EFEK JUS BELIMBING (Averrhoa carambola Linn.) DALAM MENINGKATKAN PEMBENTUKAN KOLAGEN PADA SOKET PASCA PENCABUTAN GIGI TIKUS WISTAR Nur Permatasari*, Diah**, Merlyn Putri Handayani*** *Departemen Oral Biologi PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya **Departemen Periodonsia PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ***Mahasiswa PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Email:
[email protected] Abstrak Pencabutan gigi merupakan tindakan yang umum dilakukan dalam praktik kedokteran gigi. Dalam proses penyembuhannya dapat menimbulkan komplikasi ringan maupun berat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa jus buah belimbing manis dapat membantu proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi dengan cara meningkatkan pembentukan kolagen. Studi eksperimental menggunakan Randomized Post Test Only Control Group Design dilakukan terhadap hewan coba tikus strain wistar jantan. Sampel dipilih dengan cara random sampling, dibagi dalam empat kelompok, yaitu kelompok “kontrol” (n=5), kelompok perlakuan “dosis 5ml/kgBB” (n=5), kelompok perlakuan “dosis 10ml/kgBB” (n=5), dan kelompok perlakuan “dosis 20ml/kgBB” (n=5). Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah pembentukan kolagen yang dinilai dari distribusi kolagen. Distribusi kolagen dilihat berdasarkan kriteria penilaian sebaran dan kepadatan serabut kolagen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pembentukan kolagen antar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan hasil uji Kruskall Wallis p=0.940 (p>0.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembentukan kolagen pada soket gigi kelompok tikus strain wistar jantan pasca pencabutan gigi dengan pemberian jus buah belimbing manis tidak mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok tikus kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui dosis efektif jus belimbing manis yang dapat digunakan untuk meningkatkan pembentukan kolagen pasca pencabutan gigi. Kata Kunci: Jus buah belimbing manis (Averrhoa carambola Linn.), kolagen, pencabutan gigi, tikus strain wistar jantan
Abstract Tooth extraction is a common treatment in dentistry which the healing process could induce slight or severe complications. This research is aimed to prove that star fruit juice could help the healing process after tooth extraction by increasing the formation of collagen. Experimental study using Randomized Post Test Only Control Group Design conducted onto male rat (Wistar Strain). The samples are selected by random sampling to be divided into four groups, that is “control” group (n=5), treatment “5 ml/weight dose” group (n=5), treatment “10 ml/weight dose” group (n=5), and treatment “20 ml/weight dose” group (n=5). The variable measured is the formation of collagen using the distribution of collagen that is measured based on dissemination and density score of collagen. The result of this research indicate that the formation of collagen has no significant differences between control group and treatment group with the result of Kruskal Wallis p=0.940 (p>0.05). The conclusion is collagen’s formation on male rat (Wistar Strain) after tooth extraction that be given starfruit juice has no significant rising than control group. There is suggestion to do more research to know effective dose that can increase the formation of collagen after tooth extraction. Keywords: Star fruit juice (Averrhoa carambola Linn.), collagen, tooth extraction, male rat (Wistar Strain)
PENDAHULUAN
diperlukan
Latar Belakang. Dalam praktik kedokteran
kolagen6, sedangkan vitamin C memiliki fungsi
gigi, pencabutan gigi merupakan tindakan
utama dalam sintesis kolagen, proteoglikan,
yang
pasca
zat organik matriks antarsel lain misalnya
pencabutan gigi dapat sembuh dengan mudah
pada tulang, gigi, dan endotel kapiler.7 Oleh
namun
karena
umum
dilakukan.
tidak
jarang
Luka
juga
mengalami
fibroblas
itu
dalam
perlu
mensintesis
dilakukan
penelitian
komplikasi yang dapat menghambat proses
mengenai efek jus buah belimbing manis
penyembuhan.1 Komplikasi ringan yang sering
dalam meningkatkan pembentukan kolagen
terjadi
pada soket tikus putih (Rattus novergicus
yaitu
pembengkakan,
nyeri,
dan
trismus, sedangkan komplikasi berat yang
strain wistar) jantan pasca pencabutan gigi.
jarang terjadi berupa parestesia dan fraktur rahang.2
Oleh
penyembuhan
karena
yang
lebih
itu,
proses
Hipotesis Penelitian. Jus buah belimbing
cepat
sangat
manis
(Averrhoa
carambola Linn.) dapat
diharapkan untuk meminimalisir komplikasi
meningkatkan pembentukan kolagen pada
yang terjadi pasca pencabutan gigi.
soket tikus putih (Rattus novergicus strain
Proses penyembuhan luka terbagi menjadi
wistar) jantan pasca pencabutan gigi.
tiga
tahap
yaitu
tahap
fibroplastik, dan tahap diperlukan
untuk
inflamasi,
remodeling.3
proses
tahap
Kolagen
penyembuhan
Tujuan Penelitian. Untuk menentukan efek jus
buah
belimbing
manis
(Averrhoa
jaringan yang mengalami kerusakan karena
carambola
trombosit akan melekat pada matriks melalui
pembentukan kolagen pada soket tikus putih
intergrin yang berikatan dengan kolagen dan
(Rattus novergicus strain wistar) jantan pasca
laminin.4
pencabutan gigi.
Kolagen
juga
diperlukan
untuk
Linn.)
dalam
meningkatkan
menambah kekuatan pada jaringan setelah mengalami luka.3
METODOLOGI PENELITIAN
Salah satu bahan alami yang diduga dapat
Penelitian
membantu proses penyembuhan luka adalah
Farmakologi, Laboratorium Patologi Anatomi,
buah belimbing manis (Averrhoa carambola
dan
Linn.). Senyawa kimia yang terkandung dalam
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
buah
ini
antara
lain
senyawa
di
lakukan
Laboratorium
di
Laboratorium
Histologi
Fakultas
golongan
flavonoid, alkaloid, saponin, glikosida, protein,
Rancangan
lemak, kalsium, fosfor, zat besi serta vitamin
merupakan
A, B1 dan vitamin C.5 Saponin dalam buah
laboratoris dengan metode Randomized Post
belimbing
meningkatkan
Test Only Control Group Design dimana
kemampuan reseptor TGF-β yang terdapat
subyek dibagi menjadi 4 kelompok (A, B, C
pada fibroblas untuk berikatan dengan TGF-β.
dan D) secara random. Tiap kelompok terdiri
TGF-β merupakan faktor pertumbuhan yang
dari 5 tikus. Kelompok A adalah tikus tanpa
manis
dapat
Penelitian. penelitian
Penelitian
ini
eksperimental
pemberian
jus
buah
belimbing
manis
dengan dosis jus 20 ml/kgBB secara per oral
(kelompok kontrol) dan kelompok B, C, D
(p.o) dengan menggunakan
(kelompok
buah
ujungnya dipasang sonde gastric sehingga
belimbing manis dengan dosis 5 ml/kgBB, 10
dapat masuk ke mulut tikus hingga ke
ml/kgBB, dan 20 ml/kgBB per oral dengan
lambung. Pemberian dilakukan satu kali per
sonde setiap hari sekali selama 5 hari.
hari selama 5 hari.
Kemudian
perlakuan)
diberi
dilakukan
jus
observasi
spuit
yang
dan
perbandingan terhadap distribusi kepadatan
Pengambilan
Sampel
Jaringan.
kolagen pada soket gigi pasca pencabatan
Pengambilan sampel jaringan dilakukan pada
gigi pada masing-masing kelompok.
hari ke-6 dengan menggunakan anastesi eter. Tikus dimasukkan ke dalam tabung kaca yang
Aklimatisasi
dasarnya terdapat kain yang sudah dibasahi
hewan coba dilakukan selama 1-2 minggu
dengan larutan eter kemudian ditutup rapat
kemudian
berat
dan ditunggu sampai tikus mati. Sebelum
dilakukan
didekapitasi dan diambil rahang bawahnya,
pencabutan gigi insisivus kiri rahang bawah
konfirmasi kematian tikus harus dilakukan
tikus strain wistar, dilakukan injeksi anastesi
dengan cara melihat respirasinya. Apabila
dengan menggunakan ketamin 1000mg/10ml.
sudah tidak ada aktifitas respirasi, tikus
Setelah dilakukan pencabutan, hewan coba
disembelih menggunakan gunting bedah dan
diberikan antibiotik gentamicin selama 3 hari
diambil rahang bawah dimana terdapat gigi
dan analgesik novalgin selama satu hari
yang sudah dicabut. Jasad tikus strain wistar
dengan dosis masing-masing 0.3 ml.
kemudian dikuburkan secara layak.
