EFEKTIFITAS PELATIHAN METODE KANGURU TERHADAPPENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GANDUS PALEMBANG TAHUN 2012 Ismar Agustin, S.Kp, M. Kep, Maliha Amin, SKM, M.Kes, Intan Kumalasari, SST Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK Target MDGs tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) diharapkan turun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (KH). Salah satu penyebab AKB yaitu BBLR (berat bayi lahir rendah), oleh sebab itu perlu dilakukan perawatan BBLR yang memadai. Perawatan BBLR menggunakan inkubator merupakan cara yang lazim digunakan di rumah sakit yang tentunya memerlukan biaya perawatan yang cukup tinggi. Metode kanguru (MK) sebagai tindakan lanjut setelah bayi diperbolehkan pulang ke rumah sebagai metode yang lebih praktis pengganti inkubator yang secara ekonomis cukup efisien dan efektif. Penerapan MK oleh orang tua dirumah tentu memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup oleh sebab itu perlu dilakukan tindakan peningkatan kemampuan keterampilan orang tua melalui kader kesehatan. Kader kesehatan diharapkan dapat menjadi fasilitator pelaksanaan MK kepada ibu yang memiliki bayi BBLR, untuk itu perlu diberikan pelatihan MK kepada Kader Kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelatihan metode kanguru terhadap pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Gandus Palembang tahun 2012. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen, desain penelitian adalah Design Quasi Experimental Pretest-Posttest dengan melibatkan kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader kesehatan di wilayah kerja puskesmas gandus. Teknik pengambilan sampel adalah non probability sampling, yaitu consecutive sampling suatu teknik pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria penelitian. Analisis univariat dilakukan terhadap variable karakteristik reoponden (umur, pendidikan, pekerjaan) serta data pengetahuan dan keterampilan responden. Analisis Bivariat digunakan untuk melihat perbedaan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan sebelum dan sesudah pelatihan metode kanguru pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi,digunakan uji t independen dengan alpha 0,05. Hasil analisis univariat dan bivariat menunjukkan umur rata-rata responden kelompok kontrol 40,94 tahun dan kelompok intervensi 37,31 tahun, pekerjaan 90,6% adalah ibu rumah tangga dan pendidikan 87,5 menengah keatas. Rata-rata skor pengetahuan kelompok kontrol dan Intervensi sebelum pelatihan 31,8 dan 43,12 dengan p value 0.02 ,sedangkan skor rata-rata setelah pelatihan adalah 64,06 dan 78,12, dengan p value 0,05. Skor keterampilan antara kelompok kontrol dan intervensi sebelum pelatihan adalah 1,31 dan ,1,50 dengan p value 0,295, sedangkan setelah pelatihan adalah 2,19 dan 3,31 dengan pvalue 0,001. Kesimpulan penelitian tidak ada perbedaan yang bermakna pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi sedangkan ada perbedaan yang bermakna keterampilan sebelum dan sesudah pelatihan artinya pengetahuan dapat dipelajari secara otodidak dalam hal pengetahuan tentang metode kanguru responden dapat mempelajari dari modul yang diberikan kepada kelompok intervensi sedangkan keterampilan dapat meningkat melalui proses belajar dengan cara praktik atau mencoba sehingga dapat meningkatkan keterampilan. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian diharapkan Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk mensosialisasikan Metode Kanguru kepada petugas kesehatandi Puskesmas dan Kader Kesehatan di Posyandu sebagai metode alternative yang efektif efisien untuk menurunkan kesakitan dan kematian BBLR. Kata kunci : Metode Kanguru, BBLR, prematur
bayi prematur, dan kepercayaan diri ibu
PENDAHULUAN
BBLR adalah keadaan bayi lahir dalam
merawat
bayi
sebelum
dan
kurang dari 2500 sesudah dilakukan perawatan metode
dengan berat badan
gram. Beberapa masalah
yang dapat kanguru. Kebanyakan bayi BBLR pada saat
terjadi pada BBLR seperti Hypotermia,
rendahnya daya tahan terhadap infeksi, pulang masih premature, harus dipastikan masalah pada pola napas ( apnea) dan adanya follow-up secara teratur oleh enterokolitis neokrotikans (EKN) yang petugas kesehatan terlatih yang tinggal dapat
memberikan
kontribusi
pada berdekatan dengan ibu. Oleh sebab itu
morbiditas dan mortalitas peran
peningkatan
petugas
kesehatan
sangat
bayi baru lahir (Suradi & Yanuarso, diperlukan untuk memandirikan ibu dan 2009). Dari masalah tersebut
BBLR keluarga.
