Al-Muamalat Jurnal Hukum & Ekonomi Syariah
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN SELF EFFICACY TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
Nur Azizah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatra Utara
[email protected] Dr. Saparuddin Siregar, SE,Ak,SAS,M.Ag Sri Sudiarti Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Abstract This study attempts to know the influence of direct and indirect entrepreneurship education variable, self-efficacy toward entrepreneurship intention. The population of this research was all students FEBI IAIN Langsa who has taken course lecture entrepreneurship. Sample taken to technique non-probability sampling kind of purposive sampling, and the sample of the 60 student who active. Research methodology using methods survey with a quantitative approach. Analysis of data using analysis path by program assistance MSI, SPSS version 16 and LISREL 8,8 (student). The results of the first structural equation showed that education variable entrepreneurship affect self-efficacy of 96 % with t value (39,05) > t table (1,67). The second structural equation test results showed that self-efficacy variables did not influence the ~ 399 ~
400 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
entrepreneurship intention where t value < t table. However, entrepreneurship education, self-efficacy in partial affect entrepreneurial intentions by 72% with t value (2,94) > t table (1.67). The results of data analysis show entrepreneurship education to students Langsa FEBI IAIN positively influence the entrepreneur intentions with t value (39.05) > t table (1.67), then (H1 accepted). Self-efficacy variables negatively does not affect entrepreneur intentions with the value of the t (-0.58) < t table (1.67), then (H2 rejected). The entrepreneurship education variable positively influence self-efficacy with t value (2.94) > t table (1.67), then (H3 accepted). The research recommended the need for an encouragement intentions of students, faculty are expected to provide self-efficacy students to never give up in entrepreneurship, and provide concrete examples of successful entrepreneurs. Keywords: Pendidikan Kewirausahaan, Berwirausaha
Self
Efficacy,
Minat
Pendahuluan Di Indonesia angka pengangguran terbanyak justru diciptakan oleh kelompok terdidik. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2016 mencapai 7,02 juta orang atau 5,5 persen. Namun jumlah pengangguran tersebut menurun bila dibandingkan dengan Februari 2015, yang mencapai 7,45 juta orang atau 5,81 persen. Namun ironinya tingkat pengangguran lulusan universitas malah meningkat dari 5,34 persen menjadi 6,22 persen. Khusus di Propinsi Aceh tingkat pengangguran pada Februari 2016 mencapai 8,13 persen.1 Bertambahnya pengangguran terdidik tersebut dikarenakan para lulusan perguruan tinggi lebih suka menunggu pekerjaan yang mereka rasakan cocok dengan pendidikan mereka dan menolak untuk bekerja dibidang lain, apalagi gaji yang ditawarkan di bawah standar yang mereka inginkan,2 oleh sebab itu semakin dirasakan pentingnya dunia kewirausahaan. 1
https://langsakota.bps.go.id/, diakses pada tanggal 11 Oktober 2016 Andika, Manda dan Iskandarsyah Madjid. 2012. Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala: Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syah Kuala. Seminar EcoEntrepreneuship & Call for Paper tema Improving Performance by
2
Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 401
Permasalahan pengangguran seperti ini juga harus mulai dipikirkan oleh mahasiswa yang masih aktif berkuliah. Berdasarkan wawancara tidak terstruktur pada mahasiwa Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah angkatan 2013 dapat diketahui bahwa minat untuk menjadi seorang wirausaha rendah. Sebagian besar mereka berasumsi menjadi seorang wirausaha membutuhkan modal yang besar dan resiko yang tinggi. Oleh karena itu menjadi tenaga kerja masih menjadi tujuan karir yang banyak diminati. Hal inilah yang menjadi permasalahan, karena sekarang ini jumlah lapangan kerja tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Melalui mata kuliah kewirausahaan sebagai bentuk penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan diharapkan dapat menumbuhkan minat berwirausaha bagi mahasiswa. Karir sebagai wirausahawan dapat menjadi solusi untuk menghadapi jumlah persaingan yang tinggi dan mulai terbatasnya lowongan untuk menjadi karyawan.3 Pemerintah (melalui perguruan tinggi) mulai menggiatkan intensi kewirausahaan dengan menyisipkan materi kewirausahaan di dalam perkuliahan untuk membekali mahasiswa ilmu kewirausahaan yang akan membangkitkan intensitas berwirausaha untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, inovasi, pekerjaan dan kreasi usaha pada dirinya, bahkan pada tahun 2009 pemerintah juga telah mencanangkan program pembelajaran kewirausahaan bagi mahasiswa yang dikenal dengan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Tujuan program ini adalah agar para lulusan perguruan tinggi tidak hanya sebagai job seeker tetapi juga sebagai job creater. Walaupun pada akhirnya pemerintah menghentikan program PMW dan hanya ada program PKMK.4 Peran kewirausahaan yang cukup penting dalam perekonomian telah medorong tumbuhnya pendidikan kewirausahaan (enterprenuership education). Kewirausahaan juga telah diakui sebagai dasar yang penting bagi perubahan ekonomi di suatu negara, karena sifatnya memberikan efek pada tingkat makro dan mikro, Improving Environment. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 3 Aida Pulungan, Mahasiswa Perbankan Syariah yang aktif di DEMA (Dewan Mahasiswa). Wawancara di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Langsa, tanggal 12 januari 2017. 4 I Gusti Bagus Honor Satrya. 2015. Potensi Kewirausahaan Mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. E-Jurnal Manajemen Unud Vol. 4 No. 12 h. 4562. Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
402 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
