Efektifitas Pembelajaran Virtual dengan Media Weblogs dan Jejaring Sosial Facebook Terintegrasi* Hartono Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa Universitas Islam Sultan Agung Email:
[email protected] *) Paper ini dikembangkan dari Penelitian Hibah Bersaing Tahun Pelaksanaan 2013 yang dibiayai DIKTI melalui skema Penelitian Desentralisasi dan telah disajikan di SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG tgl 7 Desember 2013. (Prosiding yang dijanjikan Panitia, sampai dengan paper ini diunggah belum bisa diperoleh oleh peneliti). Abstrak. Nowadays, many students spend much of their time in the Internet. They do activities such as blogging, downloading, uploading, chatting, and face-booking. At the same time, teaching and learning at universities have shifted from teacher-centered learning to student-centered learning. Research shows that weblog and facebook potentially support learning and teaching. Teachers and educators use them to improve the quality of learning. This research aimed at finding out the effectiveness of weblog and facebook when they are integratedly used to substitute classroom teaching practice. It was a quasi-experimental research with control and experiment groups. The subjects of the research were the students of English Education Department and English Literature Department of College of Languages of Sultan Agung Islamic University (UNISSULA) who were taking the course of English Phonetics in the odd semester of 2013/2014 academic year. While the control group did teaching-learning process in the classroom, the teaching-learning process of the experimental group was delivered virtually through weblog and the social networking site (SNS) Facebook. A pretest and post test data were collected. Information about the respondents’ use of facebook was also collected by questionnaire. The finding suggests that weblog and facebook can be integratedly used to deliver virtual learning and the result was proven better than the classroom learning. Kata kunci: pembelajaran virtual, weblogs, facebook, efektifitas pembelajaran
PENDAHULUAN Sekarang ini mahasiswa menghabiskan banyak waktu keseharian mereka dengan internet (Top, 2012). Mereka melakukan blogging, mengunduh dan mengunggah dokumen yang berupa teks, suara, gambar atau film, mengunakan Facebook, Twitter, Youtube, permainan dalam jaringan (online games) dll. Dengan kata lain, mahasiswa sekarang ini telah hidup bersama dengan teknologi ini (Robert, Foehr, & Rideout, 2005). Pada saat yang sama, praktek pembelajaran dan pengajaran di perguruan tinggi telah bergerak ke arah model pembelajaran dimana mahasiswa menjadi pusatnya (student-centered) dan berbasis komunitas (community-based) (Deng & Tavares, 2013). Oleh karena itu, sekarang ini banyak dosen di perguruan tinggi mulai mempergunakan teknologi ini dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kepuasan mahasiswa. Weblog atau blog termasuk perangkat teknologi Web 2.0 yang berupa jurnal berbasis web yang berisi gagasan dan atau pikiran seseorang yang disajikan untuk bisa dibaca dan diketahui banyak orang (Flatley, 2005). Dengan blog, pengguna dapat menggunakan
laman untuk jurnal pribadi dan artikel, data, gambar dan bahkan film yang bisa dibagi. Pascu (2008) menyatakan bahwa jumlah blog tumbuh dengan cepat dan menjadi sangat populer yang mencakup banyak sekali bidang seperti bisnis, kesehatan, olahraga, dan juga pendidikan. Dalam bidang pendidikan, pemanfaatan blog sangat beragam seperti penelitian, pembelajaran ilmu tertentu seperti statistika, biologi, fisika, bahasa asing, filsafat, pemecahan massalah dan soal-soal, sampai dengan penyuaraan aspirasi kelompok-kelompok tertentu dalam bidang pendidikan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa blog dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dan pengajaran yang efektif (Top, 2012). Mahasiswa juga menikmati blogging (Ellison & Wu, 2008). Blog juga bisa meningkatkan tingkat kemandirian belajar mahasiswa dan pada saat yang sama memungkinkan dilakukannya interaksi yang lebih dalam antar mahasiswa (Williams & Jacobs, 2004), meningkatkan dan mendukung pengalaman belajar individu (individual learning experience) (Lin, 2006), serta mendorong kemampuan berfikir terstruktur (Huffaker, 2005).
