EFEKTIVITAS METODE ROLE PLAYING TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH PAKEM SLEMAN
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh Lia Ismiasih NIM: 11105241046
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
Efektivitas Metode Role Playing .. (Lia ismiasih) 1
EFEKTIVITAS METODE ROLE PLAYING TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN METHODS EFFECTIVENESS OF ROLE PLAYING SKILLS PUPILS SUBJECT TO SPEAK INDONESIAN CLASS XI SMA MUHAMMADIYAH PAKEM , SLEMAN Oleh : Lia Ismiasih, Kurikulum dan Teknologi Pendidikan/Teknologi Pendidikan,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui metode role playing dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terhadap keterampilan berbicara siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Pakem Sleman. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy experiment, dengan variabel terikat keterampilan berbicara bahasa Indonesia siswa, serta variabel bebas adalah metode role playing. Desain penelitiannya yaitu pretest-postest control group design. Subjek penelitian ini adalah 32 siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Pakem Sleman, 17 siswa kelas IPS sebagai kelas eksprerimen dan 15 siswa kelas IPA sebagai kelas kontrol. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik uji-t (t-test), hasil uji t diperoleh t hitung yaitu 2,144 dan memperoleh signifikansi 0,40 lebih besar dari 0,05 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima. Berdasarkan perbedaan rata-rata (mean) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar 4.00. Kata Kunci : role playing, keterampilan berbicara
Abstract This study aims to determine the method of role playing in Indonesian subjects against speaking skills class XI SMA Muhammadiyah Pakem Sleman. This study is a kind of quasi experimental study, with the dependent variable Indonesian speaking skills of students , as well as the independent variable is the method of role playing . Design research is pretest - posttest control group design. The subjects were 32 students of class XI SMA Muhammadiyah Pakem Sleman, 17 grade students social studies class as a experimental class and 15 grade students science class as a control class . Data analysis technique used is the statistical analysis t-test ( t - test), the t-test results obtained by the t-count is 2.144 and gained significance 0.40 greater than 0.05 so that Ha is rejected and Ho accepted. Based on the difference in the average (mean) between the experimental group and the control group by 4:00 . Keywords : effectiveness role playing, speaking skills
2 Jurnal Pendidikan Edisi ... Tahun ...ke ...20..
yang sedang dipelajari. Guru memang harus
PENDAHULUAN di
menata lingkungan yang memberi peluang
sekolah-sekolah masih terbatas dan bertumpu
optimal bagi terjadinya belajar. Namun
dalam bentuk tatap muka di dalam kelas.
yang
Padahal untuk meningkatkan penciptaan dan
terwujudnya gejala belajar adalah niat
pertumbuhan kemampuan anak didik dalam
belajar siswa sendiri. Dengan istilah lain,
berbicara
suatu
dapat dikatakan bahwa hakekatnya kendali
keterpaduan yang sinergik antara guru dan
belajar sepenuhnya ada pada siswa (Asri
anak didiknya dalam proses pembelajaran.
Budiningsih, 2012: 59).
Kegiatan proses
yang
baik,
pembelajaran
dibutuhkan
kemampuan
paling
menentukan
Keterampilan berbicara merupakan
Salah satu usaha atau peran serta pendidik (guru) dalam menciptakan
akhirnya
salah satu dari kecerdasan manusia yaitu
maka
kecerdasan verbal/bahasa (verbal linguistic
proses
intelligence). Menurut Gardner dalam (Asri
pembelajaran di kelas, melalui penekanan
Budiningsih, 2012:114) kecerdasan verbal
pengajaran
guru
bertanggung jawab terhadap semua hal
kepada anak didiknya. Pengajaran bahasa
tentang bahasa. Keterampilan berbicara
Indonesia bertujuan membimbing anak didik
merupakan
agar
ketrampilan berbahasa. Dalam ketrampilan
berbicara
siswa
diperlukan
yang
baik,
pengembangan
bahasa
mampu
Indonesia
oleh
memfungsikan
bahasa
salah
satu
aspek
dari
satu
berbahasa mencakup 4 aspek, yaitu (1)
aspek kemampuan berbahasa yang sangat
keterampilan menyimak, (2) keterampilan
penting peranannya dalam upaya melahirkan
berbicara, (3) keterampilan membaca dan
generasi masa depan yang cerdas, kritis,
(4)
kreatif, dan berbudaya adalah kemampuan
empatnya saling berkaitan. Keterkaitan
berbicara.
antara
Indonesia
dalam
komunikasi. Salah
Dewasa ini siswa dituntut aktif dan kreatif
dalam
pandangan merupakan
Menurut
konstruktivistik,
belajar
suatu
pengetahuan. dilakukan
pembelajaran.
oleh
proses
Pembentukan siswa.
