Editor Suyatno Pudjo Sumedi, AS Gunawan Suryoputro Suswandari
REVITALISASI PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH DI TENGAH PERSAINGAN NASIONAL DAN GLOBAL
EDITOR
SUYATNO PUDJO SUMEDI, AS GUNAWAN SURYOPUTRO SUSWANDARI
UHAMKA PRESS
R.evitalisasi Pendidikan Muhammadiyah di Tengah Persaingan Nasional dan Global Editor Suyatno Pudjo Sumedi, AS Gunawan Suryoputro Suswandari Tataletak dan Perancang Sampul Sudarmaji Diterbitkan Pertamakali oleh Uhamka Press,Juni 2010
ISBN 978-602-8040 -26-6
J1.
Alamat Penerbit Kampus UHAMKA Limau II Kebayoran Baru Jakarta 12130-
Daftar lsi
Kata Pcngantar Ketua Umum PP Muhammadiyah Sambutan Ketua Dikti Litbang PP Mnhammadiyah Sambutan Ketua Dikdasmen PP Muhammadiyah Sambutan Rektor Uhamka Sambutan Ketua Panitia Kata Pengantar Editor Daftar lsi Bagian Pertama Sejarah Pendidikan Muhamadiyah dalam Konteks Pendidikan Nasional 1. Spiritual-Learning Society: Jejak Pembaharuan Kiai Ahmad Dahlan Bagi Masyarakat Indonesia Baru/ Abdul Munir Mulkhan 2. Dari Kolonial ke Pasca Kolonial: Refleksi Historis atas Pendidikan Muhammadiyah dan LembagaLembaga Pendidikan Swasta/ Agus 5mvignyo 3. Masalah Learnillg Capability dan Transformasi Sekolah Muhammadiyah/ Mochtar Buchori 4. Muhammadiyah dan Pendidikan di Indonesia/ Muhadjir EJfendy Bagian Kedua Karakter dan Output Pendidikan Muhammadiyah 1. Paradigma Pendidikan Muhammadiyah/ A. Malik Fadjar 2. Membangun Karakter Pendidikan Muhammadiyah yang Holistik/Achmad Jainun
v X! xv XVll XIX
xX! XXll1
3
17 33
56
67
75
xxiii
3.
4. 5.
Identifikasi Profil dan Karakter Pendidikan Muhammadiyah : Suatu Refleksi Kehidupan Keluarga Besar Muhammadiyah/Noeng Muhadjir Model Kelembagaan Pendidikan Berbasis Orientasi Akadcwik dan ldeologi Muhammadiya.V S'D'atno Mcnggagas Pendidikan untllk Semua (Education for Al~ di Perguruan Muhammadiyah : Tantangan Pendidikan Muhammadiyah di Era Globalisasi/ Daniel Fernandez
87 108
124
Bagian Ketiga Model dan Strategi Pembaruan Pendidikan Menuju Keunggulan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah 1. Strategi Pembaruan Pendidik an: Menuju Keunggulan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah/ Fasli fala! 2. Strategi Pembaruan Pendidikan Menuju Keunggulan Kualitas Pendidikan Muhammadiyah/ Chainl Anwar 3. Menularkan Virus Keunggulan: Mempertimbangkan Pendekatan Diseminasi-Adopsi dalal1l Pengel1lbangan Sekolah Muhammadiyah/ Mohamad Ali 4. Spirit Juara sebagai Strategi Pengembangan Sekolahsekolah Muhammadiyah/ lmall1 Robandi 5. Muhaml1lad iyah Model Lel1lbaga Pendidikan Komitmen-Idiologik-Akademik/ Sarbiral/ 6. Model Kelembagaan Pendidik~n yang Mal1lpu Mengakol1lodasi O rientasi Akademik dan Ideologi Muhal1ll1ladiyah/ Siti Chamamah Soeratno
135
149
155 167 177
195
xxiv
----
----
-----------------
7.
Bersemayamlah di Hati Peserta Didik: Upaya Pengembangan Kualitas Pendidik dalam Lembaga Pendidikan Muhammadiyah/M. Yunan Yusuf
Bagian Keempat Masalah, Tantangan, dan Agenda Pokok Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah I. Sebuah Tawaran Format Baru Pendidikan Muhammadiyah/lmam Suprayogo 2. Pendidikan yang Menyenangkan, Mengasyikkan, dan Mencerdaskan/ Baedhowi 3. Peningkatan Pengelolaan Perguruan Muham madiyah/ Abin Syamsuddill Makmull 4. Revitalisasi Format Pendidikan Muhammadiyah yang Holistik/ Qommi AnJlJar
203
217 227 248 283
Bagian Kelima Tantangan Pendidikan Muhammadiyah di Tengah Dinamika Persaingan Nasional dan Global 1. Pendidikan Muhammadiyah pad a Abad ke-21 / 2.
3. 4. 5.
Zamroni Pemberdayaan Pendidikan Muhammadiyah: untuk Menghadapi Tantangan di Masa Depan l Ya0'a A. Muhaimin Peran PT dalam Penyiapan SDM untuk Menghadapi Daya Saing G lobal/ 1]pta Slthaemi Berpikir Keras dalam Pendidikan Muhammadiyah/ SUJlJito Peran Pendidikan Muhammadiyah dalam Pengemba ngan Pendidikan No nform al / Pudjo SU!I1edi, AS
299
319 323 339
343
xxv
6.
Muhammadiyah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Secara Holistik Berteraskan Tauhid : Menuju Tajdid Ilmu dau Reformasi Pendidikan/M. Habib Chirzin
353
Rangkuman
371
Tentang Penulis dan Editor
383
xxvi
,I
Peran Pendidikan Muhammadiyah dalam Pengembangan Pendidikan Nonformal
Pendahuluan ehagaimana pendidikan formal, pendidikan non formal, juga merupakan bagian integral dari pembangunan pendiclikan nasional yang diarahkan umuk mcnunjarlg upaya peningkatan mutu sumbcr daya manusia Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, sehat, terampil dan mandiri sehingga merniliki ketangguhan dalam menghadapi bcrbagai tantangan. Namun keberadaannya seringkali kurang mendapat perhatian sebagaimana pendidikan formal. Salal1 satu alasan mengapa terjadi demikian, karena telah lama pendiclikan nonformal dikesankan sebagai pendidikan alternatif atau keberadaannya dipandang sebagai pelengkap pendidikan formal . . Namun dewasa ini, sejalan dengan perkembangan zaman, yang ditandai oleh pesatnya perkembangan teknologi, khususnya, teknologi informasi dan komunikasi, perhatian terhadap pendiclikan non formal cenderung meningkat. Salah satu sebabnya adalah karena sistem pendidikan formal tidak lagi sanggup mengatasi tuntutan durua pendidikan yang begitu cepat berubah. Sehingga dikesankan pendidikan formal lamb at dalam mengikuti perkembangan pegetahuan yang amat pesat. Oleh sebab itu baik pemerintah maupun masyarakat, mulai beralih mengembangkan dan memanfaatkan pendiclikan nonformal. Besarnya perhatian pemerintah terhadap pendiclikan nonformal ditandai dengan pemberian anggaran.untuk pendiclikan ini setiap tahun cenderung meningkat. Sebagai contoh, misalnya, Tahun 2008 lalu
S
Tantangan Ptndidilenn Mllbammadfyah df Ttflgah Dinamika Pmaingan Nanol/a! dan Ghbal
343
saja, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk pendidikan nonformal meneapai Rp2,S triliun.lni arcinya peran pendidikan non formal sama penting dengan pendidikan formal, yakni sarana meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan. Dengan memberedayakan pendidikan nonforrnal, diharapkan peningkatan sumber daya manusia yang lli'ggu! yang kebutuhannya sudah sangat mendesak dapat terpenuhi. Pada gilirannya pendidikan non'formal dapat memenuhi tuntutan global, yakni menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan berpengetahuan (knOlIJ/edge u'orkr). Pengembangan pendidikan nonformal dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia, tentu tidak dapat dilakukan oleh pemerintah sendiri. Peran masyarakat dan juga lembaga-lembaga pendielikan swasta dapat turut berkontribu si mengembangkan pendidikan nonformal. D emikian puia dengan lembaga penelidikan Muhammadiyah memiliki ianggungjawab yang sarna dalam mengembangkan penelidikan nonformal. Tanggl.U1g-jawab ini dapat elijadikan tantangan dan sekaligus sebagai peluang bagi lembaga pendidikan MW:lammaeliyab untuk mengembangkan dan memperluas dakwab Islarnnya dalam bidang penelidikan. Apabila eli masa lalu ptiotitas pengembangan hanya pada penelidikan formal, namun lr..in.i pendielikan nonformal pun dapat elijadikan salah satu prioritas penyelenggaraan penelidikan seeara nasional. Ada b eb erapa alas an mengapa lemb aga pendidikan Muhamameliyah memiliki kewajiban mengembangkan penelicl.ikan nonformal eli antaranya adalab (1) eli masa lalu yakni eli masa-masa awal bercl.ir.inya, tidak sedikit penelidikan nonformal, eliselenggarakan oleh persyarikatan Muharnmaeliyab. Dicl.irikannya Hizbui Wathon, Aisyiyab, dan sejurnlab majel.is-majelis taklim lainnya merupakan bagian dari pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh Muhammadiyab; (2) Muhammaeliyab mempunyai eukup pengalaman dalam mengelola lembaga penelidikan karena memiliki antara lain: (a) sistem yang sudab mapan, (b) kelembagaan yang bergerak dalam sejumlab amal usaba Muharnmadiyab (AUM) seperti pendidikan/
344
Revita/iJ(1Ji Pelldidikon Muhammadiyah di Tmgah Pmaillgal1 Na[ir)llol dan Global
sekolah yang jwnlahnya cukup banyak dan tersebar, (e) SDM yang besar dan kuat, (d) sarana dan prasarana, serta (e) vis~ misi, tujuan dan strategi Muharnmadiyab dalam membangun umat/SDM sangat jelas. Tulisan b.erikut akan mengangkat peran apa saja yang dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan Muhammadiyah dalam penyelenggaraan pendidikan non formal.
Pendidikan Nonformal: Konsep dan Masalahnya Pendidikan nonformal diartikan sebagai kegiatan pendidikan terorganisasi dan sistematis di)uar sistem pendidikan persekolahan yang mapan, dila1:ukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja diJakukan untuk melayani peserta didik tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya (Sudjana, 2004). Seringkali pendidikan nonformal bersama-sama dengan pendidikan informal disebut juga sebagai pendidikan luar sekolab
(PiS). Sasaran pelayanan pendidikan nonformal diprioritaskan kepada masyarakat yang tidak pernab sekolah, putus sekolab, penganggur/ miskin, dan warga masyarakat lainnya yang ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan, kemarnpuan dan keterampilannya sebagai bekal untuk dapat hidup lebih layak. Dewasa ini pelayanan pendidikan nonformal eenderung meluas dan setiap saat mutunya ditingkatkan. Dengan kecenderungan ini maka diharapkan pendidikan nonformal memberikan kontribusi dalam usaba meningkatkan kesejabteraan rak),at yang ditandai dengan semakin berkutangnya penduduk buta akaara, snksesnya wajib belajar sembilan tahun, dan terciptanya tenaga-tenaga terampil yang siap memasuki dan membuka lapangan kerja barn, yang pada gilirannya mampu meningkatkan pendapatan dan produktivitas nasional serta menaikan peringkat Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (IPM). Pendidikan nonformal memiliki ban yak karakteristik, di antaranya yang membedakan dengan pendidikan formal antara lain T'antangan Pmdidileall MJlha!l;madi;'ah di Ttngah Dirlamilea Penail/ga" NaIlonaJ dati Global
345
(1) waktu penelidikan relatif singkat karena bertujuan memenuhi kebutuban tertentu yang fungsional dalam kehidupan masa kini dan masa depan, (2) pendidikan nonformal kurang menekankan pentingnya ijazah, (3) dari segi isi, kurikulumnya berpusat pada kepentingan peserta elidik, (4) proses pembelajarannya dapat dilakukan eliberbagai lingkungan, dan yang terpenting (5) struktut programnya bersifat luwes. Keunggulan penelidikan nonformal eli antaranya adalah (1) dati segi biaya umumnya relatif lebih murah, (2) program yang elibuat oleh penelielikan nonformal umumnya lebih berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, (3) penclidikan nonformal memiliki program yang fleksibel dan dapat diintegrasikan dengan kegiatao yang ada eli masyaraka t, (4) penelidikan nonformal memiliki fleksibelitas tinggi dan merupakan pendidikan yang demokratis, (5) pendidikan nonformal telah menunjukkan jatiditinya sebagai penelidikan yang kontekstual dengan kebutuhan pasar, kebutuhan dunia kerja, kebutuhan dunia industti, kebutuhan pembangunan; (6) penelidikan nonformal memiliki program-program yang dapat dapat elisusun sesuai dengan jenis, mutu dan tingkat kebutuhan nyata warga belajar dan lingkungannya, (7) program penelidikan nonformal bisa diintegrasikan dengan kegiatan yang ada eli masyarakat, dan (8) penelidikan nonformal memiliki sasaran yang luas, sehingga programprogramnya pun b:!raneka ragam. Di antaranya adalah (1) Kelompokkelompok Belajar, (2) Kursus, (3) Pemagangan, (4) Pusat Kegiatao Belajar Masyarakat (PKBM), dan (5)Majelis Taklim. Di samping memiliki keunggulan, penelidikan nonformal juga memiliki sejumlah kelemahan, eli antaranya adalah (1) kurangnya koordinasi, (2) tenaga penelidik atau sumber belajar profesional masing kurang, dan (3) motivasi belajar peserta elidik relatif rendah. Peran Pendidikan Nonformal dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Sama halnya dengan penelidikan formal, penelidikan nonformal memiliki peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan 346
RLtitt;/jJ(JJi Pelldidikon MUMmmat!i),oh
oi Tmgah Perra;flgan Nanonal dan Global
dengan clinamika perkembangan akhir-akhir ini, di mana pendidikan formal, tidak marnpu lagi memikul sepenuhnya ranggungjawab nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidikan non formal turut meringankan beban pendidikan formal tersebut. Terurama dalam mmcerdaskan kehidupan bangsa. Irelevansi kurikulum pendidikan formal, biaya pedidikan yang mahal, ketidaksanggupan pendidikan formru dalam pemeraraan pendidikan, merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pendidikan nonformal sangat dibutuhkan masyarakat Bahkan menurut Fasli Jalal (2005) pendidikan nonformal memiliki sejumlah peran dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa. Pertama, dari aspek sasaran pelayanan pendidikan nonformal menjangkau semua lapisan masyarakat sejak usia dini sarnpai usia lanjut arau dengan kata lain memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak mungkin terpenuhi kebutuhan pendidikannya melalui jalur pendidikan formal. Kedua, adanya perubahan yang cepat di era glob~sasi membawa dampak pada berbagai hal, tidak terkecuali pada b'idang pendidikan. Perubahan pada bidang teknologi informasi dan komunikasi mengalir begitu cepat sehingga tidak dapat terkejar oleh bidang pendidikan. Untuk itu sistem pendidikan nasional perlu dibangun di atas misi pengembangan sumber daya manusia profesional sebagai penggerak pembangunan di berbagai bidang. Dalam aspek ini pendidikan nonformal berperan sangat besar dalarn pengembangan sumber daya manusia, karena sifat-sifat pendidikan nonformal seperti fleksibel dan mudah beradaptasi dengan perubahan. Sertll. tejangkau dan murah. Oleh karena itu sudah saatnya pendidikan nonformal terus dikembangkan agar memiliki peran yang sarna dengan pendidikan formal dalam pengembangan sumber daya manusia. Untuk itu pendidikan non formal perlu ditata dan dikembangkan sehingga menjadi komponen yang integral, saling membangun dan saling melengkapi dengan komponen persekolahan guna menghadapi perubahan yang cepat Tanlangan Pmdidikon Mlihammad!Jah di Ttl/gah Dinamika Prnair.gan N(.l$ionai dan Global
347
Ketiga, pendidikan nonformal memiliki landasan konstitusi yakni dalam UU Republik Indonesia no. 20 tabun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan nonformal masuk pada bagian kelirna pasal26 dan ini merupakan pengukuban dari peran pendidikan nonformal dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Bem.'1lt garis besar inti pasal 26 tersebut: (1) Bahwa fungsi pendidikan nonformal adalah mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional di samping berfungsi pula sebagai pengganti; penambah danl atau pelengkap Pendidikan Formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat; (2) pendidikan nonformal meliputi: pendidikan kecakapan hidup, PAUD, Pendidikan Kepemudaan, Pendidikan Pemberdayaan Perempuan, Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Keterampilan dan Pelatihan Kerja, Pendidikan Kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik; (3) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetabuan, kettampi/an, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjangyang lebih tinggi; (4) Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Selanjutnya khusus untuk PAUD diatur tersendiri pada bagian 17 pasal 28, eli mana ayat (4) dit1yatakan bahwa PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat. Keempat, pendidikan nonformal masuk ke dalam Pendidikan Untuk Semua (Education for A/~ yang dideklarasikan di Dakar pada tabun 2000, yakni gerakan yang disepakati secara internasional yang para anggotanya, termasuk Indonesia, mempunyai kewajiban untuk melaksanakan agenda Pendidikan Untuk Semua. Ada enam target 348
