EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Tadris Matematika
Oleh: ASIYAH NUR HIDAYATI NIM: 083511032
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Asiyah Nur Hidayati
NIM
: 083511032
Jurusan/ Program Studi
: Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 26 April 2012 Saya yang menyatakan,
Asiyah Nur Hidayati NIM: 083511032
ii
iii
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 26 April 2012
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu’alaikum wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Himpunan Peserta Didik Kelas VII Semester II SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2011-2012. Nama : Asiyah Nur Hidayati NIM : 083511032 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
Saminanto, S,Pd, M.Sc NIP: 19720604 200312 1 002
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 26 April 2012
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu’alaikum wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Himpunan Peserta Didik Kelas VII Semester II SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2011-2012. Nama : Asiyah Nur Hidayati NIM : 083511032 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing II,
Hj. Nur Asiyah, M.S.I NIP: 19710926 199803 2 002
v
ABSTRAK Judul
Penulis NIM
: Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Himpunan Peserta Didik Kelas VII Semester II SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2011-2012 : Asiyah Nur Hidayati : 083511032
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peserta didik yang kesulitan dalam mengaplikasikan materi konsep himpunan dalam soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan himpunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar matematika materi pokok himpunan peserta didik kelas VII semester II SMP Islam Miftahul Huda kabupaten Jepara tahun ajaran 2011-2012. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Islam Miftahul Huda. Dengan perhitungan uji normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata terhadap populasi dengan menggunakan nilai ujian akhir semester I, diperoleh bahwa populasi dalam keadaan normal, homogen serta memiliki kesamaan rata-rata. Sehingga dapat ditetapkan bahwa sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII-A dan VII-B SMP Islam Miftahul Huda. Karena kelas VII di SMP Islam Miftahul Huda hanya terdiri dari dua kelas maka penelitian di sini merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini telah ditentukan untuk kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-B sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dan metode tes. Setelah data hasil penelitin dari kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh, maka dilakukan analisis hasil penelitian untuk menguji hipotesis. Dalam uji hipotesis peneliti menggunakan uji t-tes. Berdasarkan perhitungan t-tes dengan taraf signifikan = 5% diperoleh thitung = 3,216, sedangkan t table =1,671 Karena thitung > t table maka berarti rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diajar dengan pembelajaran Direct Instruction lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen = 77,774 dan nilai rata-rata kelas kontrol = 70,194, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Direct Instruction efektif terhadap hasil belajar matematika materi pokok himpunan peserta didik kelas VII semester II SMP Islam Miftahul Huda kabupaten Jepara tahun ajaran 2011-2012. Dengan adanya penelitian ini diharapkan para pendidik dapat menerapkan model pembelajaran Direct Instruction untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok lain yang sesuai. Pendidik juga diharapkan dapat mengembangkan kreativitas variasi pembelajarannya di kelas agar peserta didik semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
vi
KATA PENGANTAR Dengan menyebut Asma Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayahNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Himpunan Peserta Didik Kelas VII Semester II SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 20112012”dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa risalah islam sehingga dapat menjadi bekal hidup berupa ilmu pengetahuan bagi kita baik di dunia maupun di akhirat. Skripsi ini merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak
pihak
yang
membantu
dan
memberikan
dukungan
sehingga
terselesaikannya skripsi ini. Untuk itu dengan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. DR. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak Saminanto, M.Sc selaku pembimbing I dan Ibu Hj. Nur Asiyah, M.S.I selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya ditengah-tengah kesibukannya, beliau selalu memberikan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini. 3. Ibu Yulia Romadiastri, M.Si, selaku dosen wali yang memotifasi dan memberi arahan selama kuliah. 4. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 5. Bapak Hisyom Iswanto, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Islam Miftahul Huda yang telah memberikan izin penelitian dan Ibu Siti Uswatun Hasanah,
vii
S.Pd. selaku guru mapel matematika kelas VII yang telah membantu memberikan fasilitas dalam berlangsungnya penelitian. 6. Ayahanda dan Ibunda tercinta (Bpk Ahmad Hasyim dan Ibu Siti Maryuni) yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materiil yang tulus dan ikhlas berdoa dalam setiap langkah perjalanan hidupku. 7. Adik-adikku tercinta (A’isatul Maghfiroh B.W, Indah Solikhatul Amalia, Muhammad Habib Muttaqin) dan Mbak Ainun Nadhiroh, S.Si yang selalu memberikan motifasi dan semangat. 8. Sahabatku (Badik Farida, mbak Chubby, jo2 Ais, cin Nailus, Cin Er-Er, dan cin Ila) yang selalu mengulurkan tangan menyambut tawa dan tangisku, Saudaraku One for All (mas Tir, mb Phell, Erma, Eny), saudara-saudaraku di KMJS dan teman-teman kos Bank Niaga B-15 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. 9. Teman-teman Tadris Matematika 2008 yang telah menjadi motivator dan tempat bertukar pikiran dalam penulisan skripsi ini. 10. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan dan doanya. Harapan dan doa penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini diterima Allah SWT, serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Semarang, 26 April 2012 Penulis,
Asiyah Nur Hidayati NIM. 083511032
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii PENGESAHAN ................................................................................................. iii NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv ABSTRAK .......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
BAB II
: LANDASAN TEORI A.
Kajian Pustaka ……. ............................................................. 6
B.
Kerangka Teoritik 1. Belajar ............................................................................. 7 a. Pengertian Belajar ...................................................... 7 b. Faktor yang Mempengaruhi Belajar .......................... 8 c. Teori-teori Belajar ....................................................... 10 2. Hasil Belajar .................................................................... 11 a. Pengertian Hasil Belajar ............................................ 11 b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................. 12 3. Pembelajaran Matematika ............................................... 13 a. Pengertian Matematika .............................................. 13 b. Teori Pembelajaran Matematika ................................ 14 4. Model Pembelajaran Direct Instruction .......................... 14 5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Direct Instruction ....................................................................... 17
ix
a. Kelebihan Model Pembelajaran Direct Instruction .... 17 b. Kekurangan Model Pembelajaran Direct Instruction . 18 6. Ringkasan Materi Penerapan Konsep Himpunan ........... 19 7. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction pada Materi Himpunan. ........................................................... 21 8. Penerapan Model Pembelajaran
Direct Instruction
Efektif Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Himpunan. ........................................................... 22 C. BAB III
Rumusan Hipotesis ............................................................... 23
: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................... 24 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 24 C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 24 D. Variabel dan Indikator Penelitian............................................. 36 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 37 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 44
BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................ 48 B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan .............................. 49 C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 60
BAB V
: PENUTUP A. Simpulan .................................................................................. 61 B. Saran ......................................................................................... 61 C. Penutup..................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para peserta didiknya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi mempersiapkan peserta didiknya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.1 Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran memiliki peranan penting yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, serta penerapan konsep diri. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan sedemikian rupa sehingga tingkah laku peserta didik dapat berubah kearah yang lebih baik. Keberhasilan proses pembelajaran tercermin dalam peningkatan hasil belajar. Untuk mencapai hasil belajar, dibutuhkan peran aktif seluruh komponen pendidikan terutama peserta didik yang berperan sebagai input sekaligus sebagai output, serta guru sebagai fasilitator. Berbagai kendala dan hambatan banyak muncul dalam bidang pendidikan, yaitu hambatan dari dalam maupun hambatan dari luar. Permasalahan banyak yang berawal dari dalam dunia pendidikan itu sendiri. Tenaga pendidik, peserta didik, kurikulum, dan fasilitas, serta metode pembelajaran yang digunakan merupakan beberapa hal yang sering menimbulkan permasalahan di dunia pendidikan Indonesia. Tenaga pendidik yang kurang profesional menjadi satu masalah yang harus segera diperbaiki. Metode pembelajaran yang kurang tepat disertai dengan tenaga pendidik yang kurang profesional tentunya akan menghambat harapan dan tujuan dari adanya pendidikan. Masalah lain yang muncul dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
1
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
1
memprihatinkan. Prestasi ini tentuya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional.2 Dalam pembelajaran guru harus piawai memilih model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan materi yang ada. Pemilihan metode pembelajaran menyangkut strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar dan indikator dapat terpenuhi. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi pendidikan di Indonesia. Kenyataan menunjukkan bahwa pelajaran matematika diberikan di semua sekolah, baik di jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Himpunan merupakan salah satu materi pokok dalam matematika
SMP kelas VII semester II. Belajar materi himpunan adalah belajar konsep, tidak terdapat banyak rumus dalam materi ini. Hanya saja dalam materi ini digunakan berbagai macam simbol, notasi dan diagram. Belajar materi himpunan membutuhkan pemahaman konsep yang baik. Pemahaman tentang matematika lebih luas akan mempermudah peserta didik dalam mempelajari himpunan terutama pada bentuk pemecahan masalah. Karakteristik dasar materi himpunan dalam pemecahan masalah diantaranya adalah berupa soalsoal
cerita
yang
membutuhkan
pemahaman
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
konsep
untuk
dapat
yang berkaitan dengan
himpunan. Hal ini dapat dibuktikan misalnya peserta didik dihadapkan pada suatu soal cerita yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya jika diketahui jumlah peserta didik yang menyukai jenis-jenis mata pelajaran tertentu dalam kelas kemudian ditanyakan jumlah peserta didik dalam kelas tersebut. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut peserta didik terlebih dahulu dituntut untuk dapat memahami kalimat matematikanya. Setelah didapat kalimat matematikanya, kemudian dicari
2
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 1.
2
penyelesaiannya. Pemahaman konsep yang baik akan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah tersebut. Terkait dengan masalah di atas, proses pembelajaran matematika di SMP Miftahul Huda Kabupaten Jepara masih menggunakan metode konvensional. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan guru dan fasilitas yang ada disekolah. Metode ini tentunya kurang efektif bagi peserta didik. Akibatnya, materimateri yang telah disampaikan oleh guru akan mudah mereka lupakan dan prestasi mereka semakin menurun. Masalah ini juga muncul ketika menghadapi materi himpunan. Di SMP Islam Miftahul Huda banyak peserta didik yang kurang dapat mengaplikasikan dengan baik materi konsep himpunan. Banyak konsep yang seharusnya sudah dikuasai sebelumnya, masih belum dipahami. Peserta didik sulit membedakan antara penggunaan irisan, penggunaan gabungan dan menggambarkannya dalam diagram Venn. Untuk menentukan komplemen suatu himpunan serta selisih dua himpunan peserta didik juga sangat kesulitan. Hal ini tentunya akan mempersulit peserta didik dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan penerapan konsep himpunan. Fakta ini jelas akan mempengaruhi kondisi atau situasi belajar mengajar di dalam kelas. Hubungan interaksi aktif yang seharusnya terjadi antara guru dengan peserta didik atau sebaliknya kurang dapat terwujud dengan baik. Misalnya guru sedang menjelaskan tentang contoh penerapan himpunan berkaitan dengan irisan, peserta didik kurang cepat dalam menangkap apa yang disampaikan guru. Guru harus menerangkan kembali materi irisan agar pembelajaran dapat
berjalan kembali.
Akibatnya
pembelajaran kurang berjalan dengan lancar dan perhatian peserta didik dalam materi penerapan konsep himpunan kurang terfokus. Melihat fakta-fakta yang ada, tentu perlu adanya perbaikan. Model pembelajaran matematika yang tepat akan memperbaiki kegiatan pembelajaran itu sendiri. Model pembelajaran yang diterapkan diharapkan merupakan suatu cara yang menarik dan dapat memicu keaktifan yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar, terutama dalam pembelajaran matematika materi himpunan.
3
Ada banyak model pembelajaran matematika yang dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran serta merangsang peserta didik untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Diantara model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah model pembelajaran Direct Instruction. Model pembelajaran ini menunjang proses belajar mengajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Dari latar belakang masalah ini, penulis akan melakukan penelitian dengan mengangkat judul “EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DIRECT
INSTRUCTION
TERHADAP
HASIL
BELAJAR
MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER II SMP ISLAM MIFTAHUL HUDA KABUPATEN JEPARA TAHUN AJARAN 2011-2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Direct Instruction efektif terhadap hasil belajar matematika materi pokok himpunan peserta didik kelas VII semester II SMP Islam Miftahul Huda kabupaten Jepara tahun ajaran 2011-2012?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar matematika materi pokok himpunan peserta didik kelas VII semester II SMP Islam Miftahul Huda kabupaten Jepara tahun ajaran 2011-2012.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
4
1. Bagi peserta didik a. Dengan model pembelajaran Direct Instruction, peserta didik dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas. b. Memotivasi peserta didik untuk dapat berpartisipasi aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi pokok himpunan. 2. Bagi guru a. Dapat menerapkan
model pembelajaran Direct Instruction untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok lain yang sesuai. b. Dapat mengembangkan kreativitas guru dalam menciptakan variasi pembelajaran di kelas. c. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tenaga pengajar sebagai motivator, demi peningkatan kualitas pengajaran. d. Diharapkan pendidik tidak takut lagi untuk menerapkan model-model pembelajaran dalam kelasnya. 3. Bagi sekolah a. Diperoleh informasi mengenai model pembelajaran Direct Instruction yang dapat dijadikan sebagai inovasi pembelajaran kedepannya. b. Sebagai bahan meningkatkan kualitas akademik peserta didik khususnya pada pelajaran matematika. 4. Bagi peneliti a. Mendapatkan pengalaman langsung tentang berbagai masalah yang timbul dalam suatu proses pembelajaran yang terjadi serta cara penyelesaiannya. b. Sebagai bekal calon guru matematika agar siap melaksanakan tugas di lapangan.
5
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Kajian pustaka ini digunakan sebagai bahan acuan dan perbandingan baik mengenai kekurangan maupun kelebihan yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, kajian ini juga mempunyai andil besar dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya mengenai teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Harningtyas Primadani dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Explisit Instruction dan Picture and Picture terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa pada Materi Pokok Lingkaran Kelas VIII SMP N I Karangkobar”. Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES tahun 2010. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I adalah 80,09, eksperimen II sebesar 78,1 dan rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 72,6. Simpulan yang diperoleh adalah model pembelajaran Explicit Instruction dan Picture and Picture efektif terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi pokok lingkaran Kelas VIII SMP N 1 Karangkobar. Penelitian juga dilakukan oleh Wulan Widayati dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Surakarta” Skripsi Universitas Sebelas Maret. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi
(baik
proses
maupun
hasil)
melalui
penerapan
metode
pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa selama proses pembelajaran menunjukkan sebanyak 14 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 23 siswa, siswa lebih aktif bertanya dan berani mendemonstrasikan jawaban soal (2) Dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 17 siswa, pada siklus II terdapat 24 siswa. (3) Adanya
6
peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 60% atau 18 siswa menjadi 87% atau 26 siswa, rata-rata nilai siswa meningkat pada siklus 1 yakni 70,67 dan pada siklus 2 yakni 85,67. Meskipun model pembelajaran yang dipakai sama dengan penelitian yang dilakukan penulis, namun pada penelitian kali ini yang diteliti bukan kemampuan komunikasi matematik melainkan hasil belajarnya. Terdapat perbedaan lagi yaitu pada penelitian terdahulu menggunakan jenis penelitian tindakan kelas, sedangkan pada penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (kuantitatif).
B. Kerangka Teoritik 1. Belajar a. Pengertian Belajar Ada banyak definisi tentang belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.3 Sedangkan secara terminologis, ada banyak ahli yang mengungkapkan pengertian belajar. 1) Menurut Syaiful Bahri yang mengutip dari Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.4 2) Menurut Musthofa Fahmi yang dikutip oleh Mustaqim, definisi belajar adalah:
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka,2005) cet III, hlm. 17. 4
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 13.