Pemberdayaan
ibu
dan
membutuhkan lingkungan fisik yang keluarga di rumah merupakan fokus kondusif
seperti
suhu
yang
stabil, asuhan keperawatan maternitas di area
oksigenasi jaringan yang baik, nutrisi komunitas. Unit pelayanan kesehatan di yang sesuai dan adekuat serta kebutuhan area komunitas adalah puskesmas. Puskesmas sebagai ujung tombak
emosional dan social yang menunjang dalam
tumbuh kembang.
melakukan
deteksi
dini
dan
Metode Kanguru ( MK) atau Kangoroo pelayanan pertama menjadi vital dalam Mother Care ( KMC) dapat memenuhi perawatan kebutuhan BBLR.
bayi
MK adalah suatu pelaksanaannya,
baru
lahir.
puskesmas
Dalam memiliki
metode perawatan BBLR yang dilihami kader kesehatan sebagai perpanjangan oleh cara
seekor
kanguru
merawat tangan
tenaga
kesehatan.
Kegiatan
anaknya yang selalu lahir premature. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Perawatan menempatkan bayi langsung posyandu adalah kegiatan rutin seperti kontak kulit ke kulit dan memberikan penimbangan kedekatan antara ibu dengan bayi yang Seyogyanya
bayi kader
dan
imunisasi.
posyandu
adalah
baru dilahirkan dikenal dengan perawatan ujung tombak dalam keberlangsungan kanguru.
Perawatan
menciptakan
kanguru program Puskesmas. Penyuluhan tentang
kondisi fisiologis dan perawatan bayi baru lahir dan BBLR di
psikologis yang kondusif bagi tumbuh posyandu kembang bayi.
belum dapat
dilaksanakan
kader dengan baik, karena kualitas kader
Deswita (2005) melakukan penelitian masih rendah, tingkat pendidikan relative pengaruh
perawatan
metode
kanguru rendah dan pelatihan kader kesehatan terhadap respon fisiologis bayi premature dan dengan topik yang belum bervariasi. kepercayaan diri ibu dalam merawat bayi di
Keberhasilan posyandu dalam dua rumah sakit di Jakarta, hasil uji peningkatan berat badan bayi sangat statistik menunjukkan terdapat perbedaan tergantung dari kualitas dan kuantitas bermakna pada suhu tubuh, frekuensi pengelolaan posyandu oleh kader denyut jantung, saturasi oksigen pada kesehatan serta partisipasi masyarakat.
Untuk mewujudkan terlaksananya harus metode
kanguru
memiliki
efektif, pengetahuan
secara
serta
meningkatkan
dan
keterampilan
diperlukan adanya kerja sama keluarga kesehatan agar mampu mengajarkan MK dan petugas kesehatan serta kesadaran yang dapat memandirikan ibu dalam diri yang tinggi dari kader dan ibu. merawat BBLR. Menurut
penelitian
dari
Memberikan
Fakultas
pendidikan
Kedokteran Universitas Pajajaran serta kesehatan seperti memberikan pelatihan Depkes dan Kessos RI, secara umum bagi masyarakat dalam hal ini bagi menerima Kader
perempuan pedesaan dapat
Kesehatan
di
Posyandu
metode merupakan salah satu tugas perawat di
perawatan BBLR dengan
kanguru, dan dianjurkan semua ibu komunitas dalam menjalankan peran melaksanakannya dukungan
memperoleh sebagai pendidik (edukator).
dan dari
Peran perawat sebagai pendidik
keluarga.
dilakukan untuk membantu masyarakat
(Perinasia,2009).
Kecamatan Gandus merupakan dalam
meningkatkan
salah satu kecamatan yang terletak di pengetahuan
dan
tingkat keterampilan
pinggiran Sungai Musi dalam wilayah masyarakat ( Hidayat, 2008). Kota
Palembang.
