Efektifitas Asesmen Otentik Teknik Saling Silang Terhadap Keterampilan Mengajar Mahasiswa Any Fatmawati, Siti Nurhidayati, dan Syifaul Gummah Pendidikan Biologi FP MIPA IKIP Mataram Email:
[email protected] Abstract: This research is aimed at making authentic assessment book for microteaching. This research is aimed specially at finding out the effectiveness of using authentic assessment crisscrossed technic toward student’s teaching skill. The background of this research is based on the curriculum at IKIP Mataram that demands for each student in all programs has skill in teaching and learning. The relevant subject to fill the demand is microteaching. The researcher teaches microteaching in Biology program. The researcher is interested to apply authentic assessment crisscrossed technic in microteaching trough student’s teaching ability. This research is pre experimental research using posttest only control group design. The subject of this research is the students of Biology Education at FP MIPA IKIP Mataram who study microteaching at academic year 2012/2013. Data collection type is student’s teaching skill data. Teaching skill data is analyzed by using statistics non parametric Mann-Whitney test. Analysis data result is using SPSS 16.00 show that probability value is 0.00, so 0.00 ≤ 0.05 so Ha is accepted it means student’s teaching skill trough authentic assessment crisscrossed technic with teaching skill through conventional assessment is significantly different or authentic assessment technic crisscrossed is effective toward student’s teaching skill. Abstrak: Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah membuat buku pedoman asesmen otentik pada mata kuliah microteaching. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan asesmen otentik teknik saling silang terhadap keterampilan mengajar mahasiswa. Latar belakang dari penelitian ini adalah bermula dari kurikulum di IKIP Mataram yang menuntut setiap lulusan pada semua jurusan harus memiliki keahlian dalam mengajar dan membelajarkan siswa. Gayut dengan hal itu, mata kuliah yang relevan dalam memenuhi tuntutan tersebut adalah mata kuiah microteaching. Mata kuliah microteaching diampu langsung oleh peneliti pada Jurusan Pendidikan Biologi. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk menerapkan asesmen otentik teknik saling silang dalam membelajarkan mata kuliah microteaching, dalam pelaksanaannya ditelusuri keterampilan mengajar mereka. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan disain postest only control group design. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi di FP MIPA IKIP Mataram yang memprogramkan microteaching pada semester genap TA 2012/2013. Jenis data yang dikumpulkan adalah data keterampilan mengajar mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi keterampilan mengajar. Data keterampilan mengajar dianalisis menggunakan statistik yaitu uji statistik non parametrik Mann-Whitney. Dari hasil analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.00 menunjukkan bahwa angka probabilitasnya adalah 0.00, maka 0.00 ≤ 0.05 sehingga Ha diterima, artinya nilai keterampilan mengajar mahasiswa melalui asesmen otentik teknik saling silang dengan nilai keterampilan mengajar melalui asesmen konvensional berbeda secara signifikan, atau asesmen otentik teknik saling silang efektif terhadap keterampilan mengajar mahasiswa. Kata kunci: Asesmen Otentik, Teknik Saling Silang, Keterampilan Mengajar.