7
Sesungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjuk) aktivitas (yang menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman.5 3) Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.6 4) Nana Sudjana menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada individu.7 5) Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.8 Dari pendapat-pendapat ini dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah melakukan aktivitas belajar dan diakhir aktivitasnya ia mengalami perubahan tingkah laku yang baru, maka seseorang tersebut dikatakan telah belajar.
b. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern.9
5
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2008), Cet.IV, hlm. 34. 6
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 2. 7
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Algesindo, 2010), hlm. 28. 8
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 22.
9
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm. 54
8
1) Faktor intern Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam peserta didik. Faktor intern dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh b) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. c) Faktor kelelahan Dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti adanya kelesuan dan kebosanan. 2) Faktor ekstern Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. a) Faktor keluarga Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. b) Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi terkait dengan keadaan peserta didik dengan masyarakat. Diantara faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, faktor yang berkaitan dengan penelitian adalah faktor intern yang berupa faktor psikologi yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
9
motif, kematangan dan kesiapan serta faktor ekstern yang berupa faktor sekolah yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Teori-Teori Belajar 1) Teori Perilaku Teori perilaku berakar pada pemikiran behaviorisme. Dalam perspektif behaviorisme pembelajaran diartikan sebagai proses pembentukan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan balas (respon). Belajar merupakan proses pelaziman (pembiasaan). Hasil pembelajaran yang diharapkan adalah perubahan perilaku berupa kebiasaan.10 Keterkaitan teori perilaku dengan penelitian yaitu dalam proses
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
Direct
Instruction, peserta didik akan mampu mengerjakan soal yang berupa pemecahan masalah karena sudah mendapatkan stimulus dari guru dengan menggunakan model Direct Instruction tersebut. 2) Teori belajar sosial Bandura Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Dengan
10
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 17
10
jalan ini memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk mengekpresikan tingkah laku yang dipelajarinya.11 Teori belajar sosial berkaitan dengan penelitian ini, yaitu dalam model pembelajaran Direct Instruction pada fase Extended Practice peserta didik melakukan pelatihan lanjutan dan penerapan berdasarkan pengamatannya pada saat guru menjelaskan pada fase demonstrating dan fase Guided Practice.
2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.12 Menurut Agus Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
11
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 77. 12
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 37-38.
11
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.13
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.14 Nana Sudjana menyebutkan bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri peserta didik itu dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri peserta didik terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. 15 Di samping faktor kemampuan yang dimiliki peserta didik, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan faktor psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri peserta didik merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Peserta didik harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus mengerahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya.16 13
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, hlm. 5-6.
14
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet.IV, hlm. 55.
15
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 39.
16
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 39-40.
12
Pada penelitian ini, kedua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang telah disebutkan di atas berkaitan dengan penelitian baik faktor dari dalam diri peserta didik itu yang berupa kemampuan maupun faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan.
3. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika Terdapat banyak definisi tentang matematika, atau dengan kata lain tidak terdapat satu definisi tentang matematika yang tunggal dan disepakati oleh semua tokoh atau pakar matematika. Berikut ini adalah beberapa definisi atau pengertian tentang matematika. 1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. 2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. 5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.17
Menurut Suyitno pembelajaran matematika adalah proses atau kegiatan guru pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik
17
Departemen Pendidikan Nasional, Kiat pendidikan Matematika di Indosesia, Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, hlm. 1.
13
serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam mempelajari matematika.18 b. Teori pembelajaran matematika Jerome Bruner dalam teorinya
menyatakan bahwa belajar
matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, di samping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur. Dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, anak akan memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami dan diingat anak.19 Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction sesuai dengan teori belajar menurut Bruner. Dalam pembelajaran menggunakan model Direct Instruction, yaitu pada fase Establishing Set peserta didik diarahkan pada konsep-konsep dan struktur- struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan.
4. Model Pembelajaran Direct Instruction Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien. Suatu kegiatan pembelajaran di kelas disebut model pembelajaran jika: 1. Ada kajian ilmiah tentang penemunya. 2. Ada tujuannya.
18
Amin Suyitno, Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, (Semarang: UNNES, 2004), hlm. 2. 19
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Semarang, UPI), hlm. 43.
14
3. Ada tingkah laku yang spesifik dan ada kondisi spesifik yang diperlukan agar tindakan atau kegiatan pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara efektif.20 Model pembelajaran Direct Instruction atau yang dikenal dengan model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar mengajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.21 Menurut para pakar teori belajar, pengetahuan deklaratif (dapat diungkap dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Adapun ciri-ciri model pengajaran langsung adalah sebagai berikut:22 1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik termasuk prosedur penilaian belajar 2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran 3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil Modelling merupakan pendekatan utama
dalam pembelajaran
langsung. Modelling berarti mendemonstrasikan suatu prosedur kepada peserta didik. Modelling mengikuti urut-urutan sebagai berikut: 1. Guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak dicapai sebagai hasil belajar. 2. Perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-perilaku lain yang sudah dimiliki peserta didik.
20
Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran matematika dan Penerapannya di SMP, (Semarang: FMIPA UNNES, 2006), hlm. 1 21
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 29.
22
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 29-30.
15
3. Guru mendemonstrasikan berbagai bagian perilaku tersebut dengan cara jelas, terstruktur dan berurutan disertai penjelasan mengenai apa yang dikerjakannya setelah setiap langkah selesai dikerjakan. 4. Peserta didik perlu mengingat langkah-langkah yang dilihatnya dan kemudian menirukannya.23
Sintaks model pembelajaran langsung sebagai berikut: Perilaku Guru
Fase- Fase Fase 1: Establishing Set Menyampaikan
tujuan
Menjelaskan
tujuan
pembelajaran,
dan informasi latar belakang pelajaran,
mempersiapkan peserta didik.
mempersiapkan peserta didik untuk belajar.
Fase 2: Demonstrating
Mendemonstrasikan
Mendemonstrasikan
yang benar, menyajikan informasi
pengetahuan atau keterampilan
tahap demi tahap
Fase 3: Guided Practice
Merencanakan dan member pelatihan
Membimbing Pelatihan
awal
Fase 4: Feed Back
Mengecek apakah peserta didik telah
Mengecek
pemahaman
keterampilan
dan berhasil melakukan tugas dengan baik,
memberikan umpan balik
member umpan balik
Fase 5: Extended Practice
Mempersiapkan
kesempatan
Memberikan kesempatan untuk melakukan pelatihan lanjutan, dengan pelatihan penerapan
lanjutan
dan perhatian
khusus
pada
penerapan
kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari
23
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, hlm. 47
16
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Direct Instruction a. Kelebihan model pembelajaran Direct Instruction 1) Dalam
model
pembelajaran
Direct
Instruction,
guru
mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh peserta didik sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh peserta didik. 2) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan kepada peserta didik yang berprestasi rendah sekalipun. 3) Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. 4) Model pembelajaran Direct Instruction menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu peserta didik yang cocok belajar dengan cara-cara ini. 5) Model
pembelajaran
Direct
Instruction
dapat
memberikan
tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta. 6) Model pembelajaran Direct Instruction dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil. 7) Peserta didik dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas. 8) Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat. 9) Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik. 10) Kinerja peserta didik dapat dipantau secara cermat. 11) Umpan balik bagi peserta didik berorientasi akademik.
17
12) Model pembelajaran Direct Instruction dapat digunakan untuk menekankan butir-butir penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi peserta didik. 13) Model pembelajaran Direct Instruction dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur. b. Kekurangan model pembelajaran Direct Instruction 1) Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka peserta didik
dapat
menjadi
bosan,
teralihkan
perhatiannya,
dan
pembelajaran akan terhambat. 2) Model pembelajaran Direct Instruction sangat bergantung pada cara komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan pembelajaran Direct Instruction menjadi kurang baik pula. 3) Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran tidak dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan. 4) Jika terlalu sering menggunakan model pembelajaran Direct Instruction
akan
membuat
beranggapan
bahwa
guru
akan
memberitahu peserta didik semua informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajan peserta didik itu sendiri. 5) Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan peserta didik. Kenyataannya, banyak peserta didik bukanlah pengamat yang baik sehingga sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.24 24
Rudi, “Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)”, dalam http://rudyunesa.blogspot.com/2011/05/model-pengajaran-langsung-direct.html, diakses 29 desember 2011
18
6. Ringkasan Materi Penerapan Konsep Himpunan Himpunan adalah suatu kumpulan/ koleksi dari obyek-obyek sebarang. (Cara pengumpulan obyek-obyek itu biasanya berdasarkan sifat/ keadaan mereka yang sama, ataupun berdasarkan suatu aturan tertentu/ yang ditentukan).25 Jika kita mengamati masalah dalam kehidupan seharihari, maka banyak diantaranya dapat diselesaikan dengan konsep himpunan. Agar dapat menyelesaikannya, kita harus memahami konsepkonsep himpunan terlebih dahulu. Ketika dijumpai sebuah soal yang berupa penyelesaaian masalah, kita harus dapat menyatakan permasalahan tersebut dalam suatu diagram Venn. Perhatikan masalah berikut: Dari 45 peserta didik kelas VII A, 28 anak senang pelajaran matematika, 24 anak senang pelajaran bahasa inggris dan 15 anak senang kedua-duanya. a. Gambarlah diagram Venn dari keterangan di atas! b. Berapa peserta didik yang senang pelajaran Matematika atau Bahasa Inggris? c. Berapa peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika maupun Bahasa Inggris? Jawab: a. Misal: S
= {semua peserta didik kelas VII A}
M
= { peserta didik yang senang pelajaran Matematika}
I
= { peserta didik yang senang pelajaran Bahasa Inggris}
M∪I
= { peserta didik yang senang pelajaran Matematika atau
Bahasa Inggris} M∩I
= { peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika
maupun Bahasa Inggris} Sehingga dapat ditulis: 25
Yusuf Yahya dkk, Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 7.
19
n(S)
= 45 anak
n(M)
= 28 anak
n(I)
= 24 anak
n(M ∩ I) = 15 anak
Langkah-langkahnya: i.
Tulis peserta didik yang senang kedua-duanya yaitu 15 anak
ii.
Tulis peserta didk yang hanya senang pelajaran Matematika saja, yaitu (28-15) anak = 13 anak
iii.
Tulis peserta didk yang hanya senang pelajaran Bahasa Inggris saja, yaitu (24-15) anak = 9 anak
iv.
Tulis peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika maupun Bahasa Inggris, misalkan x anak.
b. n(M ∪ I) = banyaknya peserta didik yang senang pelajaran Matematika atau Bahasa Inggris = (13 + 15 + 9) anak = 37 anak X = n(S) - n(M ∪ I) = 45 – 37 =8 Jadi, peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika maupun Bahasa Inggris adalah 8 anak.
20
7. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction pada Materi Himpunan Penerapan materi himpunan pada model pembelajaran Direct Instruction sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dan disusun seperti berikut: a. Standar kompetensi: menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah. b. Kompetensi dasar: menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah. c. Indikator:
menyelesaikan
masalah
yang
menggunakan
konsep
himpunan. d. Tujuan pembelajaran: peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang menggunakan konsep himpunan. e. Metode: demonstrasi, tanya jawab, penugasan. f. Langkah-langkah pembelajaran: 1) Pendahuluan (Establishing Set) a) Guru mengucapkan salam pembuka dan berdoa bersama kemudian member tahu peserta didik bahwa materi yang akan dipelajari adalah penerapan konsep himpunan. b) Guru menyampaikan SK, KD, Indikator serta memberi motivasi dan apersepsi. 2) Kegiatan inti a) Demonstrating -
Dengan berdialog dan berdiskusi, peserta didik diajak memahami cara menggunakan konsep himpunan.
-
Guru menjelaskan langkah penyelesaian masalah yang berkaitan dengan himpunan tahap demi tahap.
b) Guided Practice Melalui sebuah contoh, guru memberikan latihan terbimbing kepada peserta didik.
21
3) Kegiatan penutup a) Feed Back Guru memberikan soal untuk mengecek pemahaman, kemudian guru menunjuk salah satu peserta didik untuk mengerjakan di depan kelas. b) Extended Practice Guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik sebagai pelatihan lanjutan.
8. Penerapan
Model
Pembelajaran
Direct
Instruction
Efektif
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Himpunan Himpunan adalah salah satu materi mata pelajaran matematika kelas VII semester 2. Pada standar kompetensi menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah, terdapat indikator penyelesaian masalah yang menggunakan konsep himpunan. Sebelum belajar pada indikator ini, tentunya peserta didik harus memiliki kemampuan awal yakni konsep-konsep himpunan. Selanjutnya pada penerapan konsep-konsep himpunan pada penyelesaian masalah, peserta didik juga dituntut untuk teliti dan cermat dalam menganalisis masalah tersebut. Sebuah masalah diterjemahkan ke dalam kalimat matematikanya, kemudian diselesaikan menggunakan konsep himpunan. Untuk menunjang proses pembelajaran pada materi penerapan konsep himpunan, model pembelajaran Direct Instruction sangat efektif digunakan karena dengan model pembelajaran ini, guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. Selain itu, guru juga dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh peserta didik sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh peserta didik.
22
Model pembelajaran Direct Instruction didukung oleh teori belajar perilaku yang berakar pada pemikiran behaviorisme, teori belajar sosial Bandura, dan teori pembelajaran Jerome S. Burner. Teori-teori ini mendukung bahwa dalam belajar terdapat sebuah proses yang dapat mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Proses itu berupa stimulus respon melalui pengamatan secara selektif dan mengingat apa yang disampaikan oleh guru. Hasil pengamatan ini kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali sehingga memperoleh perubahan perilaku berupa kebiasaan. Proses pengajaran peserta didik juga diarahkan pada konsep-konsep dan struktur- struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang telah diajarkan sehingga peserta didik lebih mudah memahami dan mengingat. Berdasarkan teori-teori
yang telah disebutkan, proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction pada materi himpunan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
C. Rumusan Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teoritik di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah model pembelajaran Direct Instruction efektif terhadap hasil belajar matematika materi pokok himpunan peserta didik kelas VII semester II SMP Islam Miftahul Huda kabupaten Jepara tahun ajaran 2011-2012.
23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara acak ke dalam kelompok-kelompok di mana satu atau dua variabel independen dimanipulasi.26 Penelitian ini berdesain “posttest-only control design”, karena tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui keefektifan diterapkannya model pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar. Dengan desain tersebut, dalam penelitian ini terdapat dua kelompok, yakni kelompok pertama yang dalam pembelajarannya menggunakan model Direct Instruction sedangkan kelompok yang kedua tidak. Selanjutnya kelompok pertama disebut dengan kelas eksperimen dan kelompok kedua dengan kelas kontrol. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Miftahul Huda, alamatnya di Kecamatan Pakis Adhi Kabupaten Jepara. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 03 Januari 2012 hingga tanggal 20 Januari 2012, atau berlangsung selama 18 hari.
C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.27 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Islam Miftahul Huda yang terdiri 31 anak kelas VII-A dan 31 anak kelas VII-B, sehingga jumlahnya adalah 62 peserta didik. 26
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.,
hlm. 322. 27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 117.