Kecamatan
Dari uraian di atas menunjukkan
ini
mempunyai luas wilayah 7.570 Ha perlunya
pelatihan perawatan metode
dengan lima kelurahan yaitu kelurahan kanguru bagi kader kesehatan agar dapat Gandus, Pulokerto, Karang Jaya, Karang mengajarkan
kembali
kepada
Anyar dan 36 Ilir. Mata pencaharian masyarakat terutama ibu yang memiliki penduduk sebagian besar adalah petani bayi (6857jiwa)
terutama
di
BBLR,
kelurahan tertarik
oleh sebab itu peneliti
untuk meneliti Efektifitas
Pulokerto (4706 jiwa) dan kelurahan Pelatihan Metode Kanguru Terhadap Gandus ( 1966 jiwa). Dilihat dari letak Pengetahuan dan geografis,
kondisi
penduduk
Keterampilan Kader
dan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
pelayanan kesehatan, Kecamatan Gandus Gandus Palembang Tahun 2012. perlu pendapat perhatian, kemampuan
ibu
dalam
terutama melakukan Metodelogi Penelitian
perawatan bayi lahir dengan berat badan rendah
(BBLR)
dengan
Penelitian ini dilakukan pada
metode seluruh kader kesehatan di wilayah kerja
kanguru.
PKM Gandus yang berjumlah 65 kader
Kemampuan menggunakan
ibu
metode kanguru
dalam Posyandu yang ada tidak Puskesmas
dapat dipisahkan dari pengetahuan dan menggunakan
di wilayah kerja
Gandus
Palembang
quasi
eksperimen.
keterampilan ibu tentang MK. Kader Penelitian dilakukan dengan mengkaji kesehatan
sebagai
fasilitator
dan keterampilan kader kesehatan sebelum
motivator ibu dalam melaksanakan MK.,
(pre test) dan sesudah (post test)
dilaksanakan pelatihan metode kanguru, subyek dibagi 2 kelompok masingrancangan penelitian ini adalah pretest- masing 18 kader , namun pada saat posttest with control group Sampel posttest kelompok kontrol datang hanya penelitian
ditentukan
purposive
dengan
sampling
cara 16 orang, sehingga data yang dianalisis dengan adalah masing-masing kelompok 16.
memperhatikan kriteria tertentu , yaitu :
Penelitian dilakukan
selama
4
1.
Bersedia menjadi responden
minggu berturut-turut mulai tanggal 4
2.
Kooperatif
Oktober 2012 sampai 25 Oktober 2012.
3.
Aktif sebagai kader dalam 3 dengan melakukan intervensi pelatihan bulan berturut-turut
4.
Mewakili yang
ada
di
tentang metode Kanguru dengan sasaran setiap Posyandu Kader Kesehatan Posyandu . Pelatihan wilayah
kerja dan pengambilan data tentang karakteristik
Puskesmas Gandus Palembang 5.
atau informasi serta tingkat
Besar sampel dalam penelitian
pengetahuan dan keterampilan responden
dihitung berdasarkan rumus besar
dilakukan di kantor Kelurahan Gandus
sampel untuk penelitian kuasi
Palembang .
eksprimental (Supranto, 2000)
1. Alat/ Instrumen
(t-1) (r-1)
15
Untuk
mengukur
pengetahuan
Keterangan :
subyek tentang metode
Kanguru
t = banyaknya kelompok
digunakan kuesioner dalam bentuk
r = jumlah sampel tiap kelompok
pertanyaan tertutup dengan 4 option
maka, jika t=2 ( intervensi dan
jawaban sebanyak 20 pertanyaan ,
control)
hanya satu jawaban benar dan tidak
(t-1)(r-1)
15
ada sanksi pengurangan skor bila
(2-1)(r-1)
15
responden menjawab salah, skor
1.(r-1) .15
terendah adalah 0 dan skor maksimal
r-1
adalah 20. Pengukuran keterampilan
r
15 15+1 = 16
Berdasarkan
digunakan chek list dengan meminta rumus
diatas
dan
responden mempraktikkan tata cara
mengantisipasi subyek yang drop out,
metode
maka
sampel dalam penelitian ini
langkah metode Kanguru, penilaian
ditetapkan 20 kader kelompok intervensi
diberikan dalam rentang nilan 1 - 4
dan 20
dengan interpretasi
kader kelompok kontrol yang
kanguru
sebanyak
15
1 = tidak
diambil mewakili setiap Posyandu dan
dilakukan,
bersedia menjadi subyek penelitian Pada
melakukan kesalahan yang prinsip, 3
saat Penelitian
=
yang diundang oleh
2
dilakukan
=
dilakukan
dengan
tapi
kesalahan
Puskesmas Gandus sebanyak 40 kader
minimal dan 4 = dilakukan dengan
Posyandu , namun yang hadir pada saat
baik dan benar . Nilai minimal adalah
pretest sebanyak 36 kader sehingga
1 dan maksimal 4.
