EFEKTIFITAS PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK AKHLAK KARIMAH SISWA MI TERPADU NURUL FALAH DEPOK
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Adnan Rifai NIM 109011000223
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Adnan Rifai (Nim : 109011000223). “EFEKTIFITAS PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK AKHLAK KARIMAH SISWA DI MIT NURUL FALAH DEPOK”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas peranan guru dalam membentuk akhlaq al-karimah siswa, di MI Terpadu Nurul Falah Depok. Bagaimana siswa membentuk akhlaknya baik dalam aspek ibadah, personal, dan interpersonal. Penulis menggunakan metode induksi. Metode ini dimaksud utnuk membahas suatu masalah dengan jalan mengumpulkan data dan fakta-fakta yang bersifat khusus atau peristiwa-peristiwa konkrit yang ada hubungannya dengan pembahasan. Kemudian ditarik kesimpulan.Sampel penelitian ini diambil dengan tekhnik cluster random sampling, sekitar 30%. Dengan demikian sampel yang diambil dari populasi yang ada dan dianggap mewakili hasil penelitian dari sejumlah populasi, penulis menggunakan sampel berjumlah 40 orang dari 1).kelas IV 10 orang, 2). Kelas V 10, dan 3). Kelas VI 20 orang. Hasil penelitian menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: pembentukan akhlaq siswa masih berbentuk sementara, walaupun dalam hasil ini pembentukkan akhlak karimah siswa sangat besar pengaruhnya akan peran dari seorang guru. Untuk itu pembentukkan akhlak karimah siswa masih harus terus diperhatikan, dimulai dari kepribadian seorang guru yang mempunyai akhlak karimah sebagai contoh ketauladanan bagi siswa di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Kata kunci: Peranan seorang guru, akhlak Karimah.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan curahan rahmat dan hidayat beserta nikmat yang tiada tara, terutama nikmat sehat wal afiat, nikmat iman dan islam sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EFEKTIFITAS PERANAN GURU DALAM MEMBENTUK AKHLAK KARIMAH SISWA MI TERPADU NURUL FALAH DEPOK”. Shalawat dan salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan sampai zaman yang terang benderang seperti saat ini dengan segala ilmu pengetahuannya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Pendidikan Agama Islam Strata Satu (S1), Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkenan memberikan bantuan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain kepada: 1. Kepada ibu Dra. Nurlena Rifa’I, Ph.D selaku Dekan yang memberikan izin kepada penulis melakukan penelitian. 2. Kepada Bapak Dr. Abdul Majid Khon, MA selaku ketua jurusan PAI yang memberikan izin penelitian kepada penulis 3. Kepada Marhamah, Lc. MA selaku Sekretaris Jurusan PAI yang memberikan izin dalam pengesahan skripsi
4. Khalimi, Dr. MA., selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Drs. H. masan ,M,Pd selaku pembimbing akademik yang telah mengarahkan penulis selama kuliah
ii
6. H.M. Nur Firdaus, selaku ketua Yayasan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Falah yang telah membantu dalam memberikan informasi lebih lengkap profil sekolah. 7. Bapak H. Ade Ibrahim, S. Pd. I, selaku Kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Falah Depok Jakarta Pusat yang telah memberikan izin dan membantu penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah 8. Terisitimewa Ayahanda dan Ibunda yang tercinta dengan kasih sayang dan kesabarannya telah membesarkan, mendidik, memotivasi dan mendoakan penulis sampai sekarang ini. 9. Kepada adik kandung
penulis Nurul Aulia yang senantiasa memberikan
dukungan kepada penulis untuk mengerjakan skripsi ini. 10. Untuk seorang yang dicinta yang telah sabar dan perhatian kepada penulis serta mendukung pengerjaan skripsi ini sehingga selesai 11. Rekan-rekan seangkatan: Hulaifi, anwar, ali sahin, abdul azis, Ihsan, Fikri, Ihya, Azis, Mamet, Supardi, Muhammed, Aas, Anggie, Suci , Akmal, Arya, dll yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sama-sama berjuang untuk mencapai impian masing-masing 12. Teman-teman terbaik penulis : Yani Noviyani, Sirojuddin, Zaenal dan Hendra Wijaya, yang selalu membantu dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas segala amalnya dengan lebih baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena adanya keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan dengan lapang dada. Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta membalas amal kebaikan kita semua, amin. Jakarta, 27 Januari 2014 Penulis
Adnan Rifai
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................
ii
DAFTARISI ...........................................................................................
iv
BAB I : PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ....................................................
1
B. IdentifikasiMasalah .........................................................
2
C. PembatasanMasalah ........................................................
3
D. PerumusanMasalah .........................................................
3
E. TujuanPenulisan ..............................................................
4
F. ManfaatPenulisan ............................................................
4
BAB II : KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. LandasanTeori ................................................................. . 5 1. Pengertian Guru ..........................................................
5
2. Tugas Guru SebagaiPendidik .....................................
7
3. Persyaratan Guru Sebagai Pendidik ...........................
10
4. AkhlakKarimah ..........................................................
10
a. PengertianAkhlaqal-Karimah ...............................
10
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlaq ..................................................................
12
c. Sumber-sumberAjaranAkhlaq ..............................
13
d. KarakteristikAkhlaq..............................................
14
e. UkuranAkhlaq ......................................................
16
f. TujuanAkhlaq .......................................................
17
g. Pokok-pokokIlmuAkhlaq .....................................
17
h. Bentuk-bentukAkhlaqKarimah .............................
18
i. ManfaatAkhlaq .....................................................
20
5. Peran GuruDalamMembina Di Sekolah .....................
21
6. Kegiatan Di SekolahDalamMembinaAkhlak .............
22
iv
a. DisiplinShalat .......................................................
22
1. Disiplin ...........................................................
22
2. Shalat ..............................................................
25
3. Keutamaan shalat berjamaah ..........................
25
4. Shalat dhuha ...................................................
26
B. Kerangka Berpikir ...........................................................
27
C. Hipotesis..........................................................................
27
D. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................
27
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................
29
B. Metodologi Penelitian .....................................................
29
C. Variabel Penelitian ..........................................................
29
D. Populasi dan Sampel .......................................................
30
E. Teknik Pengumpulan Data ..............................................
30
F. Instrument Penelitian ......................................................
31
G. TekhnikPengolahan dan Analisa Data ............................
32
1. TekhnikPengolahan Data ..........................................
32
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN DESKRIPTIF ANALISIS A. Hasil Penelitian ...............................................................
35
1. Sejarah Berdirinya Madrasah ......................................
35
2. Profil............................................................................
35
3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah .................................
36
4. Kondisi Guru Berdasarkan Pendidikan .......................
37
B. Deskripsi Data Peranan Guru ..........................................
42
C. Deskripsi Akhlak Siswa ..................................................
51
D. Deskripsi Peranan Guru dan Akhlak Siswa ....................
61
v
BAB V : PENUTUP A Kesimpulan .....................................................................
63
B Implikasi ..........................................................................
64
C Saran ................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Di zaman modern ini, pergaulan anak yang masih duduk di bangku sekolah SD, SMP, SMA dan Universitas atau sekolah perguruan tinggi itu nyaris dalam penyimpangan moral. Tidak hanya dikalangan
mereka saja yang banyak
melakukan akan pergaulan yang jauh dari moral. Seorang pendidik pun ternyata banyak yang melakukan penyimpangan moral. Seperti berita akan adanya seorang pengajar disebuah sekolah yang melakukan pelecehan seksual, penganiayaan, sampai terjadinya pembunuhan1, melebihi penyimpangan moral yang dilakukan oleh para muridnya. Dari sebuah kejadian yang terdapat di atas, ketauladan seorang guru mulai menurun dari pandangan para orang tua. Karena seharusnya seorang pendidik mempunyai perilaku yang baik yang bisa dijadikan contoh untuk siswa-siswi disekolah maupun keetika di luar sekolah. karena
dalam konteks psikologi
pendidikan, seorang anak akan meniru apa yang atau dialami pada lingkungannya (behaviorisme/empirisme) dimana semua memori kejadian akan tersimpan di dalam pikiran alam bawah sadarnya, sehingga lambat laun akan membentuk watak serta kepribadian ketika anak ketika ia beranjak dewasa. Adapun penulis mengingatkan, masih banyak sekolah yang memiliki seorang guru yang perilaku dan kepribadiannya baik, seperti di sekolah MIT Nurul Falah Depok. Guru yang ada di sekolah ini memiliki kepribadian yang baik, dan bisa dijadikan contoh kepada siswa-siswi di sekolah maupun di luar sekolah. Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pembinaan kecerdasan emosional dan akhlak yang merupakan bagian dari potensi yang dimiliki manusia harus dilakukan oleh dunia pendidikan, sehingga para lulusan pendidikan dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya. Pembinaan dan pembiasaan berakhlak baik tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan yang pada intinya 1
Liputan6.com, senin 9/9/2013
1
2
membentuk manusia yang berakhlak, yaitu manusia yang dapat berhubungan, berkomunikasi, beradaptasi, bekerjasama, dan seterusnya baik dengan Allah, manusia, dan alam semesta. Oleh karena itu bagi guru agar pendidikan ini tidak melahirkan manusia yang salah kaprah kembangkanlah akhlak guru terlebih dahulu dengan akhlak yang baik (karimah) agar siswa yang dididik dan dibina menjadi siswa yang mempunyai akhlak yang baik. berdasarkan uraian di atas latar belakang masalah dari penulisan penelitian ini diantaranya adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peran guru terhadap perkembangan akhlak siswa. 2. Untuk mengetahui akhlak baik siswa di sekolah maupun di luar sekolah. Mengingat pentingnya peran guru bagi siswa agar tumbuh prilaku baik pada siswa, maka penulis tertarik untuk menelaah seberapa besar efektifitas peran guru yang terdapat di sekolah melalui penelitian, dengan judul: “Efektivitas Peranan Guru Dalam Membentuk Akhlak Karimah Siswa (Studi Kasus Di MIT Nurul Falah Depok)”.
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Adanya para guru yang tidak menyadari bahwa Akhlak seorang Guru mempunyai pengaruh terhadap terbentuknya akhlak baik siswa. 2. Banyak para tenaga kependidikan yang tidak mau terlibat dan bekerjasama dalam pelaksanaan hidden curriculum di sekolah. 3. Usia anak-anak yang masih labil dan mudah meniru apa yang sering dilihatnya.
C.
Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan mencapai sasaran yang hendak dibahas sebagaimana dalam judul tersebut, maka penulis memberikan batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
3
1. Peranan Guru yang dimaksud adalah segala macam perbuaatan yang dilakukan guru di sekolah yang baik, yang dapat berpengaruh terhadap karakter dan akhlak siswa, 2. Akhlak siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas maupun di luar kelas. 3. Siswa yang dimaksud di sini adalah siswa kelas V di MIT Nurul Falah Depok tahun ajaran 2013-2014. Adapun alasan penulis memilih siswa kelas V sebagai objek penelitian adalah karena siswa-siswi kelas V dianggap cukup representative dan lebih fokus dalam mengikuti kegiatan hidden curriculum (Pembinaan Akhlak), dibandingkan dengan kelas IV yang masih beradaptasi dengan kegiatan hidden curriculum(pembinaan Akhlak) maupun dengan kelas VI yang sudah kurang aktif mengikuti hidden curriculum karena mereka harus berkonsentrasi untuk mempersiapkan diri menghadapi UAN (Ujian Akhir Nasional). D.
Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti secara operasional dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peran guru dalam membentuk akhlak baik siswa? 2. Kesulitan-kesulitan seperti apakah yang dihadapi guru dalam pembentukan akhlak siswa? 3. Bagaimana akhlak siswa di sekolah maupun di luar sekolah?
E.
Tujuan Penulisan Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan dalam perumusan masalah, maka secara spesifik tujuan yang akan dicapai dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh hidden curriculum (pembinaan akhlak) dalam menumbuhkan akhlak baik siswa di MIT Nurul Falah Depok. 2. Untuk mengetahui bentuk pelaksanaan hidden curriculum (pembinaan akhlak) di MIT Nurul Falah Depok.
4
3. Untuk mengetahui peranan guru dalam kegiatan Pembinaan akhlak. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah strategis untuk mewujudkan akhlak siswa yang baik berdampak positif terhadap perkembangan social anak.
F.
Manfaat Penulisan Penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik sebagai kajian ilmiah maupun sebagai bentuk aplikasi langsung terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Beberapa pihak diharapkan dapat merasakan manfaatnya baik secara langsung maupun tidak langsung, pihak-pihak tersebut adalah: 1. Kepala sekolah di MIT Nurul Falah, sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan pembinaan akhlak di sekolah. 2. Seluruh tenaga kependidikan di MIT Nurul Falah agar tidak mengabaikan adanya pengaruh terhadap perkembangan sikap (akhlak baik) siswa. 3. Masyarakat umum, khususnya yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. 4. Terciptanya generasi muda yang berakhlak karimah dan bermoral.