24
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.28 Sebelum penentuan kelas sampel dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian populasi, yakni dengan uji normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata menggunakan data nilai awal dari kelas VII-A dan data nilai awal kelas VII-B. Oleh karena itu digunakan nilai ujian akhir semester I dari kedua kelas tersebut. Kelas yang dapat terpilih sebagai sampel adalah kelas yang normal, homogen serta memiliki rata-rata yang relatif sama. Karena seluruh kelas VII memenuhi kriteria untuk digunanakan sebagai sampel, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Berikut perincian perhitungan uji normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata data nilai awal kelas VII-A dan kelas VII-B. Daftar nama ada pada lampiran 2 dan 3.
1. Uji Normalitas a. Uji Normalitas Kelas VII-A Langkah-langkah pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis yang digunakan H0 : Kelas berdistribusi normal Ha : Kelas tidak berdistribusi normal 2) Menentukan statistik yang dipakai Rumus yang dipakai untuk menghitung normalitas hasil belajar peserta didik yaitu chi-kuadrat. 3) Menentukan α Taraf signifikan (α) yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5 % dengan derajat kebebasan dk = n-1. 4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis H0 diterima bila 2 hitung < 2 pada tabel chi-kuadrat Ha diterima bila 2 hitung ≥ 2 pada tabel chi-kuadrat
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
hlm. 118
25
5) Rumus yang digunakan:29
2
k
f o f h 2
i 1
fh
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat fo
: frekuensi hasil pengamatan
fh
: frekuensi yang diharapkan
k
: banyaknya kelas interval
Untuk memperoleh nilai dari Chi kuadrat ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan jumlah kelas interval Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval ditetapkan = 6 b) Menentukan panjang kelas interval Panjang kelas = =
Data Terbesar −Data Terkecil 6 88−66 6
= 3,667 dibulatkan menjadi 4 c) Menyusun nilai ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung. Daftar nilai awal selengkapnya ada pada lampiran 13.
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cpta, 2010), cet. 14, hlm. 333.
26
Tabel 1 Perhitungan Uji Normalitas Data Awal Kelas VII-A Interval
fo
fh
(fo – fh)
(fo – fh)²
(𝑓𝑜 – 𝑓ℎ)² fh
65 – 68
2
1
1
1
1
69 – 72
7
4
3
9
2,25
73 – 76
10
10,5
-0,5
0,25
0,02
77 – 80
6
10,5
-4,5
20,25
1,92
81 – 84
4
4
0
0
0
85 – 88
2
1
1
1
1
Jumlah
31
31
0
6,19
d) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan) Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel). Dalam penelitian ini jumlah individu dalam sampel = 31, jadi: (1) Baris pertama 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1 (2) Baris kedua 13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4 (3) Baris ketiga 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi 10,5 (4) Baris keempat 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi10,5 (5) Baris kelima13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4 (6) Baris keenam 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1 e) Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh sekaligus
menghitung harga-harga (fo – fh)² dan f o f
f
2
h
h
f o f h
2
harga
f
h
adalah merupakan harga Chi Kuadrat (x²)hitung. f) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kudrat tabel
maka distribusi data dikatakan normal. Dari perhitungan
diperoleh harga chi kuadrat sebesar 6,19 selanjutnya harga ini
27
dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan dk = (6-1) = 5 dan taraf signifikan ( ) = 5% maka harga chi kuadrat tabel = 11,07. Karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel (6,19 < 11,07) maka distribusi data awal di kelas VII-A dikatakan berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas VII-B Langkah-langkah pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis yang digunakan H0 : Kelas berdistribusi normal Ha : Kelas tidak berdistribusi normal 2) Menentukan statistik yang dipakai Rumus yang dipakai untuk menghitung normalitas hasil belajar peserta didik yaitu chi-kuadrat. 3) Menentukan α Taraf signifikan (α) yaitu dipakai dalam penelitian ini adalah 5 % dengan derajat kebebasan dk = n-1. 4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis H0 diterima bila 2 hitung < 2 pada tabel chi-kuadrat Ha diterima bila 2 hitung ≥ 2 pada tabel chi-kuadrat 5) Rumus yang digunakan:30
2
k
f o f h 2
i 1
fh
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat fo
: frekuensi hasil pengamatan
fh
: frekuensi yang diharapkan
k 30
: banyaknya kelas interval
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 333.
28
Untuk memperoleh nilai dari Chi kuadrat ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan jumlah kelas interval Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval ditetapkan = 6 b) Menentukan panjang kelas interval Panjang kelas = =
Data Terbesar −Data Terkecil 6 86−65 6
= 3,5 dibulatkan menjadi 4 c) Menyusun nilai ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung. Daftar nilai awal selengkapnya ada pada lampiran 13. Tabel 2 Perhitungan Uji Normalitas Data Awal Kelas VII-B
f o f h
2
interval
fo
fh
(fo – fh)
(fo – fh)²
64 – 67 68 – 71 72 – 75 76 – 79 80 – 83 84 - 87 jumlah
3 4 6 12 4 2 31
1 4 10,5 10,5 4 1 31
2 0 -4,5 1,5 0 1 0
4 0 20,25 2,25 0 1
f 4 0 1,92 0,21 0 1 7,13 h
d) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan) Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel). Dalam penelitian ini jumlah individu dalam sampel = 31, jadi: (1) Baris pertama 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1 (2) Baris kedua 13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4 (3) Baris ketiga 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi 10,5
29
(4) Baris keempat 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi10,5 (5) Baris kelima13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4 (6) Baris keenam 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1 e) Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh sekaligus
menghitung harga-harga (fo – fh)² dan f o f
f
2
h
f o f h
2
harga
f
h
h
adalah merupakan harga Chi Kuadrat (x²)hitung. f) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kudrat tabel
maka distribusi data dikatakan normal. Dari perhitungan
diperoleh harga chi kuadrat sebesar 7,13 selanjutnya harga ini dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan dk = (6-1) = 5 dan taraf signifikan ( ) = 5% maka harga chi kuadrat tabel = 11,07. Karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel (7,13 < 11,07) maka distribusi data awal di kelas VII-B dikatakan berdistribusi normal. Hasil akhir dari perhitungan uji normalitas populasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Uji Normalitas Data Nilai Awal kelas VIIA dan kelas VIIB No
Kelas
Kemampuan
2 hitung
2 tabel
Keterangan
1
VIIA
Nilai awal
6,19
11.07
Normal
2
VIIB
Nilai awal
7,13
11.07
Normal
Dari tabel di atas diketahui bahwa populasi yang terdiri dari kelas VII-A dan kelas VII-B keduanya berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui variansi dari masing-masing kelas yang berdistribusi normal apakah jika kedua kelas tersebut dipadukan mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak.
30
Statistik yang digunakan untuk uji homogenitas sampel adalah dengan uji F, dengan rumus:31
F
2 terbesar 2 terkecil
Hipotesis yang digunakan adalah: Ho : varian homogen 12 22 Ha : varian tidak homogen 12 22 Kedua kelas mempunyai varian yang sama apabila menggunakan
= 5% menghasilkan Fhitung Ftabel dengan dk pembilang = 31 – 1 = 30 dan dk penyebut = 31 - 1 = 30. Dengan varian dari masing- masing kelas digunakan tabel sebagai berikut: Tabel 4 Perhitungan Variansi Data Awal Kelas VII-A
31
x
F
fx
66 68 69 70 72 73 74 75 76 78 79 80 81 83 84 88 Jumlah
1 1 4 2 1 2 3 3 2 4 1 1 1 2 1 2 31
66 68 276 140 72 146 222 225 152 312 79 80 81 166 84 176 2345
_
( xx ) -9,645 -7,645 -6,645 -5,645 -3,645 -2,645 -1,645 -0,645 0,355 2,355 3,355 4,355 5,355 7,355 8,355 12,355 5,677
_
( x x )² 93,029 58,448 44,158 31,868 13,287 6,997 2,707 0,416 0,126 5,545 11,255 18,965 28,674 54,094 69,803 152,642 592,015
_
f( x x ) ² 93,029 58,448 176,633 63,736 13,287 13,994 8,120 1,249 0,252 22,181 11,255 18,965 28,674 108,187 69,803 305,284 993,097
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfa Beta, 2010), Cet.XVI, hlm. 140.
31
fx n
x =
=
2345 31
= 75,645 2
f x x . Sehingga dari tabel di Varian (S²) dirumuskan n 1
atas diperoleh: 2
f x x S² n 1
=
993,097 30
= 33,103 Tabel 5 Perhitungan Variansi Data Awal Kelas VII-B x
f
fx
65 66 67 68 70 72 74 75 76 77 78 79 80 82 85 86 Jumlah
1 1 1 3 1 2 1 3 7 2 2 1 2 2 1 1 31
65 66 67 204 70 144 74 225 532 154 156 79 160 164 85 86 2331
_
( xx ) -10,194 -9,194 -8,194 -7,194 -5,194 -3,194 -1,194 -0,194 0,806 1,806 2,806 3,806 4,806 6,806 9,806 10,806 -3,097
_
( x x )² 103,908 84,521 67,134 51,747 26,973 10,199 1,425 0,037 0,650 3,263 7,876 14,489 23,102 46,328 96,166 116,779 654,599
_
f( x x ) ² 103,908 84,521 67,134 155,241 26,973 20,398 1,425 0,112 4,553 6,527 15,752 14,489 46,204 92,656 96,166 116,779 852,839
32
=
fx n
=
2331 31
x
= 75,194 2
f x x . Sehingga dari tabel di Varian (S²) dirumuskan n 1
atas diperoleh: 2
f x x S² n 1
=
852,839 30
= 28,427 Dari hasil perhitungan varian di kelas VII-A dan kelas VII-B diketahui bahwa S² terbesar = 33,103 dan S² terkecil = 28,427 sehingga: F
=
33,103 28,427
= 1,164 Dengan menggunakan = 5% dan dk pembilang = 30, dk penyebut = 30 diperoleh Ftabel =1,84. Karena Fhitung (1,164) Ftabel(1,84) maka Ho diterima, artinya kedua kelas adalah homogen. 3. Uji Kesamaan Rata-rata Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui kelas yang berdistribusi normal dan homogen sebelum dikenai treatmen apakah bertitik awal sama atau tidak. Untuk menguji ini digunakan rumus:32
32
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet.IV, hlm. 239
33
t
x1 x2 1 1 s n1 n2
Keterangan:
x1 : mean kelas VII-A x 2 : mean kelas VII-B 𝑛1 : jumlah peserta didik pada kelas VII-A 𝑛2 : jumlah peserta didik pada kelas VII-B 𝑠 : standar deviasi gabungan data kelas VII-A dan kelas VII-B Dengan, 𝑠2 =
𝑛1 − 1 𝑠12 + 𝑛2 − 1 𝑠22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
Keterangan:
x1
: mean kelas VII-A
x2
: mean kelas VII-B
n1
: jumlah peserta didik pada kelas VII-A
n2
: jumlah peserta didik pada kelas VII-B : standar deviasi gabungan data kelas VII-A dan kelas VII-B
s12
: variansi data kelas VII-A
s 22
: variansi data kelas VII-B
Hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : 𝑥1 = 𝑥2 H a : 𝑥1 ≠ 𝑥2 Kriteria pengujian adalah H 0 diterima jika menggunakan = 5 % menghasilkan –ttabel < thitung < ttabel di mana ttabel di dapat dari daftar distribusi t dengan dk = n 1 + n 2 - 2, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya.
34
Perhitungan: Diketahui, n1 = 31
𝑥1 = 75,645
𝑆12 = 33,103
n2 = 31
𝑥2 = 75,194
𝑆22 = 28,427
dk = (31 + 31) – 2 = 60 𝑛 1 − 1 𝑠12 + 𝑛 2 − 1 𝑠22
𝑠2 =
𝑛 1 + 𝑛 2 −2 31−1 33,103 + 31−1 28,427
= =
ttabel untuk :5 % = 2,000
31+31−2 1845 ,9 60
𝑆 2 = 30,765 𝑆 = 5,546
t
x1 x2 1 1 s n1 n2 =
75,645 75,194 1 1 31 31
5,546
=
0,451 5,546
1 1 31 31
= 0,321 Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh thitumg sebesar 0,321. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan dk = 60 pada taraf signifikan 5% adalah sebesar 2,000. Karena -ttabel (-2,000) < thitumg (0,321) < ttabel (2,000) maka dapat disimpulkan bahwa antara kelas VII-A dan kelas VII-B memiliki rata-rata nilai awal yang sama secara signifikan.
35
Dari perhitungan uji normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata di atas dapat diketahui bahwa populasi dalam keadaan normal, homogen serta memiliki kesamaan rata-rata. Sehingga dapat ditetapkan bahwa sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII-A dan VII-B SMP Islam Miftahul Huda. Karena kelas VII di SMP Islam Miftahul Huda hanya terdiri dari dua kelas maka penelitian di sini merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini telah ditentukan untuk kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-B sebagai kelas kontrol. Dalam menentukan kelas tersebut digunakan teknik simple random sampling (teknik pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu)33, yaitu dengan membuat undian yang di dalamnya tertulis kelas VII-A dan VII-B. Telah disepakati sebelumnya bahwa undian yang keluar pertama dijadikan kelas eksperimen dan yang lain sebagai kelas kontrol.
D. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. 34 Pada penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas (Independent Variabel) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya dependen variabel (terikat)35. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Direct Instruction dan model pembelajaran konvensional, karena dengan
33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
hlm. 120. 34
35
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Cet.XVI, hlm. 2. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
hlm. 61.
36
treatment yang berbeda itu akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh. Adapun indikator dari model pembelajaran Direct Instruction dalam penelitian ini adalah:. a) Kemampuan menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik. b) Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan kepada peserta didik. c) Membimbing pelatihan peserta didik. d) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. e) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
2. Variabel terikat (Dependent Variabel). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.36 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika materi pokok himpunan dengan indikator nilai hasil belajar matematika materi pokok himpunan setelah dikenai model pembelajaran Direct Instruction pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode dokumentasi Menurut Margono, teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum dan lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.37 Metode ini digunakan untuk
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 61. 37 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),hlm. 181.
37
memperoleh data nilai awal peserta didik kelas VII-A dan VII-B yang diambil dari nilai ujian akhir semester I tahun ajaran 2011-2012. 2. Metode tes Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.38 Metode tes digunakan untuk memperoleh data nilai hasil belajar peserta didik materi himpunan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah dikenai perlakuan. a. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pelajaran matematika pada materi pokok himpunan. b. Bentuk Tes Bentuk tes yang digunakan adalah tes obyektif bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan. Tes ini diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk menjawab hipotesis penelitian. c. Metode Penyusunan Instrumen Tes Penyusunan instrumen tes dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1) Pembatasan terhadap bahan yang diujikan. Dalam penelitian ini telah dibatasi materi himpunan, hingga bentuk soal pengembangannya 2) Membuat kisi-kisi soal, sebagaimana yang tertera pada lampiran 2. 3) Menentukan jumlah waktu yang disediakan. Waktu yang disediakan adalah 80 menit. Menentukan jumlah butir yang disediakan. Butir soal yang disediakan adalah 20 (sebelum diuji cobakan). Soal uji coba ada pada lampiran 3. 38
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 66.