2. Proses Pengumpulan Data
Analisis bertujuan
untuk melihat atau
Pengumpulan data meliputi langkah- menjelaskan perbedaan skor sebelum dan langkah berikut dibawah ini :
sesudah penelitian baik pada kelompok
a. Seleksi subyek penelitian
kontrol maupun kelompok
intervensi.
informed
concent Analisis menggunakan uji t independent
kepada calon responden
pada alpha 0,05 namun sebelumnya
b. Memberikan
c. Memberikan
informasi
maksud dan tujuan serta
tentang dilakukan uji normalitas
penelitian dengan mengikuti langkah-langkah sbb :
meminta
persetujuan a. Melihat grafik histogram dan kurve
responden dengan tandatangan d. Membagi
subyek
dalam
normal, bila bentuknya menyerupai 2
bel shape berarti distribusi normal,
kelompok secara acak , kelompok control dan kelompok intervensi e. Melakukan
terhadap data
pretest
pada
pada data ini distribusi normal b. Menggunakan
2
karena
kelompok penelitian
uji
sampel
Shapiro-
masing
Wilk
kelompok
kurang 50, bila hasil uji signifikan p >
f. Memberikan
pelatihan
0,05 maka distribusi normal , pada
kader
data ini pengetahuan pada kelompok
sebanyak 2 kali dengan interval 1
perlakuan masing-masing p = 0.643
minggu ( total waktu penelitian 4
dan 0,576 >
minggu)
berdistribusi
(intervensi)
kepada
g. Metode pelatihan diberikan secara ceramah,
diskusi,
0,05 artinya normal.
masing-masing
data
Keterampilan
pada
kelompok
kontrol dan perlakukan adalah 0,17
dan praktik
metode kanguru ditambah dengan
dan 0.07 > 0.05 artinya
bahan pembelajaran berupa hand
adalah normal
out dan Leaflet.
Karena data berdistribusi normal maka dilakukan
h. 1 minggu kemudian dilakukan posttest
t
independent
berpasangan pada alpha 0,05.
pada kelompok control
dan intervensi
uji
disribusi
Hasil Penelitian Tabel. 1
3. Analisis Data
Distribusi
Responden
Menurut
Analisis terhadap data hasil penelitian karakteristik Pekerjaan dan Pendidikan di melalui langkah-langkah sebagai berikut : Wilayah Kerja Puskesmas Gandus a. Analisis Univariat
Palembang tahun 2012
Analisis univariat dilakukan terhadap karakteristik responden
( umur,
N o. 1.
Variabel
Kontrol
Intervensi
F
%
f
%
Pekerjaan
pendidikan dan pekerjaan) serta skor
-
IRT
14
87,5
15
93,8
pengetahuan
-
PNS
2
12,5
1
6,2
dan
keterampilan
sebelum dan sesudah pelatihan ( pretest dan posttest) b. Analisis Bivariat
2.
Pendidikan -
SD
4
25
0
0
-
SMP
5
31,8
9
56,2
-
> SMA
7
43,8
7
43,8
Tabel 2 Rata-rata Umur Responden di Wilayah Kerja
kurang pada rentang nilai
0 – 100.
Puskesmas Gandus Tahun 2012
Adapun skor keterampilan pada kelompok control dan intervensi sebelum pelatihan
Variabel
Mean
Median
SD
Kelompok Kontrol
40,94
39,50
10,175
masing – masing 1,31 dan 1,5 , kedua kelompok masih dalam kategori kurang. Kelompok Intervensi
37,31
37,50
Hal ini dapat dijelaskan bahwa selama ini
7,097
kader belum pernah terpapar dengan informasi tentang metode kanguru untuk Tabel. 3
merawat bayi kecil atau premature atau
Rata-rata Pengetahuan dan Keterampilan Kader Kelompok Kontrol dan Intervensi Pre dan Post
Pengetahuan diperoleh setelah seseorang
Pendidikan Kesehatan Metode Kangguru di
melakukan pengindraan melalui indra
Wilayah Kerja Puskesmas Gandus Palembang
mata, pendengaran, penciuman, rasa dan
tahun 2012 Kontrol Mean
Variabel
bayi berat lahir rendah (BBLR)
Medi
raba.