5
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Landasan Teori Dalam penelitian ini ada dua konsep yang perlu dijelaskan terlebih dahulu sebelum membahas mengenai rencana peranan guru pendidikan agama Islam dalam membentuk akhlak al- karimah siswa di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Falah Konsep yang menyertai judul diantaranya ialah kata “Guru dan Akhlak al-Karimah serta efektifitas seorang guru dalam membentuk akhlak al-karimah. 1. Pengertian Guru Kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang mengajar.
guru diartikan sebagai seseorang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya, profesinya) mengajar. Kata guru dalam bahasa arab sebagai seorang mudarris, mu‟addib dan mu‟allim yang keseluruhannya yang bermakna seorang yang cakap dalam mendidik (pendidik). Sedangkan dalam bahasa inggris disebut teacher yang diartikan guru atau pengajar.2 Dalam literature kependidikan Islam, seorang pendidik biasa disebut sebagai ustadz, mu‟allim, murabbiy, mursyid, mudarris, dan mu‟addib. Beberapa istilah tersebut akan diuraikan pengertiannya sebagai berikut: Ustadz: orang yang berkomitmen terhadap profesionalitas yang melekat pada dirinya sikap dedikasi, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous improvement. Mu‟allim : orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi, serta amaliah (implementasi) Murabbiy : orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu mengatur, dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitar. Mursyid : orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri, atau 2
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006), cet. 3, hal.61
5
6
menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didiknya. Mudarris : orang yang memiliki kepekaan intelektual informasi, serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan dan berusaha mencerdaskan anak didiknya, memberantas kebodohan mereka serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Mu‟addib : orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan. Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di Masjid, Surau/Musholla, di rumah dan sebagainya.3 Pendidik
adalah
siapa
saja
yang
bertanggung
jawab
terhadap
perkembangan anak didik.4 Yang dimaksud pendidik disini adalah guru yang mengajar sekaligus mendidik di sekolah. Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa guru sebagai pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik dan juga memberi bimbingan baik jasmani maupun rohani guna mencapai kedewasaan. Disamping itu guru juga mempunyai kewajiban dalam membentuk akhlak agar sejalan antara IPTEK dan IMTAQ. 2. Tugas-tugas Guru Sebagai Pendidik Mengenai pengertian pendidik, didalamnya tersirat pula mengenai tugas-tugas pendidik, tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut: a. Membimbing pesereta didik Mencari pengenalan terhadapnnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, minat dan lain sebagainya. b. Menciptakan situasi untuk kependidikan
3
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h.31 4 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Rosadakarya, 1994), cet ke-2, h.74
7
Yang dimaksud dengan situasi pendidikan yaitu suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan.5 Sama dengan teori pendidikan barat, tugas pendidik dalam pandangan islam secara umum ialah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi psikomotorik, kognitif, maupun potensi afektif. Potensi itu harus dikembangkan secara seimbang sampai ketingkat setinggi mungkin, menurut ajaran Islam.6 Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik, hendaknya mereka tidak melakukan kedisiplinan terhadap anak didiknya seperti mendisiplinkan hewan ternak, akan tetapi mereka haruslah memperlakukan para peserta didiknya sebagai makhluk yang mudah dipengaruhi dan dibentuk karakternya, sehingga nantinya mereka akan dihormati dikalangan masyarakat. Dari sini Islam menganjurkan agar yang menjadi seorang pendidik bukan hanya dari kalangan manusia terpelajar, akan tetapi juga harus dari orang yang arif dan bijaksana, serta orang sholeh yang prilakunya dapat mempengaruhi pikiran kaum muda.7 Dalam konteks masyarakat Islam pendidik haruslah orang yang dengan sepenuh hati melaksanakan ajaran Islam, secara lahiriah dan batiniah. Dia pasti orang yang berbudi luhur, orang sholeh yang merasa bertanggung jawab untuk mendidik murid-muridnya menjadi muslim yang baik, yakni laki-laki dan perempuan yang akan mempelajari nilai kaidah moral Islam, yang akan berupaya untuk hidup sesuai dengan etika qur‟ani.8 Dalam proses belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar pada siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas maupun di luar, untuk membantu proses perkembangan siswa. 5
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), cet. Ke-2, h.76 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam,. . . , h.66 7 Syed Sajjad Husain, Syed Ali Ashraf, Krisis Dalam Pendidikan Islam, (Jakarta anggota IKAPI: Al-Mawardi Prima, 2000), cet. Ke-1, h.142 8 Syed Sajjad Husain, Syed Ali Ashraf, Krisis Dalam Pendidikan Islam, . . . , h. 146 6
8
Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses peerkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada: a. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai. c. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap nilai-nilai dan penyesuaian diri. Seorang Guru harus mempunyai kemampuan dalam menciptakan proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan Melalui
peranannya
sebagai
pengajar,
guru
diharapkan
mampu
mendorong siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan media. Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa untuk secara efektif dapat mempergunakan berbagai kesempatan belajar dan berbagai sumber serta media belajar.9 Menurut WF Connell peran seorang Guru ialah sebagai berikut : a. Pendidik (nurturer) b. Model c. Pengajar dan pembimbing d. Pelajar e. Komunikator terhadap masyarakat setempat f. Pekerja administrasi g. Kesetiaan terhadap lembaga Menurut Daoed Yoesoef (1980), menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu a. Tugas Profesional b. Tugas manusiawi 9
H. 97-99
Slameto, belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta, PT Rineka Cipta,2010).
9
c. Dan tugas kemasyarakatan Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui seorang anak dan seharusnya diketahui oleh anak. Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian diri sendiri. Tugas Kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga Negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan Negara lewat UUD 1945 dan GBHN. Penjelasan di atas mengisyaratkan bahwa hendaknya guru itu dapat memperlakukan siswa selayaknya sebagai sahabat sehingga interaksi diantara keduanya berjalan baik. Karena jika seorang siswa sudah merasa nyaman dengan keberadaan seorang guru, maka ia akan dengan mudah menerima semua nasihat yang diberikan oleh guru. Tugas guru adalah sebagai pendidik dalam menanamkan berbagai aspek baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Tugas guru itu sangat mulia bahkan mendapat peringkat tertinggi dalam ajaran Islam, akan tetapi tidah semudah apa yang kita bayangkan untuk mengemban tugas mulia itu, perlu adanya kesungguhan dengan sepenuh hati dalam melaksanakannya. 3. Persyaratan Guru Sebagai Pendidik Menurut Prof. Athiyah Al Abrosyi yang dikutip oleh Nur Uhbiyati mengemukakan pendapatnya tentang syarat-syarat bagi guru agama, ialah: a. Guru agama harus Zuhud, yakni ikhlas, dan bukan semata-mata bersifat materialis b. Bersih jasmani dan rohani, dalam berpakaian rapih dan bersih, dalam akhlaknya juga baik. c. Bersifat pemaaf, sabar dan pandai menahan diri d. Seorang guru harus terlebih dahulu merupakan seorang bapak sebelum ia menjadi seorang guru.
10
e. Mengetahui tabiat dan tingkat berfikir anak. f. Menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Itulah syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru agama, agar berhasil dalam tugasnya. Yang terpenting di antaranya ialah hendaknya guru agama dapat menjadi contoh tauladan dalam segala tingkah lakunya, dalam segala keadaannya.10 4. Akhlaq al-Karimah a. Pengertian Akhlaq al-Karimah Dari sudut kebahasaan, akhlaq berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata Akhlaqa,yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi majid af‟ala, yuf‟ilu, if‟alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi‟ah (kelakuan, tabi‟at, watak dasar), al‟adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru‟ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).11 Menurut
bahasa
(etimologi)
perkataan
akhlak
adalah
jamak
dari
khuluq(khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi‟at. Akhlaq disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa yunani pengertian Khuluq ini disamakan dengan kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecendrungan hati untuk melakukan perbuatan.12 Pengertian akhlak dari segi istilah ini kita dapat rujuk dari berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Menurut Ibn Maskawih (w. 421 H/1030 M), mengatakan bahwa akhlak adalah :
حب ل نهُفس دا ػٍت نٓب انً افؼب نٓب يٍ غٍش فكش ٔال س ٌٔت 10
Zuhairini, dkk, Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1981), h. 34 11 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,1997), cet. 2 ed. 1 h.1 12 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah,2007), ed.1 cet.1 h. 2-3
11
“Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.13 Sedangkan
menurut
Imam
Al-Ghazali
(1059-1111
M)
yang
selanjutnya dikenal sebagai Hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Maskawaih mengatakan akhlak adalah: “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.” Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, dalam mu‟jam al-wasith, Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlaq adalah: sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Menurut Ibn Taimiyah, akhlaq berkaitan erat dengan iman, karena iman terdiri atas beberapa unsur berikut ini : 1) Berkeyakinan bahwa adalah sang pencipta satu-satunya. Pemberi rezeki dan penguasa seluruh kerajaan. 2) Mengenal Allah dan meyakini bahwa hanya Allah Swt. Yang patut disembah. 3) Cinta kepada Allah melebihi segala cinta terhaadap semua makhluknya. Tidak ada cinta yang dirasakan seorang hamba kecuali didasarkan cintanya kepada Allah Swt. 4) Cinta hamba kepada Tuhannya akan mengantarkannya kepada Tuhan yang satu, yaitu demi mencapai ridha Allah Swt. Baik terhadap hal-hal kecil maupun hal-hal besar dalam kehidupan sehari-hari. 5) Arahan ini mengalahkan egoism pribadi, nafsu keji dalam diri dan segala tujuan semu dunia. Kekuatan dasar ini yang memudahkan seseorang untuk melahirkan persepsi objektif. Dan langsung atas pandangan terhadap esensi segala sesuatu. Keseluruhan poin ini merupakan fondasi utama 13
Ibid. h. 3
12
dalam tataran akhlaq. 6) Ketika telah berhasil tercipta suatu pandangan objektif dan langsung akan esensi sesuatu, maka perilaku dan perbuatan seseorang telah menjadi bagian dari akhlaq. 7) Jika perbuatan seseorang telah menjadi bagian dari akhlaq, hal itu meerupakan pertandaa bahwa dia telah melalui jalan-jalan yang harus ditempuh menuju kesempurnaan manusia.14 b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlaq Faktor-faktor yang dapat mengubah atau mempengaruhi pembentukan akhlaq seseorang khususnya dan umumnya pada pendidikan, menurut tiga aliran yang sudah sangat populer sebagai berikut:15 1) Aliran Nativisme, menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya berupa kecendrungan, bakat, akal dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecendrungan kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. 2) Aliran Empirisme, menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh pada diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan social, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Aliran ini lebih cendrung kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran. 3) Aliran Konvergensi, aliran ini berpendapat bahwa pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial.16 c. Sumber-Sumber Ajaran Akhlaq Sumber ajaran Akhlaq ialah Al-qu‟ran dan hadits. Tingkah laku Nabi Muhammad merupakan contoh suri tauladan bagi umat manusia semua. Ini ditegaskan oleh Allah dalam Al-qur‟an: 14
Mahmud Al-Mishri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, (Jakarta : Pena Pundi Askara, 2009), cet. I 15 Ibid h. 13. 16 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1991), cet. I, h. 113
13
ل
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab(33): 21). Dalam hadits, „Aisyah ra. Diriwayatkan oleh Imam muslim. Dari „Aisyah ra. Berkata: sesungguhnya Akhlak Rasulullah itu adalah Al-Qur‟an. (HR. Muslim). Hadis Rasulullah meliputi perkataan dan tingkah laku beliau, merupakan sumber akhlak yang kedua setelah al-qur‟an. Segala ucapan beliau senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah. Allah berfirman:
Artinya : Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur‟an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-najm (53): 3-4) Dalam ayat lain Allah memerintahkan agar selalu mengikuti jejak Rasulullah dan tunduk kepada yang dibawa oleh beliau. Allah berfirman :
Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan
14
Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.