&~ila!ilaJi Pmdidihm MllhammadiJ'ah di Ttngah Pmaingan National dan Global
yang hendak dicapai dalam gerakan Pendidikan Untuk Semua, yaitu (1) memperluas pendidikan untuk anak usia dini, (2) menuntaskan wa~b belajar untuk semua, (3) mengembangkan proses pembelajaran/ keahlian untuk orang muda dan dewasa, (4) meningkatnya 50% orang dewasa yang melek huruf, khususnya perempu an, (5) meningkatkan mutu pendidikan, dan (6) menghapuskan kesenjangan gender. Peranan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah dalam Pengembangan Pendidikan Nonformal Dengan memasuki abad kedua berdirinya persyarikatan Muh2ffi1Iladiyah, ada baiknya lembaga pendidikan Muhammadiyah melakukan reorientasi pengembangan lembaga-lembaga pendidikannya. Kalau di masa lalu, orientasi lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah lebih difokuskan kepada pengembangarl pendidikan formal, maka diharapkan pada abad kedua lahirnya persyarikatan Muhammadiyah ini difokuskan kepada pengembangan pendidikan nonformal. Reorientasi pengembangan lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah ini pedu dilakukan tidak hanya untuk dapat memperkuat dan memperluas \vilayah dakwah Islam AI11ar Makruf Nahi Munkar guna terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarsebenarnya (baldathun toyyibatun warobban ghafur). Di samping itu lembaga pendidikan Muhammadiyah berperan dalam rangka mengantisipasi problem-problem sosial kemasyarakatan di masa depan yang lebih kompleks dan rumit dibanding dengan permasalah yang timbn! di masa kini. Terutama dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang merniliki semua keterampilan yang dibutuhkan dalam era globalisasi ini. Alasan lain yang tak kalah pentingnya, lembaga pendidikan Muhammadiyah, sebagai partner pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui pendidikan nonformal diharapkan mampu membangun "masyarakat gemar belajar" (/earning society) yang pada Tantangall PendidikAn Muhom"tadiyab di T'et1gah Dinamika Pmoingon Nasional dan Global
349
akhirnya melahirkan masyarakat madani (simi society) di tanah air sebagairnana dicita-citakan bersama. Sttategi apa yang dapat dilakukan Muhammadiyah dalam menyelenggaral--.an pendidikan nonformal? Dalam rangka memperkuat peran lembaga pendidikan Muharrunadiyah dalam pendidikan nonformal, ada baiknya mengacu pada kebijakan pendidikan non[ormal yang dimiliki Kement~rian Pendidikan Nasional. Ke~ijakan-kebijakan yang dimaksud adalah: (1) Peningkatan layanan prima di bidang pendidikan nonformal dan informal yang semakin luas, merata, berkeadilan, dan bermutu; (2) Peningkatan layanan program PAUD yang mampu melejitkan kecerdasan anak dan memberikan kesiapan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut melalui program PAUD Holistik-lntegratif dan bermutu; (3) Peningkatan layanan pendidikan keaksaraan berbasis pemberdayaan masyarakat secara luas, merata dan berkeadilan untuk mendorong perbaikan kesejahteraan dan produktivitas penduduk, serta perbaikan lndeks Pembangunan Manusia (lPM) Indonesia; (4) Peningkatan layanan pendidikan keseteraan berbasis kecakapan hidup yang bermutu dan relevan dengan dunia kerja sehingga lulusannya memiliki kesiapan memasuki dunia kerja dan/ atau berwirausaha; (5) Peningkatan layanan progra..-n kursus dan pelatihan kerja berbasis kota dan desa yang semakin luas, merata, dan berkeadilan., serta kursus - para profesi berbasis .kecakapan hidup yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masytakat, khususnya bagi penduduk rniskin dan penganggur terdidik sehingga dapat bekerja dan/ atau berwirausaha secara mandiri dan profesional; (6) Menumbuhkembangkan pendidikan kewirausahan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri sehingga mampu meningkatkan produktivitas masyarakat menuju kehidupan yang lebih sejahtera dan mandiri; (7) Pelaksanaan revitalisasi (penguatan dan pengembangan) kelembagaan pendidikan nonformal dan informasi secara terencana, terarah, dan berkesinambungan