38
d. Analisis Instrumen Tes Sebelum instrumen diujikan kepada sampel, maka instrumen tersebut harus memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap soal yang akan diujikan, meliputi: a. Validitas Sebuah instrumen (soal) dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Rumus yang digunakan adalah korelasi point biserial, di mana angka indeks korelasi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:39 𝑟𝑝𝑏𝑖 =
𝑀𝑝 −𝑀𝑡
𝑝
𝑆𝐷𝑡
𝑞
Keterangan: 𝑟𝑝𝑏𝑖 : Koefisien korelasi point biserial 𝑀𝑝 : Skor rata-rata hitung peserta yang menjawab benar 𝑀𝑡 : Skor rata-rata dari skor total 𝑆𝐷𝑡 : Deviasi standar dari skor total 𝑝
: Proporsi jawaban benar
𝑞
: Proporsi jawaban salah Selanjutnya nilai rhitung dikonsultasikan dengan harga kritik 𝑟
product moment, dengan taraf signifikan 5 %. Bila harga rhitung rtabel maka item soal tersebut dikatakan valid. Sebaliknya bila
harga rhitung rtabel maka item soal tersebut tidak valid. Berdasarkan hasil analisis validitas butir soal pada lampiran 15, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut.
39
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 185.
39
Tabel 6 Persentase Validitas Butir Soal No
Kriteria
No Butir Soal
Jumlah Persentase
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10
1
Valid
2
Tidak valid 7, 13, 16, 18, 20
11, 12, 14, 15, 17, 19
Total
15
75%
5
25%
20
100%
Karena terdapat soal yang tidak valid, maka dilakukan uji validitas yang kedua dengan membuang soal-soal yang tidak valid tersebut. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 7 Persentase Validitas Butir Soal Tahap 2 No 1
Kriteria Valid
No Butir Soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10 11, 12, 14, 15, 17, 19 Total
Jumlah Persentase 15
100%
15
100%
Contoh perhitungan validitas untuk butir soal nomor 1, dapat dilihat pada lampiran 16. Setelah diketahui soal-soal yang valid maka dapat dilanjutkan dengan menguji reliabilitas soal.
b. Reliabilitas Sebuah tes dapat dikatakan reliabel atau mempunyai taraf kepercayaan tinggi, apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, artinya apabila tes tersebut kemudian dikenakan pada sejumlah subyek yang sama, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama.
40
Untuk mengetahui reliabilitas tes obyektif digunakan rumus K-R. 20, yaitu:40 2 n st pq r11 2 n 1 st
Keterangan:
r11
s
: reliabilitas tes secara keseluruhan 2
: varian total
t
𝑝
: proporsi subyek yang menjawab benar pada suatu butir
𝑞
: proporsi subyek yang menjawab item salah (q 1 p)
𝑛
: banyaknya item
pq
: jumlah hasil kali antara p dan q
Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan harga r dalam tabel product moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan reliabel jika harga 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Dari hasil perhitungan pada lampiran 17, diperoleh nilai reliabilitas butir soal pilihan ganda r11 0,823 , sedangkan dengan taraf signifikan 5% dengan N = 23 diperoleh rtabel = 0,413 setelah dikonsultasikan dengan rtabel ternyata rhitung rtabel . Oleh karena itu instrument soal dikatakan reliabel.
c. Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran butir soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:41 p
40
B JS
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
hlm. 100. 41
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 208.
41
Keterangan: 𝑝
: Indeks kesukaran
𝐵
: Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
𝐽𝑆
: Jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: P ≤ 0.29 sukar; 0,29 < P ≤ 0,70 sedang; P > 0.7 mudah Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran pada lampiran 15, diperoleh seperti pada tabel berikut.
Tabel 8 Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal No Kriteria 1
Mudah
2
Sedang
3
Sukar
No Butir Soal 1, 3, 6, 10, 11, 12, 14,
Jumlah Persentase 8
53,4 %
2, 5, 8, 9, 15, 19
6
40 %
4
1
6,6 %
15
100 %
17
Total
Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal untuk butir soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 18.
d. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik yang berkemampuan tinggi saja. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seluruh peserta
42
didik yang ikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.42 Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi untuk butir soal pilihan ganda adalah:43 D
B A BB PA PB JA JB
Keterangan: D
: daya pembeda soal
JA
: jumlah peserta didik kelompok atas
JB
: jumlah peserta didik kelompok bawah
BA
: jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok atas.
BB
: jumlah siswa kelompok bawah menjawab soal itu dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah.
PA
BA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar JA
(P = indeks kesukaran). PB
BB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar JB
(P = indeks kesukaran).
Klasifikasi daya pembeda soal: 𝐷𝑃 ≤ 0,00
: sangat jelek
0,00 < 𝐷𝑃 ≤ 0,20
: jelek
0,20 < 𝐷𝑃 ≤ 0,40
: cukup
0,40 < 𝐷𝑃 ≤ 0,70
: baik
0,70 < 𝐷𝑃 ≤ 1,00
: sangat baik
Semua butir soal yang mempunyai 𝐷 negatif sebaiknya dibuang saja.
42
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 214.
43
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 213.
43
Berdasarkan hasil analisis daya pembeda butir soal pada lampiran 15 diperoleh hasil seperti pada tabel berikut.
Tabel 9 Persentase Daya Pembeda Butir Soal No
Kriteria
No Butir Soal
Jumlah
Persentase
1
Cukup
1, 3, 4, 6, 11, 12, 14, 15
8
53,4 %
2
Baik
5, 8, 9, 10, 17, 19
6
40 %
3
Baik sekali
2
1
6,6 %
20
100%
Total
Contoh perhitungan daya pembeda soal untuk butir soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 19.
F. Teknik Analisis Data Dalam analisis ini akan ditunjukkan uji kebenaran hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran Direct Instruction lebih dari ratarata hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran secara konvensional di kelas VII Semester II SMP Islam Miftahul Huda pada materi pokok himpunan. Untuk itu data yang dianalisis adalah hasil belajar Matematika materi pokok himpunan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk daftar nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 22. Dalam menganalisis data digunakan rumus statistik, karena jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.44 Statistik yang digunakan adalah statistik parametris yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet. 14, hlm.
282.
44
berdistribusi normal.45 Oleh karena itu sebelum dilakukan analisis data hasil belajar kelas eksperimen dan data hasil belajar kelas kontrol, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Selain dilakukan uji normalitas, akan dilakukan juga uji homogenitas untuk menentukan jenis rumus statistik parametris yang digunakan. Berikut tahapan analisisnya serta rumus yang digunakan: 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dikenai perlakuan berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah dan rumus pengujian hipotesis sama dengan langkah-langkah dan rumus uji normalitas pada analisis data awal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varian yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Langkahlangkah dan rumus pengujian hipotesis sama dengan langkah-langkah dan rumus uji homogenitas pada analisis data awal. 3. Uji Perbedaan Rata-rata Uji perbedaan rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahawa rata-rata hasil belajar peserta didik yang diterapkan model pembelajaran Direct Instruction lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya secara konvensional. Untuk uji perbedaan rata-rata digunakan uji t. Untuk data yang keduanya berdistribusi normal dan homogen perhitungannya dengan rumus:46
t
45
x1 x2 1 1 s n1 n2
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Cet.XVI, hlm. 23. Sudjana, Metoda Statistika, Cet.IV, hlm. 239
46
45
Keterangan:
x1 : mean sampel kelas eksperimen x 2 : mean sampel kelas kontrol 𝑛1 : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen 𝑛2 : jumlah peserta didik pada kelas kontrol 𝑠
: standar deviasi gabungan data eksperimen dan kontrol
Dengan 𝑠2 =
𝑛1 − 1 𝑠12 + 𝑛2 − 1 𝑠22 𝑛1 + 𝑛2 − 2
Keterangan:
x1 : mean sampel kelas eksperimen x 2 : mean sampel kelas kontrol n1 : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen n2 : jumlah peserta didik pada kelas kontrol : standar deviasi gabungan data eksperimen dan kontrol
s12 : variansi data kelas eksperimen
s 22 : variansi data kelas kontrol
Hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : 1 ≤ 2 H a : 1 > 2 Keterangan: µ1 : rata-rata hasil belajar matematika pada materi himpunan dengan menggunakan model Direct Instruction. µ2 : rata-rata hasil belajar matematika pada materi himpunan dengan model konvensional.
46
Kriteria pengujian adalah H 0 diterima jika menggunakan = 5 % menghasilkan thitung < ttabel di mana ttabel didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n 1 + n 2 - 2, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya. Sedangkan untuk data yang tidak sama (tidak homogen), namun keduanya berdistribusi normal maka perhitungannya dengan rumus:47 𝑡′ =
𝑥1 − 𝑥2 𝑠12 𝑠2 + 2 𝑛1 𝑛2
Keterangan:
x1 : mean sampel kelas eksperimen x 2 : mean sampel kelas kontrol 𝑛1 : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen 𝑛2 : jumlah peserta didik pada kelas kontrol 𝑠12 : variansi peserta didik kelas eksperimen 𝑠22 : variansi pesertaa didik kelas kontrol Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika: −
𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2 𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2 < 𝑡′ < 𝑤1 + 𝑤2 𝑤1 + 𝑤2
Dengan: 𝑤1 =
𝑠12 𝑠22 ; 𝑤2 = 𝑛1 𝑛2
𝑡1 = 𝑡
1 1− 𝛼 2
, 𝑛1 − 1 dan
𝑡2 = 𝑡
1 1− 𝛼 2
, 𝑛2 − 1
𝑡𝛽, m didapat dari daftar distribusi student dengan peluang 𝛽 dan dk = m. untuk harga-harga t lainnya, H0 ditolak.48
47 48
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 241. Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 241.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif dengan desain ”posttest control group design” yakni menempatkan subyek penelitian kedalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan menjadi kategori kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan model Direct Instruction dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Sebagaimana dijabarkan pada bab sebelumnya bahwa dalam proses pengumpulan data, digunakan metode dokumenter dan metode tes. Metode dokumenter digunakan untuk memperoleh data nilai ujian akhir semester I mata pelajaran Matematika kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan yang berbeda, sedangkan metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan yang berbeda. Setelah dilakukan penelitian, diperoleh nilai hasil belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut: Tabel 10 Daftar Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kelas Eksperimen E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11
Nilai 53 73 73 73 73 80 87 93 73 87 87
Kelas Kontrol K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11
Nilai 67 80 80 73 80 73 87 67 60 60 67
48
No 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kelas Eksperimen E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31
Nilai 67 80 73 73 73 80 87 73 73 67 93 73 73 80 80 80 87 67 100 80
Kelas Kontrol K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31
Nilai 87 67 93 73 67 67 73 67 60 73 67 67 67 47 60 73 67 67 73 67
B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan Sebagaimana dijelaskan pada bab III bahwa sebelum dilakukan analisis data hasil penelitian yang berupa nilai hasil belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu akan dilakukan uji normalitas dan homogenitas. 1. Uji Normalitas a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen Langkah-langkah pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis yang digunakan H0 : Kelas eksperimen berdistribusi normal Ha : Kelas eksperimen tidak berdistribusi normal 2) Menentukan statistik yang dipakai
49
Rumus yang dipakai untuk menghitung normalitas hasil belajar peserta didik yaitu chi-kuadrat. 3) Menentukan α Taraf signifikan (α) yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5 % dengan derajat kebebasan dk = n-1. 4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis H0 diterima bila 2 hitung < 2 pada tabel chi-kuadrat Ha diterima bila 2 hitung ≥ 2 pada tabel chi-kuadrat 5) Rumus yang digunakan:49
2
k
f o f h 2 fh
i 1
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat fo
: frekuensi hasil pengamatan
fh
: frekuensi yang diharapkan
k
: banyaknya kelas interval
Untuk memperoleh nilai dari Chi kuadrat ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan jumlah kelas interval Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval ditetapkan = 6 b) Menentukan panjang kelas interval Panjang kelas = =
Data Terbesar −Data Terkecil 6
100 53 6
= 7,83 dibulatkan menjadi 8 49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 14, hlm. 333.
50
c) Menyusun nilai ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung. Tabel 11 Perhitungan Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen Interval
fo
fh
(fo – fh)
(fo – fh)²
(fo fh)² fh
53 - 60 61 - 68 69 - 76 77 - 84 85 - 92 93 - 100 Jumlah
1 3 12 7 5 3 31
1 4 10,5 10,5 4 1 31
0 -1 1,5 -3,5 1 2 0
0 1 2,25 12,25 1 4
0 0,25 0,214 1,167 0,25 4 5,881
d) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan) Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel). Dalam penelitian ini jumlah individu dalam sampel = 31, jadi: (1) Baris pertama 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1 (2) Baris kedua 13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4 (3) Baris ketiga 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi 10,5 (4) Baris keempat 34,13% x 31 = 10,58dibulatkan menjadi10,5 (5) Baris kelima13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4 (6) Baris keenam 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1
e) Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh sekaligus
menghitung harga-harga (fo – fh)² dan f o f
f
2
h
h
f o f h
2
harga
f
h
adalah merupakan harga Chi Kuadrat (x²)hitung f) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kudrat tabel
maka distribusi data dikatakan normal. Dari perhitungan
diperoleh harga chi kuadrat sebesar 5,881 selanjutnya harga ini
51
dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan dk = (6-1) = 5 dan taraf signifikan ( ) = 5% maka harga chi kuadrat tabel = 11,07. Karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel (5,881 < 11,07) maka distribusi data akhir di kelas eksperimen dikatakan berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol Langkah-langkah pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis yang digunakan H0 : Kelas kontrol berdistribusi normal Ha : Kelas kontrol tidak berdistribusi normal 2) Menentukan statistik yang dipakai Rumus yang dipakai untuk menghitung normalitas hasil belajar peserta didik yaitu chi-kuadrat. 3) Menentukan α Taraf signifikan (α) yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5 % dengan derajat kebebasan dk = n-1. 4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis H0 diterima bila 2 hitung < 2 pada tabel chi-kuadrat Ha diterima bila 2 hitung ≥ 2 pada tabel chi-kuadrat 5) Rumus yang digunakan:50
2
k
f o f h 2
i 1
fh
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat fo
: frekuensi hasil pengamatan
fh
: frekuensi yang diharapkan
k 50
: banyaknya kelas interval
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 333.
52
Untuk memperoleh nilai dari Chi kuadrat ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan jumlah kelas interval Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval ditetapkan = 6 b) Menentukan panjang kelas interval Panjang kelas = =
Data Terbesar −Data Terkecil 6
93 47 6
= 7,667 dibulatkan menjadi 8 c) Menyusun nilai ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung. Tabel 12 Perhitungan Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol Interval
fo
fh
(fo – fh)
(fo – fh)²
(fo fh)² fh
46 - 53 54 - 61 62 - 69 70 - 77 78 - 85 86 - 93 Jumlah
1 4 13 7 3 3 31
1 4 10,5 10,5 4 1 31
0 0 2,5 -3,5 -1 2 0
0 0 6,25 12,25 1 4
0 0 0,595 1,167 0,25 4 6,012
d) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan) Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel). Dalam penelitian ini jumlah individu dalam sampel = 31, jadi: (1)
Baris pertama 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1
(2)
Baris kedua 13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4
(3)
Baris ketiga 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi 10,5
53
(4)
Baris keempat 34,13% x 31 = 10,58
dibulatkan
menjadi10,5 (5)
Baris kelima13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4
(6)
Baris keenam 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1
e) Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh sekaligus
menghitung harga-harga (fo – fh)² dan f o f
f
2
h
f o f h
2
harga
f
h
h
adalah merupakan harga Chi Kuadrat (x²)hitung f) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kudrat tabel
maka distribusi data dikatakan normal. Dari perhitungan
diperoleh harga chi kuadrat sebesar 6,012 selanjutnya harga ini dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan dk = (6-1) = 5 dan taraf signifikan ( ) = 5% maka harga chi kuadrat tabel = 11,07. Karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel (6,012 < 11,07) maka distribusi data awal di kelas kontrol dikatakan berdistribusi normal.