Dalam hadits :
حَذَّ ثٍََ ػبذُ انؼزٌِز: ػٍ ػبذ اهلل حذ ثً أبً سؼٍذ بٍ يُصٕس لب ل َ حكِى ػٍ أبً صَب نِح َ ٍحًَّذ بٍ ػِجالً ػٍ انمَؼمَب ع ب َ ُحًَّذ ػٍ ي َ ُبٍ ي ِ اِ ًََّب ُبؼِثتُ نِبءُ َتًَّى: و. لب ل سَسُٕ لُ اهلل صب: ػٍ أَبًِ ُْشٌَ َشةَ لب ل )صَب نِح االَ خهَب قُ (سٔاِ احًذ Dari Abdullah menceritakan Abi Sa‟id bin Manshur berkata : menceritakan Abdul Aziz bin Muhammad dari Muhammad bin „Ijlan dari Qo‟qo bin Hakim dari Abi Shalih dari Abi Hurairoh berkata Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya aku (Muhammad) hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak. (H.R. Ahmad)17 d. Karakteristik Akhlaq al-Karimah Karakteristik Akhlaq al-Karimah ialah suatu karakter yang harus dimiliki oleh seorang muslim dengan berdasarkan al-Qur‟an dan Hadis dalam dalam berbagai bidang ilmu, kebudayaan, pendidikan, social, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, disiplin ilmu dan berbagai macam ilmu khusus.18 Istilah “karakteristik ajaran akhlaq al-karimah” terdiri dari dua kata, karakteristik dan akhlaq al-karimah. dalam kamus bahasa Indonesia, diartikan sebagai sesuatu yang mampu mempunyai karakter atau sifatnya yang khas.19 Akhlaq al-karimah diartikan perilaku manusia yang mulia, sesuai fitrahnya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad ﷺ, yang berpedoman pada kitab suci al-Qur‟an yang diturunkan di dunia ini melalui wahyu Allah Swt.20 Karakteristik ajara akhlaq al-karimah mengandung pesan pesan sebagai berikut. 17
Al Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Juz II, (Beirut: Darul Kutub al Ilmiyah) h. 504 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2007), h. 113 19 Badudu dan Zain, kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h.617 20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h.444 18
15
1) Pesan menuruti peintah Allah Swt dan menyerahkan diri kepada-Nya. Orang islam yang memiliki akhlaq al-karimah ialah orang yang menyerahkan diri kepada Allah dan mengikuti segala ajaran yang telah Allah secara kaffah. 2) Pesan agar manusia hidup sejahtera, tidak tercela, tidak cacat, selamat, tentram dan bahagia. Ini berarti bahwa setiap muslim wajib mengusahakan dirinya dan keluarganya hidup sejahtera, tentram, selamat dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat tentang tuntunan ajaran Robbul‟Alamin. 3) Pesan agar manusia mengakui adanya Allah, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah sebagai penyelamat hidupnya. Pesan ini berarti bahwa setiap orang islam harus mengaku dengan sadar adanya Allah Swt, kemudian ia menyerahkan diri pada kekuasaan-Nya dengan menurut segala titah dan firman-nya sehingga ia selamat dunia akhirat. 4) Pesan agar manusia hidup secara damai dan sejahtera. Artinya bahwa akhlaq al-karimah mengajarkan kepada manusia hidup kepada kedamaian dan perdamaian. Orang yang berakhlaq al-karimah ialah orang yang menganut ajaran perdamaian dan mencerminkan jiwa perdamaian dalam segala tingkah laku dan perbuatan.21 Karakteristik ajaran akhlaq al-karimah tidak suatu karakter yamg harus dimiliki oleh setiap muslim dengan berpedoman kepada al-Qur‟an dan Hadis dalam berbagai bidang ilmu. Secara sederhana, karakteristik ajaran akhlaq alkarimah dapat diartikan sebagai sutu cirri yang khusus dalam kehidupan tingkahlaku manusia diberbagai bidang muammalah (kemanusiaan), ekonomi, social, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, lingkungan, dan disiplin ilmu lainnya.22 e. Ukuran Akhlaq Ukuran berarti alat ukur atau standardisasi menyeluruh di seluruh dunia. Ukuran akhlak oleh sebagian ahli diletakkan sebagai alat penimang perbuatan 21 22
Taufiq H. Idris, Kebudayaan Mengenal Islam, (Surabaya: Bina Ilmu,1983), h. 24 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟a ,… h. 113-115
16
baik-buruk pada factor yang ada dalam diri manusia yang masyhur dengan istilah al-Qanun adz-dzatiy, dalam istilah asing disebut. alat penimbang perbuatan ialah factor yang datang dari luar diri manusia (al-qanun alkharijiy), dalam istilah asing disebut hiretonomous, baik yang bersifat „urf atau undang-undang hasil produk pikiran manusia dan kehendak dari Tuhan (agama). Manshur Ali Rajab mengatakan bahwa „urf tidak dapat dipergunakan sebagai alat pengukur akhlak. „Aisyah ketika diajukan pertanyaan pada beliau tentang akhlak Rasulullah adalah Al-qur‟an. Bagi umat Islam, Al-qur‟an dan hadits adalah menjadi alat pengukur akhlak. Dalam masalah ini ahlu sunnah wal jama‟ah berpendapat, menurut mereka baik itu apa yang dikatakan baik oleh agama. Buruk itu apa yang ditentukan buruk oleh agama. Akal pikiran tidaklah kuasa menjelaskan bagaimana bentuk akhlak baik dan akhlak buruk dan tidak kuasa member ukuran yang pas bagaimana akhlak baik dan akhlak buruk. f. Tujuan Akhlak Tujuan ialah sesuatu yang dikehendaki, baik individu maupun kelompok. Tujuan akhlak yang dimaksud ialah melakukan sesuatu atau tidak melakukannya, yang dikenal dengan istilah Al-Ghayah, dalam bahasa Inggris disebut the high goal, dalam bahasa Indonesia lazim disebut dengan ketinggian akhlak. Al-Ghazali menyebutkan bahwa ketinggian akhlak merupakan kebaikan tertinggi. Kebaikan-kebaikan dalam kehidupan semuanya bersumber pada empat macam: 1) Kebaikan jiwa, yaitu pokok-pokok keutamaan yang sudah berulang kali disebutkan, yaitu ilmu, bijaksana, suci diri, berani, adil. 2) Kebaikan dan keutamaan badan. Ada empat macam yakni, sehat, kuat, tampan, dan usia panjang. 3) Kebaikan eksternal (al-kharijiyah), seluruhnya ada empat macam juga, yaitu harta, keluarga, pangkat, dan nama baik (kehormatan).
17
4) Kebaikan bimbingan (taufik-hidayah), juga ada empat macam, yaitu petunjuk Allah, bimbingan Allah, pelurusan, dan penguatannya. Jadi, tujuan akhlak diharapkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi pelakunya sesuai Al-qur‟an dan hadits. Ketinggian akhlak terletak pada hati yang sejahtera (qalbun salim) dan pada ketentraman hati (rahatul qalbi). g. Pokok-pokok Ilmu Akhlak Pokok pembahsan ilmu akhlak ialah tingkah laku manusia untuk menetapkan nilainya, baik atau buruk. J.H. Muirehead menybutkan bahwa pokok pembahasan (subject matter) ilmu akhlak ialah penyelidikan tentang tingkah laku dan sifat manusia. Al-Ghazali mengatakan bahwa pokok-pokok pembahasan ilmu akhlak meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (perseorangan) maupun kelompok (maasyarakat). Dilihat dari seluruh aspek kehidupan manusia, maka perbuatan manusia dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu 1) Perbuatan yang lahir dengan kehendak dan disengaja. 2) Perbuatan yang lahir tanpa kehendak dan tidak disengaja. h. Bentuk-bentuk Akhlak Karimah 1) Bersifat sabar Kesabaran dapat dibagi menjadi empat kategori ini. a) Sabar menanggung beratnya melaksanakan kewajiban. b) Sabar menanggung musibah atau cobaan. c) Sabar menahan penganiayaan dari orang. d) Sabar menanggung kemisikinan dan kepapaan. 2) Bersifat Benar (Istiqamah) Betapa akhlak karimah menimbulkan ketenangan batin, yang dari situ dapat melahirkan kebenaran. Rasulullah telah memberikan contoh betapa beraninya berjuang karena beliau berjalan di atas prinsip-prinsip kebenaran. 3) Memelihara Amanah Betapa pentingnya sifat dan sikap amanah ini dipertahankan sebagai
18
akhlak karimah dalam masyarakat, jika sifat dan sikap itu hilang dari tatanan social umat islam, maka kehancuranlah yang bakal terjadi bagi umat islam. 4) Bersifat Adil Adil berhubungan dengan perseorangan, adil
berhubungan dengan
kemasyarakatan dan adil berhubungan dengan pemerintah. Adil perseorangan ialah tindakan member hak kepada yang mempunyai hak. 5) Bersifat Kasih Sayang Islam menghendaki agar sifat kasih saying dan sifat belas kasih dikembangkan secara wajar, kasih sayang mulai dari dalam keluarga sampai kasih sayang yang lebih luas dalam bentuk kemanusiaan, malahan lebih luas lagi kasih sayang kepada hewan-hewan sekalipun. 6) Bersifat Hemat Hemat (al-iqtishad) ialah menggunakan segala sesuatu yang tersedia berupa harta benda, waktu dan tenaga menurut keperluan, mengambil jalan tengah, tidak kurang atau tidak berlebihan. 7) Bersifat Berani Sifat berani termasuk dalam Fadhilah akhlakul karimah. Syaja‟ah (berani) bukanlah semata-mat berani berkelahi di medan laga, melainkan suatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya. Orang yang dapat menguasai jiwanya pada masa kritis ketika bahaya diambang pintu, itulah orang yang berani.23 Rasulullah Saw. Bersabda, “ bukanlah yangdinamakan pemberani, orang yang kuat bergulat, sesungguhnya pemberani itu ialah orang yang sanggup menguasai hawa nafsunya”. (HR. Ahmad). 8) Bersifat Kuat Al-Quwwah termasuk dalam rangkaian fadhillah akhlak karimah. kekuatan pribadi manusia dapat dibagi menjadi tiga bagian: a) Kuat fisik, kuat jasmaniah yang meliputi anggota tubuh; b) Kuat jiwa, bersemangat, inovatif, dan inisiatif
23
Yang di kutip dari buku Burhanudin Salam, Etika Individual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 184. Dalam buku M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an, …, h. 45
19
c) Kuat akal, pikiran,cerdas, dan cepat mengambil keputusan yang tepat. Kekuatan ini hendaknya dibina dan diikhtiarkan supaya bertambah dalam diri, dapat dipergunakan meningkatkan amal perbuatan. Tambahan kekuatan itu dapat diperoleh selain dengan usaha fitrah atau jalan yang wajar, jug memohon kepada Allah. 9) Bersifat Malu (Al-Haya‟) Sebagai rangkaian dari sifat al-haya‟ ialah malu terhadap Allah dan malu kepada diri sendiri di kala melanggar peraturan-peraturan Allah. Perasaan ini dapat menjadi bimbingan kepada jalan keselamatan dan mencegah dari perbuatan nista. 10) Memelihara kesucian Diri (Al-Ifafah) Al-Ifafah (memelihara kesucian diri) termasuk dalam rangkaian fadhilah akhlakul karimah yang dituntut dalam ajaran islam. Menjaga diri dari segala keburukan dan memelihara kehormatan hendaklah dilakukan setiap waktu. 11) Menepati Janji Janji ialah ketepatan yang dibuat dan disepakati oleh seseorang untuk orang lain atau dirinya sendiri untuk dilaksanakan sesuai dengan ketetapannya. Biarpun janji yang dibuat sendiri tetapi tidak lepas darinya, melainkan mesti ditepati dan ditunaikan.24 Setiap muslim wajib pula mempelajari segala macam bidang. Sebagaimana dermawan, kikir, penakut, sembarangan, sombong, sopan dan santun, membendung diri dari dosa, melampaui batas, terlalu irit dan sebagainya; karena sombong, kikir, penakut dan melampaui batas itu hukumnya haram dilakukan, padahal tidak akan dapat menyingkiri kalau tanpa terlebih dahulu mengetahuinya, dan juga harus tahu penolaknya. Karena itulah, siapa saja wajib mempelajarinya.25 i. Manfaat Akhlaqul Karimah Besar harapan seseorang yang mempelajari dasar-dasar ilmu akhlak akan 24 25
Moh Rifa‟I, Akhlak seorang Muslim, (Semarang; Wicaksana, 1992). Halm. 116 Aliy As‟ad, Terjemah Ta‟limul Muta‟alim, (Yogyakarta: Menara kudus, 1978), hal. 7
20
menjadi orang yang baik budi pekertinya. Ia menjadi anggota masyarakat yang berarti dan berjasa. Ilmu akhlak tidak memberi jaminan seseorang menjadi baik dan berbudi luhur. Namun mempelajari akhlak dapat membuka mata hati seseorang untuk mengetahui yang baik dan buruk. Begitu pula memberi pengertian apa faedahnya jika berbuat baik dan apa pula bahayanya jika berbuat jahat. 5. Peran Guru Dalam Membina Akhlak di Sekolah Sekolah yang ideal adalah sekolah yang berupaya mengembangkan secara berimbang kecerdasan berakhlak baik dan kecerdasan intelektual (IQ). Sekolah dapat membentuk akhlak baik siswa melalui banyak aktifitas dan pengarahan yang mendidik siswa dengan nilai-nilai luhur, seperti mengajar siswa agar menjadi orang yang penyayang dan lembut. Kelembutan adalah sifat manusia yang usianya sama dengan usia manusia itu sendiri. Hal baru yang berkaitan dengan kelembutan ini adalah bahwa ia bisa dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, pendidikan dan pelatihan. Seorang guru wajar menuntut siswanya agar berperilaku terpuji dan bermain bersama teman-temannya dengan cara yang benar. Perilaku terpuji ini dapat diajarkan dengan cara disinergikan dalam kurikulum pendidikan. Metode ini ditujukan untuk mengajarkan pada siswa bagaimana cara mengenali perasaan mereka sendiri, perasan dan emosi orang lain, dan berusaha menjaga emosi ini. Adapun peran guru dalam membentuk akhlak siswa adalah sebagai berikut: a. Membantu siswa mempelajari bahasa yang baik dan kalimat yang digunakan untuk mengekspresikannya. b. Melatih siswa untuk mengenali mana yang harus dilakukan dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk dilakukan. c. Guru berusaha mengetahui faktor-faktoryang menyebabkan perilaku buruk yang muncul pada siswa, dan jangan mencela siswa karena perbuatan yang dilakukan dengan emosi sendiri. d. Guru berusaha mengenali kebutuhan perilaku siswa yang harus diberikan arahan, jangan sampai memenuhi kebutuhan tersebut dengan melampiaskan