Latar Belakang Asesmen otentik jarang dilakukan oleh guru atau dosen. Beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah asesmen otentik tidak mudah disusun alat ukurnya, selain itu juga karena belum ada panduan dalam menggunakan asesmen otentik. Kedua alasan diatas juga terjadi di jenjang S1, khususnya jalur
© 2013 LPPM IKIP Mataram
pendidikan, karena didalamnya terkandung mata kuliah yang bernama microteaching. Ada beberapa dosen yang telah menggunakan asesmen otentik tetapi mereka seperti berjalan sendiri-sendiri, karena belum ada panduan khusus yang menjadi acuan tentang bagaimana memberlakukan asesmen otentik. Sehingga, tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk membuat buku
Jurnal Kependidikan 12 (2): 105-113
pedoman asesmen otentik pada mata kuliah microteaching. Kemampuan mahasiswa dalam mengajar harus dilatih sebagai bekal mereka untuk terjun ke lapangan, baik untuk Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) atau ketika mereka menjadi guru sebenarnya setelah tamat S1. Kemampuan mengajar dalam microteaching ini tidak bisa diremehkan atau dianggap sebelah mata, apalagi kalau hanya sekedarnya saja melatih mahasiswa untuk mengajar. Tetapi, pembelajarannya harus betul-betul dirancang sedemikian rupa supaya mahasiswa memiliki pengetahuan, pandangan dan kemampuan dalam melaksanakan microteaching. Oleh karena itu, dalam perkuliahan microteaching ini peneliti akan menggunakan asesmen otentik dalam melaksanakan pembelajaran. Asesmen otentik akan digunakan ketika mereka praktik mengajar di depan kelas. Selanjutnya, dalam asesmen otentik akan dinilai oleh dosen dan perwakilan setiap kelompok dalam kelas tersebut. Asesmen Otentik Teknik Saling Silang Hasil penelitian Pharhyuna (2012) memberikan indikasi bahwa asesmen otentik mampu meningkatkan keterampilan menulis berbahasa Inggris siswa, sehingga menganjurkan kepada guru-guru untuk menggunakan asesmen otentik dalam pembelajaran di kelas pada materi-materi yang sesuai. Sehingga menurut peneliti, pada mata kuliah microteaching dianggap cocok untuk menerapkan asesmen otentik. Secara garis besar, asesmen otentik memiliki sifat-sifat: (1) berbasis kompetensi yaitu asesmen yang mampu memantau kompetensi seseorang. Asesmen otentik pada dasarnya adalah asesmen kinerja, yaitu 106
suatu unjuk kerja yang ditunjukkan sebagai akibat dari suatu proses belajar yang komprehensif; (2) individual. Kompetensi tidak dapat disamaratakan pada semua orang, tetapi bersifat personal. Oleh karena itu, asesmen dengan cara berkelompok untuk memantau kemampuan peserta didik cenderung tidak dapat secara akurat mengukur kompetensi setiap individu; (3) berpusat pada peserta didik, karena direncanakan, dilakukan, dan dinilai oleh peserta didik sendiri; mengungkapkan seoptimal mungkin kelebihan setiap individu, dan juga kekurangannya; (4) otentik (nyata, riil seperti kehidupan sehari-hari) dan sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan; (5) terintegrasi dengan proses pembelajaran; dan (6) on-going atau berkelanjutan, oleh karena itu asesmen harus dilakukan secara langsung pada saat proses dan produk belajar (Marhaeni, 2007). Suastra (2010) menyarankan agar pengajar menerapkan sistem asesmen otentik dalam pembelajaran, diharapkan jumlah mahasiswa dalam kelompok eksperimen tidak melebihi 4 orang, serta pengamatan kinerja dan sikap mahasiswa dalam pembelajaran difokuskan pada 2 sampai 3 kelompok siswa dalam satu sesi pembelajaran. Peran dosen pengampu dalam membina mata kuliah microteaching sangat membantu keterampilan mahasiswa dalam mengajar. Selain peran dosen, peran mahasiswa lainnya dalam kelas juga akan mempengaruhi kegiatan pembelajaran, karena dalam beberapa hal setiap siswa pasti membutuhkan temannya sebagai pendorong, pemberi masukan atau sebagai motivator yang dapat merubah tingkah laku mereka ke
Any Fatmawati, dkk, Efektifitas Asesmen Otentik
arah yang lebih baik. Oleh karena itu, peneliti ingin memanfaatkan semua mahasiswa dalam kelas microteaching terlibat dalam pelaksanaan asesmen otentik ini, sehingga dinamakan asesmen otentik teknik saling silang. Untuk lebih jelasnya yang dimaksud dengan teknik saling silang dalam asesmen otentik adalah penilaian otentik bukan berjalan satu arah, atau penilaian hanya dari dosen saja, tetapi mahasiswa juga akan menilai teman mereka yang sedang mengajar, dan pada pertemuan berikutnya dia juga harus dinilai oleh temannya yang sudah dinilai tersebut, sehingga dinamakan teknik saling silang. Keterampilan Mengajar Mahasiswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah “melatih”. DeQueliy dan Gazali (Slameto, 2010) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi mengajar di Negara-negara yang sudah maju adalah “teaching is the guidance of learning” artinya mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Selain itu, Alvin W. Howard (Slameto, 2010) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge (pengetahuan). Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar adalah seperangkat kemampuan/kecakapan seseorang dalam melatih/ membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan
menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar Ada 8 komponen keterampilan dalam mengajar yang harus dimiliki guru, yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan (Hatmoko, 2009). Dari 8 komponen keterampilan mengajar ini akan diuraikan lagi menjadi 12 indikator sebagai penilaian atau asesmen otentik pada mahasiswa yang praktik mengajar. Teknik saling silangnya sebagai ciri khas dalam penelitian ini. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental (eksperimen semu), yaitu suatu penelitian yang masih memungkinkan variabelvariabel selain variabel bebas ikut berpengaruh terhadap variabel terikat. Quasi Experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2006). Penelitian ini menggunakan disain kelompok kontrol hanya postes (posttest only control group design). Rancangan penelitian tersebut merupakan rancangan yang hanya memperhitungkan skor posttest saja yang dilakukan pada akhir penelitian 107
Jurnal Kependidikan 12 (2): 105-113
atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pretest. Rancangan penelitian tertera seperti gambar di bawah ini :
Gambar 1. Rancangan eksperimen posttest only control group design Keterangan: Re : Random dilakukan pada kelas eksperimen Rk : Random dilakukan pada kontrol X : Pembelajaran dengan asesmen otentik teknik saling silang : pembelajaran dengan menggunakan asesmen konvensional Q 1, 2 : hasil posttest pada kelas eksperimen dan kontrol
Populasi dari penelitian ini adalah semua mahasiswa semester VI yang memprogramkan Microteaching pada Jurusan Pendidikan Biologi. Sampel kelas dilakukan dengan teknik random sampling. Langkahlangkah penentuan sampel adalah sebagai berikut. Pada tahap pertama, semua kelas dilakukan uji kesetaraan dengan menggunakan nilai mata kuliah Pengembangan Program Pembelajaran (P3) pada masingmasing kelas. Data tersebut sebagai data untuk uji beda rerata antar kelompok kelas. Tes kesetaraan di analisis dengan uji beda (uji-t) polled varians, karena varians homogen dengan n1 ≠ n2 untuk sampel yang tidak berkorelasi. Uji-t dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan skor rerata nilai, di samping itu, untuk meya-
108
kinkan bahwa kelas yang dijadikan sampel merupakan kelas yang setara secara akademik. Setelah mendapatkan pasangan kelompok setara, selanjutnya dilakukan pemilihan satu pasang kelompok yang setara secara acak untuk dijadikan pasangan kelompok yang akan di pakai sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelas kontrol dilakukan penilaian dengan cara konvensional, sedangkan kelas eksperimen diberikan materi dengan pembelajaran dengan asesmen otentik teknik saling silang. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen post-test only control group design. Data nilai keterampilan mahasiswa dengan menggunkan asesmen otentik teknik saling silang diuji prasyarat terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk uji normalitas menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov Test dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows. Kriteria pengujian: data berdistribusi normal jika angka signifikansi (Sig.) > 0,05. Selanjutnya untuk membuktikan sampel benar-benar berasal dari populasi yang homogen, dilakukan homogenitas varians dengan uji Levene’s Test of Equality of Error Variance (Candiasa, 2007) dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Dengan mengetahui nilai terdistribusi normal atau tidak dan homogen atau tidak barulah bisa diuji lanjut. Hasil Penelitian 1. Data keterampilan mengajar mahasiswa kelas eksperimen. Gambar histogram untuk data keterampilan mengajar mahasiswa pada kelas eksperimen (K.E) adalah sebagai berikut:
Any Fatmawati, dkk, Efektifitas Asesmen Otentik
Gambar 2. Gambar histogram nilai keterampilan mengajar mahasiswa pada kelas eksperimen 2. Data keterampilan mengajar mahasiswa kelas kontrol Adapun gambar histogram untuk data keterampilan mengajar mahasiswa pada kelas kontrol (K.K) adalah sebagai berikut:
Tabel 1 diatas adalah hasil uji normalitas nilai keterampilan mengajar mahasiswa dengan bantuan SPSS 16.00. Pada Untuk membaca hasilnya, dengan melihat angka pada kolom sig. sebagai probabilitasnya. Jika angkanya ≥ dari 0.05 maka Ha diterima. Pada hasil diatas baik pada uji KolmogorovSmirnov maupun Shapiro-Wilk, angkanya ≤ 0.05, pada uji Kolmogorov-Smirnov kelas eksperimen 0.000 ≥ 0.05 dan kelas kontrol 0.000, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal. 2.
