EFEKTIVITAS EKSTRAK TANAMAN ZODIA Evodia suaveolens PADA BERBAGAI KONSENTRASI REPELLENT TERHADAP AKTIVITAS MENGHISAP DARAH NYAMUK Aedes aegypti Asliah*, Syahribulana, Gemini Alama, *Alamat korespondensi e-mail:
[email protected] *Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin ABSTRAK Penelitian berjudul “Efektivitas Ekstrak n-Heksan Zodia Evodia suaveolens pada berbagai konsentrasi terhadap waktu menghisap darah nyamuk Aedes aegypti” yang bertujuan untuk melihat efektivitas ekstrak n-Heksan Zodia pada berbagai konsentrasi terhadap waktu menghisap darah nyamuk Aedes aegypti. Penelitan bersifat eksperimental, menggunakan ekstrak sprey n-Heksan Zodia Evodia suaveolenskonsentrasi 3,12%, 6,25%, 12,5%, dan 25% disemprotkan ke tangan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam kandang yang telah berisi sampel uji nyamuk betina sebanyak 25 ekor, pengamatan dimulai pukul 08.00-18.00 WITA dengan interval waktu 1 jam. Efektivitas ekstrak dihitung dengan cara menghitung jumlah nyamuk yang menghisap darah serta perhitungan menggunakan ANAVA, pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak zodia Evodia suaveolens yang paling efektif menghalau nyamuk terhadap empat waktu pengamatan adalah 12,5% dan 25% yang dimana tidak berbeda nyata dengan antinyamuk X yang mengandung DEET. Kata Kunci : Ekstrak, Zodia, Aedes aegypti, Evodia suaveolens, Nyamuk
ABSTRACT The research entitled “The Effectiveness of n-Heksan Zodia Evodia suaveolens extract in every concentration of suck blood by Aedes aegyptimosquitoes that aims to see the effectiveness of n-Heksan zodia extract in every concentrartion of suck blood by Aedes aegypti. The characteristic of study is the experimental research by using n-Heksan extract zodia Evodia suaveolens eith 3,12%; 6,25%; 12,5% and 25% concentration by sparying on hand. Then, hand put into the box that have containing 25 mosquitoes, this treatment was starting at 08.00 to 18.00 pm with an hour interval. The effectiveness of extract has calculated by accounting the number of mosquitoes suck blood and ANAVA as much as three replication treatment. The result of the research shows that the most of effective exract of zodia Evodia suaveolens in avoiding the mosquitoes is 12,5% and 25% concentration in four times is not significantly different with X mosquito that DEET containing. Keywords : Extract, Zodia, Aedes aegypti, Evodia suaveolens, Mosquito
PENDAHULUAN Demam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari berbagai arbovirus. Arbovirus (arthropod-borne viruses), genus flavivirus dari family flaviviridae merupakan virus yang ditularkan melalui gigitan arthropoda, misalnya nyamuk. Demam berdarah merupakan penyakit menular yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB)/wabah). Pe-nyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan bagi masyarakat yang cenderung meningkat jumlah penderitanya dan semakin luas daerah pe-nyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk (Depkes RI, 1995). Kenampakan permukaan bumi yang cukup luas, sesuai dengan kenampakan sebenarnya di lapangan merupakan parameter utama yang berpengaruh terhadap perkembangbiakan nyamuk vektor DBD dapat ditinjau, seperti vegetasi, persebaran permukiman, kepadatan permukiman, tata letak, serta pola permukiman. Pertumbuhan penduduk dan partum-buhan permukiman yang terus meningkat dan pengelolaan lingkungan perkotaan yang be-lum optimal serta ditunjang oleh kondisi iklim, akan mempercepat persebaran penyakit DBD secara meluas karena menyebabkan frekuensi makan nyamuk meninggkat. Hal ini dapat diketahui dengan semakin sering nyamuk menghisap darah maka semakin tinggi po-tensi penularan dan kepadatan populasi nyamuk semakin tinggi, menyebabkan potensi kon-tak vektor (nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus) dengan manusia semakin besar sehing-ga akan mempermudah/mempercepat penyebaran virus dengue yang menyebabkan penya-kit DBD. Penyakit yang disebarkan nyamuk sangat berbahaya. Oleh karena itu, ada baiknya kita mencegah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk tersebut dengan penggunaan sediaan antinyamuk. Penggunaan anti nyamuk merupakan tindakan yang praktis dan ekonomis untuk mencegah penyakit-penyakit yang dibawa oleh nyamuk ke manusia. Tetapi