21
emosi pada siswa, atau jangan mengutamakan kebutuhan dirinya di atas kebutuhan siswa.26 6. Kegiatan di Sekolah Dalam Membentuk Akhlak Siswa A. Disiplin Shalat 1.Disiplin Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer, disiplin adalah kepatuhan kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan27. Menurut Alex S. Nitisento kedisiplinan diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan baik tertulis maupun tidak.28. Menurut Prayudi Atmosudirjo yang dikutip dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia abad 21 karya darsono dan tjatjuk menjelaskan disiplin ialah bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional dan sadar, tidak emosional dan tanpa pamrih. Bejo siswanto menerangkan disiplin ialah sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.29 Dari berbagai pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa disiplin adalah suatu sikap atau perilaku yang menaati, patuh dan menghargai peraturanperaturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak serta berusaha sungguhsungguh dan mempunyai kewajiban untuk menjalankannya. Ketaatan dan kepatuhan tersebut harus dilandasi oleh kesadaran yang tinggi akan tanggung jawab yang diberikannya. Disiplin memiliki faktor yang menentukan besar atau kecilnya sikap disiplin seseorang. Faktor tersebut antara lain: a. Kemampuan untuk melaksanakan tanggung jawab b.Kesiapan menerima sanksi jika terjadi pelanggaran 26
Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), h. 128 27 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus bahasa Indonesia kontemporer, (Jakarta:Modern English Press, 2002), Cet. Ke- 3, h. 359 28 Alex S. Nitisento, manajemen personalia, (tt. p. :Ghalia Indonesia, t.t), h. 199 29 Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia abad 21, (Jakarta: Nusantara consulting, 2011), h.128
22
c. Pengabdian rela berkorban untuk mencapai tujuan30 2. Shalat a. Pengertian dan Hakikat Shalat Dalam kitab Kifayatul Akhyar menjelaskan shalat menurut bahasa adalah doa, berkata Allah taala “wa shalli „alaihim” artinya aku mendoakan mereka, menurut Syara yaitu segala perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam beserta syarat-syaratnya.31 Kemudian dalam kitab fathul Muin menjelaskan shalat menurut bahasa adalah doa dan menurut syara adalah perkataan dan perbuatan yang khusus diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dan kesemuanya dinamakan dengan shalat.32 Menurut Moh. Rifa‟I dalam bukunya fiqh islam lengkap menjelaskan “shalat berarti doa, sedangkan menurut syara‟ berarti menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah karena taqwa hambanya kepada tuhannya, mengagungkan kebesaran-Nya dengan khusyu dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut cara-cara dan syarat-syarat yang telah ditentukan”.33 Berdasarkan dari beberapa definisi shalat di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa shalat menurut bahasa adalah doa sedangkan menurut istilah ialah segala perbuatan dan perkataan yang ditujukan kepada Sang Khalik dengan penuh keikhlasan dan ketundukan hati, diawali dengan takbiratul ihram, dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu. Ada dua hakikat bagi shalat yaitu hakikat lahir dan hakikat batin. Adapun hakikat lahir itu ialah berdiri, membaca, ruku, sujud, dll. Sedangkan hakikat batin ialah khusyu‟, hadir hati, ketulus ikhlasan yang sempurna, memahami bacaannya, dll. hakikat shalat lahir dilakukan oleh bagian badan dan anggota, sedangkan hakikat shalat batin dilakukan oleh hati dan merupakan rahasia kebatinannya yang menjadi perhatian Allah pada setiap hamba-Nya.34
30
ibid, h.128 Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Husain, Kifayatul Akhyar, (Indonesia: Maktabah darul Ihyal Kutub, t.t.), h. 82 32 Zainuddin Bin Abdul Aziz, Fathul Muin. (Indonesia: Maktabah darul Ihyal Kutub, t. t), h. 3 33 Moh. Rifa‟I, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, (Semarang: CV. Toha Putra, 1978), h. 79 34 Abdullah Haddad, Nasehat Agama dan Wasiat Iman, (Bandung: Gema Risalah Press, 1993), Cet.ke-3, h. 124 31
23
3. Shalat Berjamaah a. Keutamaan Shalat Berjamaah Dalam Hadis yang diriwayatkan :
(( : ل َ لَب، - صهى اهلل ػهٍّ ٔسهى- ِ أٌَ َسسُٕل اهلل: ػٍ ابٍ ػًش سضً اهلل ػًُٓب ٍَِّْػه َ ٌٍ َدسَجَتً )) يتفك َ ٌِػشْش ِ َٔ ٍصالَ ِة انْفَ ِز ِبسَبْغ َ ٍِْم ي ُض َ ْجًَبػَت أف َ ْصالَ ُة ان َ Dari Ibnu „umar r.a. bahwasanya Rasulullah Saw. Bersabda : “shalat jama‟ah itu lebih utama dari pada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat”. (Riwayat Bukhari dan Muslim).
: - صهى اهلل ػهٍّ ٔسهى- ِ لبل َسسُٕلُ اهلل: َ لَبل، - ُّ سضً اهلل ػ- ٔػٍ أبً ْشٌشة ٍ َ ٌِػشْش ِ َٔ ًػهَى صَالتِِّ فًِ بٍَْتِّ ٔفً سُٕلِِّ خًَْسب َ ُض َؼف َ ُجًَبػتٍ ت َ ًجمِ ف ُ َ(( صَالةُ انش ال َ ال ٌُخشِجُُّ إ، ِخشَجَ إنى ان ًَسْجِذ َ َ ثُى، َحسٍََ انُٕضُٕء ْ َٔرِنكَ أَ َُّ إرَا تََٕضَأ فَأ، ًضؼْفَب ِ فَإرَا صَهَى، ٌحطَتْ ػَُُّ ِبَٓب خَطٍِئَت ُ َٔ ، ٌخطَْٕةً إالَ سُ ِفؼَتْ نَُّ ِبَٓب َدسَجَت َ ُخط ْ ٌَ ْ نَى، ُانصَالة ِّ ٍَػه َ م ِص َ َ انهَُٓى: ُ تمٕل، يَب نَىْ ٌُحْذِث، َُِصال َ ُصهًِ ػَهٍَْ ِّ يَب دَاوَ فً ي َ ُنَىْ َت َزلِ انًَال ِئكَ ُت ت ْٔزا نفظ، ٍَِّػه َ ٌصالَةَ )) يتفك َ َٔالَ ٌَزَالُ فً صَالةٍ يَب اَْ َتظَشَ ان، ًُّْح َ ْ انَهُٓىَ اس، . انبخبسي Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah Saw. Bersabda: “Shalat seseorang dengan berjama‟ah itu dilipatkan dua puluh tujuh kali atas shalat yang dikerjakan di rumah atau di pasar. Karena yang demikian itu apabila seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan khusus untuk shalat maka setiap ia melangkahkan kaki, diangkatlah satu derajat dan dihapuslah satu dosa. Dan bila ia melakukan shalat maka malaikat selalu memohonkan rahmat kepadanya selama ia berada di tempat yang untuk shalat itu, selama ia tidak berhadas, dimana malaikat berdo‟a: Allahumma Shalli „alaihi, Allahummarhamhu, dan ia selalu dianggap mengerjakan shalat selama ia menantikan shalat”. (Riwayat Bukhari dan Muslim).35 b. Hikmah Mendirikan Shalat Berjama‟ah Dalam kehidupan masyarakat, shalat berjamaah memberi faedah yang tidak sedikit, dengan berbagai suku, bahasa, daerah usia yang berbeda mereka 35
Drs. Muslich Shabir,Terjemah Riyadlus Shalihin, (Jakarta: C.V Toha Putra Semarang,1981 M), Bab Tentang Keutamaan Shalat Jamaah. Jilid II. h.112
24
bisa saling bertukar informasi dan saling mengenal satu sama lain. Dan ketika di dalam masjid, mereka duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Sama-sama ruku‟, sujud dan mengucap salam. Dengan menyebar salam kepada orang yang berada disebelah, artinya kita menginginkan orang itu selamat, dunia dan akhirat. Menyebar salam merupakan tanda kasih. Mana mungkin seseorang yang benarbenar benci kepada seseorang akan mengucapkan salam hakiki kepada orang itu. Dengan adanya tuntutan mendirikan shalat berjamaah, menunjukkan bahwa umat islam haruslah bersatu di bawah satu komando menghadapi segala kemungkinan yang akan menimpa umat Islam ini.36 Menurut Muhammad Iqbal, tujuan hakiki dari shalat bagaimanapun juga lebih mudah diperoleh ketika shalat dilakukan secara berjamaah. Semangat dari shalat berjamaah yang sejati adalah silaturahim.37 4. Shalat Dhuha Dhuha menurut ahli fikih artinya waktu antara matahari mulai naik sampai ketika condong. Penulis melihat dalam kegiatan shalat dhuha di sekolah ini, siswa-siswi semua sangat semangat untuk mengikutinya. Dimana kegiatan shalat dhuha ini dilakukan secara berjamaah yang di bombing oleh guru-guru yang ada di sekolah, yang sudah ditunjuk untuk membimbing para siswa oleh kepala sekolah. Semua pembacaan kalam yang dimulai dari niat sampai dengan penutup shalat yaitu mengucapkan salam, diucapkan dengan suara yang zahar (keras) tidak diucapkan dengan syir (tersembunyi dalam hati) saja. Adapun terkadang shalat dhuha ini di imami oleh murid itu sendiri, murid ini biasanya dipilih oleh guru mereka karena dia sudah hapal dari mulai bacaannya maupun gerakan-gerakan shalat, dan suaranya juga cukup keras dan jelas ketika mengucapkannya. Sebagai contoh, cara untuk mengatasi siswa yang menjadi ”biang kerok” perkelahian dalam kelas, sebaiknya menggunakan metode pengembangan, siswa 36
Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari, Jangan Asal Shalat: Rahasia Shalat Khusyuk Macammacam Shalat hingga Amalan-amalan Sunnah, (Bandung: Pustaka Hidayah,2007), h.218-219 37 Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah, (Jakarta: Pustaka Irvan,2008), cet.I h. 107
25
dianjurkan untuk memikirkan faktor-faktor yang menyebabkan peristiwa gaduh di dalam kelas. Setelah mengetahui faktor tersebut, siswa dimotivasi untuk memikirkan solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Dengan cara ini, siswa akan lebih mampu menganalisa perilakunya, dan belajar dari kesalahan dan pengalaman. Cara ini jauh lebih baik dari pada jika diberi hukuman atau mengeluarkannya dari sekolah. Tidak diragukan lagi, tingginya nilai akhlak guru adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kemampuan sekolah dalam menciptakan suasana kondusif dan sehat sebagai modal dasar dalam membina dan membentuk akhlak siswa. B. Kerangka Berpikir Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka, tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan ke dalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mendefinisikan sebagai “…proses pengubahan sikap dan tingkah laku seorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”. Pendidikan akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai seuatu aktivitas manusia untuk meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik jasmani maupun rohani. Pendidikan akhlak karimah merupakan salah satu pendidikan yang sangat intensif diberikan kepada peserta didik dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan dengan pemberian pendidikan akhlak peserta didik diharapkan dapat mengetahui perbuatan yang baik, sehingga mampu menjadikan diri mereka sebagai anak-anak bangsa yang berakhlak karimah. Untuk itu pembinaan dan pengembangan akhlak siswa yang berakhlak karimah, seharusnya dilakukan oleh seorang guru yang sudah benar-benar mempunyai akhlak yang karimah, agar siswa dapat mentauladani seorang guru yang sering bertemu dengan mereka di setiap mereka datang kesekolah untuk menuntut ilmu.
26
C. Hipotesis Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau jawaban secara teoritik terhadap masalah penelitian yang perlu diuji kebenaran datanya. Hipotersis dalam penelitian ini adalah “terdapat adanya pengaruh yang signifikan/nyata antara peran seorang guru dengan pembentukkan akhlaq karimah siswa. D. Hasil Penelitian Yang Relevan Kajian relevansi dalam penelitian adalah sebagai pembanding dari peneliti dalam penelitian. Oleh sebab itu, peneliti mengambil dua penelitian yang peneliti kemukakan. Pertama, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan agama islam terhadap prilaku siswa di SDN Gedong 11 Pagi Jakarta Timur, dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan datanya dengan cara menyebarkan angket. Penulis menggunakan rumus koefisien determinasi untuk mencari besar presentase pengaruhnya. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan pendidikan agama islam mempunyai kontribusi terhadap perilaku siswa.38 Kedua, penelitian ini mengetahui
apakah kepribadian seorang guru,
memberikan kontribusi terhadap pembentukkan akhlak karimah siswa. Penelitian ini menggunakan rumus product moment. Setelah mengkonsultasikan hasil dengan harga product moment, ternyata rxy lebih besar dari pada rtabel, baik pada taraf signifikasi 1% (0,345 > 0,250), maupun pada taraf signifikasi 5% (0,345 > 0,325). Dengan demikian hipotesis alternative yang menyatakan bahwa pendidikan agama islam memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk kepribadian islami siswa SD Alam ciganjur Jakarta selatan.39 Contoh yang penulis kemukakan di atas hanya mengemukakan sebatas menguji hipotesis yang sudah ada dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Sedangkan pennulis berbeda dengan kedua penelitian tersebut dari segi pendekatan dan metode penelitiannya. Penulis memilih penelitian ini dengan pendekatan
38
Harni, Hubungan Pendidikan Agama Islam Terhadap Prilaku Siswa Di SDN Gedong 11 Pagi, 13 Juli 2013. 39 Siti Nur Fauziah, Keteladanan guru dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa SD Alam CIganjur Jakarta-Selatan, 5 Oktober 2012, http: // repository. Uinjkt.ac.id/dspace/ handle/123456789/4074.
