2001) menjelaskan bahwa untuk membantu penjadwalan prioritas tersebut ada suatu model yang menakjubkan yang disebut Kuadran Waktu. Kuadran Waktu tersebut terdiri dari dua unsur utama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
yaitu “penting” dan “genting / mendesak”. Hal-hal yang “penting” berarti hal-hal yang harus diutamakan, ada hubungannya dengan hasil, menunjang misi , tujuan-tujuan, nilai, dan sasaran prioritas tertinggi dalam hidup. Sedangkan hal-hal yang “genting / mendesak” menuntut perhatian segera / sekarang, hal-hal yang menekan, harus segera dilakukan (Covey, 1997; Covey, 2001; Modul PPKM, 2007). Gambar 2.8. Kuadran Waktu
Urgen (Mendesak)
Tidak Urgen (Tidak Mendesak)
Kuadran I
Kuadran II
Aktivitas : o Pekerjaan yang segera harus selesi o Masalah yang mendesak P o Tugas yang terbatas e waktunya n t i n g
Akibat : o Stress o Keletihan o Krisis
Aktivitas : o Merencanakan tugas o Mengembangkan tugas o Menjalin relasi baru o Olah raga o Penyegaran
Kuadran III Aktivitas : o Melayani interupsi yang tidak penting T o Melaksanakan sesuatu i berdasar tekanan d teman a k P e n t i n g
Akibat :
o o o o
Visi, perspektif
Keseim-bangan Disiplin Kontrol beberapa krisis
Kuadran IV
Akibat :
Aktivitas :
Akibat :
o Fokus jangka pendek o Manajemen Krisis o Aktivitas yang populer o Menganggap tujuan dan rencana tidak penting o Merasa menjadi korban
o Mengerjakan hal-hal sepele o Telepon lama-lama o Kerja sok sibuk o Main game terusmenerus o Pemborosan waktu o Aktivitas menyenangkan
o Tidak bertanggungjawab o Bergantung pada orang lain atau lembaga untuk hal-hal dasar o Dikeluarkan/DO o Penyesalan
(Modul PPKM, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Aktivitas-aktivitas di kuadran I merupakan aktivitas yang mendesak dan penting, misalnya menolong anak yang sakit, ujian yang diselenggarakan esok hari dan hingga hari ini belum satu materipun yang dipelajari (Covey. 2001; Modul PPKM, 2007). Orang yang memiliki kuadran I yang dominan dalam kehidupannya adalah orang yang selalu menunda-nunda tugas dan pekerjaannya. Akibat yang timbul adalah adanya rasa keletihan, stres, tertekan, cemas, dan prestasinya tidak maksimal. Individu hendaknya bisa mengatur aktivitas-aktivitasnya agar tidak terjebak di kuadran I (Gloria People Development Center, 2007). Kuadran II adalah inti dari manajemen diri yang efektif (Covey, 1997). Lebih lanjut, Covey (1997) menjelaskan bahwa aktivitas-aktivitas di kuadran II berhubungan dengan hal-hal seperti membina hubungan, menuliskan pernyataan misi pribadi, latihan-latihan, perencanaan jangka panjang, pencegahan, dan persiapan. Covey (2001) menyebut orang yang manajemen dirinya berfokus pada kuadran II adalah orang yang suka menentukan prioritas. Hal ini akan membuat seseorang mampu memiliki hidup yang terkendali, keseimbangan hidup, dan prestasi tinggi (Covey, 2001; Modul PPKM, 2007). Kuadran III mewakili hal-hal yang mendesak tapi tidak penting (Covey, 2001). Individu yang berfokus di kuadran III terkenal sebagai individu yang berusaha menyenangkan semua orang dan menanggapi segala keinginan orang lain tapi apa yang dilakukannya itu kemudian tidak sesuai dengan tujuan hidup yang ingin dicapainya. Individu tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
terkenal sebagai sebutan “yes man” karena tidak mampu mengatakan “tidak” kepada orang lain (Covey, 2001). Aktivitas-aktivitas dalam kuadran IV merupakan aktivitas yang sia-sia, aktivitas-aktivitas yang tidak mendesak dan tidak penting. Individu dalam kuadran IV senang menghabiskan waktu secara berlebihan untuk kegiatankegiatan yang sepele. Akibat yang bisa muncul adalah kurangnya rasa tanggung jawab, rasa bersalah, dan malas. (Covey, 2001; Gloria People Development Center, 2007; Modul PPKM, 2007). Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa manajemen pribadi yang efektif waktunya terpusat pada kuadran II. Covey (1997) menjelaskan bahwa satu-satunya tempat untuk mendapatkan waktu untuk kuadran II pada awalnya adalah dari kuadran III dan IV. Individu tidak dapat mengabaikan aktivitas penting dan genting di kuadran I. Oleh karena itu seseorang harus belajar mengatakan “tidak” pada aktivitas-aktivitas lain meskipun aktivitas tersebut terlihat genting, dan mengatakan “ya” pada aktivitas-aktivitas kuadran II (Covey, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Covey (1997) menjelaskan bahwa cara terbaik untuk pengorganisasian kuadran II adalah dengan membuat jadwal mingguan. Covey (2001) menjelaskan ada 3 langkah yang perlu dilakukan dalam pengorganisasian kuadran II, yaitu: a. mengidentifikasikan batu besar Batu besar yang dimaksud adalah prioritas, tujuan, misi-misi dan hal-hal kecil yang ingin dicapai dalam minggu ini untuk mendukung tercapainya prioritas, tujuan, dan misi jangka panjang. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan melihat peran-peran kunci yang dijalani seseorang dalam hidup, seperti peran sebagai siswa, teman, pribadi, dll. Kemudian dari setiap peran diidentifikasi lagi satu atau dua hal yang paling penting untuk dilaksanakan. b. menjadwalkan dulu waktu untuk batu besar Penjadwalan dilakukan dengan terlebih dahulu memasukkan prioritas kecil tadi ke dalam agenda mingguan. Setelah prioritas sudah dijadwalkan. c. jadwalkan hal lain Setelah
melakukan
penjadwalan
prioritas,
baru
kemudian
menjadwalkan hal-hal / kegiatan sehari-hari lainnya sebagai pengisi waktu kosong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
D. Efektivitas PPKM Tahap I tahun 2008 Dalam penelitian ini, penulis akan mengevaluasi pelaksanaan Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) Tahap I Tahun 2008 dan menjelaskan
efektivitasnya
terhadap peserta.
Materi
PPKM
disusun
berdasarkan konsep 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif. PPKM 2008 tahap I, hanya akan mengambil materi 3 Kebiasaan awal, yaitu Menjadi Proaktif, Memulai Dengan Akhir Dalam Pikiran, dan Dahulukan Yang Utama. Dengan menguasai 3 Kebiasaan awal tersebut, individu bisa mencapai kemandirian / tidak menjadi individu yang tergantung lagi. Seperti yang sudah dijelaskan di awal bab, faktor-faktor yang dapat menentukan efektivitas sebuah pelatihan di antaranya adalah materi / topik pelatihan, metode pelatihan, dan lingkungan. Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) Tahap I Tahun 2008 didasarkan pada konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3 dari konsep 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif dan bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa Universitas Sanata Dharma agar bisa mengelola diri / pribadinya. Konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3 menuntun individu untuk menuju tahap Kemenangan Pribadi (Private Victory) dimana seseorang sudah bisa mandiri, dalam arti bisa mengurus dirinya sendiri dan mampu mengambil keputusan sendiri. Metode yang digunakan dalam PPKM Tahap I Tahun 2008 adalah structured experience yang merupakan aplikasi dari prinsip belajar orang dewasa. Peserta PPKM Tahap I Tahun 2008 merupakan mahasiswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
sudah tergolong dalam usia dewasa yang memiliki kebutuhan untuk mengarahkan dirinya sendiri dan menemukan sendiri makna pembelajarannya. Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan dalam PPKM Tahap I Tahun 2008 memfasilitasi prinsip belajar orang dewasa tersebut. Ketika peserta menemukan makna dari proses pembelajarannya dan peserta merasa hal-hal yang didapat / dipelajarinya di PPKM Tahap I Tahun 2008 relevan dalam kehidupannya sehari-hari, maka hal itu akan berkorelasi / berhubungan dengan transfer materi pelatihan. Peserta juga akan merasa puas terhadap pelatihan yang diikutinya dan menjadi indikator apakah peserta akan mengaplikasikan materi pelatihan dalam kehidupan sehari-harinya atau tidak. Selain itu, jika peserta kemudian memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang konsep-konsep / instruksional yang diajarkan dalam pelatihan, dapat menjadi indikasi efektivitas sebuah pelatihan Transfer materi pelatihan yang dialami peserta itu kemudian akan mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki peserta tentang konsep, prinsip, maupun ketrampilan yang dimiliki peserta untuk dijadikan referensi dalam perilakunya sehari-hari setelah mengikuti pelatihan. Dengan mengetahui perubahan perilaku ini, maka akan dapat diketahui apakah peserta benar-benar menerapkan materi pelatihan ke dalam kehidupan sehari-hari atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
E. Hipotesis Berdasar pada argumentasi di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1
: ada peningkatan pengetahuan peserta antara sebelum dan sesudah mengikuti PPKM tahap I,
H2
: ada perubahan perilaku yang ditunjukkan peserta menjadi lebih mendekati perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 setelah mengikuti PPKM tahap I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-posttest design, yaitu rancangan satu kelompok dengan melakukan pengukuran ulang pada variabel independen (Bernardin & Russel, 1993). Desain ini dipilih karena PPKM merupakan program tahunan dan ditujukan bagi seluruh mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sehingga sangat sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan sebagai hasil pembanding. Skema desain penelitian ini adalah sbb.: Ypre
Æ
X
Æ
Ypost
keterangan: Ypre
= pengukuran sebelum perlakuan
X
= perlakuan berupa PPKM
Ypost
= pengukuran setelah perlakuan
B. Variabel Penelitian Variabel Bebas
: Pelatihan
Pengembangan
(PPKM) tahap I tahun 2008
Kepribadian
Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Variabel Tergantung
:
1. reaksi peserta terhadap PPKM tahap I 2. pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I 3. perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3
C. Definisi Operasional 1. Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) tahap I tahun 2008 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) tahap I merupakan program pengembangan diri yang diadakan oleh Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. PPKM tahap I tahun 2008 diadakan dalam 2 gelombang. Untuk gelombang I diadakan pada tanggal 21 – 23 Januari 2008, sedangkan gelombang II diadakan pada tanggal 24 – 26 Januari 2008. Materi PPKM tahap I terdiri dari Kebiasaan 1, 2, dan Kebiasaan 3 yang disampaikan dalam 6 sesi, yaitu Pendahuluan, I am The Force, Jadilah Proaktif, Gapailah Bintang, Prioritas dan Manajemen Waktu, dan Discover Your Living Fire. Kebiasaan 1, Jadilah Proaktif, disampaikan pada sesi Pendahuluan, I Am The Force, Jadilah Proaktif. Sesi Pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi terlaksananya program PPKM tahap I. Inti materi dan aktivitas dalam bagian ini adalah perkenalan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
tidak terjadi kekakuan selama proses pelatihan selama 3 hari serta penjelasan pentingnya program PPKM tahap I. Peserta diingatkan bahwa diterima menjadi mahasiswa adalah sebuah momentum yang benar-benar harus dimanfaatkan. Salah dalam melangkah, berarti akan menjerumuskan diri sendiri ke arah yang salah. Hal itu dimulai dari kebiasaan-kebiasaan yang ada. Sesi I am The Force mengajak peserta untuk mengenali kecenderungannya dalam menanggapi situasi dalam hidupnya, serta lebih menyadari bahwa pibadinya memiliki kekuatan-kekuatan batiniah untuk menghadapi segala macam situasi dalam hidupnya sehingga peserta mampu memperbaiki kinerja dalam menghadapi situasi hidupnya. Pada bagian Jadilah Proaktif, akan diperkenalkan istilah respon reaktif dan respon proaktif. Menjadi proaktif berarti pribadi memiliki kemampuan untuk menentukan sendiri sikap dan tindakannya tanpa dipengaruhi faktorfaktor luar dan semuanya itu dilandasi oleh nilai hidup. Selain itu, manusia memiliki lingkaran pengaruh (circle of influence) dan lingkaran kekhawatiran (circle of concern). Orang yang memusatkan energi dalam lingkaran pengaruhlah yang bisa menjadi proaktif karena dia berfokus pada hal-hal yang dapat dan yang masih dapat dilakukannya, tanpa harus terpengaruh situasi sekitarnya. Kebiasaan 2, Mulai Dengan Akhir Dalam Pikiran, disampaikan pada sesi Gapailah Bintang. Pada sesi ini, peserta diajak untuk memiliki tujuan hidup, merumuskannya, dan memiliki semangat untuk menjalankannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Seseorang yang tidak memiliki tujuan hidup akan menjadi individu yang biasa saja dan tidak memiliki arah menentu dalam kehidupannya. Kebiasaan 3, Dahulukan Yang Utama, disampaikan pada sesi Manajemen Waktu. Sesi ini membahas tentang pentingnya memiliki prioritas / mengatur prioritas dan memilih prioritas itu berdasarkan kepentingan dan urgensinya. Setelah peserta memiliki rumusan tujuan hidup, tentunya butuh penentuan prioritas hal-hal yang dilakukan. Prioritas tersebut terangkum dalam matriks penting-mendesak, penting-tidak mendesak, tidak penting-mendesak, dan tidak penting-tidak mendesak. Bagian Discover Your Living Fire bertujuan untuk meneguhkan peserta untuk mensyukuri hal yang diperolehnya. Selain itu juga untuk meneguhkan agar peserta mampu mengatasi segala hal dalam hidupnya dan meraih sukses yang diinginkan oleh setiap peserta. 2. Reaksi peserta terhadap PPKM tahap I Reaksi peserta terhadap PPKM tahap I merupakan penilaian terhadap pelaksanaan program PPKM tahap I. Selain itu, peserta juga diberi kesempatan memberikan komentar tertulis di setiap aspek pendukung PPKM tahap I Tahun 2008. Dalam evaluasi reaksi, peserta / subjek memberikan