Hasil akhir dari perhitungan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13 Uji Normalitas Data Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No
Kelas
Kemampuan
2 hitung
2 tabel
Keterangan
1
VIIA
Nilai akhir
5,881
11.07
Normal
2
VIIB
Nilai akhir
6,012
11.07
Normal
Dari tabel di atas diketahui bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol keduanya berdistribusi normal.
54
2. Uji Homogenitas Untuk mencari homogenitas sampel antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji F dengan rumus:51 2
F
S terbesar S terkecil 2
Hipotesis yang digunakan adalah: Ho : varian homogen 12 22 Ha : varian tidak homogen 12 22 Kedua kelas mempunyai varian yang sama apabila menggunakan
= 5% menghasilkan Fhitung Ftabel dengan dk pembilang = 31-1 dan dk penyebut = 31-1. Dengan varian dari masing- masing kelas digunakan tabel sebagai berikut: Tabel 14 Perhitungan Variansi Data Akhir Kelas Eksperimen x
f
fx
53 67 73 80 87 93 100 Jumlah
1 3 12 7 5 2 1 31
53 201 876 560 435 186 100 2411
=
fx n
=
2411 31
x
_
( xx ) -24,774 -10,774 -4,774 2,226 9,226 15,226 22,226 8,581
_
( x x )² 613,761 116,083 22,793 4,954 85,116 231,825 493,986 1568,518
_
f( x x ) ² 613,761 348,250 273,515 34,680 425,578 463,650 493,986 2653,419
= 77,774
51
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfa Beta, 2010) Cet.XVI, hlm. 140
55
2
f x x . Sehingga dari tabel di Varian (S²) dirumuskan n 1
atas diperoleh: 2
f x x
S²
n 1
=
2653,419 30
= 88,447 Tabel 15 Perhitungan Variansi Data Akhir Kelas Kontrol x
f
fx
47 60 67 73 80 87 93 Jumlah
1 4 13 7 3 2 1 31
47 240 871 511 240 174 93 2176
=
fx n
=
2176 31
x
_
( xx ) -23,194 -10,194 -3,194 2,806 9,806 16,806 22,806 15,645
_
( x x )² 537,941 103,908 10,199 7,876 96,166 282,457 520,134 1558,682
_
f( x x ) ² 537,941 415,634 132,584 55,133 288,499 564,914 520,134 2514,839
= 70,194 2
f x x . Sehingga dari tabel di Varian (S²) dirumuskan n 1
atas diperoleh:
56
2
f x x
S²
n 1
=
2514,839 30
= 83,828 Dari hasil perhitungan varian di kelas eksperimen dan kelas kontrol diketahui bahwa S² terbesar = 88,447 dan S² terkecil = 83,828 sehingga: F =
88,447 83,828
= 1,05 Dengan menggunakan = 5% dan dk pembilang = 30, dk penyebut = 30 diperoleh Ftabel =1,84. Karena Fhitung (1,05) Ftabel(1,84) maka Ho diterima, artinya kedua kelas adalah homogen. Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas di atas diketahui bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol keduanya berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama (homogen). Selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata kedua kelompok tersebut maka menggunakan analisis uji-t. Karena kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan rumus:
t
x1 x2 1 1 s n1 n2
Dengan:
𝑠2 =
𝑛 1 − 1 𝑠12 + 𝑛 2 − 1 𝑠22 𝑛 1 + 𝑛 2 −2
Keterangan: x1
: mean sampel kelas eksperimen
57
x2
: mean sampel kelas kontrol
n1
: jumlah peserta didik pada kelas eksperimen
n2
: jumlah peserta didik pada kelas kontrol : standar deviasi gabungan data eksperimen dan kontrol
s12
: variansi data kelas eksperimen
s 22
: variansi data kelas kontrol
Hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : 1 ≤ 2 H a : 1 > 2 Keterangan: µ1 : rata-rata hasil belajar matematika pada materi himpunan dengan menggunakan model Direct Instruction. µ2 : rata-rata hasil belajar matematika pada materi himpunan dengan model konvensional. Kriteria pengujian adalah H 0 diterima jika menggunakan = 5 % menghasilkan t(hitung) < ttabel) di mana ttabel diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk = n 1 + n 2 - 2, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya. Perhitungan: Diketahui, n1 = 31
𝑥1 = 77,774
𝑆12 = 88,447
n2 = 31
𝑥2 = 70,194
𝑆22 = 83,828
dk = (31 + 31) – 2 = 60
2
𝑠 = = =
ttabel untuk :5 % = 1,671
𝑛 1 − 1 𝑠12 + 𝑛 2 − 1 𝑠22 𝑛 1 + 𝑛 2 −2 31−1 88,447 + 31−1 83,828 31+31−2 5168 ,25 60
58
𝑆 2 = 86,1375 𝑆 = 9,281
t
=
x1 x2 1 1 s n1 n2
77 ,774 70 ,194 9,281
1 1 31 31 7,58
= 9,281
1 1 31 31
= 3,216 Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh thitumg sebesar 3,216. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan dk = 60 pada taraf signifikan 5% adalah sebesar 1,671. Karena thitumg (3,216) ttabel (1,671) maka H0 ditolak. Dari sini dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai akhir kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai akhir kelas kontrol. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t di atas, serta dengan melihat dari rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (77,774) lebih besar dari rata-rata hasil belajar kelas kontrol (70,194), maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan model Direct Instruction yang telah diterapkan pada pembelajaran matematika materi pokok himpunan lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional. Dengan demikian hipotesis yang diajukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada kelas yang diterapkan model pembelajaran Direct Instruction lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar yang menggunakan model konvensional pada materi pokok himpunan peserta didik kelas VII semester genap SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten Jepara tahun ajaran 2011/2012 diterima. Jadi, pembelajaran dengan model
59
Direct Instruction lebih baik dan efektif jika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
C. Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini sudah dilakukan seoptimal mungkin, akan tetapi disadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan kekurangan, hal itu karena adanya keterbatasan-keterbatasan di bawah ini: 1. Keterbatasan Waktu Penelitian yang dilakukan terpancang oleh waktu. Karena waktu yang digunakan sangat terbatas, maka hanya dilakukan penelitian sesuai keperluan yang berhubungan saja. Walaupun waktu yang digunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah. 2. Keterbatasan Kemampuan Dalam melakukan penelitian tidak lepas dari pengetahuan, dengan demikian disadari bahwa dalam penelitian ini dipunyai keterbatasan kemampuan, khususnya dalam pengetahuan untuk membuat karya ilmiah. Tetapi telah diusahakan semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing. 3. Keterbatasan Biaya Hal terpenting yang menjadi faktor penunjang suatu kegiatan adalah biaya, begitu juga dengan penelitian ini. Telah disadari bahwa dengan minimnya biaya yang menjadi faktor penghambat dalam proses penelitian ini, banyak hal yang tidak bisa dilakukan ketika harus membutuhkan dana yang lebih besar. Akan tetapi dari semua keterbatasan yang dimiliki memberikan keunikan tersendiri. 4. Keterbatasan Materi dan Tempat Penelitian Penelitian ini terbatas pada materi himpunan kelas VII semester genap di SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten Jepara.
60
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model Direct Instruction efektif terhadap hasil belajar matematika materi pokok himpunan peserta didik kelas VII semester II SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten Jepara tahun ajaran 2011-2012. Hal ini dapat dilihat pengujian hipotesis menggunakan T-test. Berdasarkan perhitungan uji T, dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung = 3,216 sedangkan ttabel = 1,671. Karena thitung > ttabel maka disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diajar dengan pembelajaran Direct Instruction lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang dioeroleh, rata-rata
hasil belajar peserta didik kelas eksperimen adalah 77,774 sedangkan ratarata hasil belajar peserta didik kelas kontrol adalah 70,194. Oleh karena itu jelas adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
B. Saran Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan antara lain: 1. Bagi guru a. Diharapkan guru dapat menggunakan model Direct Instruction di dalam proses pembelajaran pada materi yang sesuai dengan model pembelajaran ini. b. Diharapkan guru lebih inovatif dalam hal menggunakan metode di dalam pembelajaran, supaya pembelajaran matematika menjadi suatu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
61
2. Bagi peserta didik a. Diharapkan peserta didik dapat memotivasi diri supaya dapat meningkatkan hasil belajar secara optimal. b. Diharapkan peserta didik sebagai generasi yang cerdas dan penerus bangsa dapat mengubah sikap untuk lebih aktif, kreatif dan kritis untuk mencapai prestasi dan hasil belajar yang optimal. 3. Bagi pembaca, dapat memberikan khasanah dan wawasan pengetahuan tentang proses pembelajaran di dalam dunia pendidikan. 4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini.
C. Penutup Puji syukur kehadirat Allah SWT zat yang Maha luas akan ilmu-Nya meliputi seluruh alam raya yang tiada batas serta karena dengan rahmat, karunia dan cinta kasih-Nya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak. Akhirnya hanya kepada Allah peneliti berdo’a, semoga bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan serta bagi para pembaca. Amin Ya Robbal Alamin.
62
DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Abidin, Muhammad Zainal, “Teori Belajar Bruner”, dalam http://www. masbied.com/2010/03/20/teori-belajar-bruner, diakses 9 Januari 2012. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002. -------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, cet. 14. Departemen Pendidikan Nasional, Kiat pendidikan Matematika di Indosesia, Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, Cet.IV. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2008, Cet.IV. Rudi, “Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)”, dalam http://rudyunesa.blogspot.com/2011/05/model-pengajaran-langsung-direct.html, diakses 29 desember 2011 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Siregar, Marasudin, Metode Pengajaran Agama, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2003. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009. Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Algesindo, 2010. Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, Cet.IV.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010. ------------, Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfa Beta, 2010), Cet.XVI. Suherman, H. Erman, Ar, Drs.M.Pd, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Suyitno, Amin, Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, Semarang: UNNES, 2004. -----------, Pemilihan Model-Model Pembelajaran matematika dan Penerapannya di SMP, Semarang: FMIPA UNNES, 2006. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: balai pustaka, 2005, cet III. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi Aksara, 2010. ---------, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007. Yahya, Yusuf dkk, Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Perhitungan Uji Normalitas Data Awal Kelas VII-A, 27.
Tabel 2
Perhitungan Uji Normalitas Data Awal Kelas VII-B, 29.
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Data Nilai Awal Kelas VII-A dan kelas VII-B, 30.
Tabel 4
Perhitungan Variansi Data Awal Kelas VII-A, 31.
Tabel 5
Perhitungan Variansi Data Awal Kelas VII-B, 32.
Tabel 6
Persentase Validitas Butir Soal, 40.
Tabel 7
Persentase Validitas Butir Soal Tahap 2, 40.
Tabel 8
Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal, 42.
Tabel 9
Persentase Daya Pembeda Butir Soal, 44.
Tabel 10
Daftar Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol, 48.
Tabel 11
Perhitungan Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen, 51.
Tabel 12
Perhitungan Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol, 53.
Tabel 13
Hasil Uji Normalitas Data Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol, 54.
Tabel 14
Perhitungan Variansi Data Akhir Kelas Eksperimen, 55.
Tabel 15
Perhitungan Variansi Data Akhir Kelas Kontrol, 56.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba
Lampiran 2
Daftar Nama Peserta Didik Kelas VII-A
Lampiran 3
Daftar Nama Peserta Didik Kelas VII-B
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1
Lampiran 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2
Lampiran 6
Kisi-kisi Soal Uji Coba
Lampiran 7
Kisi-kisi Soal Kelas Sampel
Lampiran 8
Soal Uji Coba
Lampiran 9
Soal Evaluasi Kelas Sampel
Lampiran 10 Lembar Jawab Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Lampiran 13 Daftar Nilai Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 14 Daftar Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 15 Analisis Butir Soal Lampiran 16 Perhitungan Validitas Butir Soal Lampiran 17 Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Lampiran 18 Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Lampiran 19 Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Lampiran 20 Tabel Chi Kuadrat Lampiran 21 Tabel F Lampiran 22 Tabel T Lampiran 23 Tabel r
Lampiran 1 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS UJI COBA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NAMA ADE IRAWAN. A. FAIZUL MUQOFFA. AFRILIA WIDYA ASTUTI. AHMAD SYAFI'I. ARIF ROCHMAN PRASETIO. CANDRA SULISTIAWAN. DAVID JUNI FARIZAL. DESI MULYANI. ERWINA EKA YANTI. FALIKHATUL IBRIZAH. HAPPY LIA NURUL NIKMAH ISPIANAH. KHOIROTUL MUNDRIKHAH M. MISBAHUL ULUM. M. RIFKI WIRYAWAN. MIFTAHUL HUDA. MUNAWAR KHOLIL. NOFI ENDRIYANI NUR ROKHIM. RIF'AN. RULI SETIAWAN. VIVI INDAH LESTARI. YAYUK ERAWATI.
KODE U-1 U-2 U-3 U-4 U-5 U-6 U-7 U-8 U-9 U-10 U-11 U-12 U-13 U-14 U-15 U-16 U-17 U-18 U-19 U-20 U-21 U-22 U-23
Lampiran 2
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS VII-A (Kelas Eksperimen) NAMA KODE AGUS KUNCORO E-1 AGUS SUGIANTO E-2 AHMAD ANDREAN E-3 AHMAD FAJAR JUNAIDI E-4 AHMAD KHABIB BURAHMAN E-5 AHMAD SULAHUDIN E-6 AHMAD SUPRIYANTO E-7 AJI SANTOSO E-8 ALDO REFAIZA AISDYA E-9 ANIK ISMAWATI E-10 AYUK NOFITA E-11 DEVIE ANGRAINI E-12 DIAH AYU YUSTIKA SARI E-13 DIAN SAIFUL ANAS E-14 HILAL ARIK MUSTAKHIM E-15 IMAM KHAMBALI E-16 KHALIMATUL ZAHROH E-17 KHOIRUDIN JALAL E-18 MUHAMMAD AINUL YAKIN E-19 MUHAMMAD KHOIRUL E-20 ANWAR REZA NUR SANTIAJI E-21 RISTA VANY E-22 ROIS SAPUTRO E-23 SYAIFUDIN ALI IMRON E-24 VANI ARIYANTO E-25 WIWIN WIDIYANA E-26 ZAHROTUL ULA E-27 ZULI ISNAINI E-28 ZULIO RISA ALFIKA E-29 ALFIN NI'AMAH E-30 IRWAN SUSANTO E-31
Lampiran 3 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK Kelas VII-B (Kelas Kontrol) NO NAMA KODE AHMAD ARFIYAN 1 K-1 NURCHAFID 2 AHMAD HAKIM ASSAFUQ K-2 3 AKHMAD EKO FERIANTO K-3 4 AKHMAD SAIFUR K-4 5 ALI MURTADHO K-5 6 ALIP NUR HIDAYAH K-6 7 ANDIKA NURGIANTO K-7 8 DIKA SETIAWAN K-8 9 DIKI INDRAWAN K-9 10 ERISNA ZULIYANA PUTRI K-10 11 FARIZAL FAHMI K-11 12 FERY RAHMA PRADIKA K-12 JOHAN MUHAMMAD 13 K-13 SHOLEH 14 K-14 KRISNANIS MAWARNI 15 M. KHOIRUL RIZAL K-15 16 MISBACHUL MUNIR K-16 17 MUHAMAD SAIFUL ROHMAN K-17 18 MUHAMMAD BAHRUL ULUM K-18 19 MUHAMMAD ISA ABDILLAH K-19 20 MUHAMMAD NUR ABIDIN K-20 NANA MARDIANA 21 K-21 MAYASARI 22 NONO ANGGELA FAHMI K-22 23 NOVI ANGGRAINI K-23 24 NUR AISYAH K-24 25 NUR EFENDI K-25 26 RATNA WIDYASARI K-26 27 SAIPUR ULUM K-27 28 TAZQIYATUR ROBIKHA K-28 29 YAYAN FAUZI K-29 30 ZAHROTUL FITRIYAH K-30 31 IMAN PRASTIYO K-31
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS EKSPERIMEN 1 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: SMP Islam Miftahul Huda : Matematika : VII/2 : 2 x 40 menit : Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah : Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah : - Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan irisan. -
-
Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan gabungan. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan selisih dua himpunan.