27
kualitatif dan metode deskriptif, sebab penelitian yang akan penulis lakukan bersifat fenomenologi, yang tidak cukup hanya sebatas menguji hipotesa-hipotesa yang sudah ada. Penulis mencoba menggali lebih dalam lagi dalam permasalahan-permasalahan yang akan penulis teliti di lapangan.
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, penulis mengambil tempat diMIT Nurul Falah Depok. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terhitung dari bulanOktober sampai dengan bulan Januari pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. B. Metode Penelitian Dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan metode induksi. Metode
ini
dimaksud
untuk
membahas
suatu
masalah
dengan
jalan
mengumpulkan data dan fakta-fakta yang bersifat khusus atau peristiwa-peristiwa konkrit yang ada hubungannya dengan pembahasan. Kemudian ditarik kesimpulan. Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan
dan
menjelaskan
permasalahan
dalam
penelitiantentang
Efektivitas Peranan Guru dalam membentuk akhlak karimah Siswa, penulisan ini bersifat “Deskriptif Analisis”, yang dimaksudkan untuk menggambarkan suatu fakta dan menjawab pertanyaan yang menyangkut korelasional dalam menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Penelitian ini dilakukan melalui tehnik survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukur yang pokok.40Dengan tehnik survey dan terjun langsung ke lapangan maka penelitian ini memerlukan data yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan.
40
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3S, 1995) Cet. II, h. 5
28
29
C. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian.41Atau dengan kata lain, variabel merupakan kondisi atau karakteristik masalah yang dapat dikontrol atau dapat diobservasi. Dalam penelitian ini melibatkan dua variable yaitu: 1. Variabel peranan guru, variabel ini menempati posisi sebagai variabel independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. 2. Variabel akhlak karimah., variabel ini menempati posisi sebagai variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. D. Populasi dan Sampel Menurut terminologi risetyang dimaksud dengan populasi adalah sejumlah masa (manusia) yang terdapat dalam satu kawasan tertentu atau berada dalam suatu unit kesatuan. Atau dengan kata lain, populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen yang menjadi objek penelitian.42Adapun populasi yang penulis ambil adalah seluruh siswa MI Terpadu Nurul Falah Cimanggis Depok yang berjumlah 149 orang dari kelas IV-VI. Sampel sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Ali adalah sebagian populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili terhadap populasi.43 Sampel penelitian ini diambil dengan tekhnik cluster random sampling, sekitar 30%. Dengan demikian sampel yang diambil dari populasi yang ada dan dianggap mewakili hasil penelitian dari sejumlah populasi, penulis menggunakan sampel berjumlah 40 orang dari 1).kelas IV 10 orang, 2). Kelas V 10, dan 3). Kelas VI 20 orang. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Studi kepustakaan yaitumengumpulkan data dari literatur-literatur yang 41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Ptaktis,(Jakarta: Rineka, 1998), Cet. X, h. 111 42 Anas sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2008), h. 26 43 M. Ali, Penelitian Dan Pendidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987), h.54
30
berhubungan dengan penelitian seperti buku, jurnal. Data ini digunakan sebagai landasan pemikiran teoritis untuk mempertanggungjawabkan analisis dalam pembahasan masalah. 2. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan tentang data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Observasi dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang akan diteliti guna memperoleh gambaran umum tentangMIT Nurul Falah Depok dan pelaksanaan pembinaan Akhlak siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini. 3. Angket atau kuesioner yaitusejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.44 Angket atau kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawabannya dan membubuhkan tanda (X) pada kolom yang sesuai. Teknik angket digunakan untuk mendapatkan data tentang Peran seorang Guru dalam Membentuk Akhlak Siswa.
F. Instrument Penelitian Instrument penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam penelitian sebagai alat pengumpulan data. Instrument penelitian yang digunakan untuk memperoleh data mengenai permasalahan yangdihadapi guru dalam membentuk akhlak siswa. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket yang terdiri dari 25 butir soal untuk mengukur Pengaruh efektivitas peranan seorang guru dan 25 butir soal untuk mengukur Akhlak Siswa. Kemudian instrument non tes dalam bentuk wawancara digunakan untuk mempertajam informasi mengenai permasalahan yang dihadapi siswa dalam membiasakan akhlak siswa , dan upaya yang dilakukan guru sebagai suri tauladan dalam membentuk akhlak siswa yang baik.
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Ptaktis,(Jakarta: Rineka, 1998), h. 140
31
Tabel 1 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X “Peranan Guru” No 1.
Dimensi Pembiasaan
Indikator a. Pembiasaan melakukan solat Dhuha.
Nomor Item
Jumlah
1,
1
2,
1
3
1
b. Pembiasaan membaca doa sebelum melakukan aktifitas c. Pembiasaan melaksanakan solat berjamaah 2. 3. 4.
Penanaman nilai
a. Sopan santun
4,
1
moral dan social
b. Saling menghormati
5
1
Keteladanan
a. Disiplin guru
6, 7,
2
b. Sikap guru
8,
1
Pembentukan
a. Taat pada peraturan
9,
1
watak dan
b. Disiplin
10
1
kepribadian siswa
Tabel 2 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y (Akhlak Siswa) No
1.
2.
3.
Dimensi
Ibadah
Personal
Motivasi
Indikator
Nomor Item
Jumlah
a. Shalat
1
1
b. puasa
1
1
c. membaca al-Qur‟an
1
1
a. Kendali diri
1
1
b. Dapat dipercaya
1
1
c. Menghormati orang tua
1
1
d. Disiplin
1
1
e. Jujur
1
1
a. Dorongan prestasi
1
1
b. Komitmen
1
1
c. Inisiatif
1
1
d. Optimisme
1
1
32
4.
Interpersonal
a. Memahami orang lain
1
1
b. Orientasi pelayanan
1
1
c. Mengembangkan orang lain
1
1
d. Mengatasi Keragaman
1
1
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini teknik pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Editing Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah disebarkan oleh para pengumpul data. Setelah angket diisi dan dikembalikan pada penulis, penulis segera meneliti satu persatu angket yang dikembalikan. Apabila ada jawaban yang meragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden
yang bersangkutan
untuk
dibetulkan
atau
disempurnakan
jawabannya agar angket itu sah. Penulis berusaha meneliti sedetail mungkin terhadap angket yang telah disebarkan kepada populasi yang ada. Hal ini dilakukan untuk menghindari dari kesalahan dan diharapkan hasil yang diperoleh benar-benar valid. b. Skoring Setelah tahap editing telah selesai, maka proses tahap selanjutnya adalah skoring. Adapun cara untuk memberikan skor penulis menggunakan skala Kappa-Phi, sesuai pedoman pada table berikut: Tabel 3 Skor Angket penelitian untuk Jawaban Positif No
Item
Skor
1
Sering
4
2
Kadang-kadang
3
3
Jarang
2
4
Tidak Pernah
1
33
Tabel 4 Skor Angket penelitian untuk Jawaban negatif No
Item
Skor
1
Sering
1
2
Kadang-kadang
2
3
Jarang
3
4
Tidak Pernah
4
c. Tabulasi Berdasarkan data-data yang telah terkumpul setelah diberi skor, data dimasukkan ke dalam tabel, kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah interprestasi data. d. Prosentasi Setelah data ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban, maka data tersebut diprosentasikan. Dengan rumus sebagai baerikut: F P = ──── X 100% N Keterangan: P
: Angka Prosentasi
F
: Frekuensi yang sedang dicarikan prosentasinya
N
: Number of Cases (Banyaknya individu)
100%: Bilangan tetap (konstanta)45 Tabel 5 Skala Prosentase
45
No
Prosentase
Penafsiran
1
100%
Seluruhnya
2
90%-99%
Hampir seluruhnya
3
60%-89%
Sebagian besar
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Pr Raja Grafindo Persada, 2008), h. 43
34
4
51%-59%
Lebih dari setengahnya
5
50%
Setengahnya
6
40%-49%
Hampir setengahnya
7
10%-39%
Sebagian kecil
8
1%-9%
Sedikit sekali
9
0%
Tidak ada sama sekali
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DESKRIPSI DATA
A. Hasil Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Sekolah ini berdiri sejak tahun 1959. Di Sekolah MI Terpadu Nurul Falah Depok ini adalah sebuah sekolah swasta yang dimiliki oleh suatu yayasan. Yang luas tanah keseluruhan mencapai 870m2 dengan status tanah ialah tanah wakaf. Sekolah ini mempunyai ketua yayasan yang bernama H. M. Nur Firdaus sebagai pemilik sekolah. Awalnya sekolah ini hanya sekolah swasta biasa saja. Bangunannya pun hanya dua lantai jumlahnya hanya 6 kelas. Dan yang sebagai kepala sekolah tahun ini adalah bapak H. Ade Ibrahim S.Pd.i. Pada waktu sekolah ini di ketuai oleh bapak H. Ade Ibrahim, S. Pd.i, mulailah ada kemajuan dari mulai bidang bangunan mauun system sekolah yang baru. Yang awalnya hanya bernama Madasah Ibtidaiyah Nurul Falah saja, sekarang menjadi Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Falah Depok. Berkat kerja keras para guru dan kepala sekolah, sekolah ini sekarang sudah mulai lebih maju. Seperti guru yang sudah lebih banyak dan siswa yang kuantitasnya sudah lebih dari cukup, dari apa yang sekolah inginkan. 2. Profil Nama Madrasah
: MIT Nurul Falah Areman
Nomor Statistik Madrasah
: 111232760015
NPSN
: 60709957
Akreditasi Madrasah
: “A”
Alamat Madrasah
: Jl. Asrama Brimob Areman Tugu Cimanggis Depok
35
36
NPWP
: 31.598.889.9-412.000
Tahun Berdiri
: 1959
Status Madrasah
: Swasta
Nama Ketua Yayasan
: H.M. Nur Firdaus
Nama Kepala Madrasah
: H. Ade Ibrahim, S.Pd.I
SK Kepala Madrasah
: a. Nomor
: SKEP/01/YPI-
NF/VI/A/2013 b. Tanggal : 08 Juli 2013 Nomor Telepon
: 021-8721819
Nama Yayasan
: YPI Nurul Falah Areman
No Akte Pendirian Madrasah
: 01
Kepemilikan Tanah
: Yayasan a. Status Tanah ( Wakaf ) b. Luas Tanah
Status Bangunan
: Yayasan
Luas Bangunan
: 1.940 m2
( 870 m2 )
3. VISI, MISI DAN TUJUAN MADRASAH VISI
: Terwujudnya lembaga Madrasah yang dinamis, unggul dalam Akademis, berwawasan IMTAQ dan IPTEK serta berakhlaqul Karimah.