Ia
pembentukan ini
harus
harus
aktif
melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal
keterampilan
keempat
menulis.
aspek
Keempat-
keterampilan
berbahasa itu dinyatakan dengan istilah catur tunggal. Ini berarti bahwa ada kaitan yang
erat
antara
berbicara
dengan
menyimak, berbicara dengan menulis, dan berbicara dengan membaca (Djago Tarigan, 1997)
3 Jurnal Pendidikan Edisi ... Tahun ...ke ...20..
Keterampilan berbicara, menyatakan
Selanjutnya Miftahul Huda (2014:
maksud dan perasaan secara lisan, sudah
209) memaparkan bahwa metode role
dipelajari dan mungkin sekali sudah dimiliki
playing adalah suatu cara penguasaan
siswa sebelum mereka memasuki sekolah.
bahan-bahan
Taraf
ini
pengembangan imajinasi dan penghayatan
bervariasi mulai dari taraf baik atau lancar,
siswa. Siswa dalam pembelajaran role
sedang, gagap atau kurang.Ada siswa yang
playing
lancar menyatakan keinginan, rasa senang,
pembelajaran yang aktif. Pembelajaran
sedih, sakit, atau letih. Bahkan mungkin
dilakukan
dapat menyatakan pendapatnya mengenai
tokoh
sesuatu
beratkan kepada keterlibatan emosional
kemampuan
walau
berbicara
dalam
siswa
taraf
sederhana.
Beberapa siswa lainnya masih takut-takut
pelajaran
berperan
dengan
dalam
melalui
sebagai
subjek
memerankan
drama
dengan
suatu menitik
dan kemampuan menghayati peran. Adapun
berdiri dihadapan teman sekelasnya. Bahkan
tujuan
metode
role
tidak jarang kita lihat beberapa siswa
playing menurut Sudjana (2005: 134)
berkeringat
lupa
adalah untuk mengenalkan peran-peran
dengan
dalam dunia nyata kepada peserta didik.
segalanya
dingin, bila
berdiri
ia
kaku,
berhadapan
sejumlah siswa lainnya.
Peserta didik dilatih untuk bermain peran
Role Playing
sesuai dengan tokoh yang ada guna
role
Menurut Wina (2007: 134) metode
memberikan pengalaman kepada siswa
playing
untuk memahami tokoh dalam kehidupan
adalah
metode
kegiatan pada
bermasyarakat. Mereka memperoleh cara
kemampuan penampilan peserta didik untuk
berperilaku baru untuk mengatasi masalah
memerankan status dan fungsi pihak-pihak
seperti dalam dalam permainan perannya
lain yang terdapat pada kehidupan nyata.
dan
pembelajaran
yang
menekankan
Menurut Sudjana (2005: 134) teknik bermain
peran
pembelajaran
adalah yang
teknik
pada
meningkatkan
ketrampilan
memecahkan masalah. Dari kelebihan diatas pembelajaran
kegiatan
menekankan
dapat
role playing dapat memberikan kesan
kemampuan penampilan peserta didik untuk
pembelajaran
yang
memerankan status dan fungsi pihak-pihak
menyenangkan
yang
lain yang terdapat pada kehidupan nyata.
dilupakan, artinya siswa lebih berkesan
Artinya, siswa memainkan peran sesuai
dalam
dengan kejadian-kejadian nyata yang pernah
perperan
terjadi masa sekarang ataupun masa lampau.
dalam drama sehingga siswa lebih mudah
pembelajaran langsung
kuat sulit
karena
memainkan
dan untuk
siswa tokoh
4 Jurnal Pendidikan Edisi ... Tahun ...ke ...20..
mengingatnya.
