EDISI 42 - Desember 2009
COVER
“Estafet Pimpinan Angkatan Darat”
MEREKA BICARA TENTANG TNI AD 64 Buka Angka Tanpa Makna Respon Strategis untuk Posisi Strategis Tingkatkan Anggaran TNI AD
EDITORIAL
Kehadiran TNI Ditengah Bencana
LAPORAN UTAMA
Memaknai Hari Juang Kartika TNI Peduli Gempa Sumbar Serah Terima Jabatan Kasad Jenderal TNI George Toisutta Pimpin Angkatan Darat
PENERANGAN PASUKAN
Nilai-Nilai Kepahlawanan Tidak Boleh Luntur . . .!!!
PROFIL
Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE
WAWANCARA
Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto Sudah Saatnya Prajurit TNI Diberi Hak Pilihnya
WAWASAN
Mengenal Sekolah Perang Hutan di Amazon, Brasil
34 34
LINTAS SATUAN 4
5 9 12 14
17
NAPAK TILAS Bung Tomo
32
18
20
Kadispenad : Penerangan Angkatan Darat Harus Mampu Kuasai Informasi dan Teknologi Divisi Infanteri-2/Kostrad Juara Umum Lomba Peleton Tangkas Patung Santiago Simbol dan Tanda Kedaulatan NKRI Di Pulau Miangas
28
37 38
INFO KOMANDO
Kasad Silaturrahmi Dengan Masyarakat Asilulu Maluku Utara Kasad : ” Jaga Keutuhan Wilayah Provinsi NAD” Kasad: 50 Tahun Puspenerbad Telah Laksanakan Tugas Dengan Maksimal Kasad : “Pelihara Komunikasi Yang Baik Dengan Aparat dan Komponen Masyarakat”
TEKNOLOGI
Assault Rifle HK416 24
36
PRAJURIT & PRESTASI
Angkatan Darat Raih Gelar Juara Umum
KESEHATAN SERBA-SERBI BIDIK
39 40 41 42
43
46 48 50 53
PEMIMPIN REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB : Kadispenad Brigjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M. WAKIL PENANGGUNG JAWAB : Sesdispenad Kolonel Inf Endar Priyanto PENASEHAT : Para Kasubdis Dispenad PEMIMPIN REDAKSI : Kasubdis Pensat Kolonel Inf Rochiman PENYUNTING : Letkol Caj Priyo Purwoko, Mayor Caj M.Yakub, Mayor Caj (K) Yeni Triyeni, Kapten Caj Luther Bangun, Letda Caj (K) Besarah SEKERTARIS REDAKSI : PNS A. Sihombing DESIGN GRAFIS : Hariyandi Rizal S.Kom REDAKTUR FOTO : Lettu Inf Suwandi TATA USAHA : Sertu Enjang, PNS Suwarno, DISTRIBUSI : Mayor Inf Zulkarnain, SEKSI IKLAN : B. Sutrisno, Iwan Laksono ALAMAT REDAKSI : Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Jl. Veteran No. 5 Jakarta Pusat Tlp. (021) 3456838, 3811260, 3848300 Fax (021) 3848300, Alamat email :
[email protected] Redaksi menerima sumbangan naskah cerita seputar pengalaman kemiliteran. Naskah diketik 2 (dua) spasi maksimum 4 (empat) Halaman disertai foto. Untuk surat pembaca dapat dikirim melalui alamat email atau melalui fax pada nomor tertera diatas.
2
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Majalah Palagan Edisi Desember 2009 dapat hadir kembali menemui pembaca setianya dan pada kesempatan ini pula, redaksi menyampaikan bahwa Majalah Palagan Edisi Desember merupakan Edisi Khusus karena pada tanggal 15 Desember TNI Angkatan Darat memperingati Hari Ulang Tahun ke-64 yang dikenal dengan sebutan “Hari Juang Kartika”. Tanggal 15 Desember ini Angkatan Darat genap berusia 64 tahun, suatu usia yang tidak sedikit dan tentunya sudah banyak pengalamandan pengetahuannya. Selama 64 tahun itu, jalan yang berliku menghadang pengabdiannya bahkan tak sedikit juga yang mengguncang bahtera Angkatan Darat, tetapi liku-liku dan goncangan itu, sebagai cobaan untuk membuat TNI Angkatan Darat menjadi lebih matang. Momen HUT TNI Angkatan Darat ke-64 ini menjadi laporan utama Majalah Palagan Edisi Desember dengan menampilkan topik “Memaknai Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat”. Masih dalam laporan utama, ada dua peristiwa penting yang menjadi perhatian masyarakat Indonesia umumnya dan TNI AD khususnya dalam periode Oktober sampai dengan November 2009 yakni pertama Peristiwa Gempa Bumi di Sumatera Barat yang menelan ribuan korban jiwa, ribuan rumah hancur dan kehilangan harta benda lainnya. Dalam hal ini TNI merasa sangat prihatin dan peduli atas terjadinya gempa tersebut. Pimpinan Angkatan Darat pun mengambil langkah tanggap darurat dengan mengerahkan bantuan baik personil maupun peralatan untuk mengevakuasi korban. Kedua, pergantian Kepala Staf Angkatan Darat juga menjadi laporan utama Majalah Palagan kali ini, yang terkesan menurut beberapa kalangan, pergantian tersebut mendadak, namun hal ini merupakan hal biasa dalam suatu organisasi dan sudah dipersiapkan sebelumnya. Pada sisi lain, Redaksi Majalah Palagan menampilkan kunjungan Kasad di beberapa wilayah di Indonesia antara lain kegiatan Ton Tangkas, acara serah terima jabatan Pangdam IM. Kemudian edisi kali ini juga mengupas rubrik “Napak Tilas” tentang almarhum Bung Tomo. Sedangkan pada rubrik profil ditampilkan Kiprah Yonzikon 13/KE yang banyak membantu korban gempa di wilayah Indonesia. Hal menarik lainnya perlu disimak pula wawancara kami kami dengan mantan Kasad dan Panglima TNI, Jenderal TNI (purn) Endriartono Sutarto tentang mencermati perkembangan TNI Angkatan Darat diusianya yang ke-64 tahun . Masih banyak lagi informasi menarik lainnya yang redaksi tampilkan pada edisi kali ini antara lain, prajurit dan prestasi, serba-serbi dan lain-lain dengan harapan kehadirannya dapat memberi manfaat yang positif kepada pembaca setianya. Redaksi
Maju Terus TNI Angkatan Darat
Keberadaan TNI AD memang sangat penting dan dibutuhkan oleh Bangsa dan Negara Indonesia. Apalagi mengingat saat ini negara kita sedang berada dalam situasi yang kurang kondusif. Walaupun keberadaan dan peran serta TNI sangat dibutuhkan oleh negara, tetapi sebagai seorang Tentara Rakyat, TNI tidak boleh merasa tinggi hati dan sombong. Para prajurit harus bersikap rendah hati, ramah, setia, jujur, dan bersikap baik dengan rakyat. Karena tanpa dukungan rakyat kerja keras TNI tidak akan berarti. Sebagian orang awam ( masyarakat biasa ) terkadang merasa takut jika dekat atau berurusan dengan tentara. Mereka beranggapan bahwa tentara itu keras dan kurang bersahabat dengan rakyat. Terkadang muncul perbuatan nakal dari prajurit, seperti berkelahi, tidak mematuhi peraturan lalu lintas dan narkoba. Sangat disayangkan jika perbuatan kecil seperti ini nantinya akan menodai kepercayaan rakyat kepada TNI. Walaupun perbuatan seperti itu hanya dilakukan oleh sebagian kecil atau bahkan bisa dihitung jumlah prajurit yang terkadang berbuat nakal. Oleh karena itu, kedekatan emosional terhadap masyarakat penting dibangun oleh TNI demi terjaganya citra positif yang selama ini ada dan terbangun. Jiwa nasionalisme, patriotisme, pengorbanan, serta tanggung jawab dari para prajurit TNI Angkatan Darat harus diacungkan jempol. Tidak semua orang bisa, sanggup, dan rela mengemban tugas berat seperti yang diterima para tentara. Maju terus TNI Angkatan Darat, tetap setia menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI, serta menjadi Tentara Rakyat yang selalu melindungi kepentingan rakyat dan tetap bekerja sama dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Asih Retnowati UPN “Veteran” Jakarta
www.tniad.mil.id
3
EDITORIAL
KEHADIRAN TNI DITENGAH BENCANA
Letak geografi Indonesia berada pada lempeng Indo-Australia, Asia dan Pasifik disertai dengan banyaknya gunung-gunung berapi, menempatkan Indonesia berada di daerah yang rawan bencana alam. Di sisi lain sikap ketidakkepedulian sekelompok masyarakat terhadap kelestarian lingkungan hidup dan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan mengakibatkan tingginya intensitas bencana alam diberbagai wilayah Indonesia. Kata “bencana” pun begitu akrab terdengar ditelinga kita karena bencana itu sering menimpa bumi pertiwi ini. Ia datang silih berganti, apakah itu gempa bumi, angin puting beliung, banjir, tanah longsor dan sebagainya. Indonesia sepertinya tak pernah henti dirudung bencana. Belakangan ini, negeri ini kembali berduka karena gempa mengguncang wilayah Sumatera Barat. Air mata pun bercucuran di Ranah Minang. Saat terjadi peristiwa gempa bumi di Sumatera Barat, Pimpinan Angkatan Darat merasa prihatin dan merespon dengan cepat serta mengambil langkah-langkah darurat dengan mengerahkan bantuan baik personil maupun materil. Ribuan personil dan berbagai jenis peralatan yang dimiliki TNI diturunkan ke lapangan walaupun ironisnya banyak juga prajurit TNI AD dan keluarganya menjadi korban dari bencana tersebut. Namun, ini bukan merupakan hambatan bagi TNI karena TNI lebih mengutamakan kepentingan masyarakat yang lebih luas daripada kepentingan pribadinya. Tiap bencana terjadi, tiap kali itu pula diperlukan bantuan yang sangat cepat tiba di lokasi. Itulah yang selalu dilakukan TNI khususnya TNI AD. Prajurit TNI selalu hadir lebih dulu di tempat kejadian. Mereka tidak pernah mengenal lelah membantu korban bencana yang menimpa
4
Membantu penanganan bencana alam jelas merupakan tugas TNI, meskipun minimnya peralatan dan dukungan yang diterimanya. Akan tetapi, TNI dapat melaksanakan tugas itu dengan sepenuh hati sebagai wujud dari jati dirinya yaitu TNI berasal dari rakyat dan untuk rakyat.
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
masyarakat, melakukan evakuasi, memberi bantuan logistik, merehabilitasi dan sebagainya. Tentunya kehadiran TNI dalam menanggulangi bencana alam bukan hanya karena panggilan hati nuraninya saja tetapi juga merupakan amanat dari UndangUndang TNI Nomor 34 tahun 2004. Amanat itu menyebutkan TNI mempunyai tugas operasi selain perang khususnya yang tertuang dalam Pasal 7 ayat 12 yaitu TNI memiliki kewajiban untuk membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan. Membantu penanganan bencana alam jelas merupakan tugas TNI, meskipun minimnya peralatan dan dukungan yang diterimanya. Akan tetapi, TNI dapat melaksanakan tugas itu dengan sepenuh hati sebagai wujud dari jati dirinya yaitu TNI berasal dari rakyat dan untuk rakyat. TNI selalu berada dalam kondisi siaga. Siaga untuk menyiapkan diri untuk membela negara dan siaga pula untuk membantu menanggulangi bencana alam. Sebab, negeri ini sepertinya tidak pernah terhindar dari bencana. Itulah wujud TNI yang dipersembahkannya dalam memberikan pengabdiannya saat terjadi gempa di Sumatera Barat. Jaya TNI, Maju terus, Berikan pengabdian terbaikmu kepada Bangsa dan Negara.(Ykb)
LAPORAN UTAMA
Mayarakat bersyukur bahwa kepemimpinan TNI AD tetap berada pada putera-putera terbaik bangsa, yang sudah teruji dalam beragam gejolak dan pasang surut perjalanan bangsa ini baik dalam ruang lingkup nasional maupun dalam perspektif internasioanl. Ini berarti, ditengah badai reformasi yang acap kali kebablasan, TNI-AD tetap tegar dan tangguh namun simpatik dalam menjaga hubungan baik dengan sesama komponen bangsa. Disadari atau tidak, asas legawa dalam kepemimpinan TNI yaitu KADERISASI dan REGENERASI berjalan mulus dan penuh dinamika, serta terbuka dan tanggap terhadap masukan dan tantangan baru yang datang silih berganti. Disini terlihat betapa TNI AD mau belajar dan berusaha menyesuaikan diri secara ksatria dan akomodatif terhadap perubahan dan perkembangan yang begitu cepat dan kadangkala dirasakan cecara mendadak. Kesungguhan untuk menyesuaikan diri dalam tatanan baru pada era reformasi memperlihatkan daya lentur atau fleksibilitas untuk tetap m e n j a g a keutuhan dan kekompakan TNI AD dalam
kebersamaan gerak langkah masyarakat, bangsa, dan Negara. Bila pada beberapa tahun yang lalu ada catatan tersendiri bagi TNI AD saat berperan dan berkiprah dalam tataran kehidupan bangsa, TNI AD tidak terpaku dan larut dalam kondisi yang tidak menentu, melainkan secara proaktif dan professional sesuai prosedur kelembagaan menata diri dan senantiasa memelihara momentum, sehingga selalu berada dalam barisan depan perjuangan bangsa dan Negara. Sudah merupakan hukum sejarah bahwa kita mengenal pasang dan surut sehingga mengikuti prinsip reinforcement atau behaviourism dalam psikologi maka kita akan
mengembangkan talenta dan hasil yang telah kita capai bersama sebagai bangsa, serta memperbaiki sisi-sisi mana yang perlu dan harus ditata kembali. Pribadai dan Organisasi yang memiliki konsep positif senantiasa terbuka terhadap kritik dan masukan, tidak takabur dalam sanjungan, siap berkompetisi secara sehat, senantiasa menyadari bahwa tidak semua pihak akan selalu menyenangi dirinya serta siap untuk memperbaiki diri bila secara nyata didapat temuan yang mngondisikan dirinya untuk bersikap dan bertindak. Hemat kita, gambaran inilah yang sepatutnya dapat direkam dalam melihat citra TNI AD dalam memasuki usia ke 64 saat ini. Lebih dari itu masyarakatpun diharapkan jangan terbenam dalam kekurangan yang dimiliki TNI AD sebab bukan saja pandangan itu hanya menghasilkan sikap pesimistik, juga tidak akan mampu mengembangkan sikap simpati dan obyektif terhadap interaksi TNI AD yang diharapkan semakin produktif dalam menanggapi permasalahan bangsa sesuai porsi dan proporsinya sejalan dengan paradigma TNI abad 21. Sementara itu, kita dapat memahami langkah-langkah TNI AD dalam membangun komando kewilayahan, dan langkah itu akan memberi dampak positif bila para penentu dan pengambil kebijakan sudah mendiskusikannya secara matang dengan memperhatikan peran dan fungsi
www.tniad.mil.id
5
LAPORAN UTAMA aparat kepolisian, serta imbasnya bagi apelaksanaan otonomi daerah sesuai UU No. 22 Tahun 1998 tentang otonomi daerah yang seluas-luasnya dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia. Setidaknya kita percaya bahwa pimpinan TNI pada umumnya dan pimpinan TNI AD pada khususnya telah mengevakuasi akumulasi berbagai potensi konflik diantara sesama komponen bangsa sehingga jangan dipersepsikan bahwa ada aroma arogansi dan sikap mau jalan sendiri bahkan bersikap seenaknnya. Tampaknya maslalah pendekatan dan komunikasi sepatutnya mendapatkan tempat terhormat dalam gerak langkah TNI AD pada saat ini. Belajar dari sejarah ternmasuk sejarah dari bangsa maju manapun maka keberadaan TNI dalam posisi yang siap dan tanggap harus diwadahi dalam aspek kewilayahan, sehingga mampu menjadi daya tangkal dan daya dukung bagi usaha untuk memelihara stabilitas keamanan yang harus diakui tetap menjadi syarat mutlak pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dalam kaitan itu, masalah koordinasi menjadi titik sentral yang menentukan agar semua pihak merasa dihargai dan dijaga martabat serta kehormatan institusinya. Demikian pula dalam penanganan konflik yang masih ada di berbagai dareah di tanah air kita sepatutnya disikapi bahwa sekecil apapun peran dan kontribusi TNI AD, mereka tetap menjadi salah satu pilihan dan kebanggaan dalam memberikan reaksi pemukul terhadap provokator yang tidak ingin melihat Negara Indonesia dalam kondisi aman untuk melanjutkan pembangunan. Oleh karena itu, meski dwi fungsi ABRI sudah dihapus dan lembaga-lembaga penunjangnya sudah dilikwidasi, namun kemampuan sosial dan pengetahuan politik serta sejarah bangsa tetap harus sebagai “built in system” dalam pembinaan dan pengembangan pribadi sebagai warga Negara Republik Indonesia. DISIPLIN SEBAGAI KEHARUSAN MUTLAK Meski banyak pihak dan pengamat menyoroti masalah kesejahteraan hidup prajurit sebagai mata rantai yang berkaitan dengan pembinaan disiplin prajurit mulai dari Tamtama, Bintara dan Perwira, maka sudah sewajarnya jika masyarakat berterima kasih kepada presiden Soesilo Bambang Yudhoyono yang demikian besar perhatian kepada keluarga prajurit karena tidak boleh dilupakan bahwa prajuritpun memiliki keluarga yang tidak ada beda dengan masyarakat lainnya. Yang ingin kita ungkapkan bahwa rasa terima kasih itu akan terasa indah bila perhatian dan bantuan tersebut diberikan melalui prosedur yang berlaku, sehingga tidak