MISI
: a. Mendidik siswa agar memiliki Akhlaqul Karimah
37
b. Mendidik siswa agar memiliki keterampilan yang berwawasan Imtaq dan Iptek c. Membina siswa agar memiliki daya kreatifitas, dinamis dan inovatif. Tujuan : a. Menciptakan lulusan yang berkualitas baik dibidang IMTAQ maupun IPTEK, memiliki Akhlaqul Karimah, Wawasan yang luas. b. serta mencetak siswa/siswi yang kreatif dan inovatif. 4. Kapitalisasi Kondisi Guru Berdasarkan Pendidikan Berikut adalah sebuah table nama-nama guru yang ada di MI Terpadu Nurul Falah, rata-rata guru disini sudah sarjana dengan jurusan masing-masing. Dengan begitu keilmuan guru-guru yang ada tidak diragukan lagi untuk mengajarkan kepada para muridnya. Tetapi tidak hanya ilmu secara pengetahuan saja yang sudah memumpuni, secara kepribadian pun guru-guru disini mempunyai akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran Rasulullah. Untuk itu baik dijadikan sebuah ketauladanan bagi para siswa-siswi disini. Tabel 6. Pendidikan
No
Nama
L/P
Tempat Tanggal Lahir
1
H. Ade Ibrahim, S.Pd.I
L
Jakarta, 10 April 1966
S.1
2
H. Mahmud
L
Bogor, 12 Desember 1950
PGAN
3
Ali Susanto
L
Bogor, 19 November 1953
PGAN
4
Sulaiman
L
Bogor, 25 September 1951
MA
5
Hj. Saodah, S.Pd.I
P
Bogor, 02 Desember 1966
S.1
6
Hj. Neti Hestiawaty, S.Pd.I
P
Bogor, 01 Maret 1967
S.1
7
Rohmani, S.Ag
P
Bogor, 19 Agustus 1969
S.1
8
Siti Rohimah, S.Pd.I
P
Bogor, 19 Agustus 1969
S.1
9
Nurbaiti, S.Ag
P
Bogor, 23 Januari 1972
S.1
Terakhir
38
10
Siti Hasnah, S.Pd.I
P
Bogor, 04 November 1972
S.1
11
Khodijah, S.Pd
P
Jakarta, 16 Mei 1974
S.1
12
Kurniawan
L
Bogor, 20 Januari 1980
D.3
13
Rofiqi, S.Pd.I
L
Bogor, 23 Oktober 1976
S.1
14
Siti Mustafidah, S.Ag
P
Bogor, 05 Januari 1973
S.1
15
May Nurhawati, S.Pd.I
P
Jakarta, 14 Mei 1985
S.1
16
Wahyu Supiyana, S.Sos
L
Jakarta, 07 Juli 1973
S.1
17
Arief
L
Bogor, 16 Desember 1990
MAN
18
Hj. Rusmiati, SE
P
Bogor, 07 Desember 1968
S.1
19
Maya Dewi Puspita S, SH.I
P
Bogor, 24 April 1981
S.1
20
Burhanuddin, S.Ag
L
Bogor, 04 Januari 1974
S.1
21
Lili Anwar
L
Bogor, 13 Maret 1977
SMA
22
Nur‟aini, S.Pd.I
P
Bogor, 01 September 1983
S.1
23
Hj. Khoirunnisa, SE.I
P
Jakarta, 04 September 1982
S.1
24
Hj. Siti Khodijah, S.Pd.I
P
Jakarta, 04 Februari 1968
S.1
25
Kartono, S.Pd
L
Jakarta, 09 November 1980
S.1
L/P
Tempat Tanggal Lahir
Table 6.1 No
Nama
26
U
Solahudin
Arisandi, L
Pendidikan Terakhir
Jakarta, 25 Mei 1984
S.1
S.Pd.I 27
Uswatun Hasanah, S.Pd.Si
P
Klaten, 25 Oktober 1984
S.1
28
Husri Hubaedah, S.Pd.I
P
Cirebon, 30 September 1972
S.1
29
Ana Rochmawati, S.pd
P
Bogor, 26 Juni 1989
S.1
30
Ahmad Riyadi, S.Pd.I
L
Bogor, 11 November 1988
S.1
31
Solahuddin
L
Bogor, 12 September 1981
SMA
32
Arman Permana, S.Pd.I
L
Bogor, 23 Maret 1981
S.1
33
Heru Maulana
L
Bogor, 29 November 1989
SMK
34
Irfaniyeh, S.Pd.I
P
Jember, 03 Juli 1989
S.1
39
35
Atikah, S.Ag
P
Jakarta, 05 Mei 1974
S.1
36
Syahrulloh
L
37
Haryati, S.Pd.I
P
Pantai Baru, 27 Oktober 1988
S.1
38
Arim
L
Ciamis, 19 Mei 1991
SMA
39
Jaka
L
Bogor, 17 Juli 1991
SMA
40
Sulastri, S.Pd.I
P
Bandung, 23 November 1985
S.1
41
Lia Sulistika, S.Kom
P
42
Humairah
P
Jakarta, 23 Maret 1989
SMA
43
Syifa Fauziah
P
Bogor, 17 Mei 1992
SMA
44
Hasanah, S.pd.I
P
D.2
S.1
S.1
Table 7.
Jenis
Jml.
No. Prasarana
Ruang
Jml.R.Kondisi Jml.R.Kondisi Kondisi Kerusakan Rusak
Rusak
Rusak
Baik
Rusak
Ringan Sedang Berat
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Ruang Kelas
21
18
3
3
-
-
2
Perpustakaan
1
1
-
-
-
-
3
R. Lab IPA
-
-
-
-
-
-
R.
Lab
4
Biologi
-
-
-
-
-
-
5
R. Lab Fisika
-
-
-
-
-
-
6
R. Lab Kimia
-
-
-
-
-
-
R.
Lab
7
Komputer
1
1
-
-
-
-
8
R.Lab Bahasa
-
-
-
-
-
-
9
R. Pimpinan
1
1
-
-
-
-
40
10
R. Guru
1
1
-
-
-
-
11
R. Tata Usaha 1
1
-
-
-
-
12
R. Konseling
-
-
-
-
-
-
Tempat 13
Ibadah
1
1
-
-
-
-
14
R. UKS
-
-
-
-
-
-
15
Jamban
6
6
-
-
-
-
16
Gudang
1
1
-
-
-
-
17
R. Sirkulasi
-
-
-
-
-
-
Tempat 18
Olahraga
-
-
-
-
-
-
19
R. OSIS
-
-
-
-
-
-
20
R. Lainnya
-
-
-
-
-
-
Table 8. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Di sekolah ini mempunyai guru yang sudah menjadi Pegawai Negeri baru beberapa orang saja. Selain itu guru di sekolah ini statusnya yakni, guru tetap yayasan, guru honorer, dan guru tidak tetap. No Keterangan
Jumlah
Pendidik 1
Guru PNS di perbantukan Tetap
2
2
Guru Tetap Yayasan
22
3
Guru Honorer
0
4
Guru Tidak Tetap
16
Tenaga Kependidikan 1
Tata Usaha
2
2
Kebersihan
1
3
Pesuruh
1
JUMLAH
44
41
Sekolah memiliki kelas yang cukup untuk jumlah siswa yang semakin lama semakin bertambah. Keadaan bangunan untuk kelas di sekolah ini juga cukup baik, di setiap kelas menggunakan AC, maka dari itu kenyamanan siswa dalam belajar sangat terjamin dan tidak terganggu akan adanya kegerahan dan kepanasan. Karena ruangannya yang cukup banyak, jadi setiap kelas hanya berisikan 20 siswa saja agar tidak terlalu banyak. Tahun
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Jumlah
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
2010/2011 88
3
73
3
79
3
240
9
2011/2012 132
5
85
3
70
3
287
11
2012/2013 156
5
130
5
81
3
367
13
2013/2014 152
5
154
5
129
5
435
15
Ajaran
Tahun
Kelas 4
Kelas 5
Kelas 6
Jumlah
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Jml.
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
2010/2011 63
2
49
2
31
1
143
5
2011/2012 81
3
63
2
46
2
190
7
2012/2013 72
3
78
3
61
2
211
8
2013/2014 80
3
72
3
77
3
229
9
Ajaran
B. Deskripsi Data Peranan Seorang Guru Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan para responden, untuk memperoleh data tentang efektifitas peranan guru terhadap pembentukan akhlak karimah siswa/siswi Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Falah. Setelah data diperoleh, penulis mengolah data tersebut dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi persentase dengan menggunakan rumus:
42
P = F x 100% N Hasil angket kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi, yang merupakan proses data-data instrument pengumpulan data menjadi tabel-tabel angka dalam persentase yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini: 1. Aspek Ibadah Tabel 10 Memaksa Siswa Dalam Shalat Dhuha Berjama’ah No
1
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
20
50%
Sering
14
35%
Kadang-kadang
3
7,5%
Tidak Pernah
3
7,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa menjawab selalu melaksanakan shalat Dhuha disekolah karena dipaksa oleh guru, 35% siswa menjawab sering melaksanakan shalat Dhuha disekolah karena dipaksa oleh guru 7,5% siswa menjawab kadang-kadang melaksanakan shalat Dhuha disekolah karena dipaksa oleh guru, 7,5% siswa menjawab tidak pernah melaksanakan shalat Dhuha karena dipaksa oleh guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang melaksanakan shalat Dhuha disekolah karena dipaksa oleh guru. Tabel 11 Guru Memerintahkan Siswa Membaca Do’a sebelum belajar No
2
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
5
12,5%
Sering
15
37,5%
Kadang-kadang
16
40%
Tidak Pernah
4
10%
Jumlah
40
100%
43
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 40% siswa menjawab kadang-kadang guru memerintahkan membaca doa sebelum memulai pelajaran, 37,5% siswa menjawab sering guru memerintahkan membaca doa sebelum memulai pelajaran, 12,5% siswa menjawab selalu guru memerintahkan membaca doa sebelum memulai pelajaran, 10% siswa menjawab tidak pernah guru memerintahkan membaca doa sebelum memulai pelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kadang-kadang guru memerintahkan membaca doa sebelum memulai pelajaran Tabel 12 Guru Mengajak Siswa Untuk Shalat Berjamaah Dzuhur No
3
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
18
45%
Sering
6
15%
Kadang-kadang
12
30%
Tidak Pernah
4
10%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 45% siswa menjawab selalu mengikuti kegiatan shalat berjamaah di sekolah kalau diperintah oleh guru, 30% siswa menjawab kadang-kadang mengikuti kegiatan shalat berjamaah 15% siswa menjawab sering mengikuti kegiatan shalat berjamaah di sekolah kalau diperintah oleh guru, di sekolah kalau diperintah oleh guru, 10% siswa menjawab tidak pernah mengikuti kegiatan shalat berjamaah di sekolah kalau diperintah oleh guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu mengikuti kegiatan shalat berjamaah di sekolah kalau diperintah oleh guru. Tabel 13 Guru memberi hadiah bagi siswa yang tidak meninggalkan shalat lima waktu No
9
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
6
15%
Sering
20
50%
Kadang-kadang
10
25%
44
Tidak Pernah
4
10%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa menjawab sering guru memberikan hadiah bagi siswa yang shalat lima waktunya tidak ketinggalan, 25% siswa menjawab kadang-kadang guru memberikan hadiah bagi siswa yang shalat lima waktunya tidak ketinggalan, 15% siswa menjawab sering guru memberikan hadiah bagi siswa yang shalat lima waktunya tidak ketinggalan, 10% siswa menjawab selalu guru memberikan hadiah bagi siswa yang shalat lima waktunya tidak ketinggalan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa sering mendapatkan hadiah dari guru jika tidak meninggalkan shalat lima waktunya. 2. Aspek Ketauladanan Tabel 14 Guru Berbicara Dengan Ucapan Yang Baik No
4
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
5
12,5%
Sering
17
42,5%
Kadang-kadang
15
37,5%
Tidak Pernah
3
7,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 42,5% Guru berbicara dengan ucapan baik, 37,5% Guru Berbicara dengan ucapan yang baik, 12,5% guru berbicara dengan ucapan yang baik, 7,5% guru berbicara dengan ucapan yang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru sering berbicara dengan ucapan yang baik terhadap siapapun yang berada di lingkungan sekolah (staff sekolah, penjaga sekolah, petugas cleaning service).
45
Tabel 15 Guru Mengucapkan Salam Setiap Masuk Kelas Dan Bertemu Seseorang No
5
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
11
27,5%
Sering
15
37,5%
Kadang-kadang
12
30%
Tidak Pernah
2
5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 37,5% guru mengucapkan salam ketika masuk kelas dan bertemu seseorang, 30% guru mengucapkan salam ketika masuk kelas dan bertemu seseorang, 27,5% guru mengucapkan salam ketika masuk kelas dan bertemu seseorang, 5% guru mengucapkan salam ketika masuk kelas dan bertemu seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sering guru mengucapkan salam ketika masuk kelas dan bertemu seseorang.
Tabel 16 Guru Datang Terlambat Ke Kelas No
6
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
4
10%
Sering
12
30%
Kadang-kadang
14
35%
Tidak Pernah
10
25%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 35% siswa menjawab guru kadang-kadang datang terlambat ke kelas, 30% siswa menjawab guru sering datang terlambat ke kelas, 25% siswa menjawab guru tidak pernah datang terlambat ke kelas, 10% siswa menjawab guru selalu datang terlambat ke kelas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru sering datang terlambat ke kelas padahal waktu belajar sudah masuk.
46
Tabel 17 Guru cepat keluar dari kelas padahal waktu belajar belum selesai No
7
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
4
10%
Sering
8
20%
Kadang-kadang
17
42,5%
Tidak Pernah
11
27,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 42,5% siswa menjawab guru kadang-kadang cepat keluar dari kelas padahal waktu belajar belum selesai, 27,5% siswa menjawab guru tidak pernah cepat keluar dari kelas padahal waktu belajar belum selesai, 20% siswa menjawab guru sering cepat keluar dari kelas padahal waktu belajar belum selesai 10% siswa menjawab guru selalu cepat keluar dari kelas padahal waktu belajar belum selesai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru kadang-kadang cepat keluar dari kelas padahal waktu belajar belum selesai. Tabel 18 Guru Berpakaian Rapih Dan Sopan No
8
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
20
50%
Sering
10
25%
Kadang-kadang
9
22,5%
Tidak Pernah
1
2,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa menjawab guru selalu berpakaian rapi dan sopan, 25% siswa menjawab guru sering berpakaian rapi dan sopan, 22,5% siswa menjawab guru kadang-kadang berpakaian rapi dan sopan,
47
2,5% siswa menjawab guru tidak pernah berpenampilan rapi daan sopan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru selalu berpenampilan rapi dan sopan.