Pembuatan Jus Buah Belimbing Manis.
Prosedur
Pertama-tama dilakukan pemilahan terhadap
dengan replikasi 2 potongan diletakkan dalam
buah belimbing manis yang akan digunakan.
object glass. Pengamatan kolagen dilakukan
Buah
dengan menggunakan mikroskop cahaya dan
Prosedur
badan
Ekstraksi dilakukan
hewan
belimbing
coba.
Gigi.
penimbangan Sebelum
manis
dipotong-potong
Pengambilan
digital
Data.
dengan pisau tanpa membuang kulit buah, biji
mikroskop
dibuang dan dilakukan penghancuran buah
pembesaran 400 kali dan kemudian dibuat
dengan juicer. Selanjutnya akan didapatkan
foto preparat. Sampel pada sediaan dibagi
jus buah belimbing manis dengan konsentrasi
menjadi 5 lapang pandang dan kolagen
100%.
dihitung
di
tiap
Olympus
Sampel
lapang
dengan
pandang.
Pembentukan kolagen dinilai dari distribusi Pemberian Jus Buah Belimbing Manis.
kolagen per lapang pandang pada sediaan
Pemberian pada kelompok A yaitu jus dengan
preparat bekas pencabutan gigi tikus strain
dosis 5 ml/kgBB. Kelompok B diberikan jus
wistar. Distribusi kolagen dilihat berdasarkan
dengan dosis 10 ml/kgBB dan kelompok C
kriteria penilaian sebaran dan kepadatan
serabut kolagen yang dikonversikan menjadi
Banyaknya
skor
kolagen
angka
0
sampai
dengan
4
(semikuantitatif). Kriteria penilaian histologis
jumlah
tersebut
masing-masing
kemudian
skor
dihitung
per
kelompok dan dimasukkan ke dalam tabel
dibuat berdasarkan sebaran dan kepadatan serabut kolagen, karena serabut kolagen
Analisis Data. Hasil pengukuran distribusi
dalam jaringan ikat adalah tidak beraturan.
kolagen pada tikus kontrol dan perlakuan
Penilaian
dianalisa
dilakukan
berdasarkan
kriteria
secara
statistik
sebagai berikut:
menggunakan
(-)
windows dengan tingkat signifikansi 0,05 (p
: tidak tampak gambaran serabut kolagen
(+)
SPSS
16.0
for
= 0,05) dan taraf kepercayaan 95% (α =
: serabut kolagen terlihat mengumpul
0,05). Uji yang digunakan adalah uji Kruskal
Wallis dan uji korelasi Spearman.
tipis/sedikit sekali (++)
program
dengan
: serabut kolagen terlihat menyebar tipis
HASIL PENELITIAN
(+++) : serabut kolagen terlihat menyebar tebal
Gambaran Mikroskopis. Sampel didapatkan dengan mengambil tulang mandibula hewan
(++++): serabut kolagen terlihat mengumpul tebal.1
coba yaitu tikus strain wistar jantan kemudian diproses menjadi preparat HPA.
Kategori tipis dan tebal ditentukan dengan melihat nilai median warna magenta (tampilan warna kolagen pada hasil scan preparat) melalui program Adobe Photoshop. Termasuk kategori tipis apabila nilai median magenta <100
tebal
apabila
≥100
(Tesler,
1997).Kolagen dikatakan menyebar apabila kolagen
terlihat
dalam
seluruh
lapang
Gambar 1. Kolagen pada Soket Gigi Tikus dengan
pandang yang diamati. Sedangkan kolagen
Pengecatan
dikatakan mengumpul apabila kolagen hanya
Menggunakan Mikroskop Digital Dot Slide. Tanda
terdapat pada beberapa bagian dalam satu
Panah Berwarna Hitam Menunjukkan Kolagen
lapang
Keterangan:
pandang.