6
menimbulkan masalah atau menempatkan TNI pada posisi yang dilematis. Disatu pihak ada anggapan mendapat perlakuan khusus atau dianakemaskan dan dilain pihak ada anggapan pula bahwa untuk itu segala prosedur boleh dilanggar atau dikesampingkan. Yang jelas, tanpa disiplin tidak akan ada bedanya antara prajurit dengan preman yang belakangan ini sering dituding menjadi pemicu awal konflik
seperti kasus Ambon. Menjadi lebih tidak konsusif lagi karena para tokoh agama yang sepatutnya menciptakan iklim yang sejuk justru acapkali kurang mampu mengendalikan prilaku umat bimbingannya bila tidak ingin dikatakan menjadi pemicu konflik berikutnya. Sejak tahun 1996 telah kita sadari bahwa akibat krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi dan berlanjut menjadi krisis politik, masyarakat
Belajar dari sejarah ternmasuk sejarah dari bangsa maju manapun maka keberadaan TNI dalam posisi yang siap dan tanggap harus diwadahi dalam aspek kewilayahan, sehingga mampu menjadi daya tangkal dan daya dukung bagi usaha untuk memelihara stabilitas keamanan yang harus diakui tetap menjadi syarat mutlak pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Indionesia menderita kesusahan hebat dalam ekonomi yang berdampak pada bangkrutnya dunia usaha (kecuali usaha kecil, menengah dan koperasi) , pemutusan hubungan kerja secara massal dan maraknya kriminalitas. Tidak keliru untuk mengungkapkan bahwa kemiskinan seringkali sangat dekat dengan kekufuran. Kondisi ini juga dialami oleh prajurit dan keluarganya. Syukurlah, melalui usaha-usaha pemulihan ekonomi pada pemerintahan SBY, walaupun terasa lambat kondisi ekonomi nasional cenderung menjadi baik secara berangsur-angsur. Bila tidak, dengan hutang lebih dari 147 juta US $ hampir dipastikan bahwa Negara dapat terancam kebangkrutan oleh karena itu, sudah sepatutnya disadari oleh kita semua sebagai bangsa yang mengagungkan asma Allah Subhanallahu Wataala. Kita sadar betapa orang mudah tersinggung, marah, dan diprovokasi untuk berbuat yang merusak harta benda orang lain, bahkan milik umum tanpa merasa bersalah sedikitpun. Lebih dari itu, kemiskinan pula yang dapat kita katakan sebagai akar begitu rentannya masyarakat sehingga mudah diadu
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
domba satu sama lain, termasuk pula diantara sesama aparat keamanan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan tidak ingin melihat Negara kita dalam keadaan damai dan sejahtera. Inilah keprihatinan kita bersama. Keprihatinan terhadap disiplin masyarakat ini juga berimbas kepada disiplin prajurit dan keluarganya walau secara teoritis bahwa setiap prajurit harus mampu memberi teladan sebagaimana azas Ing Ngarso Sung Tulodo pada Sebelas Azas Kepemimpinan TNI, karena sudah begitulah interaksi masyarakat apabila dalam suasan dimana prajurit TNI selalu dalam posisi serba salah. Bertindak tegas dikatakan sebagai pelanggaran HAM dan memiliki aroma politik praktis, tetapi tidak bertindakpun akan dituduh seakan-akan membiarkan kerusuhan itu terjadi. Yang lebih memprihatinkan lagi sekarang ini adalah tuduhan bahwa seakan-akan TNI AD memposisikan dirinya agar kerabat kepolisian yang memang terbatas personelnya menjadi tidak mampu mencegah, mengantisipasi dan menanggulangi permasalahan yang timbul dengan harapan agar suatu saat TNI AD dapat kembali merebut posisinya seperti sebelum reformasi. Itu tidak benar…..!!! Tuduhan itu keliru karena sudah ada aturan main diantara prajurit dan petugas kepolisian, dan yang mungkin terjadi adalah masih perlunya penyesuaianpenyesuaian yang memang harus berjalan secara alamiah dan wajar. Reformasi telah menegaskan peran
yang sebenarnya tidak perlu terjadi lebih banyak disebabkan oleh kesulitan penyesuaian diri baik pada tentara maupun polisi, disamping tidak tertutup kemungkinan adanya pihak-pihak tertentu yang memrovokasinya. Oleh karena itu, betapa pentingnya mengingat dengan baik (1) aturan main masing-masing, (2) pemahaman tentang Hak Azasi Manusia
TNI sebagai aparat pertahanan Negara, sementara aparat kepolisian sebagai pengayom masyarakat. Berbagai gesekan
(HAM), dan (3) pengetahuan sosial dan politik pada masyarakat yang majemuk seperti Indonesia ini. Bila hal ini dipahami
Reformasi yang berlangsung ditubuh TNI menurut pengalanman masyarakat berjalan mulus dan dapat dianggap lulus (bila tidak dikatakan lolos) karena kemauan baik personil TNI sendiri serta dukungan masyarakat yang diwadahi oleh perangkat hukum dan perundang-undangan sehingga dapat dikatakan bahwa reformasi di tubuh TNI berlangsung pertamatama bukan karena tekanan atau paksaan kelompok manapun, melainkan karena baik dan keikhlasan seluruh personil TNI.
benar didukung oleh suri teladan masingmasing Pimpinan TNI dan Kepolisian, Insya Allah semua akan berlangsung baik dan harmonis. Disamping itu, hendaknya selalu dipelihara tali silaturahmi antara TNI dan Kepolisian pada masing-masing tataran, demikian juga hendaknya dengan kelompok-kelompok masyarakat hendaknya diingat, dimata masyarakat, prajurit TNI atau personil Kepolisian tetap dinilai tinggi dan dihargai oleh masyarakat jadi sudah sewajarnya jika kita menghimbau kepada TNI dan personil Kepolisian untuk bersikap bijak dan elegan. Bila toh ada masalah sepatutmya dibicarakan baik-baik secara langsung atau melalui pimpinan masing-masing atau lembaga. Tidak elok bila kemudian masalah tersebut dilontarakan kedalam masyarakat dan sama tidak eloknya bila ada masalah malahan keduanya mendiamkan diri satu sama lain. Seperti berpacaran dan ngambek. Harapan masyarakat, bila proses transisi berjalan baik dan didukung dengan perbaikan kesejahteraan sosial ekonomi sebagaimana janji Presiden SBY, Insya Allah TNI dan Kepolisian akan terus bergandengan tangan menciptakan rasa aman masyarakat, bangsa dan Negara. Meskipun demikian masih ada pekerjaan rumah bagi kepolisian dan harus pula didukung dan dibantu oleh TNI yaitu kemauan bersama untuk membubarkan kelompok-kelompok sipil bersenjata yang dalam banyak peristiwa masih melibatkan diri dalam pertikaian antar kelompok yang bernuansa suku, agama atau ras. Sekalipun tertib sipil berada dalam kendali Kepolisian, ada baiknya bila TNI memberi dukungan karena kelompokkelompok sipil bersenjata ini mempunyai akar dan sejarah yang unik dan potensial melanggar HAM dan membuat keonaran meski dengan dalih klasik membantu aparat Kepolisian. Perihal ketidakikutsertaan TNI dalam kegiatan politik praktis, hemat kita sudahlah pas meski kita nampaknya menganut Civilian Supremacy yang setengah hati. Di Amerika Serikat Menteri Pertahanan yang sipil memiliki kewenangan komando terhadap Kepala Staf Gabungan yang militer. Disini mohon maaf, kondisi Menteri Pertahanan belumlah ideal dan mungkin layak dipertimbangkan rekruitmen dari kalangan purnawirawan perwira tinggi yang memiliki bobot dan kapasitas intelektual serta wibawa. Semua harus melalui proses yang wajar dan alamiah. Tidak boleh direkayasa. Kita sudah harus membiasakan diri melihat dalam parlemen bahwa mulai 2004 sudah tidak ada lagi personil TNI dan Polri, sekalipun kadangkala kita muak melihat ulah politisi sipil yang kekanak-kanakkan. Reformasi yang berlangsung ditubuh
www.tniad.mil.id
7
LAPORAN UTAMA
utuh. Kita bersyukur memiliki pimpinan TNI AD yang cerdas dan intelek sehingga mudah-mudahan tidak terulang pengalaman pahit sebelum masa reformasi dalam hal sebagai pimpinan TNI AD diharapkan bersikap tenang, wibawa dan dinamis. Tidak impulsive dan hendaknya disadari bahwa memang TNI aparat Negara, tetapi dengan jiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, TNI bukanlah aparatur pimpinan Negara melainkan aparatur Negara yang pertama-tama harus berpihak kepada kepentingan Negara dan kepentingan masyarakat luas. Belajar menjadi prajurit yang rendah hati dan tegar merupakan harapan bagi masyarakat Indonesia yang sedang dilanda banyak kerusuhan. Baiklah kita mengutip kalimat John F. Kennedy; “Do not ask what your country can do for you, but ask your self, what can you do for your country”. Jangan banyak menuntut kepada negeri ini, tetapi tunjukkanlah bahwa kita mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa walau dalam bentuk dan skala yang lebih kecil. (Priyo Pr., Ba.,SH)
TNI menurut pengalanman masyarakat berjalan mulus dan dapat dianggap lulus (bila tidak dikatakan lolos) karena kemauan baik personil TNI sendiri serta dukungan masyarakat yang diwadahi oleh perangkat hukum dan perundangundangan sehingga dapat dikatakan bahwa reformasi di tubuh TNI berlangsung pertama-tama bukan karena tekanan a t a u
8
paksaan kelompok manapun, melainkan karena baik dan keikhlasan seluruh personil TNI. Untuk itu kita perlu mengacungi jempol bagi TNI sehingga m e r e k a tetap mejadi pribadi yang
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
SELAMAT HARI JUANG KARTIKA TAHUN 2009, SELAMAT HUT KE-64, DAN DIRGAHAYU TNI ANGKATAN DARAT………JAYALAH SELAMANYA…… !!!!
Bangsa Indonesia kembali mendapat cobaan. Gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter mengguncang Pulau Sumatera tepatnya di Provinsi Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Pariaman, Padang, dan Bukit Tinggi. Bencana gempa bumi yang terjadi pada tanggal 30 September 2009, telah menelan ribuan korban jiwa, ribuan rumah hancur dan kehilangan harta benda lainnya. Indonesia seperti tak pernah henti dirundung bencana alam. Mulai dari tragedi tsunami Aceh disusul gempa Yogyakarta, kemudian Jawa Barat dan kini negeri ini kembali berduka karena gempa mengguncang Sumatra Barat. Air mata belum kering, bahkan seakan tak sempat kering. TNI Kerahkan Ribuan Prajurit Sebagai langkah tanggap darurat untuk memberi bantuan pertolongan kepada masyarakat, TNI telah mengerahkan pasukan dan peralatan untuk membantu korban gempa. Dalam rangka mempercepat proses
evakuasi korban gempa, TNI mengerahkan pasukan sebanyak 2.596 prajurit yang terdiri dari TNI AD 1.990 prajurit, TNI AL 446 prajurit dan TNI AU 150 prajurit. Dibantu oleh prajurit Yon Bekang sebanyak 60 orang dan prajurit Yonkes I Cilodong sebanyak 122 orang. TNI juga mengerahkan
Menghadapi situasi krisis seperti ini, pada prinsipnya TNI siap bekerja 24 jam untuk membantu para korban bencana yang telah menewaskan ratusan bahkan kemungkinan ribuan orang,
kekuatan berupa alat berat yang terdiri dari 9 unit excavator, 1 unit Loader, 5 unit dumtruck dan 25 unit tenda dan TNI menegaskan komitmennya untuk terus membantu penanggulangan krisis akibat gempa yang melanda kawasan Sumatera Barat dan sekitarnya. Menurut Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso saat ditemui wartawan usai memimpin gladi bersih upacara peringatan HUT TNI ke-64, Sabtu (3/10), di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur menegaskan, “Menghadapi situasi krisis seperti ini, pada prinsipnya TNI siap bekerja 24 jam untuk membantu para korban bencana yang telah menewaskan ratusan bahkan kemungkinan ribuan orang, tentu dengan manajemen krisis yang baik,” Lebih jauh Panglima mengatakan, fokus bantuan TNI berupa pencarian
www.tniad.mil.id
9
LAPORAN UTAMA dan penanganan para korban yang masih tertimbun reruntuhan bangunan. “Terutama untuk kawasan kota dan sekitar Pariaman,” ungkapnya. Secara khusus, bantuan-bantuan juga dikirimkan TNI AL, dengan menggunakan lima buah KRI. Sementara itu, melalui jalur udara, TNI AU antara lain mengirimkan bantuan menggunakan tiga pesawat Hercules dan dua helikopter Bell. Kasad Tinjau Korban Gempa Pimpinan TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, beserta Para Asisten Kasad dan Kadispenad meninjau lokasi gempa bumi di Padang dan Pariaman, Sumatera Barat , Sabtu (3/10). Sebelum meninjau lokasi gempa, Kasad dan rombongan menerima penjelasan dari Komandan Korem 032/Wirabraja Sumatera Barat Kolonel Inf Mulyono tentang kondisi terakhir penanganan paska gempa Sumatera Barat. Dalam penjelasan yang disampaikan Danrem 032/WRB, terdapat enam wilayah yang mengalami kondisi terparah akibat gempa yang berkekuatan 7,6 skala richter yang mengguncang Sumatera khususnya Sumatera Barat. Keenam wilayah tersebut diantaranya Pesisir Selatan, Kota Padang, Solok, Pariaman, Bukit Tinggi. Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo dan rombongan langsung meninjau lokasi bencana. Melihat kerusakan dan jumlah korban meninggal cukup banyak, beliau langsung menyatakan rasa keprihatinannya dan meminta kepada prajurit TNI AD di wilayah Kodam I/BB
Kasad tinjau korban gempa
Tatap muka Kasad dengan Korban gempa
10
untuk terus melakukan pencarian korban yang tertimpa puing-puing bangunan. Di lokasi STBA (Sekolah Tinggi Bahasa Asing) Prayuga, Kasad dan rombongan disambut dengan isak tangis para keluarga korban, kemudian menyaksikan proses evakuasi yang dilakukan prajurit TNI AD bersama dengan Basarnas terhadap enam korban meninggal dunia yang masih belum dapat di keluarkan dari reruntuhan gedung. Para keluarga korban juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada prajurit TNI AD atas jerih payah dan tidak mengenal lelah membantu pencarian korban. Atas kerja keras prajurit TNI AD, Jenderal yang selalu dekat dengan rakyat ini, merasa sangat terharu melihat anggota TNI AD yang tidak kenal lelah mencari dan mengeluarkan korban dari reruntuhan gedung. Usai meninjau upaya pencarian korban
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
di STBA, Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo dan rombongan didampingi Pangdam I/BB, Mayjen TNI Burhanudin Amin melanjutkan peninjauan ke Rumah Sakit Korem. Di rumah sakit milik TNI ini, beliau mengunjungi korban gempa, termasuk istri prajurit yang terluka akibat tertimpa bangunan dan memberi bantuan kepada para korban gempa termasuk istri para prajurit TNI AD yang juga menjadi korban. Di Hotel Ambacang, proses evakuasi terus dilakukan terhadap korban dengan menggunakan alat berat ekscavator dari TNI Angkatan Darat maupun Pemerintah Kota Padang. Di tempat ini, ratusan personel TNI AD dikerahkan dalam proses evakuasi maupun penyelamatan terhadap korban gempa dari berbagai kesatuan yang ada di Sumatera Barat antara lain
Denzipur 2, Yonif 131, Yonif 133 dan dari Batalyon kesehatan Kostrad. Para Prajurit TNI Angkatan Darat yang terlibat proses evakuasi dan pemulihan kondisi paska gempa ini terus membantu hingga kondisi tanggap darurat yang diberlakukan selama 2 bulan. Ini merupakan kepedulian nyata dari prajurit TNI Angkatan Darat dalam membatu korban gempa di Sumatera Barat. Bantuan TNI Angkatan Darat Untuk membantu korban gempa yang berada di daerah terpencil Sumatera Barat, TNI AD mengerahkan 3 hely Bell 412 dan Hely MI-17 milik Puspenerbad (Pusat Penerbang Angkatan Darat). Helly digunakan untuk pengerahan personel dan logistik ke daerah yang saat ini sarana transportasi terputus terkena longsor. TNI Angkatan Darat telah mengirimkan bantuan dalam berbagai bentuk, antara lain sembako, obat-obatan dan selimut untuk masyarakat yang terkena musibah. Selain bantuan dalam bentuk natura dan obat-
obatan, Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, juga memberikan bantuan kepada 1500 prajurit TNI Angkatan Darat beserta keluarganya berupa uang sebesar Rp. 200 Juta ditambah bantuan dari Yayasan Sekata Dalam Nestapa sebesar Rp. 300 juta termasuk untuk prajurit yang bekerja melaksanakan proses evakuasi.