kebanyakan formula produk anti nyamuk yang beredar di pasaran mengandung DEET (N,N-dietil-m-toluamid) yang memiliki efek samping seperti gejala hipersensitifitas, iritasi dan urtikaria (Qiu et al, 1998). Untuk menghindari efek negatif dari penggunaan anti nyamuk yang berasal dari bahan-bahan kimia, banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap antinyamuk yang berasal bahan alam (ekstrak tanaman) untuk menggantikan DEET, diantaranya dengan menggunakan ekstrak akar wangi, cengkeh, geranium, lavender, selasih, serai wangi, suren dan zodia. Bahan-bahan tersebut telah mununjukan kemampuan yang baik sebagai antinyamuk pada beberapa jenis nyamuk dan merupakan metode yang tepat (fisik-lingkungan, biologi, dan kimiawi), karena ramah lingkungan (Tawatsin et al, 2001). Zodia merupakan tumbuhan asli Indonesia yang berasal dari daerah Irian (Papua) (Kardinan, 2004). Zodia Evodia suaveolens Scheff. yang termasuk ke dalam famili Rutaceae, mengandung evodiamin dan rutaekarpin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kardinan (2004) di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) dengan gas kromatografi, minyak yang disuling dari daun tumbuhan ini mengandung linalool (46%) dan α-pinen (13,26%). Linalool sudah sangat dikenal sebagai pengusir (repellent) nyamuk. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Dolih dkk. (2008) mengenai uji aktivitas anti nyamuk dengan pemanfaatan bahan alam dari ekstrak daun Zodia Evodia suaveolens Scheff terhadap nyamuk Culex fatigans dalam sediaan krim, menunjukkan bahwa variasi konsentrasi ekstrak daun zodia Evodia suaveolens Scheff pada krim menunjukkan efektivitas antinyamuk meningkat sesuai dengan bertambahnya konsentrasi.
Efektivitas tertinggi ditunjukkan pada konsentrasi 12,5 % b/b. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan pengujian efektivitas ekstrak tanaman zodia Evodia suaveolens Scheff pada berbagai konsentrasi terhadap waktu menghisap darah nyamuk Aedes aegypti.
METODE PENELITIAN Penelitian bersifat eksperimental dengan melakukan pengujian efektivitas ekstrak zodia E. suaveolens Scheff dengan berbagai konsentrasi terhadap waktu menghisap darah nyamuk Ae. aegypti. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah rotavapor, alat-alat gelas, centrifuge, timbangan analitik dan digital, kandang nyamuk, bejana maserasi (toples kaca), corong buchner, pompa vakum. Bahan-bahan yang digunakan antara lain adalah ekstrak daun Zodia Evodia suaveolens Scheff, antinyamuk X, n-Heksan, Etanol 70%, koloni nyamuk Aedes aegypti stok Laboratorium Ilmu Lingkungan dan Kelautan (ILK) – Entomologi Lingkungan. Sampel nyamuk uji Aedes aegypti diambil dari stok Laboratorium Ilmu Lingkungan dan Kelautan (ILK) bagian Entomologi. Daun Zodia E. suaveolens dicuci kemudian di potong kecil dan dianginanginkan hingga kering dan di blender sampai menjadi serbuk (simplisia). Serbuk simplisia dimasukkan ke dalam bejana maserasi (toples), ditambahkan cairan penyari n-heksan, diaduk beberapa kali lalu dibiarkan selama 24 jam pada suhu kamar. Selama didiamkan sesering mungkin dilakukan pengadukan. Setelah itu sampel disaring menggunakan corong burchner dari pompa vakum ke dalam bejana penampung. Ampas yang telah disaring dimasukkan kembali ke dalam bejana maserasi kemudian ditambahkan cairan penyari n-heksan dengan volume
yang sama. Prosedur diulangi hingga 3 kali. Hasil saringan yang diperoleh dikumpul dan dipekatkan menggunakan rotavapor. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 3,12 %, 6,25 %, 12,5 %, 25 % masing-masing sebanyak 20 ml. Konsentrasi 3,12 % diperoleh dengan menambahkan ekstrak n-Heksan zodia sebanyak 0,624 ml dengan etanol 70% sebanyak 20 ml Konsentrasi 6,25% diperoleh dengan menambahkan ekstrak n-Heksan zodia sebanyak 1,25 ml dengan etanol 70% sebanyak 20 ml Konsentrasi 12,5 % diperoleh dengan menambahkan ekstrak n-Heksan zodia sebanyak 2,5 ml dengan etanol 70% sebanyak 20 ml Konsentrasi 25 % diperoleh dengan menambahkan ekstrak n-Heksan zodia sebanyak 5 ml dengan etanol 70% sebanyak 20 ml Menyemprotkan spray ekstrak n-Heksan zodia E.suaveolens Scheff konsentrasi 3,12% ke tangan. Selanjutnya tangan dimasukkan ke dalam kurungan yang berisi 25 ekor nyamuk Ae. aegypti selama 15 menit. Melakukan perhitungan terhadap jumlah nyamuk yang menghisap darah. Percobaan ini dilakukan mulai dari pukul 08.00 – 18.00 WITA dengan interval waktu 1 jam. Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali. Perlakuan yang sama dilakukan terhadap konsentrasi 6,25 %, 12,5 %, 25 %. Begitupun dengan antinyamuk X dan Etanol 70%. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui efektif tidaknya ekstrak yang digunakan yaitu ANAVA.
