EFEKTIFITAS MINYAK KELAPA DAN MINYAK ZAITUN TERHADAP PENCEGAHAN DIAPER DERMATITIS PADA ANAK USIA 3 – 24 BULAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Alim Weny Widya Watti*), Ns. Dera Alfiyanti, S.Kep., M.Kep**), . Eko Purnomo, SKp, M. Kes***), Ns. Sri Hartini M.A., M.Kep.Sp.Kep.An****) *)
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang **)
Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan STIKES UNIMUS Semarang ***)
ABSTRAK Diaper dermatitis adalah gangguan kulit yang meradang dengan bercak kemerahan. Penelitian di Inggris menemukan bahwa 25 persen dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami diaper dermatitis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas kegunaan minyak kelapa dan minyak zaitun terhadap pencegahan diaper dermatitis dan menganalisis perbedaan efektifitas penggunaan minyak kelapa dan minyak zaitun terhadap diaper dermatitis pada anak 3 – 24 bulan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan pre-test and post-test design, dengan sampel lebih dari 60 responden dan menggunakan metode total sampling. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan hasil berdistribusi tidak normal 0,000 atau < 0,05. Dari hasil penelitian ini diharapkan minyak kelapa dapat digunakan untuk alternatif pencegahan kejadian diaper dermatitis pada bayi dan anak, serta untuk memberitahukan faktor risiko penyebab diaper dermatitis seperti pemakaian diaper yang terlalu lama, alergi dan cara membersihkan yang salah.
Kata kunci: diaper dermatitis, minyak kelapa, dan minyak zaitun
ABSTRACT Diaper dermatitis is a skin disorder that is inflamed with reddish blotches. Research in the United Kingdom found that 25 percent of the 12,000 four-week-old baby had diaper dermatitis. Cause of diaper dermatitis are skin conditions that are damp, too long exposed of this research was to determine the effectiveness of the usefulness of the coconut oil and olive oil on the prevention of diaper dermatitis and analyze the effectiveness of the use of difference of coconut oil and olive oil to diaper dermatitis in infants 3 – 24 months. The research design used in this study was quasi experiment with the approach pre-test and post test design, with a sample of more than 60 respondents and method using total sampling. Normality test using the Kolmogorov-Smirnov with the Gaussian is abnormal or 0.000 < 0.05. Results of statistical tests and Mann-whitney p value obtained 0,004 α = 0.05 value whereas, gaussian data shows abnormal. From the results of this study are expected coconut oil can be used for diaper dermatitis incident prevention alternatives in infants and children, as well as to inform risk factors cause diaper dermatitis such as wearing a diaper for too long, allergies and how to clear the wrong. Efektifitas Minyak Kelapa Dan Minyak Zaitun... (A.W.W.Watti., et.al)
Keywords: diaper dermatitis, coconut oil, and olive oil Pendahuluan Diaper dermatitis adalah suatu keadaan dimana kulit mengalami peradangan di daerah yang tertutup diaper, biasanya daerah yang terkena diaper ini adalah daerah bokong, dubur, alat kelamin, lipat paha dan juga di bagian bawah perut (Nagiga & Arty, 2009, hlm. 80). Kondisi seperti ini dapat terjadi dikarenakan berbagai faktor, misalnya karena diaper tidak diganti dengan cepat saat anak buang air kecil, keadaan kulit yang lembab dan sebagainya.
Menurut Titi L, et al (2006, dalam Maryunani, 2010, hlm. 293), angka kejadian dermatitis pada usia 3-18 bulan, puncaknya pada usia 6-9 bulan; 50% dari bayi dan anak pernah menderita diaper dermatitis dengan berbagai gambaran klinis mulai dari yang ringan sampai berat. Menurut Lokananta, MD (2004, dalam Maryunani, 2010, hlm. 293), pasien bayi dan balita rawat jalan yang menderita kelainan ini berjumlah sekitar 1 juta anak setiap tahunnya. Lebih dari 50% pasien adalah bayi berusia 3 – 20 bulan, sedangkan insiden puncak kelainan ini adalah pada usia 7 – 15 bulan. Pada satu penelitian yang dilakukan di Inggris, ditemukan 25% dari 12.000 orang tua mendapati diaper dermatitis pada bayi mereka yang berusia 4 minggu.