Intervensi SD
Mean
Median
SD
Sebagianpengetahuan
manusia
diperoleh melalui mata dan telinga yaitu melihat dan mendengar penjelasan dari
Pengetahuan - Pre
31,88
32,50
14,009
43,12
45,00
12,093
- Post
64,06
62, 50
24,029
78,12
82,50
14,361
narasumber ( Notoatmodjo, 2007) Pengetahuan
Keterampilan -
Pre
1,31
1,00
0,479
1,50
1,50
0,516
-
Post
2,19
2,00
0,544
3,31
3,00
0,479
atau
kognitif
merupakan domain yang sangat penting terbentuknya tindakan seseorang, karena
Tabel. 4
dari
Perbedaan Rata-Rata Pengetahuan Kader Pre
menunjukkan perilaku yang didasarkan
dan Post Pendidikan Kesehatan Metode
pengetahuan akan lebih bersifat langgeng
Kangguru di Wilayah Puskesmas Gandus
daripada
Palembang tahun 2012 e
Mean
SD
Intervensi SE
Mean
SD
Pval SE
ue
n
Pengeta
re
perilaku
penelitian
tanpa
didasari
ini dapat dipahami bahwa pengetahuan seseorang akan terbentuk dengan baik
huan -
dan
pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian
Control
Variabl
pengalaman
31,88
14,009
3,502
43,12
12,093
3,023
0.02
16
64,06
24,029
6,007
78,12
14,361
3,590
0.05
16
ost
apabila seseorang telah melalaui poses pembelajaran secara sistematis demikian halnya
dengan
keterampilan
pengetahuan
kader
Hasil Penelitian
kanguru memerlukan
1. Pengetahuan dan Keterampilan Kader
yang
sebelum Pelatihan
terstruktur
tentang
dan metode
suatu pelatihan
untuk
memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang baik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor tentang metode kanguru . nilai pengetahuan responden pada kelompok control
masing-masing 31,38 dan 43,12
walaupun ada sedikit perbedaan, namun ke 2 kelompok masih dalam kategori pengetahan
2. Pengetahuan
dan
Keterampilan
kader setelah Pelatihan
Hasil penelitian menunjukkan skor coba atau pengetahuan pada kelompok control intervensi
setelah
pelatihan
melakukannya dibawah
dan bimbingan instruktur.
mengalami
Pada konsep belajar dikemukan bahwa
peningkatan masing – masing 64,06 dan perubahan terjadi sebagai hasil belajar secara 78,12. Dengan demikian skor keterampilan berurutan perubahan
kognitif, sikap dan
pada kelompok control dan intervensi setelah keterampilan . Menurut Notoatmodjo, 2007 pelatihan masing – masing 2,19 dan 3,31 bahwa mengalami peningkatan yag cukup berarti. Secara
pendidikan kesehatan
sangat
dipengaruhi oleh alat yang digunakan untuk
peningkatan menyampaikan pesan , mengadopsi kerucut
statistik
pengetahuan menunjukkan hasil p 0.05 dari Edgar Dale dalam Notoatmodjo,2007 , artinya tidak ada perbedaan yang signifikan alat yang digunakan mengerucut mulai dari antara pengetahuan kelompok control dan hanya
menggunakan
intervensi setelah pelatihan, walupun kedua menggunakan
benda
lisan asli,
sampai semakin
kelompok mengalami peningkatan skor yang mendekati realita semakin baik hasil belajar cukup baik.
yang diperoleh terutama pembelajaran untuk
Pengetahuan dapat diperoleh secara keterampilan. otodidak dengan membaca dan belajar
Metode
dan
sarana
yang
dapat
mandiri , pada kelompok intervensi diberikan memfasilitasi peserta belajar adalah penting modul dan leaflet tidak
sebagai bahan belajar, dalam
menutup kemungkinan
melatih
keterampilan.
Metode
kelompok simulasi atau demonstrasi dan redemonstrasi
control
menggunakan benda tiruan atau asli sangat
belajar bersama dalam kelompok intervensi tepat digunakan untuk melatih keterampilan setelah pelatihan dan
sebelum dilakukan dan
digunakan
system
evaluasi
yang
menggunakan tolak ukur yang obyektif dan
posttest. Penggunaan
media
mempercepat pemahaman
dalam
belajar terukur.
peserta belajar
Pada penelitian ini digunakan metode
sehingga hasil belajar berupa pengetahuan demonstrasi dan redemonstrasi sehingga dapat meningkat
cukup baik.