Histogram 2. Efektivitas ekstrak n-Heksan zodia E.suaveolens pada pukul 11.00-12.00 WITA
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
Histogram 2 menunjukkan bahwa pada pukul 11.00-12.00 WITA, konsentrasi ekstrak n-heksan zodia 3,12% tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, anti nyamuk X, etanol 70% dan begitu pun sebaliknya.
Efektivitas Ekstrak n-Heksan Zodia Evodia suaveolens Pukul 08.00-09.00 WITA a ab
ab ab
c bc
d cd
c
Efektivitas Ekstrak n-Heksan Zodia Evodia suaveolens Pukul 14.00-15.00 WITA 6 4
Histogram 1. Efektivitas ekstrak n-Heksan zodia E.suaveolens pada pukul 08.00-09.00 WITA Histogram 1 menunjukkan bahwa pada pukul 08.00-09.00 WITA, konsentrasi ekstrak n-heksan zodia 3,12 % tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 6,25%, 12,5% dan etanol 70%. Konsentrasi 6,25% tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 12,5%, 25%, anti nyamuk X dan etanol 70%. Konsentrasi 25% tidak berbeda nyata dengan ani nyamuk X. Efektivitas Ekstrak n-Heksan Zodia Evodia suaveolens Pukul 11.00-12.00 WITA
2 0
Histogram 3. Efektivitas ekstrak n-Heksan zodia E.suaveolens pada pukul 14.00-15.00 WITA Histogram 3 menunjukkan bahwa pada pukul 14.00-15.00 WITA, konsentrasi ekstrak n-heksan zodia 3,12% tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 6,25%, 12,5, 25%, etanol 70%, anti nyamuk X dan begitu pun sebaliknya. Efektivitas Ekstrak n-Heksan Zodia Evodia suaveolens Pukul 17.00-18.00 WITA
5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 3,12
6,25
12,5
25
anti nyamuk x
etanol 70%
Histogram 4. Efektivitas ekstrak n-Heksan zodia E.suaveolens pada pukul 17.00-18.00 WITA Histogram 4 menunjukkan bahwa pada pukul 17.00-18.00 WITA, konsentrasi ekstrak n-heksan zodia 3,12% tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 6,25%, 12,5%, etanol 70% dan begitu pun sebaliknya. Konsentrasi 6,25% tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 12,5%, 25%, etanol 70% dan begitu pun sebaliknya. Konsentrasi 12,5 dan etanl 70% tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Konsentrasi 25% dan anti nyamuk X berbeda nyata dengan konsentrasi 3,12%. PEMBAHASAN Hasil pengujian efektivitas ekstrak n-Heksan zodia secara umum dengan berbagai konsentrasi pada pukul 08.0018.00 WITA menunjukkan bahwa konsentrasi yang paling efektif menghalau nyamuk adalah 25%. Hal ini disebabkan karena konsentrasi ekstrak zodia yang digunakan tinggi sehingga daya tolak nyamuk pun terhadap ekstrak semakin tinggi. Menurut Nurdjannah (2004), ekstrak daun zodia E.suaveolens mengandung linalool (3,7-Dimethyl-1,6octadien-3-ol) bersifat racun kontak yang meningkatkan aktifitas saraf sensorik pada serangga, dalam kandungan lebih besar dapat menyebabkan stimulasi saraf motor mengakibatkan kejang dan kelumpuhan pada berbagai jenis serangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat konsentrasi yang digunakan, ada tiga konsentrasi yang efektif menghalau nyamuk pada waktu yang berbeda yaitu konsentrasi 6,25%, 12,5%, dan 25%. Konsentrasi 25% efektif menghalau nyamuk pada pukul 08.00 - 09.00 WITA dan pukul 17.00 - 18.00 WITA. Pukul 08.00-09.00 WITA nyamuk memulai aktifitas menghisap darah dan merupakan