Menurut Rukiyah (2010, hlm. 141) ada beberapa faktor yang menyebabkan diaper dermatitis, yaitu lembab, luka atau gesekan, kulit terlalu lama terkena urine, feses atau keduanya, infeksi jamur, infeksi bakteri, reaksi alergi terhadap bahan diaper. Bila kulit terlalu lama basah, lapisan kulit mulai rusak. Bila kulit basah digosok, juga lebih mudah rusak. Lembab akibat diaper dermatitis yang sudah penuh dapat berbahaya bagi kulit bayi dan membuat lebih mudah menjadi luka. Bila hal itu terjadi, maka dapat timbul diaper dermatitis. Selanjutnya gesekan antara lipatan kulit yang
lembab membuat dermatitis menjadi lebih berat. Diaper dermatitis lebih sering terjadi pada keadaan-keadaan berikut: bayi bertambah usia, bila bayi tidak terjaga kebersihannya dan tidak kering, jika bayi sering buang air besar, khususnya bila feses tetap berada didalam diaper.
Perawatan yang dapat dilakukan pada bayi dan anak yang terkena diaper dermatitis diantaranya yaitu, daerah yang terkena diaper dermatitis tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan tetap kering. Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang mengandung minyak. Segera dibersihkan dan dikeringkan bila anak kencing atau berak. Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit atau daerah yang iritasi. Usahakan memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein dengan porsi cukup. Memperhatikan kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara keseluruhan dan memelihara kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara keseluruhan (Sudarti & Khorunnisa, 2010, hlm.72).
Terdapat beberapa cara dalam mengatasi diaper dermatitis, diantaranya yaitu mengusahakan secepat mungkin mengganti diaper, terutama setelah bayi kencing atau berak. Hal ini agar urine atau tinja tidak kontak terlalu lama dengan kulit bayi yang dapat menyebabkan timbulnya diaper dermatitis pada kulit bayi, membersihkan kulit bayi menggunakan kapas dan air hangat untuk membersihkan sisa yang menempel pada kulit bayi, kemudian keringkan kuit bayi hingga benar-benar kering.
Hindari pemakaian diaper sekali pakai (disposable diaper), karena pemakaian diaper sekali pakai dapat menyebabkan gesekan atau iritasi pada kulit. Gunakan diaper kain yang
J. Keperawatan dan Kebidanan (JIKK)
berbahan dasar dari katun lembut, meskipun kurang praktis diaper kain bisa mencegah terjadinya iritasi. Untuk memberikan sirkulasi udara dan menghindari gesekan, pakaikan diaper dengan longgar pada bayi dan anak. Jika perlu, cucilah diaper kain dengan deterjen khusus yang telah disesuaikan dengan kulit bayi (Catur, 2011, ¶3).
Menurut Brian (2013, ¶7) dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa murni memiliki jumlah antioksidan yang tinggi, yang dapat menciptakan sensitivitas pada kulit tipe tertentu. Karena itu minyak kelapa dapat digunakan dalam perawatan diaper dermatitis pada bayi dan anak. Begitu juga dengan minyak zaitun yang baik untuk kulit dan perawatan diaper dermatitis pada anak.