Media kader diberikan kesempatan mempraktikkan
dimaksud dapat berupa bahan modul,leaflet, teknik metode kanguru
menggunakan phantom bayi.
lembar balik dan lainnya Hasil
secara langsung
penelitian pada kemampuan Kesimpulan dan saran
keterampilan menunjukkan perbedaan yang A. Kesimpulan signifikan antara kelompok control dan
kelompok control maupun kelompok
intervensi dengan p = 0,001 < 0,05. Berbeda
dengan
pengetahuan,
seseorang dapat mempelajari pengetahuan secara
mandiri,
keterampilan
namun
seseorang
1. Rata – rata usia responden baik
pada
variable
dapat
terampil
apabila diberikan kesempatan untuk men3. sebagian adalah menengah (SMP
intervensi
adalah usia produktif
masing-masing 40,9 dan 37,31 2. Pekerjaan responden sebagian besar adalah
ibu
rumah
tangga,
dan
pendidikan responden mensosialisasikan Metode Kanguru
sederajat
3.
4. Rata-rata skor
pengetahuan pada
kelompok control dan
intervensi
Kepada Poltekkes Palembang untuk memfasilitasi pendidikan
pelatihan kesehatan
atau sebagai
dalam kategori kurang yaitu 31,88
bentuk pengabdian masyarakat yang
dan 43,12.
dilakukan
5. Rata –rata skor keterampilan kelompok control dan
pada
oleh
Dosen
Poltekkes
Palembang.
intervensi
DAFTAR PUSTAKA
masing-masing 1,31 dan 1,50
6. Skor pengetahuan setelah intervensi CEMACH (2007) Perinatal Mortality 2005, England, Wales and Norther Ireland: pada kelompok control dan CEMACH London. perlakukan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan p Chair, I. (2007) Metode Kanguru untuk Bayi Prematur http://www.halalguide,com. = 0,05 sama denga alpha 0,05 artinya pengetahuan setelah intervensi pada Cousens, S. (2010) 'Kangaroo mother care' to prevent neonatal deaths due to preterm kelompok control dan perlakukan birth complications. Int J Epidemiol, 39 (1): tidak terlalu berpengaruh setelah kelompok perlakukan diberi pelatihan
Desnita (2009) Peran Ayah Pada Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian AsiEksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tegalrejo control dan perlakukan setelah Kota Yogyakarta.Tesis. Yogyakarta: diberikan pelatihan menunjukkan Program Pascasarjana Fakultas KedokteranUniversitas Gadjah Mada. perbedaan yang signifikan dengan p
7. Skor keterampilan pada kelompok
0.01 < 0,05 artinya pelatihan dengan metode untuk
Departemen Kesehatan RI (2008), Riset efektif Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007), Badan meningkatkan keterampilan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, praktek
langsung
kader dalam menerapkan metode
Fakultas : Kesehatan MasyarakatProgram Studi : Kesehatan Masyarakat Perbedaan Efektifitas Metode Inkubator dengan B. Saran Metode KangaroMother Care dalam 1. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Pencegahan Hipotermia pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah di Kota Palembang untuk Ruang Neonatus RSUD. Sidoarjo mensosilisasikan Metode Kanguru Kanguru
sebagai metode alternative dalam Jefferson, R . 2004. Pengelolaan Persalinan Prematur. Bagian/SMF Obstetri dan perawatan BBLR dengan Teknologi Ginekologi Fakultas Kedokteran sederhana namun efektif ke petugas Universitas Sam Ratulangi/Rumah Sakit Umum Pusat Menado. Cermin kesehatan dalam lingkungan Dinas DuniaKedokteran . No.145, 2004. Kota Palembang 2. Diharapkan Keperawatan menjalin
kepada Maternitas kemitraan
Puskesmas lain dalam
Dosen Kemenkes, 2010 Pedoman kader Seri kesehatan anak Direktorat BINA untuk Kesehatan AnakKementerian Kesehatan dengan RI “Materi KIE dalam Penurunan AKB”
Metode Kanguru (PMK) dPenerapannya dalam Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah denganMetode Kanguru, Jakarta: PERINASIA Perbedaan efektifitas metode incubator dengan metode kangaroo mother care dalam pencegahan hypothermia pada bayi BBLR di ruang Neonatus RSUD Sidoarja RM (2010) Rekam medis RSUD Ciamis, Ciamis: RSUD Ciamis Renstra, D. (2009) Pengembangan Program PMK Tahun 2004-2009,Jakarta: Depkes RI. Riordan, J. & Auerbach, K. (1999) Breastfeeding and Human Lactatio (2nd ed), London: Jones and Bartlett. Schmidt MM and Sigman-Grant M. Perspectives of low-income fathers’support of breastfeeding: An exploratory study. J Nutr Ed 1999; 31: