Palestina
Pekan
Edisi : 053 Senin, 22 Agustus 2016
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Pekan
Zionis
Internasional
Edisi : 053/ 2016 | Senin, 22 Agustus 2016
BERITA Utama Ribuan Fans Celtic Kibarkan Bendera Palestina Saat Pertandingan Lawan Klub Bola Israel Glasgow - Ribuan pendukung klub sepak bola Glasgow Celtic melambaikan bendera Palestina saat pertandingan piala Eropa antara klub kebanggaan mereka melawan wakil Israel Hapoel Beer Sheva, meski telah dilarang oleh para pejabat dan mereka sepenuhnya sadar bisa ditangkap atas aksi tersebut, Middle East Eye malaporkan hari Kamis (18/2016). Tuan rumah Celtic menjamu juara Israel di babak play-off pembukaan pertandingan Liga Champions hari Rabu di markas mereka di kota Glasgow. Sebelum memulai pertandingan, para aktivis dari kelompok “Aliansi Palestina” membagikan bendera dan selebaran Nakba, atau Bencana, perang 1948 yang menyebabkan penciptaan negara Zionis Israel dan menyebabkan jutaan warga Palestina mengungsi. Demonstrasi untuk Palestina diselenggarakan sepekan sebelumnya, menurut Jerusalem Post. Lebih dari 800 orang bergabung dengan kelompok Facebook yang berjudul “Kibarkan bendera Palestina, untuk Celtic, untuk Keadilan”, dan pencipta kelompok tersebut menyerukan fans Celtic untuk mendukung gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS), mengatakan bahwa orang harus
mengekspresikan “hak-hak demokratis mereka untuk menampilkan perlawanan kita terhadap apartheid Israel, pemukim kolonialisme, dan pembantaian yang tak terhitung jumlahnya dari rakyat Palestina”. Kelompok Facebook itu juga mengatakan bahwa UEFA, badan sepak bola pemerintahan Eropa, tidak harus mendukung Zionis Israel dan kebijakannya. “Ketika seseorang yang mewakili lembaga negara Israel itu sayangnya tidak pernah hanya sebuah permainan; sepakbola, UEFA, dan Celtic FC digunakan untuk menutupi sifat sejati Israel dan memberikan negara nakal ini udara normalitas dan penerimaan itu tidak boleh dan tidak bisa dinikmati sampai impunitas mereka berakhir dan bertanggung jawab kepada hukum internasional dan menghadapi sanksi bagi jumlah rezolusi PBB yang tak terhitung jumlahnya yang negara itu telah langgar,” kelompok itu terbaca. Polisi Skotlandia mendesak para penggemar untuk tidak membawa bendera Palestina, mengancam mereka dengan penangkapan, Daily Record melaporkan. Pertandingan Rabu bukan yang pertama di mana klub Celtic FC telah mengalami kontroversi atas bendera Palestina. Pada tahun 2014, UEFA mendenda klub itu lebih dari $ 18.000 karena melambaikan bendera Palestina selama pertandingan melawan klub Islandia KR Reykjavik. UEFA mengatakan pada saat denda itu diberlakukan karena bendera tersebut melanggar aturan mereka yang melarang ekspresi politik. Pertandingan adalah pertandingan playoff internasional untuk kualifikasi untuk turnamen bergensi UEFA, Liga Champions, di mana klub-klun sepak bola top di Eropa bersaing. Celtic FC memenangkan pertandingan dengan skor 5-2. voa-islam.com, (18/8/2016)
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Zionis
Pekan Internasional
AL-QUDS
GAZA
Lebih Dari 100 Orang Pemukim menyerbu Al-Aqsa, Pendudukan Terus Melakukan Gangguan Pemeliharaaan
Menteri Kesehatan Melakukan Perjalanan Konvoi ObatObatan Ke Jalur Gaza
Al-Quds - 129 pemukim Yahudi menyerbu komplek masjid Al-Aqsa dari gerbang magharibah pada pagi hari dalam bentuk sekelompok perlindungan dari polisi dan pasukan khusus yang mereka terdiri dari para siswa dan rabi yahudi.
Gaza - Menteri kesehatan melakukan perjalanan konvoi obat-obatan dan obat yang dikonsumsi langsung dan bahan-bahan laboratorium dari gudang pusat di desa Salim di Nablus, Tepi Barat ke gudang di Jalur Gaza pada rabu sore hari.