penilaian
terhadap
aspek-aspek
pendukung
dalam
pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008, yaitu isi pelatihan, metodologi yang digunakan dalam PPKM tahap I tahun 2008, lingkungan pendukung, fasilitator, dan asisten fasilitator pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Dalam evaluasi reaksi tentang isi pelatihan, peserta memberikan penilaian tentang ada atau tidaknya penjelasan tujuan pelatihan, pencapaian tujuan pelatihan, materi pelatihan, kesesuaian materi dengan kehidupan sehari-hari, dan kegunaan materi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam evaluasi reaksi tentang metodologi, peserta memberikan penilaian tentang aktivitas-aktivitas dan perlengkapanperlengkapan yang menunjang proses pembelajaran dalam PPKM tahap I tahun 2008, yaitu modul, perlengkapan audio / visual, refleksi, sharing, diskusi, ceramah, dan kegiatan-kegiatan terstruktur lainnya. Evaluasi reaksi tentang Lingkungan, peserta memberikan penilaian tentang hal / keadaan pendukung pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008, yaitu suasana ruangan dan pengadaan konsumsi peserta. Dalam evaluasi reaksi tentang fasilitator pelatihan, peserta memberikan penilaian terhadap pemateri dalam PPKM tahap I. Pemateri tersebut adalah dosen dari berbagai program studi di lingkungan Universitas Sanata Dharma. Reaksi tentang fasilitator meliputi pemahaman terhadap materi PPKM tahap I, kemampuan penyampaian materi, manajerial kelas, serta sikap yang ditunjukkan oleh fasilitator. Dalam evaluasi reaksi tentang asisten fasilitator PPKM tahap I, peserta memberikan penilaian terhadap asisten fasilitator PPKM tahap I. Asisten fasilitator merupakan mahasiswa dari berbagai program studi di lingkungan Universitas Sanata Dharma. Reaksi tentang asisten fasilitator meliputi kemampuan membawakan aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
pendukung, manajerial kelas, serta sikap yang ditunjukkan oleh asisten fasilitator. Reaksi peserta terhadap PPKM tahap I diukur dengan menggunakan Form Evaluasi Reaksi PPKM tahap I. Semakin tinggi nilai rata-rata yang diperoleh dari tiap aspek menunjukkan reaksi yang semakin positif para peserta terhadap aspek-aspek dalam PPKM tahap I. 3. Pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I Pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I merupakan tingkat pengetahuan subjek terhadap konsep sikap dan keterampilan seperti yang diberikan dalam PPKM tahap I. PPKM tahap I ini hanya akan membahas Kebiasaan 1 (Jadilah Proaktif), Kebiasaan 2 (Mulai Dengan Akhir Dalam Pikiran), dan Kebiasaan 3 (Dahulukan Yang Utama). Pengukuran pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I dilakukan dengan menggunakan tes prestasi yang disusun berdasarkan materi PPKM tahap I. Semakin tinggi skor yang didapat peserta pelatihan mengindikasikan semakin tinggi pengetahuan / pemahaman yang dimiliki peserta terhadap konsep materi yang diberikan dalam PPKM tahap I. 4. Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 merupakan tindakan (perilaku) yang ditampilkan subjek (peserta pelatihan) sebelum dan sesudah pelatihan dalam kehidupannya sehari-hari. Perilaku yang akan diukur dalam penelitian ini merupakan perilaku yang muncul / dimiliki berdasarkan konsep Kebiasaan 1 (Jadilah Proaktif), Kebiasaan 2 (Mulai Dengan Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Dalam Pikiran), dan Kebiasaan 3 (Dahulukan Yang Utama). Penilaian perilaku dalam penelitian ini akan dilakukan sendiri oleh subjek (peserta pelatihan) dengan asumsi bahwa subjek paling mengetahui perilaku apa saja yang kerap dimunculkannya dalam kehidupannya sehari-hari di berbagai kesempatan. Pengukuran perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 dilakukan dengan skala yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang mengindikasikan tindakantindakan yang seharusnya dimunculkan / ada berdasarkan konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin sesuai antara perilaku yang dimilikinya dengan perilaku berdasarkan konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3.
D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang
terdaftar
sebagai
peserta
dan
mengikuti
kegiatan
Pelatihan
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) 2008 tahap I. Adapun kriteria subjek adalah sbb.: 1. mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang terdaftar sebagai peserta PPKM tahap I tahun 2008, baik gelombang I maupun II, 2. mengikuti seluruh sesi dalam PPKM tahap I tahun 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian Dalam tahap ini, peneliti menyusun proposal penelitian untuk diberikan kepada panitia PPKM sebagai perizinan pelaksanaan penelitian pada kegiatan PPKM tahap I. Dalam tahap ini, peneliti juga melakukan persiapan terhadap alat ukur yang digunakan, yaitu dengan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur. Validitas menggambarkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran (Azwar, 2007b). Sedangkan Reliabilitas menggambarkan sejauh mana hasil pengukuran bisa dipercaya, memiliki konsistensi / keajegan (Azwar, 2007b). 2. Tahap Penelitian Tahap penelitian meliputi pengukuran sebelum pelaksanaan PPKM tahap I dan pengukuran setelah PPKM tahap I. Pengukuran sebelum pelaksanaan PPKM tahap I dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner tes materi PPKM tahap I dan skala Kebiasaan 1, 2, dan 3 pada saat peserta menunggu mulainya pelaksanaan PPKM tahap I di masing-masing kelas. Penyebaran kuesioner tes materi PPKM tahap I dan skala perilaku tersebut dilakukan sebagai tahap pre-test atau tahap sebelum adanya perlakuan (dalam hal ini adalah pelaksanaan PPKM tahap I). Pengukuran setelah pelaksanaan PPKM tahap I dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner evaluasi reaksi dan tes prestasi materi PPKM tahap I di tiap-tiap kelas yang dijadikan tempat pelaksanaan PPKM tahap I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
untuk masing-masing peserta. Sedangkan penyebaran skala Kebiasaan 1, 2, dan 3 dilaksanakan 2 minggu setelah pelaksanaan PPKM tahap I. Penyebaran skala ini dilakukan di masing-masing program studi (prodi) yang ada di Universitas Sanata Dharma dimana mahasiswanya menjadi peserta PPKM tahap I. Penyebaran kuesioner tes materi PPKM tahap I dan skala perilaku setelah pelaksanaan PPKM tahap I dilakukan sebagai tahap post-test atau tahap setelah adanya perlakuan.
F. Alat Ukur Penelitian ini menggunakan 3 alat ukur, yaitu: 1. Form evaluasi reaksi Form evaluasi reaksi diadaptasi dan diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dari form evaluasi reaksi pelatihan yang dibuat oleh Phillips & Stone (2002). Form ini terdiri dari 21 aitem yang dibagi ke dalam 5 bagian. Bagian-bagian tersebut adalah isi pelatihan (bagian I), metodologi (bagian II), lingkungan (bagian III), fasilitator (bagian IV), dan penilaian terhadap asisten fasilitator (bagian V). Aitem-aitem disusun untuk mengetahui penilaian peserta terhadap pelaksanaan PPKM dengan diberikan alternatif jawaban. Alternatif penilaiannya adalah “sangat tidak setuju (STS)”, “tidak setuju (TS)”, “netral (N)”, “setuju (S)”, dan “sangat setuju (SS)” dengan pemberian skor 1 (untuk STS) – 5 (untuk SS). Selain itu, peserta diberi kesempatan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
menuliskan opini berkaitan dengan aspek-aspek yang diukur dalam evaluasi reaksi. Aitem-aitem dalam form evaluasi reaksi ini disesuaikan dengan keadaan yang ada dalam PPKM tahap I. Hal ini mengakibatkan jumlah aitem dalam tiap aspek yang diukur dalam evaluasi reaksi ini tidak berimbang. Sebagai contoh, aspek Metodologi memiliki jumlah aitem yang terbanyak (7 aitem) daripada aspek-aspek yang lain karena PPKM tahap
I
ini
menggunakan
berbagai
macam
metodologi
dalam
pelaksanaannya. Sedangkan aspek Lingkungan memiliki aitem yang paling sedikit jumlahnya (2 aitem) karena aspek Lingkungan tidak banyak yang bisa digali dalam penilaian pelaksanaan PPKM tahap I ini. Lebih lanjut, spesifikasi form evaluasi reaksi dapat dilihat dari tabel berikut: komponen
no.aitem
f (%)
I. Isi pelatihan
1, 2, 3, 4
4 (20)
II. Metodologi
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11
7 (35)
III. Lingkungan
12, 13
2 (10)
14, 15, 16, 17
4 (20)
18, 19, 20
3 (15)
IV. Fasilitator V. Asisten Fasilitator Total
20 (100)
Tabel 3.1. Komposisi form evaluasi reaksi Validitas alat ukur ini berdasarkan validitas isi / validitas berdasarkan penilaian ahli karena alat ukur ini dibuat oleh ahli dalam bidang evaluasi pelatihan dan juga diperiksa oleh dosen pembimbing. Aitem-aitem dalam form evaluasi reaksi memiliki korelasi aitem-total antara 0,282 – 0,577. Azwar (2007a) mengungkapkan bahwa aitem dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
korelasi aitem-total > 0,25 memiliki daya diskriminasi yang memuaskan sehingga seluruh aitem dalam skala ini dapat digunakan. Estimasi reliabilitas alat ini diukur setelah pengambilan data penelitian (try-out terpakai) karena alat ini diadaptasi dan dirancang secara khusus untuk menilai pelaksanaan PPKM tahap I sehingga hasilnya akan tidak relevan jika dilakukan di luar penyelenggaraan PPKM. Hasil uji reliabilitas terhadap 799 subjek penelitian dengan menggunakan program SPSS versi 12.0 for windows, didapatkan hasil koefisien α Cronbach sebesar 0,862. 2. Tes pengetahuan materi PPKM Tes pengetahuan materi PPKM tahap I disusun oleh peneliti berdasarkan materi dan tujuan yang dicapai per sesi. Tes terdiri dari 9 aitem benar-salah (B-S) yang mengukur pemahaman peserta terhadap Kebiasaan 1, 2, 3 dimana masing-masing Kebiasaan terdiri dari 3 aitem. Alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan terhadap materi PPKM dalam pre-test maupun post-test adalah sama, hanya saja dalam pengukuran pada tahap post-test, urutan aitem-aitem yang ada diacak untuk meminimalisir efek familiaritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Spesifikasi tes pengetahuan materi PPKM tahap I adalah sbb.: uraian
jumlah aitem
%
(no. aitem) 1. Konsep Kebiasaan 1
3
33,3
(3, 4, & 6) 2. Konsep Kebiasaan 2
3
33
(1, 7, & 8) 3. Konsep Kebiasaan 3
3
33
(2, 5, & 9) Total
9
100
Tabel 3.2. Komposisi tes pengetahuan materi PPKM Validitas alat ukur ini berdasarkan validitas isi / validitas berdasarkan penilaian ahli dengan meminta penilaian dari dosen pembimbing dan panitia pembuat materi PPKM tahap I. Pengukuran estimasi reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan formula Kuder-Richardson yang digunakan pada data dikotomi dari tes yang seolah-olah dibagi-bagi menjadi belahan sebanyak aitemnya (Azwar, 2007d). Hasil uji coba terhadap 100 subjek menghasilkan koefisien reliabilitas KR-20 = 0,8. Tingkat kesukaran aitem (p) alat ukur ini berkisar antara 0,3 – 0,9. Aitem-aitem dalam alat ukur ini tidak ada yang digugurkan karena tujuan tes ini adalah untuk mengukur penguasaan materi / prinsip sederhana dari materi PPKM tahap I sehingga tidak menuntut adanya aitem yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi (Azwar, 2007d).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
3. Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3 Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3 diadaptasi dari Skala Pribadi Efektif yang dibuat oleh Covey (2003) agar peserta pelatihan 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif bisa melakukan penilaian diri (self-assessment). Skala tersebut terdiri dari 27 aitem dengan 9 kategori pengukuran, yaitu Rekening Bank Emosi, Keseimbangan P/KP, dan Kebiasaan 1 hingga Kebiasaan 7. Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3 yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 12 aitem yang dibagi ke dalam 3 bagian (Kebiasaan 1, 2, dan 3) dimana tiap bagian terdiri dari 4 aitem. Subjek diminta untuk melakukan penilaian diri berkaitan dengan apakah subjek sudah menerapkan konsepkonsep Kebiasaan 1, 2, dan 3 dalam kehidupan sehari-hari. Subjek melakukan penilaian diri sendiri dengan memberi skor 1 (sangat buruk sekali) – 6 (sangat baik sekali) untuk tiap aitemnya. Seperti halnya pada pengukuran pengetahuan terhadap materi PPKM, alat yang digunakan untuk mengukur perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 dalam pre-test maupun post-test adalah sama, hanya saja dalam pengukuran pada tahap post-test, urutan aitem-aitem yang ada diacak untuk meminimalisir efek familiaritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Spesifikasi skala pribadi efektif adalah sbb.: komponen
no.aitem
f (%)
1. Kebiasaan 1
1, 2, 3, 4
4 (33,3)
2. Kebiasaan 2
5, 6, 7, 8
4 (33,3)
3. Kebiasaan 3
9, 10, 11, 12
4 (33,3)
Total
12 (100)
Tabel 3.3. Komposisi skala pribadi efektif Validitas alat ukur ini berdasarkan validitas isi / validitas berdasarkan penilaian ahli karena alat ukur ini dibuat oleh perancang konsep 7 Kebiasaan itu sendiri dan diperiksa ulang oleh dosen pembimbing maupun panitia pembuat materi PPKM tahap I. Sebelum digunakan dalam penelitian, alat ukur ini diuji cobakan terlebih dulu. Aitem-aitem dalam skala Kebiasaan 1, 2, dan 3 ini memiliki korelasi aitem-total antara 0,283 – 0,652. Azwar (2007a) mengungkapkan bahwa aitem dengan korelasi aitem-total >0,25 memiliki daya diskriminasi yang memuaskan sehingga seluruh aitem dalam skala ini dapat digunakan. Hasil uji coba terhadap 100 subjek dengan analisis SPSS versi 12.0 for windows menghasilkan koefisien estimasi reliabilitas α Cronbach sebesar 0,821.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
G.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan uji t sampel berpasangan (paired sample t-test). Statistik deskriptif digunakan untuk mengkaji reaksi yang ditunjukkan peserta terhadap pelaksanaan PPKM tahap I. Dalam uji eveluasi reaksi juga akan menyajikan data dalam bentuk kategorisasi dengan rumus sbb.: Skor
Kategori
X ≤ (μ – 1,5 σ)
sangat negatif
(μ – 1,5 σ) < X ≤ M
negatif
μ < X ≤ (M + 1,5 σ)
positif
(μ + 1,5 σ) < X
sangat positif
Tabel 3.4. norma kategotisasi evaluasi reaksi PPKM Keterangan: X = skor yang dimiliki subjek σ = standar deviasi μ = rata-rata teoritik Bila dimasukkan ke dalam perhitungan matematis, akan menghasilkan kategorisasi sbb.: 1. evaluasi reaksi secara keseluruhan Skor
Kategori
X ≤ 40,5
sangat negatif
40,5 < X ≤ 60
negatif
60 < X ≤ 79,5
positif
79,5 < X
sangat positif
Tabel 3.5. kategotisasi evaluasi reaksi PPKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
2. evaluasi reaksi terhadap isi pelatihan Skor
Kategori
X≤9
sangat negatif
9 < X ≤ 12
negatif
12 < X ≤ 15
positif
15 < X
sangat positif
Tabel 3.6. kategotisasi reaksi terhadap isi pelatihan 3. evaluasi reaksi terhadap metodologi Skor
Kategori
X ≤ 15
sangat negatif
15 < X ≤ 21
negatif
21 < X ≤ 27
positif
27 < X
sangat positif
Tabel 3.7. kategotisasi reaksi terhadap metodologi 4. evaluasi reaksi terhadap lingkungan pelatihan Skor
Kategori
X ≤ 4,5
sangat negatif
4,5 < X ≤ 6
negatif
6 < X ≤ 7,5
positif
7,5 < X
sangat positif
Tabel 3.8. kategotisasi reaksi terhadap lingkungan pelatihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
5. evaluasi reaksi terhadap fasilitator pelatihan Skor
Kategori
X≤9
sangat negatif
9 < X ≤ 12
negatif
12 < X ≤ 15
positif
15 < X
sangat positif
Tabel 3.9. kategotisasi reaksi terhadap fasilitator 6. evaluasi reaksi terhadap asisten fasilitator pelatihan Skor
Kategori
X≤6
sangat negatif
6<X≤9
negatif
9 < X ≤ 12
positif
12 < X
sangat positif
Tabel 3.10. kategotisasi reaksi terhadap asisten fasilitator
Uji t sampel berpasangan (paired sample t-test) digunakan untuk menguji perbedaan pengetahuan tentang materi PPKM tahap I dan perbedaan perilaku berdasarkan konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3 yang dimiliki para peserta sebelum mengikuti PPKM tahap I dan sesudah mengikuti PPKM tahap I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah Penelitian Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) tahap I tahun 2008 diadakan di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008 dilaksanakan dalam 2 gelombang. Gelombang I ditujukan bagi mahasiswa dengan NIM ganjil, dan gelombang II ditujukan bagi mahasiswa dengan NIM genap. Jumlah peserta yang terdaftar untuk mengikuti PPKM kali ini adalah 1620 mahasiswa angkatan 2007 dan angkatan sebelumnya yang belum pernah mengikuti PPKM tahun-tahun sebelumnya. Setiap gelombang terdiri dari 30 kelas dimana tiap kelas terdapat sekitar 26 hingga 30 peserta yang didampingi oleh 1 fasilitator dan 1 asisten fasilitator pelatihan. Materi PPKM tahap I tahun 2008 kali ini membahas tentang 3 Kebiasaan awal dari 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif, yaitu Menjadi Proaktif, Mulai Dengan Akhir Dalam Pikiran, dan Dahulukan Yang Utama. Pelatihan dilaksanakan dalam 3 hari dimana dalam 1 hari terdapat 2 sesi. Jadwal PPKM tahap I tahun 2008 adalah sbb.:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008 Hari I 08.00 – 10.00
Sesi I: Pendahuluan
10.00 – 10.15
Break
10.15 – 12.15 Sesi II: I am The Force Hari II 08.00 – 10.00 Sesi III: Jadilah Proaktif 10.00 – 10.15
Break
10.15 – 12.15
Sesi IV: Gapailah Bintang Hari III
08.00 – 10.00
Sesi V: Prioritas & Manajemen Waktu
10.00 – 10.15
Break
10.15 – 12.15 Sesi VI: Discover Your Living Fire
B. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data terhadap para peserta PPKM tahap I dilaksanakan pada tanggal 21, 23, 24, dan 26 Januari 2008 serta dilanjutkan pada tanggal 11-18 Februari 2008. Pretest pengetahuan dan perilaku peserta PPKM tahap I gelombang I dilakukan pada tanggal 21 Januari 2008, sedangkan pengambilan data terhadap peserta gelombang II dilakukan pada tanggal 24 Januari 2008. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian angket yang dibagikan oleh rekan-rekan peneliti kepada para peserta yang sudah datang sebelum sesi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
dimulai.
Sebelum
penyebaran
angket,
peneliti
sudah
melakukan
penyeragaman prosedur pembagian angket dan insruksi umum kepada tim. Selama pelaksanaan PPKM tahap I, baik gelombang I maupun gelombang II, peneliti dan beberapa rekan dalam tim melakukan pengamatan / observasi di beberapa kelas berkaitan dengan situasi / suasana selama pelatihan berlangsung sebagai hal tambahan yang bisa digunakan dalam bab pembahasan. Peneliti dan tim melakukan observasi selama 3 hari pelaksanaan dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan suasana pelatihan. Catatan observasi berkaitan dengan metodologi yang digunakan, fasilitator pelatihan, asisten fasilitator pelatihan, peserta pelatihan, dan pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan. Kelas-kelas yang dijadikan objek observasi sebanyak 4 kelas (gelombang I ) dan 5 kelas (gelombang II) yang kesemuanya difasilitasi oleh panitia, dalam hal ini Seksi Sidang. Posttest pengetahuan dan evaluasi reaksi PPKM tahap I gelombang I dilakukan pada tanggal 23 Januari 2008 dan pada tanggal 26 Januari 2008 untuk gelombang II. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian tes pengetahuan dan angket evaluasi reaksi yang dibagikan oleh asisten fasilitator setelah sesi terakhir selesai dan sebelum para peserta meninggalkan ruangan. Sebelumnya, peneliti sudah melakukan penyeragaman prosedur pembagian angket dan instruksi umum kepada para asisten fasilitator. Sedangkan post-test perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 dilaksanakan pada tanggal 11-18 Februari 2008.
Pengambilan
data
dilakukan
dengan
pengisian
angket
dan
pelaksanaannya dilakukan di jurusan masing-masing. Peneliti dan tim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
menyebar ke kelas-kelas perkuliahan berdasarkan jadwal kuliah masingmasing jurusan.seperti halnya ketika pengambilan data pre-test maupun posttest sebelumnya, dalam pengambilan data post-test ke-2 kali ini juga ada penyeragaman prosedur pelaksanaan dan instruksi pengambilan data. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 799 orang. Jumlah tersebut didapat karena tidak semua peserta yang terdaftar mengikuti seluruh rangkaian sesi dalam PPKM tahap I tahun 2008. Faktor lain adalah terbatasnya waktu pengambilan data, baik pada saat pre-test maupun pada saat post-test. Selain itu juga terdapat rusaknya data yang ditandai dengan aitem yang tidak terjawab (terlewati) dan atau pengisian data subjek yang tidak lengkap yang mengakibatkan data tersebut tidak bisa digunakan.
C. Hasil Observasi Pelaksanaan PPKM tahap I Hari pertama pelaksanaan PPKM tahap I terdiri dari 2 sesi, yaitu Pendahuluan dan I Am The Force. Pada sesi Pendahuluan, fasilitator dan asisten fasilitator memberikan game perkenalan untuk mencairkan suasana pelatihan. Secara umum, suasana masih tampak kaku karena pembagian peserta diacak sehingga hampir semua dari peserta dalam ruangan tersebut belum saling mengenal. Para fasilitator dan asisten fasilitator pun berusaha mencairkan suasana dan berusaha untuk mengangkat antusiasme peserta, beberapa fasilitator mencoba ikut bermain dan berinteraksi dengan peserta.dalam sesi ini. Sesi Pendahuluan diiisi dengan penjelasan tujuan tentang apa perlunya mahasiswa mengikuti PPKM. Peneliti dan tim obesrver
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
sempat berbincang dengan beberapa peserta, dan dari perbincangan tersebut terungkap bahwa peserta beranggapan PPKM bersifat wajib. Beberapa program studi (prodi) memang ada yang mensyaratkan keikutsertaan dalam PPKM adalah salah satu syarat untuk bisa dinyatakan lulus dari prodi tersebut. Sesi ke-2 pada hari I adalah I Am The Force. Sebelum sesi dimulai, peserta kembali diajak dalam aktivitas ice breaking setelah sebelumnya menjalani istirahat. Fasilitator dan asisten fasilitator masih terlihat bersemangat dalam pemberian materi maupun aktivitas. Udara siang yang semakin panas ternyata cukup mempengaruhi beberapa peserta, tampak beberapa peserta mulai terlihat berkipas-kipas dan ada beberapa yang tampak lelah dan menguap. Beberapa peserta juga tampak tidak mengacuhkan pemberian materi dengan berbincang dengan peserta lain atau memainkan telepon seluler mereka. Metodologi yang digunakan dalam hari I ini adalah modul, audio / visual, refleksi, sharing, dan ceramah. Dari hasil observasi tercatat ada beberapa kelas yang menggunakan diskusi dalam kelas dan permainan (game materi), tetapi ada beberapa kelas yang tidak menggunakan metode tersebut. Hari II PPKM terdiri dari 2 sesi, yaitu Jadilah Proaktif dan Gapailah Bintang. Pada hari II ini lebih banyak menggunakan ceramah daripada hari I. Beberapa gangguan teknis berkaitan dengan peralatan audio visual juga terjadi, seperti baik proyektor / viewer yang tidak berfungsi atau kekurangan lembar kerja atau modul. Pada sesi Gapailah Bintang, Ada fasilitator yang menggunakan metode refleksi berita kematian, tetapi ada beberapa yang tidak menggunakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Hari terakhir pelaksanaan PPKM tahap I terdiri dari 2 sesi, yaitu tentang Prioritas / Manajemen Waktu dan Discover Your Living Fire. Pada hari terakhir ini, antar peserta sudah timbul keakraban dibanding hari I maupun hari II. Beberapa gangguan teknis audio visual sempat terjadi tetapi tidak sebanyak hari II. Selain itu, di beberapa ruangan, ada gangguan berupa suara mesin pengerjaan bangunan di salah satu sudut kampus dan ada asap yang timbul dari pembakaran sampah yang cukup mengganggu konsentrasi peserta, fasilitator, maupun asisten fasilitator.
D. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Uji asumsi yang digunakan adalah uji normalitas untuk mengetahui apakah sebaran variabel tergantung memiliki distribusi sebaran yang normal atau tidak. Uji normalitas merupakan prasyarat sebelum dilakukannya penghitungan statistik paramerik karena perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran data (Azwar, 2007d; Howell, 1982; Santoso, 2007, September 14). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap variabel pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I dan variabel perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3. Sedangkan variabel reaksi peserta terhadap PPKM tahap I tidak perlu dilakukan uji normalitas karena hanya akan dijabarkan dalam bentuk deskripsi data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Uji normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS 12.0 for windows. Hasil yang didapat adalah sbb.: a.
pengetahuan peserta terhadap materi Hasil uji normalitas terhadap variabel pengetahuan peserta terhadap materi PPKM Tahap I (pre-tes maupun post-tes) menunjukkan bahwa data pre-tes maupun post-tes bukan berasal dari data yang berdistribusi normal dengan p = 0,000 (p < 0,05) (lampiran 10a: Tests of Normality). Dari hasil uji sebaran data yang dilakukan terhadap data pre-tes juga terlihat bahwa ada 47 data dalam pre-tes yang tergolong ekstrim (memiliki nilai < 5) (lampiran 7a: Stem-and-Leaf Plot nilai pre-test total, hal. 107); 1 titik yang mempunyai jarak paling jauh dengan garis diagonal sebagai indikator normalitas data, yaitu titik dengan data subjek yang memiliki nilai 4 (lampiran 7a: Normal Q-Q Plot Of nilai pre-test total, hal. 108); dan juga terlihat ada beberapa subjek yang tergolong outlier (lampiran 7a: Grafik outlier data pre-test, hal. 109). Sedangkan hasil uji sebaran data yang dilakukan terhadap data post-tes ada 3 data dalam post-tes yang tergolong ekstrim (memiliki nilai < 4) (lampiran 7a: Stem-and-Leaf Plot nilai post-test total, hal. 110); 2 titik yang terpisah dari garis diagonal dan ada 1 titik yang berjarak paling jauh dari garis diagonal indikator normalitas data (lampiran 7a: Normal Q-Q Plot Of nilai post-test total, hal. 110); dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
ada 2 subjek yang tergolong outlier (lampiran 7a: Grafik outlier data post-test, hal. 111). b.
perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 Uji normalitas terhadap variabel perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3, baik pre-tes maupun post-tes, menghasilkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) (lampiran 10b: Tests of Normality). Hal ini menunjukkan bahwa data pre-tes maupun post-tes bukan berasal dari data yang berdistribusi normal. Dari hasil uji sebaran data yang dilakukan terhadap data pre-tes juga terlihat bahwa ada 12 data dalam pre-tes yang tergolong ekstrim bawah (memiliki nilai < 32) dan 4 data ekstrim atas (nilai > 69) (lampiran 7b: Stem-and-Leaf Plot nilai pre-test total, hal. 112); datadata yang ada sebenarnya tidak terlalu jauh melenceng dari garis distribusi normal (lampiran 7b: Normal Q-Q Plot Of nilai pre-test total, hal. 113); serta ada beberapa subjek yang tergolong outlier (lampiran 7b: Grafik outlier data pre-test, hal. 114). Sedangkan hasil uji sebaran data yang dilakukan terhadap data post-tes terlihat bahwa ada 18 data dalam post-tes yang tergolong ekstrim bawah (memiliki nilai < 36) dan 10 data ekstrim atas (nilai > 68) (lampiran 7b: Stem-and-Leaf Plot nilai post-test total, hal. 115); 1 titik ekstrim yang letaknya menjauhi garis diagonal normalitas data (lampiran 7b: Normal Q-Q Plot Of nilai post-test total, hal. 115); serta beberapa data yang tergolong outlier dan ada 1 data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
berjarak sangat jauh dari data-data lainnya seperti yang terlihat di grafik-grafik sebelumnya (lampiran 7b: Grafik outlier data post-test, hal.116). Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel pengetahuan peserta terhadap materi PPKM dan variabel perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 bukan berasal dari data yang memiliki distribusi sebaran normal (p = 0.000 ; p < 0.05). Akan tetapi, analisis data tetap bisa dilanjutkan karena teknik statistik yang akan digunakan untuk menganalisis kedua variabel tersebut (paired sample t-test) memiliki kekebalan (robustness) terhadap data yang tidak memiliki distribusi sebaran normal sehingga tetap mampu menghasilkan hasil analisa yang akurat (Howell, 1982; Green & Salkind, 2003; Santoso, 2007, Desember 31). Selain itu, banyaknya jumlah responden dalam penelitian ini mengakibatkan adanya kepekaan yang lebih besar terhadap sedikit saja penyimpangan yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
2. Deskripsi Data Penelitian Subjek dalam penelitian ini berjumlah 799 orang peserta PPKM Tahap I tahun 2008, baik gelombang I maupun gelombang II. Deskripsi data penelitian dijabarkan di bawah ini. a. Evaluasi reaksi terhadap PPKM Tahap I Tahun 2008 Jumlah subjek
%
evaluasi reaksi keseluruhan 1 • sangat negatif 0,1 5 • negatif 0,6 412 51,6 • positif 381 47,7 • sangat positif reaksi terhadap isi pelatihan • sangat negatif 3 0,4 • negatif 19 2,4 332 41,6 • positif 445 55,7 • sangat positif reaksi terhadap metodologi • sangat negatif 2 0,3 12 1,5 • negatif 298 37,3 • positif 487 61,0 • sangat positif reaksi terhadap lingkungan pelatihan • sangat negatif 16 2,0 • negatif 219 27,4 151 18,9 • positif 413 51,7 • sangat positif reaksi terhadap fasilitator • sangat negatif 6 0,8 • negatif 50 6,3 258 32,3 • positif 485 60,7 • sangat positif reaksi terhadap asisten fasilitator • sangat negatif 6 0,8 77 9,6 • negatif 478 59,8 • positif 238 29,8 • sangat positif Tabel 4.2. Reaksi Peserta terhadap PPKM tahap I tahun 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Dari tabel terlihat bahwa Peserta PPKM memiliki reaksi / penilaian positif terhadap program pelatihan. 412 (51,6%) subjek dan 381 (47,7%) subjek memiliki penilaian yang positif terhadap PPKM tahap I tahun 2008. Secara lebih terperinci, peserta juga memiliki penilaian positif maupun sangat positif terhadap aspek-aspek pendukung dalam PPKM. Sebanyak 332 (41,6%) subjek memiliki penilaian positif terhadap isi materi dalam PPKM dan 445 (55,7%) subjek memiliki penilaian yang sangat positif. Komentar-komentar positif dari peserta yang tertulis di lembar evaluasi reaksi antara lain peserta menganggap materi PPKM sangat berguna / sebagai bekal untuk masa depan dan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, bisa mendorong menjadi pribadi yang lebih baik lagi, mengena, dan mudah dipahami. Komentar-komentar positif lainnya mengatakan bahwa peserta berharap PPKM tetap harus dipertahankan dan dikembangkan lagi agar bisa lebih baik lagi di kemudian hari. Sebagian besar peserta menganggap lingkungan yang ada dapat mendukung kegiatan pembelajaran dalam PPKM. Hal ini dapat dilihat data evaluasi reaksi terhadap lingkungan dimana 413 (51,7%) subjek memiliki penilaian yang sangat positif dan 151 (18,9%) subjek memiliki penilaian yang positif terhadap lingkungan. Peserta menganggap suasana cukup nyaman dan mendukung. Hanya saja, yang perlu menjadi catatan adalah, peserta yang kurang puas terhadap lingkungan juga cukup banyak. Data evaluasi reaksi terhadap lingkungan menunjukkan ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
219 (27,4%) subjek yang memiliki penilaian negatif terhadap lingkungan. Komentar-komentar negatif peserta terhadap lingkungan menunjukkan peserta mengeluhkan tentang panasnya ruangan, terlalu banyaknya sinar matahari yang masuk sehingga membuat layar proyektor tidak jelas (silau), maupun ketidakpuasan terhadap konsumsi yang disediakan. Hal tersebut juga terlihat dari hasil observasi dimana ketika menginjak sesi setelah break setiap harinya, suasana menjadi sedikit terganggu karena suhu ruangan menjadi lebih panas dan ini sedikit mengganggu proses pelatihan. Hal ini menyebabkan lebih banyak
peserta
yang
melakukan
gerakan
kipas-kipas
untuk
mengurangi suhu panas. Konsentrasi peserta juga terganggu dan bahkan kerap tidak memperhatikan materi, misalnya dengan berbincang dengan peserta lain atau memainkan ponsel mereka. Selain itu, di beberapa ruangan pelatihan juga cukup terganggu dengan suara bising pekerjaan bangunan di salah satu sudut kampus III Universitas Sanata Dharma. Mengenai fasilitator pelatihan, peserta menganggap fasilitator yang ada sudah memuaskan. 485 (60,7%) subjek memiliki penilaian yang sangat positif dan 258 (32,3%) subjek memiliki penilaian yang positif terhadap fasilitator pelatihan. Peserta memberi Beberapa komentar positif yang ditulis oleh peserta menunjukkan fasilitator yang ada sudah baik dan dapat membantu pemahaman peserta, ramah, serta bersahabat. Peserta juga memiliki penilaian positif terhadap asisten fasilitator. Sebanyak 578 (59,8%) subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
memiliki penilaian positif dan 238 (29,8%) subjek memiliki penilaian yang sangat positif terhadap asisten fasilitator pelatihan. Komentarkomentar positif yang diberikan peserta antara lain adalah asisten fasilitator bagus, menyenangkan, bisa mencairkan suasana, dan bersahabat. Sebanyak 487 (61%) subjek memiliki penilaian yang sangat positif dan 298 (37,3%) subjek memiliki penialain yang positif terhadap metodologi yang digunakan Komentar-komentar yang terungkap dari peserta menganggap metodologi yang digunakan dalam PPKM bagus, sangat menyenangkan, dan menarik untuk diikuti. Modul, refleksi, sharing, musik, permainan / games, film yang digunakan dalam PPKM bisa membantu untuk lebih memahami materi dalam PPKM. b. Pre-test dan post-test pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I
Nilai pre-test total Nilai post-test total
Mean 7.23 7.89
t Nilai pre-test total - Nilai post-test total
-16.449
N 799
Std. Deviation 1.035
799
.970
df 798
Sig. (2-tailed) .000
Tabel 4.3. Pre-test & post-test pengetahuan materi PPKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
c. Pre-test dan post-test perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 Mean 50.30
Nilai pre-test total
51.93
Nilai post-test total
t Nilai pre-test total Nilai post-test total
N
-5.973
df 798
799
Std. Deviation 7.250
799
7.122
Sig. (2-tailed) .000
Tabel 4.4. Pre-test & post-test perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 3. Hasil Uji Hipotesis Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perubahan yang terjadi pada peserta dalam hal pengetahuan tentang materi PPKM tahap I dan perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 yang dimiliki oleh peserta. Hasil uji t sampel berpasangan (paired sample t-test) menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I (t = -16,449; p = 0,000, p < 0,05). Dengan demikian hipotesis I yang mengatakan ada perubahan tingkatan pengetahuan peserta antara sebelum dan sesudah mengikuti PPKM tahap I diterima. Peserta memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3 setelah mengikuti PPKM tahap I. Hal ini ditunjukkan dengan skor setelah mengikuti PPKM tahap I (nilai rata-rata postes = 7,89) lebih baik daripada skor sebelum mengikuti PPKM tahap I (nilai rata-rata pretes = 7,23).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Hasil pengujian paired sample t-test terhadap perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (t = -5,973; p = 0,000, p < 0,05). Dengan demikian, hipotesis II dalam penelitian ini diterima, ada perubahan perilaku yang ditunjukkan peserta antara sebelum dan sesudah mengikuti PPKM tahap I. Setelah mengikuti PPKM tahap I, peserta memiliki perilaku yang lebih mendekati Kebiasaan 1, 2, dan 3 (nilai rata-rata postes = 51,93) daripada sebelum mengikuti PPKM tahap I (nilai rata-rata pretes = 50,30).