selain itu kewirausahaan menjadi penting karena dapat melahirkan ide-ide baru, menciptakan perusahaan baru dan pekerjaan, serta meningkatkan perekonomian suatu negara secara keseluruhan.5 Pengaruh pendidikan kewirausahaan telah dipertimbangkan sebagai salah satu proses pembelajaran untuk mengubah sikap dan pola pikir mahasiswa terhadap pemilihan karir berwirausaha.6 Dalam menciptakan seorang wirausaha dapat dimulai melalui pendidikan kewirausahaan yang diajarkan di perguruan tinggi, tetapi akan lebih mudah apabila pendidikan kewirausahaan juga mulai diterapkan dari keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan. Pada dasarnya pendidikan dapat dijadikan sebagai jembatan penghubung bagi manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Pendidikan kewirausahaan diharapkan mampu membangkitkan semangat berwirausaha, berdikari, berkarya dan mengembangkan perekonomian nasional.7 Terkait dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan tersebut, diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di bangku pendidikan. Chimucheka mengemukakan bahwa salah satu faktor pertumbuhan kewirausahaan di suatu negara terletak pada peranan perguruan tinggi melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan.8 Nurhasanah mengemukakan bahwa kehidupan pendidikan dalam lingkup pendidikan tinggi memiliki potensi yang sama besarnya dalam upaya menumbuhkan benih-benih karakter yang baik. Proses pendidikan pada perguruan tinggi memiliki peran yang strategi dalam mewujudkan idealisme membentuk karakter manusia Indonesia yang baik dan unggul. Pengajar juga memilki peran penting dalam menularkan semangat membangun karakter anak bangsa. Salah satu 5
Rahcma Fitriati. “Enterprenuership Education: Toward Models In Several Indonesia’s University”. dalam Prosiding 4thInternational Comference on Indonesian Studies: Unity, Diversity and Future, 2010, h. 681-693. https://icssis.files.wordpress.com/2012/05/09102012-54.pdf, diakses pada tanggal 11 November 2016. 6 Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI. Jurnal Ilmiah STIE MDP Vol. 1 No.2 h. 112-119. 7 Jamal Ma’mur Asmani. Sekolah Entrepreneur. (Yogyakarta: Harmoni, 2011), h. 75. 8 Tendai Chimucheka. 2013. The Impact of Entrepreneurship Education on the Establishment and Survival of Small, Micro and Medium Enterprises (SMMEs). Journal Economics. 4(2): 157-168 Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 403
upaya nyata dalam membangun karakter anak didik adalah dengan melakukan internalisasi dalam proses pembelajaran. Pengalaman dan pengetahuan tentang kewirausahaan sangat penting dipertimbangkan sebagai faktor menentukan niat berwirausaha.9 Sigh et al mengemukakan bahwa teori kewirausahaan, terdapat hubungan yang jelas antara pendidikan atau pengetahuan kewirausahaan dengan gagasan serta intensi untuk memulai usaha baru. Oleh sebab itu mengapa banyak perguruan tinggi mencantumkan mata kuliah kewirausahaan pada kurikulumnya. Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan niat berwirausaha.10 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa merupakan salah satu perguruan tinggi Islam pertama dan tertua di Kota Langsa (dulunya dikenal sebagai IAI Zawiyah Cot Kala Langsa) yang mengarahkan mahasiswanya (khususnya untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) untuk berwirausaha melalui pembekalan ilmu kewirausahaan yang diberikan pada setiap mahasiswanya. Ini merupakan salah satu usaha untuk mendorong niat mahasiswa dalam meniti karir dalam dunia wirausaha. Hal tersebut merupakan wujud dari eksistensi lembaga pendidikan Islam dalam mengembangkan kiprahnya sebagai salah satu central exelent (pusat keunggulan) di Aceh pada abad ke 10 yang lalu.11 Fakultas Ekonomi Institut Agama Islam Negeri Langsa, sudah menerapkan pendidikan kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan sudah masuk dalam kurikulum serta mewajibkan mahasiswa menempuh pendidikan kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan yang berupa teori diberikan didalam materi perkuliahan untuk membekali mahasiswa menjadi menuju wirausahawan, sedangkan praktiknya dilakukan melalui kegiatan bazar yang diadakan fakultas pada akhir semester perkuliah kewirausahaan. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk memotivasi mahasiswa dalam berkarya dan mengekspresikan ide-ide usahanya.12 9
Nurhasanah, Farida. 2013. Potensi Membangun Karakter Kewirausahaan. Univesitas Sebelas Maret. 10 Singh, R.P., Knox, E.L., and Crump, M.E.S. 2008. Opportunity recognition differences between black and white nascent entrepreneurs: a test of Bhave’s Model. Journal of Developmental Entrepreneurship, 13(1): 5975. 11 A. Hasjmy. 1975. Pendidikan Islam di Aceh dalam Perjalanan Sejarah, Sinar Darussalam, no. 63, September, h. 8-9. 12 Iskandar Budiman, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Langsa, Wawancara di Langsa tanggal 12 Januari 2017. Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
404 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
Pemilihan mahasiswa sebagai subjek penelitian berdasarkan pandangan bahwa kelompok ini dapat mempresentasikan pewirausaha potensi di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang.13 Mereka dipandang sudah memiliki pemahaman dan pengetahuan yang realtif lebih komprehensif tentang dunia usaha dibandingkan dengan mahasiswa yang belum menempuh mata kuliah kewirausahaan (entrepreneurship).14 Azwar menyatakan bahwa menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi merupakan alternatif untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri karena dunia bisnis masa kini dan masa depan lebih mengandalkan knowledge dan intelectual capital, maka agar dapat menjadi daya saing bangsa, pengembangan wirausaha muda perlu diarahkan pada kelompok muda terdidik (intelektual).15 Niat untuk berwirausaha adalah langkah awal dalam memulai usaha, karena niat kewirausahaan merupakan hasil dari pikiran sadar yang mendorong individu untuk menciptakan usaha dengan menciptakan produk baru melalui peluang bisnis pengambilan resiko. Kegiatan berwirausaha sangat ditentukan oleh niat individu itu sendiri. Orang-orang tidak akan menjadi pengusaha secara tiba-tiba tanpa adanya pemicu tertentu, disamping kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya dari pada apa yang secara objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini memgang peranan penting dalam pengembangan niat seseorang.16