Sementara itu facebook adalah jejaring sosial yang untuk pertama kalinya dirancang oleh Mark Zuckerberg. Sejarah media sosial ini berawal pada February 2004 saat Zuckerberg meluncurkan situs ini untuk pertama kalinya. Dalam waktu 24 jam 1.200 mahasiswa Harvard telah bergabung dan setelah 1 bulan lebih dari separo mahasiswa Harvard telah memiliki profil masing-masing di jejaring sosial ini. Jejaring ini kemudian dengan sangat cepat menyebar ke universitas-universitas lain di Amerika dan bahkan dunia. Situs ini dioperasikan dengan tidak berbayar tetapi memperoleh keuntungan dari penghasilan iklan (Phillips, 2007). Sekarang ini, facebook telah berkembang menjadi salah satu situs jejaring sosial dengan jumlah pengguna terbanyak dan paling popular diantara anakanak muda dan mahasiswa (Petrovic, Petrovic, & Jeremic, 2012). Study menunjukkan bahwa antara 85% sampai dengan 99% mahasiswa menggunakan facebook (Junco, 2011), dan lebih dari 90% mahasiswa (usia 18 – 23 tahun) menggunakan facebook secara rutin setiap hari (Alhenshiri, 2011). Sebagai jejaring social, facebook mendukung aktifitas pendidikan (Selwyn, 2007), merangsang lebih banyak lagi interaksi antara dosen dan mahasiswa dan antara mahasiswa dan mahasiswa (Hartono, 2013), serta mahasiswa bisa belajar lebih banyak (Pollara & Zhu, 2011). Studi ini meneliti tentang efektifitas weblog dan facebook yang dipergunakan untuk pembelajaran. Kedua media ini diintegrasikan. Weblog dosen pengampu mata kuliah diintegrasikan dengan facebook group yang secara khusus dibuat untuk mahasiswa peserta kuliah. Hal ini dilakukan karena meski banyak memberi manfaat, tidak semua mahasiswa tertarik untuk memiliki blog. Alasan lainnya adalah karena mengelola blog lebih rumit dan berbayar khususnya untuk blog dengan kapasitas besar. Pemilik blog diharuskan membayar sewa domain yang dikenakan per tahun. Sementara itu facebook adalah gratis dan sangat praktis tetapi tingkat lalu lintas isi dalam bentuk posting cenderung tinggi sehingga informasi yang dipasang akan secara cepat tergeser secara kronologis dengan posting yang lebih baru. Penelitian ini berpusat pada pembahasan efektifitas pembelajaran yang dilakukan secara virtual melalui media weblog dan jejaring social facebook yang diintegrasikan sebagai pengganti (substitusi) dari kegiatan pembelajaran dan pengajaran di ruang kelas. Secara ringkas, integrasi dapat dijelaskan sebagai berikut. Dosen membuat weblog yang berisi materimateri dan hal-hal lain terkait dengan perkuliahan yang dilaksanakan. Weblog ini tentu saja bisa dihubungkan dengan weblog lain dengan pemberian tautan (links). Dosen kemudian memuat account facebook dan group dimana dosen menjadi
administratornya sehingga dia bisa menentukan dan membatasi siapa saja yang bisa menjadi anggota group. Materi perkuliahan yang ada di weblog dosen selanjutnya dibagikan ke group dengan fasilitas +Share yang sebelumnya telah dipasang di weblog, atau dengan cara memberikan tautan dari group ke weblog dosen. Mahasiswa dan dosen melakukan aktifitas terkait pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang ada, seperti Write Post, Add Photo/ Video, Ask Question, Add file, Like, Comment, maupun facebook page dan chronology. Aplikasi lain seperti Quiz, Video Streaming, Slideshare juga bisa dipasang di group sehingga materi teks, suara, film, gambar, dan power point bisa disajikan secara mudah dan cepat. Untuk kepentingan quiz bisa dipergunakan Question Writer yang bisa unduh dari http://www.questionwriter.com/. Setelah soal selesai dalam berbagai bentuk dibuat, soal ini kemudian dipublish dengan Question Writer Tracker, kemudian dibuatkan tautan di weblog dan dibagi (share) ke group. Setiap kali mahasiswa selesai mengerjakan quiz, maka hasil dan detail quiz tersebut akan secara otomatis masuk ke surat elektronik dosen. Quiz bisa pula disajikan dengan aplikasi Quotev yang bisa ditelusur dan dipasang dari http://www.quotev.com/. Dengan integrasi ini, kebutuhan pembelajaran seperti penyajian materi berupa teks, gambar, power point, audio-video, diskusi, komentar, quiz dll bisa dilakukan dengan mudah.
