MOTIVASI KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOYA KECAMATAN TONDANO SELATAN TAHUN 2016. Maryo Lumi* Adrian Umboh** Marjes Tumurang** Jantje Pongoh** *Program Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi ** Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK Posyandu merupakan salah satu bentuk pendekatan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan yang dikelolah kader Posyandu yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari Puskesmas (Simanjuntak, 2012). Revitalisasi posyandu sedang giat-giatnya dilakukan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan banyak posyandu di Indonesia yang mulai tidak aktif. Ketidak aktifan ini disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar posyandu. Faktor yang berasal dari luar posyandu diantaranya tingkat pendidikan masyarakat sekitar, keadaan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar serta jumlah balita di daerah sekitar, sedangkan faktor yang berasal dari dalam posyandu itu sendiri diantaranya dana, kader dan sarana prasarana (Suwandono, 2006). Kader ikut berperan dalam tumbuh kembang anak dan kesehatan ibu, sebab melalui kader para ibu mendapatkan informasi kesehatan lebih dulu. (Andira, 2012). Kader Posyandu mempunyai peran yang penting karena merupakan pelayan kesehatan (health provider) yang berada di dekat kegiatan sasaran Selain program yang diselenggarakan hal penting lainnya yang perlu dilakukan di Posyandu adalah motivasi petugas posyandu juga sangat perlu untuk ditingkatkan. Dampak kurang dilaksanakan peran kader posyandu akan memberikan akibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu yaitu motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik (dari dalam diri) kader posyandu meliputi faktor umur, tingkat pendidikan, lama bekerja, lama menjadi kader, minat dan kemampuan, sedangkan motivasi esktrinsik (dorongan yang berasal dari luar diri individu), yang meliputi fasilitas posyandu, pelatihan kader, pembinaan kader, insentif dan dukungan masyarakat yang diberikan kepada kader. Rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan dan digunakan peneliti untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam 2008). Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Sampel dalam penelitian ini 07 responden dengan pengambilan teknik sampel incident sampel Hasil penelitian menunjukkan, Lama menjadi kader umumnya semua sudah 10 tahun, Pelatihan kader hanya sebagian kecil yang pernah mengikutinya, Penghargaan kader hanya sebagian kecil yang pernah mendapatkannya. Dengan hasil yang ada perlu dilaksanakan pelatihan berkala bagi kader dan mendapatkan penghargaan yang layak sesuai dengan tugas kader dan lebih meningkatkan motivasi dalam diri sebagai pemicu semangat dalam menjalankan tugas sebagai kader tanpa harus mendapatkan sesuatu sehingga hasil kerja yang di dapat bisa membuat masyarakat sehat sejahtera. ABSTRACT Posyandu is one form of community participation approach in the field of managed health health cadres who have received education and training of health center (Simanjuntak, 2012). Posyandu revitalization is in full swing by the government. This is due to many posyandu in Indonesia who are inactive. Inactivity is caused by many factors, both factors from within and from outside the Posyandu. Factors that comes from outside posyandu them around the level of public education, social and economic circumstances surrounding community as well as the number of children under five in the surrounding area, while the factor derived from the Posyandu itself among funds, cadres and infrastructure (Suwandono, 2006). Kader had a role in the development of the child and maternal health, because through women cadres getting health information first. (Andira, 2012). Kader Posyandu have an important role as a health care (health providers) are located near the target activity In addition to the program is an important matter that needs to be done in IHC performance Posyandu staff is also very necessary to be improved. Less impact are conducted role of Posyandu cadre will give a result either directly or indirectly. There are several factors that affect the performance of Posyandu cadre namely intrinsic and extrinsic motivation. Intrinsic motivation (inner) Posyandu cadre factors include age, education level, length of employment, the old cadre, interests and abilities, while the motivation esktrinsik (impulse that comes from outside the individual), which includes facilities Posyandu cadre training, coaching cadre , incentives and public support given to cadres. The study design is a research strategy in identifying problems and researchers use to define the structure of the research to be carried out (Nursalam 2008). This research uses qualitative research. The sample in this study 05 respondents with an engineering sample taking samples incident where the entire population being sampled. The results showed, Old cadre generally all been 10 years, training of cadres only a small fraction ever followed, cadres Choice only a small fraction ever get it. With the result that there needs to be carried out regular training for the cadres and get a proper appreciation according to the performance of cadres and further improve motivation in itself as a trigger spirit in performing duties as a volunteer without having to get something so that performance and results in the load could get Sejahtra society.