Tabel 18 Guru memberi sanksi kepada siswa terlambat No
9
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
6
15%
Sering
8
20%
Kadang-kadang
12
30%
Tidak Pernah
14
35%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 35% siswa menjawab guru tidak pernah memberi sanksi kepada siswa yang terlambat, 30% siswa menjawab kadang-kadang guru memberi sanksi kepada siswa yang terlambat, 20% siswa menjawab sering guru member sanksi kepada siswa yang terlambat, 15% siswa menjawab selalu guru memberi sanksi kepada siswa yang terlambat,. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang datang terlambat ke sekolah, tidak selalu mendapat sanksi dari guru. Tabel 19 Guru datang tepat waktu ke sekolah No
10
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
16
40%
Sering
8
20%
Kadang-kadang
9
22,5%
Tidak Pernah
7
17,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 40% siswa menjawab selalu guru tepat waktu datang ke sekolah, 22,5% siswa menjawab kadang-kadang tepat waktu datang ke sekolah, 20% siswa menjawab sering tepat waktu datang ke
48
sekolah, 17,5% siswa menjawab tidak pernah tepat waktu datang ke sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru selalu tepat waktu datang ke sekolah. 3. Aspek Sosial
Tabel 20 Guru menyuruh siswa untuk saling tolong menolong dalam kebaikan No
10
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
20
50%
Sering
8
20%
Kadang-kadang
11
27,5%
Tidak Pernah
1
2,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa menjawab selalu guru menyuruh untuk tolong menolong dalam kebaikan, 27,5% siswa menjawab kadang-kadang guru menyuruh saling tolong menolong dalam kebaikan, 20% siswa menjawab sering gur menyuruh saling tolong menolong dalam kebaikan, 2,5% siswa menjawab tidak pernah guru menyuruh saling tolong menolong dalam kebaikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru selalu menyuruh untuk tolong menolong dalam kebaikan kepada siswanya. Tabel 21 Guru mengingatkan membaca bismillah sebelum makan dan minum No
10
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
25
60%
Sering
10
25,5%
Kadang-kadang
4
10%
Tidak Pernah
1
5%
Jumlah
40
100%
49
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 60% siswa menjawab selalu guru mengingatkan membaca basmalah sebelum makan dan minum, 25,5% siswa menjawab sering guru mengingatkan membaca basmalah sebelum makan dan minum, 10% siswa menjawab kadang-kadang guru mengingatkan membaca basmalah sebelum makan dan minum, 5% siswa menjawab tidak pernah guru mengingatkan membaca basmalah sebelum makan dan minum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru selalu guru mengingatkan membaca basmalah sebelum makan dan minum. Tabel 22 Guru mengajarkan agar selalu bersabar dalam keadaan apapun No
10
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
20
50%
Sering
10
25%
Kadang-kadang
9
23,5%
Tidak Pernah
1
1,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa menjawab selalu guru mengajarkan untuk bersabar dalam keadaan apapun, 25% siswa menjawab sering guru mengajarkan untuk bersabar dalam keadaan apapun, 23,5% siswa menjawab kadang-kadang guru mengajarkan untuk bersabar dalam keadaan apapun, 1,5% siswa menjawab tidak pernah guru mengajarkan untuk bersabar dalam keadaan apapun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru selalu mengajarkan untuk bersabar dalam keadaan apapun.
50
Tabel 23 Guru mengingatkan kepada siswa, tugas yang diberikan harus dikerjakan di rumah No
10
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
16
40%
Sering
8
20%
Kadang-kadang
9
22,5%
Tidak Pernah
7
17,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 40% siswa menjawab selalu guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas di rumah, 22,5% siswa menjawab kadang-kadang guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas di rumah, 20% siswa menjawab sering guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas di rumah, 17,5% siswa menjawab tidak pernah guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas di rumah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru selalu mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas di rumah.
C. Akhlak Siswa 1. Aspek Ibadah Tabel 24 Saya Melaksanakan Shalat dhuha No
1
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
9
22,5%
Sering
16
40%
Kadang-kadang
12
30%
Tidak Pernah
3
7,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 40% siswa menjawab sering melaksanakan shalat dhuha, 30% siswa menjawab kadang-kadang melaksanakan shalat dhuha, 22,5% siswa menjawab selalu melaksanakan shalat dhuha,7,5% siswa
51
menjawab tidak pernah melaksanakan shalat dhuha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa sering melaksanakan shalat dhuha.
Tabel 25 Saya Mengucapkan Salam kepada orang tua Ketika berangkat dan pulang sekolah No
2
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
4
10%
Sering
11
27,5%
Kadang-kadang
20
50%
Tidak Pernah
5
12,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 50% siswa kadang-kadang mengucapkan salam kepada orang tua ketika berangkat dan pulang sekolah, 27,5% siswa menjawab sering mengucapkan salam kepada orang tua ketika berangkat dan pulang sekolah, 12,5% siswa menjawab tidak pernah mengucapkan salam kepada orang tua ketika berangkat dan pulang sekolah, 10% siswa menjawab selalu mengucapkan salam kepada orang tua ketika berangkat dan pulang sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang mengucapkan salam kepada orang tua ketika berangkat dan pulang sekolah.. Tabel 26 Saya melakukan shalat berjamaah No
3
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
12
30%
Sering
9
22,5%
Kadang-kadang
15
37,5%
Tidak Pernah
4
10%
Jumlah
40
100%
52
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar, , 37,5% siswa menjawab kadang-kadang melaksanakan shalat dzuhur berjama‟ah, 30% siswa menjawab selalu melaksanakan shalat dzuhur berjama‟ah, 22,5% siswa menjawab sering melaksanakan shalat dzuhur berjama‟ah, 10% siswa menjawab tidak pernah melaksanakan shalat dzuhur berjama‟ah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa sering melaksanakan shalat dzuhur berjama‟ah. Tabel 27 Saya Membaca Al-Qur’an (IQRA) Dengan Baik No
12
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
9
22,5%
Sering
19
47,5%
Kadang-kadang
5
12,5%
Tidak Pernah
7
17,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 22,5% siswa menjawab selalu mampu membaca al-Qur‟an (IQRA) dengan baik, 47,5% siswa menjawab sering mampu membaca al-Qur‟an (IQRA) dengan baik, 12,5% siswa menjawab kadangkadang mampu membaca al-Qur‟an (IQRA) dengan baik, 17,5% siswa menjawab tidak pernah mampu membaca al-Qur‟an (IQRA) dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa sering mampu membaca al-Qur‟an (IQRA) dengan baik. 2. Aspek Interpersonal Tabel 28 Saya Membantah Apa Yang Dikatakan Kedua Orangtua No
4
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
5
12,5%
Sering
13
32,5%
Kadang-kadang
18
45%
Tidak Pernah
4
10%
Jumlah
40
100%
53
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 45% siswa menjawab kadang-kadang membantah apa yang dikatakan kedua orangtua, 32,5% siswa menjawab sering membantah apa yang dikatakan kedua orangtua, 12,5% siswa menjawab selalu membantah apa yang dikatakan kedua orangtua, , 10% siswa menjawab tidak pernah membantah apa yang dikatakan kedua orangtua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang membantah apa yang dikatakan kedua orangtua. Tabel 29 Saya bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif No
6
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
19
47,5%
Sering
9
22,5%
Kadang-kadang
7
17,5%
Tidak Pernah
5
12,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 47,5% siswa menjawab selalu bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif, 22,5% siswa menjawab sering bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif, 17,5% siswa menjawab kadang-kadang bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif, 12,5% siswa menjawab tidak pernah bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif. Tabel 30 Saya bergaul dengan berbagai teman yang berbeda karakter No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
7
Selalu
8
20%
Sering
17
42,5%
Kadang-kadang
11
27,5%
Tidak Pernah
4
10%
Jumlah
40
100%
54
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 20% siswa menjawab selalu mampu bergaul dengan berbagai teman yang berbeda karakter, 42,5% siswa menjawab sering mampu bergaul dengan berbagai teman yang berbeda karakter, 27,5% siswa menjawab kadang-kadang mampu bergaul dengan berbagai teman yang berbeda karakter, 10% siswa menjawab tidak pernah mampu bergaul dengan berbagai teman yang berbeda karakter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa sering mampu bergaul dengan berbagai teman yang berbeda karakter. 3. Aspek Personal Tabel 31 Saya Bersikap Sabar Kepada Teman Yang Mengejek No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
8
Selalu
9
22,5%
Sering
16
40%
Kadang-kadang
12
30%
Tidak Pernah
3
7,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 22,5% siswa menjawab selalu mampu bersikap sabar kepada teman yang mengejek, 40% siswa menjawab sering mampu bersikap sabar kepada teman yang mengejek, 30% siswa menjawab kadang-kadang mampu bersikap sabar kepada teman yang mengejek, 7,5% siswa menjawab tidak pernah mampu bersikap sabar kepada teman yang mengejek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa sering mampu bersikap sabar kepada teman yang mengejek. Tabel 32 Saya mengatur jadwal waktu dengan baik No
9
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
7
17,5%
Sering
9
22,5%
Kadang-kadang
20
50%
Tidak Pernah
4
10%
Jumlah
40
100%
55
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 17,5% siswa menjawab selalu mengatur jadwal waktu dengan baik, 22,5% siswa menjawab sering mengatur jadwal waktu dengan baik, 50% siswa menjawab kadang-kadang mengatur jadwal waktu dengan baik, 10% siswa menjawab tidak pernah mengatur jadwal waktu dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang mengatur jadwal waktu dengan baik. Tabel 33 Saya Menyalami Kedua Orangtua Ketika Mau Berangkat Ke Sekolah No
10
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
2
5%
Sering
18
45%
Kadang-kadang
15
37,5%
Tidak Pernah
5
12,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 5% siswa menjawab selalu menyalami kedua orangtua ketika mau berangkat ke sekolah, 45% siswa menjawab sering menyalami kedua orangtua ketika mau berangkat ke sekolah, 37,5% siswa menjawab kadang-kadang menyalami kedua orangtua ketika mau berangkat ke sekolah, 12,5% siswa menjawab tidak pernah menyalami kedua orangtua ketika mau berangkat ke sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa sering menyalami kedua orangtua ketika mau berangkat ke sekolah Tabel 34 Berteman Hanya Kepada Orang Kaya No
11
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
18
45%
Sering
6
15%
Kadang-kadang
13
32,5%
Tidak Pernah
3
7,5
Jumlah
40
100%
56
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 45% siswa menjawab selalu aktif cari peluang untuk mendapatkan beasiswa, 15% siswa menjawab sering aktif cari peluang untuk mendapatkan beasiswa, 32,5% siswa menjawab kadang-kadang aktif cari peluang untuk mendapatkan beasiswa, 7,5% siswa menjawab tidak pernah aktif cari peluang untuk mendapatkan beasiswa.. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu cari peluang untuk mendapatkan beasiswa. Tabel 35 Saya Menghormati Orang Yang Usianya Lebih Tua No
13
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
6
15%
Sering
5
12,5%
Kadang-kadang
21
52,5%
Tidak Pernah
8
20%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 15% siswa menjawab selalu menghormati orang yang lebih tua, 12,5% siswa menjawab sering menghormati orang yang lebih tua, 52,5% siswa menjawab kadang-kadang menghormati orang yang lebih tua, 20% siswa menjawab tidak pernah menghormati orang yang lebih tua.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
siswa
kadang-kadang
menghormati orang yang lebih tua.
Tabel 36 Saya meringankan beban penderitaan teman yang kena musibah No
14
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
7
17,5%
Sering
12
30%
Kadang-kadang
19
47,5%
Tidak Pernah
2
5%
Jumlah
40
100%
57
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 17,5% siswa menjawab selalu meringankan beban penderitaan teman yang kena musibah, 30% siswa menjawab sering meringankan beban penderitaan teman yang kena musibah, 47,5% siswa menjawab kadang-kadang meringankan beban penderitaan teman yang kena musibah, 5% siswa menjawab tidak pernah meringankan beban penderitaan teman yang kena musibah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kadangkadang meringankan beban penderitaan teman yang kena musibah. Tabel 37 Saya menghibur teman yang lagi sedih, dan membantu mencarikan solusi dari kesedihannya No
15
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
12
30%
Sering
15
37,5%
Kadang-kadang
11
27,5%
Tidak Pernah
2
5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 30% siswa menjawab selalu menghibur teman yang lagi sedih, dan membantu mencarikan solusi dari kesedihannya, 37,5% siswa menjawab sering menghibur teman yang lagi sedih, dan membantu mencarikan solusi dari kesedihannya, 27,5% siswa menjawab kadang-kadang menghibur teman yang lagi sedih, dan membantu mencarikan solusi dari kesedihannya, 5% siswa menjawab tidak pernah menghibur teman yang lagi sedih, dan membantu mencarikan solusi dari kesedihannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa sering menghibur teman yang lagi sedih, dan membantu mencarikan solusi dari kesedihannya.
58
Tabel 38 Saya memahami sudut pandang dan sikap orang lain No
16
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
18
45%
Sering
12
30%
Kadang-kadang
9
22,5%
Tidak Pernah
1
2,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 45% siswa menjawab selalu memahami sudut pandang dan sikap orang lain, 30% siswa menjawab sering memahami sudut pandang dan sikap orang lain, 22,5% siswa menjawab kadangkadang memahami sudut pandang dan sikap orang lain, 2,5% siswa menjawab tidak pernah memahami sudut pandang dan sikap orang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu memahami sudut pandang dan sikap orang lain. Tabel 39 Setiap bertemu orang saya malas memberikan salam dan memulai pembicaraan No
18
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
17
42,5%
Sering
3
7,5%
Kadang-kadang
9
22,5%
Tidak Pernah
11
27,5%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 42,5% siswa menjawab selalu malas memberikan salam dan memulai pembicaraan setiap bertemu orang, 7,5% siswa menjawab sering malas memberikan salam dan memulai pembicaraan setiap bertemu orang, 22,5% siswa menjawab kadang-kadang malas memberikan salam dan memulai pembicaraan setiap bertemu orang, 27,5% siswa menjawab tidak pernah malas memberikan salam dan memulai pembicaraan setiap bertemu orang.