E. Pembahasan Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas PPKM berdasarkan pada evaluasi reaksi, evaluasi belajar, dan evaluasi perilaku. Program Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) diharapkan sebagai salah satu proses dari sebuah pendampingan dan pengembangan mahasiswa dalam memasuki dunia perguruan tinggi dan kehidupan. Dengan PPKM, karakter mahasiswa USD dapat dibentuk agar bisa bermanfaat bagi pengelolaan hidup pribadi dan interaksinya dengan orang lain. Peserta PPKM memiliki reaksi / penilaian positif terhadap program pelatihan (tabel 4.2 hal. 81). Peserta memiliki penilaian positif maupun sangat positif terhadap aspek-aspek pendukung dalam PPKM, seperti isi materi dalam PPKM dan lingkungan. Peserta juga memiliki penilaian positif dan sangat positif terhadap fasilitator pelatihan dan asisten fasilitator pelatihan. Tjia (2006); Steiner, Dobbins, & Trahan (1991) menyatakan bahwa peran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
fasilitator / trainer merupakan peran yang sangat vital dalam sebuah pelatihan. Persepsi peserta terhadap karakteristik-karakteristik dan kredibilitas fasilitator bisa memengaruhi sikap dan tingkat partisipasi dalam proses pelatihan. Metodologi yang digunakan dalam PPKM tahap I tahun 2008, seperti adanya modul, refleksi, sharing, musik, permainan / games, film yang digunakan dalam PPKM, juga diapresiasi oleh peserta pelatihan dan dianggap bisa membantu untuk lebih memahami materi dalam PPKM. Menurut Tjia (2006), topik pelatihan yang dibawakan dengan cara yang mudah dipahami dan jelas, juga bersifat fun membuat peserta merasa terfasilitasi untuk berbuat yang terbaik. Dari hasil penjabaran di atas bisa dikatakan bahwa peserta merasa puas terhadap PPKM yang telah mereka ikuti. Hal ini sejalan dengan pendapat Kirkpatrick (1998) yang menyatakan bahwa evaluasi reaksi dapat mengetahui tingkat kepuasan peserta terhadap program pelatihan dan dapat menjadi masukan bagi program pelatihan selanjutnya. Selain memiliki penilaian yang positif terhadap program pelatihan, peserta mengalami perubahan pengetahuan setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan ada perbedaan signifikan pengetahuan peserta antara sebelum dan setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008 (tabel 4.3 hal. 84). Peserta memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik terhadap materi setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008 berdasarkan pada nilai rata-rata post-test yang lebih tinggi daripada nilai rata-rata pre-test (lihat uji hipotesis hal. 85). Adanya peningkatan pengetahuan peserta menunjukkan bahwa tujuan khusus dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
PPKM bisa tercapai. Secara khusus, PPKM bertujuan untuk memberi wacana berdasarkan konsep Kebiasaan 1 yang menekankan pada pengetahuan tentang sikap proaktif dan untuk bertindak berdasarkan hal-hal yang bisa dikendalikan oleh diri sendiri, Kebiasaan 2 yang menekankan pentingnya tujuan hidup dan cara terbaik adalah dengan merumuskan dan menuliskan tujuan hidup tersebut, dan konsep Kebiasaan 3 yang menekankan pentingnya memiliki prioritas dalam mengatur waktu dan bertindak berdasarkan hal-hal yang penting. Berdasarkan pendapat Kristanto (2004) yang menyatakan bahwa pengukuran hasil belajar mengindikasikan tercapainya efektivitas program pelatihan, maka bisa disimpulkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan yang dicapai peserta setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008 mengindikasikan tercapainya efektivitas program PPKM tahap I tahun 2008. Adanya peningkatan pengetahuan peserta terhadap materi PPKM dapat disebabkan oleh 2 hal. Pertama, kepuasan / penilaian positif yang dimiliki peserta terhadap PPKM secara keseluruhan maupun terhadap aspek-aspek pendukungnya. Peserta menganggap PPKM sangat berguna sebagai bekal untuk masa depan dan dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat mendorong peserta untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Hal ini sejalan dengan kajian Alliger et all.(1997) yang menemukan bahwa penilaian peserta yang positif terhadap manfaat / kegunaan dari materi / topik pelatihan lebih berhubungan sangat erat terhadap transfer materi pelatihan. Kedua, PPKM tahap I tahun 2008 menggunakan metode structured-experiences / pengalaman terstruktur yang merupakan aplikasi dari prinsip belajar orang dewasa (adult
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
learning
principles
/
androgogy)
(Modul
Pelatihan
Pengembangan
Kepribadian Mahasiswa, 2007; Pfeiffer & Ballew, 1988). Dalam PPKM, peserta diajak untuk mengarahkan dirinya sendiri (self-directing), menjalani sendiri pengalaman-pengalaman pembelajarannya lewat aktivitas permainan (games), musik, menulis, maupun lewat video / film. Peserta kemudian diajak untuk berefleksi dan berbagi (share) sehingga peserta dapat menemukan sendiri makna dari proses pembelajaran yang diikutinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Tjia (2006) yang menyatakan bahwa orang dewasa belajar dengan cara melibatkan dirinya dengan pengalaman. Dari hasil evaluasi perilaku terlihat bahwa peserta mengalami perubahan perilaku setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008. Hal ini terlihat dari hasil uji beda mean sampel berpasangan yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (tabel 4.4 hal. 85). Setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008, peserta memiliki perilaku yang lebih sesuai dengan konsep-konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3 yang diajarkan di PPKM tahap I tahun 2008, seperti yang terlihat dari nilai rata-rata post-test yang lebih tinggi dari nilai rata-rata pre-test (lihat uji hipotesis hal. 86). Adanya perubahan perilaku yang dicapai peserta setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008 menunjukkan bahwa tujuan umum PPKM tercapai, yaitu agar mahasiswa dapat memiliki pengelolaan hidup pribadi yang lebih baik sehingga bisa membantu kehidupannya di dalam kampus maupun di luar kampus. Hal ini juga sesuai dengan tujuan umum pelatihan, yaitu untuk pengembangan pola tingkah laku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku seseorang (Bramley, 1991; Cascio, 1998:;dan Noe, 2002). Perubahan perilaku yang terjadi pada peserta PPKM dapat disebabkan oleh 2 hal. Pertama, peserta memiliki penilaian / reaksi yang positif terhadap PPKM tahap I tahun 2008. Hal ini sejalan dengan pendapat Kirkpatrick (1998), Kristanto (2004) dan Phillips & Stone (2002) yang menyatakan bahwa penilaian peserta terhadap sebuah program pelatihan dapat menjadi indikator apakah peserta mengaplikasikan materi pelatihan atau tidak. Kedua, adanya perubahan pengetahuan terhadap peserta. Frayne & Geringer (2000), Kirkpatrick (1998), dan Kristanto (2004) menyatakan bahwa perubahan perilaku peserta dalam kehidupan sehari-hari dapat terjadi jika peserta mengalami perubahan pengetahuan setelah mengikuti pelatihan. PPKM tahap I tahun 2008 mampu menimbulkan hasrat untuk berubah pada diri peserta dan mengajarkan cara-cara atau prinsip-prinsip baru perilaku yang sesuai dengan Kebiasaan 1, 2, dan 3. Hal ini dapat telihat dari komentar peserta yang menyatakan bahwa PPKM tahap I tahun 2008 bisa mendorong untuk melakukan hal yang lebih baik lagi, serta materi-materi dalam PPKM tahap I tahun 2008 mengena dan mudah dipahami. Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Kirkpatrick (1998) dan Kristanto (2004) yang mengungkapkan bahwa program pelatihan mampu memfasilitasi dalam hal penciptaan hasrat untuk berubah dan mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Dari pembahasan di atas terungkap bahwa peserta memiliki penilaian positif terhadap pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008. Selain itu, peserta mengalami perubahan dalam pengetahuan / pemahaman tentang materi PPKM dan perilakunya setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008. Hal itu menggambarkan bahwa PPKM tahap I tahun 2008 efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian di atas juga memiliki keterbatasan, yaitu: 1. desain one-group pretest-posttest Desain penelitian ini tidak memakai kelompok kontrol yang mengakibatkan tidak adanya pembanding yang digunakan sehingga validitasnya masih lemah karena bisa saja ada sumber-sumber invaliditas lain yang mempengaruhi perubahan pada subjek. Oleh karena itu, perubahan yang dicapai peserta PPKM dalam penelitian ini bisa saja disebabkan oleh hal-hal lain selain karena pemberian PPKM tahap I tahun 2008. 2. adanya outlier Data yang tidak berdistribusi secara normal dari hasil penelitian ini juga memunculkan subjek yang memiliki / mendapat nilai ekstrim dari kelompok (outlier) (Howell, 1982; Santoso, 2007, September 16). Peneliti tidak menghapuskan outlier yang ada karena sudah dipastikan tidak ada kesalahan dalam pemasukan data. Selain itu, jumlah subjek yang cukup besar mengakibatkan peneliti tidak mengetahui secara pasti penyebab adanya outlier tersebut dan perlu kajian yang lebih mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
3. alat ukur Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, terutama skala perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3, yang menggunakan self-report berpotensi untuk menimbulkan penilaian yang berlebihan terhadap diri subjek. Selain itu, adanya identitas NIM dan jurusan kuliah yang diminta dalam pengisian data juga berpotensi untuk memunculkan respon yang tidak murni dari subjek. Subjek diminta untuk menuliskan NIM dan jurusan kuliahnya agar lebih mudah dalam memasangkan data pre-test dan data post-test seperti yang disyaratkan oleh teknik paired sample t-test. 4. metode pengambilan data Tenggang waktu / jeda pengambilan data antara pre-test dan post-test yang hanya berjarak 2 minggu diperkirakan belum menggambarkan keadaan subjek sebenarnya, serta juga ada potensi faktor proses pengingatan kembali dalam pengisian data (carry-over effect). Selain itu, Kristanto (2004), Liberman (2006), dan Tjia (2006) mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan data mengenai perilaku peserta pelatihan bisa dengan cara pengamatan / observasi, penilaian diri dari peserta (self-analyze), maupun penilaian dari rekan / lingkungan. Sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan penilaian diri dari peserta. Hal ini mengakibatkan penggambaran perilaku subjek belum menyeluruh. Pengambilan data post-test yang hanya sekali, terutama untuk pengukuran perilaku, juga membuat penggambaran perilaku subjek yang didapat belum menyeluruh. Peneliti hanya melakukan pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
penilaian diri peserta dengan alasan keterbatasan sumber daya dan waktu yang dimiliki peneliti serta banyaknya subjek yang terlibat dalam penelitian ini membutuhkan koordinasi yang kompleks dan menyeluruh untuk bisa menghasilkan temuan yang lebih menyeluruh.
B. Kesimpulan Hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. PPKM tahap I tahun 2008 dapat meningkatkan tingkat peserta terhadap materi PPKM dan mengindikasikan tercapainya efektivitas program PPKM tahap I tahun 2008, 2. PPKM tahap I tahun 2008 dapat mengubah perilaku peserta untuk lebih mendekati perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3.
C. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan pertimbangan keterbatasan penelitian ini, saran-saran yang bisa diberikan adalah: 1. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat merevisi atau menyempurnakan metode / alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini sehingga menghasilkan pengkajian yang lebih akurat. Secara khusus, untuk alat ukur tes pengetahuan materi PPKM bisa menambahkan jumlah aitem yang ada atau mengubah bentuk tes, misalnya menjadi tipe esai. Sedangkan untuk pengukuran perilaku, peneliti selanjutnya dapat menggunakan alat ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
lain, seperti penilaian dari pihak luar sehingga dapat meminimalisir penilaian yang berlebihan dari subjek / peserta pelatihan. Bagi peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan penggunaan kelompok kontrol dalam penelitian selanjutnya, tentunya dengan pertimbangan kesetaraan kelompok yang dijadikan subjek. Selain itu, jeda / tenggang waktu pengambilan data pre-test dan post-test bisa lebih diperpanjang, atau bisa dengan pengambilan post-test berulang, misal 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan setelah PPKM, atau jika memungkinkan dalam waktu 1 tahun setelah PPKM. Perlu dipertimbangkan juga untuk menggunakan
keseluruhan 4 model evaluasi pelatihan menurut
Kirkpatrick dimana untuk evaluasi hasil bisa menggunakan indikator IP semester atau IPK. Koordinasi yang lebih menyeluruh mutlak diperlukan, terutama pada saat pengambilan data post-test agar jumlah data yang rusak bisa diminimalisir atau bisa menjangkau jumlah sampel yang lebih banyak sehingga bisa menghasilkan hasil analisa yang lebih akurat. 2. Bagi pihak Universitas Sanata Dharma Pelaksanaan PPKM dapat dilanjutkan dengan metode pembelajaran yang sama karena mampu memfasilitasi peserta untuk menambah pengetahuan dan sebagai referensi dalam perubahan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alliger, G. M., Tannenbaum, S. I., Bennet Jr., W., Traver, H., dan Shotland, A. (1997). A Meta-Analysis Of The Relations Among Training Criteria. Personnel Psychology, Vol. 50, 341-358. Diakses 31 Oktober 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=2&RQT=511&TS=1193803388&clientId =78722&firstIndex=40. Alvarez, K., Salas,., & Garofano, C. M. (2004). An Integrated Model Of Training Evaluation And Effectiveness. Human Resource Development Review, 3(4), 385-416. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=4&firstIndex=0&RQT=511&TS=119070 6419&clientId=78722. American Psychological Association (APA). (2001). Publication Manual of the American Psychological Association (5th ed). Washington DC: Author. Ananta, Ernest Wasis Gris. 2005. Pelatihan Kepemimpinan Asta Brata Pada Mahasiswa Etnis Jawa. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. As’ad, Moh. (2004). Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri (edisi keempat). Yogyakarta: Liberty. Azwar, Saifuddin. (2007a). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______________. (2007b). Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______________. (2007c). Sikap Manusia: Teori Dan Pengukurannya (edisi ke-2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______________. (2007d). Tes Prestasi: Fungsi Dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar (edisi II). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bedingham, Keith. (1997). Proving The Effectiveness Of Training. Industrial and Commercial Training, 29(3), 88-92. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=4&firstIndex=0&RQT=511&TS=119070 6933&clientId=78722.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Bernardin, John & Russell, Joyce E. A.. (1993). Human Resource Management (An Experiential Approach). New York: McGraw-Hill. Bismoko, J., & Supratiknya, A. (2004). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Blumenfeld, Warren S., & Holland, Max G. (1971). A Model For Empirical Evaluation Of Training Effectiveness. Personnel Journal (pre-1986), 50(000008). 637-640. Diakses 27 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=2&firstIndex=20&RQT=511&TS=11909 77798&clientId=78722. Bramley, Peter. (1991). Evaluating Training Process: Translating Theory Into Practice. London: McGraw-Hill. Cascio, W. F. (1998). Managing Human Resources (5th ed). Denver: McGraw-Hill. Covey, Sean. (2001). The 7 Habits Of Highly Effective Teens (Arvin Saputra, Penerjemah) (Lyndon Saputra, editor). Jakarta: Binarupa Aksara (Buku asli diterbitkan 2001). Covey, Stephen R. (1995). The 7 Habits Of Highly Effective People (video materi). (diproduksi oleh Covey Leadership Center 3507 North University Avenue, Suite 100, Provo, Utah, Amerika Serikat). ________________. (1997). The 7 Habits Of Highly Effective People (Budijanto, Penerjemah). Jakarta: Binarupa Aksara (Buku asli diterbitkan 1993). ________________. (2002). Living The 7 Habits: Menerapkan 7 Kebiasaan Dalam Kehidupan Sehari-Hari, Kisah-Kisah Tentang Keberanian dan Inspirasi (Arvin Saputra, Penerjemah) (Lyndon Saputra, Editor). Jakarta: Binarupa Aksara (Buku asli diterbitkan 2001). ________________. (2003). The 7 Habits Of Highly Effective People Personal Workbook. New York: Simon & Schuster, Inc. Deauna, Melecio C. (1996). Elementary Statistics For Basic Education. Quezon City: Phoenix Publishing House Inc. Dessler, Gary. (1997). Human Resource Management (7th ed.). London: PrenticeHall International.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Echols, John M., & Shadily, Hasan. (1990). Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Frayne, C. A. & Geringer, J. M. (2000). Self-Management Training for Improving Job Performance: A Field Experiment Involving Salespeople. Journal of Applied Psychology, 85, 361-372. Gloria People Development Center. (2007, Juni-September). Program Pribadi Efektif. Materi disampaikan pada Lokakarya Pribadi Efektif Karyawan Armada Finance di Salatiga, Jawa Tengah. Golnaz, Sadri, & Snyder, Peggy J. (1995). Methodological Issues In Assessing Training Effectiveness. Journal Of Managerial Psychology, 10(4). 30-32. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=4&firstIndex=0&RQT=511&TS=119070 6933&clientId=78722. Green, Samuel B. & Salkind, Neil J. (2003). Using SPSS For Windows And Macintosh: Analyzing And Understanding Data (3rd edition). New Jersey: Prentice Hall. Hadi, Sutrisno. (2001). Statistik: Jilid 1. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hardjana, Agus M. (2001). Training SDM Yang Efektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Howell, David C. (1982). Statistical Methods For Psychology. Boston: Duxbury Press. Inisiasi Sanata Dharma 2002. (2002). Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Irma, Dewi. (2007). Lulusan PT Butuh "Soft Skill". Diakses 13 September 2007 dari http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/062007/07/kampus/utama01.htm. Ismanto, Djodi. (2007, 6 Februari). The 7 Habits Of Effective People. Pesan disampaikan ke milis trainersclub, di http://groups.yahoo.com/group/trainersclub. Kartono, St. (2007, Desember). Di Tengah “Bandung Lautan Asmara” Ada Kedisiplinan Dan Kemandirian. Kasadhar: Media Komunikasi Sanata Dharma, No. 6 Th. VI. 31 – 33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Kerlinger, Fred N. (2002). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Kirkpatrick, Donald L. (1998). Evaluating Training Programs: The Four Levels (Second Edition). San Francisco: Berret-Koehler Publishers, Inc. Kirkpatrick, Jim. (2007). The Hiddern Power Of Kirkpatrick Four Levels. T + D, 61(8). 34-37. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?index=1&did=1327907221&SrchMode=1&si d=1&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1 190704277&clientId=78722. Kristanto, Endro. (2004). Evaluasi Efektivitas Pelatihan. Jurnal Psiko Wacana, III(1), 63-77. Kristiani, Tyas. (2006). Efektivitas Pelatihan Public Speaking Terhadap Peningkatan Harga Diri Peserta Pelatihan Public Speaking Angkatan Ke-24 Di Abhiseka Training Center Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Latipun. (2006). Psikologi Eksperimen (edisi ke-2). Malang: UMM Press. Liberman, Kerry. (2006). Evaluate Training. Credit Union Management, 29(10), 42. Diakses 27 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?index=21&did=1146737011&SrchMode=1& sid=2&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS= 1190976811&clientId=78722. Marpaung, Maretta Br. (2007). Efektivitas Pelatihan Motivasi “Spirit of The Winner” Terhadap Peningkatan Motivasi Kerja Pada Karyawan. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Modul Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 2006-2007. (2007). Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Modul Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa. (2008). Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Muchinsky, Paul M. (2003). Psychology Applied To Work: An Introduction To Industrial And Organizational Psychology. Melbourne: Thomson Learning Inc. Noe, Raymond A. 2002. Employee Training & Development. New York: McGrawHill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Ostroff, Cheri. (1991). Training Effectiveness Measures And Scoring Schemes: A Comparison. Personnel Psychology, 44(2). 353-374. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=4&firstIndex=0&RQT=511&TS=119070 6419&clientId=78722 Penyelenggaraan PMME 1997 (Laporan Kegiatan). (1998). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pfeiffer, Wiiliam J., & Ballew, Arlette C. (1988). Training Technologies In Human Resource Development. San Diego: University Associates, Inc. Phillips, Jack J., & Stone, Ron D. (2002). How To Measure Training Results: A Practical Guide To Tracking The Six Key Indicators. New York: McGraw-Hill. Proposal Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 2006/2007. (2006). Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Santoso, Agung. (2007, September 14). Uji Asumsi 1 : Uji Normalitas. Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2007, September 15). Uji Asumsi 1 Revised : Isu Seputar Uji Normalitas. Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2007, September 16). Uji Asumsi 1 : Uji Normalitas dalam SPSS. Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2007, December 22). T-Test : The Beginning. Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2007, December 29). T-Test Revolution: Paired-Sample T-Test. Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2007, December 31). T-Test (Almost) Final Encounter : AsumsiAsumsi T-Test. Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2008, Januari 9). Tiga Pertanyaan Mengenai Asumsi Normalitas. Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2008, Januari 18). Pertanyaan Keempat Seputar Uji Asumsi. Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Steiner, Dirk D., Dobbins, Gregory H., & Trahan, Wanda A. (1991). The TrainerTrainee Interaction: An Attributional Model Of Training. Journal Of Organizational Behavior, 12(4). 271-286. Diakses 31 Oktober 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=2&RQT=511&TS=1193803388&clientId =78722&firstIndex=40. Sumaryana, Asep. (2007). IPK vs Soft Skill. Diakses 13 September 2007 dari http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/072007/18/0901.htm. Supratiknya, A. (1999). Konstruksi Tes: Reader. Tidak Diterbitkan, Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.000. Susana, Tjipto. (2007, 10 September). Sejarah PPKM. Pesan disampaikan ke milis Psikologi USD, di http://groups.yahoo.com/group/psikofamily usd_group. Tjia, Eko Cahyono. (2006). The Experimental Study On Training Effectiveness Of Personal Effectiveness Program: A Pre-Post Evaluation Of The Training Result With Myer Briggs Type Indicators Personality Profile As A Moderator. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Wei, Tao Tai. (2006). Effects Of Training Framing, General Self-Efficacy And Training Motivation On Trainees’ Training Effectiveness. Personnel Review, 35(1). 51-65. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=4&firstIndex=0&RQT=511&TS=119070 6933&clientId=78722. Wijaya, Meliana Adiningsih. (2007). Efektivitas Permainan Pura-Pura Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Pada Anak Pra Sekolah. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1 Form Evaluasi Reaksi
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ================================================================
Data Diri (pastikan anda mengisinya) Program Studi (Prodi)
: ___________________________________
NIM
: _________________________
Jenis kelamin
: Pria / Wanita *
(lingkari salah satu)
(identitas dijamin kerahasiaannya) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Petunjuk: Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan evaluasi program PPKM. Anda diminta untuk menjawab pernyataan–pernyataan tersebut sesuai dengan tanggapan anda mengenai program PPKM. Tidak ada jawaban yang benar atau jawaban yang salah. Hanya ada satu jawaban pada setiap penyataan. Adapun kategori pilihan jawaban adalah sebagai berikut : STS
= Sangat Tidak Setuju
TS
= Tidak Setuju
N
= Netral
S
= Setuju
SS
= Sangat Setuju Lingkari Satu Pilihan Jawabanmu!
CONTOH
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
Komentar / saran:
Selain itu juga disediakan tempat untuk memberikan komentar di setiap bagiannya. Anda dipersilahkan untuk memberikan tanggapan dan / atau saran yang membangun berkenaan dengan pelatihan ini. Pastikan semua pernyataan dijawab.
- ☺ Selamat Mengerjakan ☺ -
================================================================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ================================================================ I.
STS
TS
N
S
SS
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Isi Pelatihan
1. saya mengetahui tujuan diadakannya PPKM 2. saya bisa memahami materi dan tema dalam PPKM ini 3. materi PPKM sesuai dengan kehidupan saya sehari-hari 4. materi PPKM mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Komentar / saran mengenai Isi Pelatihan:
______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ II. Metodologi Aktivitas-aktivitas atau perlengkapanperlengkapan berikut ini membantu saya memahami materi dan mencapai tujuan PPKM 5. modul PPKM 6. perlengkapan audio / visual 7. refleksi 8. sharing 9. diskusi dalam kelas 10. ceramah 11. kegiatan-kegiatan terstruktur (games, nyanyi, diskusi, dll.) Komentar / saran mengenai Metodologi:
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5
______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ III. Lingkungan Hal / keadaan berikut pelaksanaan program PPKM
ini
mendukung
12. suasana ruangan 13. konsumsi Komentar / saran mengenai Lingkungan:
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________
================================================================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ================================================================ STS
N
S
SS
14. menurut saya, fasilitator menguasai materi 1 2 3 15. fasilitator mampu menerangkan materi 1 2 3 sehingga membantu pemahaman saya 16. fasilitator mampu menciptakan suasana 1 2 3 kelas yang kondusif untuk berdiskusi (tanya-jawab) 17. fasilitator mampu menjaga suasana kelas 1 2 3 dan aktivitas-aktivitas tetap fokus pada pencapaian tujuan PPKM Komentar / saran mengenai Fasilitator (dosen pemberi materi):
4 4
5 5
4
5
4
5
IV.