45
PENDAHULUAN Pemanfaatan
sarana
pelayanan
kesehatan
250.000 posyandu di Indonesia, hanya 49%
berbasis masyarakat secara optimal oleh
yang masih aktif dan diperkirakan hanya 43%
masyarakat seperti Pos Pelayanan Terpadu
anak balita yang terpantau status kesehatannya
(Posyandu) merupakan salah satu pendekatan
(Anonim,
untuk menemukan dan mengatasi persoalan
disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor
gizi pada balita. Posyandu merupakan salah
dari dalam maupun dari luar posyandu. Faktor
satu bentuk pendekatan partisipasi masyarakat
yang berasal dari luar posyandu diantaranya
di bidang kesehatan yang dikelola kader
tingkat
Posyandu yang telah mendapatkan pendidikan
keadaan sosial dan ekonomi masyarakat
dan pelatihan dari Puskesmas (Simanjuntak,
sekitar serta jumlah balita di daerah sekitar,
2012).
sedangkan faktor yang berasal dari dalam
Program pelaksanaan Posyandu meliputi lima
program
prioritas
yaitu
2008).
Ketidakaktifan
pendidikan
masyarakat
ini
sekitar,
posyandu itu sendiri diantaranya dana, kader
Keluarga
dan sarana prasarana (Suwandono, 2006).
Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak
Peranan kader sangat penting karena
(KIA), gizi, imunisasi, dan penanggulangan
kader bertanggung jawab dalam pelaksanaan
diare terbukti mempunyai daya ungkit besar
program posyandu, bila kader tidak aktif maka
terhadap penurunan angka kematian bayi dan
pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak
balita (Adisasmito, 2007). Pelayanan pos
lancar dan akibatnya status gizi bayi atau
pelayanan
balita tidak dapat dideteksi secara dini dengan
terpadu
(posyandu)
mencakup
keterpaduan pelayanan kesehatan ibu dan
jelas.
anak,
mempengaruhi tingkat keberhasilan program
keluarga
penyakit
berencana,
menular
pemberantasan
dengan
Hal
ini
secara
langsung
akan
imunisasi,
posyandu khususnya dalam memantau tumbuh
penanggulangan diare dan gizi serta adanya
kembang balita. Kader ikut berperan dalam
penimbangan
penduduk
tumbuh kembang anak dan kesehatan ibu,
posyandu yaitu ibu hamil, ibu menyusui,
sebab melalui kader para ibu mendapatkan
pasangan usia subur dan balita.
informasi kesehatan lebih dulu.(Andira, 2012).
balita.
Sasaran
Program posyandu merupakan strategi
Kader Posyandu mempunyai peran yang
jangka panjang untuk menurunkan angka
penting karena merupakan pelayan kesehatan
kematian bayi (infant mortality rate), angka
(health provider) yang berada di dekat
kelahiran
bayi
angka
kegiatan sasaran Posyandu dan memiliki
kematian
ibu
rate)
frekuensi tatap muka kader lebih sering dari
(birth
rate),
(maternal
dan
mortality
turunnya (Infant mortality rate, birth rate,
pada petugas kesehatan lainnya.
maternal mortality rate) di suatu daerah
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di
dimana hal ini merupakan standar keberhasilan
Posyandu
pelaksanaan program terpadu di suatu wilayah
penimbangan, mencatat pelayanan ibu dan
tersebut.
anak dalam buku KIA, menggunakan buku
angka
Untuk tersebut
masyarakat
mempercepat diperlukan
dalam
penurunan
peran
mengelola
serta
KIA
dan
adalah
sebagai
melakukan
bahan
pendaftaran,
penyuluhan,
dan
melaporkan penggunaan buku KIA kepada
memanfaatkan posyandu karena posyandu
petugas kesehatan (Heru, 2005).
adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh
Selain program yang diselenggarakan hal
masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan
penting lainnya yang perlu dilakukan di
masyarakat (Koto, 2007).