Kerusakan Fasilitas Milik TNI AD Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter telah meluluhlantakkan seluruh bangunan dan fasilitas yang ada termasuk fasilitas yang dimiliki TNI AD. Kerusakan fasilitas yang dialami TNI AD akibat gempa beragam dampaknya, mulai dari rusak berat, rusak sedang sampai dengan rusak ringan. Fasilitas TNI AD yang mengalami
rusak berat yaitu perkantoran Denbekang, perkantoran Hubrem yang mengalami kerusakan 60 %. Komplek Pamen yang terdapat di Jl. Ksatria, Komplek Pamen di Jln. Proklamasi yang mengalami kerusakan 60 %. Fasilitas TNI AD yang mengalami rusak sedang yaitu perkantoran Makorem 032/ WBR, Makodim 0312/Padang, Rumah Sakit Tentara Korem 032/WBR, Den Ang, Persit Korem, Rumah dinas Danrem, Rumah dinas Kasrem, Komplek perumahan Staf Korem Asrama Arak Pisang, asrama Aurduri dan perkantoran Denzibang yang mengalami kerusakan 50 %, Asrama Ganting dan Asrama Cengkeh yang mengalami kerusakan 40 %, perkantoran Yonif 133/ YS, Ajenrem 032/WR dan asrama Samuda mengalami kerusakan 30 %. Fasilitas TNI AD yang mengalami rusak ringan yaitu perkantoran Denkesyah, Den Pal, Asrama teranam, Asrama Mangunsarkoro dan Asrama Lapai kerusakan yang ditimbulkan 20 %. Perkantoran Denpom, Dilmil, Asrama Simpang Hulu mengalami kerusakan 10 %.. Saat meninjau beberapa fasilitas TNI AD yang rusak, Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, berjanji akan memberi bantuan dana untuk merehabilitasi rumah pangkalan yang rusak akibat gempa. (ykb)
www.tniad.mil.id
11
LAPORAN UTAMA
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menetapkan dan melantik Letnan Jenderal TNI George Toisutta sebagai Kepala Staf Angkatan Darat yang baru menggantikan Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo di Istana Presiden Senin (9/11). Pengangkatan Kasad tersebut berdasarkan Keppres No 49/TNI/2009. TNI Angkatan Darat yang bermarkas di Jalan Merdeka Utara No. 2 di bilangan Monas Jakarta pusat pun berbenah untuk menyambut Kepala Staf Angkatan Darat yang baru. Kesibukan terlihat di lingkungan Markas Besar Angkatan Darat, mulai dari menyiapkan sebagian
kendaraan tempur militer, personil dari berbagai satuan untuk melaksanakan geladi, yang semua itu dipersiapkan untuk acara serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Darat. Acara serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Darat dilaksanakan pada 11 Nopember 2009 dan bertindak sebagai inspektur upacara Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso bertempat
di lapangan Mabesad. Dalam amanatnya Panglima TNI mengatakan bahwa serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Darat merupakan proses alamiah dan wajar dalam suatu organisasi namun memiliki arti penting yang bernilai strategis, baik bagi TNI AD khususnya maupun bagi TNI pada umumnya. Dengan demikian, mekanisme pergantian jabatan seperti
Salam Komando Sertijb Kasad
12
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
Letjen TNI George Toisutta saat pelantikan di Istana
ini bukan hanya sekedar pergantian personel semata, tetapi lebih bermakna sebagai suatu proses kesinambungan misi TNI Angkatan Darat, sekaligus merupakan bagian dari proses dinamisasi organisasi, sesuai dengan tuntutan dan tantangan tugas yang semakin berat dan kompleks. Lebih lanjut Panglima TNI
menekankan, bahwa TNI AD harus mampu menyiapkan dan membangun kekuatan, kemampuan dan gelar kekuatan pada arah yang benar, terutama membangun kesiapan sumber daya manusia, kesiapan operasional dan Alutsista guna menjamin pelaksanaan tugas pokok TNI AD untuk mampu mengantisipasi setiap ancaman dan dinamika tantangan dimasa depan.
Pada akhir amanatnya, Panglima TNI mengharapkan agar jajaran TNI AD didalam pelaksanaan pembinaan satuan guna mewujudkan kesiapan operasionalnya, perlu memperhatikan upaya-upaya pembinaan yang menyangkut aspek manajemen kepemimpinan, aspek pemantapan identitas dan jati diri prajurit serta aspek peningkatan profesionalitas teknis keprajuritan. Usai acara serahterima, Kasad yang baru, Letnan Jenderal TNI George Toisutta saat diwawancarai pers menyampaikan permohonan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia atas amanah yang diembannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat yang baru dan juga berharap prajurit Angkatan Darat ke depan akan semakin solid, profesional, tangguh, modern serta dicintai rakyat. Sementara itu Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo, saat disinggung tentang rencana tugasnya ke depan, menyampaikan “sebagai prajurit saya siap ditugaskan dimanapun karena pada hakikatnya tugas itu adalah amanah untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara”, tandasnya. Hadir pada acara tersebut, para mantan Kasad, Kapolri, Kasal, Kasau, Wakasad, para Asisten Kasad, para Pangdam dan Kabalakpus jajaran TNI AD, dan Pengurus Pusat Persit Kartika Chandra Kirana.(red)
konfrensi pers kasad lama & kasad baru di Mabesad
www.tniad.mil.id
13
LAPORAN UTAMA
Jenderal TNI George Toisutta
Pimpin Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta resmi sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) , menggantikan Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo yang memasuki masa pensiun. Sebelum menerima estafet pimpinan Angkatan Darat, pria berpostur tubuh tinggi kekar ini menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Dari segi pengalaman jabatannya, Jenderal Abituren Susreg Lemhannas Tahun 2001 ini termasuk sosok prajurit yang kaya akan pengalaman tugas khususnya pada jabatan Panglima di jajaran TNI Angkatan Darat. Suatu prestasi yang luar biasa, berturut-turut mulai tahun 2003 pria yang cukup komunikatif dengan insan pers ini sangat dikenal masyarakat ketika diberi tanggung jawab memegang kendali operasi militer di propinsi Nangroe Aceh Darusalam (NAD). Setahun kemudian, Jenderal kelahiran Ujung Pandang 56 tahun lalu ini dipercaya untuk menjabat sebagai Panglima Divisi Infanteri-1/Kostrad tahun 2004, kemudian diangkat lagi menjadi Pangdam XVII/TKR tahun 2005 dan bergeser menjadi Pangdam III/SLW pada tahun 2006. Setahun kemudian suami dari Hj Nur Alam ini, meraih bintang
14
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
latihan yang dilakukan oleh satuansatuan yang berada dibawahnya. Dalam hal meningkatkan profesionalisme prajurit, Jenderal yang selalu merasakan indahnya kebersamaan dan kekompakan dengan sesama prajurit, mengungkapkan pembinaan latihan yang diarahkan dalam rangka memelihara dan meningkatkan kemampuan teknis dan taktis akan mewujudkan prajurit yang profesional baik secara perorangan maupun satuan sehingga mampu melaksanakan tugastugas operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). Disisi lain, ayah dari tiga orang putera-putri ini selalu menekankan pentingnya perubahan dan peningkatan alutsista secara bertahap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
Dari kematangannya memimpin berbagai satuan di jajaran Angkatan Darat menunjukkan bahwa beliau adalah sosok prajurit sejati dan profesional. tiga yang diberi tanggung jawab untuk memimpin Kostrad (Pangkostrad). Dari kematangannya memimpin berbagai satuan di jajaran Angkatan Darat menunjukkan bahwa beliau adalah
Sebagai sosok prajurit yang sangat dekat dengan anak buahnya itu, sering terjun ke lapangan untuk mengecek secara langsung dan memberikan arahan pada pelaksanaan berbagai latihan yang dilakukan oleh satuansatuan yang berada dibawahnya. sosok prajurit sejati dan profesional. Menurutnya upaya membentuk dan mewujudkan prajurit yang professional, solid, dan disiplin merupakan suatu proses sistematis dan berkesinambungan melalui pembinaan satuan yang mencakup pembinaan organisasi, latihan, dan profesional. Sebagai sosok prajurit yang sangat dekat dengan anak buahnya itu, sering terjun ke lapangan untuk mengecek secara langsung dan memberikan arahan pada pelaksanaan berbagai
teknologi, melakukan peningkatan sarana dan prasarana pangkalan, perumahan bagi prajurit, serta merevisi piranti lunak yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan lingkungan yang berlaku, sehingga apa yang diharapkan untuk mendapatkan prajurit yang profesional, solid, tangguh, disiplin, dan berwawasan kebangsaan serta dicintai rakyat dapat terwujud dengan baik. Menurut Jenderal yang sangat peduli terhadap profesionalisme keprajuritan
www.tniad.mil.id
15
LAPORAN UTAMA Selanjutnya tahun 1998 dipercaya pimpinan untuk menduduki jabatan sebagai Danrem051/Wijayakarta Dam Jaya sampai tahun 2001, setelah itu pada tahun 2001 pindah sebagai Danpuslatpur dan tahun 2003 sebagai Kasdif-2/Kostrad serta tahun 2003 dipercaya sebagai Kasdam Jaya. Lima Jabatan terakhir yang disandangnya atas prestasi tugas yang diraihnya sebelum menjadi Kepala Staf Angkatan Darat adalah Pangkoops TNI tahun 2003, Pangdivif 1/Kostrad tahun 2004, Pangdam XVII/TKR tahun 2005, Pangdam III/SLW tahun 2006 dan Pangkostrad sejak tahun 2007. Pengalaman tempur dan teritorial dijalaninya saat melaksanakan tugas operasi di Timor Timur dan Aceh. Dalam menambah pengetahuannya, jenjang pendidikan yang dijalaninya di Angkatan Darat, antara lain Sarcabif (1977),
program prioritasnya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, adalah mewujudkan catur tunggal pembinaan yang sesuai dengan program kerja TNI Angkatan Darat tahun 2010 melalui budaya belajar dan berlatih menjelaskan program prioritasnya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, adalah mewujudkan catur tunggal pembinaan yang sesuai dengan program kerja TNI Angkatan Darat tahun 2010 yakni peningkatan kesiapan operasional, Sumber Daya Manusia, Kesejahteraan prajurit dan PNS TNI Angkatan Darat serta tertib administrasi dan hukum. Kasad baru Jenderal TNI George Toisutta lahir di Ujung Pandang, 1 Juni 1953 merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1976. Karier militernya diawali tahun 1978 sebagai Komandan Peleton-1 Kipan C Yonif-741/BS. Enam tahun masa perwira pertamanya dihabiskan dengan menduduki berbagai jabatan antara lain Kasiops Yonif 741/BS, Dankipan C Yonif 741/BS dan Dankipan B Yonif 744/BS. Kemudian beliau pindah ke Pussenif tahun 1986 dengan jabatan Kaurteknik Sdirlitbang Pussenif. Setahun
16
kemudian pria tamatan Susstafpur tahun 1984 ini, pindah lagi ke Rindam dengan jabatan Kasimindik Sdirdiklat Rinifdam. Kariernya terus menanjak sebagai Kasi-2/ Ops Brigif 1 tahun 1988. Selanjutnya pria tamatan Seskoad tahun 1992 ini, dipercaya menjadi Danyonif 700/Dam VII/Wrb tahun 1992. Untuk melengkapi jabatannya dibidang territorial, Jenderal yang sangat dekat dengan prajurit ini diberi tanggung jawab sebagai Dandim 1417 Rem 143 Dam VII/Wrb tahun 1994. Tak hanya sampai disitu, sebagai staf beliau pernah menjabat sebagai Paset Spri Panglima TNI. Kemudian pindah lagi untuk menduduki jabatan sebagai Danrindam II/Srw tahun 1997,
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
Susstafpur (1983), Seskoad (1992), Sesko ABRI (1997), dan Lemhannas (2001) sedangkan pengalaman tugas luar negeri yang pernah dijalaninya di beberapa negara adalah negara Australia, Jepang, Malaysia, dan Pakistan. Dengan pengalaman yang demikian banyak dan di dominasi dalam jabatan strategis di jajaran Angkatan Darat, maka diharapkan putra Ambon pertama yang menduduki jabatan Kasad sepanjang sejarah ini akan dapat membawa Angkatan Darat secara institusi maupun personel prajuritnya lebih profesional dan sejahtera lagi, semoga Ssukses..... Selamat Bertugas......!!!(Ykb)
PENERANGAN PASUKAN
JL. VETERAN NO.5 JAKARTA PUSAT, TELEPON : 3456838, 3813434, Fax : 3848300 Nomor : 11 (November 2009)
NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN TIDAK BOLEH LUNTUR . . .!!!
Dengan memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November, kita akan mengenang kembali jasa para pahlawan yang telah gugur mengorbankan harta benda, jiwa dan raganya demi merebut kemerdekaan. Sejarah telah menulis, dalam memperoleh kemerdekaan Indonesia dilaksanakan dengan semangat nasionalisme yang tinggi, dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dilakukan secara heroik dan patriotik, inilah nilai-nilai kepahlawanan yang tidak boleh kita tinggalkan. Nilai-nilai kepahlawanan yang diwariskan kepada generasi bangsa yaitu rasa senasib dan sepenanggungan, semangat persatuan dan kesatuan nasional, semangat rela berkorban jiwa dan raga serta semangat pantang menyerah, dilandasi pewarisan nilai-nilai kepahlawanan tersebut, maka tekad kita adalah bekerja dengan sebaik-baiknya untuk negara dan bangsa dengan mengamalkan nilai-nilai kepahlawanan melalui pembuktian sikap dan perbuatan yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa serta TNI AD pada khususnya. Prajurit TNI AD adalah patriot dan ksatria bangsa, maka tingkah laku dan tindakannya harus dapat menjadi contoh dan tauladan bagi masyarakat lingkungannya. Jiwa patriotisme, nasionalisme, semangat gotong royong, dan jati dirinya sebagai insan Pancasila harus selalu dijaga dengan baik.
Dalam merefleksikan hal tersebut kepada seluruh prajurit dan PNS TNI AD :
1. Tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar dalam menjalankan tugas mendapat perlindungan dan bimbingan-Nya. 2. Taati hukum, tegakkan disiplin dan patuhi tata tertib yang berlaku di jajaran TNI Angkatan Darat. 3. Jaga citra TNI Angkatan Darat dimana pun berada dan bertugas dengan menjabarkan pelaksanaan baik-baik dengan rakyat untuk mewujudkan kemanunggalan TNI dengan rakyat. 4. Bangun terus profesional prajurit dengan belajar dan berlatih. 5. Tegakkokohkan semangat persatuan dan kesatuan antar sesama prajurit serta memelihara keharmonisan hubungan dengan masyarakat dimana pun berada dan bertugas. Demikian Lembar Penerangan pasukan ini disampaikan untuk dapat dipedomani, dilaksanakan dan disebarluaskan kepada seluruh prajurit TNI Angkatan Darat.
www.tniad.mil.id
17
NAPAK TILAS
Sutomo atau lebih dikenal dengan Bung Tomo (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920 – meninggal di Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun) lebih dikenal dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai Bung Tomo, adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Ayahnya adalah seorang serba bisa. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer. Masa muda Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. Ia suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan. Pada usia 12 tahun, ketika ia
18
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus. Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendudukan Jepang pada 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia. Perjuangan Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia. Namun semua ini mempersiapkan Sutomo untuk peranannya yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia berusaha membangkitkan semangat rakyat sementara Surabaya diserang habis-habisan oleh tentara-tentara NICA. Sutomo terutama sekali dikenang karena seruan-seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radionya yang penuh dengan emosi, ”Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!” Meskipun Indonesia kalah dalam pertempuran 10 November itu, kejadian ini tetap dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Indonesia.