350
RrtitoliJaJi PendiJiktm AwhomHlodfyah tli Ttngah Pemrillgon No.rion!1/ dl111 Global
menuju terwujudnya kf lembangaan pendidikan nonformal yang mantap, kapabe~ dan profesional; (8) Penguatan budaya baca dan penyediaan baban-baban bacaan yang berguna bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat yang relevan bagi peningkatan produktivitasnya; (9) Peningkatall layanan program pemberdayaan perempuan untuk mengangkat harkat dan martabat, meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan, serta menghapus berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan; (10) Peningkatan layanan pendidikan yang berkesetaraan gender, baik dalam akses, partisipas~ kontrol, mapun pemanfaatan pendidikan, serta mendukung pencegaban disktiminasi, perdagangan anak (trafficking), dan pencegahan tindak kekerasan sebagai wujud perlindungan hak asasi manusia. Sepulub kebijakan pendidikan nonformal tersebut eli atas bila dilakukan secara serempak memang terasa berat. Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap dan terencana dengan rentangwalctu jangka pendek dan jangka panjang. Strategi yang paling ide>11 adala.'t dengan cara skala prioritas sambil melihat kebijakan mana yang memiliki relevansi dengan penyelenggaraan pendidikan formal )Ia11g sedang dilakukan. Dalam melaksanakan sepuluh program ini' sudah tentu melibatkan rnajelis-majelis pendidikan yang ada di lembaga pendidikan Muhammadiyah, baik Majelis Dikdasmen, maupun Majelis Diktilitbang PP Mubammadiyab. Sebagai contoh, beberapa kebijakan seper~ program PAUD, layanan program kursus dan pelatihan kerja, pendidikan kewirausahaan, peng.latan hudaya baca, serta pendidikan gender, dapat diintegrasikan ke dalarn h:urikulum pendidikan formal dan bermitra dengan lembaga pendidikan tinggi di lingkungan Mubammadiyab yang memiliki relevansi dengan kebijakan pendidikan nonformal tersebut.
Tan/angon Pendidikan Muhammadfyah tli Ttl/gah Dinamika Pmoingml NOJional don Global
351
Penutup Secara historis, Muhammadiyah, dalarn melaksanakan amal usahanya melalui lembaga pendidikan Muhammadiyah, dalarn bentuk dakwah Islam, memang selalu berorientasi pada peningkatan pernberdayaan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang berguna, mandiri, dan bermakna. Peran lembaga pendidikan Muhammadiyah dalam pengembangan pendidikan nonformal, anara lain (1) membantu program-program pemerintah dalarn meningkatan sumber daya manusia yang berkuaJitas dan unggu1; (2) dapat memperkuat persyarikatan Muhammadiyah, untuk memperluas gcralun dakwah Amal Ma'ruf N ahi Munkar; dan (3) turut andil mengembangkan pendidikan untuk semua (education for all).•:.
Daftar Pustaka Jalal, Fasli. 2005. "Kebijakan Pembangunan di Bidang Pendidikan Non-Formal", dalam Refleksi satuAbad PendidikanMuhammadiJah. Editor Edi Sukardi dan Suyatno. Jakarta: Uhamka Press. JUrl/af Perempua" No. 66. Pendidikan Untuk Semua. Mei 2010. Muhammad, Hamid. 2010. Peran MuhammadiJah daiam Pembangunan Pendidikafl NonFormaL Makalah. Sindhunata (editor). 2000. Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita. Yogyakarta: Kanisius. Sudjana. 2004. Pendidikan NonFormaL Baridung Falah Production. Syari, B. Aljufri. 2000. Strateyj Pengembangan dan PembinCl£ln Pendidikan Kejuruall/ Non Formaf)lang Antisipatoris. Jakarta: Uhamka Press. Zamroni. 2005. "Memperbarui Pembaharuan Pendidikan: Catatan untuk 100 tahun pendidikan Muhammadiyah". Dalam Refleksi satu Abad Pendidikan Muhammadiyah. Editor Edi Sukardi dan Suyatno. Jakarta: Uhamka Press.
352
&titaJisan Pelldidikrm Mlihammad!Jah Ji Tmgoh Pmaingan Nono/la/ dall GI()bal