Penanggungjawab penerangan di administrasi wakaf islam Farah ad-Dubsi menegaskan bahwa penjaga masjid al-Aqsa memaksa polisi pendudukan untuk mengeluarkan mengeluarkan tiga pemukim masjid yang berusaha melakukan ritual dan ibadah Talmud di dalam masjid. menurut saksi mata salah satu kelompok pemukim melakukan provokasi terhadap jamaah dan berjalan di samping tempat wudhu luar mushola al-Qibli. ditambahkan mereka memberikan penjelasan-penjelasan yahudisasi dengan suara yang tinggi di depan para jamaah. Pada saat yang sama, koresponden (ciobrs) mengatakan bahwa mengambil foto kenangan di dalam masjid. Ditambahkan bahwa salah satu elemen polisi pendudukan memimpin kendaraan yang disertai polisi dengan cepat ke dalam masjid. dan wartawan kami menegaskan bahwa upaya-upaya pendudukan menerobos al-Aqsha belum berakhir setelah ditutupnya gerbang magharibah pada pukul 11 dan salah seorang pemukim berusaha masuk menerobos dari pintu Al-Qattanin di sisi barat, ditambahkan sekelompok perempuan pemukim berusaha masuk dari pintu al-asbat yang berada di sisi utara masjid al-Aqsa. Pada bagian tersebut, Direktur masjid Al-Aqsha syaikh Umar Kiswani menjeleskan pada hari itu bahwa pendudukan melanjutkan pencegahan dan kontrol serta gangguan pemeliharaan masjid dan renovasi di dalam masjid. disebutkan bahwa sepuluh jamaah secara teratur didapatkan di dalam masjid di waktu pagi hari sedang berkelompok melakukan baca Quran dan melakukan pertemuan dalam menuntut ilmu dan menguncapkan takbir sebagai protes atas penyerbuan pemukin yang berlangsung setiap hari. mirasimiz.org.tr, (11/8/2016)
Dan menteri kesehatan Jawad Al-Awad dalam keterangan pers mengatakan sesungguhnya konvoi terdiri dari 10 lokal lokal yang terdiri dari obat-obatan dan obat yang langsung dikonsumsi serta bahan-bahan laboratorium ditambahkan untuk truk pendingin. Iwad mengatakan bahwa konvoi terdiri dari obat khusus untuk obat kangker dan solusi dialisis darah dan obat transplantasi ginjal dan pasien hemofilia dan obat yang langsung dikonsumsi untuk ruang gawat darurat dan operasi disamping untuk kantong khusus untuk darah. Dan ditambahkan bahwasanya mengandung juga obat khusus untuk penyakit-penyakit kronis dan antibiotik dan sinar film dan bahan-bahan tulang dan jahitan bedah dan bahan-bahan untuk jantung dan kateter. safa.ps, (17/8/2016)
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
TEPI BARAT Militer Israel Hancurkan 10 Rumah Warga Palestina di Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Pekan
Zionis
Internasional
Masih di hari yang sama, terjadi bentrokan antara sekelompok pemuda Palestina dengan tentara-tentara Israel di kamp pengungsi Fawwar, yang berlokasi sekitar enam kilometer barat daya al-Khalil. Pasukan Israel melepaskan lima tembakan dan gas air mata untuk membubarkan massa. Seorang remaja Palestina dilaporkan tewas akibat tembakan dan puluhan orang lainnya lukaluka dalam bentrokan itu. news.detik.com, (17/8/2016)
TAWANAN Semua Faksi Palestina Serukan Tingkatkan Intifadhah Lindungi Tawanan Tepi Barat - Militer Israel kembali melakukan penghancuran 10 rumah warga Palestina di wilayah Tepi Barat. Menurut sumber-sumber Palestina seperti dilaporkan media Ma’an dan dilansir media Press TV, Rabu (17/8/2016), pasukan Israel meratakan dengan tanah dua rumah warga Palestina di kota Beit Jala, yang berlokasi sekitar 10 kilometer sebelah selatan Yerusalem pada Selasa, 16 Agustus waktu setempat. Beberapa jam sebelumnya di hari yang sama, buldoserbuldoser Israel dengan dikawal sejumlah besar tentara, bergerak masuk ke kota Sa’ir, sekitar 8 kilometer timur laut Hebron, dan menghancurkan delapan rumah warga Palestina di wilayah tersebut setelah pasukan Israel memaksa para penghuni bangunan keluar. Insiden ini terjadi hanya sehari setelah pasukan Israel menghancurkan rumah keluarga seorang remaja Palestina, Mohammed Nasser Tarayra (17) atas perbuatannya menusuk mati seorang anak perempuan Israel pada 30 Juni lalu. Tarayra sendiri tewas ditembak tentara Israel usai pembunuhan itu. Dalam operasi penghancuran rumah pada Senin, 15 Agustus tersebut, sebuah buldoser Israel dengan dikawal lebih dari 30 kendaraan militer Israel, masuk ke kota Bani Na’im, sekitar 8 kilometer sebelah timur kota Hebron dan menghancurkan rumah milik keluarga Tarayrah.