I. Tujuan Pembelajaran: Melalui bimbingan dari guru, peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep himpunan baik yang terkait irisan, gabungan, selisih dua himpunan maupun diagram Venn dengan benar. II. Materi Ajar: penggunaan konsep himpunan Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (objek) yang telah terdefinisi dengan jelas. Jika kita mengamati masalah dalam kehidupan sehari-hari, maka banyak diantaranya dapat diselesaikan dengan konsep himpunan. Contoh: Dalam satu kelompok peserta didik, 20 peserta didik gemar Voly, 15 peserta didik gemar Tenis, dan 5 peserta didik gemar kedua-duanya. Tentukan jumlah peserta didik dalam kelompok tersebut kemudian gambarlah diagram Vennnya! Jawab:
a. Misal: V= {Peserta didik yang gemar Voly} T = {Peserta didik yang gemar Tenis} V ∩ T = {Peserta didik yang gemar Voly dan Tenis} V ∪ T = {Peserta didik yang gemar Voly atau Tenis} Sehingga dapat ditulis: n(V) = 20 n(T) = 15 n(V ∩ T) = 5
b. Langkah penyelesaian: Tulis peserta didik yang gemar kedua-duanya yaitu 5 peserta didik. Tulis peserta didik yang hanya gemar voly saja, yaitu 20 – 5 peserta didik = 15 peserta didik. Tulis peserta didik yang hanya gemar tenis saja, yaitu 15 – 5 peserta didik = 10 peserta didik. Menentukan jumlah peserta didik dalam kelompok tersebut, yaitu: n(V ∪ T )= 15 + 5 + 10 = 30 Jadi, jumlah peserta didik dalam kelompok tersebut adalah 30 peserta didik.
II.
Metode Pembelajaran: Demonstrasi, latihan terbimbing dan diskusi sesuai dengan model pembelajaran Direct Instruction.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran: No
Pengorganisasian
Kegiatan Pembelajaran
Siswa
Waktu
Kegiatan Awal 1
Berdoa dan presensi
K
2
Apersepsi dengan menanyakan langkah membuat
K
diagram venn, penggunaan irisan, gabungan serta selisih dua himpunan. (Establishing Set) 3
Memberi
motivasi
kepada
peserta
didik
bersungguh-sungguh
dalam
mempelajari
agar materi
himpunan karena dalam kehidupan ini, disadari ataupun tidak, kita tidak bisa menghilangkan istilah himpunan dari kehidupan. Dalam Al-Qur’an pun juga sangat jelas adanya himpunan atau kumpulan-kumpulan yang memiliki keterangan yang jelas. Konsep himpunan juga ada dalam Al-Qur’an, seperti pada surat Al-Fatir ayat 1:
Artinya: segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dalam surat ini telah dijelaskan sekelompok, segolongan atau sekumpulan makhluk yang disebut
K
5 menit
malaikat. Dalam kelompok malaikat tersebut terdapat kelompok malaikat yang mempunyai dua sayap, tiga sayap atau empat sayap. Bahkan sangat dimungkinkan terdapat kelompok malaikat yang mempunyai lebih dari empat sayap jika Allah menghendaki. Jadi dalam ayat tersebut terdapat tiga kelompok, yaitu: Kelompok malaikat bersayap dua, Kelompok malaikat bersayap tiga dan Kelompok malaikat bersayap empat. Tiga kelompok malaikat tersebut syaratnya sangat jelas, meskipun malaikat sesuatu yang yang abstrak (objek ghaib). Seandainya kita dapat melihat malaikat, maka dengan
melihat
jumlah
sayapnya,
kita
dapat
menentukan malaikat mana yang masuk kelompok malaikat bersayap dua, tiga atau empat. 4
Menyampaikan tujuan
K
Melalui bimbingan dari guru, peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep himpunan baik yang terkait irisan, gabungan selisih dua himpunan maupun diagram Venn dengan benar.
Kegiatan Inti Eksplorasi: 5
Mendemonstrasikan langkah penyelesaian masalah
K
5 menit
K
10 menit
I
2 menit
I
3 menit
yang menggunakan konsep himpunan. (Demonstrating) 6
Memberikan contoh beserta langkah penyelesaiannya. (Guided Practice)
7
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. Elaborasi:
8
Guru memberikan latihan soal. (Feed Back)
9
Peserta didik mengerjakan latihan soal.
P
15 menit
I
10 menit
K
10 menit
K
5 menit
I
15 menit
Konfirmasi: 10
Perwakilan peserta didik untuk mengerjakan di papan tulis
11
Peserta didik dengan bimbingan guru mengoreksi penyelesaian soal yang di papan tulis
Penutup 12
Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
13
Guru memberikan tes kompetensi. (Extended Practice)
Keterangan: I = Individual; P = berpasangan; G = group; K = klasikal. V. Bahan ajar: Buku paket matemaika kelas VII, LKPD kelas VII VI. Penilaian: 1. Prosedur Tes: - Tes awal
: ada
- Tes Proses : ada - Tes Akhir : ada 2. Jenis Tes: - Tes awal
: lisan
- Tes Proses : Pengamatan - Tes Akhir : Tertulis 3. Alat Tes: - Tes awal: A = Himpunan bilangan prima kurang dari 10 B = Himpunan bilangan asli kurang dari 10 Tentukan A ∩ B!
- Tes proses: NO 1 2 3 4
Indikator
1
2
NILAI 3
4
5
Perhatian peserta didik saat dijelaskan Keaktifaan peserta didik ketika diberi kesempatan untuk bertanya Keaktifan dalam berdiskusi dengan teman sebangku Keaktifan dalam mengerjakan soal di papan tulis - Tes akhir:
1.
Dalam sebuah kelas terdapat 40 anak, ternyata 25 anak gemar minum susu dan 35 anak gemar minum teh. Berapa anak yang gemar kedua minuman tersebut?
2.
Jumlah peserta didik kelas VII suatu SMP adalah 50 peserta didik. Banyak peserta didik yang gemar bermain sepak bola 38 orang, gemar bermain voly 24 orang, dan banyak peserta didik yang gemar kedua-duanya adalah 20 orang. Banyak peserta didik yang tidak gemar bermain sepak bola dan bermain voly adalah… peserta didik
Jepara, 14 Januari 2012 Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
(Hisyom Iswanto, S.Pd )
(Asiyah Nur Hidayati)
Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS EKSPERIMEN 2 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: SMP Islam Miftahul Huda : Matematika : VII/2 : 2 x 40 menit : Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah : Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah : - Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan irisan. -
-
I.
Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan gabungan. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan selisih dua himpunan.
Tujuan Pembelajaran: Melalui bimbingan dari guru, peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep himpunan baik yang terkait dengan irisan, gabungan, selisih dua himpunan maupun diagram Venn dengan benar.
II. Materi Ajar: penggunaan konsep himpunan Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (objek) yang telah terdefinisi dengan jelas. Jika kita mengamati masalah dalam kehidupan sehari-hari, maka banyak diantaranya dapat diselesaikan dengan konsep himpunan. Perhatikan masalah berikut:
Dari 45 peserta didik kelas VII A, 28 anak senang pelajaran Matematika, 24 anak senang pelajaran bahasa Inggris dan 15 anak senang kedua-duanya. a. Gambarlah diagram venn dari keterangan diatas!
b. Berapa peserta didik yang senang pelajaran Matematika atau Bahasa Inggris? c. Berapa peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika maupun Bahasa Inggris? Jawab: c. Misal: S
= {semua peserta didik kelas VII A}
M
= { peserta didik yang senang pelajaran Matematika}
I
= { peserta didik yang senang pelajaran Bahasa Inggris}
M∪I
= { peserta didik yang senang pelajaran Matematika atau
Bahasa Inggris} M∩I
= { peserta didik yang senang pelajaran Matematika dan Bahasa
Inggris} Sehingga dapat ditulis: n(S)
= 45 anak
n(M)
= 28 anak
n(I)
= 24 anak
n(M ∩ I)
= 15 anak
Langkah-langkahnya: i.
Tulis peserta didik yang senang kedua-duanya yaitu 15 anak
ii.
Tulis peserta didk yang hanya senang pelajaran Matematika saja, yaitu (28-15) anak = 13 anak
iii.
Tulis peserta didk yang hanya senang pelajaran Bahasa Inggris saja, yaitu (24-15) anak = 9 anak
iv.
Tulis peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika maupun Bahasa Inggris, misalkan x anak.
d. n(M∪I) = banyaknya peserta didik yang senang pelajaran Matematika atau Bahasa Inggris
= (13 + 15 + 9) anak = 37 anak X = n(S) - n(M ∪ I) = 45 – 37 = 8 Jadi, peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika maupun Bahasa Inggris adalah 8 anak. III. Metode Pembelajaran: Demonstrasi, latihan terbimbing dan diskusi sesuai dengan model pembelajaran Direct Instruction.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran: No
1 2
3
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian Siswa Waktu
Kegiatan Awal Berdoa dan presensi Apersepsi dengan menanyakan langkah membuat diagram Venn, penggunaan irisan, gabungan serta selisih dua himpunan. (Establishing Set) Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, karena disadari ataupun tidak, himpunan selalu kita temui dalam berbagai bidang kehidupan. Tidak hanya ada di bidang ilmu matematika, himpunan menyeluruh ada dalam semua bidang ilmu. Dalam firman Allah surat An-Nuur ayat 45 :
K K
K
2 menit
Artinya: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dalam surat An-Nuur ayat 45 ini, telah dijelaskan sekumpulan, sekelompok atau segolongan makhluk yang disebut hewan. Hewan merupakan objek yang nyata (jelas). Dalam kelompok hewan tersebut ada sekelompok yang berjalan tanpa kaki, dengan dua kaki, empat atau bahkan lebih sesuai yang dikehendaki oleh Allah. Jadi hewn dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu : 1. Kelompok hewan tak berkaki 2. Kelompok hewan berkaki dua 3. Kelompok hewan berkaki empat, dan 4. Kelompok hewan berkaki lebih dari empat. Dalam dua surat tersebut, terdapat konsep matematika yaitu kumpulan objek-objek yang memiliki ciri-ciri yang sangat jelas. Inilah dalam matematika yang dikatakan himpunan (set).
4
5 6 7
Menyampaikan tujuan Melalui bimbingan dari guru, peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep himpunan baik yang terkait irisan, gabungan, selisih dua himpunan maupun diagram Venn dengan benar. Kegiatan Inti Eksplorasi: Mendemonstrasikan langkah penyelesaian masalah yang menggunakan konsep himpunan. (Demonstrating) Memberikan contoh beserta langkah penyelesaiannya. (Guided Practice) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
K
K
4 menit
K
8 menit
I
2 menit
8 9 10 11
Elaborasi: Guru memberikan latihan soal. (Feed Back) Peserta didik mengerjakan latihan soal. Konfirmasi: Perwakilan peserta didik untuk mengerjakan di papan tulis Peserta didik dengan bimbingan guru mengoreksi penyelesaian soal yang di papan tulis
I P
1 menit 5 menit
I
3 menit
K
3 menit
Penutup 12 Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materi K 2 menit yang telah dipelajari 13 Guru memberikan tes kompetensi. (Extended Practice) I 50 menit Keterangan: I = Individual; P = berpasangan; G = group; K = klasikal. V. Bahan ajar: Buku paket matemaika kelas VII, LKPD kelas VII VI. Penilaian: 1. 2. 3. -
Prosedur Tes: Tes awal : ada Tes Proses : ada Tes Akhir : ada Jenis Tes: Tes awal : lisan Tes Proses : Pengamatan Tes Akhir : Tertulis Alat Tes: Tes awal: Berikan contoh dari penggunaan irisan dan gabungan! - Tes proses: NO Indikator NILAI 1 2 3 1 Perhatian peserta didik saat dijelaskan 2 Keaktifaan peserta didik ketika diberi kesempatan untuk bertanya 3 Keaktifan dalam berdiskusi dengan teman sebangku 4 Keaktifan dalam mengerjakan soal di papan tulis
4
5
-
Tes akhir: Dalam diagram Venn di bawah ini, menyatakan banyaknya peserta didik laki-laki yang menyukai renang (R), bulu tangkis (B), dan sepak bola (F).
Berapa banyak peserta didik laki-laki yang suka sepak bola atau bulu tangkis tetapi tidak suka renang?
Jepara, 19 Januari 2012
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
(Hisyom Iswanto, S.Pd )
(Asiyah Nur Hidayati)
Lampiran 6 KISI-KISI SOAL UJI COBA Materi Pokok HIMPUNAN Standar Kompetensi: Menggunakan Konsep Himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar: Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah. Indikator: Menyelesaikan masalah yang menggunakan konsep himpunan
Aspek yang Diukur
Pemecahan Masalah
Banyak Butir Soal
20
Kunci Jawaban 1. A
11. B
2. A
12. C
3. D
13. D
4. D
14. B
5. A
15. A
6. B
16. B
7. C
17. C
8. C
18. D
9. A
19. D
10. B
20. C
Bentuk Test
Pilihan Ganda
Lampiran 7 KISI-KISI SOAL KELAS SAMPEL Materi Pokok HIMPUNAN Standar Kompetensi: Menggunakan Konsep Himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar: Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah.
Aspek yang Diukur
Banyak Butir Soal
Kunci Jawaban
1. A Pemecahan Masalah
15
6. B
Bentuk Test
11. C
2. A
7. C
12. B
3. D
8. A
13. A
4. D
9. B
14. C
5. A
10. B 15. D
Pilihan Ganda
Lampiran 8 SOAL UJI COBA
Langkah-langkah Mengerjakan Soal: Sebelum mengerjakan baca
Nama
:
“BASMALAH” terlebih dahulu.
Kelas
:
Tulis Nama, Kelas dan No. Absen
No. Absen :
pada kolom yang tersedia. Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah. Jawaban murni dari hasil kerja sendiri.
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar! 1. Himpunan nama bulan yang lamanya 31 hari adalah… a. {Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober, Desember} b. { Januari, Maret, Mei, Juli, September, November} c. {Maret, April, Juli, Desember) d. { Januari, Maret, Mei, Juli, Oktober, Desember} 2.
Diketahui S = {bilangan cacah kurang dari 10}, A = {0, 2, 4, 6}, dan B = {1, 3, 5, 7}. Komplemen (A ∩ B) adalah… a. { } b. {x | x < 7, x ϵ S} c. {x | x < 10, x ϵ S} d. {x | x < x < 7, x ϵ S}
3.
Jika diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} merupakan himpunan semesta, A = {2, 4, 6}, dan B = {1, 3, 7}, maka Ac ∪ Bc sama dengan… a. {5, 8, 9, 10} b. {2, 4, 5, 6, 8, 9,10} c. {1, 3, 5, 7, 8, 9, 10} d. {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
4.
Jika S = {x | 1 ≤ x ≤ 10, x ϵ bilangan asli}, A = {1, 2, 3, 4} dan B = {2, 3, 6, 10} maka (A – B)c adalah… a. {1, 4} b. {2, 3} c. {6, 10} d. {2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
5.