Sebuah studi serupa yang dipublikasikan di Filipina pada tahun 2008 pasien dewasa yang menderita dermatitis atopik, membandingkan minyak kelapa murni dengan minyak zaitun. Mereka menemukan minyak kelapa murni lebih unggul, mungkin karena kandungan asam laurat, yang tidak terdapat dalam minyak zaitun (Brian, 2013, ¶3). Studi lain yang dipublikasikan di Malaysia pada tahun 2013 menunjukkan bahwa formula topikal di minyak kelapa dalam basis gel adalah pengobatan yang unggul untuk luka dan infeksi bakteri
Minyak zaitun mengandung lemak baik seperti yang terdapat pada alpukat, yang melembabkan dan mengenyalkan kulit dengan kombinasi vitamin A dan E-nya, demikian menurut situs The Daily Green. Minyak zaitun mampu meredakan iritasi, kemerahan, rasa kering, atau gangguan lain pada kulit akibat faktor lingkungan. Anda bisa mengaplikasikan minyak zaitun ke kulit dengan kapas, atau tuangkan saja 2-3 tetes ke dalam moisturizer untuk meningkatkan efektivitasnya (Utami, 2013, ¶5).
Dalam ilmu kedokteran, Hippocrates, mengatakan bahwa Zaitun memiliki nilai terapi yang tinggi bagi kesehatan. Pernyataan tersebut kembali diteguhkan oleh salah satu ahli biokimia pangan dan gizi Universitas Negeri Jakarta, Alsuhendra mengatakan bahwa minyak Zaitun banyak digunakan dalam bidang kesehatan karena kandungan asam lemak tak jenuhnya yang tinggi, khususnya asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap tunggal yang di dalamnya terdapat asam oleat (Omega 9) dan juga asam linoleat (Omega 6) dengan kadar 6585% (Magdalena, 2013, ¶3).
Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan pretest and post-test design. Yaitu sebelum uji coba dilakukan pada sebuah kelompok tanpa kontrol, dilakukan lebih dulu penilaian atau pengukuran pada kelompok tersebut. Selanjutnya dilakukan uji coba kelompok dan setelah diuji coba, kelompok tersebut kembali dinilai (Suyanto, 2011). Penelitian ini dilakukan untuk mencari perbedaan hasil penelitian dengan cara memberikan pre-test (pengamatan awal) terhadap keadaan kulit yang menggunakan diaper sebelum diberikan minyak kelapa dan minyak zaitun Selanjutnya dilakukan post-test setelah diberikan minyak kelapa dan minyak zaitun.
Minyak zaitun mampu meredakan iritasi, kemerahan, rasa kering, atau gangguan lain pada kulit akibat faktor lingkungan. Vitamin E pada minyak zaitun akan membantu melawan radikal bebas, penuaan pada wajah, dan kerusakan lain yang diakibatkan oleh paparan polusi dan sinar matahari. Aplikasikan langsung minyak zaitun pada kulit yang mengalami penuaan atau kerusakan, untuk membantu mendapatkan penampilan yang
Efektifitas Minyak Kelapa Dan Minyak Zaitun... (A.W.W.Watti., et.al)
muda, dan mengurangi efek radikal bebas pada kulit (Utami, 2013,¶5) Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian tentang keefektifan minyak kelapa dan minyak zaitun terhadap pencegahan diaper dermatitis pada anak usia 3 - 24 bulan di RSUD Tugurejo Semarang. Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang secara lengkap dalam tabel berdasarkan tujuan dari penelitian yang telah disusun.
Variabe bebas pada penelitian ini yaitu minyak kelapa dan minyak zaitun dan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu diaper dermatitis. Karakteristik data yang bersifat nominal. Data katagorik dianalisis dan didapatkan hasil berupa persentase.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di RSUD Tugurejo Semarang bulan April-Mei 2014 (n = 60) Tabel.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia (Bulan) 3-12 13-24 Total
Frekuensi 15 15 30
Hasil penelitian menyimpulkan rata-rata usia responden 0-12 bulan sebanyak 39 anak (65%). Sedangkan responden dengan usia diantara 13-24 bulan sebanyak 21 anak (35%). Dari total 16 anak yang mengalami kejadian diaper dermatitis, 12 diantaranya berusia bayi dan 4 balita.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Titi (2000, dalam Maryunani, 2010, hlm. 292) yang menyebutkan jika dermatitis sering terjadi pada usia kurang dari tiga tahun, paling banyak terjadi pada usia 9-12 bulan. Boediarja (2000, dalam Maryunani, 2010, hlm. 293) juga menyebutkan jika diaper dermatitis sering terjadi pada bayi dan balita yang menggunakan
Persentase (%) 50 50 100 diaper dan biasanya terjadi pada usia kurang dari 3 tahun, dan paling banyak pada usia 9-12 bulan.