Setelah kemerdekaan Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo sempat terjun dalam dunia politik pada tahun 1950-an, namun ia tidak merasa bahagia dan kemudian menghilang dari panggung politik karena merasa difitnah berkaitan dengan pendirian pabrik sabun bermodalkan iuran tukang becak di Surabaya akan tetapi masalah beliau ini kemudian tidak diketahui rimbanya. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno dan awal pemerintahan Soeharto yang mula-mula didukungnya, Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional. Padahal, berbagai jabatan kenegaraan penting pernah disandang Bung Tomo. Ia pernah menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap. Bung Tomo juga tercatat sebagai anggota DPR pada 1956-1959 yang mewakili Partai Rakyat Indonesia. Namun, pada awal 1970-an, ia kembali berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru. Ia berbicara dengan keras terhadap program-program Soeharto sehinga pada 11 April 1978 ia ditahan oleh
pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya yang keras. Baru setahun kemudian ia dilepaskan oleh Soeharto. Meskipun semangatnya tidak hancur di dalam penjara, Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal. Ia masih tetap berminat terhadap masalah-masalah politik, namun ia tidak pernah mengangkat-angkat peranannya di dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia sangat dekat dengan keluarga dan anakanaknya, dan ia berusaha keras agar kelima anaknya berhasil dalam pendidikannya. Sutomo sangat bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya, namun tidak menganggap dirinya sebagai seorang Muslim saleh, ataupun calon pembaharu dalam agama. Pada 7 Oktober 1981 ia meninggal dunia di Padang Arafah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel, Surabaya. Gelar Pahlawan Nasional Gelar pahlawan nasional akhirnya diberikan ke Bung Tomo bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2008. Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu, Muhammad Nuh pada tanggal 2 November 2008 di Jakarta.
www.tniad.mil.id
19
PROFIL
Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE yang bermarkas di Lenteng Agung ini, selalu hadir di tengah bencana yang menimpa masyarakat Indonesia, sehingga batalyon ini banyak dikenal oleh masyarakat. Sepanjang sejarah pengabdiannya, prajurit Yonzikon banyak bertugas selain Operasi Militer untuk Perang (OMP), juga Operasi Militer Selain Perang (OMSP), antara lain
20
membantu korban masyarakat yang tertimpa dalam berbagai bencana yang terjadi di wilayah Indonesia. Selain itu, pengalaman tugasnya dalam mengemban misi perdamaian dunia, juga telah membawa nama harum bangsa Indonesia di dunia internasional. Prajuritnya yang dikenal terampil dalam bidang konstruksi telah banyak membantu masyarakat khususnya masyarakat yang tertimpa bencana. Banyak hal yang
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
dilakukannya antara lain membuka dan membangun jalan, mengevakuasi korban bencana, merehabilitasi rumah. Perannya sangat besar manfaatnya bagi masyarakat dan kehadirannya sangat dinantikan terutama bagi masyarakat Indonesia yang sering terkena bencana alam, karena Yonzikon ini mempunyai alat-alat berat yang dapat membantu mengevakuasi korban bencana alam seperti yang terjadi baru-baru ini di Sumatera Barat.
a. Bentuk - Tunggul Batalyon Zeni Konstruksi 13/ KE berbentuk empat persegi panjang dibuat dari bahan beludru hijau tua/ hijau rumput berjumbai kuning emas dari benang sutera. - Pada bagian muka sebelah kanan dilukiskan Pataka Ditziad. - Pada bagian muka sebelah kiri dilukiskan Tunggul Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE dengan susunan Segi lima, Tawon dan Pita dengan tulisan “ KARYA ETMAKA “ b. Motto. Dibawah dasar badge tertera motto Batalyon Zeni Konstruksi 13 “ KARYA ETMAKA “ yang berarti Bekerja dengan kemampuan diri sendiri
Menurut Komandan Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE, Letkol Czi Zainal Muhtar, ketika ditanya tentang keterlibatan dan upaya yang telah dilakukan prajurit Yonzikon 13/KE dalam membantu pemerintah menangani bencana, beliau mengatakan Satuan Yonzikon 13/KE tergabung dalam satgas PRCPB TNI selalu siap untuk melaksanakan tugas penanggulangan bencana yang berskala nasional atas perintah komando atas.
Dalam pelaksanaan tugasnya, satuan Yonzikon 13/KE melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait seperti BNPB, pemerintah daerah dan aparat Kowil setempat, sehingga tugas penanggulangan bencana dapat dilaksanakan secara terpadu dan cepat. Lebih lanjut Letkol Czi Zainal Muhtar mengatakan, sebagai bukti nyata Satuan Yonzikon 13/KE dalam penanggulangan bencana di Padang, Sumbar, melaksanakan
tugas-tugas seperti : Membantu tim evakuasi dan pencarian korban akibat reruntuhan bangunan gedung bertingkat dengan mengerahkan excavator dan crane 20 Ton, Membersihkan puing-puing, menghancurkan gedung-gedung yang rusak atau miring untuk meminimalkan kerugian di sekitar gedung tersebut, Mengangkat dan mengamankan dokumen penting, instalasi vital yang tidak bisa dijangkau personel dengan peralatan manual atau tradisional, Menyiapkan lokasi siap bangun untuk tempat penampungan pengungsi, sekolah, rumah sakit, kantor-kantor pemerintah, sarana ibadah dll, Perbaikan instalasi vital seperti PDAM, mengangkat material vital Telkom, PLN, serta dokumen pemerintah di gedung-gedung bertingkat dan sebagainya, Melaksanakan perbaikan sarana prasarana umum seperti tempat ibadah, sekolah-sekolah dan rumah sakit serta menyiapkan dan membangun sarana prasarana umum seperti sekolah darurat, rumah sakit darurat dan pasar darurat berupa kios dan los pasar. Awal Terbentuk dan Perkembangannya. Batalyon Zeni Konstruksi pada mulanya bernama Batalyon Zeni Konstruksi 3 yang merupakan pecahan dari Batalyon Zeni Pionir Magelang. Berdasarkan Surat Keputusan Menpangab Nomor KPTS-994 / VII / 1962 tanggal 1 Juli 1962, Batalyon Zeni Kontruksi 3 dimasukan dalam Organik KORRA I / CADUAD yang berkedudukan
www.tniad.mil.id
21
PROFIL
di lenteng Agung, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Seiring dengan perjalanan waktu dan tuntutan tugas pada masa masa itu Batalyon Zeni Konstruksi 3 mengalami beberapa perubahan yaitu Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Panglima Angkatan Darat Nomor KPTS994 / II / 1963 tanggal 1 Februari 1963, Batalyon Zeni Konstruksi 3 dibentuk sebagai Satu Kesatuan “ EAR MARK “ dari Kostrad. Pada tanggal 7 Agustus 1963, Berdasarkan Surat Keputusan Panglima Kostrad Nomor Skep / 724 / XI / 1963, Batalyon Zeni Konstruksi 3 dikembalikan kepada Direktorat Zeni TNI Angkatan Darat. Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Dirziad Nomor Skep / 190 / VII / 1965 tanggal 7 Agustus 1965, Batalyon Zeni Konstruksi 3 diubah menjadi Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE dan berada dibawah Direktorat Zeni TNI Angkatan Darat. Pada tahun 1969 Batalyon Zeni Konstruksi 13/ KE masuk kedalam jajaran Resimen Zeni 2 / Konstruksi. Sampai pada akhirnya Berdasarkan Surat Keputusan Dirziad Nomor Skep / 529 / V / 1986 tanggal 16 Mei 1986, Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE masuk kembali kedalam jajaran Resimen Zeni Konstruksi sampai dengan sekarang.
tugas dalam melaksanakan fungsi Organik Pembinaan meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dibidang latihan dalam rangka mendukung tugas pokok Yonzikon. Sebagai Komandan Satuan di Batalyon Zeni Konstruksi 13, Letkol Czi Zainal Muhtar menyampaikan “selalu memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit Yonzikon 13/KE dengan melaksanakan Latihan Program dan Latihan Non Program (Latihan Dalam Satuan) yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan teknis konstruksi khususnya latihan kaderisasi operator Alberzi”. Latihan yang dilaksanakan
Tugas-Tugas. Dalam melaksanakan fungsi utama, Batalyon Zeni Konstruksi 13 melaksanakan tugas Konstruksi, Destruksi, Lidikzi, Samaran, Rintangan, Penyeberangan, Bek Air dan Listrik, Jihandak serta Nubika Pasif. Tugas dalam melaksanakan fungsi Organik Militer meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dibidang pengamanan, operasi, personel, logistik, perencanaan dan pengawasan serta pengendalian dalam rangka mendukung tugas pokok Yonzikon. Sedangkan
22
Markas Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE Danyon Zikon 13/KE, Letkol Czi Zainal Mukhtar
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
mengacu pada tantangan tugas satuan Yonzikon 13/KE sebagai satuan PRCPB TNI (Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana) dan pasukan yang tergabung dalam Kizi OPP PBB Monuc Congo yang keberadaannya mulai XX-A s/d Konga XX-F, sehingga satuan Yonzikon 13/ KE selalu siap untuk melaksanakan tugas di dalam maupun luar negeri, tambahnya. Tugas Operasi. a. Penugasan Dalam Negeri. 1) Operasi Tempur.
a) Operasi Trikora 1962 b) Operasi Penumpasan G.30.S./PKI di Jakarta 1965/1966 c) Operasi Papera di Irian Barat tahun 1969 d) Operasi Seroja di Timor Timur tahun 1975, 1976, 1977, 1978, 1980, 1981, 1984, 1985, 1987, 1991 dan tahun 1995. e) Melaksanakan Bhakti TNI yang dilanjutkan Operasi pemulihan keamanan di daerah rawan Aceh dari tahun 2000 s.d. 2002 dan tahun 2003. 2) Operasi Non Tempur. a) Pembuatan jalan silang Monas tahun 1964 s.d. 1969.
b) Perbaikan lapangan terbang di Wagete, Irian Jaya tahun 1972. c) Pembuatan jalan di Timor-Timur. d) Pembuatan lapangan terbang Batujajar tahun 1990. e) Operasi Bhakti ABRI di Flores, NTT tahun 1993 dan tahun 1999. f) Operasi Bhakti TNI penanggulangan bencana alam di Propinsi NAD tahun 2004 s.d. 2005. g) Operasi Bhakti TNI penanggulangan Lumpur Lapindo, Sidoarjo tahun 2006. h) Satgas Supervisi Teknis Mabes TNI pada pembangunan rumah tumbuh, Langkat, Sumut tahun 2007. i) Satgas PRC.PB Tanggap Darurat korban
bencana alam Gempa Bumi Sumatera Barat tahun 2009. b. Penugasan Luar Negeri. 1) Pada tahun 1979 telah diberangkatkan 13 orang anggota Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE dibawah pimpinan Lettu Czi Sumarsono, bertugas di Timur Tengah, bergabung dalam Kontingen Garuda VIII. 2) Pada tahun 1995 telah diberangkatkan 105 orang anggota Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE dibawah pimpinan Kapten Czi Benny Antoro, bertugas di Bosnia bergabung dalam Kontingen Garuda XIV-C. 3) Pada tahun 2003 telah diberangkatkan 37 orang anggota Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE dibawah pimpinan Lettu Czi Gunawan Susianto tergabung dalam Satgas Kizi TNI OPP PBB Monuc di kongo. 4) Pada tahun 2004 telah diberangkatkan 23 orang anggota Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE dibawah pimpinan Lettu Czi Arief Hidayat tergabung dalam Kizi TNI OPP PBB Monuc di Kongo. 5) Pada tahun 2005 telah diberangkatkan 29 orang anggota Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE dibawah pimpinan Lettu Czi Purbo Awin Niarto, S.Si tergabung dalam Kizi TNI OPP PBB Monuc di Kongo. 6) Pada tahun 2006 telah diberangkatkan 16 orang anggota Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE dibawah pimpinan Serma Zaenal Abidin tergabung dalam Kizi TNI OPP PBB Monuc di Kongo. 7) Pada tahun 2006 telah diberangkatkan 1 orang anggota Batalyon Zeni Konstruksi 13/KE Koptu Agus Suyono tergabung dalam Satgas misi Perdamaian PBB di Libanon. 8) Pada tahun 2007 telah diberangkatkan 13 orang anggota Batalyon Zeni Konstruksi 13 dibawah pimpinan Lettu Czi Pabate, A.Md tergabung dalam Kizi TNI OPP PBB Monuc di Kongo. 9) Pada tahun 2008 telah diberangkatkan 8 orang anggota Batalyon Zeni Konstruksi 13 dibawah pimpinan Mayor Czi Sugeng Haryadi Yogopranowo dalam Kizi TNI OPP PBB Monuc di Kongo.
www.tniad.mil.id
23
WAWANCARA Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto :
SUDAH SAATNYA
PRAJURIT TNI DIBERIKAN
HAK PILIHNYA
Apa yang telah dilakukan TNI AD selama lebih dari sebelas tahun pelaksanaan reformasi internal sudah berada pada trek yang benar, tinggal lagi harus terus melakukan penyempurnaan. Pernyataan di atas meluncur dari ucapan bijak seorang mantan petinggi militer yang hingga kini masih tetap bersemangat mengabdikan dirinya melalui berbagai kegiatan sosial dan memberikan ceramah di berbagai tempat. Dialah Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto yang masih memiliki suara tegas, tampilan yang berwibawa dengan tutur kata yang runtut, tubuh
24
tegap dan sehat, wajah yang masih segar berkesan awet muda, pertanda kematangan dirinya dalam membantu memberikan kontribusi tentang berbagai persoalan Bangsa dan Negara, khususnya yang berkaitan dengan reformasi internal TNI. Setelah mencermati perjalanan reformasi selama lebih dari sebelas tahun ini, jenderal yang sukses mencapai puncak kariernya di dunia kemiliteran sebagai orang nomor satu di jajaran TNI, merasa terpanggil untuk selalu menyosialisasikan reformasi internal di tubuh TNI yang salah satunya adalah yang menyangkut hak pilih Prajurit TNI. Menurutnya “sudah saatnya prajurit TNI diberikan hak untuk memilih karena kini TNI sudah tidak lagi bermain politik praktis”. Jenderal yang banyak berkecimpung dalam perjalanan reformasi internal TNI saat menjabat sebagai Kasad dan Panglima TNI ini, mengungkapkan lebih jauh alasan dikembalikannya h a k p i l i h tersebut karena hak memilih itu adalah hak setiap warga negara yang tidak boleh dipasung hanya karena profesinya sebagai anggota TNI. Hak pilih itu katanya merupakan hak yang paling mendasar dari setiap warga negara, baik seperti negara yang paling demokratis sekalipun seperti
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
Amerika Serikat. Menurutnya kalau dibanding dengan Pemilu tahun 2004, posisi TNI saat itu masih dalam transisi, punya perwakilan di DPR dan masyarakat masih belum yakin tentang penghapusan peran Sospol TNI, itulah sebabnya prajurit TNI belum boleh memilih, ungkapnya. Dari semua pengalamannya itu terlihat jelas sebagai mantan petinggi militer yang dikenal sangat tegas berdisiplin tinggi dan menjunjung tinggi aturan hukum, sangat memahami kepentingan rakyat. Hal ini juga terlihat, saat Jenderal yang pernah menjabat sebagai komisaris di salah satu perusahaan milik negara, PT Pertamina, rela melepaskan jabatannya karena kebijakan yang diambil pihak manajemen perusahaan PT Pertamina tidak sesuai dengan hati nuraninya. Karena menurutnya perusahaan sebesar PT Pertamina belum mempunyai manajemen perencanaan yang matang sehingga penentuan harga LPG tidak memihak kepada kepentingan rakyat banyak. Baginya sebagai mantan prajurit yang telah berdinas lebih dari 30 tahun itu, sangat memahami nilai-nilai keprajuritan yang selalu dekat dengan rakyat. Adalah Jenderal (Purn) TNI Endriartono Sutarto, Mantan Panglima TNI periode 200 - 200 , merupakan tokoh yang sangat dikenal selalu dekat dengan berbagai lapisan masyarakat apalagi setelah ia benarbenar kembali sebagai masyarakat biasa, ia lebih banyak menyempatkan waktunya untuk beraktivitas dengan melakukan ceramah di berbagai tempat baik di dalam maupun luar negeri yang berkaitan dengan reformasi internal TNI. Dari pengamatannya, negara-negara asing antara lain Jepang, Singapura melihat reformasi internal TNI itu, merupakan suatu keanehan karena tidak mudah merubah peran TNI di bidang politik dalam waktu singkat dan mampu memposisikan dirinya menjadi TNI yang profesional. Dalam berbagai ceramahnya yang dilakukan di tanah air, pria yang mempunyai hobi menguprak-uprak mobil ini mengungkapkan, banyak mendapat
sambutan yang baik dari berbagai elemen organisasi seperti kontras dan partial terutama tentang pemahaman terhadap reformasi internal TNI yang selama ini mereka anggap masih banyak pelanggaran dan ambisi TNI untuk merebut kekuasaan. Disela-sela kesibukannya itu, ayah dari dua orang putra dan satu orang putri serta tiga orang cucu ini, masih sempat meluangkan waktunya lebih lama untuk menerima tim Redaksi Majalah Palagan pada Senin (9/11) di jalan Kalisari 3 di bilangan Cijantung Jakarta Timur, dalam suasana hening, tenang dan penuh rasa keakraban, kamipun berbincang-bincang lebih jauh dalam rangka 64 tahun TNI AD pada 15 Desember 2009 yang juga dikenal sebagai Hari Juang Kartika. Berikut ini adalah petikan hasil tanya jawab Tim Redaksi Majalah Palagan (Red) dengan Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto (Tarto) yang kami muat secara utuh dalam format pertanyaan sekaligus jawaban seperti dibawah. (Red) : Saat ini, telah banyak perkembangan yang dilakukan oleh TNI Angkatan Darat dalam mengabdikan dirinya pada bangsa dan negara. Sejauh ini, bagaimana tanggapan Jenderal melihat perkembangan TNI Angkatan Darat memasuki usia Ke-64 tahun yang jatuh pada tanggal 15 Desember 2009 (Hari Juang Kartika) mendatang? (Tarto) : E n a m puluh empat tahun TNI AD mendarmabaktikan dirinya bagi Bangsa dan Negara. Dari mulai mempertahankan kemerdekaan Indonesia menghadapi agresi Belanda pada perang kemerdekaan 1 dan 2, menumpas berbagai pemberontakan bersenjata seperti DI/TII, PRRI/Permesta, RMS, G 30 S/ PKI, PGRS, Operasi Seroja, GAM, melaksanakan berbagai operasi kemanusiaan/tanggap darurat demi menyelamatkan masyarakat dari bencana alam seperti tsunami, gempa, banjir, juga termasuk operasi melawan terorisme. Pengabdian TNI AD tentu harus dilakukan sesuai konteks dinamika bangsa. Ke depan, peran TNI/TNI AD barangkali akan lebih diwarnai utamanya pengabdian dalam menjaga keutuhan wilayah kedaulatan negara dari ancaman klaim negara asing, disamping tentu lawan terorisme dan juga
operasi kemanusiaan/tanggap darurat karena wilayah geografi kita yang memang rentan gempa. Menghadapi situasi itu serta juga beban tugas paska reformasi, TNI AD harus menyiapkan penyesuaian langkah perencanaan pembangunan kekuatan maupun pembangunan profesionalisme
(Tarto) : Pada dasarnya, TNI AD sebagai bagian dari TNI berkewajiban untuk terus berbenah diri menyesuaikan dengan tatanan bangsa. Apa yang telah dilakukan TNI AD selama 10 tahun pelaksanaan reformasi internal sudah berada pada trek yang benar. Tinggal lagi harus terus melakukan penyempurnaan. Kita tidak boleh melawan ketentuan/aturan yang telah ditetapkan negara, tetapi disisi lain kita juga tidak boleh kebablasan, hanya karena keinginan untuk populer dimata segelintir politisi atau LSM atau juga karena ketidaktahuan kita. Hal seperti itu akan sangat merugikan bukan hanya bagi TNI AD, namun juga bagi rakyat, Bangsa, dan Negara. (Red) : Pada era Orde Baru, berbagai aset bisnis TNI pernah memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan kesejahteraan bagi prajurit. Saat ini TNI Angkatan Darat tidak boleh lagi berbisnis dengan tujuan untuk mewujudkan prajurit yang profesional. Bagaimana Jenderal menanggapi hal tersebut?
keprajuritan. (Red) : Reformasi internal TNI AD telah berjalan lebih dari 10 tahun. Dalam reformasi ini, TNI AD terus bertekad untuk mewujudkan sosok prajurit yang profesional. Bagaimana tanggapan Jenderal melihat perkembangan reformasi TNI Angkatan Darat?
(Tarto) : Pada dasarnya, militer profesional memang tidak berbisnis. Karenanya UU TNI menyatakan secara gamblang tentang larangan berbisnis ini. Ketentuan adalah ketentuan, bagaimanapun pahitnya itu. Perlu diingat bahwa pada UU TNI juga menyatakan TNI tidak lagi berbisnis, namun dinyatakan juga bahwa kewajiban membangun kekuatan TNI maupun kesejahteraan prajuritnya haruslah menjadi kewajiban Negara/Pemerintah melalui APBN yang cukup agar kedua hal tadi dapat terpenuhi. Barangkali memang benar bahwa negara saat ini tidak cukup punya uang untuk dapat mengalokasikan anggaran kepada TNI secara memadai. Tetapi anggaran yang dialokasikan pada TNI tidaklah wajar apabila sedemikian jauhnya dari kebutuhan minimal sehingga harus mengorbankan banyak prajurit TNI secara sia-sia akibat alutsista yang sudah terlalu tua dan kurang perawatan. (Red) : Terorisme merupakan musuh kita bersama dan dalam UU TNI No. 34 Tahun 2004 tentang TNI, khususnya pasal
www.tniad.mil.id
25
WAWANCARA
Pada dasarnya pemenuhan kebutuhan alutsista TNI adalah kewajiban pemerintah melalui alokasi anggaran pembangunan kekuatan dan pemeliharaan.
tentang Operasi Militer Selain Perang, dinyatakan salah satu tugas TNI adalah mengatasi terorisme. Bagaimana menurut Jenderal, peran TNI AD dalam mengatasi terorisme ini? (Tarto) : Peran TNI/TNI AD melawan terorisme, dibanyak negara, perang melawan terorisme dilakukan oleh semua komponen bangsa. Kejahatan terorisme itu merupakan extraordinary crime yang dampaknya sangat luas, bukan hanya korban dari masyarakat yang tidak berdosa tetapi juga berdampak pada bidang keamanan, sosial, dan ekonomi. Tinggal lagi sekarang bagaimana negara membagi peran dari setiap komponen bangsa tersebut agar tidak terjadi tumpang tindih, yang akibatnya justru dapat menjadi kontra produktif. Perang yang harus dilakukan TNI adalah: a. Memberikan bantuan intelijen. b. Melakukan penindakan terhadap aksi terorisme yang tengah berjalan, seperti penyanderaan, pembajakan di darat, laut, maupun udara. Untuk butir satu, aparat teritorial harus dimanfaatkan secara maksimal untuk melakukan tugas pengumpulan keterangan, utamanya data dari masyarakat di daerahnya. Sementara untuk pelaksanaan butir kedua, harus ada pejabat atau badan yang ditugaskan untuk melakukan pekatihan gabungan antara unti antiteror TNI dan berwenang untuk membentuk satgas antiteror TNI yang pembentukannya atas perintah Panglima TNI dan komposisinya
disesuaikan dengan ancaman yang ada. (Red) : Berbagai musibah kecelakaan pesawat dialami oleh TNI belakangan ini, bagaimana tanggapan Jenderal menyoroti hal tersebut, mengingat minimnya alutsista yang dimiliki oleh TNI khususnya TNI AD? (Tarto) : Pada dasarnya pemenuhan kebutuhan alutsista TNI adalah kewajiban pemerintah melalui alokasi anggaran pembangunan kekuatan dan pemeliharaan. Sistem anggaran bagi TNI haruslah mulai dibenahi, antara lain melalui suatu ketentuan bahwa apabila kita menganggap memerlukan penambahan kekuatan melalui pengadaan alutsista baru, maka untuk tahun-tahun anggaran kedepan, anggaran pemeliharaan haruslah ditambahkan guna dapat melakukan pemeliharaan secara rutin terhadap seluruh alutsista kita. Sebagai contoh misalnya TNI AD merencanakan melakukan pengadaan alutsista tank untuk melengkapi 2 Kompi Kavaleri yang baru, yang sudah disetujui secara interdep, maka konsekuensinya pada tahun-tahun berikutnya anggaran pemeliharaan bagi TNI AD haruslah ditambah untuk dapat melakukan pemeliharaan bagi tank-tank baru tersebut. Dan juga harus diingat bahwa makin tua alutsista yang dimiliki, maka biaya pemeliharaannya akan juga menjadi semakin besar. (Red) : Sebagai salah satu sesepuh Angkatan Darat, apa harapan Jenderal pada generasi muda TNI AD di masa mendatang?
anggaran yang dialokasikan pada TNI tidaklah wajar apabila sedemikian jauhnya dari kebutuhan minimal sehingga harus mengorbankan banyak prajurit TNI secara sia-sia akibat alutsista yang sudah terlalu tua dan kurang perawatan.
26
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
(Tarto) : Bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lainnya di dunia senantiasa berubah secara dinamis. Bagi TNI/TNI AD sebagai alat negara dengan tugas mempertahankan kedaulatan dan menjaga keselamatan bangsa, kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan bangsa tanpa harus kehilangan jati dirinya menjadi sangat penting. UUD, presiden dapat diganti, Panglima TNI, Kasad juga demikian. Doktrin, sistem dapat berubah, tetapi satu hal yang harus diingat oleh semua prajurit TNI bahwa NKRI harus tetap eksis, demikian juga halnya TNI/TNI AD sebagai pengawalnya. Saking asyiknya berbincang-bincang dengan mantan petinggi militer Indonesia yang masih energik ini, kami Tim Redaksi Palagan tak menyadari bahwa matahari kian meninggi pertanda waktu sholat zhuhur pun tiba. Sambil bergegas kami menyampaikan pamit, namun Sang Jenderal masih sempat menunjukkan hasil kerja dari hobbinya dalam menguprak-uprik mobil Mercy lama tahun 1979 yang terlihat sangat mulus dan terawat. Mengubah mobil yang telah hancur dan menjadikannya sesuatu yang berguna, bermanfaat serta enak dipandang. Itulah hasil karya sang jenderal yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya, karena sebagai sosok mantan orang nomor satu di jajaran TNI masih tetap bersahaja menikmati kehidupannya dari hari ke hari. Terima kasih Jenderal terus berjuang ... Sukses selalu ...... dan tetap semangat .....!!!. (Priyo/Yakub)
www.tniad.mil.id
27
WAWASAN
CIGS | Centro de Instrucao de Guerra na Selva
MENGENAL SEKOLAH PERANG HUTAN DI AMAZON , BRASIL
SELVA…! saling bersahut SELVA ….! Yang artinya hutan. Teriakan keras salam itu terlontar dari setiap prajurit alumni Sekolah Perang Hutan .
C I G S, Centro de Instrucao de Guerra na Selva , adalah Pusat pendidikan sekolah perang hutan Negara Brasil yang letaknya dekat hulu Sungai Amazon di daerah Manaus yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1964 oleh Myr Jorge Teixera Preside dengan nama COSAC (Commandos Operacoes na Selva) yang kemudian pada tahun 1970 berganti nama CIGS yang merupakan
28
satu satunya lembaga pendidikan di dunia yang menyelenggarakan Pendidikan Perang Hutan secara konfensional dari tingkat perorangan sampai dengan tingkat Brigade, saat ini dipimpin oleh seorang Kolonel (Col Inf Deveirra). Satuan pendidikan ini langsung dibawah komando C M A (Comando Military de Amazona) yang merupakan salah satu Komando Militer yang wilayahnya merupakan daerah hutan belantara konservasi Amazon seluas hampir 42% wilayah Brasil. Negara Brasil merupakan Negara yang memiliki wilayah territorial terluas di Amerika latin di bagi menjadi 7 Komando Militer dan 12 regional militer dimana setiap komando militer bertanggung jawab terhadap satu atau lebih regional militernya. Untuk satuan yang memiliki tugas dan tanggung jawab tugasnya diwilayah hutan maka setiap prajuritnya dilatih untuk memiliki “ Kemampuan Perang Hutan”. Semula pendidikan ini hanya untuk melatih angkatan darat Brasil ,
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
Namun setelah berganti nama CIGS dan atas permintaan Negara tetangga khususnya yang memiliki daerah perbatasan sama di wilayah konservasi Amazon, satuan pendidikan ini mulai menerima siswa Asing / Non Brasil. Daerah latihan CIGS di Hutan rawa Amazon seluas 1.152 Km² dipilih didaerah yang dapat mewakili seluruh flora dan fauna alam Amazon yang kemudian di tentukan menjadi 7 BI (basis instruksi): BI-I, di Marechal Rondon untuk materi Patroli dan Aplikasi. BI-II, di Placido de
Castro untuk materi Taktik , tehnik dan Suvival. BI- III,di Lobo D’Almada untuk materi taktik, tehnik dan Survival. BI-IV, di Pedra Teixeira untuk pelaksanaan operasi Air / Sungai. BI-V, di Ajuricaba tempat orientasi pengenalan awal siswa dan mako CIGS. BI-VI , di Filipe Camarau untuk pelasanaan operasi Air / Sungai. BI-VII, Pos Mobile. Di masingmasing basis instruksi dilengkapi dengan segala sarana dan prasarana pendidikan sampai dengan dukungan logistiknya terutama evakuasi medis sampai tingkat pelayanan pusat. Dari khas Amazon yang berhutan Tropis rawa belukar yang berhulu dari puluhan anak sungai yang menginduk pada sungai Amazon dan bermuara di Samudra Atlantik maka berenang menjadikan syarat
mutlak bagai para siswa, khususnya dari Negara lain di wajibkan untuk mampu renang militer 200 m dalam waktu 7 menit dan terapung diair selama 30 menit, pull up min 12x, sit up min 60x . Menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa pengantar namun penekanan para pelatih bukan hal yang mutlak, setiap 2 orang siswa akan di bimbing 1 orang pelatih sampai ahir pendidikannya. Gerakan didalam hutan menggunakan bahasa isyarat, selama pendidikan semua kegiatan siswa berada dilapangan , 80 % pelajaran praktek lapangan dan 20 % teori praktis. Dengan demikian sangat dituntut kemampuan cepat adaptasi siswa. Karena lama pendidikan yang relative singkat hanya 2,5 bln, dengan metode tersebut harapan pelatih akan dapat menimbulkan naluri tempur alami didalam hutan, Yang menjadi bayangan siswa adalah ganasnya serangga serangga berbisa Amazon yang apabila daya tahan tubuh lemah maka akan mudah terinfeksi dan dapat nenurunkan daya tahan hidup di hutan secara drastis, mencegah hal tersebut masing masing siswa dituntut tetap menjaga stamina kesehatan dan menggunakan minyak
www.tniad.mil.id
29
WAWASAN
sampai pada Tk Superior Oficial, atau di TNI - setingkat SESKO (pendidikan SESKO di Brasil selama 2 tahun). Selama ini, C I G S telah mendidik dan meluluskan 4.788 orang , termasuk 408 orang non Brasil yang terdiri dari ; Amerika serikat 21 orang, Eropa 105 orang ( dari Perancis 88 orang ), Afrika 15 orang dan dari Negaranegara Amerika latin sebanyak 267 orang. Dari Asia belum tercatat. Secara geografis, Hutan tropis di Kalimantan dan Papua memiliki banyak kesamaan dengan hutan tropis Amazon, awal September yang lalu TNI-AD telah mengirim tim peninjau ke Sekolah Perang Hutan CIGS di Manaus Amazona Brasil. Besar harapan untuk bisa menyerap pengetahuan Perang Hutan tersebut, selain untuk memperkaya pengetahuan dasar keprajuritan TNI-AD, kedepan kemampuan tersebut bisa menjadikan ciri khusus prajurit di setiap komando kewilayahan yang memiliki Hutan tropis, untuk mampu bertempur dan mempertahankan wilayahnya secara konvensional (Sopsad)
pencegah. Pendidikan Sekolah Perang Hutan ada 4 Katagori : Katagori “A” Superior Oficial untuk siswa Pamen, lama pendidikan 8 minggu. Katagori “B” untuk siswa Pama, lama pendidikan 11 minmggu. Katagori “C” untuk pelajar Serda – Sertu lama,pendidikan 11 minggu. Katagori “D” baru akan di mulai tahun 2010 untuk pelajar Serka – Peltu,lama pendidikan 8 minggu. Pendidikan Katagori A & D merupakan pendidikan kepemimpinan manajemen dan administrasi sedangkan katagori B & C merupakan pendidikan kepemimpinan Lapangan dan terapan praktek lapangan hanya sampai tingkat peleton. Negara-negara dunia yang memiliki hutan di wilayah geografinya telah banyak mengembangkan Taktik dan tehnik Perang Hutan, namun ciri khas Hutan tropis Amazon telah menjadikan daya pikat tersendiri karena selain alam yang masih asli banyak manfaat lain yang dapat di
30
ambil seperti kemampuan dari suku asli Indian Amazon untuk mendeteksi dan mencari musuh serta pengetahuan tradisionalnya tentang hidup di hutan rawa. Banyak pemuda suku Indian Amazon masuk pendidikan militer, terutama di wilayah C M A tetapi sejauh ini mereka hanya sampai pada level Bintara, sangat langka dan jarang yang sampai pada level Perwira. Kemudian mereka kembali ke wilayah, kelompok asal sukunya. Sehingga secara umum Laki-laki suku Indian Amazon telah memiliki pendidikan dasar kemiliteran, wilayah memiliki daya tangkal dan sangat militan terhadap pemerintahanan pusat. Doktrin Perang Hutan di pendidikan militer Brasil, diajarkan mulai dari Tk pendidikan dasar
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
www.tniad.mil.id
31
MEREKA BICARA TENTANG TNI AD
Bekti Nugroho Wakil Komisi Pengaduan Dewan Pers dan Wartawan RCTI
“Mbok ngilo Pak, wes duwe putu kok kelakuane koyo ngono…”, (Bercerminlah Pak sudah punya cucu kok tingkah lakunya masih seperti itu,,,)”. Adalah ungkapan Jawa untuk menyindir seseorang yang sudah berusia senja (umumnya sudah bercucu), tapi kelakuannya tidak menunjukkan sebagaimana pantasnya orang dewasa. Ciri-ciri orang dewasa antara lain bersikap tenggang rasa, bertanggung jawab, bisa mengendalikan emosi dan dirinya, tahu diri. Pendek kata dewasa adalah bersikap dan berperilaku teladan dan membanggakan. Tanggal 15 Desember ini TNI AD genap berusia 64 tahun, sebuah angka yang tidak sedikit. Ibarat manusia angka 64 adalah usia seseorang yang mungkin
32
masyarakat Indonesia sekarang haus dan butuh pahlawanpahlawan baru sudah mempunyai cucu lebih dari sepuluh atau kalau bekerja, dia sudah menginjak masa pensiun. Tentu orang itu sudah banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa diceritakan dengan bangga kepada para cucu. Tentu cerita-cerita itu adalah cerita membanggakan dan heroik. Sehingga dengan mendengarkan cerita-cerita tersebut, cucu-cucu kita diharapkan bisa meneladani kisah-kisah sang kakek. Pertanyaannya, benarkah TNI AD diusia ke 64 tahun ini sudah bisa menjadi sosok membanggakan dan dielu-elukan rakyat Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan ini mudah. Kita lihat atau
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
kita baca saja kembali kisah-kisah TNI AD sejak jaman kemerdekaan, orde lama, orde baru hingga orde reformasi. Ada kisah heroik bagiamana prajuritprajurit TNI AD menumpas anasiranasir separatis, menumpas G-30 S/ PKI. TNI AD juga selalu hadir bila ada musibah. Di zaman Orde Baru, juga ada program Abri Masuk Desa (AMD). Ketika ada bencana Tsunami di Aceh, TNI AD juga membantu mencari korban dan membangun Aceh, bersama segenap komponen masyarakat lain. Mereka juga sering terlibat dalam menangani banjir bandang di berbagai daerah. Dan masih banyak lagi daftar prestasi TNI AD yang
bisa membanggakan, sehingga layaklah bila meninggal mereka dibuatkan Taman Makam Pahlawan. Namun, tentu masyarakat juga mencatat bagaimana kisah-kisah anggota TNI AD yang melukai nurani rakyat. Prajurit yang main hakim sendiri, terlibat aksi-aksi kriminal, perwira yang memakai shabu-shabu atau terlibat praktek ilegal logging hingga Jenderal TNI AD yang mengorupsi dana pensiunan prajurit. Bila prajurit nakal saja tidak bisa dimaklumi bagaimana dengan kenakalan perwira dan jenderal yang nakal? Inilah yang tidak bisa lagi ditolerir di masa depan. TNI AD di era reformasi ini, dimana sudah tidak ada lagi dwi fungsi ABRI dan peran ganda TNI lain. Prajurit TNI AD harus sudah bisa menunjukkan sosok dan postur yang profesional. Apalagi para perwira dan jenderaljenderalnya. Sekaranglah saatnya mereka menunjukkan sosok yang layak diteladani dan dibanggakan. Bagaimana kriteria teladan dan membanggakan itu? Tentu para perwira dan jenderal TNI AD sudah tahu, mengerti dan paham. Jadi saya tidak perlu menyebutkan TNI mesti
begini atau begitu. Hanya dalam kesempatan ulang tahun ke-64 TNI AD ini, saya ingin menyinggung apa yang sedang terjadi di luar urusan ketentaraan. Dukungan yang terus bertambah, atas nasib yang dialami institusi KPK dan 2 wakilnya Chandra M.
Hamzah dan Bibit Samad Riyanto. Dalam hitungan minggu, pendukung mereka telah mencapai 1 juta lebih facebookers. Dari peristiwa ini pula gelombang protes masyarakat sipil terus menggelora di berbagai pelosok negeri. Mengapa..? Jawabnya sederhana, sepak terjang dan perilaku institusi KPK selama ini memang menunjukkan kinerja dan citra positif. Dengan bahasa lain, masyarakat Indonesia sekarang haus dan butuh pahlawan-pahlawan baru – mumpung masih hangat kita memperingati Hari Pahlawan – di berbagai bidang. Dukungan ratusan ribu facebookers ke KPK adalah cerminan dan simbolisasi rasa haus akan kepahlawanan. Artinya bila TNI AD ingin mendapat dukungan rakyat secara kuantitas dan kualitas, berperilakulah profesional, bermoral dan mempraktikkan perilaku hero. Cukup sudah untuk menambah luka dan derita hati rakyat. Atau citra TNI AD akan sama jebloknya dengan citra aparat penegak hukum? Meski TNI AD sudah berusia 64 tahun. Ibarat manusia, mestinya TNI AD kini sedang menimang cucu sambil mengenang kisah-kisah heroik dan membanggakan sambil duduk di beranda rumahnya yang asri, teduh, dan nyaman.
www.tniad.mil.id
33
MEREKA BICARA TENTANG TNIAD
Respon Strategis Untuk Posisi Strategis Agoes Poernomo, S.IP., M.Si. (Anggota Komisi II DPR RI)
TNI AD merupakan salah satu elemen kunci bangsa yang sejarahnya sepanjang usia sejarah Republik Indonesia itu sendiri, karena peranan riil dan strategisnya dalam membentuk dan mempertahankan NKRI. Sebagai matra paling ”senior” diantara 3 (tiga) matra dalam tubuh TNI, Angkatan Darat sudah terbukti menjadi pelopor pada setiap momentum strategis eksistensi NKRI. Untuk momentum mutakhir diusianya yang ke -64, akan sangat terkait dengan definisi terkini tantangan strategis nasional dibandingkan dengan era kelahirannya dahulu. UU No. 34 tahun 2004 pasal 1 ayat 13 mengamanatkan profil TNI sebagai ”Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin kesejahteraannya serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut sistem demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi. Profil baru ini menghajatkan respon
strategis organisatoris, profesional, kultural, politis, demokratis dan yuridis serta HAM. Respon ini dapat secara khusus di-break down oleh TNI AD dengan melakukan adaptasi strategis: adaptasi profil organisasi yang lebih lincah dan mampu mengatasi tantangan; adaptasi karier yang menjanjikan, sejajar dengan seluruh profesi yang lain; adaptasi kaderisasi dan kultural lewat lembaga pendidikan yang selalu melampaui kebutuhan zaman; adaptasi penguasaan dinamika sistem politik yang mumpuni; dan adaptasi terhadap proses pematangan demokrasi agar amanat penderitaan rakyat tercapai. Sehingga tercapai kesejahteraan serta melanjutkan dan mewariskan kesadaran hukum yang sudah sejalan dengan konstitusi. Mengingat besarnya posisi strategis TNI Angkatan Darat tersebut, maka dukungan dari seluruh elemen bangsa
adalah kemestian yang tidak terelakkan. DPR dengan posisinya harus memiliki inisiatif maksimal untuk merealisasikan amanat konstitusi sekaligus amanat UU 34 tahun 2004. Dengan fokus dan tahapan yang relevan dengan perkembangan dan dinamika tantangan strategis eksistensi NKRI terkini. Demikian juga dengan lembaga eksekutif dan rakyat seluruhnya mengingat dinamis dan canggihnya tantangan strategis kontemporer. Saya sebagai bagian dari elemen strategis bangsa meyakini bahwa bangsa kita segera memiliki TNI Angkatan Darat yang selalu dapat menyelesaikan seluruh tanatangan strategis modern baik yang bersifat lokal, nasional, regional, ataupun global sebelum 2014. Dirgahayu TNI Angkatan Darat !! Cinta kami untuk seluruh kebesaran dan kemajuannya.
Tingkatkan Anggaran TNI AD
Kristanto Hartadi, Pemimpin Redaksi Harian Umum Sore Sinar Harapan
Sejak pencanangan program reformasi TNI sepuluh tahun lalu kita melihat bahwa TNI, khususnya TNI AD, telah makin memperlihatkan kedewasaan dan dukungan terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan civil supremacy, dan berusaha mematuhi berbagai hal yang diatur dalam Undang-Undang No 34 tahun 2004 mengenai Tentara Nasional Indonesia. Hal ini harus dihargai dan didukung, bahkan harus terus dikawal agar semakin baik dan sempurna dalam penerapan di lapangan. TNI AD telah membuktikan bahwa sebagai tentara pejuang dan tentara profesional telah bersikap tidak memihak pada berbagai proses pemilihan umum yang digelar pada 2004 dan 2009 ini, dan para prajutir TNI menerima untuk tidak memiliki hak memilih sampai hari ini. Ini memperlihatkan dukungan dan kepatuhan TNI AD kepada prinsip-prinsip demokrasi. Secara langsung atau tidak sikap TNI AD ini turut menyumbang pada pengakuan bahwa Pemilihan Umum 2009 lalu dapat berlangsung secara aman dan damai, tanpa ada letusan peluru atau tetesan darah, juga karena dukungan dan jaminan TNI AD yang
34
bersikap netral. Ke depan, kita tetap berharap TNI AD mempertahankan profesionalitas dan netralitas itu dengan baik, sebagai ujud dukungan terhadap proses demokratisasi di Indonesia dan mengawal Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara, yang dasardasarnya telah diletakkan oleh para pendiri Republik Indonesia. TNI AD harus menjadi pengawal terdepan terhadap upaya-upaya mengubah atau membelokkan dasar negara Pancasila dengan ideologi lain, seperti yang sudah ditunjukkan pada masa lalu. TNI AD juga menunjukkan dedikasi dan kemampuannya dalam berbagai operasi militer bukan perang, khususnya dalam penanganan berbagai bencana alam yang senantiasa mendera negeri kita harihari ini.
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
Namun, profesionalitas TNI, di usianya yang ke-64 tahun itu, akan sulit diwujudkan selama anggaran TNI, termasuk TNI AD, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya, bahkan tidak mencukupi untuk apa yang disebut sebagai minimum essential force. Pemerintah harus memastikan bahwa secara bertahap anggaran TNI, termasuk TNI AD, akan ditingkatkan hingga kebutuhan minimum sebagai sebuah militer yang profesional betul-betul terpenuhi, termasuk untuk pengadaan alutsista, latihan, biaya operasi, dan di atas itu semua kesejahteraan prajurit dan keluarga mereka. Akhirnya, dirgahayu TNI AD, selamat HUT ke-64, semoga makin jaya dan sukses dalam pengabdian kepada Bangsa dan Negara Indonesia.
www.tniad.mil.id
35
LINTAS SATUAN
Kadispenad : Penerangan Angkatan Darat Harus Mampu Kuasai Informasi dan Teknologi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Christian Zebua mengatakan, Penerangan Angkatan Darat harus mampu menguasasi informasi dan teknologi, karena dengan kemampuan penguasaan dan pengendalian informasi beserta teknologi akan dapat memenangkan pembentukan opini publik untuk kepentingan mendukung tugas pokok Angkatan Darat. Hal ini dikatakan Kadispenad ketika memberi arahan dihadapan para pejabat Kepala Penerangan Angkatan Darat dalam acara Rapat koordinasi Teknis (Rakornis) Penerangan Angkatan Darat Tahun 2009 di Markas Besar Angkatan Darat, Jum’at (6/11). Rakornis sehari yang diikuti
36
oleh para Kepala Penerangan Kodam, Kodiklat, Kostrad, Kopassus, Divisi, Kapen Humas Seskoad, Akmil dan Kepala Penerangan Korem kali ini mengambil tema “Melalui Rakornispen Angkatan Darat Kita Tingkatkan Profesionalisme Prajurit Penerangan serta Semangat Kebersamaan dalam rangka Mendukung Tugas Pokok Angkatan Darat”. Menurut Kadispenad, dalam era globalisasi ini dunia semakin transparan dan perubahan terjadi dengan cepat dan sulit dideteksi. Kondisi seperti ini, memacu persaingan semakin ketat untuk menguasai dan mengendalikan informasi agar dapat memenangkan perang informasi. Era informasi identik dengan eranya komunitas penerangan, untuk itu memberdayakan dan meningkatkan kinerja satuan-satuan Penerangan Angkatan Darat, harus dirumuskan sebaik-baiknya. Kadispenad menjelaskan, terkait dengan tuntutan tugas dan fungsi penerangan militer sebagai fungsi khusus Angkatan Darat, maka sesungguhnya pada setiap jiwa insan Penerangan Angkatan Darat melekat tugas yang mulia sekaligus mengandung tantangan yang sangat kompleks, khususnya untuk mengaktualisasikan melalui saluran media massa dalam wujud publikasi maupun pemberitaan tentang Angkatan Darat yang dapat direspon oleh publik secara cepat, tepat, benar, bermakna positif dan dipahami secara konstruktif.
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
Oleh karena itu, hendaknya dibangun kerjasama dan keterpaduan fungsi penerangan yang sinergi dengan segenap insan pers/komunitas jurnalistik dengan prinsip kemitraan berbasis profesi. Brigjen TNI Christian Zebua mengharapkan, setiap Kepala Penerangan agar senantiasa bertindak lebih cepat, tepat, akurat, benar dan kreatif dalam menanggapi dan menyajikan setiap pemberitaan tentang Angkatan Darat dengan menggunakan strategi dan teknis komunikasi yang baik dan benar. Tingkatkan kinerja satuan Penerangan Angkatan Darat, dengan menumbuhkan kesatuan dan kesamaan persepsi setiap personel penerangan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Bangun komunikasi yang baik dengan media massa, sehingga kepentingan Angkatan Darat dapat terwadahi dengan baik. Pada kesempatan ini, Kadispenad juga memberikan penghargaan kepada pemenang lomba release yaitu juara pertama di raih Letkol Caj Dudi Zulfadli Kapendam Iskandar Muda, juara kedua Letkol Inf Zaenal Kapendam IV/ Diponegoro dan juara ketiga diraih oleh Mayor Inf Rustam Kapendam VII/ Wirabuana, masing-masing mendapatkan piagam penghargaan dan uang tunai sebesar Rp. 1.000.000,-juara pertama, Rp. 750.000,- juara kedua dan juara ketiga sebesar Rp. 500.000,-.
Divisi Infanteri-2/Kostrad Juara Umum
Lomba Peleton Tangkas
Divisi Infanteri-2/Kostrad Juara Umum Lomba Peleton Tangkas (Ton Tangkas) dengan mengumpulkan dua medali emas. Peringkat kedua diraih oleh Divisi Infanteri-1/Kostrad dengan perolehan satu medali emas, dua perak dan satu perunggu. Sedangkan peringkat ketiga diraih oleh Kopassus dengan satu medali emas dan satu perak. Lomba Peleton Tangkas ini diikuti oleh 15 tim dari 12 Kodam, masingmasing Kodam satu tim, Kostrad dua tim serta Kopassus satu tim. Jenis lomba yang dipertandingkan meliputi menembak, HTF, lintas medan, ilmu medan, renang militer dan halang rintang. Lomba berlangsung dari tanggal 12 sampai dengan 18 November 2009 di Akademi Militer Magelang dan ditutup oleh Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI George Toisutta, Rabu (18/11). Kasad mengatakan, selama kurang lebih satu minggu, para peserta Lomba telah mencurahkan seluruh tenaga dan pikiran, serta kemampuannya, dalam upaya meraih prestasi terbaik memenangkan lomba Peleton Tangkas ini. Hal ini merupakan cerminan semangat juang yang tinggi, untuk meraih prestasi dan kebanggaan, serta nama baik kesatuan masing-masing, ujar Kasad. Letjen TNI George Toisutta percaya, bahwa semangat juang untuk memenangkan lomba, tidak membuat para peserta mengorbankan sportifitas
dan kehormatan prajurit. Sebab kemenangan bukan merupakan satusatunya tujuan akhir dari penyelenggaraan lomba, tetapi prestasi yang telah dicapai pada lomba ini, merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan pembinaan satuan setingkat peleton, yang dilakukan masing-masing Komando Utama (Kotama). Menurut Kasad, apapun tingkat keberhasilan yang telah diperoleh, patut dijadikan titik tolak untuk membentuk dan membina prajurit yang lebih berkualitas, baik pada aspek profesi, kemampuan fisik dan mental juang di masing-masing satuan. Kepada peserta lomba Peleton Tangkas yang telah berhasil menjadi juara, Kasad mengucapkan selamat, atas prestasi yang telah diraih dan mengharapkan agar mempertahankan prestasi yang telah dicapai serta meningkatkan terus semangat juang untuk terus berlatih, guna memelihara kemampuan dan mempertahankan prestasi pada eventevent selanjutnya. Jangan lengah dan jangan sombong atau takabur, karena
akan berakibat pada menurunnya semangat berlatih, dan pada gilirannya akan menjatuhkan nama baik dan kebanggaan”, kata Kasad. Kasad menambahkan, hasil yang diperoleh oleh tiap-tiap satuan tersebut, merupakan gambaran konkrit atas maksimal atau tidaknya pelaksanaan pembinaan satuan yang telah dilakukan oleh masing-masing komandan satuan. Oleh karenanya, berbagai pengalaman yang diperoleh selama mengikuti perlombaan ini, dapat dijadikan evaluasi pendorong motivasi untuk lebih meningkatkan kualitas profesionalisme keprajuritan, melalui pola pembinaan satuan yang terarah dan terukur guna membentuk prajurit dan satuan TNI Angkatan Darat yang handal, kata Kasad.