Selain
menumbuhkan
rasa
juga
bisa
sekolah).
kebersamaan
dan
mendampingi tanpa membantu siswa
itu
antusiasme yang tinggi karena dalam suatu
Guru
mengamati
dan
dalam berlatih peran.
pementasan drama dibutuhkan latihan dan
5) Setelah selesai berlatih masing-masing
kerjasama yang baik untuk menciptakan
kelompok maju menampilkan drama
kekompakan suatu kelompok.
secara bergantian.
Selain mempunyai kelebihan, metode
6) Berdiskusi, kelompok yang sedang tidak
role playing juga mempunyai kelemahan
tampil
yaitu membutuhkan banyak waktu dalam
memberikan komentar kepada kelompok
pementasan drama karena dibutuhkan latihan
yang tampil di depan.
yang cukup sampai siswa benar benar
akan
berpengaruh
pada
hasil,
mengamati
dan
Keterampilan Berbicara Menurut Djago Tarigan (1997: 34)
memahami isi, jika waktu dibatasi hal tersebut
bertugas
berbicara
merupakan
ketrampilan
misalnya siswa kurang memahami isi materi
menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.
serta belum hafal dengan naskah drama.
Dalam
Suasana kelas yang tidak kondusif juga ikut
pendengar,
berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
digunakan agar maksud dapat disampaikan
Pelaksanaan
Pembelajaran
Role
penyampaian perlu
pesan
adanya
kepada
media
yang
dengan baik. Media yang tepat untuk
Playing dalam penelitian ini :
mengungkapkan
sesuatu,
pikiran
atau
1) Guru masuk kelas mamberikan sambutan
pendapat adalah bahasa lisan (berbicara).
serta memberikan instruksi kepada siswa
Selanjutnya Henry Guntur Tarigan
tentang pembelajaran role playing yang
(2008: 16) menyampaikan bahwa berbicara
akan dilaksanakan.
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
2) Siswa dibagi menjadi dua kelompok, satu
kelompok
tradisional
memainkan
dan
kelompok
drama lain
memainkan drama modern. 3) Siswa dengan kelompoknya membaca
bunyi artikulasi
atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyampaikan
menyatakan pikiran,
perasaan. Berbicara
gagasan,
atau dan
tidak hanya sekedar
pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata,
naskah dialog dan memahami peran
namun
yang akan diperankan.
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang
4) Siswa berlatih drama dengan bebas
suatu
alat
untuk
disusun serta dikembangkan sesuai dengan
memilih tempat yang dirasa nyaman
kebutuhan-kebutuhan
untuk berlatih (masih dalam lingkungan
penyimak.
pendengar
atau
5 Jurnal Pendidikan Edisi ... Tahun ...ke ...20.. Tarigan
(7) suara bergetar dan parau, (8) berbicara
dalam ( Ria: 2014) Keterampilan Berbicara
cepat dan tidak jelas, (9) tidak sanggup
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
mendengar atau berkonsentrasi, dan (10)
bunyi
lupa atau ingatan hilang.
Menurut
Henry
artikulasi
atau
Guntur
kata-kata
untuk serta
Menurut Shaleh Abbas (2006: 84)
dan
terdapat dua faktor hambatan berbicara,
perasaan. Pendengar menerima informasi
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
melalui
dan
Faktor internal adalah hambatan yang
penempatan persendian. Jika komunikasi
datang dari diri pembicara itu sendiri,
berlangsung secara tatap muka ditambah lagi
seperti: (a) alat ucap, (b) ketunanan
dengan gerak tangan dan air muka (mimik)
penggunaan bahasa, (c) kelelahan, (d)
pembicara.
fisiologi, dan (e) psikologis). Hambatan
mengekspresikan, menampaikan
mengatakan
pikiran,
rangkaian
nada,
gagasan,
tekanan,
Menurut John W.Osborne (2004: 65)
yang kedua adalah faktor eksternal atau
ada beberapa faktor penunjang keefektifan
yang datang dari luar pembicara, seperti: (a)
berbicara yaitu : Kualitas suara, nada suara,
suara
Kecepatan suara, intonasi suara, volume
penglihatan, (c) kondisi ruang, (d) gerak
suara, jeda, cara pengucapan dan penekanan
yang aktraktif), (e) media, dan (f) cuaca
(tanda baca lisan), artikulasi dan pengucapan,
atau
kosa kata dan tata bahasa yang tepat, masalah
berlangsung.
suara.