Posyandu adalah kinerja petugas posyandu
Revitalisasi posyandu sedang giat-giatnya
juga sangat perlu untuk ditingkatkan. Kinerja
dilakukan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
banyak posyandu di Indonesia yang mulai
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
tidak aktif. Hasil penelitian menunjukkan
melaksanakan
bahwa pada tahun 2007, dari lebih kurang
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
46
tugasnya
sesuai
dengan
Dalam hal ini, seorang petugas posyandu
total 17 Puskesmas di seluruh Kabupaten
berperan besar untuk meningkatkan kinerja
Minahasa.
secara optimal (Mangkunegara, 2000).
gambaran untuk menunjukan atau melihat
Dampak kurang dilaksankan peran kader
tumbuh
bagi
kembang
anak,
yang
Data
pemantauan
kurang
dapat
menjadi
Posyandu (Profil Puskesmas Koya, 2014).
langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung
diatas
kualitas pelayanan seperti pelayanan kader di
posyandu akan memberikan akibat baik secara
secara
Angka
yang
diperoleh
dari
Profil
Kesehatan Kabupaten Minahasa (2014) di
baik
wilayah kerja Puskesmas Koya ditemukan
menyebabkan tidak termonitornya kesehatan
cakupan penimbangan balita sebesar 35 %.
anak. Dampak tidak langsung: (1) bagi kader
Rendahnya penimbangan balita ke posyandu
Posyandu, bila informasi pengisian KMS
merupakan salah satu indicator outcome
(Kartu Menuju Sehat) kurang jelas, maka
posyandu yang rendah. Balita yang tidak
penerapan di Posyandu juga kurang tepat.
melakukan penimbangan setiap bulannya di
Hasil penelitian yang dilakukan di Posyandu
wilayah kerja posyandu tidak dapat dipantau
Sraturejo, Kecamatan Baureno Kabupaten
pertumbuhannya, sehingga dengan kondisi
Bojonegoro diperoleh informasi yaitu dari 10
tersebut sangat diperlukan keaktifan kader
0rang tua balita, 8 orang (80%) di antaranya
dengan melakukan kunjungan ke rumah-
pengisian KMS kurang lengkap, dan (2) bagi
rumah dan melakukan penimbangan balita,
keluarga, bila informasi yang diterima kurang
agar dapat memantau tanda awal untuk
jelas, maka tindak lanjut kurang sesuai.( Fitri
mendeteksi secara dini berat badan balita
W, 2005 dalam Wahyutomo, 2010)
setiap bulannya. Balita yang mempunyai KMS
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja
kader
motivasi
Puskesmas Koya sebanyak 86%, sehingga
instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik
tidak sesuai dengan pencapaian target 100%,
(dari dalam diri) kader posyandu meliputi
hal
faktor
lama
pemberian KMS menjadi sangat rendah. Balita
pekerjaan, lama menjadi kader, minat dan
yang seharusnya mempunyai KMS karena
kemampuan, sedangkan motivasi esktrinsik
masih
(dorongan yang berasal dari luar diri individu),
kehilangan kesempatan di posyandu untuk
yang meliputi fasilitas posyandu, pelatihan
mendapat
kader,
terdapat dalam KMS tersebut.
umur,
posyandu
tingkat
pembinaan
yaitu
(Kartu Menuju Sehat) di wilayah kerja
pendidikan,
kader,
insentif
dan
ini
menunjukkan
dalam
fase
pelayanan
bahwa
cakupan
pertumbuhan,
telah
sebagaimana
yang
dukungan masyarakat yang diberikan kepada kader.