Dari sekelompok anak, 12 anak gemar makan bakso, 18 anak gemar makan cap jay dan 10 anak gemar kedua-duanya. Jumlah anak dalam kelompok tersebut adalah…anak. a. 20 b. 22 c. 30 d. 36
6.
Dalam satu kelompok peserta didik, 18 peserta didik gemar voly, 15 peserta didik gemar tenis, dan 5 peserta didik gemar kedua-duanya. Jumlah peserta didik dalam kelompok tersebut adalah… peserta didik. a. 38 b. 28 c. 27 d. 17
7.
Jumlah peserta didik kelas VII suatu SMP adalah 50 peserta didik. Banyak peserta didik yang gemar bermainsepak bola 38 orang, gemar bermain voly 24 orang, dan banyak peserta didik yang gemar kedua-duanya adalah 20 orang. Banyak peserta didik yang tidak gemar bermain sepak bola dan bermain voly adalah… peserta didik. a. 18 b. 12 c. 8 d. 4
8.
Hasil penelitian dari 120 peserta didik di sebuah SMP didapat 72 peserta didik menyukai matematika, 63 peserta didik menyukai sains dan 45 peserta didik menyukai matematika dan sains. Banyak peserta didik yang tidak menyukai matematika maupun sains adalah… peserta didik. a. 90 b. 75 c. 30 d. 15
9.
Dalam sebuah kelompok bimbingan belajar terdapat 40 peserta didik, sebanyak 23 peserta didik gemar matematika, 32 peserta didik gemar fisika, serta 20 peserta didik gemar kedua-duanya. Banyak peserta didik yang tidak gemat matematika maupun fisika adalah… peserta didik. a. 5 b. 6 c. 7 d. 10
10. Dalam suatu kelas terdapat 27 peserta didik gemar basket, 23 peserta didik gemar tenis meja, 8 peserta didik gemar keduanya. Berapa banyak peserta didik pada kelas tersebut? a. 41 b. 42 c. 43 d. 46 11. Dalam sebuah kandang terdapat 50 ekor ayam, 27 ekor ayam jantan dan 18 ekor jantan berwarna hitam. Apabila ayam yang berwarna hitam seluruhnya 35 ekor, berapa ekor ayam betina yang tidak berwarna hitam? a. 4 ekor b. 6 ekor c. 8 ekor d. 9 ekor
12. Dalam suatu kelas terdapat 25 anak gemar IPA, 30 anak gemar IPS dan 20 anak gemar kedua-duanya. Berapa jumlah anak pada kelas tersebut? a. 15 anak b. 20 anak c. 35 anak d. 40 anak 13. Dalam sebuah kelas terdapat 40 anak, ternyata 25 anak gemar minum susu dan 35 anak gemar minum teh. Berapa anak yang gemar kedua minuman tersebut? a. 15 b. 17 c. 19 d. 20 14. Dalam sebuah kelas terdapat 50 anak. Anak yang gemar matematika 35 anak, yang gemar fisika 40 anak dan yang gemar kedua-duanya 30 anak. Berapa anak yang tidak gemar matematika maupun fisika? a. 3 anak b. 5 anak c. 7 anak d. 8 anak 15. Dari sekelompok anak, diperoleh data 23 orang suka bakso dan mie ayam, 45 orang suka makan bakso, 34 orang suka makan mie ayam dan 6 orang tidak suka kedua-duanya. Berapa jumlah anak dalam kelompok tersebut? a. 62 anak b. 65 anak c. 68 anak d. 70 anak 16. Dari 40 peserta didik kelas VII setelah diadakan pendataan, ternyata 28 anak menyukai matematika, 23 anak menyukai bahasa dan 15 anak menyukai kedua-duanya. Berapa anak yang tidak suka kedua-duanya? a. 3 anak
b. 4 anak c. 6 anak d. 8 anak 17. Setelah diadakan pencatatan terhadap 50 anak, terdapat 32 anak gemar makan daging, 40 anak gemar makan sayur dan 25 anak gemar makan keduaduanya. Berapa anak yang tidak gemar makan kedua-duanya? a. 1 anak b. 2 anak c. 3 anak d. 4 anak 18. Dalam diagram Venn di bawah ini, menyatakan banyaknya peserta didik lakilaki yang menyukai renang (R), bulu tangkis (B), dan sepak bola (F).
Berapa banyak peserta didik laki-laki yang suka sepak bola atau bulu tangkis tetapi tidak suka renang? a. 25 b. 17 c. 18 d. 12 19. Di Jepara terdapat 50 orang pedagang, 30 orang berjualan tas, 20 orang berjualan sepatu, serta 15 orang berjualan kedua-duanya. Orang yang tidak berjualan tas dan sepatu adalah… a. 40 b. 30 c. 25 d. 15
20. Dari 136 pembaca surat kabar yang diinterview, diperoleh 67 orang membaca koran A, 57 orang membaca Koran B, 40 orang membaca Koran C, 11 orang membaca Koran A dan B, 12 orang membaca Koran B dan C dan 9 orang membaca Koran A dan C. Berapa orang yang membaca ketiga Koran tersebut? a. 2 b. 3 c. 4 d. 5
“SELAMAT MENGERJAKAN”
Lampiran 9 SOAL EVALUASI KELAS SAMPEL Langkah-langkah Mengerjakan Soal: Sebelum mengerjakan baca “BASMALAH” terlebih dahulu. Tulis Nama, Kelas dan No. Absen pada kolom lembar jawab yang tersedia. Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah. Jawaban murni dari hasil kerja sendiri.
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar! 1. Himpunan nama bulan yang lamanya 31 hari adalah… a. {Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober, Desember} b. { Januari, Maret, Mei, Juli, September, November} c. {Maret, April, Juli, Desember) d. { Januari, Maret, Mei, Juli, Oktober, Desember} 2.
Diketahui S = {bilangan cacah kurang dari 10}, A = {0, 2, 4, 6}, dan B = {1, 3, 5, 7}. Komplemen (A ∩ B) adalah… a. { } b. {x | x < 7, x ϵ S} c. {x | x < 10, x ϵ S} d. {x | x < x < 7, x ϵ S}
3.
Jika diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} merupakan himpunan semesta, A = {2, 4, 6}, dan B = {1, 3, 7}, maka Ac ∪ Bc sama dengan… a. {5, 8, 9, 10} b. {2, 4, 5, 6, 8, 9,10} c. {1, 3, 5, 7, 8, 9, 10} d. {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
4.
Jika S = {x | 1 ≤ x ≤ 10, x ϵ bilangan asli}, A = {1, 2, 3, 4} dan B = {2, 3, 6, 10} maka (A – B)c adalah… a. {1, 4} b. {2, 3}
c. {6, 10} d. {2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10} 5.
Dari sekelompok anak, 12 anak gemar makan bakso, 18 anak gemar makan cap jay dan 10 anak gemar kedua-duanya. Jumlah anak dalam kelompok tersebut adalah…anak. a. 20 b. 22 c. 30 d. 36
6.
Dalam satu kelompok peserta didik, 18 peserta didik gemar voly, 15 peserta didik gemar tenis, dan 5 peserta didik gemar kedua-duanya. Jumlah peserta didik dalam kelompok tersebut adalah… peserta didik. a. 38 b. 28 c. 27 d. 17
7.
Hasil penelitian dari 120 peserta didik di sebuah SMP didapat 72 peserta didik menyukai matematika, 63 peserta didik menyukai sains dan 45 peserta didik menyukai matematika dan sains. Banyak peserta didik yang tidak menyukai matematika maupun sains adalah… peserta didik. a. 90 b. 75 c. 30 d. 15
8.
Dalam sebuah kelompok bimbingan belajar terdapat 40 peserta didik, sebanyak 23 peserta didik gemar matematika, 32 peserta didik gemar fisika, serta 20 peserta didik gemar kedua-duanya. Banyak peserta didik yang tidak gemat matematika maupun fisika adalah… peserta didik. a. 5 b. 6 c. 7
d. 10 9.
Dalam suatu kelas terdapat 27 peserta didik gemar basket, 23 peserta didik gemar tenis meja, 8 peserta didik gemar keduanya. Berapa banyak peserta didik pada kelas tersebut? a. 41 b. 42 c. 43 d. 46
10. Dalam sebuah kandang terdapat 50 ekor ayam, 27 ekor ayam jantan dan 18 ekor jantan berwarna hitam. Apabila ayam yang berwarna hitam seluruhnya 35 ekor, berapa ekor ayam betina yang tidak berwarna hitam? a. 4 ekor b. 6 ekor c. 8 ekor d. 9 ekor 11. Dalm suatu kelas terdapat 25 anak gemar IPA, 30 anak gemar IPS dan 20 anak gemar kedua-duanya? a. 15 anak b. 20 anak c. 35 anak d. 40 anak 12. Dalam sebuah kelas terdapat 50 anak. Anak yang gemar matematika 35 anak, yang gemar fisika 40 anak dan yang gemar kedua-duanya 30 anak. Berapa anak yang tidak gemar matematika maupun fisika? a. 3 anak b. 5 anak c. 7 anak d. 8 anak 13. Dari sekelompok anak, diperoleh data 23 orang suka bakso dan mie ayam, 45 orang suka makan bakso, 34 orang suka makan mie ayam dan 6 orang tidak suka kedua-duanya. Berapa jumlah anak dalam kelompok tersebut?
a. 62 anak b. 65 anak c. 68 anak d. 70 anak 14. Setelah diadakan pencatatan terhadap 50 anak, terdapat 32 anak gemar makan daging, 40 anak gemar makan sayur dan 25 anak gemar makan keduaduanya. Berapa anak yang tidak gemar makan kedua-duanya? a. 1 anak b. 2 anak c. 3 anak d. 4 anak 15. Di Jepara terdapat 50 orang pedagang, 30 orang berjualan tas, 20 orang berjualan sepatu, serta 15 orang berjualan kedua-duanya. Orang yang tidak berjualan tas dan sepatu adalah… a. 40 b. 30 c. 25 d. 15
“SELAMAT MENGERJAKAN”
Lampiran 10
LEMBAR JAWAB No. A B C D
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama
:
Kelas
:
No. Absen
:
11
12
13
14
15
Lampiran 11 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. A
11. B
2. A
12. C
3. D
13. D
4. D
14. B
5. A
15. A
6. B
16. B
7. C
17. C
8. C
18. D
9. A
19. D
10. B
20. C
Lampiran 12
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
1. A
6. B
11. C
2. A
7. C
12. B
3. D
8. A
13. A
4. D
9. B
14. C
5. A
10. B
15. D
Lampiran 13
DAFTAR NILAI AWAL KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kelas Eksperimen E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31
Nilai 69 76 69 70 74 84 78 88 83 75 78 74 81 72 74 75 70 80 83 66 73 78 68 69 69 73 76 79 78 88 75
Kelas Kontrol K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31
Nilai
76 86 82 80 72 76 82 79 65 72 75 80 76 85 78 67 76 68 68 77 76 74 75 76 66 75 70 78 68 77 76
Lampiran 14
DAFTAR NILAI AKHIR KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kelas Eksperimen E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31
Nilai 53 73 73 73 73 80 87 93 73 87 87 67 80 73 73 73 80 87 73 73 67 93 73 73 80 80 80 87 67 100 80
Kelas Kontrol K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31
Nilai 67 80 80 73 80 73 87 67 60 60 67 87 67 93 73 67 67 73 67 60 73 67 67 67 47 60 73 67 67 73 67
Lampiran 15 Uji Validitas, Reliabilitas, Indeks Kesukaran dan Daya Pembeda No Soal 4 5 6 7 1 1 1 1 1 1 1 1 U-11 2 1 1 1 1 1 1 1 U-13 3 1 1 1 1 1 1 1 U-14 4 1 0 1 1 1 1 1 U-22 5 1 1 1 0 1 1 1 U-4 6 1 1 1 0 1 1 1 U-5 7 1 1 1 0 1 1 1 U-6 8 1 1 1 0 1 1 1 U-7 9 1 0 1 0 1 1 1 U-8 10 1 0 1 0 1 1 1 U-10 11 1 1 1 0 1 1 0 U-12 12 1 1 1 0 0 1 1 U-15 13 1 0 1 0 0 0 1 U-23 14 1 0 1 0 1 1 0 U-2 15 1 0 1 0 1 1 0 U-9 16 1 0 1 0 0 1 1 U-16 17 1 0 1 0 0 0 1 U-17 18 1 0 1 0 0 1 1 U-1 19 0 0 0 0 0 1 1 U-3 20 1 0 0 0 0 1 1 U-19 21 0 0 0 0 0 1 0 U-20 22 0 0 0 0 1 0 1 U-18 23 1 0 1 0 1 0 1 U-21 Jumlah 20 9 19 4 15 19 19 Mp 13,75 16,33 14,05 17,25 14,40 13,79 13,26 Mt 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 p 0,87 0,39 0,83 0,17 0,65 0,83 0,83 q 0,13 0,61 0,17 0,83 0,35 0,17 0,17 pq 0,1134 0,2382 0,1437 0,1437 0,2268 0,1437 0,1437 St 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 rpbis 0,545 0,720 0,636 0,524 0,526 0,483 0,178 ttabel Dengan taraf signifikan 5% dan N = 23 di peroleh rtabel = 0,413 Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak JBA 12 9 12 4 11 12 11 JBB 8 0 7 0 4 7 8 JSA 12 12 12 12 12 12 12 JSB 11 11 11 11 11 11 11 DP 0,27 0,75 0,36 0,33 0,55 0,36 0,19 Kriteria CukupBaik Sekali Cukup Cukup Baik Cukup Jelek JBA + JBB 20 9 19 4 15 19 19 JSA + JSB 23 23 23 23 23 23 23 IK 0,87 0,39 0,83 0,17 0,65 0,83 0,83 Kriteria Mudah Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah Mudah Kriteria soal Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang k 15 pq 3,2741 St2 14,1285 r11 0,82314 kriteria Reliabel
Reliabilitas
Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda
Validitas
No
Kode
1
2
3
No Soal 11 12 13 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 16 13 17 18 20 21 20 14,81 15,08 14,24 13,94 13,60 13,43 13,85 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 0,70 0,57 0,74 0,78 0,87 0,91 0,87 0,30 0,43 0,26 0,22 0,13 0,09 0,13 0,2117 0,2457 0,1928 0,1701 0,1134 0,0794 0,1134 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 0,747 0,643 0,573 0,499 0,442 0,407 0,614 Dengan taraf signifikan 5% dan N = 23 di peroleh rtabel = Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid 12 10 12 11 12 12 12 4 3 5 7 8 9 8 12 12 12 12 12 12 12 11 11 11 11 11 11 11 0,64 0,56 0,55 0,28 0,27 0,18 0,27 Baik Baik Baik Cukup Cukup Jelek Cukup 16 13 17 18 20 21 20 23 23 23 23 23 23 23 0,70 0,57 0,74 0,78 0,87 0,91 0,87 Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai 8
9
10
15
16
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 16 15 14,06 13,33 12,96 12,96 0,70 0,65 0,30 0,35 0,2117 0,2268 3,76 3,76 0,445 0,137 0,413 0,413 Valid Tidak 10 8 6 7 12 12 11 11 0,29 0,03 Cukup Jelek 16 15 23 23 0,70 0,65 Sedang Sedang Dipakai Dibuang
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 18 13,89 12,96 0,78 0,22 0,1701 3,76 0,471
No Soal 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 8,00 12,96 0,09 0,91 0,0794 3,76 -0,407
Valid Tidak 12 0 6 2 12 12 11 11 0,45 -0,18 Baik Sangat jelek 18 2 23 23 0,78 0,09 Mudah Sukar Dipakai Dibuang
19 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 15 14,80 12,96 0,65 0,35 0,2268 3,76 0,672
20 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 14,00 12,96 0,09 0,91 0,0794 3,76 0,086
Valid Tidak 11 1 4 1 12 12 11 11 0,55 -0,01 Baik Sangat jelek 15 2 23 23 0,65 0,09 Sedang Sukar Dipakai Dibuang
Y2
Y 18 18 17 16 16 16 16 16 16 15 15 15 13 12 12 11 10 9 9 8 7 7 6 298
∑ pq =
324 324 289 256 256 256 256 256 256 225 225 225 169 144 144 121 100 81 81 64 49 49 36 4186
3,2741
Lampiran 16 PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL UJI COBA Analisis validitas dari hasil uji coba instrument tes adalah dengan menggunakan
dan di bawah ini adalah contoh perhitungan
untuk soal no 1 : Tabel Analisis hasil jawaban dari uji coba soal no. 1 Butir Soal No.1 Skor Total No Kode (X) (Y) 1 U-11 1 18 2 U-13 1 18 3 U-14 1 17 4 U-22 1 16 5 U-4 1 16 6 U-5 1 16 7 U-6 1 16 8 U-7 1 16 9 U-8 1 16 10 U-10 1 15 11 U-12 1 15 12 U-15 1 15 13 U-23 1 13 14 U-2 1 12 15 U-9 1 12 16 U-16 1 11 17 U-17 1 10 18 U-1 1 9 19 U-3 0 9 20 U-19 1 8 21 U-20 0 7 22 U-18 0 7 23 U-21 1 6 Jumlah 23 20 298
Y2 324 324 289 256 256 256 256 256 256 225 225 225 169 144 144 121 100 81 81 64 49 49 36 4186
Berdasarkan tabel diatas dan tabel analisis uji coba pada lampiran 6 diperoleh: N = 23
∑ Y 2 = 4186
4186
−
298 2
∑X = 20
=
∑Y = 298
=
182 − 12,95
p = 23 = 0,87
=
182 − 167,8
q = 1 - = 0,13
=
14,13
20
23
23 2
= 3,76 M t 12,96
M p 13,75
𝑟𝑝𝑏𝑖 =
13,75−12,96
0,87
3,78
0,13
= 0,545
Pada =5% dengan N= 23 diperoleh r tabel 0,413 dan perhitungan di atas diperoleh rpbi = 0,545. Karena rpbi > rtabel (0,545 >0,413) maka soal nomor 1 valid. Dan untuk butir soal lainnya adalah dengan menggunakan cara yang sama.