Uji homogenitas Tabel 2. Hasil uji homogenitas nilai keterampilan mengajar mahasiswa. Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:kont F
df1
df2
Sig.
6.293E3 17 25 .00 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + eks
Gambar 3. Gambar histogram nilai keterampilan mengajar mahasiswa pada kelas kontrol a. Uji prasyarat hipotesis 1. Uji normalitas Tabel 1. Hasil uji normalitas data keterampilan mengajar mahasiswa Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic df
Kont
.518
43
.000
.155
43 .000
Eks
.225
43
.000
.803
43 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Sig.
Tabel 2 diatas adalah hasil uji homogenitas nilai keterampilan mengajar mahasiswa dengan bantuan SPSS 16.00. Pada Untuk membaca hasilnya, dengan melihat angka pada kolom sig. sebagai probabilitasnya. Jika angkanya ≥ dari 0.05 maka Ha diterima. Hasil diatas menunjukkan bahwa uji Levene angkanya ≤ 0.05 yaitu 0.00 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya data tidak homogen. b. Uji hipotesis Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, sehingga asalisis yang bisa digunakan adalah
109
Jurnal Kependidikan 12 (2): 105-113
analisis data non parametrik. Adapun rumus yang digunakan adalah Mann-Whitney dengan bantuan program SPSS 16.00. Hipotesis berbunyi “asesmen otentik teknik saling silang efektif terhadap keterampilan mengajar mahasiswa”. Setelah mendapatkan data dan dianalisis menggunakan uji statistik maka di dapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasil pengelompokan nilai keterampilan mengajar mahasiswa Ranks
Nilai
Mean Rank
Sum of Ranks
Kelompok
N
0
46
59.37
2731.00
1
42
28.21
1185.00
Total
88
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa kelompok 0 adalah kelompok mahasiswa yang dinilai keterampilan mengajarnya pada kelas eksperimen sejumlah 46 mahasiswa dan pada kelompok 1adalah kelas kontrol 42 mahasiswa. Tabel 4. Hasil uji hipotesis dengan rumus Mann-Whitney menggunakan bantuan SPSS 16.00 Test Statisticsa Nilai Mann-Whitney U 282.000 Wilcoxon W 1.185E3 Z -5.740 Asymp. Sig. (2.000 tailed) a. Grouping Variable: Kelompok
Tabel 4 diatas adalah hasil analisis data keterampilan mengajar mahasiswa. Cara membaca hasilnya adalah dengan melihat angka pada Asymp. Sig. (2-tailed) sebagai
110
angka probabilitasnya. Jika angkanya ≥ 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Pada tabel diatas terlihat angkanya adalah 0.00, menunjukkan 0.00 ≤ 0.05 sehingga Ha diterima, artinya nilai keterampilan mengajar mahasiswa melalui asesmen otentik saling silang dengan nilai keterampilan mengajar mahasiswa melalui asesmen konvensional berbeda secara signifikan, atau asesmen otentik teknik saling silang efektif terhadap keterampilan mengajar mahasiswa. Pembahasan Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai keterampilan mengajar mahasiswa dengan asesmen otentik teknik saling silang lebih baik dibandingkan nilai keterampilan mengajar mahasiswa dengan teknik penilaian konvensional atau asesmen otentik teknik saling silang efektif terhadap keterampilan mengajar mahasiswa. Dalam proses pembelajaran di mata kuliah Microteaching, sangat diperlukan partisipasi semua orang dalam kelas untuk ikut terlibat dalam penilaian. Sehingga dosen memiliki peranan penting dalam memfasilitasi mahasiswa supaya semua tahapan bisa berjalan sesuai dengan perencanaan. Namun, jika dari awal dosen sudah bisa menjelaskan cara kerja dan prosedur penilaian ini kepada semua mahasiswa, maka untuk proses selanjutnya, dosen tinggal mengamati saja. Dinamakan asesmen otentik karena proses penilaian ini bersifat kinerja. Kinerja yang dimaksud adalah pekerjaan praktik mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah microteaching. Mahasiswa yang memiliki giliran praktik mengajar dinilai oleh teman-teman