METODE Disain, Variable, dan Subjek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang mana mengikuti Gall, Gall & Borg (2005) peneliti memanipulasi satu variable untuk melihat pengaruhnya pada variable lain. Variabel yang dimanipulasi (independent variable) adalah metode pembelajaran yang pada hal ini dilakukan dalam bentuk pembelajaran virtual dengan memanfaatkan weblog dan jejaring sosial facebook yang diintegrasikan. Sedangkan variable tergantungnya adalah hasil pembelajaran metode ini yang diukur dengan test. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Bahasa Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang pada semester gasal tahun akademik 2013/2014. Dua kelompok mahasiswa dipilih secara purposif (purposive sampling technique) (Gay & Airasian, 2000) untuk ditetapkan sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Satu kelas mahasiswa Program Studi Sastra Inggris semester 1 yang mengambil mata kuliah (MK) English Phonetics (EP) ditetapkan sebagai kelompok eksperimen,
sementara itu satu kelas mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris semester 1 yang sedang mengambil MK yang sama ditetapkan sebagai kelompok kontrol. Jumlah subjek pada kelompok eksperimen adalah 46 mahasiswa, sedangkan jumlah subjek pada kelompok kontrol adalah 49 mahasiswa. Instrumen dan Prosedur Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah test dan kuesioner. Ada 2 jenis test yaitu pretest dan posttest. Pretest dilaksanakan untuk mengetahui kompetensi subjek sebelum dilakukan perlakuan (treatment), sedangkan posttest dilakukan sesudah subjek memperoleh perlakuan. Dengan demikian prosedur yang diikuti oleh penelitian ini adalah pretest-treatment-posttest. Kuesioner dipergunakan untuk mengumpulkan data mengenai responden, aktifitas terkait dengan facebook. Pretest diberikan kepada seluruh subjek penelitian baik dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen yang dilaksanakan pada hari pertama dimulainya kegiatan perkuliahan. Tes pilihan ganda berjumlah 20 soal tentang English phonetics dipilih sebagai pretest. Sedangkan pada posttest, test diberikan dalam bentuk pertanyaan terbuka. Semua pertanyaan pada posttest memenuhi ketentuan validitas isi karena bersumber dari materi perkuliahan yang telah diberikan baik kepada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Setelah pretest, masing-masing kelompok memperoleh perlakuan yang berbeda. Pembelajaran dan pengajaran kelompok kontrol dilaksanakan dengan tatap muka di kelas selama 100 menit / minggu yaitu setiap Senin pukul 13.00 – 14.40. Sedangkan pembelajaran dan pengajaran pada kelompok eksperimen dilaksanakan secara virtual melalui weblog dan facebook. Materi perkuliahan yang ada di www.colasula.com kemudian dibagikan (share) ke facebook group English_Literature_13 pada www.facebook.com/Hartono_Hart. Di facebook inilah interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam bentuk penyampaian materi, tanya jawab, komentar, kuis dll. terjadi. Interaksi antara dosen dan mahasiswa pada kelompok kontrol hanya terjadi pada saat perkuliaan, sedangkan interaksi dosen dan mahasiswa pada kelompok eksperimen tidak mengikuti pola waktu yang tetap. Perlakuan ini berlangsung selama 5 minggu. HASIL DAN PEMBAHASAN Informasi pertama yang diperoleh adalah data kepemilikan account facebook (FB) oleh responden. Dari keseluruhan subjek yang diteliti, 91,8% mahasiswa kelompok kontrol dan 95,7% kelompok eksperimen menyatakan memiliki dan aktif menggunakan facebook. Satu orang dari kelompok
kontrol menyatakan tidak memiliki account FB, dan sisanya menyatakan memiliki tetapi tidak aktif menggunakannya. Temuan ini mengkonfirmasi temuan-temuan sebelumnya bahwa FB adalah situs jejaring sosial yang paling banyak dipergunakan oleh remaja dan mahasiswa. Tentang kepemilikan weblog, data yang diperoleh menunjukkan bahwa baru sedikit responden yang memiliki blog. Hanya 24% responden kelompok kontrol yang memiliki weblog dan pada kelompok eksperimen, responden yang memiliki weblog hanya 11%. Hal ini menunjukkan bahwa subjek belum banyak tertarik membuat blog. Subjek memanfaatkan FB untuk berbagai aktifitas. Peneliti memberikan 11 aktifitas untuk ditandai dan diberi nilai frekuensi dari “tidak pernah” dengan nilai 1 sampai “sangat sering” dengan nilai 5. Kesebelas aktifitas tersebut adalah bermain games, memperbarui status, berbagi tautan, menulis pesan, memberi komentar, berdiskusi dengan teman, menulis berita, mengikuti berita, membaca untuk mencari pengetahuan, menjawab pertanyaan, ngobrol (chatting), menulis kejadian (events), dan memasang foto. Dari aktifitas-aktifitas tersebut, 5 aktifitas dengan nilai tertinggi disajikan sebagaimana pada table 1. 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00