Menurut Kaneshiro (2013, ¶1) diaper dermatitis sering terjadi pada bayi antara 4 dan 15 bulan. Mereka mungkin melihat lebih ketika bayi mulai makan makanan. Begitu juga dengan O'Connor (2012, ¶2) diaper dermatitis sering terjadi pada bayi saat usia 9-12 bulan, hal ini sering terjadi pada bayi yang tidur selama berjam-jam tanpa bangun sehingga diaper menjadi basah dan lembab.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin yang mendapatkaan terapi minyak kelapa di RSUD Tugurejo Semarang pada bulan April-Mei (n=30) Tabel.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
J. Keperawatan dan Kebidanan (JIKK)
Usia (Bulan) 3-12 13-24 Total
Frekuensi
Persentase (%)
15 15 30
50 50 100
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin yang mendapatkaan terapi minyak zaitun di RSUD Tugurejo Semarang pada bulan April-Mei (n=30) Tabel.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia (Bulan) 3-12 13-24 Total
Frekuensi
Persentase (%)
15 15 30
50 50 100
Keseluruh responden yang mendapatkan terapi minyak kelapa dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 35 anak (58.3%) dan sisanya 25 anak (41.7%) berjenis kelamin lakilaki. Dari 9 responden yang mengalami diaper dermatitis adalah perempuan, dan 7 responden sisanya adalah laki-laki.
Menurut Dharmadi HP (2006, dalam dalam Maryunani, 2010, hlm. 292) diaper dermatitis adalah peradangan kulit di daerah diaper yang paling sering diderita oleh bayi dan anak, kelainan ini dapat diderita oleh bayi laki-laki maupun perempuan.
Diaper dermatitis atau nappy rash adalah eksim yang terlokalisasi, paling tidak awalnya terjadi pada daerah yang tertutup popok dan keadaan ini hanya terjadi setelah pemakaian popok (Diana, IA, et all, 2006, dalam Maryunani, 2010, hlm. 292).
Menurut Boiko (1979, dalam Mullen, 2005, ¶5) jenis kelamin berpeluang kecil untuk menimbulkan kejadian diaper dermatitis pada bayi dan anak, alasan yang paling umum adalah kelembaban yang berlebihan terhadap kulit sehingga munculnya diaper dermatitis pada daerah kulit yang tertutup oleh diaper
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian diaper dermatitis setelah diberikan terapi minyak kelapa di RSUD Tugurejo Semarang pada bulan April-Mei (n=30) Tabel.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Efektifitas Minyak Kelapa Dan Minyak Zaitun... (A.W.W.Watti., et.al)
Usia (Bulan) 3-12 13-24 Total
Frekuensi
Persentase (%)
15 15 30
50 50 100 mengoleskan minyak kelapa 2-3 tetes pada area kulit bayi dan anak.
Dari hasil penelitian dapat didapatkan hasil dari 30 responden yang mendapatkan terapi minyak kelapa, sebanyak 27 responden (90%) tidak terjadi diaper dermatitis dan 3 responden (10%) mengalami kejadian diaper dermatitis.