www.tniad.mil.id
37
LINTAS SATUAN
Patung Santiago Simbol dan Tanda Kedaulatan NKRI
Di Pulau Miangas
Patung Santiago merupakan simbol dan tanda kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di Pulau Miangas, sebagai salah satu gerbang Nusantara yang perlu dipertahankan sampai titik darah penghabisan. Hal tersebut ditegaskan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso pada amanat tertulisnya yang dibacakan Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Djoko Susilo Utomo ketika meresmikan monumen patung Santiago, di Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (20/8). Lebih lanjut Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan Patung Santiago. adalah wujud kecintaan dan penghormatan kepada para pahlawan yang perlu dijadikan panutan dalam mengimplementasikan dan memotivasi anak bangsa dalam menjaga dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara sekaligus mengisi kemerdekaan dengan karya-karya pengabdian yang terbaik. Bangsa yang besar, adalah bangsa
38
yang mengenal dan menghargai jasa para pahlawan berikut sejarah perjuangannya. Bercermin dari kepahlawanan raja santiago, dapat diambil pelajaran betapa kokohnya semangat nasionalisme dan patriotisme dari pahlawan Santiago, tambah Panglima TNI. Dikatakan, Spirit nasionalisme dan patriotisme yang telah diwariskan oleh Raja Santiago tidak boleh lekang oleh tantangan jaman, tidak boleh lapuk oleh pengaruh asing, dan tidak boleh luntur hanya karena sering bersinggungan dengan pihak luar. Semangat dan nilai-nilai perjuangan pahlawan Santiago harus terus hidup, berkarya dan memberi inspirasi bagi generasi penerus atau SantiagoSantiago muda, yang mesti memberi pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa sebenarnya jiwa dan semangat nasionalisme, patriotisme dan heroisme bangsa Indonesia telah ada dan tumbuh subur dengan kokoh dan kuatnya, sejak jaman dahulu kala. Maknanya, bahwa sejak dahulu kala bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya masyarakat Pulau Miangas dan Talaud, sejatinya adalah bangsa pejuang. Bangsa yang pantang menyerah dalam mencapai cita-cita, tabah menghadapi tantangan dan cobaan, berdisiplin, berdedikasi, dan penuh kreasi dan inisiatif untuk maju ke depan. Sekali lagi, butir-butir nilai seperti itulah yang harus kita lestarikan dan kemudian kita aktualisasikan dalam melanjutkan perjuangan pahlawan Santiago, melalui pelaksanaan pembangunan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan kemerdekaan 17 Agustus 1945, tandas Panglima TNI. Patung Santiago dibuat oleh Nyoman Parwata diletakkan diatas Pondasi setinggi
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
2 meter, ditambah tempat berdirinya Patung setinggi 5 meter, sehingga tinggi keseluruhan Patung Santiago menjadi 14 meter. Patung tersebut menggambarkan Santiago sebagai raja yang sigap, kekar dan pemberani, tapi ramah dan baik. Wajahnya yang tidak sangar memberi kesan Santiago yang tidak menakutkan. Dia raja yang tegas, pemberani, berwibawa, santun dan baik, tetapi tidak menakutkan rakyatnya. Patung Santiago tampak gagah dan berwibawa sebagai seorang Panglima Perang, tangan kanannya memegang tombak hampir 2 (dua) meter dan tangan kirinya memegang perisai tombak, dengan dibalut pakaian kebesaran dan selendang menyilang serta topi kerajaan. Bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI), disisi sebelah kiri Patung Santiago dibangun Gedung Pusat Informasi yang berukuran 4 x 4 meter. Gedung ini berisikan kilasan sejarah Raja Santiago, dokumen-dokumen hukum internasional mengenai kepemilikan Indonesia atas Pulau Miangas dan hal-hal yang berkaitan dengan bela negara. Didepannya dibangun Taman Kota yang dapat dipakai sebagai alun-alunnya kota Kecamatan khusus Miangas, sehingga masyarakat dapat memfungsikannya sebagai tempat rekreasi dan tempat melakukan kegiatan-kegiatan sosial lainnya secara bersama-sama. Keseluruhannya bak alun-alun Miangas yang dihiasi taman dan dijaga Santiago. Pembangunan Monumen Patung Santiago ini merupakan ide Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso yang kemudian ditindaklanjuti secara lisan oleh Panglima TNI kepada Danrem 131/Santiago Kolonel Inf Istu Hari S, MBA
INFO KOMANDO
KASAD SILATURRAHMI DENGAN Masyarakat Asilulu Maluku Utara Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toisutta beserta Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Ny. Hj. Nur Alam George Toisutta bersilaturahmi dan syukuran dengan dengan tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat serta Warga Desa Asilulu Kecamatan Leitihu, Maluku Utara, Kamis, (26/11). Kasad Jenderal TNI George Toisutta yang didampingi Ketua Umum Persit KCK Ny. Nur Alam George Toisutta disambut warga Asilulu dengan antusia. Sebagai Putra
daerah Maluku pertama yang menduduki jabatan tertinggi di Angkatan Darat. Dalam sambutannya pada acara syukuran tersebut, Kasad menyampaikan rasa terima kasihnya kepada rakyat Maluku terutama masyarakat Asilulu dan memohon doa restu dan dukungan dari seluruh masyarakat Desa Asilulu agar mampu mengemban amanah tersebut dan senantiasa mendapat rahmat, petunjuk dan dalam lindungan Allah Subhanahu Wata’ala. “Pada hakikatnya merupakan ungkapan
rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Kuasa seiring dengan kepercayaan yang diberikan oleh Negara kepada saya, untuk memimpin Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat atau sebagai Kepala Staf Angkatan Darat “, Ungkap Kasad. Usai melaksanakan Syukuran Kasad Jenderal TNI George Toisutta beserta ketua Umum Persit KCK menyerahkan 2 ekor sapi kurban kepada panitia kurban Desa Asilulu, Maluku utara.
www.tniad.mil.id
39
INFO KOMANDO
KASAD : ” JAGA KEUTUHAN WILAYAH PROVINSI NAD”
Kasad mengatakan, alih tugas dan jabatan di lingkungan militer merupakan hal biasa yang mempunyai arti penting dan bernilai strategis sebagai proses kaderisasi kepemimpinan dalam organisasi Angkatan Darat, sekaligus proses dinamisasi organisasi sesuai tuntutan dan tantangan tugas yang semakin berat dan kompleks untuk meningkatkan kinerja satuan dalam rangka keberhasilan pelaksanaan tugas pokok. Lebih lanjut Kasad mengatakan, untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, seluruh jajaran Kodam Iskandar Muda harus melakukan secara terus menerus upaya-upaya membangun kemampuan dan kekuatannya, sehingga prajurit dan satuan-satuan Kodam Iskandar Muda selalu solid, profesional dalam bidangnya, tangguh di setiap medan penugasan, memiliki wawasan
”Sebagai Komando Utama (Kotama) Operasional TNI dan Kotama Pembinaan Angkatan Darat, Kodam Iskandar Muda bertugas menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah darat di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia”, tegas Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI George Toisutta ketika memimpin Upacara Serah Terima Jabatan Pangdam Iskandar Muda dari Mayjen TNI Soenarko kepada Brigjen TNI Hambali Hanafiah, di Lapangan Upacara Makodam Iskandar Muda, Banda Aceh, Jumat (20/11). kebangsaan yang kuat dan selalu mencintai dan dicintai rakyat. Menurut Kasad, sampai dengan saat ini di Kodam Iskandar Muda masih terjadi beberapa kasus kriminal bersenjata yang menyebabkan keresahan masyarakat, namun secara umum situasi keamanan di wilayah ini cukup kondusif. Kasus kriminal bersenjata ini, hendaknya disikapi dengan arif dan bijaksana melalui kerjasama
Demontrasi Prajurit Raider Kodam Iskandar Muda dalam Atraksi Pembebasan sandera dan Demontrasi Prajurit Raider Kodam Iskandar Muda dalam Atraksi Pembebasan sandera
40
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
yang melibatkan seluruh komponen bangsa di daerah ini. Untuk itu, Kasad meminta agar Kodam Iskandar Muda bekerja sama dan berkoordinasi dengan Polri dan Pemerintah Daerah untuk menutup peluang dan kesempatan para penjahat, para pelaku kriminal dan para pelaku tindak pidana untuk melakukan aksinya. Selain itu juga dituntut untuk senantiasa siap dan bertindak profesional, dalam memberi rasa aman kepada masyarakat dari berbagai aksi dan gangguan yang merugikan rakyat. Dengan demikian, kesiapsiagaan yang dilandasi profesionalitas prajurit harus selalu diutamakan, tambah Kasad. Pejabat lama, Mayor Jenderal TNI Soenarko akan menduduki jabatan baru sebagai Komandan Pussenif Kodiklatad, sedangkan Brigadir Jenderal TNI Hambali Hanafiah sebelumnya menjabat sebagai Kasdam XVII/Cenderawasih.
KASAD: 50 TAHUN PUSPENERBAD
TELAH LAKSANAKAN TUGAS DENGAN MAKSIMAL “Selama kurun waktu 50 tahun pengabdiannya, Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) telah melaksanakan tugasnya dengan maksimal, sekalipun masih memerlukan perbaikan dan pengembangan baik di bidang personel, materiil, piranti lunak maupun piranti keras dan sistem, serta metodenya”. Hal tersebut disampaikan Kasad Letjen TNI George Toisutta ketika memimpin Upacara HUT Ke-50 Penerbangan Angkatan Darat di Appron Lanumad A. Yani, Puspenerbad, Semarang, Senin (16/11).
Beberapa saat sebelum menjadi Irup, Kasad Letjen TNI George Toisutta dianugerahi Brevet Penerbang Kehormatan yang disematkan oleh Komandan Puspenerbad Brigjen TNI Nabris Haska dalam upacara Penyematan Brevet Penerbang Kehormatan. Kasad mengungkapkan, keberhasilan yang telah dicapai tersebut tentunya tidak hanya membangkitkan rasa bangga
di hati para warga Korps Penerbad saja, tetapi juga memberi sumbangsih dan kontribusi yang cukup besar dan berarti bagi Angkatan Darat. Keberhasilan tersebut, pada hakikatnya tidak terlepas dari rintisan para pendahulu dan usaha yang tidak mengenal lelah dari para sesepuh pemilik baret merah marun ini. Untuk itu, Kasad menegaskan bahwa dalam menghadapi tantangan tugas dan
keterbatasan yang dimiliki Penerbad, tidak boleh menyurutkan langkah Puspenerbad untuk melakukan suatu terobosan dan langkah konkrit dalam meningkatkan kualitas prajuritnya, dihadapkan dengan tuntutan tugas yang semakin dinamis dan kompleks. Lebih lanjut, Kasad meminta kepada Danpuspenerbad agar terus berimprovisasi dan berinovasi untuk mencari solusi terbaik dengan meningkatkan profesionalitas dalam rangka kesiapan satuan melalui pendidikan dan latihan yang berkesinambungan, serta dengan melakukuan pemeliharaan alutsista yang ada secara terus-menerus sesuai ketentuan dan standar operasional penerbangan yang berlaku. (sar) Pemeriksaan pasukan oleh Kasad
www.tniad.mil.id
41
INFO KOMANDO
KASAD : “PELIHARA KOMUNIKASI YANG BAIK DENGAN APARAT DAN KOMPONEN MASYARAKAT” “Pelihara komunikasi yang baik dengan aparat maupun kompenen masyarakat yaitu dengan melakukan langkah tindakan bersama dalam upaya menciptakan stabilitas wilayah yang kondusif”, ujar Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI George Toisutta saat memberikan arahan kepada para Perwira Staf Kodam IV/Diponegoro di Makodam IV/Diponegoro, Selasa (17/11) lalu. Disamping itu, Kasad menegaskan perlunya upaya pembinaan teritorial secara maksimal untuk menciptakan kemanunggalan TNI dan rakyat secara bersama-sama mewujudkan kondisi wilayah yang aman, tenteram, dan nyaman. Menurut Kasad, wilayah teritorial Kodam IV/Diponegoro yang meliputi Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, secara umum masih terkendali dengan kondisi masyarakat yang majemuk. Untuk itu, Kasad mengharapkan agar terus meningkatkan kegiatan pembinaan satuan secara terus-menerus, sehingga dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai ancaman
42
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
Kunjungan Kasad di Kodam IV/Diponegoro
termasuk untuk m e n g a t a s i bencana alam. “Berdayakan desk antiteror, asah kemampuan gultor satuan raider, dan tingkatkan kemampuan jihandak satuan zipur, serta optimalkan k e g i a t a n intelijen dengan budayakan kegiatan temu cepat dan lapor cepat, sehingga tidak terdadak dalam menyelesaikan suatu permasalahan”, tegas Kasad. Sementara itu, bertempat di GOR Patriot Kodam IV/Diponegoro, dalam pengarahannya kepada prajurit jajaran Yonif Raider 400, Yonkav 2, dan anggota Koramil 1704 Ambarawa, Kasad mengatakan bahwa membangun profesionalitas keprajuritan telah menjadi salah satu prioritas sasaran pembinaan Angkatan Darat. Konsep tersebut tidak hanya didasarkan pada penguasaan taktik dan teknik bertempur, tetapi setiap prajurit dan perwira harus memahami tugas pokok yang diemban satuan, mengerti uraian tugas (job description) masing-masing, dan teknisteknis tugas yang diberikan. (sar)
TEKNOLOGI
Heckler & Koch Model 416 atau HK 416 merupakan sejenis senjata yang semula diciptakan oleh Heckler & Koch yang merupakan asas kepada sistem raifal M16, atau lebih tepat lagi karbin M4, yang merupakan sistem raifal utama bagi infanteri Amerika Serikat hari ini. Pembaruan yang dilakukan oleh HK terhadap pengoperasian sistem M16 atau M4 bukannya sesuatu perkara yang perlu diperbesar-besarkan atau dijadikan sesuatu isu. Sistem ini telah diakui kebolehannya oleh pasukan elit Delta Force Amerika yang menggunakannya semasa kempen di Irak dan Afghanistan.
Model
Selain versi bagi raifal tempur, Model 416 turut didatangkan dengan beberapa versi yang lain misalnya ke versi karbin yang mengikut kehendak atau citarasa pengguna. Antara model atau versi Model 416 ialah: - D10RS (laras 10” inci, versi komando) - D145RS (laras 14.5” inci, versi karbin) - D165RS (laras 16.5” inci, versi raifal tempur) - D20RS (laras 20” inci, versi LMG atau Sniper)
Khas Polis Diraja Malaysia dan Taiwan oleh pasukan pengawal pantai. Norway bakal menggunakan Model 416 bagi menggantikan Heckler & Koch G3 pada tahun 2008. Pasukan khas Indonesia iaitu Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Korps Marinir TNI-AL juga telah menggunakan senjata Model 416 dan Poland serta Turki juga memperolehi Model 416. Dewasa ini dunia militer mengenal dua senapan yang paling populer, yaitu AK47 dan M16. Senapan yang pertama buatan Rusia dan pernah menjadi senapan standar di negara-negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa. Senapan dengan kaliber 7,62 mm itu merupakan salah satu senapan yang paling banyak digunakan di seluruh dunia semenjak awal tahun 1950-an. Boleh dikatakan
senjata hasil rancangan Mikhail Timofeyevich Kalashnikov sudah menjadi suatu legenda. Di sisi lain dikenal M16 buatan Amerika Serikat yang juga dipakai secara meluas di kalangan ketentaraan di seluruh dunia. Senjata pasukan infanteri ini amat populer di negara-negara y a n g berkiblat ke Barat atau setidak-tidaknya di negara yang memperoleh bantuan persenjataan ringan dari Amerika Serikat. Jenis senjata kaliber 5,56 mm ini mendapatkan n a m a harumnya di medan p e r a n g Vietnam pada
Pengguna
Kini, setelah sistem ini dihasilkan terdapat banyak pasukan-pasukan bersenjata diseluruh dunia menggunakan sistem ini. Misalnya pasukan polis khas GSG-9 dan KSK infantri Jerman telah menggunakan Model 416 bagi meningkatkan sistem persenjataan raifal yang sedia ada, G36. Selain Jerman, Amerika Syarikat juga memiliki sistem ini dan kini digunakan oleh pasukan elit Delta Force serta DEVGRU/ SEAL Team Six bagi menggantikan senjata HK XM8 yang telah dibatalkan programnya, diikuti oleh Malaysia iaitu Pasukan Gerakan
tahun 1960-an.
www.tniad.mil.id
43
TEKNOLOGI
Karbin Heckler & Koch Model 416 (laras 14.5” inci) Jenis: Raifal Tempur, Karbin Asal: Jerman, Amerika Serikat Sejarah perkhidmatan Dalam perkhidmatan 2005-kini Digunakan oleh: Jerman, Malaysia, Norway, Taiwan, Amerika Serikat, Indonesia, Belanda Sejarah pengeluaran Pereka: Heckler & Koch Pengeluar: Heckler & Koch Jumlah dibina: Tidak diketahui Variasi: D10RS (laras 10”), D145RS (laras 14.5”), D165RS (laras 16.5”), D20RS (laras 20”) Spesifikasi: - Berat : 3.31 kg (laras 10 inci), 3.5 kg (laras 14.5 inci) - Panjang : 686 / 785 1 E-3 m - Panjang : 267 mm (10.5 in), laras 368 mm (14.5 in), 419 mm (16.5 in), 508 mm (20 in) - Jenis peluru: 5.56 x 45 mm NATO - Tindakan: Sistem gas, bolt berputar, kebolehan menembak (semi-auto, semburan automatik) - Kadar tembakan: 700-900 butir/min - Isi magazen: 30 butir peluru dalam kelopak - Pejera: Pejera dram (belakang) dan pejera tiang (hadapan) yang boleh dilipat.