Any Fatmawati, dkk, Efektifitas Asesmen Otentik
sekelasnya dengan berpedoman pada lembar observasi yang sudah disiapkan dosen pengampu mata kuliah. Dengan cara lebih sering membaca semua indikator penilaian pada lembar observasi tersebut, maka secara langsung mahasiswa mengetahui komponen yang menjadi penilaian dosen ketika dia akan mengajar. Harapannya adalah mereka akan mempersiapkan dirinya dengan baik sampai pada saat mereka mempunyai giliran maju praktik mengajar. Konvensional disini maksudnya adalah teknik penilaian yang tidak melibatkan mahasiswa sama sekali atau proses penilaian hanya dilakukan oleh dosen saja, sehingga mahasiswa tidak mengetahui indikator penilaian dosennya. Walaupun kadang dosen telah menyampaikan indikator penilaiannya pada awal pertemuan, tetapi kecenderungan mahasiswa sering mengabaikannya dan kadang ada beberapa mahasiswa yang tidak hadir pada saat penyampaian tersebut sehingga ada juga yang kurang paham. Namun untuk asesmen otentik teknik saling silang ini, mereka melihat indikator penilaiannya pada setiap pertemuan sehingga tertanam dalam benak mereka. Keterampilan mengajar mahasiswa tentunya membutuhkan bimbingan yang serius dari dosen, jika kita sebagai pendidik menginginkan semua mahasiswa memiliki keterampilan mengajar yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka hal yang bisa dilakukan adalah: pertama; dosen terlebih dahulu menjelaskan dasar-dasar cara mengajar sesuai dengan Permen No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pembelajaran untuk Sekolah Dasar dan Menengah. Alasan peneliti menggunakan Permen
ini sebagai dasar adalah karena mahasiswa yang dibimbing adalah calon guru untuk sekolah dasar dan menengah. Langkahlangkah pembelajaran yang dituntut haruslah berisikan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan harus dilakukan, kegiatan apersepsi, memotivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan ini, harus ada kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan penutup harus ada menyimpulkan bersama-sama siswa. Bagian yang paling sering dipertanyakan oleh mahasiswa adalah pada bagian perbedaan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Adapun perbedaannya adalah, eksplorasi merupakan kegiatan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya atau seluasluasnya mengenai materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, baik dengan dijelaskan oleh guru, membaca buku, browsing internet, praktikum, observasi, demonstrasi pengamatan dan lain-lain. Selanjutnya elaborasi adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengungkapkan materi yang sudah didapatkan pada kegiatan eksplorasi, baik dengan lisan atau tulisan, kalau dengan lisan misalnya guru meminta siswa menceritakan serapannya kepada teman sebangkunya, atau mempresentasikan hasil diskusinya. Kalau dengan tulisan yaitu menuliskan di buku atau di papan mengenai materi yang didapatkannya. Sedangkan kegiatan konfirmasi adalah memberikan umpan balik pada saat siswa menjelaskan jawabannya atau pada saat guru memeriksa tulisan jawaban siswa dengan cara memperbaiki jawaban siswa.