TS
Fasilitator (dosen pemberi materi)
______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ V.
Asisten Fasilitator pendamping)
(mahasiswa
18. instruksi asisten fasilitator mudah dipahami 1 2 3 4 5 19. asisten fasilitator mampu menciptakan 1 2 3 4 5 suasana yang kondusif 20. asisten fasilitator mampu memancing 1 2 3 4 5 keterlibatan peserta untuk mengikuti aktivitas (games, diskusi, nyanyi, dsb) Komentar / saran mengenai asisten Fasilitator (mahasiswa pendamping): ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________
================================================================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2 Tes Pengetahuan Materi PPKM
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama (lengkap)
: _________________________________________________________
Jenis Kelamin
: Pria / Wanita
Fakultas / Prodi
: _____________________________________
NIM
: ___________________
(lingkari salah satu)
(identitas akan dijamin kerahasiaannya) Angket ini digunakan untuk mengevaluasi PPKM. Partisipasi anda akan sangat berguna. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAGIAN I Petunjuk: Bagian ini berisi 9 pernyataan. Anda diminta untuk melingkari pilihan “B” jika pernyataan tersebut benar, atau melingkari pilihan “S” jika pernyataan tersebut salah. Contoh: PPKM diadakan di Universitas Sanata Dharma • •
B
S
cara menjawab untuk jawaban benar: PPKM diadakan di Universitas Sanata Dharma
B
S
untuk jawaban salah: PPKM diadakan di Universitas Sanata Dharma
B
S
Pastikan anda menjawab semua pernyataan ____________________________________________________________________________ 1) seseorang akan kehilangan arah dalam menjalani kehidupannya bila tidak memiliki tujuan hidup. 2) manajemen waktu yang efektif memfokuskan pada hal-hal yang mendesak. 3) orang yang efektif memusatkan pada hal-hal di luar dirinya. 4) orang yang efektif mampu menentukan sikap yang didasari oleh nilai-nilai hidupnya. 5) aktivitas yang penting merupakan aktivitas yang bisa mendukung tujuan hidup kita. 6) kontrol hidup orang yang efektif dikendalikan oleh orang lain. 7) cara terbaik untuk menggambarkan tujuan hidup adalah dengan menuliskannya. 8) visi hidup dan misi hidup merupakan 2 hal yang sama. 9) kehidupan seseorang akan menjadi efektif jika memiliki prioritas
B - S B - S B - S B - S B - S B - S B - S B - S B - S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3 Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama (lengkap)
: ______________________________________________________
Jenis Kelamin
: Pria / Wanita
Fakultas / Prodi
: _____________________________________
NIM
: ___________________
(pilih salah satu)
(data akan dijamin kerahasiaannya)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAGIAN II Petunjuk: Bacalah setiap pernyataan di bawah ini, gunakan penilaian pribadi anda, kemudian lingkarilah angka yang paling sesuai dan menggambarkan diri anda angka 1 = sangat buruk angka 4 = cukup angka 2 = buruk angka 5 = baik angka 3 = cukup angka 6 = sangat baik Pastikan anda menjawab semua pernyataan 1) Dalam banyak hal, saya yang mengendalikan hidup saya 2) Saya lebih memusatkan usaha pada hal-hal yang bisa saya lakukan daripada hal-hal di luar kendali saya 3) Saya lebih bertanggung jawab pada perasaan dan perbuatan saya daripada menyalahkan orang lain dan keadaan sekitar 4) Selama ini saya bisa mengendalikan emosi saya ketika orang-orang di sekitar bersikap tidak ramah terhadap saya 5) Saya mengetahui apa yang ingin saya capai dalam hidup saya 6) Saya melakukan perencanaan dan persiapan untuk mengurangi beban tugas yang menumpuk 7) Saya memulai setiap minggu dengan rencana yang jelas tentang apa yang ingin saya capai 8) Selama ini saya sudah memiliki rumusan tujuan hidup pribadi 9) Saya berdisiplin dalam melaksanakan tugas (tidak menunda, tidak memboroskan waktu, dll.) 10) Saya tidak membiarkan aktivitas penting saya terabaikan karena terjebak pada rutinitas sehari-hari yang tidak penting 11) Hal-hal yang saya lakukan setiap harinya memiliki arti dan berdampak pada tujuan hidup saya secara menyeluruh 12) Selama ini saya membuat jadwal prioritas hidup saya
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
terima kasih atas kerjasamanya
‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4 Uji Reliabilitas Evaluasi Reaksi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .862
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .867
N of Items 20
Item Statistics
aitem1
Mean 4.21
Std. Deviation .636
N
aitem2
4.04
.623
799
aitem3
4.01
.725
799
aitem4
3.56
.810
799
aitem5
4.18
.726
799
aitem6
4.31
.697
799
aitem7
4.04
.674
799
aitem8
4.04
.723
799
aitem9
3.94
.706
799
aitem10
3.75
.811
799
aitem11
4.11
.782
799
aitem12
3.81
.834
799
aitem13
3.58
.897
799
aitem14
4.11
.640
799
aitem15
4.06
.647
799
aitem16
3.71
.733
799
aitem17
3.87
.679
799
aitem18
3.91
.682
799
aitem19
3.97
.712
799
aitem20
3.98
.764
799
799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Item-Total Statistics
aitem1
Scale Mean if Item Deleted 74.99
Scale Variance if Item Deleted 54.445
Corrected Item-Total Correlation .415
Squared Multiple Correlation .294
Cronbach's Alpha if Item Deleted .858
aitem2
75.15
54.256
.446
.307
.857
aitem3
75.19
55.152
.284
.158
.863
aitem4
75.63
54.812
.273
.151
.864
aitem5
75.01
53.454
.448
.304
.856
aitem6
74.88
53.994
.416
.281
.858
aitem7
75.15
52.642
.577
.489
.852
aitem8
75.16
52.563
.539
.581
.853
aitem9
75.25
52.529
.558
.540
.852
aitem10
75.44
52.327
.491
.299
.855
aitem11
75.09
53.033
.447
.273
.857
aitem12
75.39
53.834
.344
.232
.861
aitem13
75.61
54.211
.282
.203
.865
aitem14
75.08
53.613
.503
.489
.855
aitem15
75.13
53.351
.526
.528
.854
aitem16
75.48
52.338
.553
.489
.852
aitem17
75.32
53.025
.531
.461
.853
aitem18
75.28
53.118
.519
.479
.854
aitem19
75.22
52.592
.546
.608
.853
aitem20
75.21
52.623
.499
.521
.854
Scale Statistics Mean 79.19
Variance 58.739
Std. Deviation 7.664
N of Items 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Uji Reliabilitas Tes Pengetahuan Materi PPKM Tahap I
subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
aitem1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
aitem2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
aitem3 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
aitem4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
aitem5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
aitem6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
aitem7 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0
aitem8 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
aitem9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1
1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
total jawaban benar p (1-p) p(1-p) Σ p(1-p) jumlah aitem
N
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
99 0.99 0.01 0.0099 0.9035
56 0.56 0.44 0.2464
74 0.74 0.26 0.1924
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
99 0.99 0.01 0.0099
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
94 0.94 0.06 0.0564
99 0.99 0.01 0.0099
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
33 0.33 0.67 0.2211
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
82 0.82 0.18 0.1476
9
100
Nilai (X) 1 3 5 7 9
Mean
X²
f 1 9 25 49 81
Σ (fX) Σ (fX²) Σ (f [X-M])
572 3676 166.08
Koefisien Reliabilitas KR-20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0.8
4 13 40 29 14
5.72
s²
3.0416
fX
fX²
X-M -4.72 -2.72 -0.72 1.28 3.28
4 39 200 203 126
4 117 1000 1421 1134
[X-M] 4.72 2.72 0.72 1.28 3.28
f [X-M] 18.88 35.36 28.8 37.12 45.92
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
99 0.99 0.01 0.0099
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6 Uji Reliabilitas Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3
Aitem Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 6 5 3 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 6 5 6
2 5 5 4 4 4 5 5 5 4 6 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 6 5 5 5
3 6 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 3 5 5 4 4 6 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 5 4
4 4 5 3 3 5 4 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 6 6 4 3 6 5 4 5 4 3 5 4
5 5 5 5 3 4 6 5 6 6 6 4 5 5 5 3 5 4 5 4 6 5 4 5 4 5 5 6 5 5 4 4 5 5 5
6 4 4 3 4 3 4 5 5 3 6 4 5 3 3 3 5 4 5 3 6 5 4 6 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5
7 4 3 3 3 3 3 4 5 2 5 4 5 3 3 2 5 5 4 3 5 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 5
8 4 4 3 3 3 5 4 5 6 5 4 5 4 4 2 5 5 5 4 4 4 3 5 4 5 5 5 4 4 3 3 5 5 4
9 2 3 4 5 3 3 4 4 2 5 4 4 2 2 1 4 4 3 3 4 4 4 5 2 4 4 3 5 5 3 5 6 5 5
10 5 5 3 4 5 3 4 6 3 6 5 4 2 2 2 5 4 4 4 5 4 5 6 3 4 5 5 6 5 3 5 5 5 5
11 6 4 5 3 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 3 5 5 5 5
12 4 4 3 3 3 4 4 4 3 5 4 5 4 4 1 5 3 4 2 5 5 3 4 3 4 3 5 4 4 3 6 4 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 3 4 4 6 5 5 4 4 5 5 6 5 5 4 5 4 5 3
4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 6 4 5 5 6 5 5 5 5 5 5 4 4 5 6 5 4 6 6 4 5 6 5 5 6 6 6 4 4 5 4 5
3 5 6 6 5 3 5 5 5 6 4 5 6 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 6 4 5 6 5 2 6 4 5 5 6 3 3 4 4 6 4 5 5 3 3
3 4 5 4 3 3 4 5 5 4 3 5 5 4 4 6 4 5 3 3 2 4 3 6 5 5 6 6 2 6 2 5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 4
4 5 5 5 5 4 5 6 5 3 4 5 6 5 6 5 5 3 5 6 4 4 4 5 4 5 6 4 4 5 5 5 5 4 6 5 6 5 5 4 5 5 5 5
4 4 5 2 3 3 4 4 5 3 4 3 6 3 5 5 5 5 4 2 4 4 5 5 4 5 3 3 4 5 4 4 3 6 5 4 6 3 3 4 6 4 4 3
4 3 4 3 3 2 4 4 4 2 3 4 4 3 5 3 4 3 3 2 3 3 4 5 4 4 3 2 2 5 4 4 3 5 3 4 5 4 3 4 4 4 2 3
4 4 5 5 5 4 5 5 5 2 3 4 5 3 5 4 4 4 4 5 2 4 4 6 4 4 6 3 2 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5
2 4 4 2 3 3 5 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2 3 5 4 4 5 3 2 2 4 4 5 3 3 3 3 6 4 2 4 3 4 2 3
3 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4 6 4 4 6 4 5 5 6 2 4 4 5 4 4 5 3 3 4 5 6 4 6 4 3 4 6 4 4 4 4 3 4
2 5 4 3 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 3 3 2 5 5 5 6 5 3 2 5 6 5 4 5 5 4 5
3 5 5 4 4 2 5 4 4 2 3 5 4 3 5 4 4 3 4 2 5 4 4 3 4 4 3 2 2 6 3 4 4 3 4 2 5 3 3 4 3 4 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
5 4 5 5 5 5 3 6 5 4 6 5 4 4 4 5 5 6 5 4 4 5
4 5 5 6 5 5 5 5 5 4 4 6 4 5 5 5 6 5 6 5 5 5
4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4
5 4 4 4 4 6 4 4 5 4 5 3 6 4 4 3 5 5 6 5 5 4
4 3 5 4 5 6 5 6 6 4 5 3 4 5 3 5 4 5 6 4 3 5
4 4 5 3 5 6 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 5 6 3 3 3
4 5 4 4 3 6 2 4 3 3 2 2 3 3 5 4 3 4 5 4 2 3
3 4 5 6 5 6 5 5 3 3 2 4 5 5 4 5 4 3 6 5 5 3
3 3 5 4 4 5 3 2 3 2 2 3 4 3 4 4 4 5 5 4 3 2
5 5 5 5 4 6 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 5 3 3 4
4 4 5 5 5 6 3 6 4 4 4 4 4 3 5 5 5 3 5 5 4 4
4 1 4 4 5 5 2 5 3 3 2 2 5 3 3 4 3 3 4 4 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .821
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .817
N of Items 12
Item-Total Statistics
aitem1
Scale Mean if Item Deleted 46.30
Scale Variance if Item Deleted 36.919
Corrected Item-Total Correlation .362
Squared Multiple Correlation .217
Cronbach's Alpha if Item Deleted .816
aitem2
46.03
37.949
.283
.185
.821
aitem3
46.34
36.489
.330
.287
.819
aitem4
46.58
36.286
.292
.247
.824
aitem5
46.13
35.589
.441
.381
.811
aitem6
46.75
33.018
.596
.559
.797
aitem7
47.27
32.745
.652
.553
.792
aitem8
46.65
34.028
.512
.399
.804
aitem9
47.34
32.651
.569
.561
.799
aitem10
46.67
33.617
.499
.403
.806
aitem11
46.52
34.495
.526
.383
.804
aitem12
47.21
32.713
.588
.514
.797
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7a Uji Normalitas Pengetahuan Materi PPKM
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic df .203 799 .245 799
Nilai pre-test total Nilai post-test total
Sig.