METODE
Hasil Riskesdas tahun 2013 di Indonesia
Jenis
penelitian
ini
menggunakan
diketahui bahwa Pemantauan pertumbuhan
Penelitian kualitatif dimana suatu pendekatan
balita
bulan
yang juga disebut pendekatan investigasi
menunjukkan bahwa persentase balita umur 6-
karena biasanya peneliti mengumpulkan data
59 bulan yang tidak pernah ditimbang dalam
dengan cara bertatap muka langsung dan
enam bulan terakhir cenderung meningkat dari
berinteraksi dengan orang-orang di tempat
25,5 persen (2007), 23,8 persen (2010)
penelitian (McMillan & Schumacher, 2003).
menjadi 34,3 persen (2013). Dengan melihat
Informan
data ini maka sangat penting peran Posyandu
didasarkan
khususnya
(approppiatenesis)
yang
dilakukan
kader
dalam
setiap
meningkatkan
cakupan penimbangan balita.
K1
ke
layanan
pada
pada
penelitian
ini
prinsip
kesesuaian
dan
kecukupan
(adequency). Penelitian ini telah dilaksanakan
Profil Puskesmas Koya tahun 2014, data kunjungan
penelitian
di
wilayah
Kerja
Puskesmas
Koya,
kesehatan,
dilaksanakan mulai bulan Desember 2015-
Puskesmas Koya menempati urutan terakhir
Februari 2016. Populasi adalah keseluruhan
jumlah kunjungan yaitu sebesar 86,79% dari
unit di dalam pengamatan yang akan kita
47
lakukan penelitian (Najmah, 2011). Populasi
Tondano Barat dengan luas wilayah
dalam penelitian ini adalah seluruh kader yang
tahun 2014 adalah 116,74 km2 yang
berada di wilayah kerja puskesmas Koya, dan
terdiri dari 17 kelurahan dan 82
sampel dalam penelitian ini 07 kader dengan
lingkungan
pengambilan teknik sampel insident sampling
Batas wilayah Kecamatan
dimana siapa saja didapati peneliti yang
Tondano Selatan dan Tondano Barat
memenuhi syarat menjadi sampel. Instrument
untuk Tahun 2014, sebagai berikut:
utama adalah peneliti sendiri. Data diperoleh
a.
berdasrakan
hasil
wawancara
mendalam
Kecamatan Tondano Barat
terhadap responden yang berhubungan dengan motivasi
kader
yang
ada.
Sebelah utara berbatasan dengan
b.
Sebelah
Wawancara
Selatan
berbatasan
dengan Kota Tomohon
dilakukan beradsarkan acuan dari pertanyaan
c.
Sebelah Barat berbatasan dengan
yang ada, kemudian di rekam menggunakan
Kecamatan Eris
tape recorder dan dianalisis hasil rekaman
d.
Sebelah
yang ada. Untuk menetapkan keabsahan data,
Timur
berbatasan
dengan Kecamatan Romboken
dilakukan dengan teknik pemeriksaan melalui
Jumlah
penduduk
beberapa kegiatan antara lain triangulasi.
Kecamatan Tondano Selatan dan
Adapun triangulasi yang dilakukan adalah:
Tondano Barat 39.126 jiwa dengan
1.
Triangulasi Sumber Dilakukan
jumlah penduduk laki-laki 19.006
wawancara
dengan
jiwa
informan yang berbeda, yaitu pada tujuh
orang
Posyandu).
informan
membandingkan
2.
informasi
Keadaan
sosial
ekonomi
Kecamatan Tondano Selatan dan
yang
Tondano Barat Tahun 2014, secara umum
untuk
pendidikan
cross
penduduk
dengan
diperoleh dari informan yang berbeda melakukan
jumlah
perempuan 20.120 jiwa.