13
Muller, S.L. 2004. Gender gap in potential for entrepreneurship across countries and cultures. Journal of Development Entrepreneurship, 9(3): 199-220. 14 I Gusti Bagus Honor S dan I Gusti Made S. 2015 Potensi Kewirausahaan Mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Jurnal Manajemen Unud, Vol.4, N0. 12: 4564-4565. 15 Budi Azwar. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention).Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Islam Negeri SUSKA Riau. Jurnal Kewirausahaan Menara, 12 (1): 12-22 16 Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani. 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, 23(4): 1-27 Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 405
Kewirausahaan Kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan istilah yang berasal dari bahasa Perancis entreprende, artinya to undertake yaitu menjalankan, melakukan dan berusaha. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, sarjana kelahiran Irlandia yang besar di Perancis, menyatakan bahwa enterpreneurship merupakan fungsi dari risk bearing. Satu abad berikutnya, Joseph Scumpeter memperkenalkan fungsi inovasi sebagai kekuatan hebat dalam enterpreneurship. Sejak itu, konsep enterpreneurship merupakan akumulasi dari fungsi keberanian menanggung risiko dan inovasi,17 lebih tinggi dan menghasilkan lebih banyak lagi atau lebih produktif.18 Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa inggris, unternehmer dalam bahasa jerman, ondernemen dalam bahasa belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.19 Hisrich mengemukakan bahwa kewirausahaan diartikan sebuah proses dinamis dalam menciptakan tambahan kekayaan oleh individu yang menanggung risiko utama dalam hal modal waktu, dan atau komimen karier atau menyediakan nilai bagi beberapa produk atau jasa.20 Hisrich menjelaskan lagi bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.21
17
Siswoyo, B.B. Kewirausahaan dalam Kajian Dunia Akademik FE UM. (t.t.p, 2006), h. 13. 18 Riyanti, B. P. D. Intensi Menjadi Wirausaha pada Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Unika Atmajaya, (Jakarta: Laporan Penelitian, 2003), h. 23. 19 Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis, (Jakarta: Airlangga, 2011), h. 29. 20 Hisrich, R. 2013. Entrepreneurship kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat, h. 23. 21 Ibid, h. 24. Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
406 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
Menurut Rusdiana, manfaat yang dapat diperoleh melalui berwirausaha adalah: a. Memiliki kebebasan untuk mengaktualisasi potensi yang dimiliki. Banyak wirausaha yang berhasil mengelola usahanya karena menjadikan keterampilan atau hobinya menjadi pekerjaannya. b. Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat. Dengan berwirausaha kita memiliki kesempatan untuk berperan bagi masyarakat dengan menciptakan produk yang dibutuhkan masyarakat. c. Dapat menjadi motivasi tersendiri untuk memulai berwirausaha. Kesuksesan dan ketidaksuksesan seseorang dalam karier sangat bergantung pada motivasi untuk menjalankan kariernya.22 Sedangkan menurut Basrowi, tujuan kewirausahaan adalah: a. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas. b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kesejahteraan masyarakat. c. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan dikalangan masyarakat. d. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh.23 Kewirausahaan dalam Perspektif Islam Sejak zaman Rasulullah Saw umat Islam telah menggeluti berbagai jenis usaha dan berhasil. Banyak di antara para sahabat yang menjadi pengusaha besar dan mengembangkan jaringan bisnisnya, bahkan hingga melewati batas teritorial Makkah ataupun Madinah. Dengan berlandaskan ekonomi syariah dan nilai-nilai ke-Islaman, mereka membangun kehidupan bisnisnya, tak terkecuali dalam hal transaksi dan hubungan perdagangan. Pengelolaan perusahaan berpedoman pada nilai-nilai ke-Islaman sangat diperlukan. Demikian juga dalam seluruh pengambilan keputusan bisnisnya.24 Pada dasarnya, kewirausahaan dalam Islam tidak jauh berbeda dengan kewirausahaan secara umum, dalam Al-quran banyak terdapat 22
H.A.Rusdiana.KewirausahaanTeori danPraktik.(Bandung:CV Pustaka Setia, 2014) h. 58. 23 Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) h. 7 24 Widyarini dan Sugiarto. 2014. Pengaruh Kebebasan dalam Bekerja Lingkungan Keluarga dan Keberanian mengambil Resiko terhadap Minat Berwirausaha. Dalam Jurnal Az-Zarqa, Vol. 6, No.2, h. 5. Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 407
ayat yang menerangkan tentang kewirausahaan, diantaranya adalah Surat an-Najm: 39-41 sebagai berikut: Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna.25 Bekerja sebagai suatu kewajiban seorang hamba kepada Allah Swt. Sesuai dengan firman Allah Swt: Artinya: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah:105)26 Mencermati ayat tersebut di atas, sesungguhnya setiap muslim dituntut untuk bekerja keras. Islam mengajarkan umatnya untuk mengisi hidupnya dengan bekerja dan tidak membiarkan waktunya terbuang percuma. Allah Swt hanya akan melihat dan mempertimbangkan hasil kerja manusia, karena itu bekerja secara produktif merupakan amanat ajaran Islam. Perjuangan hidup adalah berusaha terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas
25
Depatemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2007), h. 527. 26 Depatemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putera, 2006), h. 203. Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
408 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
hidup dan bagi umat Islam berusaha merupakan suatu kewajiban agama, bukan hanya tuntutan hidup semata.27 Pada prinsipnya, berusaha dan berikhtiar mencari rizki itu adalah wajib, namun agama tidak mewajibkan memilih suatu bidang usaha dan pekerjaan. Setiap orang dapat memilih usaha dan pekerjaan sesuai dengan bakat, keterampilan dan faktor-faktor lingkungan masing-masing. Salah satu bidang pekerjaan yang boleh dipilih ialah berdagang sepanjang memenuhi tuntutan syariat Allah Swt. dan Rasul-Nya. Pada prinsipnya hukum jual beli/dagang dalam Islam adalah halal.28 Pengertian kewirausahaan dalam perspektif Islam adalah segala aktivitas bisnis yang diusahakan secara perniagaan dalam rangka memproduksi suatu barang atau jasa dengan jalan tidak bertentangan dengan syariah. Sedangkan, wirausahawan muslim adalah seseorang yang mengkombinasikan faktor-faktor sumber daya alam, tenaga kerja, dan material yang dibangun atas dasr hukum Allah Swt dan kepercayaannya dalam bekerja sama. Dalam Islam, Wirausaha bukan barang baru lagi bagi kaum muslimin karena menjadi seorang wirausahawan merupakan bagian dari tugas umat muslim sebagai khalifah dimuka bumi.29 Pendidikan Kewirausahaan Pendidikan kewirausahaan adalah senjata penghancur pengangguran dan kemiskinan, dan menjadi tangga menuju impian setiap masyarakat untuk mandiri secara finansial, memiliki kemampuan membangun kemakmuran individu, sekaligus ikut membangun kesejahteraan masyarakat.30 Pendidikan kewirausahaan adalah proses pelatihan usaha baru atau mengembangkan yang sudah ada menjadi baik guna mendewasakan seseorang atau kelompok agar berkepribadian pemberian selain bertambahnya ilmu pengetahuan sehingga seseorang atau kelompok tersebut mampu untuk hidup mandiri.31 27
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah. (Bandung: Alfabeta, 2014), revisi ke-4. h. 166. 28 Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 88. 29 Sam Abede Pareno, Etika Bisnis Wirausaha Muslim: Satu Arah Pandang, (Surabaya: Papyrus, 2002), h. 34. 30 Sam Abede Pareno, Etika ,... h. 20. 31 Hendri Kurniawan, “Model Pendidikan Kewirausahaan Bagi Pengembangan Kemandirian Santri Di Pondok Pesantrean Al-IkhlasGowongan Genuk Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 409
Pendidikan kewirausahaan mengajarkan penanaman nilainilai kewirausahaan yang membentuk karakter dan perilaku untuk berwirausaha agar peserta didik dapat mandiri. Pendidikan kewirausahaan juga mampu membekali peserta didik dengan berbagai kompetensi kewirausahaan yang nantinya akan membawa manfaat besar bagi kehidupannya. Menurut Agus Wibowo terdapat dua cara untuk menanamkan mental kewirausahaan kepada para mahasiswa di kampus. Pertama, mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan ke dalam kurikulum. Dalam kurikulum, karakter keilmuan kewirausahaan sebaiknya didesain untuk mengetahui (to know), melakukan (to do), dan menjadi (to be) entrepreneur.32 Tolak ukur keberhasilan pendidikan kewirausahaan terlihat pada kemampuan seseorang dalam melewati dan mengatasi kegagalan tanpa rasa pesimis dan hilang semangat. Hal tersebut merupakan output atau hasil yang diperoleh dari sebuah pembelajaran yaitu pendidikan kewirausahaan. Kriteria keberhasilan pendidikan kewirausahaan antara lain memiliki kemandirian dan kreatifitas yang tinggi, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, memiliki karakter kepemimpinan yang tinggi, memiliki keterampilan/skill berwirausaha, memahami konsep-konsep kewirausahaan dan memiliki karakter pekerja keras.33 Menurut Daryanto, pendidikan kewirausahaan perlu diajarkan sebagai disiplin ilmu tersendiri yang independen, karena: 1) Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata, yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap. 2) Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu venture start-up dan venture-growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha. 3) Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan.34 Kecamatan Unggaran Barat Kabupaten Semarang Tahun 2012,” (makalah tidak diterbitkan), h. 51. 32 Agus Wibowo, Pendidikan Kewirausahaan (Konsep dan Strategi). (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.76. 33 Agus Wibowo, Pendidikan,... h. 78 34 Daryanto, Pendidikan Kewirausahaan (Yogyakarta: Gava Media, 2012), h. 4 Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
410 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
Self Efficacy Efikasi diri merupakan istilah yang pertama kali dicetuskan oleh Bandura dalam “psychological review” pada tahun 1986. Bandura, mendefinisikan bahwa efikasi diri adalah kepercayaan seseorang terhadap kemampuannya sendiri dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.35 Bandura mendefinisikan (Self Efficacy) efikasi diri sebagai kepercayaan seseorang atas kememampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, atau dengan kata lain kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya dari pada apa yang secara objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan intensi sesorang. Efikasi diri yaitu kepercayaan (persepsi) individu mengenai kemampuan untuk membentuk suatu perilaku berwirausaha.36 Self efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai seberapa besar kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas tertentu untuk mencapai hasil tertentu.37 Penelitian ini menggunakan metode survey. Penelitian survey merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya nantinya menggambarkan berbagai aspek dari populasi,sedangkan pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan kuantitatif. yaitu pendekatan yang menekankan pada pengujian teori-teori atau hipotesis-hipotesis melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dalam angka (quantitative) dan melakukan analisis data dengan prosedur statis dan pemodelansistematis.38 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Langsa. Sedangkan sampel penelitian adalah mahasiswa yang aktif dan telah mengambil mata kuliah kewirausahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan 35
Indarti, N. ,Rostiani, R, “Factors affecting entrepreneurial intentions among Indonesian students,” dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.19 (1), 2008, pp: 57-70. 36 Bandura, A, Social Learning Theory, (Englewaod Chiffs. New Jersey: Prentice Hall, 1977), h. 2. 37 Anita Woolfolk, Educational psychology (Tenth Eddition),(United States of America: Pearson Education, Inc, 2007), h. 332. 38 Sujuko Efferin, et. al., Metode Penelitian Akuntansi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008) h. 47. Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 411