Gaza - Semua faksi dan elemen Palestina di Gaza menyerukan rakyat Palestina meningkatkan eskalasi intifadhah Al-Quds dan memberdayakan semua perangkatnya dalam melindungi dan membela para tawanan, selain membongkat pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan Zionis terhadap hak dan hokum dunia internasional. Dalam aksi solidaritasnya yang diadakan gerakan pembebasan di Gaza, Sabtu (13/8) semua elemen Palestina baik Islam maupun nasional menyerukan dukunganya terhadap tawanan mogok makan Bilal Kayed dan Muhammad Mahmud dalam usahanya melawan kesewenang-wenangan Zionis. Juru bicara Al-Ahrar, Yasir KHolaf mengatakan, berlanjutnya kebijakan Zionis secara sistematis terhadap para tawanan Palestina di dalam penjara, menegaskan politik rasis dan pelanggaran nyata terhadap hokum internasional. Ia menambahkan, masalah tawanan adalah tema dalam setiap pase perlawanan. Masalah ini memaksa kita untuk satu saf dalam melindungi serta menaungi hak-hak bangsa yang sedang terampas. Berlanjutnya aksi mogok makan bahkan hingga 60 hari ke depan secara jelas membuktikan bahwa kemenangan akan segera datang. melayu.palinfo.com, (13/8/2016)
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
PENGUNGSI Inter Milan Bantu Pengungsi Palestina, Suriah Dan Irak
Tawanan
Pengungsi
Zionis
Pekan Internasional
“Tujuh umat Yahudi telah ditangkap karena melanggar ketentuan kunjungan (ke masjid al-Aqsa),” kata pihak kepolisian dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (14/8). Honenu, sebuah kelompok advokasi yang menyediakan bantuan hukum kepada ekstrimis Yahudi, mengatakan, tiga dari mereka ditahan karena berdoa di sekitar masjid al-Aqsa, dan satu satu orang ditangkap karena merobek bajunya, yang menjadi tanda berkabung dalam agama Yahudi.
Klub Liga Italia Inter Milan menunjukkan kepeduliannya terhadap korban konflik di Timur Tengah, khususnya anakanak. Seperti dikutip SuperBall.id dari laman resmi Inter pada Jumat (12/8/2016), pihak klub melalui Inter Campus memberikan bantuan berupa pakaian olahraga kepada anak-anak pengungsi di Yordania. Sebanyak 250 jersey Inter juga dibagikan dalam aksi kepedulian itu. Kebanyakan mereka merupakan pengungsi yang datang dari Suriah, Irak, dan Palestina. Beberapa orang sukarelawan juga terlibat langsung dalam kegiatan lokakarya seni, permainan, dan sepak bola bersama anak-anak. Salah seorang sukarelawan mengatakan anak-anak itu sangat senang mendapat jersey Nerazzurri dan mengenakannya sepanjang hari. superball.tribunnews.com, (13/8/2016)
ENTITAS ZIONIS Langgar Ketentuan, Sejumlah Yahudi Diusir dari Al-Aqsa Al-Quds - Pihak kepolisian Israel di Al-Quds menuturkan, sejumlah warga Yahudi telah diusir dari masjid al-Aqsa, dan sejumlah lainnya ditangkap. Ini karena sejumlah umat Yahudi tersebut telah melanggar ketentuan yang ditetapkan di komplek tersebut.
Menurut ketentuan, umat Yahudi diperbolehkan untuk mengunjungi masjid al-Aqsa, tetapi tidak untuk berdoa di sana. Tapi, salah satu situs suci umat Islam itu telah menjadi ajang bagi umat Yahudi untuk menunjukan eksistensi mereka, dimana sejumlah umat Yahudi garis keras mencoba untuk mengabaikan aturan yang sudah ditentukan. Para umat Yahudi mengunjungi komplek al-Aqsa, atau yang dikenal juga sebagai Temple Mount, yang terdiri dari tiga situs suci untuk tiga agama yang berbeda, yakni masjid al-Aqsa, tembok ratapan, dan gereja suci, untuk memperingati Tisha B’av, atau peringatakan hancurnya dua kuil besar di komplek tersebut. Menurut aktivis Yahudi dan Wakaf, kelompok yang ditunjuk untuk mengurusi al-Aqsa, ada ribuan umat Yahudi yang mengunjungi komplek itu untuk berdoa di tembok ratapan, dan memperingati Tisha B’av di sekitar tembok ratapan. Tiga ratus diantaranya berkunjung ke masjid al-Aqsa, dan beberapa diantaranya melanggar peraturan dengan berdoa, atau melakukan sejumlah ritual keagamaan di sekitar masjid al-Aqsa. international.sindonews.com (14/8/2016)
INTERNASIONAL Malaysia Menolak Memberikan Visa Ke Pejabat Israel, FIFA Membatalkan Acara Kuala Lumpur - Malaysia melepaskan hak untuk menjadi tuan rumah kongres FIFA 2017. seorang pejabat olah raga mengatakan pada hari Senin setelah negara mayoritas
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Pekan
Zionis
Internasional
muslim telah menolak mengeluarkan visa untuk delegasi Israel.
Langkah Malaysia juga mengikuti spekulasi pemilu yang dipercepat pada pertengahan awal tahun depan.
“kami telah disarankan oleh pemerintah menarik diri menjadi tuan rumah kongres karena masalah keamanan,” Affandi Hamzah, wakil presiden persatuan sepak bola Malaysia mengatakan kepada AFP.
kehadiran pejabat Israel dapat menimbulkan kemarahan di kalangan pemilih Muslim terhadap koalisi Barisan Nasional yang berkuasa yang dipimpin oleh Perdana Menteri Najib Razak yang secara tradisional tergantung pada mereka untuk tetap berkuasa.
Affandi menolak menjelaskan “masalah Keamanan” tetapi dia mengatakan langkah tersebut berhubungan dengan komentar wakil perdana menteri Zahid Hamidi pada akhir pekan lalu.
Negara tersebut telah diguncang oleh skandal atas tuduhan bahwa miliaran dolar yang dicuri dari dana kekayaan negara yang didirikan dan diawasi oleh Najib.
Zahid mengatakan Malaysia tidak mungkin memberikan visa kepada pejabat Israel karena tidak memiliki hubungan diplomatik dan dapat memanaskan sensitif lokal.
Mantan Sekjen Konfederasi Sepak Bola Asia Peter Velappan menggambarkan kegagalan Malaysia untuk menjadi tuan rumah acara sebagai “menyakitkan”.
“beberapa kondisi menjadi tuan rumah acara tersebut termasuk mengibarkan bendera Israel di kantor selama kongres tersebut,” dia mengutip apa yang dikatakan oleh New Straits Time Online.
“Tiba-tiba Malaysia melakukan pembatasan. Melanggar kondisi FIFA dan menghilangkan hak-hak menjadi tuan rumah di tahap ini sangat menyakitkan,” katanya.
“setelah mempertimbangkan keuntungan dengan risiko, maka lebih baik Malaysia menghindari menjadi tuan rumah.” Affandi telah mengatakan bahwa Persatuan sepak bola Malaysia telah menulis surat kepada FIFA dalam menginformasikan kepada mereka perihal mengundurkan diri menjadi tuan rumah acara tersebut atas dasar “saran pemerintah” dan badan sepak bola dunia menyetujui keputusan Malaysia. Mayoritas muslim Malaysia tidak berhubungan diplomatik dengan Israel dan mendukung rakyat Palestina sebabnya.
Israel absen pada kejuaraan pelayaran pemuda Dunia tahun 2015 di Malaysia, dilaporkan setelah sebuah teguran yang serupa atas visa dan bendera. Tahun 1997, saat Israel berpartisipasi dalam kejuaraan internasional piala dewan Kriket di Malaysia, ratusan orang melakukan demontrasi keras. Pengunjuk rasa juga turun ke jalan dan membakar bendara Singapore dan Israel saat presiden Israel Chaim Herzog melakukan kunjungan resmi ke negara sahabat pada tahun 1986. i24news.tv, (16/8/2016)
ARTIKEL Google dan Penghapusan Peta Palestina Dalam sebulan terakhir dunia maya dihebohkan dengan kabar dihapusnya nama Palestina dari peta web terbaru milik Google. Berbagai pihak mencoba menganalisa apa penyebabnya. Mulailah muncul beragam reaksi. Kecaman paling keras datang dari para pegiat media sosial. Mereka meyakini ada motif politik dibalik kebijakan perusahaan milik AS ini. Google merupakan perusahaan multinasional Amerika Serikat yang berkonsentrasi pada jasa dan produk Internet. Bukan rahasia lagi bahwa AS merupakan kolega penjajah Israel. Sehingga mudah sekali mengaitkan tindakan Google yang menghapus peta Palestina ini dengan kepentingan Israel. Seperti pernyataan dari pakar IT asal Palestina, Abdurrazaq Madhi yang menyebut apa yang dilakukan Google adalah imbas dari tekanan Israel. “Penghapusan ini merupakan tindakan yang membahayakan, dan sekaligus membuktikan bahwa politik Zionis Israel telah menghegemoni dunia global, sampai-sampai sebuah perusahaan raksasa seperti Google pun tidak luput dari pengaruhnya,” papar Madhi seperti yang dikutip dari situs Felsteen Al-Youm Al-Ikhbariyah. Permasalahannya sekarang adalah Google hanyalah sebuah perusahaan yang bekerja untuk mencari keuntungan. Bersifat pragmatis, tidak lagi
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Zionis
Pekan Internasional
dalam rangka mencari kebenaran, tapi mencari keuntungan sebesar-besarnya. Maka, apakah dengan penggalangan protes melalui media maya dapat membuat perusahaan ini bangkrut dan kemudian menarik peta baru-nya itu? Tentu jawabannya tidak akan semudah itu. Memang perlu disadari bahwa dunia maya merupakan dunia “kebebasan,” yang lajunya tidak dapat dibendung. Google pun dapat bebas menyebarkan wacananya. Satu-satunya cara efektif untuk menghentikannya adalah menghadirkan perusahaan serupa, yang memiliki rasa keberpihakan kepada kaum yang terzalimi seperti di Palestina. Tapi kalau dirasa hal itu belum bisa diwujudkan, maka memanfaatkan media sosial untuk melayangkan protes bisa menjadi pilihan yang tepat. Beberapa waktu lalu sempat muncul beberapa hashtag terkait permasalahan ini baik dalam berbahasa Arab maupun Inggris yang kemudian menjadi tranding topic di berbagai negara. Temanya berisikan perlawanan terhadap Google. Diantaranya adalah hashtag #ElQudsIsPalestinesCapital dan lainnya dalam bentuk berbahasa Arab. Aksi ini mendapat perhatian luar biasa dari para pegiat medsos. Mereka memprotes keras, mempertanyakan sikap Google yang berani menghapus nama Palestina yang telah mendapatkan pengakuan dari 137 negara di dunia. Sebagaian lagi bahkan mengusulkan agar memboikot Google dan membuat hashtag #boycottGoogle sebagai wujud dari bentuk tekanan dari para pegiat medsos. Diantara mereka ada yang menuliskan, “Kendati Palestina dihapus dari peta Google, ia tetap berada di hati kami, keberadaannya tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya ia di dalam peta.” Kendati mendapat serangan seperti ini toh pihak Google menanggapinya dengan santai. Mereka mengaku dari dulu memang tidak ada pencantuman nama Palestina di web peta Google. Menurut pengakuan mereka, yang terjadi saat ini hanyalah kesalahan teknis, karena dua wilayah yaitu Jalur Gaza dan Tepi Barat terhapus namanya, dan itu sudah diperbaiki. Apapun alasannya, terlepas dari benar tidaknya pernyataan perusahaan Google tersebut, kita bisa menyaksikan besarnya dukungan masyarakat dunia terhadap permasalahan Palestina. Gerakan perlawanan melalui dunia maya terbukti efektif dan dapat menjadi sesuatu yang diperhitungkan, baik dalam bentuk protes melalui jejaring media sosial maupun melalui petisi online melalui change.org. Hal ini terbukti dari banyaknya media yang mengangkat topik tersebut dan munculnya respon resmi dari pihak Google walaupun dengan jawaban yang tidak memuaskan. Beberapa point bisa kita simpulkan dari peristiwa penghapusan nama Palestina ini dari peta Google. Pertama, masyarakat dunia mengekspresikan kekesalannya ketika mendapati kabar dihapusnya nama Palestina dari web peta Google. Mereka merespon cepat, tanpa harus menelurusi terlebih dahulu ada tidaknya pencantuman Palestina pada web peta Google pada edisi sebelumnya. Yang mereka tahu, faktanya saat ini memang tidak ada nama Palestina di peta itu, dan yang tertulis hanyalah nama Israel. Masyarakat dunia dipaksa untuk melihat sendiri peta web miliki Google terbaru ini dan mengeluarkan tuntutan, mempertanyakan keadilan pihak Google yang menafikan keberadaan Palestina dan menamainya dengan nama penjajah negeri itu. Kalau pun pihak Google beralasan memang tidak ada pencantuman nama Palestina sejak dulu, maka tuntutan masyarakat pun berubah, dari yang semula memprotes penghapusan nama Palestina menjadi tuntutan dicantumkannya nama Palestina di dalam peta tersebut. Kedua, perlawanan media sosial merupakan perlawanan yang tidak bisa dibendung. Kini ia menjadi senjata ampuh untuk menekan musuh. Dalam hal ini Google, harus melakukan klarifikasi kehadapan publik, karena isu ini telah menyebar ke seluruh dunia dan mendapatkan dukungan yang luar biasa. Ketiga, peristiwa tersebut sebagai sebuah peringatan untuk aplikasi lainnya seperti Facebook, Twitter, Path, untuk tidak bermain-main dengan permasalahan Palestina. Ini merupakan permasalahan sensitif yang kental dengan nuansa politik dan menyentuh nurani manusia. Responnya bisa dilihat dengan apa yang menimpa Google saat ini, yang mendapat tekanan dari publik. Keempat, tindakan Google ini merupakan bagian dari propaganda untuk melenyapkan Palestina dari dunia. Target mereka adalah generasi-generasi mendatang, yang tidak akan mendapati kembali keberadaan Palestina. Kampanye itu dimulai dari Google yang kini masih menjadi mesin pencari nomor satu yang banyak diakses masyarakat dunia. Kelima, ini tidak bisa dilepaskan dari perdebatan tentang status Al-Aqsha di Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee) yang berada di bawah organisasi PBB, UNESCO. Semula, akan digelar pemungutan suara atas rancangan resolusi yang menetapkan Masjid Suci Al-Aqsha sebagai situs milik umat Islam, namun karena acara yang digelar di Turki pada pertengahan Juli lalu itu terganggu akibat adanya upaya kudeta militer, maka pelaksanaannya ditunda hingga Oktober 2016 mendatang, dan ini berdasarkan usulan dari pihak Israel yang menolak status Al-Aqsha sebagai situs milik umat Islam. Masa menjelang bulan Oktober ini nampaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Israel untuk mengkampanyekan bahwa Al-Aqsha bukanlah situs milik umat Islam. Diantaranya melalui propaganda Google yang tidak menyantumkan nama Palestina di atas web peta Masjid Suci Al-Aqsha. Dan ketika kita mencoba mengetik kata Israel melalui Google search image, maka akan kita dapati gambar yang muncul adalah Masjid Suci Al-Aqsha. Ini merupakan bentuk propaganda Google untuk menggiring penggunanya dengan klaim bahwa Al-Aqsha adalah milik Israel. Muhammad Syarief, Lc. Divisi Kajian ASPAC For Palestine
Penanggung Jawab: Saiful Bahri (Ketua ASPAC for Palestine). Pemimpin Umum: Agus Purwanto. Pemimpin Redaksi: Muhammad Syarief. Keuangan: Maulany. Redaksi: Ahmad Yani, Salman Alfarisy, Dina Fitria, Wadil. Bagian Sirkulasi & Distribusi: Iskandar Samaullah, Djoko. Design dan Tata Letak: Ardy. Donasi: Rekening Bank Syariah Mandiri Cab. Saharjo 704 575 2121 atas nama ASPAC FOR PALESTINE.