waktu aktifitas tertinggi dalam menghisap darah setelah nyamuk dipuasakan sehari. Selain itu konsentrasi 25% juga efektif pada pukul 17.00-18.00 WITA. Selain pukul 08.00-09.00 WITA waktu menghisap darah nyamuk Ae. aegypti yang tinggi pun adalah pukul 17.00-18.00, yang dimana nyamuk kembali aktif menghisap darah. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Soegijanto (2006), Cahyati dan Suharyo (2006) dan Novelani, (2007) melaporkan bahwa nyamuk Aedes aegypti mempunyai dua periode waktu menghisap darah yakni pada pagi hari pukul 08.00-10.00 dan 08.00-13.00, serta sore hari sebelum matahari terbenam pukul 15.00-17.00 dan 16.00-18.00 petang. Sehingga konsentrasi 25% lebih efektif menghalau disebabkan racun yang terdapat dalam ekstrak lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak lainnya. Konsentrasi 6,25% efektif menghalau nyamuk pada pukul 11.0012.00 WITA yang dimana aktifitas menghisap darah nyamuk Ae. aegypti semakin menurun dibandingkan waktu sebelumnya memungkinkan ekstrak dengan konsentrasi rendah efektif menghalau nyamuk Ae. aegypti. Konsentrasi 12,5% efektif menghalau nyamuk pada pukul 14.0015.00 WITA dimana merupakan waktu istirahat menghisap darah nyamuk Ae. aegypti, sehingga konsentrasi rendah pun efektif menghalau. Pada histogram 4 menunjukkan bahwa diantara semua konsentrasi, konsentrasi 25% jumlah ratarata nyamuk yang menghisap darah lebh tinggi dibandingkan konsentrasi lainnya. Kemungkinan hal ini disebabkan karena nyamuk beradaptasi terlebih dahulu dengan kondisi lingkungan yaitu menunggu hingga ekstrak yang disemprotkan ke tangan menguap/berkurang. Secara umum serangga tak terkecuali nyamuk dapat mendeteksi adanya senyawa-senyawa toksik yang terkandung dalam suatu tanaman atau ekstrak melalui antena atau
rambut-rambut pada bagian tarsi. Penelitian yang dilakukan oleh kardinan (2007) terhadap nyamuk Ae. aegypti dengan menggosokkan daun zodia mampu menghalau nyamuk selama 6 jam dengan daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70%. Zodia Evodia suaveolens termasuk kelompok family Rutaceae yang mengandung evodiamine dan rutaecarpine. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) melaporkan bahwa minyak dari daun tanaman ini mengandung linalool (46%) dan a-pinene (13,26%) dimana linalool sudah dikenal sebagai pengusir (repellent) nyamuk (Kardinan, 2007). Linalool adalah terpenoid alkohol yang dapat ditemukan secara alami pada tanaman, bunga dan rempah-rempah. Sebagai pestisida, linalool diperuntukkan untuk penggunaan kontrol hama (kutu) binatang peliharaan dalam ruangan yang dalam jangka waktu tertentu linalool mampu mempengaruhi sistem saraf serangga. Linalool juga digunakan dalam penggunaan outdoor untuk pengusir nyamuk. Sekarang ini di Amerika terdapat 16 produk yang komposisi bahan aktifnya merupakan linalool. Berdasarkan informasi EPA (Environmental Protection Agency), diketahui bahwa tidak ada efek samping untuk manusia maupun lingkungan (EPA, 2008). Hasil penelitian menunjukkkan bahwa ekstra sprey daun zodia efektif digunakan sebagai repellent baik dalam konsentrasi tinggi maupun rendah pada waktu yang berbeda. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Gozalih dkk. (2009) dengan menggunakan ekstrak daun zodia Evodia suaveolens terhadap nyamuk Culex fatigans dalam sediaan krim. Hasilnya menunjukkan bahwa krim ekstrak daun zodia efektif sebagai antinyamuk, tetapi efektivitas antinyamuk tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan produk inovator yang mengandung DEET (N,N-