adalah nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan bahwa responden adalah mahasiswa yang telah lulus mata kuliah kewirausahaan. Menurut Santoso, jumlah sampel yang dianjurkan pada analisis faktor adalah 50-100. Adapun jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 mahasiswa yang aktif. Kegiatan kewirausahaan pada mahasiswa FEBI IAIN Langsa, selain mata kuliah wajib kewirausahaaan untuk semua jurusan atau program studi, FEBI IAIN Langsa juga mengintegritasikan skill dan karakteristik kewirausahaan pada mata kuliah yang ada. Khusus pada mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah kewirausahaan, diberikan semacam diseminasi informasi mengenai entrepreneurship berupa seminar yang wajib diikuti. Kegiatan ini merupakan rutinitas yang diadakan oleh fakultas dalam setahun sekali dengan narasumber yang berbeda, hingga akhir 2017 seminar entrepreneurship sudah diadakan sebanyak 4 (empat) kali. FEBI IAIN Langsa juga menanamkan nilai-nilai entrepreneurship kepada mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan workshop atau seminar. Seminar yang diberikan lebih bersifat memberikan motivasi kepada mahasiswa pentingnya berwirausaha serta lebih baik menjadi job creater dari pada job seaker. Selain diseminasi dan workshop tentang entrepreneurship, FEBI IAIN Langsa juga menfasilitasi pemasaran produk yang dihasilkan oleh mahasiswa melalui bazar yang diadakan setahun dua kali oleh pihak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Langsa untuk menjual barang-barang produksi mahasiswa. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri mahasiswa dalam berkarya, mengekspresikan ide-ide usahanya serta dapat menumbuhkan minat berwirausaha dan menjadikan karirnya sebagai wirausahawan agar dapat menjadi solusi dalam mengurangi angka pengangguran.39 Dari hasil wawancara beberapa mahasiswa FEBI IAIN Langsa terkait niat berwirausaha yang muncul dari mahasiswa yang berwirausaha dengan ide usahanya sendiri berbeda dengan mereka yang ikut menjalankan usaha keluarganya. Mahasiswa yang menjalankan usahanya sendiri cenderung memiliki keinginan yang lebih tinggi serta harapan yang lebih jelas terhadap usahanya dimasa yang akan datang. Hal ini terlihat dari komitmen yang disampaikan 39
Iskandar Budiman, Dekan FEBI IAIN Langsa, wawancara di Langsa, tanggal 15 Maret 2017. Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
412 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
yang kemudian diterapkan dalam usaha serta lebih fokus terhadap usahanya. Berbeda dengan mahasiswa yang menjalankan usaha keluarganya, kegiatan usaha yang dijalankan atas dasarmembantu orang tua, sehingga dapat dikatakan bahwa mereka masih kurang kreativitas. Walaupun pada dasarnya semua mahasiswa yang menjalankan usaha baik usaha sendiri maupun keluarga mengaharapkan usahanya agar tetap berkembang. Pendidikan kewirausahaan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Langsa sudah masuk dalam salah satu muatan kurikulum program studi serta mewajibkan mahasiswa untuk menempuh mata kuliah pendidikan kewirausahaan tersebut. Pendidikan kewirausahaan yang diberikan berupa teori yang dijabarkan dalam materi perkuliahan untuk membekali mahasiswa menjadi wirausahawan. Mata kuliah kewirausahaan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Langsa memberi kemampuan dasar kepada mahasiswa dalam bidang kewirausahaan dan penerapannya dalam kehidupan praktik. Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan menguasai prinsip-prinsip dasar kewirausahaan yang meliputi ruang lingkup, hakikat, nilai-nilai, karakteristik, serta sikap dan perilaku berwirausaha, mampu melakukan analisis usaha dan menyusun rencana usaha, mampu mempraktekkan cara-cara berwirausaha. Aplikasi analisis jalur dalam penelitian ini menggunakan program LISREL dengan model sederhana dan menggunakan data interval. Output yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Covariance Matrix
Y Z X
Y -------0.15 0.15 0.16
Z --------
X --------
0.21 0.16
0.17
Dari matrix tersebut, dapat diketahui bahwa kovarians matriks antar variabel dimana kovarian antara variabel Y dengan variabel Y itu sendiri sebesar 0,15, Y dan Z sebesar 0,15, dan variabel Y dengan variabel X sebesar 0,16. Kovarian antara variabel Z dengan variabel Z itu sendiri sebesar 0,21, dan variabel Z dengan variabel X sebesar 0,16. Dan kovariat variabel X dengan variabel X sendiri sebesar 0,17. Structural Equation menunjukkan bahwa ini merupakan persamaan structural yang dihasilkan oleh output LISREL. Ada dua persamaan structural structural yang dihasilkan yaitu: Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 413
Y = 0.93*X, Errorvar.= 0.0056 , R² = 0.96 (0.024) (0.0010) 39.05 5.39
Persamaan struktural tersebut menunjukkan bahwa variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap self efficacy dengan besarnya pengaruh sebesar 0,93 dan standar error sebesar 0,0056. Pengaruh tersebut signifikan dimana t-hitung > t-tabel, t-hitung = 39,05, t-tabel = 1,67, walaupun koefisien determinasi (R2) sebesar 0,96 atau sebesar 96%, artinya variabel pendidikan kewirausahaan mempengaruhi variabel self efficacy sebesar 96% atau dengan parameter estimate (error variance) sebesar 0,96. Persamaan structural yang kedua yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Z =
- 0.24*Y + 1.17*X, Errorvar.= 0.057 , R² = 0.72 (0.42) (0.40) (0.011) -0.58 2.94 5.39
Persamaan struktural tersebut menunjukkan bahwa variabel self efficacy secara parsial mempengaruhi variabel niat berwirausaha sebesar-0,24 akan tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan dimana thitung < t-tabel, t-hitung = -0,58, t-tabel = 1,67, sementara itu variabel pendidikan kewirausahaan secara signifikan mempengaruhi variabel niat berwirausaha dimana besar pengaruhnya sebesar 1,17. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan kewirausahaan dan variabel self efficacy mempengaruhi variabel niat berwirausaah sebanyak 72%. Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 0 Minimum Fit Function Chi-Square = 0.00 (P = 1.00) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 0.00 (P = 1.00) The Model is Saturated, the Fit is Perfect !