Stem-and-Leaf Plot nilai pre-test total Frequency Stem & Leaf 47.00 Extremes (=<5.0) 126.00 6 . 000000000000000000000 .00 6. .00 6. .00 6. .00 6. 280.00 7 . 00000000000000000000000000000000000000000000000 .00 7. .00 7. .00 7. .00 7. 278.00 8 . 0000000000000000000000000000000000000000000000 .00 8. .00 8. .00 8. .00 8. 68.00 9 . 00000000000 Stem width: 1 Each leaf: 6 case(s)
.000 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Normal Q-Q Plot of Nilai pre-test total
2
Expected Normal
1
0
-1
-2
-3 4
5
6
7
8
9
10
Observed Value
Detrended Normal Q-Q Plot of Nilai pre-test total
0.1
0.0
Dev from Normal
-0.1
-0.2
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6 4
5
6
7
Observed Value
8
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Grafik outlier data pre-test 9
8
7
6
5
747 782 765 677 785
4
642 223 399 748 Nilai pre-test total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Stem-and-Leaf Plot nilai post-test total Frequency Stem & Leaf 3.00 Extremes (=<4.0) 10.00 5. 0 .00 5. 42.00 6 . 000000 .00 6. 183.00 7 . 00000000000000000000000000 .00 7. 332.00 8 . 00000000000000000000000000000000000000000000000 .00 8. 229.00 9 . 000000000000000000000000000000000 Stem width: 1 Each leaf: 7 case(s)
Normal Q-Q Plot of Nilai post-test total
2
Expected Normal
1
0
-1
-2
-3
-4 0
2
4
6
Observed Value
8
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Detrended Normal Q-Q Plot of Nilai post-test total
2
Dev from Normal
0
-2
-4
-6 0
2
4
6
8
10
Observed Value
Grafik outlier data post-test 10
8
6
4
307
2
748
0
Nilai post-test total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7b Uji Normalitas Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 Tests of Normality
Statistic .066 .077
Nilai pre-test total Nilai post-test total
Kolmogorov-Smirnov(a) df Sig. 799 799
Stem-and-Leaf Plot nilai pre-test total Frequency Stem & Leaf 12.00 Extremes (=<32) 7.00 3 . 33 6.00 3 . 45 19.00 3 . 666777 21.00 3 . 8899999 22.00 4 . 0001111 48.00 4 . 2222222223333333 54.00 4 . 444444444455555555 62.00 4 . 666666666677777777777 96.00 4 . 88888888888888899999999999999999 80.00 5 . 000000000011111111111111111 80.00 5 . 22222222222233333333333333 110.00 5 . 444444444444444444555555555555555555 75.00 5 . 6666666666667777777777777 41.00 5 . 88888888999999 30.00 6 . 0000001111 15.00 6 . 22233 13.00 6 . 4445 2.00 6. & 2.00 6. 8 4.00 Extremes (>=69) Stem width: 10 Each leaf: 3 case(s) & denotes fractional leaves.
.000 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Normal Q-Q Plot of Nilai pre-test total
3
Expected Normal
2
1
0
-1
-2
-3 20
30
40
50
60
70
80
Observed Value
Detrended Normal Q-Q Plot of Nilai pre-test total
0.1
Dev from Normal
0.0
-0.1
-0.2
-0.3
-0.4
-0.5 20
30
40
50
60
70
80
Observed Value
Grafik outlier data pre-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
80
234 70
683 686 188
60
50
40
30
139 786 129 703 223 280
20
Nilai pre-test total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Stem-and-Leaf Plot nilai post-test total Frequency Stem & Leaf 18.00 Extremes (=<36) 5.00 3 . 77 15.00 3 . 88899 24.00 4 . 00001111 34.00 4 . 222233333333 46.00 4 . 444444455555555 46.00 4 . 666666667777777 70.00 4 . 88888888888999999999999 83.00 5 . 000000000000001111111111111 116.00 5 . 222222222222222222333333333333333333333 98.00 5 . 444444444444444455555555555555555 84.00 5 . 6666666666666667777777777777 64.00 5 . 888888888899999999999 40.00 6 . 0000000011111 24.00 6 . 22223333 14.00 6 . 44555 8.00 6 . 667 10.00 Extremes (>=68) Stem width: 10 Each leaf: 3 case(s)
Normal Q-Q Plot of Nilai post-test total
4
Expected Normal
2
0
-2
-4 10
20
30
40
50
Observed Value
60
70
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Detrended Normal Q-Q Plot of Nilai post-test total
Dev from Normal
0
-1
-2
-3 10
20
30
40
50
60
70
Observed Value
Grafik outlier data post-test 80
70
683 188 445 686 388 612 431
60
50
40
30
788 333 225 481 325 649 223 641 130
20
748 10
Nilai post-test total
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
LAMPIRAN 8 Uji T Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test) Pengetahuan Terhadap Materi PPKM
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Nilai pre-test total Nilai post-test total
7.23 7.89
N 799 799
Std. Deviation 1.035 .970
Std. Error Mean .037 .034
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. Error 95% Confidence Interval Std. Deviation Mean of the Difference Lower
Pair Nilai pre-test total 1 Nilai post-test total
-.661
1.136
.040
-.740
t
df
Sig. (2-tailed)
Upper -.582
-16.449
798
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
LAMPIRAN 9 Uji T Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test) Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3
Paired Samples Statistics
Pair 1
Nilai pre-test total Nilai post-test total
Mean 50.30 51.93
N 799 799
Std. Deviation 7.250 7.122
Std. Error Mean .256 .252
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower
Pair 1
Nilai pre-test total Nilai post-test total
-1.631
7.718
.273
-2.167
t
df
Sig. (2-tailed)
Upper -1.095
-5.973
798
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komentar / opini tertulis peserta terhadap pelaksanaan PPKM 2008 tahap I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jumlah 192 154 102 45 45 21 16 14 10 10 7 6 2 2
Isi Pelatihan Komentar / Saran sangat berguna untuk masa depan dan dalam kehidupan sehari-hari sudah bagus dan sesuai tujuan, pertahankan program ini menarik dan bisa mendorong lebih baik lagi materi mengena dan mudah dipahami kembangkan lagi kurang mengena materi PPKM tidak mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari penyampaian terlalu formal, kurang variatif lebih mendalam terhadap tujuannya bahannya berbobot dan agak membosankan waktu terbatas sehingga tidak maksimal semoga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari lebih tepat waktu dan efisien materi hari pertama membuat mengantuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
No Jumlah 1 303 2 54 3 50 4 48 5 30 6 29 7 19 8 17 9 12 10 9 11 8 12 8 13 7 14 6 15 6 16 5 17 5 18 3 19 3 20 3 21 3
Metodologi Komentar / Saran sudah bagus, sangat menyenangkan dan menarik untuk diikuti membosankan ceramah dikurangi karena membuat jenuh lebih banyak games perlu ditingkatkan lagi games kurang seru, ada yang sudah sering dimainkan, kurang sesuai dengan materi perbanyak sharing, refleksi, dan kisah-kisah inspiratif membantu pemahaman perbanyak melihat film dokumenter & inspiratif diskusi kurang berjalan baik, masih banyak yang diam ceramah dibuat lebih menarik musik sangat membantu perlengkapan audio visual kurang contoh -contoh sebaiknya yang relevan modul dibuat buku biar lebih ringkas & lebih sistermatis diskusinya hendaknya dalam kelompok kecil dan waktunya ditambah modul sangat membantu jangan memilih dosen yang teoritis, membosankan lain kali di outdoor untuk games & menyanyi, aneh dan konyol karena seperti anak-anak games seru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3 2 2 2 1 1 1 1 1 1
Jumlah 265 108 76 55 39 34 34 33 22 20 12
perhatikan kesiapan perlengkapan audio visual permainannya agak garing terlalu banyak lembar yang harus diisi lebih asyik diiringi gitar kalo nyanyi fasilitator tidak hanya membaca modul tapi lebih baik disertai pengalaman hidup modul baik dengan diberikan secara bertahap sehingga membuat peserta tidak malas membaca terlalu banyak diskusi sumber materi tidak dicantumkan dalam modul games kurang menuju materi tergantung pembimbingnya, jika asik akan efektif begitupun sebaliknya Lingkungan Komentar / Saran nyaman, mendukung suhu ruangan panas konsumsi dibuat lebih beragam & banyak lebih baik diberi makan (nasi) daripada snack snack enak saran kegiatan ada yang outdoor snack kurang begitu enak terlalu bising (gangguan bunyi mesin para pekerja bangunan atau dari kelas lain) ruangan kurang mendukung oke ruangan silau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
12 13 14 15 16
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
11 3 2 2 2
Jumlah 296 77 70 68 49 38 28 18 4 3 2 2 1
tidak ada meja jadi susah menulis suasana kurang semangat, kurang antusias layar tidak jelas perlu suasana lebih akrab perlu lebih menyesuaikan dengan keadaan Fasilitator Komentar / Saran sudah baik dan membantu pemahaman peserta ada beberapa yang membosankan terlalu bertumpu pada teori, membosankan kurang interaktif dengan peserta harus lebih kreatif agar mahasiswa tidak merasa bosan, selipkan humor ramah dan bersahabat kurang menguasai materi kurang semangat bicaranya terlalu cepat, kurang detail fasilitator dari prodi Psikologi & BK saja hendaknya berikan kesempatan pada mahasiswa untuk berpendapat dan sharing perlu pelatihan untuk dosen hendaknya ada komunikasi antar fasilitator agar tidak ada pengulangan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah 436 85 73 35 16 15 4 1 1
Asisten Fasilitator Komentar / Saran bagus, bisa mencairkan suasana dan bersahabat harus lebih kreatif, aktif, dan semangat lagi kurang semangat, masih grogi kurang terlibat dengan peserta membosankan instruksi kurang dimengerti saran co-fas lebih dari satu orang AsFas sebaiknya juga ikut mendengarkan Fasilitator bicara dalam berpakaian agar lebih rapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dokumentasi PPKM tahap I tahun 2008
Suasana ceramah dalam PPKM Tahap I 2008
Suasana sharing / diskusi kelompok kecil dalam PPKM Tahap I 2008
Aktivitas permainan dalam PPKM Tahap I 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Fasilitator dan Asisten Fasilitator PPKM tahap I 2008
Beberapa kelompok peserta PPKM tahap I 2008
Peralatan audio-visual yang digunakan dalam PPKM tahap I 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS Menyelesaikan pendidikan formal di SMU Kolese De Britto (Jogja), SLTP Pangudi Luhur I (Jogja), dan TK-SD Lamaholot (Jakarta). Aktif dalam kegiatan keorganisasian dan pelatihan pengembangan sumber daya manusia: 1. Gloria Edukasindo (asisten fasilitator pelatihan), Pandji Putranto Hutomo
2. Ketua
I
(2006-2008)
Komunitas
FRIENDS,
kelompok mahasiswa dan lulusan Psikologi Univ. Jakarta, 28 Oktober 1983
Sanata Dharma & Univ. Gadjah Mada yang aktif
S1 Psikologi Univ. Sanata Dharma Yogyakarta
dalam pendampingan dan pengembangan diri
Minat khusus: Pengembangan SDM & training
pelatihan, dan ceramah,
remaja-kaum muda melalui kegiatan konseling,
3. Koordinator (2005-2007) kelompok Konseling Sebaya Fakultas Psikologi Univ. Sanata Dharma
E-mail :
[email protected]
Yogyakarta, 4. Wakil Gubernur (2004-2005) dan Humas Eksternal (2003-2004) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas
Psikologi
Yogyakarta,
133
Univ.
Sanata
Dharma