Kntrl Eksprm
GAMBAR 1. Frekuensi aktifitas facebook yang dilakukan subjek
Tabel 1 menunjukkan bahwa aktifitas subjek pada kelompok kontrol memiliki kecenderungan yang sama dengan kelompok eksperimen dimana aktifitas membaca untuk mencari pengetahuan, menulis pesan, dan memberi komentar menjadi 3 aktifitas yang paling sering dilakukan. Kegiatan berorientasi murni sosialisasi seperti memperbarui status, memasang foto, dan ngobrol meski frekuensinya tinggi, tetapi masih berada di bawah aktifitas orientasi pengetahuan seperti membaca. Temuan ini berbeda dengan Alhenshiri (2011) yang menyatakan bahwa mahasiswa lebih
tertarik pada aspek sosialisasi daripada pemerolehan pengetahuan (knowledge acquisition).
kuiz pada kelas kontrol mengikuti pola dikerjakan, dikumpulkan, dikembalikan lagi dan selesai.
Hasil Pretest dan Posttest Analisis nilai pretest yang diikuti oleh 49 mahasiswa kelompok kontrol dan 46 mahasiswa kelompok eksperimen diperoleh data bahwa nilai ratarata kelompok kontrol adalah 43,08 dan nilai rata-rata kelompok eksperimen adalah 43,15 dengan standar simpangan 11,09 dan 10,99, nilai Levene’s test F=0,15 dan sig.: 0,693. Sementara itu nilai t adalah -0,031 dengan Sig.(2-tailed) sebesar 0,975. Dengan demikian H0 diterima dimana tidak ada beda yang significant antara kemampuan subjek penelitian di bidang English Phonetics antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Posttest yang diikuti oleh 46 mahasiswa kelompok kontrol dan 45 mahasiswa kelompok eksperimen menunjukkan hasil yang berbeda dengan hasil pretest. Nilai rata-rata pada kelompok kontrol adalah 61,13 sementara pada kelompok eksperimen adalah 69,42 dengan simpangan standar pada kelompok kontrol 20,56 dan 18,79 pada kelompok eksperimen. Nilai t untuk equal variances assumed adalah -2,007 dengan nilai df=89. Sedangkan nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,048. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berbeda secara signifikan yang mana kelompok eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi. Perbedaan yang signifikan yang ada pada kelompok eksperimen bisa dijelaskan sebagai berikut: 1) pembelajaran dan pengajaran yang terjadi pada kelompok kontrol cenderung berjalan satu arah. Meski dosen telah memberi kesempatan, bahkan perintah kepada mahasiswa untuk memberi respon, usaha tersebut tidak berhasil. Pada satu sesi perkuliahan biasanya tidak lebih dari 2 tanggapan. Ketika dosen mengajukan pertanyaan atau kuiz, juga tidak mendapat respon sebagaimana diharapkan. Hal ini berbeda dengan yang terjadi pada kelompk eksperimen. Sebagai contoh ketika dosen meminta anggota group menjelaskan beda antara vokal dan konsonan yang dipasang (posted) pada 24 September 2013, posting ini telah mendapatkan lebih dari 34 tanggapan /komentar yang berlangsung selama 2 hari. Demikian pula halnya pada posting dosen yang lain. Setiap kali anggota group diminta memberi tanggapan atau menjelaskan tentang materi yang telah diposting, mereka melakukannya. Hal ini tidak terjadi pada pembelajaran di ruang kelas. Yang kedua adalah pengerjaan kuiz online yang diberikan oleh dosen. Sebagian besar mahasiswa kelompok eksperimen mengerjakan kuiz secara berulang-ulang sampai memperoleh score yang ditetapkan oleh dosen yaitu di atas 80%. Sementara
KESIMPULAN Mahasiswa dan anak muda pada masa ini telah hidup bersama dengan teknologi internet yang salah satunya dengan memanfaatkan jejaring sosial facebook. Jejaring sosial ini sangat populer dan lebih dari 90% anak muda dan mahasiswa memiliki account facebook. Pembelajaran virtual dengan integrasi facebook dan weblogs yang dipergunakan untuk pembelajaran mata kuliah English Phonetics di Fakultas Bahasa Universitas Islam Sultan Agung pada semester gasal 2013/2014 terbukti efektif karena ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dimana kelompok eksperimen mendapatkan rata-rata nilai yang lebih tinggi. UCAPAN TERIMA KASIH Artikel ini dikembangkan dari penelitian hibah bersaing berjudul: “Pengembangan Model E-Learning Berbasis Blog dan Jejaring Sosial Facebook untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran” pada tahun 2012-2013. Ucapan terima kasih disampaikan kepada DIKTI, KOPERTIS WIL VI, dan LPP UNISSULA.