Hasil ini memberikan arti bahwa model memiliki fit yang sangat baik karena memiliki nilai chi-square = 0,00 dan P adalah 1 (P > 0,05) Menurut Ghazali dan Fuad suatu model dan nilai Chi-Square sebesar ) menunjukkan bahwa model memiliki fit yang sempurna (Fit is Perfect). Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
414 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa) Standardized Solution BETA
Y Z
Y -------- -0.21
Z -------- - -
GAMMA
Y Z
X -------0.98 1.06
Matriks BETA menunjukkan hubungan diantara sesama variabel endogn (dependen variabel), sedangkan matriks GAMMA menunjukkan pengaruh variabel eksogen ( independen variabel) terhadap variabel endogen. Y Z X ---------------------Y 1.00 Z 0.83 1.00 X 0.98 0.85 1.00 Correlatotion Matrix menunjukkan korelasi atau hubungan antar variabel Note: This matrix is diagonal. Y -------0.04
Z -------0.28
Output PSI merupakan hasil mengenai measurement error pada variabel endogen, dimana nilainya telah distandarisasi. Variabel self efficacy memiliki measurement error sebesar 0,28 dan variabel niat berwirausaha memiliki measurement error sebesar 0,04. Y Z
X -------0.98 0.85
Matrik ini merupakan gabungan dari matriks BETA dan GAMMA. Dimana nilai variabel niat berwirausaha 0,98 yang merupakan besar variabel pendidikan kewirausahaan terhadap variabel Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 415
niat berwirausaha, sedangkan nilai sebesar 0,85 didapat dari perhitungan (-0,21 x 0,98) + (1,06) = 0,85 Total Effects of X on Y
Y
Z
X -------0.93 (0.02) 39.05 0.94 (0.08) 12.31 Indirect Effects of X on Y
Y Z
X -------- -0.23
Total Effects of Y on Y
Y Z
Y -------- - 0.24
Z -------- - -
Largest Eigenvalue of B*B' (Stability Index) is 0.060
Keterangan: 1. Matriks Total Effects of X on Y menjelaskan mengenai total pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. 2. Matriks Indirect Effect menjelaskan pengaruh tidak langsung. 3. Matriks Total Effect of Y on Y menjelaskan mengenai pengaruh total variabel endogen terhadap variabel endogen lainnya.
Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
416 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa) Hasil tersebut bisa kita rekap sebagai berikut :
Tabel. 4.13 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total Pengaruh Pengaruh Total Hubungan Struktural Tidak Langsung Pengaruh Langsung Pendidikan X – Self Efficacy Y 0,94 0,94 Pendidikan X – niat berwirausaha Z 0,93 -0,0188 0,93 Self Efficacy Y – niat berwirausaha Z -0,02 -0,02 Standardized Total Effects of X on Y
Y Z
X -------0.98 0.85
Standardized Indirect Effects of X on Y
Y Z
X -------- -0.21
Standardized Total Effects of Y on Y
Y Z
Y -------- -0.21
Z -------- - -
Penjelasannya : 1. Standardized Total Effect of x on Y merupakan besarnya pengaruh langsung diantara variabel yang sudah distandarisasi. 2. Standardized Indirect Effect of X on Y merupakan pengaruh tidak langsung yang sudah distandarisasi. 3. Standardized Total Efects of Y on Y menunjukkan pengaruh total antar variabel.
Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 417
Estimate
Gambar. 4.5 Path Diagram Estimate t-value
Gambar. 4.6 Path Diagram t-Value Dari sini kita lebih mudah mengetahui apakah variabel eksogen mempunyai pengaruh terhadap variabel endogen yakni dengan melihat angka, apabila t-hitung yang dihasilkan LISREL < dari t-tabel, maka variabel tersebut tidak berpengaruh. Sebaliknya Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
418 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
apabila t-hitung yang dihasilkan LISREL > dari t-tabel, maka variabel tersebut berpengaruh. Dari path diagram di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Tabel. 4. 14 Pengujian Hipotesis Hipotesis Pendidikan kewirausahaan berpengaruh langsung terhadap niat berwirausaha Self Efficacy berpengaruh langsung terhadap niat berwirausaha Pendidikan kewirausahaan berpengaruh langsung terhadap Self Efficacy
t hitung
t tabel
Keterangan
39,05
1,67
Diterima
-0,58
1,67
Ditolak
2,94
1,67
Diterima
Penelitian ini mengemukakan empat hipotesis. Untuk menguji hipotesis tersebut maka dihitung nilai t-hitung. Kemudian nilai thitung tersebut dibandingkan dengan nilai t-tabel. Apabila t-hitung > t-tabel maka hipotesis diterima. Hipotesis pertama (H1) adalah: Pendidikan kewirausahaan (X) berpengaruh langsung terhadap niat berwirausaha (Z). Berdasarkan hasil analisis data didapat bahwa koefisien jalur hubungan antara X dan Z sebesar 0,93 dengan nilai t-hitung yang dihasilkan adalah sebesar 39,05. Nilai ini lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,67. Oleh karenanya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima (H1 diterima). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Gerba,40 dan penelitian Negash.41 Hasil ini semakin memperkuat pendapat peneliti yang menegaskan bahwa konsep pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu konsep untuk meningkatkan atau menumbuhkan niat mahasiwa untuk berwirausaha. Selain itu penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Bharanti yang mengatakan bahwa Pendidikan Kewirausahaan yang diberikan dapat meningkatkan efikasi berwirausaha mahasiswa melalui aktivitas-aktivitas pembelajaran.42 40
Dugassa Tessema Gerba, (2012), pp.258 - 277 Emnent Negast dan Chachissa Amentie, 2013,pp. 30-35. 42 Bharanti, B. E., Idrus, M. S., & Zain, D. 2013. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Stereotip Gender terhadap Intensi Kewirausahaan Mahasiswa yang dimediasi oleh Kebutuhan Berprestasi dan Efikasi Diri (Studi pada Mahasiswa asli Papua di Jayapura). Jurnal Aplikasi Manajemen, h. 10(3). 41
Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 419
Didukung juga teori dari Kuarilsky & Waistrad, yang mengatakan bahwa pendidikan akan membentuk wirausaha dengan meningkatkan pengetahuan tentang bisnis dan membentuk atribusi psikologi seperti halnya kepercayaan diri, penghargaan terhadap diri sendiri dan SelfEfficacy.43 Hipotesis pertama (H2) adalah: Self Efficacy (Y) tidak berpengaruh langsung terhadap niat berwirausaha (Z). Berdasarkan hasil analisis data didapat bahwa koefisien jalur hubungan antara Y dan Z sebesar -0.024 dengan nilai t-hitung yang dihasilkan adalah sebesar -0,28. Nilai ini lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,67. Oleh karenanya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak dapat diterima (H2 ditolak). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya.44 Hasil ini semakin memperkuat peneliti, bahwa konsep efikasi diri atau kemampuan diri terbukti tidak mempengaruhi terhadap intensi seseorang untuk membuka atau memulai usaha baru. Hipotesis pertama (H3) adalah: Pendidikan kewirausahaan (X) berpengaruh langsung terhadap Self Efficacy (Y). Berdasarkan hasil analisis data didapat bahwa koefisien jalur hubungan antara X dan Y sebesar 0.94 dengan nilai t-hitung yang dihasilkan adalah sebesar 2.94. Nilai ini lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,67. Oleh karenanya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima (H3 diterima). Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa Pendidikan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Self Efficacy. Mahasiswa yang memiliki keyakinan kuat dalam setiap melakukan pekerjaan maka semua pekerjaan yang dikerjakan akan menghasilkan hasil yang baik. Begitu halnya jika mahasiswa memiliki self-efficacy atau kemauan yang kuat dalam berwirausaha maka akan dibarengi dengan tingginya niat siswa dalam berwirausaha. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Lanang dan Ni Made45 menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap self efficacy. Hasil ini semakin memperkuat peneliti, bahwa pendidikan kewirausahaan yang ditempuh mahasiswa, maka dengan sendirinya akan menumbuhkan keyakinan diri padanya.