Intervensi dilakukan dengan cara membersihkan daerah yang tertutup diaper dengan air bersih atau air mengalir. Setelah itu keringkan dengan handuk atau kain halus sampai benar-benar kering dan kemudian
Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan Arif (2013, ¶12) dalam artikelnya menjelaskan manfaat minyak kelapa untuk kesehatan dan penyembuhan sebagai obat penyakit ringan hingga kategori berat, seperti mematikan jamur kulit dan fungus yang menyebabkan kandida, kurap, kutu air, sariawan, diaper dermatitis pada bayi, dan infeksi lainnya.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian diaper dermatitis setelah diberikan terapi minyak zaitun di RSUD Tugurejo Semarang pada bulan April-Mei (n=30) Tabel.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia (Bulan) 3-12 13-24 Total
Frekuensi
Persentase (%)
15 15 30
50 50 100
Dari hasil penelitian yang dilakukan dari 30 responden yang mendapatkan terapi minyak zaitun, sebanyak 17 responden (56.7%) tidak terjadi diaper dermatitis dan 13 responden (43.3%) mengalami kejadian diaper dermatitis. Diaper dermatitis yang dialami oleh responden dengan minyak zaitun sama seperti yang dialami oleh responden minyak kelapa, yaitu munculnya kemerahan pada area pantat anak dan lipat paha.
Intervensi dilakukan dengan cara membersihkan daerah yang tertutup diaper
dengan air bersih atau air mengalir. Setelah itu keringkan dengan handuk atau kain halus sampai benar-benar kering dan kemudian mengoleskan minyak zaitun 2-3 tetes pada area kulit bayi dan anak.
Selama tiga hari dilakukan observasi apakah timbul tanda dan gejala dari diaper dermatitis pada kulit bayi dan anak. Jumlah responden yang mengalami diaper dermatitis yaitu 13 orang, lebih banyak daripada responden yang menggunakan terapi minyak kelapa. Diaper dermatitis yang terjadi yaitu munculnya kemerahan pada area pantat responden.
J. Keperawatan dan Kebidanan (JIKK)
Menurut Utami (2013, ¶5) minyak zaitun mampu meredakan iritasi, kemerahan, rasa kering, atau gangguan lain pada kulit akibat faktor lingkungan. Menurut Trimarchi (2014, ¶1) adanya kandungan anti mikroba dan anti bakteria, minyak zaitun murni dapat membantu infeksi kulit seperti eksim, psoriasis dan diaper dermatitis (ruam popok).
Hasil uji kenormalan data menggunakan uji
kolmogorov (n=60)
Dikarenakan jumlah responden >50, setelah diuji normalitas dan hasilnya 0,000 atau kurang dari 0,005 maka didapat data berdistribusi tidak normal.Karena data berdistribusi tidak normal maka peneliti menggunakan Mann-Witney dan didapatkan hasil 0,004 yang berarti ada perbedaan keefektifan antara minyak kelapa dan minyak zaitun terhadap pencegahan diaper dermatitis pada anak usia 3-24 bulan.
Hasil uji analisis data dengan menggunakan uji Mann-Whitney (n=60)
Std. deviation P value Z
Terapi Minyak Kelapa dan Minyak Zaitun 0,446 0,004 2,895
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Mann-Whitney, diperoleh p value 0,004 karena p value < 0,05 maka dapat disimpulkan jika minyak kelapa lebih efektif dalam mencegah kejadian diaper dermatitis dibandingkan dengan minyak zaitun pada bayi dan anak. Pada responden yang menggunakan minyak kelapa, sebanyak 3 responden mengalami diaper dermatitis sementara yang mendapat
terapi minyak zaitun sebanyak 13 responden mengalami diaper dermatitis.
Simpulan dan saran Berdasarkan hasil penelitian tentang Efektifitas Minyak kelapa dan Minyak Zaitun Terhadap Diaper Dermatitis Pada Anak Usia 3-24 Bulan di RSUD Tugurejo Semarang dapat diambil kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sebagian besar responden berusia 3-12 bulan yaitu sebanyak 39 anak (65%). Jumlah responden yang tidak mengalami diaper dermatitis dengan terapi minyak kelapa yaitu sebanyak 27 anak (90%).