Hasil
penelitian
diperoleh diubah dalam angka (-)
:0
(+)
:1
(++)
:2
(+++)
:3
(++++)
:4
yang
1
HE
dan
Perbesaran
400X
= Kelompok A (tanpa pemberian jus buah belimbing manis)
2
= Kelompok B (pemberian jus buah belimbing manis dosis 5 ml/kgBB)
3
= Kelompok C (pemberian jus buah belimbing manis dosis 10 ml/kgBB)
1
4
= Kelompok D (pemberian jus buah belimbing manis dosis 20 ml/kgBB)
Tabel 1. Tabel Jumlah “Skoring” Distribusi Jaringan
terdapat
perbedaan
Kolagen Pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Tikus
pembentukan
kolagen
Berdasakan
kelompok”
Pemberian
Tiga
Dosis
Jus
Buah
Belimbing Manis
peningkatan soket
gigi
antar
Uji Korelasi Spearman. Uji ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih. Hasil Uji Spearman menunjukkan bahwa nilai p>0.05 (p=0.600) yang menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara dosis jus
Gambar 1 menunjukkan gambaran kolagen pada tiap kelompok dan Tabel 1 menunjukkan, pada
buah belimbing manis yang diberikan dengan peningkatan pembentukan kolagen.
kelompok kontrol skor terbanyak adalah 0 yang dijumpai pada 32 lapang pandang (64%).
PEMBAHASAN
Sedangkan skor paling sedikit adalah 3
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan
sebanyak 2 lapang pandang (4%). Pada
untuk menentukan efek jus buah belimbing
kelompok perlakuan dengan dosis 5 ml/kgBB,
manis (Averrhoa carambola Linn.) dalam
skor terbanyak adalah 1 yang ditemukan pada
meningkatkan proses pembentukan kolagen
41 lapang pandang (82%) dan skor paling
pada soket tikus putih (Rattus novergicus
sedikit adalah 2 yang terlihat dalam 3 lapang
strain wistar) jantan pasca pencabutan gigi.
pandang (6%).
Dari hasil pengamatan didapatkan tidak ada
Pada kelompok perlakuan dengan dosis 10
perbedaan distribusi kolagen yang signifikan
ml/kgBB, skor 1 merupakan skor dengan
antara
jumlah terbesar yaitu 24 lapang pandang
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Uji
(48%) dan skor terkecil yaitu 0 dan 4
korelasi juga menunjukkan bahwa tidak ada
sebanyak 1 lapang pandang (2%). Pada
korelasi antara dosis jus buah belimbing
kelompok perlakuan dengan dosis 20 ml/kgBB
manis yang diberikan dengan peningkatan
ditemukan skor terbanyak adalah 1 dengan 36
distribusi kolagen.
lapang pandang (72%) dan skor terkecil
Perbedaan yang tidak signifikan ini dapat
adalah 4 sebanyak 2 lapang pandang (4%).
disebabkan belimbing
Uji
Kruskal Wallis. Uji Kruskal Wallis
bertujuan
untuk
mengetahui
perbedaan
kelompok
oleh manis
tikus
perlakuan
pemberian yang
dosis
kurang
jus
sesuai.
Pemilihan dosis 5 ml/kgBB, 10 ml/kgBB, dan 20 ml/kgBB didasarkan pada penelitian yang
antar
pernah dilakukan sebelumnya oleh Setiadi
kelompok. Dari hasil pengujian didapatkan
Ranti dkk dimana dari penelitian tersebut
bahwa nilai p=0,940
terbukti bahwa pemberian perasan buah
peningkatan
pembentukan
kolagen
maka H0 diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa ”tidak
belimbing
manis
dengan
takaran
5-20
ml/kgBB secara oral pada tikus, memberikan
dengan dosis 1-10 µg/ml dapat membantu
efek analgesik yang bermakna.9
fibroblas
Ada dua kemungkinan yang dapat timbul
sedangkan penurunan sintesis fibronectin
akibat pemberian dosis jus belimbing manis
terjadi saat diberikan dosis saponin yang
yang kurang sesuai. Kemungkinan pertama
lebih tinggi yaitu 100-500 µg/ml. Fibronectin
adalah dosis tersebut dapat memberikan efek
adalah glikoprotein multi fungsi yang salah
sebagai
analgesik
memberikan
efek
pembentukan
namun yang
kolagen
dalam
mensintesis
fibronectin
tidak
dapat
satu fungsinya adalah berikatan dengan
signifikan
dalam
kolagen.
kurangnya
2. Kemungkinan lainnya adalah ini merupakan
jumlah saponin dan vitamin C dalam dosis
dosis toksik bagi saponin dimana saponin
tersebut
memiliki kemampuan untuk menstimulasi
untuk
pembentukan
akibat
dapat
kolagen.