43
Kourilsky, M. & Walstad, M. 1998. Entrepreneurship and female youth: Knowledge, attitudes, gender differences and educational practices.Journal of Business Venturing, 13, 77–88 44 Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya, 2012, h: 112-119 45 I Gusti Lanang dan Ni Made Purnami, 2016,.h: 1160-1188. Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
420 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
Sejalan dengan teori Hisrich, et. al yang mengemukakan bahwa kemampuan diri wirausaha (entrepreneurial self-efficacy) mempengaruhi pilihan tindakan seseorang dan jumlah upaya yang dikerahkan.46 Sequeira dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa, “We found that a personal network of supportive strong ties coupled with highentrepreneurial self- efficacy increases the likelihood of entrepreneurial intentions”, yang artinya bahwa self-efficacy yang tinggi akan meningkatkan niat berwirausaha.47 Penelitian ini juga didukung penelitian dari Boyd & Vozikis mengatakan bahwa selfefficacy adalah penggunaan konsep pada penjelasan proses perubahan pada evaluasi dan pilihan yang mengelilingi perkembangan intensi berwirausaha dan keputusan berikutnya menjadi perilaku/tindakan dalam berwirausaha.48 Penelitian dari Barbosa, mengungkapkan bahwa individu yang memiliki keyakinan memilih resiko yang tinggi memiliki niat berwirausaha yang lebih tinggi.49 Penutup Berdasarkan paparan dan pembahasan yang telah diuraikan di atas sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pendidikan kewirausahaan (X) berpengaruh langsung terhadap niat berwirausaha (Z). Berdasarkan hasil analisis data didapat bahwa koefisien jalur hubungan antara X dan Z sebesar 0,93 dengan nilai t-hitung yang dihasilkan adalah sebesar 39,05. Nilai ini lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,67. Oleh karenanya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima (H1 diterima). Maka Pendidikan kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha mahasiswa FEBI IAIN Langsa.
46
Hisrich, R. Entrepreneurship kewirausahaan. h. 74 Sequeira, J., Mueller, S. L., & Mcgee, J. E, “The influence of social ties and selfefficacy in forming entrepreneurial intentions and motivating nascent behavior,”in Journal of Developmental Entrepreneurship, 12(03), 2007, 275-293 48 Boyd, N. G., & Vozikis, G. S, “The influence of self-efficacy on the development of entrepreneurial intentions and actions,” in Entrepreneurship theory and practice, 18, 1994, 63-63. 49 Barbosa, S. D., Gerhardt, M. W., & Kickul, J. R, “The role of cognitive style and risk preference on entrepreneurial self-efficacy and entrepreneurial intentions,” in Journal of Leadership & Organizational Studies, 13(4), 2007, 86-104 47
Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 421
2.
Self Efficacy (Y) tidak berpengaruh langsung terhadap niat berwirausaha (Z). Berdasarkan hasil analisis data didapat bahwa koefisien jalur hubungan antara Y dan Z sebesar -0.024 dengan nilai t-hitung yang dihasilkan adalah sebesar -0,28. Nilai ini lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,67. Oleh karenanya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima (H2 ditolak). Maka Self-efficacy berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan (X) berpengaruh langsung terhadap Self Efficacy (Y). Berdasarkan hasil analisis data didapat bahwa koefisien jalur hubungan antara X dan Y sebesar 0.94 dengan nilai t-hitung yang dihasilkan adalah sebesar 2.94. Nilai ini lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,67. Oleh karenanya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima (H3 diterima). maka Pendidikan kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap self-efficacy.
3.
Saran Berdasarkan uraian kesimpulan tersebut, terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan yaitu sebagai berikut 1. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar menambah jumlah sampel dan variabel diluar variabel penelitian ini, seperti variabel lingkungan keluarga, toleransi akan resiko, dan potensi kewirausahaan, karena semakin banyak sampel dan variabel maka diharapkan penelitian tersebut lebih baik. 2. Bagi dosen mata pelajaran Kewirausahaan, melihat hasil temuan bahwa self-efficacy teramat penting dalam menumbuhkan niat mahasiswa dalam berwirausaha maka dosen diharapkan selalu memberikan keyakinan dan motivasi kepada mahasiswa untuk pantang menyerah mencoba berwirausaha dengan cara memberikan contoh nyata wirausaha sukses beserta perjuangan yang dilalui untuk mencapai kesuksesan tersebut. Bagi peneliti selanjutnya, agar mampu memadukan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif atau mix method.
Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
422 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
Reference A. Hasjmy. 1975. Pendidikan Islam di Aceh dalam Perjalanan Sejarah, Sinar Darussalam, no. 63, September Agus Wibowo, Pendidikan Kewirausahaan (Konsep dan Strategi). (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011) Aida Pulungan, Mahasiswa Perbankan Syariah yang aktif di DEMA (Dewan Mahasiswa). Wawancara di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Langsa, tanggal 12 januari 2017. Andika, Manda dan Iskandarsyah Madjid. 2012. Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala: Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syah Kuala. Seminar Eco-Entrepreneuship & Call for Paper tema Improving Performance by Improving Environment. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Anita Woolfolk, Educational psychology (Tenth Eddition),(United States of America: Pearson Education, Inc, 2007) Bandura, A, Social Learning Theory, (Englewaod Chiffs. New Jersey: Prentice Hall, 1977) Barbosa, S. D., Gerhardt, M. W., & Kickul, J. R, “The role of cognitive style and risk preference on entrepreneurial selfefficacy and entrepreneurial intentions,” in Journal of Leadership & Organizational Studies, 13(4), 2007 Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) Bharanti, B. E., Idrus, M. S., & Zain, D. 2013. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Stereotip Gender terhadap Intensi Kewirausahaan Mahasiswa yang dimediasi oleh Kebutuhan Berprestasi dan Efikasi Diri (Studi pada Mahasiswa asli Papua di Jayapura). Jurnal Aplikasi Manajemen
Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 423
Boyd, N. G., & Vozikis, G. S, “The influence of self-efficacy on the development of entrepreneurial intentions and actions,” in Entrepreneurship theory and practice, 18, 1994 Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah. (Bandung: Alfabeta, 2014), revisi ke-4. h. 166. Budi Azwar. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention).Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Islam Negeri SUSKA Riau. Jurnal Kewirausahaan Menara, 12 (1) Daryanto, Pendidikan Kewirausahaan (Yogyakarta: Gava Media, 2012) Depatemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2007), h. 527. Depatemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putera, 2006) Dugassa Tessema Gerba, (2012) Emnent Negast dan Chachissa Amentie, 2013 H.A.Rusdiana.KewirausahaanTeori danPraktik.(Bandung:CV Pustaka Setia, 2014) Hendri
Kurniawan, “Model Pendidikan Kewirausahaan Bagi Pengembangan Kemandirian Santri Di Pondok Pesantrean AlIkhlasGowongan Genuk Kecamatan Unggaran Barat Kabupaten Semarang Tahun 2012,” (makalah tidak diterbitkan)
Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis, (Jakarta: Airlangga, 2011). Hisrich, R. 2013. Entrepreneurship kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat
Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
424 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
I Gusti Bagus Honor S dan I Gusti Made S. 2015 Potensi Kewirausahaan Mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Jurnal Manajemen Unud, Vol.4, N0. 12 I Gusti Bagus Honor Satrya. 2015. Potensi Kewirausahaan Mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. EJurnal Manajemen Unud Vol. 4 No. 12. I Gusti Lanang dan Ni Made Purnami, 2016 Indarti, N. ,Rostiani, R, “Factors affecting entrepreneurial intentions among Indonesian students,” dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.19 (1), 2008 Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani. 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, 23(4) Iskandar Budiman, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Langsa, Wawancara di Langsa tanggal 12 Januari 2017. Iskandar Budiman, Dekan FEBI IAIN Langsa, wawancara di Langsa, tanggal 15 Maret 2017. Jamal Ma’mur Asmani. Sekolah Entrepreneur. (Yogyakarta: Harmoni, 2011) Kourilsky, M. & Walstad, M. 1998. Entrepreneurship and female youth: Knowledge, attitudes, gender differences and educational practices.Journal of Business Venturing Muller, S.L. 2004. Gender gap in potential for entrepreneurship across countries and cultures. Journal of Development Entrepreneurship, 9(3) Nurhasanah, Farida. 2013. Potensi Membangun Kewirausahaan. Univesitas Sebelas Maret.
Karakter
Rahcma Fitriati. “Enterprenuership Education: Toward Models In Several Indonesia’s University”. dalam Prosiding th 4 International Comference on Indonesian Studies: Unity, Diversity and Future, 2010, h. 681-693. Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017
Nur Azizah ~ 425
https://icssis.files.wordpress.com/2012/05/09102012-54.pdf, diakses pada tanggal 11 November 2016. Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI. Jurnal Ilmiah STIE MDP Vol. 1 No.2 Riyanti, B. P. D. Intensi Menjadi Wirausaha pada Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Unika Atmajaya, (Jakarta: Laporan Penelitian, 2003) Sam Abede Pareno, Etika Bisnis Wirausaha Muslim: Satu Arah Pandang, (Surabaya: Papyrus, 2002) Sequeira, J., Mueller, S. L., & Mcgee, J. E, “The influence of social ties and self-efficacy in forming entrepreneurial intentions and motivating nascent behavior,”in Journal of Developmental Entrepreneurship, 12(03), 2007 Singh, R.P., Knox, E.L., and Crump, M.E.S. 2008. Opportunity recognition differences between black and white nascent entrepreneurs: a test of Bhave’s Model. Journal of Developmental Entrepreneurship, 13(1) Siswoyo, B.B. Kewirausahaan dalam Kajian Dunia Akademik FE UM. (t.t.p, 2006) Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) Sujuko Efferin, et. al., Metode Penelitian Akuntansi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008) Tendai Chimucheka. 2013. The Impact of Entrepreneurship Education on the Establishment and Survival of Small, Micro and Medium Enterprises (SMMEs). Journal Economics. 4(2) Widyarini dan Sugiarto. 2014. Pengaruh Kebebasan dalam Bekerja Lingkungan Keluarga dan Keberanian mengambil Resiko terhadap Minat Berwirausaha. Dalam Jurnal Az-Zarqa, Vol. 6, No.2 Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2016
426 ~
Efektifitas Pendidikan Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Langsa)
Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi Syariah. Vol II, No 02. Tahun 2017