59
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu malas memberikan salam dan memulai pembicaraan setiap bertemu orang. Tabel 40 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu No
Alternatif Jawaban
19
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
14
40%
Sering
12
25%
Kadang-kadang
9
20%
Tidak Pernah
5
15%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 40% siswa menjawab selalu mengumpulkan tugas tepat waktu, 25% siswa menjawab sering mengumpulkan tugas tepat waktu, 20% siswa menjawab kadang-kadang mengumpulkan tugas tepat waktu, 15% siswa menjawab tidak pernah mengumpulkan tugas tepat waktu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu mengumpulkan tugas tepat waktu. Tabel 41 Saya Tidak Melawan Teman Yang Sering Mengganggu No
20
Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Presentasi (P)
Selalu
13
32,5%
Sering
8
20%
Kadang-kadang
9
22,5%
Tidak Pernah
10
25%
Jumlah
40
100%
Dari table di atas, menunjukkan bahwa sebesar 32,5% siswa menjawab selalu tidak melawan teman yang sering mengganggu, 20% siswa menjawab sering tidak melawan teman yang sering mengganggu, 22,5% siswa menjawab kadang-kadang tidak melawan teman yang sering mengganggu, 25% siswa menjawab tidak pernah tidak melawan teman yang sering mengganggu. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa
mengganggunya.
siswa
selalu
tidak
melawan
teman
yang
sering
60
D. Hasil Analisis Peranan Guru Dan Akhlak Karimah Siswa 1. Peranan Guru Hasil analisis di atas, keperibadian seorang guru kepada murid-muridnya cukup banyak, dalam beberapa aspek yang positif untuk di ikuti dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Yakni seperti, aspek peribadatan, aspek personal, dan aspek interpersonal. Aspek yang ada dalam peran seorang guru merupakan suatu senjata dalam mempercepat suatu perubahan perilaku siswa yang baik. Untuk itu kepribadian dan akhlak karimah seorang guru adalah hal yang paling penting untuk membentuk perubahan akhlak siswa yang tadinya belum baik menjadi siswa yang berakhlak karimah. 2. Akhlak Siswa a. Aspek Ibadah Dalam aspek ini, dari jawaban siswa yang terdapat di atas peranan guru yang dilakukan dengan cara menyuruh dan mencontohkan kepada para muridnya secara terus menerus, membuat para murid lebih bisa membiasakan diri untuk melaksanakan ibadah, terutama shalat lima waktu di sekolah maupun di rumah. Baik secara berjama‟ah maupun sendirian. b. Aspek Interpersonal Dengan adanya peranan guru dalam hal memerintahkan murid untuk berbuat baik dalam hal kebaikan kepada siapapun. Murid-murid banyak terjadi perubahan dalam sosialisasinya terutama yang terlihat di sekolah. Karena mereka mengikuti perkataan dan perintah seorang guru yang memang di lihat oleh mereka mempunyai kepribadian yang sesuai dengan apa yang telah diajarkannya. c. Aspek personal Aspek personal seorang siswa mengalami peningkatan, yang awalnya seorang murid yang selalu bersikap tidak jujur, suka mencela, suka lalai dalam tugas dan yang lainnya. Sekarang menjadi seorang yang berkepribadian yang jujur, suka menolong, tidak lagi mengerjakan tugas rumah di sekolah, dan menghormati sesama teman, juga tidak lagi melawan perkataan orang tua mereka.
61
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa, dapat ditarik kesimpulan bahwa Peranan Guru Dan Akhlak Karimah Siswa 1. Peranan Guru Keperibadian seorang guru kepada murid-muridnya cukup banyak, dalam beberapa aspek yang positif untuk di ikuti dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Yakni seperti, aspek peribadatan, aspek personal, dan aspek interpersonal. Aspek yang ada dalam peran seorang guru merupakan suatu senjata dalam mempercepat suatu perubahan perilaku siswa yang baik. Untuk itu kepribadian dan akhlak karimah seorang guru adalah hal yang paling penting untuk membentuk perubahan akhlak siswa yang tadinya belum baik menjadi siswa yang berakhlak karimah.
2. Akhlak Siswa d. Aspek Ibadah Dalam aspek ini, dari jawaban siswa yang terdapat di atas peranan guru yang dilakukan dengan cara menyuruh dan mencontohkan kepada para muridnya secara terus menerus, membuat para murid lebih bisa membiasakan diri untuk melaksanakan ibadah, terutama shalat lima waktu di sekolah maupun di rumah. Baik secara berjama‟ah maupun sendirian. e. Aspek Interpersonal Dengan adanya peranan guru dalam hal memerintahkan murid untuk berbuat baik dalam hal kebaikan kepada siapapun. Murid-murid banyak terjadi perubahan dalam sosialisasinya terutama yang terlihat di sekolah. Karena mereka mengikuti perkataan dan perintah seorang guru yang memang di lihat oleh mereka mempunyai kepribadian yang sesuai dengan apa yang telah diajarkannya.
61
62
f. Aspek personal Aspek personal seorang siswa mengalami peningkatan, yang awalnya seorang murid yang selalu bersikap tidak jujur, suka mencela, suka lalai dalam tugas dan yang lainnya. Sekarang menjadi seorang yang berkepribadian yang jujur, suka menolong, tidak lagi mengerjakan tugas rumah di sekolah, dan menghormati sesama teman, juga tidak lagi melawan perkataan orang tua mereka. Walaupun begitu masih banyak kesulitan kesulitan yang terjadi ketika seorang guru dalam membentuk akhlak dan kepribadian siswa yang lebih baik. B. Implikasi Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian yang dikemukakan, maka implikasinya antara lain: 1. Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
sikap
seorang
guru
dapat
mengembangkan atau membentuk akhlaq karimah siswa. Ini berarti semakin baik peranan seorang guru dan bimbingannya maka semakin berkembang tingkat kebaikan akhlaq siswa sehingga siswa lebih berakhlaq sopan dan tidak bersikap tidak baik. 2. Hasil penelitian ini masih terdapat kekurangan sehingga menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi akhlaq siswa. Untuk itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi pembentukan akhlaq karimah siswa selain peranan seorang guru dan hidden curriculum yang mendukung pengembangannya. C. Saran Melihat hasil penelitian yang telah diperoleh, ada beberapa saran yang ingin penulis kemukakan yaitu: 5. Kepada kepala sekolah dan seluruh tenaga kependidikan di MI Terpadu Nurul Falah Depok agar jangan mengabaikan adanya guru yang tidak berperilaku
baik/karimah
karena
sangat
berpengaruh
perkembangan pembentukan akhlak siswa yang belum matang.
terhadap
63
6. Kepada pihak kepala sekolah dan guru hendaknya selalu memantau keadaan anak didik ketika berada di lingkungan sekolah dan selalu memberikan arahan atau penyuluhan dan memberikan pendekatan yang baik sehingga dapat memasuki dunia remaja sehingga bukan saja menajadi suritauladan bagi remaja tetapi menjadi teman yang baik untuk anak didik. 7. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya.
64
DAFTAR PUSTAKA
Singarimbun, Masri, dan Efendi Sofian, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3S,1995). Cet. Ke-II Arikunto, Suharsimi, Prosedur (Jakarta:Rineka, 1998). Cet. ke- X
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktis,
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2008). Ali, M, Penelitian dan Pendidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987). Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006). Cet. Ke-III Djamarah, Bahri, Saeful, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000). Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Rosada Karya,1994). Cet. Ke-2 Husain, Sajjad, Syed, dan Ashraf, Ali, Syed, Krisis Dalam Pendidikan Islam, (Jakarta: Al-Mawardi Prima,2000). Cet. Ke-I Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998). Cet. Ke-II Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010) Zuhairini, dkk, Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel,1981) Nata, Abbuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997). Cet. Ke-II Abdullah, M, Yatimin, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2007). Al-Mishri, Mahmud, Ensiklopedia Akhlak Muhammad Saw, (Jakarta: Pena Pundi Askara, 2009). Cet. Ke-I Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991). Cet. Ke-I Ahmad, Al-Imam, bin Hambal, Musnad Juz II, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah) Rifa‟I, Moh, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana, 1992).
65
As‟ad, Ali, Terjemah Ta‟lim Muta‟alim, (Yogyakarta: Menara Kudus, 1978). Mubayidh, Makmun, Kecerdasan Dan Kesehatan Mental Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006). Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim, Shahih Fikih Sunnah, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006). Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah, (Jakarta: Pustaka Irvan,2008), cet.I Muslich Shabir,Terjemah Riyadlus Shalihin, (Jakarta: C.V Toha Putra Semarang,1981 M), Bab Tentang Keutamaan Shalat Jamaah. Jilid II Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari, Jangan Asal Shalat: Rahasia Shalat Khusyuk Macam-macam Shalat hingga Amalan-amalan Sunnah, (Bandung: Pustaka Hidayah,2007). Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus bahasa Indonesia kontemporer, (Jakarta:Modern English Press, 2002), Cet. Ke- 3 Alex S. Nitisento, manajemen personalia, (tt. p. :Ghalia Indonesia, t.t), hal. 199 Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia abad 21, (Jakarta: Nusantara consulting, 2011), Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Husain, Kifayatul Akhyar, (Indonesia: Maktabah darul Ihyal Kutub, t.t.), Zainuddin Bin Abdul Aziz, Fathul Muin. (Indonesia: Maktabah darul Ihyal Kutub, t. t). Moh. Rifa‟I, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, (Semarang: CV. Toha Putra, 1978). Abdullah Haddad, Nasehat Agama dan Wasiat Iman, (Bandung: Gema Risalah Press, 1993), Cet.ke-3.
66
LEMBAR UJI REFERENSI SKRIPSI TAHUN 2013/2014 Nama
: Adnan Rifai
NIM
: 109011000223
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing
: Khalimi, Dr. MA.
Judul Skripsi
: Efektifitas Peranan Guru Dalam Membentuk Akhlaq al-Karimah Siswa MI Terpadu Nurul Falah Depok”
NO 1
2 3 4 5 6 7
NAMA PENGARANG DAN JUDUL BUKU Paraf Singarimbun, Masri, dan Efendi Sofian, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3S,1995). Cet. Ke-II Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta:Rineka, 1998). Cet. ke- X Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2008). Ali, M, Penelitian dan Pendidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987). Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006). Cet. Ke-III Djamarah, Bahri, Saeful, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000). Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Rosada Karya,1994). Cet. Ke-2
8
Husain, Sajjad, Syed, dan Ashraf, Ali, Syed, Krisis Dalam Pendidikan Islam, (Jakarta: Al-Mawardi Prima,2000). Cet. Ke-I
9
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998). Cet. Ke-II Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010)
10
11
Zuhairini, dkk, Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel,1981)
12
Nata, Abbuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
67
13 14
15
16
1997). Cet. Ke-II Abdullah, M, Yatimin, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007). Al-Mishri, Mahmud, Ensiklopedia Akhlak Muhammad Saw, (Jakarta: Pena Pundi Askara, 2009). Cet. Ke-I Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991). Cet. Ke-I s Ahmad, Al-Imam, bin Hambal, Musnad Juz II, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah)
17
Rifa’I, Moh, Wicaksana, 1992).
18
As’ad, Ali, Terjemah Ta’lim Muta’alim, (Yogyakarta: Menara Kudus, 1978).
19
Mubayidh, Makmun, Kecerdasan Dan Kesehatan Mental Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006). Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim, Shahih Fikih Sunnah, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006). Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah, (Jakarta: Pustaka Irvan,2008), cet.I Muslich Shabir,Terjemah Riyadlus Shalihin, (Jakarta: C.V Toha Putra Semarang,1981 M), Bab Tentang Keutamaan Shalat Jamaah. Jilid II Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari, Jangan Asal Shalat: Rahasia Shalat Khusyuk Macam-macam Shalat hingga Amalanamalan Sunnah, (Bandung: Pustaka Hidayah,2007).
20 21 22
23
Akhlak
Seorang
Muslim,
(Semarang:
24
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus bahasa Indonesia kontemporer, (Jakarta:Modern English Press, 2002), Cet. Ke- 3
25
Alex S. Nitisento, manajemen personalia, (tt. p. :Ghalia Indonesia, t.t), hal. 199 Darsono P dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia abad 21, (Jakarta: Nusantara consulting, 2011),
26 27 28
Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Husain, Kifayatul Akhyar, (Indonesia: Maktabah darul Ihyal Kutub, t.t.), Zainuddin Bin Abdul Aziz, Fathul Muin. (Indonesia: Maktabah darul Ihyal Kutub, t. t).
68
29
Moh. Rifa’I, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, (Semarang: CV. Toha Putra, 1978).
30
Abdullah Haddad, Nasehat Agama dan Wasiat Iman, (Bandung: Gema Risalah Press, 1993), Cet.ke-3.