meningkatkan
Kurangnya
jumlah
proses apoptosis. Hal ini sesuai dengan
saponin mengakibatkan kemampuan reseptor
pernyataan10
TGF-β
menangkap
menyimpulkan bahwa sifat toksik yang
mengalami
dimiliki saponin dapat disebabkan oleh
peningkatan dimana TGF-β diperlukan oleh
kemampuannya untuk menstimulasi proses
fibroblas
menjadi
apoptosis. Namun belum ada penelitian
kolagen sedangkan kurangnya vitamin C
lebih lanjut mengenai mekanisme pasti
dapat mengganggu proses hidroksilasi dalam
sifat toksik saponin. Kemampuan saponin
rangkaian
dosis tinggi dalam menstimulasi proses
pada
keberadaan
fibroblas
dalam
TGF-β
tidak
untuk
berdiferensiasi
proses
tersebutlah
sintesis
yang
kolagen.
kemungkinan
Hal dapat
apoptosis
dalam
tersebut
jurnalnya
kemungkinan
yang
juga
menyebabkan tidak ada perbedaan distribusi
dapat menyebabkan kematian beberapa
kolagen
sel
antara
kelompok
perlakuan
dan
kelompok kontrol. digunakan
sehingga
kolagen
yang
disintesis menjadi berkurang.
Kemungkinan kedua adalah kisaran dosis yang
fibroblas
Dalam
C. Penelitian lain menunjukkan bahwa
penelitian ini, tidak dilakukan perhitungan
vitamin C dosis tinggi dapat mengubah
terhadap besarnya kandungan saponin dalam
aktivitas metabolik sel endothel sehingga
jus buah belimbing manis sehingga tidak
menghambat
diketahui besarnya kandungan saponin dalam
angiogenesi.11 Hal ini disebabkan karena
jus buah belimbing
dosis tinggi vitamin C akan menyebabkan
Beberapa
terlalu
tinggi.
3. Hal yang sama juga terbukti pada vitamin
manis secara pasti.
kemungkinan
yang
dapat
proliferasi
sel
dan
level serum vitamin C meningkat sehingga
ditimbulkan oleh penggunaan dosis tinggi
akan
adalah:
mengubah apapun.12 Kemampuan vitamin
1.Sesuai
dengan
penelitian
yang
pernah
C
diekskresikan
dosis
tinggi
oleh dalam
tubuh
tanpa
menghambat
dilakukan oleh Kanzaki (1998), dimana pada
proliferasi sel tersebut yang kemungkinan
penelitiannya
dapat menghambat proliferasi sel fibroblas
terbukti
bahwa
saponin
sehingga kolagen yang dihasilkan ikut
yang seharusnya dapat turut berperan dalam
berkurang. Vitamin C dengan dosis yang
peningkatan
terlalu tinggi juga mengakibatkan vitamin
vitamin C. Pada manusia, vitamin C bertindak
C hanya akan diekskresikan oleh tubuh
sebagai donor elektron pda delapan enzim
tanpa memiliki efek apapun dalam tubuh
berbeda. Tiga dari delapan enzim tersebut
termasuk
berperan dalam proses hidroksilasi. Reaksi ini
efek
dalam
proses
sintesis
kolagen.
kepadatan
kolagen
adalah
menambah grup hidroksil ke asam amino
Jika mengacu pada teori, seharusnya terdapat
prolin
perbedaan yang signifikan antara kelompok
sehingga menambah kestabilan sruktur triple
kontrol dan kelompok perlakuan. Hal tersebut
helix kolagen.13 Vitamin C juga terbukti
disebabkan oleh kandungan saponin yang
menambah level RNA messenger prokolagen
terdapat di dalam jus buah belimbing manis.
dan dibutuhkan untuk mengeluarkan molekul
Peran saponin
prokolagen keluar dari sel.14
dalam biosintesis
kolagen
atau
lisin
pada
molekul
kolagen,
diuraikan melalui penelitian yang pernah dilakukan oleh Kanzaki (1998) dimana dalam
KESIMPULAN
penelitiannya
dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
meningkatkan kemampuan reseptor TGF- β
ini, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yaitu
dalam
jus
senyawa
fibroblas
saponin
sehingga
kemampuan
buah
belimbing
(Averrhoa
manis
fibroblas dalam berproliferasi menjadi kolagen
carambola
juga
pembentukan kolagen pada soket tikus strain
ikut
meningkat.
kemungkinan
Terdapat
mekanisme
beberapa
saponin
dalam
mengaktifkan jalur TGF-β. Kemungkinan yang
Linn.)
dapat
meningkatkan
wistar jantan pasca pencabutan gigi tidak terbukti.
pertama yaitu saponin dapat menstimulasi sintesis, sekresi, dan aktivasi TGF-β1 di
DAFTAR PUSTAKA
fibroblas.