Lampiran 17
PERHITUNGAN RELIABILITAS BUTIR SOAL
Analisis reliabilitas dari hasil uji coba instrumen tes adalah dengan 2 n st pq menggunakan Rumus r11 dan di bawah ini adalah 2 n 1 st
perhitungan reliabilitas uji coba instrumen: Berdasarkan tabel pada analisis uji coba pada lampiran 6 diperoleh: N
= 23
n
= 15
pq = 3,274 ( Y ) 2 N N
Y 2
s
2
s
2
t
t
𝑟11 =
=
=
4186 − 23
15 15−1
298 2 23
= 14,128
14,128−3,27 14,13
= 0,823
Pada =5% dengan N = 23 diperoleh rtabel= 0,413 dari perhitungan di atas diperoleh r 11 = 0.823. Karena r 11 > rtabel disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
(0.823 > 0,413) maka dapat
Lampiran 18
PERHITUNGAN INDEKS KESUKARAN BUTIR SOAL
Analisis hasil jawaban dari hasil uji coba instrument tes untuk indeks kesukaran adalah dengan menggunakan Rumus: p
B JS
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes Kriteria : proporsi tingkat kesukaran P ≤ 0.29 sukar; 0,29 < P ≤ 0,70 sedang; P > 0.7 mudah Perhitungan untuk butir no 1 B
= 20
JS
= 23
P
=
20 23
= 0,87
Berdasarkan kriteria yang ditentukan maka soal no 1 termasuk soal dengan klasifikasi mudah. Untuk soal lainnya adalah dengan menggunakan cara yang sama.
Lampiran 19 PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL Analisis hasil jawaban dari hasil uji coba instrument tes untuk daya pembeda adalah dengan menggunakan
D
BA B B JA JB
= PA PB
Dengan Klasifikasi daya pembeda soal: DP ≤ 0,00
= sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20
= jelek
0,20 < DP ≤ 0,40
= cukup
0,40 < DP ≤ 0,70
= baik
0,70 < DP ≤ 1,00
= sangat baik
Tabel Hasil Jawaban Soal No 1 untuk menghitungn Daya Pembeda Kelompok Atas Kode Skor U-11 1 U-13 1 U-14 1 U-22 1 U-4 1 U-5 1 U-6 1 U-7 1 U-8 1 U-10 1 U-12 1 U-15 1 Jumlah 12
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kelompok Bawah No Kode Skor 1 U-23 1 2 U-2 1 3 U-9 1 4 U-16 1 5 U-17 1 6 U-1 1 7 U-3 0 8 U-19 1 9 U-20 0 10 U-18 0 11 U-21 1
Untuk soal no 1 diperoleh data sebagai berikut: BA
= 12
BB =8
JA
= 12
JB = 11
D
=
BA BB JA JB 12 8 = − 12
= 0,27
11
Jumlah
8
Berdasarkan kriteria di atas, maka butir soal no 1 mempunyai daya pembeda cukup. Untuk menghitung daya pembeda butir soal lainnya dengan cara yang sama.
Lampiran 20 Tabel Chi Kuadrat
1 2 3 4 5
50% 0.455 1.386 2.366 3.357 4.351
30% 1.074 2.408 3.665 4.878 6.064
Taraf Signifikansi 20% 10% 1.642 2.706 3.219 4.605 4.642 6.251 5.989 7.779 7.289 9.236
5% 3.841 5.991 7.815 9.488 11.070
1% 6.635 9.210 11.341 13.327 15.086
6 7 8 9 10
5.348 6.346 7.344 8.343 9.342
7.231 8.383 9.524 10.656 11.781
8.558 9.805 11.030 12.242 13.442
10.645 12.017 13.362 14.684 15.987
12.592 14.067 15.507 16.919 18.307
16.812 18.475 20.090 21.666 23.209
11 12 13 14 15
10.341 11.340 12.340 13.339 14.339
12.899 14.011 15.119 16.222 17.322
14.631 15.812 16.985 18.151 19.311
17.275 18.549 19.812 21.064 22.307
19.675 21.026 22.362 23.685 24.996
24.725 26.217 27.688 29.141 30.578
16 17 18 19 20
15.338 16.338 17.338 18.338 19.337
18.418 19.511 20.601 21.698 22.775
20.465 21.615 22.760 23.900 25.038
23.542 24.769 25.989 27.204 28.412
26.296 27.587 28.869 30.144 31.410
32.000 33.409 34.805 36.191 37.566
21 22 23 24 25
20.337 21.337 22.337 23.337 24.337
23.858 24.939 26.018 17.096 28.172
26.171 27.301 28.429 29.553 30.675
29.615 30.813 32.007 33.196 34.382
32.671 33.924 35.172 35.415 37.652
38.932 40.289 41.638 42.980 44.314
26 27 28 29 30
25.336 26.336 27.336 28.336 29.336
29.246 30.319 31.391 32.461 33.530
31.795 32.912 34.027 35.139 36.250
35.563 36.741 37.916 39.087 40.256
38.885 40.113 41.337 42.557 43.773
45.642 46.963 48.278 49.588 50.892
dk
Diambil dari buku: Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cet. XVI, Bandung: Alfabeta, 2010.
Lampiran 21 Tabel F d1 d2 10 12 15 20 24 30 40 60 120 inf 15 2.54 2.48 2.40 2.33 2.29 2.25 2.20 2.16 2.11 2.07 16 2.49 2.42 2.35 2.28 2.24 2.19 2.15 2.11 2.06 2.01 17 2.45 2.38 2.31 2.23 2.19 2.15 2.10 2.06 2.01 1.96 18 2.41 2.34 2.27 2.19 2.15 2.11 2.06 2.02 1.97 1.92 19 2.38 2.31 2.23 2.16 2.11 2.07 2.03 1.98 1.93 1.88 20 2.35 2.28 2.20 2.12 2.08 2.04 1.99 1.95 1.90 1.84 21 2.32 2.25 2.18 2.10 2.05 2.01 1.96 1.92 1.87 1.81 22 2.30 2.23 2.15 2.07 2.03 1.98 1.94 1.89 1.84 1.78 23 2.27 2.20 2.13 2.05 2.01 1.96 1.91 1.86 1.81 1.76 24 2.25 2.18 2.11 2.03 1.98 1.94 1.89 1.84 1.79 1.73 25 2.24 2.16 2.09 2.01 1.96 1.92 1.87 1.82 1.77 1.71 26 2.22 2.15 2.07 1.99 1.95 1.90 1.85 1.80 1.75 1.69 27 2.20 2.13 2.06 1.97 1.93 1.88 1.84 1.79 1.73 1.67 28 2.19 2.12 2.04 1.96 1.91 1.87 1.82 1.77 1.71 1.65 29 2.18 2.10 2.03 1.94 1.90 1.85 1.81 1.75 1.70 1.64 30 2.16 2.09 2.01 1.93 1.89 1.84 1.79 1.74 1.68 1.62 32 2.14 2.07 2.02 1.91 1.86 1.82 1.76 1.74 1.69 1.59 34 2.12 2.05 2.00 1.89 1.84 1.80 1.74 1.71 1.65 1.57 36 2.10 2.03 1.98 1.87 1.82 1.78 1.72 1.69 1.64 1.55 38 2.09 2.02 1.96 1.85 1.80 1.76 1.71 1.67 1.62 1.53 40 2.08 2.00 1.92 1.84 1.79 1.74 1.69 1.64 1.58 1.51 60 1.99 1.92 1.84 1.75 1.70 1.65 1.59 1.53 1.47 1.39 120 1.91 1.83 1.75 1.66 1.10 1.55 1.50 1.43 1.35 1.25 inf 1.83 1.75 1.67 1.57 1.52 1.46 1.39 1.32 1.22 1.00 Diambil dari buku: Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cet. XVI, Bandung: Alfabeta, 2010.
Lampiran 22 Tabel Distribusi t untuk uji dua fihak (two tail test) 0.50 dk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60 120
0.25 1.000 0.816 0.765 0.741 0.727 0.718 0.711 0.706 0.703 0.700 0.697 0.695 0.692 0.691 0.690 0.689 0.688 0.688 0.687 0.687 0.686 0.686 0.685 0.685 0.684 0.684 0.684 0.683 0.683 0.683 0.681 0.679 0.677 0.674
0.20
0.10
0.05
0.02
0.01
0.10 3.078 1.886 1.638 1.533 1.476 1.440 1.415 1.397 1.383 1.372 1.363 1.356 1.350 1.345 1.341 1.337 1.333 1.330 1.328 1.325 1.323 1.321 1.319 1.318 1.316 1.315 1.314 1.313 1.311 1.310 1.303 1.296 1.289 1.282
0.05 6.314 2.920 2.353 2.132 2.015 1.943 1.895 1.860 1.833 1.812 1.796 1.782 1.771 1.761 1.753 1.746 1.740 1.734 1.729 1.725 1.721 1.717 1.714 1.711 1. 708 1.706 1.703 1.701 1.699 1.697 1.684 1.671 1.658 1.645
0.025 12.706 4.303 3.182 2.776 2.571 2.447 2.365 2.306 2.262 2.228 2.201 2.179 2.160 2.145 2.131 2.120 2.110 2.101 2.093 2.086 2.080 2.074 2.069 2.064 2.060 2.056 2.052 2.048 2.045 2.042 2.021 2.000 1.980 1.960
0.01 31.821 6.965 4.541 3.747 3.365 3.143 2.998 2.896 2.821 2.764 2.718 2.681 2.650 2.624 2.608 2.583 2.567 2.552 2.539 2.528 2.518 2.508 2.500 2.492 2.485 2.479 2.473 2.467 2.462 2.457 2.423 2.390 2.358 2.326
0.005 63.657 9.925 5.841 4.608 4.032 2.707 3.499 3.355 3.250 3.169 3.106 3.055 3.012 2.977 2.947 2.921 2.898 2.878 2.861 2.845 2.831 2.819 2.807 2.797 2.787 2.779 2.771 2.763 2.756 2.750 2.704 2.660 2.617 2.576
untuk uji satu fihak (one tail test)
Diambil dari buku: Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cet. XVI, Bandung: Alfabeta, 2010.
Lampiran 23 Tabel r Product Moment 3 4 5
Taraf Signifikan 5% 1% 0.997 0.999 0.950 0.990 0.878 0.959
27 28 29
Taraf Signifikan 5% 1% 0.381 0.487 0.374 0.478 0.367 0470
55 60 65
Taraf Signifikan 5% 1% 0.266 0.345 0.254 0.330 0.244 0.317
6 7 8 9 10
0.811 0.754 0.707 0.666 0.632
0.917 0.874 0.834 0.798 0.765
30 31 32 33 34
0.361 0.355 0.349 0.344 0.339
0.463 0.456 0.449 0.442 0.436
70 75 80 85 90
0.235 0.227 0.220 0.213 0.207
0.306 0.296 0.286 0.278 0.270
11 12 13 14 15
0.602 0.576 0.553 0.532 0.514
0.735 0.708 0.684 0.661 0.641
35 36 37 38 39
0.334 0.329 0.325 0.320 0.316
0.430 0.424 0.418 0.413 0.408
95 100 125 150 175
0.202 0.195 0.176 0.159 0.148
0.263 0.256 0.230 0.210 0.194
16 17 18 19 20
0.497 0.482 0.468 0.456 0.444
0.623 0.606 0.590 0.575 0.561
40 41 42 43 44
0.312 0.308 0.304 0.301 0.297
0.403 0.398 0.393 0.389 0.384
200 300 400 500 600
0.138 0.113 0.098 0.088 0.080
0.181 0.148 0.128 0.115 0.105
21 22 23 24 25 26
0.433 0.423 0.413 0.404 0.396 0.388
0.549 0.537 0.526 0.515 0.505 0.496
45 46 47 48 49 50
0.294 0.291 0.288 0.284 0.281 0.279
0.380 0.376 0.372 0.368 0.364 0.361
700 800 900 1000
0.074 0.070 0.065 0.062
0.097 0.091 0.086 0.081
N
N
N
Diambil dari buku: Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cet. XVI, Bandung: Alfabeta, 2010.
RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
: Asiyah Nur Hidayati
2. Tempat & Tgl. Lahir
: Jepara, 01 Juli1990
3. NIM
: 083511032
4. Alamat Rumah
: Jl. Bumi Perkemahan Pakis Adhi Dk. Demeling RT 006 RW 004 Suwawal Mlonggo Jepara 59452
HP
: 085743602559
Email
:
[email protected]
B. Riwayat pendidikan: 1. Pendidikan Formal : a. MI Tarbiyatul Athfal Mambak lulus tahun 2002 b. MTs Hasyim Asy’ari Bangsri lulus tahun 2005 c. MA Hasyim Asy’ari Bangsri lulus tahun 2008 d. IAIN Walisongo Semarang Lulus tahun 2012 2. Pendidikan Non-Formal a. TPQ Miftahul Ulum Suwawal b. Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Suwawal c. Ponpes Darut Ta’lim Bangsri
Semarang, 26 April 2012
Asiyah Nur Hidayati NIM : 083511032