Semenjak itu senapan tersebut dijadikan semacam senapan standar di jajaran anggota NATO. Di tengah per-tempuran sengit Vietnam kedua senapan tersebut mengadu keunggulan. Sudah barang tentu kedua jenis senjata yang mematikan itu memiliki keunggulan dan sekaligus kekurangan. Selama beberapa dasawarsa sejak berakhirnya Perang Vietnam negara adidaya Amerika Serikat tidak tersangkut dalam perang skala besar. Negara Paman Sam itu baru terlibat lagi dalam pertempuran besar tatkala menyerang Irak dan Afghanistan. Dan kembali pula senapan M16 beraksi di sana. Senjata andalan pasukan infanteri AS tersebut digunakan dalam medan pertempuran yang keadaannya berbeda
44
dengan medan perang sebelumnya. Kalau di Vietnam senapan itu dipakai di kawasan hutan hujan tropis, lembab, serta berlumpur, maka di Irak serta di Afghanistan jenis senjata itu digunakan di medan yang kering kerontang, panas, dan berdebu halus semburan padang pasir. Dari kedua medan perang itu, pihak pengambil keputusan militer AS sering menerima laporan tentang M16. Para tentara di lapangan acapkali melaporkan ketidakberesan senapan andalan mereka tersebut. Hal yang paling kritis yang acapkali dilaporkan adalah tingkat kemacetan senjata itu. Dalam keadaan darurat M16 tentu akan ditembakkan dengan frekuensi tinggi dan justru dalam situasi demikian senapan itu sering macet. Hal tersebut
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
dapat menimbulkan akibat fatal bagi tentara yang sedang tersudut di medan pertempuran, Setiap detik yang digunakan untuk memperbaiki senjata yang macet dapat berarti berbanding lurus dengan kemungkinan kematian pemakai senapan tersebut. Oleh pihak Pentagon, penyebab kemacetan ditimpakan ke pundak tentara yang berada di lapangan dengan alasan kurang pemeliharaan atau cara perawatan yang tidak sebagaimana mestinya. Sebaliknya, pihak personel lapangan menyebutkan perawatan telah dilakukan secara profesional, namun M16 kadangkadang masih saja mengalami kemacetan. Dari hasil analisis bertahun-tahun, para ahli senjata AS menemukan bahwa faktor utama penyebab kemacetan pada M 16 adalah sisa karbon yang berada di dalam senapan. Walaupun M16 telah dirawat sesuai dengan buku petunjuk, kemungkinan kemacetan itu tetap ada jika senjata tersebut ditembakkan dengan frekuensi tinggi. Setelah melakukan penelitian selama bertahun-tahun. Pentagon memutuskan untuk mengganti M16 dengan jenis senjata yang lebih canggih. Calon pengganti yang diungguIkan adalah Colt M4 Caibine. Senjata baru yang juga berkaliber 5,56 mm ini lebih kompak. Sekilas bentuknya tidak berbeda jauh dengan M16. Beratnya pun hampir sama. Beberapa perbedaan penting diantara keduanya adalah jarak tembak efektif (M16: 360 m; M4:500 m). Dikatakan bahwa M4 lebih mudah digunakan dan lebih jitu. Pentagon berencana membeli 100.000 pucuk M4 pada tahun 2008 untuk mengantikan M16. Demikian dinyatakan oleh seorang pejabat senior Colt yang memproduksi M4 dan M16 sebagaimana dikutip oleh Defense News edidi 5 Maret 2007. Dalam percobaan selanjutnya ternyata M4, seperti pendahulunya, juga memerlukan perawatan yang teliti. Kendatipun hal tersebut telah dilakukan, M4 masih cukup sering mengalami kemacetan. Ini sebagai akibat sistem saluran gasnya yang kurang
sempurna sehingga sisa karbon dapat membuat senjata tersebut macet, Cacat atau kekurangan yang melekat pada M16 dan M4 membuat para pengambil keputusan di jajaran militer Amerika Serikat untuk melirik H&K 416 Carbine. Dibandingkan dengan M16 dan M4, senapan buatan perusahaan Heckler & Koch GmbH, Jerman, itu memiliki beberapa keunggulan. H&K 416 merupakan produk hasil kerja sama tahun 2004 antara pihak perusahaan senjata Jerman dan Delta Force (pasukan elit Amerika Serikat). Sosok H&K 416 berbeda dengan M4 atau M16 terutama pada bentuk larasnya, panjang keseluruhan H&K 416:34,9 inci (dibandingkan dengan panjang M4; 33 inci), berat tanpa magasen 7,7 pon (5,9 pon), dan Jarak tembak efektif 400 meter (500 meter). Persamaannya atau kemiripannya terletak pada kaliber 5,56 mm, panjang laras 14,5 inci, kecepatan tembak 700-900 butir per menit, dan sistem pilihan tembak: semi otomatis serta otomatis. Pada H&K 416 tersedia empat macam ukuren laras,
yaitu 10, 4 inci, 14,5 inci, 16,5 inci, dan 20 inci. Dari data tersebut tampak bahwa ukuran H&K 416 lebih besar, lebih berat, dan (bisa) lebih panjang. Dari segi harga, Defense News menyebutkan harga M4 $800 per pucuk. Ini merupakan harga senjata standar tanpa perlengkapan yang lain. Jika ditambah berbagai macam perlengkapan lain sesuai dengan keperluan penugasan di medan tempur, harga tersebut dapat mencapai $1.300 per pucuk. Di sisi lain, harga sepucuk H&K 416 berkisar antara $800 hingga $1.425 (bergantung kepada aksesori yang diperlukan). Kehandalan utama H&K 416 terletak pada sistem piston gas langkah pendek. Sistem ini berbeda dengan sistem tabung gas Colt yang digunakan pada M4. Dengan sistem piston gas langkah-pendek pada H&K 416, cacat pada sistem pembuangan karbon dapat dihilangkan. Masalah pembuangan sisa karbon inilah yang sering mengakibatkan kemacetan pada M16 dan M4. Dengan sistem yang diterapkan pada H&K 416, senjata baru tersebut dapat diandalkan dalam berbagai medan pertempuran. Kini H&K 416 digunakan oleh pasukan elite Amerika Serikat, di antaranya Delta Force. Pasukan biasa masih memakai M16 atau M4. Keistimewaan H&K 416 belum diakui sepenuhnya oleh pasukan yang selama bertahun-tahun telah menggunakan M16 di medan laga. Mereka masih tetap yakin akan keunggulan M16 yang legendaris itu. Keyakinan mereka mungkin bisa hilang jika mereka melihat bukti nyata kehebatan H&K 416 yang hingga kini belum teruji dalam rentang waktu yang lama di berbagai jenis medan perang.
www.tniad.mil.id
45
PRAJURIT & PRESTASI
ANGKATAN DARAT RAIH GELAR JUARA UMUM Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Agustadi SP, menerima kontingen petembak TNI AD usai mengikuti perlombaan menembak AARM-19 di Singapura, Jakarta, Selasa (3/11). Tim Angkatan Darat meraih gelar juara umum pada Lomba Tembak AARM-19 Tahun 2009 di Singapura dan Tim Olahraga Angkatan Darat Piala Panglima TNI Tahun 2009.
46
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
Medali yang diperoleh Tim Petembak AARM-19 Tahun 2009 adalah 14 Medali Emas, 10 Medali Perak, 11 Medali Perunggu dan 8 Trophy, sedangkan pada perebutan piala Panglima TNI kontingen Angkatan Darat meraih medali 20 emas, 9 perak, dan 7 perunggu. Kepala Staf Angkatan Darat mengatakan, keberhasilan dalam lomba tembak AARM-19, akan membawa nama baik TNI Angkatan Darat di forum regional maupun internasional. Demikian juga dengan pertandingan olahraga memperebutkan piala Panglima TNI yang diselenggarakan setiap tahun merupakan ajang pembuktian keberhasilan pembinaan olahraga setiap Angkatan termasuk Mabes TNI.
Kasad menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras dan kesungguhan, pengorbanan, tekad dan semangat juang yang sangat tinggi dalam melaksanakan tugas sebagai duta-duta Angkatan Darat, sekaligus sebagai dutaduta bangsa. Ucapan terima kasih dan rasa bangga juga disampaikan kepada para pelatih dan pendukung yang telah be-
kerja keras sehingga tim lomba tembak AARM TNI Angkatan Darat dan Tim olahraga Angkatan Darat dapat meraih sukses seperti yang diharapkan bersama, ujar Kasad. Lebih lanjut Kasad mengatakan, bahwa keberhasilan dan kesuksesan jangan membuat lupa diri, namun keberhasilan itu hendaknya menjadi pemicu semangat dan kemauan untuk berlatih lebih baik dan lebih keras, sehingga dapat lebih berprestasi pada kesempatan event-event lomba lainnya maupun berprestasi dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipertanggungjawabkan TNI, bangsa dan negara.Harapan ini akan terwujud apabila setiap pimpinanpimpinan satuan, memiliki kepedulian untuk membina prajurit dan satuannya secara konsisten, terarah dan terukur sehingga menghasilkan prajurit dan satuan yang lebih handal dan profesional dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kasad mengharapkan agar latihan menjadi sebuah kebutuhan, sehingga profesionalisme tetap terjaga serta memproyeksikan semangat dan tekad dalam meraih prestasi terbaik pada tugas-tugas lainnya(Yen).
www.tniad.mil.id
47
KESEHATAN
Mempunyai berat badan yang berlebih, bukan menjadi ukuran sehatnya badan seseorang. Kegemukan bisa menjadi masalah berat karena bisa menjadi sarang berbagai penyakit. Kegemukan atau obesitas bisa terjadi karena berlebihnya jumlah makanan yang diasumsi oleh seseorang.Obesitas saat ini merupakan permasalahan yang muncul di dunia, bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikannya sebagai epidemik global. Prevalensinya meningkat tidak saja di negara-negara maju, tetapi juga di negaranegara berkembang, termasuk Indonesia. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok: Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40% Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100% Obesitas berat :kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk). Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi
48
juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause. Penyebab Obesitas Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor: a. Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang. b. Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya. c. Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial. Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.
Gejala obesitas Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut, dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki. Tabel berat badan-tinggi badan Ini telah digunakan sejak lama untuk menentukan apakah seseorang mengalami kelebihan berat badan. Tabel biasanya memiliki suatu kisaran berat badan untuk tinggi badan tertentu. Permasalahan yang timbul adalah bahwa kita tidak tahu mana tabel yang terbaik yang harus digunakan. Banyak tabel yang bisa digunakan, dengan berbagai kisaran berat badan yang berbeda. Beberapa tabel menyertakan ukuran kerangka, umur dan jenis kelamin, tabel yang lainnya tidak. (Berbagai Sumber) Kekurangan dari tabel ini adalah tabel tidak membedakan antara kelebihan lemak dan kelebihan otot. Dilihat dari tabel, seseorang yang sangat berotot bisa tampak gemuk, padahal sesungguhnya tidak. Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI) BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Walaupun dinamakan ”indeks”, BMI sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih. Jika nilai BMI sudah didapat, hasilnya dibandingkan dengan ketentuan berikut : Nilai BMI < 18,5 = Berat badan di bawah normal Nilai BMI 18,5 - 22,9 = Normal Nilai BMI 23,0 - 24,9 = Normal Tinggi Nilai BMI 25,0 - 29,9 = di atas normal Nilai BMI >= 30,0 = Obesitas
Pengobatan Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat. Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan resiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI : Resiko rendah : BMI < 27 Resiko menengah : BMI 27-30 Resiko tinggi : BMI 30-35 Resiko sangat tinggi : BMI 35-40 Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih. Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita. a. Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (12001500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga b. Penderita dengan resiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 10001400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga c. Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga. Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsurunsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan : a. Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral, dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori. b. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil. c. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. d. Program yang diikuti harus meliputi
pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. e. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.
www.tniad.mil.id
49
SERBA-SERBI
NY. NUR ALAM GEORGE TOISUTTA RESMI SEBAGAI KETUA UMUM PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA Resmi sudah Letjen TNI George Toisutta memangku jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat menggantikan Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo usai dilantik oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan, Senin (9/11). Pelantikan tersebut juga dihadiri oleh sejumlah menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu II dan anggota MPR/DPR, serta petinggi TNI/Polri.
50
Berkaitan dengan hal tersebut juga dilaksanakan upacara serah terima jabatan Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana dari Ny. Diana Agustadi Sasongko Purnomo kepada Ny. Nur Alam George Toisutta bertempat di Markas Besar Angkatan Darat usai upacara Sertijab Kasad pada pagi harinya, Rabu (11/11). Acara yang dihadiri oleh Ketua Dharma Pertiwi Ibu Angky Djoko Santoso selaku Penasehat Persit Kartika Chandra Kirana, Kepala Staf Angkatan Darat, para sesepuh dan para Ketua Gabungan, Daerah, Cabang BS Persit Kartika Chandra Kirana berjalan dengan khidmat. Dalam amanatnya, Ketua Umum Persit KCK mengajak semua pengurus dan anggota Persit untuk bekerja secara sinergi, saling mendukung dan saling
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
melengkapi, sehingga organisasi Persit dapat menjalankan program-programnya dengan baik di masa yang akan datang. Ketua Umum berharap kepada anggota Persit KCK agar mampu menjadi wahana yang baik bagi ibu-ibu selaku istri prajurit TNI AD untuk membangun kualitas diri, berpikir dan bertindak secara konseptual dan kreatif, sehingga mampu bertindak dan berbuat secara tepat guna menunjang tugas pokok suami. Selanjutnya, Ny. George Toisutta meminta kepada Pembina Utama Persit Kartika Chandra Kirana untuk selalu membimbing sehingga dalam menjalankan roda organisasi Persit Kartika Chandra Kirana dapat menyelaraskan dengan kebijakan dan arah pembinaan yang dilakukan di lingkungan TNI AD. Diakhir amanatnya, Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Ny. Nur Alam George Toisutta mengucapkan terima kasih kepada Jenderal TNI Agustadi SP beserta Ibu Diana Agustadi, karena telah meletakkan dasardasar pembinaan yang kuat dan baik, sehingga mekanisme organisasi dapat berjalan dengan lancar. Diiringi doa dan harapan semoga sukses, dan selamat bertugas di tempat tugas yang baru. (sar)
PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BANTU KESEJAHTERAAN PRAJURIT
Kasad resmikan pembangunan perumahan perwira Kodam VI/TPR
Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo meresmikan penggunaan 24 unit rumah dari 30 unit rumah dinas Kodam VI/ Tanjungpura di komplek perumahan Sepinggan, Balikpapan, Rabu (28/10). Peresmian ditandai dengan pemotongan pita oleh Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Ny. Diana Agustadi SP.
Pembangunan rumah dinas ini dalam rangka perbaikan kesejahteraan prajurit, sebelumnya perwira yang akan menempati rumah dinas ini tinggal di rumah kontrakan dengan harga sewa yang tidak sedikit. Dengan adanya rumah dinas ini uang sewa rumah di luar bisa digunakan untuk keperluan yang lain, sehingga kesejahteraan prajurit akan meningkat. Lebih lanjut Kasad mengatakan tentang banyaknya rumah dinas yang tidak sesuai peruntukannya ditegaskan, bahwa rumah dinas TNI Angkatan Darat tidak untuk diperjualbelikan dan harus sesuai dengan peruntukannya, yang berhak menempati rumah dinas adalah prajurit TNI yang aktif, purnawirawan dan warakawuri dengan batas waktu sampai meninggal dunia.
Untuk itu Kasad mengingatkan, Kodam Tanjungpura untuk membuat aturan-aturan yang jelas tentang penggunaan rumah dinas, sehingga kedepan perumahanperumahan dinas Angkatan Darat akan semakin tertib. Perumahan dinas Kodam VI/ Tanjungpura ini dibangun sebanyak 30 unit, tipe M-54 sebanyak 24 unit diperuntukkan bagi prajurit yang berpangkat perwira pertama dan setingkat, kemudian 6 unit rumah diperuntukkan bagi perwira jabatan Pabandya Kodam VI/Tanjungpura. Usai peresmian, Kasad dan rombongan didampingi Pangdam VI/Tanjungpura Mayjen TNI Tono Suratman beserta Ibu berkenan meninjau fasilitas perumahan.
www.tniad.mil.id
51
SERBA-SERBI
SUSJURPA JURNALISTIK. . . .? Apa itu susjurpa jurnalistik…? Banyak dari kita yang bertanya dalam hati, apa pula kegunaan mengikuti pendidikan kursus kejuruan Jurnalistik yang diselenggarakan oleh Dispenad ini, untuk itu sebagai salah seorang siswa saya ingin mengajak kita semua untuk lebih mengenal jenis kegiatan pendidikan yang masuk kategori Bangspes atau pengembangan spesialis karena menurut pepatah lama….tak kenal maka tak cinta…tak cinta maka tak sayang….!.
Pendidikan Suspajurnalistik dilaksanakan kurang lebih 2 bulan, meliputi materi teori dan praktik, bertempat di Pusdikkes Kodiklat TNI AD Kramat Jati, Jakarta Timur. Para siswanya berasal dari berbagai kecabangan berpangkat Pama yang mewakili kotama dari seluruh Indonesia dengan alokasi siswa didik 20 orang. Materi yang dipelajari merupakan materi baru bagi kami,di antaranya adalah teknik penulisan berita, teknik penulisan feature, public relation,
52
perang informasi, teknik wawancara, teknik analisa berita dan masih banyak lagi materi yang lainnya. Pada awalnya memang terkesan sulit untuk diikuti, namun lama kelamaan ternyata tidak terlalu sulit untuk mengikutinya malah lambat laun siswa tampak menikmatinya dan mengasyikan. Contohnya saja bagaimana kita dilatih untuk menjadi seorang publik relasion dan wartawan kelihatannya sih gampang, namun ternyata tidak semudah apa yang di banyangkan oleh para siswa.
PALAGAN No 42 Tahun IX Edisi Desember 2009
Pada pelajaran teori, bagi siswa yang memiliki sarana laptop diperbolehkan untuk membawa ke kelas karena sangat membantu dalam mencari hal-hal yang berhubungan dengan dunia jurnalistik. Di lemdik sendiri sudah terpasang Hotspot internet, sehingga siswa dapat belajar internet sepuasnya dan gratis tanpa di pungut biaya apapun. Tugas yang diberikan kepada siswa berupa tugas kelompok dan perorangan yang terlebih dahulu dipandu oleh gumil. Diskusi merupakan salah satu jalan terbaik dalam memecahkan suatu masalah, siswa bebas mengeluarkan pendapatnya tanpa keluar dari koridor mata pelajaran yang di bahas. Kegiatan praktik luar lemdik, untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan, siswa diperbolehkan menggunakan pakaian ala seorang wartawan profesional dan memilih lokasi yang telah ditentukan contohnya Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ), Taman Impian Jaya Ancol , pasar dll.(Untung Pijatna, Siswa Suspa Jurnalistik 2009)
BIDIK
Salam Komando Sertijab Kepala Staf Angkatan Darat di Mabesat (11/11) Jenderal TNI Agustadi SP (Kasad Lama) beserta Istri dan Letjen TNI George Toisutta (Kasad Baru) beserta Istri saat pelantikan di Istana Negara (9/11)
Kasad Jenderal TNI George Toisutta meninjau kesiapan peresmian Monumen Gong Perdamaian Dunia di Taman Pelita Ambon (25/11)
Wakasad Letjen TNI J. Suryo Prabowo menerima Dubes Polandia Mr. Tomasz Lukaszuk di Mabesad (9/11)
www.tniad.mil.id
53