Jumlah responden yang tidak mengalami diaper dermatitis dengan terapi minyak zaitun yaitu sebanyak 17 anak (56,75%). Jumlah responden yang mengalami diaper dermatitis dengan terapi minyak kelapa lebih sedikit yaitu 3 anak dibandingan dengan responden yang mendapatkan terapi minyak zaitun yaitu sebanyak 13 anak. Berdasarkan hasil dari uji Mann-whitney yang dilakukan terdapat perbedaan yang signifikan antara minyak kelapa dan minyak zaitun terhadap pencegahan diaper dermatitis pada anak usia 3-24 bulan yang di rawat di ruang rawat inap Melati RSUD Tugurejo Semarang, dengan nilai p value 0.004 (α = 0,05) Bagi pelayanan keperawatan berdasarkan hasil penelitian ini, dapat memberikan dan meningkatkan SOP perawatan perianal anak dengan minyak kelapa untuk mencegah kejadian diaper dermatitis pada pasien bayi dan anak.
Bagi institusi pendidikan keperawatan, hasil penelitian ini dapat dapat digunakan sebagai
Efektifitas Minyak Kelapa Dan Minyak Zaitun... (A.W.W.Watti., et.al)
panduan dalam pembelajaran pencegahan diaper dermatitis pada bayi dan anak dengan menggunakan minyak kelapa.
5RLww&sig2=xYGUoggbhpqli KN-Wkh1Sg. Diambil 16 Juni 2014.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah jumlah karakteristik usia dalam penelitian. Dapat membentuk perawat enumerator yang bertugas dalam perawatan diaper dermatitis pada bayi dan anak menggunakan minyak kelapa.
Magdalena, Maureen. (2013). Apakah Minyak Zaitun Itu. http://www.deherba.com/apakah -minyak-zaitun-itu.html . Diambil pada 24 Desember 2013
Daftar pustaka Arif, Al. (2013). Kandungan Nutrisi dan Manfaat Buah Kelapa. http://www.minyakkelapa.com/artikel/manfaat.php. Diambil pada 24 Desember 2014 Brian & Shilhavy. (2013). Virgin Coconut Oil Beats Mineral Oil for Skin Health in New Study on Dermatitis. http://healthimpactnews.com/20 13/virgin-coconut-oil-beatsmineral-oil-for-skin-health-innew-study-on-dermatitis/. Diambil pada 14 Januari 2014 Catur. (2011). Cara Mengatasi Ruam Popok. http://namanakbayi.com/caramengatasi-ruam-popok-bayikulit-bintik-bintik-merahhingga-lecet . Diambil pada 24 desember 2013 Lio, Peter. (2011). Practical Dermatology for Pediatrics : Alternative Therapies in Atopic Dermatitis Care: Part 2. https://www.google.co.id/url?sa =t&sourch=web&rct=j&ei=XX LCU_ajBcWzuATsz4ll&url=htt p://bmctoday.net/practicalderma tologypeds/pdfs/Peds0811_Ftr_ AlternativeslnAD.pdf&cd=1&ve d=OCBgQFJAA&usg=AFQjCN GTQ7UJZIX3yGMNLix8U5Hk
Maryunani, Anik. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media Nagiga & Arti. (2009). Penyakit Anak SehariHari. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Muha Medika Rukiyah & Yulianti. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Trans Info Media Sudarti & Khoirunnisa. ( 2010). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta : Nuha Medika Sutarmi
&
Rozaline. (2006). Taklukkan Penyakit Dengan VCO. Jakarta : Penerbit Swadaya
Trimarchi, Maria. (2014). 5 Ways Olive Oil Helps Your Skin. http://health.howstuffworks.com /skincare/moisturizing/products/fiveways-olive-oil-helpsskin.htm#page=4. Diambil pada 29 Mei 2014 Utami, Krismas Wahyu. (2013). Minyak Zaitun Untuk Kulit Sensitif. http://female.kompas.com/read/ 2013/05/31/15562764/Khasiat. Minyak.Zaitun.untuk.Kulit.Sens
J. Keperawatan dan Kebidanan (JIKK)
itif. Diambil pada 24 Desember 2013
Efektifitas Minyak Kelapa Dan Minyak Zaitun... (A.W.W.Watti., et.al)