111
Jurnal Kependidikan 12 (2): 105-113
Langkah kedua adalah mengatur siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang dalam satu kelompok. Selanjutnya setiap kelompok di lot untuk mendapatkan giliran maju praktik mengajar, materi masing-masing kelompok sebaiknya diatur, supaya semua materi yang dituntut dalam Standar Isi bisa terpakai untuk praktik mengajar. Pada waktu satu kelompok mendapatkan giliran mengajar, semua kelompok lainnya dalam kelas bertugas sebagai siswa sekaligus sebagai penilai dengan memegang perangkat pembelajaran kelompok yang praktik mengajar supaya mencocokkan kegiatan praktik dengan perencanaannya, sesuai atau tidak, selain itu juga bertugas menilai kelompok yang praktik mengajar. Masing-masing mahasiswa mendapatkan waktu 15 menit untuk mengajar. Langkah ketiga, setelah semua mahasiswa dalam kelompok selesai praktik mengajar, diakhir pembelajaran dosen mengevaluasi setiap anggota kelompok yang sudah maju, baik dari perangkat pembelajarannya ataupun dari cara mengajarnya dengan berpedoman pada lembar observasi tersebut. Misalnya, dilembar observasi salah satu indikatornya berbunyi “menggunakan media pembelajaran”, jika mahasiswa yang maju mengajar tidak menggunakan media pembelajaran, hanya ceramah saja, maka nilainya rendah. Misal lainnya di indikator tertulis “pakaian rapi dari atas sampai bawah”, maka, jika mahasiswa yang mengajar menggunakan baju kaos, maka nilainya rendah. Hal-hal itu disampaikan dosen dan meminta pada pertemuan berikutnya, kelompok yang lain bisa mengajar dengan lebih baik lagi. Seseorang dikatakan terampil mengajar harus mampu melakukan 8 kom-
112
ponen yaitu (Hatmoko, 2009); keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan memimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. 8 komponen keterampilan mengajar ini telah diuraikan lagi menjadi 12 indikator sebagai penilaian atau asesmen otentik pada mahasiswa yang praktik mengajar. Teknik saling silangnya sebagai ciri khas dalam penelitian ini. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa asesmen otentik teknik saling silang efektif terhadap keterampilan mengajar mahasiswa. Dengan kata lain bahwa nilai keterampilan mengajar mahasiswa dengan asesmen otentik teknik saling silang lebih baik disbandingkan nilai keterampilan mengajar mahasiswa dengan teknik penilaian konvensional. Saran Adapun saran dalam penelitian ini adalah diharapkan hasil penelitian ini menjadi dasar untuk melakukan penelitian lanjutannya dalam skup yang lebih luas dan harus memiliki produk berupa buku pedoman penilaian otentik teknik saling silang dalam pembelajaran.
Any Fatmawati, dkk, Efektifitas Asesmen Otentik
Daftar Pustaka Candiasa, I M. 2007. Statistik Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan SPSS. Singaraja: Unit Penerbitan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Hatmoko, Wiji. 2009. 8 Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru. 8-keterampilan-mengajar-yang-harus.html. Diakses pada Tanggal 17 Maret 2013. Marhaeni, AAIN. 2007. Pembelajaran Inovatif Dan Asesmen Otentik Dalam Rangka Menciptakan Pembelajaran Yang Efektif Dan Produktif. Makalah disampaikan dalam Lokakarya Pengusunan Kurikulum dan Pembelajaran Inovatif di Fakultas Teknologi Pertanian Univesitas Udayana Denpasar tanggal 8-9 Desember 2007
Pharhyuna, KAJ. 2012. Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Asesmen Otentik dan Kreativitas Siswa dalam Pencapaian Keterampilan Menulis. JPP Edisi 45, Nomor 1. Undiksha Singaraja. Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian. Bandung. Alfa Beta. Suastra, IW. 2010. Pengembangan Sistem Asesmen Otentik Dalam Pembelajaran Fisika Di Sekolah Menengah Atas (SMA). ISSN 0215 - 8250 Jurnal Penelitian Pendidikan Edisi 45, Nomor 1. Udiksha Singaraja. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
113