dietil-m-toluamid) misalnya soffel, autan, dll. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa anti nyamuk X yang mengandung DEET lebih efektif menghalau nyamuk dibandingkan dengan perlakuan ekstrak sprey zodia itu sendiri akan tetapi bila ditinjau dari segi keamanan dan kesehatan kontrol (+) yang mengandung DEET memiiki efek samping terhadap kesehatan. Menurut Qiu et al (1998) kebanyakan formula produk antinyamuk yang beredar di pasaran mengandung DEET (N,N-dietilm-toluamid) yang memiliki efek samping seperti gejala hipersensitifitas, iritasi dan urtikaria. Ekstrak daun zodia berasal dari bahan alam mengandung linalool yang tidak memiliki epek samping. Hal ini sesuai dengan informasi EPA (Environmental Protection Agency) (2008) bahwa di Amerika terdapat 16 produk yang komposisi bahan aktifnya merupakan linalool dan tidak memiliki efek samping untuk manusia maupun lingkungan. Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh (Gozali dkk., 2009) krim dengan ekstrak daun zodia Evodia suaveolens memiliki kestabilan yang cukup tinggi selama penyimpanan, kecuali pH dan viskositas. Namun perubahan tersebut masih dapat ditolerir karena masih dalam rentang pH yang dipersyaratkan dan sediaan masih dapat dioleskan ke permukaan kulit dengan baik dan aman digunakan. Selain pengujian kontrol (+) larutan X dengan bahan aktif DEET, dilakukan pula pengujian kontrol (-) larutan etanol yang merupakan bahan pelarut dari ekstrak yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan pelarut yang diguanakan pada ekstrak tidak memberikan pengaruh terhadap keefektifan ekstrak dalam aktivitas menghisap darah nyamuk Aedes aegypti. KESIMPULAN DAN SARAN
dapat
Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa konsentrasi
ekstrak n-Heksan zodia yang efektif menghalau nyamuk terhadap empat waktu pengamatan adalah 12,5 % dan 25 %, yang dimana kedua konsentrasi tersebut tidak berbeda nyata dengan anti nyamuk X yang mengandung DEET. Diharapkan kepada dinas terkait untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pemanfaatan bahan alam dalam hal ini tanaman berguna (zodia) yang memiliki potensi sebagai antinyamuk (repellent). Saran dalam penelitian ini adalah diharapkan kepada dinas terkait untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pemanfaatan bahan alam dalam hal ini tanaman berguna (zodia) yang memiliki potensi sebagai antinyamuk (repellent). DAFTAR PUSTAKA Agusta A.. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Penerbit ITB, Bandung. Backer, C.A.. 1911. Flora of Java. N.V. Boekh. Visser & Co. Borror, D.J.C, Triplehorndan N. F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi ke-6. Gajah Mada University Press,Yogyakarta. Braks, M.A., Honorio, N.A, de Olivieira, L., Juliano, S.A., Lounibos, L.P. Convergent Habitat Segregation of Aedes aegypti and Aedes albopictus (Diptera: Culicidae) in Southeastern Brazil and Florida. J. Med. Entomol. 2003 Nov; 40 (6): 785-94. Cahyati, W.H, Suharyo. 2006. Dinamika Aedes aegypti sebagai vektor penyakit. Kemas 2: 38-48.
Christophers Sir SR. 1960. Aedes aegypti (L) The Yellow Fever Mosquito. Cambridge University Press, Cambridge. Clements A. N. 1999. The Biology of Mosquitoes Volume 2 Sensory Reception and Behaviour. USA: CABI Publishing Cronquist. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. Columbia University Press, New York. Danial. 2009. Ciri-ciri Nyamuk Penyebab Penyakit Demam Berdarah .http://danialonline.wordpress.com. Diakses pada hari Selasa, 06 Maret 2012. Departemen Kesehatan RI. 1995. Petunjuk Teknis Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah. Direktorat Jenderal. PPM & PLP, buku paket B. Jakarta.