BIBLIOGRAPHY Alhenshiri, A. (2011). Exploring the Use of Facebook in Education: Promising, yet more Work is Needed. FOCUS Vol. 19 (3) . Deng, L., & Tavares, N. J. (2013). From Moodle to Facebook: Exploring Students' Motivation and Experiences in Online Communities. Computer & Education 68 , 167-176. Ellison, N., & Wu, Y. (2008). Blogging in the Classroom: A Preliminary Exploration of Student Attitude and Impact on Comprehension. Journal of Education Multimedia and Hypermedia 17 (1) , 99-122. Flatley, M. (2005). Blogging for Enhanced Teaching and Learning. Business and Communication Quarterly 68 , 77-80. Gall, J. P., Gall, M., & Borg, W. R. (2005). Applying Educational Research. Pearson Educaton Inc. Gay, L., & Airasian, P. (2000). Educational Research Competencies for Analysis and Application. Upper Saddle River, New Jersey: MERRILL. Hartono. (2013). Using Facebook to Stimulate more Teacher-Student and Student-Student Interaction. The International English Applied Linguistics Seminar and Workshop (TIEALLSAW) Universitas Ciamis Jawa Barat. Ciamis.
Huffaker, D. (2005). The Educated Blogger: Using Weblogs to Promote Literacy in the Classroom. AACE Journal Vol 13 (2) , 91-98. Junco, R. (2011). The Relationship between Frequency of Facebook Use, Participation in Facebook Activities, and Student Engagement. Computer & Education 58 , 162171. Lin, W. (2006). Blog as a Tool to Develop E-Learning Experience in an International Distance Course. Advanced Learning Technologies , 290-292. Pascu, C. (2008). An Empirical Analysis of the Creation, Use and Adoption of Social Computing Application: IPTS Exploratory Research on Social Computing. Retrieved January 7http://ftp.jrc.es/EURdoc/JRC46431.pdf, 2013 Petrovic, N., Petrovic, D., & Jeremic, V. (2012). Possible Educational Use of Facebook in Higher Environmental Education. ICICTE. Phillips, S. (2007, July 25). A Brf History of Facebook. The Guardian . Pollara, P., & Zhu, J. (2011). Socail Networking and Education: Using Facebook as an Edusocial Space . Proceeding of Society for Information Technology & Teacher Education International Conference (pp. 33303338). Chesapeake. Robert, D., Foehr, u., & Rideout, V. (2005). Generation M: Media in the Lives of 8-18 year olds. Retrieved July 25, 2012, from Henry J. Kaiser Family Foundation: www.kff.org/entmedia/7251.cfm Selwyn, N. (2007, November). Screw Blackboard ... do it on Facebook. Retrieved August 18, 2012, from Startrek Digital Literacy:
startrekdigitalliteracy.pbworks.com/f/2g19b89ezl6ursp6e 749.pdf Top, E. (2012). Blogging as a Social Medium in Undergraduate Courses: Sense of Community Best Predictor of Perceived Learning. Internet and Higher Education 15 , 24-28. Williams, J., & Jacobs, J. (2004). Exploring the Use of Blogs as Learning Spaces in the Higher Education Sector . Australian Journal of Educatation Technology 20 (2) , 232-247.