(Kader
Dilakukan
dan
check
digambarkan
tingkat
dimana
fasilitas
terhadap kondisi yang sebenarnya.
pendidikan yang ada yaitu Sekolah
Triangulasi Metode
Dasar 11 sekolah, Sekolah Menengah
Selain
menggunakan
wawancara
juga
metode
Pertama
menggunakan
4
buah,
dan
Sekolah
Menengah Atas 1 buah. Angka melek
metode observasi.(Sigyono, 2014).
huruf yang diidentifikasi sebagai kemampuan membaca dan menulis di Kabupaten
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
sebesar 78,48% dengan angka melek
Puskesmas Koya memiliki
huruf perempuan sebesar 91.67% dan
wilayah kerja 2 kecamatan, yakni
penduduk laki-laki sebesar 68.68%
Kecamatan Tondano Selatan dan 2.
Karateristik Informan Informan
Umur
untuk
penduduk usia 10 tahun ke atas
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Minahasa,
Jenis
Lama
Penghargaan
Kelamin
menjadi
yang didapat
Pelatihan
kader 1 (NM)
63
Perempuan
38
2 (SK)
39
Perempuan
12
3 (NK)
50
Perempuan
20
4 (RP)
43
Perempuan
15
5 (MT)
46
Perempuan
15
6 (ET)
58
Perempuan
12
48
√ √
√
7 (AM)
3.
48
Laki-laki
12
Hasil wawancara mendalam
: “kita jadi
Jawaban (NK)
Melalui hasil penelitian
kader so lebih dari 20 tahun,
lapangan, berikut ini merupakan hasil
awalnya
wawancara berdasarkan tujuan
menawarkan diri untuk menjadi
khusus.
kader, awal-awal menjadi kader
a.
Lama menjadi kader
memang sangat antusias, tapi
Pertanyaan: sudah sejak kapan
saat ini mungkin karna umur
saudara menjadi kader? Hal apa
juga bertambah dan semangat
yang saudara rasakan selama
sudah ndak sama dengan dulu
menjadi
jadi
kader?
Coba
anda
ceritakan.
saya
sendiri
kadang
tidak
yang
dan
memberitahu kepada ketua PKK,
Berdasarkan
hasil
wawancara
namun
hanya
beberapa
kali
saja”
ditemukan kader rata-rata sudah lebih dari 10 tahun, dan selama itu
seiring
bertambah
dengan kader
usia
Jawaban (ET)
:
“saya
mengalami
menjadi kader sudah lebih dari
penurunan motivasi hal ini dapat
10 tahun, saya pertama menjadi
dilihat dari kutipan wawancara di
kader karena dipilih oleh ketua
bawah ini.
PKK yang ada pada saat itu, :
“saya
selama menjadi kader banyak
tahun
menjadi
hal yang saya dapat, banyak
kader sejak usia saya masih
pelajaran yang tadinya saya
dikatakan produktif hingga
tidak
saat ini mendekati lansia,
walaupun tak dapat dipungkiri
masih aktif dalam pelayanan
beberapa pekan terakhir bahwa
kader,
kadang
selama ini beberapa kali alpa
posyandu
atau tidak hadir dalam kegiatan
Jawab (NM) sudah
38
walaupun
memang saya
jadwal
berhalangan
tahu
menjadi
karena
posyandu
umur yang sudah menjelang
pengaruh
lansia jadi sakit juga kadang
semakin tua sehingga terjadi
datang tiba-tiba”
gangguan kesehatan”
Jawaban (SK)
: “kita jadi
Informasi
mungkin
tahu,
umur
yang
diatas
karna sudah
menunjukan
kader so 12 tahun kalu ndak
lama kader lebih dari 10 tahun
salah, selama ini jadi kader
dan
banyak hal saya dapat, bergaul
bertambah
dengan
penurunan
ibu-ibu
memang
dan
anak
sungguh
seiringnya
waktu,
dan
usia
mengalami
fisik
yang
mempengaruhi motivasi
menyenangkan, tapi dari 12 itu,
b.