1. Mawardi, H., Dalimi, L., Darmosumatro, S.
isoform
TGF-β1 TGF-β
merupakan yang
salah
berfungsi
satu untuk
Pengaruh
Pemberian
Secara
diferensiasi sel, dan apoptosis.6
Pembentukan
Kemungkinan yang kedua adalah saponin
Pencabutan Gigi Marmot (Cavia cobaya).
dapat mengubah ekspresi dari reseptor TGF-β
Sains Kesehatan, 2002, 15(2): 171-184. 2. Selimovic,
E.,
Lokal
Propolis
mengontrol pertumbuhan sel, proliferasi sel,
pada fibroblas sehingga reseptor tersebut
Aplikasi
Ekstrak
Serabut
pada
Proses
Kolagen
Pasca
Ibrahimagić-Šeper,
L.,
menjadi lebih peka terhadap keberadaan TGF-
Petričevic, N., Nola-Fuchs, P. Pain Relieve
β. Kemungkinan terakhir adalah kemampuan
After Impacted Wisdom Teeth Extraction
saponin
sistem
Dependent on The Drug Therapy. Coll.
dalam
Antropol, 35 (2011) 1: 133-136.
dalam
memodifikasi
penghantaran
sinyal
post-reseptor
menangkap
TGF-β.6
Selain
saponin,
kandungan lain dalam buah belimbing manis
3. Peterson,
L.J.,
Ellis,
E.,
Hupp,
J.R.,
Tucker, M.R. 2003. Contemporary Oral
and Maxillofacial Surgery. 4th Ed. Mosby:
10. Podolak, I., Galanty, A., Sobolewska, D. 2010. Saponins as Cytotoxic Agents: A
United State of America. 4. Ganong, W.F. 2005. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 22. dr. Brahm U. Pendit (Penerjemah). 2008. Jakarta:EGC.
Review. Phytochem Reviews, 2010, 9(3): 425–474 11. Mikirova, N. A., Ichim, T.E., Riordan, N.H.
Antibakteri
Anti-angiogenic Effect of High Doses of
Golongan Flavonoid dari Buah Belimbing
Ascorbic Acid. Journal of Translational
Manis (Averrhoa carambola Linn L.).
Medicine, 2008, (6):50
5. Sukadana,
M.
Senyawa
Jurnal Kimia, 2009, 3(2): 109-116. 6. Kanzaki, T., Monsaki N., Shina, R., Saito,
12. Sari, R.K. 2012. Vitamin dan Mineral. (http://skp.unair.ac.id/repository/web-
Y. Role of Transsforming Growth Factor-β
pdf/web_VITAMIN__dan_MINERAL_RATI
Pathway in the Mechanism of Wound
H_KUMALA_SARI.pdf)
Healing by Saponin from Ginseng Radix
13. Padayatty, S.J., et al. Vitamin C As An
Rubra. British Journal of Pharmacology
Antioxidant: Evaluation os Its Role In
(1998), 125:255-262.
Disease
7. Syarif, et al. 2007. Farmakologi dan
Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 8. Tesler, Scott. 1997. CMYK Colour Charts,
American
Prevention. College
Journal
of
of Nutrition,
the 2003,
22(1): 18-35. 14. Sharma,
S.R.,
Poddar,
R.,
Sen,
P.,
(http://www.customtattoos.net/cmyk.pdf,
Andrews J.T. Effect of Vitamin C on
diakses 11 Februari 2013).
Collagen Biosynthesis and Degree of
9. Soedibyo, B.R.A.M. 1998. Alam Sumber
Kesehatan
Manfaat
Jakarta: Balai Pustaka.
dan
Kegunaan.
Birefringence
in
Polarization
Sensitive
Optical Coherence Tomography (PS-OCT). African Journal of Biotechnology, 2008, 7(12): 2049-2054.