Dinata, A., 2005 : Tanaman Sebagai Pengusir Nyamuk. http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/0205/17/cakr awala/penelitian 01.htm. Diakses tanggal 13 Desember 2012. EPA. Linalool Summary Document.US EPA, 1 Juni 2008, Office of Pesticide Programs, p.1-2 Gandahusada, S., Herry H., W. Pribadi. 1998. Parasitologi Kedokteran. Edisi ke-3. Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia, Jakarta. Gozali, D., Musfiroh, I., Mutakin, Kartika, A. 2009. Uji Aktivitas Antinyamuk dari Ekstrak Daun Zodia Evodia suaveolens terhadap Nyamuk Culex Fatigans Dalam Sediaan. Farmaka, Volume 7 Nomor 3.
Harborne. I.B.. 1987. Metode Fitokimia, alih Bahasa : Padmawinata K. & Soediro I., Penerbit ITB, Bandung. Harjanto, I.. 2004. Tanaman Harum Yang Dapat Mengusir Nyamuk. http://rumah-dme3.blogspot.com. Diakses tanggal 11 Mei 2006. Hasbullah. 2001. Minyak Atsiri Jahe, Teknologi Tepat Guna Agroindustri, Sumatra Barat. Dewan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Industri, Sumatra Barat. Kardinan, A.. 2004. Tanaman Pengusir Nyamuk, Tabloid Sinar Tani. www.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 11 Mei 2006 Kardinan , A.. 2003. Tanaman Obat Pengempur Kanker. PT. Agromedia Pustaka, Depok Kardinan, A. 2007.Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Edisi ketiga. Agro Media Pustaka. Jakarta Ketaren, S.. 1990. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. PN Balai Pustaka, Jakarta. Kusumawathie, R. R., M. L. K. Siyambalagoda. Distribution and breeding sites of potential dengue vectors in Kandy and Nuwara Eliya districts of Sri Lanka.The Ceylon Jou.off Med. Sci. 2005; 48: 43-52. Leung A.Y.. 1980. Encyclopedia of Common Natural in Gradients (used in food, drug and cosmetics. John Wiley & Sons Inc., New York Mullen, D dan Durden L. 2002. Med. Vet Entomol. Academic Press, California.
Nurdjannah, N. 2004.Industrial Corps Research Journal. (Abstract). 6 (1): 31-37. Qiu, H. W., Jun, and McCall, J. W. 1998. Pharmacokinetics, formulation, and safety of insect repellent N,N-dienthyl3-methybenzamide (DEET): A Reiew, J. Am. Mosq. Contr. Assoc 14: 12-27. Rahmawati, D. 2004. Jumlah dan Daya Tetas serta Perkembangan Pra Dewasa Aedes aegypti. [Skripsi] FKH IPB, Bogor. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerjemah : Padmawinata K. Penerbit ITB, Bandung. Rueda, L. M. 2004. Pictorial Keys for the Identification of Mosquitoes (Diptera : Culicidae) Associated With Dengue Virus Transmission. Magnolia Press Auckland, New Zealand. 60 hal. Sivanathan, M. M. 2006. The Ecology and Biology of Aedes aegypti and Aedes albopictus (Skuse) (Diptera : Culicidae) and The Resistance Status of Aedes albopictus (Filed Strain) againts Organophosphates ini Penang, Malaysa. Soedarto. 1972. Penyakit-penyakit infeksi di Indonesia. Widya Medika, Jakarta. Sudarmaja IM, Mardihusodo SJ. 2009. Pemilihan tempat bertelur nyamuk Aedes aegypti pada air limbah rumah tangga di laboratorium. Vet 10 ( 4): 205207. Sungkar, S. 2005. Bionomik Aedes aegepty vektor Demam Berdarah Dengue. Majalah Kedokteran Indonesia. Jakarta. Hal:1 Supartha, I.W. 2008. Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue,
Aedes aegypti (Linn) dan Aedes albopictus (Skuse) Diptera : Culicidae. Senior Entomologist. Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Denpasar. Syahribulan, dkk., 2012. Waktu Aktivitas Menghisap Darah Nyamuk Aedes aegypti L. Dan Aedes albopictus Skuse Di Desa Pa’lanassang Kelurahan Barombong, Makasar. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol. 11 No. 4. Jakarta Tawatsin, A., Steve D. W., Rederic, S., Thavara, U., Techadamrongsin, Y. 2001. Repellency of Volatile Iols From Plant Againt Three Mosquito Vectors, Journal of Vector Ecology 26(1): 76-82. Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. World Health Organization. 2006. Aedes aegypti. http://www.denguevirusnet.com/aedesaegypti. html. Diakses pada hari Selasa, 06 Maret 2012.