Pelatihan
ada waktu yang ndak sempat
Pertanyaan:
datang, karna halangan, tapi
mengikuti pelatihan? Kalau ada,
tetap memberitahukan kepada
pelatihan apa? dan apa yang anda
penanggung jawab kalu ndak
dapatkan dari pelatihan itu? Jika
sempat hadir”
tidak
pernah,
pernahkah
menurut
anda
anda
apakah perlu kader mengikuti pelatihan? Mengapa?
49
“saya
Jawab (NM) :
sudah
Informasi diatas dapat dilihat bahwa
pernah mengikuti pelatihan TB
pelatihan penting untuk membuat
Paru, sangat bertrimakasih saya
motivasi kader
dapat dipilih pada waktu itu
c.
sehingga
saya
yang
Penghargaan Pertanyaan:
pernahkah
anda
mengikutinya.banyak hal yang
mendapat penghargaan selama
saya yang dapatkan dari hasil
ini? Apa perasaan anda?
pelatihan itu, saya bisa tahu
Berdasarkan
bagiamana cara penularan TB
dari tujuh orang dua mendapat
paru dan cara pencegahannnya
penghargaan
baik dari ortu ke anak, bahkan
Jawab (NM) : “saya dulu pernah
sesama orang dewasa. Dari hasil
mendapat penghargaan berupa
pelatihan itu saya meneruskan
serifikat
kepada kader yang lain agar
mendapatkan hadiah, yang saya
mereka juga tahu”
rasakan saat itu sangat senang,
hasil
kader
wawancara
terbaik
dan
bisa menjadi yang terbaik dan Jawaban
: “selama
(RP)
menjadi
kader
saya
memotivasi yang lain merupakan hal yang sangat menyenangkan”
belum
pernah mengikuti pelatihan, bagi saya sebagai kader sebenarnya kita perlu mengikuti pelatihan
Jawaban (NK)
:
supaya boleh mendapatkan ilmu
“penghargaan yang saya dapat
yang baru”
waktu itu sertifikat dari ketua kader, perasaan saya biasa-
Jawaban
:
(MT)
“dari
biasa
saya
saat
menerima
pertama kita belum pernah ikut
penghargaan ini, dan menurut
pelatihan, kalau mau ditanya,
saya yang terpenting adalah
seharusnya
di
bagaimana kita melaksanakan
pelatihan
tugas sebagai kader, karena
setiap
ikutsertakan minimal
kader
dalam
setiap
kalau
walaupun dapat penghargaan
tahun ini kader A, tahun depan
kemudian jarang hadir dalam
kader B, karna selama ini yang
kegiatan kader maka sama saja
di dapati adalah refresing saja”
hal bohong”
Jawaban
tahun,
(AM)
:
“Bagi
: “selama
Jawaban (MT)
saya pelatihan harus diikuti oleh
saya menjadi kader tidak atau
setiap
belum
kader
bukan
hanya
pernah
mendapatkan
pembinaan dari tim kesehatan
penghargaan,
saja,
kita
mendapatkan penghargaan atau
yang
tidak, tidak membuat tanggung
dapat
jawab saya menurun, mau dapat
menambah
penghargaan atau tidak, itu tidak
karna
mengikuti
dengan pelatihan
sesunguhnya mengetahui
kita dan
kita
saya
pengaruh bagi saya”
wawasan kita tentang tugas dan tanggungjawab
bagi
sebagai
kader”
Jawaban (AM) belum
pernah
penghargaan kader,
50
“saya
:
mendapat
selama
namun
bagi
menjadi saya
setidaknya
selama
10
tahun
ini melayani masyarakat atau sesama kita”
minimal kita dapat penghargaan walaupun dalam bentuk piagam karna dengan demikian bagi
Informasi diatas dapat dilihat bahwa
saya akan membuat kita tambah
penghargaan
lebih
walaupun
motivasi
bekerja
sebagian
semangat,
memang
kita
harus
dengan iklas apalagi dalam hal
tidak
kader
membuat
menurun
yang
hanya
membuat
penghargaan membuat semangat dan memberikan motivasi
KESIMPULAN
SARAN
1.