METODE PENELITIAN Menurut Djago Tarigan (1997; 80-81)
salah satu penghambat keefektifan berbicara
atau
bunyi
kondisi
(kebisingan),
saat
pembicaraan
(b)
itu
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian
adalah kecemasan berbicara. Kecemasan
quasi
berbicara
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
merupakan
ketrampilan
eksperimen.
dapat
seseorang yang telah dipengaruhi oleh rasa
mengontrol variabel-variabel luar yang
cemas. Karena khawatir, takut dan gelisah.
mempengaruhi
perwujudan
kecemasan
sepenuhnya
ini
menyampaikan pesan melalui bahasa lisan
Adapun
berfungsi
Penelitian
pelaksanaan
untuk
ekperimen.
Desain Quasi ekperimen yang digunakan
berbicara yaitu meliputi: (1) detak jantung
dalam penelitian
yang cepat, (2) telapak tangan atau punggung
ini adalah Nonequivalent Control Group
berkeringat, (3) nafas terengah-engah, (4)
Design. Desain ini hampir sama dengan
mulut
pretest-posttest control group design,
kering dan
sukar menelan,
(5)
ketegangan otot dada, tangan, leher, dan
hanya
pada
desain
kaki, (6) tangan atau kaki bergetar,
ekperimen maupun
ini
kelompok
6 Jurnal Pendidikan Edisi ... Tahun ...ke ...20.. kelompok kontrol tidak dipilih secara random
untuk menentukan tujuan pembelaran,
(Sugiyono, 2011: 116)
lembar dialog yang digunakan saat
Waktu dan Tempat Penelitian
pembelajaran berlangsung, persiapan
Waktu penelitian dilaksanakan pada
instrument pengamatan dan penilaian
Tahun Ajaran 2014/2015 semester genap di
unjuk kerja ketrampilan berbicara
kelas XI-A dan VI-B SMA Muhammadiyah
siswa untuk keperluan pretest dan
Pakem. Jadwal pelaksaan disesuaikan dengan
posttest.
jadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia di
2) Melakukan
matching/
penyadapan
SMA Muhammadiyah Pakem. Penelitian ini
terhadap kelas ekperimen dan kelas
dilaksanakan
kontrol.
Matching/
Pakem yang beralamat di Jl. Kaliurang KM
dilakukan
terdapat
17 Pakem Sleman Yogyakarta.
eksperimen yang diasumsikan akan
Subjek Penelitian
mempengaruhi hasil penelitian, yaitu
di
SMA
Muhammadiyah
penyadapan variabel
non
Subyek penelitian dalam penelitian
pada usia atau umur siswa, jenis
ini yaitu seluruh kelas siswa XI yang terdiri
kelamin, ruang kelas, guru, latar
dari dua kelas, yaitu kelas IPA dan kelas IPS.
belakang pekerjaan orang tua siswa,
Kelas IPA terdiri dari 15 siswa dan kelas IPS
waktu
terdiri dari 17 siswa. Sehingga total siswa
kemampuan awal siswa.
kelas XI SMA Muhammadiyah Pakem
pembelajaran
dan
tingkat
3) pretest dilakukan untuk mengetahui
berjumlah 32 siswa.
kemampuan
awal
Prosedur Penelitian
ekperimen
a. Tahap Pra Eksperimen, Pada tahap pra
sebelum di beri perlakuan.
maupun
siswa kelas
kelas kontrol
eksperimen terdapat 4 tahap yaitu : 1)
b. Tahap Eksperimen, pelaksanaan penelitian
Observasi, tahap ini merupakan tahap
ini dilakukan sebanyak delapan kali
pertaman yang dilakukan peneliti guna
pertemuan, empat kali pertemuan di kelas
menggali informasi mengenai kondisi
eksperimen dan empat kali pertemuan di
sekolah secara umum, keterampilan
kelas kontrol. Waktu dan hari penelitian
berbicara siswa, metode yang digunakan
disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran
dalam pembelajaran serta sarana dan
bahasa
prasarana yang dimiliki oleh sekolah.
Muhammadiyah
1) Persiapan Eksperimen, pada tahap ini
eksperimen
dilakukan
treatment
peneliti mempersiapkan segala sesuatu
pembelajaran
ketrampilan
berbicara
yang berhubungan dengan ekperimen
mengunakan metode role playing tanpa
secara teknis yaitu penyusunan RPP
guru sedangkan pada kelas kontrol
indonesia
kelas
Pakem.