1. Bagi Puskesmas Koya
2.
Lama menjadi kader umumnya semua sudah 10 tahun lebih, berdasarkan
Perlu dilaksanakan pelatihan berkala
wawancara semakin bertambah lama
bagi
menjadi kader semakin bertambah
penghargaan
juga usia dan motivasi menurun
dengan kinerja kader
Pelatihan kader hanya sebagian kecil
kader
yang
mendapatkan layak
sesuai
2. Bagi Kader Posyandu
yang pernah mengikutinya. 3.
dan
Lebih
meningkatkan
Penghargaan kader hanya sebagian
motivasi dalam diri sebagai pemicu
kecil yang pernah mendapatkannya,
semangat dalam menjalankan tugas
hasil wawancara mereka mengatakan
sebagai
adanya pengharhaan atau tidak tetap
mendapatkan
harus
kinerja dan hasil yang di dapatkan
menjalankan
tugas
dan
tanggung jawab
bisa
kader
tanpa
sesuatu
membuat
harus sehingga
masyarakat
sehat
sejahtra.
Arumwardhani, A. 2011.Psikologi Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA ____________.
Riset
Kesehatan
Dasar.
Yogyakarta. Galangpress
LITBANG Kemenkes. 2013 ____________. Profil Kesehatan Kabupaten
Astrini. 201. Pengaruh Motivasi Intrinsik dan
Minahasa. 2014
Motivasi
Ekstrinsik
Terhadap
____________. Profil Puskesmas Koya. 2014
Penurunan Produkfitas Kerja Pegawai
Adisasmito, W. 2007.Sistem Kesehatan. PT.
Pada Kantor Pelayanan Kekayaan
Raja Grafindo Persada, Jakarta Anonimous.
2006.
Modul
Negara dan Lelang Makasar. Fakultas
Pelatihan
Ekonomi. Universitas Hasanudin.
Revitalisasi Posyandu, Jakarta Anonimous
2008,
Pedoman
Azizah,
M.
2006.
Hubungan
Antara
Pelaksanaan
Kompetensi Kader Posyandu Dengan
Respon Cepat Penanggulangan Gizi
Presisi dan Akurasi Kader dalam
Buruk,
Menimbang Balita pada Kegiatan
Direktur
Bina
Gizi
Masyarakat, Jakarta.
Posyandu
Andira, R. A., Z. Abdullah, dan D. Sidik, 2012.
Faktor
–
faktor
Yang
Berhubungan dengan Kinerja Kader posyandu
di
Kec.
Bontobahari
Masyarakat.
Kecamatan
Talang
Kabupaten
Tegal.
Skripsi.
Universitas
Gadjah
Mada,
Yogyakarta. eru, AS., 2005. Kader Kesehatan Masyarakat.
Kabupaten Bulukumba. Jurnal Ilmu Kesehatan
di
Jakarta: EGC.
Unhas.
Kemenkes RI. 2011. Buku Panduan Kader
Makasar
Posyandu Menuju Keluarga Sadar
51
Gizi. Jakarta: Diretorat Bina Gizi,
Mangkunegara, A.A.P., 2000. Manajemen
Kemenkes RI. Koto,
NO.(2011).
Sumber Faktor-faktor
berhubungan kunjungan
dengan
ibu
yang
yang
Daya
Manusia.
Perusahaan.Bandung : Remaja Rosda
perilaku
Karya
mempunyai
Rivai,
V.,
2004.Manajemen
Sumberdaya
balita ke posyandu di wilayah kerja
Manusia untuk Perusahaan. Jakarta :
Puskesmas
Raja Grafindo Persada.
2011.Skripsi:
Kota
Solok
Pasca
tahun Sarjana
Simanjuntak, M. 2012. Karakteristik Sosial
Kesehatan Masyarakat, Universitas
Demografi dan Faktor Pendorong
Indonesia.
Peningkatan
Kinerja
Kader
Posyandu. Jurnal: Wira Ekonomi Mikroskil.
52
STIE
Mikroskil