XI
SMA
Pada
kelas
7 Jurnal Pendidikan Edisi ... Tahun ...ke ...20..
diberikan treatment pembelajaran dengan
Teknik Analisis Data.
mengunakan metode role playing dengan
Data dalam penelitian ini dianalisis
guru. Pelaksaan treatment pada kelompok
dengan teknik analisis data statistik
ekperiment tanpa di dampingi guru bahasa
deskriptif yaitu disajikan dalam bentuk
indonesia, sedangkan pada kelompok
tabel dan diagram serta analisis uji-t. Data
kontrol didampingi oleh guru bahasa
penilaian dalam penelitian ini dinyatakan
indonesia,
peneliti
dalam bentuk angka (skor). Data hasil
adalah mengamati aktivitas guru dan
pretest dan posttest dalam bentuk skor
siswa siswa dari awal sampai akhir
akan dihitung jumlahnya dengan bantuan
pembelajaran dengan teman sejawat.
komputer program SPSS 16 for windows.
c. Tahap
selanjutnya
tugas
Pascaeksperimen,
tahap
ini
Kemudian data hasil penilaian akan
merupakan tahap terakhir dalam penelitian
dikategorikan
ekperimen yaitu dengan melaksanakan
sedang, atau tinggi. Menurut Saefuddin
posttest. Pelaksaan posttest sama dengan
Azwar dalam (Astri Setyowati 2014:86)
pelaksanaan
dapat
keseluruhan
pretest, data
selanjutnya
selama
penelitian
dianalisis. Data,
Instrumen,
dan
Teknik
dalam
dirumuskan
kriteria
sebagai
rendah,
berikut
:
Rendah (X < M – 1 SD), sedang (M – 1 SD ≤ X ˂ M + 1 SD) , tinggi (X ≥ M + 1 SD)
Pengumpulan Data
HASIL
Instrumen pengumpulan data yang digunakan
PEMBAHASAN
yaitu lembar observasi rating scale atau dan
Data Peningkatan Keterampilan Berbicara
lembar unjuk kerja. Dalam penelitian ini
Siswa Kelompok Eksprerimen dan kontrol
peneliti
sebelum dan sesudah perlakuan.
menggunakan
lembar
penilaian
PENELITIAN
DAN
unjuk kerja keterampilan berbicara dari
Tabel
skripsi Astri Setyawati (2014) yang berjudul
Berbicara Siswa Kelompok Eksperimen
“ Pengaruh Metode Role Playing Dalam
1.
Kategori Interval
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Terhadap Ketrampilan Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri Panjatan Kulon Progo” yang sudah di validasi oleh ibu Murtiningsih, M.Pd dosen jurusan PGSD UNY.
Tinggi
Nilai ≥ 73,33 Sedang Nilai 46,6773,33 Rendah Nilai ≤ 46,67 Total
Peningkatan
keterampilan
Presentase Nilai Nilai Sebelum Sesudah Perlakuan Perlakuan 0% 100% 100%
0%
0%
0%
100%
100%
8 Jurnal Pendidikan Edisi ... Tahun ...ke ...20..
Berdasarkan tabel hasil analisis data dengan
perlakuan tidak ada siswa yang masuk
bantuan SPSS 16 for windows, keterampilan
pada kategori tinggi.
berbicara siswa kelas
eksperimen sudah
meningkat. Hal tersebut dibuktikan dengan
20
semua siswa yang awalnya berada pada
15
kategori sedang sudah meningkat 100% ke dalam kategori tinggi.
Penilaian Sebelum Perlakuan
10 5
Penilaian Setelah Perlakuan
0
20
Penilaian Sebelum Perlakuan
15
Gambar
10 Penilaian Setelah Perlakuan
5 0
Gambar 1. Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelompok Eksperimen
Tabel 2. Data Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelompok Kontrol
Tinggi
Nilai ≥ 73,33 Sedang Nilai 46,6773,33 Rendah Nilai ≤ 46,67 Total
Diagram
Keterampilan
Batang
Berbicara
Peningkatan
Siswa
Kelompok
Kontrol
Rangkuman Hasil Uji-t
TinggiSedangRendah
Kategori Interval
2.
Presentase Nilai Nilai Sebelum Sesudah Perlakuan Perlakuan 0% 53.33% 100%
46.66%
Kelom Mean Standar T Signifi pok deviasi fikansi Ekspe 84.00 3.16 3.316 0.002 Rimen Kontrol 80.26 3.19 Berdasarkan tabel rangkuman hasil uji-t diatas diperoleh t hitung 3.316 dan memperoleh signifikansi
0,002
lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, selain itu terdapat perbedaan mean yang tidak terlalu jauh yaitu sebesar 4,26.
0%
Pembahasan
0%
Berdasarkan data hasil penelitian 100%
100%
menunjukan penggunaan metode role
Berdasarkan tabel hasil analisis data
playing
tanpa
dampingan
guru
dengan bantuan SPSS 16 for windows,
mempunyai perbedaan yang signifikan
keterampilan
kelas
dari pada menggunakan metode role
eksperimen sudah meningkat. Hal tersebut
playing dengan dampingan guru dalam
dibuktikan dengan banyaknya siswa yang
pembelajaran
berada pada kategori tinggi yaitu 53.33%
Berpengaruhnya metode role playing
dibandingkan dengan hasil penilaian sebelum
tanpa dampingan guru ini dapat
berbicara
siswa
ketrampilan
berbicara.
9 Jurnal Pendidikan Edisi ... Tahun ...ke ...20.. memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada
2. Bagi siswa
siswa untuk aktif dan praktik berbicara kepada
Dalam
siswa tanpa membatasi ruang dan gerak
berbicara bahasa indonesia dengan
mereka.
metode role playing siswa diharapkan
SIMPULAN DAN SARAN
lebih
Simpulan
memberikan kesempatan bagi siswa
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
untuk berbicara seluas-luasnya dalam
maka dapat disimpulkan bahwa Terdapat
menyampaikan ide, gagasan serta
perbedaan
bahasa
pendapatnya.
indonesia yang signifikan antara kelas yang
3. Bagi peneliti
keterampilan
berbicara
pembelajaran
berpartisipasi
keterampilan
aktif,
karena
belajar menggunakan metode role playing
Bagi peneliti berikutnya diharapkan
tanpa
belajar
dapat melakukan penelitian lebih
menggunakan metode role playing dengan
lanjut tentang penerapan metode role
dampingan
playing
guru
dengan
guru
kelas
di
yang
kelas
XI
SMA
Muhammadiyah Pakem, Sleman. Hal tersebut diperkuat dengan rangkuman hasil uji-t diatas diperoleh t hitung 3.316 signifikansi
dan memperoleh
0,002 lebih kecil dari 0,05
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, selain itu terdapat perbedaan mean yang tidak terlalu jauh yaitu sebesar 4,26. Sedangkan uji gain score uji t diatas diperoleh t hitung yaitu 2,144 dan memperoleh signifikansi 0,40 lebih besar dari 0,05 sehingga Ha ditolah dan Ho diterima. Berdasarkan perbedaan rata-rata (mean) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar 4.00.
dalam
pembelajaran
keterampilan berbicara. DAFTAR PUSTAKA Asri Budiningsih. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Astri Setyawati. 2014. “ Pengaruh Metode Role Playing Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Terhadap Ketrampilan Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri Panjatan Kulon Progo”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta Djago, Tarigan.1997. Pengembangan Ketrampilan Berbicara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Saran 1.
Bagi guru Guru hendaknya menggunakan metode role playing dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai salah satu alternatif metode
untuk
meningkatkan
keterampilan berbicara siswa.
Guntur, Henry Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Percetakan Angkasa
10 Jurnal Pendidikan Edisi ... Tahun ...ke ...20.. Hamzah B. Uno. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara John W. Osborne. 2004. Talking Your Way to The Top. Jakarta: PT Bumi Aksara Miftahul Huda. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: IsuIsu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ria. 2014 . Pengertian Berbicara menurut Para Ahli. Diunduh tanggal 26 November 2015. Pukul 21.47 WIB http://www.trigonalmedia.com/2014 /12/pengertian-berbicara-menurutpara-ahli.html Shales Abbas. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Sudjana. 2005. Metode Dan Teknik Pembelajaran Partisipasif. Bandung: Falah Production Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Wina
Sanjaya 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Fajar Interpratama Offset